Anda di halaman 1dari 84

CURRICULUM VITAE

Nama : Asep Supriatna


T –T – L : Cimahi, 24 Maret 1980
Agama : Islam
Alamat : Komplek PEMDA Padasuka Blok D No. 105
Cimahi Tengah Kota Cimahi 40526
Pekerjaan : PNS Kementerian Kesehatan RI
RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung
Tim National Casemix Center Kemenkes RI
Email : asep.supriatna2403@yahoo.com
asep.supriatna2403@gmail.com
HP : 081220209198
DASAR HUKUM
 UUD 1945 pasal 28 H ayat (1), (2), (3)
 UUD 1945 pasal 34 ayat (1), (2)
 Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN)
 Undang-Undang No 24 tahun 2011 tentang Badan
 Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
 PP No 101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI)
 Perpres No 111/2013 tentang Jaminan Kesehatan Nasional
 Permenkes no 69/2013 ttg Tarif JKN,
 Permenkes no 71/2013 ttg Yankes dlm JKN,
 Permenkes no 27/2014 ttg Petunuk Teknis Sistem INA-CBG
 Permenkes no 28/2014 ttg Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional
Permenkes no 59/2014 ttg Revisi Tarif JKN
 Kepmenkes no 328/2013 ttg Fornas
 Surat edaran No.HK/MENKES/32/1/2014 PPK Pasien BPJS
Perpres No. 12 Tahun 2013
Perubahan Perpres No 111 Tahun 2013

3) BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada


Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan
berdasarkan cara Indonesian Case Based Groups
(INACBG’s).

4) Besaran kapitasi dan Indonesian Case Based Groups


(INA-CBG’s) ditinjau sekurang-kurangnya setiap 2
(dua) tahun sekali oleh Menteri setelah berkoordinasi
dengan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan.
CASEMIX/INACBGs

Sistem Casemix adalah :


Pengelompokan diagnosis penyakit yang dikaitkan dengan biaya
perawatan dan dimasukan ke dalam group-group

Ciri – ciri setiap group adalah :


1. Penyakit yang mempunyai Gejala Klinis yang sama
2. Pemakaian sumber daya yang sama (biaya perawatan sama)

Sistem pembayaran pelayanan kesehatan secara paket dimana tarif


ditentukan sebelum pelayanan diberikan
• Dasar Pengelompokan dengan menggunakan :
 ICD – 10 Untuk Diagnosa (14.500 kode)
 ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (8.500
kode)
• Untuk mengkombinasikan kode diagnosa dan
prosedur tidak mungkin dilakukan secara
manual, maka diperlukan yang namanya “
Grouper “
• Grouper ini menggabungkan sekitar 23.000
kode ke dalam group -group
• Terdiri dari 31 CMG (Casemix Main Group)
• Terdiri dari 1077 kode INA-CBG yang terdiri
dari 789 kode untuk rawat inap dan 288
untuk rawat jalan
INA CBG’S (INDONESIA CASE BASE GROUP)

INA CBG V 2.0 & 2.1

TAHUN 2011-2012

INA CBG V 4,1


INA CBG V 4,0 TAHUN 2014

TAHUN -2013
INA CBG V 3.0 & 3.1
DEFINISI CODING

Coding
adalah Kegiatan memberikan kode diagnosa
utama & sekunder sesuai dengan ICD-10 serta
memberikan kode prosedur/tindakan utama
maupun sekunder sesuai dengan ICD-9-CM.
Diagnosis

• Utama adalah suatu diagnosis/kondisi kesehatan


yang menyebabkan pasien memperoleh perawatan
atau pemeriksaan, yang ditegakkan pada akhir
episode perawatan dan bertanggung jawab atas
kebutuhan sumber daya pengobatannya

• Sekunder adalah diagnosis yang menyertai


diagnosis utama pada saat pasien masuk atau yang
terjadi selama episode perawatan.
Lanjutan . . .

• Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai


diagnosis utama atau kondisi pasien saat masuk dan
membutuhkan pelayanan/asuhan khusus setelah
masuk dan selama rawat.

• Komplikasi adalah penyakit yang timbul dalam masa


pengobatan dan memerlukan pelayanan tambahan
sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan
oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Sistem Pelaporan
(SIRS)

Sistem Pembayaran
DRGs / CBGs
4. Pemanfaat
Koding Registrasi Kanker
Di rs.
Sertifikat Medis
Penyebab Kematian

Database RS
(Penelitian)
DASAR HUKUM

• Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan


Medik No.:HK.00..05.1.4.00744 , Tahun 1996
tentang Penggunaan Klasifikasi Internasional
Mengenai Penyakit Revisi kesepuluh (ICD-10) di
Rumah Sakit.
• Standar Akreditasi Bidang Rekam Medis S.5.P5.
mengenai penggunan buku ICD X
• Permenkes No. 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Teknis Sistem Indonesia Case Base Groups (INA-CBGs)
Struktur Buku ICD-10
• volume 1 merupakan himpunan klasifikasi itu sendiri yang disebut
Tabular List. Di dalam volume 1 diagnosis dikategorikan dalam
kelompok kategori sehingga memudahkan dalam pemilihannya
(subkategori) dan perhitungan statistik
• volume 2 merupakan manual atau pedoman tentang cara
menggunakan volume 1 dan 3
• volume 3 disebut Alphabetical Index (indeks abjad) yang berfungsi
sebagai ‘kamus’-nya volume 1. Dalam volume 3 ini terdapat 3 seksi.
 Seksi 1 merupakan klasifikasi diagnosis yang tertera dalam vol.
1
 seksi 2 untuk mencari penyebab luar morbiditas, mortalitas dan
memuat istilah dari bab 20.
 Seksi 3 merupakan tabel obat-obatan dan zat kimia sebagai
sambungan dari bab 19, 20 dan menjelaskan indikasi
kejadiannya.
Chapter-Chapter di dalam Volume 1 ICD-10
A-Z (kecuali U), halaman 107 - 1175

No: (alfabet) Judul Chapter


I. (A-B) Penyakit Infeksi dan Parasitik tertentu
II. (C-D48) Neoplasma
III. (D50-89)Penyakit Darah dan Organ Pembentuk Darah dan
gangguan yang melibatkan Mekanisme Imunitas
IV. (E) Penyakit Endokrin, Nutrisional dan Metabolik
V. (F) Gangguan Mental dan Prilaku
VI. (G) Penyakit Sistem Saraf
VII. (H00-59) Penyakit Mata dan Adneksa Mata
VIII. (H60-95) Penyakit Telinga dan Prosesus Mastoid
IX. (I) Penyakit Sistem Sirkulasi
X. (J) Penyakit Sistem Respirasi
XI. (K) Penyakit Sitsem Digestif
XII. (L) Penyakit Kulit & Jaringan Bawah Kulit
XIII. (M) Penyakit Otot-Kerangka Tulang & Jaringan Ikat.
Bab-Bab di Volume 1 ICD-10
A-Z (kecuali U), halaman 107 - 1175

No: (alfabet) Judul Bab


XIV (N) Penyakit Sistem Genitourinaria
XV (O) Kehamilan, persalinan-kelahiran dan nifas
XVI (P) Kondisi-kondisi tertentu dimulai dalam periode perinatal
XVII (Q) Malformasi, deformasi dan abnormalitas
kromosomal yang kongenital
XVIII (R) Symtom, tanda-tanda dan temuan klinis, laboratorium
yang tidak normal, NEC (Not elserwhere classified)
(tidak terklasifikasi di bab/bagian lain)
XIX. (S-T) Cedera, keracunan dan konsekuensi-konsekuensi
lain akibat sebab luar
XX. (V-W-X-Y) Sebab-sebab luar Mortalitas dan Morbiditas
XXI. (Z) Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan
dan kontak dengan fasiltas pelayanan kesehatan
CHAPTER 19

BLOKCS S00 – S09

S 02 THREE- CHARACTER CATEGORIES

S 02.0 FOUR- CHARACTER CATEGORIES

S 02.00 FIFTH- OR SUBSEQUENT CHARACTER LEVEL

THE UNUSED “U” CODES


CODING OF CATEGORIES

• Conventions
• Multiple
• Combination
• Sequele
• External Cause
• Condition acute and chronic
• Code complication post prosedure
• Chapter Specific Note
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain

Kondisi utama & Kondisi lain yg relevan harus


dicatat oleh dokter, dan koder memberi kode
pd kondisi tsb.
Bila kondisi pencatatan utama sudah tidak
konsisten atau salah dicatat, harus
dikembalikan utk penjelasan.
Bila gagal mendapatkan klarifikasi peraturan
MB1 s/d MB5 akan menolong koder.
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain

• Sistem dual-klasifikasi Dagger (†) &


Asterisk (*)
Contoh :
Measles pneumonia = B05.2† J17.1*
Pericarditis tuberculosis = A18.8† I32.0*
NIDDM karatak = E10.3† H28.0*
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain
• Symptoms (gejala), Sign dan temuan abnormal dan
situasi yg bukan penyakit :
Hati2 dlm kode diagnosa utama utk BAB XVIII (kode “R”) & XXI
(kode “Z”) utk KASUS RAWAT INAP.
Jika diagnosa yg lbh spesifik (penyakit atau cidera) tidak dibuat pd
akhir rawat inap maka dizinkan memberi kode “R” atau kode “Z”.

• Kode kategori kombinasi


Kategori kombinasi digunakan apabila diagnosa utama dan
sekunder yg berkaitan dapat digambarkan dalam satu kode
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)
21
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain

• Kode kondisi Akut & Kronis


Kondisi utama akut & kronis dijumpai kategori yg terpisah, tetapi bg
kombinasi kode kondisi akut digunakan sbg kondisi utama yg harus
dipilih.
contoh :
Kondisi utama : Cholecystitis akut & kronis
kondisi lain : -
Diberi kode acute cholecystitis (K81.0) sbg kode utama dan chronic
cholecystitis (K81.1) digunakan sbg kode sekunder
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain

• Kode kondisi & komplikasi post prosedur


Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan dng
pembedahan & tindakan lain.
mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant, shock
dll.
contoh :
Kondisi utama : Haemorrhage hebat setelah cabut gigi
Kondisi lain : Nyeri
Spesilaisasi : Gimul
Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode utama
B20-B24 : HIV

Kondisi Utama penyakit HIV disertai beberapa penyakit,


HARUS dipilih subkategori 7. yg tepat dari B20-B22.
Sub kategori B22.7 bila tdp dua (2) kategori atau lebih dari
B20-B22, diikuti kode tambahan utk menentukan daftar kondisi individual
dapat digunakan B20-B24
Contoh :
1. KU : Penyanit AIDS dan Sarcoma Kaposi
K.Lain : -
Diberi kode HIV disease resulting in Kaposi’s sarcoma (B21.0)

2. KU : Toxoplasmosis dan Cryptococcosis pd pasien HIV


K. Lain :-
Diberi kode HIV multiple infection (B20.7), B20.8 dan B20.5
dapat digunakan sbg kode tambahan
24
E10-E14 DIABETES MELLITUS

Subkategori .7 digunakan kode utama bila komplikasi multiple


pada DM. diikuti kode komplikasi yg terdaftar dapat
ditambahkan sbg kode tambahan.
Contoh :
1. K.Utama : Renal failure krn diabetic glumenulonephrosis
Diberi kode E14.2+ dan N08.3*

2. K.Utama : IDDM dng Nephropathy, Gangrene & Cataracts


Diberi kode utama IDDM with multiple complication
(E10.7)
dan E10.2+ N08.3* IDDM dng nephropathy, E10.5
NIDDM with Gangrene, E10.3+ H28.0* IDDM with
cataract
Spesifik & Rinci Diagnosa
menurut ICD-10

• transitional cell carcinoma of trigone of bladder


• acute appendicitis with perforation
• diabetic cataract, insulin-dependent
• meningococcal pericarditis
• antenatal care for pregnancy-induced hypertension
• diplopia due to allergic reaction to antihistamine taken as
prescribed
• osteoarthritis of hip due to an old hip fracture
• fracture of neck of femur following a fall at home
• third-degree burn of palm of hand.
.
Contoh Neoplasma

Morphology

C 50.0 M8010/3 Behaviour

Topograhpy Histological
Contoh Fractur
Pengendara spd motor bertabrakan dg mobil di jalan raya pada saat akan
bekerja , mengalami fraktur tertutup paha kanan bagian tengah.

Look up Fracture in the Index (Volume 3, page 235).


Fracture
- Femur, Femoral
- - Shapt (lower third), (middle third), (upper third) S72.3
untuk karakter luka tertutupnya lihat di (Volume1, Page 932)
0 Close  S72.30
1 Open
Mencari Penyebab Luar
Look up Accident in the Index (Volume 3, page 575).
Accident
- transport-continued
- - motor cycle rider
- - - collision
- - - - car, pick-up truck or van V23.-
untuk mencari poin dash (Volume1, Page 1029)
kategori 4 caracter
.4 Driver injured in trafic accident
kategori 5 caracter aktivitas, ( volume 1 Page 1018 )
.2 While working for income  V23.42
Langkah-langkah untuk mengkoding :

1. Tentukan jenis pernyataan (Diagnosa)yang akan dikode dan rujuk ke


Section yang sesuai pada Indeks Alfabet
2. Tentukan lokasi ‘lead term,’. Untuk penyakit dan cedera
3. Baca dan pedomani semua catatan yang terdapat di bawah ‘lead term’
4. Baca semua term yang dikurung oleh parentheses setelah ‘lead term’
5. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang ‘see’ dan ‘see also’ di dalam
Indeks
6. Rujuk daftar tabulasi (Volume I) untuk memastikan nomor kode yang
dipilih
7. Pedomani setiap term inklusi dan eksklusi di bawah kode yang dipilih, atau
di bawah judul bab, blok, atau kategori.
8. Tentukan kode
E.g.

Acute Ulcer of the Stomach with


Haemorrhage and Perforation
e.g.
Ulcer, ulcerated, ulcerating
- stomach (eroded)(peptic)(round) K25.9
- - with
- - - hemorrhage K25.4
- - - - and perforation K25.6
- - - perforation K25.5
- - acute
- - - with
- - - - hemorrhage K25.0
- - - - - and perforation K25.2
- - - - perforation K25.1
- - chronic
- - - with
- - - - hemorrhage K25.4
- - - - - and perforation K25.6
- - - - perforation K25.1
Contoh

 Chronic viral hepatitis C


Look up hepatitis in the Index (Volume 3, page
263).
Hepatitis
- viral
- - chronic
- - - type
- - - - C -> B18.2
 Anemia Aplastik Kongenital
Look up anemia in the Index (Volume 3, page 42)
Anemia
- Aplastik
- - Congenital (D61.0)

 Anemia Hemolytik Acute


Look up anemia in the Index (Volume 3, page 43)
Anemia
- Hemolytic
- - Acute (D59.9)
Paranoid schizophrenia
Lihat schizophrenia pada Index (Volume 3, halaman 487).
Schizophrenia
- paranoid (type) -> F20.0
Paranoid delusions
Lihat delusions pada Index (Volume 3, halaman 149).
Delusions - see Disorder, delusional.
Disorder
- delusional -> F22.0
BBLR – berat badan 900 grams
Look up low in the Index (Volume 3, halaman 338).
Low
-birthweight
- - extreme (999 grams or less) -> P07.0

Asphyxia dengan APGAR score 5


Look up Asphyxia in the Index (Volume 3, halaman 61).
Asphyxia
-newborn
- - with 1 minute Apgar score
- - 4 – 7  P21.1
Thalassemia major
Look up Thalassemia in the Index (Volume 3,
page 532).
Thalassemia
- major ->D56.1
Pengertian ICD 9 CM

Merupakan sistem pengklasifikasian prosedur/


tindakan operasi dan non operasi berdasarkan
kriteria / kategori tertentu
KLASIFIKASI PROSEDUR ICD-9-CM

• Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabularlist dan


Index Alfabetis
• Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-86
• Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian 87-99
• Struktur klasifikasi berdasarkan anatomi
• Kode angka
• Berdasarkan struktur 2-digit dengan 2 digit desimal
diperlukan
16 CHAPTER CODE ICD-9-CM

BAB CODE PROCEDURE


0 00 Procedures and intervention, not elsewhere clasified
1 01 – 05 Operations on the nervous system
2 06 – 07 Operations on the endocrine system
3 08 – 16 Operations on the eye
4 18 – 20 Operations on the ear
5 21 – 29 Operations on the nose, mouth, and pharynx
6 30 – 34 Operations on the respiratory system
7 35 – 39 Operations on the cardiovascular system
8 40 – 41 Operations on the hemic dan lymphatic system
9 42 – 54 Operations on the digestive system
10 55 – 59 Operations on the urinary system
11 60 – 64 Operations on the male genital organs
12 65 – 71 Operations on the female genital organs
13 72 – 75 Obstetrical procedures
14 76 – 84 Operation on the musculoskeletal system
15 85 – 86 Operations on the integumentary system
16 87 – 99 Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures
STEP FOR PROCEDUR CODING

• Identity the procedure phrase to be coded


• Decide the Lead term
• Look up lead term in the Alphabetic index
• Locate any modifers
• Check the code given in the index with Tabular
• Check for Inclusion and Exclusion terms
• Assign the code
KATEGORI BAGIAN BLOK DAN SUB BLOK KODE ANGKA CLASIFICATION OF
PROCEDURES OPERATIONS ON THE NERVOUS SYSTEM (01-05)
(PRIMARY AXIS)

BLOK dan SUB BLOK


• 03 Operations on spinal cord and spinal canal structures
(PRIMARY AXIS)
• 03.0 Exploration and decompression of spinal canal structures
(SECONDARY AXIS)
• 03.01 Removal of foreign body from spinal canal
(TERTIARY AXIS)
• 03.02 Reopening of laminectomy site (TERTIARY AXIS)
• 03.09 Other exploration and decompression of spinal canal
(TERTIARY AXIS)
Contoh ICD – 9 CM
CHAPTER. 1
OPERATIONS ON THE NERVOUS SYSTEM (01-05)

Cth : Excision of lession or tissue of cerebral meninges 


01.51

Cara mencari pada buku ICD-9-CM


Excision
- abscess – see Excision, lesion, by site
Excision
- abscess
- lesion
- - cerebral (cortex) NEC 01.59
- - - - meninges 01.51
CHAPTER. 2
OPERATIONS ON THE ENDOCRINE SYSTEM (06-07)

Cth : Partial subternal thyroidectomy  06.51

Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Thyroidectomy NEC 06.39


- partial or subtotal NEC 06.39
- - subternal (by mediastinotomy)(transsternal
route) 06.51
CHAPTER.4
OPERATIONS ON THE EAR (18-20)

Cth : Tympanoplasty type IV  19.54


Cara mencari pada buku ICD-9-CM
Tympanoplasty (type I) (with graft) 19.4
- with
- - air pocket over round window 19.54
- - fenestra in semicircular canal 19.55
- - graft against
- - - incus or malleus 19.52
- - - mobile and intact stapes 19.53
- - - incudostapediopexy 19.52
- epitympanic type 1 19.4
- revision 19.6
- type
- - II (graft against incus or mallues) 19.52
- - III (graft against mobile and intac stapes) 19.53
- - IV (air pocket ocer round window) 19.54
- - V (tenestra insemiclrcular canal) 19.55
CHAPTER. 5
OPERATIONS ON THE NOSE, MOUTH, AND PHARYNX (21-29)

Cth : Closed endoscopic needle biopsy of nasal sinus 22.11

Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Biopsy
- nose, nasal 21.22
- - sinus 22.11
- - - Closed endoscopic needle 22.11
- - open 22.12
CHAPTER. 9
OPERATIONS ON THE DIGESTIVE SYSTEM (42-54)

Cth : Partial gastrectomy with bypass gastrogastrostomy  43.89


Cara mencari pada buku ICD-9-CM
Gastrectomy (partial) (subtotal) NEC 43.89
- with
- - anastomiasis (to) NEC 43.89
- - - duodenum 43.6
- - - esophagus 43.5
- - - gastrogastric 43.89
- - - jejunum 43.7
- - esophagogastrostomy 43.5
- - gastroduodenostomy (bypass) 43.6
- - gastroenterostomy (bypass) 43.7
- - gastrogastrostomy (bypass) 43.89
- - gastrojejunostomy (bypass) 43.81
CHAPTER. 13
OBSTETRICAL PROCEDURES (72 – 75)

Cth : SCTP  74.4


Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Cecarean section 74.99


- peritonial eclusion 74.4
- specified type NEC 74.4
- transperitonial 74.4
- - classical 74.0
- - low cervical 74.1
CHAPTER. 15
OPERATIONS ON THE INTEGUMENTARY SYSTEM (85-86)

Cth : Excisional debridement of wound, or burn  86.22

Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Debridement
- burn (skin) 86.28
- - excisional 86.22
- - nonexcisional 86.28
CHAPTER. 16
MISCELLANEOUS DIAGNOSTIC AND THERAPEUTIC PROCEDURES (87-99)

Cth : Computerized axial tempography of head C.A.T. scan of head  87.03


Cara mencari pada buku ICD-9-CM

Scan, scanning
- C.A.T (computerized axial tomography) 88.38
- - abdomen 88.01
- - bone 88.38
- - - mineral density 88.89
- - brain 87.03
- - kidney 87.71
- - skeletal 88.38
- - - mineral density 88.98
- - thorax 87.41
HINDARI SINGKATAN
DIAGNOSIS/PROSEDUR

•BP = Broncho Pneumonia


•BP = Brachial Plexus
•FA = Fibrillation Atrial
•FA = Flour Albus
•HAP = Haemorrhagic Anterpartum
•HAP = Hospital Acquired Pneumonia
•MR = Mitral Regurgitation
•MR = Mental Retardation
PROBLEM KODING
ICD-10 & ICD-9CM

•Diagnosis/tindakan tidak ditulis


•Diagnosis/tindakan tidak spesifik
•Diagnosis/tindakan tidak lengkap
•Tulisan dokter tidak terbaca
•Singkatan tidak standar
•Prosedur tidak dilakukan ttp di koding
•Prosedur dilakukan ttp tidak di koding
•Salah Koding

53
• DOKTER
Menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis
sekunder apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh
prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume
medis pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di
rumah sakit.

• KODER
Melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi
oleh dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk
diagnosa dan ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan
PERAN PENULISAN
DIAGNOSIS DAN KODE INA-DRG

• Penulisan diagnosis Kode Tarif


tdk lengkap INA-CBG rumah sakit
• Pengkodean salah salah salah

Dokter dan Koder

Berperan penting dalam


penerapan sistem kode INA-CBG
Rekam INACBGs

Medis Koding Group


• Tanpa dokumentasi rekam medis – Koding
tidak bisa dilakukan
• Kelengkapan RESUME MEDIS
• Ketelitian & Ketepatan koding
• Komunikasi dokter dan koder
• Harus akurat dan lengkap
• Mencerminkan episode perawatan pasien
• Penulisan Diagnosa & Prosedur tidak boleh
disingkat (Resume Medis & IC)
• Harus jelas dan rinci
• Catatan harus dapat dibaca dan tidak boleh
dihapus
• Data demografi pasien
• Resume medis
• Laporan operasi
• Hasil pemeriksaan penunjang (P.A, Patklin,Radiologi)
• Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
• Mengikuti standar resmi WHO dalam pengkodean diagnosis
(WHO Morbidity Refference Group)
• Mengikuti standar resmi aturan coding ICD-10 dan ICD-9-
CM
• Untuk kasus pasien bayi baru lahir (usia 0-28 hari) data
berat badan lahir dalam gram harus dimasukkan.
• Gunakan kode P (perinatal) untuk diagnosa utama jika
umur pasien kurang dari 28 hari.
• Prosedur utama harus berkaitan dengan Diagnosa utama
Aturan KodingKaidah
lainnyaKoding
INACBGINACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Bayi lahir sehat :
Tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P),
hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi
persalinan, tunggal atau multiple (Z38.-)

Bayi yg lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya


yaitu komplikasi saat hamil dan melahirkan
dapat digunakan kode P00-P04
Tetapi yang dapat diklaimkan hanya yang
menggunakan kode P03.0 – P03.6
Aturan KodingKaidah
lainnyaKoding
INACBGINACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Pasien yang datang untuk kontrol ulang
dengan diagnosis yang sama seperti
kunjungan sebelumnya dan terapi
(rehab medik, kemoterapi, radioterapi)
di rawat jalan menggunakan kode “Z”
sebagai diagnosis utama dan kondisi
penyakitnya sebagai diagnosis
sekunder.
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014

Contoh :
Kondisi utama : Kemoterapi
Kondisi lain : Ca. Mammae
DU: kode kemoterapi (Z51.1) dan DS :Ca. Mammae
(C50.9)

Kondisi utama : Kontrol Hipertensi


Kondisi lain :-
DU : kode kontrol (Z09.8) dan DS : Hipertensi (I10)
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Apabila ada dua kondisi atau kondisi
utama dan sekunder yang berkaitan,
maka dalam ICD 10 harus menggunakan
satu kode.
Contoh :
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal
failure (I12.0)
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Pengkodean untuk pasien Thalasemia :

a. Pasien selain Thalasemia Mayor tidak


mendapatkan top-up special drug.

b. Pasien Thalasemia Mayor adalah pasien


yang mempunyai diagnosis baik diagnosis
primer maupun sekunder mempunyai kode
ICD-10 : D56.1
Aturan KodingKaidah
lainnyaKoding
INACBGINACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Pengkodean untuk pasien Thalasemia :
c. Jika pasien Thalasemia Mayor dirawat
inap hanya untuk tranfusi darah tanpa
diberikan obat kelasi besi maka tetap
menggunakan kode D56.1 sebagai
diagnosis utama dan tidak mendapatkan
top-up special drug.
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Pengkodean untuk persalinan :
b . Kaidah koding dalam ICD-10 kode O80-O84
digunakan sebagai diagnosis sekunder jika ada
penyulit dalam persalinan, kecuali jika penyulitnya
kode : O42.0,O42.1,O61.0, O66.1,
O66.2,O66.3,O66.8,O66.9 maka O80-O84 digunakan
sebagai diagnosis utama.
Contoh :
1. Diagnosis utama : Kehamilan (dilahirkan)
Diagnosis sekunder : Kegagalan trial of labour
Tindakan : Seksio cesarean
Diberi kode pada failed trial of labour, unspecified (O66.4)
sebagai diagnosis utama. Kode untuk caesarean section
delivery, unspecified (O82.9), dapat digunakan sebagai kode
diagnosis sekunder
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014

Pengkodean untuk persalinan :


Contoh :
2. Diagnosis utama : Ketuban Pecah Dini kurang 24 jam
Diagnosis sekunder : -
Tindakan : Seksio sesar

Diberi kode caesarean section delivery, unspecified (O82.9)


sebagai diagnosis utama dan Premature rupture of
membranes, onset of labour within 24 hours (O42.0), dapat
digunakan sebagai kode diagnosis sekunder.
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Pengkodean untuk persalinan :

c. Pasien seksio sesar dalam satu episode rawat


dilakukan tindakan sterilisasi maka kode tindakan
sterilisasi tidak perlu diinput ke dalam aplikasi
INA-CBG
d. Persalinan normal maupun tidak normal tidak
diperbolehkan menginput high risk pregnancy
(Z35.5, Z35.6, Z35.7, dan Z35.8) ke dalam aplikasi
INA-CBG
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014
Pengkodean untuk persalinan :
e. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang tidak
ditangani oleh dokter obstetri pada akhir episode
perawatan maka diagnosis utamanya adalah kasus
umumnya
Contoh :
Diagnosis utama : Dengue Hemoragic Fever (DHF)
Diagnosis sekunder : Keadaan hamil
Dokter yg merawat : dokter penyakit dalam
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode A91
sebagai diagnosis utama dan O98.5 sebagai diagnosis
sekunder.
Kaidah Koding INACBG
Permenkes No. 27 Tahun 2014

Pengkodean untuk persalinan :


f. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang ditangani
oleh dokter obstetri sampai akhir episode perawatan
maka diagnosis utamanya adalah kasus kehamilan
Contoh :
Diagnosis utama : Keadaan hamil
Diagnosis sekunder : Dengue Hemoragic Fever
(DHF)
Dokter yang merawat : dokter obstetri
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode O98.5
sebagai diagnosis utama dan A91sebagai diagnosis
sekunder
Kaidah Koding INACBG
Aturan Koding lainnya
Permenkes INACBG
No. 27 Tahun 2014

Pemasangan infus pump hanya


menggunakan kode 99.18
Kaidah Koding INACBG
Aturan Koding lainnya
Permenkes INACBG
No. 27 Tahun 2014
86.0 Incision of skin :
86.06 : Insertion of totally implantable infusion
pump
Code Creep

• Code Creep adalah perubahan dalam pencatatan Rumah


Sakit (rekam medis) yang dilakukan praktisi untuk
meningkatkan penggantian biaya dalam sistem Casemix
(Seinwald dan Dummit, 1989)
• Code Creep sering disebut sebagai upcoding, dan apabila
mengacu pada konteks Tagihan Rumah Sakit (hospital
billing) maka disebut DRG Creep
• Penyebab variasi pengkodean :
- Kurangnya pengetahuan koder
- Pengembangan serta revisi dalam sistem koding
- Kebijakan khusus suatu negara
Contoh Code Creep Code Creep

• Kode Z dan R tidak dapat dipakai sebagai diagnosa


utama apabila ada diagnosa lain yang lebih spesifik
• Tindakan/Prosedur seharusnya relevan dengan
diagnosa utama
• Beberapa diagnosis seharusnya dikode menjadi satu
(HHD+RHD+CHF = I13.0
• Aturan kode Dagger (†) dan Asterisc (*)
Code Z dan R (Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory
findings) tidak dapat dipakai sebagai diagnosa utama apabila
ada diagnosa lain yang lebih spesifik

Code creep
/ Up coding
Code creep
/ Up coding
Coding of combination categories
hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)
KESIMPULAN 1

• Pemberi pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab atas


pengobatan pasien harus memilih kondisi utama untuk
dicatat, di samping kondisi lain, untuk setiap episode asuhan
perawatan. Informasi ini harus diatur secara sistematis
menurut cara-cara pencatatan standard
KESIMPULAN 2

UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran


KESIMPULAN 3

PMK No 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis


KESIMPULAN 4

Klaim
Pasien JKN
Koding Benar dan
Diagnosa & Tepat
Tindakan Terhindar
Tepat tuntutan
Berkas
Rekam hukum
medis
lengkap
Asep Supriatna
Email : asep.supriatna2403@yahoo.com
asep.supriatna2403@gmail.com
081220209198

Anda mungkin juga menyukai