Anda di halaman 1dari 51

KODING INA

CBGs TIM CODING


NATIONAL CENTER FOR
CASEMIX
CASEMIX/
INACBGs
• Suatu sistem pengklasifikasian penyakit yang
mengkombinasikan antara sekelompok penyakit
dengan karakteristik klinis serupa dengan
biaya perawatan disuatu rumah sakit
• Penyakit dengan karakteristik klinik serupa
biasanya membutuhkan sumber daya yang hampir
sama sehingga biaya perawatan juga sama
UTILIZATION CLINICAL
(Resources CHARACTERIS
Use) TIC

Penggunaan
Gejala Klinis
Sumber
Daya
similar/sam
homogen
a
• Dasar Pengelompokan dengan
menggunakan :
ICD – 10 Untuk Diagnosa
(14.500 kode)
ICD – 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan
(8.500 kode)
• Untuk kode diagnosa
mengkombinasikan danmungkin
prosedurmanual,
secara tidak dilakukan
diperlukan yang
maka namanya “
Grouper “
DEFINISI KODING
Coding Diagnosis:
adalah
Proses pengklasifikasian data
(diagnoses)
&
Penentuan code (sandi)
nomor/ alfabet/ atau
alfanumerik untuk
mewakilinya.
Alur
Koding
Pasien Medica Koding Grouper
ICD-10&
pulang l ICD INA-CBG
9CM
Record

Coded:
Diagnosis: Primary
Secondary INA-CBG
Procedure: Primary
Contoh : INA-CBGs (Rawat Inap)
Secondary
Prosedur Payudarah
NO Kode INA-CBG
Deskripsi
1 L-1-50-I Prosedur pada payudara ringan
2 L-1-50-II Prosedur pada payudara
3 L-1-50- sedang Prosedur pada
III payudara berat
3. TUJUAN KODING
1.Memudahkan pencatatan, pengumpulan
dan pengambilan kembali informasi sesuai
diagnose ataupun tindakan medis-operasi
yang diperlukan ( uniformitas sebutan
istilah (medical terms))

2.Memudahkan entry data ke database


komputer yang tersedia (satu code
bisa mewakili beberapa terminologi
yang digunakan para dokter)
3.Menyediakan data yang diperlukan oleh
sistem pembayaran/penagihan biaya
yang dijalankan/diaplikasi.
Contoh:
Di USA, Australia, Singapore dll.  ada
DRGs (Diagnosis Related Group System)
Di Indonesia saat ini juga ada INA-CBG

4. Memaparkan indikasi alasan mengapa


pasien memperoleh
asuhan/perawatan/pelayanan (justifikasi
runtunan kejadian)
5. Menyediakan informasi diagnoses
dan tindakan (medis/operasi) bagi:
- riset,
- edukasi
- dan
kajian
(legalasesment
dan
kualitas
otentik)
keluaran/
outcome
Sistem Pelaporan
(SIRS)

Sistem Pembayaran
DRGs / CBGs
Pemanfaatan
K oding Registrasi Kanker
Di r s .
Sertifikat Medis
Penyebab Kematian

Database RS
(Penelitian)
Reka INACBG
m Kodin s
Medis g Group
 Data demografi pasien
 Resume medis
 Laporan operasi
 Hasil pemeriksaan penunjang (P.A, Patklin,Radiologi)
 Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
• Harus akurat dan lengkap
• Mencerminkan episode perawatan pasien
• Penulisan diagnosis & Prosedur tidak boleh
disingkat (Resume Medis & IC)
• Harus jelas dan rinci
• Catatan harus dapat dibaca dan tidak boleh
dihapus
STRUKTUR & SISTEM KLASIFIKASI
ICD-10

Terdiri dari 3 buku (volume)


# Volume 1 :
Terdiri dr 21 BAB rincian 4 atau 5 karakter
Kode M >>> kode rangkap dr Neoplasma
# Volume 2 :
Petunjuk penggunaan ICD-10
# Volume 3 :
Indeks alpabet
Bagian I : Indeks diagnosis & cedera
Bagian II : Indeks penyebab luar
cedera
Bagian III : Indeks obat-obatan dan
bahan kimia
STRUKTUR & SISTEM KLASIFIKASI
ICD-10

Bab I : A00-B99 Infeksi


Bab II : C00-C99 Neoplasma ganas
: D00-D48 Neoplasma insitu & Jinak
Bab III : D50-D89 Darah dan alat pembuat darah
Bab IV : E00-E90 Endokrin, nutrisi dan metabolik
Bab V : F00-F99 Gangguan jiwa dan perilaku
Bab VI : G00-G99 Susunan syaraf
Bab VII: H00-H59 Mata dan Adnexa
Bab VIII: H60- Telinga dan
H95 Bab IX : I00- proses mastoid
I99 Bab X : J00- Pembuluh darah
J99 Saluran nafas
STRUKTUR & SISTEM KLASIFIKASI
ICD-10
Bab XI : K00-K93 Saluran cerna
Bab XII : L00-L99 Kulit dan jaringan bawah kulit
Bab XIII: M00-M99 Otot dan jaringan ikat
Bab XIV: N00-N99 Sistem kemih kelamin
Bab XV: O00-O99 Kehamilan, persalinan dan nifas
Bab XVI: P00-P96 Kondisi tertentu masa
Bab XVII: Q00-Q59 perinatal Malformasi bawaan
Bab XVIII: R00- gejala,tanda
R99 Bab XIX: S00- Cedera, keracunan, faktor external
T98 Bab XX: V01- Penyakit/kematian faktor external
Y98 Bab XXI: Z00- Faktor yg berpengaruh status
Z99 kesehatan & kontak dg fasilitas
pelayanan kesehatan

Kode utk tujuan khusus


CHAPTE ISI BUKU ICD-10
R
BLOKC
S

THREE- CHARACTER
CATEGORIES

FOUR- CHARACTER CATEGORIES

FIFTH- OR SUBSEQUENT CHARACTER


LEVEL

THE UNUSED “U” CODES


Langkah-langkah untuk mengkoding:

1. Tentukan jenis pernyataan (Leadterm) yang akan dikode dan


rujuk ke Section yang sesuai pada Indeks Alfabet
2. Tentukan lokasi ‘lead term,’. Untuk penyakit dan cedera
3. Baca dan pedomani semua catatan yang terdapat di bawah
‘lead term’
4. Baca semua term yang dikurung oleh parentheses setelah
‘lead term’
5. Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang ‘ s e e ’ dan ‘see
also’ di dalam Indeks
6. Rujuk daftar tabulasi (Volume I) untuk memastikan nomor kode
yang dipilih
7. Pedomani setiap term inklusi dan eksklusi di bawah kode yang
dipilih, atau di bawah judul bab, blok, atau kategori.
8. Tentukan kode
Diagnosis
 Utama adalah suatu diagnosis/kondisi
kesehatan yang menyebabkan pasien
memperoleh perawatan atau pemeriksaan,
yang ditegakkan pada akhir episode pelayanan
dan bertanggung jawab atas kebutuhan
sumber daya pengobatannya

 Sekunder adalah diagnosis yang menyertai


diagnosis utama pada saat pasien masuk
atau yang terjadi selama episode pelayanan.
Lanjutan . . .
• Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai
diagnosis utama atau kondisi pasien saat
masuk dan membutuhkan pelayanan/asuhan
khusus setelah masuk dan selama rawat.

• Komplikasi adalah penyakit yang timbul


dalam masa pengobatan dan memerlukan
pelayanan tambahan sewaktu episode
pelayanan, baik yang disebabkan oleh
kondisi yang ada atau muncul akibat dari
pelayanan yang diberikan kepada pasien.
GOLDEN CODING
RULES
1. Volume 1 dan 3 harus digunakan bersama-
sama untuk menemukan kode yang benar
dari setiap kasus.
2. Kategori penyakit khusus memperoleh prioritas di
atas kategori sistem tubuh.
Contoh: Neoplasma Paru-Paru akan diklasifikasikan
dalam Bab
II Neoplasma bukan dalam Bab X Penyakit Sistem
pernafasan

3. Prinsip dasar ICD , kode dagger adalah kode diagnosis utama


. Kode asterik tidak boleh digunakan sendiri.

4. Tabular List (volume 1) menggunakan ejaan Inggris


namun dalam Index (volume 3) menggunakan ejaan
Amerika, tetapi dalam Index, konvensi ejaan Amerika
digunakan.
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain
• Kode kategori kombinasi
Kategori kombinasi digunakan apabila diagnosis utama
dan sekunder yg berkaitan dapat digambarkan dalam
satu kode
Kondisi utama : Renal failure
Kondisi lain : Hypertensive renal disease
Diberi kode hypertensive renal disease with renal failure (I12.0)

Kondisi utama : Intestinal obstruction


Kondisi lain : Hernia inguinalis kiri
Diberi kode Unilateral or unspecified inguinal hernia, with obstruction,
without
gangren (K40.3)

Kondisi utama : IDDM dengan Nephropathy, Gangrene &


Diberi kode
Cataract IDDMlain
Kondisi with mutiple
: - complication (E10.7). Kode E10.2†
25
N08.3* , E10.5 dan E10.3 † H28.0*
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain
• Kode sequelae pada kondisi tertentu
“Sequelae of …”(B90-B94, E64-E68, G09, I69, O97, T90-
T98,
Y85-Y89) digunakan untuk kondisi yg sudah tdk ada
lagi saat ini (telah diobati/diperiksa).
kode utamanya adalah sifat dasar sequelae itu sendiri,
kode “sequelae of ..” (old; no longer present) sbg
kode sekunder opsional.
contoh :
Kondisi utama : Dysphasia dari old cerebral infarction
Diberi kode Dysphasia (R47.0) sbg kode utama. Kode untuk sequelae
cerebral
infarction (I69.3) sbg kode sekunder.

Kondisi utama : Late effect dari 26


lain
poliomyelitis Kondisi lain : -
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain
• Kode kondisi Akut & Kronis
Kondisi utama akut & kronis dijumpai kategori yg
terpisah, tetapi bg kombinasi kode kondisi akut
digunakan sbg kondisi utama yg harus dipilih.
contoh :
Kondisi utama : Cholecystitis akut &
kronis kondisi lain :-
Diberi kode acute cholecystitis (K81.0) sbg kode utama dan
chronic cholecystitis (K81.1) digunakan sbg kode sekunder

Kondisi utama : Acute exacerbation of chronic


bronchitis Kondisi lain :-
Diberi kode Chronic obstructive pulmonary disease with acute
exacerbation (J44.1) sbg kode utama krn ICD memberikan kode yg tepat
utk kombinasi
27
Pedoman pemberian kode Kondisi
utama & kondisi lain
• Kode kondisi & komplikasi post prosedur
Bab XIX (T80-T88) utk komplikasi yg berhubungan
dng pembedahan & tindakan lain.
mis : Infeksi luka, komplikasi mekanis dr implant,
shock dll.
contoh :
Kondisi utama : Hypothyroidism karena thyroidektomi satu tahun
lalu kondisi lain :-
Diberi kode postsurgical hypothyroidism (E89.0) sbg kode utama
Kondisi : Haemorrhage hebat setelah cabut
utama gigi
Kondisi lain
Spesilaisasi : Nyeri
Gimul
Diberi kode Haemorrhage resulting from a procedure (T81.0) sbg kode
utama
28
Kondisi
• Multipel
Fraktur multipel, diagnosis utama dan sekundernya?
– Fraktur multiple kembali kepada resources terbanyak,
diikuti dengan fraktur-fraktur lainnya dimasukkan
sebagai kode diagnosis sekunder, kalau tidak jelas baru
menggunakan kode multipel .7

• Penyakit HIV dengan Pneumocytis cariini pneumonia,


Burkitt’s lymphoma dan Kandidiasis mulut.
Diberi kode HIV multiple disease (B22.7), B20.6 , B21.1
dan B20.4 digunakan sebagai kode tambahan
Peraturan reseleksi diagnosis
utama salah dicatat
Pada keadaan adanya informasi yg dpt
menunjukan bahwa dokter salah tidak
mengikuti prosedur ICD yg benar :
• Klarifikasi (minta penjelasan) dr dokter
yg merawat.
• Jika tidak mungkin gunakan peraturan
reseleksi pada ICD volume 2 (MB1 s/d
MB5)

30
Rule MB1.
Kondisi minor tercatat sebagai ‘kondisi utama’,
sedangkan kondisi yang lebih berarti dicatat
sebagai ‘kondisi lain’
 Ketika kondisi minor atau yang telah berlangsung
lama, atau masalah insidental ( Kondisi Kejadian ),
tercatat sebagai ‘kondisi utama’,
 Sedangkan kondisi yang lebih berarti, yang
sebenarnya (relevan) dengan pengobatan yang
diberikan dan/atau spesialisasi perawatan, tercatat
sebagai ‘kondisi lain’,
 maka yang terakhir inilah yang dipilih kembali sebagai
‘kondisi utama’.
CONTOH RULE MB 1
• Kondisi utama: Sinusitis
• akut.
Kondisi : Karsinoma
lain endoserviks
Hipertensi
Pasien di rumah sakit selama
• Prosedur tiga minggu
• Spesialisas : Histerektomi total
i : Ginekologi
• Kode : Karsinoma endoserviks
(C53.0)
Rule MB2.
Beberapa kondisi dicatat
sebagai kondisi
utama.
• Kalau beberapa kondisi yang tidak bisa
dikode bersamaan tercatat sebagai ‘KU’, dan
catatannya menunjukkan bahwa satu di
antaranya adalah kondisi utama pada
perawatan pasien, pilihlah kondisi tersebut.
Kalau tidak, pilih kondisi yang pertama kali
disebutkan
CONTOH RULE MB 2
• Kondisi utama: Katarak
Meningitis stafilokokus
Penyakit jantung
• Kondisi : -iskemik.
lain Pasien di rumah sakit
selama lima minggu
• Spesialisas : Neurologi
i : Meningitis stafilokokus
• Kode (G00.3)
Rule MB3.
Kondisi yang dicatat sebagai ‘kondisi utama’
ternyata merupakan gejala dari kondisi yang
telah didiagnosis dan diobati.
 Kalau suatu gejala atau tanda (biasanya bisa
diklasifikasikan pada Bab XVIII), atau suatu
masalah yang bisa diklasifikasikan pada Bab XXI,
dicatat sebagai ‘KU’, dan ini jelas merupakan
tanda, gejala atau masalah dari kondisi yang
telah didiagnosis di tempat lain dan telah
dirawat, pilihlah kondisi yang didiagnosis
tersebut sebagai ‘KU’
CONTOH RULE MB 3
• Kondisi utama:
• Hematuria
Kondisi : Varises vena tungkai
lain Papilomata dinding
belakang bladder
• Pengobatan : Eksisi diatermi papillomata
• Spesialisasi : Urologi
• Kode : Papilomata dinding
belakang bladder (D41.4)
Rule MB4.
SPESIFISITAS
 Kalau diagnosis yang tercatat sebagai
‘kondisi utama’ menguraikan suatu kondisi
secara umum,
 sedangkan suatu istilah yang bisa
memberikan informasi yang lebih tepat
mengenai tempat atau bentuk kondisi
tersebut tercatat di tempat lain, pilihlah yang
terakhir ini sebagai
‘KU’.
CONTOH RULE MB 4

 Kondisi utama: Cerebrovascular


 accident
Kondisi : Diabetes
lain mellitus
Hipertensi
 Kod Perdarahan otak
e : Perdarahan otak
(I61.9).
Rule MB5.
Diagnosis allternatif.
 Kalau suatu gejala atau tanda dicatat sebagai
‘kondisi utama’ dengan suatu petunjuk
bahwa mereka bisa disebabkan oleh suatu
kondisi atau kondisi lain, pilihlah gejala
tersebut sebagai ‘kondisi utama’.
 Kalau dua kondisi atau lebih tercatat
sebagai pilihan diagnostik untuk kondisi
utama, pilihlah kondisi pertama yang
tercatat
CONTOH RULE MB 5 (1)

 Kondisi utama: Sakit kepala karena


stress atau tegangan otot
atau sinusitis akut
 Kondisi :-
lain : Sakit kepala
 Kode (R51).
CONTOH RULE MB 5 (2)

 Kondisi : Kholesistitis
utama akut atau
pankreatitis
akut
 Kondisi lain :-
 Kode : Kholesistitis
akut (K81.0)
Menuliskan dengan akurat dan lengkap :
 diagnosis Utama
 diagnosis Sekunder (Komorbiditi &
Komplikasi)
 Prosedur/Tindakan utama yang dikerjakan
 Prosedur sekunder/lain-lain
 diagnosis : Spesifik dan rinci
 Tidak menggunakan singkatan
• DOKTER
menegakkan dan menuliskan diagnosis primer dan diagnosis sekunder
apabila ada sesuai dengan ICD 10 serta menulis seluruh
prosedur/tindakan yang telah dilaksanakan dan membuat resume medis
pasien secara lengkap dan jelas selama pasien dirawat di rumah sakit.

• KODER
melakukan kodifikasi dari diagnosis dan prosedur/tindakan yang diisi oleh
dokter yang merawat pasien sesuai dengan ICD 10 untuk diagnosis dan
ICD 9 CM untuk prosedur/tindakan
Pencatatan Informasi
Diagnosis
• Dokter hrs memilih kondisi utama utk dicatat
• Diagnosis hrs mempunyai nilai informatif sesuai
kategori ICD yg spesifik :
Acute appendicitis with perforation
 Diabetic cataract, insulin-dependent
 Meningococcal pericarditis
 Antenatal care for pregnancy-induced
hypertension
 Third-degree burn of palm of hand.
PERAN PENULISAN
DIAGNOSIS DAN KODE INA-
DRG
• Penulisan diagnosis Kode Tarif
tdk lengkap INA-CBG rumah sakit
• Pengkodean tidak Tidak salah
tepat tepat

Dokter dan
Koder

Berperan penting dalam 46

penerapan sistem kode INA-CBG


HINDARI SINGKATAN
DIAGNOSIS/PROSEDUR

•BP = Broncho Pneumonia


•BP = Brachial Plexus
•FA = Fibrillation Atrial
•FA = Flour Albus
•HAP = Haemorrhagic Anterpartum
•HAP = Hospital Acquired Pneumonia
•MR = Mitral Regurgitation
•MR = Mental Retardation

47
PROBLEM
KODING ICD-10
& ICD-9CM
•Diagnosis/tindakan tidak ditulis
•Diagnosis/tindakan tidak spesifik
•Diagnosis/tindakan tidak lengkap
•Tulisan dokter tidak terbaca
•Singkatan tidak standar
•Prosedur tidak dilakukan ttp di koding
•Prosedur dilakukan ttp tidak di
koding
•Salah Koding
48
ICD- 9 CM
ICD – 9 CM adalah singkatan dari International
Classification of Diseases, 9th Revision, Clinical
Modification.

Klasifikasi Prosedur ICD-9-CM


1.Diterbitkan berisi daftar yang tersusun dalam tabel
dan Index Alfabetis
2.Prosedur bedah dikelompokkan pada bagian 01-
86 3.Prosedur bukan bedah dibatasi pada bagian
87-99 4.Struktur klasifikasi berdasarkan anatomi
5.Kode angka
6.Berdasarkan struktur 2-digit dengan 2 digit
desimal diperlukan
16 CHAPTERCODE ICD-9-
BAB CODE CM PROCEDURE
0 00 Procedures and intervention, not elsewhere clasified

1 01 – 05 Operations on the nervous system

2 06 – 07 Operations on the endocrine system

3 08 – 16 Operations on the eye

4 18 – 20 Operations on the ear

5 21 – 29 Operations on the nose, mouth, and pharynx

6 30 – 34 Operations on the respiratory system

7 35 – 39 Operations on the cardiovascular system


8 40 – 41 Operations on the hemic dan lymphatic system

9 42 – 54 Operations on the digestive system

10 55 – 59 Operations on the urinary system


11 60 – 64 Operations on the male genital organs
12 65 – 71 Operations on the female genital organs

13 72 – 75 Obstetrical procedures
14 76 – 84 Operation on the musculoskeletal system
15 85 – 86 Operations on the integumentary system

16 87 – 99 Miscellaneous diagnostic and therapeutic procedures


TERIM
A KASI
H
JAMINAN
KESEHATA
N
NASIONAL

Untuk Indonesia yang lebih


sehat
78

Anda mungkin juga menyukai