Anda di halaman 1dari 32

DOKUMEN RAHASIA

NASKAH SOAL UJI KOMPETENSI

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI


KESEHATAN
JAWA TENGAH TAHUN 2014

WAKTU PELAKSANAAN :

Hari, Tanggal : Kamis, 17 Juli 2014


Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

PETUNJUK UMUM :
1. Tulislah terlebih dahulu nomor dan data saudara pada lembar jawaban
2. Soal ujian berjumlah 100 butir soal pilihan ganda
3. Setiap soal mempunyai 4 (empat) kemungkinan jawaban (A, B, C dan D)
4. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan cara memberi tanda silang (X)
pada pilihan di lembar jawaban yang sudah disediakan
5. Tidak disediakan kertas buram, dan sebagai ganti kertas buram Saudara bisa
menggunakan lembar soal
6. Penilaian didasarkan pada jawaban yang benar saja, tidak ada pengurangan nilai
apabila terdapat jawaban salah
7. Periksalah pekerjaan sekali lagi sebelum diserahkan kepada pengawas ujian

SELAMAT BEKERJA
PANITIA BERSAMA UJI KOMPETENSI
PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
JAWA TENGAH TAHUN 2014

1. ICD-10 volume 1 bab I yaitu Certain infectious and parasitic diseases, hal ini berarti
bahwa :
A. Bab I berisi jenis penyakit infeksi dan parasit tertentu
B. Bab I berisi jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
C. Bab I tidak berisi jenis penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit
D. Semua jenis penyakit infeksi dan parasit hanya ada di bab I

2. Salah satu bagian dari ICD-10 volume 1 berisi seperti ini :

Hal tersebut diatas berarti bahwa :


A. Lyme disease tidak boleh menggunakan kode A68, tapi masih dimungkinkan
untuk menggunakan kode A68.- yang sesuai
B. Lyme disease yang kambuh kembali (recurrent) tidak boleh menggunakan kode
A68, tapi masih dimungkinkan untuk menggunakan kode A68.- yang sesuai
C. Keterangan “Excludes” hanya berlaku untuk kode A68 dan semua kode A68.-
D. Keterangan “Excludes” hanya berlaku untuk kode A68 saja dan tidak berlaku
untuk kode A68.-

3. Perhatikan cuplikan dari salah satu halaman dalam ICD-10 volume 1 berikut ini :

CHAPTER I
Certain infectious and parasitic diseases
(A00–B99)

Includes: diseases generally recognized as communicable or transmissible


Excludes: carrier or suspected carrier of infectious disease (Z22.-)
certain localized infections – see body system-related chapters
infectious and parasitic diseases complicating pregnancy, childbirth
and the puerperium [except obstetrical tetanus and human
immunodeficiency virus [HIV] disease] (O98.-)
infectious and parasitic diseases specific to the perinatal period [except
tetanus neonatorum, congenital syphilis, perinatal gonococcal
infection and perinatal human immunodeficiency virus [HIV]
disease] (P35–P39)
influenza and other acute respiratory infections (J00–J22)
Dengan memperhatikan cuplikan tersebut diatas, maka :
A. Pasien yang terinfeksi virus hepatitis B tapi tidak menunjukkan tanda/gejala klinis
sakit hepatitis tetap menggunakan salah satu kode dalam bab I
B. Pasien yang sedang hamil dan dalam kondisi terinfeksi HIV tidak boleh
menggunakan kode dalam bab I dan harus merujuk ke kelompok kode O98.-
C. Pasien perinatal yang terinfeksi HIV tetap menggunakan kode dalam bab I
D. Pasien ISPA menggunakan salah satu kode dalam bab I

4. Salah satu kode dalam ICD-10 volume 1 yaitu N39.0 seperti tampak berikut ini :

N39.0 Urinary tract infection, site not specified


Use additional code (B95-B97), if desired, to identify infectious agent.

Berdasarkan tampilan tersebut diatas, maka penggunaan kode N39.0 ini benar, adalah:
A. Bisa digunakan untuk pasien dengan infeksi kandung kemih
B. Pasien dengan urethritis tidak boleh menggunakan kode N39.0 (N34.2)
C. Pasien dengan ISK yang tidak jelas lokasi infeksinya dikode menggunakan N39.0
dan kode tambahan B95-B97 jika kuman penyebabnya diketahui
D. Jika diketahui bakteri penyebab infeksinya maka kode yang digunakan adalah
salah satu dari kode B95-B97 dan bukan kode N39.0

5. Dalam struktur ICD-10 seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah ini, mana
yang merupakan judul blok :

Certain infectious and parasitic diseases (A00–B99)


Intestinal infectious diseases (A00–A09)
A01 Typhoid and paratyphoid fevers
A01.0 Typhoid fever
Infection due to Salmonella typhi
A01.1 Paratyphoid fever A
A01.2 Paratyphoid fever B
A01.3 Paratyphoid fever C
A01.4 Paratyphoid fever, unspecified
nfection due to Salmonella paratyphi NOS1

A. Penyakit Infeksi dan parasit


B. Penyakit-penyakit infeksi pada usus
C. Demam Typhoid dan Paratyphoid
D. Demam Typhoid

6. Seorang pasien mengalami perforasi ileum dan dilakukan tindakan anastomosis end to
end pada ileum. Tentukan kode tindakan yang tepat berdasarkan kutipan ICD-9-CM
di bawah :
A. 45.90
B. 45.91
C. 45.92
D. 45.93

7. Kode yang paling tepat untuk diagnosa diabetes pada waktu nifas adalah :

E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus


See before E10 for subdivisions
Includes: diabetes (mellitus) (nonobese) (obese):
• adult-onset
• maturity-onset
• nonketotic
• stable
• type II
non-insulin-dependent diabetes of the young
Excludes: diabetes mellitus (in):
• malnutrition-related (E12.-)
• neonatal (P70.2)
• pregnancy, childbirth and the puerperium (O24.-)
• glycosuria:
• NOS (R81)
• renal (E74.8)
impaired glucose tolerance (R73.0)
postsurgical hypoinsulinaemia (E89.1)

A. Kode P70.2
B. Kode O24.9
C. Kode E74.8
D. Kode R73.0
8. Pada Kasus kematian seorang bapak dengan urutan kejadian yang tertulis di Sertifikat
kematian umum adalah sebagaimana yang tercantum dibawah ini, Underlying cause
of death dari kematian tersebut yaitu :

I. (a) Bleeding of oesophageal varices


(b) Portal hypertension
(c) Liver cirrhosis
(d) Hepatitis B
II. Diabetes Mellitus

A. Bleeding of Oesophageal Varices


B. Liver Cirrhosis
C. Hepatitis B
D. Diabetes Mellitus

9. Seorang pasien dengan cedera di kepala akibat kecelakaan lalu lintas dan dilakukan
operasi pada tulang tengkorak.

Dengan menggunakan ICD-9-CM yang ditampilkan dalam soal ini, kode yang tepat
untuk tindakan medisnya yaitu :
A. 76.70
B. 02.02
C. 03.53
D. 97.88

79 Reduction of fracture and dislocation


Includes: application of cast or splint
Reduction with insertion of traction device (Kirschner wire)
(Steinmann pin)
Code also any:
application of external fixatior device (78.10-78.19)
type of fixator device, if known (84.71-84.73)
Excludes: external fixation alone for immobilization of fracture
(93.51-93.56, 93.59)
internal fixation without reduction of fracture
(78.50-78.59)
operations on:
facial bones (76.70-76.79)
nasal bones (21.71-21.72)
orbit (76.78-76.79)
skull (02.02)
vertebrae (03.53)
removal of cast or splint (97.88)
replacement of cast or splint (97.11-97.14)
traction alone for reduction of fracture (93.41-93.46)

10. Seorang ibu, usia 60 tahun, sudah menopause, di rawat di Ruang Rawat Inap RS
Jateng Sehat dengan fraktur tulang femur. Dokter mendiagnosis osteoporosis. Dengan
ICD-10, berapakah nomor kode yang tepat untuk kasus Ny. S :
A. M80.05
B. M80.96
C. M81.05
D. M81.96

M80 Osteoporosis with pathological fracture


See site code at the beginning of this chapter
Includes: osteoporotic vertebral collapse and wedging
Excludes: collapsed vertebra NOS (M48.5)
pathological fracture NOS (M84.4)
wedging of vertebra NOS (M48.5)
M80.0 Postmenopausal osteoporosis with pathological fracture
M80.1 Postoophorectomy osteoporosis with pathological fracture
M80.2 Osteoporosis of disuse with pathological fracture
M81.0 Postmenopausal osteoporosis
M81.9 Osteoporosis, unspecified

11. Pasien di bagian obstetric, seorang ibu pasca melahirkan anak keduanya melalui
tindakan episiotomi dan ekstraksi vakum. Kondisi bayi dan ibu sudah berangsur
membaik, sehingga oleh dokter dianjurkan pulang. Apakah kode tindakan
berdasarkan ICD-9-CM pada kasus di atas :
A. 73.6
B. 72.71
C. 73.6 dan 72.71
D. 73.6 dan 72.79
72.6 Forceps application to aftercoming head
Piper forceps operation
Excludes: partial breech extraction with forceps to aftercoming head (72.51)
total breech extraction with forceps to aftercoming head (72.53)
72.7 Vacuum extraction
Includes: Malström's extraction
72.71 Vacuum extraction with episiotomy
72.79 Other vacuum extraction

12. Berikut ini adalah data rekam medis pasien laki-laki, usia 55 tahun
Kondisi utama: Gastroenteritis dehidrasi sedang (GEDS)
Carsinoma kelenjar prostat
Asthma bronchiale
Kondisi lain : -
Spesialisasi : bedah (pasien dirawat di RS selama 3 minggu)

Kondisi apakah yang paling sesuai untuk menjadi diagnosis utama dan menggunakan
aturan reseleksi ke berapakah kondisi tersebut diatas :
A. Carsinoma kelenjar prostat dan menggunakan aturan reseleksi ke-1
B. Carsinoma kelenjar prostat dan menggunakan aturan reseleksi ke-2
C. Carsinoma kelenjar prostat dan menggunakan aturan reseleksi ke-3
D. Carsinoma kelenjar prostat dan menggunakan aturan reseleksi ke-4

13. Seorang pasien didiagnosis mengalami peradangan pada rectum. Manakah


terminologi medis yang tepat untuk menyatakan diagnosis tersebut :
A. Colitis
B. Proctitis
C. Gastritis
D. Enteritis

14. Anak usia 10 tahun, tiba-tiba mengalami sesak napas setelah bermain-main dengan
kucing kesayangannya. Kemudian segera di bawa ke RS untuk mendapatkan
perawatan. Dokter mendiagnosis anak tersebut mengalami Astma bronchiale oleh
karena alergi bulu kucing. Dengan ICD-10, berapakah nomor kode yang tepat untuk
kasus tersebut :
A. J45.8
B. J44.8
C. J45.0
D. J45.1
J45 Asthma
Excludes: acute severe asthma (J46)
chronic asthmatic (obstructive) bronchitis (J44.-)
chronic obstructive asthma (J44.-)
eosinophilic asthma (J82)
lung diseases due to external agents (J60–J70)
status asthmaticus (J46)
J45.0 Predominantly allergic asthma
Allergic:
• bronchitis NOS
• rhinitis with asthma
Atopic asthma
Extrinsic allergic asthma
Hay fever with asthma
J45.1 Nonallergic asthma
Idiosyncratic asthma
Intrinsic nonallergic asthma
J45.8 Mixed asthma
Combination of conditions listed in J45.0 and J45.1
J45.9 Asthma, unspecified
Asthmatic bronchitis NOS
Late-onset asthma

15. Seorang pasien datang ke rumah sakit mengeluh pandangan matanya kabur. Setelah
dokter melakukan pemeriksaan, dokter menuliskan di lembar masuk dan keluar pada
kolom diagnosis utama yaitu katarak. Dokter melihat bahwa pasien memiliki riwayat
Diabetes Mellitus Non Insulin Dependent. Riwayat NIDDM tersebut ditulis pada
kolom diagnosis komplikasi. Pada kolom tindakan, dituliskan bahwa pasien dilakukan
ECEC. Carilah kode diagnosis tersebut :
A. E11.2† N08.3*
B. E11.3† H28.0*
C. E11.3† H36.0*
D. E11.4† G73.0*

The following fourth-character subdivisions are for use with categories


E10-E14:
.0 With coma
Diabetic:
• coma with or without ketoacidosis
• hyperosmolar coma
• hypoglycaemic coma
Hyperglycaemic coma NOS
.1 With ketoacidosis
Diabetic:
• acidosis } without mention of coma
• ketoacidosis }
.2† With renal complications
Diabetic nephropathy (N08.3*)
Intracapillary glomerulonephrosis (N08.3*)
Kimmelstiel-Wilson syndrome (N08.3*)
.3† With ophthalmic complications
Diabetic:
• cataract (H28.0*)
• retinopathy (H36.0*)
.4† With neurological complications
Diabetic:
• amyotrophy (G73.0*)
• autonomic neuropathy (G99.0*)
• mononeuropathy (G59.0*)
• polyneuropathy (G63.2*)
• autonomic (G99.0*)

16. Seorang laki-laki dirawat inap selama 1 minggu karena menderita Carsinoma pada 2
bagian penisnya. Hasil pemeriksaan penunjang menunjukkan carcinoma pasien
tersebut menyerang pada bagian batang penis dan gland penis, namun tidak diketahui
sumber awal carcinoma tersebut apakah berawal dari batang penis atau gland penis.
Jika anda menjadi seorang professional coder, kode apakah yang anda berikan untuk
kasus tersebut :
A. C60.9, M8000/3
B. C60.8, M8000/3
C. C60.1, M8000/3
D. C60.2, M8000/3

C60 Malignant neoplasm of penis


C60.0 Prepuce
Foreskin
C60.1 Glans penis
C60.2 Body of penis
Corpus cavernosum
C60.8 Overlapping lesion of penis
See note 5 at the beginning of this chapter
C60.9 Penis, unspecified
Skin of penis NOS

M800 Neoplasms NOS


M8000/0 Neoplasm, benign
M8000/1 Neoplasm, uncertain whether benign or malignant
M8000/3 Neoplasm, malignant
M8000/6 Neoplasm, metastatic

17. Seorang ibu dengan usia kehamilan 9 bulan dirujuk dari bidan praktik ke rumah sakit
karena letak bayi sungsang. Setelah sampai di rumah sakit, dokter yang
memeriksanya memutuskan bahwa pasien harus melahirkan dengan sectio caesarea.
Setelah melakukan persalinan di ruang operasi selama 6 jam, akhirnya bayi lahir. Bayi
tunggal tersebut dinyatakan sehat dengan berat badan 3000 gram. Seminggu
kemudian, ibu kontrol di Rumah Sakit, ibu dan bayi dinyatakan sehat. Berapakah
kode diagnosis bayi baru lahir tersebut :
A. Z38.0
B. Z38.1
C. Z37.0
D. Z37.1

Z37 Outcome of delivery


Note: This category is intended for use as an additional code to
identify the outcome of delivery on the mother's record.
Z37.0 Single live birth
Z37.1 Single stillbirth
Z37.2 Twins, both liveborn

Z38 Liveborn infants according to place of birth


Z38.0 Singleton, born in hospital
Z38.1 Singleton, born outside hospital
Z38.2 Singleton, unspecified as to place of birth
Liveborn infant NOS

18. Seorang laki-laki dalam keadaan tidak sadarkan diri dibawa oleh mobil polisi ke
Instalasi Gawat Darurat di suatu rumah sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan X-Ray,
pasien dinyatakan patah tulang paha kanan 1/3 proximal dan distal, dengan luka
tertutup. Pasien dilakukan pemasangan plat di pahanya dan dirawat di rumah sakit
selama 10 hari. Berapakah kode diagnosis pada kasus pasien tersebut :
A. S72.80
B. S72.90
C. S72.81
D. S72.70

S72 Fracture of femur


The following subdivisions are provided for optional use in
a supplementary character position where it is not possible
or not desired to use multiple coding to identify fracture
and open wound; a fracture not indicated as closed or open
should be classified as closed.

0 closed
1 open

S72.0 Fracture of neck of femur


Fracture of hip NOS
S72.1 Pertrochanteric fracture
Intertrochanteric fracture
Trochanteric fracture
S72.2 Subtrochanteric fracture
S72.3 Fracture of shaft of femur
S72.4 Fracture of lower end of femur
S72.7 Multiple fractures of femur
S72.8 Fractures of other parts of femur
S72.9 Fracture of femur, part unspecified
19. Seorang ibu sedang memasak di dapur. Tiba-tiba tabung gas meledak dan membakar
wajahnya. Pasien segera dilarikan ke rumah sakit oleh suaminya. Setelah
mendapatkan perawatan, pasien dinyatakan rawat jalan dan diperbolehkan untuk
pulang. Pada dokumen rekam medis pasien tersebut, dokter mendiagnosis luka bakar
pada wajah. Tidak ada keterangan derajat status luka bakar, kemudian petugas coder
menanyakannya kepada dokter. Dokter mengklarifikasi bahwa luka bakar tingkat
pertama. Berapakah kode diagnosis pasien tersebut :
A. T20.0
B. T20.1
C. T20.2
D. T20.3

T20 Burn and corrosion of head and neck


Includes: ear [any part]
eye with other parts of face, head and neck
lip
nose (septum)
scalp [any part]
temple (region)
Excludes: burn and corrosion (of):
• confined to eye and adnexa (T26.-)
• mouth and pharynx (T28.-)
T20.0 Burn of unspecified degree of head and neck
T20.1 Burn of first degree of head and neck
T20.2 Burn of second degree of head and neck
T20.3 Burn of third degree of head and neck

20. Pada dokumen rekam medis seorang pasien, tertulis di kolom diagnosis yaitu Chronic
obstructive bronchitis, Hypertrophy prostate, Psoriasis vulgaris. Pasien dirawat jalan
di Poli Spesialis Kulit dan kelamin. Berapakah kode diagnosis tersebut :
A. L40.0
B. J40
C. N40
D. Q55.4

L40 Psoriasis
L40.0 Psoriasis vulgaris
Nummular psoriasis
Plaque psoriasis

J40 Bronchitis, not specified as acute or chronic


Note: Bronchitis not specified as acute or chronic in those
under 15 years of age can be assumed to be of acute
nature and should be classified to J20.-.

N40 Hyperplasia of prostate


Adenofibromatous hypertrophy }
Adenoma (benign) }
Enlargement (benign) }
Fibroadenoma } of prostate
Fibroma }

Q55 Other congenital malformations of male genital organs


Excludes: congenital hydrocele (P83.5)
hypospadias (Q54.-)
Q55.4 Other congenital malformations of vas deferens,
epididymis, seminal vesicles and prostate
Absence or aplasia of:
• prostate
• spermatic cord
Congenital malformation of vas deferens, epididymis,
seminal vesicles or prostate NOS

21. Pada lembar ringkasan masuk dan keluar seorang pasien laki-laki tertulis diagnosis
utama yaitu ulkus pedis, sedangkan diagnosis lain tertulis NIDDM. Pasien dirawat
bersama oleh dokter spesialis endokrinologi dan spesialis bedah . Berapakah kode
diagnose utama pada kasus tersebut :
A. L97 dan E10.9
B. L97 dan E11.5
C. E11.5
D. L89

L97 Ulcer of lower limb, not elsewhere classified

Excludes: decubitus ulcer (L89)

The following fourth-character subdivisions are for use with categories E10-E14:

.0 With coma

.1 With ketoacidosis

.2† With renal complications

.3† With ophthalmic complications

.4† With neurological complications

.5 With peripheral circulatory complications


Diabetic:
• gangrene
• peripheral angiopathy† (I79.2*)
• ulcer

.6 With other specified complications

.7 With multiple complications

.8 With unspecified complications

.9 Without complications
E10 Insulin-dependent diabetes mellitus
See before E10 for subdivisions

E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus


See before E10 for subdivisions

22. Seorang pasien dirawat di rumah sakit karena mengeluh sesak nafas, setelah
dilakukan pemeriksaan ternyata pasien menderita efusi pleura. Oleh karena itu
dilakukan pungsi pada cairan pleura. Dalam kasus ini, kode tindakan medis
dikategorikan pada :
A. Bab III
B. Bab IV
C. Bab V
D. Bab VI

Chapter Code

3 08-16 Operations on the eye


4 18-20 Operations on the ear
5 21-29 Operations on the nose, mouth, and pharynx
6 30-34 Operations on the respiratory system
7 35-39 Operations on the cardiovascular system

23. Seorang pemuda datang ke sarana pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan
guna memenuhi persyaratan pendaftaran CPNS. Manakah kelompok kode berikut
yang sesuai dengan kasus tersebut :
A. Kode Z
B. Kode R
C. Kode X
D. Kode N

24. Kondisi utama : Arthritis rematoid


Kondisi lain : Diabetes mellitus
Hernia femoralis terpuntir
Arteriosklerosis generalisata
Pasien di rumah sakit selama tiga minggu
Prosedur : Herniorrhaphy
Spesialisasi : Bedah umum
Manakah kondisi utama dalam kasus ini?
A. Arteriosklerosis generalisata
B. Strangulated femoral hernia
C. Arthritis rematoid
D. Diabetes mellitus
25. Pada gambar dibawah ini, penyebab dasar kematian (UCD) tertulis dalam baris :
A. a
B. b
C. c
D. d

26. Berdasarkan hasil survei kepuasan pelanggan di rumah sakit “Jateng Sehat”, diperoleh
informasi bahwa pelayanan pada bagian pendaftaran sudah cukup baik, akan tetapi
ruang tunggu kurang nyaman. Oleh karena itu anda sebagai manajer rekam medis
diminta untuk membuatkan perencanaan anggaran terkait sarana dan prasarana.
Berdasarkan Kepmenkes 377 tahun 2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan
informasi Kesehatan, merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana termasuk
kompetensi perekam medis yang mana :
A. Hukum dan Etika Profesi
B. Manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
C. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis
D. Menjaga Mutu Rekam Medis

27. Seorang pasien datang ke bagian rekam medis untuk meminta fotokopi dari seluruh
berkas rekam medis rawat inap yang telah dijalani satu minggu lalu. Alasan meminta
salinan berkas adalah untuk pindah rumah sakit dan sebagai bukti pelayanan yang
telah diterima. Dalam prosedur tetap yang masih berlaku, dinyatakan bahwa fotocopi
atau salinan dari berkas rekam medis secara keseluruhan tidak diperbolehkan.
Bagaimana sikap anda sebagai Kepala Unit RMIK terkait kasus tersebut :
A. Pasien diminta untuk membuat surat pernyataan bermateri
B. Rumah sakit tidak mengabulkan permintaan pasien.
C. Rumah sakit mengabulkan permintaan pasien karena isi berkas adalah milik
pasien
D. Rumah sakit memberikan salinan berkas medis berupa resume

28. Salah satu kegunaan rekam medis adalah sebagai dasar untuk menentukan biaya
perawatan pasien. Jika pasien BPJS maka RS akan mengirimkan tagihan biaya
perawatan kepada BPJS berupa klaim pelayanan. BPJS berhak mengembalikan berkas
klaim jika dinyatakan belum lengkap. Bagaimana langkah yang dilakukan petugas
rekam medis terkait berkas klaim yang dikembalikan :
A. Memastikan data rekam medis tersebut lengkap dan akurat
B. Memastikan data apa saja yang dibutuhkan
C. Melengkapi formulir klaim tanpa melengkapi berkas rekam medis
D. Melengkapi pengajuan klaim sesuai data yang tersedia di rekam medis

29. Di Suatu rumah sakit ada seorang pasien wanita umur 40 th baru melahirkan anak
yang ke lima (5) kemudian meminta dokter kebidanan untuk melakukan operasi
tubektomi, kemudian dokter menjelaskan tentang resiko, alternatif, prognosa, tata
cara tindakan, diagnosa penyakitnya, setelah dijelaskan kemudian diminta menanda
tangani informed consent. Siapa yang sebaiknya menandatangani informed consent :
A. Pasien
B. Anaknya yang sudah berumur 18 tahun
C. Pasien dan suami
D. Orang tua pasien

30. Seorang pasien laki-laki, 16 tahun, dibawa ke UGD oleh orang tuanya karena
mengalami patah tulang tungkai bawah akibat kecelakaan lalu lintas. Dokter
merencanakan tindakan ORIF dan pemasangan pen terhadap pasien tersebut.
Setelah dokter menjelaskan kepada orang tua pasien semua hal yang perlu
disampaikan terkait rencana tindakan medis tersebut, orang tua pasien dan pasien
menolak rencana tindakan tersebut :
Dalam kasus diatas, langkah yang sebaiknya dilakukan oleh pihak rumah sakit yaitu :
A. Tetap melakukan tindakan yang direncanakan karena penting untuk kesembuhan
pasien
B. Menyuruh pasien pulang jika tetap menolak rencana tinadakan
C. Meminta orang tua pasien untuk menandatangani lembar penolakan rencana
tindakan medis
D. Merawat inap pasien tersebut tanpa operasi.

31. Pada Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis diatur bahwa
Rumah Sakit wajib menyimpan dan menjaga isi dokumen rekam medis. Untuk
menjalankan aturan tersebut, kebijakan apa yang harus dibuat oleh bagian rekam
medis :
A. Semua petugas rumah sakit boleh memasuki ruang penyimpanan RM
B. Berkas rekam medis boleh dibawa pasien dan keluarganya untuk keperluan
berobat ke rumah sakit lain
C. Berkas rekam medis harus disimpan di ruang filing dan hanya petugas filing yang
boleh masuk
D. Untuk keperluan klaim, petugas BPJS boleh membuka rekam medis tanpa harus
disumpah
32. Menurut permenkes no. 269/Menkes/Per/III/2008 informasi dalam rekam medis boleh
dicatat/dicopy oleh pasien dalam bentuk :
A. Semua dokumen rekam medis asli miliknya
B. Resume (ringkasan)
C. Laporan operasi
D. Ringkasan masuk dan keluar

33. Seorang pasien korban tabrak lari dibawa ke UGD rumah sakit. Setelah diperiksa dan
mendapat tindakan dari dokter UGD, pasien tersebut dirawat inap untuk perawatan
selanjutnya. Pihak penyidik kepolisian mengajukan permintaan visum et repertum
terkait dengan pasien tersebut diatas.
Berdasarkan uraian diatas, pihak yang paling berkompeten untuk membuat visum et
repertum tersebut yaitu :
A. Setiap dokter yang ada di rumah sakit tersebut
B. Perawat jaga UGD yang menangani pasien tersebut
C. Dokter yang saat ini menangani pasien di bangsal rawat inap
D. Dokter yang memeriksa pasien tersebut saat di UGD

34. Rekam medis memiliki banyak kegunaan, salah satunya dalam aspek legal yaitu untuk
kepentingan pengadilan atau kesaksian. Dalam hal ini data medis pasien hanya akan
dituliskan pada lembar formulir khusus untuk kepentingan tersebut.
Kalimat yang menyatakan lembar formulir tersebut dibuat demi kepentingan
pengadilan yaitu :
A. Pro contra
B. Pro justitia
C. Rahasia
D. Legal

35. Rekam medis merupakan bukti autentik tentang pelayanan yang telah diberikan
kepada pasien. Oleh karena itu salah satu tugas perekam medis adalah melakukan
review autentifikasi terhadap rekam medis. Apa sajakah yang direview :
A. Nama dan nomor rekam medis pasien
B. Pelayanan yang telah diberikan
C. Tanggal, nama dan tanda tangan pemberi pelayanan
D. Keterbacaan catatan pada rekam medis

36. Setiap tindakan medis yang akan dilakukan kepada pasien harus memperoleh
persetujuan dari pasien atau walinya. Persetujuan ini diwujudkan dengan
menandatangani lembar persetujuan tindakan medis (informed consent). Sebelum
lembar tersebut diatas ditandatangi, dokter harus menjelaskan berbagai informasi
terkait rencana tindakan medis yang akan dilakukan tersebut.
Berkaitan dengan penyampaian berbagai informasi tersebut diatas, informasi berikut
ini yang tidak perlu disampaikan yaitu :
A. Tujuan tindakan medis
B. Prognosis dari tindakan medis yang akan dilakukan
C. Perkiraan biaya tindakan medis
D. Jam akan dilakukannya tindakan medis
37. Tahun 2014 merupakan tahun dirintisnya Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN)
oleh pemerintah. Sistem ini diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). Pemerintah telah pula menerbitkan produk hukum untuk mengatur
penyelenggaraan SJSN. Produk hukum yang dimaksud diatas yaitu :
A. UU No 24 Tahun 2011
B. UU No 44 Tahun 2004
C. UU No 29 Tahun 2004
D. UU No 36 Tahun 2004

38. Untuk menunjang pelaksanaan sistem penomoran unit dibutuhkan adanya Kartu
Identitas Berobat (KIB). Petugas harus menjelaskan kepada pasien tentang pentingnya
membawa KIB setiap kali datang berobat kembali. Meskipun demikian, masih
mungkin terjadi pasien datang berobat kembali namun lupa membawa KIB-nya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, pada saat melayani pasien yang datang berobat
kembali tanpa membawa KIB, maka petugas pendaftaran akan :
A. Meminta pasien untuk pulang dan mengambil KIB-nya
B. Membuatkan dokumen rekam medis baru dengan nomor rekam medis baru
C. Menanyakan nama dan alamat pasien tersebut kemudian mencari nomor rekam
medisnya di Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)
D. Menanyakan tanggal berobat terakhir sebelum kunjungan ini kemudian mencari
nomor rekam medisnya di buku register pendaftaran

39. Pelaksanaan audit medis dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas pelayanan
kesehatan memerlukan data dari dokumen rekam medis (DRM) pasien. Apa kegunaan
rekam medis dari kegiatan tersebut :
A. Sumber informasi medis
B. Alat komunikasi
C. Bukti tertulis
D. Alat analisa dan evaluasi

40. Untuk meningatkan efektifitas sistem penjajaran terminal digit filing, dapat digunakan
kode warna pada folder dokumen rekam medis. Rumah sakit bisa menyusun sendiri
kode warna yang akan digunakannya, misalnya :
0 ungu
1 kuning
2 hijau tua
3 oranye
4 biru muda
5 coklat
6 kemerahan/cerise
7 hijau muda
8 merah
9 biru tua

Berdasarkan kode warna tersebut diatas, maka folder dokumen rekam medis dengan
nomor 23 45 67 akan diberi kode warna :
A. Hijau tua dan oranye
B. Biru muda dan coklat
C. Cerise dan hijau muda
D. Hijau muda
41. Sistem penyimpanan rekam medis (RM) mengatur cara penyimpanan berkas rekam
medis rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat. Salah satu sistem penyimpanan RM
yaitu dengan cara menyimpan berkas RM rawat jalan dan rawat darurat menjadi satu
folder dengan berkas RM rawat inap.
Sistem penyimpanan yang dimaksud dalam uraian soal diatas disebut sistem
penyimpanan :
A. Desentralisasi
B. Satelit
C. Unit
D. Sentralisasi

42. Dalam proses pemusnahan rekam medis, sebelum memusnahkan berkas rekam medis
maka lembar-lembar tertentu akan dilepas, ditata, dan disimpan selamanya
(diabadikan) sedangkan sisa lembar yang lain akan benar-benar dimusnahkan.
Berkaitan dengan uraian tersebut diatas, maka lembar-lembar berikut ini yang
termasuk lembar yang akan diabadikan yaitu :
A. Lembar resume, ringkasan masuk dan keluar, lembar anamnesa dan pemeriksaan
fisik, lembar catatan dokter, lembar informed consent
B. Ringkasan masuk dan keluar, lembaran penunjang, lembar informed consent,
keterangan kematian, surat keterangan lahir
C. Lembar resume, ringkasan masuk dan keluar, lembar informed consent,
keterangan kematian, lembar identifikasi bayi baru lahir
D. Lembar resume, lembaran penunjang, lembar informed consent, keterangan
kematian, surat keterangan lahir

43. Sistem penulisan nama pasien dalam indeks utama pasien mengikuti tata aturan
tertentu. Menurut sistem penulisan nama pasien yang benar, pasien dengan nama
“Mrs. Anne Tiffany Brown, MRA” akan dicatat menjadi :
A. Brown, Anne Tiffany (Mrs., MRA)
B. Brown, Anne Tiffany
C. Anne, Tiffany Brown (Mrs., MRA)
D. Anne, Tiffany Brown

44. Penjajaran kartu indeks utama pasien (KIUP) dalam laci KIUP mengikuti tata aturan
urutan tertentu agar mudah dicari dan digunakan namun tetap aman dari yang tidak
berhak.
Berkaitan dengan sistem penulisan nama pasien dalam KIUP dan penjajarannya,
maka KIUP atas nama “Mrs. Anne Tiffany Brown, MRA” akan terletak dalam
kelompok dan urutan :
A. Kelompok A, urutan ANN
B. Kelompok T, urutan TIF
C. Kelompok B, urutan BRO
D. Kelompok M, urutan MRS

45. Terdapat beberapa cara/sistem untuk mengatur pemberian nomor pada rekam medis
(RM). Salah satu sistem pemberian nomor RM yaitu serial numbering system (SNF).
Berkaitan dengan SNF tersebut diatas, urutan penomoran berkas RM untuk 5(lima)
pasien baru berturut-turut yaitu :
A. 00 14 65; 00 15 65; 00 16 65; 00 17 65; 00 18 65
B. 00 14 97; 00 14 98; 00 14 99; 00 15 00; 00 15 01
C. 00 14 97; 00 14 98; 00 14 99; 00 14 00; 01 15 01
D. 01 00 65; 02 00 65; 03 00 65; 04 00 65; 05 00 65

46. Untuk menata berkas rekam medis (RM) ke dalam lemari filing dapat menggunakan
salah satu dari beberapa cara/sistem penataan/penjajaran yang tersedia. Salah satu
sistem penjajaran yang dikenal yaitu terminal digit filing (TDF). Berkaitan dengan
TDF tersebut diatas, urutan penataan 5(lima) berkas RM yang benar yaitu :
A. 97 14 65; 98 14 65; 99 14 65; 00 14 66; 01 14 66
B. 97 14 65; 98 14 65; 99 14 65; 00 15 65; 01 15 65
C. 97 14 65; 97 14 66; 97 14 67; 97 14 68; 97 14 69
D. 97 14 65; 98 14 65; 99 14 65; 00 15 66; 01 15 66

47. Untuk menata berkas rekam medis (RM) ke dalam lemari filing dapat menggunakan
salah satu dari beberapa cara/sistem penataan/penjajaran yang tersedia. Salah satu
sistem penjajaran yang dikenal yaitu middle digit filing (MDF). Berkaitan dengan
MDF tersebut diatas, urutan penataan 5(lima) berkas RM yang benar yaitu :
A. 00 14 96; 00 14 97; 00 14 98; 00 14 99; 00 15 00
B. 00 14 96; 00 14 97; 00 14 98; 00 14 99; 01 14 00
C. 00 14 96; 00 15 96; 00 16 96; 00 17 96; 00 18 96
D. 00 14 96; 01 14 96; 02 14 96; 03 14 96; 04 14 96

48. Jika seorang pasien yang datang berobat ke rumah sakit melalui unit rawat jalan atau
unit gawat darurat maka kemungkinan pasien tersebut bisa langsung pulang atau
harus berlanjut ke unit rawat inap. Jika pasien tersebut harus dirawat inap, maka
dokter akan membuat surat pengantar masuk rawat inap. Berkaitan dengan uraian
diatas, surat pengantar yang dimaksud tersebut yaitu :
A. Formulir persetujuan rawat inap
B. Admission note
C. Informed consent
D. Visum et Repertum

49. Untuk menjaga agar berkas rekam medis (RM) dalam lemari filing tetap tersusun
menurut urutan sesuai dengan sistem penjajaran yang diguanakan maka petugas filing
secara rutin melakukan pengawasan dan pengecekan terhadap kemungkinan adanya
berkas RM yang salah letak dan mengembalikannya ke lokasi yang benar. Berkaitan
dengan uraian tersebut diatas, kegiatan yang dilakukan oleh petugas filing tersebut
yaitu :
A. Penyusutan
B. Retensi
C. Penyisiran
D. Pemusnahan

50. Menurut peraturan perundangan yang berlaku, berkas rekam medis (RM) di rumah
sakit minimal harus disimpan selama 5 tahun. Yang dimaksud dengan jangka waktu 5
tahun dalam uraian diatas yaitu 5 tahun adalah sejak :
A. kunjungan rawat jalan pertama
B. kunjungan rawat inap pertama
C. kunjungan terakhir (entah rawat ijalan maupun rawat inap)
D. kunjungan terakhir rawat inap
51. Unit rekam medis (RM) menghasilkan berbagai bentuk laporan baik yang bersifat
rutin maupun insidentil, diantaranya yaitu grafik Barber-Johnson dan 10 besar
penyakit. Berkaitan dengan uraian diatas, sumber data yang digunakan untuk
membuat kedua jenis laporan tersebut yaitu :
A. Kartu kendali dan sensus harian rawat inap
B. Sensus harian rawat inap dan buku register rawat inap
C. Buku register rawat inap dan indeks penyakit
D. Indeks penyakit dan sensus harian rawat inap

52. Dalam beberapa kondisi bisa terjadi penataan berkas rekam medis (RM) di ruang
filing RM tidak rapi atau bahkan tidak semua berkas RM tersimpan dalam lemari
karena sudah terlalu penuh sehingga banyak berkas RM yang terpaksa ditumpuk
diluar lemari atau disimpan dalam kardus. Kondisi tersebut diatas perlu segera diatasi
karena bisa mengganggu kelancaran dan kecepatan pelayanan.
Berkaitan dengan uraian diatas, langkah-langkah yang bisa ditempuh segera oleh
pengelola unit rekam medis yaitu :
A. Melakukan retensi berkas RM
B. Melakukan pemusnahan berkas RM
C. Melakukan penyisiran berkas RM
D. Melakukan penyusutan berkas RM

53. Kadang-kadang bisa terjadi, seorang pasien peserta asuransi kesehatan mendaftarkan
diri dengan menggunakan nama yang tidak persis sama dengan nama yang tercantum
dalam kartu keanggotaan asuransinya. Dalam kondisi seperti ini bisa timbul kesulitan
dan bahkan penolakan pencairan klaim biaya perawatan untuk pasien tersebut oleh
pihak asuransi. Untuk mengatasi penolakan klaim seperti ini, pasien kadang meminta
dibuatkan surat keterangan perawatan medis dengan menggunakan nama seperti
dalam kartu asuransinya, berarti berbeda dengan nama pasien tersebut yang tercantum
dalam berkas RM-nya.
Berkaitan dengan uraian tersebut diatas, langkah yang sebaiknya dilakukan oleh
petugas RM yang melayani permintaan dari pasien tersebut yaitu :
A. Memenuhi permintaan pasien jika pasien tersebut bisa menunjukkan kartu
asuransinya
B. Memenuhi permintaan pasien, lalu melakukan koreksi nama pasien pada berkas
RM-nya
C. Memenuhi permintaan pasien setelah pasien tersebut mengurus surat keterangan
dari kelurahan tempat tinggalnya yang menyatakan bahwa nama pasien dalam
berkas RM dan nama pasien dalam kartu asuransinya adalah milik orang yang
sama
D. Memenuhi permintaan pasien setelah pasien tersebut membuat pernyataan bahwa
nama yang digunakan dalam berkas RM dan dalam kartu asuransinya adalah
benar-benar namanya sendiri.

54. Pasien protes karena sudah 3 jam menunggu di poliklinik tapi tidak dipanggil-panggil,
alasan perawat poliklinik adalah berkas rekam medisnya belum diantar dari bagian
penyimpanan. Petugas penyimpanan tidak menemukan DRM tersebut pada rak
penyimpanan dan tidak mengetahui keberadaannya. Upaya apa yang dilakukan
petugas penyimpanan untuk menghindari kejadian tersebut :
A. Menempatkan satpam di tempat penyimpanan DRM guna keamanan DRM
B. Membuat aturan dilarang masuk ke tempat penyimpanan DRM selain petugas
penyimpanan
C. Melakukan penyisiran secara rutin, menerapkan kode warna dan menempatkan
tracer sebagai pengganti DRM keluar
D. Menambah petugas penyimpanan untuk mengawasi DRM supaya tidak hilang

55. Saat ini dikenal beberapa sistem pemberian nomor pada berkas rekam medis (RM).
Masing-masing sistem penomoran ini memiliki keuntungan dan kekurangan. Salah
satu sistem penomoran berkas RM adalah dengan cara pemberian satu nomor RM
untuk digunakan seterusnya oleh satu pasien.
Keuntungan dari sistem penomoran seperti dalam uraian diatas yaitu :
A. Pelayanan pasien akan menjadi lebih cepat.
B. Pasien masih dimungkinkan untuk memperoleh lebih dari 1 nomor RM.
C. Informasi medis pasien tersebut akan dapat berkesinambungan.
D. Pada setiap akhir episode pelayanan, petugas hanya perlu menggabungkan berkas
RM yang baru dengan yang lama.

56. Rekam medis (RM) memiliki banyak manfaat dalam banyak aspek. Salah satu
manfaat RM adalah sebagai dasar dalam perencanaan dan penanganan medis pasien
yang bersangkutan karena isinya menyimpan berbagai informasi pelayanan yang telah
diberikan sebelumnya.
Manfaat RM berkaitan dengan uraian tersebut diatas yaitu manfaat dari aspek :
A. Dokumentasi
B. Medis
C. Administrasi
D. Penelitian

57. Proses pemeriksaan yang dilakukan dokter terhadap seorang pasien meliputi beberapa
tahap yang dimulai dengan anamnesis. Jika kondisi pasien memungkinkan, dokter
bisa melakukan anamnesis secara langsung dengan pasien yang bersangkutan.
Berdasarkan uraian diatas, anamnesis yang dilakukan dokter tersebut disebut :
A. Allo auto anamnesis
B. Auto allo anamnesis
C. Allo anamnesis
D. Auto anamnesis

58. Dalam proses pemusnahan berkas rekam medis (RM) tidak semua lembar RM akan
dimusnahkan. Lembar-lembar tertentu akan dipilih dan dipisahkan untuk kemudian
diabadikan. Pemilihan lembar yang diabadikan bisa berbeda antara satu kasus dengan
kasus lainnya dengan berbagai pertimbangan kemanfaatannya.
Berkaitan dengan uraian diatas, lembar RM yang akan diabadikan pada berkas RM
bayi baru lahir secara sectio caesaria yaitu :
A. Lembar persetujuan tindakan medis
B. Lembar asuhan kebidanan
C. Lembar laporan persalinan
D. Lembar identifikasi bayi baru lahir
59. Setiap rencana tindakan medis harus meminta persetujuan dahulu dari pasien atau
walinya. Pada kasus seorang wanita hamil yang dibawa ke IGD rumah sakit oleh
orang tua dan suaminya dengan kondisi sangat lemah dan kesakitan sehingga sulit
berkomunikasi karena mengalami pecah ketuban sejak 6 jam sebelumnya. Oleh
dokter yang merawat direncanakan untuk melahirkan secara sectio caesaria, juga
perlu ada persetujuan rencana untuk tindakan ini.
Berdasarkan uraian kasus diatas, lembar informed consent untuk pasien tersebut
seharusnya ditandatangani oleh :
A. Pasien itu sendiri
B. Orang tua pasien
C. Suami pasien
D. Pasien dan suaminya

60. Salah satu sistem penomoran berkas rekam medis (RM) adalah dengan memberi
nomor baru pada setiap kali pasien tersebut datang berkunjung dan menggabungkan
berkas RM terbaru dengan berkas RM sebelumnya lalu menyimpan berkas RM
gabungan tersebut dengan menggunakan nomor RM kunjungan terkini.
Rumah sakit yang menggunakan sistem penomoran seperti dalam uraian diatas berarti
menggunakan sistem penomoran :
A. Serial
B. Unit
C. Serial unit
D. Unit serial

61. Salah satu cara menata berkas rekam medis (RM) dalam lemari penyimpanan adalah
seperti urutan berikut ini : 239011 – 249011 – 259011.
Ruang filing yang menata berkas RM-nya seperti dalam contoh diatas berarti
menggunakan sistem penjajaran yang disebut :
A. Straight Numerical Filing System
B. Middle Digit Filing System
C. Serial Numbering System
D. Terminal Digit filing System

62. Salah satu tahap dalam rangkaian pengelolaan rekam medis (RM) yaitu pembuatan
indeks. Indeks yang telah tersusun akan digunakan untuk berbagai keperluan terkait
pemanfaatan informasi berbasis RM.
Berkaitan dengan uraian diatas, sumber data yang digunakan dalam penyusunan
indeks yaitu :
A. Out Guide
B. Kartu kendali
C. Buku peminjaman RM
D. KIUP

63. Salah satu jenis ruang perawatan yang disediakan di rumah sakit yaitu ruang
perawatan intensif untuk pasien dengan kondisi tertentu yang memang
membutuhkannya.
Berkaitan dengan uraian tersebut diatas, ruang intensif yang digunakan untuk
penderita penyakit jantung disebut :
A. ICU
B. ICCU
C. PICU
D. NICU

64. Penataan berkas rekam medis (RM) yang sesuai dengan sistem yang digunakan akan
sangat memudahkan petugas dalam mencari dan menyimpannya kembali. Untuk
tujuan ini maka digunakan suatu sarana untuk menandai letak berkas RM yang sedang
digunakan agar nantinya akan lebih cepat dan tidak salah lokasi saat mengembalikan
berkas RM tersebut.
Berkaitan dengan uraian diatas, sarana yang digunakan untuk tujuan tersebut yaitu :
A. Buku Ekspedisi
B. Tracer
C. Buku peminjaman
D. Kartu kendali

65. Salah satu bagian dalam unit rekam medis (RM) yaitu bagian analisa dan pelaporan.
Bagian ini bertanggung jawab dalam membuat berbagai laporan termasuk laporan
tentang jumlah pasien rawat inap yang meninggal kurang dan lebih dari 48 jam.
Laporan ini dibutuhkan untuk menilai perkembangan mutu pelayanan rawat inap.
Untuk menyiapkan laporan seperti disebutkan dalam uraian diatas, dibutuhkan data
yang bersumber dari :
A. Indeks Kematian
B. Lembar laporan kematian
C. Buku Register Pelayanan Rawat Inap
D. Sensus Harian Rawat Inap

66. Dalam rangkaian pengelolaan rekam medis (RM), beberapa kegiatan diantaranya
adalah melakukan penentuan nilai guna RM, membuat daftar pertelaan, dan membuat
berita acara kegiatan.
Berdasarkan rangkaian kegiatan yang disebutkan diatas, bentuk pengelolaan RM yang
sedang dilakukan tersebut yaitu :
A. Penyusutan RM
B. Penyisiran RM
C. Retensi RM
D. Pemusnahan RM

67. Rekam medis (RM) memiliki banyak kegunaan, salah satunya adalah untuk
kepentingan penelitian. Pada saat digunakan untuk keperluan penelitian, berkas RM
tidak boleh dibawa keluar dari ruang filing dan tidak boleh digandakan. Adanya
aturan seperti tersebut diatas bertujuan untuk :
A. Menjaga dokumen RM agar tidak rusak
B. Menjaga kerahasiaan informasi dalam RM
C. Memudahkan penemuan kembali dokumen RM apabila akan digunakan untuk
pelayanan pasien atau untuk keperluan lain
D. Mencegah agar peneliti tidak mengambil dokumen RM sendiri

68. Pada kasus dimana pasien membutuhkan transfusi darah, dokter akan menjelaskan
tujuan transfusi darah dan informasi terkait lainnya. Setelah mendapatkan penjelasan
tersebut dari dokter, maka pasien diberi kesempatan berpikir dan memutuskan untuk
setuju atau tidak setuju dengan rencana tindakan tersebut.
Keputusan pasien dalam uraian tersebut diatas dituangkan dalam formulir :
A. Persetujuan rawat inap
B. Pemeriksaan penunjang
C. Persetujuan tindakan medis
D. Pemberian informasi

69. Setelah digunakan untuk pelayanan pasien, berkas rekam medis (RM) harus segera
dikembalikan ke bagian assembling unit RM untuk diteliti kelengkapannya. Berkas
RM yang belum lengkap akan dikembalikan ke unit yang bersangkutan untuk segera
dilengkapi sebelum 2x24 jam.
Dari kegiatan tersebut diatas, bagian assembling akan melaporkan jumlah berkas RM
yang belum lengkap setelah batas waktu 2x24 jam dalam suatu periode yang disebut :
A. IMR
B. MMR
C. DMR
D. PMR

70. Pemantauan pengelolaan rekam medis (RM) sangat penting untuk bahan evaluasi
pelayanan RM. Pemantauan terhadap misfile, jumlah dokumen RM yang dipinjam,
dan dokumen RM yang tidak ditemukan pada rak penyimpanan rutin dilakukan oleh
bagian tertentu dalam unit RM.
Berkaitan dengan uraian diatas, kegiatan-kegiatan dalam pengelolaan RM seperti
tersebut diatas dilakukan oleh bagian :
A. assembling
B. filing
C. pelaporan
D. analising

71. Semua aktifitas pasien masuk, keluar, dan transfer dalam pelayanan rawat inap secara
periodik akan dicatat oleh petugas bangsal dan diserahkan ke bagian assembling
keesokan harinya.
Aktifitas pencatatan seperti dalam uraian diatas akan dituangkan dalam :
A. Register pendaftaran rawat inap
B. Formulir Sensus Harian Rawat Inap
C. Register pelayanan rawat inap
D. Formulir rekapitulasi pelayanan rawat inap

72. Sistem penjajaran yang paling baik adalah yang paling sesuai dengan kondisi masing-
masing rumah sakit. Perubahan dari satu sistem penjajaran ke sistem penjajaran
lainnya sangat dimungkinkan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan
perubahan kondisi setempat, misalnya perubahan dari sistem penjajaran angka
langsung menjadi sistem penjajaran angka akhir.
Berkaitan dengan perubahan sistem penjajaran seperti dalam uraian diatas, langkah
pertama yang penting untuk dilakukan adalah :
A. Menyiapkan rak penyimpanan yang tersedia dan membaginya menjadi 100 seksi
B. Mengganti folder rekam medis dengan model yang menggunakan kode warna
C. Melakukan penyusutan dan pemusnahan
D. Menyiapkan roll-o-pack jika model lemari yang digunakan saat ini bukan roll-o-
pack
73. Untuk mempresentasikan data statistik dalam bentuk grafik, tersedia cukup banyak
pilihan grafik yang bisa dipilih sesuai dengan tujuan penggunaannya. Misalnya, grafik
untuk mempresentasikan tren kunjungan pasien rawat jalan selama lima tahun
terakhir.
Bentuk grafik yang paling tepat digunakan sesuai dengan uraian diatas yaitu :
A. garis (line graph)
B. titik (scatter plot)
C. batang (bar graph)
D. lingkaran (pie graph)

74. Berikut ini adalah data statistik tahun 2013 dari suatu rumah sakit :
- Jumlah pasien keluar hidup 26481 orang
- Jumlah pasien keluar mati 192 (meninggal sebelum mendapatkan perawatan 48
jam 89 orang)
- Total hari perawatan 128035
- Jumlah tempat tidur yang siap pakai 500 TT
- Jumlah tempat tidur di Gudang 25 TT

Dari data tersebut diatas, rerata lama diarawat (aLOS) pada tahun 2013 yaitu :
A. 4,50 hari
B. 4,60 hari
C. 4,70 hari
D. 4,80 hari

75. Berikut ini adalah data Hari Perawatan (HP) dan jumlah tempat tidur tersedia (TT)
pada bulan Juni 2014 di masing-masing bangsal pada suatu rumah sakit :

Unit Pelayanan Hari perawatan TT


Bedah 640 30
Obstetrik 950 50
Penyakit Dalam 1450 60
Pediatri 450 20
Ortopedi 466 20
Newborn 860 40

Dari data tersebut diatas, BOR unit bedah pada periode Juni 2014 yaitu :
A. 63 %
B. 71 %
C. 75 %
D. 78 %

76. Sisa pasien hasil sensus di RS “Jateng Sehat” 1 Juni 2014 pukul 24.00 adalah 150
pasien dengan jumlah hari perawatan (HP) pada 1 Juni tersebut adalah 180.
Pada tgl 2 Juni terdapat 50 pasien masuk, 25 pasien keluar, dan 2 pasien yang masuk
dan keluar pada hari yang sama.
Dari data tersebut diatas, jumlah HP pada 2 Juni 2014 yaitu :
A. 167 hari perawatan
B. 177 hari perawatan
C. 187 hari perawatan
D. 197 hari perawatan
77. Berikut ini adalah data statistik tahun 2013 pada suatu rumah sakit:
- Jumlah pasien keluar hidup 26481 orang
- Jumlah pasien keluar mati 192
- Total hari perawatan 128035
- Jumlah tempat tidur yang siap pakai 500 TT
- Jumlah tempat tidur di Gudang 25 TT

Dari data tersebut diatas, frekuensi penggunaan setiap tempat tidur (Bed Turn Over)
pada tahun 2013 yaitu :
A. 50,30 kali
B. 51,31 kali
C. 52,35 kali
D. 53,35 kali

78. Permenkes 1171/Menkes/Per/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)


Revisi VI sudah diberlakukan sejak 1 Juli 2011.
Menurut permenkes tersebut diatas, laporan yang harus dikirimkan setiap bulan yaitu :
A. RL 1 (data dasar rumah sakit)
B. RL 3 (data kegiatan pelayanan)
C. RL 4 (data morbiditas/mortalitas)
D. RL 5 (kunjungan dan 10 besar penyakit)

79. Salah satu parameter dalam menilai efisiensi penggunaan tempat tidur rawat inap
adalah Bed Turn Over (BTO). Secara logika, semakin tinggi angka BTO berarti setiap
tempat tidur yang tersedia digunakan oleh semakin banyak pasien secara bergantian.
Hal ini tentu merupakan kondisi yang menguntungkan pihak rumah sakit karena
tempat tidur yang telah disediakan tidak menganggur atau aktif menghasilkan
pemasukan.
Nilai ideal BTO yang disarankan oleh Barber-Johnson yaitu :
A. Minimal 30 pasien dalam periode 1 tahun
B. Maksimal 30 pasien dalam periode 1 tahun
C. Minimal 40 pasien dalam periode 1 tahun
D. Maksimal 40 pasien dalam periode 1 tahun

80. Efisiensi penggunaan tempat tidur rawat inap (TT) merupakan perpaduan dari aspek
medis yaitu terkait mutu pelayanan medis dan aspek ekonomi yaitu terkait
pendayagunaan sarana TT. Pada tahun 1973, Barry Barber dan David Johnson
berusaha merumuskan dan memadukan empat parameter.
Parameter yang digunakan untuk mengetahui persentase penggunaan tempat tidur di
unit rawat inap yaitu :
A. BOR
B. avLOS
C. TOI
D. BTO

81. Ada beberapa kriteria pasien yang digunakan saat menghitung statistik rawat inap.
Kriteria tersebut membedakan pasien yang masuk perawatan, pasien pindah ruang
perawatan, pasien dirujuk ke fasilitas lain, atau pasien yang pulang setelah perawatan.
Berkaitan dengan uraian diatas, maka seorang pasien yang masuk ke bangsal
perawatan pada pukul 02.00 dengan hiperemesis karena sedang hamil 2 bulan, dan
pada pukul 21.00 diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawatnya karena
kondisinya sudah membaik, termasuk dalam kriteria pasien :
A. Pasien admission
B. Pasien discharge
C. Pasien transfer
D. Pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama

82. Jika diketahui jumlah pasien awal hari ini di Bangsal Bedah RS “Jateng Sehat”
sebanyak 45 pasien, jam 14.00 sebanyak 3 pasien pulang sembuh. Pada jam 18.00
masuk 8 pasien karena keracunan dan 5 diantaranya dirujuk ke rumah sakit lain pada
jam 23.00. Berapa Jumlah Hari perawatan pada waktu dilakukan sensus ?
A. 48
B. 50
C. 53
D. 55

83. Diketahui data pada bangsal Merapi di Rumah Sakit “Jateng Sehat” pada bulan
Desember 2013 sebagai berikut :
Jumlah TT (Tempat tidur Tersedia) = 100 TT
Jumlah Hari Perawatan = 2500 HP
Jumlah pasien keluar (hidup) = 480 Pasien
Jumlah pasien keluar (mati) = 20 Pasien (10 diantaranya meninggal <48
jam perawatan)
Berdasarkan data diatas, GDR periode Desember 2013 yaitu :
A. 4,00 %
B. 2,08 %
C. 2,00 %
D. 4,16 %

84. Permenkes RI nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah


Sakit (SIRS) menyebutkan bahwa formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima) jenis
Rekapitulasi Laporan (RL), yaitu RL-1 hingga RL-5.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, laporan rekapitulasi yang berisi tentang data
kesakitan rawat jalan dan rawat inap yaitu :
A. RL-1
B. RL-2
C. RL-3
D. RL-4

85. Hasil perhitungan nilai BTO bangsal geriatri RS “Jateng Sehat” periode tahun 2013
yaitu 33.
Angka BTO tersebut menunjukkan bahwa :
A. Dalam periode tahun 2013, satu tempat tidur rata-rata digunakan oleh 33 pasien
B. Dalam periode tahun 2013, setiap pasien di bangsal tersebut rata-rata dirawat
selama 33 hari
C. Dalam periode tahun 2013, setiap tempat tidur rata-rata kosong selama 33 hari
D. Dalam periode tahun 2013, tingkat penggunaan tempat tidur tersedia yaitu 33 %
86. Berikut data indikator Produktifitas Rawat Jalan di RS “Jateng Sehat” tahun 2013
 Jumlah Pasien Rawat Jalan = 71531
 Jumlah Kunjungan Baru = 19808
 Jumlah Kunjungan Lama = 51723
 Jumlah Hari Buka Klinik = 300 hari

Berdasarkan data tersebut diatas, rerata kunjungan pasien rawat jalan yaitu :
A. 315 pasien/hari
B. 238 pasien/hari
C. 250 pasien/hari
D. 345 pasien/hari

87. Salah satu indikator evaluasi mutu pelayanan rumah sakit adalah Net Death Rate
(NDR).
Laporan tahunan di RS A pada tahun 2013 adalah sebagai berikut :
 Jumlah tempat tidur = 500 tempat tidur
 Jumlah total pasien keluar (Hidup dan Mati) = 20.000
 Jumlah Pasien meninggal = 800 pasien (300 diantaranya meninggal <48 jam
perawatan)
 Jumlah hari perawatan = 178.887
Berdasarkan data tersebut diatas, NDR di RS A tahun 2013 yaitu :
A. 0,25 ‰
B. 25 ‰
C. 2,5 ‰
D. 0,0025 ‰

88. Berikut adalah Grafik Barber Johnson:


B A

C
Dari grafik diatas, yang menunjukkan garis BTO yaitu :
A. A
B. B
C. C
D. D

89. Rumah Sakit A memiliki 250 tempat tidur (TT). Pada Tribulan I tahun 2013
melakukan analisis tingkat efisiensi penggunaan TT dengan menggunakan grafik
Baber-Johnson dengan data sebagai berikut:
jumlah pasien keluar = 4.500 pasien,
total lama dirawat = 16.000 dan
total hari perawatan = 15.750.

Berdasarkan data tersebut diatas, koordinat letak titik bantu BOR dalam grafik
Barber-Johnson yaitu :
A. (7 ; 3)
B. (6 ; 4)
C. (7,5 : 2,5)
D. (7,2 ; 3,8)

90. Efektifitas penggunaan tempat tidur rawat inap dapat dilihat dari perpaduan empat
parameter yaitu BOR, aLOS, TOI, dan BTO. Menurut Kemenkes, nilai standar BOR
adalah :
A. 65 – 85 %
B. 70 – 85 %
C. 75 – 85 %
D. 85 – 95 %

91. Dari hasil audit medis ditemukan bahwa masih ditemukan berkas rekam medis (RM)
dengan ketidaklengkapan pada komponen otentikasi dari dokter sebesar 86%. Pihak
dokter menyatakan menyatakan bahwa yang bertanggungjawab melengkapi hal
tersebut mestinya adalah perawat. Pihak perawat merasa keberatan dengan pendapat
dokter karena merasa beban kerjanya sudah tinggi akibat jumlah perawat yang tidak
sebanding dengan jumlah pasien.

Mengacu pada kondisi seperti tersebut diatas, solusi yang dapat dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu :
A. diterbitkan peraturan tentang proses melengkapi berkas RM adalah kewajiban
petugas assembling
B. diterbitkan peraturan yang menyebutkan secara tegas bahwa otentikasi berkas
RM adalah tanggungjawab dokter
C. diterbitkan prosedur tetap yang mengatur proses pelengkapan berkas RM
D. diterbitkan peraturan yang menyebutkan bahwa perawat yang mengingatkan
kepada dokter untuk melengkapi otentikasi

92. Salah satu kegunaan berkas rekam medis (RM) yaitu sebagai alat bukti di pengadilan
pada suatu perkara medico legal. Misalnya pada kasus pasien (anak) yang mengalami
koma setelah tindakan appendectomy, lalu orang tuanya menggugat pihak dokter dan
rumah sakit karena dokter tetap melakukan operasi tersebut walaupun orang tua
pasien sebenarnya sudah menyatakan keberatan untuk dilakukan.
Pada contoh kasus tersebut diatas, lembar RM yang sangat penting peranannya yaitu :
A. Ringkasan masuk dan keluar
B. Resume keperawatan
C. Informed Consent
D. Asuhan keperawatan

93. Berkas rekam medis (RM) tidak hanya untuk disimpan setelah digunakan dalam
pelayanan pasien tetapi juga bisa digunakan sebagai bahan untuk menilai
kekonsistensian tenaga medis dalam mendokumentasikan layanannya. Penilaian
kekonsistensian ini dilakukan dengan cara menganalisis berkas RM. Terdapat
beberapa metode analisis berkas RM yang masing-masing memiliki tujuan yang
berbeda.
Berkaitan dengan uraian diatas, metode analisis berkas RM untuk tujuan seperti
disebutkan dalam uraian tersebut yaitu :
A. Analisis kuantitatif
B. Analisis kualitatif
C. Analisis statistik
D. Analisis concurent

94. Banyak hal yang harus diperbaiki dan dipersiapkan agar suatu rumah sakit bisa
dinyatakan terakreditasi menurut standar yang berlaku. Salah satu hal yang perlu
dipersiapkan tersebut adalah dokumen yang menyatakan dan mengatur hal-hal yang
harus dikerjakan beserta urutan mengerjakannya pada saat seorang petugas
melakukan suatu aktifitas.
Dokumen yang dimaksud dalam uraian tersebut diatas yaitu :
A. Kebijakan
B. Uraian tugas
C. Spesifikasi pekerjaan
D. SPO

95. Dalam proses analisis dan identifikasi penyebab potensial terhadap suatu masalah,
dapat digunakan teknik yang menuntut pola pemikiran melalui penelusuran
komponen man, money, methode, material, dan machine.
Salah satu metode yang menempatkan komponen-komponen tersebut diatas melalui
penggambaran seperti rangka tulang yaitu :
A. Fish Bone Analysis
B. Root Cause Analysis
C. Bone Analysis
D. Cause and Effect Analysis

96. Kekonsistesian pengisian dan penulisan dalam rekam medis (RM) sangat penting dan
perlu dipantau melalui kegiatan analisis RM. Salah satu bentuk kekonsistensian
adalah dalam hal penulisan diagnosis, misalnya kekonsistensian antara diagnosis
utama, diagnosis kerja, diagnosis pada lembar ringkasan masuk dan keluar, serta
diagnosis pada lembar resume.
Metode analisis yang sesuai dengan uraian diatas yaitu :
A. Analisis identifikasi
B. Analisis otentifikasi
C. Analisis kuantitatif
D. Analisis kualitatif
97. Salah satu hal yang ikut membentuk mutu rekam medis (RM) yaitu adanya semua hal
yang terkait dengan diagnosis dan tindakan yang ditulis dalam RM. Misalnya, jika
diagnosis yang tertulis adalah Carcinoma cervik uteri stadium III maka seharusnya
juga ada ,embar hasil pemeriksaan patologi anatominya.
Review berkas RM yang sesuai dengan uraian tersebut diatas yaitu :
A. Review identifikasi
B. Review autentifikasi
C. Review pelaporan
D. Review pencatatan

98. Pada tanggal 3 Desember 2013, bagian assembling menerima 15 berkas rekam medis
(RM) milik pasien yang pulang dari bangsal Anggrek. Setelah diteliti ternyata berkas
yang sudah lengkap ada 5, sedangkan sisanya yang belum lengkap diserahkan
kembali ke bangsal Anggrek untuk dilengkapi.
Pada tanggal 17 Desember 2013 bangsal Anggrek telah menyerahkan kembali 2
berkas RM yang telah selesai dilengkapi, baru kemudian tanggal 18 Desember 2013
menyerahkan sisanya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, angka DMR bangsal Anggrek yaitu :
A. 33,33%
B. 66,67%
C. 53,33%
D. 46,67%

99. Berikut ini adalah tabel proses pelengkapan dokumen rekam medis (RM) yang dibuat
oleh bagian assembling dengan ketentuan mengikuti kebijakan sebagai berikut :
 Dokumen RM harus sudah dikembalikan ke unit RM maksimal 2x24 jam setelah
pasien pulang perawatan, untuk dilakukan analisis kuantitatif,
 Setelah dianalisis, dokumen RM yang belum lengkap harus sudah dilengkapi
dalam waktu maksimal 2x7 hari,
Dari hasil pelaksanaan analisis kuantitatif terhadap dokumen rekam medis dari setiap
pasien yang keluar selama periode Agustus 2013 tercatat data pada akhir September
2013 sebagai berikut :

Belum lengkap
No No RM Masuk tgl Keluar tgl Lengkap
Sudah dilengkapi tgl
1 025467 25-07-2013 01-08-2013 
2 038765 24-07-2013 02-08-2013 
3 025432 02-08-2013 02-08-2013  10-08-2013
4 019876 30-07-2013 05-08-2013 
5 016734 10-08-2013 12-08-2013 
6 013456 10-08-2013 15-08-2013 
7 023748 05-08-2013 15-08-2013  20-08-2013
8 038374 21-08-2013 22-08-2013  25-08-2013
9 023388 07-08-2013 27-08-2013 
10 031198 25-08-2013 30-08-2013  06-09-2013
Berdasarkan tabel tersebut diatas, tingkat ketidaklengkapan rekam medis (incomplete
medical record rate) pada periode tersebut yaitu :
A. 40 %
B. 60 %
C. 100 %
D. 50 %
E. 80 %

100.Seorang pasien masuk ke rumah sakit dengan diagnosis acute abdomen. Setelah
dilakukan pemeriksaan penunjang dengan USG, dokter menegakkan diagnosis
appendicitis dan perlu dilakukan tindakan appendectomy.
Contoh kasus tersebut diatas menunjukkan bentuk konsistensi :
A. Diagnosis
B. Tindakan
C. Terapi
D. Perawatan

Anda mungkin juga menyukai