Anda di halaman 1dari 9

SANG REFORMATOR

(Drama Singkat Tentang Martin Luther)


Disusun oleh: Yung Darius

SUASANA REMANG-REMANG MENUNJUKKAN HARI SUDAH MALAM. TIBA-


TIBA TERDENGAR SUARA TANGISAN BAYI. BLACK OUT.
RUANGAN TERANG BENDERANG. PAGI HARI.

Adegan 1 : DUA ORANG SEDANG MEMBICARAKAN KELAHIRAN MARTIN


LUTHER.

001. Orang 1 : Hai.. apa kamu mendengar suara tangisan bayi tadi malam??

002. Orang 2 : Apa? Tangisan bayi?? Waahh... semalam aku jatuh tertidur pulas
sekali setelah seharian bekerja keras di pertambangan...

003. Orang 1 : Ah, dasar tukang tidur...

004. Orang 2 : Bukan begitu... lagi pula semalam udara terasa agak dingin tidak
seperti biasanya..

005. Orang 1 : Ah alasan saja...

006. Orang 2 : Sungguh... aku betul-betul lelah sekali tadi malam... eh, omong-
omong... bayi siapa yang menangis...

007. Orang 1 : Itulah... setahuku di desa kita ini tidak ada yang mempunyai anak
bayi... bayi siapa yaa..??

008. Orang 2 : Hmmm.... (Berpikir keras) Aha..!! Aku mengerti sekarang...

009. Orang 1 : Mengerti apa, Hendrik?? Kamu ini suka bikin kaget saja....

010. Orang 2 : Kamu ingat Pak Hans??

011. Orang 1 : Pak Hans Luther maksudmu??

012. Orang 2 : Iyaaa... Hans siapa lagi... di desa kita kan cuma ada satu Hans.. ya Pak
Hans Luther...

013. Orang 1 : Ada apa dengan dia..??

014. Orang 2 : Istrinya.. istrinya.. Margaretha dan.. bayi itu...

1
015. Orang 1 : Astaga... betapa bodohnya aku... pastilah ibu Margaretha istrinya Pak
Hans yang melahirkan semalam... dan tangisan bayi itu... pastilah
tangisan bayi mereka...

016. Orang 2 : Iyaa.. aku juga sampai lupa.. padahal.. belum lama ini ibu Margaretha
meminta tolong istriku menjahitkan pakaian bayi...

017. Orang 1 : Waahh.. aku harus cepat-cepat memberitahu istriku...

018. Orang 2 : Aku juga...

019. Orang 1 : Oke.. sampai ketemu di rumah Pak Hans nanti sore...

KEDUANYA OUT.

PAGI HARI. SEORANG PRIA DAN SEORANG WANITA YANG SEDANG


MENGGENDONG BAYI BERJALAN MASUK.

Adegan 2 : AYAH DAN IBU MARTIN LUTHER SEDANG BERBINCANG-


BINCANG. MARTIN DALAM GENDONGAN IBUNYA (TIDAK
DIPERLIHATKAN). SEORANG TETANGGA DATANG MEMBERI
SELAMAT.

020. Ibu : Lihat pa... betapa tampannya anak kita... pastilah kelak ia akan jadi
orang besar...

021. Ayah : Tentu saja.. siapa dulu dong bapaknya...

022. Ibu : Ah, papa... semua ini kan berkat dari Tuhan... kita patut bersyukur
untuk itu...

023. Ayah : Ya, ya... aku memang amat bersyukur pada Tuhan atas kelahiran
Martin anak kita...

024. Ibu : Dan yang paling penting adalah anak kita lahir dengan sehat... lihat
pipinya yang montok dan bersemu merah... uh, seperti apel yang
ranum ya pa..

025. Ayah : Iya, iya.. lucu sekali yaa... Aku berharap, kelak kalau sudah besar ia
menjadi seorang ahli hukum...

026. Ibu : Menjadi ahli hukum?? Dari mana kita punya uang untuk
menyekolahkannya pa? Hidup kita kan serba pas-pasan... Lihat rumah
kita yang sempit dan suram... aku kuatir Martin tidak mempunyai
lingkungan yang sehat untuk bertumbuh...

2
027. Ayah : Tidak ma, tidak... aku akan bekerja keras mengumpulkan uang, agar
kelak Martin dapat mendalami ilmu hukum di Universitas Erfurt...

028. Ibu : Papa... seperti sedang mimpi saja...

029. Ayah : Tidak ma... kita harus yakin, kalau kita terus berdoa pada Tuhan dan
terus bekerja keras.. pastilah Tuhan mengabulkan doa kita...

030. Ibu : Ya, mama akan terus berdoa, agar Tuhan menolong kita... sehingga
kelak Martin dapat menjadi seperti apa yang papa harapkan...

031. Ayah : Omong-omong tanggal berapa ini yaa...??

032. Ibu : Lho, papa ini bagaimana sih... masa sampai lupa tanggal... hari ini
tanggal 11, kemarin tanggal 10 Nopember tahun 1483, hari lahirnya
Martin...

033. Ayah : Ya, ya... aku harus mencatatnya baik-baik, supaya jangan lupa
nantinya...

SESEORANG MASUK.

034. Tamu : Permisi.. selamat pagi Pak Hans.. Bu Hans...

035. Ibu : Selamat pagi.. mari masuk...

036. Tamu : Selamat yaa Pak Hans.. Bu Hans...

037. Ayah&Ibu : Terima kasih...

038. Tamu : Aduuhh... montok sekali bayinya... sehat lagi lucu yaa... senangnya
punya bayi selucu ini... siapa ya namanya...?

039. Ayah : Martin... Martin Luther...

040. Tamu : Waah.. nama yang bagus..

041. Ibu : Ayo kita ngobrol di dalam sambil minum teh... di sini angin mulai
besar...

042. Ayah : Ayo...

043. Tamu : Terima kasih...

KETIGANYA KELUAR.

3
SIANG HARI. DUA ORANG NAMPAK SEDANG ISTIRAHAT SETELAH BEKERJA
KERAS RUPANYA.

Adegan 3 : DUA ORANG NAMPAK BERBINCANG-BINCANG TENTANG


MARTIN LUTHER, BISA MENGENAI KELUARGANYA, ATAU
SEKOLAHNYA MARTIN KECIL.

044. BURUH 1 : Waahh.. aku dengar Pak Hans sudah berhasil sekarang...

045. BURUH 2 : Yaa.. begitu juga yang aku dengar.. Bahkan aku dengar ia mempunyai
beberapa penggalian pertambangan tembaga sekarang...

046. BURUH 1 : Dia betul-betul seorang pekerja keras. Pantas juga ia mendapat sukses
seperti sekarang.

047. BURUH 2 : Apalagi setelah kelahiran Martin, Pak Hans sepertinya bekerja dua kali
lebih keras dari sebelum-sebelumnya. Aku tidak bisa membayangkan,
kalau harus bekerja seperti dia, tidak sanggup rasanya.

048. BURUH 1 : Aku juga. Apalagi akhir-akhir ini, encokku mulai sering kambuh.

049. BURUH 2 : Tapi Pak Hans dan istrinya memang betul-betul beruntung.

050. BURUH 1 : Ya. Aku dengar anaknya Martin juga pandai di sekolah. Pokoknya
mereka betul-betul diberkati Tuhan.

051. BURUH 2 : Waah.. sudah waktunya bekerja lagi... ayo, kita teruskan pekerjaan
kita, siapa tahu dengan bekerja lebih keras kita juga bisa memperbaiki
nasib kita seperti Pak Hans...

052. BURUH 1 : Yaa.. semoga... asal saja encokku tidak sering mengganggu...

KEDUANYA KELUAR.

PAGI HARI.
Adegan 4 : AYAH DAN IBU MARTIN LUTHER SEDANG MEMBICARAKAN
MARTIN LUTHER YANG TELAH SEKOLAH DI SEKOLAH
HUKUM.

053. AYAH : Waaahh... waktu berjalan dengan cepat ya ma... tidak terasa, tau-
taunya Martin sudah kuliah di Universitas.

054. IBU : Iya... rasanya belum lama kita melihat ia digendong-gendong sahabat
karibnya si Nikolas Oemler kalau melewati jalan yang terendam
lumpur... tau-taunya....

4
055. AYAH : Aku amat bersyukur pada Tuhan, diberikannya kesempatan untuk
menyekolahkan Martin ke sekolah hukum...

056. IBU : Mulanya sih mama kuatir, Martin punya keinginan yang beda dengan
keinginan papa...

057. AYAH : Ya, aku juga mempunyai kekuatiran yang sama. Tapi pada dasarnya
Martin anak yang patuh sehingga ia tidak menolak ketika aku
memintanya kuliah di hukum...

058. IBU : Malahan kelihatannya Martin cukup menyenangi kuliahnya itu. Setiap
hari ia belajar dengan tekun...

059. AYAH : Ya, bahkan aku tidak menyangka kalau Martin dapat menyelesaikan
kursus dasar selama empat tahun secara tepat waktu...

060. IBU : Dan.. juara lagi!

061. AYAH : Sungguh, Martin itu anak yang membawa kebanggaan buat kita ya
ma...

062. IBU : Iya...

063. AYAH : Aku yakin, kelak pasti ia akan menjadi ahli hukum yang hebat seperti
yang aku harap-harapkan...

064. IBU : Semoga Tuhan memberkatinya...

065. AYAH : Amin... waah.. aku harus memeriksa pertambangan dulu dan melihat
kerja para buruh... sampai nanti sore ya ma...

066. IBU : Ya.. hati-hati...

KEDUANYA KELUAR.

SIANG HARI.
Adegan 5 : BEBERAPA ORANG SEDANG MEMBICARAKAN MARTIN
LUTHER YANG MASUK BIARA DAN MENJADI IMAM, JUGA
TENTANG SIKAPNYA YANG TIDAK SEJALAN DENGAN PAUS.

067. ORANG1 : Aku sungguh tidak habis mengerti jalan pikiran Martin. Masa
depannya sebagai ahli hukum begitu cerah... kok tiba-tiba saja ia
memutuskan masuk biara dan menjadi biarawan....

068. ORANG2 : Iya... kabarnya ia mengalami sebuah peristiwa yang membuatnya


mengambil keputusan seperti itu...

5
069. ORANG1 : Peristiwa apa..??

070. ORANG2 : Menurut cerita yang aku dengar, Martin itu pernah hampir tewas
disambar petir.

071. ORANG1 : Masa sih?? Terus apa hubungannya, petir dengan biara??

072. ORANG2 : Begini ceritanya. Petir itu menyambar sebatang pohon besar yang amat
dekat dengan Martin, sehingga panasnya seakan-akan membakar tubuh
Martin. Martin terlempar... jauh dari pohon itu. Martin sangat terkejut
dan takut, lalu ia berseru: Santa Anna, bunda penolong yang baik,
tolonglah aku! Aku mau menjadi biarawan, bila aku dapat selamat!

073. ORANG1 : Oooo.. aku mengerti sekarang. Karena merasa diselamatkan, lalu
Martin memutuskan masuk biara Agustin untuk memenuhi janjinya
itu. Begitu kan?

074. ORANG2 : Yap.. betul sekali... dan itu terjadi dua tahun yang lalu... kabarnya di
biara ia belajar dengan tekun. Setiap hari tidak pernah lalai membaca
dan merenungkan Firman Tuhan dalam Alkitab. Para guru di biara
sangat menyenanginya. Karena selain patuh, Martin juga pintar. Kini
ia sudah ditahbis menjadi imam...

075. ORANG1 : Luar biasa...

076. ORANG2 : Yang lebih hebat lagi, ia juga menentang ajaran gereja yang sudah
berlaku selama ini mengenai keselamatan...

077. ORANG1 : Maksudmu??

078. ORANG2 : Iya.. menurut Martin, orang yang benar itu bukan karena perbuatan
baiknya, melainkan Allah-lah yang membuat seseorang bisa berbuat
baik...

079. ORANG1 : Aku jadi tambah bingung dan tidak mengerti...

080. ORANG2 : Jadi.. menurut Martin, jika seseorang ingin memperoleh keselamatan,
ia harus percaya kepada Tuhan Yesus, karena Tuhan Yesus-lah yang
menyelamatkan manusia.

081. ORANG1 : Lalu bagaimana dengan ajaran mengenai Surat Penghapusan Siksa,
bahwa jika seseorang membeli Surat Penghapusan Siksa, maka
jiwanya sudah diampuni dan lolos dari api neraka...

082. ORANG2 : Itulah pangkal persoalannya. Imam Martin sangat menentang ajaran
tersebut yang dianggapnya sesat dan tidak sesuai Alkitab. Untuk

6
memprotes ajaran tersebut, pada tanggal 31 Oktober yang lalu, Martin
menempelkan 95 dalil di pintu gerbang gereja Wittenberg yang
menggemparkan seluruh warga kota. Mereka telah membaca dalil-dalil
Martin yang mengatakan bahwa hanya kasih karunia Allah dan iman
percaya saja yang dapat menyelamatkan seseorang. Akibatnya para
tokoh gereja sangat marah kepadanya....

083. ORANG1 : Lalu...

084. ORANG2 : Waah.. aku harus pergi sekarang... nanti saja kita lanjutkan lagi
pembicaraan kita... bagaimana?

085. ORANG1 : Baik... sampai jumpa...

MEREKA BERPISAH DAN KELUAR KE ARAH YANG BERLAINAN.

PAGI HARI.
Adegan 6 : AYAH DAN IBU MARTIN LUTHER YANG MENGKUATIRKAN
KEADAAN MARTIN LUTHER.

086. IBU : Aku merasa kuatir sekali dengan nasibnya Martin pa...

087. AYAH : Ya, aku dengar ia akan diadili di hadapan ‘sidang kekaisaran’ pada
tanggal 18 April nanti, dengan tuduhan menghina Paus.

088. IBU : Kabarnya anak kita itu telah membakar surat Paus yang berisi larangan
terhadap ajaran Martin itu...

089. AYAH : Itulah yang membuat Paus sangat marah. Tindakan Martin membakar
bulla telah dianggap tidak lagi menghormati dan menaati ajaran-ajaran
Paus selaku kepala gereja.

090. IBU : Aku merasa kuatir sekali pa...

091. AYAH : Yang paling mengkuatirkan adalah kalau sampai ia dikucilkan dari
gereja. Kalau sampai itu terjadi, ia tidak boleh lagi mengajar atau
berkhotbah bahkan setiap orang diperbolehkan membunuhnya jika
berjumpa dengannya...

092. IBU : Oh pa... apa yang harus kita lakukan untuk menolong anak kita...

093. AYAH : Tidak ada, kecuali berdoa... Ayo ma, kita berdoa di dalam, kita mohon
Tuhan saja yang membukakan jalan keselamatan baginya...

KEDUANYA KELUAR.

7
PAGI HARI.
Adegan 7 : ORANG-ORANG MEMBICARAKAN MARTIN LUTHER YANG
MENGGERAKKAN REFORMASI DAN PENEMPELAN DALIL DI
PINTU GEREJA.

094. ORANG1 : Eh, sudah dengar kabar belum?

095. ORANG2 : Kabar apa??

096. ORANG1 : Martin Luther lolos dari bahaya!

097. ORANG2 : Lolos dari bahaya.. bagaimana..? Kalau cerita jangan sepotong-potong
dong...

098. ORANG1 : Kamu yang potong terus... makanya dengarkan dulu dong...

099. ORANG2 : Oke.. oke... gimana dong ceritanya...

100. ORANG1 : Kan pengadilan di hadapan ‘sidang kekaisaran’ pada tanggal 18 April
yang lalu memutuskan, Martin Luther dikucilkan dari gereja, karena
dituduh menghina Paus...

101. ORANG2 : Soal itu sih aku sudah tahu...

102. ORANG1 : Dengarkan dulu, jangan memotong seperti itu.... Nah, karena itu,
Martin dilarang mengajar maupun berkhotbah bahkan setiap orang
diperbolehkan membunuhnya kalau mereka berjumpa dengan
Martin....

103. ORANG2 : Terus...

104. ORANG1 : Nah, menurut kabar yang aku dengar. Waktu Martin melintasi hutan
menuju Erfurt, ia disergap sepasukan tentara bersenjata. Martin
terkejut dan sangat cemas melihat tentara-tentara bersenjata itu, sebab
ia mengira pasukan itu akan membunuhnya... Tapi... ternyata..
ternyata...

105. ORANG2 : Ternyata apaan??

106. ORANG1 : Ternyata pasukan itu adalah pasukan Raja Fredrik yang memerintah di
kota Marburg. Raja Fredrik itu adalah sahabat karibnya Martin.

107. ORANG2 : Puji Tuhan... Ternyata Tuhan melindungi Martin dari ancaman maut...
akhirnya... bagaimana??

8
108. ORANG1 : Akhirnya.. akhirnya...
Akhirnya, usaha dan perjuangan dari seorang anak pekerja tambang ini
membuahkan hasil. Perjuangannya untuk memperbaharui ajaran gereja
yang dimulai pada tanggal 31 Oktober 1517, membuat Martin Luther
terkenal sebagai tokoh pembaharu atau Reformator Gereja. Tanggal ini
selalu diperingati oleh gereja-gereja Protestan di seluruh dunia sebagai
Hari Reformasi.
Demikianlah Tuhan memakai Martin Luther sebagai hambaNya untuk
mengadakan koreksi atau pembaharuan dalam gereja yang sudah
menyimpang dari ajaran Alkitab.

SELESAI
Cikini, 1 November 2000
Yung Darius.

Anda mungkin juga menyukai