Anda di halaman 1dari 377

刀䔀一 䌀䄀一 䄀 䬀䔀刀䨀䄀

倀䔀䴀䔀刀䤀一吀䄀䠀 䐀䄀䔀刀䄀䠀
䬀䄀䈀唀倀䄀吀䔀一 
䜀䄀刀唀吀
吀䄀䠀 唀一  
㈀ ㄀㜀

䈀唀 䬀唀  䤀
ᰠ倀攀渀最甀愀琀愀渀 䤀
渀昀爀愀猀琀爀甀欀琀甀爀 圀椀氀愀礀愀栀
搀愀渀 倀攀渀最攀洀戀愀渀最愀渀 䔀欀漀渀漀洀椀  
䬀攀爀愀欀礀愀琀愀渀
䜀甀渀愀  䴀攀眀甀樀甀搀欀愀渀 䴀愀猀礀愀爀愀欀愀琀 䜀愀爀甀琀
礀愀渀最 䈀攀爀洀愀爀琀愀戀愀琀Ⰰ
 一礀愀洀愀渀 搀愀渀 匀攀樀
愀栀琀攀爀愀ᴠ

倀䔀䴀 䔀刀䤀
一吀䄀䠀 䬀䄀䈀唀倀䄀吀䔀一 
䜀䄀刀唀吀
吀䄀䠀唀一 ㈀ ㄀㘀
BUPATI GARUT
PERATURAN BUPATI GARUT

NOMOR 12 TAHUN 2016

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)


KABUPATEN GARUT TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT,

Menimbang : a. bahwa untuk menjamin agar kegiatan pembangunan di daerah


berjalan efektif, efisien dan tepat sasaran sehingga terwujud
keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan serta untuk menciptakan
kemandirian dalam rangka pembangunan daerah yang
memperhatikan prinsip-prinsip demokratis, partisipasi
masyarakat, pemerataan, keadilan serta memperhatikan potensi
dan keanekaragaman daerah, maka perlu disusun Rencana Kerja
Pemerintah Daerah;
b. bahwa sehubungan telah ditetapkannya Peraturan Daerah
Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Garut Tahun 2014-2019, maka perlu penjabaran dalam bentuk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) setiap tahun anggaran;
c. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a dan b di atas, perlu
disusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Garut Tahun 2017 yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah- Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa
Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah
dengan Undang- Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang
Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang
dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3854) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas
2

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4150);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 76, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4410);
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
10. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan
3

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);
20. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
21. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4833);
23. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
24. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik
Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03
Tahun 2012 Dan Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem
Inovasi Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun
2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2017;
28. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2002 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Tahun 2002 Nomor 15);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 27);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 34);
31. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 37);
4

32. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang


Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 38)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Garut Nomor 6 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2009 Nomor 6);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
dan Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten
Garut Tahun 2008 Nomor 39);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu Satu Pintu dan Sekretariat Badan Narkotika
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2008 Nomor 40) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 2 Tahun 2011 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 25 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kantor Pelayanan
Perijinan Terpadu Satu Pintu dan Sekretariat Badan Narkotika
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2011 Nomor 2);
35. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2008 Nomor 41);
36. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 42);
37. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan Pelaksana
Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2009 Nomor 5);
38. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Garut
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2010 Nomor 4).
39. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Garut
Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2011 Nomor 29);
40. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 15 Tahun 2012 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 15).
41. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 (Lembaran Daerah Kabupaten
Garut Tahun 2014 Nomor 3).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA


PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GARUT TAHUN
2017.
5

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupate Garut
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber-sumber daya yang
tersedia.
4. Pembangunan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua unsur masyarakat
Kabupaten Garut dalam rangka mencapai visi dan misi daerah.
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut, yang
selanjutnya disebut RPJMD Kabupaten Garut adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun sejak tahun 2014 sampai tahun
2019.
6. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Tahun 2017, yang selanjutnya
disebut RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
7. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Garut Tahun 2017, yang
selanjutnya disebut Renja SKPD Tahun 2017 adalah dokumen perencanaan
pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat
Daerah pada Pemerintah Kabupaten Garut.
9. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
10. Misi adalah rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
11. Strategi adalah langkah-Iangkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi.
12. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mencapai
tujuan.
13. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh SKPD.

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten
Garut Tahun 2014-2019, serta disusun berdasarkan usulan-usulan program dan
kegiatan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten
Garut.
(2) RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
untuk 1 (satu) tahun.
(3) RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dengan tujuan untuk menjadi pedoman bagi :
a. Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
b. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2017.
c. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Tahun 2017.
6

BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 3
SKPD melaksanakan program dalam RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 yang
dituangkan daiam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).

Pasal 4
SKPD dapat melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Bappeda Kabupaten Garut
dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).

Pasal 5
Bappeda Kabupaten Garut menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing SKPD sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.

Pasal 6
RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut.

Ditetapkan di G a r u t
Pada tanggal 20 Mei 2016

B U P A T I G A R U T,

ttd

RUDY GUNAWAN

Diundangkan di G a r u t
Pada tanggal 20 Mei 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT,

ttd

H. IMAN ALIRAHMAN, SH., M.Si.


PEMBINA UTAMA MADYA
NIP. 19590613 198503 1 008

BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT


TAHUN 2016 NOMOR 12
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DAFTAR ISI

Peraturan Bupati Garut Nomor Tahun Tentang Rencana Kerja


Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut Tahun 2017
DAFTAR ISI .......................................................................................... i
DAFTAR TABEL ................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... I-1


1.1. Latar Belakang ................................................................... I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ................................................. I-3
1.3. Hubungan Antar Dokumen ................................................ I-8
1.4. Sistematika Dokumen RKPD ............................................... I-9
1.5. Maksud dan Tujuan ............................................................ I-11

BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN


KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN .................. II-1

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah .................................. II-1

2.1.1. Aspek Geografis dan Demografi .................................. II-1


2.1.2. Aspek Demografi ........................................................ II-13
2.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat ............................... II-16
2.1.4. Aspek Pelayanan Umum ............................................ II-30
2.1.5. Aspek Daya Saing Daerah .......................................... I-83

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD ......... II-95

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah............................... II-111

2.3.1. Permasalahan Pokok ................................................ II-111


2.3.2. Permasalahan Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan Daerah .............................................. II-122
2.3.3. Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2015
Untuk Dasar Identifikasi Isu Strategis........................ II-138

i
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH............................................................ III -1

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ....................................... III -1

3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013-2015 ............ III -1


3.1.2. Tantangan dan Prospek Pereknomian Daerah .......... III-10

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah ...................................... III-20

3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka


Pendanaan .............................................................. III-20
3.2.2. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ....................... III-22
3.2.3. Arah Kebijakan Belanja Daerah .............................. III-23
3.2.4. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah ....................... III-25

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH ............ IV-1

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan .................................... IV-2


4.2. Strategi dan Kebijakan Pembangunan ................................. IV-14
4.3. Prioritas Pembangunan Daerah .......................................... IV-41
4.3.1. Strategi dan Kebijakan Terkait Pertumbuhan
Ekonomi (Pro-Growth) .............................................. IV-43
4.3.2. Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Upaya
Penanggulangan Masalah Kemiskinan
(Pro Poor) .................................................................. IV-46
4.3.3. Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Upaya
Pengurangan Pengangguran (Pro Job) ...................... IV-49
4.3.4. Strategi dan Arah Kebijakan Berwawasan
Lingkungan (Pro-Environment) ................................. IV-51
4.3.5. Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Upaya
Pencapaian Target (SDG’s)...................................... IV-53
4.3.6. Strategi dan Arah Kebijakan Dimensi
Pembangunan Manusia dan Masyarakat ................. IV-59
4.3.7. Strategi dan Arah Kebijakan Dimensi
Pembangunan Sektor Unggulan .............................. IV-63

ii
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

4.3.8. Strategi dan Arah Kebijakan Dimensi Pemerataan dan


Kewilayahan ........................................................... IV-67
4.3.9. Strategi dan Arah Kebijakan Tata Kelola
dan Reformasi Birokrasi .......................................... IV-69
4.3.10. Prioritas Pembangunan Kabupaten Garut
Tahun 2017 ............................................................. IV-73
4.3.11. Inovasi Kegiatan .................................................. IV-160

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH .. V-1

BAB VI PENUTUP............................................................................... VI-1

iii
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Desa/Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun Tetangga


Menurut Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2015 ............. II-3
Tabel 2.2 Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Garut
Tahun 2015 .............................................................................. II-8
Tabel 2.3 Angka Kriminalitas di Kabupaten Garut Tahun 2010 – 2014…….
II-24
Tabel 2.4 Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Garut
Tahun 2010 s.d. 2015 .............................................................. II-26
Tabel 2.5 Pencapaian SPM Seni dan Budaya Daerah Tahun 2013-2015 .. II-30
Tabel 2.6 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010 –2015 ................. II-31
Tabel 2.7 Perbandingan Jumlah Sekolah Berdasarkan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Garut Tahun 2010-2014......................................... II-32
Tabel 2.8 Rasio Ketersediaan Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Di Kabupaten Garut Tahun 2010-2015 .................................... II-33
Tabel 2.9 Kondisi Ruang Kelas Tahun 2014-2015 .................................... II-34
Tabel 2.10 Sarana Prasarana Kesehatan Milik Pemerintah Kabupaten Garut
Tahun 2010 – 2014 .................................................................. II-35
Tabel 2.11 Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
di Kabupaten Garut Tahun 2010–2015 .................................... II-36
Tabel 2.12 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Garut Tahun
Tahun 2010 –2015 ................................................................... II-37
Tabel 2.13 Jumlah Pos Pelayanan Terpadu di Kabupaten Garut
Tahun 2009-2015 ....................................................................... II-39
Tabel 2.14 Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Garut Tahun 2009 – 2015 ................................... II-40
Tabel 2.15 Capaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan
Bidang Kesehatan ..................................................................... II-40
Tabel 2.16 Jumlah Koperasi Tahun 2014-2015 ........................................... II-58
Tabel 2.17 Sumber Permodalan UMKM Tahun 2012-2015........................... II-59
Tabel 2.18 Ketersediaan Pangan di Kabupaten Garut ................................. II-64
Tabel 2.19 Distribus Pangan Berdasarkan Jenis Komoditi ........................... II-66
Tabel 2.20 Konsumsi Pangan Kabupaten Garut Tahun 2014-2015 .............. II-67
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.21 Perkembangan Konsumsi Gizi Per Kelompok Pangan


Kab. Garut Tahun 2014-2015 .................................................... II-68
Tabel 2.22 Prosentasi Capaian Kecukupan Gizi Per Kelompok Pangan
Kab. Garut Sampai Dengan Tahun 2015 .................................... II-69
Tabel 2.23 Capaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kab. Garut Tahun 2010-2015 .................................................... II-70
Tabel 2.24 Status Gizi Masyarakat Kab. Garut Sampai Tahun 2015 ............ II-71
Tabel 2.25 Pengujian Keamanan Pangan Produk Hortikultura Dari
Residu Pestisida dan Bakteri Badan Ketahanan Pangan
Kabupaten Garut Tahun 2015 .................................................... II-72
Tabel 2.26 Data Pemerintah Desa Kabupaten Garut Tahun 2009-2013 ....... II-74
Tabel 2.27 Data Perkembangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Garut Tahun 2009-2013........................................... II-74
Tabel 2.28 Aspek Pelayanan Umum ............................................................. II-75
Tabel 2.29 Perananan Sektor Industri di Kabupaten Garut ......................... II-82
Tabel 2.30 PDRB ADHB Garut Seri 2010 Tahun 2010-2015 ....................... II-84
Tabel 2.31 PDRB ADHK Garut Seri 2010 Tahun 2010-2015 ........................ II-85
Tabel 2.32 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Garut ADHB
Menurut Kategori 2010-2015 ..................................................... II-89
Tabel 2.33 Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2015 dan Penjelasannya
Sebagai Dasar Identifikasi Isu Strategis .................................... II-139
Tabel 2.34 Kriteria Untuk Prioritas Isu-Isu Strategis ................................ II-148
Tabel 2.35 Pembobotan Kriteria Untuk Prioritas Isu-Isu Strategis ............ II-149
Tabel 2.36 Urutan Prioritas Identifikasi Isu Strategis Berdasarkan Hasil
Evaluasi RKPD Tahun 2015 ..................................................... II-149
Tabel 3.1 PDRB ADHB Garut Seri 2010 Tahun 2013-2015 ........................ III-2
Tabel 3.2 PDRB ADHK Garut Seri 2010 Tahun 2013-2015 ........................ III-3
Tabel 3.3 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Garut
Tahun 2010-2015 ....................................................................... III-6
Tabel 3.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Garut
Tahun 2013-2015 ....................................................................... III-8
Tabel 3.5 Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja Kabupaten Garut
Tahun 2013 – 2015 .................................................................. III-10
Tabel 3.6 Proyeksi Perekonomian Kabupaten Garut................................. III-18
Tabel 3.7 Proyeksi Target Pendapatan Tahun 2016 s.d Tahun 2017 ........ III-21

v
Tabel 3.8 Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2016 s.d Tahun 2017 ............. III-24
Tabel 3.9 Proyeksi Target Pembiayaan Daerah Tahun 2016 s.d 2017 ...... III-26
Tabel 3.10 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Tahun 2016 s.d 2017. III-24
Tabel 4.1 Hubungan Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan ................. IV-2
Tabel 4.2 Target Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2017 ............................ IV-4
Tabel 4.3 Penjabaran Visi, Misi,Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Garut Berdasarkan RPJMD Kab. Garut Tahun
2014 – 2019 ............................................................................ IV-15
Tabel 4.4 Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Pembangunan
Provinsi Jawa Barat Dengan Prioritas Pembangunan di Kabupaten
Garut Tahun 2017 .................................................................... IV-25
Tabel 4.5 Penjelasan Keterkaitan Isu Strategis Dengan Prioritas Pembangunan
Daerah Tahun 2017 ................................................................. IV-75
Tabel 4.6 Penjelasan Program dan Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah Tahun 2017 ................................................................. IV-99
Tabel 5.1 Matrik Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Tahun 2017 ................................................................................ V-1
Tabel 5.2 Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2016
Menurut Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah ................ V-2

vi
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kondisi Strategis Wilayah Kabupaten Garut ............................... II-1

Gambar 2.2 Peta Administrasi Kabupaten Garut ........................................... II-2

Gambar 2.3 Kondisi Topografis Wilayah Kabupaten Garut............................. II-5

Gambar 2.4 Kondisi Geologis Wilayah Kabupaten Garut................................ II-6

Gambar 2.5 Kondisi Hidrologis Wilayah Kabupaten Garut ............................. II-7

Gambar 2.6 Kondisi Curah Hujan Wilayah Kabupaten Garut ........................ II-8

Gambar 2.7 Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Garut .............. II-10

Gambar 2.8 Kondisi Peta Rawan BencanaKabupaten Garut .......................... II-13

Gambar 2.9 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Garut .................. II-12

Gambar 2.10 Piramida Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2015 .................... II-13

Gambar 2.11 Piramida Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2015 .................... II-13

Gambar 2.12 Perbandingan LPE Garut, Jawa Barat dan Nasional

Tahun 2010-2015 ....................................................................... II-16

Gambar 2.13 LPE Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015 ............................... II-17

Gambar 2.14 Perkembangan PDRB Kabupaten Garut Tahun 2015 ................. II-18

Gambar 2.15 Perkembangan PDRB Perkapita Tahun 2015 .............................. .II-19

Gambar 2.16 Indeks Gini Kabupaten Garut Tahun 2008-2014........................ II-21

Gambar 2.17 Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional
Tahun 2009-2015 ....................................................................... II-22

Gambar 2.18 Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Garut

Tahun 2009-2014...................................................................... II-23

Gambar 2.19 IPM Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional

Tahun 2010-2014 ....................................................................... II-25

Gambar 2.20 APK Tahun 2014-2015 ............................................................... II-27

Gambar 2.21 APM Tahun 2014-2015............................................................... II-28

Gambar 2.22 Kondisi Panjang Jalan Kabupaten Tahun 2010-2015 ................. II-48

Gambar 2.23 Kondisi Saluran Irigasi Teknis Pemerintah Tahun 2015 ............. II-49

ix
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 2.25 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Garut ADHB menurut


Kategori Tahun 2015 .................................................................. II-91

Gambar 3.1 Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional
................................................................................................... III-9

Gambar 4.1 Keterkaitan Prioritas Prioritas Pembangunan Provinsi Jawa


Barat dengan Prioritas Pembangunan Kabupaten Garut ............ IV-29

Gambar 4.2 Tematik Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan Jawa Barat ........ IV-32

Gambar 4.3 Kebijakan Pembangunan Kewilayahan Kabupaten Garut ........... IV-41

Gambar 4.4 Area Perubahan dan Sasaran Reformasi Birokrasi


Kabupaten Garut ........................................................................ IV-71
Gambar 4.5 “GARUT PLAN” ......................................................................... IV-161

Gambar 4.6 Kerangka Kerja Meta Plan ........................................................ IV-164

Gambar 4.7 Pilar Pembangunan “Amazing Garut” ....................................... IV-165

Gambar 4.6 Peta Rencana Pembangunan Jalan Baru Tahun 2014-2019 ..... IV-167

x
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR : 12 TAHUN 2016
TANGGAL : 20 MEI 2016
TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
(RKPD) KABUPATEN GARUT TAHUN 2017

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa pemerintah daerah wajib
menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan
penjabaran dari RPJMD untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, yang memuat
rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan daerah, rencana
kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah
daerah maupun dengan mendorong partisipasi masyarakat, dengan mengacu
kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) mempunyai kedudukan, peran
dan fungsi yang sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,
mengingat:
1. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan daerah,
rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif, kelompok
sasaran, lokasi kegiatan, prakiraan maju, dan SKPD penanggung jawab yang
wajib dilaksanakan pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun;
2. Secara normatif, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan
oleh kepala daerah untuk disepakati bersama dengan DPRD sebagai
landasan penyusunan Rancangan Anggaran dan Belanja Daerah (R-APBD);
3. Secara operasional, memuat arahan untuk peningkatan kinerja pemerintah
di bidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta pembangunan
daerah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala SKPD dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya yang ditetapkan dalam Rencana Kerja
SKPD; dan

I-1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

4. Secara faktual, menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja


penyelenggaraan pemerintah daerah merealisasikan program dan kegiatan
dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) memiliki substansi


rancangan kerangka ekonomi, prioritas pembangunan, rencana kerja dan
pendanaan indikatif, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun
yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Berdasarkan Pasal
25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Pasal 17 ayat (2)
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003, Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) merupakan pedoman untuk penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, sehingga memiliki konsekuensi bahwa
rencana kerja, program, dan kegiatan dalam RKPD harus benar-benar terukur
dan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan kemampuan anggaran.
Meskipun demikian, ketentuan dalam peraturan perundangan di atas tetap
memberikan peluang yang seluas-luasnya kepada Daerah untuk menciptakan
kemandirian dalam rangka membangun daerahnya dengan berpijak pada
prinsip-prinsip demokrasi, partisipasi masyarakat, pemerataan, keadilan, serta
memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah untuk mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya lokal.

Sumberdaya yang dimiliki Kabupaten Garut untuk pengembangan dan


pembangunan menuntut dilakukannya proses penyatuan persepsi dan aspirasi
tentang prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah yang berorientasi
secara optimal kepada kebutuhan nyata masyarakat, sehingga diharapkan dapat
diidentifikasi isu-isu strategis, masalah-masalah mendasar, prioritas program
dan kegiatan, serta fokus pembangunan yang perlu dilakukan secara bertahap
dalam upaya pencapaian visi daerah.

Sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah, Rencana Kerja Pemerintah


Daerah (RKPD) diharapkan tidak lagi memuat daftar panjang usulan kegiatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), akan tetapi dapat lebih bersifat Spesifik
(Spesific), Terukur (Measurable), dapat dicapai (Achievable), memperhatikan
ketersediaan sumber daya (Resources Availability), dan tepat waktu (Time).
Disamping itu, nilai keberlanjutan dalam pelaksanaan pembangunan penting
untuk diwujudkan, agar dapat mencapai dan mempertemukan kebutuhan antar

I-2 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ruang dan waktu sekaligus menuntaskan upaya pemecahan masalah secara


integral dan komprehensif. Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Garut Tahun 2017 juga disusun untuk menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasannya. Sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum APBD,
RKPD diharapkan dapat memberikan arah yang tepat, akurat dan benar-benar
menopang kebutuhan pembangunan ditengah terbatasnya kemampuan
anggaran Daerah.

Prinsip–prinsip tersebut sekaligus menjadi dasar pembangunan tahun


2017, dalam upaya untuk mewujudkan Visi Pemerintah Kabupaten Garut
Tahun 2014 – 2019, yaitu : “Terwujudnya Kabupaten Garut yang
Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera”, yang diimplementasikan dalam 4
(empat) Misi, yaitu:
1. Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang
berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat
bermartabat dan agamis;
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal;
3. Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang
sehat, aman dan nyaman; dan
4. Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang
sehat, aman dan nyaman.

1.2 Dasar Hukum Penyusunan


Penyusunan RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 dilakukan berdasarkan
kepada peraturan perundang-undangan, antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 I-3


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara


Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

I-4 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008


Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 95);
17. Peraturan Bersama Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia
dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2012 Dan
Nomor 36 Tahun 2012 tentang Penguatan Sistem Inovasi Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2015;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tahun 2017;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2008 Nomor 27);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 19 Tahun 2008 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 34);

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 I-5


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

24. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 22 Tahun 2008 tentang


Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 37) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 22 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 6);
25. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 38) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Garut Nomor 7 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 7);
26. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan
Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun
2008 Nomor 39) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah dan Inspektorat Kabupaten
Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 8);
27. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor
41) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun
2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor
26 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Satuan
Polisi Pamong Praja Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2012 Nomor 10);

I-6 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

28. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 27 Tahun 2008 tentang


Susunan Organisasi Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Garut
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2008 Nomor 42);
29. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluh
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2009 Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Garut Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 5 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluh
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2012 Nomor 11);
30. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Garut Tahun
2005–2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2010 Nomor 4).
31. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2011 Nomor 29);
32. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 6 Tahun 2012 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 22 Tahun 2008
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut (Lembaran
Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 6);
33. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23
Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor
7);
34. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 24 Tahun 2008
Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah
dan Inspektorat Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2012 Nomor 8);
35. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 9 Tahun 2012 tentang
Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 25 Tahun 2008

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 I-7


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Kantor Pelayanan Perijinan


Terpadu Satu Pintu dan Sekretariat Badan Narkotika Kabupaten Garut
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Garut
Nomor 2 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Garut Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan
Organisasi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dan Sekretariat
Badan Narkotika Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2012 Nomor 9);
36. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 10 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 26 Tahun 2008
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor
10);
37. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 5 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Badan Pelaksana Penyuluh
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Garut (Lembaran Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2012 Nomor 11);
38. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 15 Tahun 2012 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Garut
Tahun 2012 Nomor 15);
39. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014-
2019 (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014 Nomor 3).
40. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 9 Tahun 2014 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23
Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014 Nomor
9).

1.3 Hubungan Antar Dokumen


Sebagai dokumen perencanaan tahunan daerah, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen-dokumen perencanaan lainnya. Hubungan antara RKPD Kabupaten

I-8 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Garut Tahun 2017 dengan dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai


berikut:
a. RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 merupakan penjabaran tahunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Garut Tahun 2014 – 2019 serta berpedoman pula pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Garut Tahun
2005-2025.
b. RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 disusun dengan memperhatikan
pokok-pokok arah kebijakan dalam RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun
2017 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017.
c. RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 mempertimbangkan arah
pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan sebelumnya,
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Peraturan Daerah Provinsi
Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 dan Peraturan Daerah
Kabupaten Garut Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Garut 2011-2031.
d. RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 menjadi pedoman bagi SKPD dalam
menyempurnakan dokumen Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2017.
Proses penyusunan RKPD dilakukan secara paralel dan sifatnya saling
memberi masukan dengan proses penyusunan Renja SKPD.
e. RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 menjadi pedoman/dasar Penyusunan
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan penentuan Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) sebagai acuan dalam proses penyusunan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Kabupaten Garut Tahun 2017.

1.4 Sistematika Dokumen RKPD


Dokumen RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 disusun dengan
sistematika sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah, yang meliputi:

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 I-9


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bab I Pendahuluan
Memuat gambaran umum penyusunan RKPD.
1.1. Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses
penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana dalam
periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen RKPD
dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta
tindaklanjutnya dalam proses penyusunan RAPBD.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang peraturan perundang-
undangan yang memuat ketentuan secara langsung terkait
penyusunan RKPD.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang
relevan.
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait
dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab di
dalamnya.
1.5. Maksud dan Tujuan
Berisi uraian ringkas tentang maksud, tujuan dan sasaran
penyusunan dokumen RKPD.

Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan.
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bagian ini menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran
umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi,
aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan
aspek daya saing daerah.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
Berjalan dan Realisasi RPJMD.
Mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan
pencapaian kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi
hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu
dan realisasi RPJMD.

I - 10 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah.


Menguraikan rumusan umum permasalahan pembangunan daerah
yaitu isu permasalahan daerah yang berhubungan dengan prioritas
pembangunan daerah dan permasalahan lainnya yang
berhubungan dengan layanan dasar dan tugas, fungsi SKPD.

Bab III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan


Daerah
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Mengemukakan tentang arahan nasional dibidang ekonomi
yang bersumber dari dokumen RKP (Nasional), RKPD provinsi
dan juga kebijakan di bidang ekonomi dalam dokumen RPJMD.
3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
Berisikan uraian mengenai kebijakan yang akan ditempuh oleh
Pemerintah Daerah berkaitan dengan pendapatan daerah,
pembiayaan daerah dan belanja daerah.

Bab IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah


Mengemukakan perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan
RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam
RPJMD, identifikasi isu strategis dan masalah mendesak ditingkat
daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta
kerangka pendanaan.

Bab V Rencana Program Dan Kegiatan Prioritas Daerah


Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan
prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan
tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja
yang direncanakan dalam RPJMD.

Bab VI Penutup
Memuat kaidah pelaksanaan dan penegasan dalam menerapkan RKPD
serta tindak lanjut yang perlu dilaksanakan oleh SKPD dan pelaku
pembangunan lainnya.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 I - 11


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

1.5 Maksud dan Tujuan


Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut
Tahun 2017 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu)
tahun yang merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-
2019.
Adapun tujuan dari penyusunan RKPD Tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
a. Memberikan kerangka operasional dalam mewujudkan visi dan misi
pembangunan daerah yang akan dilaksanakan tahun 2017;
b. Memberikan arah bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan
daerah dalam merumuskan dan menyusun perencanaan serta partisipasi
dalam pembangunan daerah tahun 2017;
c. Menjadi acuan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun
Rencana Kerja Tahunan (Renja SKPD) Tahun 2017;
d. Menjadi dasar penyusunan KUA dan PPAS serta RAPBD Kabupaten Garut
Tahun Anggaran 2017.

I - 12 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU
DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah


2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi
Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat,
Kabupaten Garut memiliki letak yang strategis sebagai penyangga Ibu Kota
Provinsi Jawa Barat, dengan jarak sekitar 61,5 km dari Pusat Pemerintahan
Provinsi Jawa Barat di Bandung dan sekitar 216 km dari Pusat Pemerintahan
Republik Indonesia di Jakarta. Secara umum Kabupaten Garut merupakan
wilayah yang dinamis berbagai dinamika pembangunan terus berlangsung baik di
bidang politik, ekonomi, sosial maupun budaya, sehingga berbagai perkembangan
terjadi pada hampir semua sektor.

Gambar 2.1. Kondisi Strategis Wilayah Kabupaten Garut


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

a. Letak, Luas dan Batas Wilayah


Kabupaten Garut terletak pada koordinat 6°56’49” - 7°45’00” Lintang Selatan
dan 107°25’8” - 108°7’30” Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki wilayah seluas
3.065,19 km2 (306.519 ha), Kecamatan Cibalong merupakan kecamatan dengan
wilayah terluas yaitu 21.359 ha atau 6,97%, sedangkan Kecamatan Kersamanah
merupakan wilayah terkecil dengan luas 1.650 ha atau 0,54% dari wilayah
Kabupaten Garut. Secara administratif, Kabupaten Garut terdiri dari 42
kecamatan, 21 kelurahan dan 421 desa, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten


Cianjur;
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Sumedang;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia;

Gambar 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Garut

II - 2 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.1
Jumlah Desa/Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun Tetangga Menurut
Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2015

Jumlah
Jumlah
Jumlah Rukun
No. Kecamatan Jumlah Desa Rukun Warga
Kelurahan Tetangga
(RW)
(RT)
1. Cisewu - 9 70 260

2. Caringin - 6 54 225

3. Talegong - 7 54 246

4. Bungbulang - 13 121 449

5. Mekarmukti - 5 48 158

6. Pamulihan - 5 33 136

7. Pakenjeng - 13 115 480

8. Cikelet - 11 106 364

9. Pameungpeuk - 8 98 288

10. Cibalong - 11 97 321

11. Cisompet - 11 119 413

12. Peundeuy - 6 28 137

13. Singajaya - 9 59 285

14. Cihurip - 4 27 112

15. Cikajang - 12 107 491

16. Banjarwangi - 11 54 333

17. Cilawu - 18 188 698

18. Bayongbong - 18 142 530

19. Cigedug - 5 60 193

20. Cisurupan - 17 113 657

21. Sukaresmi - 7 46 241

22. Samarang - 13 119 406

23. Pasirwangi - 12 95 362

24. Tarogong Kidul 5 7 157 622

25. Tarogong Kaler 1 12 136 472

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 3


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Jumlah
Jumlah
Jumlah Rukun
No. Kecamatan Jumlah Desa Rukun Warga
Kelurahan Tetangga
(RW)
(RT)
26. Garut Kota 11 - 209 927

27. Karangpawitan 4 16 268 836

28. Wanaraja - 9 75 255

29. Sucinaraja - 7 59 186

30. Pangatikan - 8 80 246

31. Sukawening - 11 103 351

32. Karangtengah - 4 25 121

33. Banyuresmi - 15 163 492

34. Leles - 12 128 402

35. Leuwigoong - 8 105 268

36. Cibatu - 11 136 428

37. Kersamanah - 6 55 212

38. Cibiuk - 5 58 175

39. Kadungora - 14 164 533

40. Balubur Limbangan - 14 155 462

41. Selaawi - 7 60 213

42. Malangbong - 24 142 635

Jumlah 21 421 4.231 15.621

Sumber: BPMPD Kabupaten Garut

b. Kondisi Topografi
Kabupaten Garut memiliki karakteristik topografi yang beragam. Daerah
sebelah utara, timur dan barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi
dengan kondisi berbukit-bukit dan pegunungan sedangkan daerah sebelah
selatan sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang cukup
curam. Ditinjau dari kemiringan lahan, luas wilayah yang memiliki kemiringan
antara 0°-2° adalah seluas 32.229 ha atau 10,51%; kemiringan antara 2°-15°
adalah seluas 38.097 ha atau 12,43%; kemiringan antara 15°-40° adalah seluas
110.326 ha atau 35,99%; lahan dengan kemiringan diatas 40° adalah seluas
125.867 ha atau 41,06% dari luas wilayah Kabupaten Garut.

II - 4 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 2.3. Kondisi Topografi Kabupaten Garut

c. Kondisi Geologi
Kondisi geologi wilayah Kabupaten Garut, secara fisiografi termasuk dalam
Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bandung dengan bentang alam
yang dibagi empat satuan morfologi yaitu kerucut gunung api, perbukitan berelief
kasar, perbukitan berelief halus dan pedataran. Stratigrafi daerah tersusun oleh
batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan terobosan dengan struktur geologi
adalah lipatan, sesar dan kekar. Jenis tanahnya secara garis besar meliputi jenis
tanah aluvial, asosiasi andosol, asosiasi litosol, asosiasi mediteran, asosiasi
podsolik, dan asosiasi regosol. Jenis tanah podsolik merah kekuning-kuningan,
podsolik kuning dan regosol merupakan bagian paling luas dijumpai di wilayah
Kabupaten Garut, terutama di bagian selatan, sedangkan bagian utara didomiasi
oleh jenis tanah andosol.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 5


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 2.4. Kondisi Geologi Kabupaten Garut

d. Kondisi Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Garut terdapat 33 buah sungai dengan 101 buah anak
sungainya dengan panjang seluruhnya 1.403,35 km. Berdasarkan arah alirannya,
sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua Daerah Aliran
Sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah
Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah Aliran Utara
merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara, sedangkan Daerah Aliran Selatan
merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Daerah aliran selatan pada
umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan
daerah aliran utara.
Mata air tanah yang terdapat di Kabupaten Garut berjumlah 12 titik utama
lokasi mata air. Debit mata air terbesar terletak di lokasi mata air Cibuyutan Desa
Lewobaru Kecamatan Malangbong yaitu sebesar 700 liter perdetik.

II - 6 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 2.5. Kondisi Hidrologi Kabupaten Garut

e. Kondisi Klimatologi
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikategorikan sebagai
daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af
sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Iklim dan cuaca di Kabupaten Garut
dipengaruhi tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal
circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung dibagian tengah
Jawa Barat, dan elevasi topografi di Bandung.
Curah hujan rata-rata harian di sekitar Garut berkisar antara 13,6 mm - 27,7
mm atau sekitar 2.589 mm curah hujan rata-rata tahunan dengan bulan basah
9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan
curah hujan rata-rata tahunan mencapai 3.500-4.000 mm. Variasi temperatur
bulanan berkisar antara 24°C-27°C. Besaran angka penguap keringatan
(evapotranspirasi) adalah 1.572 mm/tahun.
Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang
membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 7


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah
Australia yang terletak di tenggara.

Gambar 2.6. Kondisi Curah Hujan Kabupaten Garut

f. Penggunaan Lahan

Tabel 2.2
Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Garut
Tahun 2015

2014 2015
Rincian
Ha % Ha %

I Sawah 48.300

- Sawah Irigasi * 36.813 12,01 36.428 11,88

- SawahTadah Hujan * 11.487 3,75 11.724 3,82

II Lahan Bukan Sawah 204.904 205.601

Tegal/Kebun 61.947 20,21 106.797 34,84

II - 8 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2014 2015
Rincian
Ha % Ha %

Ladang/Huma 40.170 13,11 -

Perkebunan 27.657 9,02 23.713 7,74

Hutan Rakyat 18.205 5,94 18.320 5,98

Padang/Rumput 5.568 1,82 5.316 1,73

Sementara tdk diusahakan 228 0,07 236 0,07


Lainnya (tambak, kolam,
51.129 16,68 51.219 16,71
empang, hutan negara, dll)
III Lahan Bukan Pertanian 53.315 52.766
Jalan, pemukiman,
53.315 17,39 52.766 17,21
perkantoran, sungai dll
Jumlah 306.519 100,00 306.519 100,00

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Garut, Tahun 2015.

g. Potensi Pengembangan Wilayah


Dalam penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan Kabupaten Garut
turut memperhatikan arah pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan
dalam Peraturan Daerah Nomor 29 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Garut Tahun 2011-2031 sebagai upaya mewujudkan
ruang Kabupaten Garut sebagai daerah konservasi yang didukung oleh agribisnis,
pariwisata dan kelautan. Berdasarkan RTRW Kabupaten Garut Tahun 2011-2031,
sistem pusat kegiatan Kabupaten terbagi atas :
1) Pusat Kegiatan Wilayah promosi (PKWp) adalah kawasan perkotaan yang
berpotensi pada bidang tertentu dan memiliki pelayanan skala provinsi
atau beberapa kabupaten serta berperan sebagai penyeimbang dalam
pengembangan wilayah provinsi, berupa perkotaan Rancabuaya yang
berada di Kecamatan Caringin;
2) Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi
untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan,
terletak di Perkotaan Garut, Perkotaan Pameungpeuk, Perkotaan Cikajang
dan Perkotaan Bungbulang.
3) Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) adalah kawasan perkotaan yang
berpotensi pada bidang tertentu dan memiliki pelayanan skala kabupaten
atau beberapa kecamatan serta berperan sebagai penyeimbang dalam

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 9


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

pengembangan wilayah kabupaten, terletak di Perkotaan Kadungora;


Perkotaan Malangbong; Perkotaan Cibatu; dan Perkotaan Singajaya.
4) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan, meliputi Perkotaan
Cisewu; Perkotaan Caringin; Perkotaan Talegong; Perkotaan Mekarmukti;
Perkotaan Pamulihan; Perkotaan Pekenjeng; Perkotaan Cikelet; Perkotaan
Cibalong; Perkotaan Cisompet; Perkotaan Peundeuy; Perkotaan Cihurip,
Perkotaan Banjarwangi; Perkotaan Cilawu; Perkotaan Bayongbong;
Perkotaan Cigedug; Perkotaan Cisurupan; Perkotaan Sukaresmi;
Perkotaan Samarang; Perkotaan Pasirwangi; Perkotaan Karangpawitan;
Perkotaan Wanaraja; Perkotaan Pangatikan; Perkotaan Sucinaraja;
Perkotaan Sukawening; Perkotaan Karangtengah; Perkotaan Banyuresmi;
Perkotaan Leles; Perkotaan Leuwigoong; Perkotaan Kersamanah;
Perkotaan Cibiuk; Perkotaan Balubur Limbangan; dan Perkotaan Selaawi.
5) Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) adalah pusat permukiman yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Gambar 2.7. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Garut

II - 10 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Wilayah kabupaten Garut yang mempunyai pengaruh penting terhadap


pengembangan ekonomi, sosial budaya maupun lingkungan menjadi prioritas
dalam kebijakan penataan ruang daerah sebagai suatu kawasan strategis pada
tingkat Nasional, Provinsi maupun Kabupaten. Kawasan Strategis Nasional (KSN)
merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan SDA
dan/atau teknologi tinggi meliputi KSN Fasilitas Uji Terbang Roket Pameungpeuk
berada di Kecamatan Cikelet; dan KSN Pengamat Dirgantara Pameungpeuk
berada di Kecamatan Cikelet.

Sementara itu Kawasan Strategis Provinsi (KSP) meliputi:


1) KSP Panas Bumi Kamojang - Darajat - Papandayan dengan sudut
kepentingan pendayagunaan SDA dan/atau teknologi tinggi terletak di
kecamatan Samarang, Pasirwangi dan Cisurupan.
2) KSP Garut Selatan dan sekitarnya dengan sudut kepentingan daya
dukung lingkungan hidup terletak di Kecamatan Cisewu, Caringin,
Talegong, Bungbulang, Mekarmukti, Pamulihan, Pekenjeng, Cikelet,
Pameungpeuk, Cibalong, Cisompet, Peundeuy, Singajaya, Cihurip,
Banjarwangi, dan Cikajang.

Dengan memperhatikan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan


Strategis Provinsi (KSP), telah ditetapkan 3 (tiga) jenis Kawasan Strategis
Kabupaten (KSK), meliputi:

1) Kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh


terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten terdiri atas:
a) KSK Perkotaan Garut terletak di Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong
Kaler, Garut Kota, Banyuresmi, dan Karangpawitan.
b) KSK Koridor Kadungora - Leles - Garut terletak di Kecamatan
Kadungora, Leles, Tarogong Kaler dan Tarogong Kidul.
c) KSK Perbatasan Bagian Utara terletak di Kecamatan Balubur
Limbangan,Selaawi, Kersamanah, Cibatu, dan Malangbong.
d) KSK Perbatasan Bagian Timur terletak di Kecamatan Singajaya,
Banjarwangi, Peundeuy dan Cihurip.
e) KSK Perbatasan Bagian Barat terletak di Kecamatan Caringin,
Cisewu, dan Talegong.
f) KSK Agropolitan terletak di Kecamatan Cisurupan, Cikajang, Cigedug,
Sukaresmi, Pasirwangi, dan Bayongbong.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 11


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

g) KSK Minapolitan terletak di Kecamatan Tarogong Kaler,Sukawening,


Pangatikan, Sucinaraja, Wanaraja, dan Karangpawitan.
h) KSK Koridor Jalan Lintas Jabar Selatan terletak di Kecamatan
Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Mekarmukti, Pakenjeng,
Bungbulang, dan Caringin.

2) Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial


budaya berupa Kawasan Cagar Budaya terdiri atas Kampung Adat Dukuh
yang berada di Kecamatan Cikelet dan Kampung Adat Pulo berada di
Kecamatan Leles.
3) Kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup berupa Kawasan Wisata Cipanas yang berada di Kecamatan
Tarogong Kaler.

Ditinjau dari rencana pola ruang wilayah Kabupaten, target alokasi luasan
Kawasan Lindung mencapai sebesar 84,99% sehingga pelaksanaan kegiatan
pembangunan daerah harus tetap dalam koridor daya dukung lingkungan dan
oleh karenanya keseimbangan alokasi ruang antara kawasan budidaya dan
kawasan lindung merupakan prasyarat yang tetap dibutuhkan.

h. Wilayah Rawan Bencana


Kondisi wilayah Kabupaten Garut yang mempunyai karateristik pegunungan
dan berbukit-bukit, memiliki curah hujan yang tinggi serta berada pada jalur
gempa tektonik, dan perairan pantai selatan yang merupakan daerah lempengan
lapisan bumi menjadikan Kabupaten Garut sebagai kawasan rawan bencana,
diantaranya sebagai kawasan rawan bencana gunung api, gerakan tanah,
tsunami, abrasi dan tanah longsor.

Berdasarkan kondisi geologinya, beberapa kendala yang perlu diperhatikan,


khususnya dalam perencanaan konstruksi bangunan diantaranya bahaya
gerakan tanah dengan lokasi terdapat di Kecamatan Cisompet, Singajaya,
Talegong, Pakenjeng, Cisurupan, Bayongbong, Cisewu dan Cilawu. Bahaya rawan
erosi terdapat di lereng-lereng pegunungan seperti di bagian utara komplek
Gunung Mandalawangi, Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Karacak,
Gunung Guntur dan Gunung Papandayan serta tebing-tebing sepanjang Sungai
Cimanuk.

II - 12 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Pada tahun 2015 jumlah kasus kejadian bencana berupa tanah longsor
mencapai sebanyak 26 buah kasus, Menurun dibandingkan pada tahun 2014
sebanyak 43 kasus. Demikian halnya dengan jenis angin puting beliung pada
tahun 2015 sebanyak 28 kasus menurun dibandingkan tahun 2014 sebanyak 36
kasus. Bencana banjir yang tercatat pada tahun 2015 sebanyak 7 kasus
mengalami penurunan dari tahun 2014 sebanyak 20 kasus.

Gambar 2.8. Kondisi Peta Rawan Bencana Kabupaten Garut

2.1.2. Aspek Demografi


Jumlah Penduduk Kabupaten Garut pada tahun 2015 berdasarkan data
Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut diperkirakan sebanyak 2.548.723 jiwa,
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.284.817 jiwa dan perempuan sebanyak
1.263.906 jiwa. Kondisi tersebut meningkat 0,89% dari Tahun 2014 sebanyak
2.526.186 jiwa. Selama periode Tahun 2010-2015, Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) Kabupaten Garut relatif terkendali namun cenderung mengalami tren
penurunan. Dengan luas wilayah 3.074,07 Km2, tingkat kepadatan penduduk
pada Tahun 2015 mencapai rata-rata sebesar 829 jiwa/ km2 mengalami

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 13


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

peningkatan sekitar 7 orang per km2 bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan
penduduk pada Tahun 2014 rata-rata sebesar 822 jiwa/ km2.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk


Tahun 2010-2015

2.600.000 829 840


822 830
2.550.000
814 820
809

Jiwa/Km2
2.500.000 810
796
Jiwa

800
2.450.000
783 790
2.400.000 780
770
2.350.000
760
2.407.086 2.445.911 2.485.732 2.502.410 2.526.186 2.548.723
2.300.000 750
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk

Gambar 2.9. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Garut

Komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Garut selama


kurun 10 tahun pada periode 2005-2015 menunjukkan adanya kecenderungan
pola semakin menua yang ditandai dengan menurunnya proporsi penduduk muda
dan meningkatnya proporsi penduduk usia kerja dan penduduk usia lanjut.
Perbedaan struktur umur akan menimbulkan pula perbedaan dalam aspek sosial
ekonomi seperti masalah angkatan kerja, pertumbuhan penduduk, dan masalah
pendidikan. Sejalan dengan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, akan
meningkatkan pula usia harapan hidup, sehinggapeningkatan jumlah penduduk
usia lanjut yang makin besar menuntut kebijakan-kebijakan yang serasi dan
sesuai dengan perubahan tersebut. Hal ini juga menjadi suatu tantangan agar
penduduk usia lanjut yang masih potensial bisa dimanfaatkan sesuai dengan
pengetahuan dan pengalamannya. Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh
tiga variabel demografi, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi, yang saling
berpengaruh satu dengan yang lain, dan selanjutnya berpengaruh terhadap
kondisi sosial ekonomi daerah.

II - 14 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Piramida Penduduk Kabupaten Garut


Tahun 2015

75 +
70 - 74 Perempuan
65 - 69
60 - 64 Laki-laki
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 -14
05 - 09
00 - 04
150.000 100.000 50.000 0 50.000 100.000 150.000

Gambar 2.10. Piramida Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2015

Piramida Penduduk Kabupaten Garut


Tahun 2015

75 +
Perempuan
70 - 74
65 - 69
60 - 64 Laki-laki
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 -14
05 - 09
00 - 04
200.000 150.000 100.000 50.000 0 50.000 100.000 150.000

Gambar 2.11. Piramida Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2015

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 15


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.1.3.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Ditinjau dari indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang secara


teknis merupakan pertumbuhan dari volume produk yang dihasilkan pada
tahun 2014 mengalami perkembangan yang cukup positif ditandai oleh
pertumbuhan sebesar 4,93%, atau meningkat 0,11% dari Tahun 2013 sebesar
4,82%. Namun demikian pertumbuhan tersebut masih terpaut 0,14% di
bawah Laju Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat sebesar 5,07% dan terpaut
0,99% dibawah LPE Nasional sebesar 5,02%.

7
6,48
6,5 6,49 6,21
6,2
Laju Pertumbuhan konomi (%)

6,22 6,23 6,06


6
5,78
5,5
5,48 5,07 5,03
5,34
5 5,02
4,80
4,93
4,82
4,5
4,61

4 4,19

3,5
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Axis Title

Garut Jawa Barat Nasional

Gambar 2.12 Perbandingan LPE Garut, Jawa Barat dan Nasional Tahun
2010-2015

Kabupaten Garut memperlihatkan kinerja yang cukup menggembirakan.


Peningkatan kinerja tertinggi terjadi di sektor bangunan yang mampu tumbuh
7,99%, sedangkan terendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian
yang hanya mampu tumbuh sebesar2,34%. Rincian lengkap tampak pada
gambar berikut.

II - 16 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Garut


Menurut Kategori Tahun 2015***

17. Jasa lainnya 7,24


16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,05
15. Jasa Pendidikan 7,29
14. Administrasi Pemerintahan,… 3,17
13. Jasa Perusahaan 5,84
12. Real Estate 5,33
11. Jasa Keuangan dan Asuransi 5,91
10. Informasi dan Komunikasi 12,67
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan… 6,14
8. Transportasi dan Pergudangan 8,18
7. Perdagangan Besar dan Eceran;… 5,64
6. Konstruksi 5,40
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,… 7,53
4. Pengadaan Listrik dan Gas 1,32
3. Industri Pengolahan 3,57
2. Pertambangan dan Penggalian 1,46
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 1,61

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00

Gambar 2.13 LPE Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan dasar pengukuran atas
nilai tambah yang mampu diciptakan akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi
yang terjadi dalam suatu wilayah. Secara makro besaran PDRB yang dihitung
atas dasar harga berlaku di Kabupaten Garut pada tahun 2014 mengalami
kenaikkan pertumbuhan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 10,09 persen,
atau dari semula sebesar Rp 33,68 triliun menjadi Rp 37,08 triliun. Pada tahun
2015 PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku diproyeksikan mengalami
peningkatan sebesar 9,06% atau mencapai Rp.40,44 Triliun. Sementara itu, PDRB
yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2010 pada tahun 2014 mencapai
Rp.30,54 triliun, atau mengalami pertumbuhan 4,81%. Pada tahun 2015 PDRB
yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2010 diproyeksikan mengalami
peningkatan sebesar 4,19% atau mencapai Rp.31,82 Triliun.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 17


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kategori andalan atau kategori yang memberi sumbangan terbesar adalah


pertanian, dimana pada tahun 2015 kategori ini memberikan sumbangan nilai
tambah yang dihitung atas dasar harga berlaku sebesar Rp 15,52 triliun, atau
dengan share 38,38% terhadap perekonomian. Sedangkan sumbangan NTB
pertanian terhadap PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan tahun 2010
mencapai Rp 11,34 Triliun. Kondisi tersebut dapat dimengerti, karena kegiatan
ekonomi sebagian besar penduduk di wilayah Kabupaten Garut masih tampak
didominasi oleh kategori pertanian. Hal ini terlihat dari sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian di kategori ini serta sebagian besar lahan di
wilayah Kabupaten Garut digunakan untuk kegiatan di kategori pertanian.

Perkembangan PDRB Kab. Garut


Tahun 2010-2015**
45 6,00
40 4,95 4,81
4,76
5,00
35 4,07 4,19
Triliun Rupiah

Persentase (%)
30 4,00
25
3,00
20
15 2,00
10
31,82 1,00
5
25,47 28,11 30,36 30,54 40,45
33,69 37,09
0 25,47 26,73 27,82 29,14 0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015***

PDRB adh Berlaku PDRB adh Konstan 2010 LPE (%)

Gambar 2.14. Perkembangan PDRB Kabupaten Garut Tahun 2015

Selain pertanian, kategori yang juga cukup dominan adalah perdagangan,


hotel dan restoran. Di sepanjang tahun 2015 kategori perdagangan besar dan
eceran; reparasi mobil dan sepeda motor mampu menciptakan nilai tambah (atas
dasar harga berlaku) sebesar Rp 8,35 triliun, atau mengalami peningkatan
10,33% dari tahun sebelumnya. Di tahun 2015, share kategori perdagangan
sebesar 20,65% terhadap perekonomian secara makro. Sedangkan pertumbuhan
volume barang yang diperdagangkan dapat ditunjukkan oleh persentase

II - 18 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

tumbuhnya nilai tambah yang dihitung atas dasar harga konstan sebesar 5,64%.
Kemudian disusul kategori Industri pengolahan sebesar 7,28%, dan konstruksi
sebesar 5,83%.

c. PDRB Perkapita
Pada periode 2010-2014 perkembangan pendapatan perkapita Kabupaten
Garut tampak cukup mengagumkan, dengan pertumbuhan di atas 6,5%. Pada
tahun 2014 pertumbuhan pendapatan perkapita Kabupaten Garut sebesar 9,05%
atau dari semula Rp 13.462.027 menjadi Rp 14.680.308. Peningkatan ini dapat
di katakan cukup tinggi karena levelnya berada diatas laju inflasi yang terjadi di
Kabupaten Garut, yakni sebesar 8,09% sepanjang tahun 2014.

Sedangkan pada Tahun 2015, PDRB perkapita diproyeksikan mengalami


pertumbuhan sebesar 8,10% atau dari semula Rp 14.680.308 menjadi Rp
15.868.847. Peningkatan ini dapat dikatakan cukup tinggi karena levelnya berada
diatas laju inflasi yang terjadi di Kabupaten Garut, yakni sebesar 3,53% sepanjang
tahun 2015.

PDRB Perkapita Tahun 2010-2015***

18,00 12,00
16,00 9,82 9,05
9,11 6,86 10,00
14,00 8,10

Persentase (%)
Juta Rupiah

12,00 8,00
10,00
6,00
8,00
6,00 11,64 12,09 12,49 4,00
10,51 10,91 11,23
4,00
2,00
2,00
10,51 11,47 12,26 13,46 14,68 15,87
0,00 0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015***

PDRB perkapita adh Berlaku (Juta Rp)


PDRB adh Konstan 2010 (Juta Rp)
Pertumbuhan PDRB Perkapita (%)

Gambar 2.15. Perkembangan PDRB Perkapita Tahun 2015

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 19


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

d. Indeks Gini
Otonomi daerah bertujuan untuk mencapai ekonomi yang berkeadilan. Salah
satu fungsi mendasar dari pemerintah adalah fungsi redistribusi melaui intervensi
kebijakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk meminimalisasi
ketimpangan ekonomi yang terjadi di masyarakat ketika terjadi mekanisme pasar
yang tidak peduli dengan keadilan ekonomi (equity).

Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang menunjukkan


tingkat ketimpangan pendapatan antar penduduk suatu wilayah. Nilai Koefisien
Gini berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya
pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan
yang sama. Sedangkan, Koefisien Gini bernilai 1 menunjukkan ketimpangan yang
sempurna, atau satu orang memiliki segalanya sementara orang-orang lainnya
tidak memiliki apa-apa. Semakin tinggi nilai gini rasio, makin tinggi ketimpangan
yang terjadi. Ini artinya bagian pendapatan yang diterima kelompok penduduk
kaya semakin besar. Idealnya, kemajuan ekonomi suatu wilayah dapat diiringi
dengan pemerataan pendapatan sehingga kesenjangan tidak tinggi. Masyarakat
golongan ekonomi bawah harus didorong untuk meningkatkan kemampuan dan
pendapatan mereka, sehingga ketimpangan dapat diperkecil. Dengan kata lain,
Koefisien Gini diupayakan agar mendekati 0 untuk menunjukkan adanya
pemerataan distribusi pendapatan antar penduduk.

Pada 2014, nilai indeks gini Kabupaten Garut mencapai sebesar 0,33 sedikit
mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,309 dan masih dikategorikan
kedalam kelompok ketimpangan “ringan” karena nilai Indeks Gini pada periode
tersebut berada pada angka di bawah 0,4. Apabila dibandingkan dengan Provinsi
Jawa Barat sebesar 0,4 dan Nasional sebesar 0,41, maka capaian Indeks gini pada
Tahun 2014 relatif lebih baik karena pencapaiannya lebih rendah.

Jika dihubungkan dengan pengeluaran per kapita yang masih relatif rendah,
maka dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat Garut cenderung merata
di level menengah bawah. Kondisi tersebut juga didukung oleh data hasil PPLS,
dimana tercatat masih cukup tinggi penduduk yang tidak tergolong miskin namun
masih berada sedikit di atas garis kemiskinan (penduduk mendekati miskin dan
rentan miskin).

II - 20 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Dengan demikian intervensi pemerintah di bidang ekonomi perlu


mempertimbangkan pengembangan sektor yang mampu menstimulus sektor-
sektor yang digeluti oleh penduduk menengah bawah sehingga tercipta
pertumbuhan yang optimal dan sekaligus memperbaiki distribusi pendapatan
penduduk (redistribution with growth). Seperti pengembangan industri yang
berbasis bahan-bahan pertanian lokal (agroindustri) yang selain efektif dalam
menciptakan nilai tambah juga dapat menstimulus perkembangan (efek
pengganda) sektor pertanian di Kabupaten Garut. Selain itu, pengembangan
industri pariwisata juga sangat efektif menstimulus pengembangan UKM di
Kabupaten Garut, karena karakter pengeluaran wisatawan yang cenderung
produk-produk spesifik daerah selain untuk hotel dan restoran.

Indeks Gini Kabupaten Garut


Tahun 2008-2014
0,50

0,45
0,41 0,41 0,41 0,41
0,40 0,38 0,42
0,37
0,35 0,40 0,40
0,39
0,35
0,35 0,35
0,33 0,336
0,30 0,330
0,303 0,309
0,297
0,25 0,276 0,283

0,20
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

JAWA BARAT Kab Garut INDONESIA

Gambar 2.16. Indeks Gini Kabupaten Garut Tahun 2008-2014

e. Inflasi
Salah satu indikator yang kerap digunakan untuk memantau perkembangan
harga-harga yang sangat mempengaruhi daya beli masyarakat secara umum
adalah laju inflasi yang juga dapat digunakan untuk menghitung peningkatan
kebutuhan hidup dari rumahtangga.

Gambaran umum laju inflasi tahunan di Kabupaten Garut pada periode tahun
2009 – 2015 menunjukkan berfluktuasi. Secara umum, kenaikan harga-harga di
Kabupaten Garut (yang merujuk pada laju inflasi Kota Tasikmalaya) pada tahun

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 21


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2015 tampak cukup moderat, yakni sebesar 3,53%, ini merefleksikan


peningkatan beban hidup masyarakat di Kabupaten Garut meningkat sebesar
3,53% selama tahun 2015, mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar
8,09%.

Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional


Tahun 2009-2015
9,15
9,00 8,36
8,09
8,38
6,96
7,00 7,41
6,89
6,46

5,00 5,56 4,17 4,3


4,17 3,72
3,87
3,79 3,86
3,00 3,53
3,09 3,35
3,10
2,8

1,00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Garut Jawa Barat Nasional

Gambar 2.17. Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan


Nasional Tahun 2009-2015

f. Penduduk Miskin
Persentase penduduk miskin Kabupaten Garut, dari hasil pendataan dengan
metode Garis Kemiskinan hasil SUSENAS, pada tahun 2014 jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Garut mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya, yakni sebesar 2.600 jiwa, atau dari semula 320.900 jiwa menjadi
318.300 jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan
turunnya persentase penduduk di Kabupaten Garut yang berada dibawah garis
kemiskinan, yakni dari 12,79 persen pada tahun 2013 menjadi 12,47 persen
tahun 2014.

Namun demikian angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin
kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,57%, dan Nasional sebesar 11,13% (Data
terakhir Bulan September 2015, Sumber Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia). Jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 diproyeksikan kembali

II - 22 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

mengalami penurunan, penurunan tersebut tidak terlepas dari berbagai


kebijakan pemerintah Pusat terkait perluasan penciptaan kesempatan kerja,
peningkatan dan perluasan program pro-rakyat, serta peningkatan efektifitas
penanggulangan kemiskinan melalui tiga klaster program penanggulangan
kemiskinan.

450 20
410,6
400 18

335,6 16
350 330,9
17,87 315,8 320,9 315,6
14
300
13,94
12
250 13,5 12,79 12,47
12,72
10
200
8
150
6
100
4

50 2

0 0
2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Jiwa) Persentase Penduduk Miskin (Persen)

Gambar 2.18. Perkembangan Penduduk Miskin Kabupaten Garut Tahun


2009-2014

g. Angka Kriminalitas yang Tertangani


Angka kriminalitas dapat menggambarkan tingkat keamanan masyarakat,
semakin rendah angka kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan
masyarakat. Pada tahun 2014 jumlah tindak kriminal di Kabupaten Garut
sebanyak 372 kasus. Apabila dibandingkan dengan kondisi jumlah penduduk,
dari data ini dapat diketahui bahwa angka kriminal di Kabupaten Garut pada
tahun 2014 mencapai 0,012 ini artinya dari 10.000 jumlah penduduk di
Kabupaten Garut terdapat sekitar 0,012 tindak kriminal. Apabila capaian Kinerja
tersebut dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami penurunan 97,65%. Dan
apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2010 mengalami penurunan sbesar
99,51%. Serta menurun dibandingkan target akhir RPJMD sebanyak 1 kasus.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 23


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain adanya


partisipasi aktif masyarakat untuk terlibat dalam pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat.

Tabel 2.3
Angka Kriminalitas di Kabupaten Garut Tahun 2010 – 2014

2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013

-
1. Jumlah kasus Narkoba 38 47 30 24

Jumlah kasus 5
2. 2 - 2 4
Pembunuhan
Jumlah Kejahatan 1
3. 33 7 1 3
Seksual
Jumlah kasus 52
4. 438 23 33 20
Penganiayaan
168
5. Jumlah kasus Pencurian 438 298 291 170

6. Jumlah kasus Penipuan - 30 21 150 145

Jumlah kasus Pemalsuan


7. - - - - 1
uang
Total Jumlah Tindak
8. 600 368 379 380 372
Kriminal Selama 1 Tahun
3.003.004
9. Jumlah Penduduk 2.424.888 2.464.010 2.503.765 2.544.160

Angka Kriminalitas (8)/(9)


10. per 10.000 jumlah 2,47 1,49 1,51 0,51 0,012
penduduk

Sumber : Badan Kesbangpol Kabupaten Garut, Tahun 2015

Untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya Peran Masyarakat dalam


Penjagaan Stabilitas Keamanan Di Daerah, pada tahun 2014 telah dilaksanakan
kegiatan-kegiatan penting antara lain Pengendalian Keamanan Lingkungan,
Kerjasama Pengembangan Kemampuan Aparat Polisi Pamong Praja dengan TNI /
POLRI dan Kejaksaan, Kerjasama Koordinasi dan Antisipasi Keamanan
Lingkungan Pengembangan Teknis Fungsional Aparatur Sat Pol PP, Pembentukan
Satuan Keamanan Lingkungan di Masyarakat, dan Penyuluhan Pencegahan
Berkembangnya Praktek Prostitusi.

II - 24 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

h. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)


Badan Pusat Statistik mencatat capaian IPM Kabupaten Garut yang dihitung
dengan metode penghitungan baru adalah sebesar 61,67 pada tahun 2013. Jika
dibandingkan dengan penghitungan metode lama, capaian tersebut lebih rendah
10,76 poin, dimana capaian IPM Garut yang dihitung dengan metode lama telah
mencapai 72,43 poin. Penurunan yang cukup signifikan dari level capaian
tersebut bukanlah merupakan indikasi penurunan kualitas manusia di
Kabupaten Garut secara makro, namun hanya karena perubahan metode
penghitungan.

Pada tahun 2014, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Garut


mencapai 62,23 dan berada pada posisi status pembangunan manusia kategori
“menengah”. Dilain sisi, relatif rendahnya capaian tersebut masih mengantarkan
Garut pada posisi 26 dari 27 kabupaten/kota dalam pencapaian pembangunan
manusia di Provinsi Jawa Barat. Namun demikian, IPM Garut pada tahun 2014
mencatat pertumbuhan pembangunan manusia yang sangat tinggi, dengan
pertumbuhan IPM yang menempati posisi ke-2 di Jawa Barat setelah Kabupaten
Indramayu, yakni dengan pertumbuhan indeks sebesar 0,91 persen.

Gambar 2.19 IPM Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional Tahun 2010-
2014

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 25


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Untuk tahun 2015, berdasarkan hasil perhitungan Benchmark Data dari BPS,
angka IPM Kabupaten Garut akan mengalami pertumbuhan sebesar 0,85% dari
62,23 menjadi 62,76.

Tabel 2.4
Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Garut
Tahun 2010 s.d. 2015

%
Pencapaian Capaia
Capaia
NO INDIKATOR n 2015
n 2015
2010 2011 2012 2013 2014 thd
2010
60,2 60,5 61,0 61,6 62,2
1 IPM 62,76 4,20
3 5 4 7 3

51,0 51,5 52,6 53,6 55,0


A INDEKS PENDIDIKAN 56,13 9,99
3 9 3 7 6

Harapan Lama Sekolah 10,3 10,5 10,8 11,1 11,6


11,96 15,44
(Tahun) 6 2 5 7 2

Rata-Rata Lama Sekolah (th) 6,68 6,71 6,75 6,8 6,83 6,87 2,84

77,4 77,5 77,5 77,6 77,6


B INDEKS KESEHATAN 77,73 0,37
4 2 8 4 7

70,3 70,3 70,4 70,4 70,4


Angka Harapan Hidup (th) 70,53 0,27
4 9 3 7 9

55,2 55,5 56,2 56,3


C INDEKS DAYA BELI 55,7 56,65 2,48
8 1 9 7

Pengeluaran per kapita (000 6.15 6.19 6.23 6.35 6.37 6431,6
4,59
Rp) 0 5 3 5 2 8

Sumber : BPS Kabupaten Garut, Angka Tahun 2015 merupakan proyeksi hasil
perhitungan benchmark data.

2.1.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

1. Pendidikan
a. Angka Harapan Lama Sekolah

Harapan Lama Sekolah (HLS) kabupaten Garut dengan metode perhitungan


baru selama tahun 2010-2015 mengalami peningkatan 15,44% (rata-rata tumbuh
3,09% per tahun) dari sebesar 10,36 tahun pada tahun 2010 menjadi 11,96 tahun
pada tahun 2015.

II - 26 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Angka Rata-rata Lama Sekolah


Rata-rata lama sekolah penduduk berusia 25 tahun ke atas di kabupaten
Garut dengan metode perhitungan baru selama tahun 2010-2015 masih rendah.
Pencapaian Rata-rata Lama Sekolah hanya mengalami peningkatan 2,84% (rata-
rata tumbuh 0,57% per tahun) dari sebesar 6,68 tahun pada tahun 2010 menjadi
6,87 tahun pada tahun 2015. Perlu diketahui bahwa Rata-rata Lama Sekolah
merupakan kombinasi dari beberapa variabel pendidikan yaitu Partisipasi
Sekolah, jenjang pendidikan yang pernah diduduki, kelas yang sedang dijalani,
dan jenjang pendidikan yang ditamatkan dan cakupan perhitungan bagi
penduduk yang berusia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada usia tersebut
proses pendidikan sudah berakhir.

c. Angka Partisipasi Kasar


Angka Partisipasi sekolah Kasar (APK) merupakan salah satu indikator tingkat
pendidikan yang mengukur proporsi anak sekolah pada suatu tingkat pendidikan
tertentu terhadap kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan
tersebut. APK SD sederajat pada tahun 2015 mencapai 101,77% menurun dari
tahun 2014 sebesar 105,86%. APK SMP sederajat pada tahun 2015 mencapai
103,77% meningkat dari tahun 2014 sebesar 97,87%. APK SMA sederajat pada
tahun 2015 mencapai 65,85% meningkat dari tahun 2014 sebesar 61,91%.

Angka Partisipasi Kasar


Tahun 2014-2015
120,00%
105,86% 101,77% 103,77%
97,87%
100,00%

80,00%
65,85%
61,91%
60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
- APK SD sederajat - APK SMP sederajat - APK SMA sederajat

2014 2015

Gambar 2.20. APK Tahun 2014-2015

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 27


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

d. Angka Partisipasi Murni


Angka Partisipasi Murni menunjukkan proporsi anak sekolah pada suatu
kelompok umur tertentu yang bersekolah pada tingkat yang sesuai dengan
kelompok umurnya. APM SD sederajat pada tahun 2015 mencapai 98,52%
meningkat dari tahun 2014 sebesar 98,48%. APM SMP sederajat pada tahun 2015
mencapai 97,46% meningkat dari tahun 2014 sebesar 96,95%. APM SMA
sederajat pada tahun 2015 mencapai 61,65%meningkat dari tahun 2014 sebesar
60,11%.

Angka Partisipasi Murni


Tahun 2014-2015
120,00%

98,48% 98,52% 96,95% 97,46%


100,00%

80,00%

60,11% 61,65%
60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
- APM SD sederajat - APM SMP sederajat - APM SMA sederajat

2014 2015

Gambar 2.21. APM Tahun 2014-2015

2. Kesehatan
a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) merupakan probabilitas bayi hidup
sampai dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi terkait erat dengan
angka kematian bayi (AKB) yang dihitung dengan jumlah kematian bayi usia
dibawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. AKHB digunakan sebagai gambaran keadaan sosial ekonomi
masyarakat pada waktu angka kematian tersebut dihitung.

II - 28 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Selama tahun 2009-2014, Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)


meningkat dari 948 orang per 1.000 kelahiran hidup menjadi 951 orang per 1.000
kelahiran hidup. Apabila ditinjau dari jumlah kasus bayi meninggal, selama tahun
2009-2015 telah mengalami penurunan 64 kasus kematian bayi atau 18,71% dari
sebanyak 342 kasus pada tahun 2009 menjadi 278 kasus pada tahun 2015.
Sedangkan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Garut dari tahun 2009-2014 terus
mengalami penurunan dari 51,65 orang per 1.000 kelahiran hidup menjadi 48,64
orang per 1.000 kelahiran hidup

b. Angka Usia Harapan Hidup


Angka Harapan Hidup (AHH), Kabupaten Garutpada tahun 2015 mencapai
70,53 tahun; meningkat 0,04 tahun dari tahun sebelumnya yang mencapai 70,49
tahun. Menurut konsep hidup sehat H.L.Blum, terdapat empat faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat sebagai faktor determinan
timbulnya masalah kesehatan yang terdiri dari faktor lingkungan sebesar 45%
(sosial, ekonomi, politik, budaya), faktor perilaku kesehatan/gaya hidup sebesar
30% (life style), faktor pelayanan kesehatan sebesar 20% (jenis cakupan dan
kualitasnya) dan faktor keturunan sebesar 5% (genetik). Keempat faktor tersebut
saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan perorangan dan derajat
kesehatan masyarakat. Dari sisi lingkungan berdasarkan data yang diperoleh dari
Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kabupaten Garut Tahun 2015 menunjukkan
kondisi lingkungan belum sepenuhnya sehat, yang ditunjukkan dari masih
terdapat 37,03% rumah tangga yang belum mampu mengakses air bersih dan
masih terdapat 42,60% rumah tangga belum menikmati sanitasi layak. Dari sisi
perilaku, praktek persalinan yang aman semakin meningkat, tetapi belum merata,
yang ditunjukkan dengan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Tahun
2015, masih terdapat sekitar 11,37% persalinan ditolong tenaga nonmedis. Selain
itu, belum semua penduduk dapat mengakses persalinan dengan medis terutama
untuk kelompok berpenghasilan rendah.
Kenaikan angka kontribusi AHH tersebut memberikan gambaran adanya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Garut secara makro, hal
ini tidak terlepas dari peran kinerja pemerintah antara lain melalui program
jamkesmas.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 29


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2.1.2.3 Fokus Seni, Budaya dan Olahraga


Pengembangan seni budaya di Kabupaten Garut diselenggarakan secara
terintegrasi dengan pembangunan kepariwisataan, yang sekaligus berperan
sebagai salah satu sektor yang memberikan kontribusi terhadap perkembangan
perekonomian daerah.

Dalam upaya melestarikan seni dan budaya daerah sesuai dengan Peraturan
Bupati Garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM),
sampai dengan 2015 telah mencapai hasil sebagai berikut :

Tabel 2.5
Pencapaian SPM Seni dan Budaya Daerah
Tahun 2013-2015

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015


Indiktor Sasaran Satuan
Target Target Target Realisasi Target Realisasi

Kajian Seni dan


Kali 8 8 9 9 6 4
Budaya

Fasilitasi Seni dan


Kali 2 2 2 2 1 2
Budaya

Gelar Seni dan


Kali 3 3 3 9 1 10
Budaya

Misi Seni dan


Kali 1 1 1 2 1 3
Budaya

SDM Seni dan


Kali 2 2 2 2 1 1
Budaya:

Tempat Seni dan


Kali 1 1 - - 1 -
Budaya

Organisasi Seni &


Kali - - 31 31 31 31
Budaya

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Garut Tahun 2015

2.1.3 Aspek Pelayanan Umum


Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan, gambaran umum

II - 30 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

kondisi daerah dari aspek pelayanan umum dapat dilihat dari 2 (dua) fokus
layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.

2.1.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib


1. Pendidikan
Sektor pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun
modal sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas sehingga
mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan serta
memiliki karakter dan budi pekerti yang luhur. Gambaran umum kondisi daerah
terkait dengan urusan pendidikan salah satunya dapat dilihat dari indikator
kinerja sebagai berikut:

a. Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Selama periode tahun 2011-2015, Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk
jenjang pendidikan SD/MI mengalami peningkatan sebesar 2,99% dari sebesar
98,78% pada tahun 2011 menjadi sebesar 101,77% pada tahun 2015, demikian
halnya untuk jenjang SMP/MTs mengalami peningkatan sebesar 13,49% dari
sebesar 85,08% pada tahun 2011 menjadi sebesar 98,57% pada tahun 2015,
sedangkan untuk jenjang SMA/MA sebesar 68,85% pada tahun 2015.

Tabel 2.6
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010 –2015

Peningkatan Tahun 2010-2015


No Usia Tahun 2014 Tahun 2015
(%)

1 7 – 12 98,48% 101,77% 3,29%

2 13 - 15 96,95% 98,57% 1,62%

3 16 - 18 60,11% 68,85% 8,74%

Sumber : Dinas Pendidikan Kab Garut Tahun 2015

b. Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah


Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah berdasarkan tingkat
pendidikan per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan. Rasio ini
mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 31


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

pendidikan. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua


penduduk usia pendidikan.

Selama kurun waktu 2010-2015 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang


pendidikan SD/MI mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan pertumbuhan
penduduk diantisipasi dengan peningkatan jumlah sekolah SD/MI. Pada tahun
2015, perbandingan ketersediaan sekolah SD/MI adalah 1:175, yang
menunjukkan bahwa 1 sekolah SD/MI menampung 175 siswa. Kondisi ini
mengalami perubahan yang lebih baik jika dibandingkan kondisi pada tahun 2010
dengan perbandingan sebesar 1:190; sehingga relatif dapat mengimbangi tingkat
pertumbuhan penduduk yang berkisar sebesar 1,61%.

Rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs pada tahun


2015 mencapai 1:184, yang menunjukkan bahwa 1 sekolah SMP/MTs
menampung 184 siswa, relatif mengalami perbaikan dibandingkan kondisi pada
tahun 2010 dengan perbandingan sebesar 1:359 seiring dengan meningkatnya
jumlah sekolah SMP/MTs dan menurunnya angka putus sekolah pada jenjang
SD/MI.

Sementara itu rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan


SMA/SMK/MA pada tahun 2015 mencapai 1:448, yang menunjukkan bahwa 1
sekolah SMA/SMK/MAmenampung 448 siswa, relatif mengalami perbaikan
karena terjadi penurunan rasio bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun
2010 dengan perbandingan sebesar 1:615. Kondisi ini seiring dengan
meningkatnya jumlah sekolah SMA/SMK/MA dan menurunnya angka putus
sekolah pada jenjang SMP/MTs.

Tabel 2.7
Perbandingan Jumlah Sekolah Berdasarkan
Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Garut Tahun 2010-2014

No. Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 SD/MI

Jumlah gedung
1.1. 1.773 1.793 1.850 1.869 1.877 1.877
sekolah
Jumlah penduduk
1.2. kelompok usia 7-12 336.372 337.919 339.474 317.833 322.921 329.829
tahun

II - 32 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

No. Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1.3. Rasio 190 188 183 170 172 175

2 SMP/MTs

Jumlah gedung
2.1. 450 490 516 582 584 584
sekolah
Jumlah penduduk
2.2. kelompok usia 13-15 161.483 163.849 166.250 157.394 166.269 159.711
thn
2.3. Rasio 359 334 322 270 285 273

3 SMA/SMK/MA

Jumlah gedung
2.1. 216 237 274 300 321 321
sekolah
Jumlah penduduk
2.2. kelompok usia 16- 132.748 143.687 151.062 153.726 141.985 144.068
18thn
2.3. Rasio 615 606 551 12 442 448

Sumber : Dinas Pendidikan Kab Garut

c. Rasio Guru/Murid

Selama kurun waktu tahun 2010 – 2015 rasio ketersediaan guru di


Kabupaten Garut untuk setiap jenjang pendidikan berfluktuasi, rasio guru
jenjang TK/RA sudah memenuhi standar yaitu mencapai rasio 1:6,79 sedangkan
standar nasional adalah 1:10. Untuk rasio ketersediaan guru di jenjang SD/MI
sebesar 1:18,99, SMP/MTs sebesar 14,87 dan SMA/MA/SMK sebesar 14,78 telah
mencapai standar nasional.

Tabel 2.8
Rasio Ketersediaan Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Di Kabupaten Garut Tahun 2010-2015

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Standar


No Jenjang
2010 2011 2012 2013 2014 2015 Nasional
1 TK/RA 20 22 27 9 10 7 10

2 SD/MI 30 25 26 20 22 19 28

3 SMP/MTs 28 24 27 17 30 25 32

4 SMA/MA/SMK 15 19 25 14 21 25 32

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 33


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Sumber : Dinas Pendidikan Kab Garut

d. Persentase Kondisi Ruang Kelas


Dari sisi sarana prasarana kegiatan belajar mengajar, kondisi ruang kelas
dalam kondisi baik untuk jenjang SD mengalami peningkatan dari sebanyak
1.297 ruang (14,83%) pada tahun 2014 menjadi sebanyak 4.180 ruang (44,52%)
pada tahun 2015. Untuk jenjang SMP kondisi baik ruang kelas mengalami
peningkatan dari sebanyak 551 ruang (18,60%) pada tahun 2014 menjadi
sebanyak 623 ruang (20,94%) pada tahun 2015. Untuk jenjang SMA kondisi baik
ruang kelas mengalami peningkatan dari sebanyak 556 ruang (68,47%) pada
tahun 2014 menjadi sebanyak 595 ruang (72,38%) pada tahun 2015. Untuk
jenjang SMK kondisi baik ruang kelas mengalami peningkatan dari sebanyak 596
ruang (63,54%) pada tahun 2014 menjadi sebanyak 623 ruang (65,72%) pada
tahun 2015.

Tabel 2.9
Kondisi Ruang Kelas Tahun 2014-2015

2014 2015
Jenjang
Rusak Rusak Rusak Rusak
Baik Jumlah Baik Jumlah
Sedang Berat Sedang Berat

TK 401 462 153 1.016 411 462 153 1.026

SD 1.297 5.866 1583 8.746 4180 3383 1826 9383

SMP 551 2.325 87 2.963 623 2273 79 2975

SMA 556 158 98 812 595 129 98 822

SMK 596 260 82 938 623 243 82 948

RA 716 321 199 1.236 533 455 98 1.086

MI 1.100 266 266 1.632 727 613 305 1.645

MTs 1.047 322 322 1.711 989 497 226 1.712

MA 468 93 94 655 228 217 207 652

Sumber : Dinas Pendidikan dan Kemenag Tahun 2015

II - 34 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2. Kesehatan
a. Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Persatuan Penduduk
Sampai dengan Tahun 2015, jumlah Puskesmas di Kabupaten Garut
mencapai sebanyak 67 buah, dengan Rasio Puskesmas terhadap jumlah
penduduk sebesar 1 : 38.040. Jumlah ini terdiri dari Jumlah Puskesmas Dengan
Tempat Perawatan (DTP) sebanyak 15 buah dengan Rasio persatuan Penduduk 1:
169.914 dan Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan (TTP) sebanyak 52 buah
dengan rasio persatuan Penduduk sebesar 1 : 1 : 49,014. Kondisi tersebut masih
di bawah target nasional yaitu sebesar 1 : 25.000, sehingga dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang ada, tingkat ketersediaan Puskesmas di Kabupaten Garut
masih kurang dan memerlukan tambahan untuk dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat, sementara itu, rasio Puskesmas terhadap jumlah
kecamatan pada tahun 2015 mencapai 1 : 1,6 artinya bahwa dalam satu
kecamatan bisa terdapat lebih dari 1 unit Puskesmas.

Tabel 2.10
Sarana Prasarana Kesehatan Milik Pemerintah Kabupaten Garut
Tahun 2010 – 2014

KEADAAN PADA TAHUN


NO INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah
1 14 15 15 15 15 15
Puskesmas DTP
Jumlah
2 50 50 50 50 50 52
Puskesmas TTP
Jumlah
3 Puskesmas Mampu 7 - 18 23 23 30
PONED
4 Jumlah Pustu 136 136 136 138 140 138

5 Jumlah Poskesdes 116 123 123 143


Rasio Puskesmas
1: 1: 1:
6 DTP Persatuan 1:165.692 1:168.432 1:168.412
172.672 164.267 169.914
Penduduk
Rasio Puskesmas
1: 1: 1: 1: 1: 1:
7 TTP Persatuan
48.348 49.280 49.707 50.529 50.524 49,014
Penduduk
Rasio Puskesmas
1: 1: 1: 1: 1: 1:
8 PONED Persatuan
345.343 136.889 138.076 101.059 109.834 84.957
Penduduk
Rasio Pustu
1: 1: 1: 1: 1: 1:
9 Persatuan
17.775 18.118 18.275 18.308 18.044 18,469
Penduduk

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 35


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

KEADAAN PADA TAHUN


NO INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rasio Poskesdes
1: 1: 1: 1: 1: 1:
10 Persatuan
24.667 21.241 21.426 20.541 20.538 17.823
Penduduk
11 Jumlah Kecamatan 42 42 42 42 42 42

12 Jumlah Desa 424 442 442 442 442 442


Rasio Poskesdes
13 1 : 0,23 1 : 0,26 1 : 0,26 1 : 0,27 1 : 0,28 0,32
Per Desa
Rasio Puskesmas
14 1 : 1,5 1 : 1,5 1 : 1,5 1 : 1,5 1 : 1,5 1 : 1,6
Per Kecamatan

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Tahun 2015.

b. Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk


Jumlah rumah sakit di Kabupaten Garut pada tahun 2015 sebanyak 6 unit,
terdiri dari rumah sakit daerah sebanyak 2 unit, rumah sakit swasta 3 unit dan
rumah sakit TNI sebanyak 1 unit, rasio pelayanan rumah sakit terhadap jumlah
penduduk Kabupaten Garut tahun 2015 mencapai 1 : 424.787, yang berarti
bahwa untuk 1 rumah sakit di Kabupaten Garut melayani 424.787 penduduk.
Kondisi tersebut lebih baik dibandingkan dengan Rasio pelayanan rumah sakit
terhadap jumlah penduduk tahun 2010 dengan perbandingan mencapai 1 :
1.208.702.

Tabel 2.11
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
di Kabupaten Garut Tahun 2010–2015

KEADAAN PADA TAHUN


NO INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Rumah
1 2 3 3 5 6 6
Sakit

2 Jumlah Klinik 96 97 93 40 71 80

Jumlah Klinik
3 7 7 1 1 1 1
Bersalin

Jumlah
4 328 311 344 329 349
Praktek Dokter

II - 36 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

KEADAAN PADA TAHUN


NO INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah
5 360 185 387 387 387
Praktek Bidan
Rasio Rumah
6 Sakit Thd 1.208.702 821.337 828.461 842.161 421.031 424,787
Penduduk
Jumlah
7 2.417.404 2.464.011 2.485.383 2.526.483 2.526.186 2.548.723
Penduduk

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, 2014

c. Rasio Tenaga Kesehatan Per Satuan Penduduk

Jumlah Tenaga Kesehatan secara keseluruhan selama tahun 2010 - 2015


mengalami peningkatan, namun apabila dibandingkan terhadap jumlah
penduduk masih kurang. Angka ideal Rasio pemenuhan tenaga Kesehatan dokter
adalah 1 : 2.500. Pada tahun 2015, jumlah tenaga dokter mencapai sebanyak
188 orang dan apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk sebanyak
2.548.723 jiwa, maka jumlah dokter yang seharusnya adalah 1.020 orang.
Sehingga kekurangan tenaga dokter di Kabupaten Garut tahun 2015 sebanyak
832 orang. Kondisi yang sama juga terjadi untuk tenaga kesehatan lainnya yaitu
perawat dan bidan yang masih mengalami kekurangan. Dengan Rasio Bidang
terhadap Penduduk sebesar 1 : 4.198.

Tabel 2.12
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Garut
Tahun 2010-2015

KEADAAN PADA TAHUN


NO INDIKATOR
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Dokter
1 94 93 108 131 102 125
Umum

Jumlah Dokter
2 34 23 37 46 55 63
Spesialis

3 Jumlah Dokter 128 139 145 177 159 188

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 37


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Jumlah 2.417.40 2.464.01 2.485.38 2.526.48 2.526.18 2.548.72


4
Penduduk 4 1 3 3 6 3
Rasio Dokter
1: 1: 1: 1: 1:
5 Terhadap 1 : 9.203
10.286 10.597 14.273 15.887 13.557
Penduduk

6 Jumlah Perawat 663 673 736 738 1186 1236

Jumlah Bidan
7 310 309 307 307 313 389
PNS

Jumlah Bidan
8 204 236 232 220 218 218
PTT

9 Jumlah Bidan 514 545 539 527 583 607

Rasio Bidan
10 Terhadap 1 : 4.703 1 : 4.521 1 : 4.611 1 : 4.794 1 : 4.794 1 : 4.198
Penduduk
Jumlah Bidan di
11 69 71 72 79 174 274
Desa PNS

Jumlah Bidan di
12 177 174 170 163 164 168
Desa PTT

13 Jumlah Desa 424 424 442 442 421 442

Rasio Bidan Desa


14 Terhadap Jumlah 1 : 1,72 1 : 1,80 1 : 1,83 1 : 1,83 1 : 2,69 1:4
Desa

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Garut

d. Rasio Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Per Satuan Balita

Selama periode tahun 2010-2015, jumlah Posyandu di Kabupaten Garut


mengalami peningkatan 504 buah posyandu atau 14,5% dari sebanyak 3.459
buah pada tahun 2010 menjadi sebanyak 3.963 buah pada tahun 2015. Namun
demikian, sampai tahun 2015 masih terdapat Posyandu Pratama sebanyak 2,9%
dan posyandu madya sebanyak 68,4%, yang menggambarkan masih perlunya
pembinaan peningkatan cakupan untuk meningkatkan Strata posyandu madya
ke purnama dan peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk menaikkan strata
pratama menjadi madya melalui penambahan jumlah Kader. Selain itu, perlu
Pembinaan Tokoh Masyarakat untuk meningkatkan strata purnama ke mandiri.

II - 38 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.13
Jumlah Pos Pelayanan Terpadu di Kabupaten Garut
Tahun 2009-2015

KEADAAN PADA TAHUN


NO INDIKATOR
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Posyandu
1 2274 2213 2246 1944 786 366 113
Pratama
Jumlah Posyandu
2 971 1038 1073 1316 1884 2490 2710
Madya
Jumlah Posyandu
3 173 172 193 369 894 880 906
Purnama
Jumlah Posyandu
4 41 36 46 95 160 179 234
Mandiri

5 Total Posyandu 3459 3459 3558 3724 3724 3915 5,963

6 Prosentasi

- Posyandu Pratama 65,74 63,98 63,13 52,20 21,11 9,35 2,85

- Posyandu Madya 28,07 30,01 30,16 35,34 50,59 63,60 68,38

- Posyandu Purnama 5 4,97 5,42 9,91 24,00 22,48 22,86

- Posyandu Mandiri 1,19 1,04 1,29 2,55 4,30 4,57 5,90

229,65 232,37 229,13 216,39 216,39 210,36 234,41


7 Jumlah Balita
1 2 6 8 8 9 0
Rasio Jumlah Balita
8 1 : 66 1 : 67 1 : 64 1 : 58 1 : 58 1 : 53 1 : 59
Setiap Posyandu

e. Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan


Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada saat proses persalinan. Persalinan yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan dapat meminimalisir jumlah komplikasi/kematian ibu dan bayi,
cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2015 sebesar
88,37%. Namun demikian, apabila capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan
dengan capaian tahun 2014 mengalami penurunan 1,75%.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 39


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.14
Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Garut Tahun 2009 – 2015

KEADAAN PADA TAHUN


NO INDIKATOR
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Ibu Bersalin


1 yang Ditolong oleh 34,866 52,087 49,108 54,264 53,167 53,327 52,395
Tenaga Kesehatan
Jumlah Total Ibu
2 52,020 63,726 64,521 64,701 62,432 67,621 59,289
Bersalin

3 Persentase 67,02 81,74 76,11 83,87 85,15 82,6 88,37

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Garut

f. Capaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bidang Kesehatan

Berikut disajikan capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan


selama tahun 2010 – 2014.

Tabel 2.15
Capaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bidang Kesehatan

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Cakupan
kunjungan
1 87,29 91,96 86 89,8 92,45 92,76
Ibu Hamil 95,06
K- 4
Cakupan
komplikasi
2 kebidanan 51,09 54,23 65,47 21 61,05
54,53
yang
ditangani
Cakupan
pertolonga
3 67,02 75,10 76,11 83,9 64,7 82,62
n 88,63
persalinan

II - 40 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
oleh tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
Cakupan
4 Pelayanan 89,39 80,86 86,41 90,04 88,60
93,45
Nifas
Cakupan
Neonatus
dengan
5 89,23 83,44 100 21 18,8
komplikasi 31,81
yang
ditangani
Cakupan
6 Kunjungan 87,99 90,65 91,03 92,7 95,54
Bayi
Cakupan
Desa/
Kelurahan
7 Universal 83,25 84,20 79,72 83,98 79,19 87,33
93,44
Child
Immunizati
on (UCI)
Cakupan
8 pelayanan - 93,08 79,01 78,9 88,80 83,7 94,5
anak balita
Cakupan
pemberian
makanan
pendampin
g ASI pada
9 - - - - - - 100
anak usia
6 - 24
bulan
keluarga
miskin
Cakupan
10 100
balita gizi 100 100 100 100 100 100

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 41


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
buruk
mendapat
perawatan
Cakupan
penjaringa
n
11 kesehatan 35,2 38,5 33,2 85,8 89,3 84,1
83,01
siswa SD
dan
setingkat
Target/Sas
aran
12 Cakupan 73,03 73,56 80,1 72,3 72,82 72
71,90
peserta KB
aktif
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
Penangana
n Penderita
Penyakit -
13 121,43 107,14 100,00 106,25 156,25 100
Acute 75,00
Flacid
Paralysis
(AFP) rate
per
100.000
penduduk
< 15 tahun
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
14 Dan 45,29 99,46 62,1 50,8 38,4 100
95,34
Penangana
n Penderita
Penyakit -
Penemuan

II - 42 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
Penderita
Pneumonia
Balita
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
Penangana
15 61,13 65,1 66,54 69,47 62,76 61,76
n Penderita 55,31
Penyakit -
Penemuan
pasien
baru TB
BTA Positif
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
16 Penangana 63,16 100,00 100 100 100
100,00 26,27
n Penderita
Penyakit -
Penderita
DBD yang
ditangani
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
17 Penangana 91,9 59,41 106,8 158 100 112,2
113.295
n Penderita 4
Penyakit -
Penemuan
penderita
diare
Target/Sas
18 aran - - 9,33 12,71 29,22 100
60,24
Cakupan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 43


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
pelayanan
kesehatan
dasar
pasien
masyaraka
t miskin

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Target/Sas
aran
Cakupan
pelayanan
1 kesehatan 100 100 100 100 100 100 100
rujukan
pasien
masyaraka
t miskin
Target/Sas
aran
Cakupan
Pelayanan
Gawat
Darurat
2 level 1 100 - - - 100 100 100
yang harus
diberikan
Sarana
Kesehatan
(RS) di
Kab/ Kota

C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB

Target/Sas
aran
Cakupan
Desa/kelur
1 ahan 100 100 100 100 100 100
82,14
mengalami
KLB yang
dilakukan
penyelidika

II - 44 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
n
epidemiolo
gi < 24 jam

D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Target/Sas
aran
1 Cakupan 100 43,63 88,68 60,63 72,62 83,71
86,88
Desa Siaga
Aktif

E. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT

Target/Sas
aran
Cakupan
rumah
1 yang 55,97 56,23 56,55 55,6 58,39 71,62
69,97
memenuhi
syarat
kesehatan
(R)
Target/Sas
aran
Cakupan
masyaraka
2 64,15 64,40 64,62 64,92 69,55 69,58
t yang 62,70
mengguna
kan air
bersih (A)
Target/Sas
aran
Cakupan
rmengguna
3 54,37 55,84 55,86 56,03 59,91 60,15 66,8
kan
jamban
keluarga/k
akus (K)
Target/Sas
aran
4 50,87 50,94 51,71 54,88 58,18 58,3
Cakupan 70,45
membuang

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 45


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
sampah
pada
tempatnya
(S)
Target/Sas
aran
Cakupan
penggunaa
n
pembuang
an air
5 23,11 24,87 25,04 25,76 26,60 26,75
limbah 50,62
pribadi
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
(A)
Target/Sas
aran
Cakupan
institusi
6 yang - - 65 64,8 75,83 77
79,76
dibina
kesehatan
lingkungan
nya
Target/Sas
aran
Cakupan
tempat
7 70,09 64,00 68,25 54,9 74,71 75,01 78,3
umum
yang
memenuhi
syarat
Target/Sas
aran
8 70,04 64,00 68,25 70,3 74,29 75,01
Cakupan 78,87
tempat

II - 46 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
pengelolaa
n makanan

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Garut

Jumlah tenaga medis spesialis dasar di RSU dr Slamet Garut cukup memadai.
Sedangkan jumlah tenaga medis spesialis lain terutama spesialis jiwa, dan jumlah
sub spesialis dasar masih kurang.

Jumlah dokter umum dan jumlah tenaga kebidanan di RSUD dr. Slamet
cukup memadai, sedangkan tenaga keperawatan masih belum memadai. Hal ini
seiring bertambahnya jumlah pasien yang di rawat dan bertambahnya sarana dan
prasarana ruang rawat inap kelas III.

Sementara itu di RSUD Pameungpeuk, ketersediaan dokter spesialis belum


tersedia. Padahal hal ini diwajibkan dalam Peraturan Permenkes Nomor 340
Tahun 2010 yang merupakan suatu persyaratan bagi Rumah Sakit Tipe D,
dimana sekurang –kurangnya ada 2 dari 4 spesialis dasar.

3. Pekerjaan Umum
a. Jaringan Jalan

Kondisi tingkat kemantapan jalan kabupaten pada tahun 2015 mengalami


peningkatan 45,99 km dari sepanjang 540,02 km atau 65,16% pada tahun 2014
menjadi sepanjang 586,01 km atau 70,69% pada tahun 2015, dan apabila
dibandingkan dengan target pencapaian tahun 2015 tingkat kemantapan kondisi
jalan kabupaten telah melebihi target sebesar 1.03%. Kondisi permukaan jalan
kabupaten sampai dengan tahun 2015, meliputi aspal sepanjang 359,96 km
(43,42%), hotmix sepanjang 355,57 km (42,89%), jalan batu sepanjang 78,28 km
(9,44%), tanah sepanjang 1,60 km (0,5%), dan beton sepanjang 35,19 km (4,24%).
Sementara itu, jumlah jembatan di Kabupaten Garut mencapai 10 buah.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 47


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kondisi Panjang Jalan Kabupaten


Tahun 2010-2015

700
586,01
600 519,49 523,48 534,45 540,02
510,25
Kilometer

500

400 346,21 343,96 354,56


305 323,77 305,99
300
318,51 309,27 305,28 242,99
294,31 288,74
200
195,72 217,49 231,45
205,25 188,24 196,06
100

0
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Baik Sedang Kondisi Mantap Rusak

Gambar 2.22. Kondisi Panjang Jalan Kabupaten Tahun 2010-2015

b. Sumber Daya Air


Pada aspek infrastruktur jaringan irigasi, pembangunan difokuskan dalam
upaya meningkatkan intensitas tanam padi sawah khususnya pada daerah
Irigasi Teknis yang menjadi kewenangan pemerintah seluas 16.067 Ha dengan
jumlah bangunan bendung utama 38 buah, bangunan air pelengkap 1.694 buah
dan panjang saluran sekunder 223,81 Km.
Kondisi saluran irigasi teknis kabupaten dalam kondisi baik pada tahun
2015 mencapai 137,23 km (61,32%), meningkat dari tahun 2014 sepanjang
134,99 km (60,31%).
Jaringan irigasi desa merupakan jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola
oleh masyarakat desa atau pemerintah desa seluas 41.635 Ha dengan jumlah
bangunan bendung utama 38 buah, bangunan air pelengkap 1.168 buah dan
panjang saluran 1.681 Km.
Kondisi saluran irigasi Desa (Non teknis) dalam kondisi baik pada tahun 2015
mencapai 983 km (58,48%), meningkat dari tahun 2014 sepanjang 963,6 km
(57,32%).

II - 48 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kondisi Saluran Irigasi Teknis Pemerintah


Tahun 2015
Rusak Ringan
13,38%

Rusak Berat
25,30%

Baik
61,32%

Gambar 2.23. Kondisi Saluran Irigasi Teknis Pemerintah Tahun 2015.

4. Perumahan dan Permukiman dan Penataan Ruang


Tahun 2013 jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Garut mencapai
56.000. Pada tahun 2014, terbangun sebanyak 3.177 rumah tidak layak huni.
Untuk mencapai target 54.000 unit rumah tidak layak huni sebagai target capaian
kinerja untuk tahun 2014, tersisa 1.177 unit tidak layak huni yang harus
direhab/bangun. Pada tahun 2015 sebanyak 809 unit rumah tidak layak huni
yang dapat direhab/dibangun oleh Dinas tata Ruang dan Permukiman Kabupaten
Garut. Dari Target capaian kinerja tahun 2015 yang mencapai 52.000 unit tersisa
14 unit rumah tidak layak huni yang memerlukan penanganan. Walaupun tidak
mencapai target pada tahun ini, namun capaian kinerja yang sudah diraih
mencapai 99,9 %. Sementara untuk mencapai target RPIJM tahun 2019 yang
harus menentaskan rumah tidak layak huni sampai 44.000 maka capain kinerja
tahun ini mencapai 84.53%.
Pencapaian kinerja untuk cakupan air minum perkotaan pada tahun 2015
sebesar 59 % atau melampaui target capaian sebesar 55.09%. Dibandingan
dengan kondisi awal tahun 2013 yang mencapai 45.14 % dan tahun 2014 sebesar
46.21% tentu hal ini mengalami peningkatan sebesar 12,79 %.
Kondisi awal cakupan air bersih perdesaan tahun 2013 sebesar 54.45% atau
302.383 unit dari 555.341 rumah tinggal di Kabupaten Garut. Pada tahun 2014
cakupan air bersih perdesaan mengalami peningkatan sebesar 14.71% atau

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 49


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

87.270 unit rumah menjadi 389.653 unit rumah atau 65,68% yang terlayani air
bersih perdesaan. Cakupan air bersih perdesaan di Kabupaten Garut tahun 2015
mencapai 68.99 % atau 415.592 unit dari 602.395 rumah tinggal di Kabupaten
Garut. Dari target yang harus dicapai tahun ini sebesar 62.97 % maka dinas Tata
Ruang dan Permukiman telah melampaui target tersebut. Untuk mencapai target
pada tahun 2019 sebesar 80 %, Dinas Tata Ruang dan Permukiman harus
menyelesaikan 17.03% atau 166.545 unit rumah yang belum terpenuhi
kebutuhan air minum perdesaannya.
Rumah tinggal bersanitasi di Kabupaten Garut pada tahun 2013 berjumlah
293.775 unit atau 52.90%. Tahun 2014 dari kondisi awal 293.775 unit rumah
bersanitasi bertambah sebanyak 22.927 menjadi 316.826 unit atau 53.38% dari
602.395 jumlah rumah tinggal yang ada di Kabupaten Garut. Pada tahun 2015
rumah bersanitasi mecapai 345.775 unit atau mengalami peningkatan sebanyak
29.093 unit. Hal ini tentu menunjukan hasil yang memuaskan karena mampu
melampui target tahun 2015 yang berjumlah 327.040 atau 57.40%. Bila
dibandingan dengan target tahun 2019 Dinas Tata Ruang masih harus
menyelesaikan 83.272 unit atau 13% dengan asumsi penambahan jumlah rumah
tinggal.
Cakupan pelayanan bencana kebakaran pada tahun 2015 telah mencapai
target. Dengan luas wilayah 3.074 km2 target yang ditetapkan pada tahun 2015
adalah 6 unit kendaraan pemadam kebakaran. Sejak kondisi awal pada tahun
2013 Kabupaten Garut telah memiliki 6 Unit kendaraan pemadam kebakaran.
Artinya capain kinerja mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan target tahun
2019 2.60% maka Dinas Tata Ruang masih kekurangan 2 unit mobil pemadam
kebakaran.
Rasio ruang terbuka hijau pada kondisi awal sebesar 26,43% dari luas wilayah
Perkotaan Kabupaten Garut dengan capaian luas Ruang terbuka hijau Eksisting
seluas 21.595,55 Ha dan luas Perkotaan 81.692,12 Ha. Pada tahun 2014 dan
tahun 2015 target capaian masih sama dengan kondisi awal tahun 2013 sebesar
26,43%.Untuk mencapai target tahun 2019 sebesar 30% harus mencapai
24.507,64 Ha Luas Ruang Terbuka Hijau.
Kesesuaian antara peruntukan dan pemanfaatan kawasan lindung pada kondisi
awal mencapai 42%.Pada tahun 2014 mencapai 45% dan pada tahun 2015
mencapai 47%.

II - 50 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Dalam pelaksanaan penataan ruang, tingkat kesesuaian antara peruntukan


dan pemanfaatan kawasan lindung baru mencapai 40% dari target 81,3 % sebagai
kawasan berfungsi lindung. Tidak terkendalinya pemanfaatan fungsi tata ruang
seperti contohnya alih fungsi lahan dari pertanian ke fungsi lahan non pertanian,
penggunaan badan jalan untuk kegiatan sektor informal, dan kegiatan lainnya
yang tidak sesuai dengan kebijakan pemanfaatan ruang perlu ditindaklanjuti
melalui penetapan peraturan daerah zonasi pemanfaatan ruang maupun
pengaturan penerbitan perijinan.

5. Perencanaan Pembangunan
Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang perencanaan pembangunan
daerah secara garis besar berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, antara lain
perumusan kebijakan teknis perencanaan; pengkoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan daerah; dan pembinaan pelaksanaan tugas di bidang
perencanaan pembangunan daerah.

Pencapaian kinerja urusan perencanaan pembangunan selama tahun 2010-


2014 antara lain sebagai berikut.

(1) Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah yang meliputi


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Garut Tahun 2005– 2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut Tahun 2014–2019, Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut Tahun 2011 sampai dengan
Tahun 2015, Rencana Detail Tata Ruang;
(2) Tersedianya Laporan Pelaksanaan dan Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah berupa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban
Kepala Daerah (LKPJ), Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Kabupaten Garut; Laporan Triwulanan Kegiatan Pembangunan;
(3) Tersedianya dokumen kajian perencanaan pembangunan daerah;
(4) Tersedianya dokumen data/statistik daerah untuk penyusunan rencana
pembangunan daerah;
(5) Terselenggaranya koordinasi perencanaan pembangunan daerah;
(6) Terselenggaranya bimbingan teknis/workshop perencananaan
pembangunan daerah; dan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 51


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

(7) Terselenggaranya perencanaan pembangunan secara partisipatif melalui


Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dalam
penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah.

6. Perhubungan
Pelaksanaan Urusan Perhubungan dititikberatkan untuk menunjang
kelancaran roda perekonomian daerah antara lain kegiatan usaha masyarakat
dalam mendistribusikan pemasaran hasil produk barang dan jasa yang
diindikasikan pada kelancaran dan keselamatan di jalan melalui pengadaan
perlengkapan jalan berupa rambu lalu lintas, marka jalan dan Rambu Pendahulu
Petunjuk Jalan (RPPJ) serta meningkatnya pelayanan bagi penyedia dan
pengguna jasa transportasi seperti di terminal. Indikator-indikator keberhasilan
program dan kegiatan bidang perhubungan ditentukan oleh perkembangan
perlengkapan jalan seperti: Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Pemeliharaan APILL,
dan guardrail; Jumlah kendaraan yang diuji kelayakan, serta indikator Frekwensi
operasi penertiban kendaraan bermotor.
Realisasi capaian kinerja jumlah rambu pada tahun 2015 sebanyak 1.322
atau mencapai 96,14% dari target 1375.
Realisasi capaian kinerja jumlah pemeliharaan apill (unit) pada tahun 2015
sebanyak 14 atau mencapai 100 % dari target 14. Apabila dibandingkan dengan
tahun realisasi 2014 sama yaitu 14 Unit atau mencapai 100%, Serta
dibandingkan dengan target akhir RPJMD mencapai 100 %. Realisasi capaian
kinerja jumlah – guard rail (m) pada tahun 2015 sebanyak atau mencapai 137
meter dari target 500 meter atau hanya mencapai 27%. Apabila dibandingkan
dengan tahun realisasi 2014 mengalami peningkatan 71,25%, dan apabila
dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan 71,25%. Serta
dibandingkan dengan target akhir RPJMD mencapai 27% atau belum mencapai
target 500 meter.
Jumlah kendaraan yang diuji kelayakan sarana transportasi pada tahun 2015
sebanyak 15.406 unit mencapai target sebanyak 15.000 unit sebesar 102,6%,
apabila capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014
mengalami peningkatan 4,3%. Apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2010
mengalami peningkatan sebesar 37,98%.

II - 52 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

7. Lingkungan Hidup
Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup dilaksanakan dengan sasaran
strategis terlaksananya upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Garut telah melaksanakan
kegiatan-kegiatan penting antara lain Konservasi Sumber Daya Air dan
Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air, Pemantauan Kualitas Lingkungan,
Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan, Penyusunan kebijakan
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dan Kajian Evaluasi
Lingkungan.
Pelayanan pencegahan pencemaran air pada tahun 2014 hanya mencapai
75%, sehingga tidak mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Persentase
tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan telah mencapai realisasi 100%, sedangkan
target yang ditetapkan sebesar 90%. Faktor-faktor yang mendukung capaian
kinerja tersebut antara lain telah adanya prosedur tindak lanjut yang jelas
sehingga ketika ada pengaduan masyarakat dapat ditanggulangi dengan tepat dan
cepat.
Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak telah
mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Faktor-faktor yang mendukung
capaian kinerja tersebut antara lain diberlakukannya uji emisi untuk kendaraan
bermotor sesuai baku mutu yang berlaku dan introduksi pertanian yang ramah
lingkungan oleh dinas-dinas teknis terkait.
Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan atau tanah untuk produksi
biomassa telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Faktor-faktor
yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain adanya sumber-sumber
informasi yang relevan berupa kajian yang berkaitan dengan lingkungan hidup
mengenai kebijakan rencana dan program dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lahan.

8. Kependudukan dan Catatan Sipil


Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
selama tahun 2015 berkaitan dengan pelayanan umum bidang kependudukan
pencatatan sipil, dengan capaian kinerja tahun 2015 antara lain sebagai berikut.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 53


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

(1) Kepemilikan KTP sebesar 81,37% atau mencapai 116,24% dari target
sebesar 70,00%. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014
mengalami peningkatan 16,37%;

(2) Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk sebanyak 1.072 per 1000
penduduk atau mencapai 123,22% dari target sebanyak 870 per 1000
penduduk;

(3) Terlaksananya pelayanan E-KTP sebesar 85,00% atau mencapai 94,44%


dari target sebesar 90%.

Untuk mencapai sasaran strategis tertibnya administrasi kependudukan,


pada tahun 2015 pemerintah kabupaten garut telah melaksanakan kegiatan-
kegiatan penting antara lain implementasi sistem administrasi kependudukan,
koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan, pengembangan data base
kependudukan, peningkatan kapasitas aparat kependudukan dan pencatatan
sipil, pendataan penduduk rentan adminduk, penerapan e-KTP kependudukan
dan peningkatan pelayanan publik dalam bidang pencatatan sipil.

9. Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan


a. Keluarga Berencana
Gambaran pencapaian kinerja urusan keluarga berencana terkait dengan
upaya pengendalian pertumbuhan penduduk melalui pengaturan
kelahiran, jarak dan usia ideal melahirkan, pengaturan kehamilan,
promosi dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi selama tahun
2014 disajikan sebagai berikut.
Pasangan usia subur yang menjadi peserta KB aktif tahun 2014 sebesar
72,33%, mencapai 98% dari target tahun 2014 sebesar 73,62%. Jika
capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 0,21%. Selain itu, jika dibandingkan
dengan target akhir RPJMD sebesar 73,62% maka realisasi tahun 2014
telah mencapai 98%.
Faktor penyebab lemahnya dukungan operasional di lini lapangan adalah
adanya kebijakan operasional penggarapan program KB pada kesertaan
ber-KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Metode ini dipandang
sangat strategis dalam upaya meningkatkan kualitas kesertaan ber-KB.

II - 54 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Dengan pola ini tentunya akan mempengaruhi terhadap pemakaian alat


kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang seperti dengan
pemakaian Suntik dan Pil yang tidak lagi menjadi prioritas terutama
untuk peserta KB baru.

b. Pemberdayaan Perempuan
Pelaksanaan urusan pemberdayaan perempuan diarahkan pada upaya
mencapai sasaran meningkatnya keadilan dan kesetaraan gender dan
peran perempuan dalam proses pembangunan dan terpenuhinya hak-hak
anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan dampak
pornografi. Peningkatan pemberdayaan perempuan memegang peran dan
posisi yang strategis diantaranya terhadap keberhasilan dalam
pelaksanaan kebijakan pembangunan kesehatan dan keluarga berencana
dengan mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam
berbagai sektor pembangunan sesuai dengan proporsi dan karakteristik
yang dimiliki. Organisasi Wanita, baik sosial, profesi maupun
kemasyarakatan serta keagamaan, diantaranya : gabungan organisasi
wanita, organisasi wanita persatuan antara lain Dharma Wanita
Persatuan, Persit, Bhayangkari dan Ikatan Isteri Dokter Indonesia (IIDI).
Selain itu, terdapat organisasi wanita di bidang kemasyarakatan antara
lain Tim Penggerak PKK, Forum Komunikasi Gender (Forkom Gender),
Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) dan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Organisasi wanita profesi
yang ada diantaranya Ikatan Bidan Indonesia (IBI), HWK, IWAPI dan
PERWOSI serta Organisasi Wanita Keagamaan antara lain Al-Hidayah,
Wanita PUI, Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah dan Persistri.
Upaya pengarusutamaan gender masih perlu ditingkatkan, antara lain
melalui peningkatan pemahaman tentang pengarusutamaan gender
kepada seluruh lapisan masyarakat, peningkatan komitmen pemerintah,
serta peningkatan pengarusutamaan gender kepada seluruh program dan
kegiatan.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 55


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

10. Sosial dan Keagamaan


a. Sosial
Pembangunan kesejahteraan sosial adalah usaha yang terencana dan
melembaga yang meliputi berbagai bentuk intervensi sosial dan pelayanan
sosial untuk memenuhi kebutuhan manusia, mencegah dan mengatasi
masalah sosial serta memperkuat kelembagaan sosial. Kondisi
kesejahteraan sosial masyarakat diindikasikan dengan jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dengan proporsi
terbesar pada tahun 2015 diantaranya adalah keluarga fakir miskin
sebesar 52,7% disusul oleh Keluarga Tinggal di Rumah Tidak Layak huni
sebesar 11,6% dari total Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) tahun 2015 dengan total sebanyak 461.160 jiwa. Angka ini
mengalami kenaikan dari tahun 2014 yang berjumlah 449.523 jiwa
sebesar 2,59%. Meskipun mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2014,
jumlah PMKS di kabupaten garut telah banyak mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2009 yang berjumlah 608.145 jiwa sebesar 24,17%.
Dari jumlah tersebut, upaya penanganan permasalahan kesejahteraan
sosial pada tahun 2015 sudah dilakukan terhadap 57.120 PMKS. Jumlah
penanganan PMKS meningkat dari tahun 2014 sebanyak 54.304 PMKS.

b. Keagamaan
Karakteristik masyarakat Kabupaten Garut yang religius menjadikan
kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Garut terus mengalami
peningkatan, antara lain ditandai dengan semakin bertambahnya
penyediaan sarana dan fasilitas keagamaan, sarana pendidikan
keagamaan, meningkatnya peringatan hari-hari besar keagamaan dan
senantiasa terpeliharanya kerukunan hidup antar umat beragama, intern
umat beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah.
Pembangunan keagamaan juga memberikan andil yang cukup besar
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain ditandai
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membayar Zakat
Infak Sodaqoh (ZIS), hibah/wakaf dan dana keagamaan lainnya.
Walaupun masih belum optimal, namun hal itu cukup mendukung upaya
penanggulangan kemiskinan, pembiayaan yatim piatu, bantuan bencana
alam dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Untuk meningkatkan

II - 56 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

pengembangan kehidupan beragama, maka pembangunan kedepan perlu


didukung dengan kebijakan untuk meningkatkan kerukunan dan
toleransi kehidupan beragama dalam bermasyarakat.

11. Ketenagakerjaan
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketenagakerjaan
salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:

(1) Kompetensi Tenaga Kerja.


Pada kurun waktu 2009-2013 jumlah tenaga kerja yang dilatih sebanyak
2.978 orang, meliputi: berbasis kompetensi sebanyak 1.136 orang;
berbasis masyarakat sebanyak 1.214 orang dan kewirausahaan
sebanyak 628 orang.

(2) Pencari Kerja Terdaftar.


Pencari kerja terdaftar (Kartu AK.I) setiap tahun mengalami fliuktuasi,
hal ini dipengaruhi oleh ketersediaan angkatan kerja aktif dan
kesempatan kerja. Jumlah tenaga kerja yang terdaftar (Kartu AK.I) dalam
tahun 2015 sebanyak 27.147 orang sedangkan yang dapat ditempatkan
sebanyak 5.429 orang, sehingga presentase tenaga kerja terdaftar yang
ditempatkan adalah sekitar 5,14%. Hal ini menunjukan kurangnya
kualitas dan produktivitas tenaga kerja sehingga berdaya saing rendah.

(3) Daya serap tenaga kerja


Pada tahun 2015 jumlah tenaga kerja yang terserap pada perusahaan
PMA/PMDN berjumlah sebanyak 37.148 orang mengalami peningkatan
20,19% dibandingkan dengan tahun 2014. Sementara itu jumlah
PMA/PMDN pada tahun 2015 mencapai sebanyak 639 perusahaan,
mengalami peningkatan 254 perusahaan dibandingkan tahun 2009
sebanyak 385 perusahaan.

Ditinjau dari rasio penyerapan tenaga kerja terhadap jumlah


PMA/PMDN pada tahun 2015 mencapai 1 PMA/PMDN : 58 orang, hal ini
terdapat peningkatan yang yaitu dari 1:52 orang pada tahun 2009.
Peningkatan PMA/PMDN di Kabupaten Garut sebanyak 65,97% dari
tahun 2009 sedangkan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh
PMA/PMDN peningkatannya 86,21% dari kondisi tahun 2009.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 57


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

12. Transmigrasi
Kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan transmigrasi antara
Pemerintah Kabupaten Garut dengan beberapa Pemerintah Daerah Kabupaten di
Luar Pulau Jawa sudah terjalin dengan baik yang diwujudkan dengan
penandatangan naskah perjanjian kerjasama (MoU) penyelenggaraan
transmigrasi antara Pemerintah Kabupaten Garut dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten di Luar Pulau Jawa sebagai daerah tujuan transmigrasi. Survey lokasi
daerah tujuan transmigrasi merupakan kegiatan awal sebelum perjanjian
kerjasama (MoU). Sejak 2009-2015 telah dilaksanakan survey lokasi daerah
tujuan transmigrasi sebanyak 31 daerah, sedangkan MoU yang dihasilkan
sebanyak 18 MoU.

13. Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) dan BMT


Perkembangan pembangunan urusan koperasi selama tahun 2009-2015 dari
sisi kuantitas telah terjadi peningkatan jumlah koperasi dari 1.225 unit pada
tahun 2009 menjadi 1.432 unit pada tahun 2015. Begitu pula halnya dengan
jumlah anggota mengalami kenaikan dari tahun 2009-2015 dari 230.446 orang
pada tahun 2009 menjadi 244.693 orang pada tahun 2015.

Perkembangan lembaga dan anggota juga berbanding lurus dengan modal dan
volume usaha yang mengalami peningkatan. Modal koperasi pada tahun 2015
adalah sebesar 689,08 Miliar rupiah sedangkan volume usaha pada tahun 2015
mencapai 798,81 Miliar rupiah mengalami pertumbuhan dari tahun 2014 yaitu
masing-masing sebesar 2,6% dan 0,01%.

Tabel 2.16
Jumlah Koperasi Tahun 2014-2015

Tahun Perkembangan
No Uraian Perkembangan (%)
2014 2015

1 Jumlah Koperasi 1.400 1.432 2,29%

2 Koperasi Aktif Dinamis 762 794 4,20%

3 Koperasi aktif Statis 207 225 8,70%

4 Koperasi Tidak Aktif 427 409 -4,22%

II - 58 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tahun Perkembangan
No Uraian Perkembangan (%)
2014 2015

5 Koperasi Bubar 4 4 0%

6 Koperasi yang sudah RAT 352 358 1,70%

7 Anggota 241.169 244.693 1,46%

8 Manajer 210 212 0,95%

9 Karyawan 4.990 5.119 2,59%

10 Modal sendiri (Rp.000) 269.411.076 296.053.797 9,89%

11 Modal luar (Rp.0000) 401.952.898 393.032.617 -2,22%

12 Asset (Rp.000) 671.923.745 689.661.478 2,64%

13 Volume Usaha (Rp.000) 798.721.602 798.812.396 0,01%

14 SHU (Rp.000) 21.470.050 22.533.297 4,95%

Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan BMT: 2015

Dalam rangka mengembangkan usaha berskala kecil dan menengah selama


tahun 2009-2015, pemerintah Kabupaten Garut telah melakukan berbagai upaya,
diantaranya melalui promosi, pembinaan kelembagaan, pengembangan usaha
daerah, dan program penyertaan modal pemerintah. Perkembangan
pembangunan UMKM selama tahun 2009-2015 dari sisi kuantitas jumlah UMKM
mengalami peningkatan sebesar 27,66%, yakni dari 12.850 unit pada tahun 2009
menjadi 16.404 unit pada tahun 2015. Sementara itu jumlah tenaga kerja yang
terserap oleh kegiatan UMKM pada tahun 2015 berjumlah 34.741 orang,
meningkat sebesar 24,43% dari tahun 2009 sebesar 28.147 orang.

Tabel 2.17
Sumber Permodalan UMKM Tahun 2012-2015

Jenis Dan
No Keragaman 2012 2013 2014 2015
UMKM
I Usaha Mikro
Jumlah
13.117 13.741 14.266 14.666
UMKM
Modal
368.165.689.446 386.573.973.918 388.506.843.787 390.449.378.006
Sendiri

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 59


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Jenis Dan
No Keragaman 2012 2013 2014 2015
UMKM
Modal Luar 335.923.528.357 352.719.704.774 354.483.303.298 356.255.719.815

Aset 450.084.177.507 472.588.386.382 474.951.328.314 477.326.084.955


Volume
869.798.096.336 913.288.001.152 917.854.441.158 922.443.713.364
Usaha
Tenaga Kerja 14.264 14.977 34.568 34.741

II Usaha Kecil
Jumlah
1.303 1.350 1.581 1.581
UMKM
Modal
38.471.246.201 40.394.808.511 40.596.782.553 40.596.782.553
Sendiri
Modal Luar 35.102.121.502 36.857.227.577 37.041.513.715 37.041.513.715

Aset 47.031.267.986 49.382.831.386 49.629.745.543 49.629.745.543


Volume
90.889.014.561 95.433.465.289 95.910.632.616 95.910.632.616
Usaha
Tenaga Kerja 9.057 9.510 9.600 9.600
Usaha
III
Menengah
Jumlah
145 150 157 157
UMKM
Modal
4.550.362.454 4.777.880.576 4.873.438.188 4.873.438.188
Sendiri
Modal Luar 4.151.863.834 4.359.457.026 4.446.646.166 4.446.646.166

Aset 5.562.838.149 5.840.980.056 5.957.799.658 5.957.799.658


Volume
10.750.313.551 11.287.829.228 11.513.585.813 11.513.585.813
Usaha
Tenaga Kerja 9.510 9.986 10.485 10.485

Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan BMT: 2015

14. Penanaman Modal


Jumlah investor baru (perusahaan baru) pada tahun 2014 sebanyak 41
perusahaan, mencapai 52% dari target tahun 2014 sebanyak 90 perusahaan.
Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013
mengalami penurunan 17,5%. Realisasi Jumlah investor sampai tahun 2014
secara kumulatif mencapai 139 perusahaan atau mencapai 154,4% apabila
dibandingkan dengan target akhir RPJMD sebesar 90 perusahaan.

II - 60 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan atau peningkatan kinerja


adalah sebagai beikut.
a. Promosi potensi dan peluang investasi yang dilakukan secara intensif;
b. Melakukan kunjungan investasi ke organisasi pengusaha dan
kementerian/lembaga yang menangani bidang perekonomian dalam
rangka promosi potensi/pelung investasi;
c. Meningkatkan koordinasi dengan dinas/instansi teknis dalam rangka
penyamaan persepsi terkait pelaksanaan pelayanan investasi di Kabupaten
Garut;
d. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan;
e. Optimalisasi system informasi penanaman modal sebagai media promosi.

Sementara itu, program / kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja


adalah adanya Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi, Program Penyiapan Potensi
Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah, serta Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi Investasi.

Realisasi investasi pada tahun 2015 sebesar Rp. 944.701.782.107. Apabila


capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014 mengalami
peningkatan 12,86%. Pertumbuhan Minat Investasi tahun 2015 sebesar 9,1%
telah melebihi target dalam RPJMD untuk tahun 2015 yaitu 5,84%.

Faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan peningkatan kinerja sebagai


berikut:

a. Peningkatan pemantauan, pembinaan dan oengawasan investasi, dilakukan


oleh BPMPT dengan dinas/instansi terkait;

b. Membangun komunikasi dan hubungan yang intensif dengan PMA/PMDN


yang ada di Kabupaten Garut;
c. Meningkatkan koordinasi dengan dinas instansi terkait dalam rangka
menciptakan kenyamanan dan keamanan investasi.

Program / kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja adalah adanya


Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, serta Program
Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 61


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

16. Kebudayaan
Pelaksanaan urusan kebudayaan di Kabupaten Garut tidak dapat dilepaskan
dengan upaya pengembangan pariwisata daerah, keberhasilan program-program
sektor kebudayaan dan kepariwisataan pada dasarnya dapat ditinjau dari dua
sisi, yaitu tingkat keberhasilan penyelenggaraan atas sasaran kegiatan yang telah
ditetapkan sesuai perencanaan, dan dari sisi hasil pelaksanaan program
keseluruhan terhadap keluaran makro, diantaranya terhadap kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Garut.

Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Garut tahun 2015


sebanyak 2.448.967 orang, mencapai 104 % dari target tahun 2015 sebanyak
2.329.801 orang. Apabila capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan
capaian tahun 2014 mengalami peningkatan 1,3 %.

17. Kepemudaan dan Olahraga


Pelaksanaan pembangunan pada urusan pemuda pada tahun 2015 diarahkan
pada upaya untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, kepemimpinan,
kewirausahaan dan kecakapan hidup di kalangan pelajar dan pemuda. Upaya ini
dilakukan melalui strategi peningkatan pemahaman pemuda dan pelajar
terhadap agama, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda, serta peningkatan peran
organisasi pemuda dalam pembangunan.
Untuk pelaksanaan pembangunan urusan keolahragaan pada tahun 2015,
diarahkan pada upaya pengembangan sistem pembinaan, permasalahan dan
peningkatan prestasi olahraga yang sistematis, berkelanjutan, terpadu dan
terarah. Strategi yang dilakukan adalah melalui peningkatan kuantitas atlet
berbakat usia dini, penyelenggaraan event olahraga bagi masyarakat secara
masal, peningkatan jumlah atlet yang berprestasi di tingkat Provinsi Jawa Barat,
serta pembangunan/pengadaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana olahraga.
Frekuensi kegiatan pembinaan keimanan dan ketaqwaan di kalangan pelajar
dan pemuda pada tahun 2014 sebanyak 4 kegiatan, mencapai 100% dari target
tahun 2014 sebanyak 4 kegiatan. Apabila capaian kinerja tahun 2014
dibandingkan dengan capaian tahun 2013 mengalami peningkatan 100%.
Faktor pendorong keberhasilan pencapaian kinerja adalah adanya dukungan
anggaran untuk egiatan pembinaan keimanan dan ketaqwaan di kalangan pelajar

II - 62 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

dan pemuda serta tersedianya sumber daya manusia tenaga pendidik yang
berwawasan dan berkompetensi di bidang keagamaan.
Kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja antara lain Pelatihan kualitas
guru ngaji, pemberian penghargaan kepada orang yang berprestasi di bidang
keagamaan, penyelenggaraan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) tingkat
Kabupaten Garut serta penyelenggaraan Musabaqoh Qirroatul Kutub tingkat
Kabupaten Garut.
Frekuensi kegiatan pelatihan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
pada tahun 2014 sebanyak 7 kegiatan, mencapai 100% dari target tahun 2014.
Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013
mengalami peningkatan 16%.
Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain adalah
meningkatnya kualitas dan kuantitas pemuda di bidang keterampilan,
meningkatnya kualitas dan kuantitas kewirausahaan di pedesaan, dan terbinanya
pelajar yang memiliki jiwa wiraswasta.
Kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja antara lain Fasilitasi Aksi
Bhakti Sosial Kepemudaan, Pembinaan Pemuda Pelopor, Pengadaan Modul
Aplikasi Digital Kewirausahaan Pemuda, Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan
Pelajar dan Mahasiswa, Pelatihan Keterampilan Bagi Pemuda, Pelatihan
Kewirausahaan Pondok Pesantren, Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Kepemimpinan, Pelatihan Kewirausahaan dan Keterampilan bagi Pemuda, serta,
penyelenggaraan Pekan Olahrasa dan Seni Santri Diniyah (PORSADIN) tingkat
Kabupaten Garut,

18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Jumlah petugas Satpol PP pada tahun 2015 adalah sebanyak 445 orang. Hal
ini berarti untuk setiap 10.000 jiwa penduduk Kabupaten Garut pada tahun 2015
tersedia jumlah petugas Satpol PP sebanyak 1,7 orang.

19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,


Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Pada tahun 2015, Evaluasi terhadap SAKIP SKPD dilakukan oleh Inspektorat
Kabupaten Garut terhadap 33 SKPD pada komponen perencanaan kinerja,
pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan capaian kinerja. Dari
33 SKPD yang dievaluasi, jumlah SKPD yang mendapat hasil penilaian B keatas

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 63


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

pada tahun 2014 mencapai sebanyak 29 SKPD (87,88%), meningkat dari tahun
2013 sebanyak 19 SKPD (57,58%).
Selama tahun 2010-2015, ditinjau dari aspek sumber daya aparatur (PNS),
jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut terus mengalami
pengurangan seiring diberlakukannya kebijakan moratorium penerimaan pegawai
baru maupun adanya pegawai yang memasuki pensiun.
Hingga tahun 2015, jumlah aparatur PNS Pemerintah Kabupaten Garut
mencapai 19.205 orang atau sebesar 0,75% dari jumlah penduduk Kabupaten
Garut pada tahun 2015 sebanyak 2.548.723 orang (angka proyeksi BPS), dengan
rasio 1 orang PNS melayani 133 orang penduduk. Rasio jumlah PNS tersebut
masih lebih rendah dibandingkan dengan rasio jumlah PNS Indonesia saat ini
sekitar 1,75% dari total jumlah penduduk.

20. Ketahanan Pangan


a. Ketersediaan Pangan
Pada Tahun 2015, ketersediaan pangan untuk jenis pangan Beras
mencapai 576,41 ribu ton dengan konsumsi aktual sebesar 87,16 ribu ton.
Sehingga masih ada surplus atas ketersediaan jenis pangan beras sebesar
489,25 Ribu Ton.
Tabel 2.18
Ketersediaan Pangan di Kabupaten Garut

Ketersediaan Konsumsi Aktual Perimbangan


No Jenis Pangan
(Ton) (Ton/Tahun) (+/-)

1 Beras 576.416,3 87.165,3 489.251

2 Jagung 459.563,1 2.161,1 457.402

3 Ubi Jalar 84.727,3 6.123,1 78.604,1

4 Ubi Kayu 549.176,9 24.852,9 524.324

5 Kacang Tanah (Biji) 16.255,3 1.440,7 14.814,5

6 Kacang Kedele 21.051 7.563,9 13.451

7 Kacang Hijau 944,0 720,4 223,6

8 Sayur-sayuran 614.925 147.676,7 467.248,2

9 Buah-buahan 175.919,4 35.298,4 140.621,1

II - 64 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

10 Ikan 47.610,3 32.777,1 14.833,2

11 Daging Unggas 3.629,4 6.843,6 (3.214,2)

12 Daging Ruminansia 4.198,3 3.601,8 596,5

13 Telur 5.139,1 10.805,6 (5.666,5)

14 Kentang 154.685,7 4.322,2 150.363,4

15 Susu 1.259,4 29.175,2 (27.915,7)

Sumber:Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut:2015

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa s/ d tahun 2015 ada surplus
jenis pangan, beras, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah dan Kacang
Kedele, sayur-sayuran buah-buahan, kentang, kacang hijau dan daging
ruminansia. Sedangkan yang minus jenis pangan ikan, daging unggas,
telur dan susu.

b. Distribusi Pangan
Kelembagaan pangan yang dikembangkan hingga tahun 2015 adalah
Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebanyak 17 Gapoktan
yang bergerak di bidang jual beli gabah dan beras, yaitu di Desa Karangsari
dan Desa Dungusiku Kecamatan Leuwigoong, Desa Cigawir dan Desa
Selaawi Kecamatan Selaawi, Desa Sakawayana dan Desa Cikarag
Kecamatan Malangbong, Desa Cintadamai Kecamatan Sukaresmi, Desa
Mekarsari Kecamatan Cibalong, Desa Jagabaya Kecamatan Mekarmukti,
Desa Cangkuang Kecamatan Leles, Desa Samarang Kecamatan Samarang,
Desa Sukamulya Kecamatan Talegong, Desa Panggalih Kecamatan Cisewu
dan Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi.
Harga Pembelian gabah dan beras oleh masing-masing gapoktan
peserta LDPM tersebut dari petani anggota selalu diatas HPP, selama tahun
2015 rata-rata pembelian GKP Rp.4.300,-/kg, harga GKG Rp.5.701,-/kg
dan beras Rp.9.450,-/kg.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 65


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.19
Distribus Pangan Berdasarkan Jenis Komoditi

Kom Ma Rata-
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
oditi y Rata
Beras
10, 11, 11, 10, 11, 11, 10,98
Premi 9,7 11,0 11,0 11,1 11,4 11,4
625 500 000 900 000 000 5
um 40 75 00 00 75 00
Beras
10, 9,8 10, 10,19
Medi 9,4 9,9 9,6 9,7 10,5 10,5 10,6 10,8 10,7
000 63 300 2
um 40 63 75 55 25 00 80 75 25
Beras
8,6
Term 9,1 9,3 8,7 8,5 8,5 8,3 8,55 8,36 8,38 8,82 8,60
55 8,665
urah 00 25 75 75 35 00 0 0 0 5 0
Migor
11, 10, 10, 10, 10, 10, 11, 10,90
Cura 11,0 11,0 11,0 11,0 11,1
075 525 425 550 895 993 250 3
h 00 00 00 00 25
Migor
14, 14, 14, 14, 14, 14, 14, 14,19
Kema 14,3 14,3 14,1 14,2 14,2
500 125 000 000 125 355 000 8
san 75 00 00 50 50
Gula 11, 10, 10, 10, 10, 10, 12, 11,30
12,0 12,0 12,0 12,0 12,0
Pasir 000 750 625 375 375 575 000 8
00 00 00 00 00
Terig
u 7,7
7,6 7,5 7,5 7,7 7,6 7,5 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50
Segiti 50 7,563
00 50 00 50 00 00 0 0 0 0 0
ga
Dg 94, 92, 95, 95, 95, 96, 98, 111, 100, 100, 100, 100, 98,12
Sapi 800 000 000 000 175 255 000 250 000 000 000 000 3
Dg
28, 28, 26, 27, 29, 30, 31, 29,56
Ayam 34,2 29,8 27,6 30,7 31,0
200 750 250 500 500 133 000 1
Ras 50 00 00 50 00
Telur
21, 20, 16, 16, 19, 19, 17, 18,78
Ayam 17,7 19,8 18,0 18,0 20,7
400 000 750 625 275 355 750 4
Ras 50 00 00 00 00
Cabe
62, 20, 32, 22, 25, 33, 28, 29,19
Mrh 26,0 33,0 19,2 18,0 29,0
450 250 250 750 400 555 500 6
TW 00 00 00 00 00
Cabe
56, 21, 14, 17, 19, 31, 26, 25,75
Mrh 26,0 30,4 16,4 18,2 30,0
200 563 750 750 750 455 500 1
Krt 00 00 00 50 00
Cabe 42, 22, 17, 18, 20, 28, 28, 28,61
48,2 50,0 22,4 19,7 25,5
Rawit 400 250 250 750 000 565 250 4
50 00 00 50 00
Bwg
15, 12, 18, 22, 19, 21, 17, 17,16
Mera 16,0 14,8 14,2 16,2 17,5
300 000 750 500 775 955 000 9
h 00 00 00 50 00
Bwg 15, 13, 14, 15, 19, 19, 18, 17,53
17,7 19,2 18,8 19,2 20,2
Putih 150 625 500 000 150 255 500 6
50 00 00 50 50
Kaca
ng 20, 19, 20, 20, 20, 20, 20, 22,04
21,0 26,0 26,0 25,0 25,7
Tana 000 000 000 500 500 500 250 2
00 00 00 00 50
h
Kedel 10, 9,3
9,0 9,0 9,7 9,2 9,0 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
ai 600 30 9,243
00 00 50 30 00 0 0 0 0 0

II - 66 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kom Ma Rata-
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
oditi y Rata
Ubi 3,1
2,4 2,6 2,6 2,8 3,0 3,8 3,62 3,80 3,70 3,87 3,87
Kayu 55 3,288
00 25 25 75 25 75 5 0 0 5 5
Ubi 4,0
3,4 3,1 2,6 3,0 3,7 3,6 3,50 3,90 3,70 3,75 3,62
Jalar 25 3,505
00 25 56 00 50 25 0 0 0 0 5
Jagu 4,5
5,7 4,0 3,8 4,5 4,6 3,8 4,00 3,70 3,50 3,75 3,75
ng 35 4,158
80 00 75 00 25 75 0 0 0 0 0

Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2015

c. Konsumsi dan Keamanan Pangan


a) Konsumsi pangan/ Kelompok Pangan

Perkembangan banyaknya pangan yang dikonsumsi per kelompok


pangan Kabupaten Garut sampai dengan Tahun 2015 dapat dilihat
pada Tabel dibawah ini:

Tabel 2.20
Konsumsi Pangan Kabupaten Garut Tahun 2014-2015

Konsumsi Konsumsi Aktual (gram/org/hari)


Kelompok Pangan Ideal (gram/
2010 2011 2012 2013 2014 2015
org/hari)

Padi-padian 275 123,8 189,5 189,5 189,5 204 204

Umbi-umbian 100 28 62,6 62,6 62,6 60,3 60,3

Hewani 150 46,4 110,7 110,7 110,7 101,1 101,1

Minyak dan Lemak 20 0,9 9,3 9,3 9,3 20,9 20,9

Kacang-kacangan 35 13,6 34,1 34,1 34,1 35,1 35,1

Buah/biji berminyak 10 1,3 3,3 3,3 3,3 20,9 20,9

Gula 30 0,8 5,3 5,3 5,3 19 19

Sayur dan buah 250 49,7 169,6 169,6 169,6 171,7 171,7

Lain-lain (bumbu-
0 1,45 12,8 12,8 12,8 7,4 7,4
bumbuan)

Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2015

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 67


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Konsumsi aktual mengalami peningkatan di bandingkan


sebelumnya terutama komoditas kacang-kacangan dan komoditas
sayur dan buah-buahan. Buah dan biji berminyak, gula juga minyak
dan lemak. Hal ini menunjukan adanya peningkatan pada konsumsi
masyarakat di Kabupaten Garut.
b) Perkembangan konsumsi gizi per kelompok pangan

Perkembangan konsumsi gizi per kelompok pangan Kabupaten


Garut sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.21
Perkembangan Konsumsi Gizi Per Kelompok Pangan
Kab. Garut Tahun 2014-2015

Energi (kkal/orang/hari)
Kelompok Pangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Padi-padian 1193,99 682 682 682 739 739

Umbi-umbian 87 69 69 69 76 76

Hewani 147,21 229 229 229 185 185

Minyak dan Lemak 25,33 81 81 81 174 174

Kacang-kacangan 125,4 154 154 154 130 130

Buah/biji berminyak 4,1 6 6 6 35 35

Gula 15,38 19 19 19 65 65

Sayur dan buah 40,93 43 43 43 74 74

Lain-lain (bumbu-
9,66 29 29 29 30 30
bumbuan)

Jumlah 1.341,22 1.649 1.312 1.312 1.507 1.507

Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2015

Pada tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2014 sampai dengan
tahun 2015 konsumsi energi stagnan dari tahun 2014 sebesar 1.507
Kkal/kap/hari pada tahun 2015 dari standar angka kecukupan Energi
maksimal 2000 Kkal/kap/hari.

II - 68 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

c) Capaian kecukupan gizi per kelompok pangan

Capaian kecukupan gizi per kelompok pangan dapat dilihat pada


tabel di bawah ini :

Tabel 2.22
Prosentasi Capaian Kecukupan Gizi Per Kelompok Pangan
Kab. Garut Sampai Dengan Tahun 2015

% AKG Energi
Kelompok Pangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Padi-padian 61,7 34,4 34,4 34,4 38,1 38,1

Umbi-umbian 4,2 3,6 3,6 3,6 3,9 3,9

Hewani 7,2 11,6 11,6 11,6 9,5 9,5

Minyak dan Lemak 1,1 4,1 4,1 4,1 8,9 8,9

Kacang-kacangan 6,3 7,8 7,8 7,8 6,7 6,7

Buah/biji berminyak 0,1 0,3 0,3 0,3 1,8 1,8

Gula 0,4 1 1 1 3,3 3,3

Sayur dan buah 2,3 2,2 2,2 2,2 3,8 3,8

Lain-lain (bumbu-
0,5 1,4 1,4 1,4 1,5 1,5
bumbuan)

Jumlah 68,08 83,8 66,4 66,4 77,6 77,6

Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2015

Sesuai tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2014-2015


capaian AKG Energi per kelompok pangan pada tahun 2015 sebesar
77,6.

d) Capaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Perkembangan pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH)


Kabupaten Garut sampai dengan tahun 2014-2015 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 69


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.23
Capaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kab. Garut Tahun 2010-2015

Skor PPH
Skor
Kelompok Pangan
Maksimal
2010 2011 2012 2013 2014 2015

Padi-padian 24,99 17,3 17,3 17,3 19 19 25

Umbi-umbian 1,836 1,7 1,7 1,7 1,7 1,7 2,5

Hewani 14,64 23,2 23,2 23,2 19,1 19,1 24

Minyak dan Lemak 0,57 2 2 2 4,5 4,5 5

Kacang-kacangan 9,31 10 10 10 10 10 10

Buah/biji berminyak 0,06 0,2 0,2 0,2 0,6 0,6 1

Gula 0,21 0,5 0,5 0,5 1,7 1,7 2,5

Sayur dan buah 11,38 11 11 11 19 19 30

Lain-lain (bumbu-
0 0 0 0 - - 0
bumbuan)

Jumlah 54,15 62,996 65,8 65,8 75,5 75,5 100

Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2015

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa secara kuantitatif konsumsi


pangan pada tahun 2015 (75,5). Survey Pola Pangan Harapan ini
dilakukan pada tahun 2010 dengan interval waktu 3 s/d 5 tahun
sekali.
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada tahun 2015 sebesar 75,5
point masih sama dengan tahun sebelumnya. Jika dilihat dari
komposisi konsumsi perkelompok pangan rata-rata meningkat cukup
signifikan dimana ada perubahan perilaku dari pengetahuan, sikap
dan keterampilan masyarakat dalam konsumsi pangan.
Intervensi yang dilakukan pada tahun 2014 dan 2015 untuk
mendongkrak capaian Pola Pangan Harapan (PPH)., sesuai dengan
Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2010 tentang kebijakan
percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis Sumber
Daya Lokal adalah kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
Pangan (P2KP) yang dilakukan di 10 Kecamatan dan 20

II - 70 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Desa/Kelurahan, disamping itu ditunjang dengan kegiatan yang


bersumber dari APBD Kabupaten Garut melalui kegiatan Penyuluhan
Sumber Pangan Alternatif dan kegiatan yang bersumber dari APBD
Provinsi melalui sosialisasi keluarga sadar gizi (KADARZI) dan
Lingkungan Bebas Rawan Pangan (LINGBASRANGAN).

Kegiatan tersebut diatas di titikberatkan pada :


a. Sosialisasi dan Promosi
b. Edukasi
c. Pemanfaatan Pekarangan
Dampak dari intervensi tersebut diatas adalah :
a. Mempertahankan pengetahuan, sikap dan keterampilan masyarakat
dalam tekhnologi olahan pangan lokal
b. Mempertahankan Intensifikasi pemanfaatan lahan pekarangan
c. Menurunnya kasus gizi buruk.

e) Status Gizi Masyarakat

Perkembangan status gizi masyarakat Kabupaten Garut sampai


dengan tahun 2015 dapat dilihat pada tebel dibawah ini:

Tabel 2.24
Status Gizi Masyarakat Kab. Garut Sampai Tahun 2015

Jumlah Balita
Tahun
Gizi Buruk + Gizi Kurang (Prevalensi
Gizi Buruk
KEP)
2015 7 orang 37 orang

Sumber: BKP Kabupaten Garut Tahun 2015

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa :


 Secara umum setiap tahun jumlah balita mengalami gizi buruk cukup
rendah di bawah batas toleransi 1,5%, begitu pula dengan jumlah
balita yang mengalami prevalensi Kurang Energi Protein(KEP).

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 71


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

 Secara makro Kabupaten Garut tidak termasuk Kabupaten Rawan


Gizi karena KEP-nya <10%.

 Batas Toleransi Balita Gizi Buruk (BGB) 5%.

 Batas Toleransi Balita Gizi Kurang (BGK) 10%.

f) Keamanan Pangan

Kondisi Keamanan pangan di Kabupaten Garut relatif aman, dilihat


dari Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan
khususnya produk hortikultura.

Tabel 2.25
Pengujian Keamanan Pangan Produk Hortikultura Dari Residu Pestisida dan
Bakteri Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut Tahun 2015

Uji Laboratorium Sertifikat Prima 3


Tahun Nama Produk ∑ Sampel ∑ Sampel
∑ % Sampel ∑ % Sampel
Aman Aman
Sampel Aman Sampel Aman
(Bh) (Bh)
2012 Sayuran - - - 2 2 100%

Buah-Buahan - - - 4 4 100%

Jumlah - - - 6 6 100%

2013 Sayuran 10 10 100% 2 2 100%

Buah-Buahan - - - 1 1 100%

Jumlah `10 10 100% 3 3 100%

2014 Sayuran 17 17 100% 2 2 100%

Buah-Buahan 3 3 100% - - -

Jumlah 20 20 100% 2 2 100%

2015 Sayuran 4 4 100% - - -

Buah-Buahan 6 6 100% 4 4 100%

Jumlah 10 10 100% 4 4 100%

Jumlah Total 40 40 100% 15 15 100%

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Tahun 2015

II - 72 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Dari tabel tersebut terlihat bahwa hasil pengujian laboratorium


terhadap beberapa sampel uji pada sayuran dan buah-buahan di
ketahui bahwa seluruh sampel aman. Dari tahun 2012 sampai 2015
sampel uji laboeatorium terus di akumulasikan. Untuk sertifikasi
prima 3 ada kenaikan sebesar 100% dari tahun 2014 sampai 2015.

21. Kearsipan

Berdasarkan data dari Bapusipda, jumlah SKPD, Kecamatan dan Desa di


Kabupaten Garut pada tahun 2015 dari sebanyak 520 SKPD, Kecamatan dan
Desa, yang telah menerapkan arsip secara baku sebanyak 275 atau 52,88%.
Capaian ini meningkat dari capaian pada tahun 2014 yang berjumlah 269 SKPD,
Kecamatan dan Desa. Program / kegiatan yang menunjang keberhasilan
pencapaian kinerja adalah Program pemeliharaan dan pelestarian dokumen/arsip
daerah melalui Kegiatan pendataan dan penataan dokumen/arsip daerah.

22. Komunikasi dan Informatika


Tingkat Implementasi pelayanan publik teknologi informasi pada tahun 2015
mencapai 100% dari target tahun 2015, pencapaian ini sama dengan tahun 2014,
pelayanan publik melalui teknologi (E-Government) merupakan suatu mekanisme
interaksi modern antara pemerintah dengan masyarakat dan kalangan lain yang
berkepentingan (stakeholder) yang melibatkan penggunaan teknologi informasi
(terutama internet) dengan tujuan memperbaiki mutu (kualitas) pelayanan.

Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain


tersediannya website resmi Pemerintah Kabupaten Garut (garutkab.go.id) sebagai
media pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi yang secara
lengkap menyampaikan berbagai informasi mengenai penyelenggaraan
pemerintah, kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, infrastruktur, potensi
daerah, sistem informasi manajemen (hukum, kepegawaian, perijinan, pariwisata,
kecamatan, informasi publik), informasi harga, rencana umum pengadaan,
rencana pembangunan daerah, transparansi pengelolaan anggaran daerah dan
lain sebagainya serta menjadi media interaksi secara elektronik dengan
stakeholder pembangunan untuk menyampaikan saran, masukan, tanggapan
dan keluhan terhadap penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Garut.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 73


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

23. Urusan Pemberdayaan Desa


Gambaran umum pemerintahan desa di Kab. Garut berdasarkan kepemilikan
gedung dan jumlah pemberdayaan masyarakat Tahun 2009-2013.

Tabel 2.26
Data Pemerintah Desa Kabupaten Garut Tahun 2009-2013

Tahun Nama 2009 2010 2011 2012 2013


Status Kepemilikan Gedung Sarana
Prasarana Pemerintahan
Kantor Pemerintah Desa 403 403 403 403 403
Jumlah Aparat Pemerintah Desa
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah/Belum Tamat SD - - - - -

Tamat SD atau Sederajat 1015 1038 1038 1038 1038

SMP dan Sederajat 1295 1328 1320 1320 1255

SMA dan Sederajat 1528 1625 1619 1612 1600

Akademi (DI, DII dan DIII) 26 27 31 33 58

Sarjana (S1) 18 26 36 41 93
Sumber : BPMPD Kabupaten Garut, Tahun 2014.

Tabel 2.27
Data Perkembangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Garut Tahun 2009-2013

Tahun Nama 2009 2010 2011 2012 2013

Jumlah Lembaga Pemberdayaan


424 424 431 442 442
Masyarakat

Kelompok Binaan LPM 42 42 42 42 42

Rata- Rata Kelompok LPM 42 42 42 42 42

Jumlah LPM Berprestasi 5 5 9 10 12

Jumlah Program Pemberdayaan


4 5 5 5 5
Masyarakat
Persentase Masyarakat Mendukung
78 79 80 83 87
Program Pemberdayaan Masyarakat

II - 74 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tahun Nama 2009 2010 2011 2012 2013

Persentase Pemberdayaan
Masyarakat yang Dikembangkan dan 78 79 80 83 87
Dipelihara Masyarakat

Sumber : BPMPD Kabupaten Garut, Tahun 2014.

24. Perpustakaan
Sampai dengan tahun 2015, Kabupaten Garut memiliki 1 buah perpustakaan
umum daerah dan 265 perpustakaan desa, jumlah buku yang tersedia di
perpustakaan umum Kabupaten Garut sebanyak 80.861 buah dengan total judul
buku sebanyak 53.618 judul.

2.1.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan

1. Pertanian
Peningkatan pendapatan usahatani per tahun terdiri dari 3 subindikator yaitu
Persentase usahatani padi, persentase usahatani palawija, dan persentase
usahatani sayuran. Persentase peningkatan usahatani padi pada tahun 2015
sebesar 5,02 %, presentase peningkatan usahatani Palawija pada tahun 2015
sebesar 5,50% dan presentase peningkatan usahatani Sayuran sebesar 5,70%.

Tabel 2.28
Aspek Pelayanan Umum

Target Capaian Kinerja Realisasi

Kondi Kondi

Bidang Urusan/ Sat si si


No Akhir Ket
Indikator uan Awal 2014 2015 2014 2015
(2013) Period
e
(2019)

ASPEK PELAYANAN UMUM

Fokus Layanan Urusan Pilihan

1. Pertanian

1.1 Produktivitas Dinas


Padi, Palawija, TPH

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 75


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target Capaian Kinerja Realisasi

Kondi Kondi

Bidang Urusan/ Sat si si


No Akhir Ket
Indikator uan Awal 2014 2015 2014 2015
(2013) Period
e
(2019)

Sayuran dan
Buah-buahan

Produktivitas Kw/ 63,92 61,30 61,61 62,85 Dinas 64,07 63,59


padi ha TPH

Produktivitas Kw/ 90,64 91,22 91,67 93,52 Dinas 90,98 94,70


Palawija ha TPH

Produktivitas Kw/ 186,82 182,59 183,51 187,2 Dinas 185,27 186,57


Sayuran ha TPH

1.2 Produksi Padi, Dinas


Palawija, TPH
Sayuran dan
Buah-buahan

Produksi padi Ton 1.070.5 846.155 858.889 911.774 Dinas 1.033.921 975,031
(Ton) 39 TPH

Produksi Ton 1.311.4 1.101.8 1.118.4 1.187.2 Dinas 1.356.169 1,266,1


palawija(Ton) 69 35 18 82 TPH 72

Produksi Ton 909.635 648.889 658.655 699.210 Dinas 806.499 846,077


sayuran (Ton) TPH

Produksi Buah- Ton 254.955 272.058 274.779 285.936 Dinas 234.289 256,522
buahan(Ton) TPH

Produksi Tangk 862.456 109.102 110.193 114.667 Dinas 244.270 398.640


tanaman hias ai TPH
(Tangkai)

Produksi Ton 97.341. 12.845 12.973 13.500 Dinas 13.388 35.136


tanaman obat 723 TPH
(Ton)

1.3 Peningkatan Dinas


nilai tambah TPH
komoditi
pertanian

Penurunan Losis % 12 12 11 10 Dinas 11,45 10,80


padi TPH

II - 76 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target Capaian Kinerja Realisasi

Kondi Kondi

Bidang Urusan/ Sat si si


No Akhir Ket
Indikator uan Awal 2014 2015 2014 2015
(2013) Period
e
(2019)

Pengembangan Klp 20 5 5 25 Dinas 36 27


kelembagaan TPH
pengolah hasil
pertanian (Kel)

Peningkatan Dinas
pendapatan TPH
usahatani:

- Usahatani padi % 13,93 5,50 5,50 27,5 Dinas 7,99 5,02


TPH

- Usahatani % 34,21 5,50 5,50 27,5 Dinas 9,54 5,50


palawija TPH

- Usahatani % 20,75 5,50 5,50 27,5 Dinas 5,60 5,70


sayuran TPH

Sumber: TPH, 2015

Produktivitas tanaman pangan pada tahun 2015 sebanyak 344,86 Kw/Ha,


mencapai 102,4% dari target tahun 2015 sebanyak 336,57 Kw/Ha. Faktor-faktor
yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain adalah meningkatnya
produktivitas lahan dan lahan tidur melalui peningkatan Indeks Pertanaman (IP)
atau intensitas tanam dan peningkatan produktivitas berbagai komoditi tanaman
pangan dan hortikultura. Hasil dari kegiatan Peningkatan Indek Pertanaman (IP)
Tanaman Pangan di Lahan Sawah menunjukkan bahwa indek pertanaman padi
meningkat dari 100 menjadi 200 25 ha, produksi padi juga meningkat sebesar
5%. Faktor lain yang berpengaruh adalah efektifnya pelaksanaan kegiatan SLPTT,
SLPHT, SRI, penerapan budidaya sesuai SOP/GAP dan SLI (Sekolah Lapang Iklim)
untuk mengatisipasi dampak fenomena iklim/perubahan cuaca yang tidak
menentu.

2. Kehutanan
Luas lahan kritis diluar kawasan hutan pada Tahun 2010, hasil dari up
dating data BP. DAS Cimanuk-Citanduy adalah seluas 32.751,35 Ha, terjadinya

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 77


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

laju penebangan dan pemanfaatan produksi pohon pada hutan rakyat tahun
2012 oleh masyarakat - berupa penebangan pada pohon-pohon yang telah
mencapai masak tebang (Tahun tanam 2008-2009) - mengakibatkan timbulnya
lahan kritis baru di Kab. Garut. Sebagai upaya untuk penanganan lahan kritis di
hulu DAS Cimanuk, BPDAS Cimanuk-Citanduy pada tahun 2013 melakukan
review data lahan kritis, dimana lahan kritis di Kab. Garut meningkat lagi yaitu
menjadi 29.528,56 ha (Hasil review lahan kritis wilayah BPDAS Cimanuk-
Citanduy Tahun 2013). Dinas Kehutanan Kab. Garut terus melakukan upaya
rehabilitasi lahan kritis melalui penanaman baik yang berasal dari Dana alokasi
khusus (DAK) maupun dana APBN yang dilaksanakan langsung oleh BPDAS,
bantuan Provinsi Jawa Barat dan APBD Kabupaten Garut serta upaya partisipasi
masyarakat melalui swadaya maupun CSR Perusahaan.

Pada tahun 2015, pencapaian kinerja sasaran RPJMD Kabupaten Garut


Tahun 2014-2019 yang terkait dengan Dinas Kehutanan Kab. Garut mencakup
sebanyak 1 sasaran dan 5 indikator. Dari indikator yang diukur, sebanyak 2
indikator (40%) mencapai atau melampaui target, sebanyak 0 indikator (0%) tidak
mencapai target tetapi meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, dan sebanyak
3 indikator (60%) tidak mencapai target.

Faktor pendukung keberhasilan pencapaian kinerja diantaranya :

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam kepedulian lingkungan

2. Kesadaran masyarakat atas peningkatan ekonomi melalui produksi kayu


rakyat semakin meningkat

3. Besarnya dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta


instansi-instansi yang terkait dan masyarakat setempat tentang
pentingnya kelestarian alam bagi kelangsungan hidup manusia

4. Adanya efektifitas penggunaan anggaran yang dialokasikan untuk


pencapaian target kegiatan Pengelolaan Pemanfaatan Hutan

5. dll

Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan pencapaian kinerja dan


penurunan kinerja diantaranya adalah :

1. Kurangnya kualitas SDM yang mempunyai potensi yang baik

2. Kurangnya ketersediaannya anggaran yang di butuhkan untuk


meningkatkan capaian kinerja

II - 78 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Berbagai upaya dilakukan untuk mendongkrak kinerja indikator yang tidak


mencapai target diantaranya melalui :

1. Sosialisasi dan pemberian Stimulan

2. penambahan anggaran diluar anggaran APBD Kabupaten melalui


BAPEDAS, Balai Persutraan Alam, APBD I, Swadaya dll

3. Sosialisasi dalam rangka memberikan pengarahan tentang jenis komoditi


HHBK lainnya yang masih belum berkembang atau masih belum diminati
oleh masyarakat/kelompok

Faktor-faktor yang menyebabkan efisiensi penggunaan sumber daya


diantaranya

1. Nilai pengadaan barang untuk hibah kepada masyarakat/kelompok


realisasinya lebih kecil dari rencana

2. Rehabilitasi lahan secara Swadaya

3. Memilih kelompok tani yang mempunyai pengalaman dan potensi


dibidangnya

3. Energi dan Sumberdaya Mineral


a. Pertambangan (Sumberdaya Mineral dan Air Tanah)

Dalam kegiatan pertambangan tidak terlepas dari aktivitas penambangan,


sehingga dalam pengendaliannya perlu dikeluarkan izin untuk perusahaan
yang akan melakukan kegiatan penambangan. Jumlah perusahaan
pertambangan yang mempunyai izin pertambangan yaitu Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) Operasi Produksi mineral logam pada tahun 2009
sebanyak 20 perusahaan sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 15
perusahaan. Sementara itu pada tahun 2010 jumlah perusahaan
pertambangan yang memiliki IUP Operasi Produksi mineral non logam
sebanyak 25 Perusahaan jumlah tersebut menurun dibandingkan dengan
tahun 2009 sebanyak 38 perusahaan. Pada tahun 2009 jumlah
perusahaan pertambangan yang memiliki IUP Eksploitasi mineral logam
sebanyak 8 perusahaan sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 9
perusahaan.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 79


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Energi dan Ketenagalistrikan


Kabupaten Garut memiliki potensi Sumber Daya Alam yang cukup besar
dan bervariasi, yaitu sumber daya air, energi, dan sumber daya mineral.
Sumber daya energi yang tersedia berupa potensi energi baru terbarukan
seperti panas bumi (geothermal), mikrohidro, surya, gelombang, dan angin.

4. Pariwisata
Pencapaian jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2015 sebanyak
2.448.967 orang atau meningkat 1,25% dari tahun 2014 sebanyak 2.418.702
orang. Apabila dibandingkan target jumlah kunjungan wisatawan pada tahun
2015 sebanyak 2,3 juta orang, maka pencapaian jumlah kunjungan wisatawan
pada tahun 2015 mencapai sebesar 106,48% dari target.

Pencapaian sasaran peningkatan jumlah kunjungan wisatawan tersebut,


tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan diantaranya
pengembangan destinasi wisata melalui pembangunan,
pemeliharaan/perbaikan/renovasi Objek Daya Tarik Wisata (ODTW).

5. Perdagangan
Perkembangan usaha ekspor ditandai dengan keragaman komoditas dan nilai
ekspor. Jenis komoditas yang diekspor terdiri dari teh hitam, teh hijau, karet, bulu
mata palsu, minyak akar wangi, jaket kulit, kulit tersamak, kerajinan dari
akarwangi, vanili dan kain sutera dengan negara tujuan ekspor yaitu: USA,
Inggris, Belanda, Rusia, Mesir, Jepang, Singapura, Irak, Iran, Srilanka, India,
Korea, Kanada, Jerman Taiwan, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Perkembangan
dalam bidang perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Dalam upaya menumbuhkembangkan aktivitas perdagangan, pemerintah


Kabupaten Garut telah melakukan berbagai upaya baik yang bersifat
regulatif maupun penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana
perdagangan. Dari aspek regulatif, Kabupaten Garut pada tahun 2015 telah
menerbitkan Surat Izin Usaha Perdagangan sebanyak 1.680 buah.
Demikian pula telah diterbitkan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sebanyak
1.498 buah.

b) Kegiatan perdagangan di Kabupaten Garut ditopang oleh Sarana


Perdagangan berupa :
- 15 buah pasar Tradisional Kabupaten dan 56 Pasar Desa;

II - 80 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

- Sub Terminal Agribisnis (STA) yang berada di Kec. Bayongbong;


- Gudang Sortasi Sayuran di Kecamatan Cikajang dan Gudang Kacang
di Kecamatan Mekarmukti;
- Silo Gudang di Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi;
- Garut Trade Centre (GTC) Kecamatan Bl. Limbangan;
- Toko Modern :
- Supermarket 4 buah
- Minimarket 135 buah
- Pasar Buah 1 (satu) buah di kampung Warung Peuteuy desa Sukaraja
kecamatan Banyuresmi;
- Pusat Perbelanjaan sebanyak 1 (satu) Ruko Intan Bisnis Centre (IBC)
Kecamatan Garut Kota.

Pasar Tradisional yang menjadi kewenangan pembinaan Dinas


Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Garut terdapat 15
Pasar dan dilapangan tugas Kepala Dinas dibantu oleh UPTD yang tersebar di 12
UPTD. Kontribusi Pasar terhadap Pendapatan Asli Daerah selama tahun 2009-
2015 mengalami peningkatan 48,77% dari sebesar Rp.1.235.266.245,00 pada
tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 1.837.716.083,00 pada tahun 2015.

6. Perindustrian
Peranan sektor industri yang merupakan sektor andalan di Jawa Barat,
secara umum selama periode 2009-2015 memiliki pertumbuhan yang relatif stabil
walaupun kontribusinya terhadap PDRB kabupaten Garut masih relatif rendah.
Kondisi tersebut sejalan dengan pertumbuhan positif jumlah unit usaha industri
sebesar 8,63% dari sebanyak 12.602 unit pada tahun 2009 menjadi sebanyak
13.689 unit pada tahun 2015, dengan komposisi terbanyak pada industri agro
dan hasil hutan, yaitu pada tahun 2015 mencapai 9.796 unit. Hal ini
menunjukkan adanya kesesuaian dengan arah kebijakan pembangunan industri
di Kabupaten Garut yang diarahkan untuk pengembangan agroindustri, yaitu
mengolah potensi sumberdaya alam yang dimiliki khususnya sektor pertanian
dan kehutanan.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 81


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.29
Perananan Sektor Industri di Kabupaten Garut

TAHUN
Perkembangan
NO URAIAN Ket
2014 -2015
2014 2015

1. INDUSTRI AGRO DAN HASIL HUTAN

- Unit Usaha 9.707 9.796 Unit 0,91%

- Tenaga Kerja 41.515 42.039 Orang 1,25%

- Investasi 18.443.561 18.814.761 Juta 1,97%

- Nilai Produksi 568.878.290 600.138.790 Juta 5,21%

2. INDUSTRI TEKSTIL, KULIT DAN ANEKA

- Unit Usaha 1.399 1.405 Unit 0,43%

- Tenaga Kerja 10.743 10.779 Orang 0,33%

- Investasi 17.436.063 17.556.063 Juta 0,68%

- Nilai Produksi 207.300.851 207.900.851 Juta 0,29%

3. INDUSTRI LOGAM DAN BAHAN BANGUNAN

- Unit Usaha 1.943 1.952 Unit 0,46%

- Tenaga Kerja 9.162 9.203 Orang 0,45%

- Investasi 7.879.596 7.906.596 Juta 0,34%

- Nilai Produksi 115.538.500 116.638.500 Juta 0,94%

4. INDUSTRI KIMIA

- Unit Usaha 536 536 Unit 0,00%

- Tenaga Kerja 2.710 2.710 Orang 0,00%

- Investasi 42.795.585 42.795.585 Juta 0,00%

- Nilai Produksi 92.948.228 92.948.228 Juta 0,00%

JUMLAH TOTAL

- Unit Usaha 13.585 13.689 Unit 0,76%

- Tenaga Kerja 64.130 64.731 Orang 0,93%

- Investasi 86.554.805 87.073.005 Juta 0,60%

- Nilai Produksi 984.665.869 1.017.626.369 Juta 3,24%

Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kab. Garut,


2015

II - 82 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Terkait dengan investasi industri secara umum dibandingkan tahun 2014,


pada tahun 2015 juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 0,60%, dengan nilai
produksi meningkat 3,24%. Kondisi tersebut menunjukkan adanya peningkatan
kapasitas produksi dan kualitas produk. Total jumlah tenaga kerja yang terserap
dari sektor industri adalah sebanyak 64.731 orang, angka ini mengalami
pertumbuhan sebesar 0,93% dibandingkan tahun 2014. Langkah-langkah yang
telah dilakukan untuk meningkatkan nilai produksi antara lain pembinaan dalam
pengemasan produk, pembinaan GMP (Good Manufacturing Practise), dll.

2.1.4 Aspek Daya Saing Daerah


Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan
dengan tetap terbuka pada persaingan dengan daerah lain, gambaran umum
kondisi daerah terkait aspek daya saing daerah dapat dilihat dari kemampuan
ekonomi daerah, fasilitas wilayah/infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber
daya manusia.

2.1.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah

Secara keseluruhan pencapaian kinerja PDRB Kabupaten Garut pada tahun


2015 yang diukur atas dasar harga berlaku diperkirakan mengalami peningkatan
sebesar Rp. 3,36 trilyun atau 9,06% dari Rp. 37,09 trilyun pada tahun 2014
menjadi Rp. 40,45 trilyun pada tahun 2015 (angka sangat sementara). Keadaan
ini menggambarkan perkembangan yang cukup signifikan dari nilai produk
barang yang dihasilkan di Kabupaten Garut. Kendati demikian, perkembangan
tersebut belum dapat dijadikan sebagai indikator dari peningkatan volume produk
barang atau jasa di wilayah Garut, karena pada PDRB yang dihitung atas dasar
harga berlaku masih terkandung inflasi yang sangat mempengaruhi harga
barang/jasa secara umum.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 83


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.30
PDRB ADHB Garut Seri 2010 Tahun 2010-2015 (Juta Rupiah)

Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


(7)
Pertanian,
Kehutanan, 10.274.621,5 11.139.939,5 11.781.702,6 13.118.170,8 14.504.538,1 15.523.395,0
A
dan 3 5 5 6 6 8
Perikanan
Pertambangan
B dan 924.494,43 980.076,95 882.684,89 917.632,68 930.398,04 1.006.062,06
Penggalian
Industri
C 1.890.139,87 2.063.039,77 2.204.903,74 2.438.999,91 2.723.905,02 2.945.561,07
Pengolahan
Pengadaan
D Listrik dan 15.797,62 16.216,34 16.771,23 15.003,51 17.486,59 19.372,22
Gas
Pengadaan
Air,
Pengelolaan
E 11.784,75 12.975,74 14.271,85 15.990,05 16.908,52 18.890,85
Sampah,
Limbah dan
Daur Ulang

F Konstruksi 1.356.154,84 1.547.329,87 1.739.077,58 1.958.534,01 2.157.687,58 2.356.756,27

Perdagangan
Besar dan
Eceran;
G 5.045.739,28 5.636.722,58 6.268.097,81 7.028.266,52 7.569.557,83 8.351.709,34
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi
H dan 880.384,35 933.792,91 1.000.534,58 1.128.396,83 1.294.335,85 1.417.653,45
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
I 813.285,04 907.481,82 1.018.104,09 1.114.880,82 1.219.424,30 1.350.725,46
dan Makan
Minum
Informasi dan
J 508.230,90 574.561,37 583.577,26 637.000,66 708.271,15 848.922,08
Komunikasi
Jasa
K Keuangan dan 593.571,63 666.040,23 766.434,90 881.338,74 1.007.840,66 1.118.085,68
Asuransi

L Real Estat 386.664,77 441.614,78 491.543,59 553.676,44 607.887,45 663.639,15

Jasa
M,N 126.707,31 135.706,13 147.160,64 161.894,95 176.781,83 191.957,04
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan
O , Pertahanan 981.613,56 1.118.827,90 1.266.682,31 1.286.500,24 1.399.802,77 1.595.804,07
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
P 815.008,56 979.424,58 1.152.410,16 1.303.486,09 1.518.429,05 1.692.224,04
Pendidikan

II - 84 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


(7)
Jasa
Kesehatan
Q 158.375,85 177.192,57 189.541,28 196.419,91 214.854,94 237.557,80
dan Kegiatan
Sosial
R,S,T,
Jasa lainnyal 682.647,61 777.489,54 840.972,26 931.318,31 1.017.077,94 1.106.979,37
U

Produk Domestik 25.465.221,9 28.108.432,6 30.364.470,8 33.687.510,5 37.085.187,6 40.445.295,0


Regional Bruto 1 4 3 2 7 3

Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, Tahun 2016

Untuk menganalisis perkembangan dari volume produk barang/jasa


umumnya digunakan PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan. PDRB yang
dihitung atas dasar harga konstan Tahun 2010 di Kabupaten Garut pada tahun
2015 meningkat Rp. 1,28 trilyun atau 4,19% dari sebesar Rp. 30,54 trilyun pada
tahun 2014 menjadi Rp. 31,82 trilyun pada tahun 2015 (angka sangat sementara).
Kondisi tersebut merupakan indikasi quantum (volume) produk barang/jasa
secara umum mengalami peningkatan atau perekonomian Kabupaten Garut
secara makro berkembang positif.

Tabel 2.31
PDRB ADHK Garut Seri 2010 Tahun 2010-2015 (Juta Rupiah)

Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian,
Kehutanan, 10.274.621,5 10.456.643,7 10.614.052,1 10.957.009,4 11.161.548,2 11.341.249,1
A
dan 3 5 8 1 4 7
Perikanan
Pertambangan
B dan 924.494,43 909.012,98 791.288,95 843.340,70 853.577,97 866.040,21
Penggalian
Industri
C 1.890.139,87 1.961.916,32 2.028.467,77 2.157.364,29 2.294.637,75 2.376.556,31
Pengolahan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 85


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pengadaan
D Listrik dan 15.797,62 16.637,26 17.139,71 18.050,68 18.918,92 19.168,65
Gas
Pengadaan
Air,
Pengelolaan
E 11.784,75 12.581,92 13.433,02 14.143,63 14.852,22 15.970,60
Sampah,
Limbah dan
Daur Ulang
F Konstruksi 1.356.154,84 1.492.985,20 1.620.784,74 1.741.046,97 1.843.072,32 1.942.598,22
Perdagangan
Besar dan
Eceran;
G 5.045.739,28 5.433.189,81 5.825.293,52 6.146.664,91 6.524.503,25 6.892.485,23
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi
H dan 880.384,35 925.581,94 967.024,17 1.007.361,09 1.088.865,30 1.177.934,48
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
I 813.285,04 870.331,95 936.638,68 979.219,27 1.029.765,08 1.092.992,65
dan Makan
Minum
Informasi dan
J 508.230,90 574.963,85 583.752,55 637.574,54 733.784,53 826.755,03
Komunikasi
Jasa
K Keuangan dan 593.571,63 644.344,81 690.227,87 753.151,02 815.703,55 863.911,63
Asuransi
L Real Estat 386.664,77 426.104,57 462.621,74 496.994,53 535.114,01 563.635,59
Jasa
M,N 126.707,31 132.953,98 138.684,30 147.603,17 155.150,13 164.210,90
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan
O , Pertahanan 981.613,56 973.254,69 1.071.295,54 1.039.243,02 1.047.869,58 1.081.087,05
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
P 815.008,56 958.285,52 1.056.808,44 1.148.221,46 1.288.697,48 1.382.643,53
Pendidikan
Jasa
Kesehatan
Q 158.375,85 166.738,10 176.722,45 182.655,92 194.673,45 206.451,19
dan Kegiatan
Sosial

II - 86 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
R,S,T,
Jasa lainnya 682.647,61 771.323,16 821.105,31 868.837,17 940.510,50 1.008.603,46
U
Produk Domestik 25.465.221,9 26.726.849,8 27.815.340,9 29.138.481,7 30.541.244,3 31.822.293,9
Regional Bruto 1 2 2 7 0 2

Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, Tahun 2016

Sampai dengan tahun 2015, kategori pertanian masih menjadi kategori


unggulan (prime mover) dalam menggerakkan perekonomian daerah. Kategori ini
memberikan sumbangan nilai tambah yang dihitung atas dasar harga berlaku
sebesar Rp. 15,52 trilyun, dengan share 38,38% terhadap perekonomian.
Sedangkan sumbangan nilai tambah pertanian terhadap PDRB yang dihitung atas
dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp. 11,34 trilyun. Tingginya peranan
kategori pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Garut tidak lepas dari
beberapa keunggulan komparatif (comparative advantages), seperti kondisi tanah
yang relatif lebih subur dan cocok untuk beragam komoditi pertanian dan jumlah
penduduk yang besar yang berimplikasi pada sistem pertanian yang tampak
sangat beragam dan hampir sebagian besar komoditi produk pertanian sangat
dominan kontribusinya, seperti berbagai palawija, sayur-sayuran dan juga padi.
Kontribusi kategori pertanian banyak disumbang oleh subkategori tanaman
bahan makanan (Tabama), diikuti oleh subkategori perkebunan, peternakan,
kehutanan dan perikanan. Namun demikian, akselerasi kinerja kategori pertanian
tersebut masih belum optimal, diantaranya disebabkan hubungan antar
subsistem pertanian dan kategori lain (linkages) belum sepenuhnya menunjukkan
sinergitas pada skala lokal, regional dan nasional, hal ini tercermin dari
pengembangan agroindustri yang belum optimal baik dalam pengolahan maupun
pemasarannya. Pengembangan yang bersifat sektoral pada sistem pertanian serta
ketidaksiapan dalam menghadapi persaingan global merupakan kendala yang
masih dihadapi kategori pertanian. Potensi lain dalam kategori pertanian yaitu
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan terutama dalam pengembangan
usaha perikanan tangkap di pesisir selatan, usaha budidaya laut, bioteknologi
kelautan, serta berbagai macam jasa lingkungan kelautan. Namun kondisi dan
potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang besar ini belum diikuti dengan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 87


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

perkembangan bisnis dan usaha perikanan dan kelautan yang baik. Tingkat
investasi sarana dan prasarana pendukung bisnis kelautan serta produksi
sumber daya perikanan dan kelautan masih jauh dari potensi yang ada. Di lain
pihak, lemahnya kondisi pembudidaya dan nelayan sebagai produsen
menyebabkan kurang berkembangnya kegiatan dan pengelolaan industri
pengolahan hasil perikanan dan kelautan. Dari sisi penciptaan nilai tambah,
kecepatan sektor pertanian dalam menciptakan nilai tambah sangatlah lambat
apabila diperbandingkan dengan sektor lainnya terutama industri manufaktur,
sehingga tidaklah mengherankan jika wilayah yang didominasi oleh sektor
pertanian cenderung pertumbuhan ekonominya sangat lamban. Pada sisi lain,
seiring peningkatan jumlah penduduk tentu saja berimplikasi pada peningkatan
kebutuhan lahan untuk pemukiman, sehingga luas lahan pertanian memiliki
cenderung terus mengalami penurunan. Apabila dipahami secara lebih luas
kondisi tersebut telah memberikan suatu sinyal positif terhadap hasil
pembangunan karena salah satu indikator kemajuan negara berkembang adalah
terjadinya pergeseran dari struktur ekonomi berbasis pertanian ke sektor lainnya.
Disamping pertanian, kategori yang memiliki kontribusi cukup dominan pada
tahun 2015 adalah kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor. Kategori ini mampu menciptakan nilai tambah atas dasar harga
berlaku sebesar Rp. 8,35 trilyun dengan share 20,65%, atau mengalami
peningkatan 10,33% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 7,57 trilyun.
Kondisi tersebut merupakan indikasi dari peningkatan volume barang /jasa yang
diperdagangkan di wilayah Kabupaten Garut. Tingkat konsumsi masyarakat
(propensity to consume) yang relatif tinggi membuat kategori ini berkembang
cukup baik. Kendala umum yang dihadapi untuk dapat mengembangkan potensi
tersebut adalah sulitnya menumbuhkan minat para investor baik lokal maupun
internasional untuk menanamkan investasi di Kabupaten Garut yang
infrastrukturnya terlihat masih sangat minim dan dari sisi pendanaan, kategori
perdagangan memerlukan dana yang relatif lebih besar karena cenderung lebih
bersifat padat modal dibandingkan dengan kategori pertanian yang cenderung
padat karya.
Peranan kategori industri yang merupakan kategori andalan di Jawa Barat,
secara umum peranannya masih relatif rendah dan sharenya terhadap total PDRB
justru mengalami penurunan di tahun 2015 sebesar 0,06%. Namun demikian,
kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembentukan nilai tambah dari kategori

II - 88 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

industri pengolahan masih dianggap stabil dalam mendorong struktur ekonomi di


Kabupaten Garut. Walaupun Kabupaten Garut memiliki keunggulan komparatif
di sektor pertanian, namun kelemahan yang mendasar adalah masih rendahnya
kegiatan industri yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian, sehingga
perdagangan antar wilayah yang dilakukan lebih dominan berupa bahan-bahan
mentah hasil pertanian. Untuk itu roda perekonomian Kabupaten Garut
dipandang dapat bergerak lebih cepat apabila dikembangkan industri yang dapat
mengolah hasil-hasil pertanian, yang merupakan keunggulan wilayah yang dapat
memperpanjang rantai agribisnis, sehingga produksi Kabupaten Garut dapat
berupa barang-barang industri hasil pertanian.
Kontribusi kategori lainnya yang cukup tinggi adalah konstruksi, yang
mengalami peningkatan 0,5% dari 5,33% pada tahun 2010 menjadi 5,83% pada
tahun 2015. Kemudian diikuti dengan kategori jasa pendidikan dengan share
sebesar 4,18%, serta kategori Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan
Jaminan Sosial Wajib sebesar 3,95%.

Tabel 2.32
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Garut ADHB
Menurut Kategori 2010-2015

Lapangan Usaha/Industry 2010 2011 2012 2013 2014 2015***)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Primer 43,98 43,12 41,71 41,66 41,62 40,87

Pertanian, Kehutanan,
A 40,35 39,63 38,8 38,94 39,11 38,38
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 3,63 3,49 2,91 2,72 2,51 2,49
Penggalian

Sekunder 12,86 12,95 13,1 13,14 13,26 13,21

C Industri Pengolahan 7,42 7,34 7,26 7,24 7,34 7,28

Pengadaan Listrik dan


D 0,06 0,06 0,06 0,04 0,05 0,05
Gas
Pengadaan Air,
E Pengelolaan Sampah, 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05
Limbah dan Daur Ulang

F Konstruksi 5,33 5,5 5,73 5,81 5,82 5,83

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 89


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Lapangan Usaha/Industry 2010 2011 2012 2013 2014 2015***)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tersier 43,16 43,92 45,19 45,18 45,12 45,93

Perdagangan Besar dan


G Eceran; Reparasi Mobil 19,81 20,05 20,64 20,86 20,41 20,65
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
H 3,46 3,32 3,3 3,35 3,49 3,51
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi
I 3,19 3,23 3,35 3,31 3,29 3,34
dan Makan Minum
Informasi dan
J 2 2,04 1,92 1,89 1,91 2,1
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 2,33 2,37 2,52 2,62 2,72 2,76
Asuransi

L Real Estat 1,52 1,57 1,62 1,64 1,64 1,64

M,N Jasa Perusahaan 0,5 0,48 0,48 0,48 0,48 0,47

Administrasi
Pemerintahan,
O 3,85 3,98 4,17 3,82 3,77 3,95
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib

P Jasa Pendidikan 3,2 3,48 3,8 3,87 4,09 4,18

Jasa Kesehatan dan


Q 0,62 0,63 0,62 0,58 0,58 0,59
Kegiatan Sosial

R,S,T,U Jasa lainnya 2,68 2,77 2,77 2,76 2,74 2,74

Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100 100

Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, Tahun 2016

Apabila sektor-sektor perekonomian dikelompokkan menjadi tiga kelompok


(primer, sekunder dan tersier), maka akan terlihat adanya fenomena umum, yakni
pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Garut selama periode 2010-2015 dari
primer ke arah sekunder dan tersier yang menggambarkan semakin modernnya
perekonomian di Kabupaten Garut. Kondisi tersebut sejalan dengan teori ekonomi
makro, yang diungkapkan oleh A.G.B. Fisher, dimana semakin tinggi pendapatan
perkapita penduduk di suatu wilayah, maka perekonomian akan bergeser dari
primer ke sekunder. Dalam kurun waktu 2010-2015, sektor primer mengalami
rata-rata penurunan sebesar 0,62%. Sedangkan sektor sekunder tidak mengalami

II - 90 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

perubahan yang signifikan dengan hanya memberikan kontribusi 13,21% dari


total PDRB. Kategori yang memberikan kontribusi terbesar di sektor sekunder
adalah kategori industri pengolahan sebesar 7,28% dan kategori konstruksi
sebesar 5,83%. Sejalan dengan pergeseran struktur perekonomian, sektor tersier
memberikan kontribusi tertinggi terhadap perekonomian di Kabupaten Garut,
yakni sebesar 45,93% (angka sangat sementara), sumbangan terbesar dari
kategori perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda motor sebesar
20,65%.

3,95 0,59
2,74
0,47 4,18
1,64
2,76
2,1
3,34 38,38
3,51

20,65

7,28
5,83 2,49
0,05 0,05

Gambar 2.24. Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Garut ADHB


menurut Kategori Tahun 2015***) (Persen)

2.1.4.2 Infrastruktur Wilayah


a. Ketaatan Terhadap RTRW
RTRW sebagai salah satu rencana tata ruang yang merupakan salah satu
bagian penting dari kegiatan penataan ruang yang berisi rencana struktur dan
pola ruang, serta penetapan kawasan strategis yang perwujudannya dilakukan
melalui pelaksanaan indikasi program. RTRW juga memuat rumusan kebijakan
dan strategi pengembangan, serta koordinasi antar instansi terkait dalam proses
perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian ruang.
Arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional dan
provinsi ke dalam struktur wilayah Daerah dan pola pemanfaatan ruang Daerah
yang menjadi pedoman bagi pengembangan dan pemanfaatan ruang Daerah.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 91


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RTRW berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun rencana struktur dan pola
ruang wilayah Daerah serta dalam menetapkan kawasan strategis.

b. Infrastruktur Transportasi
Infrastruktur wilayah meliputi beberapa aspek yaitu infrastruktur
transportasi, sumber daya air dan irigasi, listrik dan energi, serta sarana dan
prasarana permukiman. Kebutuhan akan infrastruktur wilayah tidak terlepas
dari fungsi dan peranannya terhadap pengembangan wilayah, yaitu sebagai
pengarah dan pembentuk struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah,
pemacu pertumbuhan wilayah, serta pengikat wilayah dalam menunjang aspek-
aspek pembangunan lainnya di Kabupaten Garut.
Tingkat kemantapan jalan kabupaten yang diukur dari banyaknya jalan
kabupaten dalam kondisi baik dan sedang mengalami peningkatan 12,78% dari
sepanjang 519,49 km (62,68%) pada tahun 2011 menjadi sepanjang 585,88 km
(70,69%) pada tahun 2015.
Apabila dibandingkan dengan target tingkat kemantapan jalan kabupaten
pada tahun 2015 sebesar 69,66%, maka pencapaian tingkat kemantapan jalan
kabupaten pada tahun 2015 mencapai sebesar 101,48% dari target. Apabila
dibandingkan dengan tingkat kemantapan jalan pada tahun 2014 sebesar
65,16%, maka pertumbuhan pada tahun 2015 sebesar 8,49%.
Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Perhubungan yang telah
mendapat revisi dengan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2011, dengan hasil
jumlah kendaraan yang diuji mengalami kenaikan sebesar 20,9% dari sebanyak
12.737 unit pada tahun 2011 menjadi 15.405 unit pada tahun 2015.
Perkembangan indikator perhubungan lainnya yaitu ijin trayek mobil
penumpang umum (MPU) menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkutan
lokal (Angkutan Kota, Angkutan Perkotaan maupun Angkutan Perdesaan)
sebanyak 66 unit atau sebesar 3,37% dari jumlah ijin trayek sebanyak 1.957 unit
pada tahun 2009 menjadi 2.023 unit pada tahun 2015. Sementara itu, jumlah
pelayanan Terminal dan Sub Terminal sebagai salah satu penunjang sarana
mobilisasi relatif tidak mengalami perubahan meliputi jumlah terminal bus
sebanyak 2 unit, terminal non bus sebanyak 2 unit, sub terminal bus sebanyak 5
unit dan sub terminal non bus sebanyak 10 unit.

II - 92 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

c. Sumberdaya Air dan Irigasi


Kondisi jaringan irigasi desa yang merupakan jaringan irigasi yang dibangun
dan dikelola oleh masyarakat desa atau pemerintah desa dengan jumlah
bangunan bendung desa 1.202 buah, bangunan air pelengkap 1.020 buah dan
panjang saluran irigasi desa 1.758 Km, dengan tingkat kemantapan jaringan
irigasi teknis kabupaten pada angka 57,95%, tingkat kemantapan jaringan irigasi
desa tahun 2015 sebesar 61,90%.

Tingkat kemantapan sub DAS pada kawasan konservasi dan pengembangan


sumberdaya air sebesar 46,47% pada tahun 2015, Tingkat kemantapan Embung
pada kawasan konservasi dan pengembangan sumberdaya air sebesar 19,10%,
Tingkat kemantapan situ dan bangunan penampung air lainnya pada kawasan
konservasi dan pengembangan sumberdaya air 31,26%, Tingkat kemantapan
saluran drainase perkotaan pada kawasan konservasi dan pengembangan
sumberdaya air sebesar 55,71% pada tahun 2015.

d. Perumahan dan Listrik


Penggunaan Listrik dapat meningkatkan perekonomian serta memajukan
kesejahteraan masyarakat. Gambaran umum kondisi fasilitas listrik di Kabupaten
Garut selama tahun 2009-2015 dilihat dari persentase jumlah rumah tangga yang
mengunakan listrik berdasarkan data BPS Kabupaten Garut mengalami
peningkatan dari sebanyak 54,78% dari seluruh rumah tangga pada tahun 2009
menjadi sebanyak 64,62% dari seluruh rumah tangga pada tahun 2015.

2.1.4.3 Iklim Berinvestasi


Peningkatan realisasi investasi pada tahun 2015 sebesar 12,86% melebihi
target pertumbuhan realisasi investasi dalam RPJMD yaitu sebesar 5,84%.
Realisasi Investasi Tahun 2015 sebesar Rp. 944.701.782.107 bertumbuh sebesar
Rp. 107.681.779.224 dari tahun 2014 yang berada pada angka Rp.
837.020.002.883.
Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran RPJMD di tahun 2015 dapat
dilihat dari pengukuran kinerja terhadap 2 sasaran dan 3 indikator kinerja yang
ditetapkan dalam Kebijakan Umum dan Program Pembangunan RPJMD Tahun
2014-2019. Dari 3 indikator yang diukur seluruhnya telah mencapai target
bahkan melebihi target yang ditetapkan.
Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, terdapat 2
indikator yang mengalami penurunan. Minat investasi daerah mengalami

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 93


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

penurunan disebabkan oleh berkurangnya titik koordinat untuk lokasi kegiatan


ketenagalistrikan dengan bidang usaha Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro
(PLTMH). Tahun 2014 PLTMH menjadi menjadi kontributor terbesar terhadap
total minat investasi Kabupaten Garut dengan mencatatkan nilai sebesar
Rp.811.111.465.685 atau 68,44% dari total minat investasi tahun 2014. Akan
tetapi tahun 2015 hanya mencatatkan nilai sebesar Rp.449.052.707.000 atau
34,16% dari total minat investasi tahun 2015.
Sementara itu, realisasi investasi daerah mengalami penurunan disebabkan
oleh menurunnya realisasi investasi sub sektor tanaman pangan dan perkebunan
untuk bidang usaha perkebunan teh dan karet serta sub sektor ketenagalistrikan
untuk bidang usaha Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hydro/PLTMH.
Penurunan realisasi investasi sub sektor tanaman pangan dan perkebunan
diakibatkan oleh kondisi keuangan perusahaan yang belum menunjukan
perbaikan. Bidang usaha perkebunan teh terus mengalami perununan hasil
produksi teh disamping kalah bersaing dengan hasil produksi dari negara lain
sehingga menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan. Sementara itu untuk
bidang usaha karet, penurunan harga minyak dunia turut andil dalam
menurunkan realisasi investasi bidang usaha tersebut. Minyak bumi sebagai
bahan baku utama karet sintetis telah menyebabkan melimpahnya pasokan karet
sintetis dengan harga sangat murah sehingga produksi karet lokal tidak terserap
dan telah menyebabkan kerugian sangat besar terhadap perusahaan.
Selanjutnya, penurunan realisasi investasi untuk bidang usaha PLTMH
tidak terlepas dari kondisi ekonomi global dan dan nasional yang belum
menunjukan tanda-tanda perbaikan ditambah besarnya tingkat suku bunga bank
di indonesia. Kondisi ini, cukup menyulitkan para investor PLTMH dalam
mendanai proyeknya. Sebagai mana diketahui, bahwa investasi disektor tersebut
membutuhkan biaya yang sangat besar dengan biaya minimal per 1 Mwe sebesar
Rp.15 milyar. Untuk merealisasikan investasinya sebagian besar perusahaan
menggunakan dana pinjaman perbankan dan dana dari investor asing.

2.1.4.4 Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal dasar
pembangunan, oleh karenanya pembangunan SDM harus benar-benar diarahkan
dan ditingkatkan agar dapat memberikan kontribusi positif terhadap

II - 94 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

pembangunan, baik sumber daya manusia sebagai subjek maupun objek dalam
pembangunan.
Salah satu aspek daya saing daerah yang sangat penting yang berkaitan
dengan sumber daya manusia dapat dilihat diantaranya dari persentase tingkat
pendidikan tertinggi penduduk yang lulus Perguruan Tinggi dimana pada tahun
2015 (data estimasi dari BPS) mencapai 5% sedikit lebih baik dibandingkan tahun
2009 sebesar 4,15%.

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD

Evaluasi terhadap hasil pelaksanaan rencana pembangunan pada


prinsipnya dilakukan untuk mengukur capaian target kinerja dan daya serap
anggaran. Evaluasi hasil RKPD dilakukan berdasarkan hasil evaluasi Renja
SKPD dengan format sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 27 Tahun
2014. Untuk mengetahui hasil pelaksanaan RKPD, maka hasil evaluasi Renja
SKPD yang disampaikan oleh SKPD dianalisis dan diolah. Gambaran yang
diinformasikan dalam laporan evaluasi hasil ini adalah pagu dan realisasi
RKPD Triwulan IV Tahun 2015, serta rata-rata capaian RKPD pada Semester II
Tahun 2015.

Konsistensi RKPD dan APBD akan berdampak pada jumlah realisasi


anggaran. Program/kegiatan yang tidak tercantum dalam RKPD tidak menjadi
capaian RKPD. Oleh karena itu, apabila masih ada in-konsistensi
program/kegiatan antara perencanaan dan penganggaran, maka realisasi
anggaran dokumen rencana akan menjadi tidak sama dengan jumlah realisasi
dokumen anggaran.

Sebagai tahun pertama pelaksanaan RPJMD Kabupaten Garut Tahun


2014-2019, dari sebanyak 277 Program RPJMD Tahun 2014-2019, yang
direncanakan pada RKPD Tahun 2015 sebanyak 233 program atau mencapai
84,12%. Evaluasi terhadap dokumen pelaksanaan RKPD atau dokumen APBD
terhadap dokumen RKPD Tahun 2015 dilakukan dengan menggunakan 5
kriteria, yaitu :

1. Konsistensi Jumlah Program RKPD dan APBD.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 95


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2015, memuat sebanyak 389 buah


program dan 2.173 buah kegiatan indikatif yang dilaksanakan oleh 35 Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2015,
tingkat kesesuaian pelaksanaan program RKPD Kabupaten Garut Tahun 2015
pada APBD Kabupaten Garut Tahun 2015 menunjukkan bahwa dari sebanyak
389 Program RKPD Tahun 2015, yang dilaksanakan pada APBD Tahun 2015
sebanyak 349 program atau mencapai 89,72%.

2. Konsistensi Pagu Indikatif Program RKPD dan Pagu Anggaran


APBD

Berdasarkan hasil pengolahan data program RKPD dan APBD


Kabupaten Garut Tahun 2015, selisih pagu indikatif RKPD dan pagu anggaran
APBD adalah Rp. -698.742.613.604,- atau 29,71% dengan rincian 4 SKPD
memiliki pagu indikatif RKPD yang lebih kecil dari pagu anggaran APBD
dikarenakan adanya kebutuhan akan penganggaran untuk kegiatan-kegiatan
yang bersifat insidental dan sulit terencana, sedangkan sisanya yaitu sebanyak
31 SKPD memiliki pagu indikatif yang proporsional dengan pagu anggaran
APBD (mendekati kesesuaian perencanaan penganggaran RKPD).

3. Konsistensi Kegiatan RKPD dan APBD

Berdasarkan hasil pengolahan data kegiatan RKPD dan APBD


Kabupaten Garut Tahun 2015, Selisih jumlah kegiatan RKPD dan APBD adalah
1.612 kegiatan atau 74% dengan rincian 17 SKPD yang memiliki jumlah
kegiatan RKPD yang lebih besar dari pagu anggaran APBD, sedangkan 18 SKPD
lainnya memiliki jumlah kegiatan RKPD yang lebih kecil dari pagu anggaran
APBD (sesuai dengan perencanaan kegiatan RKPD).

4. Capaian Realisasi Anggaran Program RKPD

Realisasi anggaran program RKPD merupakan akumulasi realisasi


anggaran seluruh kegiatan yang ada dalam RKPD. Hasil evaluasi ini digunakan
sebagai bahan untuk melakukan pemantauan dan supervisi untuk
memastikan bahwa target dan anggaran RKPD dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi RPJMD. Realisasi anggaran RKPD pada Triwulan IV
Tahun 2015 berdasarkan bidang urusan pemerintahan adalah 60,25%.
Realisasi RKPD sangat dipengaruhi oleh konsistensi kegiatan antara RKPD
dengan APBD. Apabila suatu kegiatan dilaksanakan berdasarkan APBD namun

II - 96 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

kegiatan tersebut tidak ada dalam RKPD, maka realisasi kegiatan tersebut tidak
mempengaruhi realisasi RKPD.

5. Capaian Kinerja Program RKPD

Tingkat capaian RKPD diperoleh dari rata-rata realisasi target


kinerja dan anggaran seluruh program. Capaian program diperoleh dari rata-
rata realisasi target kinerja dan target anggaran dari seluruh kegiatan pada
suatu program. Berdasarkan hasil pengolahan data pada lampiran matriks
RKPD Tahun 2015, capaian rata-rata RKPD Kabupaten Garut pada Triwulan
IV Tahun 2015 adalah 81,11% untuk target kinerja, dan 80,11% untuk target
anggaran.

Pelaksanaan Program RKPD pada APBD Tahun 2015

a. Urusan Pendidikan

Urusan Pendidikan terdiri dari 11 program, jumlah seluruh kegiatan


sebanyak 92 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Pendidikan,
dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 231.415.729.400,-. Realisasi pada
Tahun 2015 sebanyak 9 program, 242 kegiatan dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 150.815.167.694,- atau 65,17%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Efisiensi anggaran yang bersumber dari sisa tender dan
honorarium tim pelaksana kegiatan, 2) Adanya sebagian program kegiatan yang
bersumber dari propinsi (Banprop) masih belum optimal pelaksanaannya
karena anggaran baru turun sebagian, 3) Adanya anggaran dari propinsi
(Banprop) untuk SMP Negeri Satu Atap yang tidak jadi diluncurkan karena
peruntukkannya duplikasi dengan peruntukkan dana BOS.

b. Urusan Kesehatan

Urusan Kesehatan terdiri dari 30 program, jumlah seluruh kegiatan


sebanyak 159 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Kesehatan,
RSUD dr. Slamet, dan RSU Pameungpeuk, dengan jumlah pagu indikatif
sebesar Rp. 364.363.708.188,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 29
program, 271 kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
294.030.390.274,- atau 80,70%.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 97


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) kelengkapan administrasi pasien, yang notabene adalah
masyarakat miskin tetapi tidak memiliki jaminan kesehatan, sehingga
diharuskan menggunakan surat keterangan tidak mampu dari desa. Hal ini
yang menghambat, disisi lain pelayanan harus diutamakan tetapi masyrakat
yang tidak memiliki jaminan tetapi memang miskin susah untuk melengkapi
administrasinya, 2) Pasien yang memenuhi persyaratan klinis untuk dioperasi
tetapi terkadang tidak mau setelah dijelaskan oleh petugas penjaringan,
dikarenakan takut dengan prosedur operasi dan faktor usia yang sudah tua, 3)
Terbatasnya sarana dan prasarana kesehatan untuk pelayanan kesehatan
anak dan lansia, baik untuk pelayanan di puskesmas maupun di luar
puskesmas.

c. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, penanggung jawab


kegiatan oleh Dinas Binamarga, Dinas Tata Ruang dan Permukiman, Dinas
Sumber Daya Air dan Pertambangan, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
500.271.088.645,-. Realisasi pada Tahun 2015, sebesar Rp. 360.960.610.546,-
atau 72,15%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Penanganan yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang
di akibatkan oleh keterbatasan anggaran, 2) Kerusakan sebelum waktunya, 3)
Sarana dan prasarana penunjang penanganan jalan dan jembatan masih
kurang optimal.

d. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, penanggung jawab


kegiatan oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman, dengan jumlah pagu
indikatif sebesar Rp. 128.250.000.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar
Rp. 243.283.113.650,- atau 189,69%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Untuk kegiatan Pembangunan Sanitasi Tipe ODF (Banprop) dan
Pembangunan Sanitasi Tipe Free ODF tidak bisa dilaksanakan dikarenakan
waktu pelaksanaan tidak cukup dan adanya kendala mengenai hibah tanah, 2)

II - 98 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kegiatan Banprop bidang perumahan sebanyak 5 kegiatan tidak bisa


dilaksanakan dikarenakan lokasi kegiatan tidak ada dalam pergub.

e. Urusan Ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan


masyarakat

Urusan Ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat


terdiri dari 24 program, jumlah seluruh kegiatan sebanyak 100 kegiatan,
penanggung jawab kegiatan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dan Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
22.149.500.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 24 program, 92
kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 12.795.406.156,- atau 57,77%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di lingkungannya, 2)
Rendahnya kesadaran hukum masyarakat sehingga masih terjadi pelanggaran
terhadap rambu-rambu/peraturan yang berlaku, 3) Tingkat pemahaman dan
ketaatan masyarakat terhadap peraturan daerah dan kebijakan pemerintah
lainnya masih rendah karena kurang intensifnya sosialisasi peraturan yang
sudah ditetapkan.

f. Urusan Sosial

Urusan Sosial, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 71.971.465.000,-
. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 5.859.408.630,- atau 8,14%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Kurangnya partisipasi organisasi sosial dan relawan sosial
dalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada PMKS, 2) Masih
rendahnya motivasi sebagian penyandang masalah kesejahteraan sosial dalam
meningkatkan kemampuan dan kemauan untuk menolong dirinya sendiri.

g. Urusan Tenaga Kerja

Urusan Tenaga Kerja, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Sosial


Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
29.990.000.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 3.909.057.200,- atau
13,03%.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 99


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Adanya kesenjangan antara jumlah sasaran pelayanan dengan
kemampuan pelayanan yang diberikan.

h. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, penanggung


jawab kegiatan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 2.560.000.000,-.
Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 1.256.822.000,- atau 49,09%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Pengadaan alat dan obat kontrasepsi masih sangat minim jika
dibandingkan dengan jumlah kebutuhan yang seharusnya bagi keluarga
miskin, 2) Belum semua kelompok UPPKS mendapatkan bantuan permodalan
yang memadai, 3) Penguasaan teknologi berbasis komputer belum sepenuhnya
dikuasai oleh para petugas lapangan KB, terutama pada saat melakukan entry
data.

i. Urusan Pangan

Urusan Pangan, penanggung jawab kegiatan oleh Badan Ketahanan


Pangan dan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 21.503.200.000,-.
Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 9.900.476.995,- atau 46,04%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Belum berkembangnya cadangan pangan dan lumbung pangan
di daerah, 2) Perlunya revitalisasi sistem kerawanan pangan dan gizi (SKPG), 3)
Belum adanya peraturan yang mengatur tata niaga dan distribusi bahan kimia
berbahaya untuk komoditas pangan lokal.

j. Urusan Pertanahan

Urusan Pertanahan, penanggung jawab kegiatan oleh Sekretariat Daerah,


dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 470.000.000,-. Realisasi pada Tahun
2015 sebesar Rp. 100.000.000,- atau 21,28%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) lemahnya koordinasi antar SKPD yang membidangi urusan
pertanahan, pemerintahan umum serta otonomi daerah juga dengan instansi

II - 100 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

vertikal dalam hal penyediaan informasi yang berkaitan dengan batas daerah
baik di wilayah Kabupaten Garut maupun di luar daerah Kabupaten Garut.

k. Urusan Lingkungan Hidup

Urusan Lingkungan Hidup terdiri dari 16 program, jumlah seluruh


kegiatan sebanyak 119 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan, dengan jumlah pagu indikatif
sebesar Rp. 44.500.000.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 16
program, 208 kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 37.178.137.459,-
atau 83,55%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Peningkatan jumlah timbulan sampah tidak sebanding dengan
pertambahan jumlah sarana angkutan sampah, 2) Tingkat status mutu air DAS
Cimanuk adalah cemar berat. Kondisi tersebut terutama diakibatkan beban
pencemaran dari kegiatan domestik, pertanian, perkebunan, peternakan,
industri dan aktifitas lain yang berada di DAS Cimanuk yang air limbahnya di
buang ke sungai, 3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan.

l. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil terdiri dari 5


program, jumlah seluruh kegiatan sebanyak 34 kegiatan, penanggung jawab
kegiatan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, dengan jumlah pagu
indikatif sebesar Rp. 33.575.205.700,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 5
program, 33 kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 4.550.530.036,-
atau 13,55%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Masyarakat belum mengerti akan pentingnya Dokumen
Kependudukan, 2) Kurangnya Sosialisasi secara langsung terhadap
masyarakat, 3) Kurangnya SDM di bidang Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan.

m. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa terdiri dari 11 program,


jumlah seluruh kegiatan sebanyak 75 kegiatan, penanggung jawab kegiatan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 101


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, dengan jumlah


pagu indikatif sebesar Rp. 117.295.402.000,-. Realisasi pada Tahun 2015
sebanyak 9 program, 64 kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
11.355.192.450,- atau 9,68%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) belum meratanya kemampuan organisasi kemasyarakatan
dalam memahami tugas dan fungsinya, 2) tidak tersedianya dana stimulan
untuk mengimplementasikan hasil pelatihan, 3) kurangnya unsur transparansi
dan pelibatan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan.

n. Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, penanggung


jawab kegiatan oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan
Perempuan, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 18.546.370.219,-.
Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 10.240.635.430,- atau 55,22%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Pengadaan alat dan obat kontrasepsi masih sangat minim jika
dibandingkan dengan jumlah kebutuhan yang seharusnya bagi keluarga
miskin, 2) Belum semua kelompok UPPKS mendapatkan bantuan permodalan
yang memadai, 3) Penguasaan teknologi berbasis komputer belum sepenuhnya
dikuasai oleh para petugas lapangan KB, terutama pada saat melakukan entry
data.

o. Urusan Perhubungan

Urusan Perhubungan terdiri dari 11 program, jumlah seluruh kegiatan


sebanyak 80 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Perhubungan,
dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 13.559.400.340,-. Realisasi pada
Tahun 2015 sebanyak 13 program, 56 kegiatan dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 7.746.163.400,- atau 57,13%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Terbatasnya sumber daya aparatur yang memenuhi kualifikasi
tertentu, 2) Kurangnya pengawasan yang intensif terhadap proses kegiatan
karena padatnya kegiatan yang melibatkan unsur-unsur pegawai Dinas

II - 102 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Perhubungan, 3) Belum lengkapnya ketersediaan perlengkapan jalan dan


fasilitasi lalu lintas seperti rambu, marka, pengaman jalan, dan RPPJ, sehingga
masih belum cukup mendukung kelancaran, ketertiban, keamanan serta
pengawasan pergerakan lalu lintas.

p. Urusan Komunikasi dan Informatika

Urusan Komunikasi dan Informatika, penanggung jawab kegiatan oleh


Dinas Komunikasi dan Informatika dan Sekretariat Daerah, dengan jumlah
pagu indikatif sebesar Rp. 7.286.441.200,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar
Rp. 2.222.985.860,- atau 30,51%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Kegiatan Pemberdayaan Media Massa dengan anggaran sebesar
Rp.191.450.000,- tidak diserap karena itu merupakan Hibah yang penerima
Hibah nya adalah PT Radio Rex, 2) Belum terbitnya Calon Penerima Calon
Lokasi (CPCL), 3) Terbatasnya anggaran sehingga sarana prasarana kurang
optimal dan pelaksanaan program kegiatan kurang maksimal.

q. Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah terdiri dari 9 program,


jumlah seluruh kegiatan sebanyak 66 kegiatan, penanggung jawab kegiatan
oleh Dinas Koperasi, UMKM dan BMT, dengan jumlah pagu indikatif sebesar
Rp. 33.576.806.600,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 9 program, 38
kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 5.914.816.697,- atau 17,62%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Kurangnya SDM Aparatur, 2) Terbatasnya anggaran.

r. Urusan Penanaman Modal

Urusan Penanaman Modal terdiri dari 8 program, jumlah seluruh kegiatan


sebanyak 38 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Badan Penanaman
Modal dan Perijinan Terpadu, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
11.882.900.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 8 program, 31 kegiatan
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.462.457.242,- atau 20,72%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Perbedaan persepsi antara SKPD teknis dengan BPMPT dalam
penyelenggaraan pelayanan perizinan sarana dan prasarana kantor kurang

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 103


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

memadai untuk pelayanan public, 2) Tambahan Penghasilan PNS (TPP) pegawai


BPMPT masih relalif rendah.

s. Urusan Kepemudaan dan Olahraga

Urusan Kepemudaan dan Olahraga terdiri dari 3 program, jumlah seluruh


kegiatan sebanyak 13 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Pemuda
dan Olahraga, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 102.600.000.000,-.
Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 12 program, 98 kegiatan dengan realisasi
anggaran sebesar Rp. 11.857.157.225,- atau 11,56%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Terbitnya Surat Keputusan CPCL dari Bupati Garut sering
terlambat sehingga menghambat penyerahan hibah, 2) Penerima hibah belum
melengkapi ketentuan seperti Badan Hukum yang disyahkan oleh Kemenkum
Ham, 3) Lokasi/ Tanah untuk pembangunan belum bersertifikat, belum
dihibahkan atau bukan milik pemerintah kab/desa.

t. Urusan Statistik

Urusan Statistik, penanggung jawab kegiatan oleh Badan Perencanaan


Pembangunan Daerah, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
750.000.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 299.640.000,- atau
39,95%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan data
pembangunan yang tersusun secara sistematis dan akurat dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

u. Urusan Persandian

Urusan Persandian, penanggung jawab kegiatan oleh Sekretariat Daerah,


dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 345.500.000,-. Realisasi pada Tahun
2015 sebesar Rp. 156.479.800,- atau 45,29%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Belum optimalnya penyediaan Data dan Informasi dalam
Bentuk Program dari Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten.

II - 104 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

v. Urusan Kebudayaan

Urusan Kebudayaan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 22.665.058.400,-.
Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 6.412.106.988,- atau 28,29%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Belum optimalnya peningkatan pengembangan budaya daerah
melalui penggandaan buku budaya, pengadaan benda bergerak, pendataan
warisan dan sejarah budaya.

w. Urusan Perpustakaan

Urusan Perpustakaan, penanggung jawab kegiatan oleh Badan


Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
8.195.500.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 1.045.966.750,- atau
12,76%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat
perpustakaan, 2) Masih kurangnya sosialisasi budaya baca, 3) Masih
terbatasnya pemenuhan sarana dan prasarana perpustakaan dan kearsipan.

x. Urusan Kearsipan

Urusan Kearsipan, penanggung jawab kegiatan oleh Badan Perpustakaan


dan Kearsipan Daerah, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
4.552.500.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 1.403.235.300,- atau
30,82%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Belum adanya kesamaan profesi dan kurangnya kesadaran
terhadap pentingnya arsip di kalangan aparatur khusunya,masyarakat pada
umumnya, 2) Kurangnya SDM pengelola arsip baik kualitas maupun kuantitas
khususnya untuk jabatan fungsional.

y. Urusan Kelautan dan Perikanan

Urusan Kelautan dan Perikanan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas


Peternakan Perikanan dan Kelautan, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 105


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

276.739.221.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 7.444.397.100,-


atau 2,69%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Usaha perikanan dan budidaya pada umumnya masih dikelola
sebagai usaha tani sampingan, 2) Potensi lahan perairan sawah dalam kegiatan
instenfikasi budidaya mina padi belum dikelola secara optimal karena
terbatasnya penyediaan dan distribusi benih ikan, 3) Potensi dan pemanfaatan
lahan wilayah pesisir belum dikelola secara optimal, 4) Masih sering terjadinya
alih fungsi kepentingan penggunaan lahan sepadan pantai untuk dijadikan
bangunan dan aktifitas bisnis non perikanan tanpa memperhatikan aspek
lingkungan dan keamananan.

z. Urusan Pariwisata

Urusan Pariwisata, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Kebudayaan


dan Pariwisata, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 12.100.000.000,-.
Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 7.269.984.503,- atau 60,08%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) belum optimalnya kerjasama antara stokeholder dalam
pengembangan kepariwisataan, 2) masih kurangnya pelatihan untuk
meningkatkan SDM pelaku usaha pariwisata.

aa. Urusan Pertanian

Urusan Pertanian, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Tanaman


Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan Perikanan dan
Kelautan, serta Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
Kehutanan dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 26.522.468.000,-.
Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 89.982.947.234,- atau 339,27%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Alih fungsi lahan (sawah) dan kerusakan lingkungan yang
cenderung semakin meningkat dan sulit dikendalikan, 2) Penurunan kualitas
lahan (kesuburan tanah), akibat penggunaan pupuk kimia secara terus
menerus, 3) Penerapan teknologi panen dan pasca panen oleh petani masih
rendah dan tingkat kerusakan waktu panen masih tinggi yang lebih disebabkan
karena kurangnya sarana pendukung, 4) Penyediaan sarana produksi masih

II - 106 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

terbatas, harga sarana produksi cenderung semakin meningkat terutama


untuk pupuk dan pestisida yang tidak diikuti dengan adanya kenaikan harga
di tingkat petani.

bb. Urusan Kehutanan

Urusan Kehutanan terdiri dari 10 program, jumlah seluruh kegiatan


sebanyak 46 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Kehutanan,
dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 4.513.200.000,-. Realisasi pada
Tahun 2015 sebanyak 10 program, 51 kegiatan dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 9.349.716.911,- atau 207,16%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Inventarisasi tegakan hutan rakyat adalah kegiatan
pengumpulan data dan informasi mengenai sumber daya hutan, dilaksanakan
secara parsial dan tidak menyeluruh sehingga data dan informasi yang
diperoleh belum maksimal, 2) Perubahan Permenhut Nomor : P 70/Menhut-
II/2008 tanggal 11 Desember 2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan
dan Lahan menjadi P.9/Menhut-II/2013 tanggal 29 Januari 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan, berpengaruh pada target bibit yang harus
ditanam di setiap lokasi kegiatan, 3) Belum optimalnya pemanfaatan jasa
lingkungan baik terhadap potensi yang ada di tanah milik maupun di tanah
negara

cc. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral, penanggung jawab kegiatan


oleh Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan dengan jumlah pagu indikatif
sebesar Rp. 14.795.000.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp.
2.188.835.635,- atau 14,79%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Keterlambatan dimulainya pelaksanaan proses pelelangan
/prakontrak, 2) Kendala cuaca serta kinerja kontraktor yang kurang baik, 3)
Kurangnya pembinaan teknis, fasilitasi perencanaan, sarana dan
prasarana, program pembiayaan.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 107


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

dd. Urusan Perdagangan

Urusan Perdagangan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas


Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar dengan jumlah pagu
indikatif sebesar Rp. 10.314.619.950,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp.
4.210.849.900,- atau 40,82%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Permasalahan toko modern dan pasar rakyat/tradisional, 2)
Masih belum beroperasinya BPSK dan Unit Kemetrologian, 3) Umur Teknis
pasar sudah lebih dari 15 tahun sehingga banyak kios yang rusak dan
berpengaruh terhadap realisasi target PAD.

ee. Urusan Perindustrian

Urusan Perindustrian, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas


Perindustrian, Perdagangan dan Pengelolaan Pasar dengan jumlah pagu
indikatif sebesar Rp. 19.993.962.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp.
2.758.014.565,- atau 13,79%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Infrastruktur menuju sentra industri masih belum memadai, 2)
Mesin-mesin dasar belum mampu dimiliki masyarakat, 3) Dalam Pelaksanaan
Program Kegiatan kurangnya pegawai yang bersertifikat ahli pengadaan barang
dan jasa.

ff. Urusan Transmigrasi

Urusan Transmigrasi, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Sosial,


Tenaga Kerja, dan Transmigrasi dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
700.000.000,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 238.069.400,- atau
34,01%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam
penyelenggaraan transmigrasi, 2) masih kurangnya pelatihan-pelatihan untuk
mewujudkan warga translok yang terampil di bidang peternakan dan
pertanian.

II - 108 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

gg. Urusan Perencanaan

Urusan Perencanaan, penanggung jawab kegiatan oleh Badan


Perencanaan Pembangunan Daerah dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp.
19.677.691.865,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 10.007.833.254,-
atau 50,86%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) masih terdapat ketidakselarasan antara rencana
pembangunan, penganggaran dan pelaksanaan yang berpotensi menghambat
pencapaian tujuan pembangunan daerah, dikarenakan koordinasi lembaga
belum optimal dalam meminimalkan ketidaksesuaian (inconsistency) rencana
dengan implementasi pembangunan serta masih terbatasnya instrumen
pengendalian dan pengawasan pembangunan, 2) Masih terbatasnya
sumberdaya manusia perencana pembangunan yang memiliki kompetensi
untuk melakukan perencanaan pembangunan, penganggaran, pelaksanaan
dan pelaporan secara baik dan akuntabel, 3) Belum optimalnya hasil
pemantauan dan evaluasi dalam memberikan kontribusi sebagai acuan/ dasar
rencana pembangunan berikutnya.

hh. Urusan Keuangan

Urusan Keuangan terdiri dari 7 program, jumlah seluruh kegiatan


sebanyak 67 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dengan jumlah pagu indikatif sebesar
Rp. 32.853.454.964,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 7 program, 75
kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 33.093.592.553,- atau
100,73%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Masih ditemui data wajib pajak PBB yang masih belum jelas
identitas objek pajak dan subjek pajaknya, 2)

permasalahan dalam persertifikatan tanah dokumen riwayat tanah sulit


ditelusuri, 3) rendahnya pemahaman ditingkat UPTD Pendidikan/Sekolah
tentang tata cara mekanisme pembelian tanah sehingga dalam proses
persertifakan menjadi kendala baik itu dokumen asal usul pembelian,
dokumentasi tanah yg di beli.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 109


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ii. Urusan Kepegawaian, serta Pendidikan dan Pelatihan

Urusan Kepegawaian, serta Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari 8


program, jumlah seluruh kegiatan sebanyak 59 kegiatan, penanggung jawab
kegiatan oleh Dinas Kepegawaian dan Diklat dengan jumlah pagu indikatif
sebesar Rp. 35.177.195.419,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 9 program,
43 kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 8.505.980.596,- atau
24,18%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Belum memiliki sarana Prasarana Diklat, 2) Jumlah SDM
belum sebanding dengan pelaksanaan program/kegiatan.

jj. Urusan Pemerintahan Umum

Urusan Pemerintahan Umum, penanggung jawab kegiatan oleh


Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, dan Kecamatan dengan
jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 82.576.105.077,-. Realisasi pada Tahun
2015 sebesar Rp. 53.201.685.441,- atau 64,43%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Terjadinya perubahan yang tidak terprediksi sebelumnya dalam
pelaksanaan kegiatan Alat Kelengkapan Dewan sehingga mengakibatkan
perubahan perencanaan, pengganggaran dan pelaksanaan kegiatan, 2) Sulit
diprediksi situasi politik yang akan terjadi berkenaan dengan melekatnya peran
politik DPRD, sehingga menyebabkan terkendalanya penyelesaian secara
maksimal tujuan yang diharapkan, hal ini disebabkan karena tidak semua
aparatur Sekretariat DPRD memahami akan perubahan yang terjadi serta
langkah-langkah yang harus diambil secara cepat dan tepat, 3) Inspektorat
dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi selaku Aparat Pengawas Internal
Pemerintah (APIP) dilingkungan pemerintah kabupaten garut, masih
kekurangan tenaga pemeriksa, dengan semakin beratnya tanggung jawab APIP
dalam pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terutama pada
Pemerintahan Desa dan hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap
pelaksanaan tugas pokok inspektorat dalam melakukan pengawasan, adapun
permasalahan yang lain yaitu fasilitas kendaraan dinas operasional lapangan
yang kurang memadai.

II - 110 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

kk. Urusan Penanggulangan Bencana Daerah

Urusan Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri dari 11 program, jumlah


seluruh kegiatan sebanyak 44 kegiatan, penanggung jawab kegiatan oleh
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dengan jumlah pagu indikatif sebesar
Rp. 23.348.471.500,-. Realisasi pada Tahun 2015 sebanyak 12 program, 47
kegiatan dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.789.348.642,- atau 11,95%.

Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan program/kegiatan


diantaranya: 1) Masyarakat masih kurang peduli terhadap penanggulangan
bencana, 2) Sumber daya manusia baik aparatur maupun masyarakat masih
kurang mengenal pemahaman mengenai kebencanaan, 3) Koordinasi
penanganan pasca bencana yang dibiayai dari pusat sering kali lambat dalam
proses pencairan.

2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah


Secara teoritik, perumusan rencana kerja terlebih dulu diawali oleh proses
analisis mendalam terhadap persoalan yang muncul atau diperkirakan terdapat
dalam dinamika pencapaian visi dan misi, oleh karenanya perumusan masalah
yang telah, sedang maupun yang akan dihadapi menjadi sebuah hal yang tidak
boleh dihindari, agar senantiasa dapat terjaga korelasi yang positif antara visi,
misi, serta kebijakan yang tepat untuk mencapai sasaran yang diharapkan.

2.3.1 Permasalahan Pokok

1) Masih Rendahnya Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia;


Indeks Pembangunan Manusia merupakan salah satu indikator yang
menjadi target kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Garut
Tahun 2014-2019, dengan target pada akhir periode RPJMD sebesar 75,02
poin. Berdasarkan hasil perhitungan Badan Pusat Statistik dengan metode
penghitungan baru, pada tahun 2014 telah mencapai 62,23 dan berada
pada kategori “menengah”. Namun apabila dibandingkan dengan
pencapaian IPM Jawa Barat dan Nasional, maka IPM Kabupaten Garut
dengan metode baru pada Tahun 2014 masih terpaut 6,57 poin dari IPM
Jawa Barat sebesar 68,80 poin dan terpaut sebesar 6,67 poin dari IPM

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 111


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Nasional sebesar 68,90 poin, dan secara peringkat berada pada peringkat
ke-26 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Kontribusi masih rendahnya level pencapaian IPM dikarenakan
perubahan metode, terbesar pada dimensi pengetahuan yang merupakan
implikasi dari perubahan penggunaan indikator dari Angka Melek Huruf
(AMH) yang telah sangat tinggi kepada Harapan Lama Sekolah (HLS) yang
masih relatif rendah di Kabupaten Garut. Selain itu perubahan coverage
penghitungan RLS, dari penduduk usia 15 tahun keatas menjadi 25 tahun
keatas, juga berkontribusi terhadap penurunan indeks dari dimensi
pengetahuan tersebut. Pada tahun 2014, secara rata-rata, penduduk usia
25 tahun ke atas di Garut masih menempuh pendidikan yang relatif
rendah, yakni 6,83 tahun atau setara dengan kelas VII. Meski masih sangat
perlu terus ditingkatkan, namun harapan baru muncul dengan
meningkatnya angka partisipasi sekolah SD, SMP dan SMA di Kabupaten
Garut. Dalam waktu bersamaan, secara rata-rata anak berusia 7 tahun
yang masuk ke jenjang pendidikan di Kabupaten Garut diharapkan mampu
bersekolah hingga 11,62 tahun atau setara lulusan SMA yang terlihat dari
indikator harapan lama sekolah (HLS).
Dimensi selanjutnya, daya beli, pada Tahun 2014, standar hidup layak
yang diukur melalui indikator rata rata pengeluaran per kapita yang
disesuaikan, pencapaiannya masih sangat rendah, yakni dengan posisi
terendah di Provinsi Jawa Barat. Daya beli masyarakat di Kabupaten Garut,
yang dihitung dari rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan, baru
mencapai Rp 6.372 ribu, terpaut Rp. 3.075 ribu di bawah angka Jawa Barat
yang telah mencapai Rp. 9.447 ribu.
Struktur Ekonomi Garut masih cenderung tradisional dengan share
industri yang masih rendah yang berdampak pada relatif rendahnya
pertumbuhan ekonomi Garut. Berdasarkan perhitungan baru PDRB tahun
dasar 2010, struktur ekonomi kabupaten Garut menurut lapangan usaha
paling banyak pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar
39,11% pada tahun 2014 (mengalami penurunan 1,24% dari tahun 2010
sebesar 40,35%), disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motorsebesar 20,41% (mengalami peningkatan 0,6% dari
tahun 2010 sebesar 19,81%), dan sektor industri pengolahan sebesar
7,34%. Dari sisi lain, ditinjau dari kualitas angkatan kerja di Kabupaten

II - 112 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Garut masih relatif rendah ditunjukkan dari data Sakernas BPS bahwa
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan paling banyak SD sederajat
sebesar 43,94%, sementara tingkat Perguruan Tinggi hanya sebesar 4,32%.
Pengukuran daya beli yang diiukur dengan pendekatan pengeluaran
akan terkait dengan perilaku konsumsi penduduk (rumahtangga) terhadap
suatu barang yang sangat tergantung pada berbagai faktor internal
diantaranya harga dan pendapatan, sedangkan faktor eksternal
diantaranya akses terhadap barang dan ketersediaan stok barang. Pola
konsumsi rumahtangga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya penghasilan,
selera serta lingkungan sosial seperti budaya, karakteristik sosial ekonomi
(tingkat pendidikan kepala rumahtangga, status pekerjaan, banyak anggota
rumahtangga yang ditanggung dll). Selain itu, model pengeluaran atau pola
konsumsi untuk karakteristik daerah perkotaan dengan perdesaan akan
berbeda diantaranya dikarenakan perbedaan kelengkapan ketersediaan
fasilitas kebutuhan hidup.
Dari sisi dimensi kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten
Garut dengan metode perhitungan baru selama tahun 2010-2014 relatif
cukup tinggi dan berada pada peringkat ke-17 dari 27 kabupaten/kota di
Jawa Barat. Pencapaian AHH mengalami peningkatan 0,21% (rata-rata
tumbuh 0,05% per tahun) dari sebesar 70,34 tahun pada tahun 2010
menjadi 70,49 tahun pada tahun 2014. Namun demikian, pencapaian AHH
pada tahun 2014 masih terpaut 1,74 tahun dari pencapaian AHH Jawa
Barat sebesar 72,23 tahun dan terpaut 0,1 tahun dari AHH Nasional
sebesar 70,59 tahun.

2) Aksesibilitas dan Pelayanan di Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan


Keluarga Berencana;
Bidang pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia dan daya saing daerah. Permasalahan yang
masih dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan diantaranya
menyangkut Pendidikan Formal belum dirasakan oleh semua kalangan
terutama pada jenjang pendidikan menengah, hal ini dapat ditunjukkan
dari Angka Partisipasi Murni (APM) SMA sederajat pada tahun 2015 baru
mencapai 65,85% meningkat dari Tahun 2014 sebesar 61,91%.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 113


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Harapan lama sekolah merupakan pendorong (booster) untuk


meningkatkan rata-rata lama sekolah. Oleh karenanya intervensi yang
perlu dilakukan sebaiknya diarahkan pada upaya peningkatan partisipasi
sekolah dengan mengupayakan memperkecil angka putus sekolah,
meningkatkan jumlah angka yang melanjutkan antar jenjang pendidikan,
dan penyelenggaraan pendidikan non formal dengan harapan peningkatan
HLS akan mendorong pada peningkatan RLS. Selain itu perlu terus
didorong peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
Hal perlu menjadi perhatian bahwa intervensi pembangunan di bidang
pendidikan formal sesuai dengan kewenangan Pemerintah Kabupaten
apabila dikaitkan dengan perhitungan IPM, dampaknya baru akan
dirasakan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Dalam rangka meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah tidak hanya
ditentukan oleh jumlah murid, tetapi juga ditentukan oleh ketersediaan
infrastruktur sekolah yang memadai dalam mengimbangi perkembangan
jumlah penduduk usia sekolah. Dari sisi sarana dan prasarana pendidikan
masih dihadapkan pada masih banyaknya prasarana dan sarana
pendidikan yang perlu diperbaiki. Sampai Tahun 2015, pada jenjang SD,
ruang kelas dalam kondisi rusak sedang sebesar Rp.36,03% dan rusak
berat 19,45%. Pada jenjang SMP, ruang kelas dalam kondisi rusak sedang
sebesar Rp.76,40% dan rusak berat 2,66%. Pada jenjang SMA, ruang kelas
dalam kondisi rusak sedang sebesar Rp.15,69% dan rusak berat 11,92%.
Ditinjau dari rasio jumlah guru terhadap murid, pada tahun 2015
untuk jenjang SD sederajat mencapai 1:19 dibawah standar nasional
sebesar 1:28, untuk jenjang SMP sederajat dengan rasio 1:25 atau masih
dibawah standar nasional sebesar 1:32, dan untuk jenjang SMA sederajat
dengan rasio 1:25 atau masih dibawah standar nasional sebesar 1:32.
Untuk itu guna memenuhi kebutuhan tenaga pendidik, diperlukan
kebijakan perekrutan dan penempatan tenaga pendidik yang sesuai dengan
tingkat kebutuhan.
Dalam pelayanan bidang kesehatan, permasalahan yang masih
dihadapi diantaranya tingkat ketersediaan puskesmas yang masih kurang
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada. Jumlah Puskesmas di
Kabupaten Garut pada tahun 2015 mencapai sebanyak 67 buah, dengan
Rasio Puskesmas terhadap jumlah penduduk sebesar 1 : 38.041, dan

II - 114 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

masih di bawah standar nasional yaitu sebesar 1 : 25.000, sehingga


memerlukan adanya tambahan untuk dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat yang disertai dengan pemerataan sarana dan
prasarana kesehatan. Dalam rangka pemenuhan tenaga Kesehatan, jumlah
tenaga dokter mencapai sebanyak 159 orang dan apabila dibandingkan
dengan jumlah penduduk sebanyak 2.548.723 jiwa, maka rasio jumlah
dokter terhadap penduduk adalah 1:16.030 orang. Ditinjau dari jumlah
Praktek Dokter sudah cukup banyak namun belum tersebar secara merata
di seluruh pelosok Kabupaten Garut.
Sementara itu pelayanan kesehatan pada RSUD dr Slamet Garut yang
merupakan Rumah Sakit Umum Kelas B, dari sisi jumlah tenaga medis
spesialis dasar, dokter umum dan tenaga kebidanan sudah cukup
memadai, namun dari jumlah tenaga medis spesialis lain masih kurang
terutama spesialis jiwa, dan jumlah sub spesialis dasar. Selain itu, seiring
bertambahnya jumlah pasien yang di rawat dan bertambahnya sarana dan
prasarana ruang rawat inap kelas III, keberadaan tenaga keperawatan
masih belum memadai. Dalam upaya pelaksanaan program di bidang
kesehatan untuk mengatasi permasalahan yang masih dihadapi,
pengganggaran pembangunan kesehatan perlu lebih difokuskan pada
program yang terkait upaya promotif dan preventif dengan tetap
memperhatikan besaran satuan anggaran untuk program kuratif yang
relatif lebih besar guna mendukung peningkatan indeks kesehatan
masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi urusan Keluarga Berencana, terutama
terkait pelaksanaan Program Pelayanan Kontrasepsi, antara lain Masih
rendahnya cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi Masih tingginya
cakupan pasangan usia subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi/terlayani
(Unmet Need), Masih terbatasnya pelaksanaan pelayanan KB MO karena
masih kurangnya tenaga ahli dan fasilitas serta terbatasnya alat dan obat
kontrasepsi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan ril bagi keluarga
miskin. Program pengaturan kelahiran melalui Keluarga Berencana
diharapkan dapat terus digalakkan dalam rangka pengendalian
pertambahan populasi penduduk. Bila pengaturan kelahiran melalui
Keluarga Berencana berhasil maka pemerintah dapat mengalihkan biaya
dari sektor makanan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan yang

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 115


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

harus dipenuhi masyarakat pada pengembangan sektor-sektor lainnya


untuk pelaksanaan pembangunan.

3) Masih Tingginya Tingkat Kemiskinan dan Pengangguran;


Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Garut yang diukur dari
jumlah penduduk miskin masih rendah. Hal ini terlihat dari masih
tingginya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut yang mencapai
320.900 jiwa atau 12,79% pada tahun 2013 dan masih berada diatas rata-
rata penduduk miskin kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,61% dan
Nasional sebesar 11,47%.
Posisi relatif Kabupaten Garut berada pada rangking ke-20 dengan
tingkat kemiskinan yang lebih rendah dari Kab. Bandung Barat, Kab.
Kuningan, Kab. Majalengka, Kab. Cirebon, Kab. Indramayu, dan Kota
Tasikmalaya.
Tingkat kemiskinan di Kabupaten Garut secara mikro berdasarkan
hasil pendataan Program Perlindungan Sosial 2011 sebagai Basis Data
Terpadu untuk program bantuan dan perlindungan sosial sebanyak
302.328 rumah tangga sasaran. Jumlah Rumah Tangga Miskin sampai
dengan desil 3 dibandingkan dengan total Rumah Tangga di setiap
Kecamatan secara total mencapai angka 35,61%. Lima kecamatan dengan
tingkat kemiskinan tertinggi adalah Kecamatan Banjarwangi 59,22%,
Peundeuy 54,82%, Cisompet 54,41%, Pamulihan 53,05% dan Kecamatan
Pakenjeng sebesar 53,01%.
Dalam bidang ketenagakerjaan, jumlah pengangguran usia kerja 15
tahun keatas terhadap angkatan kerja masih cukup tinggi mencapai
sebanyak 78.818 orang atau 7,71% mengalami penurunan 0,43% dari
Tahun 2014 sebesar 8,14%, namun masih diatas Tingkat Pengangguran
Terbuka Nasional sebesar 5,94%. Mengindikasikan bahwa angkatan kerja
yang cukup besar masih belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor
produksi, sebagai akibat lapangan pekerjaan yang masih kurang dan
tingkat kompetensi angkatan kerja yang masih rendah. Oleh karenanya,
upaya peningkatan kualitas SDM dan daya saing bagi penduduk menjadi
mutlak terus digiatkan, baik melalui pendidikan formal maupun informal,
disamping penciptaan lapangan kerja baru.

II - 116 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

4) Masih Rendahnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Daerah;


Perekonomian Kabupaten Garut pada tahun 2014 mengalami
pertumbuhan 4,81%, namun pencapainnya masih dibawah rata-rata Jawa
Barat sebesar 5,73%.
Pada sisi lain, Investasi merupakan salah satu kekuatan penting dalam
meningkatkan akselerasi pembangunan daerah. Investasi akan mendorong
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga
diharapkan akan mengurangi beban pengangguran dan kemiskinan.
Perkembangan realisasi investasi penanaman modal pada tahun 2014
mencapai Rp.837,02 milyar meningkat 15,69% dibanding tahun 2013
sebesar Rp. 723,49 milyar yang turut didorong oleh investasi pada beberapa
sub sektor Tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, konstruksi
dan perumahan yang membukukan angka realisasi pertumbuhan investasi
sangat besar. Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi perlu terus
dilakukan perbaikan iklim investasi dan pelayanan publik di bidang
perijinan, melalui pelayanan perijinan secara terpadu sehingga proses
pengelolaan perijinan mulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya
dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu tempat. Masuknya investor
ke daerah, tentu saja sangat tergantung dari kondisi keamanan dan politik
daerah. Sehingga diperlukan kondisi keamanan dan politik yang stabil
serta adanya kepastian hukum sebagai modal penting dalam menarik
minat investasi.
Struktur perekonomian Kabupaten Garut masih sangat mengandalkan
sektor pertanian yang relatif lebih lambat dibandingkan dengan
pertumbuhan ekonomi pada daerah yang telah berbasis sektor industri.
Kondisi ini disebabkan karena siklus produksi sektor pertanian jauh lebih
lama dibandingkan industri pengolahan. Selain itu, efek multiflier terhadap
perekonomian secara makro yang ditimbulkan sektor industri jauh lebih
tinggi dibandingkan sektor pertanian, sehingga efektifitasnya dalam
mendongkrak perekonomian relatif lebih tinggi. Hal tersebut karena sektor
industri pengolahan memiliki keterkaitan sektor, baik backward maupun
foreward, yang jauh lebih tinggi dibandingkan sektor pertanian. Oleh
karenanya apabila perekonomian Kabupaten Garut hanya mengandalkan
kinerja sektor pertanian tentu saja, maka tidak akan mampu bersaing dan
akan tertinggal dibandingkan wilayah lain. Sehingga, dalam perjalanannya

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 117


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

menuju wilayah transisi industrialisasi, Kabupaten Garut sangat perlu


untuk membangun pondasi ekonomi yang tangguh, diantaranya
menciptakan komoditi-komoditi industri agribisnis yang mandiri yang lebih
memanfaatkan sumberdaya domestik dibanding impor dari daerah lain.

5) Masih Rendahnya Ketersediaan Infrastruktur Daerah yang Berkualitas,


Lingkungan yang Sehat, Aman dan Nyaman serta Penanggulangan
Bencana Alam;
Seiring peningkatan jumlah penduduk dan aktifitas masyarakat, perlu
diimbangi dengan penyediaan infrastruktur daerah yang berkualitas untuk
mendorong tumbuhnya perekonomian daerah. Prasarana jalan
berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan
manusia, antara lain peningkatan nilai konsumsi, peningkatan
produktivitas tenaga kerja, dan akses kepada lapangan kerja. Sampai
tahun 2014, kondisi infrastruktur jalan masih dihadapkan pada
permasalahan tingginya tingkat kerusakan jalan kabupaten mencapai
288,74 km atau 34,84% rusak berat. Permasalahan umum yang dihadapi
diantaranya penanganan yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan yang
diakibatkan oleh keterbatasan anggaran yang mengakibatkan masih
tingginya kondisi kerusakan jalan kabupaten karena sebagian besar jalan
kabupaten sudah habis umur rencananya, belum optimalnya sitem
jaringan jalan yang menjadi poros penghubung antar kecamatan dan atar
pusat pertumbuhan terutama di wilayah selatan dan masih rendahnya
kondisi jalan kolektor di ruas jalan Jabar Selatan. Sementara itu,
kerusakan jalan sebelum waktunya disebabkan oleh sebagian jalan berada
pada daerah rawan bencana dan pemanfaatan yang tidak sesuai (Muatan
Lebih, pemanfaatan RUWASJA yang tidak sesuai dan saluran drainase
jalan yang tersumbat). Disamping itu, sarana dan prasarana penunjang
penanganan jalan/ jembatan masih kurang masih kurang optimal. Seiring
peningkatan dan mobilitas penduduk, kondisi tersebut mendorong
terdapatnya titik simpul kemacetan yang memerlukan penanganan lebih
lanjut terutama di kawasan ruas jalan nasional Limbangan-Malangbong,
pada ruas jalan provinsi Bandung-Garut dan pada beberapa ruas jalan
kabupaten.

II - 118 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Melalui kebijakan pembangunan daerah yang diprioritaskan pada


pembangunan infrastruktur, pada tahun 2015, dari total panjang jalan
kabupaten 829 km, tingkat kemantapan jalan kabupaten telah mencapai
70,69% (586,01 km) meningkat 45,99 km (5,53%) dari tingkat kemantapan
tahun 2014 sebesar 65,16% (540,02 km).
Pada aspek infrastruktur sumber daya air diarahkan untuk
meningkatkan ketersediaan air baku, mengurangi luas areal banjir, dan
pengendalian banjir. Pada sektor irigasi, dari sepanjang 223,81 km saluran
irigasi teknis kabupaten, masih terdapat 56,63 km (25,30%) dalam kondisi
rusak berat. Sementara itu, untuk jaringan irigasi desa, dari sepanjang
1.681 km saluran irigasi desa, masih terdapat sepanjang 469 km (27,90%)
dalam kondisi rusak berat. Kondisi tersebut harus menjadi prioritas
penanganan, dalam mendukung peningkatan produktivitas usaha tani dan
ketahanan pangan, terlebih sektor pertanian merupakan sektor penggerak
utama perekonomian daerah.
Berkenaan dengan penyediaan dan pengelolaan sarana air bersih yang
dititikberatkan pada upaya pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat,
penanganan/pemeliharaan sarana air bersih, permasalahan yang dihadapi
diantaranya cakupan pelayanan air minum perkotaan baru mencapai 59%,
sementara cakupan pelayanan air bersih perdesaan baru mencapai
68,99%. Untuk itu perlu terus dilakukan penambahan sambungan rumah
untuk air minum, pembangunan instalasi sumber mata air dan unit
distribusi dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan.
Dalam hal mewujudkan lingkungan yang sehat, aman dan nyaman,
perkembangan kinerja pelayanan pengelolaan persampahan masih
dihadapkan pada permasalahan terbatasnya Tingkat Pelayanan (level of
service) persampahan (perkotaan) yang baru mencapai 42,54%. Untuk itu,
perlu terus didorong upaya peningkatan partisipasi masyarakat untuk
mengurangi timbunan sampah dimulai dari hulu melalui sosialisasi 3R
(Reduce, Reuse, Recycle). Disamping itu perlu dilakukan pula perawatan
dan pemeliharaan kendaraan angkut serta penambahan armada untuk
meningkatkan pelayanan persampahan khususnya daerah perkotaan.
Selain perlunya penataan areal TPA Pasirbajing serta adanya areal
cadangan untuk TPA pada masa yang akan datang. Upaya meningkatkan
kemampuan pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 119


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

lingkungan yang sehat masih terkendala pada masih rendahnya tingkat


status mutu lingkungan. Dari indikator yang diukur dari tingkat status
mutu sungai utama pada tahun 2015 masih berada pada status mutu
cemar berat, dan belum dapat mencapai target status mutu sedang. Masih
rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan, masih
rendahnya pengelolaan limbah serta masih kurangnya pemanfaatan
teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dalam upaya pengendalian
pencemaran lingkungan menjadi kendala dalam peningkatan kualitas
lingkungan.
Seiring meningkatnya jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan
kebutuhan energi. Sampai tahun 2015, rasio elektrifikasi rumahtangga di
Kabupaten Garut baru mencapai sebesar 64,62%. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, upaya untuk melakukan pembangunan
infrastruktur ketenagalistrikan melalui program pembangunan listrik
perdesaan perlu terus dilakukan guna mendorong berkembangnya
kegiatan perekonomian masyarakat.
Ketersediaan infrastruktur perkotaan berupa Penerangan Jalan Umum
(PJU) memiliki fungsi keamanan, ekonomi dan estetika. Sampai tahun
2015, cakupan pelayanan PJU baru mencapai 65%. Untuk itu, sejalan
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap penerangan jalan
umum yang semakin meningkat sebagai upaya untuk menunjang
keamanan, keselamatan dan menunjang estetika lingkungan, perlu
dilakukan penyediaan Penerangan Jalan Umum yang memadai.
Dari segi kebencanaan, Kabupaten Garut memiliki potensi resiko
bencana yang tinggi, dengan jumlah kawasan rawan bencana alam
mencapai 96.394 Ha (31,36%) meliputi kawasan rawan bencana gerakan
tanah, kawasan rawan bencana gunung api, dan kawasan rawan bencana
tsunami. Perlindungan terhadap kawasan rawan bencana alam perlu
dilakukan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang
disebabkan oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan
manusia.

6) Belum Optimalnya Pengendalian Pemanfaatan Ruang;


Dalam pelaksanaan penataan ruang, prosentase kesesuaian
pemanfaatan ruang baru mencapai 47,5% dari target akhir RPJMD sebesar

II - 120 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

55%. 81,3 %. Tidak terkendalinya pemanfaatan fungsi tata ruang seperti


contohnya alih fungsi lahan dari pertanian ke fungsi lahan non pertanian,
penggunaan badan jalan untuk kegiatan sektor informal, dan kegiatan
lainnya yang tidak sesuai dengan kebijakan pemanfaatan ruang perlu
ditindaklanjuti melalui penetapan peraturan daerah zonasi pemanfaatan
ruang maupun pengaturan penerbitan perijinan.

7) Belum Optimalnya Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah


Dalam Pelayanan Publik;
Pelayanan publik pada hakikatnya merupakan bentuk pemberian
pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan
kewajiban aparatur pemerintahan sebagai abdi masyarakat. Terbitnya
regulasi baru dalam penyelenggaraan pemerintahan antara lain Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, maupun Undang–Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, menjadi
tantangan untuk dapat meningkatkan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah dalam pelayanan publik.
Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan berwibawa
merupakan salah satu agenda pembangunan nasional sebagai upaya
untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik melalui keterbukaan,
akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi
hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin
kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah
kebijakan yang terarah pada perubahan kelembagaan dan sistem
ketatalaksanaan; kualitas sumber daya manusia aparatur; dan sistem
pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.

8) Masih Rendahnya Kemampuan Keuangan Daerah;


Ditinjau dari kontribusi komponen pembentuk pendapatan daerah,
PAD dalam APBD Tahun 2015 setelah perubahan mengalami peningkatan
Rp.71,02 Miliar atau 21,90% dari Tahun 2014 sebesar Rp.324,32 Miliar.
Kontribusi tertinggi terhadap PAD diperoleh dari Lain-Lain PAD yang Sah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 121


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

sebesar 76,88%, kemudian disusul Pajak Daerah sebesar 17,88%, Retribusi


Daerah sebesar 3,99% dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan sebesar 1,25%. Namun demikian, kontribusi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) baru mencapai 10,90% terhadap total Pendapatan dalam
APBD Tahun 2015 setelah perubahan sebesar Rp.3,62 Triliun, sedangkan
kontribusi terbesar masih bersumber dari Dana Perimbangan sebesar
57,56% dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah sebesar 31,54%.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa struktur penerimaan
pendapatan daerah masih belum kokoh, karena tingkat ketergantungan
terhadap dana perimbangan dari Pusat masih sangat tinggi. Oleh karena
itu, perlu terus dilakukan upaya penggalian potensi sumber-sumber
pendapatan asli daerah khususnya dari komponen pajak daerah dan
retribusi daerah sehingga ketergantungan terhadap dana perimbangan dari
pusat maupun provinsi tidak terlalu besar.

2.3.2. Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah


Dari hasil pelaksanaan evaluasi pembangunan Kabupaten Garut tahun
2015, permasalahan yang perlu diidentifikasi secara lebih cermat, selain
mendasarkan diri pada evaluasi kinerja pembangunan daerah pada tahun-tahun
sebelumnya dan tahun berjalan, juga perlu diperhatikan beberapa hal yang harus
mendapatkan fokus dan dikategorikan sebagai permasalahan/hambatan
mendesak yang dihadapi dalam setiap urusan pembangunan daerah sebagai
berikut:

1) Urusan Pendidikan
Permasalahan utama urusan pendidikan adalah :
a) Masih rendahnya aksesibilitas pelayanan pendidikan bagi
masyarakat terutama pada pendidikan menengah yang
ditunjukkan dengan APK untuk tingkat SD sederajat pada tahun
2015 mencapai 101,77%; APK untuk tingkat SMP sederajat sebesar
103,77%; APK untuk tingkat SMA/MA/Paket C (Wajar 12 Tahun)
pada tahun 2014 mencapai 65,85%;

b) Masih adanya Drop out/ putus sekolah untuk usia wajar dikdas
dan Pendidikan Menengah yaitu jenjang SD sederajat sebesar

II - 122 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

0,003, jenjang SMP sederajat sebesar 0,015% dan jenjang SMA


sederajat sebesar 0,039%;

c) Masih rendahnya kuota penerima bantuan bagi siswa miskin;

d) Belum Meratanya Penyediaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan,


dengan rasio ketersediaan guru terhadap murid masih berada
dibawah standar nasional, masing-masing untuk jenjang SD
sederajat sebanyak 19 (Nasional sebesar 28), jenjang SMP sederajat
sebanyak 25 (Nasional sebesar 32), dan jenjang SMA sederajat
sebanyak 25 (Nasional sebesar 32);

e) Belum Optimalnya Perhatian Terhadap Siswa Berprestasi.

2) Urusan Kesehatan
Permasalahan utama urusan Kesehatan adalah :
a) Masih tingginya Angka Kematian Bayi mencapai 249 per 1.000
kelahiran hidup (Nasional sebanyak 32 dan Jawa Barat sebanyak
30 per 1.000 kelahiran hidup) dan Angka Kematian Ibu akibat
melahirkan mencapai 49 per 100.000 kelahiran hidup;
b) Meningkatnya penyakit menular dan tidak menular antara lain
Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit kusta (leprae), malaria,
Tuberkulosis (TB) dan penyakit Cardiovasculer (Hipertensi), serta
malnutrisi;
c) Masih rendahnya kualitas dan standar sarana pelayanan
Kesehatan masyarakat (Rasio Puskesmas terhadap jumlah
penduduk sebesar 1 : 38.869, masih di bawah target nasional yaitu
sebesar 1 : 25.000);
d) Jumlah tenaga kesehatan masih kurang dan distribusinya belum
merata, serta belum terstandarisasinya kompetensi tenaga
kesehatan yang ada;
e) Belum seimbangnyasistem pelayanan dan pembiayaan
kesehatanantara kuratif dengan promotif dan kuratif;
f) Masih rendahnya pemahaman PHBS di masyarakat dengan
prosentase Rumah Tangga Ber PHBS baru mencapai 34,62%;
g) Belum optimalnya aspek regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan
dalam mendukung manajemen kesehatan;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 123


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

h) Masih terdapatnya ancaman penyakit berbasis emerging Deseases,


New Emerging Deseases dan Re-emerging Deseases;
i) Belum adanya regulasi sistem rujukan pelayanan kesehatan;
j) Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal;
k) Masih rendahnya akses dan kualitas air minum dan sanitasi yang
layak (Cakupan masyarakat yang menggunakan air bersih baru
mencapai 62,70%, Cakupan menggunakan jamban
keluarga/kasus baru mencapai 59,94%);
l) Masih rendahnya kualitas hygiene sanitasi makanan dan
minuman;
m) Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan dikarenakan masih
rendahnya kualitas sanitasi dasar;
n) Belum optimalnya pengelolaan limbah medis di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (Fasyankes) baik Pemerintah maupun Swasta;
o) Masih rendahnya Fasilitas Sanitasi di Tempat-Tempat Umum
(TTU), Industri dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM);
p) Masih rendahnya fasilitasi sanitasi dasar di lingkungan
permukiman;
q) Secara kuantitas SDM Sanitarian/Petugas Kesehatan Lingkungan
masih kurang;
r) Masih rendahnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan
(jumlah tenaga dokter mencapai sebanyak 185 orang dan apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk sebanyak 2.548.723 jiwa,
maka jumlah dokter yang seharusnya adalah 1.011 orang, sehingga
masih kekurangan tenaga dokter sebanyak 826 orang);
s) Belum optimalnya aspek regulasi dan sistem informasi kesehatan
dalam mendukung manajemen kesehatan;
t) Terbatasnya anggaran pembangunan kesehatan, terutama untuk
mendukung jaminan kesehatan nasional;

3) Urusan Pekerjaan Umum


Permasalahan utama urusan Pekerjaan Umum adalah :
a. Kesenjangan akses energi/elektrifikasi di daerah pembangkit,
masih adanya penduduk yang belum mendapatkan pelayanan
listrik (rasio elektrifikasi rumah tangga baru mencapai 64,62%);

II - 124 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Belum tersedianya infrastruktur untuk mendukung kegiatan


operasi penambangan mineral logam, seperti tidak tersedianya
listrik untuk kebutuhan smelter dalam jumlah yang besar;
c. Belum optimalnya pemanfaatan energi terbarukan setempat;
d. Belum optimalnya investor swasta dalam pengembangan energi
baru dan terbarukan;
e. Dampak Lingkungan dari penggunaan energi di sektor industri;
f. Konsumsi energi yang belum menjadi daya dorong produktivitas
ekonomi masyarakat;
g. Belum optimalnya aksesibilitas dan kualitas jalan menuju sentra
produksi usaha masyarakat;
h. Tingginya tingkat kerusakan jalan kabupaten rusak berat 242,99
km sebagai akibat penanganan jalan yang tidak sesuai dengan
kondisi lapangan, sebagian besar jalan kabupaten sudah habis
umur rencananya, kerusakan jalan sebelum waktunya,
keterbatasan anggaran dan pemanfaatan jalan yang tidak sesuai
antara lain menutup saluran drainase jalan;
i. Belum optimalnya sitem jaringan jalan yang menjadi poros
penghubung antar kecamatan dan atar pusat pertumbuhan
terutama di wilayah selatan;
j. Masih rendahnya kondisi jalan kolektor di ruas jalan Jabar Selatan;
k. Sebagian jalan berada pada daerah rawan bencana;
l. Belum optimalnya sarana dan prasarana penunjang penanganan
jalan dan jembatan;
m. Tingginya kerusakan saluran irigasi pada jaringan irigasi teknis
kabupaten (keadaan rusak berat sebesar 25,30% atau sepanjang
37 km dan irigasi desa sebesar 27,90% atau sepanjang 468 km);
n. Tingginya kerusakan morfologi dan lingkungan sungai pada Sub
Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) termasuk Daerah Tangkapan Air
pada kawasan konservasi sumberdaya air. Dari panjang sungai
301,20 KM untuk 32 sub DAS pada DAS Cimanuk-Cisanggarung
243 KM (80,35 %) dalam kondisi rusak berat. Kemudian Dari
panjang sungai 309,46 KM untuk 50 sub DAS pada DAS Ciwulan-
Cilaki 207 KM (66,89 %) dalam kondisi rusak berat;
o. Belum termanfaatkannya potensi 288 embung sebagai wadah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 125


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

tampungan air pada musim hujan dan dialirkan pada musim


kemarau/kering untuk keperluan pertanian. Embung yang
dibangun baru 8 Embung (2,78%);
p. Belum termanfaatkannya potensi 87 Situ di DAS Cimanuk-
Cisanggarung dan berada di kabupaten Garut sebagai wadah
tampungan air/reservoar untuk keperluan pertanian dan lainnya.
Situ yang sudah diperbaiki baru 8 Situ (9,20%). Potensi 25 Situ di
DAS Ciwulan - Cilaki dan berada di kabupaten Garut sebagai
wadah tampungan air/reservoar untuk keperluan pertanian dan
lainnya. Situ yang sudah diperbaiki baru 2 Situ (8,00%);
q. Belum ada perbaikan secara menyeluruh pada drainase/saluran
pengaliran perkotaan untuk menghindari banjir dan genangan
kawasan Garut Kota. Terdapat 28 titik rawan banjir/genangan
pada 4 sub DAS, 41 titik rawan banjir/genangan pada saluran
drainase perkotaan dan 49 titik rawan banjir/genangan pada
lingkungan perkampungan. Kondisi kerusakan berat saluran
drainase perkotaan pada Sub DAS Cigulampeng (45,14%), Kondisi
kerusakan berat saluran drainase perkotaan pada Sub DAS
Ciwalen (47,76%), Kondisi kerusakan berat saluran drainase
perkotaan pada Sub DAS Cikendi (59,82%), Kondisi kerusakan
berat saluran drainase perkotaan pada Sub DAS
Cipeujeuh/Cimaragas (56,40%);
r. Terbitnya Permen Nomor 11 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai
Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan Dan Pemurnian,
sehingga feasibility study dengan nilai investasi dan cash flow yang
telah direncanakan berubah karena tidak sesuai dengan
perencanaan penambangan sebelumnya dan harus disesuaikan;
s. Pembangunan pelabuhan tidak termasuk kedalam RTRW provinsi
dan kabupaten;
t. Kondisi sosial masyarakat masih belum ada kesepahaman;
u. Belum optimalnya sinkronisasi program perencanaan energi
daerah dengan nasional;

4) Urusan Perumahan dan Permukiman


Permasalahan utama urusan Perumahan dan Permukiman adalah :

II - 126 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

a. Masih belum optimalnya pemanfaatan Surat Ijin Mendirikan


Bangunan (IMB), sehingga mengakibatkan tidak tertatanya
penempatan bangunan yang menyebabkan dilanggarnya ketentuan
sempadan bangunan;
b. Terbatasnya sarana dan prasarana, penunjang dalam penanganan
penanggulangan bahaya kebakaran;
c. Masih terdapatnya rumah dan bangunan gedung yang tidak
memenuhi persyaratan standar kesehatan dan teknis bangunan;
d. Masih terjadinya pembuangan air limbah dan sampah ke tempat/
saluran badan air penerima sebagai buangan akhir yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan, selain itu
masih terdapat masyarakat perkotaan maupun perdesaan yang
tidak memiliki sarana mandi, cuci dan kakus yang memadai
sehingga mengakibatkan terhadap pencemaran air tanah;
e. Terbatasnya sarana dan prasarana jalan lingkungan baik di
wilayah perkotaan maupun perdesaan sehingga menghambat
masyarakat dalam melakukan aktifitas;
f. Cakupan pelayanan air minum perkotaan baru mencapai 59,0%;
g. Cakupan pelayanan air bersih perdesaan baru mencapai 68,99%.

5) Urusan Penataan Ruang


Permasalahan utama urusan Penataan Ruang adalah :
a. Belum memadainya pranata bidang penataan ruang khususnya
rencana rinci tata ruang;

b. Masih rendahnya tingkat kesesuaian antara peruntukan dan


pemanfaatan kawasan lindung (baru sebesar 47% pada tahun
2015);

6) Urusan Perencanaan Pembangunan


Permasalahan utama urusan Perencanaan Pembangunan adalah :
a. Optimalisasi partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan
perencanaan;

b. Keterkaitan serta konsistensi antara dokumen perencanaan,


penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan;

c. Kualitas dan kuantitas sumberdaya perencanaan masih rendah;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 127


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

d. Masih lemahnya tingkat koordinasi antar sektor, maupun antar


tingkatan pemerintahan;

7) Urusan Perhubungan
Permasalahan utama urusan Perhubungan adalah :
a. Masih kurangnya ketersediaan perlengkapan jalan dan fasilitas lalu
lintas seperti rambu, marka, pengaman jalan, terminal, dan
jembatan timbang;
b. Belum optimalnya kondisi dan penataan sistem hirarki terminal
sebagai tempat pertukaran moda;
c. Masih rendahnya pelayanan angkutan massal dalam
mengakomodir jumlah pergerakan orang, barang dan jasa;
d. Belum optimalnya cakupan layanan infrastruktur telekomunikasi;
e. Belum terpenuhinya rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
ideal dalam mengimbangi pertambahan kendaraan tiap tahunnya;
f. Kesadaran masyarakat baik pengguna maupun penyedia jasa perlu
ditingkatkan untuk menciptakan kondisi transportasi yang
selamat, cepat, aman, nyaman, tertib dan teratur;
g. Belum tersedianya prasarana pelabuhan bagi kapal nelayan
maupun kapal regional serta fasilitas komunikasi yang memadai.

8) Urusan Lingkungan Hidup


a. Jumlah timbunan sampah setiap tahunnya semakin meningkat
(mencapai 1.457 m3/hari) yang disebabkan oleh:
- Pertambahan jumlah penduduk;
- Perubahan pola konsumsi masyarakat;
- Pergeseran mata pencaharian dari sektor pertanian ke sektor
industri dan perdagangan;
- Kabupaten Garut menjadi salah satu tujuan wisata di Jawa
Barat sehingga jumlah kunjungan wisata semakin meningkat,
termasuk wisata kuliner;
- Pertumbuhan rumah makan, toko oleh-oleh souvenir semakin
meningkat;
Sementara ketersediaan sarana dan prasarana tidak sebanding
dengan peningkatan jumlah timbunan sampah (daya angkut 480

II - 128 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

m3/hari) sehingga cakupan pelayanan cenderung menurun (dari


43,2% pada tahun 2009 menjadi 42,54% pada tahun 2015).

b. Sistem pengelolaan TPA yang masih open dumping serta umur


pakai TPA yang semakin pendek;
c. Tingkat status mutu air DAS Cimanuk adalah cemar berat;
d. Masih kurangnya sarana pengolahan air limbah komunal UKM, air
limbah dari kawasan industri/perdagangan dan jasa serta air
limbah domestik (rumah tangga, perkantoran, rumah makan,
klinik/rumah sakit, hotel);
e. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan;
f. Masih rendahnya kesadaran pelaku usaha dan/atau kegiatan
dalam penyusunan dan implementasi dokumen lingkungan;
g. Alih fungsi kawasan yang berfungsi lindung;
h. Masih kurangnya penerapan teknologi tepat guna yang ramah
lingkungan dalam upaya pengendalian pencemaran lingkungan;
i. Belum adanya laboratorium lingkungan yang terakreditasi;
j. Pola pemanfaatan lahan untuk produksi biomassa telah
menyebabkan kerusakan lahan dan/atau tanah;
k. Semakin bertambahnya volume kendaraan bermotor yang
mengakibatkan meningkatnya emisi gas buang dan penurunan
kualitas udara ambient;
l. Peningkatan emisi gas rumah kaca dari sektor pertanian,
perkebunan dan peternakan;
m. Belum optimalnya penanganan air limbah dan limbah padat sentra
industri kulit Sukaregang;
n. Masih terbatasnya ruang terbuka hijau untuk taman;
o. Belum optimalnya penataan tempat pemakaman umum serta
masih terbatasnya lahan pemakaman;
p. Penataan dan pemeliharaan PJU belum optimal (hanya 65% yang
menyala);

9) Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil


Permasalahan utama urusan Kependudukan dan Catatan Sipil adalah:
a. Penerapan e KTP berbasis NIK dan kepemilikan KTP Tunggal (masih

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 129


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

terdapat 456.453 wajib KTP yang belum melaksanakan perekaman


e-KTP);
b. Layanan OL Di tiap Kecamatan;
c. Pembuatan Data Base Kependudukan untuk data dasar
pembangunan;
d. Penduduk migran belum terdokumentasi secara baik;

10) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Permasalahan utama urusan Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak adalah :
a. Penanganan pengaduan korban kekerasan terhadap anak dan
perempuan belum optimal;
b. Sarana dan prasarana perlindungan korban kekerasan terhadap
anak dan perempuan belum optimal;
c. Tingginya permasalahan Trafficking dan Kekerasan terhadap anak
dan perempuan;
d. Pemahaman tentang pengarusutamaan gender belum optimal;

11) Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera


Permasalahan utama urusan Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera adalah :
a. Jumlah kelahiran dan pertumbuhan penduduk masih tinggi (TFR
= 2,40);
b. Kualitas kesertaan ber-KB metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) masih rendah 20,30%;
c. Tingkat partisipasi pria dalam ber-KB masih rendah sebesar 2,88%;
d. Jumlah Drop Out [DO] kesertaan ber-KB masih tinggi ;
e. Tingkat kemandirian ber-KB masih rendah sebesar 34,19%;
f. Jumlah Unmetneed masih tinggi sebesar 12,88%;
g. Rata-rata kawin pertama wanita masih rendah yaitu 18,39;
h. Peran institusi masyarakat belum optimal;
i. Kualitas dan kuantitas bina keluarga belum optimal;
j. Rasio jumlah penyuluh KB berbanding jumlah Desa/ Kelurahan
belum ideal;
k. Kualitas Data dan Informasi masih rendah;

II - 130 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

12) Urusan Sosial


Permasalahan utama urusan Sosial adalah:
a. Tingginya jumlah penduduk miskin (hasil SUSENAS dengan
metode Garis Kemiskinan sebesar 12,47%.
b. Tingginya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) sebesar 57.130 orang;
c. Belum terintegrasinya penanganan penduduk miskin*;
d. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial belum optimal;
e. Kurangnya kemandirian Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) sebagai mitra pemerintah dalam penanganan PMKS;
f. Rendahnya aksesibilitas sarana dan prasarana bagi orang dengan
disabilitas;
g. Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber kesejahteraan
sosial*;
h. Belum optimalnya penanganan bencana alam dan dampak
sosialnya*;

13) Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Permasalahan Urusan Ketenagakerjaan :


a. Tingginya jumlah pengangguran terbuka;
b. Rendahnya kualitas dan produktivitas tenaga kerja;
c. Rendahnya penyerapan tenaga kerja;
d. Rendahnya kompetensi pencari kerja;
e. Upah Minimum Kabupaten (UKM) belum sama dengan Kebutuhan
Hidup Layak (KHL);
f. Perlindungan dan pengawasan tenaga kerja yang belum optimal;
g. Tingginya jumlah pekerja anak;
h. Masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan peraturan
ketenagakerjaan;
Permasalahan Urusan Ketransmigrasian :
a. Kesiapan tempat transmigran tidak tepat waktu yang dijadwalkan;
b. Belum efektifnya kegiatan penjajagan/survey kerjasama antar
daerah (KSAD) ke lokasi-lokasi potensial, karena sering
berubahnya kepastian target penempatan dari pemerintah pusat;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 131


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

c. Belum tertibnya penataan aset/lahan transmigrasi lokal


(resettlement);

14) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Permasalahan utama urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
adalah :
a. Masih rendahnya kemampuan pengelolaan usaha;
b. Masih terbatasnya pemanfaatan Teknologi Tepat Guna (TTG) serta
akses terhadap sumber pembiayaan dan informasi pasar;
c. Masih rendahnya daya saing produk;

15) Urusan Penanaman Modal


Permasalahan utama urusan Penanaman Modal adalah :
a. Masih rendahnya kualitas infrastruktur pendukung investasi;
b. Masih terbatasnya kepastian hukum dan jaminan usaha;
c. Iklim investasi yang kurang kondusif;

16) Urusan Kebudayaan dan Pariwisata


Permasalahan utama urusan Kebudayaan dan Pariwisata adalah :
a. Belum meratanya penataan Cagar Budaya;
b. Kurangnya pembinaan terhadap para seniman;
c. Kuangnya gedung pertunjukan dan Museum;
d. Masih rendahnya apresiasi dan perlindungan terhadap budaya
lokal;
e. Masih rendahnya promosi budaya lokal;
f. Masih lemahnya sarana dan prasarana pendukung pariwisata;
g. Masih lemahnya pengelolaan objek dan daya tarik wisata (ODTW);
h. Masih terbatasnya SDM profesional di bidang pariwisata;
i. Masih rendahnya tingkat kesadaran wisata masyarakat;
j. Masih kurangnya promosi pariwisata;

17) Urusan Kepemudaan dan Olahraga


Permasalahan utama urusan Kepemudaan dan Olahraga adalah :
a) Terbatasnya ketersediaan sarana olahraga;
b) Terbatasnya sarana dan prasarana untuk mewadahi aktivitas dan
kreativitas generasi muda yang mandiri dan kreatif;

II - 132 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

c) Belum optimalnya pemberdayaan dan pengembangan potensi


pemuda baik secara individu maupun kelembagaan;
d) Terbatasnya pembinaan atlet;

18) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri


Permasalahan utama urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam
Negeri:
a. Pendidikan politik masyarakat masih rendah;
b. Krisis kepercayaan terhadap Pemerintah;
c. Harmonisasi kehidupan beragama cenderung menurun;
d. Terdapat potensi gangguan terhadap ketentraman dan ketertiban
masyarakat;
e. Tingkat pemahaman dan ketaatan masyarakat terhadap berbagai
peraturan daerah dan kebijakan pemerintah lainnya masih rendah
karena kurang intensifnya sosialisasi peraturan yang sudah
ditetapkan;
f. Relatif rendahnya kesadaran hukum masyarakat sehingga masih
terjadi pelanggaran terhadap rambu - rambu peraturan yang sudah
di tetapkan
g. Masih rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap
ketentraman dan ketertiban umum di lingkungannya;
h. Sumber daya Satuan polisi Pamong Praja dalam penanganan
ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan
daerah, kapasitas pelayanan terhadap masyarakat jika di
bandingkan baik ditinjau kwalitas maupun kwantitas pada saat ini
masih belum memadai;
i. Berkurangnya Kapasitas linmas dalam pemeliharaan ketentraman
dan ketertiban masyarakat serta mengkoondisikan lingkungan
yang kondusif;

19) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi


Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian
Permasalahan utama adalah :
a. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah otonomi baru
belum optimal;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 133


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Belum sinkronnya implementasi peraturan antara tingkat pusat


dan daerah;
c. Penegakan hukum masih lemah dan belum optimalnya
perlindungan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM);
d. Kelembagaan pemerintah masih belum sepenuhnya melaksanakan
prinsip good governance;
e. Masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme sumber daya
manusia aparatur;
f. Pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya aset – aset
yang belum tersertifikasi karena berada pada penguasaan
perorangan atau masyarakat;
g. Sumber pendapatan daerah dari BUMD masih tebatas;
h. Belum tuntasnya Administrasi Daerah;
i. Pelayanan Publik masih belum sesuai dengan harapan masyarakat;
j. Belum adanya norma, Standar, Pedoman, Manual (NSPM) yang
jelas terkait prosedur mengenai mekanisme penyusunan Anggaran;
k. Sistem manajemen kepegawaian belum mampu mendorong
peningkatan profesionalitas, kompetensi, dan remunerasi yang adil
dan layak sesuai dengan tanggungjawab dan beban kerja;
l. Belum ada grand design tentang pembuatan program legislasi
daerah sehingga tidak ada pemahaman yang terintegrasi
berkenaan dengan prosedur penyusunan produk hukum daerah;
m. Lemahnya budaya hukum masyarakat;
n. Belum optimalnya penggunaan dan pemanfaatan barang milik
daerah untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi SKPD serta
mendukung terhadap peningkatan potensi PAD;
o. Peningkatan DAU tidak signifikan bagi daerah;
p. Daya serap DAK, Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau Rendah;
q. Realisasi Bagi Hasil Pajak dan SDA sangat dipengaruhi kondisi
ekonomi makro nasional-regional khususnya produksi (lifting) dan
harga minyak/ gas dunia serta hasil pertambangan lainnya;
r. Alokasi dana perimbangan yang diterima oleh desa semakin
meningkat baik yang berasal dari ADD, DBH, Bankeu Prop;
s. Belum sepenuhnya terdapat kesepahaman dalam penyelenggaraan
Pelayanan Perijinan;

II - 134 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

t. Keterbatasan SDM dan relatif rendahnya kemampuan/intregritas


SDM;

20) Urusan Ketahanan Pangan

Permasalahan utama urusan ketahanan pangan adalah :


a. Masih minimnya cadangan pangan dan lumbung pangan di daerah;
b. Pangan belum terdistribusikan dengan baik dan terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat;
c. Masih rendahnya ketahanan pangan rumah tangga di wilayah
rawan pangan;

21) Urusan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa

Permasalahan utama urusan pemberdayaan masyarakat dan desa


adalah :
a. Minimnya sarana dan prasarana di pedesaan;
b. Belum optimalnya fungsi kelembagaan dan kualitas aparatur desa;
c. Rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses
kesempatan berusaha;
d. Belum meratanya kemampuan organisasi kemasyarakatan dalam
memahami tugas dan fungsinya;
e. Belum optimalnya implementasi pengembangan lembaga ekonomi
perdesaan;
f. Masih kurangnya unsur transparansi dan pelibatan masyarakat
dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa;
g. Masih terbatasnya kewenangan yang dimiliki aparatur pemerintah
desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;

22) Urusan Komunikasi Dan Informatika

Permasalahan utama adalah:


a. Pemanfaatan teknologi informatika (e-gov) dalam penyelenggaraan
pemerintah belum optimal;
b. Penyebarluasan informasi terkait kebijakan pemerintah belum
optimal;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 135


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

23) Urusan Pertanahan


Permasalahan utama adalah :
a. Banyak tanah yang belum bersertifikat;
b. Penyelesaian tanah provinsi yang dikuasai oleh masyarakat dan
pihak lain;

24) Urusan Statistik


Permasalahan utama urusan statistik adalah belum optimalnya
penyediaan data/statistik daerah;

25) Urusan Kearsipan


Permasalahan utama urusan kearsipan adalah :

a. Keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaaan kearsipan;

b. Kurang tertibnya pengelolaan kearsipan;

c. Rendahnya sumber daya pengelola kearsipan baik secara


kuantitatif maupun kualitatif;

26) Urusan Perpustakaan


Permasalahan utama urusan perpustakaan adalah :
a. Tempat layanan perpustakaan yang tidak representatif, sehingga
tidak dapat menampung jumlah koleksi buku yang di butuhkan
masyarakat dan ruang baca yang kurang memadai;
b. Kurangnya mobil unit layanan perpustakaan keliling (MULPK),
sehingga tidak dapat melayani titik lokasi layanan yang diminta
oleh masyarakat;
c. Kurangnya media informasi dan sosialisasi tentang perpustakaan,
yang menyebabkan masyarakat kurang mengenal akan keberadaan
perpustakaan;
d. Kurangnya tenaga pustakawan yang ahli di seluruh perpustakaan,
baik perpustakaan desa, perpustakaan sekolah, dan perpustakan
masyarakat lainnya;

27) Urusan Pertanian


Permasalahan Urusan Pertanian (Tananaman Pangan, Hortikultura,
Perkebunan dan Peternakan) :

II - 136 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

a. Masih rendahnya nilai tambah produk;


b. Aksesibilitas petani terhadap sarana produksi, pemasaran dan
permodalan terbatas;
c. Masih terbatasnya tenaga penyuluh pertanian;
d. Tingginya alih fungsi lahan pertanian dan kerusakan lingkungan
yang cenderung meningkat dan sulit untuk dikendalikan;
e. Tingginya tingkat fluktuasi, baik terkait dengan biaya produksi dan
harga komoditas hasil;
f. Masih lemahnya dukungan infrastruktur terutama jaringan irigasi
dan jalan usaha tani ke sentra produksi;
g. Menekan kehilangan hasil pertanian (Losis);
h. Masih rendahnya pengetahuan dan keterampilan peternak, baik
dalam proses produksi maupun pasca produksi;
i. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan penyakit hewan/ternak menular;

28) Urusan Perikanan dan Kelautan

Permasalahan Urusan Perikanan dan Kelautan :


a. Masih rendahnya aksesibilitas petani ikan dan nelayan terhadap
sarana produksi, permodalan dan tata niaga hasil perikanan;
b. Masih rendahnya kemampuan kelembagaan kelompok tani ikan
dan nelayan;
c. Terjadinya kerusakan lingkungan pada kawasan daerah aliran
sungai dan pesisir;
d. Masih terbatasnya zona teritorial kegiatan usaha perikanan
tangkap karena keterbatasan infrastruktur pendukung dan
kapasitas armada penangkapan;

29) Urusan Kehutanan

Permasalahan utama adalah :


a. Masih tingginya tingkat gangguan keamanan hutan dan lahan;
b. Masih terbatasnya upaya konservasi hutan dan lahan (sisa lahan
kritis yang belum ditangani adalah 8.631,01 ha);
c. Masih rendahnya tingkat pendapatan masyarakat di sekitar hutan;
d. Belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 137


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

30) Urusan Energi Dan Sumber Daya Mineral

Permasalahan utama adalah :


a. Berapa perusahaan tidak meningkatkan ijin dari eksploitasi ke
operasi produksi dan sebagian perusahaan tidak aktif karena
terbatasnya kemampuan finansial,SDM dan teknologi dari
perusahaan;
b. Pembayaran setoran dari pengusaha langsung disetorkan ke pusat,
daerah tidak mempunyai kewenangan untuk menagih karena
panas bumi yang sudah diusahakan dilaksanakan melalui kontrak
antara pengusaha dan pemerintah pusat (sebelum berlaku UU
Nomor 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi);
c. Aturan hukum di daerah tentang pengelolaan sumber daya mineral
belum ada;
d. Kabupaten Garut penghasil sudah mendapatkan dana bagi hasil
sebesar 32% dari pengusahaan paanas bumi di darajat dan
kamojang, yang merupakan bagian dari setoran bagian pemerintah
sebesar 34% penerimaan bersih usaha (nett operating income/NOI).
Sehubungan lokasi-lokasi tersebut berada di 2 (dua) wilayah (Garut
dan Bandung), maka besaran Dana Bagi Hasil Panas Bumi yang
diterima akan berubah setiap tahun, tergantung kepada
produktivitas pengusahaan;
e. Belum adanya regulasi di kabupaten Garut terkait dengan perijinan
pengusahaan panas bumi;

31) Urusan Perindustrian Dan Perdagangan

Permasalahan utama adalah :


a. Pemanfaatan bahan baku lokal masih rendah;
b. Masih rendahnya kemampuan desain, pengendalian mutu, dan
penganekaragaman produk, terutama di sektor industri kreatif;
c. Masih rendahnya penguasaan teknologi;
d. Kegiatan industri masih belum ramah lingkungan;
e. Masih terbatasnya kemampuan pengelola pasar;
f. Masih belum optimalnya perlindungan terhadap hak-hak
kosumen.

II - 138 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2.3.3. Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2015 Untuk Dasar


Identifikasi Isu Strategis
Berdasarkan evaluasi terhadap capaian kinerja penyelenggaraan
pemerintahan pada tahun 2015, masih banyak permasalahan yang perlu diatasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyusunan isu strategisguna menyelesaikan
permasalahan utama pembangunan daerah secara bertahap dengan
memperhatikan isu strategis pembangunan nasional dan isu strategis
pembangunan provinsi.

Berikut ini adalah penjelasan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD Kabupaten


Garut Tahun 2015 yang dapat dipakai sebagai dasar untuk melakukan
identifikasi isu strategis.

Tabel 2.33

Permasalahan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2015 dan Penjelasannya

Sebagai Dasar Identifikasi Isu Strategis

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

1. Belum Optimalnya Belum optimalnya kinerja Peningkatan


Kinerja penyelenggaraan pelayanan publik
Penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam yang professional dan
Pemerintahan pelayanan publik antara lain amanah
Daerah Dalam ditandai dengan: a)
Pelayanan Publik. Pelaksanaan reformasi
birokrasi yang belum berjalan
sesuai dengan tuntutan
masyarakat, b) Belum
optimalnya Standar
Pelayanan Minimal (SPM),
dan c) Masih adanya
permasalahan manajemen
kepegawaian baik dari segi

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 139


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

komposisi, kapasitas dan


kapabilitas, profesionalisme,
kinerja, maupun kedisiplinan.

2. Belum optimalnya Belum optimalnya tata kelola Peningkatan tata


tata kelola pendidikan antara lain kelola pendidikan
pendidikan ditandai dengan: a) berkualitas dan
rendahnya aksesibilitas terjangkau
SD/SMP, b) terbatasnya
ruang kelas untuk siswa SMP
dan SMA, c) masih adanya
Drop Out/ putus sekolah
untuk usia wajar dikdas dan
Pendidikan Menengah, d)
Rendahnya kuota penerima
bantuan bagi siswa miskin, e)
Penyediaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan yang
belum merata, f) Belum
optimalnya perhatian
terhadap siswa berprestasi,
dan g) Belum optimalnya
pencapaian SPM Pendidikan.

3. Belum optimalnya Belum optimalnya tata kelola Perwujudan


tata kelola pelayanan kesehatan antara pelayanan kesehatan
pelayanan lain tampak dari: a) masih yang prima
kesehatan kurangnya ketersediaan,
distribusi, dan kompetensi
tenaga kesehatan, b) masih

II - 140 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

rendahnya ketersediaan dan


kualitas sarana pelayanan
kesehatan masyarakat, c)
Masih tingginya Angka
Kematian Bayi dan Ibu akibat
melahirkan, d) adanya
peningkatan penyakit
menular, penyakit tidak
menular, dan malnutrisi, e)
Masih rendahnya
pemahaman PHBS di
masyaraka, f) Belum
seimbangnya sistem
pelayanan dan pembiayaan
kesehatan antara kuratif
dengan promotif dan kuratif,
dan g) Masih tingginya
cakupan pasangan usia
subur yang ingin ber-KB tapi
tidak terpenuhi/terlayani.

4. Masih Rendahnya Masih Rendahnya Pembangunan


Ketersediaan Ketersediaan Infrastruktur infrastruktur wilayah
Infrastruktur Daerah Yang Berkualitas, yang berkualitas
Daerah Yang Lingkungan Yang Sehat, ditunjang dengan
Berkualitas, Aman Dan Nyaman Serta lingkungan yang
Lingkungan Yang Penanggulangan Bencana sehat, aman dan
Sehat, Aman Dan Alam ditandai dengan: a) nyaman serta
Nyaman Serta Tingginya tingkat kerusakan penanggulangan
Penanggulangan jalan kabupaten, b) Tingginya bencana alam;
Bencana Alam; tingkat kerusakan saluran

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 141


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

irigasi, c) Rendahnya cakupan


pelayanan air minum
perkotaan, air bersih
perdesaan, dan pelayanan
persampahan (perkotaan), d)
Status mutu sungai utama
dan waduk besar berada pada
status mutu cemar berat, e)
Sebanyak 39,79% titik PJU
dalam kondisi tidak
berfungsi, f) Tingginya potensi
terjadinya bencana, g) Belum
ada perbaikan secara
menyeluruh pada
drainase/saluran pengaliran
penggelontoran untuk
menghindari banjir dan
genangan kawasan Garut
Kota, h) Masih terdapatnya
rumah dan bangunan gedung
yang tidak memenuhi
persyaratan standar
kesehatan dan teknis
bangunan;dan i) Masih
rendahnya Rasio elektrifikasi
rumahtangga.

5. Perlu peningkatan Perlunya peningkatan Perwujudan


kehidupan kehidupan masyarakat yang kehidupan
masyarakat yang agamis, demokratis dan masyarakat yang
agamis, berbudaya luhur, ditandai agamis disertai

II - 142 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

demokratis dan dengan fenomena: a) Masih pembangunan


berbudaya luhur rendahnya Pendidikan politik kehidupan sosial
masyarakat, b) Adanya krisis politik yang
kepercayaan terhadap demokratis dan
Pemerintah, c) berbudaya luhur
Kecenderungan menurunnya
harmonisasi kehidupan
beragama, d) Terdapat
potensi gangguan terhadap
ketentraman dan ketertiban
masyarakat, e) Tingkat
pemahaman dan ketaatan
masyarakat terhadap
berbagai peraturan daerah
dan kebijakan pemerintah
lainnya masih rendah, f)
Masih rendahnya tingkat
partisipasi masyarakat
terhadap ketentraman dan
ketertiban umum di
lingkungannya.

6. Belum Belum terkendalinya Pengendalian


terkendalinya kependudukan dan masih kependudukan dan
kependudukan perlunya pembangunan pembangunan
dan masih keluarga sejahtera antara lain keluarga sejahtera;
perlunya ditandai dengan: a) Masih
pembangunan tingginya angka Total Fertility
keluarga sejahtera Rate (TFR), b) Masih
rendahnya cakupan
penyediaan alat dan obat

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 143


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

kontrasepsi, c) Masih
tingginya cakupan pasangan
usia subur yang ingin ber-KB
tidak terpenuhi/terlayani, d)
Masih tingginya usia kawin
muda, e) Masih rendahnya
kesertaan ber-KB, f)
Kurangnya tenaga Penyuluh
KB, dan g) Masih rendahnya
partisipasi masyarakat
terhadap program keluarga.

7. Upaya Belum optimalnya upaya Pengurangan jumlah


pengurangan pengurangan jumlah penduduk miskin,
jumlah penduduk penduduk miskin, penganguran dan
miskin, penganguran dan perluasan perluasan
penganguran dan kesempatan berusaha; antara kesempatan
perluasan lain ditandai dengan: a) berusaha
kesempatan Tingginya jumlah penduduk
berusaha; belum miskin, b) Tingginya jumlah
optimal. pengangguran terbuka, c)
Rendahnya Kualitas dan
Produktivitas tenaga kerja
d) Tingginya angka
penyandang masalah
Kesejahteraan Sosial, e)
Belum terintegrasinya
penanganan penduduk
miskin, f) Tingkat partisipasi
masyarakat dalam
penyelenggaraan

II - 144 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

kesejahteraan sosial belum


optimal, g) Kurangnya
kemandirian Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS),
h) Belum optimalnya
penanganan bencana alam
dan dampak sosialnya, i)
Upah Minimum Kabupaten
(UKM) belum sama dengan
Kebutuhan hidup layak
(KHL), dan j) Perlindungan
dan pengawasan tenaga kerja
yang belum optimal.

8. Nilai tambah dari Rendahnya nilai tambah dari Peningkatan nilai


hasil produksi hasil produksi pertanian, tambah hasil
pertanian, perikanan dan kehutanan; produksi pertanian,
perikanan dan antara lain ditandai dengan: perikanan dan
kehutanan, masih a) Masih rendahnya nilai kehutanan;
rendah. tambah produk tananaman
pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan,
b) Terbatasnya aksesibilitas
petani terhadap sarana
produksi, pemasaran dan
permodalan, c)
Belum optimalnya
pemanfaatan potensi sumber
daya hutan, d) Masih
minimnya cadangan pangan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 145


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

dan lumbung pangan di


daerah, e) Masih rendahnya
ketahanan pangan rumah
tangga di wilayah rawan
pangan, f) Masih rendahnya
aksesibilitas petani ikan dan
nelayan terhadap sarana
produksi, permodalan dan
tata niaga hasil perikanan,
dan g) Masih rendahnya
kemampuan kelembagaan
kelompok tani ikan dan
nelayan.

9. Belum optimalnya Perlunya pengembangan Pengembangan


pengembangan budaya dan destinasi wisata budaya dan destinasi
budaya dan dapat dilihat dar: a) Belum wisata;
destinasi wisata meratanya penataan Cagar
Budaya, b) Kurangnya
gedung pertunjukan dan
Museum, Masih rendahnya
apresiasi dan perlindungan
terhadap budaya lokal, c)
Masih rendahnya promosi
budaya lokal, d) Masih
lemahnya sarana dan
prasarana pendukung
pariwisata, e) Masih
lemahnya pengelolaan objek
dan daya tarik wisata

II - 146 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis

(ODTW), f) Masih terbatasnya


SDM profesional di bidang
pariwisata, dan e) Masih
kurangnya promosi
pariwisata.

10. Pengembangan Masih Pengembangan


Badan Usaha perlunya pengembangan Badan Usaha Milik
Milik Daerah Badan Usaha Milik Daerah Daerah (BUMD) serta
(BUMD) serta (BUMD) serta peningkatan peningkatan realisasi
peningkatan realisasi investasi daerah investasi daerah
realisasi investasi (PMA dan PMDN) ditandai (PMA dan PMDN);
daerah (PMA dan dengan: a) Masih rendahnya
PMDN) belum kualitas infrastruktur
optimal pendukung investasi, b)
Masih terbatasnya kepastian
hukum dan jaminan usaha,
dan c) Iklim investasi yang
kurang kondusif

Berdasarkan evaluasi terhadap capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan


pada tahun 2014, dapat diidentifikasi beberapa isu strategis sebagai berikut.

1. Peningkatan pelayanan publik yang professional dan amanah

2. Peningkatan tata kelola pendidikan berkualitas dan terjangkau

3. Perwujudan pelayanan kesehatan yang prima

4. Pembangunan infrastruktur wilayah yang berkualitas ditunjang dengan


lingkungan yang sehat, aman dan nyaman serta penanggulangan bencana
alam;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 147


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

5. Perwujudan kehidupan masyarakat yang agamis disertai pembangunan


kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur

6. Pengendalian kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera;

7. Pengurangan jumlah penduduk miskin, penganguran dan perluasan


kesempatan berusaha

8. Peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian, perikanan dan


kehutanan;

9. Pengembangan budaya dan destinasi wisata;

10. Pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta peningkatan


realisasi investasi daerah (PMA dan PMDN);

Untuk menentukan prioritas isu strategis tersebut, disusun sejumlah


kriteria yang kemudian akan digunakan pada pembobotan seperti tampak pada
2.83.

Tabel 2.34

Kriteria Untuk Prioritas Isu-Isu Strategis

No Kriteria

Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran


1
pembangunan nasional

2 Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah

3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat

4 Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah

5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani

6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan

Total

Dengan menggunakan kriteria seperti tampak pada tabel 2.83, maka


disusun bobot untuk masing-masing kriteria aeperti tampak pada tabel 2.84.

II - 148 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 2.35

Pembobotan Kriteria Untuk Prioritas Isu-Isu Strategis

No Kriteria Bobot

1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap 20


pencapaian sasaran pembangunan nasional
2 Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah 10
Daerah
3 Dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan 20
masyarakat
4 Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap 10
pembangunan daerah
5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15

6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25

Total 100

Dengan menggunakan kriteria pada tabel 2.84, kemudian dilakukan


skoring untuk setiap isu strategis yang telah diidentifikasi. Skoring dilakukan
dengan memberikan nilai antara 1 sampai dengan 5. Isu yang memiliki
kesesuaian paling tinggi dengan kriteria mendapatkan nilai 5, sedangkan isu yang
kesesuaiannya paling rendah mendapatkan nilai 1. Hasil skoring kemudian
dikalikan dengan besaran bobot setiap kriteria, sehingga menghasilkan urutan
prioritas isu strategis.

Urutan prioritas isu strategis beserta rankingnya ditampilkan pada tabel


berikut.

Tabel 2.36
Urutan Prioritas Identifikasi Isu Strategis
Berdasarkan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2015

No. Isu Strategis Ranking

1. Peningkatan tata kelola pendidikan berkualitas dan 1


terjangkau
2. Perwujudan pelayanan kesehatan yang prima 2

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 II - 149


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

No. Isu Strategis Ranking

3. Pembangunan infrastruktur wilayah yang berkualitas 3


ditunjang dengan lingkungan yang sehat, aman dan
nyaman serta penanggulangan bencana alam
4. Pengurangan jumlah penduduk miskin, penganguran dan 4
perluasan kesempatan berusaha
5. Peningkatan pelayanan publik yang professional dan 5
amanah
6. Peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian, 6
perikanan dan kehutanan;
7. Pengembangan budaya dan destinasi wisata; 7

8. Perwujudan kehidupan masyarakat yang agamis disertai 8


pembangunan kehidupan sosial politik yang demokratis
dan berbudaya luhur
9. Pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta 10
peningkatan realisasi investasi daerah (PMA dan PMDN);
10. Pengendalian kependudukan dan pembangunan keluarga 11
sejahtera;

II - 150 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


BAB III
RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Rancangan kerangka ekonomi daerah dan kebijakan keuangan daerah


pada tahun 2017 memberikan gambaran kondisi ekonomi makro daerah serta
tantangan dan prospek perekonomian daerah, kebijakan yang akan ditempuh
berkaitan dengan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah
dalam rangka pencapaian agenda pembangunan. Pembangunan ekonomi
merupakan bagian yang integral dari proses yang berkelanjutan untuk mencapai
tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat hal ini dapat terwujud bila
pertumbuhan ekonomi berlangsung secara berkelanjutan dan hasil dari
peningkatan kegiatan perekonomian tersebut dapat dinikmati oleh seluruh
masyarakat secara berkeadilan.

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah


Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah menggambarkan kondisi dan
analisis statistik perekonomian daerah, sebagai gambaran umum untuk situasi
perekonomian Kabupaten Garut, bab ini juga membahas mengenai tantangan
serta prospek perekonomian Kabupaten Garut kedepan yang diperkirakan akan
mempengaruhi kinerja perekonomian daerah.

3.1.1 Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013-2015


Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan pengukuran
atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat adanya berbagai aktivitas
ekonomi dalam suatu daerah, secara keseluruhan pencapaian kinerja PDRB
Kabupaten Garut selama tahun 2013-2015 yang diukur atas dasar harga
berlaku Tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp.6,76 trilyun dari
Rp.33,68 trilyun pada tahun 2013 menjadi Rp.40,44 trilyun pada tahun 2015
(angka sementara). Keadaan ini menggambarkan perkembangan yang cukup
signifikan dari nilai produk barang yang dihasilkan di Kabupaten Garut selama
tahun 2013-2015, kendati demikian, perkembangan tersebut belum dapat

III - 1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

dijadikan sebagai indikator dari peningkatan volume produk barang atau jasa,
karena pada PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku masih terkandung
inflasi yang sangat mempengaruhi harga barang/jasa secara umum.

Tabel 3.1
PDRB ADHB Garut Seri 2010 Tahun 2013-2015 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015***)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 13.118.170,86 14.504.538,16 15.523.395,08

B Pertambangan dan Penggalian 917.632,68 930.398,04 1.006.062,06


C Industri Pengolahan 2.438.999,91 2.723.905,02 2.945.561,07
D Pengadaan Listrik dan Gas 15.003,51 17.486,59 19.372,22
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 15.990,05 16.908,52 18.890,85
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 1.958.534,01 2.157.687,58 2.356.756,27
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 7.028.266,52 7.569.557,83 8.351.709,34
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 1.128.396,83 1.294.335,85 1.417.653,45
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 1.114.880,82 1.219.424,30 1.350.725,46
Minum
J Informasi dan Komunikasi 637.000,66 708.271,15 848.922,08
K Jasa Keuangan dan Asuransi 881.338,74 1.007.840,66 1.118.085,68
L Real Estat 553.676,44 607.887,45 663.639,15
M,N Jasa Perusahaan 161.894,95 176.781,83 191.957,04
Administrasi Pemerintahan,
O 1.286.500,24 1.399.802,77 1.595.804,07
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 1.303.486,09 1.518.429,05 1.692.224,04
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 196.419,91 214.854,94 237.557,80
R,S,T,U Jasa lainnyal 931.318,31 1.017.077,94 1.106.979,37
Produk Domestik Regional Bruto 33.687.510,52 37.085.187,67 40.445.295,03
Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, Tahun 2016.

Sedangkan untuk menganalisis perkembangan dari volume produk


barang/jasa umumnya digunakan PDRB yang dihitung atas dasar harga
konstan, PDRB yang dihitung atas dasar harga konstan Tahun 2010 di
Kabupaten Garut selama tahun 2013-2015 meningkat Rp.2,69 trilyun dari
sebesar Rp.29,13 trilyun pada tahun 2013 menjadi Rp.31,82 trilyun pada tahun
2015 (angka sementara). Kondisi tersebut merupakan indikasi quantum
(volume) produk barang/jasa secara umum mengalami peningkatan atau
perekonomian Kabupaten Garut secara makro berkembang positif.

III - 2 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 3.2
PDRB ADHK Garut Seri 2010 Tahun 2013-2015 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015***)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10.957.009,41 11.161.548,24 11.341.249,17
B Pertambangan dan Penggalian 843.340,70 853.577,97 866.040,21
C Industri Pengolahan 2.157.364,29 2.294.637,75 2.376.556,31
D Pengadaan Listrik dan Gas 18.050,68 18.918,92 19.168,65
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 14.143,63 14.852,22 15.970,60
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 1.741.046,97 1.843.072,32 1.942.598,22
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 6.146.664,91 6.524.503,25 6.892.485,23
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 1.007.361,09 1.088.865,30 1.177.934,48
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 979.219,27 1.029.765,08 1.092.992,65
Minum
J Informasi dan Komunikasi 637.574,54 733.784,53 826.755,03
K Jasa Keuangan dan Asuransi 753.151,02 815.703,55 863.911,63
L Real Estat 496.994,53 535.114,01 563.635,59
M,N Jasa Perusahaan 147.603,17 155.150,13 164.210,90
Administrasi Pemerintahan,
O 1.039.243,02 1.047.869,58 1.081.087,05
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 1.148.221,46 1.288.697,48 1.382.643,53
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 182.655,92 194.673,45 206.451,19
R,S,T,U Jasa lainnya 868.837,17 940.510,50 1.008.603,46
Produk Domestik Regional Bruto 29.138.481,77 30.541.244,30 31.822.293,92
Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, Tahun 2016.

Sampai dengan tahun 2015, kategori pertanian masih menjadi kategori


unggulan (prime mover) dalam menggerakkan perekonomian daerah, kategori ini
memberikan sumbangan nilai tambah yang dihitung atas dasar harga berlaku
sebesar Rp. 15,52 trilyun, dengan share 38,38% terhadap perekonomian.
Sedangkan sumbangan nilai tambah pertanian terhadap PDRB yang dihitung
atas dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp. 11,34 trilyun.

Tingginya peranan kategori pertanian terhadap perekonomian Kabupaten


Garut tidak lepas dari beberapa keunggulan komparatif (comparative
advantages), seperti kondisi tanah yang relatif lebih subur dan cocok untuk
beragam komoditi pertanian dan jumlah penduduk yang besar yang berimplikasi
pada sistem pertanian yang tampak sangat beragam dan hampir sebagian besar
komoditi produk pertanian sangat dominan kontribusinya, seperti berbagai
palawija, sayur-sayuran dan juga padi.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 3


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kontribusi kategori pertanian banyak disumbang oleh subkategori


tanaman bahan makanan (Tabama), diikuti oleh subkategori perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan. Namun demikian, akselerasi kinerja
kategori pertanian tersebut masih belum optimal, diantaranya disebabkan
hubungan antar subsistem pertanian dan kategori lain (linkages) belum
sepenuhnya menunjukkan sinergitas pada skala lokal, regional dan nasional,
hal ini tercermin dari pengembangan agroindustri yang belum optimal baik
dalam pengolahan maupun pemasarannya.

Pengembangan yang bersifat sektoral pada sistem pertanian serta


ketidaksiapan dalam menghadapi persaingan global merupakan kendala yang
masih dihadapi kategori pertanian. Potensi lain dalam kategori pertanian yaitu
pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan terutama dalam pengembangan
usaha perikanan tangkap di pesisir selatan, usaha budidaya laut, bioteknologi
kelautan, serta berbagai macam jasa lingkungan kelautan. Namun kondisi dan
potensi sumber daya perikanan dan kelautan yang besar ini belum diikuti
dengan perkembangan bisnis dan usaha perikanan dan kelautan yang baik.
Tingkat investasi sarana dan prasarana pendukung bisnis kelautan serta
produksi sumber daya perikanan dan kelautan masih jauh dari potensi yang
ada. Di lain pihak, lemahnya kondisi pembudidaya dan nelayan sebagai
produsen menyebabkan kurang berkembangnya kegiatan dan pengelolaan
industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan.

Dari sisi penciptaan nilai tambah, kecepatan sektor pertanian dalam


menciptakan nilai tambah sangatlah lambat apabila diperbandingkan dengan
sektor lainnya terutama industri manufaktur, sehingga tidaklah mengherankan
jika wilayah yang didominasi oleh sektor pertanian cenderung pertumbuhan
ekonominya sangat lamban. Pada sisi lain, seiring peningkatan jumlah
penduduk tentu saja berimplikasi pada peningkatan kebutuhan lahan untuk
pemukiman, sehingga luas lahan pertanian memiliki cenderung terus mengalami
penurunan. Apabila dipahami secara lebih luas kondisi tersebut telah
memberikan suatu sinyal positif terhadap hasil pembangunan karena salah satu
indikator kemajuan negara berkembang adalah terjadinya pergeseran dari
struktur ekonomi berbasis pertanian ke sektor lainnya.

III - 4 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Disamping pertanian, kategori yang memiliki kontribusi cukup dominan


pada tahun 2015 adalah kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor. Kategori ini mampu menciptakan nilai tambah atas dasar
harga berlaku sebesar Rp. 8,35 trilyun dengan share 20,65%, atau mengalami
peningkatan 10,33% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 7,57 trilyun.
Kondisi tersebut merupakan indikasi dari peningkatan volume barang /jasa
yang diperdagangkan di wilayah Kabupaten Garut.

Tingkat konsumsi masyarakat (propensity to consume) yang relatif tinggi


membuat kategori ini berkembang cukup baik, kendala umum yang dihadapi
untuk dapat mengembangkan potensi tersebut adalah sulitnya menumbuhkan
minat para investor baik lokal maupun internasional untuk menanamkan
investasi di Kabupaten Garut yang infrastrukturnya terlihat masih sangat minim
dan dari sisi pendanaan, kategori perdagangan memerlukan dana yang relatif
lebih besar karena cenderung lebih bersifat padat modal dibandingkan dengan
kategori pertanian yang cenderung padat karya.

Peranan kategori industri yang merupakan kategori andalan di Jawa


Barat, secara umum peranannya masih relatif rendah dan sharenya terhadap
total PDRB justru mengalami penurunan di tahun 2015 sebesar 0,06%. Namun
demikian, kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembentukan nilai tambah dari
kategori industri pengolahan masih dianggap stabil dalam mendorong struktur
ekonomi di Kabupaten Garut. Walaupun Kabupaten Garut memiliki keunggulan
komparatif di sektor pertanian, namun kelemahan yang mendasar adalah masih
rendahnya kegiatan industri yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian, sehingga
perdagangan antar wilayah yang dilakukan lebih dominan berupa bahan-bahan
mentah hasil pertanian. Untuk itu roda perekonomian Kabupaten Garut
dipandang dapat bergerak lebih cepat apabila dikembangkan industri yang
dapat mengolah hasil-hasil pertanian, yang merupakan keunggulan wilayah
yang dapat memperpanjang rantai agribisnis, sehingga produksi Kabupaten
Garut dapat berupa barang-barang industri hasil pertanian.

Indikator ekonomi lainnya yang dapat memberikan gambaran


kesejahteraan masyarakat secara makro adalah pendapatan perkapita, semakin
tinggi pendapatan yang diterima penduduk berarti tingkat kesejahteraannya
akan bertambah baik dan sebaliknya penurunan pendapatan per kapita berarti
tingkat kesejahteraannya semakin menurun.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 5


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Pendapatan per kapita merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan


jumlah penduduk pertengahan tahun, pada tahun 2015 pendapatan per kapita
diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar 8,10% atau dari semula Rp.
14.680.308,- menjadi Rp. 15.868.847,- pada tahun 2015. Peningkatan ini dapat
di katakan cukup tinggi karena levelnya berada di atas laju inflasi sebesar 5,38%
yang terjadi sepanjang tahun 2015. Namun demikian, peningkatan tersebut
belum sepenuhnya dapat dipakai untuk menggambarkan peningkatan dari daya
beli masyarakat. Karena pada PDRB per kapita yang dihitung atas dasar harga
berlaku, selain masih terkandung inflasi yang sangat berpengaruh terhadap
daya beli, juga karena pola distribusi dari pendapatan regional Kabupaten Garut
tidak mutlak merata. PDRB per Kapita adh. berlaku tersebut dapat digunakan
untuk menggambarkan tingkat produktifitas penduduk di suatu wilayah yang
menunjukkan nilai pendapatan yang dihasilkan akibat kegiatan ekonomi yang
dilakukan di wilayah Garut per penduduk selama satu tahun.

Untuk lebih menggambarkan perkembangan daya beli atau pendapatan


riil dari masyarakat dapat diamati perkembangan PDRB perkapita yang dihitung
atas dasar harga konstan, hal yang menarik untuk dikaji adalah walaupun
pendapatan per kapita pada periode 2010-2015 meningkat relatif tinggi yang
berkisar antara 6,86% sampai 9,82%, namun daya beli masyarakat secara riil
pada periode yang sama hanya mengalami peningkatan berkisar 2,95% sampai
3,83% yang tercermin dari peningkatan PDRB perkapita yang dihitung atas
dasar harga konstan. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya inflasi yang
terjadi pada periode bersangkutan sehingga mengkoreksi peningkatan daya beli
yang diakibatkan oleh meningkatnya pendapatan yang diterima. Kendati
demikian, dapat dilihat pendapatan riil yang sangat berpengaruh pada daya beli
masyarakat Kabupaten Garut secara makro di sepanjang periode 2010-2015
cenderung terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya.

Tabel 3.3
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Garut Tahun 2010-2015**
PDRB Per Kapita (Rp) Jumlah Laju PDRB Per Kapita (%)
Tahun
Berlaku Konstan Penduduk adh Berlaku adh Konstan
2010 10.512.715 10.512.715 2.422.326 - -
2011 11.470.816 10.907.004 2.450.430 9,11 3,75
2012 12.258.003 11.228.930 2.477.114 6,86 2,95
2013 13.462.027 11.644.168 2.502.410 9,82 3,70

III - 6 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

PDRB Per Kapita (Rp) Jumlah Laju PDRB Per Kapita (%)
Tahun
Berlaku Konstan Penduduk adh Berlaku adh Konstan
2014 14.680.308 12.089.864 2.526.186 9,05 3,83
2015** 15.868.847 12.485.584 2.548.723 8,10 3,27
Sumber : BPS Kabupaten Garut, Tahun 2016.

Ditinjau dari indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang secara


teknis merupakan pertumbuhan dari volume produk yang dihasilkan, secara
kategori merupakan gambaran kecepatan peningkatan volume produk yang
dihasilkan pada kategori yang bersangkutan dan dapat dipergunakan dalam
menentukan arah kebijakan perencanaan pembangunan ekonomi daerah.
Secara makro, pengukuran LPE dapat diukur dari perkembangan besaran PDRB
yang dihitung atas dasar harga konstan, dimana BPS memakai harga konstan
tahun 2010. Perekonomian Kabupaten Garut pada tahun 2015 diperkirakan
tumbuh sebesar 4,19% (angka sangat sementara), mengalami sedikit
perlambatan 0,62% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh
musim kemarau yang berkepanjangan (tidak turun hujan dari sejak bulan Mei
hingga bulan November 2015), sedangkan Garut kategori andalannya adalah
Pertanian yang memberikan kontribusi terbesar terhadap LPE.

Dilihat dari pertumbuhan masing-masing kategori, performa ekonomi


yang paling baik pada kategori Informasi dan Komunikasi yang mampu tumbuh
12,67%. Kenaikan produksi tertinggi kedua dicapai kategori transportasi dan
pergudangan dengan pertumbuhan sebesar 8,18%, kategori pengadaan air,
pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 7,53%, kategori Jasa
Pendidikan sebesar 7,29%, serta Jasa Lainnya sebesar 7,24%. Selanjutnya
kategori pertanian terus mengalami penurunan sejak tahun 2014 meskipun
pada tahun 2013 sempat mengalami peningkatan, kembali menurun sebesar
1,61 di tahun 2015. Namun demikian, kategori pertanian secara umum masih
menjadi kategori usaha yang banyak digeluti oleh masyarakat Garut sampai saat
ini dengan pengelolaan yang cenderung masih tradisional, tidak tergantung pada
bahan impor dan berbasis teknologi sederhana yang memiliki potensi yang besar
dan variatif, dan didukung oleh kondisi agroekosistem yang cocok untuk
pengembangan komoditas pertanian dalam arti luas (tanaman, ternak, ikan, dan
hutan).

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 7


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 3.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Garut Tahun 2013-2015

Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015***)

(1) (2) (3) (4)


A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,23 1,87 1,61
B Pertambangan dan Penggalian 6,58 1,21 1,46
C Industri Pengolahan 6,35 6,36 3,57
D Pengadaan Listrik dan Gas 5,31 4,81 1,32
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 5,29 5,01 7,53
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 7,42 5,86 5,40
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 5,52 6,15 5,64
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 4,17 8,09 8,18
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 4,55 5,16 6,14
Minum
J Informasi dan Komunikasi 9,22 15,09 12,67
K Jasa Keuangan dan Asuransi 9,12 8,31 5,91
L Real Estat 7,43 7,67 5,33
M,N Jasa Perusahaan 6,43 5,11 5,84
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
O -2,99 0,83 3,17
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 8,65 12,23 7,29
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 3,36 6,58 6,05
R,S,T,U Jasa lainnya 5,81 8,25 7,24
Produk Domestik Regional Bruto 4,76 4,81 4,19
Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, Tahun 2016.

Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang


dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga, sebagai suatu indikator
yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga
sebagai persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang dan jasa yang
secara umum dikonsumsi rumah tangga.

Pada tingkat mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, dapat


memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai pengeluaran
kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap. Pada
tingkat korporasi, angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan pembelanjaan
dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro), angka inflasi
menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian.

Secara umum, penghitungan perubahan harga tersebut tercakup dalam


suatu indeks harga yang dikenal dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau
Consumer Price Index (CPI). Pada tahun 2015 secara umum inflasi di Kabupaten
Garut mencapai 3,53%, ini merefleksikan peningkatan beban hidup masyarakat

III - 8 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

di Kabupaten Garut meningkat sebesar 3,53% selama tahun 2015, mengalami


penurunan dari tahun 2014 sebesar 8,09%. Kondisi inflasi tahun 2015 tersebut,
lebih rendah dari rata-rata Jawa Barat sebesar 3,72%, namun sedikit lebih
tinggi dari inflasi di tingkat nasional yang mencapai 3,35%.

Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional


Tahun 2009-2015 9,15 8,36
9,00
8,09
6,96 8,38
7,00 7,41
6,89
6,46
5,00 5,56 4,17 4,3
4,17 3,87 3,72
3,79 3,86
3,00 3,09 3,53 3,35
3,10
2,8
1,00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Garut Jawa Barat Nasional

Gambar 3.1
Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam


kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap
upaya pembangunan, selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan
berusaha, sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari
pembangunan. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya
lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat
menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahun.

Dalam bidang ketenagakerjaan, indikator kesempatan kerja (demand for


labour) merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan
penyerapan tenaga kerja yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan/
lapangan kerja untuk diisi oleh para pencari kerja. Kesempatan kerja berarti
peluang atau keadaan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan
sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses
produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan
dan bakatnya masing-masing. Dengan demikian kesempatan kerja dapat
diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Sementara itu, angkatan kerja
(labour force) didefinisikan sebagai bagian dari jumlah penduduk yang

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 9


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan


pekerjaan yang produktif sebagai sumber daya manusia. Pertambahan angkatan
kerja harus diimbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan
kerja sehingga dapat menyerap pertambahan angkatan kerja.

Pada tahun 2015 jumlah penduduk bekerja usia kerja 15 tahun ke atas
selama periode tahun 2013-2015 mengalami peningkatan 23.574 orang (2,55%),
dari sebanyak 922.194 orang pada tahun 2013 menjadi sebanyak 945.768
orang pada tahun 2015. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan
perkembangan jumlah Angkatan Kerja Usia Kerja 15 Tahun Keatas, maka rasio
penduduk yang bekerja selama periode tahun 2013-2015 mengalami sedikit
kenaikan meskipun tidak terlalu signifikan sebesar 1,64% dari sebesar 91,86%
pada tahun 2013 menjadi sebesar 93,50% pada tahun 2015. Tingkat
pengangguran terbuka pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,21%
dari sebesar 7,71% pada tahun 2014 menjadi sebesar 6,500% pada tahun 2015.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
terjadi telah berhasil menekan tingkat pengangguran meskipun belum terlalu
signifikan.

Tabel 3.5
Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja Kabupaten Garut
Tahun 2013 – 2015

No INDIKATOR KETENAGKERJAAN 2013 2014 2015

Jumlah penduduk yang bekerja Usia


1 922.194 943.727 945.768
Kerja 15 Tahun Keatas (orang)
Angkatan Kerja Usia Kerja 15 Tahun
2 1.003.916 1.022.545 1.011.529
Keatas (orang)
Rasio Penduduk bekerja Usia Kerja 15
3 91,86% 92,29% 93,50%
Tahun Keatas (%)
4 Jumlah Pengangguran Terbuka (orang) 81.722 78.818 65.761

5 Tingkat Pengangguran (%) 8,14% 7,71% 6,50%

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Garut, Tahun 2016

3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah


Tantangan dan prospek perekonomian Kabupaten Garut, tentunya akan
banyak dipengaruhi oleh tantangan dan prospek pada tataran global,
nasional, maupun lingkungan regional Jawa Barat.

III - 10 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

3.1.2.1. Global dan Nasional


Perkembangan ekonomi global berpengaruh cukup berarti terhadap
perekonomian Indonesia, berdasarkan kerangka ekonomi makro pada Rencana
Kerja Pemerintah Tahun 2017, perkembangan ekonomi global yang akan
berpengaruh terhadap perekonomian nasional di tahun 2017 diantaranya
adalah:

 Membaiknya perekonomian global, WEO IMF pada Januari 2016


memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi global meningkat 0,2
persen dari 3,4 persen pada tahun 2016 menjadi 3,6 persen pada tahun
2017.
 Peningkatan pertumbuhan ekonomi global didorong oleh pertumbuhan
ekonomi negara berkembang.
 Tingkat inflasi global diperkirakan akan relatif terkendali, IMF
memproyeksikan inflasi di negara berkembang menjadi 5,6 – 5,9 persen.
 Harga minyak dunia diperkirakan akan masih relatif rendah, didorong
oleh suplai yang lebih tinggi.
 Harga komoditas ekspor utama Indonesia diperkirakan masih akan
cenderung stagnan di tahun 2017, sementara Manufacturing Unit Value
Index akan meningkat.

Sasaran dan perkiraan besaran kerangka ekonomi makro pada tahun


2017, meliputi :
 Perekonomian domestik secara nasional, diperkirakan tumbuh sebesar
5,5%-5,9%, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. Hal ini sejalan
dengan membaiknya perekonomian global, dan didukung oleh
berlanjutnya reformasi struktural di dalam negeri secara komprehensif.
Dari sisi permintaan, permintaan eksternal akan mendorong
pertumbuhan ekspor hingga mencapai 4,5%-5,0% terutama produk non
migas, yang didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi global, terutama
di pasar ekspor utama Indonesia, seperti Amerika Serikat yang
perekonomiannya mulai membaik.
 Dari sisi keuangan negara, melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh
pemerintah, pendapatan negara diperkirakan akan mencapai 13,9% pada
tahun 2017, peningkatan pendapatan negara tersebut didorong utamanya
melalui penerimaan perpajakan yang diperkirakan akan setara dengan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 11


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

12,0% PDB tidak termasuk pajak daerah. Penerimaan Negara Bukan


Pajak (PNBP) juga akan mengalami peningkatan menjadi sekitar 1,8%
PDB di tahun 2017, didorong oleh berbagai upaya optimalisasi, salah
satunya pada pos PNBP nonmigas. Belanja negara diperkirakan akan
mencapai 16,0%-16,4% PDB di tahun 2017, terdiri dari belanja
pemerintah pusat sebesar 10,0%-10,5% PDB dan transfer ke daerah
sebesar 6,0%-6,2% PDB.
 Investasi diperkirakan tumbuh 6,0%-6,6% yang didorong oleh permintaan
domestik yang meningkat dan membaiknya investasi pada sektor yang
berorientasi ekspor. Peningkatan investasi ini pun akan didorong oleh
membaiknya iklim investasi dan berusaha di Indonesia, yang
menyebabkan meningkatnya daya tarik Indonesia sebagai tempat
berinvestasi dan berusaha. permintaan domestik akan ditopang oleh
makin stabilnya inflasi sehingga daya beli makin meningkat yang pada
akhirnya mendorong konsumsi masyarakat tumbuh 5,4%-5,5%.
Konsumsi pemerintah akan tumbuh 6,7% yang didukung oleh percepatan
penyerapan anggaran yang merata dan berkualitas dengan program
pembangunan yang semakin efisien.
 Dari sisi moneter, untuk menuju perekonomian yang lebih maju,
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi harus didukung dengan tingkat
inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil. Dengan berbagai upaya
yang dilakukan, inflasi pada tahun 2016 diperkirakan akan berada pada
kisaran 4,0%-4,5%.

Kebutuhan investasi Nasional untuk tahun 2017 adalah Rp. 4.498-4.617


triliun yang bersumber sekitar 11,3% dari investasi pemerintah dan sekitar
88,7% dari investasi masyarakat, sumber investasi pemerintah berasal dari
pengeluaran modal pemerintah.

Namun demikian, terdapat kemungkinan terjadinya resiko perlambatan


ekonomi, yang antara lain disebabkan (i) lambatnya proses pemulihan ekonomi
dunia; (ii) meningkatnya gejolak moneter dan keuangan global yang dapat
mempengaruhi arus modal serta menuntut kebijakan moneter baik di luar dan
dalam negeri menjadi lebih ketat, serta (iii) tidak berjalan dan lambatnya proses
reformasi struktural menyeluruh di perekonomian domestik yang berimplikasi
pada rendahnya pertumbuhan investasi dan konsumsi masyarakat.

III - 12 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Perlambatan ekonomi yang terjadi karena faktor internal dan eksternal


akan menyebabkan (i) menurunkan daya serap tenaga kerja di sektor produktif,
(ii) memperlambat penciptaan lapangan pekerjaan yang disebabkan oleh iklim
investasi yang belum kondusif, (iii) pelemahan ekspor non-migas disertai
tuntuan kenaikan upah yang tinggi akan mempersulit upaya mempertahankan
pekerja yang sudah bekerja, dan (iv) semakin sulitnya mempercepat penurunan
tingkat kemiskinan karena tingkat kemiskinan yang relatif rendah.

Pada tahun 2017, Penduduk Miskin diperkirakan sebesar 9,5%-10,5%,


lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 9,0%-10,0%, sementara itu,
Pengangguran terbuka diperkirakan sebesar 5,3%-5,6%, lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya sebesar 5,2%-5,5%.

Sesuai dengan kerangka kebijakan dalam RJPMN 2015-2019, Penguatan


Investasi akan ditempuh melalui dua pilar kebijakan. Pilar Pertama adalah
Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha untuk meningkatkan efisiensi
proses perijinan bisnis; sedangkan Pilar Kedua adalah Peningkatan Investasi
yang Inklusif terutama dengan mendorong peranan investor domestik yang lebih
besar.

Kebijakan peningkatan iklim investasi dan iklim usaha ini tentunya akan
tetap berlanjut di tahun 2017, dengan lebih dititikberatkan pada pembenahan
dan penyederhanaan proses perijinan dan kepastian berusaha secara
berkelanjutan untuk mendorong investasi yang lebih tinggi serta penerapan
upaya konkrit untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang lebih sehat dan
adil.

Adapun strategi yang ditempuh untuk meningkatkan iklim investasi dan


iklim usaha adalah:

1. Peningkatan kepastian hukum terkait investasi dan usaha, antara lain


dilakukan melalui (a) sinkronisasi dan harmonisasi peraturan pusat dan
daerah untuk mendukung sektor prioritas dengan menyusun peta jalan
harmonisasi regulasi terkait investasi, dan dititikberatkan pada sektor
energi, ketenagalistrikan, pariwisata dan industri pengolahan prioritas,
serta industri maritim, (b) penghapusan regulasi dan peraturan di pusat
dan daerah yang menghambat dan mempersulit dunia usaha untuk
berinvestasi dan berusaha terus dilakukan dengan mengevaluasi perda

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 13


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

bermasalah, dan (c) penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk
kepastian perijinan lokasi usaha dan investasi, dengan upaya
dilakukannya pelayanan bantuan hukum dari pusat kepada daerah yaitu
dilakukannya evaluasi Rancangan Perda tentang RTRW.

2. Penyederhanaan prosedur perijinan investasi dan usaha di pusat dan


daerah, yang diarahkan untuk mendukung pengembangan sektor
pengolahan dan jasa, terutama: sektor migas, jasa transportasi laut, serta
sektor industri manufaktur berbasis sumber daya alam. Selain itu,
penyederhanaan prosedur perijinan dilakukan pula untuk mendukung
perbaikan peringkat Indonesia dalam Kemudahan Berusaha (Ease of Doing
Business).

3. Peningkatan kualitas layanan investasi untuk memberikan kemudahan,


kepastian, dan transparansi proses perijinan bagi investor dan pengusaha,
yang antara lain dititikberatkan pada: (a) di tingkat pusat: peningkatan
fasilitas layanan PTSP-Pusat yang didirikan pada Januari 2015; (b) di
daerah: optimalisasi layanan investasi di PTSP, melalui percepatan
pelimpahan wewenang perijinan kepada kepala PTSP, penyusunan
Standard Operating Procedure (SOP), pengurangan biaya, implementasi
SPIPISE dan tracking system, serta pembentukan PTSP bagi daerah yang
belum memilikinya.

4. Pengembangan sistem insentif dan fasilitasi investasi (berupa: insentif


fiskal dan non fiskal) yang dapat: mendorong pengembangan investasi
sektor manufaktur dengan mengedepankan keseimbangan sebaran
investasi antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa; mendorong pihak swasta
untuk berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur dan energi
nasional; dan mendorong pengembangan industri yang dapat
menghasilkan bahan baku atau barang modal sederhana serta yang
menghasilkan produk bernilai tambah lebih tinggi.

5. Koordinasi dan penyusunan peraturan dan SOP untuk Pendirian Forum


Investasi, dengan tujuan untuk mencari solusi terbaik atas permasalahan
investasi agar secara konsisten dapat menjaga iklim invetasi yang kondusif
bagi pelaku usaha dan investor, serta menyelesaikan permasalahan dan
hambatan investasi yang bersifat lintas sektor. Forum tersebut

III - 14 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

keanggotaannya terdiri dari lintas kementerian dan lintas pemangku


kepentingan.

6. Peningkatan iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif, yang akan


dititikberatkan pada terselesaikannya revisi Undang-Undang
Ketenagakerjaan dan penyelesaian revisi UU no. 2 tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.

7. Peningkatan persaingan usaha yang sehat untuk mendukung iklim


investasi yang kompetitif khususnya pada sektor pangan, energi,
keuangan, kesehatan dan pendidikan, serta infrastruktur dan logistik
melalui: (i) pemantapan kelembagaan sekretariat KPPU berdasarkan
peraturan presiden, (ii) pengawasan perilaku pelaku usaha dalam rangka
pencegahan perilaku anti persaingan dengan titikberat pada sektor pangan
dan logistik, (iii) implementasi competition checklist untuk menjamin
harmonisasi kebijakan, (iv) penindakan terhadap praktek kartel, dan (v)
pengajaran mata kuliah terkait persaingan usaha dalam pendidikan tinggi
dan pendidikan kedinasan sebagai upaya internalisasi nilai-nilai
persaingan usaha yang sehat.

3.1.2.2. Jawa Barat


Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada Tahun 2015 sebesar 5,03%,
melambat dibanding Tahun 2014 yang tumbuh sebesar 5,07%. Perlambatan
pertumbuhan PDRB tersebut terutama didorong oleh melemahnya konsumsi
rumah tangga meskipun investasi dan konsumsi pemerintah meningkat. Tetapi
secara akumulasi, Jawa Barat memiliki intensitas aktivitas perekonomian Jawa
Barat yang cukup tinggi. Dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia dan
masih menjadi tujuan utama investasi PMA dan PMDN, kemampuan ekonomi
Jawa Barat tumbuh di atas nasional. Pencapaian kinerja perekonomian Jawa
Barat sendiri, tidak lepas dari upaya menjaga stabilitas perekonomian daerah.
Fakta inilah yang membentuk daya saing Jabar berada pada urutan ke-4 di
Indonesia.

Hasil analisis tren, LPE Jawa Barat di Tahun 2017 diproyeksikan


sebesar 6,3%-6,9%. Meningkatnya LPE ini terkait peluang pertumbuhan tinggi di
sektor-sektor non tradeable terutama sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
dan Jasa-jasa. Selain itu meningkatnya LPE dunia akan mendorong peningkatan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 15


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

ekspor Jabar dan investasi yang masuk. Proyeksi angka tersebut cukup rasional
jika dikaitkan dengan kemampuan menyerap investasi selama ini sebagai salah
satu sumber pertumbuhan ekonomi. Kedepan Jawa Barat akan mulai concern
kepada sektor-sektor unggulan seperti industri pengolahan dan pangan, agar
tidak hanya memproduksi raw material namun harus sudah mulai mengangkat
value. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dan industri
kreatif akan mendapatkan prioritas mengingat dua sektor tersebut merupakan
sektor yang paling memiliki potensi dalam pembangunan ekonomi Jawa Barat.

Untuk inflasi Jawa Barat Tahun 2016 diperkirakan pada kisaran 6,3%
dan pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar 4,0%-5,0%, dengan asumsi
pemerintah kembali menyesuaikan harga BBM dengan penurunan harga minyak
mentah dunia. Meski sempat menghentak publik, kebijakan kenaikan BBM di
akhir Tahun 2014 oleh Pemerintah telah dilaksanakan. Sektor pemerintah dan
swasta harus dapat mempersiapkan perencanaan pembangunan dan bisnis
dengan lebih baik di awal. Kinerja inflasi memang ditentukan oleh kebijakan
harga yang diputuskan oleh pemerintah.

Sementara untuk angka pengangguran, berdasarkan pola sebelumnya,


pada 2015, diperkirakan tingkat pengangguran terbuka akan mengalami
penurunan yang tidak terlalu besar dan berada di kisaran 7,50%-7,00% dan
pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar 7,00% – 6,50%. Dari 9 sektor lapangan
usaha, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran masih tetap menduduki potensi
penyerapan tenaga kerja yang paling besar. Beberapa program pemerintah
dalam membangun dan memperbaiki infrastruktur akan membantu dalam
penurunan tingkat pengangguran terbuka melalui program seperti
pembangunan waduk dan saluran irigasi.

Berkenaan dengan kemiskinan, jumlah penduduk miskin (penduduk


yang berada di bawah garis kemiskinan) di Jawa Barat pada tahun 2016
diperkirakan sebesar 6,8% – 7,8% dan pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar
5,0% – 4,1%.

Tantangan perekonomian Jawa Barat yang dihadapi :

1. Menjaga stabilitas nilai tukar dan stabilitas harga


2. Memperbaiki kualitas pelayanan birokrasi

III - 16 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

3. Peningkatan target indeks daya beli masyarakat Jawa Barat,


sehingga perlu adanya upaya-upaya yang kongkrit untuk mencapai
target tersebut.
4. perubahan iklim dan out break hama penyakit, dikhawatirkan
produksi pangan Jawa Barat akan mengalami penurunan pada
beberapa Tahun ke depan. Perlu adanya upaya peningkatan
produksi pangan melalui perbaikan system perbenihan,
intensifikasi, proteksi, pengolahan hasil, fasilitas sarana produksi.
5. Kelangkaan energi pada beberapa Tahun mendatang diperkirakan
akan semakin terasa, sehingga untuk antisipasinya perlu ada
upaya peningkatan eksplorasi dan pengembangan sumber energy
alternative.
6. Terjadinya penurunan daya saing beberapa produk andalan Jawa
Barat di Pasar Global seperti tekstil dan lain-lain, perlu ada upaya
peningkatan daya saing produk Jawa Barat.
7. Di bidang teknologi, peran Perguruan Tinggi dan Lembaga
Penelitian dan Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk
pembangunan masih relatif rendah, sehingga perlu adanya upaya
peningkatan peran Perguruan Tinggi dan Lembaga Penilitian dan
Pengembangan dalam pemacuan inovasi untuk pembangunan
Jawa Barat.
8. Tuntutan upah minimum kerja semakin mencuat di beberapa
daerah industri.
9. Penciptaan keterkaitan industri pengolah dengan sumber daya
lokal.
10. Penciptaan keterkaitan pembangunan perkotaan dan pedesaan.

Khusus untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut, Jawa Barat


mempunyai potensi sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang dapat
dianggap sebagai prospek dalam menghadapi tantangan tersebut.

Prospek Perekonomian Jawa Barat dari sisi internal :

1. Bidang pertanian/pangan, Jawa Barat memiliki lahan pertanian


yang cukup luas, dengan jumlah petani yang cukup banyak, serta
komoditas yang cukup beragam ditunjang keberadaan Waduk
Jatigede.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 17


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2. Bidang Industri, Jawa Barat memiliki industri yang banyak baik


skala besar, menengah, kecil dan mikro
3. Bidang Energi, Jawa Barat memiliki sumber daya alam sumber
energy alternative yang cukup banyak, baik dari bahan tambang
maupun komoditas pertanian.
4. Bidang Teknologi, Jawa Barat memiliki Perguruan tinggi ternama
dan lembaga litbang departemen maupun non departemen yang
cukup banyak.

Prospek Perekonomian Jawa Barat dari sisi eksternal :

1. Kelangkaan pangan di tingkat global dan nasional merupakan


peluang bagi pertanian Jawa Barat dalam pemasaran produk
pertanian dan olahannya.
2. Pergeseran kekuatan ekonomi ke Asia
3. Dukungan untuk MP3EI untuk jangka pendek berupa kebijakan
Jawa Barat dalam penciptaan iklim usaha yang lebih baik,
diharapkan akan meningkatkan kinerja industri Jawa Barat.

3.1.2.3. Kabupaten Garut


Memperhatikan kondisi dan dinamika perekonomian global, nasional
dan regional beberapa tahun sebelumnya, serta proyeksi perkembangan
ekonomi daerah tahun 2017, dengan memperhatikan kondisi tersebut maka
indikator makro ekonomi Kabupaten Garut diproyeksikan sebagai berikut :

Tabel 3.6
Proyeksi Perekonomian Kabupaten Garut
No INDIKATOR MAKRO 2016* 2017**

1 Jumlah Penduduk 2.647.944 2.683.060


2 Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,54 1,47
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Usia
3 4,57 4,47
15 Th + (%)
4 Kemampuan Daya Beli (000 Rp) 646,43 647,42
5 Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 286.741 279.573
6 Persentase Penduduk Miskin (%) 10,84 10,42
7 PDRB Berlaku (Juta Rp) 44.138.402 48.552.242
8 PDRB Konstan 2000 (Juta Rp) 15.218.394 16.055.406
9 Inflasi (%) 3,53 3,53
10 Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,0 5,5

III - 18 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

No INDIKATOR MAKRO 2016* 2017**

11 PDRB perkapita adh Berlaku (Rp) 16.693.141 18.095.843


10 PDRB Perkapita adh Konstan 2000 (Rp) 5.755.596 5.983.990
11 Investasi (Miliar) 6.145 6.760
12 Laju Investasi (%) 10,00 10,00
Sumber : RPJMD Kabupaten Garut 2014-2019, data diolah

Dengan memperhatikan kondisi perkembangan perekonomian, maka


skenario laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Garut pada tahun 2017
diproyeksikan dapat tumbuh pada kisaran sebesar 5,5% dengan inflasi pada
kisaran 3,53%. Dari sisi tingkat kemiskinan, diproyeksikan angka kemiskinan
secara gradual akan menurun, pada tahun 2016, persentase penduduk miskin
diperkirakan akan berada pada kisaran 10,84% dan tahun 2017 sekitar 10,42%.
Sejalan dengan tingkat kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) usia
15 tahun juga akan memiliki kecenderungan trend yang menurun. Pada tahun
2016 TPT diproyeksikan berada pada kisaran 4,57% dan tahun 2017 sekitar
4,47%.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan secara berkelanjutan, sebagai


tahun ketiga pelaksanaan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014-2019, dengan mempertimbangkan
kondisi perekonomian daerah saat ini, serta tantangan kedepan maka
diperlukan kerangka perekonomian Kabupaten Garut sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketersediaan, akses pangan, kualitas, keragaman dan


keamanan pangan masyarakat;
2. Meningkatkan produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian/
perkebunan;
3. Meningkatkan produktivitas hutan dan pengembangan aneka usaha
kehutanan, dengan penguatan kelembagaan dan kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan;
4. Meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni dan budaya;
5. Meningkatkan keunggulan dan daya tarik, promosi wisata guna
peningkatan daya beli masyarakat;
6. Meningkatkan daya saing industri;
7. Meningkatkan sistem dan jaringan distribusi barang dan jasa;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 19


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

8. Meningkatkan daya saing koperasi dan usaha, menengah, kecil dan


mikro;
9. Meningkatkan realisasi dan iklim investasi.

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah


Dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintahan Daerah, pengelolaan keuangan daerah merupakan
subsistem dari sistem pengelolaan keuangan negara dan merupakan elemen
pokok dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penyusunan arah
kebijakan keuangan daerah secara umum mengacu pada Ketentuan
Perundangan, antara lainUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk setiap tahun anggaran yang
diatur melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri.

3.2.1 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan


Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa pemerintah daerah berfungsi melaksanakan
kewenangan otonomi daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi
dibidang pendapatan daerah, otonomi daerah dan desentralisasi berimplikasi
pada semakin luasnya kewenangan daerah untuk mengatur dan mengelola
pendapatan daerah, sehubungan dengan hal tersebut, maka secara bertahap
terus dilakukan upaya meningkatkan kemandirian pendapatan daerah dengan
mengoptimalkan seluruh potensi pendapatan yang dimiliki. Sumber pendapatan
daerah terdiri atas :
1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang meliputi :
a. Peningkatan pelayanan pajak dan retribusi kepada masyarakat;
b. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan
retribusi daerah;
c. Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah;

III - 20 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

d. Operasionalisasi, Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Peraturan


Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah;
e. Memberikan insentif/ bonus dan penghargaan kepada SKPD yang
berhasil mencapai atau melampaui target, dan menjatuhkan sanksi
kepada SKPD yang tidak berhasil mencapai target penerimaan
pendapatan daerah secara optimal dalam satu tahun anggaran;
f. Optimalisasi upaya penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Perkotaan/Perdesaan;
2) Dana Perimbangan yang meliputi :
a. Peningkatan koordinasi antara instansi pengelola pajak pemerintah
dan pajak daerah;
b. Peningkatan koordinasi dengan Kementerian yang mengelola Dana
Alokasi Khusus (DAK);
c. Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum,
dan Dana Alokasi Khusus;
3) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah, diarahkan untuk dapat
meningkatkan penerimaan pendapatan dari dana bagi hasil pajak dari
provinsi, bantuan keuangan dari provinsi maupun hibah dari
pemerintah melalui peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah Pusat.

Tabel 3.7
Proyeksi Target Pendapatan Tahun 2016 s.d Tahun 2017
Data Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)
No Uraian Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*
1 PENDAPATAN 3.419,62 3.351,51 3.586,12 3.724,08 3.977,97
1.1 Pendapatan Asli Daerah 423,13 304,77 331,01 427,15 453,39
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 74,29 70,22 82,58 84,26 96,63
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 16,83 18,07 15,55 15,55 13,04

Hasil Pengelolaan Kekayaan


1.1.3 4,58 6,36 5,21 5,21 4,06
Daerah Yang Dipisahkan

1.1.4 Lain-Lain PAD Yang Sah 327,42 210,13 227,67 322,13 339,67
1.2 Dana Perimbangan 2.128,30 2.190,62 1.985,99 2.779,37 2.574,73
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
1.2.1 223,76 140,21 137,93 137,93 135,64
Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.743,14 1.882,59 1.668,49 1.808,71 1.594,61

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 161,40 167,82 179,57 832,73 844,48


Lain-Lain Pendapatan Yang
1.3 868,19 856,12 1269,13 517,57 949,84
Sah
1.3.1 Pendapatan Hibah dari 6,70

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 21


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Data Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)


No Uraian Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*
Pemerintah
Dana Bagi Hasil Pajak dari
1.3.2 98,14 91,10 96,55 96,55 102,00
Provinsi
Dana Penyesuaian dan
1.3.3 577,61 541,23 512,44 593,35 564,56
Otonomi Khusus :
1.3.4 Dana Transfer Lainnya 87,80 514,63 421,02 847,84
Bantuan Keuangan dari
1.3.5 Provinsi atau Pemerintah 185,75 135,99 145,51
Daerah Lainnya
Sumber : DPPKA Kab. Garut, data diolah, *) Angka Sangat Sementara

Sumber dana pembangunan APBD Kabupaten Garut secara rata-rata


masih didominasi oleh sumber dana perimbangan serta lain-lain pendapatan
yang sah, sementara kemampuan pendapatan asli daerah (PAD) hanya
memberikan kontribusi yang tidak terlalu signifikan terhadap pendapatan.

Untuk tahun 2017, pendapatan diproyeksikan mencapai Rp. 3.977,97


trilyun, atau terdapat peningkatan pendapatan daerah sebesar 6,81%
dibandingkan tahun sebelumnya.

3.2.2 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

Sejalan dengan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah yang terus


meningkat, intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan harus terus dilakukan
baik terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan yang bersumber dari
pusat (Dana Perimbangan), serta pendapatan lain-lain. Sampai saat ini sumber
pendapatan dari PAD masih relatif kecil dibandingkan dengan dana
perimbangan, kebijakan umum pendapatan daerah diarahkan untuk mendorong
peningkatan pendapatan daerah melalui mobilisasi pendapatan asli daerah dan
penerimaan daerah lainnya dengan kebijakan yang tidak membebani
masyarakat, terutama masyarakat miskin.
Upaya-upaya yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah adalah :
1) Peningkatan pelayanan pajak dan retribusi kepada masyarakat;
2) Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan
retribusi daerah;
3) Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah;
4) Operasionalisasi, Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Peraturan
Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah;

III - 22 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

5) Memberikan insentif/ bonus dan penghargaan kepada SKPD yang


berhasil mencapai atau melampaui target, dan menjatuhkan sanksi
kepada SKPD yang tidak berhasil mencapai target penerimaan
pendapatan daerah secara optimal dalam satu tahun anggaran.

Sementara itu Dana Perimbangan pada tahun 2017 diasumsikan


mencapai proporsi sebesar 64,72% dengan kebijakan yang ditempuh sebagai
upaya peningkatan kapasitas fiskal daerah adalah sebagai berikut:
1) Intensifikasi dan ekstensifikasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2) Peningkatan koordinasi antara instansi pengelola pajak pemerintah dan
pajak daerah.
3) Meningkatkan koordinasi antara instansi pengelola pajak pemerintah
dan pajak daerah.
4) Meningkatkan upaya penggalangan pendanaan pembangunan yang
bersumber dari APBN/PHLN (khususnya DAK dan Dana Infrastruktur
Sarana dan Prasarana/DISP) dan APBD Provinsi.
5) Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar
perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan.
6) Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi dalam
pelaksanaan Dana Perimbangan.

Lain-lain pendapatan daerah yang sah pada tahun 2017 diasumsikan


mencapai proporsi sebesar 23,87%, yang merupakan pendapatan daerah yang
diperoleh dari dana bagi hasil pajak dari Provinsi, dana penyesuaian serta
bantuan keuangan dari Provinsi ataupun dari dan hibah dan dana darurat.

3.2.3 Arah Kebijakan Belanja Daerah


Penggunaan belanja daerah yang meliputi Belanja Langsung maupun
Belanja Tidak Langsung dalam APBD ditujukan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang
terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya
dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara
pemerintah dan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah. Kebijakan
belanja daerah tahun anggaran 2017 diarahkan dengan pengaturan pola
pembelanjaan yang proporsional, efisien dan efektif, upaya tersebut antara lain
adalah:

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 23


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

1) Memenuhi pelaksanaan Program Unggulan yang merupakan Program


Prioritas dalam pembangunan daerah selama 5 tahun;
2) Memenuhi pelaksanaan program prioritas daerah lainnya sesuai
dengan urusan pemerintahan yang harus dilaksanakan;
3) Memenuhi pelaksanaan program yang bersifat pemenuhan standar
pelayanan minimal dan operasional;
4) Mengakomodir semaksimal mungkin program pembangunan yang
dijaring melalui Aspirasi Masyarakat dalam Musrenbang;
5) Mengedapankan program-program yang menunjang pertumbuhan
ekonomi, peningkatan penyediaan lapangan kerja dan upaya
pengentasan kemiskinan;
6) Melaksanakan program-program yang bersifat mengikat seperti
halnya dukungan pencapaian target pembangunan, pemenuhan
ketentuan perundang-undangan (anggaran pendidikan lebih dari 20
persen), serta pendampingan program-program pemerintah pusat;
7) Meningkatkan pelayanan masyarakat dari tingkat Desa/Kelurahan,
Kecamatan, hingga Kabupaten;
8) Menyesuaikan gaji pegawai sesuai dengan kebijakan Pemerintah.

Berdasarkan hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan


daerah dan realisasi serta proyeksi pendapatan daerah, arah kebijakan yang
terkait dengan belanja daerah, dituangkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.8
Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2016 s.d Tahun 2017
Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)
No Uraian Data Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*
A. Belanja Tidak Langsung 2.026,99 2.197,98 2.358,35 2.390,45 2.564,86

1 Belanja Pegawai 2.107,75 2.277,68 1898,73 2.051,81


1.737,53
2 Belanja Bunga
3 Belanja Subsidi

4 Belanja Hibah 0,77 0,85 8,05 8,88


5,47
5 Belanja Bantuan Sosial 3,87 4,14 1,30 1,39
3,69
6 Belanja Bagi Hasil 0,04 0,04 0,034 0,03
0,03
Belanja Bantuan
7 74,6 74,6 479,34 479,34
Keuangan 278,12
8 Belanja Tidak Terduga 0,95 1,04 3,00 3,28
2,15
B. Belanja Langsung 1.276,97 1.366,35 1.352,44 1.447,10
1.449,32

III - 24 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)


No Uraian Data Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*

1 Belanja Pegawai 178,78 191,29 125,12 133,88


59,16
2 Belanja Barang dan Jasa 651,25 696,84 695,60 744,29
811,45
3 Belanja Modal 446,94 478,22 531,72 568,93
578,71
Total Belanja 3.474,94 3.724,70 3.742,88 4.011,90
3.476,30
Sumber : DPPKA Kab. Garut, data diolah, *) Angka Sangat Sementara

3.2.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah


Kebijakan pembiayaan daerah terhadap kebutuhan pembangunan
daerah yang semakin meningkat akan berimplikasi pada kemungkinan
terjadinya defisit anggaran, untuk itu perlu dilakukan langkah-langka antisipasi,
sehingga defisit anggaran tersebut dapat ditanggulangi antara lain melalui:

A. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan


Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
tahun anggaran berikutnya, mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun
anggaran sebelumnya (SiLPA); pencairan dana cadangan; hasil penjualan
kekayaan daerah yang dipisahkan; penerimaan pinjaman daerah; penerimaan
kembali pemberian pinjaman; dan penerimaan piutang daerah. Adapun
Kebijakan penerimaan pembiayaan tahun 2017 meliputi :
1) Sisa Lebih Anggaran tahun sebelumnya (SiLPA) dipergunakan sebagai
sumber penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SilPA
akan diupayakan seminimalkan mungkin dengan melaksanakan
perencanaan dan pelaksanaan anggaran secara konsisten.
2) Defisit APBD ditutup melalui Sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu, Pinjaman
Daerah (Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang) dan atau Transfer/
Penarikan Dana Cadangan Daerah.

B. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Daerah


Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima
kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-
tahun anggaran berikutnya, mencakup : pembentukan dana cadangan;
penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; pembayaran pokok utang; dan
pemberian pinjaman daerah. Adapun kebijakan pengeluaran pembiayaan tahun
2017 adalah:

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 25


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

1) Pengeluaran pembiayaan direncanakan untuk pembayaran hutang pokok


yang jatuh tempo, penyediaan dana persiapan pemilukada dan
penyertaan modal BUMD.
2) Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus
anggaran.
3) Penyertaan modal BUMD dibarengi dengan revitalisasi dan restrukturisasi
kinerja BUMD dan pendayagunaan kekayaan milik daerah yang
dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan termasuk
kajian terhadap kelayakan BUMD.

Hasil analisis dan perkiraan sumber-sumber penerimaan pembiayaan


daerah dan realisasi serta proyeksi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
daerah dalam rangka perumusan arah kebijakan pengelolaan pembiayaan
daerah disajikan sebagai berikut :

Tabel 3.9
Proyeksi Target Pembiayaan Daerah
Tahun 2016 s.d Tahun 2017
Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)
No Uraian Data Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*
PEMBIAYAAN 100,82 123,43 138,59 18,80 23,61
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
A 129,91 145,67 160,95 46,80 51,71
DAERAH
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
129,91 145,67 160,95 46,80 51,71
Tahun Sebelumnya
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
B 29,10 22,24 22,36 28,00 28,10
DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan 5,00 5 5 15,00 15,00
Penyertaan Modal (Investasi)
20,70 12,54 12,66 10,00 10,10
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang 3,40 4,7 4,7 3,00 3,00
Sumber : DPPKA Kab. Garut, data diolah, *) Angka Sangat Sementara

Rencana penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk


mengalokasikan dana program pembangunan pada tahun 2016 s.d 2017 seperti
tercantum di dalam tabel berikut :

III - 26 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 3.10
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Tahun 2016 s.d 2017
Proyeksi (Milyar Rupiah)
Uraian
No Tahun 2016 Tahun 2017*

I Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan 539,88 582,73

Rencana alokasi pengeluaran prioritas I (Prioritas


II 457,59 473,88
Kabupaten, program unggulan (dedicated) Kepala daerah)

III Rencana alokasi pengeluaran prioritas II (Prioritas SKPD) 59,74 64,48

Rencana alokasi pengeluaran prioritas III (Belanja Tidak


IV 3,58 3,87
Langsung Bantuan Sosial, Bagi Hasil Kepada Pemdes)

Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III-IV)* 0 0

Sumber : RPJMD Kabupaten Garut 2014-2019, *) Angka Sangat Sementara

Jumlah kapasitas rill kemampuan keuangan daerah yang ada tersebut


merupakan modal pemerintah daerah dalam membiayai :
a. Rencana Alokasi Prioritas I, Yakni berkaitan dengan Tema atau Program
Unggulan (dedicated) Kepala Daerah sebagai mana diamanatkan didalam
RPJMD, dan amanat kebijakan Nasional yang definitif harus dilaksanakan
oleh daerah seperti prioritas bidang pendidikan 20% dan Kesehatan 10%
serta penanggulangan Kemiskinan. Selain itu program prioritas I ini
berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental,
berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,
memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang
tinggi pada capaian visi – misi Daerah serta diprioritaskan pada belanja
yang wajib sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
b. Rencana Alokasi Prioritas II, Yakni berkaitan dengan program unggulan
ditingkat SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing
segmentasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan
permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan pelayanan dasar serta
tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan.
c. Rencana alokasi prioritas III, Yakni dialokasikan untuk belanja-belanja
tidak langsung seperti belanja bantuan sosial Organisasi
Kemasyarakatan, serta belanja bagi hasil kepada Pemerintahan Desa.
Pengalokasian pada prioritas III mendahulukan pemenuhan Dana pada
prioritas I dan II terlebih dahulu.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 III - 27


BAB IV
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Prioritas dan sasaran pembangunan Kabupaten Garut tahun 2017


merupakan pelaksanaan tahun ketiga dari Peraturan Daerah Kabupaten Garut
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Garut Tahun 2014-2019, rumusan visi RPJMD Kabupaten Garut
Tahun 2014 - 2019 yaitu :

” Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera”

Makna yang terkandung dalam visi tersebut :


 Bermartabat : Memiliki wibawa, harga diri serta diperhitungkan baik di
tingkat daerah, nasional maupun internasional.
 Nyaman : Memiliki suasana yang tenang dan damai, sehingga setiap
program pembangunan bisa dilaksanakan dengan optimal
dan kondusif.
 Sejahtera : Hasil pembangunan dapat dirasakan oleh semua kalangan
masyarakat, sehingga bisa meningkatkan taraf kehidupan
mereka dalam pemenuhan kebutuhannya.
Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 4 (empat) misi sebagai
berikut :

1. Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang


berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan
masyarakat bermartabat dan agamis;
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis potensi lokal;
3. Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang
sehat, aman dan nyaman;

IV - 1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

4. Mewujudkan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik yang


profesional, amanah serta membangun kehidupan sosial politik yang
demokratis dan berbudaya luhur.

Guna mewujudkan pencapaian Visi Pemerintah Kabupaten Garut tahun


2014-2019, maka Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 difokuskan
untuk mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD
Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 dengan tetap mempertimbangkan dinamika
permasalahan pembangunan terkini serta prioritas pembangunan Kabupaten
Garut Tahun 2017.

4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan


Tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang hendak dicapai pada
tahun 2017 disusun dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten Garut Tahun
2014-2019, Berikut pada tabel 4.1 disajikan mengenai hubungan misi, tujuan,
dan sasaran pembangunan berdasarkan dokumen RPJMD Kabupaten Garut
Tahun 2014-2019.

Tabel 4.1
Hubungan Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan
Visi : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,
Nyaman dan Sejahtera
Tujuan Sasaran
Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis.
1 Meningkatkan kehidupan 1 Meningkatnya kehidupan masyarakat yang
masyarakat yang cerdas, sehat, bermartabat, memiliki etika serta
bermartabat, memiliki etika menjunjung nilai-nilai agama
serta menjunjung nilai-nilai
agama 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas
pelayanan pendidikan
3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas
pelayanan kesehatan
4 Terkendalinya pertumbuhan penduduk
melalui pengaturan reproduksi keluarga
yang sehat serta pelaksanaan fungsi
keluarga
5 Meningkatnya keadilan, kesetaraan gender
dan peran perempuan dalam proses
pembangunan
6 Meningkatnya pemberdayaan dan akses
pelayanan sosial dalam penanganan
masalah kesejahteraan sosial
7 Meningkatnya kualitas dan produktivitas
serta daya saing tenaga kerja

IV - 2 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Tujuan Sasaran
Misi 2 : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal
1 Meningkatkan kemandirian 1 Meningkatnya aktifitas ekonomi
ekonomi masyarakat melalui masyarakat berbasis agribisnis,
pengembangan aktifitas ekonomi agroindustri, kelautan dan pariwisata;
berbasis agribisnis, agroindustri, 2 Meningkatnya produksi, nilai tambah dan
kelautan, dan pariwisata
keragaman komoditas pertanian,
perikanan dan kelautan
3 Meningkatnya pengelolaan sumberdaya
perikanan dan kelautan yang berwawasan
lingkungan
4 Meningkatnya daya dukung infrastruktur
ekonomi
5 Meningkatnya penanganan lahan kritis dan
pemanfaatan lahan diluar kawasan hutan
yang berfungsi lindung
6 Meningkatnya ketahanan pangan
7 Meningkatnya ODTW dan destinasi wisata
8 Meningkatnya kapasitas kelembagaan
koperasi, UMKM, Industri, perdagangan
dan nilai investasi daerah dalam
mendorong perekonomian Daerah
Misi 3 : Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat,
aman dan nyaman.
1 Meningkatkan infrastruktur 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas
dasar yang mampu mendorong infrastruktur jalan yang memadai
percepatan ekonomi, sosial dan 2 Meningkatnya kualitas prasarana dasar
budaya
permukiman dan perumahan yang sehat
dan nyaman
3 Meningkatnya ketersediaan rencana tata
ruang dalam perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan ruang
4 Meningkatnya pengelolaan irigasi,
konservasi dan pengendalian banjir
5 Meningkatnya pengembangan dan
pemanfaatan sumberdaya mineral, energi
alternatif dan listrik perdesaan
6 Meningkatnya ketertiban, keselamatan dan
kenyamanan lalu lintas
7 Meningkatnya pengendalian pencemaran,
kerusakan lingkungan dan resiko bencana
Misi 4 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik yang Profesional ,
Amanah serta Membangun Kehidupan Sosial Politik yang Demokratis dan Berbudaya
Luhur.
1 Meningkatkan pelayanan publik 1 Terwujudnya penyelenggaraan pemerintah
yang profesional dan amanah yang baik dan bersih
serta kehidupan sosial politik 2 Meningkatnya kemandirian pemerintahan
yang demokratis dan berbudaya desa
luhur
3 Meningkatnya SDM aparatur yang
profesional, disiplin dan berwibawa

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 3


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Tujuan Sasaran
4 Meningkatnya efisiensi dan efektifitas
anggaran daerah
5 Meningkatnya pengelolaan aset daerah
6 Meningkatnya suasana aman dan nyaman
7
Meningkatnya kuantitas dan kualitas
kehidupan berdemokrasi
Sumber : RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019

Guna mengukur pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan


tersebut, maka target indikator kinerja sasaran pembangunan tahun 2017
berdasarkan dokumen RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 disajikan
sebagai berikut.

Tabel 4.2
Target Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2017
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
MISI 1
1 Meningkatnya Prosentase 11% Otonomi Adkesra Setda
kehidupan Pesantren, daerah
masyarakat madrasah, diniyah
yang yang mendapat
bermartabat, bantuan
memiliki etika Jumlah Fasilitasi 12 Adkesra Setda
serta kegiatan
menjunjung keagamaan
nilai-nilai agama
Jumlah putra-putri 24 Otonomi DPPKA/ Disdik
petani, pedagang daerah /
kecil yang Pendidkan
mendapat fasilitasi
beasiswa kuliah
Jumlah Fasilitasi 3 Pemuda dan Disdik
kegiatan Olahraga
keolahragaan
Jumlah Fasilitasi 5 Disdik
kegiatan
kepemudaan
Gelar seni dan 3 Kebudayaan Disbudpar
budaya (kali)
Misi seni dan 1 Disbudpar
budaya (kali)

IV - 4 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
2 Meningkatnya APK pendidikan 39,40% Pendidikan Disdik
kuantitas dan Anak Usia Dini /
kualitas TK
pelayanan
pendidikan
Angka Partisipasi Disdik
Pendidikan Dasar :
- APK SD sederajat 111,43% Disdik
- APK SMP 108,40% Disdik
sederajat
- APM SD sederajat 100,00% Disdik
- APM SMP 96,64% Disdik
sederajat
Angka Putus Disdik
Sekolah Pendidikan
Dasar :
- Angka Putus 0,000% Disdik
Sekolah (APTS)
SD/MI
- Angka Putus 0,007% Disdik
Sekolah (APTS)
SMP/MTs
Angka Melanjutkan 100% Disdik
SMP ke SMA/SMK
Angka Partisipasi Disdik
Pendidikan
Menengah:
- APK SMA 71,89% Disdik
sederajat
- APM SMA 66,94% Disdik
sederajat
Angka Putus 0,023% Disdik
Sekolah
SMA/MA/SMK
Angka melek huruf 99,37% Disdik
Rata-Rata Lama 8,30 Disdik
Sekolah (Tahun)
Jumlah 1.695.692 Perpustakaan Bapusipda
pengunjung
perpustakaan
terlayani per tahun
3 Meningkatnya Cakupan Pelayanan 230.289 Kesehatan RSUD dr. Slmet
kuantitas dan Kunjungan Rawat
kualitas Jalan (orang)
pelayanan 5.463 RSUD
kesehatan Pameungpeuk
Cakupan Pelayanan 49.300 RSUD dr. Slmet
Kunjungan Rawat
Inap (orang)
1.425 RSUD
Pameungpeuk

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 5


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 75% Setda( Bag
kepesertaan BPJS Adkesra)
Cakupan linakes 95% Dinkes
Jumlah kasus 20 Dinkes
kematian ibu
melahirkan
Jumlah kasus 139 Dinkes
kematian bayi
Cakupan 100% Dinkes
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
Cakupan Desa 86% Dinkes
Siaga Aktif
4 Terkendalinya Menurunnya Total 2,29% Keluarga Badan KBPP
pertumbuhan Fertility Rate (TFR) Berencana
penduduk dan keluarga
melalui Sejahtera
pengaturan Menurunnya Laju 1,47% Badan KBPP
reproduksi Pertumbuhan
keluarga yang Penduduk (LPP)
sehat serta
pelaksanaan
fungsi keluarga
Menurunnya 170.923 Keluarga Badan KBPP
jumlah keluarga Sejahtera
pra sejahtera (KK)
Jumlah calon 25 Transmigrasi Dinsosnakertrans
transmigran yang
ditempatkan
5 Meningkatnya Prosentase kasus 100% Pemberdayaan Badan KBPP
keadilan, korban kekerasan Perempuan
kesetaraan terhadap
gender dan perempuan dan
peran anak yang
perempuan terselesaikan
dalam proses Prosentase trafiking 100% Badan KBPP
pembangunan yang tertangani
6 Meningkatnya Jumlah 26.000 Sosial Dinsosnakertrans
pemberdayaan Penyandang
dan akses Masalah
pelayanan sosial Kesejahteraan
dalam Sosial (PMKS) yang
penanganan dapat memenuhi
masalah kebutuhan/dibantu
kesejahteraan (orang)
sosial
Jumlah keluarga 600 Sosial Dinsosnakertrans
berumah tidak
layak huni yang
dibantu (RTLH)

IV - 6 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
7 Meningkatnya Prosentase Pencari 10,00% Tenaga Kerja Dinsosnakertrans
kualitas dan Kerja terdaftar yang
produktivitas ditempatkan
serta daya saing
tenaga kerja
Jumlah penyerapan 6.000 Dinsosnakertrans
tenaga kerja
melalui sistem
padat karya (PKS-
PK)
Prosentase 100% Tenaga Kerja Dinsosnakertrans
perusahaan yang
menerapkan
peraturan
ketenagakerjaan
dan syarat kerja
Prosentase 100% Dinsosnakertrans
penyelesaian kasus
perselisihan
hubungan
industrial dengan
perjanjian bersama
Prosentase 98% Dinsosnakertrans
kesesuaian Nilai
upah Minimum
Kabupaten (UMK)
dengan kebutuhan
hidup layak (KHL)
Prosentase Dinsosnakertrans
keikutsertaan 64
jamsostek
7 38 10 8
MISI 2
8 Meningkatnya Jumlah Petani dan Pertanian TPH
aktifitas Pelaku Agribisnis
ekonomi yang terlatih :
masyarakat - Petani tanaman 1.000 TPH
berbasis pangan dan
agribisnis, hortikultura (orang)
agroindustri, - Petani 375 Disbun
kelautan dan perkebunan (orang)
pariwisata
- Pelaku agribisnis 40 Disnakanla
peternakan (klp)
- Gabungan 85 BP4K
kelompok tani dan
pelaku agribisnis
(gapoktan)
Kelompok tani 2 BP4K/ TPH/
berprestasi tingkat Disbun/
regional dan Disnakanla
nasional

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 7


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
9 Meningkatnya Peningkatan Pertanian Dinas TPH
produksi, nilai produksi pertanian
tambah dan tanaman pangan
keragaman dan hortikultura :
produk - Padi (ton) 884.937 Dinas TPH
pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan dan
peternakan
- Palawija 1.152.335 Dinas TPH

- Sayuran 678.629 Dinas TPH

- Buah-buahan 320.300 Dinas TPH

Terkendalinya luas 43.092 Dinas TPH


lahan sawah di
Kabupaten Garut
(Ha)
Prosentase 5% Dinas TPH
peningkatan
pendapatan petani
Terwujudnya 3 Dinas TPH
produk bersertifikat
organik (sertifikat)
Populasi ternak Peternakan Disnakanla
(sapi perah dan
Domba) :
- Sapi perah (ekor) 14.460 Disnakanla
- Domba Garut 1.418.733 Disnakanla
(ekor)
Produksi hasil
peternakan :
- Daging Sapi (kg) 1.608.950 Disnakanla
- Daging Domba 1.241.008 Disnakanla
(kg)
- Daging Ayam (kg) 4.112.703 Disnakanla
- Susu (liter) 20.618.909 Disnakanla
- Telur (kg) 2.434.489 Disnakanla
Prosentase 4,1% Perkebunan Disbun
peningkatan
produksi komoditi
unggulan
perkebunan
(Akarwangi, Kopi,
Teh, Karet)
Laju Peningkatan 2,6% Disbun
produktivitas
komoditi unggulan
perkebunan

IV - 8 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 2% Disbun
peningkatan unit
pengolahan hasil
perkebunan
10 Meningkatnya Jumlah produksi 4.335 Perikanan & Disnakanla
pengelolaan Perikanan Laut Kelautan
sumberdaya (ton)
perikanan dan Jumlah produksi 851,6 Disnakanla
kelautan yang perikanan budidaya
berwawasan tambak (ton)
lingkungan
Jumlah produksi 35.484 Disnakanla
perikanan budidaya
kolam air tenang
(ton)

11 Meningkatnya Jumlah lahan kritis 3.500 Kehutanan Dishut


penanganan di luar kawasan
lahan kritis dan hutan hutan yang
pemanfaatan ditangani (Ha)
lahan diluar
kawasan hutan Prosentase 1,65% Dishut
yang berfungsi kerusakan hutan
lindung Jumlah usaha 28 Dishut
aneka hasil
kehutanan bukan
kayu yang dibina
Jumlah Komoditi 7 Dishut
aneka usaha hasil
kehutanan bukan
kayu yang
dikembangkan
Peningkatan 3 Dishut
Jumlah Lokasi
Pemanfaatan Jasa
Lingkungan
12 Meningkatnya Prosentase 45% Ketahanan BKP
ketahanan Penanganan Pangan
pangan Daerah Rawan
Pangan
Terbentuk dan 21 BKP
terbinanya Desa
Mandiri Pangan
(Desa)
13 Meningkatnya Jumlah kunjungan 2,5 Pariwisata Disbudpar
ODTW dan wisata (juta orang)
destinasi wisata
14 Meningkatnya Prosentase UMKM 100% Koperasi & Diskop, UMKM
kapasitas yang terbina UMKM BMT
kelembagaan Rasio Usaha Mikro 99,09% Diskop, UMKM
koperasi, dan Kecil Terhadap BMT
UMKM, Industri, Seluruh UMKM
perdagangan,
dan nilai

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 9


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
investasi daerah
dalam
mendorong
perekonomian
Daerah
Jumlah 700 Diskop, UMKM
wirausahawan baru BMT
Prosentase 76% Diskop, UMKM
Koperasi aktif BMT
/sehat
Prosentase IKM 100% Perindustrian Disperindag
terbina Pasar
Jumlah sentra 7 Disperindag
industri potensial Pasar
yang dibina dan
dikembangkan
Pertumbuhan 1% Disperindag
Industri Agro dan Pasar
Hasil Hutan
Jumlah pasar 2 Perdagangan Disperindag
tradisional yang Pasar
direvitalisasi
Prosentase 6,17% Penanaman BPMPT
peningkatan minat modal
investasi daerah
Prosentase 6,17% BPMPT
peningkatan
realisasi investasi
daerah
7 32 11 11
MISI 3
15 Meningkatnya Prosentase jalan 74,83% Pekerjaan Binamarga
kuantitas dan kabupaten mantap Umum
kualitas (baik dan sedang)
infrastruktur
jalan yang
memadai
16 Meningkatnya Menurunnya 48.000 Distarkim
kualitas jumlah rumah
prasarana dasar tidak layak huni
pemukiman dan Cakupan Rumah 62,20% Distarkim
perumahan Tinggal Bersanitasi
yang sehat dan
nyaman
Prosentase ruang 28,81% Distarkim
terbuka hijau luas
ber HPL
Cakupan pelayanan 2,28 Distarkim
bencana kebakaran
(unit per km2)
Prosentase 65% Distarkim
cakupan air minum
perkotaan

IV - 10 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 71% Distarkim
cakupan air bersih
perdesaan

17 Meningkatnya Prosentase 51,00% Penataan Distarkim


ketersediaan kesesuaian Ruang
rencana tata pemanfaatan ruang
ruang dalam
perencanaan,
pemanfaatan
dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
18 Meningkatnya Tingkat 63,82% Energi, SDAP
pengelolaan kemantapan sumberdaya
irigasi, jaringan irigasi air &
konservasi dan teknis kabupaten pertambangan
pengendalian Tingkat 66,11% SDAP
banjir kemantapan
jaringan irigasi
Desa

19 Meningkatnya Rasio elektrifikasi 67,39% SDAP


pengembangan rumah tangga
dan
pemanfaatan
sumberdaya
mineral, energi
alternatif dan
listrik perdesaan
20 Meningkatnya Rasio angkutan 0,3728 Perhubungan Dishub
ketertiban, darat
keselamatan Jumlah kendaraan 15.317 Dishub
dan kenyaman bermotor yang laik
lalu lintas operasi/diuji (unit)
Prosentase Kapal < 100% Dishub
7 GT dalam kondisi
laik layar
21 Meningkatnya Tingkat status Cemar Lingkungan DLHKP
pengendalian mutu sungai utama Berat Hidup
pencemaran, dan waduk/situ
kerusakan Tingkat pelayanan 41% DLHKP
lingkungan dan sampah (%)
resiko bencana Cakupan pelayanan 75% DLHKP
PJU (%)
Meningkatnya Desa 35 Otonomi BPBD
Tangguh Bencana Daerah
7 18 6 7
MISI 4
22 Terwujudnya Prosentase SAKIP 90% Otonomi Inspektorat
penyelenggaraan SKPD kategori baik Daerah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 11


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
pemerintah yang Predikat penilaian B Bappeda
baik dan bersih SAKIP Kabupaten

Predikat penilaian Tinggi Setda


LPPD Kabupaten (Administrasi
Pemerintahan)
Opini BPK atas WTP DPPKA
Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Prosentase masalah 80% Otonomi Inspektorat
/ temuan yang Daerah
terselesaikan
Prosentase fasilitasi 100% Setda
tahapan (Administrasi
pembentukan DOB Pemerintahan)
Kabupaten Garut
Selatan
Prosentase SKPD , 53,08% Kersipan Bapusipda
Kecamatan dan
Desa yang baik
dalam pengelolaan
Arsip
Jumlah Produk 17 Perda, Otonomi Setda (Bag.
Hukum yang 20 Perbup, Daerah Hukum)
ditetapkan 450
Kepbup
Prosentase 90% Pemberdayaan BPMPD
Desa/kelurahan masyarakat
berkinerja baik desa
Prosentase kader 80% BPMPD
pos yandu aktif
Prosentase Desa 65% BPMPD
memiliki BUMdes
Prosentase 5% Otonomi Setda (Bag.
peningkatan Indek Daerah Organisasi)
Kepuasan
Masyarakat (IKM)
Prosentase 100% Setda
kecamatan yang (Administrasi
melaksanakan Pemerintahan)
Program Paten
Jumlah paket 160 Otonomi setda ( Bag Adm
Pengadaan Barang Daerah pembangunan)
jasa Pemerintah
yang difasilitasi
Jumlah Kasus 4 Otonomi Setda (Adm.
Pertanahan yang Daerah Pemerintahan)
ditangani

IV - 12 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 100% Otonomi BPMPT
penyelesaian Daerah /
perijinan dan non Penanaman
perijinan modal
Kepemilikan KTP 80,00% Kependudukan Disdukpil
Kepemilikan akta 953 Disdukpil
kelahiran per 1000
penduduk
Prosentase 60% Perencanaan BAPPEDA
terakomodirnya pembangunan
usulan
Musrenbang
Kecamatan dalam
RKPD
Prosentase 100% BAPPEDA
kesesuaian
program RPJMD
dan RKPD
Prosentase 100% BAPPEDA
kesesuaian
program renstra
SKPD dengan
RPJMD

23 Meningkatnya Prosentase pejabat 18,0% Otonomi BKD


SDM aparatur struktural yang Daerah
yang mengikuti Diklat
profesional, kepemimpinan
disiplin dan
berwibawa
Prosentase pegawai 0,9% BKD
yang mengikuti
Diklat Teknis
Fungsional
Prosentase pegawai 92% BKD
yang lulus ujian
kenaikan pangkat
dan ujian dinas
Prosentase 95% BKD
penempatan
jabatan sesuai
kompetensi dan
kualifikasi dalam
pengembangan
jabatan karir
pegawai
Prosentase pegawai 85% BKD
yang mencapai SKP
diatas 75%
Tingkat 0,03% BKD
pelanggaran
disiplin pegawai

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 13


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
BKD
24 Meningkatnya Prosentase 7% DPPKA
efisiensi dan peningkatan
efektifitas pendapatan daerah
anggaran
Daerah
25 Meningkatnya Prosentase asset 100% DPPKA
pengelolaan daerah yang
asset daerah terinventarisir

26 Meningkatnya Rasio jumlah 51 Kesatuan Satpol PP &


suasana aman linmas terlatih per Bangsa Linmas
dan nyaman 10.000 penduduk
Rasio jumlah 2 Satpol PP &
Satpol PP terlatih Linmas
per 10.000
penduduk
Jumlah fasilitasi 31.800 Badan
kerjasama Kesbangpol
penanganan
gangguan
keamanan dan
ketertiban (orang)

27 Meningkatnya Prosentase - Badan


kuantitas dan partisipasi Kesbangpol
kualitas masyarakat dalam
kehidupan Pemilu
berdemokrasi
Sumber : RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019

4.2. Strategi dan Kebijakan Pembangunan


Secara umum, untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD,
maka kebijakan umum pembangunan kedepan diarahkan pada :
1. Meningkatkan kondisi sosial dan budaya masyarakat yang bermoral,
beretika, berbudaya, beretos kerja, berkemampuan, sehat, dan cerdas
berbasis pada nilai-nilai luhur bangsa dan agama dalam rangka pencapaian
masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.
2. Mewujudkan perekonomian daerah yang semakin kuat berbasis pada
ekonomi kerakyatan, potensi sektor unggulan daerah berfokus pada
agribisnis, agroindustri, pariwisata, jasa perdagangan dan kelautan yang
berdaya saing dengan memperhatikan kearifan lokal, serta cluster usaha

IV - 14 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

tingkat perdesaan dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemandirian


daerah.
3. Mewujudkan ketersediaan dan pemerataan sarana dan prasarana pelayanan
dasar dalam rangka peningkatan aksesibilitas dan mobilitas ekonomi dan
non ekonomi, pengembangan kawasan serta pengurangan kesenjangan
antar wilayah.
4. Mewujudkan pemerintahan yang bersendikan pada prinsip-prinsip tata
kelola pemerintahan yang baik, kapasitas daerah, dan jaringan kerjasama
dalam rangka optimalisasi kinerja pelayanan publik dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat dalam suasana politik yang demokratis
berdasarkan pada semangat penegakan supremasi hukum dan HAM, daerah
yang kondusif, aman, tertib dan tentram.

Berdasarkan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019, strategi dan


arah kebijakan pembangunan Kabupaten Garut pada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Kabupaten Garut Tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 4.3
Penjabaran Visi, Misi, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Garut Berdasarkan RPJMD Kab. Garut 2014-2019
Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,
Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis.

1 Peningkatan pendidikan agama 1 Membiasakan membaca Al Quran bagi pegawai


pada semua jenjang sekolah Pemda, pelajar yang beragama Islam
dan kelembagaan lainnya
2 Dukungan pada perbaikan kualitas pendidikan
keagamaan, termasuk di madrasah, pesantren dan
diniyah
3 Pengembangan Islamic Centre **

4 Bantuan operasional masjid dan madrasah


diniyah *
5 Pemberian insentif bagi Guru ngaji *

2 Peningkatan sistem pembinaan 1 Beasiswa kuliah bagi putra-putri petani pedagang


pemuda, pemasalan dan kecil*
peningkatan prestasi olahraga, 2 Pembangunan Gedung Pusat Seni dan Budaya (Art
serta apresiasi seni budaya Centre) **
secara tepadu dan terarah
3 Pembangunan Sarana Olah Raga (SOR) **
4 Pemberdayaan pemuda dan peningkatan prestasi
olah raga
5 Pelestarian nilai-nilai budaya daerah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 15


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
6 Pengembangan sarana prasarana olah raga dan
seni budaya lokal di desa/kelurahan *
7 Pembangunan Perguruan Tinggi /Politeknik di
Kabupaten Garut *
3 Peningkatan angka partisipasi 1 Pemerataan dan perluasan akses pendidikan,
pada semua jenjang dan jalur khususnya di Desa Tertinggal
pendidikan 2 Gratis biaya sekolah (SPP) bagi seluruh siswa SD,
SMP, SMA *
3 Beasiswa bagi siswa miskin
4 Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
4 Peningkatan profesionalisme, 1 Pemerataan tenaga pendidik dan tenaga
kesejahteraan pendidik dan kependidikan terutama bagi daerah-daerah
tenaga kependidikan terpencil.
2 Peningkatan pengelolaan Bantuan Operasional
Sekolah ( BOS)
3 Pemberian insentif bagi Guru Honorer *
5 Implementasi Wajar 12 Tahun 1 Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
serta mendorong pendidikan
berkembangnya SMK
2 Peningkatan rata-rata lama sekolah melalui
program pendidikan menengah Universal
3 Peningkatan partisipasi jalur pendidikan kejuruan
6 Penataan program studi 1 Peningkatan partisipasi lembaga pendidikan
pendidikan formal dan non formal dan non formal
formal
2 Peningkatan partisipasi program Kejar Paket
(A/B/C )
7 Peningkatan, pengembangan 1 Peningkatan akses perpustakaan dan minat baca
budaya baca masyarakat
2 Pembangunan Gedung Perpustakaan Skala
Nasional
8 Peningkatan akses dan mutu 1 Pembebasan retribusi pelayanan kesehatan dasar
pelayanan kesehatan dasar
dan rujukan 2 Standarisasi pelayanan kesehatan masyarakat
3 Optimalisasi sistem jaminan kesehatan
4 Gratis berobat dan ambulance bagi keluarga
miskin *
5 Peningkatan kesehatan ibu dan anak
6 Pemberdayaan masyarakat dalam penurunan
angka kematian bayi dan angka kematian ibu
akibat melahirkan melalui pembangunan Rumah
Gizi
7 Pembangunan kesehatan partisipatif berbasis
masyarakat
8 Penanggulangan HIV/AIDS
9 Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

9 Peningkatan akses dan 1 Peningkatan Rumah Sakit dr. Slamet menjadi Tipe
pemerataan pelayanan B Pendidikan **
kesehatan 2 Peningkatan Rumah Sakit Pameungpeuk menjadi
Tipe D **

IV - 16 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
3 Pembangunan Rumah Sakit Garut Utara **
4 Peningkatan Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan
(TTP) menjadi Puskesmas Dengan Tempat
Perawatan (DTP), Puskesmas Pembantu menjadi
Puskesmas dan Puskesmas DTP menjadi
Puskesmas Pratama
5 Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan
6 Peningkatan dan pemerataan tenaga medis
10 Pengendalian kehamilan dan 1 Peningkatan ketersediaan alat kontrasepsi,
peningkatan cakupan peserta pelayanan KB dengan standar mutu yang
KB berkualitas bagi masyarat
2 Intensifikasi penyuluhan/ KIE
3 Penggerakan kader/Institusi Masyarakat
11 Optimalisasi fungsi keluarga 1 Penguatan Kapasitas Kelembagaan Program
dalam peningkatan Kependudukan, Keluarga Berencana,
kesejahteraan keluarga Pemberdayaan Perempuan Dan Anak

2 Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui


program transmigrasi
12 Peningkatan Keadilan dan 1 Optimalisasi penanganan kasus kekerasan
kesetaraan gender dan peran terhadap perempuan dan anak
perempuan dalam 2 Bantuan bagi usaha perempuan
pembangunan
3 Penyediaan sarana dan prasarana
13 Peningkatan penyelenggaraan 1 Penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui
kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, jaminan
pemberdayaan sosial, sosial dan perlindungan sosial.
rehabilitasi sosial,
perlindungan dan jaminan
sosial dalam penanganan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS)
14 Penyelenggaraan 1 Bantuan bagi masyarakat miskin
Kesejahteraan Sosial melalui
aktualisasi nilai-nilai 2 Penanganan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
kesetiakawanan sosial.
15 Peningkatan peran dan fungsi 1 Pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi
potensi sumber kesejahteraan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam
sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan pembangunan
penanganan Penyandang kesejahteraan sosial
Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
16 Peningkatan fungsi dan peran 1 Peningkatan penempatan tenaga kerja melalui
Balai Latihan Kerja (BLK) dan mekanisme antar kerja antar lokal (AKAL), antar
Lembaga Pelatihan kerja antar daerah (AKAD) dan antar kerja antar
Keterampilan (LPK) swasta negara (AKAN)
sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan pencari kerja.
17 Peningkatan perluasan 1 Peningkatan efektivitas informasi pasar kerja dan
kesempatan kerja bursa kerja on line.

2 Peningkatan program padat karya produktif

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 17


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
18 Peningkatan jejaring kerjasama 1 Peningkatan perlindungan bagi tenaga kerja serta
antar daerah optimalisasi pembinaan dan pengawasan
perusahaan
Misi 2 : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal

1 Peningkatan peran dan 1 Fasilitasi, pemberdayaan usaha petani tanaman


kemampuan usaha petani pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan

2 Bantuan subsidi pupuk dan benih bagi petani kecil


2 Pengembangan sektor 1 Pengembangan kelembagaan usaha tani berbasis
pertanian berdasarkan tematik agro bisnis dan agro industri
wilayah provinsi Jawa Barat
2 Penanganan pasca panen hortikultura dan
tanaman pangan
3 Pengembangan kawasan agropolitan di kecamatan
Cisurupan dan sekitarnya
4 Pengembangan komoditas unggulan jeruk Garut,
pengembangan Usaha pembibitan kentang
industri, padi organik dan padi ketan
5 Pengembangan kawasan agrowisata desa Barudua
kecamatan Malangbong
6 Pengembangan kawasan Agropolitan Jagung
7 Pengembangan komoditi jagung hibrida
8 Pengembangan Usaha pembibitan kentang
industri
9 Peningkatan jumlah populasi ternak, khususnya
sapi perah dan flasma nutfah domba Garut
10 Pengembangan Sentra Bibit/Village Breeding
Center (VBC)
11 Pengembangan Kawasan Peternakan
12 Pengembangan Kampung Domba Indonesia (KDI)
di Kecamatan Cikajang
3 Peningkatan produksi tanaman 1 Peningkatan produksi, nilai tambah hasil tanaman
pangan dan hortikultura, pangan hortikultura dan peternakan
peternakan, pemasaran serta 2 Peningkatan akses petani terhadap iptek, pasar,
penerapan teknologi dan permodalan bunga rendah
3 Pengendalian alih fungsi lahan pertanian
4 Pengembangan infrastruktur pertanian
4 Peningkatan daya saing produk 1 Peningkatan peran dan kemampuan usaha petani
pertanian, perkebunan tanaman pangan dan perkebunan
5 Peningkatan produksi komoditi 1 Pengembangan tanaman kopi rakyat, teh, karet
unggulan perkebunan dan akar wangi
6 Peningkatan penangkapan, 1 Pembangunan pelabuhan pendaratan ikan
budidaya dan nilai tambah
perikanan melalui perbaikan 2 Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau
mutu dan pengembangan dan air tawar
produk 3 Peningkatan produksi hasil laut melalui
pengembangan sarana dan prasarana
penangkapan dan areal tangkap

IV - 18 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
7 Peningkatan profesionalisme 1 Pengembangan kawasan minapolitan serta
petani dan nelayan serta Pembinaan dan penataan kelembagaan usaha
kelembagaannya serta penguatan aspek pasar

8 Pengembangan hutan lestari 1 Peningkatan penanganan lahan kritis di luar


kawasan hutan
2 Peningkatan pengamanan dan perlindungan
hutan

9 Peningkatan pemanfaatan 1 Peningkatan produksi aneka hasil kehutanan


usaha hasil hutan, wisata alam bukan kayu
dan jasa lingkungan.
2 Peningkatan produksi dan nilai tambah hasil
hutan
10 Peningkatan sistem ketahanan 1 Penanganan daerah rawan pangan dan
pangan dan peningkatan pengembangan lumbung pangan
kapasitas penyuluhan
pertanian 2 Pengembangan desa mandiri pangan
11 Peningkatan keunggulan, daya 1 Penataan dan Pengembangan objek wisata
Tarik dan promosi wisata unggulan

2 Peningkatan sarana dan prasarana penunjang


wisata

12 Penguatan kelembagaan 1 Peningkatan daya saing produk dan peran KUMKM


usaha, kapasitas SDM, sistem dalam perekonomian daerah
pembiayaan dan peluang pasar
KUMKM
13 Fasilitasi kemitraan Usaha dan 1 Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan
optimalisasi fungsi ( KADIN ) kompetitif UMKM
2 Bantuan perkuatan Koperasi

14 Peningkatan aktifitas ekonomi 1 Peningkatan produksi, nilai tambah hasil IKM dan
masyarakat berbasis industri pengembangan industri kreatif
potensi lokal dan perdagangan
2 Pengembangan sentra, klaster industri dan produk
ekspor

3 Penyediaan informasi peluang usaha


sektor/bidang usaha unggulan serta revitalisasi,
optimalisasi fungsi trade center Limbangan

4 Optimalisasi pengelolaan BUMD

15 Peningkatan sistem, jaringan 1 Revitalisasi pasar tradisional dan distribusi barang


distribusi barang dan jasa / jasa

16 Promosi Investasi secara 1 Penyelenggaraan pameran dan temu investor


intensif

17 Pemberian jaminan kepastian 2 Penataan regulasi penanaman modal daerah dan


hukum pelaksanaan peningkatan pemantauan, pembinaan dan
penanaman modal, dan pengawasan penanaman modal
peningkatan pengendalian
investasi

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 19


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
Misi 3 : Mewujudkan kualitas infrastruktur yang memadai serta lingkungan yang sehat,
aman dan nyaman
1 Peningkatan kualitas dan daya 1 Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Jalan
dukung jalan dan jembatan dan Jembatan
untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan pembangunan
2 Pembangunan, peningkatan 1 Lanjutan pembangunan jalan by pass
dan pemeliharaan jalan 2 Pembangunan jalan penghubung Kecamatan
berdasarkan koridor pusat Karangpawitan – Banyuresmi
pertumbuhan dan wilayah
strategis 3 Pembangunan akses jalan wisata jalan lingkar
Cipanas, jalan situ Cangkuang- Leles
4 Perencanaan Pembangunan jalan alternatif
Kadungora – Leles
5 Pembangunan jalan alternatif Pasar Wanaraja (Kp.
Babakan - Kp. Bojong Ds. Wanamekar )
6 Peningkatan akses jalan Kawasan Strategis
Provinsi (KSP) Darajat
7 Peningkatan akses jalan Bingbulang - Cijayana
dan Bungbulang – Sukarame
8 Peningkatan akses jalan penghubung antar
Kecamatan
9 Pelapisan hotmix ruas jalan perkotaan
10 Pembangunan jembatan Cimurah-Cipicung
kecamatan Karangpawitan
11 Peningkatan infrastruktur jalan desa
12 Pembangunan jembatan Cipasarangan kecamatan
Cikelet
13 Perencanaan pembangunan jalan alternatif Garut
– Cibatu
14 Perencanaan pembangunan jalan alternatif Kota
Balubur Limbangan
15 Pembangunan jalan alternatif Balubur Limbangan
– Malangbong
16 Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan
Cimanuk By Pass Tahap II **
17 Perencanaan pembangunan jalan alternatif
Banyuresmi Situ Bagendit
3 Peningkatan Penataan 1 Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur
Perkotaan/perdesaan, dasar pemukiman dan perumahan
bangunan gedung dan kualitas
lingkungan permukiman dan 2 Penanganan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
perumahan 3 Penataan kawasan perkotaan dan perdesaan
4 Peningkatan kualitas kontruksi bangunan gedung
dan penanggulangan kebakaran
5 Penataan Akses Pintu Gerbang Kabupaten Garut
(Kadungora, Stasiun Cibatu, Malangbong,
Cibalong, Talegong, Pelabuhan Samudra)
6 Pembangunan/Rehabilitasi Jembatan Rawayan

IV - 20 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
7 Penataan wilayah perkotaan Garut (PKL)
8 Pembangunan Infrastruktur Desa dan Perdesaan
9 Perencanaan pembangunan kawasan pusat
perkantoran pemerintah Kabupaten Garut
4 Peningkatan kinerja 1 Akselerasi pencapaian MDG’s
pengelolaan air minum dan air 2 Pengembangan sistem penyediaan dan
limbah
pengelolaan air bersih diantaranya melalui
pengembangan SPAM IKK perkotaan dan
perdesaan
3 Perlindungan mata air/pembebasan lahan mata
air Cibolerang kecamatan Wanaraja, dan mata air
lainnya
5 Perencanaan tata ruang untuk 1 Intensifikasi sosialisasi regulasi, pengawasan dan
kawasan strategis pengendalian penataan ruang
2 Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru
3 Perencanaan Pembangunan Pusat Pertumbuhan
Kawasan Industri terpadu
6 Penyediaan data dan informasi 1 Peningkatan peran dan fungsi lembaga koordinasi
spasial daerah yang terintegrasi perencanaan tata ruang daerah
7 Peningkatan kuantitas dan 1 Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi,
kualitas sumber daya air rawa dan jaringan pengairan lainnya
2 Pembangunan jaringan irigasi Leuwigoong
3 Rehabilitasi drainase perkotaan dan
penanggulangan banjir perkotaan
4 Konservasi kawasan hulu DAS dan sub DAS
5 Pengembangan, pengelolaan dan konservasi
sumber daya air
6 Pengendalian banjir dan kekeringan serta
pengamanan pantai
7 Penyediaan dan pengelolaan air baku
8 Perlindungan dan konservasi sumber daya alam,
mineral dan air tanah
8 Peningkatan, pemeliharaan 1 Pembangunan, rehabilitasi dan peningkatan situ
sumber air
9 Peningkatan jaringan dan 1 Pengembangan jaringan listrik perdesaan
kapasitas energi listrik
2 Pembinaan, pengembangan ketenagalistrikan
pemanfaatan energi baru dan terbarukan serta
pengkajian sosial ekonomi potensi panas bumi
10 Peningkatan kuantitas dan 1 Evaluasi dan pengendalian trayek
kualitas infrastruktur 2 Penyusunan Rencana Induk Lalu Lintas Angkutan
perhubungan dalam rangka Jalan Kabupaten Garut Tahun 2015 - 2020
peningkatan pelayanan
pergerakan orang, barang dan 3 Perencanaan Peningkatan terminal Tipe-B
jasa Malangbong
4 Bantuan sarana / fasilitas perhubungan bagi desa
tertinggal
5 Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 21


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
6 Perencanaan peningkatan terminal Tipe-A
perkotaan kota Garut
7 Penataan wilayah perkotaan Garut (Parkir )
8 Perencanaan Pembangunan Terminal Barang di
Kecamatan Leles
11 Penurunan tingkat 1 Peningkatan layanan, pengendalian pencemaran,
pencemaran, kerusakan pengaduan pencemaran dan kerusakan
lingkungan dan resiko bencana lingkungan
2 Perlindungan mata air
3 Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS);
4 Penanganan revitalisasi IPAL industri kulit
Sukaregang
12 Peningkatan, pengembangan 1 Perencanaan pembangunan TPA Wilayah
sarana dan prasarana (Banjarwangi, Caringin dan Pameungpeuk )
lingkungan, pencemaran dan 2 Revitalisasi TPA Pasirbajing
persampahan
3 Pengadaan alat angkut, alat berat persampahan
4 Penataan wilayah perkotaan Garut (Pertamanan )
5 Peningkatan penanganan pengelolaan PJU dan
listrik untuk masjid besar dan madrasah diniyah
13 Peningkatan ketersediaan, 1 Sosialisasi Penanggulangan bencana dan resiko
kesiapan infrastruktur bencana
penanggulangan bencana dan 2 Peningkatan partisipasi, lembaga masyarakat
resiko bencana
dalam penanggulangan bencana dan resiko
bencana
Misi 4 : Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik yang Profesional
Amanah serta Membangun Kehidupan Sosial Politik yang Demokratis dan Berbudaya
Luhur.
1 Peningkatan sistem 1 Optimalisasi penerapan sistem pengendalian
pengendalian internal internal pemerintah (SPIP)
pemerintah
2 Peningkatan informasi pengelolaan keuangan yang
akuntabel
3 Pemeriksaan terpadu antar lembaga dan non
lembaga
2 Peningkatan pengawasan, 1 Peningkatan pengawasan reguler,implementasi
pembinaan kinerja organisasi aksi daerah pencegahan korupsi; Evaluasi dan
pemerintah penyelesaian temuan
2 Fasilitasi peningkatan pengawasan APIP dan
pendampingan dalam penyelesaian tindak lanjut
3 Peningkatan penyelesaian pengaduan masyarakat;

3 Pemantapan Otonomi Daerah 1 Peningkatan efektivitas dan efisiensi kelembagaan


dan Sistem Administrasi dan ketatalaksanaan pemerintah daerah
pemerintahan daerah
2 Penataan Struktur Organisasi Tata Kerja
kelembagaan pemerintah daerah
3 Fasilitasi pembentukan Daerah Otonomi Baru
Garut Selatan
4 Peningkatan, penguatan pengelolaan arsip daerah

IV - 22 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
5 Penataan Daerah Otonomi Baru
4 Peningkatan akuntabilitas 1 Peningkatan koordinasi dan sistem
kinerja penyelenggaraan penyelenggaraan pemerintahan
pemerintah daerah
2 Penguatan, sosialisasi kebijakan pemerintah
daerah
3 Optimalisasi, fasilitasi kapasitas Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Garut
5 Peningkatan kualitas 1 Peningkatan partisipasi dan kapasitas
penyelenggaraan pemerintahan kelembagaan masyarakat dalam pembangunan
desa dan kapasitas desa
kelembagaan masyarakat 2 Bantuan, insentif dalam rangka peningkatan
dalam pembangunan desa peran dan fungsi kelembagaan RT dan RW
3 Revitalisasi pos yandu dan bantuan operasional
kader pos yandu
4 Peningkatan Penataan Sistem Administrasi
Pemerintahan, kapasitas kelembagaan, dan tanah
kas Desa
5 Peningkatan Penyelenggaraan Program dan
Optimalisasi pengelolaan aset PNPM Mandiri
Pedesaan
6 Peningkatan sarana dan 1 Peningkatan koordinasi dan Fasilitasi program
prasarana perdesaan pembangunan daerah
2 Peningkatan infrastruktur Desa
3 Pembangunan dan rehabilitasi gedung pemerintah
daerah, kantor kecamatan dan desa/kelurahan
7 Peningkatan pelayanan prima 1 Peningkatan kualitas layanan publik secara
dan kepuasan masyarakat berkelanjutan melalui pengukuran tingkat
kepuasan atas pelayanan publik
2 Peningkatan pelayanan publik melalui Pelayanan
Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
3 Peningkatan penerapan Standar Pelayanan
Minimum (SPM), Standar Operasional Prosedur
(SOP) dan persiapan penetapan ISO
4 Optimalisasi fungsi Sistem Informasi Publik
5 Fasilitasi penyelesaian permasalahan konflik
pertanahan
6 Pengendalian penyelenggaraan pelayanan
perijinan dan non perijinan
7 Penataan administrasi kependudukan melalui
Pelayanan dokumen kependudukan, akte
pencatatan sipil dan gratis pembuatan akte
kelahiran serta laminasi

8 Peningkatan Sistem 1 Peningkatan perencanaan pembangunan daerah


Perencanaan pembangunan yang aspiratif, berkelanjutan dan berkualitas
daerah yang berkualitas
2 Peningkatan pelaksanaan monitoring, evaluasi
serta pengendalian perencanaan pembangunan
daerah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 23


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,


Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
3 Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis
dan Cepat Tumbuh

4 Peningkatan koordinasi dan kerjasama


perencanaan pembangunan daerah
5 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan pembangunan

6 Bimbingan Teknis Penyusunan Perencanaan


Pembangunan Daerah dan Desa bagi Aparatur
Pemerintah Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan
Desa
9 Peningkatan kapasitas SDM 1 Penetapan standar pendidikan dan pelatihan
aparatur yang profesional dan aparatur untuk setiap jenis pekerjaan dan jenjang
amanah jabatan

2 Penetapan standar kompetensi pekerjaan dan


jabatan pegawai negeri

3 Peningkatan kapasitas dan kapabilitas Sumber


Daya Aparatur Pemerintah dalam rangka
penerapan UU ASN
10 Peningkatan kesejahteraan 1 Optimalisasi sistem kepegawaian daerah
pegawai dalam rangka
mewujudkan pelayanan prima
11 Peningkatan pembinaan 1 Penetapan sasaran kinerja pegawai
disiplin dan etos kerja pegawai
2 Optimalisasi sosialisasi Peraturan Pemerintah
Nomor 53 tahun 2010
12 Peningkatan pengelolaan 1 Penetapan, pelaksanaan kebijakan umum
keuangan daerah anggaran daerah

2 Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi


potensi pendapatan daerah
13 Peningkatan pengelolaan asset 1 Pengadaan tanah, sertifikasi dan penataan aset
daerah daerah
14 Peningkatan pengendalian 1 Peningkatan partisipasi masyarakat dalam
keamanan dan ketertiban trantibmas
lingkungan

15 Peningkatan koordinasi 1 Peningkatan pemahaman ketahanan bangsa,


pencegahan, penanganan pencegahan, penanganan konflik wilayah
konflik perbatasan

16 Peningkatan kesadaran hak 1 Peningkatan peran serta masyarakat dalam


dan kewajiban politik sebagai pembangunan politik
warga negara

Sumber : RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019

IV - 24 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Rumusan strategi dan arah kebijakan RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017
disusun pula dalam upaya mencapai tujuan, sasaran dan prioritas RKPD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2017 sebagaimana disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4
Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Pembangunan Provinsi
Jawa Barat, Dengan Prioritas Pembangunan di Kabupaten Garut Tahun 2017

Tujuan Prioritas Pembangunan Kabupaten Garut Wilayah


Sasaran Pembangunan
Pembangunan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP)
Jawa Barat
Jawa Barat IV Priangan
1. Membangun 1. Meningkatnya
a. Bidang Pemerintahan
sumber daya aksesibilitas dan
manusia Jawa kualitas pendidikan (1) Penataan kelembagaan dan penguatan Sumber
Barat yang yang unggul, Daya Aparatur;
menguasai terjangkau dan merata; (2) Bantuan pendidikan Aparatur;
IPTEK, 2. Meningkatnya kualitas (3) Penanganan dan pembangunan Kabupaten dan
senantiasa layanan kesehatan bagi Desa tertinggal;
berkarya, seluruh masyarakat, (4) Penataan dan penguatan Desa Pesisir Pantai
kompetitif, serta perluasan akses Selatan;
dengan tetap pelayanan yang (5) Peningkatan pembangunan infrastruktur Desa;
mempertahankan terjangkau dan merata; (6) Penguatan kualitas aparatur Desa dan
identitas dan ciri 3. Meningkatnya daya kelembagaan Desa;
khas masyarakat saing sumber daya (7) Peningkatan sarana prasarana fasilitas kerja
yang santun dan manusia dan Kecamatan;
berbudaya kelembagaan serta (8) Pelibatan Community Outreach dalam
berbudaya IPTEK dan pembangunan;
4. Meningkatnya kualitas (9) Efektivitas pemanfaatan peran TJSL;
ketahanan keluarga (10) Pelibatan Perusahaan Asing dan BUMN dalam
percepatan pembangunan Jawa Barat;
2. Mewujudkan 1. Meningkatnya kualitas (11) Pengendalian Ketertiban Umum dan
pemenuhan kehidupan masyarakat Ketentraman Masyarakat;
kebutuhan dasar dan kerukunan antar (12) Dukungan pembentukan DOB Kabupaten
dan hak dasar umat beragama Garut Selatan.
manusia
b. Bidang Ekonomi
3. Mewujudkan 1. Jawa Barat sebagai (1) Pengendalian, penertiban dan penataan tata
pertumbuhan Daerah Pertanian ruang terutama lahan sawah. Serta pencetakan
ekonomi yang Berbasis Agrikultur; lahan sawah baru untuk mengganti luas lahan
berkualitas dan 2. Meningkatnya daya sawah yang beralih fungsi;
mengurangi saing usahapertanian; (2) Pemanfaatan lahan yang kurang produktif,
disparitas 3. Meningkatnya kualitas melalui pembuatan demplot usaha tani pada
ekonomi antar iklim usaha dan lahan yang kurang produktif pada setiap desa
wilayah investasi; serta pencetakan lahan sawah baru pada lahan
4. Meningkatnya jumlah kurang produktif di Wilayah Selatan;
dan kualitas (3) Pengembangan pertanian berskala usaha
wirausahawan; agribisnis dalam upaya meningkatkan nilai
5. Meningkatnya tambah hasil produksi pertanian, serta
pembangunan ekonomi Moderenisasi ALSINTAN Mandiri;
perdesaan dan regional (4) Pengembangan kluster komoditi unggulan yang
4. Meningkatkan 1. Meningkatnya kualitas terintegrasi;
kualitas dan akuntabilitas (5) Penciptaan iklim kondusif bagi investasi
birokrasi yang layanan Pemerintahan melalui kemudahan pro sedur ijin dan
profesional dan serta mewujudkan peningkatan infrastruktur pada kawasan
akuntabel perluasan partisipasi investasi;
dalam rangka publik;
peningkatkan 2. Meningkatnya kualitas
kualitas tata kelola

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 25


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tujuan Prioritas Pembangunan Kabupaten Garut Wilayah


Sasaran Pembangunan
Pembangunan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP)
Jawa Barat
Jawa Barat IV Priangan
pelayanan Pemerintahan berbasis (6) Pencetakan Pengelola dan Pemandu Wisata
publik serta IPTEK; berkelas dunia, serta penataan destinasi wisata
pembangunan 3. Meningkatnya berkelas dunia;
partisipatif profesionalisme dan (7) Penyusunan model pengelolaan wisata volcano,
5. Mewujudkan kualitas kesejahteraan wisata alam, dan wisata kelautan berkelas
pemerintahan aparatur; dunia berbasis masyarakat;
yang modern 4. Meningkatnya (8) Dukungan skema pembiayaan alternatif bagi
6. Mewujudkan stabilitas UMKM;
profesionalisme tibumtranmas, (9) Dukungan pengembangan ternak domba garut
pemerintahan kesadaran politik dan dan sapi potong;
yang didukung hukum (10) Dukungan pengembangan sentra produksi
oleh aparatur pakan ternak;
yang kompeten (11) Dukungan pengembangan jasa perdagangan,
industri kreatif, dan pariwisata.
7. Meningkatkan
stabilitas di
daerah c. Bidang Fisik
8. Meningkatkan 1. Meningkatnya daya (1) Dukungan pembangunan infrastruktur
kelestarian dukung dan daya strategis di Jabar Selatan
lingkungan tampung lingkungan :Pembangunan/Peningkatan Jalur Poros
hidup dan serta kualitas Bandung – Pangalengan – Rancabuaya,
keberlanjutan penanganan bencana; Peningkatan Jalur Horizontal Jabar Selatan,
pembangunan 2. Meningkatnya kualitas reaktivasi jalur KA Garut-Cikajang, dan
9. Meningkatkan pemenuhan pengembangan pelabuhan laut regional;
ketersediaan infrastruktur dasar (2) Dukungan pembangunan infrastruktur sumber
infrastruktur masyarakat; daya air dan irigasi strategis DI Leuwigoong;
untuk 3. Meningkatnya (3) Dukungan Jabar mandiri energi perdesaan
peningkatan percepatan untuk listrik dan bahan bakar kebutuhan
produktivitas pembangunan domestik;
ekonomi, dan infrastruktur strategis (4) Dukungan konservasi dan rehabilitasi kawasan
pelayanan dasar hulu DAS Cimanuk dan kawasan pesisir;
(5) Peningkatan pelayanan air minum;
10. Mewujudkan 1. Pencegahan dan (6) Dukungan percepatan pembangunan sanitasi
kesejahteraan Penanganan permukiman;
para Penyandang (7) Dukungan fasilitasi kebijakan penataan ruang;
Penyandang MasalahKesejahteraan (8) Penanganan kerusakan jaringan irigasi;
Masalah Sosial (PMKS); (9) Pengendalian pencemaran industri kulit
Kesejahteraan Sukaregang, Kecamatan Garut Kota;
Sosial (PMKS) (10) Dukungan mitigasi penurunan emisi gas
11. Mewujudkan 1. Meningkatnya peran rumah kaca pada sektor pertanian, kehutanan,
pemuda yang pemuda, organisasi energi, transportasi, industri, dan pengelolaan
tangguh dan kemasyarakatan dan limbah;
berdaya saing prestasiolahraga serta (11) Pengelolaan Pembangunan dan Pengembangan
serta penanganan komunitas Pusat Pertumbuhan Rancabuaya.
meningkatnya tertentu;
prestasi d. Bidang Sosial Budaya
olahraga (1) Penyaluran Dana Bantuan Pendidikan
12. Melestarikan 1. Meningkatnya peran Menengah Umum ( PMU ) di Jawa Barat;
seni dan masyarakat dalam (2) Bantuan pendidikan sekolah menengah umum;
budaya pembangunan olah (3) Beasiswa pendidikan untuk pemuda, tenaga
berbasis raga, seni, budaya dan medis, serta keluarga atlit berprestasi dan
kearifan lokal pariwisata; guru;
dan (4) Membangun ruang kelas baru dan rehabilitasi
mengembangk ruang kelas;
an pariwisata (5) Membangun jejaring kerjasama pendidikan
yang berdaya dengan dunia usaha;
saing

IV - 26 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tujuan Prioritas Pembangunan Kabupaten Garut Wilayah


Sasaran Pembangunan
Pembangunan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (WKPP)
Jawa Barat
Jawa Barat IV Priangan
(6) Meningkatkan Kesejahteraan Guru di daerah
terpencil dan perbatasan;
(7) Revitalisasi Puskesmas PONED dan Rumah
Sakit PONEK;
(8) Beasiswa bagi Tenaga Kesehatan di
Kabupaten/Kota;
(9) Jaminan kesehatan bagi penduduk miskin;
(10) Insetif tenaga kesehatan di daerah terpencil;
(11) Pembangunan Gedung Rawat GAKIN di Rumah
Sakit Kabupaten/Kota;
(12) Peningkatan kesehatan lingkungan
masyarakat;
(13) Promosi kesehatan;
(14) Revitaliasi posyandu dan dana operasional
kader posyandu;
(15) Membuka 2 juta serapan tenaga kerja baru dan
mencetak 100.000 wirausahaan baru Jawa
Barat;
(16) Pembangunan Pusat Seni dan Budaya Jawa
Barat di Kabupaten/Kota;
(17) Pengembangan dan pelestarian Cagar Budaya;
(18) Pembinaan dan Pemberdayaan ekonomi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS);
(19) Fasilitasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS);
(20) Pembangunan Gelanggang Olahraga di
Kab/Kota.

Sumber : RKPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2017

Disamping itu, prioritas pembangunan Kabupaten Garut Tahun 2017


berpedoman pula terhadap prioritas pembangunan provinsi Jawa Barat Tahun
2017 yang disusun dengan tema pembangunan yaitu “ Memantapkan
Pembangunan menuju Kemandirian Masyarakat Jawa Barat ”. Kebijakan umum
pembangunan Jawa Barat Tahun 2017 adalah :

1. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing dimaknai


melalui kebijakan optimalisasi kualitas dan sebaran layanan
pendidikan,kesehatandan kesejahteraan sosial, serta peningkatan kapabilitas
sumberdaya manusia Jawa Barat;
2. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan dimaknai melalui
kebijakan pengembangan kemampuan dan daya saing ekonomi Jawa Barat
berbasis potensi lokal;
3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme tata kelola dan
perluasan partisipasi publik dimaknai melalui kebijakan penyelenggaraan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 27


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

good governance yang bermutu, akuntabel, toleran dan berbasis ilmu


pengetahuan dan teknologi;
4. Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur
strategis yang berkelanjutan dimaknai melalui kebijakan optimalisasi
kuantitas, kualitas dan pelayanan infrastruktur wilayah serta pengendalian
tata ruang berbasis daya dukung lingkungan dan mitigasi bencana serta
peningkatan penciptaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan;
5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran
pemuda, olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan local
dimaknai melalui kebijakan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan
yang berbasis potensi lokal.

Fokus pembangunan provinsi Jawa Barat tahun 2017 diarahkan pada


pembangunan berbasis sektoral melalui 10 (sepuluh) skenario pembangunan
Common Goals, pembangunan berbasis tematik kewilayahan dan pembangunan
wilayah perbatasan antar provinsi. Untuk fokus pembangunan sektoral,
dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) strategi yaitu:

1) Pelibatan komunitas berbasis masyarakat dengan prinsip penguatan aktor


lokal (strengthening local actor);
2) Integrasi seluruh potensi nyata pembangunan dan daya saing di seluruh
kabupaten/kota;
3) Penerapan manajemen pemerintahan model hibrida sebagai penghela
percepatan pembangunan, yaitu mengkombinasi manajemen berbasis daerah
otonom Kabupaten/Kota dengan manajemen kewilayahan;
4) Penguatan komitmen pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas
pemerintahan;
5) Peningkatan peran multi pihak dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
mutu serta akuntabilitas pembangunan.
Penjabaran tematik sektoral untuk 10 (sepuluh) Common Goals adalah
sebagai berikut:
1. Meningkatkan Aksesibilitas dan Mutu Pendidikan;
2. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan;
3. Mengembangkan infrastruktur wilayah, energi dan air baku;
4. Meningkatkan ekonomi non pertanian;
5. Meningkatkan ekonomi pertanian;

IV - 28 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

6. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan kebencanaan;


7. Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta kepemudaan;
8. Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan;
9. Menanggulangi kemiskinan, PMKS, dan keamanan;
10. Modernisasi Pemerintahan dan Pembangunan Perdesaan.

Keterkaitan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Barat (Common Goals)


dengan prioritas pembangunan di Kabupaten Garut Tahun 2017 dipetakan pada
gambar berikut.

Prioritas Pembangunan Prioritas Pembangunan


Jawa Barat (Common Goals) Kab. Garut 2017

1. CG 1 : Meningkatkan Aksesibilitas 1. Peningkatan Tata Kelola


dan Mutu Pendidikan Pelayanan Pendidikan Yang
2. CG 2 : Meningkatkan Aksesibilitas Berkualitas (CG1)
R dan Kualitas Layanan Kesehatan 2. Peningkatan Tata Kelola R
3. CG 3 Mengembangkan Pelayanan Kesehatan yang
K Infrastruktur Wilayah, Energi dan Berkualitas, Terjangkau dan K
Air Baku Prima (CG2)
P 4. CG 4 : Meningkatkan Ekonomi 3. Peningkatan Kemandirian P
Ekonomi Masyarakat Berbasis
D Pertanian
Potensi Lokal (CG4,CG5)
D
5. CG 5 : Meningkatkan Ekonomi Non
Pertanian 4. Peningkatan Kualitas
Infrastruktur Yang Memadai,
6. CG 6 : Meningkatkan pengelolaan Lingkungan Yang Sehat Serta
J lingkungan hidup dan Pengelolaan Kebencanaan G
kebencanaan (CG3,CG6)
A 7. CG 7 : Meningkatkan pengelolaan
A
5. Peningkatan Kinerja Aparatur
B seni, budaya dan wisata serta dan Tata Kelola Pemerintahan R
kepemudaan Dalam Pelayanan Publik yang
A 8. CG 8 : Meningkatkan ketahanan Profesional dan Amanah (CG10) U
keluarga dan kependudukan
R 6. Penanggulangan Kemiskinan, T
9. CG 9 : Menanggulangi kemiskinan, Pengangguran, Pengendalian
Penyandang Masalah Kependudukan dan
kesejahteraan Sosial dan Peningkatan Pemberdayaan
Keamanan Perempuan (CG8,CG9)
10. CG 10 Meningkatkan kinerja 7. Peningkatan Pengelolaan Seni,
aparatur serta tata kelola Budaya, Kepemudaan dan
pemerintahan dengan penerapan Olahraga serta Pelayanan
IPTEK Keagamaan (CG7)

Gambar 4.1 Keterkaitan Prioritas Pembangunan Provinsi Jawa Barat


Dengan Prioritas Pembangunan Kabupaten Garut

Fokus Pembangunan Berbasis Kewilayahan di Jawa Barat pada tahun 2017


dilakukan berdasarkan pada tata ruang, Wilayah Koordinasi Pemerintahan
Pembangunan (WKPP) dan wilayah perbatasan antar provinsi yang diarahkan
pada pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) serta kawasan strategis dengan membagi peran strategis pembangunan
kewilayahan.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 29


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Fokus tersebut memperhatikan kebutuhan kawasan yang secara


fungsional dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan
strategis dan kawasan sekitarnya. Secara umum, kebijakan pembangunan
kewilayahan adalah:

1. Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana,


terintegrasi dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu
rencana tata ruangsebagai acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di
setiap sektor agar pemanfaatan ruang dapat sinergis, serasi, dan
berkelanjutan;
2. Peningkatan percepatan pembangunan wilayah tertinggal agar dapat sejajar
dengan wilayah lainnya melalui pendekatan peningkatan sumber daya
manusia dan sarana prasarananya;
3. Peningkatan keseimbangan pembangunan perkotaan dan perdesaan melalui
keterkaitan kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan.
Pembangunan perkotaan diarahkan agar dapat menjadi pusat koleksi dan
distribusi hasil produksi di wilayah perdesaan. Sedangkan pembangunan
perdesaan diarahkan pada pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan
yang menjadi pusat produksi agroindustri/agropolitan dan sektor lainnya
dengan tidak merubah karakteristik perdesaan, dan peningkatan
pembangunan desa di wilayah perbatasan melalui Tematik Wilayah Desa
Perbatasan, antara lain : Peningkatan kebutuhan ruang kelas dan tenaga
pengajar dalam rangka mendukung program wajib belajar 9 tahun;
Ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di
perbatasan; Penguatan infrastruktur jalan dan jembatan lintas perbatasan;
Terjaminnya ketersediaan layanan listrik dan air bersih; Peningkatan
pendapatan masyarakat daerah perbatasan melalui pengembangan
kewirausahaan dan komoditas unggulan; dan Peningkatan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan desa dalam pelayanan publik;
4. Peningkatan kerjasama antar daerah khususnya di kawasan metropolitan dan
pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis Provinsi
untuk menciptakan sinergitas dan integrasi wilayah, serta efektivitas dan
efisiensi dalam pengelolaannya.
5. Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan provinsi.

IV - 30 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Fokus dan rencana pengembangan Kabupaten Garut berdasarkan Wilayah


Pengembangan Priangan Timur - Pangandaran (Kabupaten dan Kota Tasikmalaya,
Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Pangandaran),
diarahkan untuk kegiatan dan industri pengolahan pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, perikanan, wisata alam dan minat khusus, serta kegiatan
pertambangan mineral logam dan non-logam serta pengembangan sarana dan
prasarana yang terintegrasi, serta kegiatan wisata minat khusus di PKWp
Rancabuaya, rencana pengembangan mencakup:

a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;


b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai, dan protein
hewani);
d. Peningkatan infrastruktur sumber daya air dan irigasi;
e. Peningkatan fungsi kawasan lindung;
f. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;
g. Pengembangan energi baru terbarukan;
h. Pengembangan pariwisata berbasis biodiversity;
i. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
j. Penataan daerah otonom;
k. Pembangunan pusat seni dan budaya.

Berdasarkan Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2014,


kebijakan pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat
ditetapkan untuk mendorong perwujudan percepatan pembangunan di seluruh
wilayah di Jawa Barat. Pusat pertumbuhan Rancabuaya diarahkan sebagai pusat
pertumbuhan berbasis sektor pariwisata dan perkebunan.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 31


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 4.2 Tematik Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan Jawa Barat

Arah kebijakan pembangunan wilayah yang telah dilaksanakan selama ini


masih belum dapat mengatasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar
wilayah, dalam hal ini kesenjangan antar wilayah baik antar kabupaten/kota
maupun antara wilayah perkotaan dan perdesaan, guna menjamin keseimbangan
pembangunan daerah antar wilayah maka perlu disusun suatu kebijakan serta
strategi pembangunan kewilayahan untuk lima tahun kedepan dalam rangka
menciptakan suatu rentang kendali yang proporsional dan mencapai hasil yang
optimal dalam pembangunan setiap wilayah maka berdasarkan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Garut Tahun 2011-2031 ditetapkan melalui
Kawasan Strategis Kabupaten (KSK) Kabupaten Garut, yaitu sebagai berikut:

A. Kawasan Yang Memiliki Nilai Strategis Ekonomi Yang Berpengaruh


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kawasan yang memiliki nilai strategis
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Garut, antara lain :

IV - 32 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

1. Kawasan Perkotaan Garut, dengan kriteria sebagai kawasan yang


memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi dan potensi ekonomi cepat tumbuh. Isu
penanganan yang harus dilakukan berupa sinergitas dengan
pengembangan wilayah sekitar dan menyelaraskan struktur dan pola
ruang, serta arah pengembangan wilayah agar terintegrasi dan saling
mendukung dengan kawasan tetangga. Ruang lingkup wilayah meliputi
Kecamatan Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Garut Kota, Banyuresmi, dan
Karangpawitan. Pengembangan, pembangunan kawasan perkotaan di
fokuskan pada :

1) Penataan Wilayah Perkotaan Garut;


2) Pelapisan hotmix ruas jalan perkotaan;
3) Perencanaan Pembangunan Jalan By Pass Tahap II;
4) Perencanaan pembangunan terminal tipe A perkotaan kota Garut;
5) Penanganan pengolahan limbah industri kulit;
6) Peningkatan penanganan pengelolaan PJU;
7) Rehabilitasi drainase perkotaan;
8) Pembangunan akses wisata Jalan alternatif Lingkar Cipanas dan
Pengembangan sarana dan prasarana destinasi wisata;
9) Perencanaan Pembangunan Sarana Olah Raga (SOR);
10) Pembangunan Art Centre;
11) Pengembangan Islamic Centre;
12) Peningkatan Rumah Sakit dr. Slamet menjadi Tipe B Pendidikan;
13) Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;
14) Pengembangan industri kreatif;
15) Perencanaan pembangunan kawasan Induk Pusat Pemerintahan
(IPP) dan sarana fasilitas terpadu Pemerintah Kabupaten Garut;
16) Perencanaan pembangunan jalan alternatif Banyuresmi Situ
Bagendit.

2. Kawasan Koridor Kadungora - Leles – Garut, dengan kriteria sebagai


kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi dan potensi ekonomi cepat tumbuh. Isu
penanganan berupa kawasan transisi antara kegiatan perekonomian di

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 33


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Kota Bandung dan perkotaan Garut, berpotensi sebagai kawasan ekonomi


untuk persaingan di tingkat regional, dan perlu sinergitas infrastruktur.
Ruang lingkup wilayah meliputi Kecamatan Kadungora, Leles, Tarogong
Kaler dan Tarogong Kidul. Pengembangan, pembangunan kawasan ini di
fokuskan pada :

1) Penataan Akses Pintu Gerbang Kabupaten Garut;


2) Perencanaan Pembangunan Jalan Alternatif Kadungora-Leles;
3) Pembangunan akses wisata Jalan alternatif Situ Cangkuang-Leles;
4) Perencanaan Pembangunan Terminal Barang di Kecamatan Leles;
5) Pengembangan kawasan agrowisata Desa Haruman Kecamatan
Kadungora;
6) Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;
7) Pengembangan industri kreatif.

3. Kawasan Perbatasan Bagian Utara (Balubur Limbangan - Malangbong),


dengan kriteria sebagai kawasan yang memiliki nilai strategis ekonomi
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan potensi ekonomi
cepat tumbuh. Isu penanganan berupa perbatasan dengan Kabupaten
Bandung, Sumedang dan Tasikmalaya yang akan mendapatkan pengaruh
dari pembangunan jalan tol Pembangunan jalan Tol Cileunyi-Nagreg-
Ciamis-Banjar dan berpotensi sebagai kawasan ekonomi untuk
persaingan di tingkat regional, ruang lingkup wilayah meliputi Kecamatan
Balubur Limbangan, Selaawi, Kersamanah, Cibatu dan Malangbong.
Pengembangan pembangunan kawasan perbatasan bagian utara di
fokuskan pada :

1) Perencanaan Pembangunan Pusat Pertumbuhan Kawasan Industri


terpadu;
2) Peningkatan akses jalan penghubung antar kecamatan;
3) Perencanaan peningkatan pembangunan Terminal Tipe-B
Malangbong;
4) Pembangunan jaringan irigasi Leuwigoong;
5) Perencanaan pembangunan jalan alternatif Garut – Cibatu;
6) Revitalisasi dan optimalisasi gedung trade centre di Bl. Limbangan;
7) Pembangunan pasar desa perbatasan Kabupaten Garut;

IV - 34 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

8) Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;


9) Pengembangan industri kreatif;
10) Penataan Akses Pintu Gerbang Kabupaten Garut;
11) Pengembangan village breeding centre di Garut Utara;
12) Pengembangan kawasan agrowisata desa Barudua kecamatan
Malangbong;
13) Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Garut Utara;
14) Perencanaan pembangunan jalan alternatif Limbangan –
Malangbong;
15) Perencanaan pembangunan jalan alternatif kota Balubur
Limbangan.

4. Kawasan Perbatasan Bagian Timur (Singajaya Dan Sekitarnya), dengan


kriteria kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal didalam wilayah kabupaten. Isu penanganan berupa
perbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya yang perlu dipacu
perkembangannya disebabkan infrastruktur yang kurang memadai,
sehingga kawasan ini kurang terintegrasi dengan sistem wilayah.
Mengantisipasi terhadap potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
Ruang lingkup wilayah meliputi Kecamatan Banjarwangi, Singajaya,
Peundeuy dan Cihurip. Pengembangan pembangunan kawasan
perbatasan bagian timur di fokuskan pada :

1) Peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam serta


konservasi sumberdaya air;
2) Elektrifikasi rumah tangga;
3) Peningkatan akses jalan penghubung antar kecamatan;
4) Pembangunan Infrastruktur Desa dan Perdesaan;
5) Penataan Akses Pintu Gerbang Kabupaten Garut;
6) Pembangunan pasar desa perbatasan Kabupaten Garut;
7) Pembangunan lumbung pangan masyarakat di daerah rawan
pangan;
8) Pengembangan desa mandiri pangan;
9) Pengembangan village breeding centre di Garut Selatan;
10) Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;
11) Pengembangan komoditas unggulan perkebunan;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 35


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

12) Pembangunan pasar desa perbatasan Kabupaten Garut;


13) Perencanaan Pembangunan TPA Wilayah Banjarwangi.

5. Kawasan Perbatasan Bagian Barat (Caringin – Cisewu - Talegong),


dengan kriteria kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan
tertinggal didalam wilayah kabupaten. Isu penanganan berupa sebagian
besar memiliki fungsi sebagai kawasan lindung. Kondisi ini perlu strategi
khusus dalam memacu pertumbuhan wilayahnya yang diharapkan dapat
mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di sekitarnya dan
mengantisipasi terhadap potensi kerawanan terhadap konflik sosial.
Berbatasan dengan Cianjur dan Kabupaten Bandung dengan ruang
lingkup wilayah meliputi Kecamatan Caringin, Cisewu dan Talegong.
Kawasan ini memiliki banyak limitasi untuk pengembangan wilayahnya.
Topografi yang curam dengan kemiringan lereng rata-rata 25% hingga
40% menyebabkan kawasan ini memiliki fungsi sebagai kawasan lindung.
Kondisi ini perlu strategi khusus dalam memacu pertumbuhan
wilayahnya. Pengembangan, pembangunan kawasan perbatasan bagian
barat di fokuskan pada :
1) Peningkatan akses jalan penghubung antar kecamatan;
2) Pembangunan Infrastruktur Desa dan Perdesaan;
3) Penataan Akses Pintu Gerbang Kabupaten Garut;
4) Peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam serta
konservasi sumberdaya air;
5) Elektrifikasi rumah tangga;
6) Pengembangan komoditas unggulan perkebunan
7) Pembangunan pasar desa perbatasan Kabupaten Garut;
8) Pembangunan lumbung pangan masyarakat di daerah rawan
pangan;
9) Pengembangan desa mandiri pangan;
10) Perencanaan Pembangunan TPA Wilayah Caringin.

6. Kawasan Agropolitan Cisurupan Dan Sekitarnya, dengan kriteria sektor


unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan fungsi
untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan. Ruang lingkup wilayah meliputi

IV - 36 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Cisurupan, Cikajang, Cigedug, Sukaresmi, Pasirwangi dan Bayongbong.


Pengembangan, pembangunan kawasan Cisurupan dan sekitarnya di
fokuskan pada :
1) Pembangunan Infrastruktur Desa dan Perdesaan;
2) Peningkatan perlindungan dan konservasi sumber daya alam serta
konservasi sumberdaya air;
3) Elektrifikasi rumah tangga;
4) Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;
5) Pengembangan industri kreatif;
6) Pengembangan sarana dan prasarana destinasi wisata;
7) Pengembangan kawasan agropolitan di kecamatan Cisurupan dan
sekitarnya;
8) Pengembangan Kawasan Agropolitan Jagung;
9) Pembangunan lumbung pangan masyarakat di daerah rawan
pangan;
10) Pengembangan desa mandiri pangan;
11) Pengembangan komoditas unggulan perkebunan;
12) Pengembangan Kampung Domba Indonesia (KDI) di Kecamatan
Cikajang;
13) Pengembangan komoditas unggulan jeruk Garut, penangkaran
benih kentang dan padi ketan;
14) Pengembangan komoditas unggulan jeruk Garut;
15) Peningkatan akses jalan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Darajat.

7. Kawasan Minapolitan, dengan kriteria sektor unggulan yang dapat


menggerakkan pertumbuhan ekonomi. Isu penanganan berupa sektor
unggulan minapolitan air tawar yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi dan mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan. Ruang lingkup wilayah meliputi
Kecamatan Tarogong Kaler, Sukawening, Pangatikan, Sucinaraja,
Wanaraja dan Karangpawitan. Pengembangan, pembangunan kawasan
ini difokuskan pada :
1) Pembangunan akses Jalan Alternatif Pasar Wanaraja;
2) Pembangunan Jalan Penghubung Kecamatan Karangpawitan-
Banyuresmi;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 37


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

3) Pengembangan Kawasan Agropolitan Jagung;


4) Pembangunan lumbung pangan masyarakat di daerah rawan
pangan;
5) Pengembangan desa mandiri pangan;
6) Pengembangan minapolitan di Kecamatan Tarogong Kaler dan
daerah sekitarnya;
7) Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;
8) Pengembangan industri kreatif.
8. Kawasan Koridor Jalan Lintas Jabar Selatan, dengan kriteria sebagai
Kawasan yang berpengaruh terhadap perkembangan wilayah koridornya
termasuk Kawasan Garut bagian Selatan dengan dukungan jaringan
prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi. Isu penanganan
berupa dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan
ekonomi dan perlu sinergitas infrastruktur. Ruang lingkup wilayah
meliputi Kecamatan Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Pakenjeng,
Mekarmukti, Bungbulang dan Caringin. Berpengaruh terhadap
perkembangan wilayah koridornya termasuk Kawasan Garut bagian
selatan dengan dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang
kegiatan ekonomi. Pengembangan, pembangunan kawasan ini di
fokuskan pada :
1) Perencanaan Pembangunan TPA Wilayah Pameungpeuk;
2) Peningkatan akses Jalan Bungbulang – Cijayana dan Bungbulang –
Sukarame;
3) Peningkatan akses jalan penghubung antar kecamatan;
4) Pembangunan Infrastruktur Desa dan Perdesaan;
5) Penataan Akses Pintu Gerbang Kabupaten Garut;
6) Peningkatan produksi hasil laut melalui pengembangan sarana dan
prasarana penangkapan dan areal tangkap.
7) Pembangunan pasar desa perbatasan Kabupaten Garut;
8) Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;
9) Pengembangan komoditas unggulan perkebunan;
10) Peningkatan Rumah Sakit Pameungpeuk menjadi Tipe D;
11) Pembangunan Kawasan Industri dan Kawasan Peternakan;
12) Pengembangan village breeding centre di Garut Selatan;
13) Pengembangan kawasan destinasi wisata pantai Garut Selatan.

IV - 38 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

B. Kawasan Yang Memiliki Nilai Strategis Dari Sudut Kepentingan Sosial


Budaya, Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya di Kabupaten Garut adalah :
1. Kawasan Cagar Budaya Kampung Adat Dukuh. Kriteria sebagai Tempat
pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya dan yang
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya. Isu
penanganan yaitu mempertahankan suasana alam dan tradisi yang
dilandasi budaya religi yang kuat, pelestarian cagar budaya, dan tempat
perlindungan peninggalan budaya. Kampung Dukuh terletak di
Kecamatan Cikelet merupakan desa dengan suasana alam dan tradisi
yang dilandasi budaya religi yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh
mempunyai pandangan hidup yang berdasarkan pada sufisme pada
Mazhab Imam Syafi’i. Landasan budaya tersebut berpengaruh pada
bentukan fisik desa tersebut serta adat istiadat masyarakat. Masyarakat
Kampung Dukuh sangat menjunjung keharmonisan dan keselarasan
hidup bermasyarakat. Paham ini berpengaruh pada bentuk bangunan di
Kampung Dukuh yang tidak menggunakan dinding dari tembok dan atap
genteng serta jendela kaca. Hal ini menjadi salah satu aturan yang
dilatarbelakangi alasan bahwa hal yang berbau kemewahan akan
mengakibatkan suasana hidup bermasyarakat menjadi tidak harmonis.
Di kampung ini tidak diperkenankan adanya listrik dan barang-barang
elektronik lainnya yang dipercaya selain mendatangkan manfaat juga
mendatangkan kemudaratan yang tinggi pula. Alat makan yang
dianjurkan terbuat dari pepohonan seperti layaknya bangunan, misalnya
bambu batok kelapa dan kayu lainnya. Material tersebut dipercaya lebih
memberikan manfaat ekonomis dan kesehatan karena bahan tersebut
tidak mudah hancur atau pecah dan dapat menyerap kotoran.
2. Kawasan Cagar Budaya Kampung Adat Pulo. Kriteria sebagai Tempat
pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya dan yang
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya. Isu
penanganan yaitu mempertahankan suasana alam dan tradisi yang
dilandasi budaya religi yang kuat, pelestarian cagar budaya, dan tempat
perlindungan peninggalan budaya. Kampung Adat Pulo yang masih
memegang teguh adat istiadat karuhunnya berada pada komplek

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 39


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Danau/Situ Cangkuang Kecamatan Leles yang dikelilingi oleh


pemandangan alam pegunungan yang tepat pada tengahnya terdapat
pulau yang didalamnya berdiri sebuah Candi Hindu peninggalan abad ke
XVII. Untuk mencapai Candi dan Kampung Adat tersebut wisatawan
dapat menyewa rakit yang mempunyai daya tampung sampai 30 orang,
terdapat pula sebuah museum yang menyimpan berbagai jenis benda
peninggalan dari masa Hindu dan Islam.

C. Kawasan yang Memiliki Nilai Strategis Fungsi dan Daya Dukung


Lingkungan Hidup, Kawasan yang memiliki nilai strategis fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup di Kabupaten Garut, adalah Kawasan Wisata
Cipanas, dengan kriteria sebagai kawasan yang memberikan perlindungan
keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan
kerugian dan kawasan rawan bencana alam. Isu penanganan yaitu
meningkatkan potensi objek wisata alam yaitu pemandian air panas dan
Taman Wisata Alam sehingga menjadi potensi kawasan yang cepat tumbuh
dan berkembang, menjaga kelestarian lingkungan, meningkatkan
aksesibilitas dan sarana penunjang wisata, dan merupakan kawasan yang
memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan
pembangunan wilayah kabupaten. Kawasan Wisata Cipanas di Kecamatan
Tarogong Kaler, merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya
yang sesuai dengan kepentingan pembangunan wilayah kabupaten. Kawasan
ini memiliki potensi untuk cepat berkembang dikarenakan memiliki potensi
alam sebagai objek wisata alam yaitu pemandian air panas, potensi kawasan
wisata khas Cipanas, potensi kawasan wisata agro dan potensi kawasan
wisata alam lainnya.

IV - 40 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 4.3 Kebijakan Pembangunan Kewilayahan Kabupaten Garut

4.3 Prioritas Pembangunan Daerah


Guna mewujudkan aspek keberlanjutan serta sinergitas pelaksanaan
pembangunan daerah sebagai satu kesatuan pembangunan nasional, maka
dalam penyusunan prioritas pembangunan kabupaten Garut tahun 2017
berpedoman pula terhadap kebijakan dan strategi pembangunan nasional, sesuai
dengan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Tahun 2017, dengan tema pembangunan nasional yaitu
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi Untuk Meningkatkan
Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antar
Wilayah ”, dalam upaya melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional untuk
memenuhi Nawa Cita, yaitu:

Cita 1 : Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan


memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara;

Cita 2 : Mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,


demokratis, dan terpercaya;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 41


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Cita 3 : Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-


daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;

Cita 4 : Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan


penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya;

Cita 5 : Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;

Cita 6 : Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar


Internasional;

Cita 7 : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-


sektor strategis ekonomi domestik;

Cita 8 : Melakukan revolusi karakter bangsa; dan

Cita 9 : Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Sembilan agenda (Nawa Cita) yang merupakan rangkuman program-


program Visi-Misi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang
dijabarkan dalam strategi pembangunan yang digariskan dalam RPJMN 2015-
2019 yang terdiri dari empat bagian utama yakni: (1) norma pembangunan; (2)
tiga dimensi pembangunan; (3) kondisi perlu agar pembangunan dapat
berlangsung; serta (4) program-program quick wins.

Dalam rangka mencapai sinergi dan keselarasan terhadap kebijakan


pembangunan Nasional yang telah ditetapkan dalam RPJMN Tahun 2015-2019,
maka penyusunan strategi dan kebijakan pembangunan Kabupaten Garut pada
RKPD Tahun 2017 dilakukan dengan mengacu pada pelaksanaan Norma
Pembangunan sebagai berikut:

a. Pembangunan Daerah dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas


hidup manusia dan masyarakat.
b. Kebijakan pembangunan daerah dilakukan dengan memperhatikan upaya
menurunkan gap ketimpangan pembangunan dalam rangka upaya
meningkatkan kesejahteran, kemakmuran, dan produktivitas, untuk
menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
c. Aktivitas kegiatan pembangunan daerah dilakukan dengan memperhatikan
daya dukung lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

RKPD Tahun 2017 diselaraskan dengan kebijakan RPJMD Tahun 2014-


2019 dan RKP Tahun 2017, dengan titik berat pada upaya peningkatan

IV - 42 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

pertumbuhan ekonomi (pro growth), penanggulangan masalah kemiskinan (pro


poor), penciptaan lapangan kerja (pro job), dan upaya penanganan masalah
lingkungan hidup (pro environment) serta agenda Sustainable Development Goals
(SDGs). Disamping itu, RKPD Tahun 2017, juga memuat uraian strategi dan arah
kebijakan dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunan sektor
unggulan, dimensi pembangunan pemerataan dan kewilayahan, serta tata kelola
dan reformasi birokrasi.

Berdasarkan hasil evaluasi tahun sebelumnya, banyak tantangan yang


masih harus dihadapi Kabupaten Garut sebagai salah satu daerah yang baru saja
terentaskan dari status sebagai daerah tertinggal di Indonesia. Berikut ini adalah
uraian mengenai problematika, evaluasi serta penanggulangan persoalan yang
dapat ditempuh melalui strategi dan kebijakan terkait upaya peningkatan
pertumbuhan ekonomi (pro growth), penanggulangan masalah kemiskinan (pro
poor), penciptaan lapangan kerja (pro job), dan upaya penanganan masalah
lingkungan hidup (proenvironment), agenda Sustainable Development Goals
(SDGs), serta strategi dan arah kebijakan dimensi pembangunan manusia,
dimensi pembangunan sektor unggulan, dimensi pembangunan pemerataan dan
kewilayahan, serta tata kelola dan reformasi birokrasi.

4.3.1 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Pertumbuhan Ekonomi (Pro


Growth)
Secara keseluruhan pencapaian kinerja PDRB Kabupaten Garut selama
tahun 2013-2015 yang diukur atas dasar harga berlaku Tahun 2010 mengalami
peningkatan sebesar Rp.6,76 trilyun dari Rp.33,68 trilyun pada tahun 2013
menjadi Rp.40,44 trilyun pada tahun 2015 (angka sementara). Keadaan ini
menggambarkan perkembangan yang cukup signifikan dari nilai produk barang
yang dihasilkan di Kabupaten Garut selama tahun 2013-2015, sedangkan PDRB
yang dihitung atas dasar harga konstan Tahun 2010 di Kabupaten Garut selama
tahun 2013-2015 meningkat Rp.2,69 trilyun dari sebesar Rp.29,13 trilyun pada
tahun 2013 menjadi Rp.31,82 trilyun pada tahun 2015 (angka sementara).

Sampai dengan tahun 2015, sektor pertanian masih menjadi kategori


unggulan (prime mover) dalam menggerakkan perekonomian daerah, kategori ini
memberikan sumbangan nilai tambah yang dihitung atas dasar harga berlaku
sebesar Rp. 15,52 trilyun, dengan share 38,38% terhadap perekonomian.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 43


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Sedangkan sumbangan nilai tambah pertanian terhadap PDRB yang dihitung atas
dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp. 11,34 trilyun. Tingginya peranan
sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Garut tidak lepas dari
beberapa keunggulan komparatif (comparative advantages), seperti kondisi tanah
yang relatif lebih subur dan cocok untuk beragam komoditi pertanian dan jumlah
penduduk yang besar yang berimplikasi pada sistem pertanian yang tampak
sangat beragam dan hampir sebagian besar komoditi produk pertanian sangat
dominan kontribusinya, seperti berbagai palawija, sayur-sayuran dan juga padi.
Kontribusi sektor pertanian banyak disumbang oleh subsektor tanaman bahan
makanan (Tabama), diikuti oleh subsektor perkebunan, peternakan, kehutanan
dan perikanan. Namun demikian, akselerasi kinerja sektor pertanian tersebut
masih belum optimal, diantaranya disebabkan hubungan antar sub sistem
pertanian dan sektor lain (linkages) belum sepenuhnya menunjukkan sinergitas
pada skala lokal, regional dan nasional, hal ini tercermin dari pengembangan
agroindustri yang belum optimal baik dalam pengolahan maupun pemasarannya.
Pengembangan yang bersifat sektoral pada sistem pertanian serta ketidaksiapan
dalam menghadapi persaingan global merupakan kendala yang masih dihadapi
sektor pertanian.

Disamping pertanian, kategori yang memiliki kontribusi cukup dominan


pada tahun 2015 adalah kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil
dan sepeda motor. Kategori ini mampu menciptakan nilai tambah atas dasar
harga berlaku sebesar Rp. 8,35 trilyun dengan share 20,65%, atau mengalami
peningkatan 10,33% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 7,57 trilyun.
Kondisi tersebut merupakan indikasi dari peningkatan volume barang /jasa yang
diperdagangkan di wilayah Kabupaten Garut. Pada dasarnya, subsektor Hotel
dan Restoran, di Kabupaten Garut masih memiliki potensi untuk dikembangkan
lebih jauh, karena banyak lokasi pariwisata di Garut yang dapat dikembangkan
untuk skala nasional, atau bahkan sampai skala internasional. Selain itu, tingkat
konsumsi masyarakat (propensity to consume) yang relatif tinggi membuat sektor
ini berkembang cukup baik. Kendala umum yang dihadapi untuk dapat
mengembangkan potensi tersebut adalah sulitnya menumbuhkan minat para
investor baik lokal maupun internasional untuk menanamkan investasi di
Kabupaten Garut yang infrastrukturnya terlihat masih sangat minim dan dari sisi
pendanaan, sektor perdagangan memerlukan dana yang relatif lebih besar karena

IV - 44 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

cenderung lebih bersifat padat modal dibandingkan dengan sektor pertanian yang
cenderung padat karya.

Peranan sektor industri yang merupakan kategori andalan di Jawa Barat,


secara umum peranannya masih relatif rendah dan sharenya terhadap total PDRB
justru mengalami penurunan di tahun 2015 sebesar 0,06%. Namun demikian,
kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembentukan nilai tambah dari kategori
industri pengolahan masih dianggap stabil dalam mendorong struktur ekonomi di
Kabupaten Garut. Walaupun Kabupaten Garut memiliki keunggulan komparatif
di sektor pertanian, namun kelemahan yang mendasar adalah masih rendahnya
kegiatan industri yang memanfaatkan hasil-hasil pertanian, sehingga
perdagangan antar wilayah yang dilakukan lebih dominan berupa bahan-bahan
mentah hasil pertanian. Untuk itu roda perekonomian Kabupaten Garut
dipandang dapat bergerak lebih cepat apabila dikembangkan industri yang dapat
mengolah hasil-hasil pertanian, yang merupakan keunggulan wilayah yang dapat
memperpanjang rantai agribisnis, sehingga produksi Kabupaten Garut dapat
berupa barang-barang industri hasil pertanian.

Apabila kategori-kategori perekonomian dikelompokkan menjadi tiga


kelompok (primer, sekunder dan tersier), maka akan terlihat adanya fenomena
umum, yakni pergeseran struktur ekonomi di Kabupaten Garut selama periode
2013-2015 dari primer ke arah sekunder dan tersier yang menggambarkan
semakin modernnya perekonomian di Kabupaten Garut.

Berdasarkan data dan hasil evaluasi di atas, maka ditetapkan Strategi dan
kebijakan terkaitupaya peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro growth), sebagai
berikut :
(1) Strategi peningkatan peran dan kemampuan usaha petani, dengan
kebijakan fasilitasi, pemberdayaan usaha petani tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan, bantuan subsidi pupuk dan
benih bagi petani kecil;
(2) Strategi Peningkatan daya saing produk pertanian, perkebunan, dengan
kebijakan Peningkatan peran dan kemampuan usaha petani tanaman
pangan dan perkebunan;
(3) Strategi Peningkatan penangkapan, budidaya dan nilai tambah perikanan
melalui perbaikan mutu dan pengembangan produk, dengan kebijakan
Pembangunan pelabuhan pendaratan ikan, Pengembangan kawasan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 45


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

budidaya laut, air payau dan air tawar, Peningkatan produksi hasil laut
melalui pengembangan sarana dan prasarana penangkapan dan areal
tangkap;
(4) Strategi Peningkatan pemanfaatan usaha hasil hutan, wisata alam dan jasa
lingkungan, dengan kebijakan peningkatan produksi aneka hasil
kehutanan bukan kayu, Peningkatan produksi dan nilai tambah hasil
hutan;
(5) Strategi Peningkatan keunggulan, daya Tarik dan promosi wisata, dengan
kebijakan Penataan dan Pengembangan objek wisata unggulan,
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang wisata;
(6) Strategi Peningkatan aktifitas ekonomi masyarakat berbasis industri
potensi lokal dan perdagangan, dengan kebijakan Peningkatan produksi,
nilai tambah hasil IKM dan pengembangan industri kreatif, Pengembangan
sentra, klaster industri dan produk ekspor, Penyediaan informasi peluang
usaha sektor/bidang usaha unggulan serta revitalisasi, optimalisasi fungsi
trade center Limbangan, dan Optimalisasi pengelolaan BUMD;
(7) Strategi Promosi Investasi secara intensif, Pemberian jaminan kepastian
hukum pelaksanaan penanaman modal, dan peningkatan pengendalian
investasi, dengan kebijakan Penyelenggaraan pameran dan temu investor,
Penataan regulasi penanaman modal daerah dan peningkatan
pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal;
(8) Strategi Peningkatan kualitas dan daya dukung jalan dan jembatan untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, dengan
kebijakan Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.

4.3.2 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Upaya Penanggulangan Masalah


Kemiskinan (Pro Poor)

Dari hasil pendataan dengan metode Garis Kemiskinan hasil SUSENAS,


diprediksi pada tahun 2014, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut
mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, yakni sebesar 2.600
jiwa, atau dari semula 320.900 jiwa menjadi 318.300 jiwa. Penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut menyebabkan turunnya persentase penduduk di
Kabupaten Garut yang berada dibawah garis kemiskinan, yakni dari 12,79% pada
tahun 2013 menjadi 12,47% tahun 2014. Namun demikian angka ini masih

IV - 46 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

berada diatas rata-rata penduduk miskin kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar


9,44%, dan Nasional sebesar 11,25%.

Secara mikro, pemetaan sebaran penduduk miskin menurut kecamatan


dapat digambarkan melalui Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan
Sosial rumah tangga sasaran hasil pendataan program perlindungan sosial (PPLS)
yang dilakukan BPS pada tahun 2011 yang digunakan sebagai data base untuk
keperluan Intervensi-intervensi pemerintah yang berhubungan dengan program-
program penanggulangan kemiskinan, seperti Raskin, Jamkesmas, PKH dan
sebagainya. Kendati demikian, hal yang perlu diketahui adalah pendataan
tersebut sebenarnya lebih difokuskan pada rumah tangga sasaran yang akan
mendapat Intervensi, bukan dalam pengertian ketat rumah tangga miskin agar
mereka yang mendekati miskin juga masuk dalam rumah tangga sasaran
intervensi. Dengan demikian ukuran kemiskinan yang didapatkan untuk
keperluan tersebut akan lebih tinggi dibandingkan ukuran kemiskinan yang
didasarkan penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan.

Basis Data Terpadu untuk Program Perlindungan Sosial menurut jumlah


rumah tangga Kelompok 1, Kelompok 2 dan Kelompok 3 menurut kecamatan-
kecamatan di Kabupaten Garut, pada tahun 2012 sebanyak 227.369 rumah
tangga yang terdiri dari Kelompok 1 (paling miskin) sebesar 66.042 615.804
rumah tangga, Kelompok 2 sebesar 80.664 rumah tangga dan Kelompok 3 sebesar
80.663 rumah tangga.

Kecamatan yang memiliki persentase rumah tangga miskin tertinggi di


Kabupaten Garut adalah Kecamatan Banjarwangi mencapai 55,24% dari
sebanyak 14.043 rumah tangga. Kemudian disusul oleh Kecamatan Pamulihan,
Peundeuy dan Cisompet dengan persentase rumah tangga masing-masing sebesar
53,44%; 52,52% dan 51,03%. Sedangkan kecamatan yang tampak memiliki
persentase rumah tangga terkecil adalah kecamatan Tarogong Kidul dan Garut
Kota dengan persentase masing-masing sebesar 19,59% dan 23,71%. Kemudian
disusul oleh Kecamatan Tarogong Kaler dan Bungbulang, dengan persentase
rumah tangga masing-masing sebesar 27,32% dan 27,34%.

Secara umum peran pemerintah daerah dalam upaya penanggulangan dan


pengurangan kemiskinan lebih dititikberatkan pada upaya untuk memfasilitasi
dan menumbuhkan iklim yang mendukung tewujudnya kemandirian masyarakat,

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 47


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

mengembangkan mekanisme yang menjamin terwujudnya komunikasi,


koordinasi dan keterpaduan antara pemerintah dengan aspirasi dan kebutuhan
masyarakat, sertamemfasilitasi keberlanjutan penanggulangan kemiskinan
secara mandiri.

Strategi dan kebijakan terkait upaya penanggulangan masalah kemiskinan


(pro poor) antara lain sebagai berikut.

(1) Strategi Perluasan kesempatan Kerja dan Berusaha, yang ditempuh dengan
kebijakan menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial
yang memungkinkan masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan
dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak
dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.
(2) Strategi Pemberdayaan kelembagaan masyarakat, yang ditempuh dengan
kebijakan memperkuat kelembagaan sosial, politik, ekonomi dan budaya
masyarakat, dan memperluas partisipasi masyarakat miskin baik laki-laki
maupun perempuan dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang
menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar.
Kebijakan yang dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat.
(3) Strategi Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, yang ditempuh
dengan kebijakan mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan
berusaha masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan agar dapat
memanfaatkan perkembangan lingkungan.
(4) Strategi Perlindungan sosial dan lingkungan, yang ditempuh dengan
kebijakan memberikan perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentan
(perempuan kepala rumah tangga, fakir miskin, orang jompo, anak
terlantar, kemampuan berbeda/penyandang cacat) dan masyarakat miskin
baru laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh bencana alam,
dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial.

Adapun arah kebijakan yang diharapkan dapat mendorong keberhasilan


penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Garut diantaranya:
1) Penyediaan dan pengelolaan hasil pendataan dan pemetaan kemiskinan
sebagai “basis data dan informasi” untuk penyusunan strategi, kebijakan,
program, dan kegiatan penanggulangan kemiskinan;

IV - 48 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2) Pengintegrasian strategi, kebijakan, program, dan kegiatan penanggulangan


kemiskinan secara keseluruhan kedalam dokumen perencanaan dan
penganggaran;
3) Pelaksanaan sinkronisasi dan sinergi antara “intervensi pusat” dan
“intervensi daerah”, dan antara berbagai intervensi daerah (antar SKPD)
kedalam proses perencanaan reguler melalui mekanisme Musrenbang;
4) Mengoptimalkan peran TKPKD dan pembentukan TKPK tingkat kecamatan
dalam mengawal dan memastikan terlaksananya sinkronisasi dan sinergi
berbagai intervensi (strategi, kebijakan, program, kegiatan, anggaran) serta
aliansi, kerjasama, dan kemitraan antar pelaku (pemerintah, swasta, dan
organisasi masyarakat madani);
5) Pelaksanaan pemantauan, pengawasan, dan evaluasi yang kontinyu oleh
TKPKD terhadap pelaksanaan program/kegiatan serta kinerja pencapaian
target program/kegiatan;
6) Pelaksanaan koordinasi dan konsultasi yang intensif antara TKPKD
Kabupaten dengan TKPKD Provinsi, Bappenas dan TNP2K dalam
perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan penanggulangan
kemiskinan;
7) Penyediaan dukungan regulasi untuk menjamin keberlangsungan
pelaksanaan kebijakan, program/kegiatan penanggulangan kemiskinan
dilakukan tepat sasaran.

4.3.3 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Upaya Pengurangan Pengangguran


(Pro Job)

Dalam bidang ketenagakerjaan, jumlah penduduk bekerja usia kerja 15


tahun ke atas selama periode tahun 2013-2015 mengalami peningkatan 23.574
orang (2,55%), dari sebanyak 922.194 orang pada tahun 2013 menjadi sebanyak
945.768 orang pada tahun 2015. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan
perkembangan jumlah angkatan kerja usia kerja 15 tahun keatas, maka rasio
penduduk yang bekerja selama periode tahun 2013-2015 mengalami sedikit
kenaikan meskipun tidak terlalu signifikan sebesar 1,64% dari sebesar 91,86%
pada tahun 2013 menjadi sebesar 93,50% pada tahun 2015. Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) selama tahun 2013-2015 terus mengalami
penurunan dari 8,14% pada tahun 2013 menjadi 6,50% di tahun 2015.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 49


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Masih relatif tingginya jumlah pengangguran terbuka tersebut


mengindikasikan bahwa angkatan kerja yang cukup besar di Kabupaten Garut
masih belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor produksi, sebagai akibat
lapangan pekerjaan yang masih kurang dan tingkat kompetensi angkatan kerja
yang masih rendah. Oleh karenanya, upaya peningkatan kualitas SDM bagi
penduduk menjadi mutlak terus digiatkan, baik melalui pendidikan formal
maupun informal. Karena investasi pada “human capital” ini diharapkan dapat
meningkatkan kondisi perekonomian di Kabupaten Garut. Peningkatan
kompetensi, produktivitas dan daya saing tenaga kerja terus dilakukan sebagai
upaya penanggulangan pengangguran di Kabupaten Garut. Berbagai upaya yang
telah dilakukan diantaranya pemberian pelatihan terhadap pencari kerja untuk
meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Perluasan kesempatan kerja masih tetap
menjadi perhatian, diantaranya melalui kegiatan pemberian kerja sementara di
desa dan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.

Berdasarkan data dan hasil evaluasi di atas, maka ditetapkan beberapa


Strategi dan kebijakan terkait upaya peningkatan kesempatan kerja (pro job),
sebagai berikut.

(1) Strategi penyiapan tenaga kerja yang terampil dan dapat bersaing di pasar
kerja, dengan kebijakan peningkatan fungsi dan peran Balai Latihan Kerja
(BLK) dan Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) swasta sebagai pusat
pendidikan dan pelatihan pencari kerja dalam memberikan pelatihan
keterampilan sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal, Pelatihan
keterampilan dan sertifikasi kompetensi bagi masyarakat kurang mampu;
(2) Strategi penyediaan informasi pasar kerja yang mudah dijangkau oleh
masyarakat, dengan kebijakan penyediaan rumah informasi kerja sampai
tingkat kecamatan;
(3) Strategi perluasan kesempatan kerja, dengan kebijakan menciptakan
lapangan kerja baru yang bersifat padat karya; mendorong kegiatan
wirausaha/wiraswasta misalnya dengan pelatihan-pelatihan,
mempermudah perizinan membuka usaha, mempermudah mendapatkan
pinjaman modal untuk membuka usaha; Peningkatan efektivitas informasi
pasar kerja dan bursa kerja on line; Penciptaan iklim investasi yang dapat
mendorong penciptaan kesempatan kerja yang layak.

IV - 50 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

4.3.4 Strategi dan Arah Kebijakan Berwawasan Lingkungan (Pro


Environment)

Dalam hal mewujudkan lingkungan yang sehat, aman dan nyaman,


perkembangan kinerja pelayanan pengelolaan persampahan masih dihadapkan
pada permasalahan terbatasnya Tingkat Pelayanan (level of service) persampahan
(perkotaan) yang baru mencapai 42,54%. Untuk itu, perlu terus didorong upaya
peningkatan partisipasi masyarakat untuk mengurangi timbunan sampah
dimulai dari hulu melalui sosialisasi 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Disamping itu
perlu dilakukan pula perawatan dan pemeliharaan kendaraan angkut serta
penambahan armada untuk meningkatkan pelayanan persampahan khususnya
daerah perkotaan. Selain perlunya penataan areal TPA Pasir Bajing serta adanya
areal cadangan untuk TPA pada masa yang akan datang. Upaya meningkatkan
kemampuan pelayanan kepada masyarakat dalam mewujudkan lingkungan yang
sehat masih terkendala pada masih rendahnya tingkat status mutu lingkungan.
Dari indikator yang diukur dari tingkat status mutu sungai utama masih berada
pada status mutu cemar berat, dan belum dapat mencapai target status mutu
sedang. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan,
masih rendahnya pengelolaan limbah serta masih kurangnya pemanfaatan
teknologi tepat guna yang ramah lingkungan dalam upaya pengendalian
pencemaran lingkungan menjadi kendala dalam peningkatan kualitas
lingkungan.

Berdasarkan data dan hasil evaluasi di atas, maka ditetapkan Strategi dan
kebijakan terkait upaya penanganan masalah lingkungan hidup (pro environment)
sebagai berikut.
(1) Strategi penurunan tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko
bencana, dengan kebijakan Peningkatan layanan, pengendalian
pencemaran, pengaduan pencemaran dan kerusakan lingkungan;
Perlindungan mata air; Penanganan revitalisasi IPAL industri kulit
Sukaregang.
(2) Strategi peningkatan sistem pengelolaan persampahan, dengan kebijakan
peningkatan pengolahan sampah dan sarana pendukungnya, revitalisasi
TPA, perencanaan pembangunan TPA Wilayah;
(3) Strategi peningkatan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim, dengan kebijakan pengurangan penyebab emisi Gas

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 51


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Rumah Kaca (GRK); pelaksanaan adaptasi untuk peningkatan ketahanan


masyarakat dan wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim antara lain
petani dan nelayan serta wilayah yang rentan seperti pesisir atau daerah
yang terletak dekat dengan pantai, pegunungan yang mudah terkena
kekeringan serta upaya peningkatan kesehatan atas berbagai gangguan
kesehatan akibat dampak perubahan iklim;
(4) Strategi peningkatan upaya konservasi dan rehabilitasi sumber daya alam
dan lingkungan hidup, dengan kebijakan pembangunan waduk,
embung/situ, dan penampung air lainnya, serta pelestarian sumber-
sumber air; pemeliharaan dan pemulihan sumber air dan ekosistemnya
melalui pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara terpadu;
penyediaan sarana sanitasi, perbaikan pengelolaan sampah, pengawasan
terhadap pembuangan limbah industri dan domestik;
(5) Strategi Pengembangan hutan lestari, dengan kebijakan Peningkatan
penanganan lahan kritis di luar kawasan hutan, Peningkatan pengamanan
dan perlindungan hutan.

4.3.5 Strategi dan Arah Kebijaka Terkait Upaya Pencapaian Target


Sustainable Development Goals (SDGs)

Salah satu masalah yang dihadapi di Kabupaten Garut dalam mencapai


target MDGs adalah masih banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang belum tertangani. Kondisi kesejahteraan sosial masyarakat
diindikasikan dengan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS
dengan proporsi terbesar pada tahun 2015 diantaranya adalah keluarga fakir
miskin, Jumlah Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan PMKS yang
dapat memenuhi kebutuhan (dibantu) pada tahun 2015 sebanyak 57.130 jiwa,
mencapai 238% dari target tahun 2015 sebanyak 24.000 jiwa. Capaian realisasi
yang cukup besar disebabkan karena pada tahun 2015 mendapat alokasi
tambahan Program Keluarga Harapan (PKH) dari Kementerian Sosial.

Pola yang dikembangkan pada pelaksanaan PKH ini ialah dengan


Pemberian Bantuan Tunai Bersyarat, yaitu dalam bidang Kesehatan dan
Pendidikan, yang pada pelaksanaanya setiap RTSM bisa memperoleh bantuan
tunai apabila melaksanakan persyaratan pemeliharaan kesehatan dan
menyekolahkan anaknya, sehingga PKH juga diartikan sebagai upaya untuk

IV - 52 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

merubah pola pikir Rumah Tangga Sangat Miskin sekaligus mengunting garis
kemiskinan antara kemiskinan dengan Kesehatan dan Pendidikan.

Dibidang pendidikan, derajat pendidikan masyarakat secara makro


mengalami peningkatan. Dengan menggunakan perhitungan metode baru Indeks
pendidikan cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pencapaian
nilai indeks pendidikan pada tahun 2014 diperkirakan sebesar 62,23 poin,
mengalami peningkatan sebesar 0,56 poin dibandingkan pencapaian tahun
sebelumnya sebesar 61,67 poin. Pencapaian nilai indeks pendidikan ini
dipengaruhi oleh pencapaian nilai Rata-Rata Lama Sekolah (RLS), dimana pada
tahun 2014, RLS diperkirakan mencapai 6,83 tahun, yang berarti meningkat 0,3
dari tahun 2013 sebesar 6,80 tahun. Rata-rata lama sekolah adalah jumlah tahun
yang digunakan oleh penduduk berusia 25 tahun keatas dalam menjalani
pendidikan formal, yang turut ditentukan oleh variabel angka putus/melanjutkan
sekolah dan angka partisipasi sekolah seperti APM/APK pada masing-masing
tingkat pendidikan. Demikian pula dengan Harapan Lama Sekolah sebagai salah
satu variabel dari indeks pendidikan, diperkirakan mengalami peningkatan
sebesar 0,45%, dari 11,17% pada tahun 2013 menjadi 11,62% pada tahun 2014.
Kondisi ini memberikan gambaran bahwa sampai dengan Tahun 2014
kemampuan baca masyarakat Kabupaten Garut terus mengalami kenaikan.

Salah satu cara untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat


terutama dari keluarga tidak mampu, adalah melalui BSM. Program Bantuan
Siswa Miskin (BSM) adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dari keluarga
kurang mampu untuk dapat melakukan kegiatan belajar di sekolah. Bantuan ini
memberikan peluang bagi siswa untuk mengikuti pendidikan di level yang lebih
tinggi. Tujuannya adalah agar siswa dari kalangan tidak mampu dapat terus
melanjutkan pendidikan di sekolah. Selain itu juga bertujuan untuk mengurangi
jumlah siswa putus sekolah akibat permasalahan biaya pendidikan. Secara
umum program Bantuan Siswa Miskin terus ditingkatkan dari segi anggaran
maupun siswa miskin yang masuk ke dalam program BSM ini, hal ini dilakukan
untuk melakukan percepatan dalam penanggulangan dan pengurangan
kemiskinan.

Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator


dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Garut. Sampai
tahun 2015, kondisi rusak berat untuk jenjang SD dari sebanyak 9.383 ruang

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 53


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

kelas mencapai 19,46%, jenjang SMP dari sebanyak 2.975 ruang kelas mencapai
2,65%, jenjang SMA dari sebanyak 822 ruang kelas mencapai 11,92%, dan untuk
jenjang SMK dari sebanyak 948 ruang kelas mencapai 8,64%.

Dalam pelayanan bidang kesehatan, permasalahan yang masih dihadapi


diantaranya tingkat ketersediaan puskesmas yang masih kurang dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang ada. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Garut pada
tahun 2014 mencapai sebanyak 67 buah, dengan Rasio Puskesmas terhadap
jumlah penduduk sebesar 1 : 38.864, dan masih di bawah standar nasional yaitu
sebesar 1 : 25.000, sehingga memerlukan adanya tambahan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan dasar masyarakat yang disertai dengan
pemerataan sarana dan prasarana kesehatan. Ditinjau dari jumlah Praktek
Dokter sudah cukup banyak namun tidak tersebar di seluruh pelosok Kabupaten
Garut. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang harus dilayani,
masih terdapat kekurangan tenaga dokter di Kabupaten Garut. Kondisi yang sama
juga terjadi untuk tenaga kesehatan lainnya yaitu perawat dan bidan yang masih
mengalami kekurangan.

Sementara itu pelayanan kesehatan pada RSUD dr Slamet Garut yang


merupakan Rumah Sakit Umum Kelas B, dari sisi jumlah tenaga medis spesialis
dasar, dokter umum dan tenaga kebidanan sudah cukup memadai, namun dari
jumlah tenaga medis spesialis lain masih kurang terutama spesialis jiwa, dan
jumlah sub spesialis dasar. Selain itu, seiring bertambahnya jumlah pasien yang
di rawat dan bertambahnya sarana dan prasarana ruang rawat inap kelas III,
keberadaan tenaga keperawatan masih belum memadai. Dalam upaya
pelaksanaan program di bidang kesehatan untuk mengatasi permasalahan yang
masih dihadapi, pengganggaran pembangunan kesehatan perlu lebih difokuskan
pada program yang terkait upaya promotif dan preventif dengan tetap
memperhatikan besaran satuan anggaran untuk program kuratif yang relatif lebih
besar guna mendukung peningkatan indeks kesehatan masyarakat.

Dalam hal pengendalian kependudukan, permasalahan yang masih


dihadapi urusan Keluarga Berencana, antara lain adalah pelaksanaan Program
Pelayanan Kontrasepsi, antara lain masih rendahnya cakupan penyediaan alat
dan obat kontrasepsi; Masih tingginya cakupan pasangan usia subur yang ingin
ber-KB tidak terpenuhi/terlayani (Unmet Need) mencapai 13,64%, Masih
terbatasnya pelaksanaan pelayanan KB MO karena masih kurangnya tenaga ahli

IV - 54 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

dan fasilitas serta terbatasnya alat dan obat kontrasepsi dibandingkan dengan
jumlah kebutuhan ril bagi keluarga miskin.

Untuk urusan Pemberdayaan Perempuan, Pelaksanaan urusan


pemberdayaan perempuan diarahkan pada upaya mencapai sasaran
meningkatnya keadilan dan kesetaraan gender dan peran perempuan dalam
proses pembangunan dan terpenuhinya hak-hak anak dan perlindungan anak
dari kekerasan, diskriminasi dan dampak pornografi. Peningkatan pemberdayaan
perempuan memegang peran dan posisi yang strategis diantaranya terhadap
keberhasilan dalam pelaksanaan kebijakan pembangunan kesehatan dan
keluarga berencana dengan mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender (PUG)
dalam berbagai sektor pembangunan sesuai dengan proporsi dan karakteristik
yang dimiliki. Organisasi Wanita, baik Sosial, Profesi maupun Kemasyarakatan
serta Keagamaan.

Upaya pengarusutamaan gender masih perlu ditingkatkan, antara lain


melalui peningkatan pemahaman tentang pengarusutamaan gender kepada
seluruh lapisan masyarakat, peningkatan komitmen pemerintah, serta
peningkatan pengarusutamaan gender kepada seluruh program dan kegiatan.
Pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak masih
dihadapkan pada permasalahan antara lain:

(1) Aspek keadilan dan kesetaraan gender yang masih belum membudaya di
masyarakat. Meskipun kegiatan pemberdayaan keluarga yang
dilaksanakan selama ini telah memprioritaskan kaum perempuan sebagai
sasaran utamanya, namun pada kenyataannya nilai sosial budaya yang
kurang menguntungkan bagi status dan peran perempuan di masyarakat
masih kuat. Hal ini tercermin dengan masih adanya diskriminasi terhadap
nilai anak dan pengakuan prestasi kerja perempuan.

(2) Penanganan Pengaduan korban kekerasan terhadap anak dan perempuan


belum optimal Penanganan pengaduan korban kekerasan terhadap
perempuan dan anak masih banyak mengalami kendala dalam pelayanan,
antara lain terbatasnya jumlah petugas penerima pengaduan, minimnya
jumlah tenaga pendamping korban dan biaya operasional juga menjadi
kendala dalam pendampingan korban.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 55


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

(3) Database perempuan dan anak belum tersedia secara optimal


Pendokumentasian dan database perempuan dan anak korban kekerasan
belum dilakukan secara terencana dan terfokus, sehingga menyulitkan
untuk melakukan dan menindaklanjuti monitoring dan evaluasi
pendampingan korban.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2015–2030 secara resmi


menggantikan Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) 2000–2015, SDGs
(SustainableDevelopment Goals) adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru
lebih dari 190 negara yang berisi 17 tujuan transformatif (goals) dan 169 sasaran
pembangunan seperangkat yang disepakati dan berlaku bagi seluruh bangsa
tanpa terkecuali, yang diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan
negara–negara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi danproduksi yang
berlebihan, serta ketimpangan) dan negara–negara berkembang (kemiskinan,
kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan, perkotaan,
sanitasi dan ketersediaan air minum). Ke-17 tujuan SDGs tersebut adalah sebagai
berikut :
(1) Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimana pun;
(2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan
gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan;
(3) Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi
semua orang di segala usia;
(4) Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang;
(5) Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan
perempuan;
(6) Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang
berkelanjutan bagi semua orang;
(7) Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan
modern bagi semua orang;
(8) Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan
berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak bagi semua orang;

IV - 56 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

(9) Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong


industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi;
(10) Mengurangi kesenjangan;
(11) Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,
berketahanan dan berkelanjutan;
(12) Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan;
(13) Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya;
(14) Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya
laut secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan;
(15) Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem
daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan,
memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi
tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati;
(16) Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta
membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh
tingkatan;
(17) Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of
implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk
pembangunan berkelanjutan.

Strategi dan arah kebijakan yang dilakukan untuk pelaksanaan agenda


SDGs tersebut diantaranya :
1) Strategi meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, dengan
kebijakan Peningkatan daya saing tenaga kerja;
2) Strategi Perluasan kesempatan kerja, dengan kebijakan Peningkatan
penempatan tenaga kerja melalui mekanisme antar kerja antar lokal
(AKAL), antar kerja antar daerah (AKAD) dan antar kerja antar negara
(AKAN);
3) Strategi Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial melalui aktualisasi nilai-
nilai kesetiakawanan sosial, dengan kebijakan Pemberdayaan
Kelembagaan Kesejahteraan Sosial sesuai kearifan lokal, Bantuan bagi

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 57


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

masyarakat miskin, dan Penanganan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak


Huni;
4) Strategi Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan
dengan kebijakan Peningkatan Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan
(TTP) menjadi Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP), Puskesmas
Pembantu menjadi Puskesmas dan Puskesmas DTP menjadi Puskesmas
Pratama, Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, dan
Peningkatan dan pemerataan tenaga medis;
5) Strategi Peningkatan angka partisipasi pada semua jenjang dan jalur
pendidikan, dengan kebijakan Pemerataan dan perluasan akses
pendidikan khususnya di Desa Tertinggal, Gratis biaya sekolah (SPP)
bagi seluruh siswa SD, SMP, SMA, Beasiswa bagi siswa miskin,
Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
6) Strategi Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan, dengan kebijakan Pembebasan retribusi pelayanan kesehatan
dasar, Standarisasi pelayanan kesehatan masyarakat, Optimalisasi
sistem jaminan kesehatan, Gratis berobat dan ambulance bagi keluarga
miskin*, Peningkatan kesehatan ibu dan anak, Pemberdayaan
masyarakat dalam penurunan angka kematian bayi dan angka kematian
ibu akibat melahirkan melalui pembangunan Rumah Gizi,
Pembangunan kesehatan partisipatif berbasis masyarakat,
Penanggulangan HIV/AIDS, dan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat;
7) Strategi Pengendalian kehamilan dan peningkatan cakupan peserta KB,
dengan kebijakan Peningkatan ketersediaan alat kontrasepsi, pelayanan
KB dengan standar mutu yang berkualitas bagi masyarat, Intensifikasi
penyuluhan/ KIE, dan Penggerakan kader/Institusi Masyarakat;
8) Strategi Peningkatan Keadilan dan kesetaraan gender dan peran
perempuan dalam pembangunan, dengan kebijakan Optimalisasi
penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, Bantuan
bagi usaha perempuan, Penyediaan sarana dan prasarana usaha;
9) Strategi Peningkatan, pengembangan sarana dan prasarana lingkungan,
pencemaran dan persampahan, dengan kebijakan Perencanaan
pembangunan TPA Wilayah (Banjarwangi, Caringin dan Pameungpeuk),

IV - 58 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Revitalisasi TPA Pasirbajing, peningkatan pengolahan sampah dan


sarana pendukungnya;
10) Strategi Penurunan tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan dan
resiko bencana, dengan kebijakan Peningkatan layanan, pengendalian
pencemaran, pengaduan pencemaran dan kerusakan lingkungan,
Perlindungan mata air, Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS); dan Penanganan revitalisasi IPAL industri kulit Sukaregang.

4.3.6 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Dimensi Pembangunan Manusia


dan Masyarakat.

Pembangunan kualitas hidup penduduk menjadi prioritas dalam


pembangunan daerah, dan selama periode tahun 2009-2014 perkembangan
kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Garut menunjukkan
perkembangan yang semakin membaik. Berdasarkan pengolahan benchmark data
BPS Kabupaten Garut, pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Kabupaten Garut dengan menggunakan perhitungan metode baru sampai dengan
tahun 2014 berada pada level menengah atas (Klasifikasi UNDP) dipekirakan
mencapai sebesar 62,23 poin (angka sangat sementara), dan berada pada posisi
status pembangunan manusia kategori “menengah”. Namun apabila
dibandingkan dengan pencapaian IPM Jawa Barat dan Nasional, maka IPM
Kabupaten Garut dengan metode baru pada Tahun 2014 masih terpaut 6,57 poin
dari IPM Jawa Barat sebesar 68,80 poin dan terpaut sebesar 6,67 poin dari IPM
Nasional sebesar 68,90 poin, dan secara peringkat berada pada peringkat ke-26
dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Pada Tahun 2015, IPM diproyeksikan
mengalami peningkatan 0,53 poin (0,84%) menjadi sebesar 62,76 poin.
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kualitas manusia dan
masyarakat yang menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan
mempunyai mental serta karakter yang tangguh dengan perilaku yang positif dan
konstruktif. Strategi dan kebijakan pembangunan yang ditempuh untuk dimensi
pembangunan manusia dan masyarakat adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan angka partisipasi pada semua jenjang dan jalur pendidikan,
dengan arah kebijakan :
a. Pemerataan dan perluasan akses pendidikan, khususnya di Desa
Tertinggal;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 59


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Gratis biaya sekolah (SPP) bagi seluruh siswa SD, SMP, SMA *;
c. Beasiswa bagi siswa miskin;
d. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

2) Peningkatan pendidikan agama pada semua jenjang sekolah dan


kelembagaan lainnya, dengan arah kebijakan :
a. Membiasakan membaca Al Quran bagi pegawai Pemda, pelajar yang
beragama Islam;
b. Dukungan pada perbaikan kualitas pendidikan keagamaan, termasuk di
madrasah, pesantren dan diniyah;
c. Pengembangan Islamic Centre **;
d. Bantuan operasional masjid dan madrasah diniyah *;
e. Pemberian insentif bagi Guru ngaji *;

3) Peningkatan sistem pembinaan pemuda, pemasalan dan peningkatan


prestasi olahraga, serta apresiasi seni budaya secara terpadu dan terarah,
dengan arah kebijakan:
a. Beasiswa kuliah bagi putra-putri petani pedagang kecil *;
b. Pembangunan Gedung Pusat Seni dan Budaya (Art Centre) **;
c. Pembangunan Sarana Olah Raga (SOR) **;
d. Pemberdayaan pemuda dan peningkatan prestasi olah raga;
e. Pelestarian nilai-nilai budaya daerah;
f. Pengembangan sarana prasarana olah raga dan seni budaya lokal di
desa/kelurahan *;
g. Pembangunan Perguruan Tinggi /Politeknik di Kabupaten Garut *.

4. Peningkatan profesionalisme, kesejahteraan pendidik dan tenaga


kependidikan, dengan arah kebijakan :
a. Pemerataan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terutama bagi
daerah-daerah terpencil;
b. Peningkatan pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
c. Pemberian insentif bagi Guru Honorer *.
5. Implementasi Wajar 12 Tahun serta mendorong berkembangnya SMK,
dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan;

IV - 60 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Peningkatan rata-rata lama sekolah melalui program pendidikan


menengah Universal;
c. Peningkatan partisipasi jalur pendidikan kejuruan.
6. Penataan program pendidikan formal dan non formal, dengan arah
kebijakan:
a. Peningkatan partisipasi lembaga pendidikan formal dan non formal;
b. Peningkatan partisipasi program Kejar Paket (A/B/C ).
7. Peningkatan, pengembangan budaya baca, dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan akses perpustakaan dan minat baca masyarakat;
b. Pembangunan Gedung Perpustakaan Skala Nasional.
8. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan,
dengan arah kebijakan :
a. Pembebasan retribusi pelayanan kesehatan dasar;
b. Standarisasi pelayanan kesehatan masyarakat;
c. Optimalisasi sistem jaminan kesehatan;
d. Gratis berobat dan ambulance bagi keluarga miskin *;
e. Peningkatan kesehatan ibu dan anak;
f. Pemberdayaan masyarakat dalam penurunan angka kematian bayi dan
angka kematian ibu akibat melahirkan melalui pembangunan Rumah
Gizi;
g. Pembangunan kesehatan partisipatif berbasis masyarakat;
h. Penanggulangan HIV/AIDS;
i. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
9. Peningkatan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan, dengan arah
kebijakan :
a. Peningkatan Rumah Sakit dr. Slamet menjadi Tipe B Pendidikan **;
b. Pembangunan Rumah Sakit Garut Utara **;
c. Peningkatan Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan (TTP) menjadi
Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP), Puskesmas Pembantu
menjadi Puskesmas dan Puskesmas DTP menjadi Puskesmas Pratama;
d. Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan;
e. Peningkatan dan pemerataan tenaga medis.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 61


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

10. Pengendalian kehamilan dan peningkatan cakupan peserta KB, dengan


arah kebijakan :
a. Peningkatan ketersediaan alat kontrasepsi, pelayanan KB dengan
standar mutu yang berkualitas bagi masyarat;
b. Intensifikasi penyuluhan/ KIE;
c. Penggerakan kader/Institusi Masyarakat.
11. Optimalisasi fungsi keluarga dalam peningkatan kesejahteraan keluarga,
dengan arah kebijakan :
a. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Program Kependudukan, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Anak;
b. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program transmigrasi.
12. Peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan diberbagai bidang
pembangunan, dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan pemahaman dan komitmen para pelaku pembangunan
tentang pentingnya pengintegrasian perspektif gender dalam berbagai
tahapan, proses, danbidang pembangunan daerah;
b. Penerapan PPRG di berbagai bidang pembangunan;
c. Peningkatan pemahaman masyarakat dan dunia usaha tentang
kesetaraan gender.
13. Peningkatan peran fasilitasi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan
akses Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)terhadap hunian layak,
dengan arah kebijakan penanganan rehabilitasi rumah tidak layak huni;
14. Peningkatan akses terhadap layanan air minum dansanitasi yang layak dan
berkelanjutan, dengan arah kebijakan Perlindungan mata air/pembebasan
lahan mata air, Pengembangan sistem penyediaan dan pengelolaan air
bersih SPAM IKK perkotaan dan perdesaan, pembangunan infrastruktur air
limbah dan penyediaan fasilitas pengelolaan persampahan.
15. Peningkatan pengendalian keamanan dan ketertiban lingkungan, dengan
arah kebijakan peningkatan partisipasi masyarakat dalam trantibmas.
16. Peningkatan koordinasi pencegahan, penanganan konflik, dengan arah
kebijakan peningkatan pemahaman ketahanan bangsa, peningkatan
kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, pemerintah daerah, tokoh

IV - 62 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

agama, lembaga sosial keagamaan, dan masyarakat dalam pencegahan dan


penanganan konflik.
17. Peningkatan kesadaran hak dan kewajiban politik sebagai warga negara,
dengan arah kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam
pembangunan politik.

4.3.7 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Dimensi Pembangunan Sektor


Unggulan.

Kabupaten Garut masih mengandalkan sektor pertanian, kehutanan dan


perikanan sebagai penggerak perekonomian masyarakat, terlihat dari kontribusi
sektor ini terhadap perekonomian, yaitu masih sebagai penyumbang tertinggi.
Pada tahun 2015 kontribusi sektor pertanian diproyeksikan sebesar 38,38% lebih
tinggi bila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Sektor ini telah berperan
besar dalam pembangunan Kabupaten Garut, baik peran langsung terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), penyediaan lapangan kerja, sumber
pendapatan masyarakat, dan penciptaan ketahanan pangan, maupun peran tidak
langsung melalui penciptaan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan
pembangunan dan hubungan sinergis dengan sub sektor dan sektor lainnya.
Disamping pertanian, pertanian, kehutanan dan perikanan sektor yang memiliki
kontribusi cukup dominan pada tahun 2015 adalah sektor perdagangan besar
dan eceran, reprasi mobil dan sepeda motor. Sektor ini mampu menciptakan nilai
tambah atas dasar harga berlaku berlaku dengan share 20,65%. Peranan sektor
industri yang merupakan sektor andalan di Jawa Barat, secara umum
peranannya masih relatif rendah dan tidak mengalami perubahan yang signifikan
pada tahun 2015 yaitu mencapai sebesar 7,28%.

Strategi dan kebijakan pembangunan yang ditempuh untuk dimensi


pembangunan sektor unggulan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan sistem ketahanan pangan dan peningkatan kapasitas


penyuluhan pertanian, dengan arah kebijakan :
a. Penanganan daerah rawan pangan dan pengembangan lumbung
pangan;
b. Pengembangan desa mandiri pangan.
2. Pengembangan sektor pertanian berdasarkan tematik wilayah Provinsi
Jawa Barat, dengan arah kebijakan :

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 63


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

a. Pengembangan kelembagaan usaha tani berbasis agrobisnis dan


agroindustri;
b. Penanganan pasca panen hortikultura dan tanaman pangan;
c. Pengembangan kawasan agropolitan di kecamatan Cisurupan dan
sekitarnya;
d. Pengembangan komoditas unggulan jeruk Garut, pengembangan Usaha
pembibitan kentang industri, padi organik dan padi ketan;
e. Pengembangan kawasan agrowisata desa Barudua kecamatan
Malangbong;
f. Pengembangan kawasan Agropolitan Jagung;
g. Pengembangan komoditi jagung hibrida;
h. Pengembangan Usaha pembibitan kentang industri;
i. Peningkatan jumlah populasi ternak, khususnya sapi perah dan Plasma
nutfah domba Garut;
j. Pengembangan Sentra Bibit/Village Breeding Center (VBC);
k. Pengembangan Kawasan Peternakan;
l. Pengembangan Kampung Domba Indonesia (KDI) di Kecamatan
Cikajang.
3. Peningkatan peran dan kemampuan usaha petani, dengan arah kebijakan:
a. Fasilitasi, pemberdayaan usaha petani tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakan;
b. Bantuan subsidi pupuk dan benih bagi petani kecil*.
4. Peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura, peternakan,
pemasaran serta penerapan teknologi, dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan produksi, nilai tambah hasil tanaman pangan hortikultura
dan peternakan;
b. Peningkatan akses petani terhadap Iptek, pasar, dan permodalan bunga
rendah;
c. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian;
d. Pengembangan infrastruktur pertanian.

IV - 64 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

5. Peningkatan daya saing produk pertanian, perkebunan, dengan arah


kebijakan Peningkatan peran dan kemampuan usaha petani tanaman
pangan dan perkebunan.
6. Peningkatan produksi komoditi unggulan perkebunan, dengan arah
kebijakan Pengembangan tanaman kopi rakyat, teh, karet dan akar wangi.
7. Peningkatan penangkapan, budidaya dan nilai tambah perikanan melalui
perbaikan mutu dan pengembangan produk, dengan arah kebijakan :
a. Pembangunan pelabuhan pendaratan ikan;
b. Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar;
c. Peningkatan produksi hasil laut melalui pengembangan sarana dan
prasarana penangkapan dan areal tangkap.
8. Peningkatan profesionalisme petani dan nelayan serta kelembagaannya,
dengan arah kebijakan Pengembangan kawasan minapolitan serta
Pembinaan dan penataan kelembagaan usaha serta penguatan aspek
pasar.
9. Pengembangan hutan lestari, dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan penanganan lahan kritis di luar kawasan hutan;
b. Peningkatan pengamanan dan perlindungan hutan.
10. Peningkatan pemanfaatan usaha hasil hutan, wisata alam dan jasa
lingkungan, dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan produksi aneka hasil kehutanan bukan kayu;
b. Peningkatan produksi dan nilai tambah hasil hutan.
11. Penguatan kelembagaan usaha, kapasitas SDM, sistem pembiayaan dan
peluang pasar KUMKM, dengan arah kebijakan peningkatan daya saing
produk dan peran KUMKM dalam perekonomian daerah.
12. Fasilitasi kemitraan Usaha dan optimalisasi fungsi (KADIN), dengan arah
kebijakan:
a. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM;
b. Bantuan perkuatan Koperasi.
13. Peningkatan aktifitas ekonomi masyarakat berbasis industri potensi lokal
dan perdagangan, dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan produksi, nilai tambah hasil IKM dan pengembangan
industri kreatif;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 65


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Pengembangan sentra, klaster industri dan produk ekspor;


c. Penyediaan informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan
serta revitalisasi, optimalisasi fungsi trade center Limbangan;
d. Optimalisasi pengelolaan BUMD.
14. Peningkatan sistem, jaringan distribusi barang dan jasa, dengan arah
kebijakan Revitalisasi pasar tradisional dan distribusi barang / jasa.
15. Promosi Investasi secara intensif, dengan arah kebijakan Penyelenggaraan
pameran dan temu investor.
16. Pemberian jaminan kepastian hukum pelaksanaan penanaman modal, dan
peningkatan pengendalian investasi, dengan arah kebijakan Penataan
regulasi penanaman modal daerah dan peningkatan pemantauan,
pembinaan dan pengawasan penanaman modal.
17. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya air, dengan arah
kebijakan:
a. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya;
b. Pembangunan jaringan irigasi Leuwigoong;
c. Rehabilitasi drainase perkotaan dan penanggulangan banjir perkotaan;
d. Konservasi kawasan hulu DAS dan sub DAS;
e. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sumber daya air;
f. Pengendalian banjir dan kekeringan serta pengamanan pantai;
g. Penyediaan dan pengelolaan air baku;
h. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam, mineral dan air tanah.
18. Peningkatan, pemeliharaan sumber air, dengan arah kebijakan
pembangunan, rehabilitasi dan peningkatan situ.
19. Peningkatan jaringan dan kapasitas energi listrik, dengan arah kebijakan:
a. Pengembangan jaringan listrik perdesaan;
b. Pembinaan, pengembangan ketenagalistrikan pemanfaatan energi baru
dan terbarukan serta pengkajian sosial ekonomi potensi panas bumi.
20. Peningkatan keunggulan, daya tarik dan promosi wisata, dengan arah
kebijakan :
a. Penataan dan Pengembangan objek wisata unggulan;

IV - 66 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang wisata.

4.3.8 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Dimensi Pemerataan dan


Kewilayahan.

Ketimpangan wilayah merupakan salah satu permasalahanyang dapat


timbul dalam pembangunan. Salah satu upaya untuk mengurangi ketimpangan
pembangunan antar daerah/wilayah melalui pemerataan pembangunan dan
kebijakan pembangunan kewilayahan sehingga dapat mencapai keseimbangan
pembangunan antar wilayah. Dimensi pembangunan pemerataan antarkelompok
masyarakatbertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan mengurangi jumlah
penduduk miskin pada kelompok penduduk berpendapatan 40% terbawah.
Peningkatan pendapatan penduduk dan perlindungan sosial menjadi salah satu
sarana utama dalam mendorong peningkatan kesejahteraan penduduk.

Pada tahun 2014, nilai indeks Gini Kabupaten Garut mencapai sebesar
0,33 sedikit mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,309 dan masih
dikategorikan kedalam kelompok ketimpangan “ringan” karena nilai Indeks Gini
pada periode tersebut berada pada angka di bawah 0,4. Apabila dibandingkan
dengan Provinsi Jawa Barat sebesar 0,4 dan Nasional sebesar 0,41, maka capaian
Indeks Gini pada Tahun 2014 relatif lebih baik karena pencapaiannya lebih
rendah. Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang menunjukkan
tingkat ketimpangan pendapatan antar penduduk suatu wilayah.

Strategi dan kebijakan pembangunan yang ditempuh untuk dimensi


pemerataan dan kewilayahan adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan


sosial, rehabilitasi sosial, perlindungan dan jaminan sosial dalam
penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dengan
arah kebijakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial melalui
pemberdayaan sosial, rehabilitasi sosial, jaminan sosial dan perlindungan
sosial.
2. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial melalui aktualisasi nilai-nilai
kesetiakawanan sosial, dengan arah kebijakan Bantuan bagi masyarakat
miskin;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 67


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

3. Peningkatan peran dan fungsi potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS)


dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS),
dengan arah kebijakan pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan pembangunan
kesejahteraan sosial.
4. Peningkatan fungsi dan peran Balai Latihan Kerja (BLK) dan Lembaga
Pelatihan Keterampilan (LPK) swasta sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan pencari kerja, dengan arah kebijakan Peningkatan penempatan
tenaga kerja melalui mekanisme antar kerja antar lokal (AKAL), antar kerja
antar daerah (AKAD) dan antar kerja antar negara (AKAN).
5. Peningkatan perluasan kesempatan kerja, dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan efektivitas informasi pasar kerja dan bursa kerja on line;
b. Peningkatan program padat karya produktif.
6. Peningkatan jejaring kerjasama antar daerah, dengan arah kebijakan
peningkatan perlindungan bagi tenaga kerja serta optimalisasi pembinaan
dan pengawasan perusahaan.
7. Peningkatan kualitas dan daya dukung jalan dan jembatan untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, dengan
arah kebijakan Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan berdasarkan koridor pusat pertumbuhan dan wilayah strategis
pada titik-titik simpul kemacetan ruas jalan nasional, ruas jalan provinsi,
ruas jalan kota & tempat wisata, ruas jalan lokal kabupaten, jalan
penghubung antar kecamatan, infrastruktur jalan desa.
8. Peningkatan Penataan Perkotaan/perdesaan, bangunan gedung dan
kualitas lingkungan permukiman dan perumahan, dengan arah kebijakan
Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur dasar pemukiman dan
perumahan;
9. Peningkatan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah, dengan arah
kebijakan Pengembangan sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih
melalui pengembangan SPAM IKK perkotaan dan perdesaan;
Perlindungan mata air/pembebasan lahan mata air; cakupan pelayanan
sanitasi terutama untuk sarana pengelolaan air limbah, yang berupa
sarana komunal berbasis masyarakat dan/atau penambahan sambungan

IV - 68 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

rumah terhadap sistem terpusat serta peningkatan kualitas sistem


setempat.
10. Perencanaan tata ruang untuk kawasan strategis, dengan arah kebijakan
Intensifikasi sosialisasi regulasi, pengawasan dan pengendalian penataan
ruang; Pembangunan pusat-pusat pertumbuhan baru; Perencanaan
Pembangunan Pusat Pertumbuhan Kawasan Industri terpadu.
11. Penyediaan data dan informasi spasial daerah yang terintegrasi, dengan
arah kebijakan peningkatan peran dan fungsi lembaga koordinasi
perencanaan tata ruang daerah.
12. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur perhubungan dalam
rangka peningkatan pelayanan pergerakan orang, barang dan jasa, dengan
arah kebijakan Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan;
13. Peningkatan ketersediaan, kesiapan infrastruktur penanggulangan
bencana dan resiko bencana, dengan arah kebijakan Sosialisasi
Penanggulangan bencana dan resiko bencana; Peningkatan partisipasi,
lembaga masyarakat dalam penanggulangan bencana dan resiko bencana.
14. Peningkatan efektivitas pelaksanaan program perlindungan sosial untuk
penanggulangan kemiskinan daerah, dengan arah kebijakan :
a. Penyediaan data sasaran penerima program perlindungan sosial untuk
penanggulangan kemiskinan;
b. Peningkatan ketepatan sasaran penerima program perlindungan sosial
untuk penanggulangan kemiskinan;
c. Penguatan kelembagaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
Daerah dengan membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan
Kemiskinan Kecamatan;
d. Peningkatan efektivitas pengarusutamaan kebijakan dan anggaran
penanggulangan kemiskinan;
e. Penguatan kualitas lembaga dan potensi sumber kesejahteraan sosial;

4.3.9 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Tata Kelola dan Reformasi
Birokrasi.

Prasyarat peningkatan kualitas pelaksanaan pembangunan sebagaimana


Dimensi-dimensi pembangunan dimaksud, perlu didukung dengan kepastian dan
penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, politik dan demokrasi serta tata

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 69


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

kelola dan reformasi birokrasi yang berjalan dengan baik. Sebagai penjabaran
operasional dari prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam agenda
Nawa Cita kedua adalah membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya, yang meliputi 5 sub agenda prioritas sebagai
berikut:
1. Melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan kepercayaan publik;
2. Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan dalam Politik dan
Pembangunan;
3. Membangun Transparansi dan Akuntabiltas Kinerja Pemerintahan;
4. Menyempurnakan dan Meningkatkan Kualitas Reformasi Birokrasi; dan
5. Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses Pengambilan Kebijakan
Publik.

Birokrasi pemerintah merupakan salah satu elemen penting dalam upaya


mencapai tujuan nasional, dalam menjalankan peran regulasi, stabilisasi, dan
distribusi kekayaan negara. Dengan demikian, pelaksanaan reformasi birokrasi
memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan
pembangunan nasional. Tanpa adanya dukungan tata kelola yang baik, target-
target pembangunan tidak mungkin dapat dicapai dengan baik pula.

Reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah


yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi,
bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi,
dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etikaparatur negara. Sasaran
reformasi birokrasi terdiri atas Birokrasi yang bersih dan akun; Birokrasi yang
efektif dan efisien; dan Birokrasi yang memiliki Pelayanan Publik berkualitas.

Area perubahan yang menjadi tujuan reformasi birokrasi meliputi seluruh


aspek manajemen pemerintahan yaitu Mental Aparatur, Pengawasan,
Akuntabilitas, Kelembagaan, Tatalaksana, SDM Aparatur, Peraturan Perundang-
undangan, dan Pelayanan Publik.

IV - 70 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 4.4 Area Perubahan dan Sasaran Reformasi Birokrasi


Kabupaten Garut

Strategi dan arah kebijakan yang ditempuh terkait dengan tata kelola dan
reformasi birokrasi meliputi sebagai berikut :

1. Peningkatan sistem pengendalian internal pemerintah, dengan arah


kebijakan :
a. Optimalisasi penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);
b. Peningkatan informasi pengelolaan keuangan yang akuntabel;
c. Pemeriksaan terpadu antar lembaga dan non lembaga.

2. Peningkatan pengawasan, pembinaan kinerja organisasi pemerintah,


dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan pengawasan reguler, implementasi aksi daerah pencegahan
korupsi; Evaluasi dan penyelesaian temuan;
b. Fasilitasi peningkatan pengawasan APIP dan pendampingan dalam
penyelesaian tindak lanjut;
c. Peningkatan penyelesaian pengaduan masyarakat.

3. Restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah daerah, dengan arah


kebijakan :
a. Penyempurnaan desain kelembagaan pemerintah daerah untuk
mendorong peningkatan efektivitas dan efisiensi kelembagaan dan
ketatalaksanaan pemerintah daerah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 71


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Penataan Struktur Organisasi Tata Kerja kelembagaan pemerintah


daerah dengan mempertimbangkan perubahan kewenangan urusan
pemerintahan;

4. Peningkatan akuntabilitas kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah,


dengan arah kebijakan :
a. Pemantapan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (SAKIP) pada seluruh SKPD;
b. Peningkatan koordinasi dan sistem penyelenggaraan pemerintahan;
c. Penguatan, sosialisasi kebijakan pemerintah daerah;
d. Optimalisasi, fasilitasi kapasitas Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Garut.

5. Peningkatan pelayanan prima dan kepuasan masyarakat, dengan arah


kebijakan :
a. Peningkatan kualitas layanan publik secara berkelanjutan melalui
pengukuran tingkat kepuasan atas pelayanan publik;
b. Peningkatan pelayanan publik melalui Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN);
c. Peningkatan penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM), Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan persiapan penetapan ISO;
d. Optimalisasi fungsi Sistem Informasi Publik (penerapan e-government)
untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan;
e. Fasilitasi penyelesaian permasalahan konflik pertanahan;
f. Pengendalian penyelenggaraan pelayanan perijinan dan non perijinan;
g. Penataan administrasi kependudukan melalui Pelayanan dokumen
kependudukan, akte pencatatan sipil dan gratis pembuatan akte
kelahiran serta laminasi.

6. Peningkatan Sistem Perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas,


dengan arah kebijakan :
a. Peningkatan perencanaan pembangunan daerah yang aspiratif,
berkelanjutan dan berkualitas, diantaranya dengan pelaksanaan Revisi
RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 dan Revisi RTRW
Kabupaten Garut Tahun 2011-2031;

IV - 72 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

b. Peningkatan pelaksanaan monitoring, evaluasi serta pengendalian


perencanaan pembangunan daerah;
c. Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh;
d. Peningkatan koordinasi dan kerjasama perencanaan pembangunan
daerah;
e. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan;
f. Bimbingan Teknis Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Desa bagi Aparatur Pemerintah Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan
Desa.

7. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, dengan arah kebijakan :


a. Pelaksanaan Talent Mapping dan Talent Pool, yang dilakukan dalam
rangka memperoleh gambaran minat dan bakat serta kompetensi guna
mengetahui sebaran kuantitas dan kualitas pegawai;
b. Pelaksanaan penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil berdasarkan
Sasaran Kerja Pegawai (SKP).

4.3.10 Prioritas Pembangunan Kabupaten Garut Tahun 2017

Dengan memperhatikan berbagai permasalahan utama pembangunan


daerah, isu strategis pembangunan nasional dalam RPJMN Nasional Tahun 2015-
2019, dan isu strategis pembangunan provinsi dalam RPJMD Provinsi Jawa Barat
Tahun 2013-2018, serta janji Bupati dan Wakil Bupati pada saat kampanye, maka
telah dirumuskan isu strategis pembangunan Kabupaten Garut Tahun 2017 yang
merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau belum dapat
diselesaikan pada tahun sebelumnya dan memiliki dampak jangka panjang bagi
keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi secara bertahap
sebagai berikut :
1. Peningkatan tata kelola pendidikan berkualitas dan terjangkau;
2. Perwujudan pelayanan kesehatan yang prima;
3. Pembangunan infrastruktur wilayah yang berkualitas ditunjang dengan
lingkungan yang sehat, aman dan nyaman serta penanggulangan bencana
alam;
4. Pengurangan jumlah penduduk miskin, penganguran dan perluasan
kesempatan berusaha;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 73


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

5. Peningkatan pelayanan publik yang professional dan amanah;


6. Peningkatan nilai tambah hasil produksi pertanian, perikanan dan
kehutanan;
7. Pengembangan budaya dan destinasi wisata;
8. Perwujudan kehidupan masyarakat yang agamis disertai pembangunan
kehidupan sosial politik yang demokratis dan berbudaya luhur;
9. Pengembangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta peningkatan
realisasi investasi daerah (PMA dan PMDN);
10. Pengendalian kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera.
Dalam rangka menjawab isu strategis pembangunan tahun 2017
tersebut, maka tema Pembangunan Kabupaten Garut Tahun 2017, yaitu
“Penguatan Infrastruktur Wilayah Dan Pengembangan Ekonomi
Kerakyatan Guna Mewujudkan Masyarakat Garut Yang Bermartabat,
Nyaman Dan Sejahtera”.

Pengambilan tema ini adalah sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan


dari pelaksanaan kebijakan pembangunan RPJMD Kabupaten Garut Tahun 2014-
2019, yang diarahkan pada 3 (tiga) pilar untuk meningkatkan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan publik, meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia, dan pengelolaan keuangan pemerintah daerah dapat mencapai hasil
penilaian Wajar Tanpa Pengecualian, melalui pelayanan aparatur yang
profesional, santun dan amanah dalam upaya mewujudkan Kabupaten Garut
Yang Bermartabat, Nyaman dan Sejahtera.

Perumusan prioritas pembangunan daerah yang akan dilaksanakan tahun


2017, disusun berdasarkan Program Prioritas RPJMD Kabupaten Garut Tahun
2014-2019 meliputi Program Prioritas Bupati sesuai dengan Janji Bupati dan
Wakil Bupati pada saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah, serta program
pembangunan daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah kabupaten. Terdapat 8 (delapan) janji
Bupati dan Wakil Bupati Garut pada saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah
periode Tahun 2014-2019 yang ditetapkan menjadi Program Prioritas Bupati dan
Wakil Bupati Garut yang akan dilaksanakan pada Tahun 2014 – 2019, meliputi
hal berikut :
1. Gratis SPP bagi seluruh siswa SD, SMP, SMA serta beasiswa kuliah bagi
putra-putri petani pedagang kecil;

IV - 74 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2. Gratis berobat dan ambulance bagi keluarga miskin;


3. Pemberian insentif bagi RW dan RT, Guru Honorer, Kader Posyandu dan
Guru ngaji;
4. 300 milyar untuk Pembangunan Infrastruktur Desa;
5. Subsidi harga pupuk dan benih bagi petani kecil;
6. Bantuan modal bagi usaha perempuan, perbaikan 10.000 rumah rakyat
miskin, gratis akte kelahiran;
7. Bantuan sarana prasarana olah raga, seni budaya serta mengembangkan
keunggulan pariwisata lokal;
8. Bantuan keuangan bagi masjid dan madrasah diniyah.
Keterkaitan isu strategis dengan rumusan prioritas pembangunan tahun
2017 disajikan sebagai berikut :

Tabel 4.5
Penjelasan Keterkaitan Isu Strategis dan
Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2017

Isu Strategis Tahun 2017 Prioritas Pembangunan Tahun 2017


1 Peningkatan tata kelola pendidikan 1 Peningkatan Tata Kelola Pelayanan
berkualitas dan terjangkau; Pendidikan yang berkualitas (I-1)

2 Perwujudan pelayanan kesehatan yang 2 Peningkatan Tata Kelola Pelayanan


prima; Kesehatan yang Berkualitas, Terjangkau
dan Prima (I-2, I-10)
3 Pembangunan infrastruktur wilayah yang 3 Peningkatan Kemandirian Ekonomi
berkualitas ditunjang dengan lingkungan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal (I-6,
yang sehat, aman dan nyaman serta I-7, I-9)
penanggulangan bencana alam;
4 Pengurangan jumlah penduduk miskin, 4 Peningkatan Kualitas Infrastruktur yang
penganguran dan perluasan kesempatan Memadai, Lingkungan yang Sehat serta
berusaha; Pengelolaan Kebencanaan (I-3)

5 Peningkatan pelayanan publik yang 5 Peningkatan Kinerja Aparatur Dan Tata


professional dan amanah; Kelola Pemerintahan Dalam Pelayanan
Publik Yang Profesional dan Amanah (I-
5)

6 Peningkatan nilai tambah hasil produksi 6 Penanggulangan Kemiskinan,


pertanian, perikanan dan kehutanan; Pengangguran Pengendalian
Kependudukan dan Peningkatan
Pemberdayaan Perempuan (I-4)
7 Pengembangan budaya dan destinasi 7 Peningkatan Pengelolaan Seni, Budaya,
wisata; Kepemudaan dan Olahraga Serta
8 Perwujudan kehidupan masyarakat yang Pelayanan Keagamaan (I-7, I-8)
agamis disertai pembangunan kehidupan
sosial politik yang demokratis dan
berbudaya luhur;
9 Pengembangan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) serta peningkatan
realisasi investasi daerah (PMA dan
PMDN);

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 75


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Isu Strategis Tahun 2017 Prioritas Pembangunan Tahun 2017


10 Pengendalian kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera

Rincian prioritas dan fokus pembangunan tahun 2017 disajikan sebagai


berikut :

1. Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Pendidikan yang berkualitas dengan


fokus :
a. Peningkatan rata-rata lama sekolah melalui Program Pendidikan
Menengah Universal;
b. Perluasan aksesibilitas pendidikan;
c. Peningkatan partisipasi jalur pendidikan kejuruan;

2. Peningkatan Tata Kelola Pelayanan Kesehatan yang Berkualitas,


Terjangkau Dan Prima dengan fokus :
a. Penurunan angka kematian bayi dan angka kematian ibu akibat
melahirkan, dan angka kesakitan;
b. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
c. Pemantapan kualitas tenaga dan fasilitas kesehatan dalam melakukan
pelayananan kesehatan masyarakat;
d. Peningkatan pelayanan Rumah Sakit dr. Slamet dan Rumah Sakit
Pameungpeuk;
e. Optimalisasi sistem pelayanan jaminan kesehatan nasional;
f. Intensifikasi penyuluhan, pelayanan keluarga berencana dan keluarga
sejahtera.

3. Peningkatan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi Lokal;


a. Pengembangan village breeding centre di Garut Selatan dan Utara;
b. Pengembangan kawasan agropolitan di kecamatan Cisurupan dan
sekitarnya;
c. Peningkatan jumlah populasi ternak, khususnya sapi perah dan flasma
nutfah domba Garut;
d. Pengembangan minapolitan di Kecamatan Tarogong Kaler dan daerah
sekitarnya;
e. Peningkatan daya saing produk pertanian, perkebunan;

IV - 76 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

f. Pengembangan komoditas unggulan perkebunan (teh, kopi, karet dan


akarwangi);
g. Pengembangan komoditas unggulan jeruk Garut;
h. Pengembangan Usaha pembibitan kentang industri;
i. Pengembangan kawasan agrowisata dan desa wisata (khususnya
Kawasan Gunung Haruman Kecamatan Kadungora dan desa Barudua
kecamatan Malangbong);
j. Pembangunan lumbung pangan di daerah rawan pangan serta
Pengembangan desa mandiri pangan;
k. Pembangunan pasar desa perbatasan Kabupaten Garut dan
Optimalisasi gedung trade centre di Balubur Limbangan;
l. Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah serta industri
kreatif;
m. Pengembangan sarana dan prasarana destinasi wisata;
n. Peningkatan realiasi investasi PMA dan PMDN.

4. Peningkatan Kualitas Infrastruktur yang Memadai, Lingkungan yang


Sehat serta Pengelolaan Kebencanaan dengan fokus :
a. Lanjutan pembangunan Jalan By Pass Tahap II;
b. Pembangunan akses Jalan Penghubung Antar Kecamatan;
c. Pembangunan jalan penghubung/ poros desa
d. Pembangunan akses wisata Jalan Lingkar Cipanas, Jalan Situ
Cangkuang-Leles;
e. Pembangunan Jalan Alternatif dalam mengantisipasi kemacetan
(Kadungora-Leles dan Alternatif Pasar Wanaraja)
f. Peningkatan akses Jalan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Darajat;
g. Peningkatan akses Jalan Bungbulang – Cijayana dan Bungbulang –
Sukarame;
h. Pelapisan hotmix ruas jalan perkotaan;
i. Peningkatan pelayanan persampahan melalui revitalisasi TPA Pasir
Bajing serta pengadaan alat angkut, alat berat persampahan;
j. Penanganan pengolahan limbah industri kulit;
k. Peningkatan penanganan pengelolaan PJU;
l. Pengembangan jaringan listrik perdesaan;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 77


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

m. pengembangan ketenagalistrikan pemanfaatan energi baru dan


terbarukan serta pengkajian sosial ekonomi potensi panas bumi;
n. Rehabilitasi drainase perkotaan;
o. Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni;
p. Peningkatan Terminal Tipe-C Malangbong;
q. Penyusunan Rencana Induk Transportasi Jalan Kabupaten Garut 2015-
2020;
r. Penataan Wilayah Perkotaan Garut (Parkir, PKL, Trotoar, Pertamanan);
s. Pembangunan Daerah Irigasi Leuwigoong;
t. Pencegahan Dini dan Penanggulangan Daerah Rawan Bencana.

5. Peningkatan Kinerja Aparatur Dan Tata Kelola Pemerintahan Dalam


Pelayanan Publik Yang Profesional dan Amanah dengan fokus :
a. Peningkatan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN)
melalui peningkatan operasional kecamatan;
b. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Aparatur;
c. Peningkatan Implementasi Sistem Pengendalian Internal Pemerintah
(SPIP);
d. Peningkatan kualitas sumber daya perencana;
e. Peningkatan pengelolaan keuangan dan penataan aset pemerintah;
f. Implementasi aksi daerah pencegahan korupsi;
g. Pencegahan dan penanganan konflik serta peningkatan pemahaman
ketahanan bangsa;
h. Peningkatan akurasi data potensi desa dan Penataan Sistem
Administrasi Pemerintahan Desa;
i. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Desa (RT, RW, Aparatur Desa, BPD
dan LPM);
j. Optimalisasi pengelolaan aset PNPM Mandiri Pedesaan;

6. Penanggulangan Kemiskinan, Pengangguran, Pengendalian


Kependudukan dan Peningkatan Pemberdayaan Perempuan dengan
fokus :
a. Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya;
b. Peningkatan Kesempatan Kerja;
c. Pemberian Kerja melalui Sistem Padat Karya (PKS-PK);

IV - 78 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

d. Penataan administrasi kependudukan melalui Pelayanan dokumen


kependudukan;
e. Peningkatan ketersediaan alat kontrasepsi, pelayanan KB dengan
standar mutu yang berkualitas bagi masyarakat;

7. Peningkatan Pengelolaan Seni, Budaya, Kepemudaan dan Olahraga Serta


Pelayanan Keagamaan, dengan fokus :
a. Pelestarian nilai-nilai budaya daerah;
b. Pemberdayaan pemuda dan peningkatan prestasi olah raga;
c. Pembangunan Sarana Olah Raga (SOR);
d. Pembangunan Art Centre;
e. Pengembangan Islamic Centre;
f. Peningkatan kerukunan antar agama dan pemahaman pengamalan
agama;
g. Peningkatan peran lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga
pendidikan keagamaan dalam pembangunan.
Disamping program prioritas untuk menjawab isu strategis pembangunan
tahun 2017, terdapat pula program unggulan berdasarkan RPJMD Kabupaten
Garut Tahun 2014-2019 untuk setiap misi pembangunan daerah yaitu :

Misi 1 :Meningkatkan Tata Kelola Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan yang


Berkualitas, Terjangkau, Prima untuk Mewujudkan Kehidupan Masyarakat
Bermartabat dan Agamis.
1. Gratis SPP bagi seluruh siswa SD, SMP, SMA serta beasiswa kuliah bagi
putra-putri petani pedagang kecil *;
2. Gratis berobat dan Ambulance bagi keluarga miskin *;
3. Bantuan operasional masjid dan madrasah diniyah *;
4. Pemberian insentif bagi Guru Honorer dan Guru ngaji *;
5. Pembangunan Perguruan Tinggi/Politeknik di Kabupaten Garut *;
6. Pengembangan sarana prasarana olah raga dan seni budaya lokal di
desa/kelurahan *;
7. Peningkatan rata-rata lama sekolah melalui Program Pendidikan
Menengah Universal dan pembangunan “Rumah Cerdas”;
8. Perluasan aksesibilitas pendidikan;
9. Peningkatan partisipasi jalur pendidikan kejuruan;
10. Pemberdayaan pemuda dan peningkatan prestasi olah raga;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 79


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

11. Pembangunan Sarana Olah Raga (SOR) **;


12. Pembangunan Gedung Pusat Seni dan Budaya (Art Centre) **;
13. Pengembangan Islamic Centre **;
14. Pemberdayaan masyarakat dalam penurunan angka kematian bayi dan
angka kematian ibu akibat melahirkan melalui pembangunan Rumah Gizi;
15. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;
16. Pemantapan kualitas tenaga dan fasilitas kesehatan dalam melakukan
pelayananan kesehatan masyarakat;
17. Peningkatan Rumah Sakit dr. Slamet menjadi Tipe B Pendidikan **;
18. Peningkatan Rumah Sakit Pameungpeuk menjadi Tipe D **;
19. Pembangunan Rumah Sakit Garut Utara (DED)**;
20. Peningkatan Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan (TTP) menjadi
Puskesmas Dengan Tempat Perawatan (DTP), Puskesmas Pembantu
menjadi Puskesmas dan Puskesmas DTP menjadi Puskesmas Pratama;
21. Pembangunan Gedung Perpustakaan Skala Nasional;
22. Optimalisasi sistem pelayanan jaminan kesehatan nasional;
23. Intensifikasi penyuluhan, pelayanan keluarga berencana dan keluarga
sejahtera;
24. Pencegahan dini dan penanggulangan daerah rawan bencana alam
melalui pembentukan Desa Tangguh Bencana;
25. Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT), RTLH dan
PMKS lainnya;
26. Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial;
27. Peningkatan Kesempatan Kerja melalui Pembangunan “Rumah Informasi
Tenaga Kerja”;
28. Pemberian Kerja melalui Sistem Padat Karya (PKS-PK);
29. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja;
30. Pelestarian nilai-nilai budaya daerah;
31. Pembangunan Shelter Rumah aman bagi korban kekerasan terhadap
anak dan perempuan.

Misi 2 : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Masyarakat Berbasis Potensi


Lokal
1. Subsidi harga pupuk dan benih bagi petani kecil *;
2. Bantuan modal bagi usaha perempuan *;

IV - 80 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

3. Pengembangan Kawasan Jasa Perdagangan dan Industri kreatif;


4. Pengembangan Kawasan Peternakan;
5. Pengembangan Sentra bibit Sapi dan Domba Garut di Garut Selatan dan
Utara;
6. Pengembangan Kampung Domba Indonesia (KDI) di Kecamatan Cikajang;
7. Pengembangan minapolitan di Kecamatan Tarogong Kaler dan daerah
sekitarnya;
8. Pengembangan komoditas unggulan perkebunan (teh, kopi, karet dan
akarwangi);
9. Pengembangan komoditas unggulan jeruk Garut, pengembangan Usaha
pembibitan kentang industri, padi organik dan padi ketan;
10. Pengembangan kawasan agrowisata desa Barudua kecamatan
Malangbong;
11. Pengembangan kawasan agropolitan di kecamatan Cisurupan dan
sekitarnya;
12. Pengembangan komoditi Jagung hibrida;
13. Pembangunan lumbung pangan masyarakat di daerah rawan pangan;
14. Pengembangan desa mandiri pangan;
15. Revitalisasi dan optimalisasi gedung trade centre di Bl. Limbangan;
16. Pembangunan pasar tradisional di wilayah perbatasan Kabupaten Garut;
17. Pengembangan sentra-sentra industri kecil menengah;
18. Pengembangan kewirausahaan, penguatan kelembagaan, usaha dan
keunggulan kompetitif KUMKM;
19. Peningkatan keunggulan, daya Tarik wisata melalui pembangunan
prasarana jalan ke objek-objek wisata lokal;
20. Peningkatan iklim dan realiasi investasi Daerah;
21. Pembangunan pelabuhan pendaratan ikan;
22. Peningkatan produksi hasil laut melalui pengembangan sarana dan
prasarana penangkapan dan areal tangkap;
23. Pengembangan pemanfaatan sumberdaya hutan berupa hasil hutan
bukan kayu dan jasa lingkungan;
24. Optimalisasi pengelolaan BUMD.

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 81


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Misi 3 : “Mewujudkan Kualitas Infrastruktur yang Memadai Serta Lingkungan


yang Sehat, Aman dan Nyaman.”
1. Pembangunan Infrastruktur Desa dan Perdesaan *;
2. Penataan Akses Pintu Gerbang Kabupaten Garut;
3. Perencanaan Pembangunan Pusat Pertumbuhan Kawasan Industri
terpadu;
4. Penanganan Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni *;
5. Pembangunan/rehabilitasi jembatan rawayan;
6. Pengembangan sistem penyediaan dan pengelolaan air bersih diantaranya
melalui perlindungan mata air Cibolerang kecamatan Wanaraja, dan mata
air lainnya, serta pengembangan SPAM IKK perkotaan dan perdesaan;
7. Penataan Wilayah Perkotaan Garut;
8. Perencanaan pembangunan kawasan pusat perkantoran pemerintah
Kabupaten Garut;
9. Perencanaan Pembangunan Jalan dan Jembatan Cimanuk By Pass Tahap
II **
10. Peningkatan akses jalan penghubung antar kecamatan;
11. Pembangunan Jalan Penghubung Kecamatan Karangpawitan-
Banyuresmi ;
12. Pembangunan akses wisata Jalan alternatif Lingkar Cipanas dan Jalan
alternatif Situ Cangkuang-Leles;
13. Pembangunan akses Jalan Alternatif Pasar Wanaraja;
14. Peningkatan akses Jalan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Darajat;
15. Peningkatan akses Jalan Bungbulang – Cijayana dan Bungbulang –
Sukarame;
16. Pelapisan hotmix ruas jalan perkotaan;
17. Pembangunan jembatan Cipasarangan kecamatan Cikelet dan jembatan
Cimurah-Cipicung kecamatan Karangpawitan;
18. Perencanaan Pembangunan Jalan Alternatif Kadungora-Leles;
19. Perencanaan pembangunan jalan alternatif Garut – Cibatu;
20. Perencanaan pembangunan jalan alternatif Kota Balubur Limbangan;
21. Perencanaan Pembangunan jalan alternatif Balubur Limbangan –
Malangbong;
22. Perencanaan pembangunan jalan alternatif Banyuresmi Situ Bagendit;

IV - 82 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

23. Revitalisasi TPA Pasir bajing dan Perencanaan Pembangunan TPA Wilayah
Banjarwangi, Caringin dan Pameungpeuk;
24. Pengadaan alat angkut, alat berat persampahan;
25. Penanganan revitalisasi IPAL industri kulit Sukaregang;
26. Peningkatan penanganan pengelolaan PJU dan listrik untuk masjid besar
dan madrasah diniyah;
27. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
28. Pengembangan, pengelolaan, perlindungan dan konservasi lahan;
29. Perencanaan peningkatan terminal tipe A perkotaan kota Garut;
30. Perencanaan peningkatan Terminal Tipe-B Malangbong;
31. Perencanaan Pembangunan Terminal Barang di Kecamatan Leles.
32. Penyusunan Rencana Induk Lalu Lintas Angkutan Jalan Kabupaten
Garut Tahun 2015-2020;
33. Rehabilitasi drainase perkotaan dan penanggulangan banjir perkotaan;
34. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya;
35. Pembangunan jaringan irigasi Leuwigoong;
36. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sumber daya air;
37. Penyediaan dan pengelolaan air baku;
38. Pengendalian banjir dan kekeringan serta pengamanan pantai;
39. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam, mineral dan air tanah;
40. Pembinaan, pengembangan ketenagalistrikan pemanfaatan energi baru
dan terbarukan serta pengkajian sosial ekonomi potensi panas bumi;
41. Elektrifikasi rumah tangga.

Misi 4 : “Mewujudkan Pelayanan Publik yang Profesional dan Amanah serta


Membangun Kehidupan Sosial Politik yang Demokratis dan Berbudaya
Luhur.”
1. Pemberian insentif bagi RW dan RT dan Kader Posyandu*;
2. Pelayanan Dokumen Kependudukan, Akte Pencatatan Sipil dan gratis
pembuatan akte kelahiran serta Laminasi *;
3. Peningkatan pemahaman ketahanan bangsa, pencegahan, penanganan
konflik wilayah perbatasan, dan penyelesaian konflik pertanahan;
4. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas Sumber Daya Aparatur
Pemerintah dalam rangka penerapan UU ASN;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 83


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

5. Penataan Struktur Organisasi Tata Kerja kelembagaan pemerintah


daerah;
6. Peningkatan pelayanan publik melalui Pelayanan Administrasi Terpadu
Kecamatan (PATEN);
7. Peningkatan pengawasan reguler, penerapan Sistem Pengawasan Internal
Pemerintah (SPIP) dan implementasi aksi daerah pencegahan korupsi;
8. Fasilitasi peningkatan pengawasan APIP dan pendampingan dalam
penyelesaian tindak lanjut;
9. Peningkatan penyelesaian pengaduan masyarakat;
10. Pemeriksaan terpadu antar lembaga dan non lembaga;
11. Peningkatan informasi pengelolaan keuangan yang akuntabel;
12. Pengembangan sistem komunikasi dan informasi yang handal;
13. Pembangunan dan rehabilitasi gedung pemerintah daerah, kantor
kecamatan dan desa/kelurahan;
14. Pengadaan tanah, sertifikasi dan penataan aset daerah;
15. Penataan Daerah Otonomi Baru;
16. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan
pembangunan;
17. Peningkatan penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM), Standar
Operasional Prosedur (SOP) dan persiapan penetapan ISO;
18. Bimbingan Teknis Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan
Desa bagi Aparatur Pemerintah Daerah, Kecamatan, Kelurahan dan Desa;
19. Peningkatan Penyelenggaraan Program dan Optimalisasi pengelolaan aset
PNPM Mandiri Pedesaan;
20. Peningkatan Penataan Sistem Administrasi Pemerintahan, kapasitas
kelembagaan, dan tanah kas Desa;
21. Kajian Pembangunan Rumah Sakit Garut Utara di kecamatan Limbangan
dan Rumah Sakit Jiwa ;
22. Kajian pembangunan jalan lintas cepat Limbangan, Kadungora-Leles,
Garut Kota – Cibatu, Cijapati-Kadungora;
23. Kajian pembangunan Mata Air Cibolerang kecamatan Wanaraja;
24. Kajian Pembangunan Terminal Penumpang Tipe A Perkotaan Garut dan
Terminal Angkutan Barang di kecamatan Leles.

IV - 84 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Program pembangunan daerah Tahun 2017 dilaksanakan dalam rangka


penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan
daerah kabupaten, terdiri atas Urusan Wajib sebagai urusan pemerintahan yang
wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah kabupaten yang berkaitan
dengan pelayanan dasar, serta Urusan Pilihan sebagai urusan pemerintahan yang
secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah. Nomenklatur
program mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah adalah
sebagai berikut :

I. Urusan Wajib

a. Pendidikan
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini;
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;
3. Program Pendidikan Menengah;
4. Program Pendidikan Non Formal;
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan;

b. Kesehatan
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
3. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;
9. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak;
10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia;
11. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan;

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 85


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

12. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak;


13. Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
14. Program Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
15. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah
Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit
Mata;
16. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana RS/ RS Jiwa/RS Paru-
paru/ RS Mata;

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


1. Program Inpeksi Kondisi Jalan dan Jembatan
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS
4. Program Pemanfaatan Ruang
5. Program Pembangunan Infrastruktur Dasar Di Wilayah Kawasan
Garut Utara
6. Program Pembangunan Infrastruktur Dasar Kawasan Di Wilayah
Kecamatan Cibiuk Kab. Garut
7. Program Pembangunan Infrastruktur Dasar Kawasan Kec. Kadungora
Kab. Garut
8. Program Pembangunan Infrastruktur Dasar Permukiman
Ds.Sindangsari Kec.Cigedug
9. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan
10. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
11. Program Pembangunan Saluran/Drainase/Gorong-gorong
12. Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan
jembatan
13. Program Pembangunan Turap/Talud /Bronjong
14. Program Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
15. Program Penataan Perkotaan dan Perdesaan
16. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya
17. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau
dan Sumber Daya Air Lainnya
18. Program Pengendalian Banjir

IV - 86 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

19. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang


20. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
21. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
22. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
23. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
24. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
25. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
26. Program Penyusunan Produk Hukum Daerah
27. Program Perencanaan Tata Ruang

d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


1. Program Lingkungan Sehat Perumahan
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
4. Program Penataan Gedung dan Lingkungan
5. Program Pengembangan Perumahan
6. Program Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air
Bersih
7. Program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Pencegahan Bahaya
Kebakaran
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

e. Perhubungan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
3. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Kelayakan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
6. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
8. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
10. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 87


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

f. Lingkungan Hidup
1. Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
2. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
4. Program Pengelolaan Areal Pemakaman
5. Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut
6. Program Pengelolaan Kawasan Lindung
7. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
9. Program Pengendalian pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
10. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
11. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
12. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
13. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
14. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
15. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
16. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup

g. Pertanahan

1. Program Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan

h. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Penataan Administrasi Kependudukan
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
5. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

i. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


1. Program Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan
perempuan
2. Program Penguatan kelembagaan Pengarusutamaan gender dan anak
3. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan

IV - 88 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

4. Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam


Pembangunan

j. Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana


1. Program Keluarga Berencana
2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja
3. Program Pelayanan Kontrasepsi
4. Program Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR
yang Mandiri
5. Program Pengembangan model operasional BKB-Posyandu
6. Program Pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR
7. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
8. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/
AIDS
9. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
10. Program Penyiapan tenaga pendamping kelompok Bina Keluarga

k. Sosial
1. Pembinaan Anak Terlantar
2. Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial ( WTS, eks Napi)
3. Penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat
4. Program Jaminan dan Perlindungan Sosial
5. Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
6. Program Pemantapan Kelembagaan Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
7. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan PMKS lainnya.
8. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
9. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
10. Program Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan
anak
11. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

l. Ketenagakerjaan
1.Pengembangan Hubungan Industrial
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 89


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

3. Program Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja


4. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
m. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil dan Menengah yang Kondusif
3. Program Pendidikan dan Pelatihan Formal
4. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
UMKM
5. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
6. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
7. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
8. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

n. Penanaman Modal
1. Pendidikan dan Pelatihan Formal
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
7. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
9. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana
Daerah

o. Kebudayaan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
3. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
4. Program Pengembangan Nilai Budaya
5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

IV - 90 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian


Kinerja dan Keuangan
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

p. Pemudaan dan Olahraga


1. Program pembinaan dan pemasyarakatan olahraga
2. Program Pengembangan dan Keserasian Kebijakan Kepemudaan
3. Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olahraga
4. Program Peningkatan Pendidikan keagamaan aparatur dan masyarakat
5. Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
7. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda

q. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat


1. Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
2. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
4. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan
Keamanan
5. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak
Kriminal
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Konflik
7. Program Pencegahan Dini dan Penangulangan Korban Bencana Alam
8. Program Pendidikan Politik Masyarakat
9. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
10. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
11. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
12. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
13. Program Peningkatan Ketahanan Bangsa
14. Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (pekat)
15. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
16. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
17. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
18. Program Peningktan Perencanaan SKPD

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 91


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

r. Ketahanan Pangan
1. Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
7. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

s. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa
3. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
5. Program Peningkatan kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan
8. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun
Desa
9. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
10. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

t. Statistik
1. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah;

u. Kearsipan
1. Program Pemeliharaan Secara rutin/berkala sarana dan prasarana
kearsipan
2. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
3. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan

v. Komunikasi dan Informatika


1. Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi
2. Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa

IV - 92 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


4. Program Pengembangan Komunikasi, informasi dan media masa
5. Program Pengembangan, Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Sarana
dan Prasarana Pos dan Telematika
6. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
7. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
8. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

w. Perpustakaan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pengembangan Budaya Baca & Pembinaan Perpustakaan
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

II. Urusan Pilihan


a. Pertanian
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan
3. Program Penangan panen dan pasca panen bahan baku (DBHCHT)
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
5. Program Pengembangan Jaringan Irigasi Pedesaan
6. Program Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Tembakau
(DBHCHT)
7. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
8. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
9. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
10. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani (Peternak)
11. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
12. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan)
13. Program Peningkatan kualitas bahan baku (DBHCHT)

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 93


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

14. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir,


Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian
15. Program Peningkatan nilai tambah, saya saing mutu pemasaran hasil
dan investasi pertanian (APBN)
16. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian
17. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
18. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan
19. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
20. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
21. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
22. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
23. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
24. Program Peningkatan Produksi Pertanian
25. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Berkebunan Berkelanjutan (APBN)
26. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Hortikultura untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan
27. Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman
Pangan untuk Mencapai Swasembada dan Swasembada
Berkelanjutan
28. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
29. Program Penyediaan dan Pengembangan Prasana dan Sarana
Pertanian
b. Kelautan dan Perikanan
1. Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
2. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
3. Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan
Pengendalian Sumberdaya Kelautan
4. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
5. Program Pengembangan Perikanan Tangkap

IV - 94 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

c. Kehutanan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
3. Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
5. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7. Program Perencanaan dan Pengembangan hutan
8. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
9. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
d. Energi dan Sumber Daya Mineral
1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
2. Program Pembinaan dan Pengelolaan Usaha Energi Baru dan
Terbarukan
3. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
e. Pariwisata
1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;
2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
3. Program Pengembangan Kemitraan;
f. Perdagangan
1. Program Efisiensi perdagangan Dalam Negeri
2. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
3. Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah
4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
5. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
6. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
g. Perindustrian
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Penataan Struktur Industri
3. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial
4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
5. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 95


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

8. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian


Kinerja dan Keuangan
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
h. Ketransmigrasian
1. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi;
2. Program Transmigrasi Lokal;

III. Penunjang Urusan

a. Pemerintahan Umum
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pembinaan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan
3. Program Penataan Daerah Otonomi Baru
4. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan
5. Program Penataan Kebijakan Pemerintah Daerah
6. Program Penataan Kualitas Pelayanan Publik
7. Program Penataan Perundang-undangan
8. Program Pengendalian Administrasi Pembangunan dan Pengadaan
Barang/Jasa
9. Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah
10. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
11. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
12. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
13. Program Peningkatan Kehidupan Beragama
14. Program Peningkatan Kerjasama Antar Daerah
15. Program Peningkatan Kerjasama Antar Lembaga Lainnya
16. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
17. Program Peningkatan Pendidikan Agama
18. Program Peningkatan Pendidikan keagamaan aparatur dan
masyarakat
19. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
20. Program Peningkatan Perencanaan SKPD

IV - 96 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

21. Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan


Aparatur Pengawasan
22. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
23. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH
24. Program Penyempurnaan dan Penataan Kelembagaan
25. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
b. Perencanaan Pembangunan
1. Program Kerjasama Pembangunan
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Pengembangan Data/Informasi
4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
5. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perencanaan
Pembangunan Daerah
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
8. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
10. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
11. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
12. Program Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber Daya Alam
13. Program Perencanaan Sosial Budaya
14. Program Perencanaan Tata Ruang
c. Kepegawaian
1. Program Fasilitas Pindah/Purna Tugas PNS
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur
4. Program Pendidikan Kedinasan
5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 97


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

d. Keuangan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
6. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
e. Penanggulangan Bencana
1. Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Pencegahan Dini dan Penangulangan Korban Bencana Alam
4. Program Pengembangan Data/Informasi
5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
8. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
10. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial
11. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana

Penetapan prioritas program pembangunan daerah dan indikator kinerja


yang ingin dicapai tahun 2017 mengacu pada penjabaran tahunan program
pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 sebagaimana disajikan sebagai
berikut.

IV - 98 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 4.6
Penjelasan Program dan Indikator Kinerja
Pembangunan Daerah Tahun 2017
Bidang Urusan 2017 SKPD
Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
A. URUSAN WAJIB

A.1 Urusan Wajib Pelayanan Dasar

I PENDIDIKAN

1 Program Pendidikan 2,973 Dinas Pendidikan


Anak Usia Dini
APK TK 39.40%
Rasio Guru / Murid 15
TK/RA/PAUD NF

2 Program Wajib 185,883 Dinas Pendidikan


Belajar Pendidikan
Dasar Sembilan APK SD 111.43%
Tahun APM SD 100.00%
APS 7 -12 100.00%
% Ruang Kelas SD/MI kondisi 60.67%
baik
Angka Putus Sekolah SD/MI 0.000%
Kelulusan Ujian Nasional SD 100.00%
Rerata Nilai UASBN SD/MI 8
Rasio Guru / Murid SD/MI 28
APK SMP/MTs 108.40%
APM SMP/MTs 96.64%
APS 13 – 15 100.00%
Angka Melanjutkan (AM) dari 100.00%
SD/MI ke SMP/MTs
% Ruang Kelas SMP/MTs 65.90%
kondisi baik
Angka Putus Sekolah SMP/MTs 0.007%
Angka Kelulusan SMP/MTs 100.00%
Rerata Nilai UN SMP/MTs 8
Rasio Guru / Murid SMP/MTs 32

3 Program Pendidikan 2,099 Dinas Pendidikan


Non Formal Angka Melek Huruf (AMH) 99.37%
4 Program 1,150 Dinas Pendidikan
Peningkatan Mutu
Pendidik dan Terselenggaranya Peningkatan 1
Tenaga Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Kependidikan
Skor Survey Kepuasan Baik
Masyarakat

5 Program 65,540 Dinas Pendidikan


Manajemen tingkat penyelesaian 100.00% 1,906
Pelayanan Pengadaan Raport Siswa TK,
Pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK
Prosentase Lembaga Penerima 100.00% 3,268
Penyediaan Dana Operasional
UPTD Pendidikan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 99


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Tersedia dokumen LKPJ, LPPD, 100% 303
Evaluasi SPM, SKM
Penyediaan Beasiswa Kuliah 42 1,016
bagi putra-putri Petani dan
Pedagang Kecil 42 Penerima
(1 orang dari setiap
kecamatan)
Jumlah Guru Honorer untuk 12,000 52,272
Penyediaan Insentif bagi guru
honorer
Pembangunan Perguruan 1 2,420
Tinggi Politeknik

II KESEHATAN
1 Program obat dan 14,774 Dinkes
perbekalan Cakupan ketersediaan obat 100 % 14,641 Dinkes
kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Cakupan pengadaan obat 100 %
esensial
Cakupan Pengadaan obat 95 %
generik
Cakupan Pengelolaan obat dan 100% 133
perbekalan kesehatan

2 Program Upaya 9,379 Dinkes


Kesehatan
Pelayanan
Masyarakat
pengobatan/Perawatan
- Cakupan Rawat Jalan 21% 3,619
- Cakupan rawat Inap 2,1% 517
Pelayanan Kesehatan khusus 424
Cakupan pelayanan gangguan
jiwa
Cakupan pelayanan kesehatan
kerja pada pekerja formal
Cakupan pelayanan kesehatan
tradisional
Cakupan pelayanan kesehatan
gigi
Cakupan pelayanan perkesmas
Cakupan pelayanan kesehatan
olah raga
Cakupan pelayanan operasi
katarak
Cakupan pelayanan kesehatan 9% 605
bagi penduduk miskin
Akreditasi puskesmas dan 100% 250
PONED
Pelayanan Kesehatan Haji 100% 550
Peningkatan Kompetensi 65 Puskesmas 350
tenaga Kesehatan
Meningkatnya Upaya 15 Puskesmas 75
pengurangan risiko bencana
dan Meningkatnya
Penangulangan Krisis
Kesehatan Akibat Bencana

15 Puskesmas 750

IV - 100 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
15 Puskesmas 750
15 Puskesmas 900

100% 140
10 puskesmas 250

Meningkatnya upaya 10 puskesmas 200


pengendalian penyakit tidak
menular (PPTM)

3 Program pelayanan 88,159 Dinkes


kesehatan
penduduk miskin Cakupan pelayanan operasi 250 220 Dinkes
katarak bagi keluarga miskin
Peningkatan Kompetensi 100% 550
tenaga Kesehatan
Penanggulangan ISPA

Jaminan Kesehatan Nasional 100% 4,013


(JKN) (Lanjutan Jampersal dan
Jamkesmas)
Jaminan Kesehatan Nasional 100% 67,226
(JKN) 2014
Gratis berobat bagi keluarga 70,000 16,149
miskin**
Gratis Ambulance bagi
keluarga miskin** (unit)
4 Program Promosi 5,396 Dinkes
kesehatan dan
pemberdayaan a. Peningkatan dan 75% 600 Dinkes
masyarakat pengembangan media promosi
kesehatan

1). Tersedianya Media promosi 80% 700


sadar hidup sehat
2). Tersedianya Media promosi 80% 385
upaya preventif (KIA, Gizi,
Imunisasi, Kesling dan
kesehatan lansia)
3). Tersedianya Media Promosi 80% 175
penyakit menular bersumber
bidatang dan berbasis
lingkungan)
b. Peningkatan Upaya 80% 140
Kesehatan Bersumber daya
Masyarakat (UKBM) melalui :
1) Pengembangan desa siaga pratama 20 400
Aktif %, madya
55%,
purnama20%
mandiri 10%

2). Peningkatan strata Pratama 0 %, 160


posyandu purnama dan madya 30 %,
mandiri Purnama 50%,
mandiri 20%

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 101


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
3). Pembinaan dan 9 Poskestren 80
pengembangan poskestren
4). Pembinaan poskesdes 7 kelompok 40

5). Pembinaan dan 15.00% 16


pengembangan Saka Bakti
Husada dan UKBM lainnya
c. Peningkatan dan Pembinaan 700
PHBS di semua tatanan:
1) tercapainya Rumah tangga 65.00% 400
sehat
2) tercapainya 65.00% 240
sekolah/pesantren sehat
3) tercapainya tempat-tempat 65.00% 80
umum sehat
4) meningkatnya Sarana 65.00% 40
Pelayanan kesehatan sehat
5) Peningkatan tempat-tempat 65.00% 40
kerja sehat
d. Peningkatan pelaksanaan 70.00% 500
penyuluhan program
kesehatan kesehatan
1) penyuluhan kesehatan ibu 80.00% 70
dan anak dalam rangka
penurunan AKI & AKB
2) Penyuluhan Upaya 80.00% 105
Perbaikan Gizi Keluarga
3) penyuluhan kesehatan 80.00% 175
lingkungan dan PHBS
4) Penyuluhan penyakit 80.00% 70
menular berbasis lingkungan
5) penyuluhan penyakit 80.00% 70
menular bersumber binatang
6) penyuluhan penyakit 80.00% 105
menular seksual, HIV/AIDs
7) Penyuluhan bahaya rokok 80.00% 105
dan Narkoba
5 Program 710 Dinkes
standarisasi Tersedianya Sistem Informasi 100% 400 Dinkes
pelayanan Kesehatan di Kabupaten Garut
kesehatan
terlaksananya pengembangan 90% 200
sistem informasi kesehatan
puskesmas
Monitoring, Evaluasi pelaporan 90% 110
6 Program perbaikan 1,775 Dinkes
gizi masyarakat
Cakupan Balita yang Naik Berat 100.00% 126 Dinkes
Badannya (N/D)
Cakupan Balita di Timbang 87.00% 126
Berat Badannya (D/S)
Cakupan Kecamatan bebas 90.00% 425
rawan gizi
Persentase Bayi 0-6 Bulan ASI 83.00% 74
Eksklusif
Cakupan Rumah Tangga yang 95.00% 175
Mengkonsumsi Garam
Cakupan balita Usia 6 - 59 90.00% 195
Bulan dapat Kapsul Vit. A

IV - 102 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Persentase Ibu Nifas dapat 100.00% 115
Kapsul Vit. A
Persentase Ibu Hamil 95.00% 115
mendapat Fe 90 Tablet
Persentase Ibu Hamil Kurang 5.00% 115
Energi Kronis
Persentase Balita Bawah Garis 5.00% 115
Merah (BGM)
Cakupan Gizi Buruk yang 100.00% 173
mendapat perawatan
7 Program 2,460 Dinas Kesehatan
pencegahan dan Tercapainya desa atau 100.00 500 Dinas Kesehatan
penanggulangan kelurahan UCI
penyakit menular
Terlaksananya penemuan 76 300
penderita TBC BTA(+)
Tercapainya kesembuhan 85.00 80
penderita TBC BTA(+)
Terlaksananya penanganan 100.00 80
balita dengan pneumonia
Terlaksananya penemuan 100.00 70
penderita diare yang ditangani
Tercapainya penderita kusta 90.00 40
yang selesai berobat
Terlaksananya kasus filariasis 100 50
yang ditangani sesuai
tatalaksana kasus
Terlaksananya Pemantauan 100 100
Jentik secara berkala (Angka
Bebas Jentik)
Terlaksananya penderita DBD 98.00 100
yang ditangani pada layanan
kesehatan
Terlaksananya penderita DBD 100.00 175
yang ditangani secara
komprehensif
Terlaksananya 100.00 175
penatalaksanaan kasus gigitan
tersangka rabies pada manusia
(Kasus rabies positif pada
manusia)
Terlaksananya penemuan 100.00 95
kasus malaria di obati
dilayanan kesehatan
Annual Parasite Incidence 100 35
(API) kasus malaria
Terselenggaranya 100% 300
desa/kelurahan mengalami KLB
yang ditangani < 24 jam
Terselenggaranya pelayanan 100% 115
dan surveilans kesehatan haji
Terselenggranya CBMS 100% 135
Ditemukannya Acute Flacid 100% 110
Paralysis (AFP) rate/100.000
penduduk < 15 th
8 Program 15,820 Dinas Kesehatan
pengadaan,
peningkatan dan Pembangunan Rumah Sakit Dinas Kesehatan
perbaikan sarana Utara :
dan prasarana Pembuatan DED Dinas Kesehatan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 103


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
puskesmas/puskes Pembuatan Masterplan Dinas Kesehatan
mas pembantu dan Pengadaan Tanah penunjang 3500 m2 800 Dinas Kesehatan
jaringannya
Pembangunan puskesmas TTP 1 1,000 Dinas Kesehatan

Pembangunan puskesmas DTP 1 1,500 Dinas Kesehatan

Pemeliharaan rutin/berkala 1 30
saranan dan prasarana
posyandu
Rehabilitasi Puskesmas 5 780
Pembantu dan Poskesdes
(Pajak Rokok)
Pembangunan/Pengadaan IPAL 4 205
Puskesmas (DAK)
Pembangunan/Pengadaan IPAL 2 24
Puskesmas (Pendamping)
Pembangunan / Renovasi 5 700
Polindes / Poskesdes (DAK)
Pembangunan / Renovasi 5 70
Polindes / Poskesdes
(Pendamping)
Pengadaan Tanah untuk 1 400
Bangunan Puskesmas dan
Jarinngannya
Pembangunan/Rehabilitasi 4 159
Puskesmas Poned
(Pendamping DAK)
Pembangunan/Rehabilitasi/Rel 4 650
okasi Rumas Dinas Medis dan
Paramedis (DAK)
Pembangunan/Rehabilitasi/Rel 4 65
okasi Rumas Dinas Medis dan
Paramedis (Pendamping)
Rehabilitasi Puskesmas (Pajak 13 5,925
Rokok)
Pengadaan sarana dan 5 pt 83
prasarana poskesdes (DAK)
Pengadaan sarana dan prasara 5 pt 8
poskesdes (Pendamping DAK)

Saranan dan Prasarana 1 pt 320


Kesehatan (Manajemen Proyek
DAK)
Pengadaan Alat Kesehatan 1 pt 1,300
Medis dan Non Medis
Puskesmas dan Jaringannya
(Pajak Rokok)
Pembangunan/Rehabilitasi 4 1,591
Puskesmas Poned
Rehabilitasi sedang/berat 5 unit 210
puskesmas pembatu
9 Program 1,595 Dinas Kesehatan
Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Anak Peningkatan kapasitas kader 15 Pkm 1,500 Dinas Kesehatan
dalam penurunan AKB
Kunjungan kesehatan balita 82.00 95
dan pra sekolah
Sekolah yang melaksanakan
penjaringan kesehatan :

IV - 104 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
SD/ MI 80.00
SMP/ Mts 45.00
SMA/SMK/MA 45.00
10 Program Lansia mendapatkan 100 600 Dinas Kesehatan
Peningkatan pelayanan kesehatan
Pelayanan
Kesehatan Lansia
11 Program Pengawasan keamanan dan 100 600 Dinas Kesehatan
Pengawasan dan kesehatan laboratorium
Pengendalian (Labkesda)
Kesehatan Makanan

12 Program 1,722 Dinas Kesehatan


peningkatan dan BKD
keselamatan ibu
melahirkan dan
a. Aspek Tenaga 14 bidan 370 Dinas Kesehatan
anak
dan BKD

Adanya perjanjian untuk siap 97% 75


ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan, lokasi dalam
jangka waktu minimal 3 tahun
Adanya kebijakan pimpinan 97% 75
dalam ketentuan mutasi
Perputaran atau mutasi tenaga 97% 75
bidan secara berkala tiap 5
tahun
b. Aspek Kapasitas SDM
Peningkatan kemampuan 30 bidan 225
petugas pelayanan kesehatan
ibu dengan pelatihan bidan
mampu Poned : Semua PKM
PONED terisi tenaga terlatih
PONED, 180 tenaga terlatih
PONED
Rakontek Penurunan AKI dan 1x / Triwulan 185
AKB (Rakontek Terlaksana 1 x
/ triwulan)
Audit Mathernal Perinatal (AMP 4 x / tahun 85
1x / tahun)
Konsultasi Ahli (Sistem rujukan 4 x / tahun 85
berjalan optimal dan
berjenjang)
c. Aspek Sarana Prasarana
Pengadaan bahan KIT dan 12 kit 110
Resusitasi KIT (semua BDD
memiliki bidan KIT dan
Resusitasi KIT : 653)
Akreditasi sarana prasarana 10 Pkm 52
persalinan (Semua PKM PONED
dan DTP terakreditasi sarana
persalinan)
d. Aspek Pemahaman
Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat 5 PKM, 50 385
dalam akselerasi penurunan Posyandu
AKB melalui pembentukan
Posyandu siaga maternal,
perinatal

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 105


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Pelatihan asuhan bayi baru
lahir bagi kader
13 Program 3,358 Dinas Kesehatan
Pengembangan
Lingkungan Sehat
Cakupan Rumah yang 79.79 264 Dinas Kesehatan
memenuhi syarat (R)
Cakupan masyarakat yang 81.91 265
menggunakan air bersih (A)
Cakupan Masyarakat 75.92 264
menggunakan jamban
keluarga / kakus (K)
Cakupan membuang sampah 75.64 263
pada tempatnya (S)
Cakupan penggunaan 65.32 250
pembuangan air limbah yang
memenuhi syarat (A)
Desa yang melakukan STBM 90.00 330
Desa yang melaksanakan stop 90.00 198
BAB
Sarana Kesehatan yang 78.00 198
melaksanakan Limbah Medis
Puskesmas yang melaksanakan 84.00 550
faktor risiko lingkungan
Institusi yang di bina 86.00 216
kesehatan lingkungannnya
Cakupan TTU yang memenuhi 77.30 280
syarat
Cakupan TPM 77.30 280
14 Program 1. Cakupan pelayanan rumah 126,000 RSUD dr. Slamet
pengelolaan badan sakit Garut
layanan umum - Kunjungan Rawat Jalan 230,289
daerah (BLUD)
- Kunjungan Rawat Inap 49,300

- Kunjungan IGD 40,423


2. Cakupan kualitas pelayanan
Kesehatan

Quality of Place :

- Bed Occupancy Rate (BOR) 76.00


- Turn Over Interval (TOI) 2.00
- Bed Turn Over (BTO) 54.00
Quality of Service
- Average Lenhgt Of 5.00
Stay(Avlos)
- Net Death Rate (NDR) 0.017

- Gross Death Rate (GDR) 0.027


- Angka Kematian Bayi (IMR) 0.029
- Angka Kematian Ibu 0.0020
Melahirkan (MMR)
Meningkatnya jumlah SDM 203
yang mengikuti Diklat (orang)

Meningkatnya jumlah SDM RS -


sesuai rasio kebutuhan (orang)

IV - 106 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Meningkatnya pemenuhan 1
kebutuhan penunjang melalui
kerja sama (jenis)

Meningkatnya volume kerja 1


sama (buah)
15 Program Pelayanan Meningkatnya pelayanan 100% 6,615 RSUD dr. Slamet
Kesehatan kesehatan bagi penduduk Garut
Penduduk Miskin miskin

16 Program Meningkatnya Sarana dan 10 12,680 RSUD dr. Slamet


pengadaan, prasarana rumah sakit (%) Garut
peningkatan sarana
dan prasarana
rumah sakit/rumah
sakit jiwa/rumah
sakit paru-
paru/rumah sakit
mata

17 Program Optimalnya sarana dan 4 2,520 RSUD dr. Slamet


Pemeliharaan prasarana rumah sakit (%) Garut
sarana dan prasarna
RS/ RS Jiwa/RS
Paru-paru/ RS Mata

III PEKERJAAN UMUM DANPENATAAN RUANG


1 Program 418,275 Bina Marga
Pembangunan Jalan Lanjutan Pembangunan Jalan Optimalisasi 0 Bina Marga
dan Jembatan By Pass Garut
-Pembangunan Jalan yang
ditangani per-tahun
1. Perkerasan 88,172
Jalan Baru
Lapisan
Pondasi Atas
sepanjang
11,80Km
-Penggantian / Pembangunan Penggantian 8,800 Dinas Bina Marga
Jembatan yang ditangani per- Jembatan
tahun Cimanuk Bay
Pass 1Bh
-Peningkatan Jalan Kabupaten Peningkatan 204,191 Dinas Bina Marga
yang ditangani per-tahun struktur jalan
kabupaten
sepanjang
77,60km
-Rehabilitasi Jalan Kota dan Perbaikan 117,112 Dinas Bina Marga
Kabupaten yang ditangani per- jalan dalam
tahun kota /
kabupaten
sepanjang
107,68km
2 Program -Rehabilitasi / Pengaspalan Perbaikan 57,146 Bina Marga
Pembangunan Jalan Non Status yang jalan Non
Infrastruktur ditangani per-tahun Status
Perdesaan sepanjang
81,90km

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 107


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
3 Program Pembangunan saluran drainase Pembangunan 1,296 Bina Marga
Pembangunan / gorong-gorong yang / rehabilitasi
Saluran Drainase ditangani per tahun saruran
dan Gorong-gorong drainase /
gorong-gorong
sepanjang
2,00Km

4 Program Pembangunan perkuatan Pembangunan 6,120 Bina Marga


Pembangunan badan jalan yang ditangani per perkuatan
Turap / Talud / tahun badan jalan
Bronjong dengan turap /
bronjong jalan
sebanyak
17pkt

5 Program 28,384 Bina Marga


Rehabilitasi / Pemeliharaan rutin jalan Pemeliharaan 24,604 Bina Marga
Pemeliharaan Jalan kabupaten / dalam kota yang jalan
dan Jembatan ditangani per tahun kabupaten /
dalam kota
sepanjang
428.00km
Rehabilitasi / pemeliharaan Rehabilitasi / 1,620
jembatan kabupaten yang pemeliharaan
ditangani per-tahun jembatan
kabupaten
sebanyak 15
bh

Penanganan sementara jalan Penanganan 2,160


dan jembatan Per-tahun jalan 1 Pkt dan
jembatan 1
Pkt akibat
bencana alam

6 Program Inspeksi Penggunaan IRMS / BMS Penyusunan 432 Bina Marga


Kondisi Jalan dan dalam sistim manajemen jalan Inspeksi
Jembatan dan jembatan kondisi jalan 1
pkt dan
jembatan 1
pkt

7 Program Data Base Penggunaan IRMS / BMS Penyusunan 432 Bina Marga
Jalan dan Jembatan dalam sistim manajemen jalan data base
dan jembatan jalan
kabupaten 1
pkt dan
jembatan 1pkt

8 4,572 Bina Marga

IV - 108 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Program Sarana dan Pemeliharaan dan pengadaan Pemeliharaan 4,032 Bina Marga
Prasarana sarana dan prasarana dan
Kebinamargaan peralatan kebinamargaan Pengadaan
alat-alat berat
2Pkt

Jumlah alat -alat laboratorium Pemeliharan 540 Bina Marga


13unit dan
pengadaan
alat-alat
laboratorium
2Pkt
9 Program 776 Distarkim
Perencanaan Tata
Tersedianya produk rencana 8 703 Distarkim
Ruang
tata ruang (dokumen)
Tersedianya produk rencana 1 72 Distarkim
tata ruang kawasan strategis
(dokumen)
10 Program 1,064 Distarkim
Pemanfaatan Ruang
Tersedianya data dan informasi 4 469 Distarkim
spasial dalam mendukung
perencanaan pembangunaan
(tematik)
Tingkat kesesuaian antara Sedang 595 Distarkim
rencana tata ruang dengan
pemanfaatan ruang

11 Program 100 Distarkim


Pengendalian
Terselenggaranya fasilitasi dan Operasionalisa 100 Distarkim
Pemanfaatan Ruang
koordinasi penyelenggaraan si BKPRD
penataan ruang
IV PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

1 Program 22,996 Distarkim


Pengembangan
Perumahan
Meningkatnya kualitas 63.14% 12,896 Distarkim
lingkungan permukiman dan
perumahan (%)
Drainase di wilayah perkotaan 87.19 5,844 Distarkim
dan perdesaan (Km)
Drainase perkotaan dan 94.69 4,256 Distarkim
perdesaan yang tertangani
(Km)
2 Program Tertanganinya dampak 62.20% 4,166 Distarkim
Lingkungan Sehat pencemaran lingkungan akibat
Perumahan limbah rumah tangga/domestik
(%)
3 Program 17,513 Distarkim
Pemberdayaan
Komunitas
Perumahan
Terbinanya komunitas 13 2,651 Distarkim
perumahan (komunitas)
Jumlah rumah tidak layak huni 9177 10,172 Distarkim
yang direhabilitasi (unit)
Sarana pendukung Rumah 300 162 Distarkim
Sederhana Sehat (RSH) (unit)
Jumlah Rusunawa, Kasiba dan 5 4,527 Distarkim
Lisiba (unit)

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 109


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Sarana dan prasarana 0 Distarkim
penanggulangan bahaya
kebakaran (%)
4 Program Penataan 16,395 Distarkim
Perkotaan dan
Pedesaan
Prosentase Ruang Terbuka 19% 7,214 Distarkim
Publik (%)
Meningkatnya kualitas jalan 35 5,104 Distarkim
lingkungan (Km
Meningkatnya jumlah turap 40 4,076 Distarkim
penahan tanah (Km)
5 Program 111,949 Distarkim
Pengembangan
Sistem Penyediaan
dan Pengelolaan Air
Bersih
Bertambahnya sambungan 57,686 11,814 Distarkim
rumah untuk air minum (SR)
Cakupan pelayanan air minum 68.41% 60,276 Distarkim
di perkotaan (%)
Optimalisasi instalasi sumber 10 7,647 Distarkim
mata air dan unit distribusi
(paket)
Cakupan pelayanan air bersih 71.00% 22,797 Distarkim
diperdesaan (%)
Tahapan pencapaian MDGs di 100% 0 Distarkim
Kabupaten Garut (%)
Tersedianya Master Plan 100% 198 Distarkim
Sistem Penyediaan Air Minum
(paket)
Jumlah desa yang 112 3,589 Distarkim
melaksanakan Program
PAMSIMAS (desa)
Pembangunan Sistem 9 5,627 Distarkim
Penyediaan Air Minum (SPAM)
6 Program Penataan 3,751 Distarkim
Gedung dan
Lingkungan
Perencanaan RTBL (dokumen) 13 866 Distarkim
Perencanaan sarana dan 31 902 Distarkim
prasarana bangunan dan
lingkungan (dokumen)
Kajian Bangunan dan 7 198 Distarkim
lingkungan (kajian)
Standarisasi HSBGN dan 24 162
Analisa Harga Satuan
Bangunan Gedung &
Lingkungan di Kab. Garut
Peningkatan sarana dan 40 1,172 Distarkim
prasarana bangunan gedung
pemerintah (gedung)
Peningkatan sarana dan 17 451 Distarkim
prasarana bangunan gedung
Masyarakat/Non Pemerintah
(gedung)
7 Program 1,749 Distarkim
pembangunan
infrastruktur
perdesaan
Meningkatnya kualitas dan 12 1,749 Distarkim
kuantitas infrastruktur
pedesaan (paket)

IV - 110 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan

V KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT


1 Program 1,540 Satpol PP &
Peningkatan Linmas
Keamanan dan
Kenyamanan
Lingkungan
Jumlah intensitas kegiatan 1 Satpol PP &
pengendalian keamanan Linmas
lingkungan (kegiatan)
Jumlah fasilitasi upaya 150 WTS dan Satpol PP &
penurunan tingkat pelanggaran 600 Linmas
kemaksiatan Pengusaha
Jumlah satuan keamanan 150 Satpol PP &
lingkungan di masyarakat Linmas
(orang)
Jumlah pelaksanaan 4 Satpol PP &
pembinaan aparatur Satuan Linmas
Polisi Pamong Praja secara
intensif (orang)
Terdata jumlah dan 0.8 Satpol PP &
penyebaran angota satlinmas Linmas
se Kab Garut untuk
mengetahui Rasio Jumlah
Linmas per penduduk
Peningkatan Jumlah dan 100 Satpol PP &
kemampuan angota satlinmas Linmas
untuk memelihara keamanan
dan kenyamanan lingkungan
(orang)
Adanya peningkatan Sarana 2 Satpol PP &
dan prasarana (Pos jaga/Pos Linmas
siskamling) untuk menjaga
keamanan dan kenyaman
lingkungan (unit)
Terlaksanakannya monev 1 Satpol PP &
program Peningkatan Linmas
keamanan dan kenyamanan
lingkungan (kali per tahun)
2 Program 2,120 Satpol PP &
Pemeliharaan Linmas
Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak
Kriminal
Jumlah sosialisasi perda, 40 Satpol PP &
peraturan bupati dan Linmas
keputusan bupati dalam
rangka meningkatkan
kesadaran dan ketaatan
masyarakat dalam memelihara
ketentraman dan ketertiban
umum (kali)
Jumlah kegiatan operasi 386 Satpol PP &
penegakan perda dan Linmas
peraturan lainnya (kali)
Jumlah kegiatan satuan polisi 1 Satpol PP &
pamong praja dalam Linmas
memelihara ketentraman dan
ketertiban umum (kali)
Prosentase menurunnya aksi 40% Satpol PP &
unjuk rasa yang mengarah Linmas
kepada anarkisme

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 111


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Jumlah pengamanan bangunan 40 Satpol PP &
vital milik pemerintah daerah Linmas
dan terinventarisasinya aset
pemerintah daerah (kali)
Jumlah kegiatan pengamanan 75 Satpol PP &
dan pengawalan pejabat Linmas
daerah maupun pusat (kali)
Rasio jumlah linmas per 0.003 Satpol PP &
penduduk Linmas
Rasio Pos Siskamling per desa/ 1 Satpol PP &
kelurahan (bangunan per Linmas
desa/kel)
Jumlah anggota linmas yang 300 Satpol PP &
terlatih dan terdidik (orang) Linmas
Jumlah Aparatur Polisi Pamong 100 Satpol PP &
Praja yang profesional dan Linmas
handal dalam pelaksanaan
tugas (orang)
Rasio kebutuhan PPNS Satpol 5/1.000 Satpol PP &
PP Linmas
Rasio Aparatur Sat. Pol PP. Per 1/10.000 Satpol PP &
Jumlah Penduduk Linmas
Jumlah koordinasi 1 Satpol PP &
pemeliharaan dan pencegahan Linmas
tindak kriminal di tingkat
kecamatan dan adanya
database kamtrantibmas
(kegiatan)
3 Program 450 Satpol PP &
Pencegahan dini Linmas
dan
penanggulangan
korban bencana
alam
Peran serta satuan keamanan 100 Satpol PP &
lingkungan dalam Linmas
penanggulangan bencana alam
(orang)
Jumlah Anggota Sat. Pol. PP 30 Satpol PP &
dan Linmas yang telah terdidik Linmas
dan terlatih dalam
penanggulangan bencana alam
(orang)
Jumlah pelaksanaan kegiatan 75
pemantauan potensi terjadinya
bencana alam (kali)
4 Program pelaksanaan kegiatan 1 100 Satpol PP &
Peningkatan Pemberantasan Penyakit Linmas
Pemberantasan Masyarakat (kegiatan)
Penyakit
Masyarakat (pekat)
5 Program Jumlah Laporan situasi Kondisi 300 286 Badan
Pemberdayaan di Daerah dan jumlah Kesbangpol
Masyarakat Untuk pembinaan (orang)
Menjaga Ketertiban
dan Keamanan
6 Program Jumlah Pembinaan Terhadap 1360 1,433 Badan
pengembangan Masyarakat Dalam Pemahaman Kesbangpol
wawasan Pengembangan Wawasan
kebangsaan Kebangsaan (orang)
7 Program Kemitraan Jumlah Kegiatan pembinaan 200 Orang, 2 858 Badan
pengembangan terhadap LSM, Ormas dan OKP Tim Keg dan Kesbangpol
15 Ormas/LSM

IV - 112 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
wawasan
kebangsaan
8 Program Pendidikan Tingkat partisipasi masyarakat - 653 Badan
Politik Masyarakat dalam Pemilu dan Pilkada (%) Kesbangpol
Jumlah Pembinaan Politik 1800 orang Badan
Daerah (orang) dan 10 Parpol Kesbangpol
9 Program Jumlah pembinaan terhadap 1850 dan 2 1,355 Badan
Peningkatan masyarakat dalam pemahaman Tim Keg Kesbangpol
Ketahanan Bangsa Ketahanan Bangsa dari
gangguan ipoleksosbud
(orang)
10 Program Jumlah kerjasama dalam 4 Tim Keg dan 2,800 Badan
Pencegahan dan penanganan gangguan 32.025 Orang Kesbangpol
Penanggulangan keamanan dan ketertiban
Konflik (orang)

VI. SOSIAL
1 Program 8,080 Dinsosnaker trans
Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas
Adat Terpencil
(KAT) dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
Lainnya
Meningkatnya kinerja 20 110 Dinsosnaker trans
pendamping pemberdayaan
Fakir Miskin
Meningkatnya keberdayaan 220 KK 550
Fakir Miskin
Meningkatnya kinerja 120 400
pendamping PKH
Meningkatnya pelayanan 600 6,000
keluarga berumah tidak layak
huni (RTLH)
Meningkatnya pelayanan sosial 70 280
bagi lanjut usia terlantar luar
panti
Meningkatnya keberdayaan 220 400
keluarga rentan sosial ekonomi
Meningkatnya keberdayaan 70 200
wanita rawan sosial ekonomi
(WRSE)
Meningkatnya pelayanan sosial 30 140
bagi pekerja migran
bermasalah
2 Program Pelayanan 1,130 Dinsosnaker trans
dan Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial
Meningkatnya pelayanan sosial 45 190 Dinsosnaker trans
bagi korban tindak kekerasan
dan Trafficking)
Meningkatnya pelayanan sosial 1,900 350
tanggap darurat bagi korban
bencana
Meningkatnya pelayanan sosial 40 240
dan praktek belajar kerja bagi
ANKN

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 113


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Meningkatnya sarana
pelayanan sosial bagi PMKS
Jalanan
Meningkatnya bantuan sosial 100 350
bagi Lanjut Usia berat/non
potensial (Asistensi sossial LU)
3 Program Pembinaan Meningkatnya kemandirian 30 250 Dinsosnaker trans
Anak Terlantar anak terlantar/anak jalanan
4 Program Pembinaan 620 Dinsosnaker trans
Para Penyandang
Cacat dan Trauma
1. Meningkatnya pelayanan 25 270 Dinsosnaker trans
sosial bagi penyandang
disabilitas
2. Meningkatnya bantuan 100 350
sosial bagi penyandang
disabilitas berat (Asistensi
sosial Paca)
5 Program Pembinaan 380 Dinsosnaker trans
Panti Asuhan/Panti
Jompo
Meningkatnya kinerja pengurus 42 110 Dinsosnaker trans
panti sosial
Meningkatnya pelayanan sosial 160 270
bagi anak asuh dalam panti
6 Program Pembinaan 300 Dinsosnaker trans
Eks Penyandang
Penyakit Sosial (Eks
Napi, WTS dan
Penyakit Sosial
lainnya)
Meningkatnya pembinaan 25 150 Dinsosnaker trans
sosial bagi WTS
Meningkatnya pembinaan 30 150
sosial bagi eks Napi
7 Program 41,699 Dinsosnaker trans
Perlindungan dan
Jaminan Sosial
Meningkatnya cakupan PKH 23,000 40,000 Dinsosnaker trans
Meningkatnya cakupan 104 374
Jaminan sosial penyandang
disabilitas non potensial
Meningkatnya cakupan 102 245
Jaminan sosial lanjujt usia non
potensial
Meningkatnya cakupan 750 750
bantuan permakanan anak
terlantar dalam panti
Meningkatnya cakupan 125 150
bantuan permakanan lanjut
usia terlantar dalam panti
Meningkatnya cakupan 150 180
bantuan permakanan
penyandang disabilitas dalam
panti
8 Program 1,524 Dinsosnaker trans
Pemberdayaan
Kelembagaan
Kesejahteraan
Sosial
Meningkatnya Karang Taruna 50 450 Dinsosnaker trans
(KT)yang menyelenggarakan
kesejahteraan sosial

IV - 114 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Meningkatnya Pekerja Sosial 102 450
Masyarakat (PSM) yang
menyelenggarakan
kesejahteraan sosial
Meningkatnya Organisasi Sosial 21 410
(Orsos) yang
menyelenggarakan
kesejahteraan sosial
Meningkatnya Kinerja TKSK 42 151
dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial
Meningkatnya Kinerja Tagana 52 62
dalam penanganan korban
bencana
9 Program Meningkatnya kemampuan 100% 2,315 Dinsosnaker trans
Pemantapan Potensi Sumber Kesejahteraan
Kelembagaan Sosial (PSKS) dalam
Potensi Sumber penyelenggaraan kesos
Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
10 Program Terpenuhinya penanganan 100% 496 Dinsosnaker trans
Penanggulangan penanggulangan bagi korban
bencana dan bencana alam
perlindungan
masyarakat

A.2 Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar


I. TENAGA KERJA
1 Program 2,825 Dinsosnaker
Peningkatan trans
Kualitas dan
Produktivitas
Tenaga Kerja
Jumlah pencari kerja yang 288 900 Dinsosnaker
dilatih berbasis kompetensi trans
Jumlah pencari kerja yang 320 900
dilatih berbasis masyarakat
Jumlah pencari kerja yang 180 300
dilatih kewirausahaan
Meningkatnya peralatan diklat 1 150
bagi pencari kerja
Meningkatnya pemeliharaan 12 225
sarana dan parasarana BLK
Meningkatnya Rehabilitasi 2 350
sedang/berat sarana dan
parasarana BLK
Meningkatnya sarana dan
prasarana Diklat (Asrama)
Meningkatnya perencanaan
tenaga kerja makro

2 Program 9,408 Dinsosnaker


Peningkatan trans
Kesempatan Kerja
Meningkatnya penyusunan 14,500 180 Dinsosnaker
informasi bursa tenaga kerja trans
Meningkatnya penyebarluasan 2,500 170
informasi bursa tenaga kerja
Meningkatnya penyiapan 224 1,133
tenaga kerja siap pakai
Meningkatnya pemberian kerja 6,000 6,000
sementara melalui sisten padat

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 115


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
karya (PKS-PK)/penyerapan
tenaga kerja
Meningkatnya perluasan kerja 325 170
melalui Padat Karya Produktif
(PKP)
Meningkatnya pembentukan 96 600
dan pembinaan tenaga kerja
mandiri
Meningkatnya pemberian 40 210
fasilitasi dan mendorong
sistem pendanaan pelatihan
berbasis masyarakat
Meningkatnya sarana dan
parasarana perluasan
kesempatan kerja
(pembangunan Gray Tenaga
kerja)
Meningkatnya pengembangan 1 210
dan perluasan kesempatan
kerja melalui padat karya
infrastruktur
Meningkatnya wirausaha baru 50 250
melslui pemberdayaan eks
TKI/TKM
Meningkatnya keberdayaan 40 210
masyarakat melalui terapan
TTG
Meningkatnya pegembangan 70 275
pemberdayaan masyarakat
melalui Padat karya produktif
(PKP)
3 Program 1,750 Dinsosnaker
Perlindungan dan trans
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan
Meningkatnya Jumlah 100 300 Dinsosnaker
perusahaan yang diperiksa trans
Meningkatnya 175 200
pembinaan/sosialisasi
peraturan ketenagakerjaan di
perusahaan
Meningkatnya pembinaan dan 80 175
pembentukan sarana
hubungan industrial
Meningkatnya penyelesaian 100% 150
kasus PHI
meningkatnya pencapaian 98% 275
Upah Minimum Kabupaten
(UMK) sama dengan
Kebutuhan Hidup Layak (KHL)
Meningkatnya jumlah 5 80
kepertaan Jamsostek
Jumlah peralatan K3 di 50 90
perusahaan
Meningkatnya pembinaan 120 160
pekerja anak
Meningkatnya jumlah panitia 25 115
keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan
Meningkatnya pemberdayaan 30 115
panitia keselamatan dan
kesehatan kerja di perusahaan

IV - 116 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Meningkatnya pendataan 30 90
sarana hubungan industrial di
perusahaan
II. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
1 Program Keserasian 679 Badan KBPP
kebijakan
peningkatan
kualitas anak dan
perempuan
Sosialisasi Perlindungan anak 95% 113 Badan KBPP
dan pornografi
Meningkatnya pengetahuan 75% 213 Badan KBPP
dan pemahaman perempuan
akan hak-hak perempuan atas
perlindungan dari tindak
kekerasan
Cakupan pelayanan bagi 80% 353 Badan KBPP
perempuan korban tindak
kekerasan
cakupan pelayanan bagi anak 80% Badan KBPP
korban tindak kekerasan
cakupan perempuan dan anak 16 kasus Badan KBPP
korban kekerasan yang
mendapatkan penanganan
pengaduan oleh petugas
terlatih di dalam unit
pelayanan terpadu:
2 Program Terbentuknya dan terbinanya 705 Badan KBPP
Peningkatan peran kelompok PEKKA (Perempuan
serta dan Kepala keluarga)
kesetaraan gender
dalam
pembangunan
Kegiatan Pembinaan organisasi 40% 133 Badan KBPP
Perempuan
Terbinanya 12 kelompok 35 Kecamatan 173 Badan KBPP
PEKKA di 12 Kecamatan
Dukungan Peningkatan Peran 55% 399 Badan KBPP
serta Wanita Menuju keluarga
Sehat Sejahtera
Meningkatnya peran posisi 4 Badan KBPP
perempuan dibidang politik
dan jabatan publik
Meningkatnya peran 30 Badan KBPP
perempuan dalam
pembangunan melalui
organisasi perempuan
3 Program Penguatan Meningkatnya Pemahaman 45% 133 Badan KBPP
Kelembagaan OrganisasiPerempuan yang
Pengarusutamaan tergabung dalam GOW
Gender dalam pengelolaan Organisasi
yang baik
Meningkatnya pemahaman 570
masyarakat tentang kesetaraan
gender, pemberdayaan
perempuan dan perlindungan
anak
4 Program Fasilitasi Pengembangan Kota 1 paket 106 Badan KBPP
Peningkatan Layak Anak
kualitas hidup dan
perlindungan
perempuan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 117


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
III. KETAHANAN PANGAN

1 Program Berkembangnya Desa Mandiri 150 6,000 BKP


Peningkatan Pangan
Ketahanan Pangan
Meningkatnya Ketersediaan 1822,13
Energi Masyarakat
Tersedianya Cadangan Pangan 100
Pemerintah
Tersedianya Cadangan pangan 762
Masyarakat
Berkembangnya Lumbung 339
Pangan Masyarakat

IV. LINGKUNGAN HIDUP

1 Program Pencapaian status mutu Sungai Status mutu 9,140 DLHKP


Pengendalian Cimanuk dan Situ Besar DAS Cimanuk
pencemaran dan dengan tingkat cemar sedang cemar berat,
Perusakan dan pelayanan pencegahan pelaku usaha
Lingkungan Hidup pencemaran air, udara dan dan/atau
tanah kegiatan yang
memenuhi
baku mutu
lingkungan
sebesar 80%
Persentase pelayanan 80% ( dari 350
pencegahan pencemaran air 100 pelaku
(jumlah pelaku usaha dan/atau usaha
kegiatan yang mentaati dan/atau
persyaratan administrasi dan kegiatan)
teknis)
2 Program Terlaksananya pengujian Terujinya 310 DLHKP
Peningkatan Kualitas Air DAS Cimanuk, Situ kualitas air di
Pengendalian Polusi dan kualitas udara 1 DAS (3
segmen), 2
situ, udara
sebanyak 20
pengujian, 1
dokumen
akreditasi
Terlaksananya Pengujian 3 Segmen Das 130
Kualitas Air DAS Cimanuk dan dan 2 situ
Situ Bagendit
Persentase pelayanan 20 pengujian 120
pencegahan pencemaran udara
(jumlah pelaku usaha dan/atau
kegiatan yang mentaati
persyaratan administrasi dan
teknis)
Tercapainya akreditasi 1 dokumen 60
laboratorium akreditasi
3 Program Sosialisasi dan penghijauan 14 sekolah, 3 2,150 DLHKP
Rehabilitasi dan lokasi, 100
Konservasi Sumber orang
Daya Alam dan
lingkungan hidup
Terbinanya Sekolah Berbudaya 14 Sekolah 300
Lingkungan
Tersedianya Data Kerusakan 400
Tanah dan/atau Lahan untuk
Produksi Biomassa
Terpenuhinya pelatihan kader 100 orang 300
lingkungan hidup

IV - 118 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terlaksananya kampanye 1 lokasi 200
peningkatan kapasitas
lingkungan
Pembinaan dan penghijauan 1 lokasi 350
Sosialisasi Peningkatan peran 1 lokasi 350
serta masyarakat dalam
rehabilitasi dan pemulihan
cadangan SDA
Tercapainya pemahaman 16 sekolah 250
pelajar dalam memahami
pengelolaan lingkungan hidup
4 Program Tersedianya data dan 4 lokasi 800 DLHKP
Pengelolaan penghijauan sempadan pesisir
Ekosistem Pesisir pantai
dan Laut
Tersedianya Data Kerusakan 1 lokasi 200
Padang Lamun dan Ekosistem
Mangrove di Kabupaten Garut
Terlindunginya ekosistem laut 1 lokasi 200
Tertanamnya bibit tanaman 2 lokasi 400
5 Program Perlindungan sumber mata air 850 DLHKP
Pengelolaan
Kawasan Lindung
Terlaksananya rehabilitasi 1 lokasi 250
lahan kritis
Terciptanya kota bersih dan 1 lokasi 200
hijau
Meningkatnya Sumber resapan 2 lokasi 400
air disekitar sumber mata air

6 Program Mitigasi Tersedianya data dan 1 paket data, 600 DLHKP


dan Adaptasi pengembangan masyarakat 1 lokasi
Perubahan Iklim adaptif perubahan iklim
Tersedianya kajian Mitigasi dan
Adaptasi Perubahan Iklim di
Kabupaten Garut
Tersedianya data GRK 1 paket data 300
penataan kampung iklim 1 lokasi 300
7 Program cakupan pelayanan 14 kec, 41% 15,700 DLHKP
Pengembangan persampahan
Kinerja Pengelolaan
Persampahan
Terlaksananya pelayanan 14 kec 5,040
pengangkutan sampah
(penyediaan BBM)
Tersedia ban kendaraan 210 bh, 4 bh 547
angkutan sampah
tersedianya peralatan srikandi 120 1,815
kebersihan dan honorarium orang, tenaga
petugas kebersihan sukwan 70 org
Tersedianya biaya operasional 253 orang 884
(uang lembur) pengelola
kebersihan
Tersedianya Cuci dan Tambal 43 kendaraan, 833
Ban Kendaraan 1 loader, 25
triseda
Terpeliharanya sarana 43 kendaraan, 1,560
angkutan sampah 1 loader, 25
triseda
Tersedianya gerobak sampah 30 unit 100
Tersediananya Dokumen
Manajemen Persampahan
Tersedianya TPS 10 unit 150

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 119


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Diperbaikinya TPS 5 unit 50
Tersedianya Sukucadang dan 2 leader, 1 390
Service Alat Berat buldozer, 1
beco
Tersedianya BBM Alat Berat 2 leader, 1 1,056
buldozer, 1
beco
Tertatanya TPA Pasir Bajing 1 lokasi 300
Adanya peran serta 5 rw 125
masyarakat di sekitar TPA Pasir
Bajing
tersosialisasikannya Perda 5 kec 200
Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga
Terbinanya peran serta 1 kawasan/kec 200
masyarakat dalam pengelolaan
sampah
Berkurangnya timbulan 0 200
sampah di sumber sampah
Terbangunnya TPS 3R 1 lokasi 500
Tersedianya Tong Sampah 300 pasang 300
organik dan an organik
Tersedianya Komposter/Mesin 100 250
pencacah komposter, 1
pencacah
DED TPA Banjarwangi 1 dok 400
DED TPA Caringin 1 dok 400
DED TPA Pameungpeuk 1 dok 400

8 Program Ruang 6,000 DLHKP


Terbuka Hijau
Tersedianya sarana dan 75.00% 3,600
prasarana PJU
Terpeliharanya PJU 75.00% 1,200
Terbangunnya PJU 5 UPJ 1,000
Penyusunan DED PJU
Terlaksananya meterisasi PJU 1 UPJ 1,400

Tersedianya ruang terbuka 27 taman 2,400


hijau dari sektor pertamanan
Terpeliharanya taman 27 taman 1,200
Tertatanya taman 27 taman 1,200

9 Program Tersedianya tanah TPU dan 8 ha, 4 lokasi, 5,550 DLHKP


pengelolaan areal terkelolanya areal pemakaman 42 kec.
pemakaman
tersedianya tanah TPU 8 ha 900
Terkelolanya areal pemakaman 4 lokasi 450
Tertatanya areal pemakaman 42 kecamatan 4,200

10 Program Tersedianya gedung kantor, 10 dumptruck/ 10,660 DLHKP


Peningkatan Sarana kendaraan dinas dan armroll, 1
dan Prasarana kendaraan operasional loader, 10
Aparatur motor
pengangkut
sampah, 50
buah
kontainer, 2
kendaraan
dinas
Tersedianya gedung kantor 330

IV - 120 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Tersusunnya DED Gedung 1,750
Kantor
Tersedianya Alat Berat 1 Loader 2,500
Tersedianya 10 unit 3,500
Dumptruk/Armrolltruck
Tersedianya Motor Sampah 10 unit 330
Tersedianya Kontainer 50 unit 1,750
Tersedianya kendaraan dinas 2 mobil 500

V. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

1 Program Penataan 900.00 Disdukcapil


Administrasi
Kependudukan
Cakupan penerbitan Kartu 860,733 250 Disdukcapil
Keluarga (KK)
Cakupan penerbitan Kartu 1,826,920 250 Disdukcapil
Tanda Penduduk (KTP)
Cakupan penerbitan kutipan 144,967 250 Disdukcapil
akta kelahiran
Cakupan penerbitan Kutipan 1 paket 150 Disdukcapil
Akta Kematian

VI. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

1 Program Meningkatnya kreativitas 42 desa/Kel 1,850 BPMPD


Peningkatan pemerintahan desa dalam
Keberdayaan peningkatan prestasi
Maryarakat (perlombaan desa)
Perdesaan
Tersedianya data potensi desa 442 Desa/Kel
yang akurat (Profil Desa dan
Kelurahan)
Meningkatnya partisipasi 421 desa
masyarakat Pedesaan dalm
pembangunan
Meningkatnya kualitas dan 720.00
kapasitas kelembagaan
Jumlah desa yang difasilitasi 164 Desa
dan dimonitor
Evaluasi kegiatan program 640 Posyandu
posyandu
Tersedianya data dan informasi 442 Desa/Kel
yang tepat, akurat dan
terintegrasi
Terselenggaranya motivasi 42 Kec
peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan
pembangunan
2 Program Terbentuknya BUMDes baru 20 Desa 3,510 BPMPD
Pengembangan
Lembaga Ekonomi
Pedesaan
Terlatihnya pengurus BUMDes 40 Desa
Tersosialisasikannya
pembentukan unit usaha
simpan pinjam
Terlatihnya pengelola unit 75 Desa
usaha SP
Terfasilitasinya pengembangan 10 pasar desa
pasar desa
Meningkatnya kemampuan 75 orang
pengelola pasar desa

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 121


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Diketahuinya perkembangan 153 Desa
BUMDes
Diketahuinya jumlah fasilitas 20 klpk
modal usaha lembaga
keuangan mikro
Pengembangan peluang 40 klpk
pemasaran bagi hasil usaha
ekonomi masyarakat
Pembentukan kelompok usaha 10 klpk
ekonomi mikro dan usaha
masyarakat
Pengembangan kegiatan usaha 40 Jenis Usaha
ekonomi mikro dan usaha kecil
masyarakat perdesaan
Pengembangan kegiatan 41 Kec
usaha/produk unggulan
Teridentifikasinya pusat 10 Lokasi
pertumbuhan ekonomi
perdesaan
Terlatihnya pengelola usaha 27 klpk
ekonomi
Pengumpulan data dan 1 Kali
informasi jenis TTG
Gelar TTG Tingkat Provinsi dan 2 Kali
Tingkat Nasional
Jumlah Posyantek yang dibina 1 Posyantek
Jumlah Posyantek yang 30 Orang
mengikuti pelatihan
Terlaksananya lomba inovasi 1 Kali
TTG
Jumlah potensi sumber daya 42 Kec
alam yang diinventarisasi
3 Program Terlaksananya pembinaan, 100% 7,168 BPMPD
peningkatan monitoring, evaluasi dalam
partisipasi rangka optimalisasi peran
masyarakat dalam pemerintah Kab. Garut dalam
membangun desa. membangun pemahaman dan
pengelolaan aset PNPM Mandiri
Terlaksananya pembinaan, 20%
monitoring, evaluasi dalam
rangka optimalisasi peran
pemerintah Kab. Garut dalam
kegiatan MP3KI pola khusus
PNPM Mandiri Pedesaan
Terlaksananya kegiatan Bulan 1 Desa
Bhakti Gotong Royong
Masyarakat
Tercapainya kemanunggalan 6 Desa
TNI dan Masyarakat
Terselenggaranya partisipatif 3 Desa
swadaya masyarakat
Jumlah pengurus BPSPAMS 40 Orang
dan asosiasi yang mengikuti
orientasi/pelatihan
Rehabilitasi kantor desa 84 Desa
4 Program Meningkatnya Kinerja aparatur 421 desa 3,750 BPMPD
Peningkatan pemerintahan desa
Kapasitas Aparatur
Pemerintah Desa
Meningkatnya SDM aparatur 50 desa
Pemerintahan Desa
Terbinanya Apaaratur 421 desa
pemerintah desa

IV - 122 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Tertatanya sistem administrasi 7 kec
pemerintahan desa
Terbinanya sistem pengelolaan 421 desa
keungan pemerintah desa
Terbinanya sistem pengelolaan 421 desa
kekayan pemerintah desa
Terdata dan terbinanya tanah 421 desa
kas desa
Terjaminnya kesehatan 421 desa
Aparatur pemerintah desa
5 Program Meningkatnya pelayanan 20 desa 2,400 BPMPD
Pemantapan pemerintah desa terhadap
Pemerintahan dan masyarakat
Pembangunan Desa
Terbentuknya batas batas 84 Desa
wilayah pemerintahan desa

VII. PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA

1 Program Keluarga Terlaksananya Pelayanan 5,774 Badan KBPP


Berencana Komunikasi Edukasi dan
Informasi/Penyuluhan KB oleh
Petugas kepada masyarakat
Meningkatnya pemahaman 70543 PB 626
masyarakat terhadap program
KB
Terlaksananya penyiapan 487 Orang 2,313
tenaga pos KB Desa
Tersedianya Akurasi 100% 42
Pencatatan dan Pelaporan
Tersedianya alat dan obat 660 Set 309
kontrasepsi KB Implant dan 1
Paket obat
Side effect
Terlaksananya Sosialisasi 42 Kecamatan 504
Pelayanan KB bagi Ormas/ LSM
Terlaksananya Bimbingan 42 Kecamatan 323
Teknis Pencatatan Pelaporan
Pengelola program KB Tingkat
Desa
Tersedianya Data Basis dan 100% 1,136
Informasi Keluarga
Terlaksananya Operasional Lini 192 orang 97
Lapangan
Terkelolanya data dan 100% 424
informasi Program
2 Program Pelayanan 1,198 Badan KBPP
Kontrasepsi
Pasangan Usia Subur menjadi 73.54%
peserta KB Aktif (CU/PUS)
Tersedianya Pelayanan 127,351.00 285
Konseling bagi calon peserta
KB
Cakupan penyediaan alat dan 10.0%
obat kontrasepsi oleh
pemerintah daerah untuk
memenuhi kebutuhan
masyarakat
Tersedianya pelayanan KB IUD 7986 Akseptor 714
dan Implant
Cakupan Pasangan Usia Subur 10%
yang ingin ber-KB tidak

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 123


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
terpenuhi/terlayani (unmet
Need)
Terwujudnya pelayanan KB MO 399 Orang 200
dan Meningkatnya derajat
kesehatan ibu dan anak
3 Program Kesehatan Cakupan Pasangan Usia Subur 4.30% 569 Badan KBPP
Reproduksi Remaja yang isterinya di bawah usia
20 tahun
Meningkatnya Advokasi dan 2129 Orang 309
KIE Kesehatan Reproduksi
Remaja
Terwujudnya kepedulian, 6460IMP 260
pemahaman dan peran serta
masyarakat dalam program KB
4 Program Terbentuknya dan terbinanya 52 576 Badan KBPP
Pengembangan Pusat dan Informasi Konseling
pusat pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja
informasi (PIK-KRR)
dan konseling KRR
Terwujudnya Kebutuhan 2012 Orang 245
Masyarakat Terhadap
Pelayanan Informasi dan
Konseling KRR
Meningkatnya Usia Kawin 1436 Remaja 210
Pertama dari 17,8 tahun
menjadi 19 tahun
Meningkatnya Usia Kawin 1197 Remaja 121
Pertama dari 17,8 tahun
menjadi 19 tahun
5 Program Promosi Meningkatnya pengetahuan 42 Kec 225 Badan KBPP
Kesehatan Ibu, Bayi masyarakat terhadap
dan Anak Melalui kesehatan ibu, bayi dan anak
Kelompok Kegiatan
Dimasyarakat
6 Program Pembinaan Terlaksananya penggarapan 42 Kec 1,002 Badan KBPP
peran serta Program KB oleh LSOM,
masyarakat dalam Toma/Toga yang difasilitasi
pelaya nan KB/KS lintas sektor (kesehatan, PKK,
yang mandiri TNI, IBI dan Bhayangkara)
Terlaksananya bantuan barang 35 kelompok 336
dan pembinaan kelompok
UPPKS
Pembinaan Peran serta 42 Kec 666
masyarakat melalui organisasi
sosial kemasyarakatan
Ratio Pembantu Pembina 100% Badan KBPP
Keluarga Berencana (PPKBD)
di Desa/ Kelurahan
7 Program 404 Badan KBPP
Pengembangan
kapasitas sumber
daya aparatur
Meningkatnya jumlah dan 220 16 Badan KBPP
kompetensi Petugas Lapangan
KB/Penyuluh KB
Peningkatan Kualitas Sumber 1 Paket 126
daya Pegawai
Pelatihan dan Bimbingan 1 Paket 5
Teknis SIPKD bagi Operator
Kegiatan Bimbingan dan 42 Kecamatan 168
Pembinaan petugas lapangan
KB/ PKB

IV - 124 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
IPeKB-JUMBARA (Jumpa Bakti Kabupaten 88
Gembira) PLKB Pengembangan
model operasional BKB-
Posyandu
8 Program 199 Badan KBPP
Pengembangan
model operasional
BKB-Posyandu
Meningkatnya cakupan 60% Badan KBPP
anggota BKB yang ber-KB
Tersedianya Alat Permainan 100% 199
Edukatif (APE) bagi kelompok
BKB
9 Program Penyiapan Tersedianya tenaga terlatih 256 Orang 260 Badan KBPP
tenaga pendamping dan terampil dalam
kelompok Bina pengelolaan penyelenggaran
Keluarga BKB secara teratur dan
berlanjut

VIII. PERHUBUNGAN
1 Program 926 Dishub
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan
Lahan untuk terminal
(Malangbong) (Ha)
Tempat sandar kapal PADA 7
Kecamatan
Alat penghitung lalu lintas
elektronik
Running Text portable
1 unit mobil OB Van (siaran
luar/off air)
Radio Streaming
Perangkat Audio Talk Show
Tower Pancar Ulang
Receiver penyiaran
Exiter Digital 100 Watt
CCTV Room beserta
kelengkapannya
Alat penghitung lalu lintas
elektronik
Handy Talky 40
10 alat komunikasi portable 3
(RIG);
2 unit VHF
5 unit HF

2 Program 232 Dishub


Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
12 alat uji kendaraan bermotor 12
berfungsi baik
1 unit Gedung Uji Kendaraan 1
bermotor terjaga kondisinya
3 Program 1,619 Dishub
Peningkatan
Pelayanan Angkutan
Terpilihnya duta Pelajar 2
Pelopor Keselamatan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 125


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Kabupaten Garut pada
pemilihan tingkat Provinsi
Terpilihnya duta Awak 2
Kendaraan Umum Teladan
Kabupaten Garut pada
pemilihan tingkat Provinsi
Terbinanya masyarakat dalam 30
tertib penyelenggaraan
perhubungan
Kendaraan patroli R4 utk tugas 2
operasional
Kendaraan Derek
Kapal (speed boat) kap. 10 1
pnp Min 40 PK pjg 8m;
Kapal motor 600 PK pjg 14 m
beserta kelengkapannya

4 Program 1,077 Dishub


Pengendalian Dan
Pengamanan Lalu
Lintas
Rambu lalu lintas 50
Rambu portabel
Marka jalan (m2) 1,000
Pagar Pengaman Jalan (Guard 50
Rail)
Alat Pemberi Isyarat Lalu 2
Lintas (Traffic Light dan
Warning Light)
Pembatas lalu lintas portabel 20
Traffic Cones 40
5 Program 806 Dishub
Peningkatan
Kelaikan
Pengoperasian
Kendaraan
Bermotor
Alat uji kendaraan bermotor
Terlayaninya uji petik laik jalan 1,000
kendaraan bermotor
Terlayaninya pemeriksaan laik 660
layar kapal motor < 7 GT
Tersedianya peraturan
pelaksanaan Perda
Penyelenggaraan Perhubungan
6 Program 71 Dishub
Pengembangan
komunikasi,
informasi dan media
masa
Tersedianya sistem pelayanan
berbasis elektronik
Tersedianya database 1
perhubungan

IX. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1 Program Terlaksananya fasilitasi 4 Kasus 100 Diskominnfo


Penyelesaian konflik Penanganan Konflik
pertanahan Pertanahan
2 Program Terwujudnya Penyampaian 95% 2,975 Diskominnfo
Pengembangan Informasi Kepada Masyarakat
Komunikasi, secara Efektif, Cepat dan tepat

IV - 126 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Informasi dan yang mencakup seluruh
Media Massa wilayah Kabupaten Garut.

X. KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

1 Program penciptaan Meningkatnya produktifitas 158 9,678 Diskop UKM


iklim usaha Usaha usaha Mikro kecil
Kecil Menengah
yang konduksif
2 Program 2,842 Diskop UKM
Pengembangan
Kewirausahaan dan
Keunggulan
Kompetitif Usaha
Kecil Menengah
Meningkatnya kompetensi dan 1,320 1,331 Diskop UKM
tumbuhnya jiwa
kewirausahaan melalui
pelatihan dan kemitraan
dengan investor
Meningkatnya kerjasama usaha 213 200
KUMKM dengan BUMN,
Perbankan dan agen/Grosir
3 Program 2,735 Diskop UKM
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha
Mikro Kecil
Menengah
Meningkat dan berkembangnya 3,773 1,368 Diskop UKM
usaha UMKM yang di dukung
oleh penerapan teknologi dan
permodalan usaha
4 Program 5,722 Diskop UKM
Peningkatan
Kualitas
Kelembagaan
Koperasi
Kuatnya kelembagaan Koperasi 1,805 2,731 Diskop UKM
serta meningkatnya
sumberdaya manusia yang
berkualitas
Terwujudnya Koperasi sehat 230 266
organisasi dan usaha

XI PENANAMAN MODAL

1 Program Prosentase peningkatan 6.17% 3,053 BPMPT


Peningkatan iklim realisasi investasi
investasi dan
realisasi investasi
Prosentase penyelesaian 100% BPMPT
perizinan
Prosentase peningkatan IKM 86.80% BPMPT
2 Program Prosentase peningkatan minat 6.17% 1,071 BPMPT
Peningkatan investasi daerah
promosi dan
kerjasama ivestasi
Jumlah kerjasama investasi 1 MOU BPMPT
yang ditandatangani usaha
besar dengan UMKM
3 Program Penyiapan Jumlah informasi peluang 1 sektor 363 BPMPT
potensi usaha sektor/ bidang usaha
sumberdaya, sarana unggulan daerah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 127


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
dan prasarana
daerah

XII PEMUDA DAN OLAHRAGA


1 Program 545 Dispora
Pengembangan dan
Keserasian
Kebijakan Pemuda
Jumlah Dokumen Pendataan 1 Dispora
potensi kepemudaan
Jumlah Dokumen Pemantauan 1
dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan Pemuda
Jumlah Dokumen Penelitian 1
dan pengkajian kebijakan-
kebijakan pembangunan
kepemudaan
Jumlah Dokumen Perluasan 1
penyusunan rencana aksi
daerah bidang kepemudaan
Jumlah Dokumen Perumusan 1
kebijakan kewirusahaan bagi
pemuda
Jumlah Dokumen Monitoring, 1
evaluasi dan pelaporan
2 Program 484 Dispora
peningkatan peran
serta kepemudaan
Jumlah Kegiatan Pembinaan 1
organisasi kepemudaan
Jumlah Kegiatan Pendidikan 1
dan pelatihan dasar
kepemimpinan
Jumlah Kegiatan Fasilitasi aksi 1
bhakti sosial kepemudaan
Jumlah Kegiatan Penyuluhan 1
pencegahan penggunaan
narkoba dikalangan generasi
muda
3 Program 121 Dispora
peningkatan upaya
penumbuhan
kewirausahaan dan
kecakapan hidup
pemuda
Jumlah Kegiatan Pelatihan 1
kewirausahaan bagi pemuda
4 Program 363 Dispora
Pengembangan
Kebijakan don
Manajemen Olah
Raga
Jumlah Dokumen 1
Pengembangan perencanaan
olah raga terpadu
Jumlah Dokumen Pemantauan 1
dan evaluas pelaksanaan
pengembangan olahraga
Jumlah Dokumen Monitoring, 1
evaluasi dan pelaporan
5 Program Pembinaan 787 Dispora
dan

IV - 128 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Pemasyarakatan
Olah Raga
Jumlah Kegiatan identifikasi 1
bakat dan potensi pelajar
dalam olahraga
Jumlah Kegiatan Pembibitan 1
dan pembinaan olahragawan
berbakat
Jumlah Kegiatan Pemassalan 1
olahraga bagi pelajar,
mahasiswa, dan masyarakat
6 Program 1,936 Dispora
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Olahraga
Meningkatnya jumlah sarana 5
dan prasarana olahraga
terpeliharanya kualiats sarana / 3
prasarana olahraga
Jumlah Kegiatan Kejuaraan 2
Olah raga

XIII KEBUDAYAAN
1 Program kajian, SDM 3 500 Disbudpar
Pengembangan Nilai
Budaya
2 Program kajian, SDM 2 400 Disbudpar
Pengelolaan
Kekayaan Budaya
3 Program Kajian Seni 6 1,500 Disbudpar
Pengelolaan
Keragaman Budaya
Fasilitasi Seni 1
Gelar Seni 1
Misi Seni 1
SDM Seni 1
Tempat Seni dan Budaya 1
Organisasi Seni dan Budaya

XIV PERPUSTAKAAN
1 Program 2,650 Bapusipda
Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan
Perpustakaan
Terpenuhinya kebutuhan 90%
masyarakat pengguna
perpustakaan yang tidak
terjangkau oleh perpustakaan
daerah
Terselenggaranya Kegiatan 0%
Story Telling Tingkat TK/PAUD
Terselenggaranya Supervisi, 100%
Pembinaan dan Stimulasi
Tersedianya Sarana Kerja dan 95%
Buku Perpustakaan di Daerah
Meningkatnya Koordinasi 80%
Pengembangan BudayaBaca
Terciptanya Informasi 45%
Perpustakaan di Masyarakat

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 129


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terpenuhinya kebutuhan 85%
Koleksi Bahan Pustaka
Perpustakaan daerah
Terciptanya penyelenggaraan 100%
perpustakaan di daerah yang
yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
Terbangunnya Gedung
Perpustakaan

XV KEARSIPAN
1 Program Perbaikan Terciptanya sistem 10 SOPD 240 Bapusipda
Sistem Administrasi perpustakaan dan kearsipan
Kearsipan yang efektif dan efisien
2 Program Meningkatnya eksistensi 32 skpd, 60 262 Bapusipda
Penyelamatan dan lembaga perpustakaan dan Desa,
Pelestarian kearsipan sesuai dengan tugas 42 Kecamatan
Dokumen/Arsip pokok dan fungsinya
Daerah
3 Program Terlaksananya pemeliharaan 1 paket 121 Bapusipda
Pemeliharaan sarana dan prasarana
Rutin/Berkala kearsipan
Sarana dan
Prasarana Kearsipan
4 Program Terlaksananya pelayanan 1 paket 67 Bapusipda
Peningkatan informasi perpustakaan dan
Kualitas Pelayanan kearsipan secara cepat, tepat,
Informasi akurat dan akuntabel

B. URUSAN PILIHAN

I PERTANIAN
1 Program Meningkatnya pendapatan 5,557 Dinas TPH
Peningkatan usahatani :
Kesejahteraan
Petani
- Usahatani padi (%) 3
- Usahatani palawija (%) 3
- Usahatani sayuran (%) 5

Pemberian subsisi pupuk dan 1000


benih (Orang)

2 Program Tercapainya sasaran 13,378 Dinas TPH


Peningkatan produktivitas tanaman pangan
Produksi Pertanian dan hortikultura :
-Padi (Kw/Ha) 62.05
-Jagung (Kw/Ha) 69.17
-Kedele (Kw/Ha) 16.51
-Kacang Tanah (Kw/Ha) 16.63
-Kacang Hijau (Kw/Ha) 10.89
-Ubi Kayu (Kw/Ha) 216.23
-Ubi Jalar (Kw/Ha) 136.11
-Sayuran (Kw/Ha) 186.15

Tercapainya sasaran produksi


tanaman pangan dan
hortikultura :
-Padi (Ton) 847,811
-Jagung (Ton) 362,821
-Kedele (Ton) 16,633

IV - 130 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
-Kacang Tanah (Ton) 26,620
-Kacang Hijau (Ton) 2,121
-Ubi Kayu (Ton) 482,733
-Ubi Jalar (Ton) 74,997
-Sayuran (Ton) 663,159
-Buah-buahan (Ton) 320,300
-Tanaman Hias (Tangkai) 33,306
-Tanaman Obat (Kg) 8,779,152

3 Program Terbangunnya sentra-sentra 5.00 2,055 Dinas TPH


Peningkatan pupuk organik berbasis
Penerapan kelompok tani (Kelompok)
Teknologi Pertanian
Berkembangnya kawasan 10
pertanian organik (Ha)
Menurunnya tingkat kehilangan 12
hasil (%)
4 Program Terpenuhinya kebutuhan 7,922 Dinas TPH
Peningkatan pangan masyarakat :
Ketahanan Pangan
- Beras (Ton/Tahun) 266,159
- Kacang-kacangan 57,751
(Ton/Tahun)
- Jagung (Ton/Tahun) 41,933
- Umbi-umbian (Ton/Tahun) 197,862
- Sayuran (Ton/Tahun) 164,968
- Buah-buahan (Ton/Tahun) 150,656

Terwujudnya Perlindungan 91
lahan pertanian pangan
berkelanjutan (%)
Terwujudnya pembangunan 3
kawasan sentra produksi
(lokasi)
5 Program Meningkatnya fungsi jaringan 500.00 2,900 Dinas TPH
Pengembangan irigasi desa (Ha)
Jaringan Irigasi
Pedesaan
6 Program Berkembangnya kelembagaan 10.00 1,885 Dinas TPH
Peningkatan usaha tani yang berbasis
Pemasaran Hasil agribisnis dan agroindustri
Produksi Pertanian (Kelompok)
Meningkatnya akses petani 35
terhadap iptek, pasar, dan
permodalan bunga rendah (%)
Berkembangnya pasar produksi 1
pertanian tanaman pangan dan
hortikultura (Unit)
7 Program Bertambahnya jumlah 375 893 Disbun
Peningkatan Petani Perkebunan yang
Kesejahteraan mengikuti Pelatihan (Orang)
Petani
8 Program Penguatan Kelembagaan 65 288 Disbun
Pemberdayaan Tani Perkebunan (Kelompok)
Penyuluhan
Pertanian/
Perkebunan
Lapangan
9 Program Terwujudnya pengembangan 450 2,109 Disbun
Peningkatan pertanian pada lahan kerig (ha
Ketahanan Pangan
10 Program Tersedianya bibit unggul 2 8,532 Disbun
Peningkatan perkebunan (jenis)

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 131


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Produksi
Pertanian/
Perkebunan
Terpenuhinya kebutuhan 3
pupuk (jenis)
11 Program Peningkatan produksi 4.07 646 Disbun
Peningkatan komoditi Perkebunan (%):
Produksi,
Produktivitas dan
Mutu
Tanaman
Perkebunan
Laju peningkatan produktivitas 2.6
komoditi perkebunan (%)
12 Program 525 Disbun
Penyediaan dan
Pengembangan
Prasarana dan
Sarana Pertanian
Prosentase Pencapaian 57.3
pemenuhan tegakan per Ha
Prosentase Peningkatan 2
lahan konservasi dari tahun
sebelumnya
13 Program Prosentase Peningkatan 2 897 Disbun
Peningkatan Unit Pengolahan Hasil
Penerapan Perkebunan
Teknologi
Pertanian/
Perkebunan
14 Program Prosentase Peningkatan 1.5 806 Disbun
Peningkatan Pemasaran Hasil Perkebunan
Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/
Perkebunan
15 Program Tersedianya peta komoditas 1 788 Disbun
Peningkatan Nilai perkebunan (buah)
Tambah Daya Saing
Industri Hilir
Pemasaran dan
Ekspor Hasil
Pertanian
16 Program 350 Disnakkanla
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani/peternak
Peningkatan kelembagaan dan 8 250
sarana prasarana usaha pelaku
agribisnis peternakan
(kelompok)
17 Program Meningkatnya Populasi Ternak 17,444 Disnakkanla
Peningkatan :
Produksi Hasil
Peternakan
- Sapi perah (ekor) 14,460 3,102
- Sapi potong (ekor) 33,252 5,900
- Kerbau (ekor) 15,230 1,440
- Domba (ekor) 1,418,733 3,300
- Kambing (ekor) 92,437 2,560
- Ayam Buras (ekor) 1,675,664 270
- Ayam Ras Pedaging (ekor) 583,955 208
- Itik (ekor) 306,330 69
- Lainnya (ekor)

IV - 132 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Meningkatnya Produksi Hasil
Peternakan :
- Daging Sapi (kg) 1,608,950
- Daging Domba (kg) 1,241,008
- Daging Ayam Ras (kg) 945,622
- Daging Ayam Buras (kg) 3,167,081
- Susu (liter) 20,618,909
- Telur (kg) 2,434,489
18 Program 950 Disnakkanla
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Peternakan
Penerapan teknologi 3 150 Disnakkanla
pengolahan limbah pertanian
untuk pakan ternak (kelompok)
Penerapan dan peningkatan 10 300
sarana prasarana teknologi
peternakan tepat guna
(kelompok)
Peningkatan nilai tambah 5 500
usaha peternakan melalui
penerapan teknologi pengolah
limbah ternak (kelompok)
19 Program 300 Disnakkanla
Peningkatan
Ketahanan Pangan
Meningkatnya sarana 2 200 Disnakkanla
prasarana tataguna lahan dan
air untuk usaha peternakan
(lokasi)
Terlaksananya pendataan 12 100
ketersediaan dan permintaan
produk peternakan perikanan
dan kelautan (kali)
20 Program 2,100 Disnakkanla
Pengembangan
Agribisnis
Meningkatnya Ketersediaan 10 500 Disnakkanla
Sarana Prasarana Produksi
Peternakan (kelp)
Pengembangan 5 1,000
SentraBibit/Village Breeding
Center (VBC) (Desa)
Meningkatnya tatalaksana 6 600
usaha peternakan (sektor
hilir/off farm)
21 Program 650 Disnakkanla
Peningkatan
Pemasaran hasil
produksi
peternakan
Meningkat dan berkembangnya 1 400 Disnakkanla
sarana dan prasarana pasar
hewan (unit)
Fasilitasi kemitraan pemasaran 1 75
hasil peternakan (kali)
Terpromosikannya produk- 4 50
produk unggulan hasil
peternakan (kali pameran)
Terlaksananya bimbingan 2 75
teknis kelembagaan dan pelaku
pemasaran ternak (kali)

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 133


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terlaksananya promosi ternak 3 50
unggulan daerah/kontes ternak
(kali)
22 Program 1,184 Disnakkanla
Pencegahan dan
Penanggulangan
Penyakit Ternak
Vaksinasi dan eliminasi pada
HPR (Hewan Penular Rabies)
dan Unggas:
- Vaksinasi AI (Flu burung) 100,000 110
(ekor)
- Vaksinasi Rabies (ekor) 1,300 24
- Eliminasi hewan terjangkit 1,000 25
Rabies (ekor)
- Depopulasi Unggas (ekor) 10,000 25
23 Program 6,702 BP4K
Peningkatan
Kesejahteraan
Petani
Terselenggaranya pelatihan 85 Pel usaha 120
petani dan pelaku agribisnis
Terselenggaranya pembinaan 45 Gaptan 225
dan pemberdayaan gabungan
kelompok tani
Terlaksananya penilaian dan 1 Kali 75
pemberian penghargaan bagi
kelompok tani berprestasi
Terfasilitasinya Penyuluhan 3 Paket 350
dan Bimbingan Pemanfaatan
Produktifitas Lahan Tidur
24 Program 430 BP4K
Peningkatan
Ketahanan Pangan
Terbinanya pelaku Usaha yang 42 Pelaku 200
mengelola sumber pangan Usaha
alternatif
Terselenggaranya Pelatihan 85 Pelaku 230
penanganan pasca panen & Usaha
pengolahan hasil pertanian
25 Program 750 BP4K
Peningkatan
Pemasaran Hasil
Produksi Pertanian/
Perkebunan
Terfasilitasinya promosi atas 150 Org 525
hasil produksi pertanian/
perkebunan Tk. Kab. Tk. Prov.
Tk. Nasional
Terselenggaranya Pelatihan 90 Pelaku 225
Penyuluhan Kualitas&Teknis Usaha
Kemasan Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan yang
dipasarkan
26 Program 2,520 BP4K
Peningkatan
Penerapan
Teknologi
Pertanian/
Perkebunan
Terlaksananya Kegiatan 1 30
bimbingan teknis kaji terap

IV - 134 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
komponen teknologi komoditas
Hortikultura
Terbangunnya unit 9 450
percontohan teknologi
pengolahan limbah organik
Terbangunnya unit 42 420
percontohan PTT Padi Sawah
Terbangunnya percontohan 3 60
PTT Padi Gogo
Terbangunnya percontohan 9 180
PTT Jagung
Terbangunnya percontohan 4 80
PTT Kedelai
Terbangunnya percontohan 3 60
PTT Kacang tanah
27 Program 1,325 BP4K
Peningkatan
Produksi pertanian/
perkebunan
Terbangunnya percontohan 8 80
peningkatan indek pertanaman
Terbangunnya percontohan 7 140
budidaya pertanian organik
Terlaksananya kaji 9 90
terap/percontohan
penggunaan bibit unggul
pertanian perkebunan
Terlaksananya percontohan 8 240
pembibitan tanaman
perkebunan spesifik lokasi
28 Program 3,323 BP4K
Pemberdayaan
Penyuluh
Pertanian/
Perkebunan
Lapangan
Terselenggaranya Identifikasi 42 Paket 160
Potensi Wilayah Penyuluh
(PRA)
Terfasilitasinya Pendampingan 210 Paket 126
Penyuluh Pertanian
Terfasilitasinya Pendampingan 42 Paket 25
Penyuluh Kehutanan
Terfasilitasinya Pendampingan 42 Paket 25
Penyuluh Perikanan
Terfasilitasinya Kegiatan Forum 5 Paket 100
P4S dan Kelembagaannya
29 Program 815 BP4K
Peningkatan
Produksi Hasil
Peternakan
Terselenggaranya pelatihan 85 Pelaku 100
penyuluhan pengelolaan bibit Usaha
ternak yang didistribusikan
kepada masyarakat
30 Program Terselenggaranya pelatihan 80 Pelaku 105 BP4K
Peningkatan penyuluhan distribusi Usaha
Pemasaran Hasil pemasaran atas hasil produksi
Produksi peternakan masyarakat
Peternakan
31 Program Terlaksananya percontohan 9 Kelmpk 450 BP4K
Peningkatan penerapan teknologi
Penerapan peternakan tepat guna

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 135


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Teknologi
Peternakan
32 Program 425 BP4K
Rehabilitasi Hutan
dan Lahan
Terbangunnya percontohan 8 80
hutan rakyat
33 Program 610 BP4K
Perlindungan dan
Konservasi
Sumberdaya Hutan
Terbangunnya sentra 3 150
penyuluhan kehutanan
pedesaaan
34 Program Terselenggaranya pelatihan 1 Angkt 30 BP4K
Perencanaan dan peningkatan kapasitas SDM
Pengembangan Pelaku Utama Sektor
Hutan Kehutanan
35 Program Tersosialisasikannya 2 Paket 75 BP4K
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan
kegiatan Budaya tentang budidaya kelautan
Kelautan dan
Wawasan Maritim
kepada Masyarakat
36 Program Tersosialisasikannya 2 Paket 75 BP4K
Peningkatan pengetahuan dan wawasan
Kesadaran dan tentang hukum dalam
Penegakan Hukum pemberdayaan sumberdaya
dalam laut
Pemberdayaan
Sumberdaya Laut
37 Program 750 BP4K
Pengembangan
Budidaya Perikanan
Terbangunnya percontohan 6 180 BP4K
budidaya bibit ikan unggulan
spesifik lokasi

II KELAUTAN DAN PERIKANAN

1 Program 11,553 Disnakkanla


Pengembangan
budidaya Perikanan
Produksi perikanan budidaya 35,484 11,503 Disnakkanla
kolam air tenang (ton)
Produksi perikanan kolam air 852
deras (ton)
Produksi perikanan budidaya 24,838
sawah (ton)
Produksi perikanan budidaya 852
tambak (ton)
Jumlah benih ikan untuk 611,884
budidaya (ribu ekor)
Produksi Perikanan Budidaya
Berdasarkan Jenis Ikan
- Ikan Mas (ton) 29,870
- Ikan Nila (ton) 28,536
- Udang Vaname (ton) 613
- Lele (ton) 1,100
- Gurame (ton) 28
- Ikan Lainnya (ton) 11,158
- Ikan Hias (ekor) 1,900,000

IV - 136 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Penebaran ikan diperairan 200,000
umum/situ (ekor)
Pengembangan Balai Benih
Ikan (BBI) (unit)
- Balai benih ikan (ekor) 6,500,000
- Balai benih ikan hias (ekor) 77,000
Terlaksananya pelatihan dan 40 50 Disnakkanla
pembinaan kelompok usaha
perikanan (kelompok)
2 Program 350 Disnakkanla
Pemberdayaan
Ekonomi
Masyarakat Pesisir
Terlaksananya pelatihan dan 6 100 Disnakkanla
pembinaan kelompok ekonomi
masyarakat pesisir (kelompok)
Peningkatan kelembagaan dan 8 250
sarana prasarana usaha
kelompok ekonomi masyarakat
pesisir (kelompok)
3 Program 4,607 Disnakkanla
Pengembangan
Kawasan Budidaya
Laut, Air Payau dan
Air Tawar;
Pengembangan Unit 10 2,000 Disnakkanla
Pembenihan Rakyat (UPR)
(unit)
Meningkatnya sarana 20 500
prasarana budidaya perikanan
(kelompok)
Terlaksananya pengembangan 3 150
kawasan budidaya laut, payau
dan tawar (paket/unit)
Pengembangan usaha kawasan
minapolitan:
- Kelembagaan usaha mandiri 6 150
(Kelompok)
- Sarana dan prasarana 12 1,800
budidaya (unit)
- Produksi (ton) 17,209
Penerapan teknologi budidaya
sesuai standar
- CPIB (kelompok/orang) 1 1
- CBIB (kelompok/orang) 15 5
Monitoring hama dan penyakit 4 1
ikan (kali pertahun)
4 Program 2,500 Disnakkanla
Pengembangan
Perikanan Tangkap
Meningkatnya hasil produksi 4,335 Disnakkanla
perikanan tangkap (ton)
Meningkatnya sarana 40 800
prasarana penangkapan ikan
(kelompok)
Terlaksananya 40 400
pembinaan/pendampingan
pada kelompok nelayan
perikanan tangkap (kelompok)
Meningkatnya jumlah armada 2 700
tangkap /Kapal Motor (unit)
Peningkatan jumlah 5 250
Rumponisasi (buah)

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 137


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Meningkatnya sarana 2 350
prasarana TPI/PPI (unit)
Terlaksananya peningkatan
sarana pelabuhan perikanan
(lokasi)
5 Program 575 Disnakkanla
Optimalisasi
Pengelolaan dan
Pemasaran Hasil
Produksi Perikanan
Tersertifikasinya Kelembagaan 10 50 Disnakkanla
usaha perikanan (kelompok)
Fasilitasi kemitraan pelaku 2 300
usaha perikanan (kali)
Terlaksananya promosi produk 2 75
hasil olahan perikanan (kali)
Terlaksananya promosi ikan 4 50
unggulan daerah (kontes ikan)
Meningkatnya sarana 12 100
prasarana Pasar Ikan (paket)
6 Program Terlaksananya aktivitas 8 240 Disnakkanla
Pemberdayaan pembinaan dan peningkatan
Masyarakat dalam sarana pengawasan
Pengawasan dan Pokmaswas (Kelompok
Pengendalian pertahun)
Sumberdaya
Kelautan;
7 Program Terlaksananya pembinaan 4 100 Disnakkanla
Peningkatan Peningkatan Kesadaran Hukum
Kesadaran Hukum dalam Pendayagunaan
dalam Sumberdaya Laut (kali
Pendayagunaan pertahun)
Sumberdaya Laut
8 Program Mitigasi Terlaksananya pembinaan 1 75 Disnakkanla
Bencana Alam Laut mitigasi bencana alam laut
dan Prakiraan Iklim (kali pertahun)
Laut
9 Program Terlaksananya pembinaan Disnakkanla
Peningkatan Budaya budaya masyarakat alam
Kelautan dan mendukung pelestarian
Wawasan Maritim sumberdaya pesisir dan laut
kepada Masyarakat (kali pertahun)

III KEHUTANAN

1 Program 34,398 Dishut


Rehabilitasi Hutan
dan Lahan (RHL)
Terehabilitasinya lahan kritis 3,500.00 29,942 Dishut
diluar kawasan hutan 17.500
Ha
Tertata dan terbangunnya 1.00
sarana prasarana hutan kota
seluas 43,6 ha (21 lokasi)
2 Program Pembinaan Pembuatan : 350 Dishut
dan penertiban
industri hasil hutan
Teridentifikasinya tegakan 4.00
Hutan Rakyat 20 Kecamatan
3 Program 1,695 Dishut
Perlindungan dan
Konservasi Sumber
Daya Hutan

IV - 138 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Identifikasi dan penanganan 1.00
areal hutan rawan bencana
longsor (paket)
Pemberdayaan Kelompok 5.00
Pengamanan Hutan Swakarsa
(kelompok)
Identifikasi dan inventarisasi 2.00 745 Dishut
potensi dan jenis populasi
tumbuhan dan satwa liar yang
dilindungi dan tidak dilindungi
Terbentuk dan terbinanya 3.00
kader konservasi
Terbangunnya Model desa 2.00
Konservasi di desa Sekitar
Hutan konservasi
4 Program 2,750 Dishut
Pemanfaatan
potensi sumber
daya hutan
Terfasilitasinya pelaksanaan 3.00
kegiatan pemanfaatan jasa
lingkungan
Bertambahnya komoditi HHBK 7.00
unggulan dan HHBK lainnya
meningkatnya kapasitas pelaku 28.00
usaha HHBK
penambahan jumlah pelaku 3.00
usaha yang menerapkan
teknologi
Penambahan sarana dan 28.00
prasarana Jamur Kayu, Sutera
alam, lebah madu, tanaman
bambu dan HHBK lainnya.
Terbangunnya PHBM di desa 5.00
Sekitar Hutan
Bertambahnya jumlah Penerbit 60.00 500 Dishut
SKAU di daerah yang memiliki
potensi Hasil Hutan Hak
Bertambahnya industri 5.00
pengolahan kayu yang memiliki
IUIPHHK/Tempat
Penampungan Terdaftar (TPT)
dan meningkatnya jumlah
tenaga kerja
5 Program Tersedianya produsen kayu 2.00 280 Dishut
Perencanaan dan rakyat bersertifikat
pengembangan
hutan

IV ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

1 Program 105,434 SDAP


Pengembangan dan
Pengelolaan
Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan
Pengairan lainnya
Rehabilitasi jaringan irigasi 3,200 48,000 SDAP
teknis seluas 11.771( ha)
Rehabilitasi jaringan irigasi non 11,186 41,948
teknis/Pedesaan seluas 45.931
( ha)

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 139


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Operasi dan Pemeliharaan 5,148 11,583
Jaringan Irigasi Teknis/non
teknis seluas 20.739 Ha
Pembangunan Perubahan 929 2,787
Jaringan irigasi non teknis
menjadi teknis 3.606 (ha)
Penggantian pintu air 12 1,116
bangunan utama 35 unit dan
pintu air bangunan pelengkap 120
412 unit
2 Program 47,400 SDAP
Pengendalian Banjir
Pelaksanaan Rekayasa 20 7,400 SDAP
Sipil/Konstruksi pada 118 titik
rawan banjir dan genangan
kawasan Garut kota Region 1,
2,3 dan 4. (titik)
Pembuatan Canal Banjir 36 40,000
kawasan Sub DAS Cikamiri
saluran pembuang irigasi
Badama dan Sub. DAS Ciojar
(km)
Pelaksanaan Rekayasa 26
Sipil/Konstruksi pada 82 Sub
DAS
3 Program 20,100 SDAP
Pengembangan,
Pengelolaan dan
Konservasi Sungai,
Danau dan Sumber
Daya Air Lainnya
Pendampingan Konservasi 10 500 SDAP
Partisipatif Pada 41 Hulu Sub
DAS
Pelaksanaan Rekayasa 37 10,800
Sipil/Konstruksi pada 112
Embung
Pelaksanaan Rekayasa 3 7,800
Sipil/Konstruksi pada 106 Situ
Konsevasi Kawasan Pantai dan 5 1,000
Muara sepanjang 20 KM
Pembuatan sumur resapan 500
pada kawasan konservasi
sumberdaya air (ttk)
4 Program 1,760 SDAP
Penyediaan dan
Pengelolaan Air
Baku
Pelaksanaan Rekayasa 36 360 SDAP
Sipil/Konstruksi pada 116 Km
Pipanisasi untuk 2,600 KK
Pelaksanaan Rekayasa 28 1,400
Sipil/Konstruksi pada 120 Titik
Sumur untuk 10.000 KK
5 Program Pembinaan 600 SDAP
dan Pengawasan
Bidang
Pertambangan
Terwujudnya regulasi pada 6 50 SDAP
pemegang Izin Usaha
Pertambangan

IV - 140 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terpenuhinya hasil Rekonsiliasi 6 50
PNBP Sektor Pertambangan
Umum
Terlaksananya upaya 6 50
Perhitungan Neraca Usaha
Pertambangan
Terlaksananya Verifikasi Nilai 6 100
Perolehan Air
Terlaksananya Penertiban 12 100
Pengguna Air Tanah
Terlasananya Inventarisasi 4 50
Potensi Mineral
Terlaksananya pembuatan - 50
peraturan mengenai
pengelolaan air tanah
Terlaksananya Penyelidikan 4 150
Daerah Rawan Bencana
Geologi
6 Program Pembinaan 5,900 SDAP
dan Pengembangan
Bidang
Ketenagalistrikan
Terlaksananya upaya 1,200 4,800 SDAP
pemenuhan pemasangan
SR/IR
Terlaksananya kegiatan Survey 13 650
Pengukuran Desain Jaringan
listrik
Terpenuhinya hasil Rekonsiliasi 1 200
Data Energi Ketenagalistrikan
Terlaksananya upaya 1 150
Pemeliharaan PLTMH Dan PLTS
Terpenuhinya upaya 1 50
Inventarisasi Pemakai
Pembangkit Listrik
Sendiri/Industri
Terpenuhinya upaya 1 50
Inventarisasi Daerah Yg Blm
Terliri Listrik
7 Program 1,050 SDAP
Peningkatan
Pendayagunaan
Panas Bumi
Terlaksananya upaya 1 150 SDAP
Pengarahan CSR Panas Bumi
kepada perusahaan
Terlaksananya Survey Geologi, 1 750
Geofisika, Geo Kimia Panas
Bumi
Terlaksananya upaya 1 50
Inventarisasi Data Penyaluran
BBM dan Gas
Terlaksananya kegiatan 1 50
Inventarisasi SPBU, SPBE, Oli
Bekas dan Agen Gas
Terlaksananya upaya 1 50
Inventarsasi Dan Pengukuran
Potensi Sebagai Sumber Energi
8 Program Pembinaan 275 SDAP
dan Pengelolaan
Usaha Energi Baru
dan Terbarukan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 141


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terlaksananya Pembuatan 10 250 SDAP
Reaktor Biogas
Terlaksananya kegiatan Monev 1 25
Energi Baru Terbarukan

V PARIWISATA
1 Program Jumlah kunjungan wisatawan 2,530,000 1,220 Disbudpar
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
2 Program Meningkatnya SDM Pariwisata 2 800 Disbudpar
Pengembangan (kali)
Kemitraan
3 Program Meningkatnya Promosi Wisata 6.00 1,265 Disbudpar
Pengembangan (6 objek wisata unggulan)
Pemasaran
Pariwisata

VI PERINDUSTRIAN
1 Program 1,950 Disperindagpas
Pengembangan
Industri Kecil Dan
Menengah
Bidang industri Agro :
Tumbuhnya wirausaha baru 220.00 525 Disperindagpas
yang terampil
Bidang Industri Non Agro :
Meningkatnya jumlah 140.00 450 Disperindagpas
Wirausaha Baru Non Agro
2 Program 2,310 Disperindagpas
Peningkatan
Kemampuan
Teknologi Industri
Bidang industri Agro :
Meningkatnya jumlah 229.00 825 Disperindagpas
wirausaha dan tenaga kerja
industri yang terlatih

Bidang Industri Non Agro :


Meningkatnya jumlah 81.00 330 Disperindagpas
wirausaha dan tenaga kerja
industri yang terlatih (Non
Agro)
3 Program 1,950 Disperindagpas
Peningkatan
Kapasitas Iptek
Sistem Produksi
Bidang industri Agro :
Meningkatnya kelompok usaha 10.00 300 Disperindagpas
yang menerapkan teknologi
industri
Bidang Industri Non Agro :
Meningkatnya kelompok usaha 23.00 550 Disperindagpas
yang menerapkan teknologi
industri Non Agro
4 Program 500 Disperindagpas
Pengembangan
Sentra-Sentra
Industri Potensial
Bidang industri Agro :
Meningkatnya fasilitas 2.00 150 Disperindagpas
pendukung sentra
Bidang Industri Non Agro :

IV - 142 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Meningkatnya kapsitas 1.00 100 Disperindagpas
pendukung Sentra
5 Program Penataan 600 Disperindagpas
Struktur Industri
Bidang industri Agro :
Meningkatnyaketerkaitan 2.00 200 Disperindagpas
produksi hulu -hilir
Bidang Industri Non Agro :
Meningkatknya keterkaitan 1 100 Disperindagpas
produksi hulu-hilir

VII PERDAGANGAN
1 Program 15,700 Disperindagpas
Peningkatan
Efisiensi
Perdagangan Dalam
Negeri
Tersedianya sarana pasar yang 2.00 3,000
baru
Tertatanya lingkungan pasar 1.00 300
tradisional
Tersedianya infrastruktur pasar 3 pasar 11,000
yang memadai
2 Program Pembinaan 300 Disperindagpas
Pedagang Kaki Lima
dan Asongan
Jumlah kegiatan pembinaan
Jumlah kegiatan penyuluhan
Penyediaan Lokasi PKL
Penyediaan Gudang PKL
BIDANG PASAR : Disperindagpas
Lokasi untuk PKL Pasar 300
3 Program 200 Disperindagpas
Peningkatan dan
Pengembangan
Ekspor
Terpromosikannya produk- 2.00 200
produk unggulan dari
Kabupaten Garut
Terselenggaranya sosialisasi
kebijakan (kali)
Terselenggaranya pelatihan
ekspor (kali)
4 Program 500 Disperindagpas
peningkatan sarana
dan prasarana
aparatur
Tersedianya sarana kebersihan 3 pasar 500
pasar berupa TPS, Mobil
Sampah, Loader
5 Program 1,785 Disperindagpas
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
Meningkatnya pemahaman 15 Kec. 130 Disperindagpas
pelaku usaha dan konsumen
akan hak dan kewajibannya
Meningkatnya pelayanan tera 14 Kec. 150 Disperindagpas
dan tera ulang

VIII TRANSMIGRASI

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 143


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
1 Program Jumlah transmigran yang 40 160 Dinsosnaker trans
Transmigrasi Lokal dilatih mampu mengelola
lahan/usaha ekonomis
produktif
2 Program 530
Pengembangan
Wilayah
Transmigrasi
Meningkatnya Jumlah survey 4 180
calon lokasi daerah tujuan
transmigrasi
Meningkatnya Jumlah 2 80
perjanjian kerjasama/MOU
penyelenggaraan transmigrasi
Meningkatnya Jumlah 25 270
transmigran yang ditempatkan

C PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN

I PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
1 Program Terlaksananya Pelaporan 100% 65 Bappeda
Peningkatan Capaian Kinerja dan Keuangan
Pengembangan Secara Tepat Waktu (%)
Pelaporan Capaian
Kinerja dan
Keuangan
Tersusunnya LAKIP Bappeda 1
(dokumen)
Tersusunnya LPPD Bappeda 1
(dokumen)
Laporan Realisasi Keuangan 2
Semesteran Bappeda
(dokumen)
laporan Prognosis Realisasi 1
Anggaran Bappeda (dokumen)
Pelaporan Keuangan Akhir 1
Tahun Bappeda (dokumen)
2 Program Tersedianya dokumen 100% 64 Bappeda
Peningkatan operasional kebijakan
Perencanaan SKPD perencanaan SKPD (Bappeda)
(%)
Tersusunnya Rancangan
Renstra Bappeda (dokumen)
Tersusunnya Renstra Bappeda 1
(dokumen)
Tersusunnya Indikator Kinerja 1
Utama Bappeda (dokumen)
Tersusunnya Renja Bappeda 1
(dokumen)
Tersusunnya Rencana Kinerja 1
Tahunan bappeda (dokumen)
Tersusunnya Penetapan 1
Kinerja bappeda (dokumen)
Tersusunnya Evaluasi 1
Pelaksanaan Mid Term Renstra
Bappeda (dokumen)
3 Program Tersedianya pemenuhan 80% 215 Bappeda
Pengembangan Data/Informasi statistik daerah
Data/Informasi (%)
Tersusunnya pengumpulan, 1
updating, dan analisis data
informasi capaian target

IV - 144 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
kinerja program dan kegiatan
(dokumen)
Tersusunnya penyusunan dan 1
pengumpulan data/informasi
kebutuhan penyusunan
dokumen perencanaan
(dokumen)
Tersusunnya penyusunan dan 1
analisis data/informasi
perencanaan pembangunan
kawasan rawan bencana
(dokumen)
Tersusunnya penyusunan dan 1
analisis data/informasi
perencanaan pembangunan
ekonomi (dokumen)
Tersusunnya penyusunan 1
profile daerah (dokumen)
4 Program Kerjasama Terlaksananya kerjasama 85% 1,161 Bappeda
Pembangunan pembangunan (%)
Terkoordinasinya kerjasama 85%
pembangunan antar daerah
(%)
Terfasilitasnya kerjasama 85%
dengan dunia usaha/lembaga
(%)
Terkoordinasinya dalam 85%
pemecahan masalah-masalah
daerah (%)
5 Program Terlaksananya perencanaan 85% 550 Bappeda
Perencanaan Pengembangan Wilayah
Pengembangan Strategis dan Cepat Tumbuh
Wilayah Strategis (%)
dan Cepat Tumbuh
Terlaksananya sosialisasi 1 paket
kebijakan Pemerintah dalam
pengembangan wilayah
strategis dan cepat tumbuh
Terlaksananya koordinasi 1 paket
penetapan rencana tata ruang
wilayah strategis dan cepat
tumbuh (paket)
Tersusunnya penyusunan 1 paket FS
perencanaan pengembangan
wilayah strategis dan cepat
tumbuh (Paket)
6 Program Terlaksananya Perencanaan 80% 1,000 Bappeda
Perencanaan Pengembangan Kota (%)
Pengembangan
Kota-Kota
Menengah dan
Besar
Terkoordinasinya penyelesaian 1
permasalahan penanganan
sampah perkotaan (paket)
Terkoordinasinya penyelesaian 1
permasalahan transportasi
perkotaan (paket)
Terkoordinasinya 1
penanggulangan dan
penyelesaian bencana
alam/sosial (paket)

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 145


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terkoordinasinya perencanaan 1
penanganan pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi (paket)
Terkoordinasinya perencanaan 1
penanganan pusat-pusat
industri (paket)
Terkoordinasinya perencanaan 1
penanganan pusat-pusat
pendidikan (paket)
Terkoordinasinya perencanaan 1
penanganan perumahan
(paket)
Terkoordinasinya perencanaan 1
penanganan perparkiran
(paket)
TerKoordinasi perencanaan air 1
minum, drainase, dan sanitasi
perkotaan (paket)
Koordinasi penanggulangan 1
limbah rumah tangga dan
industri perkotaan (paket)
7 Program Meningkatnya Kapasitas 75% 1,185 Bappeda
Peningkatan Kelembagaan Perencanaan
Kapasitas Pembangunan Daerah (%)
Kelembagaan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Terlaksananya peningkatan 1
kemampuan teknis aparat
perencana (paket)
Terlaksananya Sosialisasi 1
kebijakan perencanaan
pembangunan daerah (paket)
Terlaksananya bimbingan 1
teknis tentang perencanaan
pembangunan daerah (paket)
8 Program Tersedianya dokumen 100% 3,099 Bappeda
Perencanaan operasional kebijakan
Pembangunan perencanaan pembangunan
Daerah daerah (%)
Tersusunnya rancangan RPJMD
Kab Garut (dokumen)
Terselenggaranya Musrenbang
RPJMD (dokumen)
Ditetapkannya Perda RPJMD
Kab Garut (dokumen)
Tersusunnya rancangan RKPD 1
Kab Garut (dokumen)
Terselenggaranya Musrenbang 1
RKPD (dokumen)
ditetapkannya Perbup RKPD 1
Kab Garut (dokumen)
Tersusunnya Laporan Kinerja 1
Instansi Pemerintah Daerah
(dokumen)
Tersusunnya Laporan 1
Keterangan Pertanggung
Jawaban (LKPJ) (dokumen)
Terlaksananya monitoring, 1
evaluasi, pengendalian, dan
pelaporan pelaksanaan

IV - 146 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
rencana pembangunan daerah
(dokumen)
Tersusunnya Evaluasi Mid 1
Term Pelaksanaan RPJMD Kab
Garut (dokumen)
Tersusunnya Evaluasi
Pelaksanaan RPJPD Kab Garut
(dokumen)
9 Program Terlaksananya Perencanaan 100% 950 Bappeda
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Pembangunan
Ekonomi
Tersusunnya masterplan 1
pembangunan ekonomi daerah
(dokumen)
Tersusunnya indikator ekonomi 1
daerah (dokumen)
Tersusunnya perencanaan 1
pengembangan ekonomi
masyarakat (dokumen)
Terkoordinasinya perencanaan 1
pembangunan bidang ekonomi
(dokumen)
Tersusunnya tabel input output
daerah (dokumen)
Tersusunnya masterplan
penanggulangan kemiskinan
(dokumen)
Tersusunnya indikator dan 1
pemetaan daerah rawan
pangan (dokumen)
Terkoordinasinya Percepatan 1
Pengentasan Desa Tertinggal
(dokumen)
Tersusunnya masterplan
percepatan pengentasan desa
tertinggal (dokumen)
Terkoordinasinya 1
Penanggulangan Kemiskinan
Daerah (dokumen)
10 Program Terlaksananya Perencanaan 1.00 1,538 Bappeda
Perencanaan Sosial Sosial dan Budaya
dan Budaya
Terkoordinasinya penyusunan 1.00
masterplan pendidikan
Terkoordinasinya penyusunan 1.00
masterplan kesehatan
Terkoordinasinya perencanaan 1.00
pembangunan bidang sosial
dan budaya
11 Program Terlaksananya Perencanaan 1.00 2,501 Bappeda
Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumber
Prasarana Wilayah Daya Alam
dan Sumber Daya
Alam
Terkoordinasinya penyusunan 1.00
masterplan prasarana
perhubungan daerah
Terkoordinasinya penyusunan 1.00
masterplan pengendalian
sumber daya alam dan
lingkungan hidup

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 147


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
12 Program Terlaksananya Perencanaan 1 PAKET 200 Bappeda
Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan
Pembangunan bencana
Daerah Rawan
bencana
Terkoordinasinya penyusunan 1 PAKET
profile daerah rawan bencana
Terkoordinasinya 1 PAKET
pembangunan daerah rawan
bencana

II SEKRETARIAT
DAERAH
1 Program Upaya Terselenggaranya koordinasi 100% 5,500 SETDA
Kesehatan dan sosialisasi upaya
Masyarakat Kesehatan
2 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 96 SETDA
Penanggulangan dan sosialisasi Penanggulangan
Bencana Alam Bencana
3 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 7,250 SETDA
Peningkatan dan sosialisasi kehidupan
Kehidupan beragama
Beragama
4 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 1,800 SETDA
Peningkatan dan sosialisasi Pendidikan
Pendidikan Agama agama di Kab. Garut
5 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 330 SETDA
peningkatan dan jalinan kerjasama antar
Kerjasama Antar pemerintah daerah
Pemerintah Daerah
6 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 133 SETDA
Perlindungan dan sosialisasi ketenagakerjaan
Pengembangan di Kab. Garut
lembaga
ketenagakerjaan
7 Program Terselenggaranya pelayanan 100% 95 SETDA
Peningkatan dan publik untuk kesejahteraan
pengembangan masyarakat di Kab. Garut
keuangan daerah
8 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 750 SETDA
peningkatan dan sosialisasi serta jalin
Kerjasama Antar kerjasama antar lembaga
Lembaga lainnya lainnya di Kab. Garut
9 Program Terselenggaranya pelayanan 100% 225 SETDA
Pemberdayaan sosial dan kesejahteraan
kelembagaan masyarakat di Kab. Garut
kesejahteraan sosial
10 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 65 SETDA
Pemberdayaan olah dan pelaksanaan olah raga
raga masyarakat masyarakat di Kab. Garut
11 Program Meningkatnya disiplin pegawai 90% 325 SETDA
peningkatan Disiplin
Aparatur
12 Program Prosentase pegawai yang 85% 1,618 SETDA
peningkatan mencapai SKP diatas 75%
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
13 Program Efektivitas pelaksanaan tugas 100% 1,894 SETDA
peningkatan kedinasan Kepala Daerah dan
pelayanan Wakil
Kedinasan Kepala Kepala Daerah
Daerah/Wakil
Kepala Daerah

IV - 148 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
14 Program Pelayanan Meningkatnya pelayanan 100% 7,241 SETDA
Administrasi perkantoran
Perkantoran
15 Program Meningkatnya kelancaran 90% 5,064 SETDA
Peningkatan Sarana pelayanan pemerintahan
dan Prasarana
Aparatur
16 Program Penataan tersedianya kebijakan yang 2,150 SETDA
Peraturan berkualitas, transparan dan
Perundang- mudah di akses
undangan
jumlah koordinasi 5 Perkara SETDA
penyelesaian masalah
peratuiran perundang-
undangan
Jumlah fasilitasi sosialisasi 42 kec. SETDA
peraturan perundang-
undangan 42 kecamatan
Pembinaan desa/kelurahan 8 SETDA
sadar hukum desa/keluraha
n
Jumlah produk hukum yang 17 Perda, SETDA
disusun 20 Perbup,
450 Kepbup
evaluasi dan publikasi 2500 Buku SETDA
peraturan perundang- Perda,
undangan 30 Himp
Perbup,
290 Himp
Perda,
30 himp
kepbup,
45 Himp peruu
pusat,
2 dok evaluasi
perda
terlaksananya pengembangan 1 lokasi SETDA
sistem informasi manajemen
hukum
Terkumpulnya data Rupa bumi 1 dokumen SETDA
Kabupaten Garut rupabumi
17 Program 400 SETDA
Akuntabilitas
Kinerja
Terlaksananaya sosialisasi SKPD 200 SETDA
perbup tentang LAKIP
Terlaksananaya penyusunan 1 perbup 200 SETDA
kebijakan tentang LAKIP
18 Program Penataan 800 SETDA
Kelembagaan
Meningkatnya SDM, 33 SKPD 400 SETDA
Pemahaman Pegawai terhadap
Kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah
Meningkatnya SDM, 1 Paket 200 SETDA
Pemahaman Pegawai terhadap
Kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah
terwujudnya Penyusunan 8 SKPD 100 SETDA
Tugas Jabatan
Meningkatnya SDM, SKPD 100 SETDA
Pemahaman Pegawai terhadap

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 149


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Kelembagaan Organisasi
Perangkat Daerah
19 Program Penataan 300 SETDA
Tatalaksana
Tersedianya Hasil Evaluasi SOP 100%
penyelenggaraan Pelayanan
Publik dan Kinerja aparatur
Terlaksananya Monitoring 100%
Standar Pelayanan Minimal
20 Program Penataan 150 SETDA
Kualitas Pelayanan
Publik
Tersedianya data hasil survey 33 SKPD 42 50 SETDA
kepuasaan masyarakat KECAMATAN
terhadap UPP ( Unit Pelayanan
Publik)
Terwujudnya Pelayanan Prima 30 UKPP 100 SETDA
dalam penyelenggaraan
Pemerintah di Kab. Garut
21 Program Tingkat Ketersediaan dokumen 100% 65 SETDA
Peningkatan Pelaporan Kinerja
pengembangan
sistem pelaporan
dan capaian kinerja
dan keuangan
22 Program Jumlah dokumen Perencanaan 1 dok 45 SETDA
peningkatan diselesaikan tepat waktu
perencanaan SKPD
23 Program Jumlah kebijakan/produk 2 buah 619 SETDA
Peningkatan dan hukum sebagai dasar
pengembangan penyusunan Anggaran
pengelolaan
keuangan daerah
24 Program penataan jumlah Kebijakan Pemerintah 2 80 SETDA
kebijakan yang di koordinasikan
pemerintah daerah
25 program Jumlah paket Pengadaan 180 paket 1,450 SETDA
pengendalian Barang jasa yang difasilitasi
administrasi
pembangunan dan
pengadaan barang
jasa
26 Program - Terpenuhinya kebutuhan 100% 750 SETDA
Pelaksanaan petani akan pupuk bersubsidi
Kebijakan
Pemerintah Daerah
- Menguranginya beban
pengeluaran RTS Miskin
melalui pemenuhan sebagian
kebutuhan pangan beras.
27 Program Pembinaan peningkatan Kontribusi laba/ 5% 80 SETDA
BUMD dan Lembaga deviden dari BUMD ke PAD
Keuangan Non
Perbankan
28 Program Penegasan Terdeteksinya 8 titik koordinat SETDA
Batas Wilayah batas kecamatan calon DOB
Kab. Garut Selatan
29 Program Penataan Terwujudnya Daerah Otonomi 13 Kali Rapat 130 SETDA
Daerah Otonomi Baru
Baru
30 Program Terwujudnya sistem kinerja 100% 750 SETDA
Peningkatan sistem Pemerintahan yang
pengawasan efektif,efisien dan akuntable

IV - 150 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
internal dan
pengendalian
pelaksanaan
kebijakan KDH
31 Program Terwujudnya Pelayanan Kepala 100% 900 SETDA
peningkatan daerah/wakil kepala daerah
pelayanan yang maksimal
kedinasan Kepala
daerah/wakil kepala
daerah
32 Program Terbentuknya Kerjasama 7 Kesepakatan 80 SETDA
Peningkatan Daerah Bersama
kerjasama antar
pemerintah daerah
33 Program Kerjasama Terwujudnya Pemberdayaan 95% 2,489 SETDA
Informasi dan Potensi Media Informasi secara
media Massa maksimal sehingga tercipta
kerjasama yang terpadu antara
media Pers dan Pemerintah.
34 Program Tertib administrasi keuangan 8 Lap 269 SETDA
Peningkatan dan daerah
Pengembangan
Keuangan Daerah

III SEKRETARIAT DPRD


1 Program Prosentase aparatur 75.00 372 Setwan
peningkatan Sekretariat DPRD yang telah
kapasitas Sumber memenuhi syarat kompetensi
Daya Aparatur
Meningkatnya SDM Aparatur 75.00 18
Meningkatnya SDM Aparatur 75.00 325
Tertatanya Dokumen-Dokumen 75.00 29
Kepegawaian
2 Program Tersedianya dokumen 2.00 260 Setwan
peningkatan perencanaan kinerja dan
pengembangan keuangan
sistem laporan
capaian kinerja dan
keuangan
Tersusunya dokumen 2.00 57
perencanaan SKPD
Tersusunnya dokumen laporan 2.00 41
semesteran
Tersusunnya pelaporan 2.00 41
prognosis realisasi anggaran
yang akuntabel
Tersedianya bahan evaluasi 2.00 41
dan verifikasi
Tersusunnya Dokumen- 2.00 41
dokumen Perencanaan kinerja
SKPD
Tersusunnya Dokumen- 2.00 41
dokumen Pelaporan kinerja
SKPD
Tersusunya Dokumen 2.00 75
perencanaan SP dan SOP
Setwan
3 Program Rancangan Peraturan Daerah 10.00 15,994 Setwan
peningkatan yang disetujui dan ditetapkan
Kapasitas Lembaga menjadi Perda
Perwakilan Rakyat
Daerah

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 151


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terciptanya kepastian hukum 15.00 3,546
dalam penyelenggaraan
pemerintahan
Terlaksananya Sintegritas 36.00 320
dengan pemerintah Daerah
maupun aspirasi masyarakat
Terselenggaranya Rapat 215.00 867
Terselenggaranya Rapat rapat 25.00 882
Paripurna
Terwujudnya komunikasi yang 3.00 2,163
efektif dengan masyarakat
pemilih
Meningkatnya kapasitas 5.00 2,049
Pimpinan dan Anggota DPRD
Meningkatnya kapasitas 50.00 1,851
Pimpinan dan Anggota DPRD
Terlaksananya Pembayaran 50.00 964
Premi Asuransi
Meningkatnya kapasitas 50.00 3,353
Pimpinan dan Anggota DPRD

IV KEUANGAN
1 Program 391.08 DPPKA
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Fasilitas Pelatihan dan 70 orang 266 DPPKA
Perjalanan Dinas
Persentase bendahara dan PPK 77 SKPD 125 DPPKA
SKPD terdidik dan terlatih
2 Program 118 DPPKA
Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Tersedianya Laporan Kinerja 3 Dokumen 8 DPPKA
SKPD
Tersedianya data dan laporan 2 dokumen 110 DPPKA
keuangan yang akuntabel
3 Program 12,135 DPPKA
Peningkatan dan
Pengembangan
Keuangan Daerah
Meningkatnya kesadaran 1 Paket 144.18 DPPKA
masyarakat dalam membayar
Pajak dan
Retribusi Daerah
Terselenggaranya Rapat 12 Bulan 63.60 DPPKA
Rekonsiliasi dan Koordinasi
Dana
Perimbangan
Terciptanya Sistem dan 12 Bulan 95.20 DPPKA
Prosedur Keberatan dan
Pengaduan Pajak Daerah
Terlaksananya Monitoring 42 Kecamatan 362.28 DPPKA
penerimaan PBB P2
Perjalanan Dinas dalam 12 Bulan 100.00 DPPKA
Rangka Koordinasi dan
Rekonsiliasi Pajak
Tersedianya reward bagi 42 kecamatan 970.00 DPPKA
pelaksana pengelola PBB di
tingkat Desa dan Kecamatan

IV - 152 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terlaksananya Pemeliharaan Keg 164.19 DPPKA
Basis Data PBB
Tersedianya Aplikasi yang 1 unit 382.05 DPPKA
memadai
Sarana Administrasi PBB dan 20% 741.64 DPPKA
BPHTB
Pra Pemeriksaan Lapangan 42 Kecamatan 259.68 DPPKA
untuk Pelanggaran dan
Pengajuan keberatan
Penertiban Pelanggaraan Pajak 75 SKPD 508.13 DPPKA
Daerah
Meningkatkan Kesadaran 1 Dok 425.70 DPPKA
Masyarakat dalam membayar
Pajak Daerah
secara langsung
terlaksananya sistem 75 SKPD 370.89 DPPKA
penagihan yang optimal sesuai
dengan ketentuan
Terlaksananya kajian potensi 1 Dokumen 51.00 DPPKA
pajak daerah
Tersampaikannya SPPT, dan 42 Kecamatan 152.96 DPPKA
DHKP PBB-2P
Terselenggaranya Pengelolaan Keg 836.17 DPPKA
Pajak Daerah
Tersedianya DHKP PBB 2P 442 Desa 248.10 DPPKA
Tersedianya SPPT PBB 2P 13000 Objek 253.91 DPPKA
Pajak
Pemasangan Media Reklame 7 kecamatan 700.00 DPPKA
Terselenggaranya Sosialisasi 1 Paket 250.00 DPPKA
Aturan tentang Pajak Daerah
Terlaksananya proses 4 Dokumen 1,244 DPPKA
penyusunan rancangan
Peraturan Daerah
tentang APBD
Cetakan pengelolaan keuangan 75 SKPD 490 DPPKA
dari SIPKD
Tersedianya Perda LPP APBD 1 Dokumen 325 DPPKA
Tersedianya data, program dan 1 Dokumen 283 DPPKA
laporan keuangan yang
akuntabel
Tersedianya data, program dan 1 Dokumen 86 DPPKA
laporan neraca Pemda yang
akuntabel
Persentase Pegawai yang 10 orang 50 DPPKA
terlatih dan terdidik
JumlahDokumen SOP 1 SOP 75 DPPKA
perbendaharaan, SOP Belanja Pengelolaan
Pegawai, SOP Pengelolaan Kasda
Kasda
Jumlah Dokumen yang 109.385 1,157 DPPKA
dihasilkan Dokumen
Penetapan RKBMD/RKPBMD 75 SKPD 300 DPPKA
dan DKBMD/DKPBMD
Data Inventarisir Barang Milik 5 SKPD 150 DPPKA
Daerah
Sertifikat Tanah Milik 1 Data 300 DPPKA
Pemerintah Kabupaten Garut
Pemagaran dan Pemasangan 40 lokasi 100 DPPKA
Batas Tanah
Terciptanya Pemanfaatan 130 MoU 100 DPPKA
Barang Milik Daerah
Data TGR, Penghapusan dan 5 SKPD 150 DPPKA
Pemidahtanganan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 153


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Terwujudnya Sarana Informasi 1 Paket 145 DPPKA
tentang Pengadaan,
Penghapusan dan Kodefikasi
Barkode
Rekonsiliasi aset untuk 75 SKPD 100 DPPKA
penyusunan Laporan
Penggunaan BMD pada SKPD

V INSPEKTORAT
1 Program Presentase SKPD yang 100% 392 Inspektorat
Peningkatan menerapkan SAKIP
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
2 Program Persentase SKPD yang 100% 2,845 Inspektorat
Peningkatan Sistem mendapat pembinaan dan
Pengawasan pengawasan internal
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Persentase penyelesaian kasus 100% Inspektorat
khusus/pengaduan masyarakat
Pemukhtahiran data tindak 100% Inspektorat
lanjut hasil pengawasan
3 Program meningkatnya jumlah pegawai 100% 650.09 Inspektorat
Peningkatan yang memiliki keahlian di
Profesionalisme bidang pengawasan
Tenaga Pemeriksa
dan Aparatur
Pengawasan
meningkatnya jumlah pegawai 100% Inspektorat
yang memiliki keahlian di
bidang pengawasan
terlaksananya kenaikan 100% Inspektorat
pangkat JFA dan JFP2UPD
Terwujudnya kerjasama 100% Inspektorat
aparatur pengawasan
4 Program Penataan Tersusunnya program Kerja 100% 39.61 Inspektorat
dan Penyempurnaan Pengawasan Tahunan (PKPT)
Kebijakan Sistem
dan Prosedur
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah

VI KEPEGAWAIAN,
PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
1 Program Pembinaan 4,064 BKD
dan Pengembangan
Aparatur
Prosentase pejabat struktural 8% 2,352.27 BKD
yang mengikuti Diklat
kepemimpinan
Prosentase pegawai yang 1% 1,674.93 BKD
mengikuti Diklat Teknis
Fungsional
Prosentase pegawai yang lulus 85% 36.60 BKD
ujian kenaikan pangkat dan
ujian dinas

IV - 154 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
2 Program 4,220 BKD
Peningkatan
Kapasitas
Sumberdaya
Aparatur
Prosentase pegawai yang 85% 242.00 BKD
mencapai SKP diatas 75%
Jumlah pegawai yangmengikuti 8 orang 37.04 BKD
Bimbingan Teknis
Jumlah pegawai yang 2 orang 96.80 BKD
mengikuti pendidikan lanjutan
Prosentase CPNS yang lulus 95% 3,844.09 BKD
Diklat Prajabatan
3 Program 497 BKD
Peningkatan disiplin
pegawai
Jumlah SKPD yang 35 SKPD, 42 263.58 BKD
mendapatkan pembinaan Kecamatan
disiplin.
Penurunan jumlah pelanggar 13 orang 112.74 BKD
disiplin
Jumlah pegawai yang 300 orang 121.00 BKD
mendapatkan penghargaan
atas prestasi dan pengabdian
4 Program 255 BKD
Pembinaaan dan
pengembangan
aparatur
Updating data base pegawai 90% 210.49 BKD
Prosentase naskan pegawai 90% 44.29 BKD
yang disusun
5 Program Jumlah dokumen perencanaan 5 dokumen 66.55 BKD
Peningkatan Sistem dan pelaporan kinerja,
Pelaporan Capaian keuangan dan asset yang
Kinerja dan disusun
Keuangan
6 Program 2,106 BKD
Peningkatan
Kapasitas
Sumberdaya
Aparatur
Jumlah rapat koordinasi yang 12 kali 342.97 BKD
dilaksanakan
Rasio formasi CPNS yang terisi 90% 895.43 BKD
Rasio NIP NPNS yang selesai 90% 148.40 BKD
tepat waktu
Prosentase usulan kenaikan 90% 223.16 BKD
pangkat yang diselesaikan
Prosentase pegawai yang 95% 218.69 BKD
pensiun tepat waktu
Prosentase jabatan kosong 95% 201.31 BKD
yang terisi
Rasio calon praja yang diterima 1.3% 9.08 BKD
Rasio PNS usulan Karpeg, Karis 75% 67.27 BKD
dan Karsu dan Bapertarum
yang diselesaikan

VII PENANGGULANGAN
BENCANA
1 Program 1,672 BPBD
Pencegahan Dini
dan
Penanggulangan

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 155


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Korban Bencana
Alam
Terpenuhinya pemantauan dan 7 kasli 133 BPBD
penyebarluasan informasi Sosialisasi
potensi bencana alam
Terbentuknya pelajar 15 kali 133 BPBD
SMP/SMU sederajat peduli Sosialisasi
bencana di Kab. Garut
Terbentuknya relawan yang 3 simulasi 242 BPBD
tangguh untuk menghadapi
bencana alam di Kab. Garut
Tersedianya dokumen skenario 2 Gunung Api 466 BPBD
rencana kontijensi gunung api
papandayan dan gunung
guntur
Tersedianya dokumen skenario 7 Kec. Garsel 250 BPBD
rencana kontijensi Syunami
Tersedianya dokumen rencana 8 kl. 150 BPBD
Penanggulangan bencana Sosialisasi, 1
Buah Perbup
Desa/Kelurahan Tangguh 5 Desa/Kel. 298 BPBD
Bencana
2 Program 351 BPBD
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Meningkatnya Kinerja Aparatur 75 Orang 103 BPBD
yang berkompetensi dalam
analisis penilaian kerusakan
dan kerugian Pasca Bencana
Terbentuknya Tim reaksi Cepat 90 Orang 248 BPBD
(TRC) yang tangguh dalam
Penanggulangan Bencana di
kabupaten Garut.
3 Program Perbaikan 196 BPBD
Perumahan Akibat
Bencana
Alam/Sosial
Terpenuhinya pemantapan 3 Kec. 196 BPBD
struktur bangunan di kawasan
bencana melalui rumah siap
bangun pasca bencana
4 Program 918 BPBD
Perencanaan
Pembangunan
Daerah Rawan
Bencana
Terpenuhinya penyusunan 8 jenis/42 Kec. 182 BPBD
profile daerah rawan bencana
Terpenuhinya kebutuhan dan 6 Kec. 186 BPBD
data dalam penanggulangan
bencana
Terpenuhinya data laporan 28 buku 200 BPBD
hasil melalui monitoring,
evaluasi dan pelaporan
Terpenuhinya kepedulian 140 Orang 133 BPBD
masyarakat pada
penanggulangan bencana
Terpenuhinya pemantapan 150 orang 218 BPBD
struktur bangunan di kawasan
bencana

IV - 156 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
5 Program Terpenuhinya analisis 3 Kec. 455 BPBD
Pengembangan data/informasi perencanaan
Data/Informasi pembangunan di kawasan
rawan bencana

VIII KECAMATAN
1 Program Jumlah pelaksanaan 15 42,000 Kecamatan
Peningkatan kewenangan bupati yang
Pelayanan Terpadu dilimpahkan kepada camat
Kecamatan bidang perizinan dan non
perizinan
2 Program 2,808 Kecamatan
Peningkatan Sistem
pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
kebijakan KDH
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Kota Wetan
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Kota Kulon
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Regol
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Ciwalen
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Margawati
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Muara Sanding
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Pakuon
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Sukamantri
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Paminggir

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 157


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Cimuncang
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Sukanegla
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Sukagalih
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Pataruman
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Sukajaya
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Sukakarya
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Jaya Waras
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Pananjung
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Suci Kaler
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Lebak Jaya
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Karangmulya
Fasilitas dan Koordinasi 1 127 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Lengkongjaya
3 Program 1,108 Kecamatan
Peningkatan
Partisipasi

IV - 158 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Bidang Urusan 2017 SKPD


Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
Masyarakat Dalam
Membangun Desa
Pembinaan RT RW dan 1 82 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Kota kulon
Pembinaan RT RW dan 1 138 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Kota Wetan
Pembinaan RT RW dan 1 81 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Regol
Pembinaan RT RW dan 1 67 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Ciwalen
Pembinaan RT RW dan 1 48 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Muara Sanding
Pembinaan RT RW dan 1 68 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Pakuon
Pembinaan RT RW dan 1 53 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Sukamantri
Pembinaan RT RW dan 1 66 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Paminggir
Pembinaan RT RW dan 1 22 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Cimuncang
Pembinaan RT RW dan 1 19 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Sukanegla
Pembinaan RT RW dan 1 106 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Sukagalih
Pembinaan RT RW dan 1 42 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Pataruman
Pembinaan RT RW dan 1 42 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Sukajaya
Pembinaan RT RW dan 1 22 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Sukakarya
Pembinaan RT RW dan 1 67 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Jayawaras
Pembinaan RT RW dan 1 49 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Pananjung
Pembinaan RT RW dan 1 48 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Suci Kaler
Pembinaan RT RW dan 1 37 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Lebak Jaya
Pembinaan RT RW dan 1 27 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Karang Mulya
Pembinaan RT RW dan 1 24 Kecamatan
Lembaga Kemasyarakatan
Kelurahan Lengkong Jaya

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 159


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

4.3.11 Inovasi Kegiatan

Inovasi memegang peran penting dalam pembangunan daerah, berbagai


terobosan dan ide-ide segar dalam sistem birokrasi akan mendorong daerah
berkembang lebih maju. Inovasi merupakan faktor penting dalam mendukung
perkembangan ekonomi dan daya saing daerah. Oleh karena itu, inovasi menjadi
penting dalam sistem pemerintahan daerah.
Inovasi yang dilaksanakan oleh Kabupaten Garut dalam perencanaan
pembangunan daerah terdiri atas inovasi pada proses perencanaan dan inovasi
dalam kegiatan pembangunan daerah. Inovasi pada proses perencanaan
diantaranya yakni :
 pemanfaatan teknologi informasi terutama dalam pengumpulan penyusunan
program dan usulan kegiatan.
 Proses perencanaan yang lebih partisipatif melalui tatap muka langsung
dengan masyarakat dan stakeholder pembangunan daerah
 Proses musyawarah perencanaan di tingkat desa dan kecamatan yang lebih
kolaboratif; serta
 pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terkoordinasi (holistik)
dengan pemilihan kebijakan prioritas yang ingin dicapai secara terintegrasi
dan mempertimbangkan aspek spasial wilayah.
Sementara itu, inovasi dalam kegiatan pembangunan daerah dilaksanakan
dalam rangka pencapaian pembangunan daerah yang berorientasi kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik yang prima serta
peningkatan daya saing daerah.

A. Inovasi Pada Proses Perencanaan


1. Sistem Informasi Penyusunan Usulan Perencaanaan Secara Online
Melalui Aplikasi “GARUT PLAN”

GARUT PLAN adalah suatu sistem aplikasi berbasis teknologi informasi


secara online untuk mendukung proses penyusunan perencanaan pembangunan
Kabupaten Garut yang efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan,
sehingga diharapkan proses perencanaan pembangunan mulai dari pengumpulan
hingga pengolahan data mampu menghasilkan informasi yang akurat, relevan
serta tepat waktu.
GARUT PLAN dikembangkan untuk meningkatkan kualitas sistem
perencanaan pembangunan Kabupaten Garut dalam melakukan entri program

IV - 160 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

dan kegiatan pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Garut


berdasarkan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memuat hasil
pelaksanaan Musrenbang RKPD di tingkat Kecamatan dan masukan pokok-pokok
pikiran DPRD terhadap berbagai usulan yang telah masuk tahap entry kemudian
dilakukan verifikasi dan persetujuan usulan program dan kegiatan melalui
Bidang-Bidang perencanaan pada Bappeda Kabupaten Garut berdasarkan
prioritas pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut Tahun 2014-2019.
Melalui penerapan Aplikasi GARUT PLAN, maka penyusunan rencana
program dan kegiatan pada RKPD dapat memiliki manfaat dari sisi transparansi,
keamanan, satu pintu dan bersifat real time.

Gambar 4.5 “GARUT PLAN”

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 161


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

2. Dialog Pembangunan Saba Desa


Dialog pembangunan “Saba Desa” merupakan kegiatan penjaringan aspirasi
masyarakat secara tatap langsung antara Bupati Garut dengan masyarakat yang
di lakukan di 3 kecamatan dan disiarkan secara langsung (live) melalui radio
dengan dialog interaktif bagi masyarakat lainnya.
Sebagai nara sumber pada acara tersebut melibatkan pula unsur Camat,
Kepala SKPD, Direktur Rumah Sakit, PDAM, maupun BUMD, dengan peserta
meliputi aparatur kecamatan, seluruh kepala desa, seluruh ketua RT/RW, BPD,
LPM, PKK, Ormas/LSM, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh
wanita, kepala UPTD, kepala Puskesmas, kepala sekolah, Guru, Pelajar dan
Mahasiswa.
Sebagai tindak lanjut dari dialog “Saba Desa”, maka semua usulan, saran dan
pendapat serta keluhan yang disampaikan oleh masyarakat dicatat untuk
dijadikan bahan masukan penyempurnaan Rencana Kerja SKPD.

3. Penentuan Skala Prioritas Usulan Kegiatan Menggunakan Metode Meta


Plan
Metode “Meta Plan” merupakan salah satu metode untuk penentuan skala
prioritas kegiatan dari hasil musrenbang tingkat desa/kelurahan yang diwali
dengan menyeleksi dan memilih 3 (tiga) prioritas kegiatan berdasarkan

IV - 162 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

kesepakatan dari masing-masing desa berdasarkan proses skoring dari setiap


kegiatan dengan nilai antara 0 sampai 5 dengan kategori sangat penting sekali,
penting, cukup penting, kurang penting, dan tidak penting.
Selanjutnya, ditetapkan kegiatan yang bernilai besar berdasarkan peringkat
dan diberikan makro skoring bernilai antara 0 sampai 5, dengan kategori nilai
tambah, rantai nilai, model usaha, majemen dan pengelolaan.
Dengan menggunakan metode “Meta Plan” tersebut, dari usulan pada
musrenbang desa/kelurahan dapat dilakukan penajaman kegiatan prioritas
untuk ditetapkan dan disepakati bersama sebagai prioritas Rencana
Pembangunan Tingkat Kecamatan (RPTK) yang akan diusulkan pada RKPD Tahun
2017 dan hasilnya dapat diterima setiap unsur pemangku kepentingan tanpa
adanya konflik meskipun usulannya tidak terakomodir.
Musrenbang ini dilaksanakan dengan menggunakan 3 metode, yaitu
partisipatif, metaplan dan logical framework approach, 3 metode tersebut
diterapkan kaena pembangunan diharapkan pada pilihan-pilihan yang semakin
kompleks dan sulit, sehingga dibutuhkan consensus diantara pelaku dan agenda
yang semakin kompleks dan sulit, sehingga dibutuhkan konsensus di antara
pelaku dan agenda yang semakin kolaburatif untukuntuk penyusunan rencana
tindakannya. Partisipatif artinya seluruh pelaku pembangunan harus terlibat
dalam proses diagnose-perencanaan-pelaksanaan-pengendalian. Mereka bukan
skedar peserta lokakarya dan responden wawancara, akan tetapi harus
merupakan bagian dari kelompok kerja. Metaplan merupakan diskusi dengan
penuliskan gagasan/program pada kartu, sehingga memungkinkan banyak
program muncul secara terstruktur, sedangkan logical framework approach
adalah analisis terhadap program yang di tulis berdasarkan logika sebab akibat.
Isu penting diterjemahkan ke dalam pohon tujuan dan hasil analisis
diterjemahkan ke dalam tahap-tahap perencanaan.
Sedangan pelaksanaannya terdiri atas 3 tahapan, yaitu: macro screening,
macro scoring dan matrdik kegiatan. macro screening bertujuan untuk menyeleksi
dari sekian banyak program desa/ kelurahan menjadi ± 2 program kegiatan,
ditulis di kartu metaplan, dan di tempelkan pada papan kertas yang telah di
sediakan sesuai dengan kategorinya, yaitu : (1) potensi sumber daya alam, (2)
potensi sumber daya manusia, (3) teknologi dan infrastruktur pendukung, dan (4)
kebutuhan pasar. Setelah itu, setiap item program kegiatan disusun di kolom
pada tahapan macro scoring. Kolom scoring terdiri dari 5 kategori, yaitu : (1) nilai

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 163


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

tambah, (2) rantai nilai, (3) Model usaha, (4) manajemen, dan (5) lembaga
pengelola. Setiap kolom scoring di beri nilai antara 0 (Tidak penting) sampai 5
(sangat penting sekali). Kemudian pada masing-masing program nilainya
dijumlahkan. Nilai terbesar di tiap-tiap desa/kelurahan diberikan peringkat
kemudian dimasukan ke dalam matriks kegiatan disusun berdasarkan peringkat
tersebut. Pada matriks kegiatan terdiri dari atas kolom program, volume, lembaga
terkait, kontribusi, estimasi biaya, dan waktu (start up program).

PARTI
MACRO SIPATI
SCREENING F

MACRO META
SCORING PLAN

MATRIK LOGICAL
KEGIATAN FRAME
WORK
APPROCH

Gambar 4.6 Kerangka Kerja Meta Plan

4. Inovasi Kegiatan “Penajaman dan Penyepakatan Prioritas Kecamatan


Pagu Indikatif “RPTK 1 Miliar”

Pembahasan lebih lanjut terhadap penetapan dan penyepakatan prioritas


Rencana Pembangunan Tahunan Tingkat Kecamatan (RPTK) yang dihasilkan dari
Musrenbang tingkat Kecamatan yang akan diakomodir dalam RKPD Tahun 2017
melalui Inovasi pagu indikatif “RPTK 1 Miliar” per kecamatan.
Dilakukan pembahasan bersama (desk) dan asistensi setiap kecamatan
dengan unsur SKPD yang dituju, dan unsur perencana Bidang pada Bappeda
Kabupaten Garut

B. Inovasi Program Pembangunan Daerah


Dalam rangka percepatan pembangunan daerah yang berorientasi kepada
peningkatan kesejahteraan masyarakat, pelayanan publik yang prima, dan
peningkatan daya saing daerah, pemerintah Kabupaten Garut telah menerapkan
perencanaan pembangunan dengan pendekatan holistik, tematik, integratif dan

IV - 164 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

spasial. Melalui pendekatan tersebut, pada perencanaan RKPD Tahun 2017 mulai
dilaksanakan inovasi pembangunan “Amazing Garut” yang diarahkan pada
pencapaian 3 Pilar pembangunan yaitu Peningkatan Kepuasan Masyarakat,
Peningkatan IPM, dan Pencapaian WTP, sebagaimana digambarkan sebagai
berikut :

Gambar 4.7 Pilar Pembangunan “Amazing Garut”

“Amazing Garut” ini merupakan inovasi pembangunan daerah untuk


mendorong pelaksanaan kegiatan prioritas yang dapat meningkatkan kepuasan
masyarakat terhadap penyediaan berbagai fasilitas public ditengah terbatasnya
kapasitas rill keuangan daerah yang di poyeksikan sebesar Rp. 582,73 Milyar
pada tahun 2017 untuk mendanai pembangunan daerah.
Pendekatan holistik dalam pelaksanaan Amazing Garut ini dilaksanakan
melalui perencanaan yang terkoordinasi secara multi-sektor, multi-stakeholder
dan multi-SKPD berdasarkan tema pencapaian yang terjabarkan dalam 3 Pilar
Pembangunan “Amazing Garut”.
“Amazing Garut” ini juga direncanakan secara terintegrasi (integratif)
karena sebagai contoh dalam pencapaian peningkatan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) misalnya dalam kaitan Penataan Kota ini dibutuhkan program

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 165


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

dan kegiatan yang saling terintegrasi antara satu sama lain (kombinasi program
dan kegiatan) melalui Penerapan konsep perencanaan yang integratife pada
kegiatan “Amazing Garut” diantaranya terkait upaya peningkatan kepuasan
masyarakat dalam penataan kota yang dilakukan penataan Pedagang Kaki Lima
oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Industri, Pengendalian Banjir oleh Dinas Sumber Daya Alam dan
Pertambangan serta Pembangunan PJU oleh Dinas Lingkungan Hidup,
Kebersihan dan Pertamanan.
Konsep spasial dalam Amazing Garut dalam pilar IKM, utamanya adalah
pembangunan jalan baru di wilayah tengah-utara dan peningkatan kualitas jalan
di wilayah selatan Kabupaten Garut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan jalan baru di wilayah tengah-utara bertujuan untuk meningkatkan
akses ke tempat wisata Kabupaten Garut yakni Cipanas, Situ Bagendit, Situ
Cangkuang, Taman Satwa Cikembulan. Pembangunan jalan baru tersebut juga
ditujukan untuk mengatasi persoalan kemacetan di ruas-ruas jalan di wilayah
Balubur Limbangan, Malangbong, Kadungora dan Leles. Sebagaimana di sajikan
dalam gambar 4.8 Peta Rencana Pembangunan Jalan Baru Tahun 2014-2019.

IV - 166 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Gambar 4.8 Peta Rencana Pembangunan Jalan Baru Tahun 2014-2019

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 IV - 167


BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Rencana program dan kegiatan RKPD Tahun 2017 disusun dengan sumber
pendanaan dari dana APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Rencana
program dan kegiatan didapatkan melalui serangkaian mekanisme Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), yang kemudian diverifikasi dan
disepakati sebagai usulan prioritas program dan kegiatan untuk tahun 2017.
Penyusunan rencana dilakukan melalui pendekatan perencanaan komprehensif
yang meliputi pendekatan partisipatif, teknokratis, politik, atas bawah (top down)
dan bawah atas (bottom up), dalam rangka menjawab permasalahan dan
mendukung pencapaian target sasaran RPJMD tahun 2014-2019 melalui prioritas
yang telah ditetapkan dalam RKPD Tahun 2017.

Matriks rencana program dan kegiatan pemerintah Kabupaten Garut


Tahun 2017 disajikan secara terperinci dalam tabel 5.1 tentang Rencana Program
dan Kegiatan Prioritas Daerah berikut.

Tabel 5.1
Matrik Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2017

(TERLAMPIR)

Rencana program dan kegiatan RKPD Tahun 2017, memuat sebanyak 377
program dan 2.531 kegiatan, dengan komposisi terbesar pada fisik sebesar Rp.
1.709.663.160.428,- (52,73%), disusul bidang sosial budaya sebesar Rp.
853.747.651.441,- (26,33%), bidang Ekonomi sebesar Rp. 498.605.097.679,-
(15,38%), dan bidang Pemerintahan sebesar Rp. 180.365.261.234,- 5,56%).
Ringkasan rencana program dan kegiatan berdasarkan bidang perencanaan
pembangunan daerah kabupaten Garut disajikan sebagai berikut :

V-1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Tabel 5.2
Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2017
Menurut Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah

Sumber Rasio
Jml Jml APBN/
No Bidang APBD II APBD I Dana Total Anggaran
Program Kegiatan PHLN
Lainnya (%)

SOSIAL
1 92 492 359,90 195,19 291,52 7,14 853,75 26,33%
BUDAYA

2 EKONOMI 114 623 216,42 108,49 167,15 6,55 498,61 15,38%

3 FISIK 64 784 426,86 790,23 492,57 0,00 1709,66 52,73%

4 PEMERINTAHAN 107 632 160,81 18,11 1,45 0,00 180,37 5,56%

JUMLAH 377 2531 1164,00 1112,01 952,68 13,69 3242,38 100,00%

Keterangan : Dalam Miliar Rupiah

V-2 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


BAB VI
PENUTUP

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Garut Tahun 2017


merupakan penjabaran tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 yang memuat rancangan
kerangka ekonomi, prioritas pembangunan, rencana kerja dan pendanaan
indikatif. RKPD Kabupaten Garut menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana
Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (RENJA SKPD) Kabupaten Garut.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang disepakati harus menjadi acuan


bagi SKPD maupun masyarakat termasuk dunia usaha sehingga tercapai
sinergitas dalam pelaksanaan program pembangunan. Untuk itu perlu ditetapkan
kaidah-kaidah pelaksanaannya sebagai berikut:

1. Bagi SKPD, RKPD Tahun 2017 merupakan acuan dan pedoman dalam
menyusun kebijakan publik, baik yang berupa kerangka regulasi maupun
kerangka anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Tahun Anggaran 2017.

2. Untuk mengupayakan keterpaduan, sinkronisasi, dan harmonisasi


pelaksanaan setiap program, maka dalam rangka koordinasi perencanaan
masing-masing instansi daerah perlu membuat Renja SKPD Tahun 2017
sebagai berikut :

a. Dalam membuat Renja SKPD, wajib melakukan penyaringan aspirasi


masyarakat dan dunia usaha dalam forum-forum SKPD, konsultasi
publik, dengan pendapat publik (public hearing) atau forum lintas
pelaku sesuai dengan kebutuhannnya masing-masing;

b. Uraian penggunaan APBD Tahun anggaran 2017, yang merupakan


program untuk mencapai prioritas pembangunan daerah, berupa
kerangka regulasi sesuai dengan kewenangannya;

c. Uraian rencana penggunaan APBD Tahun anggaran 2017, yang


merupakan program untuk mencapai prioritas pembangunan daerah,
berupa kerangka anggaran sesuai dengan kewenangannya;

VI - 1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

d. Uraian sebagaimana yang dimaksud butir b di atas, perlu juga


menguraikan kewenangan pengguna anggaran yang bersangkutan,
sebagai tugas pemerintah daerah, atau sebagai tugas pembantuan yang
diterima pemerintah kabupaten dari pemerintah provinsi atau
pemerintah pusat;

e. Penyusunan dan penyampaian rancangan APBD Tahun anggaran 2017


yang berasal dari masing-masing SKPD, yang melaksanakan langsung
sebagai kewenangan daerah, atau sebagai tugas pembantuan yang
diterima dari pemerintah provinsi atau pemerintah pusat.

3. Untuk menjaga efektifitas pelaksanaan program, setiap SKPD melakukan


pemantauan pelaksanaan kegiatan, melakukan tindakan koreksi yang
diperlukan dan melaporkan hasil-hasil pemantauan secara berkala 3 (tiga)
bulanan kepada Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

4. Pada akhir Tahun Anggaran 2017, setiap SKPD wajib melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian sasaran
kegiatan yang ditetapkan, maupun kesesuaiannya dengan rencana alokasi
anggaran yang ditetapkan dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan
APBD dan peraturan-peraturan lainnya.

5. Masyarakat luas dapat berperan serta seluas-luasnya dalam hal:

a. Pelaksanaan program-program berdasarkan rancangan peran serta


masyarakat dalam kegiatan yang bersangkutan, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Pengawasan pelaksanaan kebijakan dan kegiatan dalam program-


program pembangunan yang direncanakan.

Dalam rangka pencapaian sasaran program-program yang direncanakan


dalam RKPD, seluruh jajaran pemerintah daerah hendaknya menerapkan prinsip-
prinsip efisien, efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif dalam
melaksanakan kegiatannya. Pelaksanaan semua kegiatan, baik dalam “kerangka
regulasi” maupun dalam “kerangka anggaran” (budget intervention), penting untuk
memperhatikan keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan, baik diantaranya

VI - 2 RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017


PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

kegiatan dalam satu program maupun kegiatan antar program, dalam satu
instansi dan antar instansi, dengan tetap memperhatikan
peran/tanggungjawab/tugas yang melekat pada masing-masing Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

B U P A T I G A R U T,

ttd

RUDY GUNAWAN

RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 VI - 3


䈀䄀䐀䄀一 
倀䔀刀䔀一䌀䄀一䄀䄀一 倀䔀䴀䈀䄀一䜀唀一䄀一 
䐀䄀䔀刀䄀䠀
䬀䄀䈀唀 倀䄀吀䔀一  䜀 䄀刀唀 吀
吀䄀䠀 唀一  
㈀ ㄀㘀

Anda mungkin juga menyukai