Anda di halaman 1dari 1

Materi Rekam Medis UKOM

brandlokajaya • November 02, 2019

🎯 Manajemen Informasi Kesehatan Dasar

2. Statistik Kesehatan

3. Sistem Informasi Rumah Sakit

4. Perhitungan di unit filing

5. Menghitung kebutuhan SDM

6. Rule Morbiditas dan Mortalitas

7. INA-CBGs

8. Desain formulir

9. TIK

10. Syarat-syarat komunikasi efektif

11. Bagian ICD X

12. Terminologi medis

13. Dasar hukum kesehatan

🔜 Manajemen Informasi Kesehatan Dasar

a. Registrasi (pendaftaran)

1) Allo Anamnesa:

anamnesa tidak secara langsung (dengan perantara) karena sesuatu hal

2) Auto anamnesa: anamnesa secara langsung kepada pasien.

b. Macam-macam penomoran: seri, unit & seri-unit

c. Macam-macam penyimpanan: sentralisasi & desentralisasi

d. Macam-macam penjajaran:

e. Macam-macam pasien:

1) Kunjungan lama: px kunjungan berikutnya dari pelayanan rajal dari suatu poliklinik

Misal: pasien A berkunjung ke poli saraf pertama kali, hari selanjutnya ia ke poli saraf 

lagi, maka pasien tersebut dikatakan pasien kunjungan lama di poli saraf tersebut.

2) Kunjungan baru: px kunjungan pertama pada pelayanan rajal dari suatu poliklinik

Misal: pasien B berkunjung ke poli jantung, hari berikutnya pasien tersebut ke poli 

penyakit dalam, maka pasien tersebut dapat dikatakan pasien kunjungan baru pada
poli 

jantung dan pada poli penyakit dalam.

3) Pengunjung lama/pasien lama: pengunjung kedua dan seterusnya yg datang ke RS.

4) Pengunjung baru/pasien baru: pengunjung pertama kali datang ke RS.

5) Pasien kasus baru: pasien dgn kasus yg belum pernah dialami oleh pasien tsb yg
datang ke faskes tsb.

6) Pasien kasus lama: pasien dgn kasus yg sudah pernah dialami oleh pasien tsb yg
datang ke faskes tsb.

f. Family numbering: 1 berkas = 1 no RM terdiri dari beberapa anggota


sekeluarga.

g. Assembling: mengurutkan dan meneliti

h. Coding: memberi kode diagnosa dan tindakan

i. Indexing: indeks kematian, indeks dokter, indeks tindakan dan indeks dokter
(dilakukan setelah dikoding)

j. Filing: menyimpan dan merawat RM terhadap bahaya alam, pencurian, fisik,


kimia, dan biologi

🎯 Statistik Kesehatan

a. Hari Perawatan (HP): jml px yg ada saat sensus dilakukan ditambah px yg keluar
dan masuk pd hari yg sama

b. Lama Dirawat (LD): LOS: jml hari dimana px mendapat perawatan rawat inap di RS
tercatat sejak 

px melakukan admisi hingga KRS

c. Sensus Harian Rawat Inap

Indikator pelayanan rawat inap diperoleh dari sensus harian rawat inap, yaitu:

1) BOR (Bed Occupancy Ratio): angka penggunaan TT

2) LOS (Length of Stay): jml lama dirawat

3) TOI (Turn Over Interval): rata-rata hari TT tidak ditempati dari pasien pulang
sampai pasien 

menempati berikutnya

4) BTO (Bed Turn Over): angka perputaran TT: frekuensi pemakaian TT pada satu
periode.

Ket: 

HP = O x t

D: px keluar (h+m)

O: rata-rata TT terisi dalam satu periode

A: TT yang ada dalam satu periode

t: periode (hari) 

Interpretasi grafik :

1) garis BOR mendekati sumbu y, maka BOR semakin tinggi

2) garis BTO mendekati sumbu x, maka px keluar semakin tinggi, dan nilainya semakin
tinggi juga.

3) Bila TOI tetap, LOS berkurang, maka BOR menurun

4) Bila TOI tinggi, kemungkinan karena organisasi yg kurang baik atau kurangnya
permintaan TT.

d. Analisa Rekam Medis

1) Analisa Mutu dilakukan agar RM Lengkap dan dapat digunakan bagi referensi
pelayanan.

kesehatan, melindungi minat hukum, sesuai dengan peraturan yg ada, menunjang


informasi 

untuk aktivitas penjaminan mutu (quality assurance), membantu penetapan diagnosis


dan 

prosedur pengkodean kepenyakitan, dan bagi riset medis, studi administrasi, dan
penggantian 

biaya perawatan.

2) Analisa Mortalitas dan Operasi: perbandingan jml kematian terhadap jml populasi.

Indikatornya:

3) Analisa Morbiditas, indikatornya 

menggunakan data penyakit, yaitu:

a) LOS by DRGS

b) LOS by Post operatif

c) LOS tracer condition

d) Infection Rate Post Operative

e) Post Operative Death Rate

f) Maternal Mortality Rate

g) Infant Mortality Rate

h) Underlying Cause of Death

4) Analisa Kualitatif dan Kuantitatif

a) analisa kualitatif : kekonsistenan

b) analisa kuantitatif: kelengkapan

5) Waktu analisa:

a) Concurrent: bersamaan dg saat perawatan.

b) Retrospective: saat perawatan selesai

6) Tipe Ketidak lengkapan:

Gra k Barber Johnson dengan Penambahan TT

Standar jarak antar 2 buah rak untuk lalu lalang dianjurkan selebar 90 cm, jika
menggunakan lemari 

lima laci dijejer satu baris, ruang lowong di depannya harus 90 cm. Bila diletakkan
saling berhadapan,

harus disediakan ruang lowong minimal berjarak 150 cm, untuk memungkinkan
membuka laci-laci 

tersebut. Lemari lima laci tampak lebih rapi dan RM terhindar dari debu dan kotoran
luar. 

Ruang penyimpanan yang baik harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut agar
membantu 

Memelihara penyimpanan rekam medik :

1. Suhu udara di ruang penyimpanan berkisar antara 18oC-24oC (65o F-75o F)

2. Kelembapan ruang 50%-65%, pemasangan AC bisa juga mengurangi banyaknya


debu.

3. Intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux.

Persyaratan ruangan khusus di bagian penyimpanan rekam medis, yaitu:

1. Struktur bangunan harus kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan


terjadinya gangguan 

kesehatan dan kecelakaan bagi petugas di ruang penyimpanan.

2. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan
bersih.

3. Setiap petugas di ruang penyimpanan mendapatkan ruang udara minimal/ petugas.

4. Dinding bersih dan berwarna terang, langit-langit kuat, bersih, berwarna terang,
ketinggian minimal 2,5 s.d. 3 meter dari lantai.

5. Atap kuat dan tidak bocor

6. Luas jendela, kisi-kisi atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6
kali luas lantai.

Retensi dan Pemusnahan Rekam Medik

Retensi dan pemusnahan rekam medis:

Jangka waktu simpan untuk Rumah Sakit adalah 5 tahun, sedangkan untuk non Rumah
Sakit 2 tahun.

🎯 Menghitung Kebutuhan SDM

Analisis Beban Kerja

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

A: Hari kerja 312 hari

B: Cuti 12 hari

C: Libur Nasional 19 hari

D: Diklat 5 hari

E: Absen 12 hari

F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

{ 312- (12+19+5+12)}×8

= (312 - 48)× 8 =264×8 = 2112

jam/thn

WISN

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

A: Hari kerja 312 hari

B: Cuti 12 hari

C: Libur Nasional 19 hari

D: Diklat 5 hari

E: Absen 12 hari

F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

{ 312- (12+19+5+12)}×8

= (312 - 48)x8 =264×8 = 2112

jam/thn

Contoh Soal:

Hitunglah kebutuhan SDM unit Coding, bila:

Sebuah RS X akan merekrut SDM untuk ditempatkan di unit coding dengan


pertimbangan:

A: Hari kerja 312 hari/tahun

B: Cuti 12 hari

C: Libur Nasional 19 hari

D: Diklat 5 hari

E: Absen 12 hari

F: Waktu kerja 8 jam/hari

Norma waktu untuk kegiatan lain:

ikut seminar = 20 jam/thn

mendidik anak PKL = 30 jam/tahun

rata-rata jumlah RM yang dikode unit coding= 500 RM/hari

Jawab: 

Dengan ABK

1. Menetapkan faskes dan jenis SDMK ( SDM=unit coding)

2. Menetapkan WKT 

A: Hari kerja 312 hari

B: Cuti 12 hari

C: Libur Nasional 19 hari

D: Diklat 5 hari

E: Absen 12 hari

F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

{ 312- (12+19+5+12)}×8

=(312 - 48) × 8 = 264 × 8 = 2112

jam/thn = 126720 mnt/thn

3. Menetapkan komponen beban kerja dan norma waktu

Menghitung SBK

Menghitung Standart Kegiatan Penunjang

Menghitung Kebutuhan SDM

Dengan WISN

1. Menetapkan WKT (Waktu Kerja Tersedia)

A: Hari kerja 312 hari

B: Cuti 12 hari

C: Libur Nasional 19 hari

D: Diklat 5 hari

E: Absen 12 hari

F: Waktu kerja 8 jam/hari

WKT = { A- (B+C+D+E)}×F

{ 312- (12+19+5+12)}×8

= (312 - 48)×8=264×8 = 2112

jam/thn = 126720 mnt/thn

2. Menetapkan unit kerja terkait (coding)

3. Menghitung SBK

Menghitung Standart Kelonggaran

Menghitung Kebutuhan Tenaga

🎯 Rule Morbiditas dan Mortalitas

Bagian sertifikat kematian:

a. Penyebab Langsung 

- penyebab antara (a)

- penyebab antara (b)

- penyebab antara (c)

b. penyebab lain yg berkontribusi

UCOD (penyakit yg mendasari) di bagian terakhir (a) dari sertifikat kematian

Rule Morbiditas:

a. Rule MB1

Minor condition recorded as “main condition”, more significant condition recorded as


“other 

condiiton”

Contoh:

K.U : Dyspepsia

K.L : Acute appendicitis

Acute abdominal pain

Tx : Appendectomy

Pilih: Acute appendicitis sbg K.U

b. Rule MB2

Several conditions recorded as “main condition”

Contoh:

K.U : Osteoporosis

K.L : Candida bronchopneumonia

Rheumatism

Tx : -

Pilih: Candida bronchopneumonia sbg K.U

K.U : KPD, letak lintang, anemia

K.L : -

Tx : -

Pilih: KPD sbg K.U

c. Rule MB3

Condition recorded as “main condition” is presenting symptom of diagnosed,


treated condition

Contoh:

K.U : Hematemesia

K.L : Varices esophagus

Cirrhosis hepatis

Tx : -

Pilih: varices esophagus pada cirrhosis hepatis sbg K.U

d. Rule MB4

Specificity

Contoh:

K.U : CVA

K.L : Stroke, hemiplegia, dan cerebral

hemorrhage

Pilih: Stroke cerebral hemorrhage sbg

K.U

e. Rule MB5

Alternative main diagnoses

Contoh:

K.U : sakit kepala kemungkinan karena sinusitis atau stress

K.L : -

Pilih: sakit kepala sbg K.U

K.U : cholecistitis acute atau gastritis

K.L : -

Pilih: cholecistitis akut sbg K.U

Rule Mortalitas

a. General Principle

When more than one condition is entered on the certificate, select the condition
entered alone 

on the lowest used line of Part I only if could have given rise to all the conditions
entered above it

Contoh:

I (a) abses paru

 (b) lobar pneumonia

II. Pilih lobar pneumonia (J18.1)

I (a) gagal hati

 (b) obstruksi saluran empedu

 (c) kanker pankreas

II. Pilih kanker pankreas (C25.9)

I (a) shock traumatik

 (b) fraktur multiple

 (c) pengendara sepeda tertabrak bus

(laka)

II. Pilih pengendara sepeda tertabrak bus (V14.1)

b. Rule 1

If the General Principle doesn’t apply and there is a reported sequence terminating in
the 

condition first entered on the certificate, select the originating cause of this sequence. If
there 

is more than one sequence terminating in the condition mentioned first, select the
originating

cause of the first-mentioned sequence.

I (a) bronkopneumonia

 (b) infark serebral

 (c) penyakit jantung hipertensif

II. Pilih infark serebral (I 63.9)

I (a) Oesophagial varises dan gagal jantung kongestif

 (b) Gangguan jantung rematik kronis dan sirosis hepatitis

II. Pilih sirosis hati (K 74.6)

c. Rule 2

If there is no reported sequence terminating in the condition first entered on the


certificate, 

select this first-mentioned condition.

Contoh:

Laki, 40 tahun 

I (a) rematik dan penyakit jantung ateriosklerotik

 (b) -

II –

Pilih penyakit jantung rematik ( I 09.9)

pada kasus ini tidak ada pernyataan diagnosa yang dilapor di urutan ke 2, maka pilih
yang 

ada di urutan pertama.

I (a) Penyakit fibrokistik pankreas

 (b) Bronkitis dan bronchiectasis

II –

Pilih penyakit fibrokistik pankreas 

Pada kasus ini tidak ditemukan laporan urutan kejadian

I (a) Bursitis dan ulcerative colitis

 (b) -

II –

Pilih bursitis

pada kasus ini tiada diagnosa yang terlapor sbg penyebab dari kondisi yg pertama
disebut 

(bisa menerapkan Rule B)

d. Rule 3

If the condition by the General Principle or by Rule 1 or Rule 2 is obviously a direct 

consequence of another reported condition, whether in Part I or Part II, select this
primary 

condition.

Contoh:

I (a) Cancer of ovary

 (b) HIV disease

II –

Pilih malignant neoplasm of ovary (C56) 

I (a) TBC

 (b) HIV disease

II –

Pilih HIV disease resulting in mycobacterial infection (B20.0) 

e. Senility

f. Lingkage

g. Specificity

h. Early and late stages of disease

i. Sequlae

🎯 INA-CBGs

Sistem casemix adalah pengelompokan diagnosis dan prosedur dengan mengacu pada
ciri klinis 

yg mirip/sama dan biaya perawatan yg mirip/sama, pengelompokan dilakukan dgn


menggunakan 

grouper.

Kode INA-CBGs

K-4-17-1

Digit ke 1 (alfabetik) menggambarkan kode CMG

Digit ke 2 (numerik) menggambarkan tipe kasus (Case Groups)

Digit ke 3 (numerik) menggambarkan spesifikasi kelompok kasus

Digit ke 4 menggambarkan tingkat keparahan kelompok kasus (severity level/ severity


of illness)

Severity level

0 : untuk rawat jalan

I : ringan, untuk rawat inap, tanpa komplikasi, tanpa komorbid

II : sedang (mild), rawat inap

III : berat (major), rawat inap

Fraud/Kecurangan JKN:

a. Upcoding (penulisan kode diagnosa berlebih)

b. Phantom billing (klaim palsu)

c. Phantom visit (tidak melakukan visite)

d. Type of room charge (memanipulasi kelas perawatan)

e. Framentation (pemecahan episode pelayanan)

f. Readmisi (admisi yang berulang)

g. Prolonged Length of Stay (memperpanjang lama perawatan)

h. Inflanted bills (penggelembungan tagihan obat dan alkes)

i. Phantom procedures (prosedur yang seharusnya dilakukan, tidak dilakukan)

🎯 Desain Formulir

a. Jenis-jenis desain formulir menurut pencatatannya:

1) SOMR (Source Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm berdasarkan pd


sumber 

data atau pd PPA.

2) POMR (Problem Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg bersumber


pd masalah, ada SOAP.

3) POMR (Practice Oriented Medical Record), yaitu pencatatan rm yg berorientasi


pada keadaan krisis pasien. 

4) STOR (Summary Time Oriented Record), pencatatan rm berdasarkan pd masalah


dan dibuatkan ringkasan kegiatan pelayanan yg diberikan kepada pasien.

5) IMR (Integrated Medical Record), yaitu pencatatan rm secara terpadu dari berbagai
unit yang memberikan pelayanan pasien, formulir disusun berdasarkan tgl
diperolehnya data.

Pada saat pulang, form dibalik lalu diurutkan berdasarkan urutan yg ditentukan.

b. Aspek-aspek Desain Formulir:

1) Aspek anatomi

* Heading: judul, identitas RS, identitas pasien, nomor halaman, tgl penerimaan.

* Introduction

* Instruction

* Body: batas tepi badan dgn bagian lain, spasi pd tiap kolom isi,penggunaan garis pd
badan, tipe huruf, cara pengisian badan

* Penutup: otentik (nama terang & ttd), tanggal

2) Aspek fisik

* warna

* bahan

* ukuran 

* bentuk

3. ) Aspek isi

* kelengkapan item

* terminologi data

* istilah

* singkatan

* simbol

c. Formulir yang wajib diabadikan:

1) Ringkasan masuk dan keluar

2) Resume medis (ringkas pulang)

3) Lembar operasi dan anestesi

4) Lembar identifikasi bayi

5) Lbr persetujuan (tindakan medis)

6) Lembar kematian

7) Lbr penolakan (tindakan medis)

8) Berkas terkait kasus pidana atau 

hukum, pemerkosaan dan adopsi

9) Lembar obstetri

10) surat keterangan kematian

11) surat keterangan kelahiran

12) berkas RM pasien HIV

13) berkas RM pasien jiwa

14) berkas RM pengguna alat pacu 

jantung

15) berkas RM pasien kanker

16) berkas RM pasien TB

🎯 TIK

Model pengembangan software:

a. Waterfall: diawali dgn mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yg diaplikasikan


ke dalam 

bentuk software, untuk menuju tahap berikutnya, harus melalui rangkaian tahap dan
tidak 

bisa kembali (contohnya: software RS/Puskesmas)

b. V-model: mirip tahap waterfall, bedanya tahap waterfall linier, sedangkan tahap V-
model 

bercabang

c. RAD: bertingkat, siklus pembangunan pendek, singkat dan cepat.

d. Prototype: bisa dimodifikasi, dikembangkan, ditambahi/digabungkan.

Siklus hidup software:

a. Requirement analysis (analisis kebutuhan)

b. System & software design

c. Implementation

d. System testing

e. Maintenance

Evaluasi sistem informasi:

a. Technology Acceptance Model (TAM)

Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu 

sistem baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka ttg bagaimana dan
kapan 

akan menggunakan sistem tsb. (khususnya dlm hal usefullness, ease of use)

b. End User Computing Satisfaction

Dalam lingkup model ini, sejumlah studi telah dilakukan untuk mengcapture
keseluruhan 

evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan suatu sistem


informasi 

(misal kepuasan) dan juga faktor-faktor yg membentuk kepuasan itu. Model ini
dikaitkan dgn 

a person, process, program, device /system.

c. Task Technology Fit 

Model ini merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi kebutuhan tugas dalam 

pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi utk memberikan dukungan pekerjaan.

Model ini menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi
dan 

manfaatnya tersedia utk mendukung aktivitas pengguna.

d. HOT FIT

Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yaitu ada manusia, 

organisasi, dan teknologi, dan kesesuaian hubungan di antaranya.

10. Syarat-syarat komunikasi efektif, adalah:

a. Respect:

saling menghormati & menghargai

b. Empathy:

menempatkan diri kita pada sikon yg dihadapi oleh org lain

c. Audible:

dapat didengar/dimengerti dgn baik

d. Clarity:

pesan yg disampaikan jelas

e. Humble:

rendah hati (membangun rasa menghargai org yg diberi pesan).

🎯 Bagian ICD X

Bab 

I Certain infectious & parasitic diseases

II Neoplasms

III Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders

involving the immune mechanism

IV endocrine, nutritional, and metabolic diseases

V mental and behavioral disorders

VI diseases of the nervous system

VII diseases of the eye and adnexa 

VIII diseases of the ear & mastoid process

IX diseases of the circulatory system

X diseases of the respiratory

XI diseases of the digestive

XII diseases of the skin & subcutanneous tissue

XIII diseases of the musculosceletal

XIV diseases of the genitourinary system

XV pregnancy, childbirth

XVI certain conditions originating in the perinatal period

XVII congenital malforation, deformation, and chromosomal abnormalities

XVIII symptoms, signs & abnormal clinical.

XIX injury, poisoning and certain.

XX External causes of morbidity & mortality

XXI Factor influencing health status and contact.

XXII Codes for special purpose

Suffix

-oma : kanker

-pexy : surgical fixation (menjahit)

ex: gastropexy : fixation gaster by surgical

-ectomy : reseksi, eksisi, pengangkatan dgn tindakan bedah

ex: appendectomy: eksisi appendix

-tomy: insisi cutting

cystotomy : insisi kandung kemih secara bedah

-stomy : membuat lubang baru

ex: colostomy: pembentukan lubang untuk pembuatan kolon

-graph: mencatat/merekam

ex: cardiograph: tindakan untuk merekam detak jantung.

-scopy: pemeriksaan

colonoscopy: pemeriksaan endoksopi kolon.

excision: pengangkatan suatu struktur organ

incision: pemotongan untuk menghasilkan luka.

-cele: hernia, tumor, penonjolan (ex: gastrocele: penonjolan pd lambung)

-ectasis: perluasan (ex: angioectasis)

-osis: peningkatan penyakit (ex: cirrhosis)

🎯 Dasar hukum kesehatan

* UU kesehatan 36 thn 2009

* UU nakes 36 thn 2014

* UU RS 44 tahun 2009

* UU Kewajiban RS dan px 4 thn 2018

* Permenkes penyelenggaraan pekerjaan perekam medis no 55 thn 2013

* Permenkes RM no 269 thn 2008 

* PANRB ttg PMIK no 30 thn 2013

* UU ITE no 11 thn 2008

* Permenkes PKM no 75 thn 2014

* Permenkes persetujuan tindakan kedokteran 290 thn 2008

* Permenkes INA-CBGs 76 thn 2016

* Permenkes fraud 36 thn 2015

* UU Prakdok no 29 thn 2004

🎯 Bonus (Analisa Biaya Rumah Sakit)

a. Biaya tetap (Fixed cost): biaya yg tak dipengaruhi oleh jml produksi/jasa dan waktu 

pengeluarannya, spt: biaya investasi gedung RS, biaya peralatan medis, biaya
kendaraan (ambulan).

b. Biaya variabel (variable cost): biaya yg jmlnya tergantung dari jml produksi/jasa,
spt: biaya 

BHP medis/obat, biaya BHP non medis, biaya air, biaya listrik, biaya makan minum
pegawai 

dan pasien, biaya telepon. 

c. semi variabel cost: biaya yg sifatnya antara fixed cost dan variable cost, spt: gaji
pegawai, 

biaya pemeliharaan, biaya SPPD, biaya pakaian dinas, dll

Rumus biaya satuan pelayanan kesehatan:

Unit Cost = Total Cost / Quantity

Dimensi Kepuasan Pasient

a. Tangible dapat diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan jasa dalam


menunjukkan 

kemampuan sarana dan prasarana yang dapat diandalkan dan menjadi bukti nyata
dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.

b. Reliability adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanannya sesuai


dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

c. Responsiveness adalah suatu kemampuan perusahaan memberikan pelayanannya


secara cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi secara jelas.

d. Assurance adalah pengetahuan, kesopanan dan kemampuan para pegawai


perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada para pelanggan terhadap
perusahaan.

e. Empathy perhatian perusahaan kepada para pelanggan yang berupa sikap


memahami keinginan konsumen.

🎯 Statistik Mortalitas

adalah proporsi dari jml pasien rawat inap yg meninggal dalam perawatan. Statistik
kematian di 

RS, meliputi:

Statistik Otopsi

otopsi/ nekropsi/pemeriksaan postmortem: pemeriksaan jenazah untuk mengetahui


penyebab 

kematiannya.

statistik otopsi, terdiri dari:

a. Gross autopsy rate

b. net autopsy rate

c. hospital autopsies

d. newborn autopsy

e. fetal autopsy

Semoga dengan kisi kisi ini sahabat bisa dipergunakan dengan baik .

Salam kompeten .

Anda mungkin juga menyukai