Di sekitar rongga hidung terdapat rongga-rongga yang disebut sinus para nasalis
yang terdiri dari :
Sinus ini dilapisi oleh selaput lendir. Jika terjadi peradangan pada rongga hidung, lender-
lendir dari sinus para nasalis akan keluar. Jika tidak dapat mengalir ke luar akan
menjadi sinusitis.
E. Manifestasi Klinis
Gejala yang ditimbulkan oleh polip hidung adalah rasa sumbatan di hidung. Sumbatan ini
menetap, tidak hilang timbul dan makin lama semakin berat keluhannya sumbatan yang
berat dapat menyebabkan hilangnya indra penciuman. Gangguan drainase sinus dapat
menyebabkan nyeri kepala dan keluarnya sekret hidung. Bila penyebabnya alergi,
penderita mengeluh adanya iritasi hidung yang disertai bersin-bersin. Pada Rinoskopi
anterior polip hidung sering kali harus dibedakan dari konka hidung yang menyerupai
polip ( Konka Polipoid ).
Perbedaan antara polip dan konka :
Polip bertangkai sehingga mudah digerakkan, konsistensinya lunak, tidak nyeri
bila ditekan, tidak mudah berdarah, dan pada pemakaian vasokonstriktor (kapas
adrenalin) tidak mengecil.
Konka Polipoid tidak bertangkai sehingga sukar digerakkan, konsistensinya keras,
nyeri bila ditekan dengan pinset, mudah berdarah, dan dapat mengecil pada
pemakaian vasokonstriktor. Polip menyebabkan penyumbatan hidung, karena
itu penderita seringkali mengeluhkan adanya penurunan fungsi indera
penciuman.Karena indera perasa berhubungan dengan indera penciuman, maka
penderita juga bisa mengalami penurunan fungsi indera perasa dan
penciuman.Polip hidung juga bisa menyebabkan penyumbatan pada drainase
lendir dari sinus ke hidung. Penyumbatan ini menyebabkan tertimbunnya lendir
di dalam sinus. Lendir yang terlalu lama berada di dalam sinus bisa
mengalami infeksi dan akhirnya terjadi sinusitis. Penderita anakanak sering
bersuara sengau dan bernafas melalui mulutnya. Secara pemeriksaan
mikroskopis tampak epitel pada polip serupa dengan selaput permukaan hidung
normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan subselaput permukaan yang
sembab. Jadi gejala polip ini sangat beragam. Mulai dari pilek yang
berlangsung lama, bersin-bersin, hidung tersumbat yang bersifat menetap,
sering mimisan, keluhan akan adanya massa di hidung, sukar buang ingus,
gangguan penciuman, bentuk hidung yang tak lagi simetris, bengek atau
bindeng, telinga rasa penuh, mendengkur/gangguan tidur, lendir dan rasa kering
yang terkumpul di tenggorokan, sakit kepala, dan lain-lain. Kesemua keluhan
itu tentu saja amat mengganggu dan sangat mempengaruhi produktivitas hidup si
penderita.
1. Gejala Subjektif : Hidung terasa tersumbat,Hiposmia atau Anosmia
(gangguan penciuman), Nyeri kepalav Rhinore, Bersin,Iritasi di hidung
(terasa gatal),Post nasal drip,Nyeri muka,Suara bindeng, Telinga terasa
penuh,Mendengkur , Gangguan tidur, Penurunan kualitas hidup
2. Gejala Objektif Oedema mukosa hidung,Submukosa hipertropi dan tampak
sembab, Terlihat masa lunak yang berwarna putih atau kebiruan.
F. Komplikasi
Satu buah polip jarang menyebabkan komplikasi, tapi dalam ukuran besar
atau dalam jumlah banyak (polyposis) dapat mengarah pada akut atau infeksi
sinusitis kronis, mengorok dan bahkan sleep apnea.kondisi serius nafas dimana
akan berhenti dan bernafas beberapa kali selama tidur. Dalam kondisi parah, akan
mengubah bentuk wajah dan penyebab penglihatan ganda atau berbayang.
Kosep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Biodata Nama, jenis kelamin, umur, agama, suku/bangsa, status perkawinan, pekerjaan
alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, dan keluarga yang mudah dihubungi.
2. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Penyakit Sekarang Apa keluhan utama, bagaimana sifat keluhan (terus menerus,
kadangkadang), apakah keluhan bertambah berat pada waktu-waktu tertentu atau kondisi
tertentu. Usaha apa yang dilakukan di rumah untuk mengatasi keluhan tersebut.
- Riwayat Penyakit Dahulu Apakah pasien pernah menderita penyakit hidung sebelumnya
seperti rhinitis, alergi pada hidung.
- Riwayat Penyakit Keluarga Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit ini seperti
klien saat ini dan pakah pernah / mengalami alergi / bersin.
- Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Untuk mengurangi flu biasanya klien
mengkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping.
- Pola Nutrisi dan Metabolisme Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi
gangguan pada hidung
- Pola Istirahat dan Tidur Biasanya pasien tidak dapat tidur karena pilek yang dideritanya
- Pola Persepsi dan Konsep Diri Biasanya konsep diri pasien menjadi menurun karena
pilek terus menerus dan berbau
- Pola Sensorik Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus
menerus (baik purulen , serous, mukopurulen)
4. Pemeriksaan Fisik
- Status Kesehatan Umum Keadaan umum, tanda-tanda vital, dan kesadaran Pemeriksaan Fisik
Data Fokus Hidung
a. Inspeksi Inspeksi lubang hidung, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan atau
ada obstruksi kavum nasi. Apakah terdapat peradangan, tumor. Inspeksi dapat menggunakan alat
Rinoskopi.
b. Palpasi Lakukan penekanan ringan pada cuping hidung, bila konsistensinya lunak, tidak
nyeri bila ditekan, tak mudah berdarah; maka dapat dipastikan klien menderita polip pada
hidung.
1. Data Subjektif
2. Data Objektif
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif berhubungan dengan Adanya Obstruksi Pada Hidung
(Polip).
3. Resiko Infeksi
Gambar Patofisiologi
Poli THT-KL RSUP Sanglah Denpasar periode Januari 2014 - Desember 2015.
4. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H. Nurbaiti Iskandar, Sp.THT
5. Junadi, Purnaman dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta :
6. Junadi, Purnaman dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua. Jakarta :
7. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
8. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
9. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.