倀䔀䴀䔀刀䤀一吀䄀䠀 䐀䄀䔀刀䄀䠀
䬀䄀䈀唀倀䄀吀䔀一
䜀䄀刀唀吀
吀䄀䠀 唀一
㈀ 㜀
䈀唀 䬀唀 䤀
ᰠ倀攀渀最甀愀琀愀渀 䤀
渀昀爀愀猀琀爀甀欀琀甀爀 圀椀氀愀礀愀栀
搀愀渀 倀攀渀最攀洀戀愀渀最愀渀 䔀欀漀渀漀洀椀
䬀攀爀愀欀礀愀琀愀渀
䜀甀渀愀 䴀攀眀甀樀甀搀欀愀渀 䴀愀猀礀愀爀愀欀愀琀 䜀愀爀甀琀
礀愀渀最 䈀攀爀洀愀爀琀愀戀愀琀Ⰰ
一礀愀洀愀渀 搀愀渀 匀攀樀
愀栀琀攀爀愀ᴠ
倀䔀䴀 䔀刀䤀
一吀䄀䠀 䬀䄀䈀唀倀䄀吀䔀一
䜀䄀刀唀吀
吀䄀䠀唀一 ㈀ 㘀
BUPATI GARUT
PERATURAN BUPATI GARUT
TENTANG
BUPATI GARUT,
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupate Garut
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang
tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber-sumber daya yang
tersedia.
4. Pembangunan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua unsur masyarakat
Kabupaten Garut dalam rangka mencapai visi dan misi daerah.
5. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Garut, yang
selanjutnya disebut RPJMD Kabupaten Garut adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun sejak tahun 2014 sampai tahun
2019.
6. Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Garut Tahun 2017, yang selanjutnya
disebut RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 adalah dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
7. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Garut Tahun 2017, yang
selanjutnya disebut Renja SKPD Tahun 2017 adalah dokumen perencanaan
pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) tahun.
8. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat
Daerah pada Pemerintah Kabupaten Garut.
9. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
10. Misi adalah rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
11. Strategi adalah langkah-Iangkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi.
12. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mencapai
tujuan.
13. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh
alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh SKPD.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten
Garut Tahun 2014-2019, serta disusun berdasarkan usulan-usulan program dan
kegiatan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten
Garut.
(2) RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku
untuk 1 (satu) tahun.
(3) RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dengan tujuan untuk menjadi pedoman bagi :
a. Penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
b. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2017.
c. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD)
Tahun 2017.
6
BAB III
PELAKSANAAN
Pasal 3
SKPD melaksanakan program dalam RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 yang
dituangkan daiam Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
Pasal 4
SKPD dapat melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Bappeda Kabupaten Garut
dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
Pasal 5
Bappeda Kabupaten Garut menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan
pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing SKPD sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
Pasal 6
RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017 adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 7
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini
dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Garut.
Ditetapkan di G a r u t
Pada tanggal 20 Mei 2016
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN
Diundangkan di G a r u t
Pada tanggal 20 Mei 2016
ttd
DAFTAR ISI
i
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
ii
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
iii
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DAFTAR TABEL
v
Tabel 3.8 Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2016 s.d Tahun 2017 ............. III-24
Tabel 3.9 Proyeksi Target Pembiayaan Daerah Tahun 2016 s.d 2017 ...... III-26
Tabel 3.10 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Tahun 2016 s.d 2017. III-24
Tabel 4.1 Hubungan Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan ................. IV-2
Tabel 4.2 Target Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2017 ............................ IV-4
Tabel 4.3 Penjabaran Visi, Misi,Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Garut Berdasarkan RPJMD Kab. Garut Tahun
2014 – 2019 ............................................................................ IV-15
Tabel 4.4 Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Pembangunan
Provinsi Jawa Barat Dengan Prioritas Pembangunan di Kabupaten
Garut Tahun 2017 .................................................................... IV-25
Tabel 4.5 Penjelasan Keterkaitan Isu Strategis Dengan Prioritas Pembangunan
Daerah Tahun 2017 ................................................................. IV-75
Tabel 4.6 Penjelasan Program dan Indikator Kinerja Pembangunan
Daerah Tahun 2017 ................................................................. IV-99
Tabel 5.1 Matrik Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Tahun 2017 ................................................................................ V-1
Tabel 5.2 Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2016
Menurut Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah ................ V-2
vi
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Kondisi Curah Hujan Wilayah Kabupaten Garut ........................ II-8
Gambar 2.7 Rencana Kawasan Strategis Wilayah Kabupaten Garut .............. II-10
Gambar 2.9 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Garut .................. II-12
Gambar 2.10 Piramida Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2015 .................... II-13
Gambar 2.11 Piramida Penduduk Kabupaten Garut Tahun 2015 .................... II-13
Gambar 2.13 LPE Menurut Lapangan Usaha Tahun 2015 ............................... II-17
Gambar 2.14 Perkembangan PDRB Kabupaten Garut Tahun 2015 ................. II-18
Gambar 2.17 Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional
Tahun 2009-2015 ....................................................................... II-22
Gambar 2.22 Kondisi Panjang Jalan Kabupaten Tahun 2010-2015 ................. II-48
Gambar 2.23 Kondisi Saluran Irigasi Teknis Pemerintah Tahun 2015 ............. II-49
ix
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Gambar 3.1 Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional
................................................................................................... III-9
Gambar 4.2 Tematik Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan Jawa Barat ........ IV-32
Gambar 4.6 Peta Rencana Pembangunan Jalan Baru Tahun 2014-2019 ..... IV-167
x
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI GARUT
NOMOR : 12 TAHUN 2016
TANGGAL : 20 MEI 2016
TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH
(RKPD) KABUPATEN GARUT TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
I-1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Bab I Pendahuluan
Memuat gambaran umum penyusunan RKPD.
1.1. Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses
penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun rencana dalam
periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen RKPD
dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta
tindaklanjutnya dalam proses penyusunan RAPBD.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Memberikan uraian ringkas tentang peraturan perundang-
undangan yang memuat ketentuan secara langsung terkait
penyusunan RKPD.
1.3. Hubungan Antar Dokumen
Menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang
relevan.
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD terkait
dengan pengaturan bab serta garis besar isi setiap bab di
dalamnya.
1.5. Maksud dan Tujuan
Berisi uraian ringkas tentang maksud, tujuan dan sasaran
penyusunan dokumen RKPD.
Bab II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintahan.
2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah
Bagian ini menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran
umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi,
aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum, dan
aspek daya saing daerah.
2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun
Berjalan dan Realisasi RPJMD.
Mencakup telaahan terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan
pencapaian kinerja pembangunan daerah, berdasarkan rekapitulasi
hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan RKPD tahun lalu
dan realisasi RPJMD.
Bab VI Penutup
Memuat kaidah pelaksanaan dan penegasan dalam menerapkan RKPD
serta tindak lanjut yang perlu dilaksanakan oleh SKPD dan pelaku
pembangunan lainnya.
Tabel 2.1
Jumlah Desa/Kelurahan, Rukun Warga dan Rukun Tetangga Menurut
Kecamatan di Kabupaten Garut Tahun 2015
Jumlah
Jumlah
Jumlah Rukun
No. Kecamatan Jumlah Desa Rukun Warga
Kelurahan Tetangga
(RW)
(RT)
1. Cisewu - 9 70 260
2. Caringin - 6 54 225
3. Talegong - 7 54 246
5. Mekarmukti - 5 48 158
6. Pamulihan - 5 33 136
9. Pameungpeuk - 8 98 288
Jumlah
Jumlah
Jumlah Rukun
No. Kecamatan Jumlah Desa Rukun Warga
Kelurahan Tetangga
(RW)
(RT)
26. Garut Kota 11 - 209 927
b. Kondisi Topografi
Kabupaten Garut memiliki karakteristik topografi yang beragam. Daerah
sebelah utara, timur dan barat secara umum merupakan daerah dataran tinggi
dengan kondisi berbukit-bukit dan pegunungan sedangkan daerah sebelah
selatan sebagian besar permukaan tanahnya memiliki kemiringan yang cukup
curam. Ditinjau dari kemiringan lahan, luas wilayah yang memiliki kemiringan
antara 0°-2° adalah seluas 32.229 ha atau 10,51%; kemiringan antara 2°-15°
adalah seluas 38.097 ha atau 12,43%; kemiringan antara 15°-40° adalah seluas
110.326 ha atau 35,99%; lahan dengan kemiringan diatas 40° adalah seluas
125.867 ha atau 41,06% dari luas wilayah Kabupaten Garut.
c. Kondisi Geologi
Kondisi geologi wilayah Kabupaten Garut, secara fisiografi termasuk dalam
Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat dan Zona Bandung dengan bentang alam
yang dibagi empat satuan morfologi yaitu kerucut gunung api, perbukitan berelief
kasar, perbukitan berelief halus dan pedataran. Stratigrafi daerah tersusun oleh
batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan terobosan dengan struktur geologi
adalah lipatan, sesar dan kekar. Jenis tanahnya secara garis besar meliputi jenis
tanah aluvial, asosiasi andosol, asosiasi litosol, asosiasi mediteran, asosiasi
podsolik, dan asosiasi regosol. Jenis tanah podsolik merah kekuning-kuningan,
podsolik kuning dan regosol merupakan bagian paling luas dijumpai di wilayah
Kabupaten Garut, terutama di bagian selatan, sedangkan bagian utara didomiasi
oleh jenis tanah andosol.
d. Kondisi Hidrologi
Di wilayah Kabupaten Garut terdapat 33 buah sungai dengan 101 buah anak
sungainya dengan panjang seluruhnya 1.403,35 km. Berdasarkan arah alirannya,
sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua Daerah Aliran
Sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah
Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah Aliran Utara
merupakan DAS Cimanuk Bagian Utara, sedangkan Daerah Aliran Selatan
merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Daerah aliran selatan pada
umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan
daerah aliran utara.
Mata air tanah yang terdapat di Kabupaten Garut berjumlah 12 titik utama
lokasi mata air. Debit mata air terbesar terletak di lokasi mata air Cibuyutan Desa
Lewobaru Kecamatan Malangbong yaitu sebesar 700 liter perdetik.
e. Kondisi Klimatologi
Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikategorikan sebagai
daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af
sampai Am dari klasifikasi iklim Koppen. Iklim dan cuaca di Kabupaten Garut
dipengaruhi tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal
circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung dibagian tengah
Jawa Barat, dan elevasi topografi di Bandung.
Curah hujan rata-rata harian di sekitar Garut berkisar antara 13,6 mm - 27,7
mm atau sekitar 2.589 mm curah hujan rata-rata tahunan dengan bulan basah
9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan
curah hujan rata-rata tahunan mencapai 3.500-4.000 mm. Variasi temperatur
bulanan berkisar antara 24°C-27°C. Besaran angka penguap keringatan
(evapotranspirasi) adalah 1.572 mm/tahun.
Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang
membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada
musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah
Australia yang terletak di tenggara.
f. Penggunaan Lahan
Tabel 2.2
Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kabupaten Garut
Tahun 2015
2014 2015
Rincian
Ha % Ha %
I Sawah 48.300
2014 2015
Rincian
Ha % Ha %
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Garut, Tahun 2015.
Ditinjau dari rencana pola ruang wilayah Kabupaten, target alokasi luasan
Kawasan Lindung mencapai sebesar 84,99% sehingga pelaksanaan kegiatan
pembangunan daerah harus tetap dalam koridor daya dukung lingkungan dan
oleh karenanya keseimbangan alokasi ruang antara kawasan budidaya dan
kawasan lindung merupakan prasyarat yang tetap dibutuhkan.
Pada tahun 2015 jumlah kasus kejadian bencana berupa tanah longsor
mencapai sebanyak 26 buah kasus, Menurun dibandingkan pada tahun 2014
sebanyak 43 kasus. Demikian halnya dengan jenis angin puting beliung pada
tahun 2015 sebanyak 28 kasus menurun dibandingkan tahun 2014 sebanyak 36
kasus. Bencana banjir yang tercatat pada tahun 2015 sebanyak 7 kasus
mengalami penurunan dari tahun 2014 sebanyak 20 kasus.
peningkatan sekitar 7 orang per km2 bila dibandingkan dengan tingkat kepadatan
penduduk pada Tahun 2014 rata-rata sebesar 822 jiwa/ km2.
Jiwa/Km2
2.500.000 810
796
Jiwa
800
2.450.000
783 790
2.400.000 780
770
2.350.000
760
2.407.086 2.445.911 2.485.732 2.502.410 2.526.186 2.548.723
2.300.000 750
2010 2011 2012 2013 2014 2015
75 +
70 - 74 Perempuan
65 - 69
60 - 64 Laki-laki
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 -14
05 - 09
00 - 04
150.000 100.000 50.000 0 50.000 100.000 150.000
75 +
Perempuan
70 - 74
65 - 69
60 - 64 Laki-laki
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 -14
05 - 09
00 - 04
200.000 150.000 100.000 50.000 0 50.000 100.000 150.000
7
6,48
6,5 6,49 6,21
6,2
Laju Pertumbuhan konomi (%)
4 4,19
3,5
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Axis Title
Gambar 2.12 Perbandingan LPE Garut, Jawa Barat dan Nasional Tahun
2010-2015
Persentase (%)
30 4,00
25
3,00
20
15 2,00
10
31,82 1,00
5
25,47 28,11 30,36 30,54 40,45
33,69 37,09
0 25,47 26,73 27,82 29,14 0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015***
tumbuhnya nilai tambah yang dihitung atas dasar harga konstan sebesar 5,64%.
Kemudian disusul kategori Industri pengolahan sebesar 7,28%, dan konstruksi
sebesar 5,83%.
c. PDRB Perkapita
Pada periode 2010-2014 perkembangan pendapatan perkapita Kabupaten
Garut tampak cukup mengagumkan, dengan pertumbuhan di atas 6,5%. Pada
tahun 2014 pertumbuhan pendapatan perkapita Kabupaten Garut sebesar 9,05%
atau dari semula Rp 13.462.027 menjadi Rp 14.680.308. Peningkatan ini dapat
di katakan cukup tinggi karena levelnya berada diatas laju inflasi yang terjadi di
Kabupaten Garut, yakni sebesar 8,09% sepanjang tahun 2014.
18,00 12,00
16,00 9,82 9,05
9,11 6,86 10,00
14,00 8,10
Persentase (%)
Juta Rupiah
12,00 8,00
10,00
6,00
8,00
6,00 11,64 12,09 12,49 4,00
10,51 10,91 11,23
4,00
2,00
2,00
10,51 11,47 12,26 13,46 14,68 15,87
0,00 0,00
2010 2011 2012 2013 2014 2015***
d. Indeks Gini
Otonomi daerah bertujuan untuk mencapai ekonomi yang berkeadilan. Salah
satu fungsi mendasar dari pemerintah adalah fungsi redistribusi melaui intervensi
kebijakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk meminimalisasi
ketimpangan ekonomi yang terjadi di masyarakat ketika terjadi mekanisme pasar
yang tidak peduli dengan keadilan ekonomi (equity).
Pada 2014, nilai indeks gini Kabupaten Garut mencapai sebesar 0,33 sedikit
mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,309 dan masih dikategorikan
kedalam kelompok ketimpangan “ringan” karena nilai Indeks Gini pada periode
tersebut berada pada angka di bawah 0,4. Apabila dibandingkan dengan Provinsi
Jawa Barat sebesar 0,4 dan Nasional sebesar 0,41, maka capaian Indeks gini pada
Tahun 2014 relatif lebih baik karena pencapaiannya lebih rendah.
Jika dihubungkan dengan pengeluaran per kapita yang masih relatif rendah,
maka dapat dikatakan bahwa pendapatan masyarakat Garut cenderung merata
di level menengah bawah. Kondisi tersebut juga didukung oleh data hasil PPLS,
dimana tercatat masih cukup tinggi penduduk yang tidak tergolong miskin namun
masih berada sedikit di atas garis kemiskinan (penduduk mendekati miskin dan
rentan miskin).
0,45
0,41 0,41 0,41 0,41
0,40 0,38 0,42
0,37
0,35 0,40 0,40
0,39
0,35
0,35 0,35
0,33 0,336
0,30 0,330
0,303 0,309
0,297
0,25 0,276 0,283
0,20
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
e. Inflasi
Salah satu indikator yang kerap digunakan untuk memantau perkembangan
harga-harga yang sangat mempengaruhi daya beli masyarakat secara umum
adalah laju inflasi yang juga dapat digunakan untuk menghitung peningkatan
kebutuhan hidup dari rumahtangga.
Gambaran umum laju inflasi tahunan di Kabupaten Garut pada periode tahun
2009 – 2015 menunjukkan berfluktuasi. Secara umum, kenaikan harga-harga di
Kabupaten Garut (yang merujuk pada laju inflasi Kota Tasikmalaya) pada tahun
1,00
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
f. Penduduk Miskin
Persentase penduduk miskin Kabupaten Garut, dari hasil pendataan dengan
metode Garis Kemiskinan hasil SUSENAS, pada tahun 2014 jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Garut mengalami penurunan dibandingkan tahun
sebelumnya, yakni sebesar 2.600 jiwa, atau dari semula 320.900 jiwa menjadi
318.300 jiwa. Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut menyebabkan
turunnya persentase penduduk di Kabupaten Garut yang berada dibawah garis
kemiskinan, yakni dari 12,79 persen pada tahun 2013 menjadi 12,47 persen
tahun 2014.
Namun demikian angka ini masih berada diatas rata-rata penduduk miskin
kabupaten/kota di Jawa Barat sebesar 9,57%, dan Nasional sebesar 11,13% (Data
terakhir Bulan September 2015, Sumber Badan Pusat Statistik Republik
Indonesia). Jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 diproyeksikan kembali
450 20
410,6
400 18
335,6 16
350 330,9
17,87 315,8 320,9 315,6
14
300
13,94
12
250 13,5 12,79 12,47
12,72
10
200
8
150
6
100
4
50 2
0 0
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tabel 2.3
Angka Kriminalitas di Kabupaten Garut Tahun 2010 – 2014
2014
No Uraian 2010 2011 2012 2013
-
1. Jumlah kasus Narkoba 38 47 30 24
Jumlah kasus 5
2. 2 - 2 4
Pembunuhan
Jumlah Kejahatan 1
3. 33 7 1 3
Seksual
Jumlah kasus 52
4. 438 23 33 20
Penganiayaan
168
5. Jumlah kasus Pencurian 438 298 291 170
Gambar 2.19 IPM Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional Tahun 2010-
2014
Untuk tahun 2015, berdasarkan hasil perhitungan Benchmark Data dari BPS,
angka IPM Kabupaten Garut akan mengalami pertumbuhan sebesar 0,85% dari
62,23 menjadi 62,76.
Tabel 2.4
Pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Garut
Tahun 2010 s.d. 2015
%
Pencapaian Capaia
Capaia
NO INDIKATOR n 2015
n 2015
2010 2011 2012 2013 2014 thd
2010
60,2 60,5 61,0 61,6 62,2
1 IPM 62,76 4,20
3 5 4 7 3
Rata-Rata Lama Sekolah (th) 6,68 6,71 6,75 6,8 6,83 6,87 2,84
Pengeluaran per kapita (000 6.15 6.19 6.23 6.35 6.37 6431,6
4,59
Rp) 0 5 3 5 2 8
Sumber : BPS Kabupaten Garut, Angka Tahun 2015 merupakan proyeksi hasil
perhitungan benchmark data.
1. Pendidikan
a. Angka Harapan Lama Sekolah
80,00%
65,85%
61,91%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
- APK SD sederajat - APK SMP sederajat - APK SMA sederajat
2014 2015
80,00%
60,11% 61,65%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
- APM SD sederajat - APM SMP sederajat - APM SMA sederajat
2014 2015
2. Kesehatan
a. Angka Kelangsungan Hidup Bayi (AKHB)
Angka kelangsungan hidup bayi (AKHB) merupakan probabilitas bayi hidup
sampai dengan usia 1 tahun. Angka kelangsungan hidup bayi terkait erat dengan
angka kematian bayi (AKB) yang dihitung dengan jumlah kematian bayi usia
dibawah 1 tahun dalam kurun waktu setahun per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama. AKHB digunakan sebagai gambaran keadaan sosial ekonomi
masyarakat pada waktu angka kematian tersebut dihitung.
Dalam upaya melestarikan seni dan budaya daerah sesuai dengan Peraturan
Bupati Garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM),
sampai dengan 2015 telah mencapai hasil sebagai berikut :
Tabel 2.5
Pencapaian SPM Seni dan Budaya Daerah
Tahun 2013-2015
kondisi daerah dari aspek pelayanan umum dapat dilihat dari 2 (dua) fokus
layanan, yaitu fokus layanan urusan wajib dan fokus layanan urusan pilihan.
Tabel 2.6
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010 –2015
Tabel 2.7
Perbandingan Jumlah Sekolah Berdasarkan
Penduduk Usia Sekolah Kabupaten Garut Tahun 2010-2014
1 SD/MI
Jumlah gedung
1.1. 1.773 1.793 1.850 1.869 1.877 1.877
sekolah
Jumlah penduduk
1.2. kelompok usia 7-12 336.372 337.919 339.474 317.833 322.921 329.829
tahun
2 SMP/MTs
Jumlah gedung
2.1. 450 490 516 582 584 584
sekolah
Jumlah penduduk
2.2. kelompok usia 13-15 161.483 163.849 166.250 157.394 166.269 159.711
thn
2.3. Rasio 359 334 322 270 285 273
3 SMA/SMK/MA
Jumlah gedung
2.1. 216 237 274 300 321 321
sekolah
Jumlah penduduk
2.2. kelompok usia 16- 132.748 143.687 151.062 153.726 141.985 144.068
18thn
2.3. Rasio 615 606 551 12 442 448
c. Rasio Guru/Murid
Tabel 2.8
Rasio Ketersediaan Guru Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Di Kabupaten Garut Tahun 2010-2015
2 SD/MI 30 25 26 20 22 19 28
3 SMP/MTs 28 24 27 17 30 25 32
4 SMA/MA/SMK 15 19 25 14 21 25 32
Tabel 2.9
Kondisi Ruang Kelas Tahun 2014-2015
2014 2015
Jenjang
Rusak Rusak Rusak Rusak
Baik Jumlah Baik Jumlah
Sedang Berat Sedang Berat
2. Kesehatan
a. Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu Persatuan Penduduk
Sampai dengan Tahun 2015, jumlah Puskesmas di Kabupaten Garut
mencapai sebanyak 67 buah, dengan Rasio Puskesmas terhadap jumlah
penduduk sebesar 1 : 38.040. Jumlah ini terdiri dari Jumlah Puskesmas Dengan
Tempat Perawatan (DTP) sebanyak 15 buah dengan Rasio persatuan Penduduk 1:
169.914 dan Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan (TTP) sebanyak 52 buah
dengan rasio persatuan Penduduk sebesar 1 : 1 : 49,014. Kondisi tersebut masih
di bawah target nasional yaitu sebesar 1 : 25.000, sehingga dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang ada, tingkat ketersediaan Puskesmas di Kabupaten Garut
masih kurang dan memerlukan tambahan untuk dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat, sementara itu, rasio Puskesmas terhadap jumlah
kecamatan pada tahun 2015 mencapai 1 : 1,6 artinya bahwa dalam satu
kecamatan bisa terdapat lebih dari 1 unit Puskesmas.
Tabel 2.10
Sarana Prasarana Kesehatan Milik Pemerintah Kabupaten Garut
Tahun 2010 – 2014
Tabel 2.11
Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per Jumlah Penduduk
di Kabupaten Garut Tahun 2010–2015
Jumlah Rumah
1 2 3 3 5 6 6
Sakit
2 Jumlah Klinik 96 97 93 40 71 80
Jumlah Klinik
3 7 7 1 1 1 1
Bersalin
Jumlah
4 328 311 344 329 349
Praktek Dokter
Jumlah
5 360 185 387 387 387
Praktek Bidan
Rasio Rumah
6 Sakit Thd 1.208.702 821.337 828.461 842.161 421.031 424,787
Penduduk
Jumlah
7 2.417.404 2.464.011 2.485.383 2.526.483 2.526.186 2.548.723
Penduduk
Tabel 2.12
Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Garut
Tahun 2010-2015
Jumlah Dokter
1 94 93 108 131 102 125
Umum
Jumlah Dokter
2 34 23 37 46 55 63
Spesialis
Jumlah Bidan
7 310 309 307 307 313 389
PNS
Jumlah Bidan
8 204 236 232 220 218 218
PTT
Rasio Bidan
10 Terhadap 1 : 4.703 1 : 4.521 1 : 4.611 1 : 4.794 1 : 4.794 1 : 4.198
Penduduk
Jumlah Bidan di
11 69 71 72 79 174 274
Desa PNS
Jumlah Bidan di
12 177 174 170 163 164 168
Desa PTT
Tabel 2.13
Jumlah Pos Pelayanan Terpadu di Kabupaten Garut
Tahun 2009-2015
Jumlah Posyandu
1 2274 2213 2246 1944 786 366 113
Pratama
Jumlah Posyandu
2 971 1038 1073 1316 1884 2490 2710
Madya
Jumlah Posyandu
3 173 172 193 369 894 880 906
Purnama
Jumlah Posyandu
4 41 36 46 95 160 179 234
Mandiri
6 Prosentasi
Tabel 2.14
Persentase Ibu Bersalin yang Ditolong oleh Tenaga Kesehatan
di Kabupaten Garut Tahun 2009 – 2015
Tabel 2.15
Capaian Standar Pelayanan Minimal Pelayanan Bidang Kesehatan
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Cakupan
kunjungan
1 87,29 91,96 86 89,8 92,45 92,76
Ibu Hamil 95,06
K- 4
Cakupan
komplikasi
2 kebidanan 51,09 54,23 65,47 21 61,05
54,53
yang
ditangani
Cakupan
pertolonga
3 67,02 75,10 76,11 83,9 64,7 82,62
n 88,63
persalinan
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
oleh tenaga
kesehatan
yang
memiliki
kompetensi
kebidanan
Cakupan
4 Pelayanan 89,39 80,86 86,41 90,04 88,60
93,45
Nifas
Cakupan
Neonatus
dengan
5 89,23 83,44 100 21 18,8
komplikasi 31,81
yang
ditangani
Cakupan
6 Kunjungan 87,99 90,65 91,03 92,7 95,54
Bayi
Cakupan
Desa/
Kelurahan
7 Universal 83,25 84,20 79,72 83,98 79,19 87,33
93,44
Child
Immunizati
on (UCI)
Cakupan
8 pelayanan - 93,08 79,01 78,9 88,80 83,7 94,5
anak balita
Cakupan
pemberian
makanan
pendampin
g ASI pada
9 - - - - - - 100
anak usia
6 - 24
bulan
keluarga
miskin
Cakupan
10 100
balita gizi 100 100 100 100 100 100
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
buruk
mendapat
perawatan
Cakupan
penjaringa
n
11 kesehatan 35,2 38,5 33,2 85,8 89,3 84,1
83,01
siswa SD
dan
setingkat
Target/Sas
aran
12 Cakupan 73,03 73,56 80,1 72,3 72,82 72
71,90
peserta KB
aktif
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
Penangana
n Penderita
Penyakit -
13 121,43 107,14 100,00 106,25 156,25 100
Acute 75,00
Flacid
Paralysis
(AFP) rate
per
100.000
penduduk
< 15 tahun
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
14 Dan 45,29 99,46 62,1 50,8 38,4 100
95,34
Penangana
n Penderita
Penyakit -
Penemuan
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
Penderita
Pneumonia
Balita
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
Penangana
15 61,13 65,1 66,54 69,47 62,76 61,76
n Penderita 55,31
Penyakit -
Penemuan
pasien
baru TB
BTA Positif
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
16 Penangana 63,16 100,00 100 100 100
100,00 26,27
n Penderita
Penyakit -
Penderita
DBD yang
ditangani
Target/Sas
aran
Cakupan
Penemuan
Dan
17 Penangana 91,9 59,41 106,8 158 100 112,2
113.295
n Penderita 4
Penyakit -
Penemuan
penderita
diare
Target/Sas
18 aran - - 9,33 12,71 29,22 100
60,24
Cakupan
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
pelayanan
kesehatan
dasar
pasien
masyaraka
t miskin
Target/Sas
aran
Cakupan
pelayanan
1 kesehatan 100 100 100 100 100 100 100
rujukan
pasien
masyaraka
t miskin
Target/Sas
aran
Cakupan
Pelayanan
Gawat
Darurat
2 level 1 100 - - - 100 100 100
yang harus
diberikan
Sarana
Kesehatan
(RS) di
Kab/ Kota
Target/Sas
aran
Cakupan
Desa/kelur
1 ahan 100 100 100 100 100 100
82,14
mengalami
KLB yang
dilakukan
penyelidika
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
n
epidemiolo
gi < 24 jam
Target/Sas
aran
1 Cakupan 100 43,63 88,68 60,63 72,62 83,71
86,88
Desa Siaga
Aktif
Target/Sas
aran
Cakupan
rumah
1 yang 55,97 56,23 56,55 55,6 58,39 71,62
69,97
memenuhi
syarat
kesehatan
(R)
Target/Sas
aran
Cakupan
masyaraka
2 64,15 64,40 64,62 64,92 69,55 69,58
t yang 62,70
mengguna
kan air
bersih (A)
Target/Sas
aran
Cakupan
rmengguna
3 54,37 55,84 55,86 56,03 59,91 60,15 66,8
kan
jamban
keluarga/k
akus (K)
Target/Sas
aran
4 50,87 50,94 51,71 54,88 58,18 58,3
Cakupan 70,45
membuang
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
sampah
pada
tempatnya
(S)
Target/Sas
aran
Cakupan
penggunaa
n
pembuang
an air
5 23,11 24,87 25,04 25,76 26,60 26,75
limbah 50,62
pribadi
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
(A)
Target/Sas
aran
Cakupan
institusi
6 yang - - 65 64,8 75,83 77
79,76
dibina
kesehatan
lingkungan
nya
Target/Sas
aran
Cakupan
tempat
7 70,09 64,00 68,25 54,9 74,71 75,01 78,3
umum
yang
memenuhi
syarat
Target/Sas
aran
8 70,04 64,00 68,25 70,3 74,29 75,01
Cakupan 78,87
tempat
ASPEK
NO 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SPM
pengelolaa
n makanan
Jumlah tenaga medis spesialis dasar di RSU dr Slamet Garut cukup memadai.
Sedangkan jumlah tenaga medis spesialis lain terutama spesialis jiwa, dan jumlah
sub spesialis dasar masih kurang.
Jumlah dokter umum dan jumlah tenaga kebidanan di RSUD dr. Slamet
cukup memadai, sedangkan tenaga keperawatan masih belum memadai. Hal ini
seiring bertambahnya jumlah pasien yang di rawat dan bertambahnya sarana dan
prasarana ruang rawat inap kelas III.
3. Pekerjaan Umum
a. Jaringan Jalan
700
586,01
600 519,49 523,48 534,45 540,02
510,25
Kilometer
500
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rusak Berat
25,30%
Baik
61,32%
87.270 unit rumah menjadi 389.653 unit rumah atau 65,68% yang terlayani air
bersih perdesaan. Cakupan air bersih perdesaan di Kabupaten Garut tahun 2015
mencapai 68.99 % atau 415.592 unit dari 602.395 rumah tinggal di Kabupaten
Garut. Dari target yang harus dicapai tahun ini sebesar 62.97 % maka dinas Tata
Ruang dan Permukiman telah melampaui target tersebut. Untuk mencapai target
pada tahun 2019 sebesar 80 %, Dinas Tata Ruang dan Permukiman harus
menyelesaikan 17.03% atau 166.545 unit rumah yang belum terpenuhi
kebutuhan air minum perdesaannya.
Rumah tinggal bersanitasi di Kabupaten Garut pada tahun 2013 berjumlah
293.775 unit atau 52.90%. Tahun 2014 dari kondisi awal 293.775 unit rumah
bersanitasi bertambah sebanyak 22.927 menjadi 316.826 unit atau 53.38% dari
602.395 jumlah rumah tinggal yang ada di Kabupaten Garut. Pada tahun 2015
rumah bersanitasi mecapai 345.775 unit atau mengalami peningkatan sebanyak
29.093 unit. Hal ini tentu menunjukan hasil yang memuaskan karena mampu
melampui target tahun 2015 yang berjumlah 327.040 atau 57.40%. Bila
dibandingan dengan target tahun 2019 Dinas Tata Ruang masih harus
menyelesaikan 83.272 unit atau 13% dengan asumsi penambahan jumlah rumah
tinggal.
Cakupan pelayanan bencana kebakaran pada tahun 2015 telah mencapai
target. Dengan luas wilayah 3.074 km2 target yang ditetapkan pada tahun 2015
adalah 6 unit kendaraan pemadam kebakaran. Sejak kondisi awal pada tahun
2013 Kabupaten Garut telah memiliki 6 Unit kendaraan pemadam kebakaran.
Artinya capain kinerja mencapai 100%. Jika dibandingkan dengan target tahun
2019 2.60% maka Dinas Tata Ruang masih kekurangan 2 unit mobil pemadam
kebakaran.
Rasio ruang terbuka hijau pada kondisi awal sebesar 26,43% dari luas wilayah
Perkotaan Kabupaten Garut dengan capaian luas Ruang terbuka hijau Eksisting
seluas 21.595,55 Ha dan luas Perkotaan 81.692,12 Ha. Pada tahun 2014 dan
tahun 2015 target capaian masih sama dengan kondisi awal tahun 2013 sebesar
26,43%.Untuk mencapai target tahun 2019 sebesar 30% harus mencapai
24.507,64 Ha Luas Ruang Terbuka Hijau.
Kesesuaian antara peruntukan dan pemanfaatan kawasan lindung pada kondisi
awal mencapai 42%.Pada tahun 2014 mencapai 45% dan pada tahun 2015
mencapai 47%.
5. Perencanaan Pembangunan
Pelaksanaan urusan pemerintahan bidang perencanaan pembangunan
daerah secara garis besar berkaitan dengan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah, antara lain
perumusan kebijakan teknis perencanaan; pengkoordinasian penyusunan
perencanaan pembangunan daerah; dan pembinaan pelaksanaan tugas di bidang
perencanaan pembangunan daerah.
6. Perhubungan
Pelaksanaan Urusan Perhubungan dititikberatkan untuk menunjang
kelancaran roda perekonomian daerah antara lain kegiatan usaha masyarakat
dalam mendistribusikan pemasaran hasil produk barang dan jasa yang
diindikasikan pada kelancaran dan keselamatan di jalan melalui pengadaan
perlengkapan jalan berupa rambu lalu lintas, marka jalan dan Rambu Pendahulu
Petunjuk Jalan (RPPJ) serta meningkatnya pelayanan bagi penyedia dan
pengguna jasa transportasi seperti di terminal. Indikator-indikator keberhasilan
program dan kegiatan bidang perhubungan ditentukan oleh perkembangan
perlengkapan jalan seperti: Rambu Lalu Lintas, Marka Jalan, Pemeliharaan APILL,
dan guardrail; Jumlah kendaraan yang diuji kelayakan, serta indikator Frekwensi
operasi penertiban kendaraan bermotor.
Realisasi capaian kinerja jumlah rambu pada tahun 2015 sebanyak 1.322
atau mencapai 96,14% dari target 1375.
Realisasi capaian kinerja jumlah pemeliharaan apill (unit) pada tahun 2015
sebanyak 14 atau mencapai 100 % dari target 14. Apabila dibandingkan dengan
tahun realisasi 2014 sama yaitu 14 Unit atau mencapai 100%, Serta
dibandingkan dengan target akhir RPJMD mencapai 100 %. Realisasi capaian
kinerja jumlah – guard rail (m) pada tahun 2015 sebanyak atau mencapai 137
meter dari target 500 meter atau hanya mencapai 27%. Apabila dibandingkan
dengan tahun realisasi 2014 mengalami peningkatan 71,25%, dan apabila
dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan 71,25%. Serta
dibandingkan dengan target akhir RPJMD mencapai 27% atau belum mencapai
target 500 meter.
Jumlah kendaraan yang diuji kelayakan sarana transportasi pada tahun 2015
sebanyak 15.406 unit mencapai target sebanyak 15.000 unit sebesar 102,6%,
apabila capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan dengan capaian tahun 2014
mengalami peningkatan 4,3%. Apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2010
mengalami peningkatan sebesar 37,98%.
7. Lingkungan Hidup
Penyelenggaraan urusan lingkungan hidup dilaksanakan dengan sasaran
strategis terlaksananya upaya pengendalian pencemaran dan kerusakan
lingkungan. Pada tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Garut telah melaksanakan
kegiatan-kegiatan penting antara lain Konservasi Sumber Daya Air dan
Pengendalian Kerusakan Sumber-sumber Air, Pemantauan Kualitas Lingkungan,
Pengembangan Produksi Ramah Lingkungan, Penyusunan kebijakan
pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup, dan Kajian Evaluasi
Lingkungan.
Pelayanan pencegahan pencemaran air pada tahun 2014 hanya mencapai
75%, sehingga tidak mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Persentase
tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan telah mencapai realisasi 100%, sedangkan
target yang ditetapkan sebesar 90%. Faktor-faktor yang mendukung capaian
kinerja tersebut antara lain telah adanya prosedur tindak lanjut yang jelas
sehingga ketika ada pengaduan masyarakat dapat ditanggulangi dengan tepat dan
cepat.
Pelayanan pencegahan pencemaran udara dari sumber tidak bergerak telah
mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Faktor-faktor yang mendukung
capaian kinerja tersebut antara lain diberlakukannya uji emisi untuk kendaraan
bermotor sesuai baku mutu yang berlaku dan introduksi pertanian yang ramah
lingkungan oleh dinas-dinas teknis terkait.
Pelayanan informasi status kerusakan lahan dan atau tanah untuk produksi
biomassa telah mencapai target yang ditetapkan sebesar 100%. Faktor-faktor
yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain adanya sumber-sumber
informasi yang relevan berupa kajian yang berkaitan dengan lingkungan hidup
mengenai kebijakan rencana dan program dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lahan.
(1) Kepemilikan KTP sebesar 81,37% atau mencapai 116,24% dari target
sebesar 70,00%. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014
mengalami peningkatan 16,37%;
(2) Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk sebanyak 1.072 per 1000
penduduk atau mencapai 123,22% dari target sebanyak 870 per 1000
penduduk;
b. Pemberdayaan Perempuan
Pelaksanaan urusan pemberdayaan perempuan diarahkan pada upaya
mencapai sasaran meningkatnya keadilan dan kesetaraan gender dan
peran perempuan dalam proses pembangunan dan terpenuhinya hak-hak
anak dan perlindungan anak dari kekerasan, diskriminasi dan dampak
pornografi. Peningkatan pemberdayaan perempuan memegang peran dan
posisi yang strategis diantaranya terhadap keberhasilan dalam
pelaksanaan kebijakan pembangunan kesehatan dan keluarga berencana
dengan mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam
berbagai sektor pembangunan sesuai dengan proporsi dan karakteristik
yang dimiliki. Organisasi Wanita, baik sosial, profesi maupun
kemasyarakatan serta keagamaan, diantaranya : gabungan organisasi
wanita, organisasi wanita persatuan antara lain Dharma Wanita
Persatuan, Persit, Bhayangkari dan Ikatan Isteri Dokter Indonesia (IIDI).
Selain itu, terdapat organisasi wanita di bidang kemasyarakatan antara
lain Tim Penggerak PKK, Forum Komunikasi Gender (Forkom Gender),
Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) dan Pusat Pelayanan Terpadu
Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Organisasi wanita profesi
yang ada diantaranya Ikatan Bidan Indonesia (IBI), HWK, IWAPI dan
PERWOSI serta Organisasi Wanita Keagamaan antara lain Al-Hidayah,
Wanita PUI, Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah dan Persistri.
Upaya pengarusutamaan gender masih perlu ditingkatkan, antara lain
melalui peningkatan pemahaman tentang pengarusutamaan gender
kepada seluruh lapisan masyarakat, peningkatan komitmen pemerintah,
serta peningkatan pengarusutamaan gender kepada seluruh program dan
kegiatan.
b. Keagamaan
Karakteristik masyarakat Kabupaten Garut yang religius menjadikan
kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Garut terus mengalami
peningkatan, antara lain ditandai dengan semakin bertambahnya
penyediaan sarana dan fasilitas keagamaan, sarana pendidikan
keagamaan, meningkatnya peringatan hari-hari besar keagamaan dan
senantiasa terpeliharanya kerukunan hidup antar umat beragama, intern
umat beragama dan antara umat beragama dengan pemerintah.
Pembangunan keagamaan juga memberikan andil yang cukup besar
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, antara lain ditandai
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membayar Zakat
Infak Sodaqoh (ZIS), hibah/wakaf dan dana keagamaan lainnya.
Walaupun masih belum optimal, namun hal itu cukup mendukung upaya
penanggulangan kemiskinan, pembiayaan yatim piatu, bantuan bencana
alam dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Untuk meningkatkan
11. Ketenagakerjaan
Gambaran umum kondisi daerah terkait dengan urusan ketenagakerjaan
salah satunya dapat dilihat dari indikator kinerja sebagai berikut:
12. Transmigrasi
Kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan transmigrasi antara
Pemerintah Kabupaten Garut dengan beberapa Pemerintah Daerah Kabupaten di
Luar Pulau Jawa sudah terjalin dengan baik yang diwujudkan dengan
penandatangan naskah perjanjian kerjasama (MoU) penyelenggaraan
transmigrasi antara Pemerintah Kabupaten Garut dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten di Luar Pulau Jawa sebagai daerah tujuan transmigrasi. Survey lokasi
daerah tujuan transmigrasi merupakan kegiatan awal sebelum perjanjian
kerjasama (MoU). Sejak 2009-2015 telah dilaksanakan survey lokasi daerah
tujuan transmigrasi sebanyak 31 daerah, sedangkan MoU yang dihasilkan
sebanyak 18 MoU.
Perkembangan lembaga dan anggota juga berbanding lurus dengan modal dan
volume usaha yang mengalami peningkatan. Modal koperasi pada tahun 2015
adalah sebesar 689,08 Miliar rupiah sedangkan volume usaha pada tahun 2015
mencapai 798,81 Miliar rupiah mengalami pertumbuhan dari tahun 2014 yaitu
masing-masing sebesar 2,6% dan 0,01%.
Tabel 2.16
Jumlah Koperasi Tahun 2014-2015
Tahun Perkembangan
No Uraian Perkembangan (%)
2014 2015
Tahun Perkembangan
No Uraian Perkembangan (%)
2014 2015
5 Koperasi Bubar 4 4 0%
Tabel 2.17
Sumber Permodalan UMKM Tahun 2012-2015
Jenis Dan
No Keragaman 2012 2013 2014 2015
UMKM
I Usaha Mikro
Jumlah
13.117 13.741 14.266 14.666
UMKM
Modal
368.165.689.446 386.573.973.918 388.506.843.787 390.449.378.006
Sendiri
Jenis Dan
No Keragaman 2012 2013 2014 2015
UMKM
Modal Luar 335.923.528.357 352.719.704.774 354.483.303.298 356.255.719.815
II Usaha Kecil
Jumlah
1.303 1.350 1.581 1.581
UMKM
Modal
38.471.246.201 40.394.808.511 40.596.782.553 40.596.782.553
Sendiri
Modal Luar 35.102.121.502 36.857.227.577 37.041.513.715 37.041.513.715
16. Kebudayaan
Pelaksanaan urusan kebudayaan di Kabupaten Garut tidak dapat dilepaskan
dengan upaya pengembangan pariwisata daerah, keberhasilan program-program
sektor kebudayaan dan kepariwisataan pada dasarnya dapat ditinjau dari dua
sisi, yaitu tingkat keberhasilan penyelenggaraan atas sasaran kegiatan yang telah
ditetapkan sesuai perencanaan, dan dari sisi hasil pelaksanaan program
keseluruhan terhadap keluaran makro, diantaranya terhadap kunjungan
wisatawan ke Kabupaten Garut.
dan pemuda serta tersedianya sumber daya manusia tenaga pendidik yang
berwawasan dan berkompetensi di bidang keagamaan.
Kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja antara lain Pelatihan kualitas
guru ngaji, pemberian penghargaan kepada orang yang berprestasi di bidang
keagamaan, penyelenggaraan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) tingkat
Kabupaten Garut serta penyelenggaraan Musabaqoh Qirroatul Kutub tingkat
Kabupaten Garut.
Frekuensi kegiatan pelatihan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda
pada tahun 2014 sebanyak 7 kegiatan, mencapai 100% dari target tahun 2014.
Apabila capaian kinerja tahun 2014 dibandingkan dengan capaian tahun 2013
mengalami peningkatan 16%.
Faktor-faktor yang mendukung capaian kinerja tersebut antara lain adalah
meningkatnya kualitas dan kuantitas pemuda di bidang keterampilan,
meningkatnya kualitas dan kuantitas kewirausahaan di pedesaan, dan terbinanya
pelajar yang memiliki jiwa wiraswasta.
Kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja antara lain Fasilitasi Aksi
Bhakti Sosial Kepemudaan, Pembinaan Pemuda Pelopor, Pengadaan Modul
Aplikasi Digital Kewirausahaan Pemuda, Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan
Pelajar dan Mahasiswa, Pelatihan Keterampilan Bagi Pemuda, Pelatihan
Kewirausahaan Pondok Pesantren, Pendidikan dan Pelatihan Dasar
Kepemimpinan, Pelatihan Kewirausahaan dan Keterampilan bagi Pemuda, serta,
penyelenggaraan Pekan Olahrasa dan Seni Santri Diniyah (PORSADIN) tingkat
Kabupaten Garut,
pada tahun 2014 mencapai sebanyak 29 SKPD (87,88%), meningkat dari tahun
2013 sebanyak 19 SKPD (57,58%).
Selama tahun 2010-2015, ditinjau dari aspek sumber daya aparatur (PNS),
jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Garut terus mengalami
pengurangan seiring diberlakukannya kebijakan moratorium penerimaan pegawai
baru maupun adanya pegawai yang memasuki pensiun.
Hingga tahun 2015, jumlah aparatur PNS Pemerintah Kabupaten Garut
mencapai 19.205 orang atau sebesar 0,75% dari jumlah penduduk Kabupaten
Garut pada tahun 2015 sebanyak 2.548.723 orang (angka proyeksi BPS), dengan
rasio 1 orang PNS melayani 133 orang penduduk. Rasio jumlah PNS tersebut
masih lebih rendah dibandingkan dengan rasio jumlah PNS Indonesia saat ini
sekitar 1,75% dari total jumlah penduduk.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa s/ d tahun 2015 ada surplus
jenis pangan, beras, jagung, ubi jalar, ubi kayu, kacang tanah dan Kacang
Kedele, sayur-sayuran buah-buahan, kentang, kacang hijau dan daging
ruminansia. Sedangkan yang minus jenis pangan ikan, daging unggas,
telur dan susu.
b. Distribusi Pangan
Kelembagaan pangan yang dikembangkan hingga tahun 2015 adalah
Lembaga Disribusi Pangan Masyarakat (LDPM) sebanyak 17 Gapoktan
yang bergerak di bidang jual beli gabah dan beras, yaitu di Desa Karangsari
dan Desa Dungusiku Kecamatan Leuwigoong, Desa Cigawir dan Desa
Selaawi Kecamatan Selaawi, Desa Sakawayana dan Desa Cikarag
Kecamatan Malangbong, Desa Cintadamai Kecamatan Sukaresmi, Desa
Mekarsari Kecamatan Cibalong, Desa Jagabaya Kecamatan Mekarmukti,
Desa Cangkuang Kecamatan Leles, Desa Samarang Kecamatan Samarang,
Desa Sukamulya Kecamatan Talegong, Desa Panggalih Kecamatan Cisewu
dan Desa Dangdeur Kecamatan Banyuresmi.
Harga Pembelian gabah dan beras oleh masing-masing gapoktan
peserta LDPM tersebut dari petani anggota selalu diatas HPP, selama tahun
2015 rata-rata pembelian GKP Rp.4.300,-/kg, harga GKG Rp.5.701,-/kg
dan beras Rp.9.450,-/kg.
Tabel 2.19
Distribus Pangan Berdasarkan Jenis Komoditi
Kom Ma Rata-
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
oditi y Rata
Beras
10, 11, 11, 10, 11, 11, 10,98
Premi 9,7 11,0 11,0 11,1 11,4 11,4
625 500 000 900 000 000 5
um 40 75 00 00 75 00
Beras
10, 9,8 10, 10,19
Medi 9,4 9,9 9,6 9,7 10,5 10,5 10,6 10,8 10,7
000 63 300 2
um 40 63 75 55 25 00 80 75 25
Beras
8,6
Term 9,1 9,3 8,7 8,5 8,5 8,3 8,55 8,36 8,38 8,82 8,60
55 8,665
urah 00 25 75 75 35 00 0 0 0 5 0
Migor
11, 10, 10, 10, 10, 10, 11, 10,90
Cura 11,0 11,0 11,0 11,0 11,1
075 525 425 550 895 993 250 3
h 00 00 00 00 25
Migor
14, 14, 14, 14, 14, 14, 14, 14,19
Kema 14,3 14,3 14,1 14,2 14,2
500 125 000 000 125 355 000 8
san 75 00 00 50 50
Gula 11, 10, 10, 10, 10, 10, 12, 11,30
12,0 12,0 12,0 12,0 12,0
Pasir 000 750 625 375 375 575 000 8
00 00 00 00 00
Terig
u 7,7
7,6 7,5 7,5 7,7 7,6 7,5 7,50 7,50 7,50 7,50 7,50
Segiti 50 7,563
00 50 00 50 00 00 0 0 0 0 0
ga
Dg 94, 92, 95, 95, 95, 96, 98, 111, 100, 100, 100, 100, 98,12
Sapi 800 000 000 000 175 255 000 250 000 000 000 000 3
Dg
28, 28, 26, 27, 29, 30, 31, 29,56
Ayam 34,2 29,8 27,6 30,7 31,0
200 750 250 500 500 133 000 1
Ras 50 00 00 50 00
Telur
21, 20, 16, 16, 19, 19, 17, 18,78
Ayam 17,7 19,8 18,0 18,0 20,7
400 000 750 625 275 355 750 4
Ras 50 00 00 00 00
Cabe
62, 20, 32, 22, 25, 33, 28, 29,19
Mrh 26,0 33,0 19,2 18,0 29,0
450 250 250 750 400 555 500 6
TW 00 00 00 00 00
Cabe
56, 21, 14, 17, 19, 31, 26, 25,75
Mrh 26,0 30,4 16,4 18,2 30,0
200 563 750 750 750 455 500 1
Krt 00 00 00 50 00
Cabe 42, 22, 17, 18, 20, 28, 28, 28,61
48,2 50,0 22,4 19,7 25,5
Rawit 400 250 250 750 000 565 250 4
50 00 00 50 00
Bwg
15, 12, 18, 22, 19, 21, 17, 17,16
Mera 16,0 14,8 14,2 16,2 17,5
300 000 750 500 775 955 000 9
h 00 00 00 50 00
Bwg 15, 13, 14, 15, 19, 19, 18, 17,53
17,7 19,2 18,8 19,2 20,2
Putih 150 625 500 000 150 255 500 6
50 00 00 50 50
Kaca
ng 20, 19, 20, 20, 20, 20, 20, 22,04
21,0 26,0 26,0 25,0 25,7
Tana 000 000 000 500 500 500 250 2
00 00 00 00 50
h
Kedel 10, 9,3
9,0 9,0 9,7 9,2 9,0 9,00 9,00 9,00 9,00 9,00
ai 600 30 9,243
00 00 50 30 00 0 0 0 0 0
Kom Ma Rata-
Jan Feb Mar Apr Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
oditi y Rata
Ubi 3,1
2,4 2,6 2,6 2,8 3,0 3,8 3,62 3,80 3,70 3,87 3,87
Kayu 55 3,288
00 25 25 75 25 75 5 0 0 5 5
Ubi 4,0
3,4 3,1 2,6 3,0 3,7 3,6 3,50 3,90 3,70 3,75 3,62
Jalar 25 3,505
00 25 56 00 50 25 0 0 0 0 5
Jagu 4,5
5,7 4,0 3,8 4,5 4,6 3,8 4,00 3,70 3,50 3,75 3,75
ng 35 4,158
80 00 75 00 25 75 0 0 0 0 0
Tabel 2.20
Konsumsi Pangan Kabupaten Garut Tahun 2014-2015
Sayur dan buah 250 49,7 169,6 169,6 169,6 171,7 171,7
Lain-lain (bumbu-
0 1,45 12,8 12,8 12,8 7,4 7,4
bumbuan)
Tabel 2.21
Perkembangan Konsumsi Gizi Per Kelompok Pangan
Kab. Garut Tahun 2014-2015
Energi (kkal/orang/hari)
Kelompok Pangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Umbi-umbian 87 69 69 69 76 76
Gula 15,38 19 19 19 65 65
Lain-lain (bumbu-
9,66 29 29 29 30 30
bumbuan)
Pada tabel diatas terlihat bahwa pada tahun 2014 sampai dengan
tahun 2015 konsumsi energi stagnan dari tahun 2014 sebesar 1.507
Kkal/kap/hari pada tahun 2015 dari standar angka kecukupan Energi
maksimal 2000 Kkal/kap/hari.
Tabel 2.22
Prosentasi Capaian Kecukupan Gizi Per Kelompok Pangan
Kab. Garut Sampai Dengan Tahun 2015
% AKG Energi
Kelompok Pangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Lain-lain (bumbu-
0,5 1,4 1,4 1,4 1,5 1,5
bumbuan)
Tabel 2.23
Capaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kab. Garut Tahun 2010-2015
Skor PPH
Skor
Kelompok Pangan
Maksimal
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kacang-kacangan 9,31 10 10 10 10 10 10
Lain-lain (bumbu-
0 0 0 0 - - 0
bumbuan)
Tabel 2.24
Status Gizi Masyarakat Kab. Garut Sampai Tahun 2015
Jumlah Balita
Tahun
Gizi Buruk + Gizi Kurang (Prevalensi
Gizi Buruk
KEP)
2015 7 orang 37 orang
f) Keamanan Pangan
Tabel 2.25
Pengujian Keamanan Pangan Produk Hortikultura Dari Residu Pestisida dan
Bakteri Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut Tahun 2015
Buah-Buahan - - - 4 4 100%
Jumlah - - - 6 6 100%
Buah-Buahan - - - 1 1 100%
Buah-Buahan 3 3 100% - - -
21. Kearsipan
Tabel 2.26
Data Pemerintah Desa Kabupaten Garut Tahun 2009-2013
Sarjana (S1) 18 26 36 41 93
Sumber : BPMPD Kabupaten Garut, Tahun 2014.
Tabel 2.27
Data Perkembangan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Kabupaten Garut Tahun 2009-2013
Persentase Pemberdayaan
Masyarakat yang Dikembangkan dan 78 79 80 83 87
Dipelihara Masyarakat
24. Perpustakaan
Sampai dengan tahun 2015, Kabupaten Garut memiliki 1 buah perpustakaan
umum daerah dan 265 perpustakaan desa, jumlah buku yang tersedia di
perpustakaan umum Kabupaten Garut sebanyak 80.861 buah dengan total judul
buku sebanyak 53.618 judul.
1. Pertanian
Peningkatan pendapatan usahatani per tahun terdiri dari 3 subindikator yaitu
Persentase usahatani padi, persentase usahatani palawija, dan persentase
usahatani sayuran. Persentase peningkatan usahatani padi pada tahun 2015
sebesar 5,02 %, presentase peningkatan usahatani Palawija pada tahun 2015
sebesar 5,50% dan presentase peningkatan usahatani Sayuran sebesar 5,70%.
Tabel 2.28
Aspek Pelayanan Umum
Kondi Kondi
1. Pertanian
Kondi Kondi
Sayuran dan
Buah-buahan
Produksi padi Ton 1.070.5 846.155 858.889 911.774 Dinas 1.033.921 975,031
(Ton) 39 TPH
Produksi Buah- Ton 254.955 272.058 274.779 285.936 Dinas 234.289 256,522
buahan(Ton) TPH
Kondi Kondi
Peningkatan Dinas
pendapatan TPH
usahatani:
2. Kehutanan
Luas lahan kritis diluar kawasan hutan pada Tahun 2010, hasil dari up
dating data BP. DAS Cimanuk-Citanduy adalah seluas 32.751,35 Ha, terjadinya
laju penebangan dan pemanfaatan produksi pohon pada hutan rakyat tahun
2012 oleh masyarakat - berupa penebangan pada pohon-pohon yang telah
mencapai masak tebang (Tahun tanam 2008-2009) - mengakibatkan timbulnya
lahan kritis baru di Kab. Garut. Sebagai upaya untuk penanganan lahan kritis di
hulu DAS Cimanuk, BPDAS Cimanuk-Citanduy pada tahun 2013 melakukan
review data lahan kritis, dimana lahan kritis di Kab. Garut meningkat lagi yaitu
menjadi 29.528,56 ha (Hasil review lahan kritis wilayah BPDAS Cimanuk-
Citanduy Tahun 2013). Dinas Kehutanan Kab. Garut terus melakukan upaya
rehabilitasi lahan kritis melalui penanaman baik yang berasal dari Dana alokasi
khusus (DAK) maupun dana APBN yang dilaksanakan langsung oleh BPDAS,
bantuan Provinsi Jawa Barat dan APBD Kabupaten Garut serta upaya partisipasi
masyarakat melalui swadaya maupun CSR Perusahaan.
5. dll
4. Pariwisata
Pencapaian jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2015 sebanyak
2.448.967 orang atau meningkat 1,25% dari tahun 2014 sebanyak 2.418.702
orang. Apabila dibandingkan target jumlah kunjungan wisatawan pada tahun
2015 sebanyak 2,3 juta orang, maka pencapaian jumlah kunjungan wisatawan
pada tahun 2015 mencapai sebesar 106,48% dari target.
5. Perdagangan
Perkembangan usaha ekspor ditandai dengan keragaman komoditas dan nilai
ekspor. Jenis komoditas yang diekspor terdiri dari teh hitam, teh hijau, karet, bulu
mata palsu, minyak akar wangi, jaket kulit, kulit tersamak, kerajinan dari
akarwangi, vanili dan kain sutera dengan negara tujuan ekspor yaitu: USA,
Inggris, Belanda, Rusia, Mesir, Jepang, Singapura, Irak, Iran, Srilanka, India,
Korea, Kanada, Jerman Taiwan, Thailand, Vietnam dan Malaysia. Perkembangan
dalam bidang perdagangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
6. Perindustrian
Peranan sektor industri yang merupakan sektor andalan di Jawa Barat,
secara umum selama periode 2009-2015 memiliki pertumbuhan yang relatif stabil
walaupun kontribusinya terhadap PDRB kabupaten Garut masih relatif rendah.
Kondisi tersebut sejalan dengan pertumbuhan positif jumlah unit usaha industri
sebesar 8,63% dari sebanyak 12.602 unit pada tahun 2009 menjadi sebanyak
13.689 unit pada tahun 2015, dengan komposisi terbanyak pada industri agro
dan hasil hutan, yaitu pada tahun 2015 mencapai 9.796 unit. Hal ini
menunjukkan adanya kesesuaian dengan arah kebijakan pembangunan industri
di Kabupaten Garut yang diarahkan untuk pengembangan agroindustri, yaitu
mengolah potensi sumberdaya alam yang dimiliki khususnya sektor pertanian
dan kehutanan.
Tabel 2.29
Perananan Sektor Industri di Kabupaten Garut
TAHUN
Perkembangan
NO URAIAN Ket
2014 -2015
2014 2015
4. INDUSTRI KIMIA
JUMLAH TOTAL
Tabel 2.30
PDRB ADHB Garut Seri 2010 Tahun 2010-2015 (Juta Rupiah)
Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
Perdagangan
Besar dan
Eceran;
G 5.045.739,28 5.636.722,58 6.268.097,81 7.028.266,52 7.569.557,83 8.351.709,34
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi
H dan 880.384,35 933.792,91 1.000.534,58 1.128.396,83 1.294.335,85 1.417.653,45
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
I 813.285,04 907.481,82 1.018.104,09 1.114.880,82 1.219.424,30 1.350.725,46
dan Makan
Minum
Informasi dan
J 508.230,90 574.561,37 583.577,26 637.000,66 708.271,15 848.922,08
Komunikasi
Jasa
K Keuangan dan 593.571,63 666.040,23 766.434,90 881.338,74 1.007.840,66 1.118.085,68
Asuransi
Jasa
M,N 126.707,31 135.706,13 147.160,64 161.894,95 176.781,83 191.957,04
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan
O , Pertahanan 981.613,56 1.118.827,90 1.266.682,31 1.286.500,24 1.399.802,77 1.595.804,07
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
P 815.008,56 979.424,58 1.152.410,16 1.303.486,09 1.518.429,05 1.692.224,04
Pendidikan
Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
Tabel 2.31
PDRB ADHK Garut Seri 2010 Tahun 2010-2015 (Juta Rupiah)
Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pertanian,
Kehutanan, 10.274.621,5 10.456.643,7 10.614.052,1 10.957.009,4 11.161.548,2 11.341.249,1
A
dan 3 5 8 1 4 7
Perikanan
Pertambangan
B dan 924.494,43 909.012,98 791.288,95 843.340,70 853.577,97 866.040,21
Penggalian
Industri
C 1.890.139,87 1.961.916,32 2.028.467,77 2.157.364,29 2.294.637,75 2.376.556,31
Pengolahan
Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pengadaan
D Listrik dan 15.797,62 16.637,26 17.139,71 18.050,68 18.918,92 19.168,65
Gas
Pengadaan
Air,
Pengelolaan
E 11.784,75 12.581,92 13.433,02 14.143,63 14.852,22 15.970,60
Sampah,
Limbah dan
Daur Ulang
F Konstruksi 1.356.154,84 1.492.985,20 1.620.784,74 1.741.046,97 1.843.072,32 1.942.598,22
Perdagangan
Besar dan
Eceran;
G 5.045.739,28 5.433.189,81 5.825.293,52 6.146.664,91 6.524.503,25 6.892.485,23
Reparasi
Mobil dan
Sepeda Motor
Transportasi
H dan 880.384,35 925.581,94 967.024,17 1.007.361,09 1.088.865,30 1.177.934,48
Pergudangan
Penyediaan
Akomodasi
I 813.285,04 870.331,95 936.638,68 979.219,27 1.029.765,08 1.092.992,65
dan Makan
Minum
Informasi dan
J 508.230,90 574.963,85 583.752,55 637.574,54 733.784,53 826.755,03
Komunikasi
Jasa
K Keuangan dan 593.571,63 644.344,81 690.227,87 753.151,02 815.703,55 863.911,63
Asuransi
L Real Estat 386.664,77 426.104,57 462.621,74 496.994,53 535.114,01 563.635,59
Jasa
M,N 126.707,31 132.953,98 138.684,30 147.603,17 155.150,13 164.210,90
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan
O , Pertahanan 981.613,56 973.254,69 1.071.295,54 1.039.243,02 1.047.869,58 1.081.087,05
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa
P 815.008,56 958.285,52 1.056.808,44 1.148.221,46 1.288.697,48 1.382.643,53
Pendidikan
Jasa
Kesehatan
Q 158.375,85 166.738,10 176.722,45 182.655,92 194.673,45 206.451,19
dan Kegiatan
Sosial
Lapangan
2010 2011 2012 2013 2014 2015***)
Usaha/Industry
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
R,S,T,
Jasa lainnya 682.647,61 771.323,16 821.105,31 868.837,17 940.510,50 1.008.603,46
U
Produk Domestik 25.465.221,9 26.726.849,8 27.815.340,9 29.138.481,7 30.541.244,3 31.822.293,9
Regional Bruto 1 2 2 7 0 2
perkembangan bisnis dan usaha perikanan dan kelautan yang baik. Tingkat
investasi sarana dan prasarana pendukung bisnis kelautan serta produksi
sumber daya perikanan dan kelautan masih jauh dari potensi yang ada. Di lain
pihak, lemahnya kondisi pembudidaya dan nelayan sebagai produsen
menyebabkan kurang berkembangnya kegiatan dan pengelolaan industri
pengolahan hasil perikanan dan kelautan. Dari sisi penciptaan nilai tambah,
kecepatan sektor pertanian dalam menciptakan nilai tambah sangatlah lambat
apabila diperbandingkan dengan sektor lainnya terutama industri manufaktur,
sehingga tidaklah mengherankan jika wilayah yang didominasi oleh sektor
pertanian cenderung pertumbuhan ekonominya sangat lamban. Pada sisi lain,
seiring peningkatan jumlah penduduk tentu saja berimplikasi pada peningkatan
kebutuhan lahan untuk pemukiman, sehingga luas lahan pertanian memiliki
cenderung terus mengalami penurunan. Apabila dipahami secara lebih luas
kondisi tersebut telah memberikan suatu sinyal positif terhadap hasil
pembangunan karena salah satu indikator kemajuan negara berkembang adalah
terjadinya pergeseran dari struktur ekonomi berbasis pertanian ke sektor lainnya.
Disamping pertanian, kategori yang memiliki kontribusi cukup dominan pada
tahun 2015 adalah kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor. Kategori ini mampu menciptakan nilai tambah atas dasar harga
berlaku sebesar Rp. 8,35 trilyun dengan share 20,65%, atau mengalami
peningkatan 10,33% dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 7,57 trilyun.
Kondisi tersebut merupakan indikasi dari peningkatan volume barang /jasa yang
diperdagangkan di wilayah Kabupaten Garut. Tingkat konsumsi masyarakat
(propensity to consume) yang relatif tinggi membuat kategori ini berkembang
cukup baik. Kendala umum yang dihadapi untuk dapat mengembangkan potensi
tersebut adalah sulitnya menumbuhkan minat para investor baik lokal maupun
internasional untuk menanamkan investasi di Kabupaten Garut yang
infrastrukturnya terlihat masih sangat minim dan dari sisi pendanaan, kategori
perdagangan memerlukan dana yang relatif lebih besar karena cenderung lebih
bersifat padat modal dibandingkan dengan kategori pertanian yang cenderung
padat karya.
Peranan kategori industri yang merupakan kategori andalan di Jawa Barat,
secara umum peranannya masih relatif rendah dan sharenya terhadap total PDRB
justru mengalami penurunan di tahun 2015 sebesar 0,06%. Namun demikian,
kondisi tersebut menunjukkan bahwa pembentukan nilai tambah dari kategori
Tabel 2.32
Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Garut ADHB
Menurut Kategori 2010-2015
Pertanian, Kehutanan,
A 40,35 39,63 38,8 38,94 39,11 38,38
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 3,63 3,49 2,91 2,72 2,51 2,49
Penggalian
Administrasi
Pemerintahan,
O 3,85 3,98 4,17 3,82 3,77 3,95
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib
Produk Domestik Regional Bruto 100 100 100 100 100 100
3,95 0,59
2,74
0,47 4,18
1,64
2,76
2,1
3,34 38,38
3,51
20,65
7,28
5,83 2,49
0,05 0,05
RTRW berfungsi sebagai pedoman dalam menyusun rencana struktur dan pola
ruang wilayah Daerah serta dalam menetapkan kawasan strategis.
b. Infrastruktur Transportasi
Infrastruktur wilayah meliputi beberapa aspek yaitu infrastruktur
transportasi, sumber daya air dan irigasi, listrik dan energi, serta sarana dan
prasarana permukiman. Kebutuhan akan infrastruktur wilayah tidak terlepas
dari fungsi dan peranannya terhadap pengembangan wilayah, yaitu sebagai
pengarah dan pembentuk struktur tata ruang, pemenuhan kebutuhan wilayah,
pemacu pertumbuhan wilayah, serta pengikat wilayah dalam menunjang aspek-
aspek pembangunan lainnya di Kabupaten Garut.
Tingkat kemantapan jalan kabupaten yang diukur dari banyaknya jalan
kabupaten dalam kondisi baik dan sedang mengalami peningkatan 12,78% dari
sepanjang 519,49 km (62,68%) pada tahun 2011 menjadi sepanjang 585,88 km
(70,69%) pada tahun 2015.
Apabila dibandingkan dengan target tingkat kemantapan jalan kabupaten
pada tahun 2015 sebesar 69,66%, maka pencapaian tingkat kemantapan jalan
kabupaten pada tahun 2015 mencapai sebesar 101,48% dari target. Apabila
dibandingkan dengan tingkat kemantapan jalan pada tahun 2014 sebesar
65,16%, maka pertumbuhan pada tahun 2015 sebesar 8,49%.
Pelaksanaan pengujian kendaraan bermotor berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Perhubungan yang telah
mendapat revisi dengan Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2011, dengan hasil
jumlah kendaraan yang diuji mengalami kenaikan sebesar 20,9% dari sebanyak
12.737 unit pada tahun 2011 menjadi 15.405 unit pada tahun 2015.
Perkembangan indikator perhubungan lainnya yaitu ijin trayek mobil
penumpang umum (MPU) menunjukkan adanya peningkatan jumlah angkutan
lokal (Angkutan Kota, Angkutan Perkotaan maupun Angkutan Perdesaan)
sebanyak 66 unit atau sebesar 3,37% dari jumlah ijin trayek sebanyak 1.957 unit
pada tahun 2009 menjadi 2.023 unit pada tahun 2015. Sementara itu, jumlah
pelayanan Terminal dan Sub Terminal sebagai salah satu penunjang sarana
mobilisasi relatif tidak mengalami perubahan meliputi jumlah terminal bus
sebanyak 2 unit, terminal non bus sebanyak 2 unit, sub terminal bus sebanyak 5
unit dan sub terminal non bus sebanyak 10 unit.
pembangunan, baik sumber daya manusia sebagai subjek maupun objek dalam
pembangunan.
Salah satu aspek daya saing daerah yang sangat penting yang berkaitan
dengan sumber daya manusia dapat dilihat diantaranya dari persentase tingkat
pendidikan tertinggi penduduk yang lulus Perguruan Tinggi dimana pada tahun
2015 (data estimasi dari BPS) mencapai 5% sedikit lebih baik dibandingkan tahun
2009 sebesar 4,15%.
kegiatan tersebut tidak ada dalam RKPD, maka realisasi kegiatan tersebut tidak
mempengaruhi realisasi RKPD.
a. Urusan Pendidikan
b. Urusan Kesehatan
f. Urusan Sosial
Urusan Sosial, penanggung jawab kegiatan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, dengan jumlah pagu indikatif sebesar Rp. 71.971.465.000,-
. Realisasi pada Tahun 2015 sebesar Rp. 5.859.408.630,- atau 8,14%.
i. Urusan Pangan
j. Urusan Pertanahan
vertikal dalam hal penyediaan informasi yang berkaitan dengan batas daerah
baik di wilayah Kabupaten Garut maupun di luar daerah Kabupaten Garut.
o. Urusan Perhubungan
t. Urusan Statistik
u. Urusan Persandian
v. Urusan Kebudayaan
w. Urusan Perpustakaan
x. Urusan Kearsipan
z. Urusan Pariwisata
Nasional sebesar 68,90 poin, dan secara peringkat berada pada peringkat
ke-26 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Kontribusi masih rendahnya level pencapaian IPM dikarenakan
perubahan metode, terbesar pada dimensi pengetahuan yang merupakan
implikasi dari perubahan penggunaan indikator dari Angka Melek Huruf
(AMH) yang telah sangat tinggi kepada Harapan Lama Sekolah (HLS) yang
masih relatif rendah di Kabupaten Garut. Selain itu perubahan coverage
penghitungan RLS, dari penduduk usia 15 tahun keatas menjadi 25 tahun
keatas, juga berkontribusi terhadap penurunan indeks dari dimensi
pengetahuan tersebut. Pada tahun 2014, secara rata-rata, penduduk usia
25 tahun ke atas di Garut masih menempuh pendidikan yang relatif
rendah, yakni 6,83 tahun atau setara dengan kelas VII. Meski masih sangat
perlu terus ditingkatkan, namun harapan baru muncul dengan
meningkatnya angka partisipasi sekolah SD, SMP dan SMA di Kabupaten
Garut. Dalam waktu bersamaan, secara rata-rata anak berusia 7 tahun
yang masuk ke jenjang pendidikan di Kabupaten Garut diharapkan mampu
bersekolah hingga 11,62 tahun atau setara lulusan SMA yang terlihat dari
indikator harapan lama sekolah (HLS).
Dimensi selanjutnya, daya beli, pada Tahun 2014, standar hidup layak
yang diukur melalui indikator rata rata pengeluaran per kapita yang
disesuaikan, pencapaiannya masih sangat rendah, yakni dengan posisi
terendah di Provinsi Jawa Barat. Daya beli masyarakat di Kabupaten Garut,
yang dihitung dari rata-rata pengeluaran per kapita yang disesuaikan, baru
mencapai Rp 6.372 ribu, terpaut Rp. 3.075 ribu di bawah angka Jawa Barat
yang telah mencapai Rp. 9.447 ribu.
Struktur Ekonomi Garut masih cenderung tradisional dengan share
industri yang masih rendah yang berdampak pada relatif rendahnya
pertumbuhan ekonomi Garut. Berdasarkan perhitungan baru PDRB tahun
dasar 2010, struktur ekonomi kabupaten Garut menurut lapangan usaha
paling banyak pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar
39,11% pada tahun 2014 (mengalami penurunan 1,24% dari tahun 2010
sebesar 40,35%), disusul sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motorsebesar 20,41% (mengalami peningkatan 0,6% dari
tahun 2010 sebesar 19,81%), dan sektor industri pengolahan sebesar
7,34%. Dari sisi lain, ditinjau dari kualitas angkatan kerja di Kabupaten
Garut masih relatif rendah ditunjukkan dari data Sakernas BPS bahwa
tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan paling banyak SD sederajat
sebesar 43,94%, sementara tingkat Perguruan Tinggi hanya sebesar 4,32%.
Pengukuran daya beli yang diiukur dengan pendekatan pengeluaran
akan terkait dengan perilaku konsumsi penduduk (rumahtangga) terhadap
suatu barang yang sangat tergantung pada berbagai faktor internal
diantaranya harga dan pendapatan, sedangkan faktor eksternal
diantaranya akses terhadap barang dan ketersediaan stok barang. Pola
konsumsi rumahtangga dipengaruhi oleh tinggi rendahnya penghasilan,
selera serta lingkungan sosial seperti budaya, karakteristik sosial ekonomi
(tingkat pendidikan kepala rumahtangga, status pekerjaan, banyak anggota
rumahtangga yang ditanggung dll). Selain itu, model pengeluaran atau pola
konsumsi untuk karakteristik daerah perkotaan dengan perdesaan akan
berbeda diantaranya dikarenakan perbedaan kelengkapan ketersediaan
fasilitas kebutuhan hidup.
Dari sisi dimensi kesehatan, Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten
Garut dengan metode perhitungan baru selama tahun 2010-2014 relatif
cukup tinggi dan berada pada peringkat ke-17 dari 27 kabupaten/kota di
Jawa Barat. Pencapaian AHH mengalami peningkatan 0,21% (rata-rata
tumbuh 0,05% per tahun) dari sebesar 70,34 tahun pada tahun 2010
menjadi 70,49 tahun pada tahun 2014. Namun demikian, pencapaian AHH
pada tahun 2014 masih terpaut 1,74 tahun dari pencapaian AHH Jawa
Barat sebesar 72,23 tahun dan terpaut 0,1 tahun dari AHH Nasional
sebesar 70,59 tahun.
1) Urusan Pendidikan
Permasalahan utama urusan pendidikan adalah :
a) Masih rendahnya aksesibilitas pelayanan pendidikan bagi
masyarakat terutama pada pendidikan menengah yang
ditunjukkan dengan APK untuk tingkat SD sederajat pada tahun
2015 mencapai 101,77%; APK untuk tingkat SMP sederajat sebesar
103,77%; APK untuk tingkat SMA/MA/Paket C (Wajar 12 Tahun)
pada tahun 2014 mencapai 65,85%;
b) Masih adanya Drop out/ putus sekolah untuk usia wajar dikdas
dan Pendidikan Menengah yaitu jenjang SD sederajat sebesar
2) Urusan Kesehatan
Permasalahan utama urusan Kesehatan adalah :
a) Masih tingginya Angka Kematian Bayi mencapai 249 per 1.000
kelahiran hidup (Nasional sebanyak 32 dan Jawa Barat sebanyak
30 per 1.000 kelahiran hidup) dan Angka Kematian Ibu akibat
melahirkan mencapai 49 per 100.000 kelahiran hidup;
b) Meningkatnya penyakit menular dan tidak menular antara lain
Demam Berdarah Dengue (DBD), penyakit kusta (leprae), malaria,
Tuberkulosis (TB) dan penyakit Cardiovasculer (Hipertensi), serta
malnutrisi;
c) Masih rendahnya kualitas dan standar sarana pelayanan
Kesehatan masyarakat (Rasio Puskesmas terhadap jumlah
penduduk sebesar 1 : 38.869, masih di bawah target nasional yaitu
sebesar 1 : 25.000);
d) Jumlah tenaga kesehatan masih kurang dan distribusinya belum
merata, serta belum terstandarisasinya kompetensi tenaga
kesehatan yang ada;
e) Belum seimbangnyasistem pelayanan dan pembiayaan
kesehatanantara kuratif dengan promotif dan kuratif;
f) Masih rendahnya pemahaman PHBS di masyarakat dengan
prosentase Rumah Tangga Ber PHBS baru mencapai 34,62%;
g) Belum optimalnya aspek regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan
dalam mendukung manajemen kesehatan;
7) Urusan Perhubungan
Permasalahan utama urusan Perhubungan adalah :
a. Masih kurangnya ketersediaan perlengkapan jalan dan fasilitas lalu
lintas seperti rambu, marka, pengaman jalan, terminal, dan
jembatan timbang;
b. Belum optimalnya kondisi dan penataan sistem hirarki terminal
sebagai tempat pertukaran moda;
c. Masih rendahnya pelayanan angkutan massal dalam
mengakomodir jumlah pergerakan orang, barang dan jasa;
d. Belum optimalnya cakupan layanan infrastruktur telekomunikasi;
e. Belum terpenuhinya rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
ideal dalam mengimbangi pertambahan kendaraan tiap tahunnya;
f. Kesadaran masyarakat baik pengguna maupun penyedia jasa perlu
ditingkatkan untuk menciptakan kondisi transportasi yang
selamat, cepat, aman, nyaman, tertib dan teratur;
g. Belum tersedianya prasarana pelabuhan bagi kapal nelayan
maupun kapal regional serta fasilitas komunikasi yang memadai.
Tabel 2.33
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
kontrasepsi, c) Masih
tingginya cakupan pasangan
usia subur yang ingin ber-KB
tidak terpenuhi/terlayani, d)
Masih tingginya usia kawin
muda, e) Masih rendahnya
kesertaan ber-KB, f)
Kurangnya tenaga Penyuluh
KB, dan g) Masih rendahnya
partisipasi masyarakat
terhadap program keluarga.
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Identifikasi Isu
No Permasalahan Penjelasan
Srategis
Tabel 2.34
No Kriteria
Total
Tabel 2.35
No Kriteria Bobot
Total 100
Tabel 2.36
Urutan Prioritas Identifikasi Isu Strategis
Berdasarkan Hasil Evaluasi RKPD Tahun 2015
III - 1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
dijadikan sebagai indikator dari peningkatan volume produk barang atau jasa,
karena pada PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku masih terkandung
inflasi yang sangat mempengaruhi harga barang/jasa secara umum.
Tabel 3.1
PDRB ADHB Garut Seri 2010 Tahun 2013-2015 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015***)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 13.118.170,86 14.504.538,16 15.523.395,08
Tabel 3.2
PDRB ADHK Garut Seri 2010 Tahun 2013-2015 (Juta Rupiah)
Lapangan Usaha/Industry 2013 2014 2015***)
(1) (2) (3) (4)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 10.957.009,41 11.161.548,24 11.341.249,17
B Pertambangan dan Penggalian 843.340,70 853.577,97 866.040,21
C Industri Pengolahan 2.157.364,29 2.294.637,75 2.376.556,31
D Pengadaan Listrik dan Gas 18.050,68 18.918,92 19.168,65
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
E 14.143,63 14.852,22 15.970,60
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 1.741.046,97 1.843.072,32 1.942.598,22
Perdagangan Besar dan Eceran;
G 6.146.664,91 6.524.503,25 6.892.485,23
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 1.007.361,09 1.088.865,30 1.177.934,48
Penyediaan Akomodasi dan Makan
I 979.219,27 1.029.765,08 1.092.992,65
Minum
J Informasi dan Komunikasi 637.574,54 733.784,53 826.755,03
K Jasa Keuangan dan Asuransi 753.151,02 815.703,55 863.911,63
L Real Estat 496.994,53 535.114,01 563.635,59
M,N Jasa Perusahaan 147.603,17 155.150,13 164.210,90
Administrasi Pemerintahan,
O 1.039.243,02 1.047.869,58 1.081.087,05
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 1.148.221,46 1.288.697,48 1.382.643,53
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 182.655,92 194.673,45 206.451,19
R,S,T,U Jasa lainnya 868.837,17 940.510,50 1.008.603,46
Produk Domestik Regional Bruto 29.138.481,77 30.541.244,30 31.822.293,92
Sumber : Hasil Pengolahan Data BPS, Tahun 2016.
Tabel 3.3
Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Garut Tahun 2010-2015**
PDRB Per Kapita (Rp) Jumlah Laju PDRB Per Kapita (%)
Tahun
Berlaku Konstan Penduduk adh Berlaku adh Konstan
2010 10.512.715 10.512.715 2.422.326 - -
2011 11.470.816 10.907.004 2.450.430 9,11 3,75
2012 12.258.003 11.228.930 2.477.114 6,86 2,95
2013 13.462.027 11.644.168 2.502.410 9,82 3,70
PDRB Per Kapita (Rp) Jumlah Laju PDRB Per Kapita (%)
Tahun
Berlaku Konstan Penduduk adh Berlaku adh Konstan
2014 14.680.308 12.089.864 2.526.186 9,05 3,83
2015** 15.868.847 12.485.584 2.548.723 8,10 3,27
Sumber : BPS Kabupaten Garut, Tahun 2016.
Tabel 3.4
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Garut Tahun 2013-2015
Gambar 3.1
Perbandingan Inflasi Kabupaten Garut, Jawa Barat dan Nasional
Pada tahun 2015 jumlah penduduk bekerja usia kerja 15 tahun ke atas
selama periode tahun 2013-2015 mengalami peningkatan 23.574 orang (2,55%),
dari sebanyak 922.194 orang pada tahun 2013 menjadi sebanyak 945.768
orang pada tahun 2015. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan
perkembangan jumlah Angkatan Kerja Usia Kerja 15 Tahun Keatas, maka rasio
penduduk yang bekerja selama periode tahun 2013-2015 mengalami sedikit
kenaikan meskipun tidak terlalu signifikan sebesar 1,64% dari sebesar 91,86%
pada tahun 2013 menjadi sebesar 93,50% pada tahun 2015. Tingkat
pengangguran terbuka pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,21%
dari sebesar 7,71% pada tahun 2014 menjadi sebesar 6,500% pada tahun 2015.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
terjadi telah berhasil menekan tingkat pengangguran meskipun belum terlalu
signifikan.
Tabel 3.5
Angkatan Kerja dan Penduduk Bekerja Kabupaten Garut
Tahun 2013 – 2015
Kebijakan peningkatan iklim investasi dan iklim usaha ini tentunya akan
tetap berlanjut di tahun 2017, dengan lebih dititikberatkan pada pembenahan
dan penyederhanaan proses perijinan dan kepastian berusaha secara
berkelanjutan untuk mendorong investasi yang lebih tinggi serta penerapan
upaya konkrit untuk menciptakan iklim persaingan usaha yang lebih sehat dan
adil.
bermasalah, dan (c) penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
telah dijabarkan ke dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) untuk
kepastian perijinan lokasi usaha dan investasi, dengan upaya
dilakukannya pelayanan bantuan hukum dari pusat kepada daerah yaitu
dilakukannya evaluasi Rancangan Perda tentang RTRW.
ekspor Jabar dan investasi yang masuk. Proyeksi angka tersebut cukup rasional
jika dikaitkan dengan kemampuan menyerap investasi selama ini sebagai salah
satu sumber pertumbuhan ekonomi. Kedepan Jawa Barat akan mulai concern
kepada sektor-sektor unggulan seperti industri pengolahan dan pangan, agar
tidak hanya memproduksi raw material namun harus sudah mulai mengangkat
value. Selain itu sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dan industri
kreatif akan mendapatkan prioritas mengingat dua sektor tersebut merupakan
sektor yang paling memiliki potensi dalam pembangunan ekonomi Jawa Barat.
Untuk inflasi Jawa Barat Tahun 2016 diperkirakan pada kisaran 6,3%
dan pada tahun 2017 diproyeksikan sebesar 4,0%-5,0%, dengan asumsi
pemerintah kembali menyesuaikan harga BBM dengan penurunan harga minyak
mentah dunia. Meski sempat menghentak publik, kebijakan kenaikan BBM di
akhir Tahun 2014 oleh Pemerintah telah dilaksanakan. Sektor pemerintah dan
swasta harus dapat mempersiapkan perencanaan pembangunan dan bisnis
dengan lebih baik di awal. Kinerja inflasi memang ditentukan oleh kebijakan
harga yang diputuskan oleh pemerintah.
Tabel 3.6
Proyeksi Perekonomian Kabupaten Garut
No INDIKATOR MAKRO 2016* 2017**
Tabel 3.7
Proyeksi Target Pendapatan Tahun 2016 s.d Tahun 2017
Data Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)
No Uraian Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*
1 PENDAPATAN 3.419,62 3.351,51 3.586,12 3.724,08 3.977,97
1.1 Pendapatan Asli Daerah 423,13 304,77 331,01 427,15 453,39
1.1.1 Hasil Pajak Daerah 74,29 70,22 82,58 84,26 96,63
1.1.2 Hasil Retribusi Daerah 16,83 18,07 15,55 15,55 13,04
1.1.4 Lain-Lain PAD Yang Sah 327,42 210,13 227,67 322,13 339,67
1.2 Dana Perimbangan 2.128,30 2.190,62 1.985,99 2.779,37 2.574,73
Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil
1.2.1 223,76 140,21 137,93 137,93 135,64
Bukan Pajak
1.2.2 Dana Alokasi Umum 1.743,14 1.882,59 1.668,49 1.808,71 1.594,61
Tabel 3.8
Proyeksi Belanja Daerah Tahun 2016 s.d Tahun 2017
Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)
No Uraian Data Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*
A. Belanja Tidak Langsung 2.026,99 2.197,98 2.358,35 2.390,45 2.564,86
Tabel 3.9
Proyeksi Target Pembiayaan Daerah
Tahun 2016 s.d Tahun 2017
Target RPJMD (Milyar) Proyeksi APBD (Milyar)
No Uraian Data Tahun
2015 2016 2017* 2016 2017*
PEMBIAYAAN 100,82 123,43 138,59 18,80 23,61
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
A 129,91 145,67 160,95 46,80 51,71
DAERAH
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
129,91 145,67 160,95 46,80 51,71
Tahun Sebelumnya
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
B 29,10 22,24 22,36 28,00 28,10
DAERAH
Pembentukan Dana Cadangan 5,00 5 5 15,00 15,00
Penyertaan Modal (Investasi)
20,70 12,54 12,66 10,00 10,10
Pemerintah Daerah
Pembayaran Pokok Utang 3,40 4,7 4,7 3,00 3,00
Sumber : DPPKA Kab. Garut, data diolah, *) Angka Sangat Sementara
Tabel 3.10
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Tahun 2016 s.d 2017
Proyeksi (Milyar Rupiah)
Uraian
No Tahun 2016 Tahun 2017*
IV - 1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 4.1
Hubungan Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan
Visi : Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,
Nyaman dan Sejahtera
Tujuan Sasaran
Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis.
1 Meningkatkan kehidupan 1 Meningkatnya kehidupan masyarakat yang
masyarakat yang cerdas, sehat, bermartabat, memiliki etika serta
bermartabat, memiliki etika menjunjung nilai-nilai agama
serta menjunjung nilai-nilai
agama 2 Meningkatnya kuantitas dan kualitas
pelayanan pendidikan
3 Meningkatnya kuantitas dan kualitas
pelayanan kesehatan
4 Terkendalinya pertumbuhan penduduk
melalui pengaturan reproduksi keluarga
yang sehat serta pelaksanaan fungsi
keluarga
5 Meningkatnya keadilan, kesetaraan gender
dan peran perempuan dalam proses
pembangunan
6 Meningkatnya pemberdayaan dan akses
pelayanan sosial dalam penanganan
masalah kesejahteraan sosial
7 Meningkatnya kualitas dan produktivitas
serta daya saing tenaga kerja
Tabel 4.2
Target Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2017
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
MISI 1
1 Meningkatnya Prosentase 11% Otonomi Adkesra Setda
kehidupan Pesantren, daerah
masyarakat madrasah, diniyah
yang yang mendapat
bermartabat, bantuan
memiliki etika Jumlah Fasilitasi 12 Adkesra Setda
serta kegiatan
menjunjung keagamaan
nilai-nilai agama
Jumlah putra-putri 24 Otonomi DPPKA/ Disdik
petani, pedagang daerah /
kecil yang Pendidkan
mendapat fasilitasi
beasiswa kuliah
Jumlah Fasilitasi 3 Pemuda dan Disdik
kegiatan Olahraga
keolahragaan
Jumlah Fasilitasi 5 Disdik
kegiatan
kepemudaan
Gelar seni dan 3 Kebudayaan Disbudpar
budaya (kali)
Misi seni dan 1 Disbudpar
budaya (kali)
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
2 Meningkatnya APK pendidikan 39,40% Pendidikan Disdik
kuantitas dan Anak Usia Dini /
kualitas TK
pelayanan
pendidikan
Angka Partisipasi Disdik
Pendidikan Dasar :
- APK SD sederajat 111,43% Disdik
- APK SMP 108,40% Disdik
sederajat
- APM SD sederajat 100,00% Disdik
- APM SMP 96,64% Disdik
sederajat
Angka Putus Disdik
Sekolah Pendidikan
Dasar :
- Angka Putus 0,000% Disdik
Sekolah (APTS)
SD/MI
- Angka Putus 0,007% Disdik
Sekolah (APTS)
SMP/MTs
Angka Melanjutkan 100% Disdik
SMP ke SMA/SMK
Angka Partisipasi Disdik
Pendidikan
Menengah:
- APK SMA 71,89% Disdik
sederajat
- APM SMA 66,94% Disdik
sederajat
Angka Putus 0,023% Disdik
Sekolah
SMA/MA/SMK
Angka melek huruf 99,37% Disdik
Rata-Rata Lama 8,30 Disdik
Sekolah (Tahun)
Jumlah 1.695.692 Perpustakaan Bapusipda
pengunjung
perpustakaan
terlayani per tahun
3 Meningkatnya Cakupan Pelayanan 230.289 Kesehatan RSUD dr. Slmet
kuantitas dan Kunjungan Rawat
kualitas Jalan (orang)
pelayanan 5.463 RSUD
kesehatan Pameungpeuk
Cakupan Pelayanan 49.300 RSUD dr. Slmet
Kunjungan Rawat
Inap (orang)
1.425 RSUD
Pameungpeuk
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 75% Setda( Bag
kepesertaan BPJS Adkesra)
Cakupan linakes 95% Dinkes
Jumlah kasus 20 Dinkes
kematian ibu
melahirkan
Jumlah kasus 139 Dinkes
kematian bayi
Cakupan 100% Dinkes
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
Cakupan Desa 86% Dinkes
Siaga Aktif
4 Terkendalinya Menurunnya Total 2,29% Keluarga Badan KBPP
pertumbuhan Fertility Rate (TFR) Berencana
penduduk dan keluarga
melalui Sejahtera
pengaturan Menurunnya Laju 1,47% Badan KBPP
reproduksi Pertumbuhan
keluarga yang Penduduk (LPP)
sehat serta
pelaksanaan
fungsi keluarga
Menurunnya 170.923 Keluarga Badan KBPP
jumlah keluarga Sejahtera
pra sejahtera (KK)
Jumlah calon 25 Transmigrasi Dinsosnakertrans
transmigran yang
ditempatkan
5 Meningkatnya Prosentase kasus 100% Pemberdayaan Badan KBPP
keadilan, korban kekerasan Perempuan
kesetaraan terhadap
gender dan perempuan dan
peran anak yang
perempuan terselesaikan
dalam proses Prosentase trafiking 100% Badan KBPP
pembangunan yang tertangani
6 Meningkatnya Jumlah 26.000 Sosial Dinsosnakertrans
pemberdayaan Penyandang
dan akses Masalah
pelayanan sosial Kesejahteraan
dalam Sosial (PMKS) yang
penanganan dapat memenuhi
masalah kebutuhan/dibantu
kesejahteraan (orang)
sosial
Jumlah keluarga 600 Sosial Dinsosnakertrans
berumah tidak
layak huni yang
dibantu (RTLH)
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
7 Meningkatnya Prosentase Pencari 10,00% Tenaga Kerja Dinsosnakertrans
kualitas dan Kerja terdaftar yang
produktivitas ditempatkan
serta daya saing
tenaga kerja
Jumlah penyerapan 6.000 Dinsosnakertrans
tenaga kerja
melalui sistem
padat karya (PKS-
PK)
Prosentase 100% Tenaga Kerja Dinsosnakertrans
perusahaan yang
menerapkan
peraturan
ketenagakerjaan
dan syarat kerja
Prosentase 100% Dinsosnakertrans
penyelesaian kasus
perselisihan
hubungan
industrial dengan
perjanjian bersama
Prosentase 98% Dinsosnakertrans
kesesuaian Nilai
upah Minimum
Kabupaten (UMK)
dengan kebutuhan
hidup layak (KHL)
Prosentase Dinsosnakertrans
keikutsertaan 64
jamsostek
7 38 10 8
MISI 2
8 Meningkatnya Jumlah Petani dan Pertanian TPH
aktifitas Pelaku Agribisnis
ekonomi yang terlatih :
masyarakat - Petani tanaman 1.000 TPH
berbasis pangan dan
agribisnis, hortikultura (orang)
agroindustri, - Petani 375 Disbun
kelautan dan perkebunan (orang)
pariwisata
- Pelaku agribisnis 40 Disnakanla
peternakan (klp)
- Gabungan 85 BP4K
kelompok tani dan
pelaku agribisnis
(gapoktan)
Kelompok tani 2 BP4K/ TPH/
berprestasi tingkat Disbun/
regional dan Disnakanla
nasional
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
9 Meningkatnya Peningkatan Pertanian Dinas TPH
produksi, nilai produksi pertanian
tambah dan tanaman pangan
keragaman dan hortikultura :
produk - Padi (ton) 884.937 Dinas TPH
pertanian
tanaman
pangan,
perkebunan dan
peternakan
- Palawija 1.152.335 Dinas TPH
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 2% Disbun
peningkatan unit
pengolahan hasil
perkebunan
10 Meningkatnya Jumlah produksi 4.335 Perikanan & Disnakanla
pengelolaan Perikanan Laut Kelautan
sumberdaya (ton)
perikanan dan Jumlah produksi 851,6 Disnakanla
kelautan yang perikanan budidaya
berwawasan tambak (ton)
lingkungan
Jumlah produksi 35.484 Disnakanla
perikanan budidaya
kolam air tenang
(ton)
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
investasi daerah
dalam
mendorong
perekonomian
Daerah
Jumlah 700 Diskop, UMKM
wirausahawan baru BMT
Prosentase 76% Diskop, UMKM
Koperasi aktif BMT
/sehat
Prosentase IKM 100% Perindustrian Disperindag
terbina Pasar
Jumlah sentra 7 Disperindag
industri potensial Pasar
yang dibina dan
dikembangkan
Pertumbuhan 1% Disperindag
Industri Agro dan Pasar
Hasil Hutan
Jumlah pasar 2 Perdagangan Disperindag
tradisional yang Pasar
direvitalisasi
Prosentase 6,17% Penanaman BPMPT
peningkatan minat modal
investasi daerah
Prosentase 6,17% BPMPT
peningkatan
realisasi investasi
daerah
7 32 11 11
MISI 3
15 Meningkatnya Prosentase jalan 74,83% Pekerjaan Binamarga
kuantitas dan kabupaten mantap Umum
kualitas (baik dan sedang)
infrastruktur
jalan yang
memadai
16 Meningkatnya Menurunnya 48.000 Distarkim
kualitas jumlah rumah
prasarana dasar tidak layak huni
pemukiman dan Cakupan Rumah 62,20% Distarkim
perumahan Tinggal Bersanitasi
yang sehat dan
nyaman
Prosentase ruang 28,81% Distarkim
terbuka hijau luas
ber HPL
Cakupan pelayanan 2,28 Distarkim
bencana kebakaran
(unit per km2)
Prosentase 65% Distarkim
cakupan air minum
perkotaan
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 71% Distarkim
cakupan air bersih
perdesaan
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
pemerintah yang Predikat penilaian B Bappeda
baik dan bersih SAKIP Kabupaten
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
Prosentase 100% Otonomi BPMPT
penyelesaian Daerah /
perijinan dan non Penanaman
perijinan modal
Kepemilikan KTP 80,00% Kependudukan Disdukpil
Kepemilikan akta 953 Disdukpil
kelahiran per 1000
penduduk
Prosentase 60% Perencanaan BAPPEDA
terakomodirnya pembangunan
usulan
Musrenbang
Kecamatan dalam
RKPD
Prosentase 100% BAPPEDA
kesesuaian
program RPJMD
dan RKPD
Prosentase 100% BAPPEDA
kesesuaian
program renstra
SKPD dengan
RPJMD
Target
Capaian
SKPD
Kinerja Bidang
No Sasaran Indikator Kinerja Penanggung
Setiap Urusan
Jawab
Tahun
2017
1 2 3 4 5 6
BKD
24 Meningkatnya Prosentase 7% DPPKA
efisiensi dan peningkatan
efektifitas pendapatan daerah
anggaran
Daerah
25 Meningkatnya Prosentase asset 100% DPPKA
pengelolaan daerah yang
asset daerah terinventarisir
Tabel 4.3
Penjabaran Visi, Misi, Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Garut Berdasarkan RPJMD Kab. Garut 2014-2019
Visi: Terwujudnya Kabupaten Garut Yang Bermartabat,
Nyaman dan Sejahtera
Strategi Arah Kebijakan
Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas,
terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis.
9 Peningkatan akses dan 1 Peningkatan Rumah Sakit dr. Slamet menjadi Tipe
pemerataan pelayanan B Pendidikan **
kesehatan 2 Peningkatan Rumah Sakit Pameungpeuk menjadi
Tipe D **
14 Peningkatan aktifitas ekonomi 1 Peningkatan produksi, nilai tambah hasil IKM dan
masyarakat berbasis industri pengembangan industri kreatif
potensi lokal dan perdagangan
2 Pengembangan sentra, klaster industri dan produk
ekspor
Rumusan strategi dan arah kebijakan RKPD Kabupaten Garut Tahun 2017
disusun pula dalam upaya mencapai tujuan, sasaran dan prioritas RKPD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2017 sebagaimana disajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4
Keterkaitan Antara Tujuan, Sasaran, dan Prioritas Pembangunan Provinsi
Jawa Barat, Dengan Prioritas Pembangunan di Kabupaten Garut Tahun 2017
Sedangkan sumbangan nilai tambah pertanian terhadap PDRB yang dihitung atas
dasar harga konstan tahun 2010 mencapai Rp. 11,34 trilyun. Tingginya peranan
sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Garut tidak lepas dari
beberapa keunggulan komparatif (comparative advantages), seperti kondisi tanah
yang relatif lebih subur dan cocok untuk beragam komoditi pertanian dan jumlah
penduduk yang besar yang berimplikasi pada sistem pertanian yang tampak
sangat beragam dan hampir sebagian besar komoditi produk pertanian sangat
dominan kontribusinya, seperti berbagai palawija, sayur-sayuran dan juga padi.
Kontribusi sektor pertanian banyak disumbang oleh subsektor tanaman bahan
makanan (Tabama), diikuti oleh subsektor perkebunan, peternakan, kehutanan
dan perikanan. Namun demikian, akselerasi kinerja sektor pertanian tersebut
masih belum optimal, diantaranya disebabkan hubungan antar sub sistem
pertanian dan sektor lain (linkages) belum sepenuhnya menunjukkan sinergitas
pada skala lokal, regional dan nasional, hal ini tercermin dari pengembangan
agroindustri yang belum optimal baik dalam pengolahan maupun pemasarannya.
Pengembangan yang bersifat sektoral pada sistem pertanian serta ketidaksiapan
dalam menghadapi persaingan global merupakan kendala yang masih dihadapi
sektor pertanian.
cenderung lebih bersifat padat modal dibandingkan dengan sektor pertanian yang
cenderung padat karya.
Berdasarkan data dan hasil evaluasi di atas, maka ditetapkan Strategi dan
kebijakan terkaitupaya peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro growth), sebagai
berikut :
(1) Strategi peningkatan peran dan kemampuan usaha petani, dengan
kebijakan fasilitasi, pemberdayaan usaha petani tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan dan peternakan, bantuan subsidi pupuk dan
benih bagi petani kecil;
(2) Strategi Peningkatan daya saing produk pertanian, perkebunan, dengan
kebijakan Peningkatan peran dan kemampuan usaha petani tanaman
pangan dan perkebunan;
(3) Strategi Peningkatan penangkapan, budidaya dan nilai tambah perikanan
melalui perbaikan mutu dan pengembangan produk, dengan kebijakan
Pembangunan pelabuhan pendaratan ikan, Pengembangan kawasan
budidaya laut, air payau dan air tawar, Peningkatan produksi hasil laut
melalui pengembangan sarana dan prasarana penangkapan dan areal
tangkap;
(4) Strategi Peningkatan pemanfaatan usaha hasil hutan, wisata alam dan jasa
lingkungan, dengan kebijakan peningkatan produksi aneka hasil
kehutanan bukan kayu, Peningkatan produksi dan nilai tambah hasil
hutan;
(5) Strategi Peningkatan keunggulan, daya Tarik dan promosi wisata, dengan
kebijakan Penataan dan Pengembangan objek wisata unggulan,
Peningkatan sarana dan prasarana penunjang wisata;
(6) Strategi Peningkatan aktifitas ekonomi masyarakat berbasis industri
potensi lokal dan perdagangan, dengan kebijakan Peningkatan produksi,
nilai tambah hasil IKM dan pengembangan industri kreatif, Pengembangan
sentra, klaster industri dan produk ekspor, Penyediaan informasi peluang
usaha sektor/bidang usaha unggulan serta revitalisasi, optimalisasi fungsi
trade center Limbangan, dan Optimalisasi pengelolaan BUMD;
(7) Strategi Promosi Investasi secara intensif, Pemberian jaminan kepastian
hukum pelaksanaan penanaman modal, dan peningkatan pengendalian
investasi, dengan kebijakan Penyelenggaraan pameran dan temu investor,
Penataan regulasi penanaman modal daerah dan peningkatan
pemantauan, pembinaan dan pengawasan penanaman modal;
(8) Strategi Peningkatan kualitas dan daya dukung jalan dan jembatan untuk
menunjang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, dengan
kebijakan Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.
(1) Strategi Perluasan kesempatan Kerja dan Berusaha, yang ditempuh dengan
kebijakan menciptakan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial
yang memungkinkan masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan
dapat memperoleh kesempatan seluas-luasnya dalam pemenuhan hak-hak
dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan.
(2) Strategi Pemberdayaan kelembagaan masyarakat, yang ditempuh dengan
kebijakan memperkuat kelembagaan sosial, politik, ekonomi dan budaya
masyarakat, dan memperluas partisipasi masyarakat miskin baik laki-laki
maupun perempuan dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang
menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar.
Kebijakan yang dilakukan untuk pemberdayaan masyarakat.
(3) Strategi Peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia, yang ditempuh
dengan kebijakan mengembangkan kemampuan dasar dan kemampuan
berusaha masyarakat miskin baik laki-laki maupun perempuan agar dapat
memanfaatkan perkembangan lingkungan.
(4) Strategi Perlindungan sosial dan lingkungan, yang ditempuh dengan
kebijakan memberikan perlindungan dan rasa aman bagi kelompok rentan
(perempuan kepala rumah tangga, fakir miskin, orang jompo, anak
terlantar, kemampuan berbeda/penyandang cacat) dan masyarakat miskin
baru laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh bencana alam,
dampak negatif krisis ekonomi, dan konflik sosial.
(1) Strategi penyiapan tenaga kerja yang terampil dan dapat bersaing di pasar
kerja, dengan kebijakan peningkatan fungsi dan peran Balai Latihan Kerja
(BLK) dan Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) swasta sebagai pusat
pendidikan dan pelatihan pencari kerja dalam memberikan pelatihan
keterampilan sesuai dengan kebutuhan dan potensi lokal, Pelatihan
keterampilan dan sertifikasi kompetensi bagi masyarakat kurang mampu;
(2) Strategi penyediaan informasi pasar kerja yang mudah dijangkau oleh
masyarakat, dengan kebijakan penyediaan rumah informasi kerja sampai
tingkat kecamatan;
(3) Strategi perluasan kesempatan kerja, dengan kebijakan menciptakan
lapangan kerja baru yang bersifat padat karya; mendorong kegiatan
wirausaha/wiraswasta misalnya dengan pelatihan-pelatihan,
mempermudah perizinan membuka usaha, mempermudah mendapatkan
pinjaman modal untuk membuka usaha; Peningkatan efektivitas informasi
pasar kerja dan bursa kerja on line; Penciptaan iklim investasi yang dapat
mendorong penciptaan kesempatan kerja yang layak.
Berdasarkan data dan hasil evaluasi di atas, maka ditetapkan Strategi dan
kebijakan terkait upaya penanganan masalah lingkungan hidup (pro environment)
sebagai berikut.
(1) Strategi penurunan tingkat pencemaran, kerusakan lingkungan dan resiko
bencana, dengan kebijakan Peningkatan layanan, pengendalian
pencemaran, pengaduan pencemaran dan kerusakan lingkungan;
Perlindungan mata air; Penanganan revitalisasi IPAL industri kulit
Sukaregang.
(2) Strategi peningkatan sistem pengelolaan persampahan, dengan kebijakan
peningkatan pengolahan sampah dan sarana pendukungnya, revitalisasi
TPA, perencanaan pembangunan TPA Wilayah;
(3) Strategi peningkatan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap dampak
perubahan iklim, dengan kebijakan pengurangan penyebab emisi Gas
merubah pola pikir Rumah Tangga Sangat Miskin sekaligus mengunting garis
kemiskinan antara kemiskinan dengan Kesehatan dan Pendidikan.
kelas mencapai 19,46%, jenjang SMP dari sebanyak 2.975 ruang kelas mencapai
2,65%, jenjang SMA dari sebanyak 822 ruang kelas mencapai 11,92%, dan untuk
jenjang SMK dari sebanyak 948 ruang kelas mencapai 8,64%.
dan fasilitas serta terbatasnya alat dan obat kontrasepsi dibandingkan dengan
jumlah kebutuhan ril bagi keluarga miskin.
(1) Aspek keadilan dan kesetaraan gender yang masih belum membudaya di
masyarakat. Meskipun kegiatan pemberdayaan keluarga yang
dilaksanakan selama ini telah memprioritaskan kaum perempuan sebagai
sasaran utamanya, namun pada kenyataannya nilai sosial budaya yang
kurang menguntungkan bagi status dan peran perempuan di masyarakat
masih kuat. Hal ini tercermin dengan masih adanya diskriminasi terhadap
nilai anak dan pengakuan prestasi kerja perempuan.
b. Gratis biaya sekolah (SPP) bagi seluruh siswa SD, SMP, SMA *;
c. Beasiswa bagi siswa miskin;
d. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
Pada tahun 2014, nilai indeks Gini Kabupaten Garut mencapai sebesar
0,33 sedikit mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 0,309 dan masih
dikategorikan kedalam kelompok ketimpangan “ringan” karena nilai Indeks Gini
pada periode tersebut berada pada angka di bawah 0,4. Apabila dibandingkan
dengan Provinsi Jawa Barat sebesar 0,4 dan Nasional sebesar 0,41, maka capaian
Indeks Gini pada Tahun 2014 relatif lebih baik karena pencapaiannya lebih
rendah. Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang menunjukkan
tingkat ketimpangan pendapatan antar penduduk suatu wilayah.
4.3.9 Strategi dan Arah Kebijakan Terkait Tata Kelola dan Reformasi
Birokrasi.
kelola dan reformasi birokrasi yang berjalan dengan baik. Sebagai penjabaran
operasional dari prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam agenda
Nawa Cita kedua adalah membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya, yang meliputi 5 sub agenda prioritas sebagai
berikut:
1. Melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan kepercayaan publik;
2. Meningkatkan Peranan dan Keterwakilan Perempuan dalam Politik dan
Pembangunan;
3. Membangun Transparansi dan Akuntabiltas Kinerja Pemerintahan;
4. Menyempurnakan dan Meningkatkan Kualitas Reformasi Birokrasi; dan
5. Meningkatkan Partisipasi Publik dalam Proses Pengambilan Kebijakan
Publik.
Strategi dan arah kebijakan yang ditempuh terkait dengan tata kelola dan
reformasi birokrasi meliputi sebagai berikut :
Tabel 4.5
Penjelasan Keterkaitan Isu Strategis dan
Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2017
23. Revitalisasi TPA Pasir bajing dan Perencanaan Pembangunan TPA Wilayah
Banjarwangi, Caringin dan Pameungpeuk;
24. Pengadaan alat angkut, alat berat persampahan;
25. Penanganan revitalisasi IPAL industri kulit Sukaregang;
26. Peningkatan penanganan pengelolaan PJU dan listrik untuk masjid besar
dan madrasah diniyah;
27. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
28. Pengembangan, pengelolaan, perlindungan dan konservasi lahan;
29. Perencanaan peningkatan terminal tipe A perkotaan kota Garut;
30. Perencanaan peningkatan Terminal Tipe-B Malangbong;
31. Perencanaan Pembangunan Terminal Barang di Kecamatan Leles.
32. Penyusunan Rencana Induk Lalu Lintas Angkutan Jalan Kabupaten
Garut Tahun 2015-2020;
33. Rehabilitasi drainase perkotaan dan penanggulangan banjir perkotaan;
34. Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya;
35. Pembangunan jaringan irigasi Leuwigoong;
36. Pengembangan, pengelolaan dan konservasi sumber daya air;
37. Penyediaan dan pengelolaan air baku;
38. Pengendalian banjir dan kekeringan serta pengamanan pantai;
39. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam, mineral dan air tanah;
40. Pembinaan, pengembangan ketenagalistrikan pemanfaatan energi baru
dan terbarukan serta pengkajian sosial ekonomi potensi panas bumi;
41. Elektrifikasi rumah tangga.
I. Urusan Wajib
a. Pendidikan
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini;
2. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;
3. Program Pendidikan Menengah;
4. Program Pendidikan Non Formal;
5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
6. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan;
b. Kesehatan
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
3. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat;
5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
8. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya;
9. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak;
10. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia;
11. Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan;
e. Perhubungan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
3. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Kelayakan Pengoperasian Kendaraan Bermotor
6. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
8. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
10. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
f. Lingkungan Hidup
1. Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
2. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
4. Program Pengelolaan Areal Pemakaman
5. Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut
6. Program Pengelolaan Kawasan Lindung
7. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
9. Program Pengendalian pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup
10. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
11. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
12. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
13. Program Peningkatan Pengendalian Polusi
14. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
15. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
16. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
g. Pertanahan
k. Sosial
1. Pembinaan Anak Terlantar
2. Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial ( WTS, eks Napi)
3. Penanggulangan bencana dan perlindungan masyarakat
4. Program Jaminan dan Perlindungan Sosial
5. Program Pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial
6. Program Pemantapan Kelembagaan Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
7. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan PMKS lainnya.
8. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
9. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
10. Program Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan
anak
11. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
l. Ketenagakerjaan
1.Pengembangan Hubungan Industrial
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
n. Penanaman Modal
1. Pendidikan dan Pelatihan Formal
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
5. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
7. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
9. Program Penyiapan Potensi Sumberdaya, Sarana dan Prasarana
Daerah
o. Kebudayaan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pengelolaan Kekayaan Budaya
3. Program Pengelolaan Keragaman Budaya
4. Program Pengembangan Nilai Budaya
5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
r. Ketahanan Pangan
1. Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
7. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
8. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
t. Statistik
1. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah;
u. Kearsipan
1. Program Pemeliharaan Secara rutin/berkala sarana dan prasarana
kearsipan
2. Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah
3. Program Perbaikan Sistem Administrasi Kearsipan
w. Perpustakaan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pengembangan Budaya Baca & Pembinaan Perpustakaan
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Informasi
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Kehutanan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan
3. Program Pembinaan dan Penertiban Industri Hasil Hutan
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
5. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
7. Program Perencanaan dan Pengembangan hutan
8. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan
9. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan
d. Energi dan Sumber Daya Mineral
1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan
2. Program Pembinaan dan Pengelolaan Usaha Energi Baru dan
Terbarukan
3. Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Ketenagalistrikan
e. Pariwisata
1. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;
2. Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
3. Program Pengembangan Kemitraan;
f. Perdagangan
1. Program Efisiensi perdagangan Dalam Negeri
2. Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan
3. Program Pengembangan Industri Kecil Dan Menengah
4. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor
5. Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
6. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
g. Perindustrian
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Penataan Struktur Industri
3. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial
4. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
5. Program Peningkatan Kapasitas Iptek Sistem Produksi
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
a. Pemerintahan Umum
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Pembinaan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan
3. Program Penataan Daerah Otonomi Baru
4. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan
Prosedur Pengawasan
5. Program Penataan Kebijakan Pemerintah Daerah
6. Program Penataan Kualitas Pelayanan Publik
7. Program Penataan Perundang-undangan
8. Program Pengendalian Administrasi Pembangunan dan Pengadaan
Barang/Jasa
9. Program Peningkatan dan Pengembangan Keuangan Daerah
10. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
11. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah
12. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
13. Program Peningkatan Kehidupan Beragama
14. Program Peningkatan Kerjasama Antar Daerah
15. Program Peningkatan Kerjasama Antar Lembaga Lainnya
16. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
17. Program Peningkatan Pendidikan Agama
18. Program Peningkatan Pendidikan keagamaan aparatur dan
masyarakat
19. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
20. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
d. Keuangan
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan
Daerah
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
6. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
7. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
e. Penanggulangan Bencana
1. Progam Peningkatan Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi
2. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
3. Program Pencegahan Dini dan Penangulangan Korban Bencana Alam
4. Program Pengembangan Data/Informasi
5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
6. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
7. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
8. Program Peningkatan Perencanaan SKPD
9. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
10. Program Perbaikan Perumahan Akibat Bencana Alam/Sosial
11. Program Perencanaan Pembangunan Daerah Rawan Bencana
Tabel 4.6
Penjelasan Program dan Indikator Kinerja
Pembangunan Daerah Tahun 2017
Bidang Urusan 2017 SKPD
Pemerintahan dan Indikator Kinerja
No. Penanggung-
Program Prioritas (Outcome)
Target Rp. (Juta) jawab
Pembangunan
A. URUSAN WAJIB
I PENDIDIKAN
II KESEHATAN
1 Program obat dan 14,774 Dinkes
perbekalan Cakupan ketersediaan obat 100 % 14,641 Dinkes
kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Cakupan pengadaan obat 100 %
esensial
Cakupan Pengadaan obat 95 %
generik
Cakupan Pengelolaan obat dan 100% 133
perbekalan kesehatan
15 Puskesmas 750
100% 140
10 puskesmas 250
Pemeliharaan rutin/berkala 1 30
saranan dan prasarana
posyandu
Rehabilitasi Puskesmas 5 780
Pembantu dan Poskesdes
(Pajak Rokok)
Pembangunan/Pengadaan IPAL 4 205
Puskesmas (DAK)
Pembangunan/Pengadaan IPAL 2 24
Puskesmas (Pendamping)
Pembangunan / Renovasi 5 700
Polindes / Poskesdes (DAK)
Pembangunan / Renovasi 5 70
Polindes / Poskesdes
(Pendamping)
Pengadaan Tanah untuk 1 400
Bangunan Puskesmas dan
Jarinngannya
Pembangunan/Rehabilitasi 4 159
Puskesmas Poned
(Pendamping DAK)
Pembangunan/Rehabilitasi/Rel 4 650
okasi Rumas Dinas Medis dan
Paramedis (DAK)
Pembangunan/Rehabilitasi/Rel 4 65
okasi Rumas Dinas Medis dan
Paramedis (Pendamping)
Rehabilitasi Puskesmas (Pajak 13 5,925
Rokok)
Pengadaan sarana dan 5 pt 83
prasarana poskesdes (DAK)
Pengadaan sarana dan prasara 5 pt 8
poskesdes (Pendamping DAK)
Quality of Place :
7 Program Data Base Penggunaan IRMS / BMS Penyusunan 432 Bina Marga
Jalan dan Jembatan dalam sistim manajemen jalan data base
dan jembatan jalan
kabupaten 1
pkt dan
jembatan 1pkt
VI. SOSIAL
1 Program 8,080 Dinsosnaker trans
Pemberdayaan Fakir
Miskin, Komunitas
Adat Terpencil
(KAT) dan
Penyandang
Masalah
Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
Lainnya
Meningkatnya kinerja 20 110 Dinsosnaker trans
pendamping pemberdayaan
Fakir Miskin
Meningkatnya keberdayaan 220 KK 550
Fakir Miskin
Meningkatnya kinerja 120 400
pendamping PKH
Meningkatnya pelayanan 600 6,000
keluarga berumah tidak layak
huni (RTLH)
Meningkatnya pelayanan sosial 70 280
bagi lanjut usia terlantar luar
panti
Meningkatnya keberdayaan 220 400
keluarga rentan sosial ekonomi
Meningkatnya keberdayaan 70 200
wanita rawan sosial ekonomi
(WRSE)
Meningkatnya pelayanan sosial 30 140
bagi pekerja migran
bermasalah
2 Program Pelayanan 1,130 Dinsosnaker trans
dan Rehabilitasi
Kesejahteraan
Sosial
Meningkatnya pelayanan sosial 45 190 Dinsosnaker trans
bagi korban tindak kekerasan
dan Trafficking)
Meningkatnya pelayanan sosial 1,900 350
tanggap darurat bagi korban
bencana
Meningkatnya pelayanan sosial 40 240
dan praktek belajar kerja bagi
ANKN
VIII. PERHUBUNGAN
1 Program 926 Dishub
Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan
Lahan untuk terminal
(Malangbong) (Ha)
Tempat sandar kapal PADA 7
Kecamatan
Alat penghitung lalu lintas
elektronik
Running Text portable
1 unit mobil OB Van (siaran
luar/off air)
Radio Streaming
Perangkat Audio Talk Show
Tower Pancar Ulang
Receiver penyiaran
Exiter Digital 100 Watt
CCTV Room beserta
kelengkapannya
Alat penghitung lalu lintas
elektronik
Handy Talky 40
10 alat komunikasi portable 3
(RIG);
2 unit VHF
5 unit HF
XI PENANAMAN MODAL
XIII KEBUDAYAAN
1 Program kajian, SDM 3 500 Disbudpar
Pengembangan Nilai
Budaya
2 Program kajian, SDM 2 400 Disbudpar
Pengelolaan
Kekayaan Budaya
3 Program Kajian Seni 6 1,500 Disbudpar
Pengelolaan
Keragaman Budaya
Fasilitasi Seni 1
Gelar Seni 1
Misi Seni 1
SDM Seni 1
Tempat Seni dan Budaya 1
Organisasi Seni dan Budaya
XIV PERPUSTAKAAN
1 Program 2,650 Bapusipda
Pengembangan
Budaya Baca dan
Pembinaan
Perpustakaan
Terpenuhinya kebutuhan 90%
masyarakat pengguna
perpustakaan yang tidak
terjangkau oleh perpustakaan
daerah
Terselenggaranya Kegiatan 0%
Story Telling Tingkat TK/PAUD
Terselenggaranya Supervisi, 100%
Pembinaan dan Stimulasi
Tersedianya Sarana Kerja dan 95%
Buku Perpustakaan di Daerah
Meningkatnya Koordinasi 80%
Pengembangan BudayaBaca
Terciptanya Informasi 45%
Perpustakaan di Masyarakat
XV KEARSIPAN
1 Program Perbaikan Terciptanya sistem 10 SOPD 240 Bapusipda
Sistem Administrasi perpustakaan dan kearsipan
Kearsipan yang efektif dan efisien
2 Program Meningkatnya eksistensi 32 skpd, 60 262 Bapusipda
Penyelamatan dan lembaga perpustakaan dan Desa,
Pelestarian kearsipan sesuai dengan tugas 42 Kecamatan
Dokumen/Arsip pokok dan fungsinya
Daerah
3 Program Terlaksananya pemeliharaan 1 paket 121 Bapusipda
Pemeliharaan sarana dan prasarana
Rutin/Berkala kearsipan
Sarana dan
Prasarana Kearsipan
4 Program Terlaksananya pelayanan 1 paket 67 Bapusipda
Peningkatan informasi perpustakaan dan
Kualitas Pelayanan kearsipan secara cepat, tepat,
Informasi akurat dan akuntabel
B. URUSAN PILIHAN
I PERTANIAN
1 Program Meningkatnya pendapatan 5,557 Dinas TPH
Peningkatan usahatani :
Kesejahteraan
Petani
- Usahatani padi (%) 3
- Usahatani palawija (%) 3
- Usahatani sayuran (%) 5
Terwujudnya Perlindungan 91
lahan pertanian pangan
berkelanjutan (%)
Terwujudnya pembangunan 3
kawasan sentra produksi
(lokasi)
5 Program Meningkatnya fungsi jaringan 500.00 2,900 Dinas TPH
Pengembangan irigasi desa (Ha)
Jaringan Irigasi
Pedesaan
6 Program Berkembangnya kelembagaan 10.00 1,885 Dinas TPH
Peningkatan usaha tani yang berbasis
Pemasaran Hasil agribisnis dan agroindustri
Produksi Pertanian (Kelompok)
Meningkatnya akses petani 35
terhadap iptek, pasar, dan
permodalan bunga rendah (%)
Berkembangnya pasar produksi 1
pertanian tanaman pangan dan
hortikultura (Unit)
7 Program Bertambahnya jumlah 375 893 Disbun
Peningkatan Petani Perkebunan yang
Kesejahteraan mengikuti Pelatihan (Orang)
Petani
8 Program Penguatan Kelembagaan 65 288 Disbun
Pemberdayaan Tani Perkebunan (Kelompok)
Penyuluhan
Pertanian/
Perkebunan
Lapangan
9 Program Terwujudnya pengembangan 450 2,109 Disbun
Peningkatan pertanian pada lahan kerig (ha
Ketahanan Pangan
10 Program Tersedianya bibit unggul 2 8,532 Disbun
Peningkatan perkebunan (jenis)
III KEHUTANAN
V PARIWISATA
1 Program Jumlah kunjungan wisatawan 2,530,000 1,220 Disbudpar
Pengembangan
Destinasi Pariwisata
2 Program Meningkatnya SDM Pariwisata 2 800 Disbudpar
Pengembangan (kali)
Kemitraan
3 Program Meningkatnya Promosi Wisata 6.00 1,265 Disbudpar
Pengembangan (6 objek wisata unggulan)
Pemasaran
Pariwisata
VI PERINDUSTRIAN
1 Program 1,950 Disperindagpas
Pengembangan
Industri Kecil Dan
Menengah
Bidang industri Agro :
Tumbuhnya wirausaha baru 220.00 525 Disperindagpas
yang terampil
Bidang Industri Non Agro :
Meningkatnya jumlah 140.00 450 Disperindagpas
Wirausaha Baru Non Agro
2 Program 2,310 Disperindagpas
Peningkatan
Kemampuan
Teknologi Industri
Bidang industri Agro :
Meningkatnya jumlah 229.00 825 Disperindagpas
wirausaha dan tenaga kerja
industri yang terlatih
VII PERDAGANGAN
1 Program 15,700 Disperindagpas
Peningkatan
Efisiensi
Perdagangan Dalam
Negeri
Tersedianya sarana pasar yang 2.00 3,000
baru
Tertatanya lingkungan pasar 1.00 300
tradisional
Tersedianya infrastruktur pasar 3 pasar 11,000
yang memadai
2 Program Pembinaan 300 Disperindagpas
Pedagang Kaki Lima
dan Asongan
Jumlah kegiatan pembinaan
Jumlah kegiatan penyuluhan
Penyediaan Lokasi PKL
Penyediaan Gudang PKL
BIDANG PASAR : Disperindagpas
Lokasi untuk PKL Pasar 300
3 Program 200 Disperindagpas
Peningkatan dan
Pengembangan
Ekspor
Terpromosikannya produk- 2.00 200
produk unggulan dari
Kabupaten Garut
Terselenggaranya sosialisasi
kebijakan (kali)
Terselenggaranya pelatihan
ekspor (kali)
4 Program 500 Disperindagpas
peningkatan sarana
dan prasarana
aparatur
Tersedianya sarana kebersihan 3 pasar 500
pasar berupa TPS, Mobil
Sampah, Loader
5 Program 1,785 Disperindagpas
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
Meningkatnya pemahaman 15 Kec. 130 Disperindagpas
pelaku usaha dan konsumen
akan hak dan kewajibannya
Meningkatnya pelayanan tera 14 Kec. 150 Disperindagpas
dan tera ulang
VIII TRANSMIGRASI
I PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
1 Program Terlaksananya Pelaporan 100% 65 Bappeda
Peningkatan Capaian Kinerja dan Keuangan
Pengembangan Secara Tepat Waktu (%)
Pelaporan Capaian
Kinerja dan
Keuangan
Tersusunnya LAKIP Bappeda 1
(dokumen)
Tersusunnya LPPD Bappeda 1
(dokumen)
Laporan Realisasi Keuangan 2
Semesteran Bappeda
(dokumen)
laporan Prognosis Realisasi 1
Anggaran Bappeda (dokumen)
Pelaporan Keuangan Akhir 1
Tahun Bappeda (dokumen)
2 Program Tersedianya dokumen 100% 64 Bappeda
Peningkatan operasional kebijakan
Perencanaan SKPD perencanaan SKPD (Bappeda)
(%)
Tersusunnya Rancangan
Renstra Bappeda (dokumen)
Tersusunnya Renstra Bappeda 1
(dokumen)
Tersusunnya Indikator Kinerja 1
Utama Bappeda (dokumen)
Tersusunnya Renja Bappeda 1
(dokumen)
Tersusunnya Rencana Kinerja 1
Tahunan bappeda (dokumen)
Tersusunnya Penetapan 1
Kinerja bappeda (dokumen)
Tersusunnya Evaluasi 1
Pelaksanaan Mid Term Renstra
Bappeda (dokumen)
3 Program Tersedianya pemenuhan 80% 215 Bappeda
Pengembangan Data/Informasi statistik daerah
Data/Informasi (%)
Tersusunnya pengumpulan, 1
updating, dan analisis data
informasi capaian target
II SEKRETARIAT
DAERAH
1 Program Upaya Terselenggaranya koordinasi 100% 5,500 SETDA
Kesehatan dan sosialisasi upaya
Masyarakat Kesehatan
2 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 96 SETDA
Penanggulangan dan sosialisasi Penanggulangan
Bencana Alam Bencana
3 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 7,250 SETDA
Peningkatan dan sosialisasi kehidupan
Kehidupan beragama
Beragama
4 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 1,800 SETDA
Peningkatan dan sosialisasi Pendidikan
Pendidikan Agama agama di Kab. Garut
5 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 330 SETDA
peningkatan dan jalinan kerjasama antar
Kerjasama Antar pemerintah daerah
Pemerintah Daerah
6 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 133 SETDA
Perlindungan dan sosialisasi ketenagakerjaan
Pengembangan di Kab. Garut
lembaga
ketenagakerjaan
7 Program Terselenggaranya pelayanan 100% 95 SETDA
Peningkatan dan publik untuk kesejahteraan
pengembangan masyarakat di Kab. Garut
keuangan daerah
8 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 750 SETDA
peningkatan dan sosialisasi serta jalin
Kerjasama Antar kerjasama antar lembaga
Lembaga lainnya lainnya di Kab. Garut
9 Program Terselenggaranya pelayanan 100% 225 SETDA
Pemberdayaan sosial dan kesejahteraan
kelembagaan masyarakat di Kab. Garut
kesejahteraan sosial
10 Program Terselenggaranya koordinasi 100% 65 SETDA
Pemberdayaan olah dan pelaksanaan olah raga
raga masyarakat masyarakat di Kab. Garut
11 Program Meningkatnya disiplin pegawai 90% 325 SETDA
peningkatan Disiplin
Aparatur
12 Program Prosentase pegawai yang 85% 1,618 SETDA
peningkatan mencapai SKP diatas 75%
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
13 Program Efektivitas pelaksanaan tugas 100% 1,894 SETDA
peningkatan kedinasan Kepala Daerah dan
pelayanan Wakil
Kedinasan Kepala Kepala Daerah
Daerah/Wakil
Kepala Daerah
IV KEUANGAN
1 Program 391.08 DPPKA
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Fasilitas Pelatihan dan 70 orang 266 DPPKA
Perjalanan Dinas
Persentase bendahara dan PPK 77 SKPD 125 DPPKA
SKPD terdidik dan terlatih
2 Program 118 DPPKA
Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
Tersedianya Laporan Kinerja 3 Dokumen 8 DPPKA
SKPD
Tersedianya data dan laporan 2 dokumen 110 DPPKA
keuangan yang akuntabel
3 Program 12,135 DPPKA
Peningkatan dan
Pengembangan
Keuangan Daerah
Meningkatnya kesadaran 1 Paket 144.18 DPPKA
masyarakat dalam membayar
Pajak dan
Retribusi Daerah
Terselenggaranya Rapat 12 Bulan 63.60 DPPKA
Rekonsiliasi dan Koordinasi
Dana
Perimbangan
Terciptanya Sistem dan 12 Bulan 95.20 DPPKA
Prosedur Keberatan dan
Pengaduan Pajak Daerah
Terlaksananya Monitoring 42 Kecamatan 362.28 DPPKA
penerimaan PBB P2
Perjalanan Dinas dalam 12 Bulan 100.00 DPPKA
Rangka Koordinasi dan
Rekonsiliasi Pajak
Tersedianya reward bagi 42 kecamatan 970.00 DPPKA
pelaksana pengelola PBB di
tingkat Desa dan Kecamatan
V INSPEKTORAT
1 Program Presentase SKPD yang 100% 392 Inspektorat
Peningkatan menerapkan SAKIP
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan
Keuangan
2 Program Persentase SKPD yang 100% 2,845 Inspektorat
Peningkatan Sistem mendapat pembinaan dan
Pengawasan pengawasan internal
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
Kebijakan KDH
Persentase penyelesaian kasus 100% Inspektorat
khusus/pengaduan masyarakat
Pemukhtahiran data tindak 100% Inspektorat
lanjut hasil pengawasan
3 Program meningkatnya jumlah pegawai 100% 650.09 Inspektorat
Peningkatan yang memiliki keahlian di
Profesionalisme bidang pengawasan
Tenaga Pemeriksa
dan Aparatur
Pengawasan
meningkatnya jumlah pegawai 100% Inspektorat
yang memiliki keahlian di
bidang pengawasan
terlaksananya kenaikan 100% Inspektorat
pangkat JFA dan JFP2UPD
Terwujudnya kerjasama 100% Inspektorat
aparatur pengawasan
4 Program Penataan Tersusunnya program Kerja 100% 39.61 Inspektorat
dan Penyempurnaan Pengawasan Tahunan (PKPT)
Kebijakan Sistem
dan Prosedur
Pengawasan
Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
VI KEPEGAWAIAN,
PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN
1 Program Pembinaan 4,064 BKD
dan Pengembangan
Aparatur
Prosentase pejabat struktural 8% 2,352.27 BKD
yang mengikuti Diklat
kepemimpinan
Prosentase pegawai yang 1% 1,674.93 BKD
mengikuti Diklat Teknis
Fungsional
Prosentase pegawai yang lulus 85% 36.60 BKD
ujian kenaikan pangkat dan
ujian dinas
VII PENANGGULANGAN
BENCANA
1 Program 1,672 BPBD
Pencegahan Dini
dan
Penanggulangan
VIII KECAMATAN
1 Program Jumlah pelaksanaan 15 42,000 Kecamatan
Peningkatan kewenangan bupati yang
Pelayanan Terpadu dilimpahkan kepada camat
Kecamatan bidang perizinan dan non
perizinan
2 Program 2,808 Kecamatan
Peningkatan Sistem
pengawasan
Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
kebijakan KDH
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Kota Wetan
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Kota Kulon
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Regol
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Ciwalen
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Margawati
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Muara Sanding
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Pakuon
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Sukamantri
Fasilitas dan Koordinasi 1 139 Kecamatan
Penyelenggaraan Urusan
Pemetintahan Pembangunan
dan Kemasyarakatan
Kelurahan Paminggir
tambah, (2) rantai nilai, (3) Model usaha, (4) manajemen, dan (5) lembaga
pengelola. Setiap kolom scoring di beri nilai antara 0 (Tidak penting) sampai 5
(sangat penting sekali). Kemudian pada masing-masing program nilainya
dijumlahkan. Nilai terbesar di tiap-tiap desa/kelurahan diberikan peringkat
kemudian dimasukan ke dalam matriks kegiatan disusun berdasarkan peringkat
tersebut. Pada matriks kegiatan terdiri dari atas kolom program, volume, lembaga
terkait, kontribusi, estimasi biaya, dan waktu (start up program).
PARTI
MACRO SIPATI
SCREENING F
MACRO META
SCORING PLAN
MATRIK LOGICAL
KEGIATAN FRAME
WORK
APPROCH
spasial. Melalui pendekatan tersebut, pada perencanaan RKPD Tahun 2017 mulai
dilaksanakan inovasi pembangunan “Amazing Garut” yang diarahkan pada
pencapaian 3 Pilar pembangunan yaitu Peningkatan Kepuasan Masyarakat,
Peningkatan IPM, dan Pencapaian WTP, sebagaimana digambarkan sebagai
berikut :
dan kegiatan yang saling terintegrasi antara satu sama lain (kombinasi program
dan kegiatan) melalui Penerapan konsep perencanaan yang integratife pada
kegiatan “Amazing Garut” diantaranya terkait upaya peningkatan kepuasan
masyarakat dalam penataan kota yang dilakukan penataan Pedagang Kaki Lima
oleh Dinas Tata Ruang dan Permukiman dan Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Industri, Pengendalian Banjir oleh Dinas Sumber Daya Alam dan
Pertambangan serta Pembangunan PJU oleh Dinas Lingkungan Hidup,
Kebersihan dan Pertamanan.
Konsep spasial dalam Amazing Garut dalam pilar IKM, utamanya adalah
pembangunan jalan baru di wilayah tengah-utara dan peningkatan kualitas jalan
di wilayah selatan Kabupaten Garut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pembangunan jalan baru di wilayah tengah-utara bertujuan untuk meningkatkan
akses ke tempat wisata Kabupaten Garut yakni Cipanas, Situ Bagendit, Situ
Cangkuang, Taman Satwa Cikembulan. Pembangunan jalan baru tersebut juga
ditujukan untuk mengatasi persoalan kemacetan di ruas-ruas jalan di wilayah
Balubur Limbangan, Malangbong, Kadungora dan Leles. Sebagaimana di sajikan
dalam gambar 4.8 Peta Rencana Pembangunan Jalan Baru Tahun 2014-2019.
Rencana program dan kegiatan RKPD Tahun 2017 disusun dengan sumber
pendanaan dari dana APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Rencana
program dan kegiatan didapatkan melalui serangkaian mekanisme Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), yang kemudian diverifikasi dan
disepakati sebagai usulan prioritas program dan kegiatan untuk tahun 2017.
Penyusunan rencana dilakukan melalui pendekatan perencanaan komprehensif
yang meliputi pendekatan partisipatif, teknokratis, politik, atas bawah (top down)
dan bawah atas (bottom up), dalam rangka menjawab permasalahan dan
mendukung pencapaian target sasaran RPJMD tahun 2014-2019 melalui prioritas
yang telah ditetapkan dalam RKPD Tahun 2017.
Tabel 5.1
Matrik Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2017
(TERLAMPIR)
Rencana program dan kegiatan RKPD Tahun 2017, memuat sebanyak 377
program dan 2.531 kegiatan, dengan komposisi terbesar pada fisik sebesar Rp.
1.709.663.160.428,- (52,73%), disusul bidang sosial budaya sebesar Rp.
853.747.651.441,- (26,33%), bidang Ekonomi sebesar Rp. 498.605.097.679,-
(15,38%), dan bidang Pemerintahan sebesar Rp. 180.365.261.234,- 5,56%).
Ringkasan rencana program dan kegiatan berdasarkan bidang perencanaan
pembangunan daerah kabupaten Garut disajikan sebagai berikut :
V-1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Tabel 5.2
Rekapitulasi Rencana Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2017
Menurut Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah
Sumber Rasio
Jml Jml APBN/
No Bidang APBD II APBD I Dana Total Anggaran
Program Kegiatan PHLN
Lainnya (%)
SOSIAL
1 92 492 359,90 195,19 291,52 7,14 853,75 26,33%
BUDAYA
1. Bagi SKPD, RKPD Tahun 2017 merupakan acuan dan pedoman dalam
menyusun kebijakan publik, baik yang berupa kerangka regulasi maupun
kerangka anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Tahun Anggaran 2017.
VI - 1
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
4. Pada akhir Tahun Anggaran 2017, setiap SKPD wajib melakukan evaluasi
pelaksanaan kegiatan yang meliputi evaluasi terhadap pencapaian sasaran
kegiatan yang ditetapkan, maupun kesesuaiannya dengan rencana alokasi
anggaran yang ditetapkan dalam APBD, serta kesesuaiannya dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pelaksanaan
APBD dan peraturan-peraturan lainnya.
kegiatan dalam satu program maupun kegiatan antar program, dalam satu
instansi dan antar instansi, dengan tetap memperhatikan
peran/tanggungjawab/tugas yang melekat pada masing-masing Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.
B U P A T I G A R U T,
ttd
RUDY GUNAWAN