Anda di halaman 1dari 1
‘kad yang membolehkan tindskan bersenang-senang diantara suami istri secara syara’ dengan tujuan untuk menjaga dan membangun keluarga dibawalygemeliharaab suami tas dasar saling membangun diantara keduanya dalam menjalani rumah tangga dengan cinta dan kasih sayang. Dari beberapa ketentuan yang telah disebutkan diatas terkait dengan pengertian pemikahan, dapat dikatakan bahwa Negara-Negara Muslim telah melampui pengertian fikih klasikeyang berarti mendefinisikan perkawinan sebagai kebolchan hubungan nt pL et beragam memberikan ‘sri i itu sama sekali tidak menyinggung kehafalan hhubungan sekswal atau menyebutkan secara eksplisit bahwa pernikahan adalah suatu aakad yang membolehkan suami isti untuk berhubungan seksual, tetapi juga dengan ‘mencantumkan tujuan pemikahan sebagai suatu akad yang abadi, kekal, dan ‘menyebarkan kasih sayang diantara keluarga untuk meneapai kebahagiaan, B. Batas Minimum Usia Menikah fae TRE ‘melangsungkan pernikahan, kecuali adanya Ketetapan bahwa seseorang tersebut telah baligh aig mumayyiz, Pendebatan tentang Kecakapan pernikahan memang muncul dliantara para wlama fiki, tetapi tidak pada apakah usia tersebut pantas menikah atau tidak, tetapi lebih kepada kecakapan seorang perempuan untuk menikahkan ditinya sendiri. Demikian pula tidak ada larangan eksplisit dari para ulama terhadap Taki-laki Yang telah baligh atau mumaayiz, Dalam tren modemisasi Hukum Keluarga di Negara-Negara Basin ‘dapat dliketahui bahwa hampir semua Negara Muslim mengatur tentang usia minimum pemikahan Baik lakiclaki maupun peremipuan, Disamping Karena funtitan yang telah * foi air Muhammaé, Kodifikal Hukum Keluarg islam Kontemporer Him 213

Anda mungkin juga menyukai