H. BAHARUDIN, S.Kep.M.Kes
OLEH :
D R G . F E L I S I A A N D R I A N I , S P. K G
H O L I PA H , A . M D . K E S
N S . L E S TA R I H E R M I N I N G S I H , S . K E P
N U R H AYAT I , S . S T
S R I W I D J I L E S TA R I , A M K G
W I D I S U R YA N I N G R U M , A . M D . K E P
KETUA : drg. FELISIA ANDRIANI, Sp.KG
Kemudian tim penilai kembali berkoordinasi dengan pejabat fungsional yang akan diuji.
Setelah disepakati tempat, waktu dan lainnya. Maka kegiatan tersebut dilaksanakan.
Kegiatan diawali dengan pembukaan dan doa yg dipimpin oleh ketua tim penilai
drg. Felisia : “Selamat Pagi, Mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Berdoa dimulai”
Tim Penilai memverifikasi dokumen data pejabat fungsional antara lain sebagai berikut :
1. Identitas
2. Riwayat Pendidikan (FC. Ijazah terakhir / profesi legalisir)
3. Logbook atau laporan harian, laporan bulanan, rekapitulasi laporan per tahun
4. Berkas –berkas lain yang dipersyaratkan (Surat Ket. Melakukan kegiatan pelayanan dan di tanda tangani Kepala Ruangan
/ ka. Instalasi, FC sprin penempatan, FC. SK pangkat terakhir, FC. KEP jabatan terakhir, FC sertifikat seminar, FC KTA
profesi, surat ket. Pembebasan dalam jabatan structural, surat pernyataan memilih jabatan fungsional dan makalah /
Karya tulis sesuai profesi)
Setelah diverifikasi, baik dengan cara memeriksa dokumen satu per satu dan wawancara ternyata ada dokumen yang tidak
sesuai serta angka kreditnya belum terpenuhi dan tdk bisa memberikan dokumen pendukung.
Bu Lestari : “Untuk bu Widi ijazah, identitas, dan logbooknya sudah sesuai ya bu, tapi ibu angka kreditnya belum memenuhi
syarat bu. Jadi saran saya untuk kenaikan pangkat sebaiknya perbaiki dulu DUPAKnya. Untuk bu Nur Hayati setelah saya
periksa berkas –berkasnya sudah memenuhi syarat bu. Jadi bisa dilanjutkan ke proses berikutnya.”
Bu Widi : ‘’Ibu Saya lihat dimudahkan sama Bu Lestari untuk DUPAKnya padahal saya lihat DUPAK ibu masih ada
kesalahan dibandingkan punya saya. Apa karena Ibu Nur Hayati saudaranya Ibu Lestari jadi dimudahkan untuk
mengurus kenaikan pangkat.’’
Bu Nur Hayati : ‘’Astaghfirullahalazim, istighfar Bu Widi, jangan nuduh saya yang nggak-nggak. Lebih baik ibu
perbaiki segera DUPAK ibu biar kita bisa naik pangkat sama2’’
Bu Widi : “Mohon ijin Ibu, untuk DUPAK saya apakah tidak bisa dipermudah saya bu ? Nanti saya akan memberi
imbalan kalau DUPAK saya sudah disetujui. Bagaimana bu ?”
Pejabat Fungsional yang Angka Kreditnya masih kurang, meminta tolong tim penilai agar dipermudah tetapi tim
penilai menolak dan diarahkan untuk ke Tim penilai yang lain.
Bu Lestari : “Mohon maaf ibu, tidak bisa. Mungkin kalau Ibu belum paham bisa ditanyakan ke bu Holipah tentang
penyusunan DUPAK”
Bu Widi : “Mohon ijin Bu Holipah, saya diarahkan bu Lestari untuk berkoordinasi dengan ibu
terkait penyusunan DUPAK. Ijin bu apakah tidak bisa dipermudah ya bu karna angka kredit saya
kurang. Petunjuk Ibu.”
Bu Widi : “Terima Kasih yaa bu. Ini buat Ibu. (sambil memberikan amplop)”
Bu Holipah : ‘’Siap bu, saya terima. terima kasih banyak yaa bu. Ibu.’’
KESIMPULAN:
1. Nilai fitnahnya dapat tercermin dari prasangka kalau tim penilai yang jujur mempersulit
pejabat fungsional untuk naik pangkat.
2. Baik tim penilai maupun pejabat fungsional kesehatan yang terbukti terlibat kasus
suap harus mendapat sanksi
3. Bagi pejabat fungsional kesehatan yang diuji, yang nilainya belum memenuhi angka
kredit yang seharusnya, masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki dan
melengkapi kekurangannya tersebut dan diberikan bimbingan terkait penyusunan
DUPAK.
TERIMA
KASIH…