DIUBAH
No Kebijakan
1. Cakupan PBI 92,4 Juta Jiwa, iuran PBI Rp.23.000 (tidak ada
7 Pasal kenaikan)
DICABUT
13
PERMENKES/KEPMENKES
11
PER BPJS
2
PERATURAN MENTERI
DALAM NEGERI
3
PERATURAN MENTERI
KEUANGAN
1
PERATURAN KEPALA
BKKBN
PERATURAN PELAKSANAN PERPRES 82 TAHUN
HARUS
HARMONIS DAN
SALING DUKUNG
KELOMPOK PESERTA JAMINAN KESEHATAN
a. Investor
b. Pemberi Kerja
c. Penerima Pensiun
Bukan Pekerja d. Veteran
(BP) e. Perintis Kemerdekaan
f. bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai
dengan huruf e yang mampu membayar iuran
• Bagi Pekerja Penerima Upah dan Pekerja Bukan Penerima Upah termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling
singkat 6 (enam) bulan
• Peserta bukan PBI Jaminan Kesehatan dapat mengikut sertakan anggota keuarga yang lain
BAYI BARU LAHIR
Pasal 10 Pasal 16
Bayi yang dilahirkan oleh ibu kandung Bayi baru lahir dari peserta
yang terdaftar sebagai peserta PBI jaminan kesehatan wajib
jaminan kesehatan secara otomatis didaftarkan kepada BPJS
ditetapkan sebagai peserta PBI jaminan kesehatan paling lama 28
kesehatan sesuai dengan ketentuan (dua puluh delapan) hari
peraturan perundangundangan. sejak dilahirkan.
PEKERJA YANG MENGALAMI
PHK
Pasal 27 ayat 1 Pasal 27 ayat 4
PELAYANAN
UKM SEKUNDER UKP
PELAYANAN
PRIMER
MASYARAKAT
RUJUKAN DAPAT VERTIKAL & HORIZONTAL
Dikecualikan untuk PBI, Peserta yang dibayarkan oleh Pemda, dan PPU yang terkena PHK
PEMBAYARAN SELISIH
BIAYA DAN RAWAT JALAN
EKSEKUTIF Membayar Selisih Biaya antara Tarif
Peningkatan kelas pelayanan INA-CBG pada kelas rawat inap lebih t
1 rawat inap dari kelas 3 ke kelas inggi yang dipilih dengan Tarif INA-CBG
2, dan dari kelas 2 ke kelas 1 pada kelas rawat inap yang sesuai den
gan hak Peserta
istilah lain kelas pelayanan rawat inap us) dari Tarif INA-CBG
di atas kelas 1 )
PLAM
BOYA
Kelas 1. N
– pasien batal operasi karena – pasien batal operasi karena – pasien batal operasi yang
indikasi medis indikasi non medis disebabkan oleh kurangnya
– dan harus dilakukan rawat – dan secara administrasi persiapan operasi oleh FKRTL
inap atas kondisi tersebut merupakan rawat inap dikode – karena tidak sesuai dengan
Z53.1-Z53.9,
– Maka ditagihkan sebagai standar prosedur
– dengan kriteria sebagai berikut: tindakan/operasi yang berlaku
rawat inap dengan diagnosis
yang menyebabkan batal a. kurang dari 6 jam – Seperti pemeriksaan
operasi dikode Z53.0 diklaimkan sebagai rawat
penunjang sebelum dilakukan
(Procedures notcarried out jalan; dan
tindakan/operasi
because of contraindication); b. lebih dari 6 jam diklaimkan
– maka tidak dapat ditagihkan.
sebagai rawat inap.
READMISI
– adalah kunjungan rawat inap Kondisi yang dikecualikan dari readmisi yaitu sebagai
berikut:
berulang di FKRTL yang a. dalam kondisi kegawatdaruratan sesuai regulasi yang
sama berlaku;
– dengan diagnosis utama b. penyakit kronis;
c. tindakan/prosedur/post prosedur yang terjadwal oleh
yang sama dari episode dokter/fasilitas kesehatan sesuai indikasi medis dan
rawat inap sebelumnya tidak dapat dilakukan dalam satu episode
– dalam waktu kurang atau d. kunjungan pada FKRTL yang berbeda atau kelas FKRTL
yang lebih tinggi.
sama dengan 30 hari.
FRAGMENTASI
penyerta 2. Usia kurang dari 60 (enam puluh) tahun dengan komorbid/penyakit penyerta.
3. ISPA berat/peneumonia berat yang membutuhkanperawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab
b. Pasien konfirmasi COVID-19 lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
dengan atau tanpa 4. Pasien tanpa gejala ISPA dengan hasil Radiologi thorax atau RDT Ag positif atau hasil pemeriksaan
klinis DPJP mendukung covid 19
komorbid/penyakit penyerta
b. Pasien probable
c. Pasien konfirmasi
1. Pasien konfirmasi tanpa gejala, yang tidak memiliki fasilita suntuk isolasi mandiri.
e. Bayi baru lahir dengan kriteria suspek 2. Pasien konfirmasi tanpa gejala/rigan dengan komorbid/penyakitpenyerta tidak terkontrol
f. Kasus konfirm covid strain baru 3. Pasien konfirmasi dengan gejala sedang,berat/kritis.
g. Kasus suspek covid strain baru
dengan gejala sedang, berat, kritis d. Pasien suspek/probable/konfirmasi dengan co-insidens.
DEFINISI KASUS SUSPEK
a. Orang yang memenuhi salah satu kriteria klinis:
1) Demam akut dan batuk; atau
2) Minimal 3 gejala berikut: demam, batuk, lemas, sakit kepala, nyeri otot, nyeri tenggorokan,
pilek/hidung tersumbat, sesak napas, anoreksia/mual/muntah, diare, atau penurunan kesadaran;
atau
3) Pasien dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) berat dengan riwayat demam/demam (>
38℃) dan batuk yang terjadi dalam 10 hari terakhir, serta membutuhkan perawatan rumah sakit;
atau
4) Anosmia (kehilangan penciuman) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi; atau
5) Ageusia (kehilangan pengecapan) akut tanpa penyebab lain yang teridentifikasi.
b. Seseorang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable/konfirmasi COVID-19/kluster COVID-19
dan memenuhi kriteria klinis pada huruf a.
c. Seseorang dengan hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen (RDT-Ag) positif sesuai dengan
penggunaan RDT-Ag pada kriteria wilayah A dan B, dan tidak memiliki gejala serta bukan merupakan
kontak erat.
• Kriteria daerah penggunaan RDT-Ag ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota atau dinas kesehatan daerah provinsi untuk Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta sesuai dengan hasil self assessment.
• Penegakan diagnosis COVID-19 utamanya menggunakan Nucleic Acid Amplification
Test (NAAT).
• Dalam hal keterbatasan akses terhadap NAAT serta kecepatan pemeriksaan NAAT, dan
kondisi tertentu (peningkatan kasus yang signifikan) sesuai self assessment yang
dilakukan oleh dinas kesehatan daerah kabupaten/kota atau dinas kesehatan daerah
provinsi untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta,
penegakan diagnosis COVID-19 dapat menggunakan RDT-Ag sebagai alternatif.
DEFINISI KASUS PROBABLE
2) Seseorang dinyatakan positif terinfeksi Kriteria C: jika tidak ada akses NAAT dan pemeriksaan
virus COVID-19 yang dibuktikan dengan tidak dapat dilakukan dengan cepat (waktu pengiriman
hasil pemeriksaan RDT-Ag positif pada >24 jam DAN waktu tunggu >48 jam).
daerah tertentu yang memenuhi kriteria Kriteria daerah penggunaan RDT-Ag ditetapkan oleh
kecepatan pemeriksaan NAAT dan kepala dinas kesehatan daerah kabupaten/kota atau
kriteria akses terhadap NAAT berupa dinas kesehatan daerah provinsi untuk Daerah Khusus
daerah dengan kriteria B dan kriteria C Ibu Kota Jakarta sesuai dengan hasil self assessment
sesuai dengan ketentuan peraturan yang dilakukan oleh dinas kesehatan daerah
perundang-undangan. kabupaten/kota atau dinas kesehatan daerah provinsi
untuk Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
KASUS KONFIRMASI DIBAGI 2:
ASESMEN KLINIS : dituangkan dalam resume medis, termasuk BUKTI X-RAY FOTO THORAX DIKECUALIKAN bagi ibu hamil dan pasien
diantaranya gambaran radiologis menunjukkan perbaikan dan/atau dengan kondisi medis tertentu seperti pasien gangguan jiwa, gaduh
pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang dilakukan oleh DPJP. gelisah, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari DPJP
BATASAN PENJAMINAN suspek/probable/konfirmasi
COVID-19
– dapat dipulangkan dari perawatan di rumah sakit dapat dipulangkan dari rumah sakit apabila
setelah terdapat perbaikan klinis yang signifikan
– tergolong pada kasus suspek dengan gejala klinis ringan
mengikuti hasil assessment dari DPJP
– atau konfirmasi dengan gejala ringan,
– dan dibuktikan dengan hasil pemeriksaan klinis yang
dituangkan dalam resume medis, – untuk selanjutnya dilakukan rujukan ke rumah sakit
lapangan/rumah sakit darurat COVID-19 atau dapat
– dengan atau tanpa dilampirkan gambaran radiologis (x-
dilakukan isolasi mandiri atau isolasi terpusat dengan
ray foto thorax dan/atau radiologi lainnya)
pemantauan Puskesmas,
– atau pemeriksaan darah,
– dibuktikan dengan hasil pemeriksaan klinis yang
– atau melampirkan bukti hasil pemeriksaan laboratorium dituangkan dalam resume medis,
RT-PCR dari rumah sakit atau dari fasilitas pelayanan
– dan/atau melampirkan bukti hasil pemeriksaan
kesehatan lainnya
laboratorium RT-PCR positif/negatif dari rumah sakit atau
– atau dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag. dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau dengan
hasil pemeriksaan RDT-Ag positif/negatif.
Pasien suspek/probable/konfirmasi COVID-19
dilakukan alih rawat non isolasi Yang meninggal
– dengan kondisi sudah memenuhi – baik selama dalam perawatan COVID-19 maupun meninggal
kriteria selesai isolasi tetapi masih dengan Death on Arrival (DOA)
– dan tidak sempat dilakukan pemeriksaan laboratorium RT-PCR
memerlukan perawatan lanjutan untuk
– maka pemulasaraan jenazah sesuai dengan tata laksana COVID-
kondisi tertentu yang terkait dengan
19,
komorbid/penyakit penyerta, co- – dibuktikan dengan melampirkan bukti pelayanan pemulasaraan
insidens dan komplikasi jenazah sebagai jenazah COVID-19
– atau list data Penyelidikan Epidemiologi (PE) dari Dinas Kesehatan
– dengan pembiayaannya dijamin oleh Daerah Kabupaten/Kota.
JKN/asuransi kesehatan lain/mandiri Contoh data Penyelidikan Epidemiologi (PE):
(pasien/keluarga). – salah satu keluarga serumah, keluarga terdekat, dan/atau satu
ruangan kantor dengan hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR
– Proses alih rawat diputuskan
positif atau hasil pemeriksaan laboratorium RDT-Ag positif.
berdasarkan hasil assesment klinis
oleh DPJP.
Pasien suspek dengan strain baru
Bayi baru lahir dg kriteria suspek
– dengan gejala sedang, gejala berat, atau kritis,
1. Dirawat di ruang isolasi khusus terpisah dari
ibunya, atau rawat gabung (rooming in) tersendiri – dipulangkan dari perawatan di rumah sakit dan/atau
untuk bayi dan ibu sesuai dengan Pedoman dapat melanjutkan perjalanan dibuktikan
Pelayanan Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi – dengan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif yang
Baru Lahir.
2. Bayi dilakukan pemeriksaan RT-PCR atau dikeluarkan dari laboratorium jejaring COVID-19
pemeriksaan RDT-Ag sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Litbangkes Kementerian
penggunaan RDT-Ag. Masa tunggu hasil RT- Kesehatan.
PCR pada pengambilan sampel pertama
diperoleh paling lama dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari perawatan.
3. Bayi baru lahir kriteria
suspek/probable/konfirmasi COVID-19 dapat Pasien konfirmasi COVID-19 dengan strain baru
dipulangkan dari perawatan di rumah sakit yang
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan klinis yang – dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR 2 (dua)
dituangkan dalam resume medis, dengan atau
tanpa melampirkan bukti hasil pemeriksaan kali negatif selang waktu 2x24 jam,
laboratorium RT-PCR dari rumah sakit atau dari – yaitu pada hari ke-10 dan ke-14,
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya atau – atau dilakukan pemeriksaan RT-PCR tambahan
dengan hasil pemeriksaan RDT-Ag dari rumah
sakit.
sesuai dengan pertimbangan klinis DPJP dan
kebutuhan medis pasien.
Tarif Jaminan Pelayanan Pasien COVID-19
hasil pemeriksaan penunjang positif COVID-19 U07.1(COVID-19, virus identified) Sebagai diagnosis utama
pasien suspek/probable U07.2 (COVID-19, virus not identified) Sebagai diagnosis utama
dan gejala ringan yang dirawat di rumah sakit karena tidak pengembangan dari pelayanan rumah sakit penyelenggara
memiliki fasilitas untuk isolasi mandiri di rumah atau isolasi pelayanan pasien COVID-19
terpusat atau rumah sakit lapangan/rumah sakit darurat di bayarkan sama dengan rumah sakit tersebut, dan
COVID-19, diklaim pembiayaannya oleh rumah sakit
penyelenggara pelayanan pasien COVID-19.
berlaku tarif 10% dari tarif INA-CBG rumah
sakit Kelas D konfirmasi level 1.