Anda di halaman 1dari 69

KONSEP KLAIM

Dr. Endang suparniati, M.Kes


Perpres No 75 Perpres No 64
Tahun 2019 Tahun 2020

DIUBAH

No Kebijakan
1. Cakupan PBI 92,4 Juta Jiwa, iuran PBI Rp.23.000 (tidak ada
7 Pasal kenaikan)

UU No.40/2004 2. Pemotongan Dana Transfer Daerah atas Tunggakan Iuran Pemda


sebagai Pemberi Kerja

3 Pembatasan Dana Operasional BPJS Kesehatan dari Iuran sebesar


maksimal 4,8%
4. Peningkatan Peran Pemda melalui penggunaan dana pajak rokok
(75% dari 50% earmarked)
5. Perbaikan manajemen klaim faskes(mitigasi fraud)

6. Perbaikan sistem rujukan dan rujuk balik

7. Cost sharing pada pelayanan yang berpotensi moral hazard

2 Pasal 8. Strategic Purchasing


UU No.24/2011
9. Sinergitas Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Ketenagakerjaan,
ASABRI, Jasa Raharja, TASPEN)

DICABUT

Perpres No 12 Perpres No 111 Perpres No 19 Perpres 28


Tahun 2013 Tahun 2013 Tahun 2016 Tahun 2016
2018

13

PERMENKES/KEPMENKES
11

PER BPJS
2

PERATURAN MENTERI
DALAM NEGERI
3

PERATURAN MENTERI
KEUANGAN
1

PERATURAN KEPALA
BKKBN
PERATURAN PELAKSANAN PERPRES 82 TAHUN

HARUS
HARMONIS DAN
SALING DUKUNG
KELOMPOK PESERTA JAMINAN KESEHATAN

a. PNS (Pusat & Daerah)

KELOMPOK PESERTA JAMINAN KESEHATAN


b. Anggota TNI
c. Anggota Polri
Pekerja
d. Pejabat Negara
Penerima Upah
(PPU) e. Pegawai Pemerintah Non PNS
f. Pegawai Swasta
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd f yang
PENERIMA menerima upah
BANTUAN IURAN
(PBI) JK
Pekerja Bukan Pekerja Mandiri
BUKAN PBI JK Penerima upah
(PBPU)
Sektor Informal

a. Investor
b. Pemberi Kerja
c. Penerima Pensiun
Bukan Pekerja d. Veteran
(BP) e. Perintis Kemerdekaan
f. bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai
dengan huruf e yang mampu membayar iuran

• Bagi Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah  termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling
singkat 6 (enam) bulan
• Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan dapat mengikut sertakan anggota keuarga yang lain
BAYI BARU LAHIR
Pasal 10 Pasal 16

Bayi yang dilahirkan oleh ibu kandung Bayi baru lahir dari peserta
yang terdaftar sebagai peserta PBI jaminan kesehatan wajib
jaminan kesehatan secara otomatis didaftarkan kepada BPJS
ditetapkan sebagai peserta PBI jaminan kesehatan paling lama 28
kesehatan sesuai dengan ketentuan (dua puluh delapan) hari
peraturan perundangundangan. sejak dilahirkan.
PEKERJA YANG MENGALAMI
PHK
Pasal 27 ayat 1 Pasal 27 ayat 4

– Peserta PPU yang mengalami – Manfaat J aminan kesehatan


PHK tetap memperoleh hak se bagaimana dimaksud pada
manfaat jaminan kesehatan ayat (1) diberikan berupa
paling lama 6 (enam) bulan sejak manfaat pelayanan di ruang
di PHK, tanpa membayar iuran. perawatan kelas III.
PELAYANAN YANG DIJAMIN DI RS
Rawat jalan Rawat inap
1. Administrasi pelayanan;
2. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi (IGD)
– Perawatan
3. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik; inap non
4. Tindakan medis spesialistik, baik bedah maupun non bedah sesuai intensif;
dengan indikasi medis; – Perawatan
5. Pelayanan obat, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai;
inap di ruang
6. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi
intensif.
medis;
7. Rehabilitasi medis;
8. Pelayanan darah; Pelayanan
9. Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan . ambulan darat
atau air (antar
10. Pelayanan keluarga berencana
faskes)
SISTIM PELAYANAN KESEHATAN
SKN 2012 Perpres
PELAYANAN 72/2012
TERSIER

PELAYANAN
UKM SEKUNDER UKP

PELAYANAN
PRIMER

MASYARAKAT
RUJUKAN DAPAT VERTIKAL & HORIZONTAL

Rujukan vertikal Rujukan Horizontal

– Antar pelayanan kesehatan


yang berbeda tingkatan. – Antar pelayanan
– Dari tingkatan pelayanan
yang lebih rendah ke
kesehatan dalam
tingkatan pelayanan yang satu tingkatan.
lebih tinggi atau sebaliknya.
KECUALI

– Keadaan gawat darurat,


– Bencana,
– Kekhususan permasalahan kesehatan pasien,
– Pertimbangan geografis,
– Pertimbangan ketersediaan fasilitas.
RUJUKAN

– Masa berlaku 90 RUJUKAN PARSIAL,


– Berupa pemeriksaan
hari sejak tanggal penunjang atau tindakan
terbit rujukan – Diatur dalam perjanjian
–  Wajib rujuk kerja sama dengan
fasilitas kesehatan
balik
terkait.
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin
meliputi:

a. Pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan;
b. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang tidak
bekerja sama dengan BPJS kesehatan, kecuali dalam keadaan darurat;
c. Pelayanan kesehatan terhadap penyakit atau cedera akibat kecelakaan
kerja atau hubungan kerja yang telah dijamin oleh program jaminan
kecelakaan kerja atau menjadi tanggungan pemberi kerja;
d. Pelayanan yang bersifat wajib sampai nilai yang ditanggung oleh
program jaminan kecelakaan lalu lintas;
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin
meliputi:

e. Pelayanan kesehatan yang dilakukan di luar negeri;


f. Pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik;
g. Pelayanan untuk mengatasi infertilitas;
h. Pelayanan meratakan gigi (ortodonsi);
i. Gangguan kesehatan/penyakit akibat ketergantungan
obat dan/atau alkohol;
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin
meliputi:

j. Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri, atau


akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri;
k. Pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional, yang
belum dinyatakan efektif berdasarkan penilaian teknologi
kesehatan;
l. Pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan sebagai
percobaan (eksperimen);
m. Alat dan obat kontrasepsi, kosmetik
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin
meliputi:

n. Perbekalan kesehatan rumah tangga;


o. Pelayanan kesehatan akibat bencana pada masa
tanggap darurat, kejadian luar biasa/wabah;
p. Pelayanan kesehatan pada kejadian tak diharapkan
yang dapat dicegah [preventable aduerse events);
q. Bakti sosial
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin
meliputi:

r. Pelayanan kesehatan akibat tindak pidana


penganiayaan, kekerasan seksual, korban terorisme,
dan tindak pidana perdagangan orang
s. Pelayanan kesehatan tertentu terkait dengan
kementrerian pertahanan, TNI dan POLRI
t. Pelayanan lainnya yang tidak ada hubungan dengan
manfaat jaminan kesehatan yang diberikan.
u. Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program lain
Penjelasan

– Gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri


sendiri, atau akibat melakukan hobi yang membahayakan
diri sendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j,
pengobatan dan tindakan medis yang dikategorikan
sebagai percobaan (eksperimen) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf 1, dan kejadian tak diharapkan yang
dapat dicegah (preventable adverse events)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf p ditetapkan
oleh menteri.
SELISIH BIAYA

Selisih Biaya adalah tambahan Peningkatan kelas perawatan


biaya yang dibayar Peserta pada yang lebih tinggi dari haknya
saat memperoleh manfaat hanya dapat dilakukan satu
pelayanan kesehatan yang lebih tingkat lebih tinggi dari kelas
tinggi daripada haknya yang menjadi hak peserta.

Pembayaran Selisih Biaya dapat Pelayanan rawat jalan eksekutif merupakan


pelayanan kesehatan rawat jalan nonreguler di
dilakukan secara mandiri oleh RS melalui pelayanan dokter spesialis-
Peserta, pemberi kerja, atau subspesialis dalam satu fasilitas ruangan
terpadu secara khusus tanpa menginap di RS
melalui asuransi kesehatan dengan sarana dan prasarana di atas standar
tambahan

Dikecualikan untuk PBI, Peserta yang dibayarkan oleh Pemda, dan PPU yang terkena PHK
PEMBAYARAN SELISIH
BIAYA DAN RAWAT JALAN
EKSEKUTIF Membayar Selisih Biaya antara Tarif
Peningkatan kelas pelayanan INA-CBG pada kelas rawat inap lebih t
1 rawat inap dari kelas 3 ke kelas inggi yang dipilih dengan Tarif INA-CBG
2, dan dari kelas 2 ke kelas 1 pada kelas rawat inap yang sesuai den
gan hak Peserta

Membayar Selisih Biaya p


Peningkatan kelas pelayanan rawat VIP
aling banyak sebesar 75%
inap di atas kelas 1 (VIP, VVIP, atau
2 (tujuh puluh lima perserat SUPER
VVIP VIP

istilah lain kelas pelayanan rawat inap us) dari Tarif INA-CBG
di atas kelas 1 )
PLAM
BOYA
Kelas 1. N

Membayar paling banyak sebesar


3
Pelayanan rawat Rp400.000,00 (empat ratus ribu ru
jalan eksekutif piah) untuk setiap episode rawat
jalan.
PELAKSANAAN SELISIH BIAYA
Fasilitas Kesehatan wajib menginforma
1 sikan ketentuan mengenai Selisih Biaya
❖secara langsung kepada pasien yaitu
pada saat pendaftaran; dan
2 ❖secara tidak langsung melalui media
informasi yang dimiliki oleh Fasilitas
Kesehatan.
Informasi paling sedikit berisi penjelasan menge
nai pelayanan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan
3 dan besaran Selisih Biaya yang harus ditanggung
oleh Peserta
EPISODE PERAWATAN

– Episode adalah : – Dalam INA CBG’s hanya


– Jangka waktu perawatan pasien dikenal 2 episode :
– Mulai dari pasien masuk
– rawat jalan
– Sampai pasien keluar rumah sakit,
– Termasuk : – Rawat inap
– Konsultasi dan
– Pemeriksaan dokter,
– Pemeriksaan penunjang
– Maupun pemeriksaan lainnya.
Episode rawat jalan

– Satu episode rawat jalan =


– Satu rangkaian konsultasi , pemeriksaan penunjang dan obat yang diberikan
pada hari pelayanan yang sama.
– Pemeriksaaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang sama maka
tidak dihitung sebagai episode baru.
– Pasien yang membawa hasil pada hari pelayanan yang berbeda
– Yang dilanjutkan dengan konsultasi dan pemeriksaan penunjang lain sesuai
indikasi medis  dianggap sebagai episode baru.
EPISODE RAWAT JALAN

Pemeriksaan penunjang khusus dirawat jalan (MRI, CT scan)


– Tidak menjadi episode baru karena termasuk dalam special CMG.

Pasien mendapatkan pelayanan rawat jalan


– Pada satu atau lebih klinik spesialis pada hari yang sama,
– Terdiri dari satu atau lebih diagnosis, dimana diagnosis satu dengan yang lain
saling berhubungan atau tidak berhubungan,

 dihitung sebagai satu episode.


PROSEDUR BERKELANJUTAN

Pelayanan prosedur yang berkelanjutan di pelayanan rawat


jalan seperti :
– Radioterapi,
– Kemoterapi,
– Rehabilitasi medik
– dan pelayanan gigi,
 Episode yang berlaku adalah per satu kali kunjungan.
GAWAT DARURAT

– pelayanan IGD yang – pasien yang datang ke IGD


– Pasien datang kembali
kurang dari 6 jam
ke rumah sakit
– dan/atau belum – pada hari yang sama
– Dalam keadaan darurat
mendapatkan datang kembali ke rumah
pada hari pelayanan
pelayanan rawat inap, sakit untuk mendapatkan
yang sama,
– termasuk dalam 1 pelayanan rawat jalan,
– Maka dianggap sebagai
(satu) episode rawat – maka tidak dihitung
episode baru.
jalan sebagai episode baru;
RAWAT INAP – RAWAT JALAN

– pasien mendapatkan – Pasien yang masuk ke rawat inap


pelayanan rawat inap kurang sebagai kelanjutan dari proses
perawatan di rawat jalan atau gawat
dari 6 jam darurat,
– yang selanjutnya dirujuk, –  maka kasus tersebut termasuk
– maka ditetapkan sebagai satu episode rawat inap,

episode rawat jalan dengan – Dimana pelayanan yang telah


diagnosis yang ditegakkan dilakukan di rawat jalan atau
gawat darurat sudah termasuk
pada akhir episode. didalamnya.
EPISODE RAWAT INAP

adalah satu rangkaian perawatan:


– mulai tanggal masuk sampai keluar rumah sakit
– termasuk perawatan di:
 ruang rawat inap,
 ruang intensif,
 ruang operasi
RAWAT INAP

Pelayanan IGD lebih dari 6 jam termasuk – pasien telah mendapatkan


dalam 1 (satu) episode dan diklaimkan rawat pelayanan rawat inap yang
inap kelas 3, dengan kriteria sebagai berikut: lama perawatan kurang dari
1. sesuai dengan indikasi medis; 6 jam
– pasien meninggal
2. telah mendapatkan pelayanan rawat
inap – termasuk 1 (satu) episode
3. Secara administrasi telah menjadi pasien rawat inap;
rawat inap.
PASIEN DIRAWAT INAP RENCANA OPERASI

– pasien batal operasi karena – pasien batal operasi karena – pasien batal operasi yang
indikasi medis indikasi non medis disebabkan oleh kurangnya
– dan harus dilakukan rawat – dan secara administrasi persiapan operasi oleh FKRTL
inap atas kondisi tersebut merupakan rawat inap dikode – karena tidak sesuai dengan
Z53.1-Z53.9,
– Maka ditagihkan sebagai standar prosedur
– dengan kriteria sebagai berikut: tindakan/operasi yang berlaku
rawat inap dengan diagnosis
yang menyebabkan batal a. kurang dari 6 jam – Seperti pemeriksaan
operasi dikode Z53.0 diklaimkan sebagai rawat
penunjang sebelum dilakukan
(Procedures notcarried out jalan; dan
tindakan/operasi
because of contraindication); b. lebih dari 6 jam diklaimkan
– maka tidak dapat ditagihkan.
sebagai rawat inap.
READMISI

– adalah kunjungan rawat inap Kondisi yang dikecualikan dari readmisi yaitu sebagai
berikut:
berulang di FKRTL yang a. dalam kondisi kegawatdaruratan sesuai regulasi yang
sama berlaku;
– dengan diagnosis utama b. penyakit kronis;
c. tindakan/prosedur/post prosedur yang terjadwal oleh
yang sama dari episode dokter/fasilitas kesehatan sesuai indikasi medis dan
rawat inap sebelumnya tidak dapat dilakukan dalam satu episode
– dalam waktu kurang atau d. kunjungan pada FKRTL yang berbeda atau kelas FKRTL
yang lebih tinggi.
sama dengan 30 hari.
FRAGMENTASI

– adalah kunjungan rawat jalan Kondisi yang dikecualikan :


berulang di FKRTL yang sama a. dalam kondisi kegawatdaruratan sesuai regulasi yang
berlaku;
– pada kasus dengan diagnosis
b. penyakit kronis;
yang sama dari episode
rawat jalan sebelumnya c. rangkaian tindakan/prosedur/post prosedur yang
terjadwal olehdokter/fasilitas kesehatan sesuai indikasi
– dalam waktu kurang atau medis dan tidak dapatdilakukan dalam satu episode; atau
sama dengan 7 hari. d. konsultasi hasil pemeriksaan penunjang yang tidak dapat
dilakukan dalam satu episode.
KELENGKAPAN BERKAS KLAIM

Rawat jalan Rawat inap


– Surat eligibilitas peserta (SEP) asli – Surat eligibilitas peserta (sep) asli
– Surat rujukan (fotokopi) – Surat rujukan (fotokopi)
– Perincian tagihan / kwitansi asli – Perincian tagihan / kwitansi asli
– Borang rawat jalan ditandatangai DPJP – Print out hasil grouping INA cbg,s
– Protokol terapi / regimen untuk obat – Surat perintah rawat inap /admisi (fotokopi)
HOT – Resume medis ditandatangani DPJP (fotokopi)
– Resep alat kesehatan – Laporan operasi (fotokopi)
– Tanda terima alat kesehatan (alat bantu – Protokol terapi / regimen untuk obat HOT
dengar, alat bantu gerak, dan lain-lain) – Resep alat kesehatan
– Berkas pendukung lain yang diperlukan – Tanda terima alat kesehatan (alat bantu dengar, alat bantu
gerak, dan lain-lain)
– Berkas pendukung lain yang diperlukan
KELENGKAPAN BERKAS KLAIM

Kasus kecelakaan Kasus kecelakaan


lalu lintas kerja
– Ditambahkan syarat – Ditambah syarat klaim
klaim Jasa Raharja kecelakaan kerja.
BERKAS PENAGIHAN KLAIM
KE BPJS

– Kwitansi asli rangkap tiga dengan


materai secukupnya
– Formulir pengajuan klaim rangkap tiga
– Rekapitulasi pelayanan
KLAIM COVID 19
DASAR HUKUM

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


Hk.01.07/Menkes/5673/2021 Tentang Petunjuk Teknis
Klaim Penggantian Biaya Pelayanan Pasien Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19)
PERIODE PELAKSANAAN PENGGANTIAN
BIAYA PELAYANAN COVID 19

Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4


• 28-Januari • 15 Agustus • 20 April • Sejak 1
2020 S/D 14 2020 s/d 19 2021 s/d 30 Oktober
Agustus April 2021 September 2021
2020 2021

COST PER DAY INA CBG


Kriteria Pasien yang Dapat Diklaim
RAWAT JALAN RAWAT INAP

a. Pasien suspek dengan atau a. Pasien suspek dengan:


tanpa komorbid/penyakit 1. Usia ≥60 (enam puluh) tahun dengan atau tanpa komorbid/penyakit penyerta.

penyerta 2. Usia kurang dari 60 (enam puluh) tahun dengan komorbid/penyakit penyerta.

3. ISPA berat/peneumonia berat yang membutuhkanperawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab
b. Pasien konfirmasi COVID-19 lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.

dengan atau tanpa 4. Pasien tanpa gejala ISPA dengan hasil Radiologi thorax atau RDT Ag positif atau hasil pemeriksaan
klinis DPJP mendukung covid 19
komorbid/penyakit penyerta
b. Pasien probable
c. Pasien konfirmasi
1. Pasien konfirmasi tanpa gejala, yang tidak memiliki fasilita suntuk isolasi mandiri.

e. Bayi baru lahir dengan kriteria suspek 2. Pasien konfirmasi tanpa gejala/rigan dengan komorbid/penyakitpenyerta tidak terkontrol
f. Kasus konfirm covid strain baru 3. Pasien konfirmasi dengan gejala sedang,berat/kritis.
g. Kasus suspek covid strain baru
dengan gejala sedang, berat, kritis d. Pasien suspek/probable/konfirmasi dengan co-insidens.
DEFINISI KASUS SUSPEK
a. Orang yang memenuhi salah satu kriteria klinis:
1) Demam akut dan batuk; atau
2) Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan,
pilek/hidung tersumbat, sesak napas, anoreksia/mual/muntah, diare, atau penurunan kesadaran;
atau
3) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) berat dengan riwayat demam/demam (>
38℃) dan batuk yang terjadi dalam 10 hari terakhir, serta membutuhkan perawatan rumah sakit;
atau
4) Anosmia (kehilangan penciuman) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi; atau
5) Ageusia (kehilangan pengecapan) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi.
b. Seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable/konfirmasi COVID-19/kluster COVID-19
dan memenuhi kriteria klinis pada huruf a.
c. Seseorang dengan hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag) positif sesuai dengan
penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah A dan B, dan tidak memiliki gejala serta bukan merupakan
kontak erat.
• Kriteria daerah penggunaan RDT-Ag ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota atau dinas kesehatan daerah provinsi untuk Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta sesuai dengan hasil self assessment.
• Penegakan diagnosis COVID-19 utamanya menggunakan Nucleic Acid Amplification
Test (NAAT).
• Dalam hal keterbatasan akses terhadap NAAT serta kecepatan pemeriksaan NAAT, dan
kondisi tertentu (peningkatan kasus yang signifikan) sesuai self assessment yang
dilakukan oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota atau dinas kesehatan daerah
provinsi untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta,
 penegakan diagnosis COVID-19 dapat menggunakan RDT-Ag sebagai alternatif.
DEFINISI KASUS PROBABLE

Adalah kasus suspek yang meninggal dengan gambaran klinis meyakinkan


COVID-19 dan memiliki salah satu kriteria sebagai berikut:
1. Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium Nucleic Acid Amplification
Test (NAAT) atau RDT-Ag; atau
2. Hasil pemeriksaan laboratorium NAAT/RDT-Ag tidak memenuhi kriteria
kasus konfirmasi maupun bukan COVID-19 (discarded).
DEFINISI KASUS KONFIRMASI

 Kriteria B: jika ada akses NAAT tetapi pemeriksaan


1) Seseorang yang dinyatakan positif tidak dapat dilakukan dengan cepat (waktu pengiriman
terinfeksi virus COVID-19 yang ≤24 jam DAN waktu tunggu ≥24 jam) ATAU jika tidak
dibuktikan dengan pemeriksaan ada akses NAAT tetapi pemeriksaan dapat dilakukan
laboratorium NAAT termasuk hasil RT- dengan cepat (waktu pengiriman >24 jam DAN waktu
PCR positif; atau tunggu ≤48 jam).

2) Seseorang dinyatakan positif terinfeksi  Kriteria C: jika tidak ada akses NAAT dan pemeriksaan
virus COVID-19 yang dibuktikan dengan tidak dapat dilakukan dengan cepat (waktu pengiriman
hasil pemeriksaan RDT-Ag positif pada >24 jam DAN waktu tunggu >48 jam).
daerah tertentu yang memenuhi kriteria  Kriteria daerah penggunaan RDT-Ag ditetapkan oleh
kecepatan pemeriksaan NAAT dan kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota atau
kriteria akses terhadap NAAT berupa dinas kesehatan daerah provinsi untuk Daerah Khusus
daerah dengan kriteria B dan kriteria C Ibu Kota Jakarta sesuai dengan hasil self assessment
sesuai dengan ketentuan peraturan yang dilakukan oleh dinas kesehatan daerah
perundang-undangan. kabupaten/kota atau dinas kesehatan daerah provinsi
untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
KASUS KONFIRMASI DIBAGI 2:

1) Kasus konfirmasi dengan gejala


(simptomatik)
Terdiri atas gejala ringan,
gejala sedang, gejala berat,
SESUAIKAN DENGAN
dan kritis. KRITERIA RAWAT INAP
2) Kasus konfirmasi tanpa gejala
(asimptomatik), yaitu kasus
konfirmasi tanpa gejala klinis.
Komorbid/penyakit Komplikasi
penyerta adalah
– penyakit yang timbul akibat dari perawatan Co-insidens
adalah
pasien COVID-19 yang tidak ada
– suatu keadaan
sebelumnya adalah
dimana pasien telah
– dan/atau merupakan perjalanan – suatu keadaan dimana
memiliki penyakit
yang sudah diderita penyakitnya. terdapat 2 (dua) penyakit
sebelumnya, Contoh komplikasi: atau lebih
– bersifat kronik dan – Komplikasi akibat penggunaan ventilasi – yang terjadi dalam satu
akan memperberat mekanik invasif (IMV) yang lama, episode perawatan
perjalanan penyakit – ventilator-associated pneumonia (VAP), pelayanan COVID-19
COVID-19 secara bersamaan,
– tromboemboli vena,
– sesuai dengan – tidak saling berhubungan,
pedoman – catheter-related bloodstream, stres ulcer dan
– dan bukan merupakan
pencegahan dan pendarahan saluran pencernaan,
penyakit kronis
pengendalian – kelemahan akibat perawatan di ICU, sebelumnya.
COVID-19.
– dan komplikasi lainnya selama perawatan
pasien.
Kasus Konfirmasi COVID-19 bagi Kasus Suspek COVID-19 bagi pelaku
Bayi baru lahir dengan pelaku perjalanan internasional perjalanan internasional dengan strain
kriteria suspek dengan strain baru baru

adalah adalah adalah


• pelaku perjalanan
– bayi yang lahir dari ibu – pelaku perjalanan internasional dari
internasional dari negara
suspek/probable/ outbreak/Varian of Concern negara outbreak/Varian of Concern
konfirmasi (VoC) (VoC)
– dengan gejala atau • yang ditetapkan oleh – yang ditetapkan oleh WHO/Direktorat
WHO/Direktorat Jenderal
tanpa gejala COVID-19 Jenderal Pencegahan dan
Pencegahan dan
pada saat melahirkan Pengendalian Penyakit Pengendalian Penyakit
– sesuai dengan Pedoman • dengan hasil RT-PCR – yang belum memiliki hasil RT-PCR
Pelayanan Antenatal, positif yang dikeluarkan dari positif yang dikeluarkan dari
Persalinan, Nifas, dan laboratorium jejaring COVID- laboratorium jejaring COVID-19 yang
19 yang ditetapkan oleh
Bayi Baru Lahir. ditetapkan oleh Litbangkes
Litbangkes Kementerian
Kesehatan. Kementerian Kesehatan dan sedang
dalam pengawasan melalui
isolasi/karantina
BATASAN BERAKHIRNYA PENJAMINAN
PASIEN SUSPEK: PASIEN SUSPEK/PROBABLE/KONFIRMASI COVID-19 ALIH
• Hasil assesmen klinis RAWAT NON ISOLASI:
• Hasil assesmen klinis
PASIEN PROBABLE/KONFIRMASI COVID-19 TANPA • Hasilpemeriksaan follow up laboratorium RT-PCR.
GEJALA, DENGAN GEJALA RINGAN, DAN GEJALA
SEDANG : • Dalam halpemeriksaan follow up rt-pcr tidak dapat
• hasil assesmen klinis dilakukan,dibuktikan dengan gambaran hasil
• tanpa dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR pemeriksaan radiologi (x-rayfoto thorax) dan/atau
pemeriksaan darah menunjukkanperbaikan.
PASIEN PROBABLE/KONFIRMASI COVID-19 DENGAN GEJALA
BERAT/KRITIS:
• Hasil assesmen klinis
• Hasilpemeriksaan follow up laboratorium RT-PCR. PASIEN SUSPEK/PROBABLE/KONFIRMASI COVID-19 YANG
• Dalam halpemeriksaan follow up rt-pcr tidak dapat MENINGGAL:
dilakukan,dibuktikan dengan gambaran hasil • Bukti pelayanan pemulasaran jenazah sebagai jenazah
COVID-19; atau
pemeriksaan radiologi (x-rayfoto thorax) dan/atau
• List data Penyelidikan Epidemiologi (PE) dari dinas kesehatan
pemeriksaan darah menunjukkanperbaikan.
kabupaten/kota

ASESMEN KLINIS : dituangkan dalam resume medis, termasuk BUKTI X-RAY FOTO THORAX DIKECUALIKAN bagi ibu hamil dan pasien
diantaranya gambaran radiologis menunjukkan perbaikan dan/atau dengan kondisi medis tertentu seperti pasien gangguan jiwa, gaduh
pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang dilakukan oleh DPJP. gelisah, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari DPJP
BATASAN PENJAMINAN suspek/probable/konfirmasi
COVID-19

Pasien dengan atau tanpa gejala/tanda ISPA masuk triase/pemilahan

– dapat dipulangkan dari perawatan di rumah sakit dapat dipulangkan dari rumah sakit apabila
setelah terdapat perbaikan klinis yang signifikan
– tergolong pada kasus suspek dengan gejala klinis ringan
mengikuti hasil assessment dari DPJP
– atau konfirmasi dengan gejala ringan,
– dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan klinis yang
dituangkan dalam resume medis, – untuk selanjutnya dilakukan rujukan ke rumah sakit
lapangan/rumah sakit darurat COVID-19 atau dapat
– dengan atau tanpa dilampirkan gambaran radiologis (x-
dilakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat dengan
ray foto thorax dan/atau radiologi lainnya)
pemantauan Puskesmas,
– atau pemeriksaan darah,
– dibuktikan dengan hasil pemeriksaan klinis yang
– atau melampirkan bukti hasil pemeriksaan laboratorium dituangkan dalam resume medis,
RT-PCR dari rumah sakit atau dari fasilitas pelayanan
– dan/atau melampirkan bukti hasil pemeriksaan
kesehatan lainnya
laboratorium RT-PCR positif/negatif dari rumah sakit atau
– atau dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag. dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau dengan
hasil pemeriksaan RDT-Ag positif/negatif.
Pasien suspek/probable/konfirmasi COVID-19
dilakukan alih rawat non isolasi Yang meninggal

– dengan kondisi sudah memenuhi – baik selama dalam perawatan COVID-19 maupun meninggal
kriteria selesai isolasi tetapi masih dengan Death on Arrival (DOA)
– dan tidak sempat dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR
memerlukan perawatan lanjutan untuk
– maka pemulasaraan jenazah sesuai dengan tata laksana COVID-
kondisi tertentu yang terkait dengan
19,
komorbid/penyakit penyerta, co- – dibuktikan dengan melampirkan bukti pelayanan pemulasaraan
insidens dan komplikasi jenazah sebagai jenazah COVID-19
– atau list data Penyelidikan Epidemiologi (PE) dari Dinas Kesehatan
– dengan pembiayaannya dijamin oleh Daerah Kabupaten/Kota.
JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri Contoh data Penyelidikan Epidemiologi (PE):
(pasien/keluarga). – salah satu keluarga serumah, keluarga terdekat, dan/atau satu
ruangan kantor dengan hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR
– Proses alih rawat diputuskan
positif atau hasil pemeriksaan laboratorium RDT-Ag positif.
berdasarkan hasil assesment klinis
oleh DPJP.
Pasien suspek dengan strain baru
Bayi baru lahir dg kriteria suspek
– dengan gejala sedang, gejala berat, atau kritis,
1. Dirawat di ruang isolasi khusus terpisah dari
ibunya, atau rawat gabung (rooming in) tersendiri – dipulangkan dari perawatan di rumah sakit dan/atau
untuk bayi dan ibu sesuai dengan Pedoman dapat melanjutkan perjalanan dibuktikan
Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi – dengan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif yang
Baru Lahir.
2. Bayi dilakukan pemeriksaan RT-PCR atau dikeluarkan dari laboratorium jejaring COVID-19
pemeriksaan RDT-Ag sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Litbangkes Kementerian
penggunaan RDT-Ag. Masa tunggu hasil RT- Kesehatan.
PCR pada pengambilan sampel pertama
diperoleh paling lama dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari perawatan.
3. Bayi baru lahir kriteria
suspek/probable/konfirmasi COVID-19 dapat Pasien konfirmasi COVID-19 dengan strain baru
dipulangkan dari perawatan di rumah sakit yang
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan klinis yang – dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR 2 (dua)
dituangkan dalam resume medis, dengan atau
tanpa melampirkan bukti hasil pemeriksaan kali negatif selang waktu 2x24 jam,
laboratorium RT-PCR dari rumah sakit atau dari – yaitu pada hari ke-10 dan ke-14,
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau – atau dilakukan pemeriksaan RT-PCR tambahan
dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag dari rumah
sakit.
sesuai dengan pertimbangan klinis DPJP dan
kebutuhan medis pasien.
Tarif Jaminan Pelayanan Pasien COVID-19

Tarif klaim pasien menggunakan Tarif INA-CBG, mencakup komponen:


1) Administrasi pelayanan;
tarif INA-CBG dan top up 2) Akomodasi (kamar dan pelayanan di ruang gawat darurat, ruang rawat
inap, ruang perawatan intensif, dan ruang isolasi);
1) Besaran tarif INA-CBG untuk pelayanan
3) Jasa dokter;
rawat inap dan rawat jalan pasien COVID-19 4) Tindakan di ruangan;
menggunakan tarif INA-CBG sesuai kelas 5) Pemakaian ventilator;
6) Pemeriksaan penunjang diagnostik (laboratorium dan radiologi sesuai
rumah sakit.
dengan kebutuhan medis pasien COVID-19);
2) Besaran tarif top up untuk pemulasaraan 7) Bahan medis habis pakai;

jenazah dan terapi plasma konvalesen 8) Obat-obatan;


9) Alat kesehatan termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
dengan besaran yang sama (fixed prices)
ruangan;
untuk setiap kelas rumah sakit. 10) Ambulans rujukan;
11) Pelayanan kesehatan lain sesuai kebutuhan medis pasien COVID-19.
Koding covid 19 per 1 oktober 2021

hasil pemeriksaan penunjang positif COVID-19 U07.1(COVID-19, virus identified) Sebagai diagnosis utama

pasien suspek/probable U07.2 (COVID-19, virus not identified) Sebagai diagnosis utama

diagnosis selain COVID-19 ICD 10 versi th 2010 Sebagai diagnosis sekunder

prosedur atau tindakan ICD-9-CM Tahun 2010.

prosedur high flow nasal canule (HFNC) 93.960.


a. TARIF KLAIM PASIEN RAWAT JALAN
KELAS
NO INA-CBG DESKRIPSI
A B C D
1 Q-4-18-0 SUSPEK COVID-19 865,100 786,500 715,000 650,000
2 Q-4-19-0 TERKONFIRMASI COVID-19 865,100 786,500 715,000 650,000

b. TARIF KLAIM PASIEN RAWAT INAP


KELAS
NO KODE DESKRIPSI
A B C D
1 A-4-18-I SUSPEK, LEVEL 1 20,846,700 18,780,800 17,253,000 15,525,100
2 A-4-18-II SUSPEK/ LEVEL 2 25,016,000 22,536,900 20,703,700 18,630,100
3 A-4-18-III SUSPEK, LEVEL 3 30,019,200 27,044,300 24,844,500 22,356,200
4 J-2-18-I SUSPEK DENGAN VENTILATOR <96, LEVEL 1 27,100,700 24,415,000 22,429,000 20,182,600
5 J-2-18-II SUSPEK DENGAN VENTILATOR <96, LEVEL 2 32,520,800 29,298,000 26,914,800 24,219,200
6 J-2-18-III SUSPEK DENGAN VENTILATOR <96, LEVEL 3 39,025,000 35,157,600 32,297,800 29,063,100
7 J-1-18-I SUSPEK DENGAN VENTILATOR >96, LEVEL 1 47,138,800 42,467,400 38,700,900 35,891,100
8 J-1-18-II SUSPEK DENGAN VENTILATOR >96, LEVEL 2 51,852,700 46,714,200 42,571,000 39,480,300
9 J-1-18-III SUSPEK DENGAN VENTILATOR >96, LEVEL 3 57,038,000 51,385,500 46,828,100 43,428,300
10 A-4-19-I TERKONFIRMASI, LEVEL 1 54,681,900 52,578,700 46,885,400 31,769,800
11 A-4-19-II TERKONFIRMASI, LEVEL 2 65,618,300 63,094,500 56,262,600 38,123,800
12 A-4-19-III TERKONFIRMASI, LEVEL 3 78,741,900 75,713,300 67,515,100 45,748,500
13 J-2-19-I TERKONFIRMASI DENGAN VENTILATOR <96, LEVEL 1 71,086,500 68,352,300 60,951,100 41,300,800
14 J-2-19-II TERKONFIRMASI DENGAN VENTILATOR <96, LEVEL 2 85,303,800 82,022,800 73,141,300 49,560,900
15 J-2-19-III TERKONFIRMASI DENGAN VENTILATOR <96, LEVEL 3 102,364,500 98,427,300 87,769,600 59,473,100
16 J-1-19-I TERKONFIRMASI DENGAN VENTILATOR >96, LEVEL1 98,427,400 94,641,700 84,393,800 57,185,700
17 J-1-19-II TERKONFIRMASI DENGAN VENTILATOR >96, LEVEL 2 118,112,900 113,570,100 101,272,600 68,622,800
18 J-1-19-III TERKONFIRMASI DENGAN VENTILATOR >96, LEVEL 3 141,735,500 136,284,100 121,527,200 82,347,400
Pasien dengan cara pulang (discharge status) dirujuk atau Atas Permintaan Sendiri (APS)

dilakukan pembayaran sebesar 50% dari tarif INA-CBG

Tarif Rumah sakit yang melakukan pelayanan perawatan pasien COVID-19


di Instalasi Gawat Darurat (IGD):

1. Merawat/Length of stay (LOS) ≤ 6 jam: Tarif Rawat Jalan


2. Pasien suspek dengan gejala klinis ringan/konfirmasi dengan gejala ringan tanpa komorbid/penyakit penyerta: Tarif
Rawat Jalan
3. Tarif Rawat pasien COVID-19 dengan indikasi rawat dengan ketentuan:
a) Merawat/Length of Stay (LOS) sampai dengan 48 jam dengan tarif 20 % tarif INA-CBG
b) Merawat/Length of Stay (LOS) > 48 jam dibayar tarif penuh tarif INA-CBG

Tarif INA-CBG rumah sakit lapangan/rumah sakit darurat COVID-19

1. 60% dari tarif INA-CBG rumah sakit kelas D terkonfirmasi level 1.


2. Ketentuan tarif INA-CBG rumah sakit lapangan/rumah sakit darurat COVID-19 diberlakukan untuk perawatan pasien
minimal 48 jam. Apabila pasien pulang (discharge status) dengan cara dirujuk atau Atas Permintaan Sendiri (APS)
dilakukan pembayaran sebesar 50% dari tarif INA-CBG sebagaimana dimaksud huruf d 1).
3. Bila pasien suspek/probable/konfirmasi COVID-19 datang ke rumah sakit lapangan/rumah sakit darurat COVID-19,
kemudian pasien tersebut meninggal, maka dibayarkan sesuai dengan poin 1).
Tarif INA-CBG dari pasien konfirmasi COVID-19 tanpa gejala Tarif untuk pasien yang dirawat di rumah sakit yang merupakan

dan gejala ringan yang dirawat di rumah sakit karena tidak pengembangan dari pelayanan rumah sakit penyelenggara

memiliki fasilitas untuk isolasi mandiri di rumah atau isolasi pelayanan pasien COVID-19

terpusat atau rumah sakit lapangan/rumah sakit darurat di bayarkan sama dengan rumah sakit tersebut, dan
COVID-19, diklaim pembiayaannya oleh rumah sakit
penyelenggara pelayanan pasien COVID-19.
berlaku tarif 10% dari tarif INA-CBG rumah
sakit Kelas D konfirmasi level 1.

Tarif Pemulasaraan Jenazah

Tarif Konvalesen NO KRITERIA BESARAN

1. Pemulasaraan Jenazah 550,000


mengikuti besaran tarif plasma
2. Kantong Jenazah 100,000
konvalesen yang ditetapkan oleh Palang
3. Peti Jenazah 1,750,000
Merah Indonesia yaitu Rp.2.250.000,-
4. Plastik Erat 260,000
(dua juta dua ratus lima puluh ribu
5. Desinfektan Jenazah 100,000
rupiah)/kantong
6. Transport mobil jenazah 500,000
7. Desinfektan mobil jenazah 100,000
NORMA TARIF PASIEN DENGAN KONDISI TERTENTU

• Jika pasien akan melanjutkan


perawatan komorbid/penyakit KOMORBID/ • Penggantian pembiayaan penyakit pada
PENYAKIT keadaan co-insidens bersumber dari luar
penyertanya atau perawatan PENYERTA
komplikasinya maka pembiayaan jaminan pelayanan COVID-19
pembiayaannya dijamin oleh sesuai dengan kepesertaan pasien tersebut
JKN/asuransi kesehatan (JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri
lain/pasien. (pasien/keluarga).
• menggunakan kode selain dijamin JKN • Cost per day dari pasien
dengan bukti suspek/probable/konfirmasi COVID-19
U07.1 dan U07.2.
SEP BPJS K. dengan co-insidens, total tarif dikurangi
komponen besaran tarif akomodasi rawat
inap kelas 3 rata-rata sebesar Rp.200.000,-
KOMPLIKASI CO-INSIDENS (dua ratus ribu rupiah).
PENGAJUAN KLAIM
sejak tanggal 1 Oktober 2021 akan diupload melalui E-Klaim akan keluar
text file encrypted yg diupload ke V-Klaim BPJS Kesehatan.

Aplikasi eklaim terhubung dengan aplikasi V-Klaim dan Dispute


Selamat bekerja
mengabdi untuk negeri

Anda mungkin juga menyukai