17. Multiple fracture dikode terlebih dahulu dan selanjutnya kode fracture masing-masing.
i. . 0 : DM dengan koma.
ii. .1 : DM dengan ketoacidosis
iii. .2† : DM dengan komplikasi ginjal, dengan tambahan kode N08.3*(nefropati diabetes).
iv. .3† : DM dengan komplikasi mata, yang diikuti : katarak diabetes(H28.0*), retinopati
diabetes (H36.0*)
v. .4†: DM dengan komplikasi neurologis, yang diikuti : diabetic mononeuropati (G59.0*),
polineuropati (G63.2*), amiotropi (G73.0*), neuropati otonom diabetes(G99.0*),
polineuropati otonom diabetes(G99.0*)
vi. .5 : DM dengan komplikasi sirkulasi perifer seperti gangren diabetes, ulkus diabetes,
angiopati perifer diabetes (I79.2*)
vii. .6 : DM dengan komplikasi yang lain.
viii. .7 : DM dengan komplikasi multiple(E11.7)
Kodenya E11.7 diagnosa utamanya, kemudian diikuti dengan spesifik kodenya .Contoh
DU = DM type II diagnosa, sekundernya Ulkus, Katarak maka susunan kodenya E11.7,
E11.5, E11.3†, H28.0*.
ix. .8 : DM dengan komplikasi yang tidak jelas.
x. .9 : DM tanpa komplikasi.
Kasus HIV, disertai beberapa penyakit harus dipilih subkategori .7 yang tepat dari B20
sampai B24, subkategori B22.7
Contoh KU : AIDS, K Lain : TB, Pneumonia, maka dikode B22.7, B20.0, B20.6
• Kasus hepatoma dilihat dari fungsi hati.
• Hasil pemeriksaan laborat : CEA(tumor diluar hati) dan AFP (tumor di dalam hati)
untuk melihat kasus hepatoma, juga bisa dilihat dari OT, PT nya.
• Dianggap koma apabila GCS 3, dan pre koma jika GCS 4.
• Jika ada penyumbatan di empedu pasien akan kuning dapat di lihat dari hasil USG.
• klaim BPJS, ditanyakan kasus hepatoma dan joundice ke dokter ?????????????
MORNING REPORT TANGGAL 25 APRIL 2014
1. Mulai tanggal 25 April 2014, Penggabungan nomor rekam medic menjadi 8 digit. O1 untuk
RS Geriatri dan 00 untuk RSMS. Penggabungan dilakukan di RS Geriatri dulu.
2. Kunjungan BPJS besok hari sabtu tanggal 26/04/2014ke rekam medic untuk melihat proses
billing.
3. Ada informed consent yang dibagikan di ruangan untuk memastikan kembali pasien
menggunakan jaminan apa.
4. SMS dari pak kayun/pak gandi , kapan kita menggunakan z76.0 dan kapan menggunakan
z09.8. Kode Z76.0 digunakan untuk pasien yang dating ke rs hanya mengambil obat saja.
Z09.8 digunakan untuk pasien yang control dengan dx = TB Paru, Hypertensi, DM, CHF +
dengan diberi obat.
5
5. Tidak semua diagnose yang dientry harus ada penunjangnya. Biasanya untuk diagnose co-
morbidity.
6. Kasus jaundice dapat dilihat dari lab. Bilirubin-nya, jadi tidak semua hepatoma adalah
jaundice.
7. Untuk diagnose CKD dan Hypertensi kode ICD-nya digabung, yaitu I12.0,
8. Kalau ada anemi-nya pakai yang anemia kronis (D63.8*)
9. Untuk CKD, Ca dan Anemia, yang dikoding adalah anemi yang ada hub. Dengan CKD,
bukan Ca.
10. Tanggal 1 Mei 2014 , kemoterapi menjadi rawat jalan(one day care)
MORNING REPORT SABTU, TANGGAL 26 APRIL 2014
1. Jadwal foging dilakukan hari sabtu-munggu, Tanggal 26,27 April 2014 (mohon kesiapan
p windu, cs)
2. Sejak di IGD dilakukan bridging, pasien yang dating ke IGD dilakukan triase dulu,
kalau ada indikasi kegawatan dapat ditanggung BPJS. Bila pasien lama perhatikan no.
kartu dan lengkapi datanya. Petugas IDG belajar menkoding diagnose baik kasus
kegawatan/ tdk gawat agar memepermudah dalam pembuatan SEP. diharapakan sudah
tidak ada perubahan penjamin lagi. Kalau di pernyataan mau mengurus BPJS maka
langsung pilih pemjamnin BPJS, jangan umum.
3. Kesulitan di IGD , msh kesulitan utk menulis diagnosanya, solusi akan ditempel di
komputer kamus diagnosa.
4. Pasien di IGD, masih sering tidak diberi kartu kontrol.
5. Pembahasan kasus penyakit dalam :
Hematemisis, melena, anemia. Anemia menggunaan kode D62 (ACUTE
POSTHAEMORAGIC ANEMIA)
CHF, CKD dan HT, I50.0 ,CKD dan HT= I12.0
HHD + CRF = I13.1
HHD + CHF+CRF = I13.2
HHD+CHF+CKD=I13.0
I2 = HYPERTENSI RENAL DISEASE,
I13 = HYPERTENSI HEART RENAL DISEASE
MORNING REPORT, TANGGAL 28 APRIL 2014
Menghafal visi,misi dan moto rsms
Prosedur cuci tangan dan 6 sasaran keselamatan pasien
Mengulas kasus dalam : I50.0 (CHF) , CKD + HT (I12.0)
HHD + CRF = I13.1
HHD + CHF + CRF = I13.1
HHD + CHF + CKD = I12.0
6
Perpindahan petugas loket: petrus loket umum, rifqy IGD abiyasa, suswati BPJS
Kemungkinan pas hari-hari tertentu (padat pasien) diperbantukan petugas dari EDP dan arsip
untuk di pendaftaran
SIM sudah memasang jaringan untuk persiapan RKE RI, setiap ruangan diberi 2 PC: 1 untuk
perawat dan 1 untuk RM
Rentang hari pasien BPJS pulang kemudian masuk lagi itu setelah semua berkas sudah di
invoice
Operasi dextra dan sinister dilakukan 2x rawt inap harus 1x rawat inap
Bayi di melati sesuai jatah kelas atau kalau ibunya naik kelas bayinya juga ikut naik melati
tarifnya sama
Pasien umum APS masuk lagi dengan BPJS boleh
pola kunjungan pasien mengambil no antrian pagi dan baru datang siang hari nya
mengambil keputusan bahwa pasien yang mengambil no antrian setelah dipanggil 3x tidak
hadir maka harus mengambil no baru
pelayanan loket umum ada keluhan bahwa pelayanan lamban karena ada pergantian personel
hasil rekapan bulan Mei, pasien abiyasa banyak yang belum melunasi pembayaran
apabila pasien naik kelas diruangan maka koder menginformasikan ke EDP (pak kardan)
bahwa ada pasien yang akan pulang
tgl 5 Juni closing BPJS bulan Mei untuk RJ dan RI
menanyakan kepada perawat terapi untk setiap penyakit
Harapan untuk minggu depan: mengikuti visit dokter agar mengetahui perjalanan penyakit
pasien masing-masing
Untuk pasien setelah rawat inap bisa berobat lagi setelah 3 hari lagi
Untuk identifikasi pasien: nama ibu kandung harus diisi
Untuk penunjang yang belum ada bacaan baru ada basahannya dimohon dokter/perawat
untuk menuliskan di RM 07 agarada kronologis diagnose, jangan tiba2 muncul di RM 14
Ca mammae dengan metas paru, yang diobati metasnya jadi dx utama metastase (secondary)
lihat resource terbanyak. Tapi bila yang diobati ca mammae nya walaupun ada metas paru
dx ttp ca mammae.
Diagnose yang ada penunjangnya tapi tidak ada terapi/obat dan diagnose yang ada terapi/obat
tapi tidak ada penunjangnya tetap di entry ke INA CBG’S
SARAF
SNH - Infark I63.8
Non Infark I64
SH Intracerebral I61.8
Intracranial I62.9
Untuk Kasus Stroke dilihat dari Ct Scan
Pembagian koder di RI
Tim arsip agar mundur jam pulang 1 jam untuk memastikan pasien poli selesai
Memastikan RKE untuk perawat sudah berjalan lancer
Print RM 13 yang di RKE untuk control pasien
Tanggal 26 buka bersama di ruangan EDP bersama SIM dan admin. Lembur BPJS untuk
menyelesaikan berkas claim dari tgl 1-26.
Saat piket lebaran teman koder membantu koding di pendaftaran IGD jika diperlukan
Jika saat lebaran ada pasien mendaftar tetapi masih proses mengurus BPJS agar dimotivasi
umum dan tidak ada kasus kegawatan sudah pasti umum walaupun pasien peserta BPJS.
Kalau ada yang belum input pasien, telp ke IGD untuk diperbaharui tanggal masuk.
Yang berwenang tanda tangan di RM 14 adalah dokter yang memulangkan.
Untuk tgl 28, 29, 30 pasien yang tidak membawa persyaratan/tidak bisa menunjukan
persyaratan maka pasien didaftar umum.
Pasien yang mengaku memiliki kartu BPJS tapi tidak dibawa tetap didaftar umum, jika sudah
menunjukan persyaratan boleh ganti penjamin selama mnasih ada waktu 2x24 jam
BBLR yang preterm tapi tidak ada kelainan/normal tetap dirawat di flamboyan.
Pasien yang membawa rujukan dari puskesmas dengan keterangan pasien tidak datang tidak
bisa dilayani motivasi umum
Untuk perekam medis yang diruangan jika pasien lama, berkas rm yang lama dicek juga.
Jika pasien BPJS close billing dulu utk RJ dan OGD baru didaftar di TPPRI RSMS, no RM
pake No lama. Kalau pasien umum lngsng ke TPPRI RSMS.
Pasien yang masuk ke rawat inap sebagai kelanjutan dari proses perawatan di rawat
jalan/gawat darurat maka kasus tersebut termasuk 1 episode rawat inap.
Dalam hal pelayanan berupa prosedur yang berkelanjutan di pelayanan raat jalan spt
radioterapi, kemoterapi, rehab medic, dan palayanan gigi, episode yang berlaku adalah per 1
kali kunjungan.
Pasien yang ct scan kontras masuk RI, seharusnya masuk RJ karena puasa bisa dilakukan
dirumah
Pasien IGD perawatan kurang dari 6 jam secara administrasi telah menjadi pasien RI
Rawat inap tidak ada top up. Tarif ina CBG’s 2.990.291
2. Tumor nasofaring (D37.0)
Tindakan ct scan nasofaring dgn kontras (88.38)
Rawat inap tidak ada top up. Tarif ina CBG’s 2.111.223
Rawat jalan top up, tarif 394.560
3. HNP (M51.2) maupun LBP (M54.59)
Tindakan MRI (88.93). rawat jalan top up
Tariff cbg’s : 624.806
Top up : 937.209 total : 1.562.015
Special procedure
1. Vitreus haemorrage/perdarahan vitreus (H43.1)
Tindakan vitrektomi 14.73
Top up rawat inap H-I-30-I
Tariff cbg’s : 3.008.836
Top up : 3.008.836 total : 6.017.673
2. Katarak (H25.9), tindakan phacoemulsification (13.41)
Tariff cbg’s : 2.260.631
Top up : 2.260.631 total : 4.521.262
3. Radioterapi (Z51.0) dan ca cervix (C53.9) tindakan radioterapi (92.24)
tarif cbg’s : 7.234.515
top up : 1.954.338 total : 9.188.853 (rawat inap)
dirawat jalan tidak ada top up, tarif cbg’s 888.312
Special prosthesis
Fr trochaunter femur (S72.0). tindakan total hip implant (81.51)
Tarif cbg’s : 5.978.542
Top up : 5.978.542 total : 11.957.084 (rawat inap)
Special drug
1. Stemi (I21.3) special drug streptokinase menghasilkan kode I-4-10-I
Tariff cbg’s : 7.020.509
Top up : 1.253.663 total : 8.274.172
2. Talasemia (D26.9) special drug deferifrone, menghasilkan kode D-4-13-I
Tarif cbg’s : 1.960.305
Top up : 1.470.230 total : 3.430.535 special drug DD-02-II (1.470.230)
2. Meningkatkan efisiensi
3. Memperbaiki mutu rekam medic
Top up CT Scan di rawat jalan:
87.06 : scan nasofaring dgn kontras (tidak ada top up)
88.38 : scan others (NF tanpa kontras), top up di rawat jalan
88.01 : scan abdomen
87.41 : scan thorax
87.71 : axial tomography kidney
CT Scan kidney
Dx CRF (N18.9)
Tindakan: ct scan kidney 87.71, ct scan axial tomography 88.38
Top up rawat jalan 394.569
CT Scan thorax
Dx TB paru (A16.2)
Tindakan : ct scan thorax 87.41
Top up rawat jalan 394.569
CT Scan abdomen
Dx tumor abdomen (D48.7)
Tindakan ct scan abdomen 88.01
Top up rawat jalan 394.569
74.4 : tindakan SC
Ina cbg’s : O-6-12-I prosedur persalinan vaginal prosedur selain sterilisasi dan dilatasi
kuret ringan. (2.406.764)
Jadi untuk sementara SC masih menjadi dx utama, menunggu keputusan antara koder dgn
BPJS.
Per januari untuk Severity Level III dicek. Cth: kode untuk ca mamame tp deskripsi di
CBG’s munculnya ca kulit.
Mohon diperhatikan untuk kasus dengan SL III, cek no RM dalam ststus pastikan 1 no RM
Jika 1 pasien memiliki lebih dari 1 no RM maka digabungkan dan menggunakan CM lama
Pembuatan SEP sudah diarahkan ke belakang (TPPRI)
Untuk logistic setiap ambil ATK dimohon menulis di buku untuk memudahkan
laporan’sedang digalakan inventori bahan habis pakai di RSMS
Arsip untuk status tanpa mam > status dgn map, untuk status tanpa map harus dituliskan
no RM dan nama pasien dgn tepat dan jelas
Penunjang PA, Ro dan IBS perhatikan no RM pasien
Flamboyant : laporan op milik 8 org dijadikan 1 (untuk susulan karena status dan berkas
sudah dikembalikan ke RM)
Untuk ruangan pastikan untuk kelengkapan status pasien.
Membahas masalah kinerja kerja : absen finger, apel, dan morning report
Asphyxia neonatorum : keadaan bayi lahir yang tidak bisa bernafas dgn baik
Asphyxia berat, a-s : 0-3 (P21.0), terapi O2
Asphyxia sedang, a-s : 4-6 (P21.1), terapi O2
Penyebab asphyxia factor dari ibu: pre eklamsia, perdarahan abnormal, partus lama/macet,
ibu melahirkan dengan demam, melahirkan dengan penyakit infeksi, kehamilan post mature,
lilitan tali pusar, bayi lahir premature, pecah ketuban.
Untu pertolongan pada orang yang tenggelam, pemeriksaan breathing setelah ada reaksi
kepala dimiringkan supaya keluar airnya.
Tersedak diangkat bahu, ditepuk2 punggungnya, posisi badan melengkung.
Langkah-langkah menolong korban kecelakaan:
1. Amankan (dibawa ketempat yang aman)
2. Respon
3. Minta tolong
4. Periksa nadi, periksa nafas
5. Setelah menolong jangan pergi dulu sbg nara sumber
Untuk diperhatikan pada saat menolong kecelakaan untuk menjaga posisi kepala/leher
supaya tidak terjadi kefatalan
Patah tulang:
1. 1/3 dari atas bahu (spalk, kain, kayu) min 2 persendian
2. Tengah
3. Bawah
Untuk perban pada tulang belakang, membentuk angka 8. Cara mengikatnya saling silang
seperti tali sepatu. Kencang tapi tidak terlalu kencang dengan cara melihat jari berwarna
pucat atau tidak, kalau pucat sampai beberapa hari darah tidak mengalir akibatnya fatal.
Cara memindahkan pasien tergantung alat yang dipakai
1. Alatnya masih baik
2. Apabila tidak ada alat, angkat bagian ketiaknya, bajunya bagian krahnya yang ditarik
untuk pertolongan pada keracunan (apabila luka parah tidak bisa)
3. Pada saat mengangkat korban diusahakan yang menolong posisi punggungny tetap lurus
supaya tidak sakit.
Closing tepat diagnose, pendukung harus lengkap dan nomor pasien jika penunjang tidak ada
maka ingatkan admin untuk segera melengkapi sbg proses closing bisa berjalan lebih cepat
Sarana dan prasarana, exp: rak masih kurang
Jika kita bekerja di RS maka kita harus menempatkan diri kita sebagai pasien termasuk jika
menerapkan berkas rekam medic juga harus cepat dan tepat karena berpengaruh thdp
kelangsungan pasien
Jembatan keledai untuk memudahkan menghafalkan prosedur kerja yang kita laksanakan
sehari-hari
Label sangat penting untuk menghindari kesalahan, yang sudah berjalan di RSMS adalah
gelang pasien
Identifikasi ada 3 diantaranya nama, tgl lahir, no RM, nama ibu kandung diambil 2 yang
tidak pernah berubah. Tgl lahir karena tidak semua orang hafal, kita tetap menelusuri s/d
KTP karena nantinya aka nada link antara no KTP dengan no BPJS
Penulisan nama harus sama dengan KTP jangan menggunakan kartu BPJS sbg acuan. Jika
ada perbedaan nama maka harus ada surat ketrangan beda nama dari desa
Tiga mekanisme primer yang terjadi sbg respon dari gagal jantung
Meningkatnya aktifitas adenergik simpatik
Meningkatnya beban awal
Hypertropi ventrikel
Ketiga respon tersebut adalah merupakan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Hal
ini memadai untuk tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan
istirahat. Pada keadaan beraktifitas akan kelihatan pada kerjaa ventrikel dan menurunnya
curah jantung.
Gambaran klinis pada penderita gagal jantung akan cepat lelah dan lemah jika melakukan
aktifitas fisik karena otot nya tidak mendapatkan jumlah darah yang cukup. Gagal jantung
kanan cenderung mengakibatkan pengumpulan darah yang mengalir kebagian jantung kanan
shg menyebabkan pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tungkai hati dan perut. Gagal
ginjal kiri menyebabkan cairan di dalam paru shg menyebabkan sesak nafas yang hebat
Pemeriksaan penunjang : EKG, sonogram, scan jantung, kateterisasi jantung
Obat-obat yang bersifat meningkatkan efek inotropik
1. Glikosida jantung : digitalin, folium, digoxin, digitoxin
2. Turunan bipiridin : amrinon, milrinon
3. Agonis adrenergik bafal : doparmin, doputamin
4. Turunan xanthine: teofilin, aminofilin
obat yang mengurangi pre concern
1. Inter twine diuretik: furosemid, hidrochlororhiazid (HCT) pada CHF akut
2. Metal sparing: spirinolakton, trimferen, amilorid pada CHF cronik
Materi dari bu utami:
Hal yang penting disampaikan masalah jasa pelayanan, salah satunya ketepatan dalam
melakukan tugasnya. Jaspel di RSMS dapat dilihat melalui akses internet. Kinerja struktural
dapat juga dilihat melalui akses internet.
Masing-masing unit kerja akan membuat indikator yang akan dinilai untuk kinerja kerjanya.
Untuk kepesertaan yang tidak ditanggung oleh BPJS diantaranya:
1. Penghuni lapas
2. Pelayanan yang berhubungan dengan estetika/dgn tujuan screening
3. Program keluarga harapan
4. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas, kontrasepsi
5. Pelayanan ortodentis, dll dlm permenkes pasal 28 hal 24,25
Masalah kerjasama antara PLN dgn RSMS. Prosedur untuk PLN atau penjamin lain dari
BUMN dilakukan seperti biasa.
Stadium 1 tumbuh dalam cervix tapi belum menyebar < 3mm dalam cervix
Stadium 2 < 4cm dalam vagina
Stadium 3 Ca meluas sampai atas vagina tapi belum meluas kedalam vagina
Stadium 4 menyebar ke bagian lain
Terapi : pembedahan, radioterapi, kemoterapi
Pencegahan : pap smear, biopsy cervix, jaga kebersihan, screening, anti HPV.
Cth: kebakaran motor tutup tanki bensin dengan kain basah, tabung gas yang terbakar
jangan dilempar tapi tutup dengan kain basah, kebakaran listrik jangan disiram pakai air, tapi
matikan sikring listrik,
Pasien dari poliklinik umum, di TPPRI BPJS kelas 2, setelah dilihat di RM 02 pasien
ksrempet truk, sebelum ada surat keterangan dari jasa raharja pasien menggunakan umum
UU ASN akan diterapkan, membaca berita acara terlebih dahulu (isi konten sesuai atau tidak)
Siapkan form bulan nov untuk absensi, Ranap: mb desi, EDP: yayuk, Arsip: pak basori, bu
budi yang mempersiapkan formnya.
Pasien rutin berobat, PBI dan memiliki Non PBI, memiliki 2 nomor yang berbeda, harus
memilih salah satu kasus di teratai
Direktur menargetkan tgl 5, cepat dan susulannya banyak bagi BPJS tidak berpengaruh
Anggrek setiap 1 mggu 3-4 pasien (meningkat)
Penyebab meningkatnya tekanan bola mata, HT dan DM, penyempitan pembuluh darah
Factor resiko tekanan bola mata tinggi, myopia, DM, HT, migraine, kecelakaan
Penanganan obat tetes, laser.
Closing BPJS tgl 5, berkas RI agar diserahkan segera ke keuangan untuk verif klaim
Evaluasi RKE RJ akan dipindahkan ke teman2 rekam medic
Evaluasi RKE RI akan disusun laporannya untuk akhir tahun mulai bulan agustus-november
dan diserahkan ke direktur.
Ketelitian, kecermatan ketika memasukan data ke SIM RS harus disesuaikan dengan alur
system yang ada di RS baik di pendafatran RJ, IGD dan RI.
RM 02 dicetak dengan kertas warna kuning agar mudah dibedakan pasien dating dari rawat
jalan atau IGD (dari IGD warna merah)
Dengan adanya RKE, RM 02 dicetak 1 lembar hanya pada kunjungan pertama
Pastikan identitas pasien dalam berkas rekam medis terisi lengkap dan benar
Input transaksi tidak bisa diperbaiki apabila sudah lewat hari.
Letak appendix diujung sacrum kira2 2 cm dibawah anterior ileo saekum, bermuara dibagian
posterior dan medial daeri saecum.
Etiologi: terjadinya appendicitis akut umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri, namun
terdapat banyak sekali factor pencetus terjadinya penyakit ini
Manifestasi klinik: appendicitis memiliki gejala kombinasi yang khas spt mual muntah, nyeri
hebat diperut kanan bagian bawah
Closing tetap tgl 5 januari 2015, berkas ranap pastikan sudah kembali semua
Hasil rapat kemarin RKE ranap di RM 13 banyak yang kosong dan hanya sebagian yang
diinput.
OMSK benign tidak beresiko komplikasi, sedang OMSK malignant beresiko komplikasi
Bisa melakukan terapi antibiotic untuk pengobatannya
Sebab: kuman staphylococcus aureus, pseudomonas aeruginosa, streptococcus epidemis,
kuman gram positif dan negative
Menyebabkan keluarnya cairan berbau dari telinga karena ada perforasi didalam telinga
Pengobatan: antibiotic (ampicilin, amoxilin), eritromisin, dilakukan insisi oleh dokter THT
Pergub no 51 tentang TPP diganti 43 tentang cuti.
Teknik: sebelum melakukan cuci tangan pstikan aksesoris seperti cincin, gelang, arloji tidak
dipakai karena kulit dibawah perhiasan akan membentuk koloni yang susah dibersihkan.
Waktu melakukan kebersihan tangan: segera setelah tiba di RS, sebelum masuk dan
meninggalkan ruangan pasien, sesudah kontak dengan darah dan cairan tubuh lain, sebelum
dan sesudah kontak dengan pasien, sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien,
segera setelah melepas sarung tangan, bila tangan tampak kotor, sebelum menyiapkan
makan, sebelum meninggalkan RS.
Limbah medis: limbah medis yang langsung dihasilkan dari diagnose dan tindakan terhadap
pasien, termasuk bahan medis, pembedahan otopsi dan laboratorium. Missal: perban, infuse,
plester, sisa jaringan tubuh, kantong urine.
Pengangkutan: dilakukan setiap hari atau2/3 bagian telah terisi limbah, menggunakan troly
tertutup yang mydah dibersihkan dan dikosongkan, jalur jalan troly harus dipertimbangkan,
harus dipisahkan antara troly untuk limbah medis dan non medis, petugas pengangkut harus
menggunakan APD.
Evaluasi pengelolaan limbah dapat dilihat dari: ada tidaknya keluhan baik dari masyarakat
sekitar RS, pengunjung, pasien maupun petugas sendiri, pengukuran kepadatan lalat,
akumulasi limbah yang tidak terangkut/terolah, pemeriksaan emisi udara setiap tahunnya.
3. Desinfeksi dengan bahan kimia suatu cara untuk membunuh mikroorganisme pada
limbah infeksius dengan bahan kimia
Proses pengelolaan limbah
1. Pemilahan dan pengurangan
2. Penampungan
3. Standarisasi kantong dan container
Gejala klinis nyeri pada sendi terutama sendi yang menyangga, nyeri trauma kadang
timbul rasa kaku selama 30 menit, akan berkurang bila digerakan dan pada saat digerakan
akan timbul bunyi.
Terapi tidak dapat disembuhkan, semakin lama semakin memburuk.
Terapi bedah dilakukan arthroscopy (alat kecil yang dimasukan di rongga sendi untuk
membersihkan tulang rawan yang rusak.
Evaluasi pada saat mengucapkan salam: pada saat mengangkat telp pertama ucapkan salam,
menyebutkan tempat/bagian bekerja, sebutkan nama,dan ada yang bisa dibantu.
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
menggangu pasien lainyya
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianut
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
KEWAJIBAN PASIEN Undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya
2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau dokter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.
Breathing periksa apakah ada pernafasan spontan/tidak dengan cara Look, Listen and Feel
(lihat dadanya, dengar nafasnya, rasakan hembusannya)
Circulation rabalah pembuluh darah leher, hitung berapa x dalam 15 detik, lakukan
resusitasi. Berikan 2x pernafasan efektif dilanjutkan dengan 30x chest compression, lakukan
secara terus menerus sebanyak 5x.
Compresi dada: tempat tekanan berada ditengah dada,posisi jari menggunakan jari terkuat,
compresi dada 100x/menit kedalaman 4-5 cm, jika memungkinkan bergantian penolong tiap
2 menit.
Cara cuci tangan yang benar: telapak, punggung, sela jari, kunci, jempol, putar ujung jari-
jari, lakukan sebanyak 4x.
BLS (RJP) DR minta tolong CAB.
Masa berlaku kartu 3x24 jam tetap diinput umum, jika ada pasien yang masih mengurus
BPJS dan belum aktif maka dientri umum juga.
Bila ada kasus pasien lama didaftar baru sering terjadi di IGD karena pasien tidak membawa
kartu dan ditanya belum pernah berobat dicari juga tidak ada datanya didata master
computer.
Obat HAM yang dimasukan dalam infuse harus dicek kecepatan dan ketepatan tetesnya serta
diberi/ditempel stiker/form obat.
Pantangan asam urat: jeroan (limpa, hati, usus, babat, paru dan otak), seafood, ekstrak
daging, makanan yang sudah dikalengkan, daging kambing, daging sapi, bebek, angsa,
kalkun, kacang-kacangan, sayuran, keju, telur, krim, kaldu, es krim, buah-buahan, makanan
yang digoreng/bersantan, makanan kaya protein dan lemak.
Fraktur diklasifikasikan berdasarkan kondisi terbuka atau tertutup. Pada fraktur ganda kode
utama disesuaikan dengan derajat keparahan.
Luka bakar (burns) diklasifikasikan berdasarkan kedalaman, luas area yang terkena dan agen
penyebab. Luka bakar umumnya diakibatkan api/benda panas. Pada luka bakar ganda koding
luka bakar disesuaikan dengan severitynya.
4. Reaksi
5. Perpindahan ke area perlindungan
Tanda-tanda khusus jalur evakuasi exit keluar exit emergency tangga
- Kelengkapan yang diperlukan saat pendaftaran KTP,KK kartu BPJS atau yang lainnya.
- Petugas pendaftaran IGD diharapakan berkomunikasi yang efektif dan lebih teliti.
- Untuk pasien Abiyasa yang datang ke Margono, didaftarkan menggunakan no Margono. Bila
ada 2 No.RM, pilih salah satu (yang dipakai adalaha no yang sering dipakai
Pneumonia (J18.9)
Dikarenakan virus, bakteri, jamur
108
Foto thorax sebagai rujukan untuk melihat apakah ada komplikasi atau penyakit lain.
1. memberikan tanda lokasi operasi (“O”) oleh dokter operasi yang akan melakukan operasi dan
harus terlihat sampai pasien disiapkan waktu operasi menggunakan spidol permanen warna
hitam
2. penanda dilakukan pada kasus termasuk sisi (late reality) multiple suatu struktur (jari tengah,
jari kaki) atau multiple level (tulang belakang)
2. Pasien umum tidak bisa daftar dipendaftaran karena salah input status pulang, jangan sampai
salah input. Perhatikan identifikasi pasien untuk dikros cek kembali jangan sampai ada berkas
yang salah masuk
3. kalau pasien BPJS otomatis terkunci karena aplikasi sim RSMS dan BPJS sudah sistem
bridging
4. membahas K3
Pelaksanaan Kegiatan K3
1. Memasang gambar atau tanda peringatan pada tempat yang beresiko
2. Mengetahui simbol K3
3. Menggunakan APD
4. Jangan mengangkat dengan posisi membungkuk tapi posisi jongkok
5. Hindari tertusuk jarum suntik
6. Mampu menggunakan alat pemadam api ringan dengan benar, dengan reknik TATA
7. Tanggap terhadap adanya deteksi dini kebakaran
8. Mengetahui petunjuk evakuasi bila terjadi bencana
115
Dilakukan evaluasi
- Mengaplikasikan bagaimana sirkulasi
- Absen harian