Anda di halaman 1dari 10

TELADAN IMAN

Fragmen oleh: Yung Darius

ADEGAN 1.

PENTAS KOSONG. TIBA-TIBA MASUK SEORANG PRIA DAN SEORANG WANITA. YANG
WANITA MASUK TERGESA-GESA, LALU DUDUK DI KURSI DENGAN WAJAH KECEWA.
SEDANGKAN YANG PRIA TAMPAK LEBIH TENANG.

001. Yuli : Lagi-lagi negatif... lagi-lagi negatif... huh, sebel....!!

002. Simon : Tenang dulu, Yuli.. tidak usah marah-marah seperti itu... Tuhan tahu, kapan
waktunya yang tepat bagi kita...

003. Yuli : Aku ngerti Simon... tapi kapan? kapan..??

004. Simon : Aku juga tidak tahu, kapan... Yuli. Tapi.. aku yakin suatu hari, Tuhan pasti
mengabulkan doa kita... barangkali yang diperlukan adalah ketekunan
kita... mungkin kita perlu lebih tekun lagi berdoa...

005. Yuli : Maksudmu... lebih tekun bagaimana?? Bukankah setiap pagi dan malam
kita terus berlutut dan berdoa... bukankah setiap hari kita terus meminta
dan berharap kepada Tuhan...

006. Simon : Sabar.. Yuli... percayalah.. Tuhan akan memberi pada waktu-Nya... kita
hanya perlu bersabar....

007. Yuli : Sabar... sabar... sudah sepuluh tahun kita menunggu, Simon... berapa
lama lagi kita harus menunggu...

008. Simon : Ya sampai Tuhan mengabulkan doa kita... Ingat, Dia tak pernah gagal
Yuli...

009. Yuli : Aku mulai ragu...

010. Simon : Yuli...

011. Yuli : Sudah Simon... aku capek... aku capek... (OUT)

012. Simon : Yuli... Yul...

SIMON MENARIK NAPAS PANJANG. DIA KELIHATAN SUSAH JUGA. BLACK OUT.
SIMON KELUAR.

ADEGAN 2.

SEORANG GADIS REMAJA MASUK.

1
013. Linda : Kok sepi... nggak ada orang di rumah yaa...??

YULI MASUK. IA SEPERTI AKAN PERGI.

014. Yuli : Lho, kamu sudah pulang Linda... kok tante nggak dengar...

015. Linda : Eh, tante... kirain Linda tante nggak ada...

016. Yuli : Mana Susan...

017. Linda : Langsung pulang tadi... katanya mau besukin tantenya yang baru
melahirkan...

018. Yuli : Oooo....

019. Linda : Lho, tante kelihatan seperti mau pergi ya?

020. Yuli : Iya, tante mau nengokin tante Sisca..

021. Linda : Kenapa dengan tante Sisca...

022. Yuli : Katanya sih sakit... tapi belum jelas sakitnya apa... itulah sebabnya tante
mau nengokin...

023. Linda : Oooo.... eh, tante... tau nggak...

024. Yuli : Ada apa Linda?

025. Linda : Kata Susan, tantenya yang baru melahirkan itu, juga sudah lebih dari
sepuluh tahun merindukan punya anak...

026. Yuli : Terus...

027. Linda : Tantenya itu sudah berobat ke berbagai dokter ahli, tapi tidak ada hasilnya,
malahan ada dokter yang bilang, tantenya Susan itu tidak mungkin punya
anak...

028. Yuli : Lho kok terus bisa punya..?

029. Linda : Ya itu... satu ketika, kata Susan, ada teman tantenya yang kasih tahu,
supaya berobat ke orang pintar...

030. Yuli : Orang pintar..??

031. Linda : Ya... terus tante dan om-nya Susan pergi ke orang pintar tersebut, lalu
dikasih ramuan dan... apa tuh... jampi-jampi ya??

032. Yuli : Ih, mana tante tau!

033. Linda : Ya pokoknya kayak gitu lah.... terus mereka berhasil punya anak
sekarang....

2
034. Yuli : Ah udah ah... jangan cerita yang begitu... nanti om kamu marah... udah
tante mau pergi dulu yaa... nanti kalau om kamu pulang, bilang makan
malamnya udah tante taruh di tempat biasa...

035. Linda : Iya deh tante... hati-hati ya...

YULI KELUAR.

036. Linda : Heehh... coba tante berminat... siapa tahu berhasil... kan aku jadi punya
sepupu.... hmmm.... sekarang ngapain yaa... oya, latihan piano dulu aaa....

LINDA MENGHAMPIRI PIANO DAN MEMAINKAN LAGU. CAHAYA FADEOUT. BLACK


OUT. LINDA KELUAR.

ADEGAN 3.

MALAM HARI. SIMON DAN YULI SEDANG BERCAKAP-CAKAP.

037. Yuli : Akhirnya cuma tinggal kita yang belum punya anak. Sebentar lagi Herman
dan Sisca akan momong bayi....

038. Simon : Apa maksud kamu..?

039. Yuli : Yaah... ternyata Sisca bukan sakit... tetapi sedang hamil...

040. Simon : Oya..?! Pasti mereka sangat bahagia yaa...

041. Yuli : Tentu saja! Herman dan Sisca mulai memilih-milih nama untuk anak
mereka nanti.... lalu bagaimana dengan kita, Simon....

042. Simon : Ah, tenang saja Yuli.... biarkan Tuhan merencanakan bagi kita...

043. Yuli : Tenang... tenang... sampai kapan, Simon... makin lama usia kita makin
tua.... apa masih mungkin bagiku melahirkan di usia yang sudah...

044. Simon : Yuli... Yuli... kamu kan masih muda... masih cantik.... sehat... singset lagi....
045. Yuli : Jangan bercanda, Simon....

046. Simon : Aku tidak bercanda, ini kenyataan... lagi pula, Sarah jauh lebih tua dari
kamu waktu ia melahirkan Ishak... iya kan?

047. Yuli : Itu kan lain...

048. Simon : Lain gimana?

049. Yuli : Eh, aku punya ide... gimana kalau kita mengikuti jejak Herman dan Sisca...

050. Simon : Maksudnya...

3
051. Yuli : Sisca bercerita... setelah mereka gagal berobat ke sana ke mari... akhirnya
mereka mencoba berobat ke orang pintar dengan perantara seorang
teman...

052. Simon : Terus... maksud kamu...?

053. Yuli : Aku pikir... nggak ada salahnya juga kan, kalau kita mencobanya...

054. Simon : (DENGAN SUARA TINGGI) Yuli! Jangan sekali-kali kamu punya pikiran
sepeti itu... tidak Yuli! Aku tidak mau berdosa di hadapan Tuhan, karena
melanggar Firman-Nya....

055. Yuli : Ya sudah... terserah kamu... aku kan cuma usul....

056. Simon : Sudah... kita bicarakan yang lain saja...

057. Yuli : Aku ngantuk dan mau tidur.... (YULI BERJALAN KELUAR).

058. Simon : Jangan lupa berdoa....

SIMON DUDUK MERENUNG. TIBA-TIBA MUNCUL SEORANG LAKI-LAKI.

059. Hati 1 : Ah.. ha.. ha.. ha.. sedang memikirkan apa, engkau Simon?? Nampaknya
ada yang menyusahkan hatimu, hah??

060. Simon : Tidak... aku tidak sedang memikirkan apa-apa...

061. Hati 1 : Ah.. ha.. ha.. ha... jangan bohong Simon... aku tahu apa yang sedang kau
pikirkan...

062. Simon : Aku.. aku...

063. Hati 1 : Ya! Kamu sedang memikirkan soal anak, bukan??

064. Simon : E..e..e.. bagaimana kamu bisa tahu?? Siapa kamu sebenarnya??

065. Hati 1 : Aku suara hatimu... aku tahu apa yang kau pikirkan dan bicarakan dalam
hatimu...

066. Simon : Kalau kamu tahu, mengapa kamu tidak mengatakan sesuatu untuk
menolongku??

067. Hati 1 : Aku rasa, seharusnya engkau sudah tahu, apa yang seharusnya engkau
lakukan, Simon!

068. Simon : Apa? Apa yang harus aku lakukan?? Katakanlah....

069. Hati 1 : Tinggalkan Tuhanmu... ikuti saran istrimu...!

070. Simon : Pergi ke orang pintar, maksudmu??

4
071. Hati 1 : Yap!! Itu satu-satunya jalan yang terbaik!!!

072. Simon : Tidak!! Aku tidak mau, aku masih mempunyai Tuhan, tempat aku
bergantung dan berharap, aku tidak mau mengkhianati Dia!!

073. Hati 1 : Dia sudah gagal, Simon! Tuhanmu itu sudah gagal!!

074. Simon : Tidak, Dia tak pernah gagal!!

075. Hati 1 : Dia sudah gagal!! Tuhanmu sudah mati tersalib, Dia tidak lagi mampu
mendengar doa-doamu, apalagi mengabulkannya!

076. Simon : Betulkah..?? Betulkah Dia sudah mati??

077. Hati 1 : Ya! Dia sudah mati! Itu sebabnya, selama bertahun-tahun Dia hanya diam
dan tidak menjawab doamu. Bukan Dia tidak mau, tapi Dia tidak bisa! Dia
tidak bisa, Simon!

078. Simon : Tuhan... betulkah Engkau sudah mati?? Betulkah Engkau tidak mampu lagi
menjawab doa-doaku... betulkah Tuhan..??

MASUK SEORANG LAKI-LAKI LAIN.

079. Hati 2 : Tidak!! Kamu salah Simon, jika menyangka Dia sudah mati! Dia memang
pernah mati disalib, tapi Ia telah bangkit dari kematian dan mengalahkan
maut pada hari yang ke-tiga, seperti yang telah diberitakan-Nya sendiri
sebelum Ia disalibkan.

080. Simon : Dia telah mati....

081. Hati 2 : Tidak!! Dia bangkit dan hidup!!


082. Simon : Tuhanku telah mati...

083. Hati 1 : Ha.. ha.. ha... betul Simon, Dia sudah mati..!!

084. Hati 2 : Tidak, Simon!! Dengarkan aku, Dia tidak mati, Dia hidup!!

085. Simon : Tuhanku sudah mati... Tak ada gunanya lagi aku berseru kepada-Nya....

086. Hati 2 : Jangan Simon, jangan kacaukan pikiranmu... berpeganglah pada Tuhan,
Dialah sumber kekuatanmu...

087. Simon : Tidak... tak ada gunanya lagi... tak ada gunanya lagi... lebih baik aku pergi
bersama Yuli kepada orang pintar itu...

088. Hati 1 : Ha.. ha.. ha... bagus Simon.. bagus.. lakukanlah sekarang juga, jangan sia-
siakan waktumu lagi...

SIMON BANGUN TERHUYUNG-HUYUNG.

089. Simon : Yaa... aku pergi sekarang... aku akan pergi...

5
090. Hati 2 : Jangan Simon.. jangan... bertahanlah.... jangan sia-siakan penantianmu
selama ini dan jangan korbankan imanmu.... jangan Simon..

091. Simon : Tidak.. aku harus pergi sekarang... aku harus pergiiii.....

SIMON BERANJAK KELUAR. HATI 1 MENGIKUTINYA.

092. Hati 1 : Ha.. ha.. ha.. ha...!!!

093. Hati 2 : Jangan Simon... jangannnn.....!!!

BLACK OUT. MEREKA KELUAR. SUNYI SESAAT.

ADEGAN 4.

TERDENGAR ALUNAN PIANO. TAMPAK SEORANG GADIS REMAJA TENGAH


MEMAINKANNYA. TIBA-TIBA MASUK DUA ORANG LAKI-LAKI DARI BELAKANG.

094. Simon : Tidak Rudi, aku betul-betul tidak berminat...

095. Rudi : Lho.. kamu ini gimana Simon, belum mencoba kok sudah bilang tidak
berminat... coba dulu...

096. Simon : Tidak Rudi, aku bilang tidak...!!


097. Rudi : Coba dulu Simon, sudah banyak yang berhasil kok... tetangga aku, malah
sudah lebih lama dari kamu, tapi baru beberapa kali coba, langsung
berhasil...

098. Simon : Sudahlah.. Rudi... nggak usah mencoba membujukku seperti itu...
pokoknya aku tidak mau... aku tidak boleh melakukan hal seperti itu... aku
seorang kristen....

099. Rudi : Hahaha... Kristen?? Aku juga orang kristen Simon... sekali-sekali kan
nggak apa-apa... kan nggak merugikan siapa-siapa...

100. Simon : Waaahh... kamu sudah melenceng Rudi, aku tidak bisa mengikuti caramu
itu... itu berarti hatimu sudah bercabang... hati-hati Rudi, itu bisa sangat
berbahaya...
Linda...! Tantemu ke mana ya??

101. Linda : Tadi sih ada di kamar, katanya kurang enak badan...

102. Simon : Ooooo....

103. Linda : Perlu saya panggilkan om??

104. Simon : Nggak usah Lin, biarkan saja... mungkin tantemu lagi kecapekan...

6
105. Rudi : Eh, Mon... temen kantorku juga kristen dan mengalami nasib seperti kamu
lho... dia sih udah berobat ke sana ke mari, tapi tidak berhasil... nah setelah
aku beritahu, dia langsung coba.... dan berhasil lho...

106. Simon : Sudah, sudah Rudi... tidak usah bicarakan soal itu lagi.. apa tidak ada
bahan pembicaraan yang lain...

107. Rudi : Yaaa... aku cuma kasihan saja sama kamu... dan bermaksud membantu...
kebetulan aku tahu dan banyak yang sudah berhasil...

108. Simon : Tapi aku tidak membutuhkan itu, Rudi. Aku tetap percaya, Tuhan akan
menjawab doaku dan memberi pada waktu yang tepat sesuai dengan
kehendakNya...

109. Rudi : Iyaaa... tapi kapan...?? apa kamu tidak kasihan melihat istrimu Yuli selalu
kesepian... kan sudah hampir sepuluh tahun kalian menikah... tapi sampai
hari ini, kalian belum juga mendapat momongan...

110. Simon : Aku tetap percaya, anak itu adalah karunia Tuhan dan Tuhanlah yang lebih
tahu, kapan waktunya yang tepat bagi kami untuk memperolehnya...

111. Rudi : Terserah kamulah kalau begitu... aku sih cuma ingin membantu saja. Kalau
kamu menolak maksud baikku ini, ya nggak apa-apa...

112. Simon : Maafkan aku Rudi... aku berterima kasih atas kebaikan dan perhatianmu
pada keluargaku... tapi aku memang tidak bisa mengkhianati Tuhan dan
imanku kepadaNya... maafkan aku...

113. Rudi : Nggak apa.. nggak apa... tapi kalau suatu hari kamu berubah pikiran...
kamu bisa telepon aku... aku siap mengantar kamu ke rumah mbah Sulih,
dia betul-betul hebat...!!

114. Simon : (MENARIK NAPAS PANJANG) Aku akan terus berdoa, kiranya Tuhan
menjauhkan aku dari hal-hal seperti itu...

115. Rudi : Baiklah Simon, masih ada yang harus aku kerjakan di rumah, jadi...
sebaiknya aku pulang sekarang... tolong sampaikan salamku pada Yuli...

116. Simon : Baik Rud. Terima kasih, telah repot-repot mengantar aku... hati-hati di
jalan...

117. Rudi : Ah, tidak apa-apa, sambil lewat kok... yuk...

RUDI KELUAR.

118. Linda : (MENDEKATI SIMON) Waah.. keliatannya serius sekali pembicaraannya


om... soal anak ya om??

119. Simon : Iyaa... Om yang tadi itu menawarkan om dan tante berobat ke dukun
sakti... katanya sudah banyak yang berhasil...

7
120. Linda : Lho, kalo gitu... kenapa nggak dicoba aja om... kalau berhasil, pasti tante
akan senang dan aku juga lho.. aku kan jadi punya adik sepupu...

121. Simon : Kamu lagi... apa kamu tidak sadar apa yang barusan kamu ucapkan,
Linda... Apa kamu sudah lupa pada Firman Tuhan yang diajarkan sejak
kamu masih di Sekolah Minggu... Jangan ada ilah lain di hadapanKu...

122. Linda : Iyaaa... namanya juga usaha, om... sekali-sekali kan nggak apa-apa...

123. Simon : Sekali-sekali kata kamu?! Hati-hati Linda, jangan kamu teruskan pikiran
semacam itu.

124. Linda : Lho, memangnya kenapa, om??

125. Simon : Sebagai anak Tuhan, apapun yang terjadi, kita harus tetap pelihara iman
kita. Kita tidak boleh membiarkan hati kita bercabang. Apapun kesulitan
yang kita hadapi, apapun masalah yang kita alami, kita harus tetap
bersandar dan berharap kepada Tuhan....

126. Linda : Oooo... begitu om... maafkan Linda kalau begitu... Linda telah salah
bicara...

127. Simon : Tidak apa-apa, kamu tidak salah... hanya kurang paham...

SEORANG GADIS REMAJA LAIN MASUK DARI BELAKANG.

128. Susan : Linda..! Jadi nggak kita liat ramalan nasib di...

129. Linda : Ssssttt.... Su..san...!!!

130. Susan : Eh.. om.. maaf...

131. Simon : Lhooo... mau ke mana kalian tadi? Tukang ramal nasib?? Memangnya
kalian...

132. Linda : Nggak om, Susan salah omong, bukan tukang ramal nasib, tapi mau liat-liat
aja...

133. Susan : Iya om.. kita nggak ikut-ikut diramal kok, cuma nganterin temen aja...

134. Linda : Tapii... aku nggak jadi deh San... kayaknya perasaanku jadi nggak enak...

135. Susan : Ya udah, kalo gitu... aku pergi sendiri aja... permisi om... yuk Lin...

136. Linda : Iyaa... hati-hati yaa...

SUSAN KELUAR. YULI MASUK.

137. Yuli : Ada apa nih? Kok kedengarannya rame sekali...

138. Linda : Nggak tante... Susan, temennya Linda mau ngajak pergi...

8
139. Yuli : Oooo...

140. Simon : Lho, katanya kamu sakit??

141. Yuli : Lho? Kata siapa??

142. Linda : Linda... abis dari pagi tante di kamar terus, jadi Linda pikir tante kurang
enak badan...
143. Yuli : Ooo.. bukannya sakit... tapiii....

144. Simon : Tapi apa..??

145. Yuli : Ini lho.. (MENGELUARKAN SELEMBAR KERTAS) Ada kabar gembira....

146. Simon : Kabar gembira?? Kabar gembira apa?? Coba lihat... (MENGAMBIL DARI
YULI DAN MEMPERHATIKANNYA)
Haah?? Positif?? Terima kasih Tuhan.... akhirnya doa kita dikabulkan
juga...

147. Yuli : Iya.. maafkan aku Simon, karena aku sempat meragukan Tuhan...

148. Simon : Jangan minta maaf padaku Yuli, tapi mintalah kepada Tuhan...
Satu hal yang pasti Yuli, Tuhan tak pernah gagal bukan??

149. Yuli : Yaa.. aku tahu sekarang, Tuhan.. Tuhan Yesus, Ia tak pernah gagal....

150. Linda : Jadi... tante...

151. Yuli : Iyaaa... akhirnya kamu akan punya adik sepupu juga...

152. Linda : Oooowww... selamat ya tante (MENCIUM PIPI YULI)..selamat ya om....

SELESAI.
Cilosari, 26 Januari 2000
Yung Darius.

9
1
0

Anda mungkin juga menyukai