• Diagnosis yang ditegakkan oleh dokter pada akhir episode perawatan yang menyebabkan pasien mendapatkan perawatan atau pemeriksaan lebihlanjut.
•Jika terdapat lebih dari satu diagnosis, maka dipilih yang menggunakan sumber daya paling banyak dengan tetap berpedoman pada aturan koding sesuai dengan ketentuan
Diagnosis •Jika tidak terdapat diagnosis yang dapat ditegakkan pada akhir episode perawatan setelah melakukan pemeriksaan berdasarkan standarpelayanan
Utama sesuai ketentuan yang berlaku, maka gejala utama, hasil pemeriksaan penunjang yang tidak normal atau masalah lainnya dipilih menjadi diagnosisutama
• Diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien masuk atau yang terjadi selama
episode perawatan.
Diagnosis
Sekunder • Diagnosis sekunder merupakan komorbiditas dan/atau komplikasi.
• Penyakit yang timbul dalam masa perawatan dan memerlukan pelayanan tambahan yang mendapatkan tatalaksana
sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi yang ada atau muncul akibat dari pelayanan
Komplikasi kesehatan yang diberikan kepada pasien
• penyakit yang menyertai diagnosis utama atau kondisi yang sudah ada sebelum pasien masuk perawatan dan
membutuhkan pelayanan kesehatan/tata laksana setelah masuk maupun selama perawatan
Komorbid
SEJARAH AWAL
II C00-D48 Neoplasms
III D50-D89 Diseases of the blood and blood-forming organs and certain disorders involving the immune
mechanism
IV E00-E90 Endocrine, nutritional and metabolic diseases
YANG SEMUANYA TERWAKILI OLEH NOMOR KODE YANG TERSEDIA DI ICD VOLUME 3 DAN
VOLUME 1
DIAGNOSIS = RUPIAH
• DIAGNOSIS
• SERANGKAIAN DIAGNOSIS
• KOMBINASI DIAGNOSIS
• RINGKASAN DIAGNOSIS
ADALAH PENTING BAGI ANALISIS KUALITATIF (Asuhan Medis dan Pelayanan Kesehatan
Masyarakat) → RUPIAH → DRGs – CASEMIX → INA CBG
ID : Patient identification
CC : Chief Complaint
HPI : History of patient’s
illness
PMH : Past Medical History
FH : Family History
SH : Social History
ROS : Review Of Systems
PE : Physical Examination :
Inspection
Palpation
Percusiion
Auscultation
LEAD TERM
• Kata (istilah medis) yang biasanya ditandai dengan kata benda (noun), merujuk pada penyakit/kondisi digunakan
sebagai panduan untuk mencari istilah diagnosis/masalah terkait kesehatan yang diperlukan, didalam ICD – 10
Volume 3 (daftar alfabetis). ICD Volume 3 disusun model kamus, menggunakan tanda baca (-) untuk
menurunkan kata yang ada di istilah terkait.
• Contoh:
Diagnosa: ablatio retinae
Diagnosa tersebut terdiri dari 2 kata, ablatio (lepas dari dasarnya) dan retina (bagian dari mata) maka pilih kata
sebutan penyakit/gangguan kesehatannya dan jangan pilih kata anatominya (retina) -> pilihlah Ablatio (penulisan
ejaan dimulai dengan huruf kapital).
Cari kata tersebut dibawah alfabet A -> hal. 11 (Vol. 3)
LEAD TERM
• Apabila muncul kata di dalam kurung (see also…), maka wajib dilihat untuk memastikan bahwa nomor kode yang anda pilih adalah benar bagi
sebutan diagnosa yang dimaksud.
• Contoh:
• Untuk memastikan bahwa pilihan Anda benar, lakukan analisis kualitatif diagnosa yang tertera di Rekam Medis pasien -> benarkah ABLATIO RETINA
yang dimaksud tidak dalam keadaan robek (break) ? H33.2, apabila disertai robek maka jadi H33.0
✓ disease
✓ complication
✓ syndrome
✓ pregnancy
✓ labour
✓ delivery
A37
Karakter Pertam
Diikuti 2 angka
A s/d Z
KATEGORI 4 KARAKTER DALAM
ICD 10
A37.1
Terakhir
angka lain
Karakter Pertam Titik
Diikuti 2 angka
A s/d Z
KATEGORI 5 KARAKTER DST DALAM ICD 10
• Bab XIII – subdivisi menurut site anatomi
• Bab XIX – subdivisi menunjukkan fraktur (patah tulang) terbuka dan tertutup di samping cedera
intrakranial, intrathorax dan intraabdomen dengan/ tanpa luka terbuka
• Bab XX – subdivisi untuk menunjukkan jenis aktivitas yang dilakukan pada saat kejadian
RULE MB 1
Contoh :
Diagnosis Utama : Sinusitis akut.
Diagnosis Sekunder : Karsinoma endoserviks
Hipertensi
Histerektomi total
Prosedur :
Spesialisasi :Ginekologi
Pasien di rumah sakit selama tiga minggu
Dikode Karsinoma endoserviks (C53.0) sebagai diagnosis
utama, sinusitis akut dan Hipertensi sebagai diagnosis
sekunder.
RULE MB 2
(BEBERAPA KONDISI DICATAT SEBAGAI DIAGNOSIS UTAMA)
Jika beberapa kondisi yang tidak bisa dikode bersamaan tercatat sebagai diagnosis
utama, dan menunjukkan bahwa satu di antaranya adalah diagnosis utama pada
asuhan pasien, pilihlah kondisi tersebut. Jika tidak, pilih kondisi Yang sesuai dengan
spesialisasi yang menangani.
Pasien di rumah sakit selama lima minggu. Dikode Meningitis stafilokokus (G00.3)
sebagai diagnosis utama, Katarak dan Penyakit jantung iskemik sebagai diagnosis
sekunder
RULE MB 3
(KONDISI YANG DICATAT SEBAGAI DI A G NO SI S UTAMA MERUPAKAN G EJA L A DA R I
KONDISI YANG TELAH DIDIAGNOSIS DAN DIOBATI).
Jika suatu Gejala atau tanda (pada umumnya diklasifikasikan pada Bab XVIII “R”), atau
suatu masalah yang bisa diklasifikasikan pada Bab XXI “Z”, dicatat sebagai diagnosis utama,
dan merupakan tanda, gejala atau masalah dari kondisi yang telah didiagnosis sebagai
diagnosis sekunder dan telah dirawat, maka pilihlah kondisi yang didiagnosis tersebut
sebagai diagnosis utama.
Contoh :
Diagnosis Utama : Hematuria
Diagnosis Sekunder : Varises vena tungkai
Papilomata dinding belakang kandung kemih
Pengobatan : Eksisi diatermi papillomata Spesialisasi :
Urologi
Dikode Papilomata dinding belakang kandung kemih (D41.4) sebagai
diagnosis utama, Hematuria dan Varises vena tungkai sebagai diagnosis
sekunder.
RULE MB 4
Jika diagnosis yang tercatat sebagai diagnosis utama menguraikan suatu kondisi secara
umum, sedangkan suatu istilah yang bisa memberikan informasi yang lebih tepat mengenai
tempat atau bentuk kondisi tersebut tercatat sebagai diagnosis sekunder, maka pilihlah
yang diagnosis sekunder tersebut sebagai diagnosis utama.
Contoh :
Diagnosis Utama : Cerebrovascular accident
Diabetes mellitus
Diagnosis Sekunder : Hipertensi
Perdarahan otak
Dikode Perdarahan otak (I61.9) sebagai diagnosis utama, Diabetes melitus dan
Hipertensi sebagai diagnosis sekunder, dan Cerebrovascular accident tidak
dikoding.
RULE MB 5
Jika suatu gejala atau tanda dicatat sebagai diagnosis utama dan disebabkan oleh suatu
kondisi atau diagnosis sekunder, maka pilihlah gejala tersebut sebagai diagnosis utama.
Contoh :
Diagnosis Utama : Sakit kepala karena stress atau
tegangan otot atau sinusitis akut
• ICD 9 CM mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1978 oleh Comission of
Professional and Hospital Activities
ICD 9 CM PROSEDUR KLASIFIKASI :
✓ Diterbitkan dengan volume mengandung Daftar Tabular dan Indeks Alphabetik
✓ Prosedur Bedah Dikelompokkan pada rubrik 01-86
✓ Prosedur Non Bedah dikelompokkan pada rubrik 87-99
✓ Struktur dari klasifikasi berdasarkan pada anatomy dari pada jenis surgical
✓ Hanya Numerik (Indeks)
DEFINISI
• Prosedur Operatif :
– Setiap tindakan therapeutik atau prosedur diagnostik mayor bagi yang menggunakan instruments atau
manipulasi bagian tubuh.
– Prinsip operasi dikerjakan untuk merawat kondisi yang terpilih sebagai diagnosis prinsipil.
• Prosedur Non Operatif :
– Kegiatan investigatif atau prosedur terapeutik yang tidak diikuti operasi seperti radiologi, laboratorium, dll
DASAR PENGKODEAN ICD 9 CM
• Identifikasi Procedure phrase yang akan dikode
• Putuskan Lead Term
• Lihat Lead term pada Alphabetic indeks
• Lokasikan setiap modifiers
• Cek kode yang diberikan pada indeks di Tabular List
• Cek istilah Inclusion and Exclusion
• Beri kode …
OMIT C O D E
ADALAH B AG I AN D AR I K O D E PROSEDUR L AI N YANG
B E R H U B U G AN D AN T I D AK D I K O D E
Tindakan Laparotomy
Tindakan adhesiolysis
• This tool works by searching all ICD-11 terms and is the ICD-11 index
• Has links to the browser so the user can confirm location is correct for term being searched
• Generates and dynamically updates two different outputs
– Word list
– Matched entities
• Synonyms, word completion… - like online search engines
SIMPLE SEARCH
Type a diagnostic statement into the Coding Tool
e.g. cancer of colon
The Coding Tool will find the best match including the code combination
(postcoordination) information for left or right (laterality)
DIFFERENCES TO ICD-10- CODING SCHEME
• The chapter numbering:
– Arabic numbers (not roman numerals)
• The coding scheme for categories:
– Minimum 4 characters
– 2 levels of subcategories
• Coding scheme
– always letter in second position
(distinction codes of ICD-10)
– No l,I (L,i); 0,O (Zero, o)
• First character relates to the chapter
number (1-Z)
• The dagger and asterisk system has been
removed in ICD-11, but the functionality of
coding the aetiology and manifestation
remains.
NO CHANGE TO ICD-10