Kayun Kasmidi
Tim Koding INA-CBG
LATAR BELAKANG
01
Permasalahan dispute, pending klaim masih
tinggi dan klaim bayi baru lahir dengan
tindakan
02
03
Karakter keempat dari kode diabetes mellitus (E10-E14) yaitu sebagai berikut :
1) Digit 0 sampai digit 5 (.0 sampai .5) dan digit 7 (.7) cukup jelas sesuai dengan aturan ICD-
10 Versi Tahun 2010.
Contoh:
Kaidah koding
Dx Utama: Gagal ginjal akibat E14.2t DM with komplikasi
glomerulonefrosis diabetes N08.3* nephropathy
Dx Sekunder: N19 gagal ginjal
Contoh 2:
Diagnosa utama : Diabetel Melitus tergantung insulin dengan nefropati, gangren., dan katarak
Diagnosa sekunder : -
Dikode E10.7 (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With Multiple Complication) sebagai diagnosis utama, E10.2† dan
N08.3* (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With Renal Complications), E10.5 (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With
Peripheral Circulatory Complications) dan E10.3† dan H28.0* (Insulin-Dependent Diabetes Mellitus With Ophthalmic
Complications) sebagai diagnosis sekunder.
Contoh:
Contoh:
Pasien laki – laki usia 65 tahun datang ke rumah sakit untuk
melakukan peneriksaan kedokter, dari hasil pemeriksaan dokter
menegakkan diagnosis Dermatitis diabetikum
Diagnosis Kaidah koding
Dx Utama: Dermatitis E14.6t DM
diabetikum L99.8* Dermatitis
Dx Sekunder:
3) Digit 8 (.8) digunakan jika diabetes mellitus dengan komplikasi yang
tidak dijelaskan atau tidak spesifik.
Contoh:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluahan sering
merasa haus dan berat badan turun hasil pemeriksaan
penunjang dokter menegakkan diagnosis DM type2
Diagnosis Kaidah koding
Dx Utama : DM type 2 E11.9 NIDDM
DX sekunder:
Pengodean Persalinan (O80-O84).
1) Kode-kode O80-O84 (Delivery) digunakan sebagai diagnosis
sekunder untuk menunjukkan metode persalinan.
2) Jika tidak terdapat komplikasi atau penyulit persalinan lainnya
maka kode O80-O84 (Delivery) digunakan sebagai diagnosis
utama.
3) Kode Z37.0 – Z37.9 (Outcome of delivery) digunakan sebagai
diagnosis sekunder.
Contoh 1:
Diagnosis Utama : Persalinan.
Diagnosis Sekunder : -
Prosedur : Persalinan dengan forseps
rendah
Dikode O81.0 (Low Forceps Delivery) sebagai dignosis utama,
karena tidak ada informasi lain tersedia dan Z37.-
(Outcome of delivery) dikode sebagai diagnosis sekunder.
Contoh 2:
Diagnosis Utama : Persalinan
Diagnosis Sekunder : Kegagalan percobaan
persalinan
Prosedur : Seksio Sesar
Dikode O66.4 (Failed Trial Of Labour, Unspecified) sebagai
diagnosis utama. O82.9 (Delivery By Caesarean Section,
Unspecified) dan Z37.- (outcome of delivery) sebagai diagnosis
sekunder.
Contoh 3:
Diagnosis Utama : Persalinan anak kembar.
Diagnosis Sekunder : -
Prosedur : Persalinan spontan
Dikode O30.0 (Twin Pregnancy) sebagai diagnosis
utama. O84.0 (Multiple Delivery, All Spontaneous) dan
Z37.- (Outcome of delivery) dikode sebagai diagnosis
sekunder
Contoh 4:
Diagnosis Utama : Hamil cukup bulan, melahirkan
janin mati 2800gr
Diagnosis Sekunder : -
Prosedur : Kelahiran spontan
Dikode O36.4 (Maternal Care For Intrauterine Death) karena
penyebab spesifik kematian janin tidak bisa ditentukan, sebagai
diagnosis utama. O80.- (Single spontaneous delivery) dan Z37.1
(Single Stillbirth) dikode sebagai diagnosis sekunder.
Contoh 5:
Diagnosis Utama : Ketuban Pecah Dini
Diagnosis Sekunder : Persalinan SC
Anemia
Bayi lahir hidup tunggal
Spesialisasi : Obgyn
Pasal 3 :
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, seluruh klaim bayi baru lahir dengan tindakan pada
persalinan menggunakan kode P03.0-P03.6 yang diajukan terpisah oleh Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkat Lanjutan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang mengalami
permasalahan (dispute) klaim pada saat berlakunya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun
2016 tentang Pedoman Indonesian Case Base Group (INA-CBG) dalam Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional wajib dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 76 Tahun 2016 tentang Pedoman
Indonesian Case Base Group (INA-CBG) dalam Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional.
Kelas Rawat
Bayi Lahir Dengan Tindakan
PMK No.76 Tahun 2016 PMK No.26 Tahun 2021
Pasien datang ke rumah sakit usia kurang dari 7 hari untuk kontrol
1)contoh A :
Pasien A berkunjung ke dokter pada tanggal
2 Januari 2021 dan dilakukan pemeriksaan
penunjang kemudian konsultasi ke dokter
kembali pada hari yang sama, maka
rangkaian tersebut adalah 1 (satu) episode.
2) contoh B:
Pasien B datang ke rumah sakit tanggal 2 Januari 2021 karena
pemeriksaan penunjang tidak dapat dilakukan pada hari yang
sama, sehingga pemeriksaan penunjang dilakukan pada tanggal 3
Januari 2021. Pada tanggal 4 Januari 2021 pasien datang kembali
untuk konsultasi ke dokter dengan membawa hasil pemeriksaan
penunjangnya. Maka episode pelayanan pasien B adalah 2 (dua)
episode yaitu sebagai berikut:
a) Episode pertama tanggal 2 Januari 2021 dan 3 Januari 2021
terdiri dari konsultasi dokter dan pemeriksaan penunjang.
b) Episode kedua tanggal 4 Januari 2021 untuk konsultasi dokter
dengan membawa hasil pemeriksaan Satu Episode.
3) Contoh C:
Pasien C datang ke rumah sakit tanggal 2 Januari 2021
dilanjutkan pemeriksaan penunjang pada hari yang sama,
kemudian pada tanggal 3 Januari 2021 pasien datang kembali
untuk konsultasi ke dokter dengan membawa hasil
pemeriksaan penunjangnya. Maka episode pelayanan pasien
C adalah 2 (dua) episode yaitu sebagai berikut:
a) Episode pertama tanggal 2 Januari 2021 terdiri dari
konsultasi dokter dan pemeriksaan penunjang.
b) Episode kedua tanggal 3 Januari 2021 untuk konsultasi
dokter kembali dengan membawa hasil pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan tanggal 2 Januari 2021.
4) contoh D:
Pasien D konsultasi ke dokter tanggal 2 Januari 2021,
kemudian pada tanggal 3 Januari 2021 pasien datang
kembali untuk pemeriksaan penunjang dan dilanjutkan
dengan konsultasi ke dokter dengan membawa hasil
pemeriksaan penunjangnya. Maka episode pelayanan pasien
D adalah 2 (dua) episode yaitu sebagai berikut:
a) Episode pertama tanggal 2 Januari 2021 untuk konsultasi
dokter.
b) Episode kedua tanggal 3 Januari 2021 terdiri dari
pemeriksaan penunjang dan konsultasi dokter.
5) contoh E:
Pasien E (pasien lama) datang ke rumah sakit pada
tanggal 9 Februari 2021 untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang. Pada tanggal 10 Februari
2021 pasien datang kembali untuk konsultasi ke
dokter. Maka episode pelayanan pasien E adalah 1
(satu) episode yaitu tanggal 10 Februari 2021 yang
terdiri dari pemeriksaan penunjang dan konsultasi
dokter.
6) contoh F:
Pasien F datang ke dokter A tanggal 2 Januari 2021,
kemudian pada tanggal 3 Januari 2021 pasien datang
kembali ke FKRTL yang sama untuk konsultasi ke dokter
B. Maka episode pelayanan pasien F adalah 2 (dua)
episode yaitu sebagai berikut :
a)Episode pertama tanggal 2 Januari 2021 untuk
konsultasi dokter A.
b) Episode kedua tanggal 3 januari 2021 untuk
konsultasi dokter B.
Ketentuan tambahan terkait dengan
episode rawat jalan yaitu :
a. pada pemeriksaan penunjang yang tidak dapat dilakukan pada hari
yang sama yaitu pemeriksaan penunjang yang sesuai indikasi medis
memerlukan persiapan khusus dan atau kendala kapasitas
pelayanan penunjang maka tidak dihitung sebagai episode baru;
h. pasien yang datang ke IGD dan pada hari yang sama datang
kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan rawat
jalan, maka tidak dihitung sebagai episode baru; dan
contoh 00-00-01
Test 00-00-02
karena indikasi medis karena indikasi non medis yang disebabkan oleh
b. penyakit kronis.
d. konsultasi hasil pemeriksaan penunjang yang tidak dapat dilakukan dalam satu
episode.
Terima Kasih