Anda di halaman 1dari 2

A.

LATAR BELAKANG
Meningitis virus adalah infeksi pada meni ngen; cenderung jinak dan bisa sembuh sendiri.
Ensefalitis virus melibatkan parenkim otak dan lebih serius. Berbagai virus telah diketahui seba
gai penyebab meningitis dan ensefalitis (lihat ko tak di bawah).

Virus-virus umumnya bereplikasi sendiri di tempat terjadinya infeksi awal (misalnya sistem
nasofaring atau saluran cerna) dan kemudian menyebar ke sistem saraf pusat melalui sistem
vaskular. Berlawanan dengan dugaan semula, sawar darah otak tidak memberikan perlindungan
sempurna terhadap invasi virus. Pada ensefalitis terjadi reaksi inflamasi dari parenkim otak, me
nyebabkan degenerasi dan fagositosis dari sel sel saraf..

Pasien-pasien dengan meningitis virus me gejala awal nyeri kepala, demam, dan kaku kuduk;
mereka juga mungkin mengalami malaise, sakit tenggorokan, mual, muntah, dan nyeri
abdomen. Selain itu, meningitis virus yang disebabkan oleh enterovirus juga disertai ruam;
meningitis parotitis berkaitan dengan parotitis, ooforitis atau pankreatitis. Herpes simpleks tipe
2 mungkin timbul bersamaan dengan erupsi lesi lesi herpes genital.

Selain tanda-tanda meningeal, ensefalitis vi rus menunjukkan adanya penurunan tingkat


kesadaran, kejang, dan gejala-gejala fokal sesuai daerah otak yang terkena. Pasien-pasien
dengan ensefalitis herpes simpleks mungkin memperli hatkan tingkah laku yang kacau dan
halusinasi.

Dalam menilai pasien yang mempunyai tanda dan gejala meningitis dan ensefalitis virus, pen
ting sekali untuk membedakan penyakit-penyakit ini dengan infeksi lain yang lebih mudah
ditangani seperti endokarditis bakterial subakut atau abses otak. Terutama pada ensefalitis,
tekanan cairan serebrospinal mungkin normal atau meningkat dan mungkin mengandung
protein dalam jumlah sedikit atau banyak; dan elektroensefalogram mungkin menunjukkan
perubahan. Penyelidikan virologis dapat mengenali virus penyebab; iden tifikasi ini semakin
penting karena ensefalitis her pes simpleks akhir-akhir ini diobati dengan ade nin arabinosid.

Beberapa agen antivirus spesifik sekarang ti dak lagi dipergunakan, dan pasien-pasien dita ngani
secara suportif. Prognosis baik pada pa sien dengan meningitis tapi buruk pada pasien pasien
ensefalitis. Tingkat kematian bervariasi dari 50% pada ensefalitis herpes simpleks sam pai kurang
dari 1% pada ensefalitis arbovirus tipe tertentu. Gejala sisa seperti kejang, hidrosefalus, dan
defisit neurologik lainnya sering terjadi.
B. TUJUAN
C. MANFAAT
D.
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Infeksi-infeksi pada sistem saraf pusat me nimbulkan masalah medis yang serius dan
mem butuhkan pengenalan dan penanganan segera untuk memperkecil gejala sisa neurologis
yang serius dan memastikan kelangsungan hidup pa sien. Infeksi virus pada sistem saraf pusat
relatif jarang tapi dapat merupakan persoalan yang serius. Umumnya virus menginvasi sistem
saraf pusat melalui darah, meskipun beberapa infeksi
Meningitis virus adalah infeksi pada meni ngen; cenderung jinak dan bisa sembuh
sendiri. Ensefalitis virus melibatkan parenkim otak dan lebih serius. Berbagai virus telah
diketahui seba gai penyebab meningitis dan ensefalitis (lihat ko tak di bawah).
Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal
column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita Yuliani 2006).
B.
C.

Anda mungkin juga menyukai