Anda di halaman 1dari 29

MANAGEMEN DATA

EKSPLORASI
PERTEMUAN 10

1
DESK STUDY (STUDI LITERATUR)
Peta Geologi Regional
Tma; Sat Batuan Vulkanik

QTK; Batuan sedimen, pasir

Tmpm
Batuan Sedimen

Formasi Pembawa Batubara


(Coal Bearing Formation)

2
2
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
DESK STUDY (STUDI LITERATUR)
Tma; Sat Batuan Vulkanik

Peta Geologi Regional

QTK; Batuan sedimen, pasir

daerah target utama eksplorasi EVALUASI 1

Tmpm
Batuan Sedimen

Formasi Pembawa Batubara


(Coal Bearing Formation)

3
3
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
PETA SITUASI
MORFOLOGI SUNGAI
DAN JALAN

4
SURVEY TINJAU

OC_05
Singkapan
batubara

OC_04

OC_03
OC_01
OC_02

5
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 s 2008.
PROSPEKSI Pendataan singkapan
dan pemetaan geologi
permukaan

6
Pendataan singkapan dan pemetaan geologi permukaan

Singkapan batubara

Struktur
geologi

7
7
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
PROSPEKSI

Pembuatan parit
uji (trenching)

8 8
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
EKSPLORASI PENDAHULUAN
Pembuatan sumur uji
(test pit)

O : lokasi sumur uji

9
9
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
EKSPLORASI PENDAHULUAN

O : Ada Batubara
O : Kosong Batubara

10
10
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
PENGECILAN WILAYAH KP

11
11

Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
PENGECILAN WILAYAH KP

12
12
PENGECILAN WILAYAH KP

Luas Daerah = 2700 Ha

13
EKSPLORASI PEHULUAN

Dilakukan pemboran awal


untuk pemastian
kemenerusan dan
Bor kosong batubara

Lokasi sumur uji

Garis Singkapan Seam A

Garis Singkapan Seam B

Garis Singkapan Seam C


Bor ada batubara

14
14
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
EKSPLORASI PENDAHULUAN

= titik bor

Jarak antar titik


bor = 500 – 800 m

15
15
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
TIPIKAL PENAMPANG STRATIGRAFI

Seam A, ketebalan 60 – 150 cm


Menurut SNI 1999,
persyaratan
kuantitatif ketebalan
Seam B, ketebalan 10 – 50 cm
lapisan batubara
 Seam B kurang prospek untuk adalah 1 m (untuk
ditambang batubara energi
rendah)
Seam C, ketebalan 200 – 300
cm

16
EVALUASI
LANJUTAN Berdasar batasan ketebalan
minimum batubara maka
Seam B kurang prospek
untuk ditambang

Daerah prospek II
penambangan

Daerah kurang
prospek
penambangan

Daerah prospek I 17
17
penambangan
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
PEMETAAN TOPOGRAFI DETAIL
Pemetaan topografi
detail untuk area seluas
200 Ha sebagai tahap I

18
18
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
EKSPLORASI RINCI

= titik bor
tambahan

Jarak antar titik


bor = 150 – 250 m

19
19
Pelatihan Singkat Eksplorasi dan Evaluasi Batubara, Bandung, 20-22 Agustus 2008.
Pemodelan Endapan Batubara

20
Pemodelan Endapan Batubara

Kontur struktur seam A

Kontur struktur seam C

21
Pemodelan Endapan Batubara

Section 1

Section 2

22
TIPIKAL PENAMPANG BATUBARA

Section 1

Seam A

Seam C

Section 2

Seam C

23
PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA

Beberapa asumsi yang digunakan dalam perhitungan


sumberdaya adalah:
 Ketebalan minimum batubara yang dihitung yaitu
0,5 m.
 Density batubara sekitar 1,3 ton/m3.
 Satu titik informasi (titik bor) mewakili satu
daerah pengaruh yang diperlihatkan dalam bentuk
poligon.
 Poligon dibatasi oleh jarak pengaruh dan struktur
geologi yang terdapat di lokasi penyelidikan
(sesar).
 Dua titik bor yang terpisah oleh struktur geologi (sesar)
tidak saling berpengaruh 24
PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA
Berdasar SNI 13-6011-1999 dimana berdasarkan proses
sedimentasi dan pengaruh tektonik, batubara
dikelompokan ke dalam kelompok geologi moderat, dan
yang digunakan sebagai dasar dalam perhitungan
sumberdaya adalah sebagai berikut:

 Sumberdaya terukur (measured resources) dengan


jarak titik informasi (atau jarak pengaruh) < 250 m.
 Sumberdaya tertunjuk (indicated resources) dengan
jarak titik informasi (atau jarak pengaruh) 250 s.d.
500 m.
 Sumberdaya tereka (inferred resources) dengan jarak 25
titik informasi (atau jarak pengaruh) 500 s.d. 1000 m.
PERHITUNGAN SUMBERDAYA BATUBARA

Jumlah sumberdaya terukur:


16,8 juta ton

Measured Resource Seam A

Measured Resource Seam C

26
PERHITUNGAN CADANGAN
Cadangan batubara dengan beberapa asumsi dan batasan
sebagai berikut:

 Stripping ratio yang dijadikan acuan adalah 5:1.


 Batubara yang dihitung adalah batubara yang secara teknis
penambangan memungkinkan untuk digali dan dipisahkan
terhadap overburden dalam hal ini ialah grup Seam C dan
untuk daerah yang sudah dilakukan pemetaan topografi detail
seluas + 200 hektar.
 Asumsi mining losses untuk roof batubara sebesar 0,05 m dan
untuk floor batubara sebesar 0,05 m.
 Kemiringan lereng highwall (overall slope) mengikuti
rekomendasi studi geoteknik yaitu bervariasi sesuai skenario
penambangan berkisar antara 50o.
 Bulk density batubara bervariasi untuk setiap seam tergantung
hasil uji laboratorium yaitu berkisar antara 1,26 – 1,34 ton/m 3.
27
PERHITUNGAN CADANGAN

Jumlah cadangan seam C: 10,8 juta ton


SR = 4,7

Boundary Pit Limit

Anda mungkin juga menyukai