Anda di halaman 1dari 84

KAIDAH & RULE CODING SERTA

ADMINISTRASI KLAIM YANG BAIK

RIRIS DIAN HARDIANI


Tim Teknis INA CBG

WORKSHOP ARSSI
Makassar, 5 Mei 2018
OUTLINE
• PENDAHULUAN
• KAIDAH & RULE CODING
• ADMINISTRASI KLAIM YANG BAIK
• PENUTUP
PENDAHULUAN
INA-CBG
•INA-CBG merupakan Sistem Casemix
(pengelompokan kasus berdasarkan ciri klinis dan
pemakaian sumber daya yang relatif sama/
mirip) yang di Implementasikan di Indonesia
•Dasar pengelompokan kasus dengan :
❖ ICD 10 Untuk Diagnosis (± 14.500 kode)
❖ ICD 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (± 7.500
kode)
• Tarif INA-CBG merupakan tarif paket, meliputi seluruh komponen biaya
pelayanan yang diberikan kepada pasien
• Daftar Tarif INA-CBG saat ini terdiri atas 1075 kelompok kasus, meliputi :
o 786 kelompok kasus rawat inap  kelas 1, 2, 3
o 289 kelompok kasus rawat jalan
• Pengelompokkan Tarif INA-CBG :
o berdasarkan kelas RS
o berdasarkan kepemilikan RS
o berdasarkan regionalisasi
Diagnosa
tidak
Banyak yang terbaca
belum
diverifikasi

Peserta
tidak jelas
Koder dan Verifikator ??
KAIDAH & RULE CODING
ATURAN KODING INA-CBG

ICD-10 & 9CM

Permenkes

Surat Edaran/
Berita Acara
VOLUME 1,2,3

DAFTAR TABULASI MANUAL INSTRUKSI INDEKS ALFABETIK


Standar Coding INA-CBG
ICD10 ICD9CM Review hasil
Entry data pengkodean
Kode Prosedur Utama
atau import Kode Diagnosis Utama dan
yang berhubungan
data dari data sesuai resume dengan dengan Diagnosis Grouping
warehouse memenuhi aturan coding, Utama dilanjutkan INA CBG
kemudian kode diagnosis dengan mengkode
sekunder prosedur-prosedur
lainnya.

Patient PDX & Additional Check &


PPx & other Px
demographics Dx group

Pilihan proses coding Prosedur Utama


Konfirmasi 1.Review seluruh record,
Pada proses ini “summary
secara khusus editor” digunakan untuk
Identifikasi pasien membuat daftar kode, lalu
berhubungan dengan memeriksa aturan coding
masuk ke software koding
untuk 2. Mengkode semua Diagnosis Utama. dan kesiapan untuk
grouping. Setelah
memastikan data diagnosis selanjutnya Pada episode ini
grouping, dihasilkan
demografi, ID Mengkode semua Prosedur proses editing coding pengesahan summary
secara berurutan harus meggunakan yang berisi semua data
Pasien, episode 3. Mengkode baik diagnosis peraturan utk coding casemix yang relevan
maupun prosedur saat
perawatan sesuai membaca rekam medis.
CBG. Ini termasuk untuk pencetakan dan
jenis kelamin dan penyimpanan
dengan rekam 4.Proses editing harus
mencerminkan aturan usia.
medis yang akan untuk pengkodean diagnosis
dikode utama dan prosedur utama
Salah Koding Salah Tarif
Rekam medis Resume medis
PENGGUNAAN ADDITIONAL CODE

Jika dalam ICD 10 terdapat catatan “Use additional code, if


desired, to identify specified condition” maka kode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan kondisi pasien.

Contoh :

Dx utama : Hypertensi
Dx sekunder : CAD
Dikode : I25.1 + I10
Dagger (†) dan Asterisk (*)

Jika diagnosis utama yang ditegakkan dokter


dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan
asterisk maka yang dikode sebagai diagnosis
utama adalah kode dagger, sedangkan kode
asterisk sebagai diagnosis sekunder. Namun jika
diagnosis sekunder yang ditegakkan dokter
dalam ICD 10 menggunakan kode dagger dan
asterisk, maka kode tersebut menjadi diagnosis
sekunder. Tanda dagger (†) dan asterisk (*) tidak
diinput di dalam aplikasi INA-CBG.
Contoh :
Diagnosis Utama : Pneumonia measles
Diagnosis Sekunder :-
Dikode measles complicated by pneumonia (B05.2†)
sebagai diagnosis utama dan pneumonia in viral
disease classified elsewhere (J17.1*) sebagai
diagnosis sekunder.
Contoh :
Diagnosis Utama : DM Type II
Diagnosis Sekunder : Arthitis pada penyakit
Lyme
Dikode DM Type II (E11.9) sebagai diagnosis
utama, Lyme disease (A69.2†) sebagai
diagnosis sekunder dan arthitis in Lyme
disease (M01.2*) sebagai diagnosis sekunder
Contoh :
Diagnosis Utama : Anemia
Diagnosis Sekunder : Ca Mammae
Dikode Ca Mammae (C50.9†) sebagai diagnosis utama
dan anemia (D63.0*) sebagai diagnosis sekunder.

Contoh :
Diagnosis Utama : Anemia
Diagnosis Sekunder : Kronik Renal Failure
Dikode Kronik Renal Failure (N18.9†) sebagai
diagnosis utama, anemia (D63.8*) sebagai diagnosis
sekunder.
Pengkodean Kondisi Multiple

Jika kondisi multiple dicatat di dalam


kategori berjudul “Multiple ...”, dan tidak
satu pun kondisi yang menonjol, kode untuk
kategori “Multiple ...”, harus dipakai sebagai
kode diagnosis utama, dan setiap kondisi
lain menjadi kode diagnosis sekunder.
Pengkodean seperti ini digunakan terutama
pada kondisi yang berhubungan dengan
penyakit HIV, cedera dan sekuele.
Contoh :
Diagnosis Utama : HIV disease resulting in
multiple infections
Diagnosis Sekunder : HIV disease resulting in
candidiasis
HIV disease resulting in other viral infections
Dikode HIV disease resulting in multiple infections
(B20.7) sebagai diagnosis utama, HIV disease
resulting in candidiasis (B20.4) dan HIV disease
resulting in other viral infections (B20.3) sebagai
diagnosis sekunder.
Contoh :
Diagnosis Utama : Multiple fraktur of femur
Diagnosis Sekunder : Frakture of shaft of femur
Frakture of lower of end of femur
Dikode multiple fraktur of femur (S72.7) sebagai
diagnosis utama, fraktur of shaft of femur
(S72.3) dan Frakture of lower of end of femur
(S72.4) sebagai diagnosis sekunder.
KODING UNTUK KASUS DM
• Jika DM dengan komplikasi sebagai Dx utama dan
koding didapatkan bertanda Dagger dan Asterisk,
maka aturan koding menyatakan kode Dagger yang
menjadi Kode utama dan Asterisk menjadi sebagai
kode sekunder
• Jika DM dengan komplikasi sebagai Dx sekunder
dan koding didapatkan bertanda Dagger dan
Asterisk, maka kedua kode tersebeut diinput
sebagai dx sekunder
• Jika DM dengan multiple komplikasi, maka aturan
kodingnya adalah kode multiple sebagai kode
pertama kemudian dirinci spesifik komplikasinya
Jika DM sebagai Dx Utama
Contoh : • E14 Diabetes mellitus yang
tidak dijelaskan
Dx Utama : DM
Termasuk:Diabetes NOS
Dikode: E14.9
DM yang tidak
spesifik .9 Tanpa komplikasi
DM Type II
E10. Insulin-dependent diabetes mellitus
Contoh : (IDDM)
Termasuk: Diabetes
Dx Utama : DM (mellitus): brittle, juvenile-onset,
Type II ketosis-prone, type I

Dikode : E11.9 E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus


(NIDDM)
Kasus DM Type II Termasuk:Diabetes(mellitus)(nonobese)(
obese): adult-onset, nonketotic,
yang tidak spesifik stable, type II
Diabetes non-insulin-dependent pada
remaja
Katarak diabetes
Contoh : • E11 Non-insulin-dependent diabetes
Dx Utama : DM mellitus (NIDDM)
Type II Termasuk: Diabetes (mellitus)
Dx Sekunder : Katarak (nonobese) (obese): adult-onset,
nonketotic, stable, type II
Dikode : Diabetes non-insulin-dependent pada
Jika Katarak karena remaja
DM = E11.3 † +
H28.0* .3† Dengan komplikasi mata
Jika Katarak bukan karena Katarak diabetes (H28.0*), retinopati
DM = E11.9 + H28.0 diabetes (H36.0*)
Gangren diabetes
Contoh : • E11 Non-insulin-dependent diabetes mellitus
(NIDDM)
Dx Utama : DM Termasuk: Diabetes (mellitus)
Type II (nonobese) (obese): adult-onset,
nonketotic, stable, type II
Dx Sekunder :
Diabetes non-insulin-dependent pada
Gangren remaja
Dikode : E11.5 .5 Dengan komplikasi sirkulasi perifer
Gangren tidak Gangren diabetes, ulkus
diabetes, angiopati
dikoding sendiri perifer diabetes† (I79.2*)
DM Type II with Komp Katarak, renal
• E11 Non-insulin-dependent diabetes
Contoh : mellitus (NIDDM)
Dx Utama : DM Type II .7 Dengan komplikasi ganda
Dx Sekunder : Katarak E11.2† Dengan komplikasi ginjal
Diabetes dan Nefropati Nefropati diabetes (N08.3*),
Diabetes glomerulonefrosis intrakapiler (N08.3*)
Dikode : E11.7 Sindroma Kimmerstiel-Wilson (N08.3)
E11.3 + H28.0 .3† Dengan komplikasi mata
E11.2 + N08.3
Katarak diabetes (H28.0*), retinopati
diabetes (H36.0*)
Pengkodean kombinasi
• ICD menyediakan kategori tertentu tempat dua kondisi,
atau sebuah kondisi dan sebuah proses sekunder yang
berhubungan, diwakili oleh satu kode. Kategori kombinasi
itu hendaknya digunakan sebagai kondisi utama tempat
informasi yang sesuai dapat dicatat.
• Indeks alfabetis (Vol. 3) menunjukkan tempat kombinasi
seperti ini disediakan, yaitu di bawah indentasi “with” yang
berada tepat setelah istilah utama.
• Dua kondisi atau lebih yang dicatat pada kondisi utama bisa
dihubungkan kalau satu kondisi dianggap sebagai
pengubah sifat kondisi yang lain.
Hypertension, hypertensive (accelerated) (benign) (essential)
(idiopathic) (malignant) (primary)
(systemic) I10
- with
- - heart involvement (conditions in I51.4–I51.9 due to
hypertension)
(see also Hypertension, heart) I11.9

Contoh : - - kidney involvement (see also


Hypertension, kidney) I12.9
- - renal sclerosis (conditions in N26.-)

Hypertensi+RF (see also Hypertension, kidney) I12.9


- - - with
- - - - failure (conditions in N18.-, N19.-)
I12.0
+CHF - - - - heart involvement (conditions in
I51.4–I51.9) — see Hypertension,
cardiorenal
- benign, intracranial G93.2
- cardiorenal (disease) I13.9
- - with
- - - renal failure I13.1
- - - - and heart failure (congestive) I13.2
Koding CHF dengan komplikasi
Contoh : Kriteria : Includes = Termasuk
DU : CRF I12 Hypertensive renal disease
DS : Hipertensi Includes: any condition in N00–N07, N18.-, N19 or
N26 due to hypertension
P : USG Abd arteriosclerosis of kidney
Dikode = I12.0 arteriosclerotic nephritis
(chronic)(interstitial)
hypertensive nephropathy
DU : ARF nephrosclerosis
DS : Hipertensi Excludes: secondary hypertension ( I15.- )
I12.0 Hypertensive renal disease with renal failure
P : USG Abd Hypertensive renal failure
Dikode = I12.9 Hypertensive renal disease without renal failure
N17.0+I10 Hypertensive renal disease NOS
Kriteria : Excludes
Hypertensive diseases (I10-I15)
Excludes: complicating pregnancy, childbirth and the
puerperium ( O10-O11 , O13-O16 )
involving coronary vessels ( I20-I25 )
neonatal hypertension ( P29.2 )
pulmonary hypertension ( I27.0 )
I10 Essential (primary) hypertension
High blood pressure
Hypertension
(arterial)(benign)(essential)(malignant)(primary)(systemic)
Excludes: involving vessels of:
· brain ( I60-I69 )
· eye ( H35.0 )
Contoh : Kasus CHF +
Acute lung oedema = I50.1

Kode cukup I50.1


Dx. Bronchitis

Hati – hati menetapkan


koding diagnosa Bronchiti,
sebelum menetapkan kode
ini perhatikan umur pasien
Kondisi yang masih dicurigai
Kriteria pengunaan kode (R)
Kondisi dan tanda atau gejala yang termasuk dalam kategori R00-R99 terdiri
dari:
a) kasus yang tidak bisa diberi diagnosis yang lebih spesifik setelah semua fakta
yang berhubungan dengan kasus ini diperiksa,
b) tanda atau gejala yang ditemukan pada pemeriksaan awal ternyata bersifat
sementara dan penyebabnya tidak bisa ditentukan,
c) diagnosis sementara pada pasien yang tidak kembali untuk pemeriksaan atau
asuhan lebih lanjut,
d) kasus yang dirujuk ke tempat lain untuk penyelidikan atau pengobatan
sebelum diagnosis berdiri,
e) kasus yang karena suatu alasan tidak bisa diberi diagnosis yang lebih tepat,
f) gejala tertentu, yang memiliki informasi tambahan, yang merupakan masalah
penting tersendiri dalam asuhan medis.
Contoh kode Tanda atau gejala
Tanda dan gejala pada sistem sirkulasi dan pernafasan (R00-R09)
R00 Kelainan denyut jantung
Kecuali: kelainan yang dimulai pada masa perinatal (P29.1)
arrhythmias yang dijelaskan (I47-I49)
R00.0 Takikardia, tidak dijelaskan
Denyut jantung cepat
Takikardia:
- sinoaurikuler NOS
- sinus NOS
R00.1 Bradikardia, tidak dijelaskan
Denyut jantung lambat
Bradikardia:
- sinoatrial
- sinus
- vagus
Gunakan kode tambahan (Bab XX) untuk identifikasi obat, kalau disebabkan obat
R00.2 Palpitasi
Sadar akan denyut jantungt
R00.8 Kelainan denyut jantung lain dan tidak dijelaskan
ICD 9 CM

2010
ICD 9-CM Procedure Classification:

1. Berisi Tabular List & Alphabetic Index.


2. Modifikai Kode V “Surgical Procedures” of ICD 9
Classification of Procedures in Medicine
3. Surgical procedures termasuk pada grup 01-86
4. Non-surgical procedures terdapat pada 87-99
5. Srtuktur klasifikasi adalah dasar dalam anatomi “surgical
specialty”
6. Kode angka
7. Angka utama 2 digit dengan 2 digit desimal yang diperlukan
(ekspansi dari ICD 9 3 digt, ICD 9-CM 4 digit)
16 CHAPTER CODE ICD-9-CM
BAB CODE PROCEDURE
0 00 Procedures and intervention, not elsewhere clasified
1 01 – 05 Operations on the nervous system
2 06 – 07 Operations on the endocrine system
3 08 – 16 Operations on the eye
4 18 – 20 Operations on the ear
5 21 – 29 Operations on the nose, mouth, and pharynx
6 30 – 34 Operations on the respiratory system
7 35 – 39 Operations on the cardiovascular system
8 40 – 41 Operations on the hemic dan lymphatic system
9 42 – 54 Operations on the digestive system
10 55 – 59 Operations on the urinary system
11 60 – 64 Operations on the male genital organs
12 65 – 71 Operations on the female genital organs
13 72 – 75 Obstetrical procedures
14 76 – 84 Operation on the musculoskeletal system
15 85 – 86 Operations on the integumentary system
16 87 – 99 Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures
Standar Coding
Entry data
ICD9CM
Review hasil
atau import Kode Prosedur Utama yang pengkodean dan
data dari data berhubungan dengan
warehouse Grouping INA
Diagnosis Utama
CBG
dilanjutkan dengan
mengkode prosedur-
prosedur lainnya.

Patient demographics PPx & other Px Check & group

Konfirmasi Prosedur Utama secara Pada proses ini “summary


Identifikasi pasien khusus berhubungan editor” digunakan untuk
untuk memastikan dengan Diagnosis Utama. memeriksa aturan coding dan
data demografi, ID Pada episode ini proses kesiapan untuk grouping.
Pasien, episode Setelah grouping, dihasilkan
editing coding harus
perawatan sesuai pengesahan summary yang
dengan rekam meggunakan peraturan utk berisi semua data casemix
medis yang akan coding CBG. Ini termasuk yang relevan untuk
dikode jenis kelamin dan usia. pencetakan dan penyimpanan
CHAPTER. 16
MISCELLANEOUS DIAGNOSTIC AND THERAPEUTIC PROCEDURES (87-99)

Cth : Computerized axial tempography of head C.A.T. scan of head  87.03

Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Scan, scanning
- C.A.T (computerized axial tomography) 88.38
- - abdomen 88.01
- - bone 88.38
- - - mineral density 88.89
- - brain 87.03 (CT Scan kepala)
- - kidney 87.71
- - skeletal 88.38
- - - mineral density 88.98
- - thorax 87.41
CHAPTER. 15
OPERATIONS ON THE INTEGUMENTARY SYSTEM (85-86)

Cth : Membersihkan luka

Excisional debridement of wound, or burn  86.22

Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Debridement
- burn (skin) 86.28
- - excisional 86.22
- - nonexcisional 86.28
CHAPTER. 13
OBSTETRICAL PROCEDURES (72 – 75)

Cth : SC
Section Cecarean Transperitonial  74.4

Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Cecarean section 74.99


- peritonial eclusion 74.4
- specified type NEC 74.4
- transperitonial 74.4 (SC)
- - classical 74.0
- - low cervical 74.1
Contoh : SC + Sterilization
CHAPTER. 10
OPERATIONS ON THE URINARY SYSTEM (55-59)
Cth : Pengangkatan batu renal  55.01
Removal calculus kidney  55.01
1 2 3
Cara mencari pada buku ICD-9-CM
– Removal ---- see also Excision

– Excision bukan
- lesion (local)
- - kidney 55.39
- - - with partial nephrectomy 55.4
 Removal – see also Excision
- calculus
- - kidney (by incision) 55.01
- - - without incision (transurethral) 56.0
- - - percutaneous 55.03
- - - - with fragmentation (ultrasound) 55.04
- - - renal pelvis (by incision) 55.11
- - - - percutaneous neprostomy 55.03
CHAPTER. 7
OPERATIONS ON THE CARDIOVASCULAR SYSTEM (35-39)

Cth : PTCA
Percutaneus translumenal coronary angioplasty  00.66
3 4 2 1

Cara mencari pada buku ICD-9-CM

1. Angioplasty (laser) – see also Repair, blood vessel


- coronary 36.09
- - percutaneus translumenal (balloon) (single vessel)
00.66
Contoh : Omit code = tidak dikoding
Tindakan Ventilator
96.70 Continuous invasive
mechanical ventilation of
Kode juga terkait
unspecified duration
penyisipan tabung
Invasive mechanical
endotrakea (96,04)
ventilation NOS
trakeostomi (31.1-31.29)
96.71 Continuous invasive
mechanical ventilation for
less than 96 consecutive
hours
96.72 Continuous invasive
mechanical ventilation for 96
consecutive hours or more
Durasi Ventilator
96.70 Continuous invasive Untuk menghitung jumlah
mechanical ventilation of jam (durasi) ventilasi
unspecified duration mekanis kontinyu saat
Invasive mechanical dirawat di rumah sakit,
ventilation NOS mulailah penghitungan
96.71 Continuous invasive sejak dimulainya intubasi
mechanical ventilation for (endotrakeal). Durasi
less than 96 consecutive diakhiri dengan ekstubasi
hours (endotrakeal).
96.72 Continuous invasive
mechanical ventilation for 96
consecutive hours or more
Catatan tindakan Lysis

Jika metode
pembebasannya dengan
metode :
Tumpul, digital, manual,
mechanical, tidak dengan
instrumen tidak dikoding
Appendictomy
Jika tindakan Appendicectomy saja
dikode 47.09
Appendicectomy incidental 47.19
Incidental laparoscopi 47.11
Omit code

Prosedur
yang sebagai
jalan operasi
tidak dikoding
Koding PTCA
Perhatikan kode
also :
Kode juga jumlah
stent yang
dipasang
Jumlah pembuluh
darah yang
dikerjakan
Aturan koding lainnya
1. Dalam hal bayi lahir dengan tindakan persalinan menggunakan
kode P03.0 – P03.6 maka dapat diklaimkan terpisah dari klaim
ibunya.
2. Kontrol Ulang
Dalam hal pasien yang datang untuk kontrol ulang dirawat
jalan dengan diagnosis yang sama pada kunjungan
sebelumnya, ditetapkan sebagai diagnosis utama
menggunakan kode “Z” dan diagnosis sekunder dikode
sesuai penyakitnya.
Contoh :
Pasien datang ke rumah sakit untuk kontrol Hipertensi.
Diagnosis Utama : Kontrol Ulang
Diagnosis Sekunder : Hipertensi
Dikode kontrol ulang (Z09.8) sebagai diagnosis utama dan
Hipertensi (I10) sebagai diagnosis sekunder.
3. Terapi Berulang
Dalam hal pasien yang datang untuk mendapatkan
terapi berulang di rawat jalan seperti
rehabilitasi medik, rehabilitasi psikososial, hemodialisa,
kemoterapi dan radioterapi ditetapkan sebagai
diagnosis utama menggunakan kode “Z” dan
diagnosis sekunder dikode sesuai penyakitnya.
Contoh :
Pasien datang ke RS untuk dilakukan kemoterapi karena
Ca. Mammae.
Diagnosis Utama : Kemoterapi
Diagnosis Sekunder : Ca. Mammae
Dikode kemoterapi (Z51.1) sebagai diagnosis utama dan Ca.
Mammae (C50.9) sebagai diagnosis sekunder.
4. Pengkodean untuk persalinan :
a. Bila terdapat penyulit atau komplikasi
maka penyulit atau komplikasi menjadi
diagnosis utama
b. Metode persalinan (O80.0-O84.9) sebagai
diagnosis sekunder
c. Outcome persalinan (Z37.0 – Z37.9)
sebagai diagnosis sekunder
6. Penggunaan kode Z29.0 Isolasi
digunakan untuk kasus orang yang
datang ke rumah sakit untuk melindungi
dirinya dari lingkungannya atau untuk
isolasi individual setelah melakukan
kontak dengan penyakit menular.
7. Pasien yang telah melahirkan di FKTP, namun
dirujuk oleh dokter untuk melakukan tubektomi
interval di FKRTL maka dikode Sterilization
(Z30.2) sebagai diagnosis utama.
8. Pengkodean Thalasemia :
a. Pasien Thalasemia Mayor adalah pasien yang
mempunyai diagnosis utama maupun sekunder
mempunyai kode ICD-10 yaitu D56.1
b. Jika pasien Thalasemia Mayor pada saat kontrol
ulang diberikan obat kelasi besi (Deferipone,
Deferoksamin, dan Deferasirox) maka diinputkan
sebagai rawat jalan dengan menggunakan kode
D56.1 sebagai diagnosis utama
9. Pemasangan infus pump Tindakan insertion of totally
hanya menggunakan kode implantable infusion pump (alat
99.18 ditanam dalam tubuh)
menggunakan kode 86.06
ADMINISTRASI KLAIM YANG BAIK
Yang perlu diketahuai oleh seorang
petugas klaim
1. Regulasi terkait JKN
2. Memahami ICD 10 dan ICD 9 CM
3. Lebih baik lulusan Rekam Medis
4. Mengerti komputer
Sarana prasarana
• Berkas rekam medis yang terisi lengkap sesuai
dengan keadaan pasien selama dirumah sakit
• Berkas administrasi yang lengkap
• Perangkat komputer yang lengkap
• Ruang kerja yang memadai
PROSES KLAIM JKN
Administrasi
Koder

Verif BPJS Verif


Independen
Proses Manajemen Klaim di RS

Rekam Medis
Pasien Pulang

Review kelengkapan rekam Unit


Rekam Medis
medis

# Tim Audit
Audit/CMRR # Tim Rekam Medis

Koding dan Grouping Koder

Verifikasi Internal

Klaim Adm Klaim


Regulasi perlu diketahui
• Permenkes No.76 Tahun 2016
• Permenkes No. 52 Tahun 2016
• Permenkes No. 64 Tahun 2016
• Permenkes No. 28 Tahun 2014
• Permenkes No. 4 Tahun 2017
• Permenkes No. 36 Tahun 2014
• Berita Acara bersama Kemenkes dan BPJS
Kesehatan
1 Rawat Jalan
- Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
- Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan
prosedur serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPJP).
- Surat Rujukan Internal (jika ada rujukan internal) untuk
kasus dengan diagnosa penyakit lebih dari satu.
- Protocol terapi dan regimen (jadual pemberian) obat khusus
- Resep alat kesehatan (diluar prosedur operasi)
- Tanda terima alat kesehatan (kacamata, alat bantu dengar,
alat bantu gerak dll)
- Billing system atau perincian tagihan manual Rumah Sakit
- Berkas pendukung lain yang diperlukan
2 Rawat Inap
- Surat perintah rawat inap
- Surat Eligibilitas Peserta (SEP)
- Resume medis yang ditandatangani oleh DPJP
- Bukti pelayanan yang mencantumkan diagnosa dan prosedur
serta ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP).
- Laporan operasi (jika diperlukan)
- Protocol terapi dan regimen (jadual pemberian) obat khusus
- Resep alat kesehatan (diluar prosedur operasi)
- Tanda terima alat kesehatan (alat bantu gerak, collar neck,
corset, dll)
- Billing system atau perincian tagihan manual Rumah Sakit
- Berkas pendukung lain yang diperlukan
TERIMA
KASIH

JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL

Untuk Indonesia yang lebih sehat

84

Anda mungkin juga menyukai