Bsus. Using Perkawinan, Berdasarkan yuridiksi Indonesia, masalah perceraian
diatur dalam pasal 38 UU Perkawinan, didalamnya dijelaskan bahwa pernikahan
dapat putus dikarenakan tiga hal, yaitu : Kematian, Perceraian dan atas kepysan
pengadilan. Pernikahan putus karena Kematian dalam masyarakat biasa
dengan istilah Geral mati, sedangkan pernikahan yang putus Karena perceraian
disebut dengan cerai talak dan cerai gugat, dan pernikahan yang putus Karena atas
pputusan pengadilan disebut pembatalan pernikahan.”?
Didalam, a, 39 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan ditentukan bahwa
perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan
‘yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak
‘yang mana untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antara suarni
iste tw tidak akan dapat rukun lagi sebagai pasangan suami ist. Dan sebaliknya
jika tidak ada alasan yang kuat kearah perceraian maka Selanjutnya pengadilan
dapat menolak perceraian tersebut.
Tata cara _—_ i depan sidang Pengadilan diatur dalam peraturan
perundang-undangan tersendiri. Dalam penjelasan pasal 39 ayat (2) Undang-
Undang Perkawinan terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai alasan
‘untuk mengajukan perceraian, yaitu sebagai berikut
1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjuai dan
sebagainya yang sukar disembubkan,
2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama dua tahun berturut-turut
tanpa alasan yang sah atau karena hal Iain diluar kemampuannya.
3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama lima tahun atau
hukuman yang lebih berat selama pemikahan berlangsung.
4, Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau itr
pig, Sulistian Us Siska, Hukum Perdata Islam Mlon.75