Anda di halaman 1dari 116

1

RANGKUMAN MATERI MORNING REPORT

Morning Report, Tanggal 14 April 2014


Tentang Workhsop Koding & Tindakan
1. Kasus Obstetri, cara koding :
 Penyulit/ penyebab
 Cara Melahirkan
 Bayi Lahirnya bagaimana
2. Untuk perinatologi, bayi sehat tidak diklaim kecuali yang cara lahirnya dgn indikasi VE, SC
(P03.3 – P03.6)
Untuk bayi sehat, kodenya Z38.- klaim include dengan ibunya. Bayi yang lahir dipengaruhi
oleh factor ibunya (komplikasi saat lahir dengan kode(P00-P04))/dikoding saja.
Untuk kasus melahirkan dengan kode caesarean section delivery, unspecified (O82.9)
sebagai diagnose utama tetapi kod O42.0 (KPD) sebagai diagnose sekunder.
3. Pacho hanya untuk rawat jalan.
4. Tindakan kemoterapi harusnya di rawat jalan.
5. Tindakan HD harusnya di rawat jalan dgn kode z49.1, kalau di rawat inap penyakitnya
sebagai diagnose utama.
6. Untuk tindakan kemotherapi pertama kali kemo, tetap pakai kode z51.1( rawat jalan).
Untuk rawat inap ca sebagai diagnosa utama untuk pasien yang KU- nya jelek.
7. Untuk penyakit DM di rawat inap kalau dokter tidak ada spesifikasinya dikode dengan kode
E14.9, kecuali dokter yang menuliskan spesifikasinya baru di kode sesuai spesifikasinya.
8. Tindakan eksisi dan insisi tetap di koding dua-duanya.
9. Penyakit dengan ada anemianya tetap dikoding walaupun tidak ada terapinya.
10. Tindakan Removal plate dengan kode z47.0 tanpa penyerta fracture.
11. Untuk penyakit tumor metastase yang menjadi diagnose utama adalah metastasenya , contoh
Tumor paru metastase cerebri, diagnose utamanya adalah tumor cerebri.
12. Kasus anemia yang kode penyakit kronis menggunakan kode D63.8* tanpa †.
Untuk kasus anemia, HB harus kurang dari normal dapat dilihat dari diet gizinya, tranfusi
(untuk hb kurang dari 8) dan dilihat terapinya.
13. Untuk kode control rawat jalan kode z76.0 tetap dipakai untuk satu kali episode (1 bulan
sekali) untuk penyakit kronik.
14. Kasus di rawat jalan, Kode z03.1 untuk susp. Ca, tidak boleh disertakan nama penyakitnya
sebagiai diagnose sekunder.
15. Apabila ada dua diagnose yang memakai tanda † dan * , kedua-duanya ditulis tetapi yang
utama tetap yang ada tanda † dan yang sekundernya adalah yang *.
16. Tindakan kemoterapi untuk perbaikan KU , yang dikode adalah kankernya, tetapi tidak pakai
kode z54.2.
2

17. Multiple fracture dikode terlebih dahulu dan selanjutnya kode fracture masing-masing.

Morning Report, Tanggal 17 April 2014


1. Untuk kasus persalinan.
 Jika Persalinan normal (o80) maka kode dengan penyulit (kode o60 – O75) sebagai diagnose
utama dan persalinan normalnya sebagai diagnose sekunder.
 Jika Melahirkan dengan single delivery by Caesar section (O82.9) dan vacuum extraction
(O81) dijadikan sebagai diagnose utama dan penyulit dari persalinan (kode o60 – O75)
sebagai diagnosa sekunder.
 Jika bayi lahir dari ibu yang multiple delivery (O84) dan cara melahirkannya tidak ada
penyulitnya, maka Multiple delivery sebagai diagnose utama,
 Jika ibu melahirkan multiple delivery (O84) dengan metode sesar/vacuum, maka
sesar/vacuumnya sebagai diagnosa utama dan multiple delivery (O84) sebagai diagnose
sekunder.
 Jika persalinan dengan KPD (O42.-) dan ibu nya melahirkan sesar maka diagnose utama
adalah single delivery by Caesar section (O82.9) dan KPD sebagai diagnose sekundar.
 Pengertian kode dengan penyulit (O60 – O 75)
i. O60 : Kelahiran preterm
ii. O61 : Kegagalan induksi persalinan
iii. O62 : Forcep
iv. O63 : Partus Macet ( long lebour)
v. O64 : Persalinan salah letak (sungsang, lintang)
vi. O65 : Panggul sempit
vii. O66 : Persalinan karena janin besar
viii. O67 : Perdarahan intra partum
ix. O68 : Persalinan krn fethal distress
x. O69 : Persalinan karena komplikasi tali pusar
xi. O70 : Laserasi perineum sewaktu melahirkan
xii. O71 : Trauma obstetric
xiii. O72 : Persalinan karena rupture uteri/Post Partum Hemoragic
xiv. O73 : Sisa Plasenta tanpa perdarahan
xv. O74 : Komplikasi anestesi
xvi. O75 : Shock selama persalinan
2. Penggabungan kode ICD untuk penyakit Hipertensi dan CRF dengan menggunakan kode
I12.0 (hypertensive renal disease with renal failure)
3. Penggabungan kode ICD : HHD, CRF dan CHF dengan menggunakan kode I13.0
4. Penggabungan kode ICD : HHD, dan CHF dengan menggunakan kode I11.0
5. Penggabungan kode ICD : NIDDM(E11) dan CRF dengan menggunakan kode E11.2†
3

6. Penggabungan kode ICD : NIDDM(E11) dan Neuropathy dengan menggunakan kode


E14.4† dan G63.2*
7. Untuk kasus stroke dengan hipertensi, masih dalam proses konsul.
8. Kasus bayi dengan hypothermia, hyperbilirubin dan infeksi harus dilihat hasil laboratnya yi
infeksi dilihat leukositnya, suhunya utk kasus hypothermia, bilirubin untuk hyperbilirubin.
9. Untuk tindakan MOW tidak dientrykan tetapi sudah include dengan tidakan sesarnya.

Morning Report, Tanggal 22 April 2014


1. Kartu peserta yang dimiliki oleh 2 orang, harap dicek kembali rekam medic yang ada
diruangan.
2. Penulisan nama pasien untuk status ditulis dibelakang nama ( Tn, Ny, Sdr, dll)
3. Di IGD sudah ada printer untuk print label gelang pasien.
4. Bayi yang lahir dipengaruhi oleh factor ibunya (komplikasi saat hamil & melahirkan)
dengan menggunakan kode P00- P04 , yang dapat diklaim hanya yang menggunakan
kode P03.0 – P03.6,
 P03.0 : Bayi yang lahir dengan presbo/ekstraksi sungsang
 P03.1 : bayi yang dilahirkan dengan ibu yang malposisi, malpresentasi, letsu, letak
lintang
 P03.2 : Lahir dari ibu yang melahirkan forceps
 P03.3 : Lahir dari ibu yang melahirkan dgn ve
 P03.4 : Lahir dari ibu yang melahirkan SESAR
 P03.5 : Lahir dari ibu yang melahirkan presipitatus
 P03.6 : Bayi yang lahir dari ibu yang memiliki komplikasi inertia uteri, persalinan
hipertonik .
MORNING REPORT TANGGAL 24 APRIL 2014
PEMBAHASAN :
1. Koding rawat jalan, pasien dating dengan diagnose yang sama dan terapi yang sama,
menggunakan kode z sebagai kondisi utama, dan diikuti kode dignosa sekunder.
 Control ambil obat : kode Z76.0
 Kontrol kemoterapi : kode Z 51.1
 Kontrol hypertensi : kode Z09.8
2. Pembahasan koding rawat inap penyakit dalam
 Contoh untuk kasus DM dengan ulcus/ganggren, kodenya digabung jadi satu.
 Dilihat dari tipe DM apakah DM tipe 1(IDDM - E10.-) atau DM tipe 2 (NIDDM –
E11.-), kemudian ditambahkan poin 5. Sebagai keterangan komplikasinya menjadi
E10.5 / E11.5.
 Keterangan DM dengan poin dibelakangnya :
4

i. . 0 : DM dengan koma.
ii. .1 : DM dengan ketoacidosis
iii. .2† : DM dengan komplikasi ginjal, dengan tambahan kode N08.3*(nefropati diabetes).
iv. .3† : DM dengan komplikasi mata, yang diikuti : katarak diabetes(H28.0*), retinopati
diabetes (H36.0*)
v. .4†: DM dengan komplikasi neurologis, yang diikuti : diabetic mononeuropati (G59.0*),
polineuropati (G63.2*), amiotropi (G73.0*), neuropati otonom diabetes(G99.0*),
polineuropati otonom diabetes(G99.0*)
vi. .5 : DM dengan komplikasi sirkulasi perifer seperti gangren diabetes, ulkus diabetes,
angiopati perifer diabetes (I79.2*)
vii. .6 : DM dengan komplikasi yang lain.
viii. .7 : DM dengan komplikasi multiple(E11.7)
 Kodenya E11.7 diagnosa utamanya, kemudian diikuti dengan spesifik kodenya .Contoh
DU = DM type II diagnosa, sekundernya Ulkus, Katarak maka susunan kodenya E11.7,
E11.5, E11.3†, H28.0*.
ix. .8 : DM dengan komplikasi yang tidak jelas.
x. .9 : DM tanpa komplikasi.
 Kasus HIV, disertai beberapa penyakit harus dipilih subkategori .7 yang tepat dari B20
sampai B24, subkategori B22.7
Contoh KU : AIDS, K Lain : TB, Pneumonia, maka dikode B22.7, B20.0, B20.6
• Kasus hepatoma dilihat dari fungsi hati.
• Hasil pemeriksaan laborat : CEA(tumor diluar hati) dan AFP (tumor di dalam hati)
untuk melihat kasus hepatoma, juga bisa dilihat dari OT, PT nya.
• Dianggap koma apabila GCS 3, dan pre koma jika GCS 4.
• Jika ada penyumbatan di empedu pasien akan kuning dapat di lihat dari hasil USG.
• klaim BPJS, ditanyakan kasus hepatoma dan joundice ke dokter ?????????????
MORNING REPORT TANGGAL 25 APRIL 2014
1. Mulai tanggal 25 April 2014, Penggabungan nomor rekam medic menjadi 8 digit. O1 untuk
RS Geriatri dan 00 untuk RSMS. Penggabungan dilakukan di RS Geriatri dulu.
2. Kunjungan BPJS besok hari sabtu tanggal 26/04/2014ke rekam medic untuk melihat proses
billing.
3. Ada informed consent yang dibagikan di ruangan untuk memastikan kembali pasien
menggunakan jaminan apa.
4. SMS dari pak kayun/pak gandi , kapan kita menggunakan z76.0 dan kapan menggunakan
z09.8. Kode Z76.0 digunakan untuk pasien yang dating ke rs hanya mengambil obat saja.
Z09.8 digunakan untuk pasien yang control dengan dx = TB Paru, Hypertensi, DM, CHF +
dengan diberi obat.
5

5. Tidak semua diagnose yang dientry harus ada penunjangnya. Biasanya untuk diagnose co-
morbidity.
6. Kasus jaundice dapat dilihat dari lab. Bilirubin-nya, jadi tidak semua hepatoma adalah
jaundice.
7. Untuk diagnose CKD dan Hypertensi kode ICD-nya digabung, yaitu I12.0,
8. Kalau ada anemi-nya pakai yang anemia kronis (D63.8*)
9. Untuk CKD, Ca dan Anemia, yang dikoding adalah anemi yang ada hub. Dengan CKD,
bukan Ca.
10. Tanggal 1 Mei 2014 , kemoterapi menjadi rawat jalan(one day care)
MORNING REPORT SABTU, TANGGAL 26 APRIL 2014
1. Jadwal foging dilakukan hari sabtu-munggu, Tanggal 26,27 April 2014 (mohon kesiapan
p windu, cs)
2. Sejak di IGD dilakukan bridging, pasien yang dating ke IGD dilakukan triase dulu,
kalau ada indikasi kegawatan dapat ditanggung BPJS. Bila pasien lama perhatikan no.
kartu dan lengkapi datanya. Petugas IDG belajar menkoding diagnose baik kasus
kegawatan/ tdk gawat agar memepermudah dalam pembuatan SEP. diharapakan sudah
tidak ada perubahan penjamin lagi. Kalau di pernyataan mau mengurus BPJS maka
langsung pilih pemjamnin BPJS, jangan umum.
3. Kesulitan di IGD , msh kesulitan utk menulis diagnosanya, solusi akan ditempel di
komputer kamus diagnosa.
4. Pasien di IGD, masih sering tidak diberi kartu kontrol.
5. Pembahasan kasus penyakit dalam :
 Hematemisis, melena, anemia. Anemia menggunaan kode D62 (ACUTE
POSTHAEMORAGIC ANEMIA)
 CHF, CKD dan HT, I50.0 ,CKD dan HT= I12.0
 HHD + CRF = I13.1
 HHD + CHF+CRF = I13.2
 HHD+CHF+CKD=I13.0
 I2 = HYPERTENSI RENAL DISEASE,
 I13 = HYPERTENSI HEART RENAL DISEASE
MORNING REPORT, TANGGAL 28 APRIL 2014
 Menghafal visi,misi dan moto rsms
 Prosedur cuci tangan dan 6 sasaran keselamatan pasien
 Mengulas kasus dalam : I50.0 (CHF) , CKD + HT (I12.0)
HHD + CRF = I13.1
HHD + CHF + CRF = I13.1
HHD + CHF + CKD = I12.0
6

 Foto bersama di aula I


MORNING REPORT, TANGGAL 29 APRIL 2014
1. Di IGD sudah bridging SEP sehingga pasien BPJS dapat langsung dibuatkan SEP nya.
2. Untuk pasien lama yang rawat inap tidak bawa kartu, nomor kartu bias dilihat pada KHS.

MORNING REPORT, TANGGAL 02 MEI 2014


1. Semua nomorrm pasien sudah menggunakan 8 digit, baik pasien lama/baru baik di EMRI,
KHS dan CBG’s.
2. H + 3 pasien pulang RI masih banyak berkas yang belum disetor ke keuanganbaru sekitar
60%.
3. RM 14 yang print-nya (di EMRI) masih 6 digit, untuk 2 angka dibelakangnya tidak kelihatan.
MORNING REPORT, TANGGAL 05 MEI 2014
1. Status bulan april segera disetor ke keuangan karena akan closing.
2. Festy belajar di melati & flamboyant.
3. Antara cp dan billing terkadang tdk sama.
4. Nomorrm di RM 02 tdk terlihat 2 digit dibelakang.
5. Pemantauan dari BPKP, masalah severity 3, tariff yang sangat jauh
6. Tindakan pendukung diagnosanya benar apa tidak, terapinya benar.
MORNING REPORT, TANGGAL 06 MEI 2014
1. Kasus : Diagnosa HT dengan katarak, dokter menulis diagnose utama katarak tapi pasien tdk
jadi op. karena tensi tinggi…….
2. Kasus : Pasien ruang dahlia, pasien dirawat dengan penjamin umum kemudian pasien pulang
APS, pada hari yang sama pasien datang lagi lewat IGD menggunakan jaminan BPJS,
Verifikator tidak mau menerima kalau menggunakan BPJS. Harap diperhatikan dengan kasus
tersebut. Begitu pentingnya IC, lebih diperhatikan penggunaan penjamin pada hari tersebut.
MORNING REPORT, TANGGAL 07 MEI 2014
1. Memastikan diruangan utnuk berkas bulan april sudah selesai, minta tanda tangan kepada
kepala ruang masing-masing.
2. Kode gabungan masih banyak yang salah, mohon diperhatikan.
3. Antara bridging dan tindakan operasi berbeda/ bukti tidak berbeda.
4. Kasus : Untuk rawat inap bougenvil, pasien di poli bdh onko rujukan cilacap dirawat 3 hr,
blm ada PA, koding ordernya ca atau tumor?
MORNING REPORT, TANGGAL 09 MEI 2014
1. Pasien bulan april dilacak dimasing-masing ruangan untuk persiapan closing yang akan
dimajukan setiap tanggal 5.
2. Kombinasi diagnose HIV dan meningitis……………

MORNING REPORT, TANGGAL 09 MEI 2014


7

1. Koder diharapakan memeperhatikan ketepatan dalam mengkoding penyakit.


2. Nomorrm 8 ada 2 nomor yang blm bias keprint, koordinasi mas Isnanto, terutama lembar RM
02.
3. Pemeriksaan klaim JPS Tahun 2013 oleh BPKP
4. Permintaan dokumen untuk klaim.
MORNING REPORT, TANGGAL 10 MEI 2014
1. Koding harus dengan data pendukungnya.
2. Tolak 1 yang berhubungan dengan diagnosa harus langsung diatasi oleh dokter.
3. Dokumen yang dikoreksi oleh dokter cpns baru harus dibaca dulu karena ternyata masih ada
kesalahan.
4. Pemeriksaan lab. CRP adalah untuk melihat ada indikasi sepsis pada bayi/ anak.
5. Icterus/ kuning tanda-tandanya bilirubinnya tinggi.
6. BPKP memeriksa pasien yang dipulangkan kemudian dirawat inapkan kembali.
7. Paien APS tidak ditanggung BPJS untuk kontrol berikutnya.
8. Fractur mandibula yang batal operasi / belum dioperasi kemudian pasien pulang kode
diagonsanya tetap fracture mandibula.
9. Biopsi untuk RAJAL dengan AJH kodenya biopsy saja.
10. Untuk Ranap dilakukan di meja operasi kode diagnosanya biopsy dan insisi atau eksisi.
11. Paket tindakan di ICU, untuk ventilator kalau tidak ada indikasi tidak boleh di kode.
12. URS kodenya 56.40/
13. Kemo rajal kodenya tetap Z51.1 bukan Z76.0. Untuk obat di klaim terpisah.
14. Untuk kasus bayi kodenya dicek kembali sudah benar atau belum.
MORNING REPORT, TANGGAL 12 MEI 2014
Evaluasi BPJS
1. Target sudah tercapai tanggal 10 untuk klaim BPJS.
2. Komputer dipasang semua aplikasi untuk klaim BPJS sehingga tidak terpaku pada satu
computer saja.
3. Catatan tanggal berapa yang sudah clear.
4. Untuk diagnosa didiskusikan dengan teman-teman kesalahan diagnose yang tolak satu.
5. Kesepakatan tentang diagnose sepsis, karena banyak diagnose tersebut.
6. Anemia, lab HB < 12 berarti anemia.
7. Kemo kode Z51.1 bukan Z 76.0, karena tujuannya adalan memang mau kemoterapi.
8. Kode Z54.9 adalah perbaikan KU.
9. Stupor jadi diagnose utama manakala tidak ada diagnose lain.
10. Komunikasi antar teman harus menjunjung tinggi nilai ETIKA.
11. Perhatikan ada tidaknya bukti penunjang atau terapi untuk tiap diagnose.
12. Koder mengambil kesimpulan pada semua diagnose di RM 14.
13. Data pada RM 14 sesuai dengan yang di klaim ke BPJS …….> BRIDGING.
8

14. Kode prosedur operasi yang di kode kesimpulannya.


15. Kode prosedur non operasi yang di kode semuanya.
16. Bayi baru lahir SEP-nya manual.
17. Perhatikan paket ICU yang menggunakan ventilator harus disesuaikan indikasinya.
18. Lap. Individu pasien.
 Kontrol dengan diagnose sama kodenya Z09.8
 Kontrol tanpa terapi kodenya Z71.9
 Kontrol dengan penunjang kodenya Z09.8
19. Tidak boleh pasien BPJS datang langsung ke LAB, ro saja harus melalui poliklinik.
20. Untuk kasus sepsis pastika tanda-tandanya apa saja, dan buktinya apa.
21. Closing bulan mei tanggal 5.
MORNING REPORT, TANGGAL 13 MEI 2014
1. Ada keluhan dari dr. Abdillah petugas RM untuk yang dinas malam ( Darno) diganti oleh
transporter. Tetapi dalam fingernya full.
2. Terkait dengan gelang pasien (identifikasi pasien- 6 sasaran keselamatan pasien). Prosedur
nomorrm, nama, nama ibu.
3. Penamaan gelang pasien ( dengan eko—diingetin) untuk yang di IGD.
4. Pasien HD yang datang sore melalui IGD diperiksa dulu oleh dokter kemudian baru diorder
ke HD, tidak boleh langsung ke HD. Untuk yang HD lewat rawat jalan, jadwal setelah jam 2,
setelah cuci darah KU jelek maka harus didaftarkan di IGD, dan yang rawat jalannya
dibatalkan dulu.
5. Pasien yang dari margono ke abiyasa di TPPRI geriatri tidak ada orang yang akhirnya pasien
complain, kemudian RM02 rawat jalan di cetak untuk di bawa ke geriatric.
6. Kasus hepatitis dari geriatri untuk ambil obat di margono kendalanya pasien daftar ke
petugas pendaftaran untuk ambil obat di margono khususnya pasien PBI maupun Non PBI.
7. Bayi lahir tahun 2013 tidak boleh dibuatkan SEP di pendaftaran.
8. Untuk kasus bougenvil banyak pasien lama yang didaftarkan baru (perhatikan di IGD)
9. Kasus sepsis, infeksi neonates, stupor dan distress harap diperhatikan kembali segala
sesuatunya.
10. Pasien pulang maximal dua hari sudah ditunggu BPJS.
MORNING REPORT, TANGGAL 14 MEI 2014
1. Visi, Misi dan motto
2. Masalah rawat inap, pembahasan dengan p kardan
3. Membahas dokumen yang dikembalikan dari BPJS untuk diperbaiki.

Morning Report, Tanggal 16 Mei 2014


 Menghafalkan bersama visi, misi, moto
 Membahas masalah rawat inap melati
9

 RM membuat kumpulan tersendiri untuk membahas penyakit-penyakit yang berkembang


 Membahas koding rawat inap banyak yang berubah nanti akan diringkas dan akan dibuat
buku.

Morning Report, Tanggal 17 Mei 2014


 Rs margono menjadi RS yang dipercaya untuk mendidik mahasiswa RM rayon jateng dari
semester 3-6
 S1 RM hanya ada di jogja
 Bulan mei closing BPJS tanggal 5 juni
 Teman-teman arsip dimohon kerjasamanya untuk melengkapi atau memenuhi permintaan
dokumen bila diperlukan untuk kebutuhan claim BPJS tapi ada kendala dokumen sudah
pulang tapi belum ada penunjang yang belum di print
 Penunjang: jangan menunda untuk mencetak bacaan hasil
 Bila ada RO dari luar dan belum ada bacaannya maka dikasih keterangan agar tidak
ditanyakan kembali oleh BPJS

Morning Report, Tanggal 19 Mei 2014


 Setiap ada SEP yang salah langsung konfirmasi ke depan/pendaftaran
 Tgl 17 Mei dokter di flamboyan tidak visit sehingga tidak bisa mengerjakan koding dan
grouping
 Penyerahan berkas klaim masih belum bisa tepat waktu

Morning Report, Tanggal 20 Mei 2014


 Pelayanan unggulan RS: onkologi terpadu, jantung, maternal perinatal, urologi, private wing
(abiyasa)
 RM mengirimkan 2 duta RSMS  tya dan mandala
 Gelang pasien  kalo di RJ ( jika masuk RI gelang dipakai saat setelah daftar di TPPRI),
kalo di IGD (diberikan saat mendaftar/observasi di IGD.

Morning Report, Tanggal 21 Mei 2014


 Perpindahan pasien dari abiyasa ke margono langsung ke rawat inap tidak lewat IGD
 Tempat tidur cadangan per unit, informasi harus jelas, mulai 2 juni kemoterapi ri rawat jalan
 Pengembalian berkas dari ruangan diharapkan tepat waktu
 Setiap pegawai harus pakai atribut lengkap
 Tanggal 30 Mei 2014 ada peresmian IBS dan kunjungan dari bapak gubernur Jawa Tengah

Morning Report, Tanggal 22 Mei 2014


10

 Perpindahan petugas loket: petrus  loket umum, rifqy  IGD abiyasa, suswati  BPJS
 Kemungkinan pas hari-hari tertentu (padat pasien) diperbantukan petugas dari EDP dan arsip
untuk di pendaftaran
 SIM sudah memasang jaringan untuk persiapan RKE RI, setiap ruangan diberi 2 PC: 1 untuk
perawat dan 1 untuk RM

Morning Report, Tanggal 23 Mei 2014


 Study banding dari RS Kendal dan purbalingga tentang bridging SEP  RS margono yang
pertama kali bridging SEP.
 Kasus IGD: pasien craniotomy op di IGD cito, pasien umum padahal punya BPJS. Pastikan
ada IC. Pasien masuk ICU tapi menolak dan minta pulang. Sampai saat ini administrasi
belum selesai, dari ICu pastikan pasien tersebut umum atau BPJS
 Semua pasien baru di ruangan dipastikan kembali menggunakan penjamin apa
 IC di IGD sudah ada tapi petugas RM tidak tanda tangan, padahal pasien sudah tanda tangan
 Kasus aster: bayi yg lahir thn 2013 tidak ditanggung BPJS
 Dokumen yang severity III segera diselesaikan
 Temuan dari BPKP  pasien pulang dalam 1 hari tidak boleh masuk lagi (1 episode), pasien
yang masuk kategori severity III harus benar2 dicek, apakah benar2 severity III, kasus
pemasangan implant dirawat inap pastikan mengenai harganya berapa ke apotek
 Hati-hati untuk input di seruni terutama kasus multiple fracture, terutama seruni tidak boleh
operasi pertama dilakukan, besoknya datang lagi untuk dilakukan operasi kedua
 Pasien 1 msauk pada hari yang sama, dilihat penyebabnya
 Rencana op untuk pasien tapi tensi tinggi atau gula dan batal op, kodenya apa?
 Pasien tumor msauk IGD mondok trus daftar op, pulang dulu tapi masuk lagi
 Pasien yang mondok karena mau operasi tetapi batal karena ada suatu hal, kodenya gimana?

Morning Report, Tanggal 24 Mei 2014


 kode diagnose di melati keliru, asphyxia ringan dikode p21.0 harusnya p21.1/p21.9
 pasien pulang sore, masuk rawat inap lagi  di claim 1 episode
 ibu hamil masuk RS, belum lahiran pulang trus masuk lagi karena kenceng2  boleh/tidak?
 Dokumen klaim numpuk dikeuangan bukan di ruangan  dikomputer masih belum invoice
 Solusi: perubahan jam kerja dari jam 09.00 – 16.00
 Bayi normal Z38.0 kalau naik kelas gimana  tarif bayi ikut naik/tidak sedangkan klaim bpjs
bayi include ibu  bayi tidak ikut naik
 Pasien poli pulang terus kumat lagi, masuk lagi lewat IGD masuk rawat inap  bisa
 Pasien APS pake BPJS, kunjungan selanjutnya pada hari yang sama tidak boleh pake BPJS
lagi, harus umum.
11

 Rentang hari pasien BPJS pulang kemudian masuk lagi itu setelah semua berkas sudah di
invoice
 Operasi dextra dan sinister dilakukan 2x rawt inap  harus 1x rawat inap
 Bayi di melati sesuai jatah kelas atau kalau ibunya naik kelas bayinya juga ikut naik  melati
tarifnya sama
 Pasien umum APS masuk lagi dengan BPJS  boleh

Morning Report, Tanggal 26 Mei 2014


 Cek pengembalian status dan berkas di ruangan

Morning Report, Tanggal 28 Mei 2014


 Hari ini ada sosialisasi RKE RI diawali untuk kepala instalasi dan ka ruwat
 Jika alih rawat ke ruang lain, hasil rekap di print
 Akan ada diklat marathon untuk keselamatan pasien
 Hari ini pasien RJ banyak sekali
 Pada RM 02 nomor RM 2 digit belakang tidak tercetak
 Untuk status yang tidak ada bajunya tolong di tulis no RMny dengan spidol
 Di melati by ny reniati untuk anak kedua memakai status anak pertama (ibu 2x melhirkan di
RSMS yang pertama melahirkan di thn 2011)

Morning Report, Tanggal 30 Mei 2014


 Visi, misi, cuci tangan dan 6 sasaran keselamatan pasien

Morning Report, Tanggal 31 Mei 2014


 IBS akan diresmikan oleh gubernur Jateng
 IHT keselamatan pasien akan dilakukan 12x dan semua akan ikut, undangan beredar di hari
senin
 Untuk RKE rawat jalan akan dievaluasi, segera dikumpulkan jumat
 Minggu ke-2 bulan juni akan jalan RKE rawat inap
 Closing tgl 5 juni 2014
 Tanggal 30 dan 31 segera diselesaikan
 Cross cek ulang apakah berksa terhambat di keuangan dan di administrasi
 Kelengkapan penujang dan terapi.

Morning Report, Tanggal 02 Juni 2014


 hari ini jam 08.00-12.30 ada sosialisasi aplikasi RKE RI utk Ka Tim (senin dan jumat)
 kunjungan BPJS Non PBI semakin banyak
12

 pola kunjungan pasien mengambil no antrian pagi dan baru datang siang hari nya
 mengambil keputusan bahwa pasien yang mengambil no antrian setelah dipanggil 3x tidak
hadir maka harus mengambil no baru
 pelayanan loket umum ada keluhan bahwa pelayanan lamban karena ada pergantian personel
 hasil rekapan bulan Mei, pasien abiyasa banyak yang belum melunasi pembayaran
 apabila pasien naik kelas diruangan maka koder menginformasikan ke EDP (pak kardan)
bahwa ada pasien yang akan pulang
 tgl 5 Juni closing BPJS bulan Mei untuk RJ dan RI
 menanyakan kepada perawat terapi untk setiap penyakit

Morning Report, Tanggal 03 Juni 2014


 berkas yang tidak terinvoice masih ada sampai bulan Mei
 masih belum diketahui kenapa berkas masih belum terinvoice

Morning Report, Tanggal 04 Juni 2014


 menghafal visi, misi, cuci tangan dan 6 sasaran keselamatan pasien
 pasien cendana pakai BPJS PBI pindah ke PSR Atas pakai umum
Morning Report, Tanggal 05 Juni 2014
 cek status di RI
 pelatihan RKE RI untuk perawat berakhir jumat
 pelatihan RKE dokter minggu depan selama 1 minggu
 pertengahan bulan Juni RKE rawat inap akan dilakukan uji coba
 pegawai baru akan dilepas satu per satu untuk masing-masing ruangan

Morning Report, Tanggal 07 Juni 2014


 untuk diagnose bronchopneumonia, sepsis, efusi pleura, leucopenia, ca granulositosis 
kalau bisa ditulis di lembaran untuk pendukungnya
 harus ada penunjuang/obat untuk setiap diagnose penyakit
 untuk penunjang RO, CT scan, yang belum ada bacaannya dan dibacakan oleh dokter maka
dokter harus menuliskan bacaan pada lembar tersendiri
 pasien yang re admission boleh mondok lagi setelah 1 minggu dan dengan diagnose yang
berbeda
 pasien yang batal OP dikode Z41.9
 bayi SC, KPD, dan bayinya sehat tetap dikode tapi tidak dimasukan kedalam grouping

Morning Report, Tanggal 09 Juni 2014


 Prioritas karyawan baru untuk koding, untuk yang sudah lama memberikan ilmunya agar
mulai belajar dan waktu seminggu harus digunakan seefektif mungkin,
13

 Harapan untuk minggu depan: mengikuti visit dokter agar mengetahui perjalanan penyakit
pasien masing-masing
 Untuk pasien setelah rawat inap bisa berobat lagi setelah 3 hari lagi
 Untuk identifikasi pasien: nama ibu kandung harus diisi

Morning Report, Tanggal 10 Juni 2014


 Pasien RI pulang kemudian masuk lagi sebelum 3 hari tidak ditanggung/tidak dibolehkan
 Pasien pulang APS kemudin masuk kembali dengna penjamin yang sama, batas waktu
sebelum 3 hari pasien mondok lagi tidak boleh menggunakan penjamin yang sama
 1 Juli pasien BPJS PBI ambulance ditanggung untuk pasien meninggal
 Kalau ada diagnose sepsis, dicek kembali parameter yang menunjukan sepsis, apabila tidak
ada pendukung sepsis maka boleh dientry di RKE akan tetapi tidak dikirim ke INA CBG’S
 Hari rabu mb hana untuk menjelaskan materi tentang persalinan

Morning Report, Tanggal 11 Juni 2014


 Visi, misi, 6 sasaran keselamatan pasien, cuci tangan
 Koding persalinan 
Untuk kode penyulit O60-O75 dan lahir normal, maka kode penyulit sebagai dx utama dan
cara lahir sbg dx sekunder, tetapi bila lahir SC, kode metode SC sebagai dx utama dan
penyulit sbg dx sekunder.
 Khusus O42.0 s/d O42.9 yang menjadi dx utama adalah metode persalinannya. Tetapi untuk
cara lahir SC selalu menjadi dx utama dan penyulit apapun menjadi dx sekunder.
 Partus fisiologis tanpa penyulit O80.0
 Bayi lahir harus ditulis BB nya
 Bayi bermasalah kode P hya sebagai dx utaman dan cara melahirkan sebagai dx sekunder.
 Bayi normal multiple, ibu normal yang dikode bayi normal multiple (cfara melahirkan) Z38.3
 Bayi sakit P00-P90
 Ketika bayi tidak sehat multiple ibunya tidak bermasalah, kode utama P kemudiancara
melahirkan

Morning Report, Tanggal 12 Juni 2014


 Membahas kembali kode diagnose ibu melahirkan dan bayi
 Pendapat dokter obgyn misal ibu mau melahirkan dengan penyulit panggul sempit, maka
diputuskan untuk SC, menurut dokter dx utama panggul sempit, Dx sekunder SC. Tapi
menurut BPJS: dx utama SC, dan sekundernya panggul sempit. Jadi masih belum ada
kesepakatan
 KPD dengan Vaccum  vacuum sbg dx utama, KPD dx sekunder
14

 Untuk penunjang yang belum ada bacaan baru ada basahannya dimohon dokter/perawat
untuk menuliskan di RM 07 agarada kronologis diagnose, jangan tiba2 muncul di RM 14
 Ca mammae dengan metas paru, yang diobati metasnya jadi dx utama metastase (secondary)
 lihat resource terbanyak. Tapi bila yang diobati ca mammae nya walaupun ada metas paru
dx ttp ca mammae.
 Diagnose yang ada penunjangnya tapi tidak ada terapi/obat dan diagnose yang ada terapi/obat
tapi tidak ada penunjangnya tetap di entry ke INA CBG’S

Morning Report, Tanggal 13 Juni 2014


 Dokter diwajibkan mengisikan RM 07 bukan coass yang mengisi
 Petugas RM harus selalu memantau kelengkapan berkas elektronik
 Uji coba RKE di aula 1
 Pembahasan koding penyakit dalam  ada beberapa penyakit yang digabung, cth: HT dan
CRF (I12.0), HHD dan CHF dilihat dari EKG dan RO thorax, IHD+CHF+CKD (I13.0)
dilihat ureum keratin

Morning Report, Tanggal 14 Juni 2014


 Membahas kasus bedah urologi (edelweiss)  mb tya
 Membahas IHT
 Penyampaian kebijakan ketepatan identifikasi pasien oleh Ka Sub Bag Rekam Medik

Morning Report, Tanggal 16 Juni 2014


 Di IGD/RJ saat pendaftaran jika itu pasien re admission maka akan muncul peringatan di
system KHS bahwa pasien itu tidak bisa didaftar lagi dengan penjamin yang sama
 Masih ada SEP yang belum bridging
 Apabila pasien APS jika datang ke RSMS penjaminnya sama tidak diperbolehkan dan harus
ganti penjamin (minimal 3 hari setelah pulang APS)
 Di abiyasa belum sepenuhnya melaksanakan system bridging SEP

Morning Report, Tanggal 17 Juni 2014


 Pasien teratai dititipkan di bougenville, makan transaksi menjadi tanggung jawab teratai
 Tugas perekam medic diruangan untuk koding diagnose bukan untuk membantu tugas admin
 Evaluasi RKE RI oleh perekam medic di masing2 ruangan
 Pasien re admission diperbolehkan untuk diagnose yang berbeda
 Ada beberapa diagnose penyakit kronis yang harus berobat berulang-ulang dan kurang dari 3
hari, cth: CKD (HD), Ca (Sinar)
 Pencarian berkas RM klaim BPJS severity III dari jan-mei  dipersiapkan untuk BPK
 Keuangan  target dalam menyiapkan berkas klaim
15

 Masih ada berkas yang belum dikembalikan ke keuangan


 Pasien hari ini pulang habis kemoterapi, besok datang lagi untuk radioterapi 
dilangsungkan saja jadi 1 episode perawatan
 Obat cisplatin  dokter arundito habis kemo langsung pulang, tapi kalau dokter Lopo setelah
kemo istirahat dulu baru pulang
 Keterlambatan dokumen  dokter belum tanda tangan, RM 07 masih belum diisi
 Protocol kemoterapi sebelum dilakukan kemoterapi
 Pasien meninggal control  mungkin salah ambil pasien saat mendaftar
Cm: 00331400, alamat: rawalo rt 002/001, No. Askes: 0000082187504

Morning Report, Tanggal 18 Juni 2014


 Membahas kasus DM  ada 2 type
Type I  umur 0-20 thn
Type II  >20 thn
Komplikasi DM  ulkus DM, neuropathy, cataract, hyperglikemia
 DM+Hypeglikemia  Coma (Lihat GCS) dibawah 4, tidak coma (diatas 4 penurunan
kesadaran)
 Kalau Coma gunakan poin 0 (.0), berdasarkan type DM
 DM multiple  dikode multiple nya, misal: ulcus+neuropati+hyperglikemia (E11.9)
 Untuk pasien HD dilihat dari keratin, jika dibawah 4 pakai poin 9 (.9)
 Jika HD sudah CRF, pakai poin 0 (.0)
 HT +CHF +CKD = I12.0 ; I50.0
HHD + CKD + CHF = I13.0
 TMS = tumor mammae sinistra
TMD = tumor mammae dextra = D48.6  dilihat hasil PA
Biopsy yang mammae = 85.11, biopsy insisi mammae = 85.0, mastektomi = 85.41
 Tumor colli biasanya dilihat anamnesanya, kalau poli bedah biasanya colli di leher (D48.7).
thyroid biasanya di dilakukan tindakan RND atau parotidectomy (hamper sama dengan
insisi)
 Pasien kemoterapi pertama dilihat hasil PA nya. Menggunakan kode Z51.1 sbg dx utaman
dan dx Ca sebagai sekundernya.
 Kode morfologi hanya dikode 1x ketika pertama kemoterapi
 Kalau pasien Ca tapi hamil, jika yang memulangkan dokter onkologi maka Ca sbg dx utama,
tetapi jika yang memulangkan dokter obgyn makan dx utama O99.8

Morning Report, Tgl 19 Juni 2014


 Tumor Nasofaring, swap Nasofaring + brush, 29.91
Ct scan NF : 87.06
16

Ct dose = Ct Scan Ca : 87.35 Ro mammary duct


Ca liaca = ca lower limb = C76.5
 STT : Soft Tissue Tumor, uncertain
 Neoplasm :
Tumor Jinak = Benign
Tumor Tanpa Pendukung = Uncertain
 Anemia, tanpa penunjang hr dada TKTP (Tinggi Kalori dan Tinggi Protein , biasanya ditulis
di RM 7 oleh dokter

Morning Report, tgl 20Juni 2014


 HHD I 11.9
 HHD + HT = I11.9 / I 10
 UAP (Unstable Angina Pectoris ) I20.0
 AMI I21.9
 MVP I34.1
 AF I48
 HT + CRF I12.0
 HT + CKD I12.9 Kreatinin dibawah 8
 Vertigo Berat / VPPB (Vertigo Proximal Postural Benign) H81.1
 Vertigo Biasa R42
 DM ada 2 yaitu : DM Type I (dengan Insulin )
DM Type II (Non Insulin )
 Kasus Jantung biasanya dilihat dari hasil EKG

SARAF
 SNH - Infark I63.8
Non Infark I64
 SH  Intracerebral I61.8
Intracranial I62.9
Untuk Kasus Stroke dilihat dari Ct Scan

Morning Report 21 Juni 2014


 Membahas Kasus Fraktur
Fraktur dilihat dari jenisnya (hasil RO)
Fraktur ada 2 Terbuka dan tertutup
 Jenis jenis Fraktur
1. Fraktur Humeri ½ Distal Proximal berlaku untuk radius ulna dan tibia fibula
Bila patahnya jelek biasanya dipasang ORIF (Open Reduction Internal Fiksasi )
17

Tp bila tidak parah hanya dipasang Gift


Waxer, scru, plat
2. Luka terbuka, vulnus laseratum (dicari dari whon
Open – baru tempatnya dimana  tindakan debridement
3. Vulnus laserasi (luka biasa)
 Untuk pengkodeannya: lihat frakturnya, bagiannya dimana, fraktur tertutup/terbuka, tempat
kejadian/penyebabnya.
 Tindakan orif (79.3) poin selanjutnya mengikuti bagian mana yang di orif
 Kode gips ada 2: anggota gerak atas (97.1), anggota gerak bawah (97.2)
 Tindakan removal kodenya 78.6 dan poin selanjutnya mengikuti regionya

Morning Report 23 Juni 2014


 Dipastikan untuk semua ruang rawat inap sudah terpasang 1 umit computer untuk perawat
dan 1 unit untuk perekam medic
 Pembahaasan kode ruang seruni untuk kasus mata:
Tindakan katarak: EKEK (13.3), IOL (13.71), SICS (13.43), Phaco (13.41)
 Untuk kasus pseudopakia tetap dikode kataraknya
 Kode “2” untuk pseudopakia Z79.1 digunakan di rawat jalan
 Entrain rawat inap IGD tidak boleh di entrikan pada hari lain harus hari itu juga.

Morning Report 24 Juni 2014


Pembahasan kasus bedah syaraf
 Trauma karena kecelakaan, harus ada external cause dan kodenya “S”, kecuali ICH, IPH
seperti adanya hipertensi
 Tindakan operasi craniotomy: CKR (cedera kepala ringan)
 Selalu baca laporan operasinya
Tanda-tanda hydrocephalus  VP Shunt  Pentriculum megaly 02.34
Craniotomy  osteoplasty dan non osteoplasty (tulang disimpan dahulu) school the pack
02.06
Kasus hydrocephalus + VP Shunt (cth kasus gabung bedah syaraf)
 Membuat buku istilah/singkatan dokter
 RM harus kembali 2x24 jam untuk closing tgl 5
 Pada saat memulangkan pasien harus sesuai dengan kepulangan pasien tepat waktu terkait re
admission
 Pada saat menginput pasien harus melihat APS, meninggal, dll
 Pasien pindahan dari abiyasa ke margono belum link no RM
 Masih ada PR petugas TPPRI dan TPPGD
18

Morning Report 25 Juni 2014


Pembahasan kasus PARU
 TB paru BTA (-) : A16.0
TB paru BTA (+) : A15.0
TB paru : A16.2
Bronkopneumonia (BrPn) : J18.0
Cap (Pneumonia) : J18.9  pendukungnya leukosit rendah/tinggi dan pemeriksaan thorax
 PPOK (penyakit paru obstruktif kroni) / COPD : J44.9  biasanya gabungan bronchitis dan
empisema. Disebabkan oleh asap pembakaran dan perokok aktif
 CAP  infeksi saluran pernafasan
Bekas TB : B90.9
Bronchitiasis : J47
Efusi Pleura : J90  dilakukan WSD (water seill drainage) : 34.04
 Efusi pleura + TB paru : A16.5
TB paru + B24 + pneumonia + candidiasis : B20.7 + B20.0 + B20.4
TB spondiliasis  A18 + M49.0
TB milliary : A19.0
Anemia + TB : D63.8
Ca Paru : C34.9  Manifestasi TB : batuk darah, sesak. Penunjang : Ro thorax, pewarnaan
BTA. Obat: OAT,
 Pastikan semua ruangan ada tambahan computer untuk rekam medic.

Morning Report 26 Juni 2014


 Pasien BPJS batal penjamin ganti umum di IGD. Proses bagaimana?
 Pembuatan SEP di IGD tahun cetaknya salah (2007), mohon perhatian jangan salah lagi
 Di ruang flamboyant RM 14 diganti oleh bidannya. (Dr. Edy, Sp.OG)

Morning Report 27 Juni 2014


 Kasus anemia+masa paru, masa parunya dihapus sehingga anemia menjadi anemia kronis itu
bagaimana?
 Bila ada kasus koder yang akan kena karena koder belum ada perlindungan hukumnya.
 Konsul ke dokter bila ada diagnose yang kurang jelas
 Yang banyak ditolak dari verifikator adalah yang tindakan dan pengobatannya salah.

Morning Report 28 Juni 2014


 Pasien kelas 3 yang naik ke kelas 1 harus dipastikan administrasi ruangan juga tahu
 Re admission untuk pasien meninggal belum ada kejelasan
 Pasien pulang harus selalu di isi cara keluar dan keadaan pasien.
19

 Pembagian koder di RI

Morning Report, Tanggal 01 Juli 2014


1. Identifikasi pasien meliputi : nama, nomor rm, alamat, Ibu Kandung harus selalu diisi dengan
benar.
2. Prosedur pada saat morning report
a. Pembukaan.
b. Pembacaan VIsi, Misi , Moto, identifikasi pasien, prosedur cucui tangan.
c. Pembahasan Masalah
d. Penutup
3. Di rawat inap ruang soka dan seruni, IP-nya gabung antar perawat dengan RM sehingga
kesulitan dalam
4. Perhatian untuk teman-teman yang diruangan perhatikan penjamin yang berbeda-beda.
5. Ditambahkan fasilitas untuk menggambar/menempel lambang\tanda perawatan seperti untuk
gambar , untuk system motorik.
6. Lembar konsul dari dr. Lopo, dikonsultasikan dr. ma’mun tetapi yang muncul dr.Lukas di
bougenvil dan untuk jawaban konsul yang tanda tangan seharusnya dr. ma’mun masih
muncul dr. Lopo.. Jadi pada lembar konsul masih ada nama dokter yang tidak bisa diganti.
7. Lembar konsul yang diisi tetapi tidak bisa disimpan.
8. Protokol terapi harus otomatis di bawa. Perawat diharapkan dating sendiri ke RM untuk
pengisian protocol terapi.
9. Perawat primer yang menginput RM 07.
10. Untuk perawatan di ruang aster harus diisi tekanan darah jadi kolom vital sign harus diisi
angka 0 kalau tidak ada pengisian tek. darah.
11. User untuk saat ini belum diberikan untuk teman-teman yang diruangan.
12. Tanggal 7 Juli 2014 mulai operasional untuk RKE Rawat Inap.
13. Ruang HD, ICU,ICCU,HCU dan IBS belum dilakukan RKE Rawat Inap.
14. Ketika mau HD, ke ICU, IBS maka dicetak semua rm 6, RM 7. RM 13 dicetak untuk pasien,
RM 14 dicetak untuk klaim.
15. Pada form pemeriksaan fisik, ketika ditulis sudah disimpan ternyata muncul form yang baru,
dan kadang keluar sendiri.
16. RM 13 belum di update.
17. Akses RM dan akses perawat sendiri – sendiri maka akses perawat walaupun sudah mengisiI
rm 07 di akses RM sehingga tidak bisa diperbaiki,
18. Ada tanda tring (RM 07) sehingga tidak bisa disimpan.
19. Pada Pemeriksaan fisik muncul peringatan tidak lengkap.
20. Apabila menuliskan tanda + / - , tidak bisa disimpan.
21. Hasil penunjang/pemeriksaan fisik yang belum lengkap muncul peringatan.
20

Morning Report, Tanggal 02 Juli 2014


 Penanggungjawab identifikasi pasien (gelang pasien)  perekam medis
 Gelang pasien berisi informasi tentang (nama, no.rm, alamat, nama ibu kandung)
 Master pasien lama belum mengisikan nama ibu kandung, tugas petugas pendaftaran untuk
melengkapi.
 Syarat pendaftaran pasien BPJS PBI melampirkan ftcpy KK, sedangkan BPJS NON PBI
tidak.
 Pastikan identifikasi pasien di ruangan yang meliputi: no. kartu, tgl masuk dan keluar RS,
kelas, No. SEP, tgl cetak SEP berdasarkan tgl masuk RS.
 Untuk informed concent jaminan harus dipastikan lagi oleh perawat, cantumkan jam dan
tanda tangan.
 EMRRI konsul masih belum berubah dokternya.
 Sampaikan penjamin yang berbeda ke ka.rawat wajib dicek sebelum pasien pulang
 Evaluasi RKE setiap hari
 Anjuran untuk mengisi RM 13
 Pasien alih rawat berkas RM dicetak menggunakan kertas putih

Morning Report, Tanggal 04 Juli 2014


 Pasien di IGD setelah 6 jam harus dimutasikan ke ruang rawat inap
 Identifikasi pasien untuk rawat inap: nama, no.RM, No. Kartu, No. SEP, tgl SEP, jatah kelas.
 Pastikan pasien rawta inap sesuai dengan jatah kelas.
 Pastikan pasien yang masuk ranap lewat IGD tanggal masuknya sesuai
 Mencatat petugas IGD/TPPRI yang bertugas saat memutasi pasien
 Mengulang kode obstetric:
O60-O75 menjadi dx utama ketika cara lahirnya bukan Caesar
Caesar selalu menjadi dx utama
Bayi sehat cara melahirkan sebagai dx utama, dna kondisi bayi sebagai dx sekunder
 HHD + CRF : I13.1
HHD + CHF + CRF : I13.2
HHD + CHF + CKD : I13.0
 Batu ureter + hydronephrosis : N13.2
Batu pyelo + hydronephrosis : N13.2
Batu ginjal + hydronephrosis : N13.2
Stricture ureter + hydronephrosis : N13.1
Kingking ureter + hydronephrosis : N13.1
 TB paru + B24 + Pneumonia : B20.0
TB paru + CAP + B24 + Candidiasis : B20.7 + B20.0 + B20.4
21

Morning Report, Tanggal 05 Juli 2014


 Menghafalkan bersama visi, misi, motto, 6 sasaran keselamatan pasien, identifikasi pasien
dan cara cuci tangan
 Mengulang materi hari kemarin tentang kode dx gabungan
 Calculus renal jika menjadi dx utama harus ada hasil penunjang : USG BNO, hasil lab
sedimen, ureum, kreatinin, obat antibiotic, pemeriksaan fisik dan klinis.
 Untuk kasus CHF, IHD, Decomp Cordis, HHD, karena terapinya sama maka mohon
dilampirkan hasil EKG yang menunjukan dx tersebut.
 Bulan depan mulai thl 1-5 koder RI mengikuti perbaikan dx setelah jam kerja (koder pro
aktif)
 Mulai bulan Agustus 2014 poli kebidanan buka 2 poli.

Morning Report, Tanggal 07 Juli 2014


 Menghafalkan bersama visi, misi, motto, 6 sasaran keselamatan pasien, identifikasi pasien
dan cara cuci tangan
 Membahas kasus obgyn  verifikator minta BBLR sebagai dx sekunder.

Morning Report, Tanggal 08 Juli 2014


 Mengumpulkan daftar singkatan-singkatan
 Harus bisa komunikasi dengan perawat, kepal ruang, dan kepala IRNA
 Apabila ada tolak dri verifikator mohon perawat agar bisa memfsailitasi/diajak komunikasi
 Bayi sehat tapi preterm potensial infeksi tidak ada protapnya sehingga tidak bisa di klaim
 Memahami kasus yang sering ditolak verifikator agar tidak ditolak kembali
 Pengembalian dari ruangan hanya 77%, ditingkatkan lagi
 RM 13 tidak dilengkapi sehingga kesulitan saat mendaftar untuk control
 Per 1 Juli psaien kemo agar datang sesuai jadwal kemo ( One Day Care)
 Perawat diingatkan kembali untuk mengisi RKE rawat inap, khususnya pasien baru BPJS

Morning Report, Tanggal 10 Juli 2014


 Mengumpulkan soft copy singkatan-singkatan  dibuat buku pintar untuk koder
 Membuat ICD 10 dgn 20 kasus terbanyak yang ditemukan di ruangan
 Kode gabungan:
Dj stein : 59.8
Rupture uretra (traumatic) : S37.3  TPP : 60.3
Batu ureter : N20.0  pyelolitotomy : 55.11
Post URS : Z46.6  aff DJ stein : 97.62
BPH : N40, Anemia : D64.9  cystoscopy (57.33), TURP (60.29)
22

Ca Bulli/Ca Bladder : C67.9  TURB (57.49)


Ca Renal : C64
Ca Penis : C60.9 Amputasi penis (64.3)
Stricture uretra : n35.9  internal uretrotomy (58.5)
Stricture uretra (traumatic) : N35.0  cystotomy open (57.15), close (57.17)
Stricture ureter : N13.5
Stricture ureter + TB : A18.1 + N29.1

Morning Report, Tanggal 11 Juli 2014


 Permasalahan di Abiyasa : koding kurang terpantau, kurang RM, pasien yang mulai banyak.
 Tgl 1-26 semua dokumen harus sudah kembali
 Sabtu akan dilakukan evaluasi tentang pengembalian dokumen
 Usulan : untuk libur pada saat lebaran
 Closing jangan psa tanggal 5
 Beberapa rm dikirim ke abiyasa
 Kasus di teratai  pasien mau lepas implant, menggunkan BPJS, ke IBS untuk GA, ternyata
belum pas.

Morning Report, Tanggal 12 Juli 2014


 Keterangan keadaan pasien pulang: membaik, APS atau meninggal dicek kembali jangan
sampai kosong atau salah isi
 Hari senin ada paparan dari perencanaan tentang pengorganisasian RM, bagiannya apa saja
dan tugasnya apa saja
 Tanggal 1-11 dicek kembali apakah sudah setor berkas ke keuangan dan sudah di invoice
atau belum, agar tgl 26 semua berkas clear
 Untuk kasus bedah (kenanga) diharapkan jangan sampai ada dokumen yang masih
kosong/belum diisi diagnose dan tanda tangan dokter agar tidak menghambat closing karena
akan libur panjang lebaran
 Temen-temen yang mau mengajukan cuti belum di ACC karena untuk mengejar closing
BPJS, tunggu tgl 1-26 dulu ada masalah atau tidak
 Bila ruangan penuh dari mawar bisa titip di dahlia atau asoka atau cendana
 Pasien datang melalui IGD terutama siang/malam dicek kembali apakah sudah sesuai tgl
masuk atau belum di TPPRI, bila belum dicek : nama petugas dan jam masuk
 Pasien yang pindah dari geri ke RSMS atau RSMS ke geri masih bermasalah terutama no
RM nya, masih belum mau gabung jadi pasien punya no double

Morning Report, Tanggal 15 Juli 2014


 Tim EDP pastikan tidak ada pembatalan pasien poli
23

 Tim arsip agar mundur jam pulang 1 jam untuk memastikan pasien poli selesai
 Memastikan RKE untuk perawat sudah berjalan lancer
 Print RM 13 yang di RKE untuk control pasien
 Tanggal 26 buka bersama di ruangan EDP bersama SIM dan admin. Lembur BPJS untuk
menyelesaikan berkas claim dari tgl 1-26.
 Saat piket lebaran teman koder membantu koding di pendaftaran IGD jika diperlukan
 Jika saat lebaran ada pasien mendaftar tetapi masih proses mengurus BPJS agar dimotivasi
umum dan tidak ada kasus kegawatan sudah pasti umum walaupun pasien peserta BPJS.

Morning Report, Tanggal 16 Juli 2014


 Tambahan terapi, tindakan penunjang disertakan dilembaran yang untuk penagihan INA-
CBG
 Untuk kasus HD, pasien dalam posisi dirawat tetap diinput dirawat inap, tetapi BPJS
meminta HD untuk di input rawat jalan meskipun pasien dirawat untuk perbaikan KU
sebelum dilakukan HD
 Harus ada aturan tentang HD rutin rawat jalan atau inap
 Masih ada perawat ruangan yang tidak sempat untuk menginput dengan alas an banyak
pasien (EMMRI)
 Kesulitan dalam mengisi tambahan diagnose yang dilakukan dokter sebelum visit
 Mutasi pasien dari margono ke abiyasa  setelah petugas admin margono melakukan mutasi,
petugas wajib konfirmasi kepada petugas admin abiyasa apakah semua biaya tindakan sudah
masuk di transaksi abiyasa
 Untuk pasien dari abiyasa ke margono  petugas admin abiyasa harus close billing terlebih
dahulu, pasien di abiyasa menggunakan BPJS pindah margono maka pasien tidak bisa
menggunakan BPJS lagi
 Pada tanggal 25/7/2014 jika pasien masih ragu menggunakan jaminan BPJS atau baru
mengurus BPJS disarankan untuk menggunakan umukm dikarenakan kantor BPJS tutup
 Belum adanya info untuk adanya rawat jalan buka di waktu libur lebaran
 Berkas yang harus dibawa saat pasien dimutasi dari margono ke abiyasa  surat jaminan
BPJS, RM 07, RM 13, lembar konsul, hasil pemeriksaan penunjang.

Morning Report, Tanggal 17 Juli 2014


 Inputan dari IGD masih ada yang selisih tanggal
 Kasus siti aminah (331400) pasien meninggal di ICU tahun 2013 tetapi control di retina post
rawat inap kedua di seruni. Keputusan: pasien dibuatkan no baru dan semua transaksi pasien
rawat jalan dipindah ke no RM yang baru.
 Perhatian: pada saat pasien pulang harus diteliti bagaimana keadaan pasien saat pulang,
meninggal, membaik atau APS. Ingatkan kembali prinsip identifikasi pasien.
24

 Kalau ada yang belum input pasien, telp ke IGD untuk diperbaharui tanggal masuk.
 Yang berwenang tanda tangan di RM 14 adalah dokter yang memulangkan.

Morning Report, Tanggal 18 Juli 2014


 Penulisan notulen di buku morning report yang jelas karena nanti akan direkap dan diketik.
 Prosedur registrasi dan mutasi  1 no register, 1 transaksi, 1 no RM
 Perpindahan dari margono ke abiyasa
Pasien RJ margono ke abiyasa  order ke TPPRI dulu Bu Subri/TPPRI abiyasa  berkas
ftcpy dibawa pasien dan yang asli dibawa transporter.
TPPRI abiyasa belum bisa online menerima pasien dari margono.
 Perpindahan dari abiyasa ke margono
RJ order TPPRI abiyasa  pesan ruanganpasien closing billingpasien bayar selisih biaya
dahulumasuk margono bisa pake BPJS.
 Pasien umum bisa langsung pindah tanpa close billing.
 Kelengkapan berkas: dari abiyasa dibawakan berkas RM 02, serah terima, dan hasil laborat.
 Pasien mutasi RJ dan IGD tanggung jawab TPPRI, sedangkan mutasi dari RI tanggungjawab
ruang rawat inap.
 Petugas admin tidak input transaksi sesuai waktu  dirapel
 Pasien dari margono ke abiyasa  sebelum mutasi pastikan semua transaksi sudah diinput 
pastikan ada ruangan kosong.
 Langkah mutasi: aplikasi mutasi  pilih ruangan  simpan.
 Ftcpy semua berkas yanhg diperlukan.
 Di abiyasa cek no SEP. transaksi yang di margono tetap sesuai kelas, dan transaksi yang di
abiyasa VIP.

Morning Report, Tanggal 19 Juli 2014


 Mengingatkan kepada teman-teman setiap morning report membawa materi
 Hasil materi dari bu budi tentang penyakit tidak menular  PPOK dan Ca cervix.
 PPOK adalah penyakit paru obstruktif kronik/infeksi saluran pernafasan
 Bronchitis, emphysema yang termasuk PPOK
 Sumber: asap rokok dan bakar-bakar
 Pemeriksaan fisik: laborat, batuk dahak, dan Ro
 RKE tgl 17 harus sudah bisa dioperasikan, dokter belum mencoba di computer.
 Untuk RM 13 masih manual belum secara otomatis terisi
 Password jangan sampai diketahui oleh orang lain
 Untuk yang diruangan bila ada status yang tidak memakai baju ditulis no RM dan nama
menggunakan spidol.
25

Morning Report, Tanggal 21 Juli 2014


 Peningkatan jumlah pasien rawat jalan untuk persiapan libur lebaran
 Pastikan pasien yang pulang sampai tgl 26 sudah ditanda tangani dokter.
 Pastikan semua pasien yang pulang berkas segera dikumpulkan
 Tgl 26 Mei cek semua berkas tgl 25 selesai dikerjakan
 Setiap dokumen claim yang dipinjam dan dibawa keruangan untuk dicatat di buku kendali
untuk evaluasi.

Morning Report, Tanggal 22 Juli 2014


 Sebelum libur lebaran semua tugas harus diselesaikan karena closing tetap tgl 5 agustus
 Untuk berkas yang ditolak dikasih keterangan kasus yang ditolak itu apa agar bisa diketahui
masalahnya apa.
 RKE dokter masih jarang yang mengisi, belum ada tanda tangan dokter di RKE
 Memantau RKE setiap kali ada perawat memasukan data kedalam computer.
 Masih ada RKE yang belum lengkap. Nama pasien belum semua masuk kedalam RKE
perawat
 Mobile digunakan dokter untuk treatment obat ke farmasi
 Bila ada pasien curiga re admission harus lebih diperhatikan pasien tersebut APS atau tidak
dan tidak diterima dengan jaminan yang sama
 SEP itu berdasarkan tgl masuk RS bukan tanggal masuk RI.

Morning Report, Tanggal 23 Juli 2014


 Pembahasan materi tentang tumor paru.
 Keluhan Tumor Paru: batuk, penurunan BB secara drastis, sesak, dll
 Pemeriksaan penunjang dengan CT scan Thorax, Ro thorax, lab CEA, sitologi sputum, dan
MRI
 Pengobatan/pencegahan: radioterapi dan kemoterapi, antibiotic. Bagi penderita yang masih
suspek wajib control setiap 6 bulan.
 Kode tindakan ICD 9 pada rawat jalan masih banyak yang salah, administrasi poli bedah
mengorder kode tidak sesuai dengan tindakan yang dilakukan.
 Tanggal 26 semua berkas BPJS poli dan rawat inap harus sudah beres.
 Pengambilan obat untuk pasien penyakit kronis akan dilayani sepenuhnya mulai tgl 1 agustus
2014
 Tgl 1 agustus di loket pendaftaran data harus diisi semua tanda (-) tidka akan berlaku lagi,
program akan menolak. Harus diisikan data secara lengkap.
 Tanggal 1 agustus akan banyak perubahan pasa system RS
 Pembagian jasmed dokter untuk pasien BPJS secara system diambil dari no SEP jadi kalau
No SEP kosong maka jasmed dokter salah.
26

 Untuk tgl 28, 29, 30 pasien yang tidak membawa persyaratan/tidak bisa menunjukan
persyaratan maka pasien didaftar umum.
 Pasien yang mengaku memiliki kartu BPJS tapi tidak dibawa tetap didaftar umum, jika sudah
menunjukan persyaratan boleh ganti penjamin selama mnasih ada waktu 2x24 jam
 BBLR yang preterm tapi tidak ada kelainan/normal tetap dirawat di flamboyan.

Morning Report, Tanggal 24 Juli 2014


 Mengulang kembali materi koding persalinan.
 Pembagian uang kas RM/THR.

Morning Report, Tanggal 25 Juli 2014


 Computer lemot tgl 23 dan 24 jadi pengembalian telat
 Pasien re admission tidak boleh menggunakan penjamin yang sama karena tidak bisa di
claim
 Per agustus obat pasien kronis di layani ri RS margono
 Bayi manusl cara entri ke CBG’S bagaimana, tanyakan mas isnanto!
 Pasien hari ini di motivasi BPJS tapi mengurusnya lama sehingga pasien tidak bisa dibuatkan
SEP
 Pasien APS masuk lagi tidak bisa menggunakan BPJS, harus pake umum
 Hati-hati pasien RI yang mau mengurus BPJS, disarankan memakai umum karena BPJS libur
 Kasus bedah plastic dan bedah ortopedi yang jadi dx utama sesuai dokter yang
memulangkan.

Morning Report, Tanggal 26 Juli 2014


 Pastikan berkas claim sampai tgl 25 sudah selesai
 Pastikan jadwal jaga ruangan pada saat lebaran sudah terbagi untuk masing-masing ruangan
 Pasien yang menggunakan KJS (Kartu Jakarta Sehat) bisa ditanggung. Jatah kelas III
 Pasien yang berobat tgl 28,29,30 jika tidak membawa persyaratan  umum
 KJS dipastikan pasien iur atau tidak
 KJS jika masuk kegawatan dipastikan bisa memenuhi persyaratan/tidak.

Morning Report, Tanggal 01 Agustus 2014


 Memastikan pasien yang pulang pada bulan juli sudah disetor ke keuangan
 Mengkoordinir ruangan2 yang pekerjaannya belum selesai (dibantu pekerjaannya bagi
ruangan yang pekerjaannya sudah selesai)
 Memastikan tolak2 berkas dari verifikator
 Mengingatkan tgl 5 CLOSING
27

Morning Report, Tanggal 02 Agustus 2014


 Mulai 1 agustus aplikasi di KHS harus di entry tepat waktu karena akan terkunci secara
otomatis setiap hari, jadi untuk penunjang jangan lupa validasi bila admin sudah entri
 Untuk hari pertama (1/8) masih banyak complain karena admin masih belum terbiasa dan
setelah libur lebaran jadi belum maksimal.

Morning Report, Tanggal 05 Agustus 2014


 TPPRI (tempat pendaftaran rawat inap)  pasien RJ dan IGD daftar rawat inap ke TPPRI
 Pasien ditanya menggunakan BPJS PBI atau Non PBI
 Jika IGD lupa memasukan tanggal, maka tidak bisa dientry
 Jika potong pasien segera laporkan kea dm ruangan
 Di TPPRI ada IC (pasien umum/jaminan), dan persetujuan melengkapi dokumen/berkas
jaminan 3x24 jam
 Onkologi  kemo langsung, harusnya daftar ke TPPRI malah langsung ke ruangan,
 Perbaikan KU menginap kalau tidak hanya rawat jalan
 Kemo hanya suntik 5tfu jika HB nya turun harus dirawat
 Pasien masuk TPPRI pasien umum kemudian diruangan pakai BPJS
 Sosialisasi per 1 agustus 2014 untuk pelayanan peserta BPJS harus diisi lengkap, system
akan dikunci setiap hari.
 Untuk pelayanan BPJS non PBI/PBI data harus diinput
 Semua kepala ruangan harus melakukan verifikasi sebelum pasien pulang
 IGD harus cek pasien yang masuk malam yang belum dibuatkan SEP jadi tidak melemparkan
tanggung jawab ke orang lain
 Bayi yang dijamin BPJS PBI hanya dijamin 3 hari dan yang bersalin di RSMS saja, jika
pulang langsung berobat lagi maka pakai umum.

Morning Report, Tanggal 06 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 Untuk diruangan jika ingin membuat SEP RI dimotivasi untuk ke loket BPJS, kecuali jika
TPPRI tidak sibuk.
 Untuk adm ruangan jika hari libur/tanggal merah akan diberlakukan tugas jaga

Morning Report, Tanggal 07 Agustus 2014


 Kode untuk kasus kebidanan, jika ada komplikasi saat kehamilan sampai masa nifas ketika
ada kode “O” yang sudah ada site kebidanannya Cuma dikode 1
 Cth: anemia (sudah ada anemia hamil ) O99.0, hamil dengan febris O99.8,
 Apabila yang memulangkan dokter dalam maka kode R sbg diagnose utama, sebaliknya jika
yang memulangkan dokter obgyn maka kode O sbg dx utama
28

 Pasien yang membawa rujukan dari puskesmas dengan keterangan pasien tidak datang tidak
bisa dilayani  motivasi umum
 Untuk perekam medis yang diruangan jika pasien lama, berkas rm yang lama dicek juga.

Morning Report, Tanggal 08 Agustus 2014


 Kasus di dahlia pasien CA dgn ureum dan kreatun tinggi, tranfusi darah, tadinya dirawat
teratai karena keratin tinggi maka alih rawat dahlia
 Pasien mola (D39.2), jika pasien baru maka tetap di diagnose mola, jika pasien lama maka dx
utama Z54.9 dan dx sekunder mola
 BPJS tidak akan membayar jika sifatnya pencegahan atau screening
 Jika pasien dirawat diruang bedah kemudian ada kasus CRF dengan HD bole didaftarkan HD
sekalian karena BPJS membayar dengan system paket.

Morning Report, Tanggal 09 Agustus 2014


 Sampai tgl 30 agustus dian ingwi berpindah tugas ke IGD untuk menggantikan pak darno
 Kenanga dipegang dynar dan triode dengan pengawasan wipri, manda, ida
 Pasien bayi lahir di RSMS dengan ibu mempunyai BPJS PBI agar bayi bisa dibuatkan SEP
maka harus melengkapi KK, KTP dan surat nikah orang tua serta surat kelahiran akan tetapi
belum dilengkapi maka bayi didaftar umum
 Jika pasien sudah menunjukan kartu BPJS maka langsung didaftar BPJS
 Jika pasien mau mengurus/belum bisa menunjukan kartu maka pasin didaftar umum dan
mengisi inform concent MENGURUS BPJS

Morning Report, Tanggal 11 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 Kista ovary  lebih dari 6 cm dioperasi,
 Abortus incomplete  curettage O06.4
 Keluhan awal dilihat, ada perdarahan atau tidak.
 Untuk mola hydatidosa O01.9 kalau yang kemo ditulis mola infasik
 Jika masih ada sisa plasenta dicurretage lagi dan ada tindakan USG
 PUD (perdarahan uterus disfungsion)/BUD N93.8
 Untuk kemoterapi yang tariff tinggi bisa di klaim
 Untuk kasus hemophilia masih dikaji. Obat tariff tinggi
 Perbaikan KU Z54.2 (post kemo), Z54.1 (post radioterapi), Z54.0 (post op)
 Kasus THT  untuk Ct Scan mesti dirawat 1 hari, seharusnya dirawat jalan saja dan di top
up.
 THT tampon : kasa digulung dimasukan ke hidung
 Harus diperhatikan identifikasi pasien
29

 Pernah menemukan hasil lab masuk ke status pasien lain


 Tanggal masuk dan keluar untuk kenanga dan PSR atas bawah ada yang belum diisi tanggal
masuk dan keluarnya.
 Ruang mawar masih ada status depan tidak ada tanda (+) untuk pasien meninggal, karena
pencatatan pasien hidup dan meninggal dipisahkan.

Morning Report, Tanggal 12 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 Contoh kasus:
TB paru masuk dengan diagnose Fr (tetap dikode TB parunya sbg dx sekunder)
 Untuk kasus alih rawat akan di tanda tangani oleh dokter yang menangani dengan resourse
terbanyak
 Untuk teman diruang rawat inap berkas BPJS harus ada bukti penunjangnya.
 Untuk tanggal 1 agustus pengunciannya di transaksi pelayanan (kalau tidak ada no SEP tidak
bisa input), kalau pasien belum membawa/masi mengurus masih menggunakan umum.
 Untuk bulan juli severity III harus sudah di printg agar lebih mudah dicari.

Morning Report, Tanggal 13 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 Surat edaran 1 agustus 2014  entrain harus realtime dan system akan terkunci otomatis
 Identifikasi pasien tentang penggabungan no cm untuk pasien yang memiliki lebih dari 1
nomer CM
 Kasus top up di ruang ranap banyak yang terlewat, petugas koding dihimbau untuk
menghubungi pak kardan/pak riyadi
 Pendaftaran IGD RSMS meminta penambahan 1 pegawai lagi agar pekerjaan dapat tercover
 Computer IGD RSMS sering eror karena computer tidak pernah off.

Morning Report, Tanggal 14 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 Menjelaskan materi tentang sirosis hati  penurunan BB, nafsu makan turun shg malnutrisi,
mulai merasa sakit, empedu tersumbat lama2 akan menjadi jaundice, gatal timbul nodul
dikulit, bintik di kelopak mata,
 Sirosis hati yang menahun lama kelamaan akan menjadi ascites karena fungsi hati menurun
sehingga cairan dihati menumpuk.
 Obat sirosis hati  comafusin hepar, colistin, aminofusin hepar, curcuma
 Slip dan SEP hasil cetakannya kalau format pdf kabur/pecah,
 Permenkes 27 mengenai koding dan diagnose.
30

Morning Report, Tanggal 15 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 BBLC (berat bayi lahir cukup)  Z38.0, BB >2500-4000 gr
 BBLR (berat bayi lahir rendah) P07.1, BB >1000-1500 gr
 BBLSR (berat bayi lahir sangat rendah) P07.0, BB <1000gr
 BBLB (berat bayi lahir besar ) P08.1, BB >4000gr
 Bayi preterm (28-37 mggu) P07.3
 Bayi utk kehamilan < 28 mggu P07.2
 Bayi lahir dengan ekstraksi kaki P03.0
 Bayi malpresentasi P03.1
 Bayi dengan vaccum P03.3
 Bayi dengan sc P03.4
 Bayi spontan tidak dikoding
 Bayi dengan asphyxia berat apgarskor 0-3 P21.0, sedang apgarskor 4-6 P21.1.
 Distress respiratori P22.9
 SDR (syndrome distress respirasi)

Morning Report, Tanggal 16 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 Criteria Dx utama  dx final yang dipilh dokter pada hari terakhir perawatan dengan sumber
daya atau hari perawatan paling banyak. Harus lengkap dan spesifik.
 Dx sekunder  menyertai dx utama saat pasien masuk/terjadi selama pelayanan. Ko
morbiditas/komplikasi.
 Kode dagger dan asterisk. Cth: Ca dengan anemia, DM dgn neuropathy.
 Symptom atau gejala  jika sampai pasien pulang tidak ditemukan dx yang spesifik maka
diperbolehkan dengan kode R tapi tetap dikomunikasikan dulu.
 kondisi multiple  kode multiple dulu baru spesifiknya (per diagnosanya). Cth: CKD dgn
HT
 Jika dx utama masih SUSPECT dan tidak ada informasi lebih lanjut maka harus dikode
seolah-olah telah ditegakan
 External cause  ortopedi
 Sequalae  kondisi yang sudah tidak ada lagi saat ini, jika ada dx yang lebih spesifik maka
dx sequalae sbg dx sekunder
 Kondisi akut dan kronik.
Ec: cholecystitis akut dan kronik. Acute cholecystitis sbg dx utama dan kronik sbg dx
sekunder
 Pedoman koding prosedur
Operasi  penggunaan instrument dan umunya terjadi di ruang operasi.
31

Non operasi  Ro, Lab, Fisioterapi, Psikologi.

Morning Report, Tanggal 18 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dan praktek cuci tangan
 Pembahasan permenkes hal 38-41
1. Kondisi pencatatan konsisten
2. Penggunaan rule MB
3. Bayi lahir sehat
4. Komplikasi saat kehamilan
5. Kondisi tertentu saat periode perinatal
6. Untuk pasien control ulang
7. Kondisi utama dan sekunder yang berkaitan
8. Pengkodean untuk penyakit thalasemia
9. Pengkodean untuk persalinan

Morning Report, Tanggal 19 Agustus 2014


 Menghafalkan visi, misi, moto dan 6 sasaran keselamatan pasien
 Melanjutkan pembahasan permenkes no 27 thn 2014
 Kasus persalinan dengan SC (hal 40)
SC menjadi Dx sekunder, penyulit sbg Dx utama (permenkes no 27 thn 2014)
SC mjd Dx utama, penyulit Dx sekunder (RSMS)
 Kode Z dan R dipakai sbg Dx utama padahal ada diagnose yang lebih spesifik.
Cth: Dx utama chest pain (R07.1), Dx sekunder unstable angina pectoris (I20.0)
Seharusnya Dx utama angina pectoris, Dx sekunder chest pain
 Beberapa diagnose seharusnya dikode menjadi 1 tetapi dikode terpisah
Cth: Dx utama I10 (hypertensi), Dx sekunder renal disease (N28.9)
Seharusnya digabung hypertensive renal disease (I12.9)
RSMS  ABIYASA
Jika pasien registrasi/pindah rawat melalui TPPRI Abiyasa tidak melalui IGD/RJ abiyasa
dengan menggunakan no RM yang sama.
MUTASI PASIEN KE ABIYASA
Jika pasien sudah melakukan transaksi dan tindakan maka dilakukan mutasi antar RS atau
antar ruangan
Dilayar ada pilihan centang (v)(mutasi rawat abiyasa) maka akan muncul pilihan ruangan
yang ada di abiyasa, pilih ruangan/kamar yang kosong lalu centang baru proses KIRIM
Pastikan semua transaksi sudah di input
ABIYASA  ABIYASA
32

Jika pasien BPJS close billing dulu utk RJ dan OGD baru didaftar di TPPRI RSMS, no RM
pake No lama. Kalau pasien umum lngsng ke TPPRI RSMS.

Morning Report, Tanggal 20 Agustus 2014


 Hal 42  kode creep/up coding
 Beberapa dx yang seharusnya dikode jadi 1 tetapi dikode terpisah. Cth:
Dx utama: hipertensi (I10)
Dx sekunder : renal disesase (N28.9)
Seharusnya dikode jadi 1 yaitu hypertensive renal disease (I12.9)
 Kode asterisk (*) diinput sbg dx utama dan dagger (┼) sbg dx sekunder. Cth:
Dx utama : myocardium (I41.0*)
Dx sekunder : tuberculosis of others specified organ (A18.5┼)
Seharusnya : Dx utama (A18.5┼) dan dx sekunder (I41.0*)
 Verifikator masih mempertahankan diagnose dan penunjang, sedangkan dari sisi RS semua
dx harus di isi.
 Kode untuk rutin prenatal care Z34-Z35 digunakan sebagai diagnose sekunder pada saat
proses persalinan. Cth :
Dx utama : persalinan dengan SC (O82.9)
Dx sekunder : supervision of other high risk pregnancies (Z35.0), ketuban pecah dini (O42.9)
Seharusnya:
Dx utama : persalinan dengan SC (O82.9)
Dx sekunder : ketuban pecah dini (O42.9)
 Diagnose utama tidak signifikan disbanding sekundernya.
Dx utama : thrombocytopenia (D69.6)
Dx sekunder : DHF (A91)
Seharusnya:
Dx utama : A91
Dx sekunder : D69.6
 Tindakan / prosedur seharusnya relevan dengan dx utama. Cth:
Dx utama : dyspepsia (K30)
Dx sekunder : I25.1 (atherosclerosis hearth disease)
Tindakan : 36.06
Seharusnya : dx utama (I25.1) dan sekundernya (K30), tindakan 36.06
 Tugas dan tanggung jawab dokter dan koder (hal 43)
 Episode
Episode jangka waktu perawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai pasien keluar,
termasuk konsultasi dan pemeriksaan dokter/pemeriksaan penunjang
 INA CBG ada 2 episode yaitu rawat inap dan jalan
33

 Pasien yang masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat
jalan/gawat darurat maka kasus tersebut termasuk 1 episode rawat inap.
 Dalam hal pelayanan berupa prosedur yang berkelanjutan di pelayanan raat jalan spt
radioterapi, kemoterapi, rehab medic, dan palayanan gigi, episode yang berlaku adalah per 1
kali kunjungan.
 Pasien yang ct scan kontras masuk RI, seharusnya masuk RJ karena puasa bisa dilakukan
dirumah
 Pasien IGD perawatan kurang dari 6 jam secara administrasi telah menjadi pasien RI

Morning Report, Tanggal 21 Agustus 2014


 membahas permenkes no 27 thn 2014
dari rawat jalan ke rawat inap  episode RI
dari rawat jalan pulang  episode RJ
dari IGD pulang  episode RJ
 rawat inap  episode RI adalah satu rangkaian pelayanan jika pasien mendapatkan perawatan
> 6 jam di RS/jika pasien telah mendapat fasilitas RI (bangsal/ruang rawat inap/ruang
perawatan intensive) walaupun lama perawatan kurang dari 6 jam dan secara administrasi
telah menjadi pasien rawat inap (sudah ada transaksinya)
 re admission  apabila ada pasien datang kembali dengan diagnose yang sama disebut 1
episode. Apabila datang dengan diagnose yang berbeda dan keadaan gawat itu tidak apa-apa.
 Apa saja yang sebaliknya dilakukan dan tidak dilakukan RS  Hal 46
1. Membangun tim RS
2. Meningkatkan efisiensi
3. Memperbaiki mutu rekam medic
4. Memperbaiki kecepatan mutu dan klaim
5. Melakukan standarisasi
6. Membentuk tim case mix / tim INA-CBG RS
7. Memanfaatkan data klaim
8. Pembayaran jasa medis
 Palliative care : Z51.5
 Kalau datang hanya CT-Scan NF tidak ada diagnose dan tindakan dikode Z41.9

Morning Report, Tanggal 22 Agustus 2014


Simulasi tentang TOP UP
 Special investigation
1. TB paru D38.1, tindakan CT Scan thorax dhn kontras (87.41)
Rawat jalan : 263.040
Top up : 334.560  total 657.600
34

Rawat inap tidak ada top up. Tarif ina CBG’s 2.990.291
2. Tumor nasofaring (D37.0)
Tindakan ct scan nasofaring dgn kontras (88.38)
Rawat inap tidak ada top up. Tarif ina CBG’s 2.111.223
Rawat jalan top up, tarif 394.560
3. HNP (M51.2) maupun LBP (M54.59)
Tindakan MRI (88.93). rawat jalan top up
Tariff cbg’s : 624.806
Top up : 937.209  total : 1.562.015
 Special procedure
1. Vitreus haemorrage/perdarahan vitreus (H43.1)
Tindakan vitrektomi 14.73
Top up rawat inap H-I-30-I
Tariff cbg’s : 3.008.836
Top up : 3.008.836  total : 6.017.673
2. Katarak (H25.9), tindakan phacoemulsification (13.41)
Tariff cbg’s : 2.260.631
Top up : 2.260.631  total : 4.521.262
3. Radioterapi (Z51.0) dan ca cervix (C53.9) tindakan radioterapi (92.24)
tarif cbg’s : 7.234.515
top up : 1.954.338  total : 9.188.853 (rawat inap)
dirawat jalan tidak ada top up, tarif cbg’s 888.312
 Special prosthesis
Fr trochaunter femur (S72.0). tindakan total hip implant (81.51)
Tarif cbg’s : 5.978.542
Top up : 5.978.542  total : 11.957.084 (rawat inap)
 Special drug
1. Stemi (I21.3)  special drug streptokinase menghasilkan kode I-4-10-I
Tariff cbg’s : 7.020.509
Top up : 1.253.663  total : 8.274.172
2. Talasemia (D26.9)  special drug deferifrone, menghasilkan kode D-4-13-I
Tarif cbg’s : 1.960.305
Top up : 1.470.230  total : 3.430.535 special drug DD-02-II (1.470.230)

Morning Report, Tanggal 23 Agustus 2014


 Bab V hal 46 permenkes 27 2014
Metode pembayaran ina cbg’s di RS
1. Membangun tim RS
35

2. Meningkatkan efisiensi
3. Memperbaiki mutu rekam medic
 Top up CT Scan di rawat jalan:
87.06 : scan nasofaring dgn kontras (tidak ada top up)
88.38 : scan others (NF tanpa kontras), top up di rawat jalan
88.01 : scan abdomen
87.41 : scan thorax
87.71 : axial tomography kidney
 CT Scan kidney
Dx CRF (N18.9)
Tindakan: ct scan kidney 87.71, ct scan axial tomography 88.38
Top up rawat jalan  394.569
 CT Scan thorax
Dx TB paru (A16.2)
Tindakan : ct scan thorax 87.41
Top up rawat jalan  394.569
 CT Scan abdomen
Dx tumor abdomen (D48.7)
Tindakan ct scan abdomen 88.01
Top up rawat jalan  394.569

Morning Report, Tanggal 25 Agustus 2014


 Hal 40 permenkes n0 27 thn 2014 tentang kode SC
 Kode O80-O84 digunakan sebagai dx sekunder jika ada penyulit dalam persalinan, kecuali
jika penyulitnya kode O42.0 dan O42.1 (KPD), maka O80-O84 digunakan sbg dx utama.
O80 : persalinan normal
O81 : VE
O82 : SC
O83 : ditarik/manual
O84 : persalinan bayi kembar
 Contoh :
O82.9 : SC sbg dx utama
O65.9 : CPD/panggul sempit sbg dx sekunder
74.4 : tindakan SC
Ina cbg’s : O-6-10-I  prosedur operasi pembedahan Caesar ringan (4.424.347)
Kemudian bila dibalik,
O65.9 : sbg dx utama
O82.9 : sbg dx sekunder
36

74.4 : tindakan SC
Ina cbg’s : O-6-12-I  prosedur persalinan vaginal prosedur selain sterilisasi dan dilatasi
kuret ringan. (2.406.764)
Jadi untuk sementara SC masih menjadi dx utama, menunggu keputusan antara koder dgn
BPJS.

Morning Report, Tanggal 26 Agustus 2014


 Jika pasien datang dirawat hanya untuk ct scan atau ro TIDAK BOLEH
 Geriatri CHF, CAP, DM  di RM 14 sementara ferifikator mintanya, DM, CHF & CAP
dihapus permintaan ferifikator BPJS
 Eksisi langsng ke regionya jangan yang unspesifik, langsung ke eksisi tangan, kaki, atau
bagian tubuh yang lain.
 Untuk kode suspect dikode penyakitnya langsung sesuai dengan aturan permenkes 27 thn
2014, hal 31 poin 1(c) symptoms tidak menggunakan kode Z

Morning Report, Tanggal 27 Agustus 2014


 RSMS merupakan RS rujukan level B pendidikan
 Puskesmas-RSUD-RSMS jika sudah membaik pasien tersebut bisa dilakukan rujuk balik ke
RS daerah
 System sekarang pembuatan rujukan dan SEP oleh petugas RS namun klaim sepenuhnya
merupakan wewenang BPJS
 Pasien IGD dan poli banyak yang re admission (1 episode) masih ditanggung oleh BPJS
 Pasien epilepsy jika sudah pulang dalam hari itu bisa masuk lagi dengan ketentuan pasien
tersebutsama dengan diagnose pasien waktu pulang dengan syarat tidak pulang APS
 Top up tergantung diagnose dari dokter
 Kasus kecelakaan jika yang menanggung pihak BPJS diharap mengkoordinasikan dgn bidang
mutu dan kerjasama (jika sudah ada MOU harus ada surat dari BPJS, jasa raharja, RSMS<
bid mutu dan kerjasama)
 Peserta BPJS bisa dilayani oleh pihak RS yang sudah ada MOU dgn BPJS
 Jika faskes untuk rujukan penunjang missal RS BMS merujuk pasien CT Scan ke RSMS
maka pihak RSMS mengclaim biaya ke RS BMS
 Pengurusan kartu JKN/BPJS mak 3x24 jam setelah pasien ybs masuk faskes yang ditunjuk
oleh pihak BPJS
 Pasien IGD harus membuat IC dan nama penjamin. Jika pasien masuk rawat inap IC
dipastikan kembali oleh perawat jaga rawat inap dimana pasien tersebut dirawat.

Morning Report, Tanggal 28 Agustus 2014


 Visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien, dan cuci tangan
37

 Per januari untuk Severity Level III dicek. Cth: kode untuk ca mamame tp deskripsi di
CBG’s munculnya ca kulit.
 Mohon diperhatikan untuk kasus dengan SL III, cek no RM dalam ststus pastikan 1 no RM
 Jika 1 pasien memiliki lebih dari 1 no RM maka digabungkan dan menggunakan CM lama
 Pembuatan SEP sudah diarahkan ke belakang (TPPRI)
 Untuk logistic setiap ambil ATK dimohon menulis di buku untuk memudahkan
laporan’sedang digalakan inventori bahan habis pakai di RSMS
 Arsip  untuk status tanpa mam > status dgn map, untuk status tanpa map harus dituliskan
no RM dan nama pasien dgn tepat dan jelas
 Penunjang PA, Ro dan IBS perhatikan no RM pasien
 Flamboyant : laporan op milik 8 org dijadikan 1 (untuk susulan karena status dan berkas
sudah dikembalikan ke RM)
 Untuk ruangan pastikan untuk kelengkapan status pasien.

Morning Report, Tanggal 29 Agustus 2014


 Visi, misi, motto, 6 sasaran keselamatan pasien, cuci tangan
 Fungsi rekam medic  penyimpanan data pasien (dokumen)
 Pengunjung : org yang datang berkunjung/berobat ke RS
 Kunjungan : kunjungan > pengunjung, karena 1 pengunjung bisa berkunjung >1
 Kasus  lama : sudah berulang kali berobat
 Kasus  baru : baru pertama kali berkunjung.

Morning Report, Tanggal 30 Agustus 2014


 Visi, misi, motto, 6 sasaran keselamatan pasien, cuci tangan
 Seruni dan PSR untuk kasus Dr. Rifqy kalau mau koding dikonsultasikan ke Dr. Rifqy dan
pelayanan, hati2 dengan dokter yang lain juga
 Dr. Suharno juga mungkin lebih teliti seperti itu khusu penyakit dalam
 Materi mas wildan  untuk ngeprint rawat jalan sehari mencapai 1 rim, diusulkan kertas 70
gr saja.
 Asuransi  pulang hidup (ftcpi kuitansi, rincian biaya, obat/resep, blangko asuransi, yang
mengajukan harus ada hubungan keluarga/ahli waris/ada surat kuasa.
 Asuransi pulang meninggal dunia  ditambah surat keterangan meninggal
 Asuransi BPJS  cacat tetap/meninggal.
 Kasus kecelakaan pasien BPJS  bila pasien dirawat biaya klaimnya cbg’s < 10 juta maka
ditanggung jasa raharja dengan melampirkan surat keterangan dari kepolisian
 Sudah ada edaran tapi belum ada keputusan/kesepakatan antara pengendali BPJS bidang
kerjasama, BPJS, dan jasa raharja.
38

Morning Report, Tanggal 01 September 2014


 Rumah sakit tingkat pertama (kelas D), puskesmas, dokter praktek, bidan
 Manfaat JKN ada 2 yaitu medis dan non medis
 Bila ada rujukan atas permintaan sendiri ke RS yang tipenya lebih tinggi tidak diperbolehkan
 Kasus medic rujuk balik bila ada pasien jantung sudah membaik bisa dirujuk balik ke
pelayanan tingkat pertama (puskesmas)

Morning Report, Tanggal 02 September 2014


 Visi, misi, motto, 6 sasaran keselamatan pasien, cuci tangan
 Permenkes no 28 thn 2014 hal 24
Manfaat yang tidak dijamin dalam program JKN
1. Yankes yang dilakukan tanpa melalui prosedur
2. Yankes yang dilakukan di faskes yang tidak kerja sama denagn BPJS kecuali dalam
keadaan darurat
3. Yankes yang telah dijamin oleh program jaminan kecelakaan kerja thdp penyakit/cedera
akibat kecelakaan kerja
Ex: kasus yang terjadi krn kecelakaan kerja tidak dijamin BPJS
4. Yankes yang sudah dijamin asuransi kesehatan lain, cth: jasa raharja
5. Yankes yang dilakukan diluar negeri
6. Yankes untuk tujuan estetik, cth: pasang kawat gigi
7. Yankes untuk mengatasi infertilitas, cth: KB IUD
8. Pelayanan meratakan gigi (ortodontis)
9. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri, cth: bunuh diri
10. Pengobatan alternative, tradisional, shin she
 Pengadaan obat berdasarkan fornas
 Untuk RI pastikan sudah input EMRRI
 Untuk RM 14 jam keluar menunjukan bahwa pasien sudah diinput
 Pastikan tgl keluar dan jam keluar di RM 14
 Catatan untuk 2x op tidak perlu ditempel/dilampirkan pada berkas BPJS, cukup dicatat
dibuku catatan milik IBS
 Tgl 18-19 audit untuk ISO 2012
 Penetapan kendali mutu
1. Kendali mutu  efektif dan efisien untuk RM pengembalian RM
2. Kendali mutu dan biaya sesuai dengan standar
3. Cost efektif
4. R.L meliputi pelayanan program, RM, dan Monev
5. Teknis pada bagian perencaan dijabarkan dalam SOP
39

Morning Report, Tanggal 03 September 2014


 Permenkes no 28 thn 2014 hal 27
 Peningkatan kelas perawatan
1. Permintaan kelas perawatan atas permintaan sendiri
2. Permintaan naik kelas hanya 1x dan hanya non PBI
3. Naik kelas perawatan 1dikenakan biaya selisih tarif INA CBG’S kelas perawatan dengan
tarif INA CBG’S hak nya
4. Naik kelas perawata VIP dikenakan biaya selisih tarif VIP local dengan tarif ina cbg’s
kelas perawatan
5. Ruang perawatan yang menjadi hak pasien PENUH, peserta dapat dirawat dikelas
perawatan satu tingkat lebih tinggi paling lama 3 hari, selanjutnya dikembalikan ke ruang
perawatan yang menjadi haknya
6. Apabila kelas sesuai hak peserta PENUH dan kelas 1 tingkat diatasnya juga penuh maka
peserta dapat dirawat dikelas 1 tingkat lebih rendah selama 3 hari
7. Bila semua kelas perawatan di RS tersebut penuh maka RS menawarkan untuk dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang setara
8. RS harus memberikan informasi mengenai biaya yang dibayarkan akibat peningkatan
kelas perawatan.
9. Peserta/anggota keluarga harus menandatangani serat pernyataan terkait kenaikan kelas
 Prosedur pelayanan
Tata cara mendapatkan pelayanan kesehatan
a. Setiap peserta harus terdaftar pada FKTP yang telah bekerja sama dengan BPJS
b. Menunjukan no identitas peserta JKN
c. Peserta memperoleh pelayanan
d. Jika diperlukan sesuai indikasi medis peserta dapat memperoleh rawat inap/dirujuk
 Besok hari jumat ada customer visit dari BPJS
 Pasien BPJS non PBI jika tidak iur setiap bulannya akan mendapatkan denda dan kartu
pesertanya tidak bisa dipakai
 Closing BPJS tgl 5 setiap bulannya.

Morning Report, Tanggal 04 September 2014


 Visi, misi, motto, 6 sasaran keselamatan pasien, cuci tangan
 Membahas UU no 28 permenkes hal 28
 Belum ada pertemuan mengenai asuransi (asuransi kecelakaan dan BPJS)
 Iuran diberikan pemerintah BPJS PBI dan pekerja mandiri NON PBI
 Verifikator dengan koding harus melakukan feedback atas hasil dari verifikasi
 BPJS mengikuti pola RS
 Hari ini tgl 4 dipastikan untuk selesai klaim pelayanan
40

 Ada 68 dokumen yang masih belum selesai dari segi administrasi


 Menyelesaikan dokumen ditolak
 Ada EKG yang belum di entry ketika koder sudah menggrouping apakah kita print
ulang/tidak
Jawaban: kita tidak print ulang, ga ada masalah
 Dokumen yang ditolak sedikit

Morning Report, Tanggal 05 September 2014


 Visi, misi, motto, 6 sasaran keselamatan pasien, cuci tangan
 Sumber pendanaan BPJS (permenkes 28 hal 33), BPJS PBI  iuran dibayarkan oleh
pemerintah.
 Non PBI  dibayarkan sendiri, atau potong gaji bagi karyawan/pegawai negeri
 BPJS membayar ke FKTP dgn kapitasi dan non kapitasi
 BPJS membayar ke FKTRL dengan system claim paket ina cbg’s
 Pembayaran kapitasi  langsung ke FKTP
 Pembayaran non kapitasi  ambulance, rujuk balik, screening, MOP/vasektomi : claim
terpisah
 Ina cbg’s dibayarkan paling lambat 15 hari setelah claim diterima lengkap.
 Pembayaran diluar ina cbg’s  ketentuan menkes

Kasus Dr. Rifqy untuk tindakan vitrectomy


 2 pasien dengan diagnose penyakit dan tindakan yang sama tetapi berbeda nilai claim cbg’s
nya karena ada tindakan yang seharusnya tidak dientrikan tetapi dientrikan.
 Berhati-hati untuk tindakan vitrectomy di rawat inap
 Diagnose yang menggunakan bahasa asing atau singkatan tersendiri harap dikonfirmasikan
kpd dokter/perawat.
 Untuk kasus retina, setelah dokter menuliskan diagnose di RM 14 harap dikoordinasikan
dengan kepala ruang atau dokter yang bersangkutan.
 Jangan melakukan up coding atau memasukan diagnose yang tidak dilakukan.

Morning Report, Tanggal 06 September 2014


 Membahas kemenkes no 28 hal 37 tentang alokasi dana kapitasi
 Bab 6 bdan penyelenggara hal 40 BPJS badan hukum publikyang bersifat nirlabadan
bertanggung jawab kpd presiden
 Pasien ingin dilayani cepat banyak yang mendaftar ke IGD
 Bayi non PBI mandiri dan PNS kalau belum mengurus BPJS dftar umum meskipun belum
berusia 3 hari
 Untuk dx ca mammae harus ada data pendukungnya
41

 Kasus obgyn menurut permenkes SC menjadi dx utama, klaim menurun


 Khusus untuk tgl 4-5 (closing) koder diwajibkan menanyakan apakah ada dokumen yang
ditolak. Dokumen yang ditolak dan dibawa ke ruangan untuk diperbaiki harus ditulis dahulu
dibuku untuk memudahkan dalam pencarian berkas.
 Hati-hati untuk kasus bayi dan mata.

Morning Report, Tanggal 08 September 2014


 Pembahasan permenkes no 28 thn 2014 tentang pengelolaan dan pemanfaatan dana
 Dana kapitasi dna non kapitasi dikelola sbg biaya operasional
 Permintaan yang berwujud asset harus direncanakan 1 tahun sebelumnya.
 Pengelolaan dana untuk claim untuk swasta dikelola sendiri
 Pengelolaan dana klaim untuk BLID diserahkan ke propinsi
 Penyelenggara JKN adalah BPJS
 BPJS memiliki cabang disetiap kabupaten
 BRI melayani pembayaran iur BPJS dengan cara jemput bola ke masyarakat
 Pasien bayi baru lahir agar segera didaftarkan ke BPJS
 Hati-hati mendaftar pasien bayi yang menggunakan BPJS
 Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh : OJK, DJSN, BPJS, BAPENNAS
 Hati-hati dgn pasien yang menggunakan BPJS mandiri yang belum membayar iuran bulanan
 Hati-hati mengkode dx untuk pasien Dr. Rifqy.

Morning Report, Tanggal 09 September 2014


 Permenkes RI no 28 thn 2014 prinsip penanganan keluhan
1. Prinsip pengangan keluhan
Obyektif : penanganan keluhan masyarakat harus berdasarkan fakta/bukti
Responsive : cepat dan akurat dan tepat
Koordinatif : penanganan keluhan masyarakat harus dilakukan dgn kerjasama yg baik
Efektif efisien : dilaksanakan secara tepat sasaran, hemat tenaga, waktu dan biaya
Akuntabel: ditindaklanjuti dgn penuh tanggungjawab
Transparan : dilakukan berdasarkan mekanisme dan prosedur yang jelas dan terbuka
2. Mekanisme penanganan keluhan  mekanisme yang dapat ditempuh untuk
menyelesaikan keluhan terdiri atas:
Apabila terjadi masalah antara peserta dgn faskes: faskesBPJS kes scr musyawarah.
Jika tidak dapat diselesaikan, BPJStim monev kab/kotatim monev prov, tim monev
pusatmenkes.
Apabila terjadi masalah antar peserta BPJS kes

Morning Report, Tanggal 10 September 2014


42

 Membahas masalah kinerja kerja : absen finger, apel, dan morning report
 Asphyxia neonatorum : keadaan bayi lahir yang tidak bisa bernafas dgn baik
Asphyxia berat, a-s : 0-3 (P21.0), terapi O2
Asphyxia sedang, a-s : 4-6 (P21.1), terapi O2
 Penyebab asphyxia factor dari ibu: pre eklamsia, perdarahan abnormal, partus lama/macet,
ibu melahirkan dengan demam, melahirkan dengan penyakit infeksi, kehamilan post mature,
lilitan tali pusar, bayi lahir premature, pecah ketuban.

Morning Report, Tanggal 11 September 2014


 Membahas pendaftaran di IGD  computer sering eror atau tidak bisa menyimpan saat
pendaftaran.
 Asphyxia pada bayi: tanda-tanda gawat janin  denyut janin 120-160/menit
 Hypotermi  P80.9, bersihkan jalan nafas (kalau ada lendir), selalu menjaga nafasnya agar
tidak terjadi sumbatan.

Morning Report, Tanggal 12 September 2014


 Kasus yang sering muncul di RSR atas
 CKD + HT  I12.0, penunjang: lab ureum dan kreatinin, terapi: ceftriaxone, cefotaxim,
furosemid, bicnat
 HT  I10, lihat di RM 7 tensi tinggi >140/90. Terapi: amlodipin, diofam, captopril,
mycardis, mycardipin
 Anemia pada CKD  D63.8*. penunjang: lab darah Hb <12. Terapi: anemolat, bionemi,
tranfusi PRC
 CHF  I50.0. penunjang: EKG abnormal ECG, thorax cardiomegaly. Terapi: furosemid,
spironolactone, digoxin, impulgan, aspilet, farsix.
 SVT(supraventricular tachycardia)  I47.1. penunjang: EKG(sinus tachycardia/atrial
tachycardia). Terapi: digoxin, tiarid
 Cirrhosis hepatic  K74.6. penunjang: lab CEA/AVP tinggi, bilirubin tinggi, alkali dan
fosfatase tinggi, trombosit rendah, USG abdomen, CT Scan abdomen. Terapi: curcuma,
urdahex, OMZ, tranfusi albumin.
 Melena  K92.1. penunjang: lab darah Hb <12, colonoscopy, endoscopy, BAB hitam.
Terapi: Vit K, kalnex, adona, targazokrom
 Hematemesis  K92.0. penunjang: lab darah Hb<12, endoscopy, muntah darah. Terapi:
ceftriaxon.
 Diare  A09. Penunjang: lab feses, elektroli turun, leukosit tinggi, bakteri. Terapi:
neodiaform, cairan elektrolit RL
 ISK/UTI/infeksi saluran kencing  N39.0. penunjang: lab urine bakteri +, keruh, leukosit
tinggi. Terapi: cipro, metronidazole.
43

Morning Report, Tanggal 13 September 2014


 Tupoksi bu budiningsih
1. Asuransi
2. Memfasilitasi mahasiswa penelitian
3. melaporkan morbiditas penyakit
4. Melaporkan laporan RL 1
5. Membantu pendaftaran rawat jalan
6. Output program untuk RL tahunan

Morning Report, Tanggal 15 September 2014


 Visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien, dan praktek cuci tangan
 Coba dicrosscek ulang dok RM sudah sampai tanggal berapa di rawat inap dan RJ karena
klosing BPJS tgl 5, BPJS mengikuti pola RS agar tidak menumpuk diakhir bulan
 Jika ada berkas dok RM yang telah di claim dikembalikan oleh BPJS harus di ttd oleh dokter
atau yang bertanggung jawab bahwa telah di klarifikasi.
 Kasus HD rawat jalan kode Z49.1. semisal pasien rawat inap verifikasi meminta kode yang
sama ini harus ada kesepakatan antara koder dengan BPJS. Selama ini pengkodean HD
dirawat inap; CRF: N18.9, dgn HD: 39.95
 Hasil penunjang/bacaan dari luar, jika dilakukan oleh dokter luar minimal ditulis di RM 07,
kemudian perawat/admin mengcopy sbg bukti pada berkas.
 Kedisiplinan dalam mengikuti apel, finger dan meeting morning diperhatikan, jika ijin tidak
masuk harap ijin dengan bu utami, kepala ruang dan harus memberitahu siapa penggantinya.
 Untuk petugas IGD pada saat mencetak SEP diperhatikan no SEP, tgl masuk, nama dan no
BPJS.

Morning Report, Tanggal 16 September 2014


 Visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien, dan praktek cuci tangan
 BLS (basic life support)
Jika pada suatu korban ditemukan sudah tidak ada nafas dan denyut nadi
Bantuan dengan resusitasi, bantuan nafas (untuk mengurangi)
1. AW (membuka jalan nafas) air way
Posisi badan terbaring, mengangkat bahu, ditekan kepala supaya membuka jalan nafas.
2. Breathing (pemeriksaan ada nafas atau tidak)  mendengar nafas, dada, diraba
3. Circulation (denyut nadi)  jempol, 2 jari dari tenggorokan, telinga ada nadi belum tentu
ada nafas, tidak ada nafas pasti tidak ada nadi menggunakan telapak tangan.
Untuk RJP minimal 30x, tumpuan tangan yg terkuat 3 jari dari pangkal tulang dada, 2x nafas
diulang sampai 5x.
44

Untu pertolongan pada orang yang tenggelam, pemeriksaan breathing setelah ada reaksi
kepala dimiringkan supaya keluar airnya.
Tersedak  diangkat bahu, ditepuk2 punggungnya, posisi badan melengkung.
Langkah-langkah menolong korban kecelakaan:
1. Amankan (dibawa ketempat yang aman)
2. Respon
3. Minta tolong
4. Periksa nadi, periksa nafas
5. Setelah menolong jangan pergi dulu sbg nara sumber
Untuk diperhatikan pada saat menolong kecelakaan untuk menjaga posisi kepala/leher
supaya tidak terjadi kefatalan
Patah tulang:
1. 1/3 dari atas bahu (spalk, kain, kayu) min 2 persendian
2. Tengah
3. Bawah
Untuk perban pada tulang belakang, membentuk angka 8. Cara mengikatnya saling silang
seperti tali sepatu. Kencang tapi tidak terlalu kencang dengan cara melihat jari berwarna
pucat atau tidak, kalau pucat sampai beberapa hari darah tidak mengalir akibatnya fatal.
Cara memindahkan pasien tergantung alat yang dipakai
1. Alatnya masih baik
2. Apabila tidak ada alat, angkat bagian ketiaknya, bajunya bagian krahnya yang ditarik
untuk pertolongan pada keracunan (apabila luka parah tidak bisa)
3. Pada saat mengangkat korban diusahakan yang menolong posisi punggungny tetap lurus
supaya tidak sakit.

Morning Report, Tanggal 18 September 2014


 Untuk anak usia <14 tahun dari poli bedah  seruni
 Asoka khusu untuk dalam dan jantung laki-laki
 B.urologi untuk anak <14 thn (seruni), kelas 1&2 (kenanga), kelas 3 (edelweiss)
 Teratai  THT, kebidanan, onkologi kelas 1 dan 2
 Kenanga  onkologi dan bedah umum kelas 1 dan 2
 Jika untuk kasus bedah penuh tidak boleh titip di PSR karena dokter tidak mau visite
 RSR  dalam, syaraf, jantung dan paru
 Onkologi penuh, titip bougenville dengan koordinasi ka ruwat
 Bedah syaraf  cempaka
 Mawar  jantung dan dalam
 Bedah plastic  edelweiss kelas 3
 Dari poliklinik menggunakan umum, konfirmasi lagi apakah punya kartu BPJS atau tidak
45

 Jika potong pasien maka harus diumumkan dulu


 Hati-hati untuk pasien dari bedah onkologi, jika hanya untuk suntik 5FUtidak perlu di entry
 Anak < 28 hari masuki di melati
 BBL diumumkan dulu jangan mengikuti orang tua, dilihat selisih tanggal atau tidak
 Anak > 28 hari masuk di aster
 Saat menjelaskan kepada pasien harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami
 Untuk kasus melahirkan di flamboyan.

Morning Report, Tanggal 19 September 2014


 Visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien, dan praktek cuci tangan
 Untuk kasus DB mohon temen-temen RM mengingatkan bu budi agar dibuat laporan ke
DKK, ada form tersendiri untuk kasus DB. Ada 3 rangkap (utk RS, keluarga pasien dan
puskesmas)
 Presentasi mengenai kendali mutu dan kendali biaya
 Standar kendali mutu sesuai standar dan kepuasan pelanggan  sesuai dengan 2 dimensi
 Tugas pokok koder (ketepatan ICD 9 dan 10, sesuai dengan dx dan terapi, sesuai dengan
referensi, tepat koding, exp: tepat substansi dan waktu)
 Tugas rekam medic ( koding, assembling, entry, analisis reporting membuat laporan dari RL
1-RL5, filing)
 Kendali biaya  efisiensi biaya penggunaan kebutuhan RS
 SPO  standar prosedur operasional
1. Audit pengembalian dok RM (100%/3thn)
2. Audit kelengkapan pengisian dok RM (100%/5thn)
3. Audit kelengkapan pengisian inform concent (100%/5thn)
4. Audit ketepatan waktu pelayanan pendaftaran (100%/2thn)
5. Audit ketepatan waktu penyediaan berkas RM rawat inap (100%/2 thn)
6. Audit pengukuran angka kepuasan pasien (90%/3thn)
 SPO menggunakan AC (air conditioner)
 Kendali biaya penggunaan ATK (alat tulis kantor)
 SPO penggunaan computer semua unit kerja
 Penggunaan printer, CPU, dan tinta printer
 Computer, printer, keyboard disarankan diberi baju agar telindung dari debu
 Gelang pasien luntur kalau terkena air, apakah perlu diganti jenis kertas atau ada solusi lain

Morning Report, Tanggal 20 September 2014


 Status pasien adalah dokumen penting dan rahasia
 Tugas arsip memelihara dan menyimpan dokumen
46

 Closing tepat diagnose, pendukung harus lengkap dan nomor pasien jika penunjang tidak ada
maka ingatkan admin untuk segera melengkapi sbg proses closing bisa berjalan lebih cepat
 Sarana dan prasarana, exp: rak masih kurang
 Jika kita bekerja di RS maka kita harus menempatkan diri kita sebagai pasien termasuk jika
menerapkan berkas rekam medic juga harus cepat dan tepat karena berpengaruh thdp
kelangsungan pasien
 Jembatan keledai untuk memudahkan menghafalkan prosedur kerja yang kita laksanakan
sehari-hari
 Label sangat penting untuk menghindari kesalahan, yang sudah berjalan di RSMS adalah
gelang pasien
 Identifikasi ada 3 diantaranya nama, tgl lahir, no RM, nama ibu kandung  diambil 2 yang
tidak pernah berubah. Tgl lahir karena tidak semua orang hafal, kita tetap menelusuri s/d
KTP karena nantinya aka nada link antara no KTP dengan no BPJS
 Penulisan nama harus sama dengan KTP jangan menggunakan kartu BPJS sbg acuan. Jika
ada perbedaan nama maka harus ada surat ketrangan beda nama dari desa

Morning Report, Tanggal 22 September 2014


 Persiapan akreditasi  FC ijasah, FC STR, FC SK penempatan, SK CPNS, sertifikat
pelatihan.
 Penjamin yang belum bekerja sama di umumkan dahulu
 Inputan admin yang perlu diperhatikan:
Berita acara kesalahan  kalau ada kesalahan membuat berita acara,
IGD 1 : fauzi, IGD 2 : fadila, IRM : masita, IBS : tri budi, radiologi : markus, IPL : retno.

Morning Report, Tanggal 23 September 2014


 Visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien, dan praktek cuci tangan
 Materi CHF (gagal jantung)  ketidakmampuan jantung untuk memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan jaringan akan O2 dan nutrisi. Gagal jantung kongestif terlebih dahulu
diawali gagal ginjal sebelah kiri dan secara lambat diikuti oleh gagal jantung kanan.
 Etiologi dan faktor resiko  faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak berupa: aritmia, infeksi sistemik, infeksi paru2 dan
emboli paru. Mekanisme fisiologi : mencakup keadaan yang meningkatkan beban awal
(regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel), beban akhir (dimana terjadi stenosis aorta dan
hipertensi sistemik. Kontraktilitas dpt menurun pada infark miocardium dan kardiomyopathy.
 Pathofisiologi  tekanan arteri paru dapat meningkat sbg respon terhadap peningkatan kronis
tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahapan terhadap injeksi ventrikel
kanan. Serentetan kejadian yang terjadi pada jantung kiri, akan terjadi juga pada jantung
kanan, yang akhirnya akan terjadi kongesti sistemik dan edema.
47

 Tiga mekanisme primer yang terjadi sbg respon dari gagal jantung
Meningkatnya aktifitas adenergik simpatik
Meningkatnya beban awal
Hypertropi ventrikel
Ketiga respon tersebut adalah merupakan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Hal
ini memadai untuk tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan
istirahat. Pada keadaan beraktifitas akan kelihatan pada kerjaa ventrikel dan menurunnya
curah jantung.
 Gambaran klinis  pada penderita gagal jantung akan cepat lelah dan lemah jika melakukan
aktifitas fisik karena otot nya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup. Gagal jantung
kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir kebagian jantung kanan
shg menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai hati dan perut. Gagal
ginjal kiri menyebabkan cairan di dalam paru shg menyebabkan sesak nafas yang hebat
 Pemeriksaan penunjang : EKG, sonogram, scan jantung, kateterisasi jantung
 Obat-obat yang bersifat meningkatkan efek inotropik
1. Glikosida jantung : digitalin, folium, digoxin, digitoxin
2. Turunan bipiridin : amrinon, milrinon
3. Agonis adrenergik bafal : doparmin, doputamin
4. Turunan xanthine: teofilin, aminofilin
obat yang mengurangi pre concern
1. Inter twine diuretik: furosemid, hidrochlororhiazid (HCT) pada CHF akut
2. Metal sparing: spirinolakton, trimferen, amilorid pada CHF cronik
Materi dari bu utami:
 Hal yang penting disampaikan masalah jasa pelayanan, salah satunya ketepatan dalam
melakukan tugasnya. Jaspel di RSMS dapat dilihat melalui akses internet. Kinerja struktural
dapat juga dilihat melalui akses internet.
 Masing-masing unit kerja akan membuat indikator yang akan dinilai untuk kinerja kerjanya.
 Untuk kepesertaan yang tidak ditanggung oleh BPJS diantaranya:
1. Penghuni lapas
2. Pelayanan yang berhubungan dengan estetika/dgn tujuan screening
3. Program keluarga harapan
4. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas, kontrasepsi
5. Pelayanan ortodentis, dll dlm permenkes pasal 28 hal 24,25
Masalah kerjasama antara PLN dgn RSMS. Prosedur untuk PLN atau penjamin lain dari
BUMN dilakukan seperti biasa.

Morning Report, Tanggal 24 September 2014


 Ablasio retina  H33.0
48

 Retinopathy diabetic  penyakit retina akibat DM (diatasi dengan op vitrectomy) kodenya


E14.3 + H36.0*
 Endophtalmitis  infeksi bola mata kodenya H44.1
 Dislokasi bola mata (katarak)  katarak senilis matur (H25.9), katarak senilis imatur
(H26.9), katarak traumatik (H26.0)
 Jenis operasi: pneumoretinopexy (14.29), scleral bulking (14.49), vitrectomy (14.73),
evakuasi SO (14.75), periperal iridectomy/PI (12.14), pacho (13.3), EKEK (13.41), MPC
membran peeling (14.29).
 Catat dan cek SEP, bila ada kompalin diselesaikan secara internal, apapun yang terkait
dengan pelayanan diselesaikan secara internal terlebih dahulu
 Identifikasi pasien  cermati tgl masuk RI, cek inputan RI, dicek kembali setiap pagi untuk
pasien baru disetiap ruangan.
 Bagi pasien yang masuk RI dan akan mengurus BPJS maka diumumkan terlebih dahulu, baru
diganti BPJS setelah ada kartu BPJS nya.

Morning Report, Tanggal 25 September 2014


 Kepuasan pasien  diukur diloket pendaftaran, ketepatan waktu pelayanan
 Ranap yang diisi dokter  RM 06,07,13,14
 Dok RM yang diisi perawat  RM 8.1, 8.5, 09, 10, 11, 12.
 Kelengkapan inform concent, ketersediaan inform concent, tanda tangan dokter, tanda tangan
saksi, tanda tangan pasien.
 Ketersediaan berkas rekam medik pasien
 Identifikasi pasien bagi koder  nama, alamat, np RM, No SEP, tgl SEP, jatah kelas.

Pelatihan BLS  no emergency (641922)


DR minta tolong CAB  Circulatiion Airway Breathing
 Kasus IGD  Pasien masuk IGD tgl 21/9 jam 23.27, mutasi ke ruangan tgl 22/9 jam 01.12,
SEP rawat inap tgl 21/9, entry IGD tgl 22/9 untuk pendaftaran. No RM: 00905298 a/n parluji
 Pasien masuk IGD jam 22.35 tgl 22/9, SEP jam 23.22, sistem mutasi pasien jam 21.00 tgl
23/9, psaien dikirim ke mawar 09.05 tgl 24/9

Morning Report, Tanggal 26 September 2014


 Pelatihan customer service  memberikan pelayanan prima
 Pelayanan prima  memberikan service yang memuaskan kepada pelanggan bukan atas
dasar uang/imbalan tetapi dengan hati. Bukan karena fisik/penampilan atau karena uang
tetapi karena kesadaran untuk melayani.
 Di RSMS menerapkan 3S  senyum, sapa, salam
 Bekerja bagian dari ibadah  diniati untuk mendapatkan pahala
49

Bekerja amanah  penuh tanggungjawab


Bekerja saling asih, asah, asuh
Bekerja adalah rahmat  harus dengan penuh syukur
Bekerja adalah panggilan, tuntas dan penuh integritas
Bekerja adalah kehormatan  dgn bekerja akan lebih dihormati orang lain
Bekerja adalah pelayanan paripurna penuh kerendahan hati
Bekerja adalah resiko penuh ikhlas daan sabar
Bekerja adalah aktualisasi, bekerja keras dan penuh semangat.
 Kepuasan  bila sesuai harapan pasien akan puas dan sebaliknya
 Komplain  tidak sesuai dengan harapan pasien  tanggapan tidak sesuai harapan, kelelahan
dan stress, pelayanan acuh tak acuh dan tidak sopan.
 Cara menangani complain  duduk, dengarkan complain, jelaskan secara pelan agar
perasaan pasien mereda, beri pengertian kepada pasien dan keluarganya, bertindak cepat dan
beri solusi terbaik.
 Rawan complain  pendaftaran RJ, IGD, RI dan asuransi
 Status pasien lama dimintakan ke arsip untuk mengetahui penyakit lamanya  tracking rawat
inap.

Morning Report, Tanggal 27 September 2014


 Partus fisiologi: dengan kekuatan ibu sendiri dimulai kenceng2 kemudian melahirkan.
 Partus patologis (dgn bantuan)
Induksi  karena ketuban pecah dini dengan bantuan alat
Caesar  PEB  ditandai dengan HT, gagal induksi presentasi bokong, muka, kaki, ibu
kelelahan, dorso superior, obligh
 Partus kala:
I  pembukaan/penurunan
II  pengeluaran janin multigravida ½ - 1 jam
III  pengeluaran plasenta 15-30 menit jika lebih dilakukan curettage, kelainan dalam,
lamanya persalinan
 Partus tak maju  partus macet (tidak ada pembukaan), partus lama (> 18 jam tidak lahir).
 Kelainan dalam lamanya kehamilan
Imatoritas  20-28 mggu: 500-1000gr
Prematureritas  28-37 mggu: 1000-2000gr
Serotinus  42 mggu: >2500gr, bayi BBL > 4000gr janin besar/makrosomia
Penyakit  HT > 140/90, DM (obesitas), anemia HB < 10 dan perlu dtransfusi
Cairan ketuban > 500ml, polihidro > 2ltr
50

Morning Report, Tanggal 29 September 2014


 Materi ruang anggrek (perawatan kasus kejiwaan) kelas I, II, III
 Kasus yang sering muncul:
1. Bipolar  terdiri dari bipolar I dan II
2. Depresi  primer, sedang dan berat, ditandai dengan sering mengamuk
3. Schizophrenia  terapi: oksigen, ECT (electric convulsion therapy)
Jika ada kasus Ca mammae dengan efusi pleura dan dilakukan WSD dan ada tindakan kemo,
maka Ca mammae sbg diagnose utama dan efusi pleuraa sbg diagnose sekunder.
Per 1 oktober stempel yang ada diruangan dan pendaftaran hanya menggunakan stempel PBI
dan NON PBI tanpa stempel BPJS.

Morning Report, Tanggal 30 September 2014


 Kasus di aster
 Diare ada yang lembek dan ada yang cair. Biasanya disertai dehidrasi. Obat  oralit,
neocominal, ampicilin. Terapi  RL, BAA, BB, KAA KAEN
 Epilepsy  keluhan kejang tanpa demam. Obat  laminal, pentobarbital, penopein
 KDS/KDK  kejang dengan demam. Obat  diazepam, paracetamol
 Demam typoid widal positif. Obat  chlorampenikol, paracetamol, ampicilin
 Syndrome nephritic dilihat dari laborat kolesterol totalnya tinggi, albuminnya rendah,
eritrosit dalam urin keruh dan penuh
 Diaperas, dilihat di RM 7 bokong bentol2. Obat  zinc salep, licolazol
 ITP (idiopatic thrombocytopenia). Obat  pregnison/MP
 BRPN  sesak nafas, batuk berdahak. Obat  ambroxol, nebulizer, antibiotic, dexametason
 CMV (cytomegalovirus). Laborat CMV positif. Obat: cimifen

Morning Report, Tanggal 01 Oktober 2014


 Paliative care adalah perawatan medis yang berhubungan dengan pasien yang sudah
mempunyai penyakit parah. Cth pasien Ca grade IV.
 Paliatif caretidak untuk mengobati tetapi hanya mengurangi rasa sakit saja agar keadaan tidak
semakin buruk
 Harus ada asuhan tentang palliative care yanga da standarnya
 Tujuan: bukan untuk menyembuhkan penyakit.
 Pemberian palliative care tidak dapat disembuhkan dengan tindakan apapun
 Bila ada pasien Ca grade IV dirawat dan diobati diberi kemo berarti pasien tersebut bukan
palliative
 Bila ada pasien palliative dan pasien meninggal dikode dengan kode Z.
51

Morning Report, Tanggal 02 Oktober 2014


 Menanggapi surat dari Dr. Heppy untuk BPJS: RGS  SIRS (tingkatan menuju sepsis)
 Kasus B.saraf
1. CKR (comotio cerebri) S06.0
Gejala : terjadi setelah pasien kecelakaan, pusing tidak disertai muntah dan kejang.
Ct-Scan normal tidak ada perdarahan
2. CKS (contusion cerebri) S06.2
CT Scan terjadi perdarahan di sub galeal
Gejala: pingsan, pusing, mual muntah, kadang kejang
3. CKB
Tergantung pada lokasi: EDH (epidural hematoma) S06.4, SDH (sub dural hematoma)
S06.5, ICH (intracerebral hematoma) S06.3
Operasi craniotomy EDH 01.24, SDH 01.24+01.31, ICH 01.24+01.39
4. Tumor cerebri (D43.0)
Tindakan craniotomy debulking tumor : 01.24, 01.59 (mengangkat tumor)
5. Tumor cerebri + hydrocephalus  D43.. G94.1
 Perubahan tariff INA CBG’S per 1 september 2014
 Permenkes 28 mengenai tariff kenaikan kelas perawatan (hal 27)

Morning Report, Tanggal 03 Oktober 2014


GERD (gastro esophagus refluk disease)
 Gejala: nyeri dada, ludah berlebih, suara parau
 Therapy: antacid, omeprazol, lanzoprazole
 Gejala yang paling umum adalah rasa panas dalam perut. Factor yang menyebabkan terjadi
refluk yaitu pertambahan berat badan, makanan berasam, coklat, minuman berkafein dan
berkarbonat, alcohol, merokok tembakau, dan obat tertentu.
 Penunjang : endoskopi, esopharogastroduo, denoskopi
 Mengenai closing, ruangan yang belum selesai:
1. Ttd dokter, (ruang kenanga)
2. Salah tanggal di ruang cendana
3. Pertama daftar di IGD pakai BPJS typoid fever, baru pulang berobat lagi dengan dx yang
sama lalu masuk HCU (konsul dr untung, dr lilijani dan bu dani juga), langsung
dilakukan mutasi pasien. Pasien an Ny maesaroh.
4. Cempaka masih ada PR
 Yang diruangan EMRI dibawa tertinggal untuk koordinasi dengan SIM
 Berita acara kesalahan input diarsipkan
52

Morning Report, Tanggal 04 Oktober 2014


 Menghafalkan bersama visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien, prosedur cuci tangan,
6 audit RM, jembatan keledai BLS dan APAR.
 Mengenai malaria, penyuluhan dinkes
Tetanus neonatorum
APF (lumpuh layu) 1x24 jam
Campak
Dbd
Keracunan makanan
Dipteri

Morning Report, Tanggal 06 Oktober 2014


 Menghafalkan bersama visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien, prosedur cuci tangan,
6 audit RM, jembatan keledai BLS dan APAR.
 Ka sie ICPH: tarkijo
 IRNA I : suratin slamet
 IRNA II : imeri
 IRNA III: subri
 Ka sie akuntansi: bu ida
 Ka sie sarpras non medis: ira maduma
 Ka sie pelayanan RI : slamet
 Ka sie keperawatan RI : arikh
 Ka sie keperawatan RJ : lilis
 Ka sie IPJ : dr zaenuri
 Ka bid pelayanan: dr untung
 Fungsi rekam medic ALFRED (Administration, Legal, Finance, Research, Education,
Documentation)
 Penempatan kerja baru
Dimas  loket pendaftaran BPJS Non PBI, siang harinya koding di ICU, ICCU, HCU
Septi  asoka
Muiz  bougenvile dan anggrek
Nurnaeni  IGD
Basori  arsip
 Kasus ca cervix (C53.9)
 Penyakit keganasan pada cervix atau leher rahim
 Sebab: virus HPV, merokok, minum alcohol, IMS
 Tanda: nyeri panggul keputihan campur darah, keluar darah setelah berhubungan
 Stadium awal  in situ
53

 Stadium 1 tumbuh dalam cervix tapi belum menyebar < 3mm dalam cervix
 Stadium 2 < 4cm dalam vagina
 Stadium 3 Ca meluas sampai atas vagina tapi belum meluas kedalam vagina
 Stadium 4 menyebar ke bagian lain
 Terapi : pembedahan, radioterapi, kemoterapi
 Pencegahan : pap smear, biopsy cervix, jaga kebersihan, screening, anti HPV.

Morning Report, Tanggal 07 Oktober 2014


Pelayanan kesehatan yang tidak ditanggung BPJS.
 Pelayanan yang tidak sesuai dengan prosedur
 Abuse  ketergantungan obat
 Bibir sumbing  cleft palate
 Infertil
 Kecelakaan yang tidak mempunyai SIM tidak ditanggung
 Pelayanan ditempat yang tidak bekerja sama dengan BPJS
 Kecelakaan yang dijamin oleh jasaraharja max 10 juta, selebihnya ditanggung BPJS
 Gangguan kesehatan akibat kesengajaan/hobi yang membahayakan
 Kecelakaan tunggal  tergantung ada surat dari kepolisian atau tidak, kalau ada berarti bias
ditanggung oleh jasaraharja
 Pasien BPJS kelas 3 naik ke kelas 1, yang dibayarkan pasien adalah tarif umum kelas 3
dikurangi CBG’s kelas 3, tapi pasien titip uang muka
 Ruangan  cek pasien yang pulang/dating di sore-malam hari untuk mengecek pasien yang
drai IGD agar bila ada kesalahan bias diketahui lebih awal,
 Cek SEP, tgl SEP, koding memperhatikan riwayat terdahulu, copi hasil penunjang dari
luar/tulis di RM 07
 Untuk kasus Ca, harus ada hasil PA dan protocol terapi/kemo.
 Kasus dalam: CKD, CHF, anemia  lebih diperhatikan lagi
 Koding sesuai dengan aturan koding, claim BPJS sesuai dengan tariff per diagnose bukan
dilihat besarnya tariff claim
 Bpjs sekarang berorientasi terhadap besarnya tariff claim tidak sesuai dengan aturan koding
diagnosa  menyimpang dari permenkes no 27 thn 2014
 Apel  ambulance BPJS PBI banjarnegara ditanggung BPJS
 APAR  TATA (tarik, arahkan, tekan, ayunkan
 Pasien IGD  rawat inap ruangan penuh, pasien tetap di IGD tetapi secara system sudah
masuk rawat inap.

Morning Report, Tanggal 08 Oktober 2014


 System penyimpanan rekam medic  terminal digit filing
54

 Peminjaman dokumen RM oleh coas  dari kampus menyertakan surat ke bagian TU  ke


direktur  diklat. Bila disetujui ke sub bag rekam medic. Biaya peminjaman 20 rb. Waktu
peminjaman pukul 11.30 s/d 13.30 max dokumen yang dipinjam 10 dokumen.
 Retensi rekam medic dilihat dari kunjungan terakhir pasien
 Rajal  KIUP, lembar RM 02 terakhir
 Ranap  KIUP, RM 01, lap persalinana, lap operasi, RM 11, RM 12, sebeb kematian, inform
concent
 Sentralisasi dokumen RM  dokumen RM ranap dan rajal dijadikan 1
 Yang boleh melihat isi dokumen medic  pasien, dokter, perawat, petugas RM
 Closing BPJS  bayi di melati: bayi baru lahir baik PBI ataupun non PBI baik sehat maupun
sakit wajib melaporkan ke kantor BPJS

Morning Report, Tanggal 09 Oktober 2014


 Rekam medic PNS bisa mencapai golongan IV C
 Rekam medic terampil IIC-IIID, rekam medic ahli IIIC-IVC
 Untuk seluruh RM baik PNS maupun PKWTT segera mengumpulkan surat2 (ijasah,
transkrip, STR, sertifikat pelatihan, dll) sebagai penunjang akreditasi RS
 ASN (aparatur sipil Negara) penilaian tidak hanya DP3 tetapi melalui SKP (sesuai tugas
pokok dan fungsi)
 System remunerasi akan segera dilaksanakan
 Untuk PNS harus menunjukan kinerja yang baik
 RS propinsi untuk harus menunjukan kinerja yang baik agar menjadi contoh untuk instansi
RS lain dibawahnya
 BPK minggu depan sudah mulai di RSMS untuk mengevaluasi RSMS dan akan disebar
diseluruh RSMS.

Morning Report, Tanggal 10 Oktober 2014


 Triangle service/segitiga pelayanan : customer, pelayanan, proses pelayanan
 Pengertian umum:
Orang yang menyerahkan masalahnya kepada kita untuk kita selesaikan
Orang yang menyerahkan kebutuhannya kepada kita untuk kita cukupi
Orang yang menaruh harapannya agar kita membantu mewujudkannya
Orang yang membutuhkan sikap/perilaku/aktivitas kita untuk memenuhi keinginannya.
 Basically customer : memenuhi kebutuhan dasarnya
 Safety customer : memenuhi rasa amannya
 Lovely customer : memenuhi keinginannya
 Esterm customer : memenuhi rasa percayanya
 Actually customer : memenuhi ambisinya
55

Morning Report, Tanggal 11 Oktober 2014


 Mulai senin 13 okt 2014 penerapan ucapan selamat pagi seperti yang sudah disampaikan
dalam IHT customer service, bila tidak salam kena denda Rp. 500,00.
 Perubahan aplikasi INA CBG’S dari versi 3.9 ke 4. Terjadi perubahan tarif ada yang
meningkat dan ada yang menurun.
 Penggunaan ICD 10 versi 2007 beralih ke ICD 10 2008.
 Pelayanan unggulan RSMS : onkologi terpadu, private wings, urologi, jantung, maternal
perinatal.

Morning Report, Tanggal 13 Oktober 2014


 Entry obat: ada 2  obat kronis dan obat kemo
 Obat kemo  leucopirin, curasid, cisplatin, herseptin, leukokin, ergitus, tamofen, xelloda,
metoflexa, tapros, aromasin, bendronat, adricin, avastin, mitonisin
 Syarat untuk pasien kemo: protocol terapi dan hasil lab PA
 Untuk obat kronis harus ada pemeriksaan lab LDL
 Obat kronik untuk pemberian 1 bulan, diclaim terpisah, obat yang 1 mggu digabungkan
dengan claim, sedangkan obat yang untuk 23 hari diclaim terpisah.
 Jasa raharja  dikepolisian belum ada sosialisasi dari jasaraharja
 Pasien kecelakaan umum dulu max 3 hari, pasien dibawah umur tidak ditanggung
jasaraharja.

Morning Report, Tanggal 14 Oktober 2014


 Konsep customer sevice  BPIS (bila pasien itu saya)
 3 penilaian customer service  visual, auditori, gerak tubuh
 3 macam senyum: senyum 20% (mesem), 52% (gigi terlihat), 100% (gigi terlihat dan mulut
terbuka)
 Cara memberikan sesuatu ke orang lain harus dengan menggunakan 2 tangan
 Cara memberikan salam  yang muda ke yang tua, yang pangkatnya rendah ke yang tinggi,
kelompok kecil ke kelompok besar.
 Pelayanan unggulan  onkologi terpadu, private wings, urologi, jantung, maternal perinatal
 VCT  HIV Aids, PTRM pecandu narkoba, OAI  obat tradisional
 Ada 22 ruang rawat inap
 Perawatan intensive : ICU, ICCU, HCU
 Maternal perinatal: flamboyant, melati, VK
 IBS ada 18 kamar operasi

Morning Report, Tanggal 15 Oktober 2014


 Edelweiss spesialis ruang untuk kasus urologi kelas 3
56

 Pasien bau tidak masuk edelweiss


 Cystoscopy (diambil jaringannya) 57.32, 57.33
 BPH tindakan TURP 60.29
 Ca Buli dan Ca Blader 67.9 (TURB: transurethral resection blader)
 Section alta/open vesicolitotomi 57.9
 Hydroneprosis + batu ureter/batu uretra/batu pyelo : N13.2
 Hydroneprosis + stricture uretra/kingking uretra : N13.1

Morning Report, Tanggal 16 Oktober 2014


 CAP  Community acquired pneumonia
 Pneumonia yang berkembang di luar RS. Pathogenesis/mekanisme perkembangan suatu
penyakit. Keadaan yang disebabkan oleh mekanisme pertahanan saluran nafas. Apabila
terjadi ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan akan
menimbulkan penyakit. Terjadi peneumonia berhubungan dengan banyaknya jumlah bakteri
yang terspirasi, penurunan daya tahan tubuh dan virulensi koloni bakteri di orofaring.
 Anamnesa : batuk, sputum hijau/kuning, sputum >>, demam, sesak nafas
 Lab : leukosit tinggi
 Ro thorax: gambaran infiltrative, bintik2 putih
 Terapi: antibiotic, obat batuk

Morning Report, Tanggal 17 Oktober 2014


 Sosialisasi panduan pelayanan
 Menjabarkan tata laksana pelayanan di sub bagian rekam medic sbg unit pengelola pelayanan
rekam medic pasien di RS
 Merupakan acuan dan landasan dalam penatalaksaan pelayanan sub bagian rekam medic
 Pelayanan teknis dan administrasi rekam medic yang terdiri dari penyiapan bahan, pelayanan
teknis administasi
 Pedoman organisasi: struktur
 Pedoman pelayanan: proses dalam pelayanan, prosedur dan tata laksana
 Rs mempunyai tugas: memberikan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna
 Fungsi RS: pemulihan dan pengobatan (preventif, kuratif, promotif)
 Tujuan RS:
Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Dokumen RM secara Hardcopi milik RS tetapi isinya ,milik pasien dan dokter.

Morning Report, Tanggal 18 Oktober 2014


 BLIGHTED OVUM (BO) O02.0
Kehamilan tanpa embrio
57

Tidak terbentuk embrio di dalam rahim


Terjadi pembuahan tapi janin tidak berkembang karena kualitas sperma yang tidak baik
Disebabkan oleh kelainan kromosom embrio dapat juga disebabkan oleh virus TORCH
 ABORTUS
Berakhirnya kehamilan dimana janin <500gr,
Spontan:
Iminens  kehamilan <20mg, perut nyeri dan perdarahan
Incipiens  perdarahan ringan-sedang, perut nyeri, kram berat, gumpalan
Incomplete  sebagian hasil konsepsi keluar, sebagian masih ada di uterus
Complete  seluruh hasil konsepsi keluar, perdarahan max,

Morning Report, Tanggal 20 Oktober 2014


 Motivasi pasien kecelakaan (jasaraharja)
 Petugas RM IGD shift malam ada 2, yg 1 ikut morning report di RM yang 1 di IGD.
 Pasien IGD padat saat shift malam dan pergantian shift
 Koder ruangan: cek pasien baru yang masuk lewat IGD, cek tgl masuk, sesuaikan dgn SEP
 Atur emosi saat melayani pasien, kesan awal dari pendaftaran RJ dan IGD mempengaruhi
kesan pasien hingga RI
 BPJS ketenagakerjaan: pasien daftar umum dahulu baru nanti rembes ke kantor masing-
masing
 Kasus kecelakaan; jasaraharja hanya menanggung 10 juta, kasus kecelakaan umum dahulu
kemudian mengurus surat ket dari kepolisian dan minta surat jaminan ke jasaraharja.
 Kecelakaan tunggal: minta surat ket dari kepolisian baru bisa ganti penjamin ke BPJS
 PRAKTER BERSAMA APAR
 APAT (alat pemadam api tradisional) karung goni, tanah, pasir
 Pencegahan kebakaran:
Pelatihan dan pendidikan
Jauhkan barang yang mudah terbakar dari api
Tidak membuat sambungan listrik yang banyak titik
Pasang tanda peringatan kebakaran
Letakan APAR ditempat 150 cm dari lantai atau minimal 15 cm
Matikan AC, lampu dan lepas stopcontact
 Pemeliharaan APAR  dikocok setiap 2 mggu, diganti setiap 1 tahun sekali (powder), bila
isinya gas diganti 2 tahun sekali
 TATA  tarik, arahkan, tekan, ayunkan
 Perhatikan arah angin agar tidak kembali kearah kita
58

 Cth: kebakaran motor  tutup tanki bensin dengan kain basah, tabung gas yang terbakar
jangan dilempar tapi tutup dengan kain basah, kebakaran listrik jangan disiram pakai air, tapi
matikan sikring listrik,

Morning Report, Tanggal 21 Oktober 2014


 Status yang tidak pakai baju dicek kembali dan dikertas orange dikasih no RM, nama pasien
 Pemusnahan dokumen minimal tidak aktif 5 tahun
 Untuk di IGD dicek kembali tentang penomoran menyesuaikan map warna
 Kalau assembling dilihat dan diteliti
 Tanggal SEP RI sama dengan tanggal masuk RS (masuk IGD/RJ)
 Retensi dokumen in aktif ditarget dan dibagi tugas secara merata
 Generate SEP sering muncul http 400 itu karena server BPJS sibuk mungkin dari BPJS untuk
menambah server agar dijam sibuk tidak berebutan.

Morning Report, Tanggal 22 Oktober 2014


 Komunikasi efektif  menyampaikan kepada pasien yang akan rujuk ke RS lain agar
dilengkapi berkas2nya
 Ambulance daerah banjarnegara untuk BPJS PBI ditanggung oleh pemerintah banjarnegara
 RM saat ini belum pernah melakukan pemusnahan, RS tidak boleh menghancurkan sendiri di
bagian lain
 Tidak boleh menjaual kertas bekas yang berisi data rekam medic
 Berhati-hati dalam memberikan informasi karena petugas BPK selama 2 bulan sedang beada
di RSMS
 Indicator penilaian pegawai: disiplin kerja, kompetensi, target kerja

Morning Report, Tanggal 23 Oktober 2014


 Bersuci dan shalat saat sakit
 Orang sakit tetap berkewajiban untuk bersuci dan sholat
 Bila tridak memungkinkan untuk bersuci dengan wudhu maka boleh bertayamum
 Tayamum  bila tidak bisa wudhu maka bertayamumlah
 Bila tidak bisa tayamum makan ditayamumkan
 Tata cara tayamum: usapkan kedua telapak tangan ke tanah/tembok, tiup atau kibaskan bila
debu terlalau banyak, usapkan ke wajah sekali kemudian ketelapak tangan kanan dahulu lalu
tangan kiri
 Sholat  bisa dengan bisa dengan duduk atau berbaring diarahkan ke kiblat
 Hafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dll karena suatu saat akan diuji dan
bila lolos tes maka akan mendapatkan pin
59

Morning Report, Tanggal 24 Oktober 2014


 Komunikasi harus lebih efektif antar perekam medis satu dengan yang lainnya
 Masih ada beberapa SEP yang bermasalah
 Untuk kasus kecelakaan apabila belum ada surat keterangan dari kepolisian maka belum bisa
menggunakan penjamin BPJS
 Masih ada SEP dari IGD yang berbeda tanggalnya tidak disesuaikan dengan tanggal masuk
RI.

Morning Report, Tanggal 27 Oktober 2014


 Ruang kenanga adalah ruang untuk bedah kelas 1,2,dan 3
 Kelas 1 dan 2 untuk b plastic, b umum, b urologi, b onkologi
 Ada ruang isolasi untuk pasien dengan luka yang bau
 Jika ada pasien BPJS ketenagakerjaan dan mengalami kecelakaan kerja maka didaftar umum
dulu baru nanti claim sendiri
 Infro  mulai 1 nov bayi baru lahir ditanggung mulai hari ke-7
 Rujukan harus lengkap dan benar, terisi semua baik poli tujuan, RS yang dituju, diagnose, ttd
dan stempel tempat yang merujuk

Morning Report, Tanggal 28 Oktober 2014


 DB adalah penyakit febris akut yang disebabkan virus dengue dan ditularkan oleh vector
nyamuk aedes aegypti
 Penularan: bila ada seseorang yang menderita DB kemudian ada nyamuk aedes aegypti yang
menggigitnya kemudian nyamuk tersebut menggigit orang lain maka orang lain tersebut bisa
tertular DB
 Gejala : demam 2-7 hari, nyeri sendi, kurang nafsu makan, perdarahan, mimisan, keluar
bintik merah dikulit, nyeri ulu hati, shock
 Cara pencegahan: gerakan 4M plus
Menguras tempat penampungan air
Menutup rapat semua tempat penyimpanan air
Mengubur barang bekas yang bisa menimbun air
Memantau semua wadaha air
Plus : tidak menggantung baju, tidak memlihara ikan, menghindari gigitan nyamuk, tidak
tidur disiang hari
 Syarat wajib berobat ke RSMS : kartu BPJS, rujukan, kartu control bagi pasien lama, dan KK
atau KTP untuk pasien baru. Kurangnya sosialisasi dari BPJS ke masyarakat dan puskesmas2
 Pastikan tidak ada pasien yang re admission
 Pasien yang dating sore-malam sering tidak dibuatkan SEP, sehingga pasien bolak balik ke
TPPRI. IGD sudah membuatkan SEP tetapi karena printer eror jadi tidak dicetakan
60

Morning Report, Tanggal 29 Oktober 2014


 An. Gilang pratama kasus thalasemia dari bumiayu masuk IGD, sudah dimotivasi pakai
umum
 Pasien re admission dari dahlia pindah ke HCU tetap pakai umum
 Cek berkas RI dari IGD
 Motivasi pasien yang naik kelas karena tidak hanya tariff ruangan yang naik tetapi juga tariff
semua tindakan dan obat.

Morning Report, Tanggal 30 Oktober 2014


 Permasalahan yang dialami oleh abiyasa dimana kemarin semua pelayanan dilakukan secara
manual dikarenakan database eror sehingga tidak dapat input computer
 Petugas pelayanan di abiyasa tgl 29 tidak dapat diinput diruangan sehingga harus di input d
SIM
 Computer RM abiyasa malam hari dapat digunakan untuk invoice bulan sept dan okt
 Per 1 nov 2014 peserta BPJS aktif setelah 7 hari bayar premi sehingga jika pasien belum
memiliki kartu BPJS maka pasien memakai umum
 Riwayat Caesar wajib dituliskan di dalam status

Morning Report, Tanggal 31 Oktober 2014


 Diagnose yang sering menyebabkan pasien meninggal di ruang aster adalah encephalitis
(infeksi di otak/radang)
 Gejala: penurunan kesadaran, kejang, suhu tinggi, nyeri kepala, nyeriu sendi
 Terapi: IVFD, manitol, dexa, NaCl, luminal untuk kejang

Morning Report, Tanggal 01 November 2014


 Closing susulan rajal dan ranap harus selesai per tgl 31
 Pastikan ke admin ruangan tgl 31 harus selesai semua
 Mulai tgl 1 nov , pasal 10 ayat 2 UU no.4 thn 2014, bahwa kartu BPJS berlaku/bisa
digunakan setelah 7 hari semenjak peserta melakukan pembayaran premi pertama
 Obat rawat inap ikut terprint di RM 02

Morning Report, Tanggal 03 November 2014


 Peraturan terbaru per 1 nov 2014 BPJS baru bisa digunakan setelah 7 hari setelah mendaftar
 Petugas IGD harus lebih berhati-hati dalam menerima pasien.

Morning Report, Tanggal 04 November 2014


 Keluhan pelanggan termasuk kepuasan pelanggan, harus kita layani dengan baik
 BPJS PKWTT kenapa diawal bulan tidak aktif??
61

 Pasien dari poliklinik umum, di TPPRI BPJS kelas 2, setelah dilihat di RM 02 pasien
ksrempet truk, sebelum ada surat keterangan dari jasa raharja pasien menggunakan umum
 UU ASN akan diterapkan, membaca berita acara terlebih dahulu (isi konten sesuai atau tidak)
 Siapkan form bulan nov untuk absensi, Ranap: mb desi, EDP: yayuk, Arsip: pak basori, bu
budi yang mempersiapkan formnya.
 Pasien rutin berobat, PBI dan memiliki Non PBI, memiliki 2 nomor yang berbeda, harus
memilih salah satu  kasus di teratai
 Direktur menargetkan tgl 5, cepat dan susulannya banyak bagi BPJS tidak berpengaruh
 Anggrek setiap 1 mggu 3-4 pasien (meningkat)

Morning Report, Tanggal 05 November 2014


 Pelayanan dokumen medic untuk difasilitasi oleh arsip
 Penunjang dx ada/tidak di RI
 Pasien pulang dilihat dokumen RM sudah lengkap/belum, transaksi benar/tidak, karena ada
297 berkas dikembalikan karena kesalahan input, baik inputan yang double maupun salah
tanggal.

Morning Report, Tanggal 06 November 2014


 Permasalahan IGD  pasien meningkat, setiap shift ± 30 orang, ruangan rawat inap penuh
sehingga pasien tidak bisa masuk ke ruangan (mawar, kenanga, RSR, cendana), pasien IGD
di triage dlu, pasien IGD didaftar manual dulu
 SEP belum tercetak, dilihat dulu kartu BPJS PBI atau Non PBI
 Igd  pasien jasa raharja a/n Suhartono supaya dicermati kembali
 Pendaftaran IGD supaya memperhatikan pasien kasus KLL
 Pasien rawat rencana BPJS dianggap umum.

Morning Report, Tanggal 08 November 2014


 Kartu Indonesia sehat (KIS) mulai digunakan termasuk dalam bagian BPJS
 Pemeriksaan penunjang di IGD, jual beli darah di RS margono tidak menjual darah ke
pasien, yang menjual PMI
 Generate SEP eror
 Printer SEP diganti L-300
 Bayi di ruang melati jika ASKES otomatis ditanggung BPJS dengan cara lapor dalam waktu
3x24 jam
 Bayi ruang melati peserta PBI banyak yang beralih ke jamkesda. Jamkesda BMS hanya
menanggung Rp 5.000.000,-, jamkesda brebes 40%, purbalingga 30%.
62

Morning Report, Tanggal 10 November 2014


 RDS (respiratory Disease Syndrome)  sindrom gawat nafas yang disebabkan defisiensi
surfaktan
 Factor yang mempengaruhi: alveoli mengecil, pengembangan kurang sempurna, produksi
surfaktan kurang sempurna, kekurangan surfaktan mengakibatkan kolaps pada alveolus
sehingga paru menjadi kaku
 Cirri-ciri: refraksi dada (+), RR <40/>60, terapi oksigen
 Tindakan yang efektif untuk mencegah RDS: kelahiran < bulan (premature), mencegah
tindakan section caesarea yang tidak sesuai indikasi medis, pengendalian kadar gula ibu
hamil.

Morning Report, Tanggal 11 November 2014


 Pencegahan dan pengobatan kanker cervix.
 Di Indonesia kasus ca cervix menenmpati urutan ke-1.
 Disebabkan karena factor ketidaktahuan, rasa malu untuk periksa di RS
 Ca cervix terjadi pada usia reproduktif 30-50 tahun
 Penyebabnya adalah virus HPV (human papilloma virus)
 Penularan: resisten terhadap panas, hubungan sexual, pergantian handuk dengan orang lain
 Factor pendukung: menikah usia muda, wanita merokok, berganti pasangan
 Ca cervix pada std awal tidak bisa dikenali, pada stadium lanjut ada luka dileher rahim,
berbenjol-benjol
 Penyebaran melalui getah bening
 Dx dapat diketahui melalui pemeriksaan PA (pap smear, IVA)
 Pencegahan: tidak melakukan sex diusia muda, pentingnya edukasi ttg system reproduksi,
pendidikan agama.
 Pengobatan: pembedahan/operasi, kemoterapi

Morning Report, Tanggal 12 November 2014


 Hepatitis  radang pada hati, penyebabnya virus hepatitis
 Ada 5 macam: hep A (B15.9), hep B (B16.9), hep C (B17.1), hep D dan E
 Hep A dan E penularan melalui feses dan makanan, minuman yang terkontaminasi
 Hep B,C dan D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh
 Gejala: hep B  lelah, nyeri perut, mual muntah, demam, nafsu makan hilang, diare, urin
kuning gelap, mata dan kulit kekuningan. Px: HBSAG (+).
 Terapi: obat anti virus, imunomodulator, aktivitas tidak terlalu lelah
 Obat: curcuma, ceftriaxone, ranitidine, cefotaxime
 Hep C  kuning, lelah kepanjanganm mual, hilang nafsu makan, urine warna gelap, diare,
nyeri dada, nyeri sendi, kulit gatal
63

 Px: anti HCV, HCV-RNA, HCV genotife reaktif


 Terapi: amantadine, famciclovir, ribavirin, prednisone
 Hep B dan C dapat menimbulkan kanker hati/sirosis hepatic C jika diderita jangka panjang
 Kasus  pasien di seruni a/n Dimas dari awal masuk tgl 8 Nov s/d akan pulang belum bisa
input, padahal dia peserta BPJS PBI. Dari pendaftaran kartu PBI tidak aktif, pasie sudah ke
kantor BPJS dan dikasih surat keterangan bahwa pasien tersebut dijamin. Diruangan semua
transaksi diinput tgl 11 Nov.

Morning Report, Tanggal 13 November 2014


 Kegiatan di arsip, kendala  rak kurang sehingga pencarian dokumen terhambat, kesalahan
penulisan no RM didokumen tanpa map sudah berkurang, dok pasien lama belum digabung
jadi 1, ruangan minta dokumen, bila pasien hanya RJ maka hanya diberi map baru+RM 02.

Morning Report, Tanggal 14 November 2014


 CKD (N18.9) dan CKD+HT(I12.0)
 CKD/gagal ginjal kronik adalah sindrom klinis yang umum pada stadium lanjut dari semua
penyakit ginjal kronik ditandai dengan uremia
 CKD disebabkan karena: glomerolunefritis (radang), infeksi kronis(pyelonefritis kronis),
penyakit kolagen (lupus), penyakit vaskuler (nefrosklerosis), proses obstruksi, DM
 Gejala dini: alergi, sakit kepala, kecapean, mental dan fisik, BB turun.
 Gejala lanjut: anoreksia, muntah, nafas dangkal, baik ada kegiatan/tidak, edema,
 Patofisiologi: penurunan fungsi renal, penurunan jml glomerulus, filtrasi glomerulus
menurun, pasien sering menahan kencing, asidosis, anemia
 Manifestasi: kardiovaskuler, hipertensi, GGK, edema pulmo, perikarditis, dermatologis,
gastrointestinal, neuromuscular.

Morning Report, Tanggal 15 November 2014


 Typoid fever/typus
 Demam yang merupakan infeksi berat pada saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri
salmonella typhi
 Sebab  dapat ditularkan melalui makanan/minuman terkontaminasi karena penanganan
yang tidak bersih, bakteri salmonella akan masuk ke dalam saluran cerna dan masuk ke
peredaran darah hinggaterjadi peradangan pada usus halus dan besar
 Gejala: selang waktu antara masuknya bakteri ke dalam tubuh hingga muncul gejala/inkubasi
berlangsung 8-14 hari., demam naik, sakit kepala, nafsu makan turun, diare, sakit perut,
sembelit, nafas tak sedap, kulit kering, bibir kering
 Cara dx: laborat, kultur, widal (+), anti salmonellatyphy, IgM
 Cara pengobatan: obat anti diare, antibiotic, ceftriaxone, ranitidine, paracetamol, cefixime
64

 Pencegahan: pola makan sehat, menjaga kebersihan, cuci tangan


 Tambahan bu utami  closing mundur. Dari pak kardan sudah selesai tinggal menunggu dari
BPJS karena SDM BPJS berkurang
 LPSK (lembaga perlindungan saksi dan korban) apakah ada yang masuk dari IGD atau Poli?
 Poli  sekarang di daftar umum karena sudah tidak ada kerjasama, tidak ada surat ket dari
polisi.
 Pertemuan antara bu esti, bu rutiah dan RM : jgn salahkan TPPRI yang membuat SEP karena
TPPRI tidak mengetahui penyebab KLL tersebut
 Setiap akhir tahun aka nada pertemuan untuk menghitung laba rugi antara BPJS-RS-
JasaRaharja
 Jaringan di IGD eror tidak bisa membuat SEP.

Morning Report, Tanggal 17 November 2014


 Kasus B24
 Gejala demam tinggi, nafas pendek, batuk, nyeri dada, hilang nafsu makan, mual muntah,
diarer, BB turun, infeksi di mulut, sariawan, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit
kepala, sulit konsentrasi, nyeri dan kesemutan, TD rendah, kulit kering
 Penularan  hub sex kelamin dan oral, hub sex lewat anus, transfuse darah, penggunaan
jarum bersama (tato, tindik), dari ibu B24 ke anaknya dan ibu menyusui.
 Obat  NRTI
 Pencegahan  jangan melakukan hubungan sex diluar nikah terutama laki-laki, jangan
berganti pasangan, gunakan kondom, jangan donor darah bila beresiko, jangan hamil, jarum
suntik 1x pakai, jangan mengkonsumsi narkoba.
 HIV : virus yang dapat menyebabkan AIDS, menyerang system imun
 Kasus penularan: perawat margono salah prosedur penyuntikan pasien B24 jarum menusuk
tangannya sendiri.
 B24 meningkat pada ibu rumah tangga,
 Jateng di Cilacap dan Banyumas
 Bila ada kasus B24 segera laporkan ke admin agency HIV AIDS
 Perhatikan setiap warning saat mendaftarkan pasien, hati-hati untuk pasien re admission.
 Kategori re admission untuk setiap kasus diatur oleh bagian pelayanan.

Morning Report, Tanggal 18 November 2014


 RUPTUR PERINEUM
 Robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan ataupun dengan alat/tindakan.
 Bisa karena BB bayi > 4 kg, presentasi wajah/dahi, kelahiran 1 (belum elastic), induksi
persalinan, pembiusan epidural, kala 2 > 1 jam, persalinan macet, persalinan dengan forceps.
 Klasifikasi derajat:
65

Derajat I  O70.0 (hanya mengenai mukosa vagina dan kulit perineum)


Derajat II  O70.1 (lebih dalam mencapai otot perineum dan bukan otot sphringter ani
Derajat III  O70.2 (melibatkan otot sphringter ani)
Derajat IV  sampai ke mukosa anus
 Perineum adalah permukaan dari pinti bawah panggul yang terletak antara vulva dan anus.

Morning Report, Tanggal 19 November 2014


 Kasus BPH (Benign Prostat Hyperplasia)
 Gejala: saat BAK pancaran lemah, aliran kencing terputus, beser, diawali dengan ISK, rasa
ingin kencing setelah kencing, kencing tidak tuntas, mengejan saat BAK, fungsi ginjal
berkurang, rasa sakit saat BAK.
 Terlihat dari klinis, pembesaran pada prostat.
 Resiko  usia diatas 40thn, genetic,
 Pengobatan  operasi TURP
 Terapi: ketorolac, ceftriaxone, cipro, cefixime
 Pencegahan  hindari minum kopi, hindari minum 2 jam sblm tidur, hindari menahan
kencing, latihan hegel, sering olahraga
 Nomor RM margono dan abiyasa terintegrasi, 1 no bisa dpakai di margono dan abiyasa
 System triage IGD margono dan Abiyasa berbeda, dimargono pasien di triage dulu baru
didaftar sedangkan di Abiyasa daftar dahulu baru diperiksa dokter.

Morning Report, Tanggal 22 November 2014


 Kasus penyakit dyspepsia
 Adalah kumpulan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit, rasa panas dibagian
perut bagian atas dan menetap atau mengalami kekambuhan keluhan rasa nyeri dan panas
pada ulu hati.
 Dyspepsia  organic (ada kelainan organic) dan non organic (tidak jelas penyebabnya, bisa
karena gastritis, ulcer peptikum, stomach cancer).
 Etiologi  perubahan pola makan, pengaruh obat-obatan, alcohol, nikotin rokok.
 Gejala klinik: nyeri perut, rasa perih di ulu hati, mual,
 Pencegahan: pola makan teratur, tidak mengkonsumsi makanan dengan kadar asam tinggi,
tidak merokok
 Pengobatan: antacid, rantin, omeprazole, pantoprazol, lanzoprazol,
 Pemeriksaan : lab, radiologi, endoskopi, USG
Morning Report, Tanggal 24 November 2014
 Glaucoma  adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala tidak langsung yang secara
bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama semakin berkurang
sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
66

 Penyebab  meningkatnya tekanan bola mata, HT dan DM, penyempitan pembuluh darah
 Factor resiko  tekanan bola mata tinggi, myopia, DM, HT, migraine, kecelakaan
 Penanganan  obat tetes, laser.

Morning Report, Tanggal 25 November 2014


 Sosialisasi indicator penilaian kinerja
 Indicator penilaian  disiplin kerja (20%), tidak masuk kerja dengan ijin, memakai atribut
lengkap, tidak terlambat masuk kerja
 3 indikator penilaian  disiplin kerja (20%), kompetensi (ketepatan, kecepatan, inovasi,
kemandirian, 30%, target kinerja (50%)
 Target kinerja  pendaftaran: mampu melaksanakan pekerjaan sesuai SPO, mampu
mendokumentasikan arsip, ARSIP: pencarian dan retensi, CODING: ketepatan
pengkodingan.
 Kompetensi: semua unsure dari pengetahuan, ketrampilan, dalam melaksanakan tugas secara
professional.

Morning Report, Tanggal 26 November 2014


 Bila ada yang dapat jatah untuk petugas absen minta print out finger pada awal bulan
 Absensi diisi setiap hari, bila ada yang tidak hadir diberi keterangan dibawah absensi
 Penilaian angka kepuasan pasien  ada tidaknya petugas pendaftaran, kecepatan dan
ketepatan, dll
 Parameter penilaian pelayanan berdasarkan aturan gubernur: pelayanan public, kelembagaan,
kinerja
 Asuransi : bila ada yang mengurus asuransi tidak dibolehkan masuk RM
 Syarat untuk menerima mahasiswa : ada tempat untuk mahasiswa, ada DIII rekam medic
yang bisa membimbing.

Morning Report, Tanggal 27 November 2014


 Berkas dari TPPRI dicek kembali diruangan: SEP RJ, RI, RM 02, gelang
 Kalau ada kesalahan jatah kelas harap menghubungi TPPRI untuk diperbaiki
 Salah satu indicator penilaian kinerja adalah kerjasama dan komunikasi yang baik
 Tanggung jawab juga merupakan salah satu indicator kinerja
 Catat untuk setiap masalah yang dialami, bila komp eror catat dibuku permasalahan
 Ketelitian dan ketepatan juga termasuk penilaian kinerja.

Morning Report, Tanggal 01 Desember 2014


 Materi dx anemia, dilasifikasikan berdasarkan sebab terjadinya  pasca perdarahan,
hemolitik, defisiensi, aplastik.
67

 Penyebab: kehilangan darah, kerusakan jantung


 15-20% tekanan darah turun (syok), >20% bisa menyebabkan kematian
 Anemia hemolitik: peningkatan bilirubin darah. Pemeriksaan Hb <12, transfuse darah, cairan
intravenal lainnya, cairan packed cell
 Jika ada dx anemia, semua dx sekunder tetap diinput untuk data RS
 Pastikan admin untuk berkas claim sebelum tgl 30 sudah selesai
 SEP IGD dari sabtu malam eror, sudah menghubungi mas hendrik
 Harus ada catatan di IGD saat ada keluhan SEP eror.

Morning Report, Tanggal 02 Desember 2014


 Dx apa saja yang mendapatkan terapi tetapi tidak boleh di claim?
 Apakah semua pasien yang menderita CRF pasti mengalami anemia?
 Kelengkapan berkas dicek sebelum grouping
 RKE RI mulai tgl 17 agust 2014  dibuat evaluasinya
 Pasien margono yang mempunyai no di geriatric juga, tanyakan pada pasien akan lebih
sering berobat kemana.
 Pasien rutin rehab medic setiap pelayanan mendapatkan 4x terapi.

Morning Report, Tanggal 03 Desember 2014


 Teman-teman diharapkan lembur karena tanggal 5 closing BPJS
 Berita duka ayah mas hendrik SIM meninggal dunia
 Instruksi dari bu utami lewat bu yayuk untuk memastikan pak kardan dkk lembur.

Morning Report, Tanggal 04 Desember 2014


 Kegiatan IGD cukup rumit terutama pada saat malam hari ketika waktu pendaftaran
 Pasien masuk rawat ionap sudah ada SEP tetapi tidak bisa input transaksi
 Sep RI manual dan tidak dikopikan no SEP ny ke aplikasi KHS
 Surat pernyataan penjamin kalau SEP RI belum dicatat harus ada catatan untuk dibikinkan
SEP pada waktu pagi harinya
 Pasien KLL ganda dating ke IGD diumumkan terlebih dahulu, motivasi pasien untuk
mengurus surat kepolisian dan guaranted letter
 Ada pasien dating ke poli bedah program Av Shunt, pasien BPJS, pasien tidak dating ke poli
bedah karena sedang HD di RS Emanuel. Pasien masuk RI dan sudah dibuatkan Sep rawat
jalan.
 D3 rekam medic sudah menjadi jabatan fungsional

Morning Report, Tanggal 05 Desember 2014


 Materi tentang kemoterapi oleh mb wipri
68

 Closing BPJS tgl 5, berkas RI agar diserahkan segera ke keuangan untuk verif klaim
 Evaluasi RKE RJ akan dipindahkan ke teman2 rekam medic
 Evaluasi RKE RI akan disusun laporannya untuk akhir tahun mulai bulan agustus-november
dan diserahkan ke direktur.
 Ketelitian, kecermatan ketika memasukan data ke SIM RS harus disesuaikan dengan alur
system yang ada di RS baik di pendafatran RJ, IGD dan RI.

Morning Report, Tanggal 06 Desember 2014


 Kinerja  akan dilakukan test ulang untuk PNS untuk jadi PNS kembali atau tidak
 IGD terdiri 3 orang untuk shift sore
 Ketelitian yang wajib diperhatikan dalam menginput data sehingga administrasi diruangan
tetap dapat menginput data
 Jika SEP eror, petugas IGD wajib menyertakan catatan kecil yang menyatakan SEP sedang
eror sehingga tidak dapat dicetak Sep
 Kasus KLL  tunggal 3x24 jam, ganda harus ada surat dari kepolisian dan guarantee letter
dari jasa raharja
 Pasien di IGD dimotivasi untuk melengkapi persyaratan
 Pasien sementara didaftar umum, saat diruangan baru pasien diminta melengkapi persyaratan
 Untuk kasus KLL penjamin di komp tetap diinput UMUM karena saat pasien pulang kasus
KLL akan dijamin oleh 2 penjamin, Jasaraharja dan BPJS, berkas yang akan disetorkan ke
keuangan diberi tanda KLL.

Morning Report, Tanggal 08 Desember 2014


 Materi  flu singapura oleh mas muiz
 Tanda gejala: sariawan, gatal kaki dan tangan
 Sebab: karena kekebalan tubuh menurun, balita/bayi yang diserang, gatal ditelapak kaki dan
tangan, diberikan antipiretik dan antibiotic
 Pencegahan: cuci tangan dan mandi, panas > 40 hubungi dokter
 Ada kasus yang tidak ditanggung BPJS  depresi berat defisiensi yang dilakukan MMPI,
semua orang bisa mengalami kembali pada kita sendiri
 Kelengkapan PA harus dilampirkan
 Laporan RKE, Lab/penunjang terlampir
 BPJS tidak bisa dipakai di abiyasa untuk RJ per 1 januari 2015
 Onkologi terpadu adalah pelayanan unggulan dan sudah disediakan bed banyak.

Morning Report, Tanggal 09 Desember 2014


 RM 02 didapat dari poliklinik, yang isinya identitas pasien, tanggal pelayanan, anamnesa,
diagnose, terapi dan ttd dokter.
69

 RM 02 dicetak dengan kertas warna kuning agar mudah dibedakan pasien dating dari rawat
jalan atau IGD (dari IGD warna merah)
 Dengan adanya RKE, RM 02 dicetak 1 lembar hanya pada kunjungan pertama
 Pastikan identitas pasien dalam berkas rekam medis terisi lengkap dan benar
 Input transaksi tidak bisa diperbaiki apabila sudah lewat hari.

Morning Report, Tanggal 10 Desember 2014


 Jadwal pemateri morning report sebaiknya diselang seling antara EDP, Arsip dan Koder
 Tugas bu yayuk  mengecek apakah kode ICD 10 dan 9 pasien rawat jalan sudah benar
 Pasien control dengan obat saja/obat kronis Z76.0
 Control tanpa obat dan penunjang Z71.9 (konseling)
 Pasien datang hanya untuk laborat dan Ro Z01.9, kalau hanya laborat Z01.7, kalau hanya Ro
Z01.6
 Top up rawat jalan MRI (87.41)
 Bila ada tindakan yang ada top up/pasien belum input diagnose jangan diprint kan Cp dahulu
 Pasien yang datang hanya untuk pemeriksaan PA daftar pakai UMUM
 Bila pasien BPJS tapi kartunya belum aktif maka pakai umum dahulu, jangan lupa inform
concent ditulis ket: kartu BPJS belum aktif, dan lakukan motivasi keluarga pasien.

Morning Report, Tanggal 11 Desember 2014


 Jumlah pasien di TPPRI semakin bertambah
 TPPRI sebagai pintu masuk dari 2 tempat IGD dan Poliklinik
 ER PR adalah pemeriksaan untuk pasien yang rawat inap di margono
 Pasien yang akan pemeriksaan ER PR harus dicek terlebih dahulu riwayat operasinya
dimargono atau tidak.

Morning Report, Tanggal 12 Desember 2014


 Sistem pengelolaan dan penyimpanan rekam medic
1. Sentralisasi  penyimpanan rekam medic dimantara antara RM junjungan RJ dan RI
dijadikan 1 dokumen dan disimpan dibagian arsip rekam medic
2. Desentralisasi  penyimpanan rekam medic dimana antara RM kunjungan RJ dan RI
dipisahkan. RM Rj disimpan di poliklinik dan RM RI di rekam medic
Ada 3 macam system numeric dalam penyimpanan dokumen rekam medic
1. Sistem nomor langsung: penyimpanan berkas rekam medic berurutan sesuai nomor
rekam medic
2. System nomor akhir: system yang menggunakan nomor dengan 6 angka yang
dikelompokan menjadi 3
3. System nomor tengah:
70

Morning Report, Tanggal 13 Desember 2014


 Tugas pokok pak budiyanto  mengantar dokumen RM ke RJ, mencatat pengembalian dari
RI, membuat MAP
 Standar pengembalian dokumen RM RI 2x24 jam 100%, bulan nov hanya mencapai 78.8%
 Kualitas isi dokumen RM harus ada identitas, tanggal, tindakan yang dilakukan, paraf dan
nama
 Informed concent  baru ada tindakan kedokteran dan tindakan medis,
 Harus ada identitas, ttd dokter, ttd saksi, ttd pasien, dan informasi yang diberikan
 SPM untuk pendaftaran RJ < 3 menit, dari pasien dipanggil sampai selesai pendaftaran
 Angka kepuasan pasien minimal 80 %, di RSMS sudah mencapai 81.23%
 Per 1 januari 2015 akan dibuka klinik PACU

Morning Report, Tanggal 16 Desember 2014


 Penyusutan arsip  pemindahan dokumen aktif dan in aktif
 Teknik penyusutan arsip memiliki jadwal: perencanaan, penelitian, rekonstruksi,
pendeskripsian arsip, pembuatan daftar arsip sesuai skema informasi, selesai dan penilaian
arsip, penyusunan daftar arsip.

Morning Report, Tanggal 17 Desember 2014


 Angina pectoris  keadaaan rasa tidak enak didada akibat penyempitan pembuluh darah
 Angina tidak stabil: lebih berat, gejala awal infarc myocardiac
 Gejala: nyeri dada, keringat dingin, berdebar, rasa mau pingsan
 Pemeriksaan penunjang: EKG, obat: ISDN, nifedipin, propanolol
 Per 1 januari 2015 PT KAI bekerja sama dengan BPJS
 RJ di abiyasa tidak melayani pasien BPJS semua umum, BPJS bisa digunakan untuk pasien
RI.

Morning Report, Tanggal 18 Desember 2014


 Bahaya merokok untuk kesehatan
 Perokok aktif (langsung merokok), perokok pasif (terkena paparan)
 Kandungan rokok; tar, nikotin
 Dampak; penyakit jantung, segala macam kanker, aterosklerosis, penyakit paru, impotensi,
dan gangguan medis lain spt; HT, gangguan kesuburan, sesak nafas
 Tips: niat dengan sungguh-sungguh untuk berhenti merokok, belajar membenci rokok,
berrgaul dengan orang yang tidak merokok, bekerja ditempat ber AC, beritahu teman
terdekat bila kita sedang berhenti merokok agar bisa saling mengingatkan.
71

Morning Report, Tanggal 20 Desember 2014


 Meningioma (tumor otak)  biasanya tumbuh kedalam, juga tumbuh keluar menuju tulang,
dan bukan merupakan kanker
 Gejala: tumbuh perlahan dan menggangu fungsi otak, bila tidak ditangani bisa menembus ke
tengkorak
 Penyebeb: 40-80% mengandung kromosom abnormal
 Gejala: sakit kepala dan kelemahan tangan dan kaki, kejanag, perubahan kepribadian,
masalah penglihatan,
 Insidensi: meningioma mencapai sekitar 20% dari semua tumor otak primer yang merupakan
tumor yang terbentuk di otak,

Morning Report, Tanggal 22 Desember 2014


 System penyusutan arsip in aktif  Pengurangan arsip yang berfungsi sebagai penyediaan
tempat arsip.
 Latar belakang masalah arsip: space/ruangan arsip, peledakan volume arsip, arsip in aktif
sudah menumpuk, arsip in aktif terlantar,
 Tujuan: mengurangi volume arsip, mengendalikan arsip, memudahkan retensi, menjaga
keamaanan arsip
 Dokumen in aktif menjadi kendala dalam penyimpanan karena data yang ada kurang
lengkap,

Morning Report, Tanggal 23 Desember 2014


 Syndrome neprotic  kelainan ginjal (N04.9)
 Gejala: hyperlipidemia, trombopenia, kolesterol total sangan tinggi
 Terapi: simtomatis untuk mengobati peradangan, furosemid, prednisolon
 GNA (N00.9)  suatu reaksi imunologi pada ginjal terhadap infeksi bakteri/virus tertentu
 Pemeriksaan urine kemerahan, proteinuria, edema
 Peradangan ginjal mempengaruhi fungsi glomerulus bagian yang menyaring darah untuk
membuat urine dan menghilangkan limbah, akibatnya darah dan protein muncul dalam urine
dan > cairan menumpuk dalam tubuh.

Morning Report, Tanggal 24 Desember 2014


 Berkas tidak bisa diklaim: kasus polidactili, xentalasma, alcoholic, MMPI, re admission
 Tanggal 5 tetap harus closing bulan desember.

Morning Report, Tanggal 26 Desember 2014


 Usus buntu (appendix) (K35.9) tindakannya 47.09
72

 Letak appendix diujung sacrum kira2 2 cm dibawah anterior ileo saekum, bermuara dibagian
posterior dan medial daeri saecum.
 Etiologi: terjadinya appendicitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun
terdapat banyak sekali factor pencetus terjadinya penyakit ini
 Manifestasi klinik: appendicitis memiliki gejala kombinasi yang khas spt mual muntah, nyeri
hebat diperut kanan bagian bawah
 Closing tetap tgl 5 januari 2015, berkas ranap pastikan sudah kembali semua
 Hasil rapat kemarin RKE ranap di RM 13 banyak yang kosong dan hanya sebagian yang
diinput.

Morning Report, Tanggal 27 Desember 2014


 Pendaftaran rawat jalan dan IGD  identifikasi pasien, nama pasien sesuai dengan KTP, NIK
pasien
 Pendafataran: BPJS Non PBI, BPJS PBI, Jamkesda, Umum, Kasir
 Kendala: pasien jarang membawa kartu control, computer eror, pasien mempunyai No RM
double, nama pasien yang didaftarkan melalui IGD kadang tidak sesuai dengan KTP
 RM 13 yang dibawa pasien kadang tidak terbaca
 Pendaftaran: identifikasi pasien dan komunikasi efektif
 System penomoran: serial numbering system (setiap pasien datang berobat selalu diberi no
RM baru), unit numbering system (satu pasien memiliki 1 no RM), serial unit (gabungan dari
serial dan unit numbering).

Morning Report, Tanggal 29 Desember 2014


 Vertigo  adanya sensasi gerakan/rasa gerak dari tubuh/lingkungan sekitar dengan gejala
yang timbul terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan gangguan alat keseimbangan
tubuh dari berbagai keadaan/penyakit.
 Gejala: pusing, rasa sakit kepala ringan, rasa terapung, mual, keringan dingin, pucat
 Terapi: antihistamin, pengobatan simtomatik mertigo, fenotiazine, carbamazepine.

Morning Report, Tanggal 30 Desember 2014


 Masalah SEP dan IGD sering eror waktu hari libur dan sore hingga malam hari
 No SEP rawat inap dan jalan satu tanggal
 Pembuatan SEP diruangan sering penyerahannya lebih dari 3 hari
 Untuk penulisan kode diagnose harus dengan menggunakan huruf capital.

Morning Report, Tanggal 31 Desember 2014


 Komunikasi efektif
73

 Unsure: komunikator, pesan yang disampaikan, saluran komunikasi, situasi komunikasi,


gangguan komunikasi (noise), komunikan, umpan balik (feed back)
 Macam: lisan, tertulis, elektronik.
 Semua administrasi dikumpulkan untuk menandatangani pakta iontegritas diantaranya harus
tepat dalam input transaksi.
74

Morning Report, Tanggal 02 Januari 2015


 Hepatitis B  penyakit hati yang disebabkan virus hepatitis, bisa menyebabkan
peradangan/cirrhosis hati.
 Pemeriksaan: lab HBSAG, bilirubin naik, SGOT SGPT naik, feses pucat, urin pucat
 Obat: ciprofloxasin, ketorolac, antrain
 Cegah: kurangi alcohol, makan sehat, pola hidup sehat.

Morning Report, Tanggal 05 Januari 2015


 Komunikasi efektif
 Lambang komunikasi: suara, bahasa (lisan, tertulis, gerak tubuh), gambar (rambu lalu lintas)
 Unsure komunikasi: pihak yang mengawali, pesan yang disampaikan, saluran komunikasi.

Morning Report, Tanggal 06 Januari 2015


 Hypoglikemia  adalah suatu keadaan dimana kadar gula secara abnormal rendah
 Dalam keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dl
 Pada diabetes kadar gula terlalu tinggi
 Kadar gula darah yang rendah menyebabkan berbagai system organ tubuh mengalami
kelainan fungsi
 Sebab: pelepasan insulin yang berlebihan oleh oankreas, dosis insulin/obat lainyya yang
terlalu tinggi yang diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darah,
kelainan pada kelenjar hipofisa, kelainan pada penyimpanan karbohidrat glukosa di hati.
 Hypoglikemia terjadi pada penderita diabetes dan berhubungan dengan obat, karena puasa,
reaksi terhadap makanan,
 Yang paling sering disebabkan oleh insulin/obat lain
 Hypoglikemia bisa terjadi karena konsumsi alcohol dalam jumlah banyak, olahraga berat
yang terlalu lama.

Morning Report, Tanggal 08 Januari 2015


 Dokumen banyak yang tidak menggunakan map
 Masih ada dokumen yang salah masuk dengan nama yang sama tetapi berbeda nomorrm nya.

Morning Report, Tanggal 09 Januari 2015


 DBD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan lewat gigitan
nyamurk aedes aigepty. Terdiri dari 4 jenis (starin) yakni tipe 1,2,3,4. Akan tetapi tipe yang
terdapat di Indonesia adalah tipe 3.
 Gejala : mendadak panas tinggi selama 1 – 7 hari, tampak lemah, lesu, suhu badan antara 38
0
C sampai 400C .Tampak bintik-bintik merah pada kulit, kadang –kadang perdarahan di
hidung. Hematemisis/melena.
75

 Pertolongan pertama : minum sebanyak-banyaknya, dikompres agar panasnya turun,


memberikan obat penurun panas.

Morning Report, Tanggal 10 Januari 2015


 Materi CRF dan Anemia, bahwa CRF dan Anemia boleh dimasukkan. Untuk perbaikan
apabila Hb nya diatas 7.tidak boleh. Tapi apabila Hb di bawah 7 boleh dimasukkan.
 Untuk URS (tindakan) untuk kode ICD nya belum ada kesepakatan antara verifikator dengan
rumah sakit.
 Kalau RS kodenya 56.40 dan Verifikator kodenya 56.00.

Morning Report, Tanggal 12 Januari 2015


 Kanker leher rahim
 Gejala: perdarahan rahim abnormal, perdarahan vagina pada wanita menopause, nyeri saat
melakukan hubungan intim, nyeri perut bagian bawah atau nyeri panggul, nyeri atau
kesulitan dalam berkemih.
 Menentukan stadium kanker
Stadium 1  kanker hanya tumbuh dibadan rahim
Stadium 2  kanker telah menyebar ke leher rahim
Stadium 3  kanker telah menyebar keluar rahim, tetapi masih didalam rongga panggul dan
belum menyerang kandung kemih maupun rectum
Stadium 4 kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rectum atau kanker telah
menyebar keluar rongga panggul.
 Pengobatan: terapi penyinaran, kemoterapi, terapi hormonal.

Morning Report, Tanggal 13 Januari 2015


 Malnutrisi  penyebab kematian dan kesakitan pada anak-anak.
 Disebabkan oleh kurangnya asupan gizi atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap atau
metabolis zat gizi.
 KKP  merupakan bentuk kekurangan gizi yang paling serius. Biasanya KKP terjadi pada
bayi akibat tidak mampu/adekuat masa menyusui ataupun menyapih.
 Jika diduga terjadi malnutrisi untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan darah
atau air kemih guna mengukur kadar zat gizi.

Morning Report, Tanggal 15 Januari 2015


 Otitis media acut/supuratif kronik
 Ada 2 type: benign (mukosa), malignant (tulang)
 Istilah kronik digunakan bila hilang timbul
 Dapat dilihat dari robeknya gendang telinga
76

 OMSK benign tidak beresiko komplikasi, sedang OMSK malignant beresiko komplikasi
 Bisa melakukan terapi antibiotic untuk pengobatannya
 Sebab: kuman staphylococcus aureus, pseudomonas aeruginosa, streptococcus epidemis,
kuman gram positif dan negative
 Menyebabkan keluarnya cairan berbau dari telinga karena ada perforasi didalam telinga
 Pengobatan: antibiotic (ampicilin, amoxilin), eritromisin, dilakukan insisi oleh dokter THT
 Pergub no 51 tentang TPP diganti 43 tentang cuti.

Morning Report, Tanggal 16 Januari 2015


 Peserta dan bayi baru lahir tidak diberlakukan masa berlaku kartu 7 hari apabila memenuhi
syarat:
1. BBL merupakan bayi dari peserta PBI atau BBL yg merupakan anak dari peserta
penduduk yang didaftar pemerintah daerah yang menjadi peserta perseorangan dengan
hak manfaat pelayanan di ruang kelas III
2. Peserta dan BBL dari penyandang masalah kesejahteraan social (PMKS) yang ditetapkan
kementrian social.
3. Peserta dan BBL dari peserta perseorangan yang tidak mampu dan mendaftar sebagai
peserta BPJS serta menunjukan surat rekomendasi dari dinsos, tenaga kerja dan
transmigrasi.

Morning Report, Tanggal 17 Januari 2015


 Akreditasi RSMS sampai saat ini masih belum siap.
 RS Tugu Semarang sudah lolos akreditasi
 Pelayananan ada 3 penilaian: visual, auditori (nada bicara, penekanan), gerak tubuh (face to
face)
 Penyediaan computer untuk RKE RJ di abiyasa.

Morning Report, Tanggal 19 Januari 2015


 Jamkesda anak-anak bisa ikut jamkesda orangtuanya.
 Per tanggal 1 februari 2015 di pavilion abiyasa tidak menerima pasien BPJS
 Rencana: loket apotek RJ digunakan sebagai loket pendaftaran RJ
 TPPRI di abiyasa harus ada 1 petugas lagi
 Laporan RKE RJ dan RI rutin setiap bulan dan jangan dirapel.

Morning Report, Tanggal 20 Januari 2015


 Kerjasama dalam organisasi efektif
 Tim yang dinamis  penuh percaya diri, penuh tanggung jawab, penuh kerjasama
 Kreatif dan inovatif  focus pada hasil yang efektif
77

 Penilaian kompetensi  pendidikan, pelatihan, masa kerja, dan rotasi.

Morning Report, Tanggal 21 Januari 2015


 Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan otonomik yang disebabkan oleh
gangguan alat keseimbangan tubuh dari berbagai keadaan atau penyakit.
 Gejala subyektif: pusing, rasa kepala ringan, rasa terapung dan terayun, mual
 Gejala obyektif: keringan dinginm pucat, muntah, sempoyongan waktu berdiri dan berjalan,
nigtagmus
 Terapi: sesuai dengan sebabnya
 Pengobatan: metoclopramide dan terapi rehabilitasi

Morning Report, Tanggal 22 Januari 2015


 Pelayanan TPPRI
 Fungsi: tempat pengaturan pasien RI, informasi tempat tidur dan kelas serta ruangan yang
kosong
 Tugas: melakukan pencatatan setiap ada perubahan pasien yang masuk dan keluar, mutasi
pasien, mencatat nama pasien di papan, menerima pasien yang mau RI sesuai dengan kelas
perawatan, menyediakan form RM, komunikasi dengan bangsal-bangsal.
 Informasi yang dibutuhkan: identitas pasien RI, ruang dan kelas perawatan, mutasi pasien,
jumlah pasien yang berasal dari RJ dan IGD, jumlah pasien rujukan dari luar, jumlah pasien
RI yang pulang berdasarkan cara pulang, pembayaran, diagnose dan penanggungjawab.
 Dokumen yang digunakan: form kelengkapan RM, inform concent, kartu berobat, catatan
register, daftar tariff rawat inap, catatan penggunaan no dan form di RI, buku ekspedisi,
penerimaan dokumen, catatan penggunaan kamar tidur.

Morning Report, Tanggal 24 Januari 2015


 Ablation retina  terpisahnya atau terlepasnya retina dari jaringan penyokong dibawahnya.
(H33.1)
 Tindakan: laser, silicon oil, vitrectomy
 Sebab: robekan/lubang pada retina sehingga cairan didalam mata merembes dan
menyebabkan terlepasnya retina dari jaringan dibawahnya.
 Sebab lain: trauma, proses penuaan, DM berat, peradangan
 Cegah: gunakan kacamata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata,
mengontrol kadar gula darah secara seksama.
Morning Report, Tanggal 26 Januari 2015
 Mohon kerjasamanya untuk teman-teman koder di rawat inap untuk mengecek kembali
pasien-pasien baru yang belum memiliki SEP.
78

Morning Report, Tanggal 27 Januari 2015


 Batu saluran kemih (N20-N23) adalah masa keras yang ada disaluran kemih
 Factor yang mempengaruhi: kurang minum
 Gejala: rasa nyeri, demam, infeksi, hematuria, mual muntah
 Pengobatan: analgesic
 Tindakan op: nephrolitothomy, uretherolitotomy, vesicolitotomy

Morning Report, Tanggal 28 Januari 2015


 Kartu Jakarta Sehat didaftarkan oleh pemprov DKI Jakarta sebagai pasien BPJS PBI, tetapi
harus tetap dicek berapa no BPJS nya.
 Pasien diupayakan untuk tetap menggunakan 1 penjamin, karena bila ada 2 penjamin maka
admin tidak bisa input transaksi. Cth: pasien datang menggunakan jamkesda, setelah masuk
rawat inap (cendana) pasien menunjukan kartu BPJS kelas 2, pasien pindah ruang rawat
(dahlia) dan di dahlia tidak bisa input transaksi.
 Pasien masih di IGD tetapi sudah dimutasi ke ruang rawat inap karena sudah lebih dari 6
jam. Komunikasikan antara admin IGD dengan ruangan agar ruangan bisa tetap
menginputkan transaksi.
 Pasien mendaftar dan mengaku sebagai pasien baru, padahal setelah dicek pasien tersebut
sudah memiliki no lama. Cek kembali setiap pasien yang mau mendaftar apakah pasien
tersebut benar pasien baru atau lama.
 Masih ada beberapa pasien baru yang masuk lewat IGD belum dibuatkan MAP sehingga dari
ruangan meminta MAP ke Arsip.
 Kartu control pasien baru yang masuk lewat IGD banyak yang tidak diberikan ke pasiennya.

Morning Report, Tanggal 30 Januari 2015


 Hydrocephalus  bertambahnya cairan di otak (Q03.9)
 Factor resiko: cacat tabung saraf, infeksi otak, malformasi otak, cedera otak, perdarahan otak.

Morning Report, Tanggal 02 Februari 2015


 Chikungunya  disebabkan oleh virus chikungunya dan disebarkan oleh nyamuk aedes
aegypti dan aedes albopictus (A92.0)
 Gejala: demam mendadak, bintik kemerahan, nyeri sendi dan bengkak, gejala nyeri bertahan
hingga seminggu, menyerang sekelompok orang tanpa memandang golongan umur.
 Factor resiko: orang yang aktivitas dikebun, anak sekolah, bayi.
 Bedanya dengan DHF : pada chikungunya tidak ada perdarahan hebat atau shock,
chikungunya bisa sembuh sendiri dalam 7 hari,
79

 Pencegahan: melakukan pemberantasan sarang nyamuk, melakukan 3M+, menghindari


gigitan nyamuk, menabur larvasida, menanam tanaman pengusir nyamuk, penggunaan
insektisida rumah tangga, ber-PHBS yang baik.

Morning Report, Tanggal 03 Februari 2015


 Sampai tanggal 02 Februari 2015 masih ada berkas klaim sususan rawat inap (cek kembali
numpuk di ruangan/di keruangan).
 Sehubungan dengan klaim, identifikasi harus jelas (nama, no SEP dan tgn SEP, jatah kelas)
 Diagnose yang diklaim adalah diagnose yang ada pendukung dan terapinya, ada tanda tangan
dokter.

Morning Report, Tanggal 04 Februari 2015


 Pengadaaan yang dahulu dipegang bu Utami sekarang dipegang sama bu Oneng.
 Permintaan barang jangan mendadak, sisakan 1/3 sudah melakukan permintaan lagi ke mas
heppy untuk segera dimintakan ke gudang rumah tangga.
 Ada dokumen yang salah masuk ke dokumen orang lain.
 No rm di hasil cetakan RM 02 hilang 3 digit angka paling belakang.

Morning Report, Tanggal 05 Februari 2015


 Pneumonia (J18.9)radang paru karena infeksi bakteri, virus, jamur dan organism lain.
 Sebab: bakteri (streptococcus pneumonia, staphylococcus aureus), virus (influenza, chicken
pox), organism (micoplasma pneumonia)
 Gejala: batuk dan nafas cepat, demam, sakit kepala, dyspnea,
 Tanda: perfusi pekak, nyeri pada bronchopneumonia, batuk kering.
 Diagnose dapat ditegakan dengan pemeriksaan Ro Thorax dan serologi.

Morning Report, Tanggal 06 Februari 2015


 Customer service
 Tujuan training: memahami konsep customer, mengenal customer, menyadari profesi
pelayan, memahami proses melayani, membangun sikap professional.
 Triangle service: customer, pelayan, proses pelayanan.
Basicaly customer: memenuhi kebutuhan dasar (terpaksa, cuek)
Safety customer: memenuhi rasa aman(memilih, gossip-rumor)
Lovely customer: memenuhi keinginan(repetisi, kompalin-kritik)
Esteem customer: memenuhi rasa percayanya(pelanggan, saran)
Actually customer: memenuhi ambisi(penikmat, loyal, membela)
 Harapan customer: kesopanan, perhatian segera, dapat dipercaya, perhatian secara pribadi,
respon yang baik, karyawan yang berpengetahuan, empati, efisien, nyata.
80

Morning Report, Tanggal 07 Februari 2015


 Lanjutan customer service.
 Manusia dipandang secara HOLISTIC (fisik-raga, psiko-jiwa, sosio-spiritual)
 Penampilan: sarana komunikasi paling efektif (tata rambut, tata busana, tat arias, keadaan
tubuh).
1. Bekerja adalah ibadah, bekerja penuh kecintaan
2. Bekerja adalah amanah, bekerja penuh tanggung jawab
3. Bekerja adalah dakwah, bekerja saling asah, asuh dan asih
4. Bekerja adalah rahmat, bekerja tulus penuh syukur
5. Bekerja adalah panggilan, bekerja tuntas penuh integritas
6. Bekerja adalah kehormatan, bekerja tekun penuh keunggulan.
7. Bekerja adalah pelayanan, bekerja paripurna penuh kerendahan hati
8. Bekerja adalah resiko, bekerja penuh ikhlas dan sabar
9. Bekerja adalah aktualisasi, bekerja keras penuh semangat
10. Bekerja adalah seni, bekerja cerdas penuh kreativitas
11. Bekerja adalah rekreasi yang dibayar, bekerja penuh kebahagiaan.
 Factor penentu pelayanan: ranah fisik (gedung, aksesibilitas, sarana, property), ranah non
fisik(culture RS, prosedur, proses)

Morning Report, Tanggal 09 Februari 2015


 Customer service: ada 2 faktor yaitu kepuasan dan complain
 Kepuasan  tingkat perasaan pelanggan setelah membandingkan pelayanan yang dirasakan
dengan harapan.
 Apabila pelayanan dibawah harapan maka pelanggan akan kecewa, jika pelayanan sesuai
harapan maka pelanggan akan puas, dan jika pelayanan melebihi harapan pelanggan maka
disebut pelayanan excellent.
 Complain keluhan ketidakpuasan pelanggan karena yang telah kita lakukan tidak sesuai
dengan keinginan dan harapan pelanggan.
 Alasan pelanggan complain: ia mendapat tanggapan tapi tidak sesuai dengan harapan, ia
kelelahan dan stress, pelayanan acuh tak acuh atau tidak sopan, mendapat keterangan yang
berbeda-beda, dipermalukan karena telah melakukan kekeliruan.
 Cara menangani complain: usahakan tamu mau duduk, dengarkan baik-baik semua keluhan,
terima dan setujuilah perasaannya, hadapi dengan ramah dan tenang, jernihkan masalahnya,
bertindak cepat dan berikan solusi, jangan bilang tidak bisa/tidak boleh, bertindak adil dan
tidak menjanjikan.
 Manfaat complain: mengerti keinginan customer atau pelanggan, segera dapat memperbaiki
kesalahan sehingga tidak terulang, meningkatkan ketrampilan menyelesaikan complain,
81

mengendalikan emosi dan menghargai customer, meningkatkan kemampuan adaptasi dan


kerjasama.

Morning Report, Tanggal 10 Februari 2015


 Permasalahan di TPPRI
 Pasien dari poli dalam masuk rawat inap kelas III dan ruang mawar penuh, bisa dititipkan ke
dahlia atau asoka tetapi hanya ada 3 kelas III extra.
 Pelayanan di RSMS bisa dipantau oleh gubernur karena sudah e-monev sehingga bisa
diketahui ada berapa jumlah tempat tidur yang kosong.
 Standar nilai BOR menurut WHO adalah 80% sedangkan menurut depkes 85%. Nilai BOR
RSMS lebih dari 100%, hal ini bisa meningkatkan resiko INos. Solusinya adalah
penambahan gedung untuk bangsal rawat inap.
 Gedung baru di Pav. Abiyasa siap digunakan hanya tinggal menunggu SDMnya. Disana juga
akan dibangun IBS seperti di RSMS.
 Ubah password KHS untuk mengurangi penyalahgunaan akses data RS.
 Akreditasi pastikan identifikasi pasien sudah benar, identifikasi pasien di TPPRI untuk
menentukan pasien resiko jatuh, alergi, dan DNR.
 Perawatan pasien 1 episode, bila saat masuk sudah menggunakan umum maka hingga akhir
perawatan juga menggunakan umum. Bila ada pasien masuk umum dan BPJS belum aktif
tetapi selama perawatan kartu BPJS aktif,maka kartu tetap belum bisa digunakan harus
menggunakan umum.

Morning Report, Tanggal 11 Februari 2015


 Pelatihan BLS  kewaspadaan isolasi
 Kewaspadaan isolasi  mengurangi resiko infeksi, mengurangi/meminimalisir potensi
penularan penyakit infeksi kepada petugas kesehatan, pasien, dan pengunjung RS.
 Program PPI (oencegahan dan pengendalian infeksi): diklat, surveilans, PPRA (program
penggunaan antibiotic rasional), dan pencegahan infeksi.
 Standart: kebersihan tangan, APD, pengelolaan limbah dan benda tajam, pengendalian
lingkungan, managemen linen dan laundry, cuci disinfeksi dan sterilisasi, keselamatan
petugas kesehatan, etika batuk, keselamatan penyuntikan, prosedur pungsi lumbal.
 Perlunya hand hygiene  hal utama dalam PPI, pilar dalam PPI, komponen sentral patient
safety, sederhana dan efektif, menciptakan lingkungan yang aman, pelayanan kesehatan
aman, bagian dari kewaspadaan isolasi.
 Kebersihan tangan adalah prosedur tindakan membersihkan tangan menggunakan sabun
antiseptic dibawah air mengalir atau dengan menggunakan handrub berbasis alcohol.
 Tujuan  untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara mekanis dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara.
82

 Teknik: sebelum melakukan cuci tangan pstikan aksesoris seperti cincin, gelang, arloji tidak
dipakai karena kulit dibawah perhiasan akan membentuk koloni yang susah dibersihkan.
 Waktu melakukan kebersihan tangan: segera setelah tiba di RS, sebelum masuk dan
meninggalkan ruangan pasien, sesudah kontak dengan darah dan cairan tubuh lain, sebelum
dan sesudah kontak dengan pasien, sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien,
segera setelah melepas sarung tangan, bila tangan tampak kotor, sebelum menyiapkan
makan, sebelum meninggalkan RS.

Morning Report, Tanggal 12 Februari 2015


 APD  peralatan/pakaian khusus yang digunakan oleh petugas untuk perlindungan diri dari
agen infeksi.
 Jenis APD: respirator, gloves, face protection (masker, face shield, face mask), gowns, head
covering, alas kaki/sepatu tertutup.
 Respiratory protection  pelindung saluran pernafasan untuk mencegah transmisi infeksi
melalui udara. Jenis: particulate respirator, half or full elastomeric respirator.
 Alas kaki/sepatu pelindung: melindungi kaki petugas dari tumpahan/percikan darah atau
cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan
alat kesehatan.
 Tahapan penggunaan APD: gownmask/respiratoreye protection/face shieldgloves.
 Tahapan melepas APD: buka sarung tanganlakukan kebersihan tanganlepaskan
gownlepaskan pelindung matalepaskan masker respirasilakukan kebersihan tangan.
 Hal penting dalam APD: ketersediaan APD berkesinambungan, digunakan sekali pakai bila
nonreusable, bila terkontaminasi segera ganti dan buang, bila reusable setelah pakai lakukan
pembersihan desinfeksi bila perlu dsterilisasi.

Morning Report, Tanggal 13 Februari 2015


 Materi BLS
 Program kesehatan karyawan:
1. Pemeriksaan kesehatan  dilakukan secara berkala, khusu untuk petugas terpajan (suhu
dipantau 2x/hari, bila demam maka petugas dipindahkan dari tugas perawatan), jika
penyebab tidak diidentifikasi dianjurkan petugas mendapat pengobatan antiviral.
2. Pencegahan penularan infeksi  menerapkan kewaspadaan isolasi, menjaga kesehatan
saluran nafas, menjaga kesehatan tubuh secara umum, menjaga kebersihan dan hygiene
diri, PHBS, tidak memanipulasi jarum bekas pakai.
3. Penyediaan sarana kewaspadaan standar  APD harus tersedia cukup, indikasi
pemakaian dan cara melepaskan APD harus dipahami dengan baik.
4. Pemberian imunisasi/profilaksis  imunisasi hepatitis B, pemberian vaksin flu musiman,
kadar antibody protektif perlu diperiksa 2-4 mggu setelah vaksinasi.
83

5. Penatalaksanaan penularan  petugas menderita flu tidak dibenarkan merawat/kontak


dengan pasien imunitas rendah, petugas menderita demam/gangguan pernafasan selama
10 hari setelah terpajan melalui udara dibebastugaskan/diisolasi.

Morning Report, Tanggal 14 Februari 2015


 Materi Customer Service  karakteristik CS yang professional.
 Seorang CS dapat dikatakan professional bila memiliki pengetahuan, menunjukan
ketrampilan dan mampu menunjukan performance sebagai seorang CS yang berpengalaman
dalam pekerjaannya.
 Harapan konsumen  konsumen yang datang ke kita umumnya memiliki kebutuhan dan
harapan-harapan tersebut dapat beraneka ragam
 Berdasarkan tinggi rendahnya harapan, konsumen dibagi menjadi: konsumen dengan harapan
tinggi, konsumen dengan harapan rendah
 Jenis konsumen:
JENIS KONSUMEN CIRI-CIRI KIAT MELAYANI
Konsumen lama Sudah akrab Sapa dengan nama dan tanya
kabarnya
Konsumen baru Banyak bertanya, minder, Hindarkan kata-kata susah
bingung
Konsumen baru tp lama meremehkan Jangan sinis, ambil hati,
mendengarkan
Konsumen santai Jam-jam tertentu Selalu tersenyum
Konsumen terburu-buru Orang kantoran, emosional, Sabar, kita harus PD
waktu sempit
Konsumen formal Berpakaian seragam, jaga Cepat, tepat, dan banyak
image menyapa
 Tambahan materi mengenai akreditasi:
Sarana cuci tangan di TPPRI rusak padahal banyak yang menggunakannya
Untuk tanggal 16 menggunakan pakaian adat/kebaya seadanya dahulu karena belum ada
keputusan seragam.

Morning Report, Tanggal 17 Februari 2015


 Lanjutan BLS  pengelolaan sampah rumah sakit
 RS merupakan penghasil limbah klinis terbesar sehingga apabila tidak dikelola dengan benar
dapat membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi pengunjung maupun
petugas.
 Dampak bila tidak dikelola dengan baik: sebagai mata rantai penyebaran penyakit menular,
menjadi sarang serangan tikus, gangguan kesehatan dan cedera.
84

 Limbah medis: limbah medis yang langsung dihasilkan dari diagnose dan tindakan terhadap
pasien, termasuk bahan medis, pembedahan otopsi dan laboratorium. Missal: perban, infuse,
plester, sisa jaringan tubuh, kantong urine.
 Pengangkutan: dilakukan setiap hari atau2/3 bagian telah terisi limbah, menggunakan troly
tertutup yang mydah dibersihkan dan dikosongkan, jalur jalan troly harus dipertimbangkan,
harus dipisahkan antara troly untuk limbah medis dan non medis, petugas pengangkut harus
menggunakan APD.
 Evaluasi pengelolaan limbah dapat dilihat dari: ada tidaknya keluhan baik dari masyarakat
sekitar RS, pengunjung, pasien maupun petugas sendiri, pengukuran kepadatan lalat,
akumulasi limbah yang tidak terangkut/terolah, pemeriksaan emisi udara setiap tahunnya.

Morning Report, Tanggal 18 Februari 2015


 Komunikasi efektif  cara menerima telp: salam, perkenalkan diri, ada yang bisa
dibantu.”halo..selamat pagi/siang rekam medic dsini, dengan (nama) ada yang bisa saya
bantu?”
 Ada beberapa berkas RJ yang tidak bisa dclaim, buat laporan untuk diajukan ke Tim
Pengendali Medis
 Jika ada pasien re admission harus konsultasi dengan dokter veronica.

Morning Report, Tanggal 20 Februari 2015


 Hipertensi (I10)
 Tekanan darah tinggi: suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri
 Penyebab: HT primer 90-95% tidak diketahui penyebabnya, HT sekunder 5-10%.
 Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena penyakit ginjal, kelainan hormonal,
obesitas, stress.
 Penatalaksanaan: langkah awal biasanya adalah mengubah pola hidup, menurunkan berat
badan, mengubah pola makan, mengurangi pemakaian garam, olahraga, berhenti merokok.
 Terapi HT: captopril, irbesartan, diovan, valsartan.

Morning Report, Tanggal 21 Februari 2015


 Limbah medis  urine bag, pembalut, plester, handkun, infuse
 Metode pengolahan medis
1. Autoclaving  proses pemanasan dengan suhu rendah menggunakan uap yang proses
pemanasannya bergerak dari luar ke dalam
2. Insenerasi  proses pengolahan dengan suhu 1000-1200 celcius dan dilengkapi dengan
penyaring debu (scruber)
85

3. Desinfeksi dengan bahan kimia  suatu cara untuk membunuh mikroorganisme pada
limbah infeksius dengan bahan kimia
 Proses pengelolaan limbah
1. Pemilahan dan pengurangan
2. Penampungan
3. Standarisasi kantong dan container

Morning Report, Tanggal 23 Februari 2015


 Program kesehatan karyawan:
1. Pemeriksaan kesehatan  dilakukan secara berkala, khusu untuk petugas terpajan (suhu
dipantau 2x/hari, bila demam maka petugas dipindahkan dari tugas perawatan), jika
penyebab tidak diidentifikasi dianjurkan petugas mendapat pengobatan antiviral.
2. Pencegahan penularan infeksi  menerapkan kewaspadaan isolasi, menjaga kesehatan
saluran nafas, menjaga kesehatan tubuh secara umum, menjaga kebersihan dan hygiene
diri, PHBS, tidak memanipulasi jarum bekas pakai.
3. Penyediaan sarana kewaspadaan standar  APD harus tersedia cukup, indikasi
pemakaian dan cara melepaskan APD harus dipahami dengan baik.
4. Pemberian imunisasi/profilaksis  imunisasi hepatitis B, pemberian vaksin flu musiman,
kadar antibody protektif perlu diperiksa 2-4 mggu setelah vaksinasi.
5. Penatalaksanaan penularan  petugas menderita flu tidak dibenarkan merawat/kontak
dengan pasien imunitas rendah, petugas menderita demam/gangguan pernafasan selama
10 hari setelah terpajan melalui udara dibebastugaskan/diisolasi.

Morning Report, Tanggal 24 Februari 2015


 Profilaksis pasca pajanan di RS: kewaspadaan standar (prioritas utama), setiap RS perlu
memiliki protocol tatalaksana pasca pajanan
 Pajanan pada kecelakaan kerja: perlukaan kulit, pajanan pada selaput lender, pajanan melalui
kulit yang luka, gigitan yang berdarah.
 Bahan pajanan: darah, cairan bercampur darah yang kasat mata, cairan yang potensial, virus
yang terkonsentrasi.

Morning Report, Tanggal 25 Februari 2015


 Permasalahan di IGD  untuk pasien umum dan jamkesda bisa langsung didaftar, tetapi
untuk pasien BPJS harus di triage dahulu untuk menentukan apakah diagnose pasien tersebut
ditanggung oleh BPJS atau tidak, bila tidak masuk criteria maka motivasi pasien untuk
memakai umum.
 Inform concent untuk pasien yang ranap melalui IGD belum semua diberi inform concent.
 SEP RJ IGD kadang digunakan untuk SEP RI untuk pasien masuk dari IGD.
86

Morning Report, Tanggal 26 Februari 2015


 SISTEM PENAMAAN  yaitu cara/metode penulisan nama seseorang/pasien
 Tujuan: untuk membedakan satu pasien dengan yang lainnya, adanya keseragaman dalam
cara penulisan nama, memudahkan dalam mengambil RM di dalam penyimpanan, agar tidak
terjadi kesalahan dalam pelayanan RM
 Cara menulis nama pada formulir RM:
1. Penulisan nama pasien diikuti singkatan yang menunjukan status pasien, missal: By, Ny,
An, Sdr/I, Bp, Ny.
2. Penulisan gelar/pangkat dituliskan dibelakang nama pasien, untuk pasien yang
seharusnya mempunyai gelar didepan namanya, gelar tetap dituliskan dibelakang nama.
Missal: Prof Dian  Dian, Prof. Bp
3. Nama pasien dituliskan lengkap sesuai KTP (bukan nama panggilan)
4. Penulisan nama sesuai EYD
5. Nama pada sampul berkas RM ditulis dengan huruf capital
6. Pada lembar identitas pasien disertakan nama penanggungjawab yang syah. Missal: anak-
anak (ayah), laki-laki yang sudah menikah (diri sendiri/istri), perempuan menikah
(suami).

Morning Report, Tanggal 27 Februari 2015


 6 sasaran keselamatan pasien
1. Identifikasi pasien: nama, nama ibu kandung, alamat, No RM, tgl lahir/umur
2. Komunikasi efektif: catat, baca, konfirmasi ulang
3. Pengelolaan obat
4. Tepat prosedur, tepat lokasi, tepat pasien
5. Pencegahan infeksi
6. Mengurangi resiko jatuh
 ASTMA  suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan peradangan dan penyempitan
yang bersifat sementara.
 PEMICU  perubahan cuaca dan suhu udara, rangsang sesuatu yang bersifat alergi, infeksi
saluran pernafasan, gangguan emosi, kerja fisik/olahraga yang berlebih.
 TERAPI  infuse glukosa 5%, aminofilin 5-6 mg/kg BB, prednisolon 10-20 2x sehari,
adrenalin.

Morning Report, Tanggal 28 Februari 2015


 OSTEOARTHRITIS (M19.9)  suatu penyakit kronis yang mengenai sendi dan tulang di
sekitarnya sendi tersebut. Osteoarthritis dulu dianggap sebagai penyakit orang tua namun kini
semua umur bisa terkena osteoarthritis.
87

 Gejala klinis  nyeri pada sendi terutama sendi yang menyangga, nyeri trauma kadang
timbul rasa kaku selama 30 menit, akan berkurang bila digerakan dan pada saat digerakan
akan timbul bunyi.
 Terapi  tidak dapat disembuhkan, semakin lama semakin memburuk.
 Terapi bedah  dilakukan arthroscopy (alat kecil yang dimasukan di rongga sendi untuk
membersihkan tulang rawan yang rusak.
 Evaluasi pada saat mengucapkan salam: pada saat mengangkat telp pertama ucapkan salam,
menyebutkan tempat/bagian bekerja, sebutkan nama,dan ada yang bisa dibantu.

Morning Report, Tanggal 02 Maret 2015


 UU ITE  penggunaan informasi dan computer
 Dok RM masih banyak yang belum kembali ke keuangan
 Identifikasi pasien  di RJ dan RI
 Pemasangan gelang masih belum efektif

Morning Report, Tanggal 03 Maret 2015


 Penilaian pegawai RM:
1. Mengikuti kegiatan morning report
2. Meninggalkan tempat kerja diluar kedinasan
3. Tidak masukkerja karena cuti, sakit, ijin
4. Kelebihan jam kerja diketahui atasan
5. Kerjasama
6. Memberikan pelayanan customer service
7. Menggunakan atribut lengkap
8. Ketelitian, kecepatan, ketepatan, komunikasi dengan tim
9. Pemanfaatan penggunaan sarana
10. Inovasi (keinginan untuk melakukan perubahan)
11. Keinginan untuk melakukan perintah
12. Kemandirian
13. Mampu mendokumentasikan dokumen berbasis IP
14. Mampu menyajikan laporan
15. Mampu mengelola complain
16. Mampu melaksanakan pekerjaan sesuai SPO
 Saat melakukan pendaftaran muncul “null” dan tidak muncul no RM  sedang melakukan
pencarian.

Morning Report, Tanggal 04 Maret 2015


 Tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
88

1. Bangun kesadaran akan nila keselamatan pasien


2. Pimpin dan dukung staff anda
3. Interpretasikan aktivitas pengelola resiko
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan komunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien.

Morning Report, Tanggal 05 Maret 2015


 Cirrhosis hepatic (K74.6) kelainan hati dimana terdapat nekrosis fibrosis dan degenerasi.
 Penyebab  infeksi virus, parasit, obat-obatan, makanan, kelainan bawaan.
 Ciri-ciri: kelopak mata kuning, tubuh kuning, batuk darah, fungsi saraf abnormal.
 Penunjang: USG hati, lab PK
 Obat: istirahat yang cukup, berobat
 Penatalaksanaan: menghilangkan sumber racun, asupan makanan yang tepat, termasuk
vitamin tambahan, pengobatan komplikasi.
 Tambahan bu utami: ruangan banyak yang kurang justifikasi.

Morning Report, Tanggal 06 Maret 2015


 Osteoporosis (M18.9)  tulang keropos yang ditandai dengan kepadatan masa tulang (silent
disease).
 Pada wanita lebih rentan terkena osteoporosis daripada laki-laki
 Dapat menyebabkan kecelakaan, berkurangnya waktu hidup dan butuh perawatan yang
sangat panjang.
 Factor resiko: jenis kelamin, bentuk badan yang tipis/kecil, konsumsi alcohol, jarang
olahraga, diet rendah kalsium, gizi yang kurang
 Konsumsi banyak vit D untuk mencegah osteoporosis
 Penggunaan pil KB yang lama dapat menguatkan tulang.

Morning Report, Tanggal 07 Maret 2015


 Akreditasi  HPK hak pasien dan keluarga
 Hak pasien: informasi, persetujuan, second opinion, menolak tindakan, konsul ke dokter,
konsul perawat.
 MKI (management komunikasi dan informasi): RS memfasilitasi akses informasi dan
komunikasi, menginformasikan kepada keluarga dan pasien bagaimana mengakses informasi
yang akan diberikan kepada pasien.
 Pasien re admission: dari ruangan transaksi dibatalkan, hubungi SIM.
 Koordinasi antar ruangan, antar petugas, antar shift, antar petugas jaga.
89

Morning Report, Tanggal 09 Maret 2015


 Hydronephrosis  dilatasi piala dan kaliks pada salah satu atau kedua ginjal
 Hydronephrosis disebabkan adanya obstruksi
 Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik, sehingga tekanan di
ginjal meningkat, jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan
mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya
batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal saja yang rusak.
 Tanda dan gejala: rasa sakit dipanggul dan punggung, disuria, menggigil, nyeri tekan, piuria,
hematuria
 Penatalaksaan: tujuan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, untuk
menangani infeksi dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal, untuk
mengurangi obstruksi urin harus dialihkan dengan tindakan neftrostomi atau type diversi
lainnya.
 Infeksi ditangani dengan agen antimicrobial karena sisa urin dalam kaliks menyebabkan
infeksi dan pieloneftritis. Pasien disiapkan untuk pembedahan untuk mengangkat lesi
obstruktif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya
hancur, nefrostomi dapat dilakukan.

Morning Report, Tanggal 10 Maret 2015


HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
HAK PASIEN  Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa deskriminasi
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional
5. Memperoleh layanan yang efektif dam efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapat
7. Memlilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan peraturan yang berlaku di
Rumah Sakit
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
Surat Ijin Prakter (SIP) baik didalam maupun diluar Rumah Sakit
9. Mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnose dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis, alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.
90

11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
menggangu pasien lainyya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianut
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN PASIEN  Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

Morning Report, Tanggal 11 Maret 2015


 Materi Basic Life Support (BLS)  mencegah berhentinya sirkulasi dan respirasi, membantu
mencegah keadaan memburuk.
 Mati: klinis  mati yang butuh kecepatan 4-6 menit, biologis  terjadi kematian sel 8-10
menit.
 Cirri orang mati: lebam mayat, kaku mayat, pupil mata diameter melebar, reflek pupil tidak
ada.
 Indikasi BHD (Bantuan Hidup Dasar)  henti nafas, henti jantung.
 Komponen BHD  DR Minta Tolong CAB
 Danger  lihat situasi dan kondisi sebelum bertindak, sadari apakah ada hal-hal yang dapat
membahayakan penolong dankorban, selamatkan diri sendiri sebelum menyelamatkan orang
lain, jangan menambah korban.
 Response  respon dari korban atas rangsangan yang kita berikan, apa saja yang dinilai alert,
verbal, pain, unresponsible.
 Minta tolong  setelah dipastikan aman bagi diri anda dan korban, yang pertama harus
dilakukan adalah teriak minta tolong dan tunjuk 1 orang untuk menghubungi ambulance atau
RS.
 Airways  buka jalan nafas, periksa jalan nafas dan kemungkinan adanya sumbatan oleh
benda asing ataupun lidah.
91

 Breathing  periksa apakah ada pernafasan spontan/tidak dengan cara Look, Listen and Feel
(lihat dadanya, dengar nafasnya, rasakan hembusannya)
 Circulation  rabalah pembuluh darah leher, hitung berapa x dalam 15 detik, lakukan
resusitasi. Berikan 2x pernafasan efektif dilanjutkan dengan 30x chest compression, lakukan
secara terus menerus sebanyak 5x.
 Compresi dada: tempat tekanan berada ditengah dada,posisi jari menggunakan jari terkuat,
compresi dada 100x/menit kedalaman 4-5 cm, jika memungkinkan bergantian penolong tiap
2 menit.

Morning Report, Tanggal 12 Maret 2015


 INFEKSI NOSOKOMIAL  infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat di RS
tanpa adanya masa inkubasi ketika masuk rumah sakit dan merupakan penyebab penting
morbiditas dan mortalitas pasien.
 Infeksi nosokomial di RS terbanyak: pneumonia, ISK, infeksi luka, infesi kutaneus,
bakteriemia, HIV dan Hepatitis.
 Identifikasi pasien (gelang pasien) berisi informasi tentang nama, alamat, no RM, nama ibu
kandung, tgl lahir/umur.
 Warna gelang pasien: pink (perempuan), biru (laki-laki), merah (alergi), kuning (resiko
jatuh), ungu (DNR: do not resuscitation). Identifikasi nyang diverbalkan: nama, umur,
alamat.
 Kegunaan gelang pasien: mencegah terjadinya kesalahan dalam memberikan terapi, tindakan
dan perawatan terhadap pasien.
 Gelang dilepas bila: diperbolehkan pulang oleh dokter, pasien meninggal, pasien dirujuk ke
RS lain, pasien APS.
 Bila ada pasien dengan nama yang sama maka cek kembali no RM, nama ibu kandung, dan
alamat. Diberi cepitiran sbg pengingat ke petugas yang lain.
 Komunikasi efektif: komunikasi yang jelas, akurat, tepat waktu yang bisa dipahami oleh
kedua pihak (pemberi dan penerima informasi)
 Tujuan: mengurangi kesalahan demi keselamatan pasien, komunikasi dengan lisan harus
dikonfirmasi kembali kepada yang memberi informasi.

Morning Report, Tanggal 13 Maret 2015


 Sasaran keselamatan pasien, tercapainya beberapa hal:
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
5. Perngurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
92

6. Pengurangan pasien resiko jatuh.

Morning Report, Tanggal 14 Maret 2015


 Sasaran keselamatan pasien yang ke-3 “ Pengelolaan Obat”  RS mengembangkan
pendekatan untuk memperbaiki keamanan obat yang perlu diwaspadai.
 Obat yang sering menyebabkan KTD/kejadian sentinel: high alert, elektrolit konsentrat,
norum/lasa (nama obat rupa ucapan mirip/look alike sound alike).
 Kesalahan bisa terjadi: secara tidak sengaja, bila perawat tidak mendapatkan orientasi dengan
sebelum ditugaskan, pada keadaan darurat.
 7 benar dalam pemberian obat ke pasien: BENAR pasien, dosis, obat, cara pemakaian, waktu
pemberian, dokumentasi, dan indikasi.
 Sasaran keselamatan pasien ke-4 “ tepat prosedur, tepat lokasi, tepat pasien”. Kebijakan
penandaan lokasi operasi: penandaan dilakukan pada kasus termasuk sisi multiple struktur,
perlu melibatkan pasien, tidak mudah luntur saat terkena air/alcohol/betadine, mudah
dikenali, digunakan secara konsisten di RS, dibuat oleh operator/orang yang akan melakukan
tindakan, dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadart jika memungkinkan dan harus terlihat
sampai saat akan disayat.
 “Pengurangan Resiko Jatuh”  cuci tangan TEPUNG SELACI POLTAR (telapak tangan,
punggung tangan, sela-sela jari, kunci jari, jempol, putar-putar)
 5 moment cuci tangan:
1. Sebelum kontak pasien
2. Sebelum melakukan tindakan
3. Sesudah kontak dengan cairan tubuh dan darah pasien
4. Sesudah melakukan tindakan ke pasien
5. Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
 Cuci tangan dengan sabun dan air bila tangan terlihat kotor, dan gunakan handrub bila tangan
tidak terlihat kotor.
 “Mengurangi Resiko Jatuh”  menerapkan assessment awal pada resiko jatuh, resiko jatuh
pada anak menggunakan pengaman pada tempat tidur, pasien menggunakan alas kaki anti
slip jika ke KM, perhatikan pengaman pada tempa tidur pasien dan kursi roda
 Glosarium dalam keselamatan pasien:
KTD: kejadian tidak diinginkan
KNC: kejadian nyaris cidera
Medical eror: kesalahan pelayanan
KPC: kejadian potensi cidera
KS: kejadian sentinel  kejadian yang bisa menyebabkan kematian.
93

Morning Report, Tanggal 16 Maret 2015


 Luka bakar  cedera pada jaringan tubuh akibat panas, bahan kimia, maupun arus listrik.
 Sebab: akibat panas, bahan kimia, arus listrik
 Keparahan luka bakar tergantung pada jaringan yang terkena dan kedalaman luka.
 Ada 3 kategori derajat luka bakat: grade I, II, III, diagnose ditegakan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan.
 Sekitar 85% luka bakar bersifat ringan dan penderitanya tidak perlu dirawat di RS. Luka
bakar yang lebih berat dan membahayakan nyawa penderita harus segera ditangani sebaiknya
dirawat di RS.
 Telah dilakukan validasi data transaksi diruangan oleh kepala ruangan per tanggal 13 maret,
bila transaksi sudah divalidasi oleh kepala ruang barulah keuangan bisa print billing.

Morning Report, Tanggal 17 Maret 2015


 Kecelakaan lalu lintas.
 Klasifikasi kecelakaan: domestic, lalu lintas, industry, dan tempat umum.
 Factor resiko: factor manusia (pengemudi, penumpang, pemakai jalan), factor kendaraan
(kendaraan bermotor dan tidak bermotor), factor jalanan (kelaikan jalan, sarana jalanan,
keadaan fisik jalan), factor lingkungan (cuac dan geografik).
 Upaya pencegahan: safety facilities, penggunaan helm, peraturan.
 Akibat kecelakaan: cedera kepala, fraktur, rupture lien.
 Instalasi donor darah RSMS per oktober 2013 sudah bisa mengelola kebutuhan darah sendiri
dengan menggunakan system prosedur bank darah melalui 1 pintu.
 Prosedur: ruangan  bank darahkeluarga pasien ambil darah ke bank darah bila bank
darah kosong, maka diarahkan ke PMI  setelah dapat darah dari PMI bawa ke bank darah
dahulu  ruangan  pasien.

Morning Report, Tanggal 18 Maret 2015


 Cara menghadapi teman kerja yang malas  tak segan sifat malasnya ditularkan pada yang
lainnya.
 5 tips: jangan pernah melaporkan, ubah sikap anda/pola kerja, hindari terbawa malas
olehnya, jangan beri bantuan pada rekan kerja dikantor, gunakan sebagai kesempatan untuk
karier.

Morning Report, Tanggal 19 Maret 2015


 Chalazion (timbilen)  karena infeksi, ada benjolan mengandung air pada kelopak mata dan
bisa disembuhkan dengan mengompres dengan air hangat.
 Gejala: terdapat benjolan di kelopak mata, dapat menyebabkan kabur, nyeri pada kepala.
 Pengobatan: menggunakan salep, kompres dengan air hangat.
94

 Cara cuci tangan yang benar: telapak, punggung, sela jari, kunci, jempol, putar ujung jari-
jari, lakukan sebanyak 4x.
 BLS (RJP)  DR minta tolong CAB.

Morning Report, Tanggal 20 Maret 2015


 Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah respon awal tindakan
gawat darurat. Suatu cara memberikan bantuan/pertolongan hidup dasar yang meliputi
bebasnya jalan nafas (Airways), pernafasan yang adekuat (Breathing), sirkulasi yang adekuat
(Circulation).
 Urutan penanganan: DR Minta Tolong CAB.
 Danger  Do Not Further Harm (jangan membuat cedera lebih lanjut).
 Responses  respon panggil, respon sentuh, respon nyeri.
 Circulation bila korban henti jantung lakukan RJPO. Look, listen dan feel dieliminasi dari
orgaritma, lakukan RJP yang berkualitas. Untuk 1 penolong lebih utama melakukan pijat
jantung 30x, baru memberikan bantuan nafas 2x, pijat jantung minimal 100x/menit,
kedalaman pijat dewasa kurang dari 5 cm.
 Airways  buka jalan nafas dilakukan dengan: head tilt, head tilt chin lift, head tilt neck lift
dan jaw thrust.

Morning Report, Tanggal 23 Maret 2015


 APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah dilayani untuk satu
orang untuklangkah awal pada mula terjadi kebakaran. Berikut ini adalah tata cara
penggunaan APAR/tabung pemadam.
1. Tarik/lepas pin pengunci tuas APAR/tabung pemadam
2. Arahkan selang ke titik pusat api
3. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR/tabung pemadam
4. Sapukan secara merata.
 Yang perlu diperhatikan arah angin supaya media pemadam benar-benar efektif mengarah
pusat api.

Morning Report, Tanggal 24 Maret 2015


 Apabila ada berobat dari IGD dan sudah memiliki kartu BPJS tapi tidak dibawa, maka di
inform concent diberi keterangan bahwa dia punya dan pakai BPJS.
 Bila ada salah input dari IGD maka dikembalikan lagi ke IGD juga untuk diperbaiki.
 Jamkesda untuk mengumpulkan berkas diberi waktu 2x24 (memenuhi persyaratan)
 Asuransi ketenagakerjaan bila ada kerjasama dengan perusahaan dan yang membayar dari
perusahaan maka selama perawatan di RS pasien tetap umum.
95

 Masa berlaku kartu 3x24 jam tetap diinput umum, jika ada pasien yang masih mengurus
BPJS dan belum aktif maka dientri umum juga.
 Bila ada kasus pasien lama didaftar baru sering terjadi di IGD karena pasien tidak membawa
kartu dan ditanya belum pernah berobat dicari juga tidak ada datanya didata master
computer.

Morning Report, Tanggal 25 Maret 2015


 Usul dari bu budi: pinjem boneka untuk latihan RJP karena nantinya akan dites satu per satu
 Akan ada pertemuan antara admin dan SIM
 Target closing tgl 5, walaupun ada tanggal merah diusahakan jangan mundur
 Refresh visi, misi, 6 sasaran keselamatan pasien, dan cuci tangan.

Morning Report, Tanggal 26 Maret 2015


 5 penilaian:
1. Patient safety / keselamatan pasien
2. Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
3. Penerapan kesehatan kerja, kebakaran dan kewaspadaan bencana (K3)
4. Penerapan pelayanan terhadap pelanggan (customer service)
5. Penerapan Bantuan Hidup Dasar (BHD) / Basic Life Support (BLS)
 Standar akreditasi RS:
1. Standar falsafah dan tujuan
2. Standar administrasi dan pengelolaan
3. Standar staff dan pemimpin
4. Standar fasilitas dan peralatan
5. Standar kebijakan dan prosedur
6. Standar pengembangan staff dan pendidikan.

Morning Report, Tanggal 27 Maret 2015


 Membahas buku saku
 Ketepatan identifikasi pasien  warna biru (laki-laki), pink (perempuan), merah (alergi),
kuning (resiko jatuh), ungu (DNR: Do Not Resusitation)
 Pemasangan gelang ditangan sebelah kanan, gelang dipakai di RJ (kemoterapi, radioterapi,
HD) dan RI
 Identifikasi pada gelang (nama, no. RM, tgl lahir, ibu kandung dan alamat), di RSMS
minimal menggunakan nama pasien, tgl lahir dan alamat (sesuai KTP).
 Kapan di identifikasi: sebelum pemberian obat, transfuse dan produk darah, sebelum diambil
sampel darah, urine (cek lab), sebelum dilakukan tindakan/prosedur.
 Komunikasi efektif  lisan, tulisan, elektronik
96

 Informasi menggunakan teknik SOAP  Subyektif (data pasien berdasarkan keluhan),


Obyektif (diperoleh berdasarkan pemeriksaan), Assesment (penilaian kondisi pasien saat ini),
Planing (kegiatan/tindakan yang akan dilaksanakan).

Morning Report, Tanggal 28 Maret 2015


 5 kompetensi dasar: K3, BLS, Customer Service, PPI, Patient Safety.
 Cara mengatasi complain: berikan 5S (Senyum, salam, sapa, sopan, santun), mempersilakan
duduk bila memungkinkan, mendengarkan complain, mengidentifikasi complain, member
solusi bila mampu atau mengarahkan kemana harus mencari bantuan.
 Komunikasi efektif: tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh penerima, READ
BACK, CABAK, TUBAK, konfirmasi lisan oleh pemberi perintah, penerima informasi
membubuhkan CAP READ BACK, laporan hasil pemeriksaan diparaf oleh DPJP max 1x24
jam, SOAP
 BPJS ketenagakerjaan untuk kasus kecelakaan kerja, cth: karyawan mengalami kecelakaan
saat berangkat/pulang kerja bisa ditanggung oleh BPJS ketenagakerjaan.

Morning Report, Tanggal 30 Maret 2015


 Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai atau high alert medicatios (HAM).
 Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan KTD (kejadian tidak
diharapkan) atau kejadian sentinel pada pasien
 Yang termasuk obat high alert yaitu obat dengan criteria NORUM/LASA (nama obat rupa
sama/look alike sound alike), dan elektrolit konsentrat/pekat (kalium/potassium chloride,
kalium/potassium fosfat, natrium/sodium chloride, magnesium sulfat).
 Cth obat look alike: tampilan mirip namun sebenarnya kandungan berbeda atau dosis berbeda
(meloxicam 7.5 mg dengan meloxicam 15 mg, ketorolac 10 mg dengan ketorolac 30 mg,
furosemid dengan diazepam, tramadol dengan gentamicin), cth obat sound alike adalah
azithromycin dan erythromycin serta levofloxacin dan ofloxcacin.
 Instruksi lisan/telp obat HAM diperbolehkan dalam keadaan darurat dan nama obat harus
dieja per huruf. Pada obat dengan criteria NORUM/LASA labeling menggunakan stiker
warna dasar putih tulisan merah. Pada obat dengan criteria HIGH ALERT labeling
menggunakan stiker warna dasar merah dan tulisan putih.
 Elektrolit konsentrat/pekat yang disimpan di unit pelayanan pasien harus disimpan pada area
yang terbatas aksesnya, diberi label/striker dengan tulisan ELEKTROLIT PEKAT HARUS
DIENCERKAN SEBELUM DIBERIKAN.
 Dalam memberikan obat kepada pasien harus mengacu pada 7 benar: benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar cara oemberian (inj IM, IV, SC, IC, Per oral, sul lingual, tetes, dll),
benar waktu pemberian, benar dokumentasi, benar indikasi.
97

 Obat HAM yang dimasukan dalam infuse harus dicek kecepatan dan ketepatan tetesnya serta
diberi/ditempel stiker/form obat.

Morning Report, Tanggal 31 Maret 2015


 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi.
 Memberikan tanda lokasi (“O”) oleh dokter (operator) yang akan melakukan operasi dan
harus terlihat sampai pasien disiapkan untuk operasi menggunakan spidol permanen warna
hitam, pada pasien dengan warna kulit gelap boleh menggunakan selain warna hitam missal
biru tua atau merah agar penandaan jelas terlihat.
 Penandaan dilakukan pada kasus termasuk sisi (laterality), multiple structure (jari tangan, jari
kaki, lesi), atau multiple level (tulang belakang), dilakukan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
 Penandaan tidak perlu dilakukan pada kasus operasi cesar, tindakan gigi dan pada bayi
premature.
 Memverifikasi lokasi, prosedur, dan pasien yang benar dengan memastikan bahwa semua
dokumen termasuk inform concent, foto, dan hasil pemeriksaan yang relevan tersedia diberi
label dengan baik dan dipampang termasuk peralatan khusus/implant yang diperlukan,
pemberian AB profilaksis sesuai program medis, sisi operasi sudah ditandai?cukur? dll, (beri
tanda pada cheklis pra bedah).
 Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mendokumentasikan prosedur SIGN IN (sebelum
pasien dilakukan anestesi), prosedur TIME OUT (sebelum dimulai prosedur
pembedahan/insisi), dan prosedur SIGN OUT (setelah operasi selesai).
 Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
 Menerapkan handhygiene (cuci tangan) secara efektif dengan 6 langkah atau dengan teknik
gerakan TEPUNG SELACI PUPUT: menaruh cairan handrubs sebanyak 3cc atau cairan
antiseptic untuk handwash sebanyaak 1cc  menggosok kedua telapak tangan dengan arah
ke ibu jarimenggosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan
dan sebaliknyamenggosok kedua telapak tangan dan sela-sela jarimenggosok dengan
posisi jari-jari dalam saling menguncimenggosok ibu jari kiri berputar kearah luar dalam
genggaman tangan dan sebaliknyamenggosok ujung jari tangan janan dengan cara berputar
ke telapak tangan yang kiri dan sebaliknya.
 Menerapkan 5 momen (five moment) cuci tangan: sebelum kontak dengan pasien, sebelum
melakukan tindakan aseptic, setelah kontak dengan cairan tubuh pasien yang terinfeksi,
setelah kontak dengan pasien, setelah kontak dengan lingkungan pasien.
 Bila tangan kotor cuci tangan dnegan menggunakan sabun/antiseptic dan air mengalir.
98

Morning Report, Tanggal 01 April 2015


 Pengurangan resiko pasien jatuh  menerapkan assessment awal pada pasien resiko jatuh
dan assessment ulang pada pasien bila ada perubahan kondisi atau pengobatan.
 Penilaian resiko jatuh pada pasien anak menggunakan skala/scoring HUMPTY DUMPTY,
pada pasien dewasa menggunakan scoring MORSE dan pada geriatric menggunakan scoring
ONTARIO MODIFIED STRATIFY – SYDNEY.
 Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan, tempatkan bel panggil dalam jangkauan
pasien, anjurkan pasien memakai alas kaki anti slip
 Sediakan kursi roda yang terkunci, tongkat penyangga (walkers) sesuai kebutuhan disamping
tempat tidur, pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan cahaya terang,
pasang bedside rel (tempat tidur berpengaman)
 Pasang restraint (tali pengikat) bila diperlukan, jaga keamanannya sehingga tidak terjadi
iritasi,
 pengawasan yang ketat terhadap pasien dnegan terapi obat-obat yang beresiko jatuh seperti
obat sedative, antidepresi, antipsikotropik, antiaritmi, antihistamin, diuretic.
 Amati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman dan segera laporkan untuk perbaikan,
jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat didaerah diagnostic atau terapi,
pastikan pasien yang dibawa dengan brandcard/tempat tidur, posisi bedside rel dalam
keadaan terpasang, edukasi kepada pasien dan atau anggota keluarga mengenai rencana
perawatan untuk mencegah jatuh.
 Penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
 Tujuan pengorganisasian program PPI pada dasarnya adalah untuk mengidentifikasi dan
menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staff, tenaga
professional kesehatan dan personal laim seperti mahasiswa praktek, pengunjung, dll.
 Terkait kegiatan ini dlam implementasi sehari-hari antara lain: melaksanakan handhygiene
dengan 6 langkah dan 5 momment, menempatkan pasien sesuai dengan kasus penyakit,
termasuk pasien yang harus dengan isolasi, melakukan surveillance PPI (pencatatan dan
pelaporan terkait infeksi nosokomial),
 Melaksanakan kewaspadaan universal bagi karyawan seperti menggunakan APD sesuai
kebutuhan, etika batuk, pengelolaan paska pajanan sesegera mungkin, pengelolaan
managemen pencucian linen dan sterilisasi alat sesuai prosedur, melaksanakan edukasi
handhygiene, etika batuk dll terkait pencegahan infeksi.
 Membuang sampah pada tempatnya dengan benar: sampah infeksius(plastik kuning), sampah
umum (plastic hitam), sampah sitotoksik (plastic ungu), sampah benda tajam (tempat tertutup
seperti yang telah disediakan/safety box).

Morning Report, Tanggal 02 April 2015


 Penerapan Kesehatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana (K3)
99

 Penerapan K3 di RSMS berkaitan dengan: keselamatan pasien dan pengunjung, keselamatan


dan kesehatan petugas, keselamatan bangunan, keselamatan lingkungan.
 Adapun pelaksanaan kegiatan K3 sebagai implementasi sehati-hari antara lain: memasang
gambar atau tanda peringatan pada tempat yang beresiko contoh hati-hati jalan licin, awas
bahaya radiasi dll, mengetahui symbol K3 contoh gambar tengkorak adalah symbol untuk
bahan beracun, gambar kipas symbol bahaya radiasi dll, menggunakan APD (masker, sarung
tangan, kaca mata, apron dll), jangan mengangkat dengan posisi membungkuk tapi posisi
jongkok, hindari tertusuk jarum suntik (spuit sekali pakai, tidak menutup jarum tapi langsung
dibuang pada tempatnya, tidak bercanda saat memegang alat suntik dan gunakan cahaya
yang cukup), mampu menggunakan alat pemadam api ringan (APAR) dengan benar dengan
teknik TATA.
 Tanggap terhadap adanya deteksi dini kebakaran (bau terbakar, asap, sirine/alarm
kebakaran), mengetahui petunjuk evakuasi bila terjadi bencana.

Morning Report, Tanggal 04 April 2015


 Penerapan pelayanan terhadap pelanggan (Customer Service)  suatu kegiatan yang
ditujukan untuk memberikan kepuasan melalui pelayanan yang diberikan seseorang kepada
customer baik internal maupun eksternal.
 Tujuan: memberikan pelayanan dan membina hubungan baik dengan masyarakat di
lingkungan RSMS.
 Beberapa hal yang harus dimiliki karyawan selaku customer service: percaya diri, energik,
punya rasa humor, tidak mudah marah, tidak terpancing untuk berbuat dan berkata kasar,
mampu mengendalikan bahasa tubuh, punya jiwa social yang baik.
 Etika saat melayani pelanggan  berikan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun),
ucapkan maaf untuk memperhalus permintaan, bijaksana dalam menanggapi complain,
responsive setelah mengetahui keluhan pelanggan, ucapkan terima kasih.
 Etika saat menerima telepon  segera diangkat maksimal 3x dering, berikan salam, sebutkan
nama dan unit kerja, tanyakan darimana dengan siapa, dengarkan dengan baik, berikan
jawaban efisien, buat catatan pembicaraan bila perlu, biarkan lawan bicara menutup gagang
telepon terlebih dahulu.
 Etika saat menerima complain  berikan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun),
emmpersilakan duduk bila memungkinkan, mendengarkan keluhan/complain pelanggan,
mengidentifikasi keluhan/complain pelanggan, memberikan solusi bila mampu atau
mengarahkan kemana harus mencari bantuan.
 Hal-hal yang mempengaruhi customer service  sikap perilaku positif dan ekspresi wajah
ramah, penampilan menarik, cara berpakaian rapi dan bersih, cara bertanya/berbicara yang
santun disertai adanya kontak mata.
100

Morning Report, Tanggal 06 April 2015


 Penerapan bantuan hidup dasar (BHD) atau Basic Life Support (BLS)  merupakan banyuan
hidup yang dimulai dengan identifikasi cardiac arrest (henti jantung) dan permulaan respon
kegawatdaruratan.
 Teknik Life Saving pada BHD adalah teknik DR Minta Tolong CAB, yaitu:
D: Dangerous/bahaya (pastikan situasi aman bagi penolong, korban dan lingkungan)
R: Respon (Gunakan teknik verbal/panggil atau dengan respon nyeri (tepuk-tepuk bahu/tekan
ditengah dada/pangkal kuku)
MINTA TOLONG (meminta bantuan orang lain atau hubungi EMS (Emergency Medical
Service) system dengan menelepon pesawat IGD 8144 atau kode biru 8142 dengan
mengatakan kode biru 3x (sebutkan posisi/lokasi kejadian). Untuk pav. Abiyasa dengan
pesawat 1013
C: Circulation (Ocek denyut nadi)
A: Airways (buka jalan nafas dengan head tilt chin lift atau jaw trust)
B: Breathing (memberi nafas buatan dari mulut ke mulut, mulut ke hidung, mulut ke bag).

Morning Report, Tanggal 07 April 2015


 Untuk kasus kecelakaan  jasa raharja sebagai penjamin pertama, syaratnya pasien harus
melengkapi surat kepolisian dan guaranted letter.
 Tugas dari petugas pendaftaran: menghubungi jasa raharja dan melaporkan nama, usia,
alamat dan tempat kecelakaan.
 Surat kuasa  menguasakan dari pasien kepada jasa raharja, nantinya pihakjasa raharja yang
akan mengurus surat ke kepolisian.
 Untuk claim jasa raharja max 6 bulan.
 Kecelakaan yang dijamin oleh BPJS ketenagakerjaan: saat berangkat/pulang kerja melalui
jalan yang biasa dilalui, saat kerja lembur, saat dinas luar kota dan ada surat perintahnya.
 Yang tidak dijamin:kecelakaan saat cuti, kecelakaan yang terjadi diluar waktu kerja, sakit
yang tidak ada hubungannya dengan kecelakaan kerja.
 Biaya yang ditanggung BPJS Ketenagakerjaan sebesar 20 juaa.

Morning Report, Tanggal 08 April 2015


 Koreksi koding oleh pak kardan untuk neuroplasty menggunakan kode 03.6 dan 03.90.
 Untuk kasus kemoterapi dengan anemia, standar HB <10 dan ditransfusi tetap dianggap
anemia.
 HD dengan anemia bila HB >7 tidak dimasukan kode anemianya.
 Membahas skala resiko jatuh humpty dumpty dan morse  buku saku hal 35.
101

Morning Report, Tanggal 09 April 2015


 Cara mudah menghafal/jembatan keledai:
 POSISC WDI  7 benar (pasien, obat, dosis, cara, waktu, dokumentasi, indikasi)
 5 moment: sebelum, sesudah, sebelum, sesudah, sesudah
 Patient safety: I KOM BAT PAT pat pat Infeksi Jatuh
 Tanda “O” untuk pasien akan operasi diberikan pada saat ada perintah dokter untuk
melakukan operasi.
 Cek kembali semua berkas di rawat inap sebelum closing agar tidak ada susulan terus.
 Koordinasi antara petugas yang satu dengan petugas yang lain.

Morning Report, Tanggal 10 April 2015


 Ketepatan koding  karena RSMS menempatkan perekam medic di ruang rawat inap
 Ketepatan waktu pengerjaan koding untuk pasien yang pulang rawat inap
 Bagi waktu bagi perekam medikyang mengcover 2 ruangan agar pekerjaan tidak
terbengkalai
 Koder diharapkan bisa mengikuti visite dokter
 Akan ada penilaian bagi kepala ruang tentang ketepatan waktu penyelesaian dokumen untuk
berkas claim.
 NCC versi 3.2 ada perubahan dicara pulang yang tadinya hanya sembuh dan meninggal
sekarang ada 5 (sembuh, APS, dirujuk, meninggal, tidak tahu)
 Pantauan RKE RJ dan RI dicek kembali, RI masih sangat rendah dikoreksi da diperbaiki lagi.

Morning Report, Tanggal 11 April 2015


 Pasien margono yang akan rawat ke abiyasa dan sebaliknya masih susah dilakukan karena
harus melaporkan ke SIM.
 Masih banyak pasien yang masuk lewat IGD memiliki no RM ganda.

Morning Report, Tanggal 13 April 2015


 Pendaftaran pasien di IGD bila pasien tersebut baru pertama kali berobat didaftar baru dan
bila pasien lama dicari terlebih dahulu no RM lamanya.
 Gelang pasien di IGD dipasangkan oleh perawat IGD.
 Pasien re admission beri peringatan di dokumennya laporkan ke ruangan kepala ruangan
lapor ke SIM dan keuangan untuk batal invoice rawatan yang sebelumnya ruangan lapor
RM untuk batal pendaftaran.

Morning Report, Tanggal 14 April 2015


 Materi tentang asam urat: disebabkan oleh menumpuknya Kristal asam urat yang dihasilkan
dari metabolism zat purin.
102

 Pantangan asam urat: jeroan (limpa, hati, usus, babat, paru dan otak), seafood, ekstrak
daging, makanan yang sudah dikalengkan, daging kambing, daging sapi, bebek, angsa,
kalkun, kacang-kacangan, sayuran, keju, telur, krim, kaldu, es krim, buah-buahan, makanan
yang digoreng/bersantan, makanan kaya protein dan lemak.

Morning Report, Tanggal 15 April 2015


 Pembuatan jadwal untuk penilaian 5 kompetensi dasar, yang akan dilakukan tgl
20,21,24,27,28,29,30 April dan 4,5,6 Mei 2015.
 Pengujian tentang buku saku (visi, misi, moto, cuci tangan, BLS, 7 benar obat, 5 moment,
dll).

Morning Report, Tanggal 16 April 2015


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran, dll
 Mempraktekan BHD (bantuan hidup dasar)/BLS.

Morning Report, Tanggal 17 April 2015


 Identifikasi pasien  gelang identitas dan gelang penanda
 Identitas pasien: nama, no. RM, tgl lahir/umur, ibu kandung, alamat.
 Identifikasi sebelum pemeriksaan, lab, pemberian obat, transfuse darah
 Lepas gelang: pulang ijin dokter, pulang APS, meninggal, rujuk.

Morning Report, Tanggal 18 April 2015


 Protap pemasangan gelang pasien sesuai SK direktur
1. Memberikan salam
2. Konfirmasi identitas pasien secara verbal dan visual
3. Maksud dan tujuan tindakan asuhan kepererawatan
4. Konfirmasi tentang kejelasan informasi
5. Lakukan tindakan
6. Ucapkan terima kasih.

Morning Report, Tanggal 20 April 2015


 Kasus enteropion  infeksi kornea, penglihatan hilang permanen, proses penuaan
 Gejala: air mata (+), nyeri terkena cahaya
 Pengobatan: operasi
103

Morning Report, Tanggal 21 April 2015


 Customer service: etika menerima complain, angkat telp.
 Aturan baru: rujukan asli wajib ditarik di poli, harus memperhatikan diagnose dirujukan, jika
OS disarankan control maka poli wajib memberikan surat control dan pasien wajib control
sesuai tanggal yang tertera pada surat control dan jika melebihi tanggal yang ditentukan OS
wajib meminta surat rujukan ulang dari PPK tk 1.
 Untuk pasien HD, kemo,radioterapi wajib melampirkan kartu jadwal pelayanan
 Pasien BPJS yang tidak membawa rujukan, masuk dari poli dengan penjamin umum maka
rawat inap juga umum.

Morning Report, Tanggal 22 April 2015


 Membahas buku saku tentang K3 (Keselamatan kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan
Bencana) hal 22-24.
 Jika terjadi kebakaran yang pertama dilakukan adalah lapor kepada satpam.
 Untuk kasus katarak tetap memungkinkan untuk dilakukan di rawat jalan karena biasanya
pasien katarak yang dirujuk ke margono adalah komplikasi penyakit lain dan ada indikasi
untuk rawat inap.

Morning Report, Tanggal 23 April 2015


 Menghafalkan bersama visi, misi, moto, dll.
 Membahas buku saku tentang Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD).

Morning Report, Tanggal 25 April 2015


 Menghafalkan visi, misi, moto, 6 sasaran keselamatan pasien dll.
 Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi.
 Kasus readmission (igd)  muncul tanggal pulang, ruang rawat, dan diagnose, beri catatan
kecil penanda bahwa itu pasien readmission.
 PORMIKI jateng akan mengadakan pelatihan di RS Banyumas tentang kode “S” dan kode
“T”, ada perwakilan dari RS Margono dan nanti akan dibiayai oleh RS.

Morning Report, Tanggal 27 April 2015


 Hasil pelatihan/seminar pada hari minggu di RS Banyumas tentang “Kode Cedera,
Keracunan dan Sebab Luar”.
 Kode cedera diklasifikasikan berdasarkan 3 type general seperti: wound, injury, internal atau
injury superficial. Bila terdapat cedera ganda, kodelah cidera yang paling parah dahulu.
 Kode sebab luar digunakan sebagai kode sekunder untuk mendeskripsikan kausa cedera,
kode sebab luar tidak wajib namun disarankan untuk kelengkapan deskripsi. Terdapat section
khusu untuk sebab luar.
104

 Fraktur diklasifikasikan berdasarkan kondisi terbuka atau tertutup. Pada fraktur ganda kode
utama disesuaikan dengan derajat keparahan.
 Luka bakar (burns) diklasifikasikan berdasarkan kedalaman, luas area yang terkena dan agen
penyebab. Luka bakar umumnya diakibatkan api/benda panas. Pada luka bakar ganda koding
luka bakar disesuaikan dengan severitynya.

Morning Report, Tanggal 28 April 2015


 Tentang COSTUMER SERVICE
- Memberikan pelayanan baik internal / external
- Memberikan kepuasan kepada pelanggan
 Etika menerima telp.
- Salam, senyum, sapa, sopan, santun
- Sebutkan nama ruangan
- Sebutkan nama penerima telp
- Keperluan
 K3 (Keselamatan kerja, kebakaran, keselamatan kerja)
- APD
- Titik kumpul
- Penggunaan APAR
 Pasien safety
- Identifikasi pasien
- Komunikasi efektif
- Pengelolaan obat
- Tepat prosedur, tepat lokasi, tepat pasien
- Pengendalian infeksi
- Pengurangan resiko jatuh
 Pasien KLL di usahakan menggunakan penjamin “umum”

Morning Report, Tanggal 30 April 2015


 Jalur evaluasi
 Diterapkan di seluruh instansi RSMS.
 Evakuasi darat perpindahan langsung yang cepat dari ancaman bahaya alasan, sebelum,
setelah bencana.
 Perencanaan Evakuasi untuk memastikan waktu evakuasi yang aman dan efisien
 Urutan evakuasi:
1. Deteksi, kejadian/ bencananya apa contoh : banjir gempa, kebakaran
2. Keputusan
3. Alarm / penanda
105

4. Reaksi
5. Perpindahan ke area perlindungan
 Tanda-tanda khusus  jalur evakuasi exit keluar  exit emergency  tangga

Morning Report, Tanggal 02 Mei 2015


 Closing BPJS tanggal 05 Mei 2015
Konfirmasi ke semua ruangan sudah lengkap, sudah setor semua.
 Cempaka ada Re-Admission
Pasien pulang tanggal 30 April 2015 masuk RS kembali tanggal 01 Mei 2015 dengan
keluhan yang sama.
 IGD
Perhatikan tanggal SEP, sering tidak dirubah di IGD.
 Pasien dengan Endoscopy harus disertai indikasi medis untuk rawat inap.
 Hari sabtu paling lambat setor jam 10.

Morning Report, Tanggal 04 Mei 2015


 Latihan BHD (Bantuan Hidup Dasar)
 Latihan RJP (Resusitasi Jantung Paru)
 Hemophilia pelayanan di lakukan di Rawat Jalan tapi di buatkan SEP Rawat Inap
 Pasien readmission di IGD di motivasi pake UMUM

Morning Report, Tanggal 05 Mei 2015


 SEP dan Klinikal Patway di rawat jalan harus ada TTD dokter dan pasien
 Luka bakar : cedera pada tubuh yang terbakar 85% ringan
 Luka pertama : merah, menyebabkan warna menjadi putih.
 Himbauan “Jangan lupa kalau ada hujan jangan berteduh di bawah pohon hindari terkena
petir “

Morning Report, Tanggal 06 Mei 2015


 Retensi Placenta  placenta yang belum lahir 1 jam setelah bayi di lahirkan
 Placenta belum lahir dan masih melekat di dinding rahim oleh karena rahim tidak
berkontraksi. Perdarahan hanya terjadi pada placenta yang sebagian / setengahnya telah lepas
dari dinding rahim.
 Peraturan BPJS untuk satu episode pelayanan pasien rawat jalan bertolak belakang dengan
pelayanan yang ada di rsms.
 Koder rawat inap pastikan saat mengentri / memulangkan pasien sudah benar sesuai dengan
kondisi pasin sembuh, membaik atau meninggal.
106

Morning Report, Tanggal 09 Mei 2015


 Demam Rematik pada anak
- Poliatritis
- Atritis
 Ciri-cirinya:
- Demam
- Mempunyai riwayat demam rematik
- Nilai LED tinggi
- Lekositosis

Morning Report, Tanggal 11 Mei 2015


- Rolingan koder ruangan di mulai hari ini tgl 11/05/2015
- Rsms menjadi Rs pendidikan untuk mengampu D3 Rekam Medis Poltekes Semarang
- Perkenalan bu Lilis Ernawati sebagai kabag Rekam Medis yang baru menggantikan bu Mudji
Sri Utami
- Perkenalan Daniati Pertiwi sebagai Pegawai Negeri Sipil baru dari Jogja , lulusan Poltekkes
BSI th 2011
- Jika ada pasien menggunkan BPJS dari Abiyasa maka episode yang di Abiyasa di-UMUM-kan
dan close biling bila pasien itu pindah RSMS maka memggunakan BPJS.
- RSMS menggunakan 1 Jaminan untuk 1 pasien. Jika pasien menggunakan umum maka sampai
pulang tetap menggunakan umum.
- No HP Bu Lilis 081327114133

Morning Report, Tanggal 12 Mei 2015


Program Kerja Bu Lilis

Morning Report, Tanggal 13 Mei 2015


Nilai RSMS :
1. Kejujuran
2. Kesetiaan
3. Kemitraan
4. Kasih sayang
5. Bekerja adalah ibadah
Pamitan dr Bu Oneng Kadarwati, S.Sos.M.Kes

Morning Report, Tanggal 15 Mei 2015


- Pendaftaran IGD beda dengan Rawat Jalan, karena pada prinsipnya merupakan pasien
kegawatdaruratan.
107

- Kelengkapan yang diperlukan saat pendaftaran KTP,KK kartu BPJS atau yang lainnya.
- Petugas pendaftaran IGD diharapakan berkomunikasi yang efektif dan lebih teliti.
- Untuk pasien Abiyasa yang datang ke Margono, didaftarkan menggunakan no Margono. Bila
ada 2 No.RM, pilih salah satu (yang dipakai adalaha no yang sering dipakai

Morning Report, Tanggal 18 Mei 2015


Kanker Thyroid (C73)
- Seringkali membatasi penyerapan yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan horman
tiroid.
- Resiko tinggi terjadinya kanker papiler ditemukan pada orang yang pernah menjalani terapi
penyinaran di leher.
- Pengobatan untuk kanker ini adalah pengangkatan sebanyak mungkin kelenjar tiroid dan
pemberian yodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan maupun sel kanker yang tersisa.
- Pertanda awal : benjolan yang tidak terasa nyeri di leher. Screening tiroid bisa menentukan
apakah nodulnya berfungsi atau tidak . USG dan biopsi.

Morning Report, Tanggal 19 Mei 2015


Angina Pectoris (I 20.9)
Pengertian : Nyeri dada sampai ke punggung.
Macam : 1. Angina Stabil : terjadi terus menerus
2. Angina Unstabil : terjadi secara tiba-tiba disebabkan karena kecapekan atau setelah
beraktifitas.
Jadi bedanya Ischemic dengan Infract
Ischemic : Penyempitan pembuluh darah di jantung yang disebabkan karena stress dan gaya
hidup ( makan makanan yang tidak sehat ).
Infract : Pengendapan di pembuluh darah jantung atau plak. Kondisi ini lebih parah dari
Ischemic.

Morning Report, Tanggal 20 Mei 2015


Nilai RSMS :
1. Kejujuran
2. Kesetiaan
3. Kemitraan
4. Kasih sayang
5. Bekerja adalah ibadah

Pneumonia (J18.9)
Dikarenakan virus, bakteri, jamur
108

Foto thorax sebagai rujukan untuk melihat apakah ada komplikasi atau penyakit lain.

Morning Report, Tanggal 21 Mei 2015


Demam Tifoid (A01.0)
Pengertian : Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang ditularkan melalui
makanan yang tercemar tinja dan urine penderita.
Gejala mulai timbul secara bertahap dalam waktu 8-14 hari setelah terinfeksi. Gejala tersebut
bisa berupa : demam intermitten (pagi lebih rendah daripada sore hari), sakit kepala, nyeri sendi,
sakit tenggorokan, bibir kering dan pecah, penurunan nafsu makan, nyeri perut.
Pengobatan : Antibiotik yang tepat , lebih dari 99% penderita dapat disembuhkan.
Terapi yang diberikan antara lain : Kloramfenikol, Tiamfenikol, Ampisilin, Terapi Simtomatik,
Roburansia, Terapi Cairan.

Morning Report, Tanggal 23 Mei 2015


Sistem Penyimpanan Rekam Medik
Pengertian : Segala bentuk penerimaan dan penyimpanan dokumen dari hiudp hingga meninggal.
Definisi RM berdasarkan KBBI:
1. Berkas atau yang diucapkan dan ditulis
2. Hasil perekaman yang berupa keterangan mengenai hasil pengobatan terhadap pasien,
sedangkan medis berarti termasuk atau berhubungan dengan bidang kedokteran.
Menurut Huffman (1982:33) Rekam Medis adalah informasi mengenai siapa, apa mengapa,
dimana, bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa
perawatannya.

Morning Report, Tanggal 25 Mei 2015


Sistem Penyimpanan Arsip
Bentuk :
1. Sentralisasi , adalah penyimpanan lembaran rekam medis rawat inap dan rawat jalan menjadi
satu berkas.
Kelebihan : - Mengurangi duplikasi dokumen RM
- Mengurangi jumlah pengeluaran dan tata ruangan
Kekurangan : - Petugas menjadi lebih sibuk
- Petugas bekerja 24 jam
2. Desentralisasi, adalah penyimpanan lembaran rekam medis rawat inap dan rawat jalan dipisah.
Kelebihan : - Efisiensi waktu sehingga pasien bisa langsung dilayani.
- Beban kerja lebih rendah.
Kekurangan : - Biaya pengeluaran dan tata ruang meningkat
109

- Kejadian duplikasi dokumen RM meningkat

Morning Report, Tanggal 26 Mei 2015


Pembahasan Rencana Outbound ke Kaligua tgl 6-7 Juni 2015 peserta RM, Keuangan dan SIM.
Berangkat setelah selesai pelayanan. Yang mau ikut sudah di daftar dan yang tidak ikut jaga IGD
RSMS dan Abiyasa.
Informasi Bu Lilis, Loket pendaftaran akan ditambah lagi ke ruang farmasi rawat jalan di loket
umum. Rencana akan digunakan untuk loket pendaftaran umum dan jamkesda.
Informasi tentang RS, ada rencana tentang alur pendaftaran, jam buka loket, syarat-syarat untuk
pendaftaran akan ditampilkan di monitor LCD pada jam-jam tertentu.

Morning Report, Tanggal 27 Mei 2015


Cholelithiasis (K80.2)
adalah penyakit batu empedu. Chole : empedu lithos : batu
- Faktor predisposisi terbentuknya batu empedu
1. Eksisi garam empedu
2. Kolesterol Empedu
3. Substansia Mukus
4. Pigmen Empedu
5. Infeksi

- Jenis2 Batu Empedu :


1. Batu Empedu Kolesterol
2. Batu Empedu Pigmen
3. batu Empedu Campuran
- Gejala dan tanda
1. Pada penderita Cholelithiasis (½ – 2/3) umumnya asistomatik yang kadang diketahui secara
kebetulan pada saat foto rontgen, usg, perabaan waktu operasi.
2. Pada pemeriksaan fisik dan laboratorium tidak ditemukan kelainan.
3. Pada penderita yang simptomatik dapat ditemui gejala seperti nyeri di daerah epigastrium atau
di bawah iga kana yang interminent dapat menjalar ke belakang (punggung) disertai mual dan
muntah.
- Pemeriksaan laboratorium :
1. leukositosis
2. kadar bilirubin serum meningkat
3. alkali fosfatase serum meningkat
4. kadar amylase serum meningkat
- Pemeriksaan penunjang :
110

1. foto polos abdomen


2. USG ( Transabdomen dan endoskopik)
3. Kolesistografi Oral
4. ERCP ( Kalongiopankreatografi Retrograd Endoskopi)
- Terapi :
Penatalaksanaan Medis :
* Terbanyak digunakan adalah ursodioxycholate yaitu komponen asam empedu untuk
menghambat sistesis kolesterol.
* Lisis Batu
* Extracorporeal short wave litotripsy
Penatalaksanaan Bedah :
* Kolesistektomi
* Koledokotomi
* Koledokoduodenostomi

Morning Report, Tanggal 28 Mei 2015


1. Hypotermi (Suhu Turun)
Suhu < 36.5ºC dimasukkan ke dalam inkubator (P80.9)
2. Aspiksia
a. Aspiksia Berat c. Aspiksia Ringan , dilihat dari A/S 7-8-9 dll
b. Aspiksia Sedang
3. Sepsis
* Leukosit meningkat
* Suhu > 37,5ºC
* Perkembangbiakkan materi CRP + , Peningkatan HB
4. Dystress Respirasi
* RR < 40 atau > 60
* Epigastric (-)
Terapy : O2

Morning Report, Tanggal 29 Mei 2015


Glaucoma
Adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung. Secara bertahap
menyebabkan penglihatan mata semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata
akan menjadi buta.
Jenis Glaucoma
1. Glaucoma sudut terbuka primer (H40.1)
2. Glaucoma sudut tertutup akut (H40.2)
111

3. Glaucoma Sekunder (H40.5)


4. Glaucoma Konginetal (Q15.0)
5. Glaucoma Absolut (H44.5)
Tindakan : Laser atau operasi Trabeculectomy (12.64)
Obat Terapi: Eye drop, Glauseta, Timolol

Morning Report, Tanggal 30 Mei 2015


Analisis Rekam Medis
adalah kegiatan mengidentifikasi adanya kekurangan atau inkonsistensi dalam perekaman yang
berpotensi mengakibatkan rekam medis menjadi tidak lengkap atau tidak akurat sehingga perlu
untuk ditindaklanjuti agar rekam medis menjadi lebih bermutu.
Audit RM tidak sama dengan Audit Medis.
Audit RM dilakukan oleh sub komite rekam medis dan atau penanggungjawab unit kerja rekam
medis yang terkait dengan kelengkapan pengisian rekam medis. Sedangkan Audit Medis
dilakukan oleh staff medis dengan melihat diagnosa dan pengobatan yang terdokumentasi dalam
rekam medis tersebut dan menganalisanya apakah telah sesuai dengan standar atau belum.

Morning Report, Tanggal 1 Juni 2015


closing bulam Mei
1. check pasien pulang hari sabtu dan minggu
2. check kelengkapan dokumen klaim (lengkap)
3. sesuai target tanggal 5 sudah selesai
laporan IRNA 2:
1. hari sabtu sampai malam (aman)
2. tidak ada PR (sukses)
laporan IRNA 1 :
1. dahlia (1), teratai (1), mawar (1), asoka (1)
2. tidak ada PR (sukses)
3. PSR 1 dan PSR 2 komputer bermasalah (sim tidak bisa dihubungi)
4. perawat tidak bisa validasi, tidak berani memulangkan (PSR bawah, Asoka)
IMP :
1. identifikasi masing-masing ruangan yang sudah pulang sudah dikerjakan
2. masukkan, tiap ruangan disediakan cap dokter
3. surat edaran, pengajuan cuti tahunan minimal 14 hari sebelum cuti

Morning Report, 03 Juni 2015


Pasien Safeti
112

1. gelang pasien ada 2 yaitu :


a. gelang identitas
- gelang warna biru untuk pasien laki-laki
- gelang warna ping untuk pasien perempuan
b. gelang penanda
- gelang warna kuning untuk resiko jatuh
-gelang warna merah untuk alergi
- gelang warna ungu untk DNR
2. mengerti identifikasi pasien
3. mampu mengidentifikasi pasien
4. menerapkan identifikasi pasien

Morning Report, 05 Juni 2015


closing rawat inap (teratai)
2 pasien sarianh (dahlia) dan solahudin (cempaka)
1. penunjang diagnosa
2. teliti dengan diagnosa
3. triase lebih lanjut

Morning Report, 06 Juni 2015


SEP eror keseluruhan (SEP rawat inap dan rawat jalan)
naik kelas kembali 1x24 jam
dari keuangan yang mengawasi waktu pasien naik kelas

Morning Report, 08 Juni 2015

1. memberikan tanda lokasi operasi (“O”) oleh dokter operasi yang akan melakukan operasi dan
harus terlihat sampai pasien disiapkan waktu operasi menggunakan spidol permanen warna
hitam
2. penanda dilakukan pada kasus termasuk sisi (late reality) multiple suatu struktur (jari tengah,
jari kaki) atau multiple level (tulang belakang)

Morning Report, 09 Juni 2015


Perkenalah anak-anak mahasiswa PKL 5 minggu Poltekkes Ssemarang

Morning Report, 10 Juni 2015


1. menghafal visi, misi DKK
113

2. Pasien umum tidak bisa daftar dipendaftaran karena salah input status pulang, jangan sampai
salah input. Perhatikan identifikasi pasien untuk dikros cek kembali jangan sampai ada berkas
yang salah masuk
3. kalau pasien BPJS otomatis terkunci karena aplikasi sim RSMS dan BPJS sudah sistem
bridging
4. membahas K3

Morning Report, 11 Juni 2015


custumer service
memberikan pelayanan dan membuna hubungan baik dengan masyarakat di lingkungan RSMS
1. percaya diri
2. energik
3. punya rasa humoris
4. tidak mudah marah
5. tidak mudah terpancing kata-kata
6. mampu mengendalikan bahasa tubuh (non verbal yang berkesan negatif)
7. punya jiwa sosial yang baik

Morning Report, 12 Juni 2015


Penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
untuk mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan dan personal lain seperti mahasiswa praktek,
pengunjung dll.
Terkait kegiatan ini dalam implementasi sehari-hari antara lain:
1. melaksanakan handhygiene dengan 6 langkah dan 5 moment
2. menempatkan pasien sesuai dengan kasus penyakit, termasuk pasien yang harus dengan
isolasi
3. melakukan surveilance PPI (pencatatan dan pelaporan terkait infeksi nosokomial)
4. melaksanakan kewaspadaan universal bagi karyawan seperti menggunakan APD sesuai
kebutuhan, etika batuk, pengelolaan pasca pajanan sesegera mungkin (max 3x24 jam) dll
5. pengelolaan manajemen pencucian linen (laundry), dan sterilisasi alat sesuai prosedur
6. membuang sampah pada tempatnya dengan benar:
 sampah infeksius (plastik kuning)
 sampah umum (plastik hitam)
 sampah sitotoksik (plastik ungu)
 sampah benda tajam (tempat bertutup seperti yang telah disediakan/safety box)
7. melaksanakan edukasi handhygiene, etika batuk, dll terkait pencegahan infeksi
114

Morning Report, 13 Juni 2015


PPI
untuk mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan dan personal lain seperti mahasiswa praktek,
pengunjung dll.
Terkait kegiatan ini dalam implementasi sehari-hari antara lain:
1. melaksanakan handhygiene dengan 6 langkah dan 5 moment
2. menempatkan pasien sesuai dengan kasus penyakit, termasuk pasien yang harus dengan
isolasi
3. melakukan surveilance PPI (pencatatan dan pelaporan terkait infeksi nosokomial)
4. melaksanakan kewaspadaan universal bagi karyawan seperti menggunakan APD sesuai
kebutuhan, etika batuk, pengelolaan pasca pajanan sesegera mungkin (max 3x24 jam) dll
5. pengelolaan manajemen pencucian linen (laundry), dan sterilisasi alat sesuai prosedur
6. membuang sampah pada tempatnya dengan benar:
 sampah infeksius (plastik kuning)
 sampah umum (plastik hitam)
 sampah sitotoksik (plastik ungu)
 sampah benda tajam (tempat bertutup seperti yang telah disediakan/safety box)
7. melaksanakan edukasi handhygiene, etika batuk, dll terkait pencegahan infeksi
tanya jawab dengan Bu Lilis sekaligus praktek tentang PPI

Morning Report, 15 Juni 2015


Penerapan Kesehatan Kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana (K3)
Penerapan K3 di RSMS :
1. Keselamatan pasien dan pengunjung
2. Keselamatan dan kesehatan petugas
3. Keselamatan bangunan
4. Keselamatan lingkungan

Pelaksanaan Kegiatan K3
1. Memasang gambar atau tanda peringatan pada tempat yang beresiko
2. Mengetahui simbol K3
3. Menggunakan APD
4. Jangan mengangkat dengan posisi membungkuk tapi posisi jongkok
5. Hindari tertusuk jarum suntik
6. Mampu menggunakan alat pemadam api ringan dengan benar, dengan reknik TATA
7. Tanggap terhadap adanya deteksi dini kebakaran
8. Mengetahui petunjuk evakuasi bila terjadi bencana
115

Morning Report, 16 Juni 2015


Beberapa hal yang harus dimiliki karyawan selaku customer service :
a) Percaya diri
b) Energik
c) Punya rasa humor
d) Tidak mudah marah
e) Tidak terpancing untuk berbuat dan berkata kasar
f) Mampu mengendalikan bahasa tubuh (non verbal yang berkesan negatif)
g) Punya jiwa sosial yang baik

Etika saat melayani pelanggan :


a) Berikan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
b) Ucapkan maaf untuk memperhalus permintaan
c) Bijaksana dalam menanggapi komplain
d) Responsif
e) Ucapkan terimakasih

Etika saat menerima telepon :


a) Segera dianggkat maksimal 3x dering
b) Berikan salam
c) Sebutkan nama dan unit kerja
d) Tanyakan darimana, dengan siapa
e) Dengarkan dengan baik
f) Berikan jawaban yang efisien
g) Buat catatan pembicaraan bila perlu
h) Biarkan lawan bicara menutup gagang telepon terlebih dahulu

Morning Report, 17 Juni 2015


Penerapan BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau BLS (Basic Life Support)
Pengertian :
Bantuan hidup uang dimulai denga identifikasi henti jantung.
Jembatan keledai BLS/BHD :
D = Dangerous (Bahaya)
R = Respon (Respon Nyeri)
Minta Tolong = Meminta bantuan ke orang lain, Telp 8141/8144 (Pesawat IGD)
C = Circulation (cek denyut nadi)
A = Air Way (Buka jalan napas/Head till chin lif atau jaw trus)
116

B = Breathing (Memberi napas buatan dari mulut ke mulut)

Dilakukan evaluasi
- Mengaplikasikan bagaimana sirkulasi
- Absen harian

Morning Report, 18 Juni 2015


Sharing hasil Workshop pembuatan Master Plan RS (Semarang, 16-17 Juni 2015)
- Gubernur menginginkan informasi online dan data keadaan RS maupun DKK. Termasuk
jumlah bed di RS, SKIB, EKIB (Kematian Ibu dan Bayi)
- Rencana ada pengembangan dari tahun 2016 antara lain : Antrian rawat Inap di RIGD dengan
SPGDT, Sistem Kegawat Daruratan Terpadu
- Dimungkinan apliksi sistem informasi pasien bisa diakses di HP android
- Menyamakan format informasi pasien, minimal 5 varibel adalah : Nama pasien, No. RM, No.
HP, Nama Dokter, Kode ICD 10, dan kode ICD 9CM

Morning Report, 19 Juni 2015


DHF (Dengue Haemorrage Fever) = A91 , DF (A90)
- Disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty
- Ciri khas : bercak merah pada kulit
- Pengobatan diberikan sesuai dengan keluhan/ gejala
- Gejala muncul setelah inkubasi 3-8 hari setelah digigit nyamuk
- Gejala :
Demam tinggi lebig dari 38 derajat celcius hari ke 2-7
demam tidak teratasi meskipun sudah minum obat penurun panas
mual, muntah
peningkatan hematokrit
penurunan trombosit
hasil lab IGM/IGG reaktif
- Jika ada ITP (D69.3) di koding dua-duanya.

Morning Report, 20 Juni 2015


Akreditasi
Subbag RM harus mempunyai kelengkapan tentang SPO, Peraturan Undang-Undang yang
mengatur tentang RM dsb.
Bimbingan Mahasiswa Praktek
Evaluasi Sarpras .

Anda mungkin juga menyukai