PERKEMBANGAN KODING
Dalam Pembiayaan JKN
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76
Tahun 2016 tentang Pedoman Indonesian
Case Base Groups (INA-CBG) dalam
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 92), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
BAB I poin C. Koder,
Tugas dan Tanggung melakukan kodifikasi diagnosis sesuai dengan ICD-10 Versi
Jawab Tahun 2010 dan ICD-9-CM Versi Tahun 2010 untuk
tindakan/prosedur bersumber dari rekam medis pasien.
Bila menemukan kesulitan ataupun ketidaksesuaian dengan
aturan umum pengodean klarifikasi dengan dokter.
Dokter,
• menegakkan dan menuliskan
diagnosis utama, diagnosis
sekunder dan tindakan/prosedur
yang telah dilaksanakan
Verifikator BPJS Kesehatan
• membuat resume medis pasien
secara lengkap, jelas dan melakukan verifikasi:
spesifik selama pasien dirawat kelengkapan berkas klaim
di rumah sakit.
kesesuaian diagnosis dan tindakan di resume medis dengan
ICD-10 Versi Tahun 2010 dan ICD-9-CM Versi Tahun 2010.
ATURAN KODING SPESIFIK
KONDISI DUGAAN (SUSPEK), GEJALA,
PENEMUAN ABNORMAL, DAN SITUASI TANPA
PENYAKIT
CONTOH
Diagnosis suspek adalah: Diagnosis utama : Neoplasma faring
1. diagnosis sebelum diagnosis Diagnosis sekunder : -
pasti dapat ditegakkan; Tindakan : Pemeriksaan PA dengan hasil jenis tumor tidak
dan/atau diketahui
2. diagnosis yang ditegakkan Dikode
berdasarkan hasil diagnosis utama : D37.0 (Neoplasm of Uncertain or Unknown
pemeriksaan klinis dan/atau Behaviour of Lip, Oral Cavity and Pharynx)
pemeriksaan penunjang. Tindakan: 90.34 (Microscopic examination of specimen from
ear, nose, throat, and larynx, parasitology)
PENGODEAN KONDISI MULTIPEL.
CONTOH
Diagnosis Utama : Obstruksi
usus
Diagnosis Sekunder : Hernia
inguinalis kiri
Dikode K40.3 (Unilateral
or Unspecified Inguinal
Hernia, With Obstruction,
Without Gangrene) sebagai
diagnosis utama.
PENGODEAN KONDISI AKUT DAN
KRONIS
Dikode
CONTOH diagnosis utama: E10.7 (Insulin-Dependent Diabetes
Diagnosis Utama : Mellitus With Multiple Complication)
Diabetes Melitus diagnosis sekunder:
tergantung insulin E10.2† dan N08.3* (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With
dengan nefropati, Renal Complications),
gangren, dan katarak. E10.5 (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With Peripheral
Circulatory Complications)
Diagnosis Sekunder :
E10.3† dan H28.0* (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With
- Ophthalmic Complications)
PENGODEAN DIABETES MELLITUS (E10-
E14)
Diagnosis Utama : Hamil cukup bulan, melahirkan Diagnosis Utama : Ketuban Pecah Dini
janin mati 2800gr
Diagnosis Sekunder : Persalinan SC Anemia
Diagnosis Sekunder : -
Bayi lahir hidup tunggal
Prosedur : Kelahiran spontan
Spesialisasi : Obgyn
Dikode
Dikode:
diagnosis utama. O36.4 (Maternal Care For
diagnosis utama : O42.9 (Premature Rupture of
Intrauterine Death) karena penyebab spesifik
Membranes, Unspecified)
kematian janin tidak bisa ditentukan,
diagnosis sekunder
diagnosis sekunder:
O99.0 (Disruption of Caesarean Section Wound),
O80.- (Single spontaneous delivery)
D64.9 (Anaemia, Unspecified),
Z37.1 (Single Stillbirth) dikode sebagai.
O82,- (Single Delivery by Caesarean Section)
Z37.0 (Single Live Birth
BAYI BARU LAHIR DISPUTE PMK 76
OPERASI +
KEMOTERAPI/RADIOTER PERAWATAN HANYA UNTUK ANEMIA
API
dikode
diagnosis utama: diagnosis utama : neoplasma
adalah yang diagnosis sekunder : D63.0* (Anaemia in
berhubungan dengan Neoplastic Disease)
tindakan utama.
merujuk kaidah koding dagger (†) dan
asterisk (*)
PALLIATIVE CARE
Penetapan dan perawatan paliatif (palliative care) ditetapkan oleh DPJP dan tim multidisiplin paliatif
di FKRTL.