Anda di halaman 1dari 112

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu!!


Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat
ridho dan Rahmat nya saya dapat menyelesaikan novel
"TOMO'S LOVE LETTER" dengan baik, tak lupa pula
salawat dan salam kita kirimkan kepada Baginda besar
Muhammad Saw, nabi sekaligus rasul yang telah
membawa kita di kehidupan yang berbahagia saat ini,
serta tauladan bagi kita semua, Saya ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua yang telah membantu
saya dalam pembuatan novel ini, terutama kepada guru
bahasa Indonesia sekaligus wali kelas saya
"MINAYANTI S.pd" yang telah mengajarkan saya cara
membuat novel yang baik dan benar, sekian dari saya,
semoga dengan adanya novel ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata ;

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatu:)

Baloli, 15 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL…………………….……………………….…i

Kata pengantar………………………...…………….….ii

Daftar isi………………... .………...……….…………iii

Prolog............................................................................IV

Pertemuan....………....………………………..…...…...1

Kebersamaan........…………...……………..............….20

Perpisahan............................ ........……………….……28

Bingung....................…………………………………..39

Kejutan.....................................................................…..49

Komunikasi………..........................................………..61

Kesetiaan........................................................................70

Perjanjian.......................................................................77

Lamaran.........................................................................82

Disalahkan.....................................................................92

iii
Pernikahan.....................................................................99

BIOGRAFI PENULIS……………………..………...105

iv
PROLOG

Lies Sulistina, akrab di sapa Sulis, yah itulah aku , lahir


di malang 25 Oktober 1925 dan hidup di tengah tengah
keluarga sederhana, PALANG MERAH INDONESIA ,
organisasi ku dari masa sekolah hingga sekarang, tak
muda bagi aku untuk jatuh, hati hingga pada suatu hari
aku bertemu dia!!!!:)

v
PERTEMUAN

Surabaya!!, Disinilah aku sekarang, mengabdikan diri


sebagai anggota PMI cabang Malang, Jawa timur, yang
di tugaskan dengan beberapa anggota lainnya untuk
membantu para perwira dalam mempertahankan
kemerdekaan dalam hal kesehatan dan pengobatan.

//MARKAS PMI CABANG SURABAYA

"Wiyu wiyu wiyu......."

(Suara ambulans, yang menandakan seseorang


memerlukan

pengobatan)

"Sulis, Sulis, cepat siapakan perlengkapan medis, bawa


ke

ruangan saya sekarang!"

ucap pak Arya yang merupakan ketua PMI cabang


Surabaya.

"Baik pak"

1
sontak ku lalu bergegas mengikuti langkah pak Arya

" Gimana pak, apa dia baik baik saja?"

Tanya ku

"Alhamdulillah, dia masih bisa terselamatkan, ini semua

berkat kamu, bekerja dengan sangat cepat dan tepat,


tidak

salah pak rukto mengirim kamu ke sini"

Iyh, sama-sama"

"Baik pak, kalau begitu saya pamit ke ruangan saya


dulu"

ucapku lalu hendak melangkah

“ Ehh, Sulis..."

Ucap pak Arya yang membuat langkah ku terhenti.

"Iyh, ada apa pak?"

"Besok saya akan berangkat ke Semarang,ada yang harus

2
saya selesaikan di sana, kamu bisa kan menggantikan
saya

menangani para perwira yang membutuhkan pertolongan


?"

Tanya nya, yang membuat aku kesulitan untuk

menjawabnya.

"Gimana? Bisa kan?"

Tanya nya lagi

"Ohw iyh pak, in syah Allah saya bisa"

iyh, itu jawaban yang keluar dari mulut ku, walau belum

sempat di setujui oleh hati ku, keraguan dalam hati ku


masih besar, apa mungkin aku bisa?

"Baiklah, kalau begitu silahkan kembali ke tempat mu"

Tanpa berbasa basi lagi aku pun beranjak dari ruangan


itu.

3
*****

Keesokan harinya , masih di tempat yang sama, markas


PMI

cabang Surabaya, hari ini adalah hari yang melelahkan


bagi

aku dari pagi hingga sore aku disibukkan menangani

beberapa para perwira yang terluka, Karena merasa


sangat

lelah aku memutuskan untuk beristirahat membaringkan

tubuhku di tempat tidur,

Tak cukup 15 menit aku memejamkan mata, tiba-


tiba....!!

"Mba Sulis, mba Sulis"

suara membangunkan tidur ku

"Ehh iyh, ada apa"

4
jawab ku, sedikit kaget, iyh, reaksi orng yg bangun
secara

kaget:)

Itu mba, ada perwira lagi yang terluka, tpi kayanya

lukanya tidak terlalu parah, apa boleh aku ajah yang

mengobatinya?"

Pinta salah satu anggota PMI , yang merupakan sahabat

ku sendiri

"Ohw yah sudah kamu ajah" jawab ku

"Tapi kayanya aku grogi de mba, soalanya perwira

kali ini sangat tampan, mba ajah de, tapi aku ikut

melihat nya yah mba, siapa tau ada yang bisa aku

bantu"

ucapnya, yh begitu lah karakteristik setiap anggota PMI,

suka genit sama pasiennya sendiri, terkecuali aku yah,:)

5
"Yah sudah, ayo kita kesana sekarang"

Kami pun bergegas menuju ke ruangan khusus

perawatan bagi para perwira.

"Baik, selamat sore mas, ada yang bisa saya ban....."

Kalimat ku terputus niscaya melihat pejuang yang satu

ini, sekarang aku percaya mengapa Fitri mengatakan

grogi , memang benar melihatnya saja kita sudah grogi

bagaimana mengobatinya,

"Tuh kan mba, apa aku bilang , mba grogi juga kan,

tampan kan mba?"

Bisik Fitri, yang membuat aku tersadar dari lamunanku.

"Apaan sih, biasa saja"

itulah jawaban ku, semoga bisa menutupi sedikit

kegrogian ku.

6
Melihat siku sebelah kanan si perwir ini mengeluarkan

darah, aku dengan siap siaga memberanikan diri untuk

mendekati si pemuda itu.

Maaf sebelumnya, biar saya obati yah mas?"

Izinku terlebih dahulu.

"Iyh, silahkan"

responnya

Aku pun mulai membersihkan lukanya, dan

memberikan obat merah lalu membalut nya biar

lukanya tidak infeksi.

//Kantin markas

"Ehh mba sulis, kok bisa si ngak grogi ngobatin mas

Sutomo"

tnya Fitri yang sedari tadi bersama ku

7
"Mas Sutomo?"

Tanya ku,

"Iyh, mba, mas Sutomo, yang tampan tadi"

Jelasnya

"Ohw jadi nama si pria tadi adalah Sutomo, "

Batin ku

“ Ehh mba, ko diam ajah si"

sahut Fitri lagi

"Ohw itu, yang penting keyakinan fit, smua ke

grogian akan hilang, kalau kita yakin"

jawab ku.

"Tapi, mba setuju kan, kalau mas Sutomo itu

tampan?"

Tanyanya lagi, yang membuat aku sedikit kebingungan

8
untuk menjawabnya.

"Hmmm, iyh lumayan lah"

jawab ku

"Kok lumayan si mba, ohw yah mba aku dengar-

dengar dia it sosok orang yang tangguh juga pemberani

dan satu lagi dia adalah pasukan perwira Indonesia ,

yang memimpin kelompok Surabaya.

jelas Fitri

"Ohw"

jawab ku singkat

"Tapi serius mba tidak suka sama mas Sutomo?

Kalau aku lihat lihat yah mba kayanya mas Sutomo juga

tertarik deh dengan mba, soalnya tadi aku lihat jalas,

tatapan nya itu beda ke mba"

9
"Bisa ajah deh fit, sudah Jangan khawatir masalah jodoh

mah sudah ada yang ngatur, yh sudah aku mau kembali

ke kamar mau istirahat"

pamit ku meninggal kan Fitri yang masih sibuk dengan

makanannya.

//Kamar

"Tok tok tok"

(suara dari luar pintu kamar)

Aku pun bergegas membuka pintu, kosong! Iyh tidak

ada siapa siapa di balik pintu itu, lalu siapa yang

mengetuknya?, Saat hendak masuk menutup pintu

kembali, aku melihat selembar kertas yang di letakkan

di bawa pintu ,aku pun sontak mengambilnya lalu

membacanya

* Hai , terimakasih yah, tadi kamu sudah mengobati

10
luka ku, jujur awal melihat mu tadi hati ku langsung

terpikat padamu, entah karna wajah mu yang amat

cantik atau sikap mu yang mempesona, atau mungkin

gabungan dari keduanya*

Begitulah isi dari suratnya;

"Surat dari siapa yah?"

Tanya ku pada diri sendiri

"Dari aku"

sahut seseorang yang entah sejak kapan berdiri di

depan aku.

"Mas Sutomo?"

Sontak ku, yang memang meras kaget, mana mungkin

dia bisa berada di sini, apa aku mimpi, tpi tidak ini

nyata.

"Dari mana kau tau nama ku?"

Tanya nya di iringi sedikit senyuman.

11
Aku hanya diam, dan memang bingung harus Jawab

apa.

"Kok, diam?"

"Eh, dari teman aku mas"

jawab ku

"Ohw iyh, tapi aku belum tau nama mu, boleh kah kita

berkenalan terlebih dahulu"

Tawar nya.

"Ohw iyh, boleh, nama ku sulistina, panggil saja Sulis"

sontak ku sambil mengulurkan tangan kepadanya

" Aku , Sutomo, kamu bisa panggil aku Tomo”

katanya sambil meraih tangan ku.

"Kalau begitu aku pamit, besok kita ketemu di taman

dekat sini jam 2 siang ada yang perlu aku bicarakan"

lanjut nya, aku hanya mengangguk mendengar ucapan

dari pemuda itu, dan memperhatikan setiap

12
langkahnya meninggalkanku.

"Apa yang ingin dia bicarakan, mengapa dia

mengetahui tempat ku, dan apa maksud dari suratnya

ini"

bgtulah tanya ku pada diri sendiri.

****

Hari berganti, aku hanya berjalan jalan menulusuri

koridor markas sambil menunggu jam 2 siang, aku

sudah tidak sabar bertemu dengan mas Tomo, aku juga

penasaran apa yang akan dia katakan padaku.

"Mba Sulis"

Fitri memanggil ku

"Iyh fit, ada apa?"

" Mba ,di panggil sama pak Arya di ruangannya"

" Ohw pak Arya sudah kembali dari Semarang?,

Alhamdulillah akhirnya tugas tugas aku bisa berkurang,

13
baiklah Fitri aku pergi dulu, terima kasih banyak yh

informasi nya:)"

aku pun segera beranjak ke ruangan pak Arya

//Ruangan pak Arya

"Tok tok tok"

(suara ketukan pintu)

"Silahkan masuk"

"Selamat siang pak, tadi Fitri bilang bapak memanggil

saya?"

"Ohw iyh, tadi saya yang menyuruh Fitri memanggil

kamu, ini saya membawakan sedikit oleh oleh dari

Semarang untuk kamu, ini juga sebagai tanda terima

kasih saya, karena kamu sudah menjalankan tugas saya

dengan Sangat baik, semoga kamu suka yah ,oleh oleh

dari saya"

sambil memberikan bingkisan ke aku

14
"Ohw terima kasih banyak pak atas oleh olehnya, jdi

merepotkan, lagi pula saya sangat senang membantu

pekerjaan bapak, saya juga sedikit mendapatkan

pelajaran dari apa yang saya lakukan, sekali lagi terima

kasih pak"

ucap ku sambil meraih bingkisan dari tangan pak Arya

Pak Arya hanya mengangguk mendengar perkataan ku

"Kalau begitu saya pamit ke luar dulu pak"

Pamit ku, lalu meninggalkan ruangan pak Arya.

//Taman

"Aduh, ini sudah jam 2, pasti mas Tomo sedang

menunggu ku"

ucapku pada diri sendiri sambil menelusuri taman

mencari tempat keberadaan orang yang ingin aku temui

"Assalamualaikum Sulis"

itulah suara mas Tomo yang sontak mengagetkan ku

15
"Mas Tomo,"

tegur ku

"Maaf sudah membuat mu menunggu, silahkan duduk

dulu"

pinta mas Tomo tanpa basa basi lagi aku pun langsung

duduk di salah satu bangku taman, yah! Itulah keunikan

kota Surabaya memiliki taman yang indah, disertai


hiasan

hiasan seperti kursi taman dan lain sebagainya.

"Ohw tidak mas, aku juga baru saja sampai, mas Tomo

mau ngomong apa yah?"nTanya ku tanpa basa basi lagi

"Aku menyukai mu"itulah dia perkataan mas Tomo ,


kaget, senang, bingung,

semua bercampuk aduk dalam benak ku saat ini, mana

mungkin bisa mas Tomo mengatakan itu , kita kan baru

16
bertemu kemarin. Aku masih saja di sibukkan oleh

hayalan hayalan yang sedari tadi mengganggu pikiran ku

"Apa mungkin kamu tidak mempercayai perkataan ku?"

Tanyanya lagi

"Mana mungkin bisa, mas Tomo menyukai ku, bukan


kah

kita baru bertemu kemarin?"

Tanya ku

"Awal melihat mu kemarin, aku langsung jatuh hati pada

mu, aku tidak tau alasannya apa, tapi aku yakin kalau
aku

memang benar benar menyukai mu, aku tau kamu tidak

mudah mempercayai lelaki, aku juga tau kamu belum

pernah dekat dengan lelaki mana pun, itu bukan karna

tak ada yang menyukai mu, tapi memang kamu sulit

untuk di dekati,"

17
jelas nya

"Lantas mengapa mas berani menyatakan ini ke aku, mas

tak takut aku menolak mas? Lagi pula bukan kah, mas

Tomo seorang perwira yang hanya memikirkan

pertahankan kemerdekaan Indonesia, mana mungkin

bisa kepikiran dalam hal menyukai seseorang?"

Tanya ku lagi

"Sulis, Sulis, aku juga seorang manusia, lelaki normal,

juga memiliki rasa ketertarikan kepada lawan jenis, dan

itu kamu, aku berani menyatakan ini ke kamu, niscaya

aku juga harus berani menerima penolakan dari kamu,

kalau memang kamu ingin menolak ku"

katanya panjang lebar

" mana mungkin bisa, aku menolak mas Tomo, jujur aku

18
juga sudah menyukai mas Tomo sejak kemarin bertemu"

jawab ku tersipu "Karna aku tampan?"

Tanyanya lagi "Mungkin salah satunya itu, tapi aku lebih


tertarik sama keberanian mas Tomo," jawab ku
"sekarang kamu menjadi kekasih ku, aku akan menjaga

mu dari godaan godaan lelaki di luar sana"

tegas mas Tomo yang sedikit membuat ku tertawa,

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi aku, selain

mendapatkan bingkisan oleh oleh dari pak Arya, aku


juga

mendapatkan sosok kekasih yang

yang sangat cocok dengan

karakteria yang aku inginkan

19
KEBERSAMAAN

Pacaran! Itulah status aku sekarang, menjadi pacar


seorang pemuda tampan, pemberani,

Serta bergelar sebagai pemimpin rakyat Surabaya dalam


mempertahankan kemerdekaan.

//Dapur

Hari ini aku akan membuat kan masakan untuk mas


Tomo kekasih ku,

"Ehh mba Sulis, tumben mba masak? Biasanya kan


makan di kantin terus"

sapa Fitri

"Ohw ini fit, buat orang spesial jadi harus di masak


sendiri"

jawab ku

20
" Orang spesial siapa mba?, Ohw iyh mba tadi ada orang
yang antarin bunga katanya buat mba Sulis, tadi aku
sudah taruh di kamar mba"ucap Fitri

"Bunga?, Ohw iyh, makasih yah!"

Sahut ku lalu melangkah secepat mungkin menuju


kamar, mungkin Fitri juga kaget dengan sifat ku hari ini,
tpi aku tidak mempedulikan itu, aku sudah tidak sabar
melihat bunga pemberian kekasihku, iya mas Tomo, aku
Sangat Yakin kalau bunga itu dari mas Tomo.

//Kamar

(Menggenggam bunga) "mas Tomo, mas Tomo, aku


menyukai bunga ini, sangat indah"

ucap ku pada diriku sendiri

"Ehh ada surat nya"

lanjut ku ketika melihat selembar kertas terselip di sela


sela bunga

21
*selamat pagi kekasih ku, aku selalu berdoa agar
kecantikan wajah dan hati mu tetap sama seperti apa
yang aku lihat kemarin, bunga? Indah bukan, tapi
ketahuilah bahwa keindahan bunga ini belum seberapa di
bandingkan diri mu, 15 menit lagi aku jemput,

                             Tomo~~.    *

Itulah dia isi surat mas Tomo, romantis bukan? Aku


hanya bisa tersenyum bahagia semenjak membaca surat
dari mas Tomo itu

"Tok tok tok"

(ketukan pintu dari luar rumah)

"Mas Tomo?"

Sontak aku yang sudah memiliki filing yang kuat kalau


itu memang benar mas Tomo,  dengan cepat aku
mengganti baju, memakai sedikit makeup , lalu
membuka pintu rumah

"Ehhh, mas"

22
sapa ku

"Wah, memang benar kamu sama seperti yang kemarin


aku lihat, cantik!"

Puji nya

"Mas Tomo mau mengajak aku kemana?"

tanya ku

"Ketempat yang kamu sukai"

"Emang mas, tau tempat kesukaan aku?"

"Tau,"

"Apa?"

"Yah sama dengan tempat yang aku sukai"

(senyum tipis)

"Mas Tomo tuh yah"

(senyum)

"Yah udah Yo"

ajaknya

23
"Ohw iyh, tadi aku masak buat mas Tomo, aku ambil
dulu yah mas, nanti kamu cicipi"

ucap ku yang di jawab dengan anggukan dari mas Tomo,


tanpa berlama lama lagi aku langsung menuju ke dapur
untuk mengambil makanan itu, 2 menit berlalu, aku
kembali ke mas Tomo dengan membawa rantang yang
sudah berisi makanan,

"Yah udah ayo mas"

ajak ku

"Ayo, itu kamu masak apa?"

"Ini sayur asin, mas Tomo suka kan?"

"Batu pun, kalau kamu yang masak pasti aku suka".

//Taman bunga

"Wow, indah sekali mas tamannya"

takjub ku

"Suka?"

"Iyh aku suka, bangat!!!"

24
"Sama aku juga suka,"

"Hmm, suka yang mana nih, suka tamannya atau aku?"

gombal ku

"Lebih suka kamu,"

itulah dia jawabannya mas Tomo yang selalu membuat


aku tersipu malu.

"Duduk di sana yuk"

ajaknya, sambil menunjuk ke arah kursi taman, aku


hanya mengangguk lalu mengikuti langkah mas Tomo
menuju ke kursi taman

"Ohw yah, ini mas makan dulu masakan aku"

tawar ku

"Boleh,"

"Aku suapin boleh ngk?"

Lagi lagi mas Tomo hanya mengangguk.

Selesai sudah tradisi makan kami, selanjutnya mas Tomo


mengajak ku bermain kejar-kejaran di taman, awalnya

25
aku menolak, bukanya apa itu mainan anak kecil, mana
mungkin bisa aku melakukan itu, tapi karena paksaan
yang terus-menerus dari mas Tomo, akhirnya aku
mengikuti permainan itu, yah memang menyenangkan,
namun ada sedikit rasa lelahnya si:)

Hari ini penuh dengan kegembiraan, aku menghabiskan


banyak waktu bersama mas Tomo, memang hari dan dua
hari berikutnya aku libur dalam tugas menangani orang
cemdera, atau kata lain aku lagi cuti selama 3 hari ini,
dan waktu cuti ku, aku pergunakan untuk menghabiskan

waktu bersama dengan kekasih ku, banyak hal yang


kami lakukan bersama, mulai dari memancing ikan di
danau hingga tak sengaja tercebur, panjat pohon mangga,
main perahu perahu kayu, belajar nembak, belajar
panahan, dan masih banyak lagi,

"Mas Tomo, memangnya tidak masalah, selalu ajak aku


jalan jalan" tanya ku

"Memangnya ajak pacar jalan it masalah?"tanya lagi

26
"Yah , bukannya begitu, mas Tomo kan pemimpin
prajurit pasukan Surabaya, apa tidak masalah
meninggalkan prajurit lain berperang tanpa pemimpin?"

"Semua sudah aku atur, lagi pula jalan bersama mu dan


memperhatikan negara adalah dua hal tugas aku,"

Aku lagi lagi hanya tersenyum mendengar Jawaban dari


mas Tomo.

27
PERPISAHAN

Malam gelap gulita Lampuh kamar pun sudah


aku padamkan, tubuh ku sudah siap beristirahat, tapi
tidak dengan pikiran ku, aku masih belum bisa
melupakan semua kenangan manis bersama mas Tomo
tadi hingga akhirnya aku tertidur pulas

//06.00

Hari ini aku dan juga seluruh anggota PMI lainnya


berkumpul di lapangan markas untuk melakukan apel
pagi, satu persatu susunan acara sudah di bacakan,
tibalah akhirnya amanat, disini lah kesempatan ketua
PMI menyampaikan sesuatu yang ingin dia sampaikan.

"Selamat pagi semua" sapa pak Arya

"Pagi pagi pagi, luar biasa" jawab kami serentak dan


penuh semangat

"Baiklah pada kesempatan kali ini saya akan

menyampaikan beberapa penyampaian, yang pertama


saya ingin berterima kasih kepada seluruh anggota PMI
28
baik cabang Surabaya maupun cabang Malang yang
sudah ikut berpartisipasi dalam acara membantu para
perwira Indonesia, dan saya juga akan menyampaikan
kabar yang gembira, bahwa kegiatan tidak akan
diperpanjang sampai bulan depan, yang artinya hari ini
kita sudah mulai bisa menutup kegiatan kita, jadi besok
atau nanti malam kalian sudah boleh pulang ke kampung
halaman masing-masing, sekian dari, saya"

tutur pak Arya

Aku hanya bisa terdiam mendengar semua amanat yang


di sampaikan oleh ketua PMI tadi, yah, itu memang
kabar yang menggembirakan aku bisa secepatnya pulang
mengobati rasa rindu ke keluarga, tapi, bagaimana
dengan mas Tomo? Apa dia tetap mau menjalin
hubungan dengan ku, meski harus berjauhan?

//Kantin

"Mba, akhirnya kita bisa kembali juga ke malang, aku


tuh rindu Bangat sama ibu"

ucap Fitri,

29
"Mba, kok diam saja si, kaya tidak senang kita bakal
pulang" ucapnya lagi,

"Ehh, tidak, aku senang bisa kembali ke Malang"

jawab ku

"Ohw yh mba, katanya bus kita akan berangkat nanti


malam ke malang, jadi besok pagi kita sudah di malang"

lanjut nya "Nanti malam?!" Tegas ku, yang di jawab


anggukan oleh Fitri

Mana mungkin bisa nanti malam? Aku belum berbicara


dengan mas Tomo, apa mungkin aku harus pergi tanpa
pamit?

"Mba, mba Sulis kenapa ?"

Tanya Fitri yang sudah mulai bingung melihat ku

"Tidak apa apa Fit, aku cuman bingung mau ngomong


dengan mas Tomo seperti apa?"

"Ohw iyh, mas Tomo kan pacar nya mba Sulis, harusnya
wajib pamit to mba"

30
"Apa mungkin sempat aku pamit sekarang, tapi kan mas
Tomo lagi sibuk, apa aku pamit lewat surat?"

Tanya ku

"Jangan to mba, tak baik pamit lewat surat, bagaimana


kalau mba, samperin ke markasnya mas Tomo saja?"

Tawar Fitri

"Apa boleh, setau aku tak sembarang orang yang bisa


memasuki tempat itu"

" Lah, pasti boleh lah kalau mba Sulis, mba kan pacarnya
pemimpin di sana"

"Tapi sama saja Fitri, tidak sembarang orng yang bisa


masuk ke sana"

"Coba ajah dulu mba, apa mau nanti mba nyesel gara
gara tidak pamit dengan pacar sendiri"

"Yah, tidak juga" "Makanya mba coba saja dulu"

Begitulah perdebatan antara aku dan Fitri hingga aku


menyetujui pendapatnya

31
"Iya juga, kalau begitu aku pergi sekarang, bentar lagi
kan malam,"

ucap ku lalu dengan semangat bangkit dari tempat


duduk, ketika hendak melangkah tiba tiba.....

"Auu,"

ringis ku karena badan ku tertabrak oleh orng yang tiba-


tiba berdiri di depan ku

"Ehh maaf Sulis, kamu tidak apa apa kan?"

tutur orang itu

"Eh, pak Arya, ohw tidak pak, saya yang minta maaf tadi
buru buru"

ucap ku sambil sedikit memegang jidat yang ke jedot


dengan dada mas Arya, iya mas Arya memiliki tubuh
yang jauh tinggi di atas aku.

"Emang kamu mau kemana buru buru begitu"

Tanyanya "Itu pak mau pamit sama pac..."

Ucap Fitri terpotong karena aku keburu meliriknya


dengan tatapan yang memberi isyarat diam, Iyah aku

32
memang tidak mau sampe hubungan asmara ku dengan
mas Tomo di ketahui orang banyak, karena menurut aku
pak Arya tidak perlu tau itu

"Itu pak, mau bereskan Barang-barang untuk


keberangkatan nanti malam"

jawab ku

" Ohw gitu"

"Iyh, bapak sendiri ngapain ke kantin mau makan?"

Tanya ku

"Ohw tidak, aku sengaja kesini mau bertemu dengan


kamu ada yang perlu aku sampaikan"

"Apa pak"

"Hmm, aku mau berterima kasih atas semua bantuan


kamu , dan kesediaan kamu untuk bergabung bersama
PMI cabang Surabaya, semoga suatu saat kita bisa
bertemu lagi, dan saya yakin kita bakal bertemu kembali,
ini untuk mu, kamu boleh membukanya kalau kamu
sudah tiba di malang"

33
katanya sambil menyerahkan sesuatu ke aku,

"Ohw iyh..sama sama pak, suatu penghargaan besar juga


bagi saya bisa di kirim ke sini, dan terima kasih atas
kadonya ini"

ucap ku

"Pak Arya, untuk aku mana?"

Sahut Fitri yang sontak membuat aku dan pak Arya


tertawa tipis

                   ************

//Markas para perwira

(Tok tok tok),

" permisi"

ucap ku sambil teruas mengetuk gerbang markas

"Iya, cari siapa mba?"

tanya si penjaga gerbang

"Anu pak, saya mau ketemu sama mas Tomo"

jawab ku

34
"Bung Tomo?, Mba ada perlu apa ketemu sama bung
Tomo?"

Tanyanya lagi

"Hmm, ada yang perlu saya sampaikan dengan mas


Tomo pak"

" Memangnya mba siapanya mas Tomo?"

tanyanya lagi, aku bingung harus menjawab apa, apa iya


aku akan jujur, tapi .... " Dia pacar ku mas"

ucap seseorang yang baru saja keluar dari pintu rumah,


iyh dia adalah mas Tomo pacar ku, entah mengapa aku
sangat bahagia dengan ucapan mas Tomo barusan dia
selalu saja bisa melakukan hal hal romantis buat aku

" Ohw maaf bung, saya tidak mengetahui kalau dia


kekasih mu”

ucap si penjaga pagar itu,

"Tidak apa apa"

balas mas Tomo dengan Sangat beribawa

"Kalau begitu saya tinggal ke dalam dulu" pamitnya

35
"Ada apa,dik tinaku sing ayu Dewe?"

sapa mas Tomo kepadaku

"Namaku Sulis mas, bukan sing ayu Dewe Dewe an it"

sewot ku

"Itu panggilan sayang untuk mu, yang menandakan kalau


dirimu itu cantik bagaikan seorang Dewi"

jelas nya

Mas Tomo selalu saja begitu, selalu bisa membuat ku


bahagia, walau dengan perlakuan sesederhana itu, apa
iya aku bisa berpisah dengan nya,

"Hei, seng ayu Dewe kok diam saja, kenapa sampai


nyusul ke sini, apa kamu rindu dengan ku, perasaan kita
Bru ketemu kemarin sore"

ucapnya

"Iya, aku rindu dengan mu mas, aku juga tidak tau apa
aku bisa hidup jauh dengan mu atau tidak" jelas ku

"Maksudnya apa si?, Sini sini kita ngobrol di sana saja


biar lebih nyaman,"

36
(menarik tangan ku menuju bangku depan rumah)

"Sekarang cerita, maksud kamu gimana?"

Tanya nya lagi

"Nanti malam aku pulang ke malang"

jawab ku tanpa basa basi

"Pulang?, Bukanya sebulan lagi, kemarin kamu bilang


sebulan lagi,"

"Iya, memang harusnya sebulan lagi, tapi di percepat"

jelas ku

"Apa kita masih bisa menjalin hubungan sepasang


kekasih dengan jarak yg jauh?"

lanjut ku "Kenapa tidak, Sulis"

(memegang bahu ku menghadap nya)

"walaupun berjarak sejauh manapun aku dan kamu, kita


tetap sepasang kekasih, jarak tidak bisa menghalangi
cinta kita" tutur mas Tomo

37
"Tapi mas, mana mungkin bisa menjalin Hubungan
seperti itu, kita tidak akan bertemu lagi mas, jarak antara
Surabaya dan Malang tidak begitu dekat,aku juga tidak
mungkin bisa ke sini lagi, ini program terakhir ku di
PMI"

jelas ku

"Kalau kamu tidak bisa untuk ke sini lagi, aku yang akan
susul kamu ke malang, membawa mu kembali ke sini
sebagai pasangan ku"

Aku hanya terdiam mendengar semua tutur kata mas


Tomo yang sontak membuat beban di pikiran ku terasa
ringan memang benar kata mas Tomo jarak tidak akan
bisa menghalangi cinta kami.

Dan pada malam itu sehabis bertemu dengan mas Tomo


aku dan juga pasukan anggota PMI cabang Malang, siap
kembali ke kampung halaman.

38
BINGUNG

Malang, 10 November 1954 Kampung halaman,


tibalah aku disini berbaring lesuh di atas tempat tidur ku
yang sudah lama aku rindukan, perjalanan kemarin
sungguh mengurus tenaga dan pikiran ku,.. iyh pikiran
sepanjang jalan aku hanya terus memikirkan tentang
bagaimana kelanjutan hubungan ku dengan mas Tomo

"Sulis, ini sudah subuh, apa tidak sebaiknya kamu sholat


subuh dulu, lalu melanjutkan kembali istirahat mu, tak
baik  jika harus meninggalkan sholat"

"Iya nak, benar kata ibu mu, ayo bangun kita sholat
subuh dulu"

Yah, itu suara ayah ibu ku di pagi hari, dan ini juga yang
aku rindukan selama berada di Surabaya.

"Hmmm iyh Bu, yah, ini sudah bangun kok"

Aku pun bergegas bangkit dari tidur, mengambil air


wudhu kemudian melakukan shalat berjamaah bersama
ibu dan ayah ku

39
"Assalamualaikum warahmatullah, assalamualaikum
warahmatullah"

suara terakhir ayah, dan di ikuti oleh aku dan juga ibu,
Selesai sudah ritual subuh kami.

"Bagaimana nak, selama di Surabaya?"

Tanya ayah ketidaka aku hendak merapikan kembali alat


sholat.

"Tidak bagaimana bagaimana ayah"

jawab ku singkat

"Apa tidak ada yang menarik di sana, sepertinya kamu


tidak begitu bahagia pulang dari sana"

"Ohw, bukan begitu ayah, semua yang ada di sana


menarik bagi aku"

43

"Lalu mengapa kamu terlihat tidak bahagia"

"Aku hanya lelah ayah," (senyum tipis)

40
"Sulis!! Diluar ada Fitri" teriak ibu dari dalam dapur

"Ohw iya Bu, ayah aku keluar dulu"

pamit ku, yang hanya di anggukan oleh ayah

(Membuka pintu rumah)

"Ada apa Fit, subuh subuh sudah di sini saja"

"Mba, lari subuh yuk"

"Ha? Lari? Emang kamu tidak cape?, Kita baru tiba 3


jam yang lalu Lo?"

"Kita itu hanya duduk di dalam bus,tidur juga kan kita?


Jadi kenapa harus cape? Katanya anak PMI kok cepet
ngelu?"

"Kamu tuh yah, tidak ah aku mau istirahat"

"Ayolah, memangnya mba tidak merindukan kampung


halaman mu ini?, Atau jangan-jangan mba hanya rindu
dengan mas Tomo,?"

(Membungkam mulut Fitri)  "husttt!! Jangan di omongin,


yah sudah aku ganti baju dulu"

41
Lari subuh? Yah itu rutinitas ku dengan Fitri setiap hari
di Malang

                  . ************

"Fit, apa mungkin mas Tomo akan setia dengan ku?"

Tanya ku kepada Fitri di sepanjang jalan yang di kanan


kiri di tumbuhi dengan tanaman padi yang sudah siap
panen

"Kenapa mba tanya begitu? Memangnya mba belum


percaya sama mas Tomo?"

Tanyanya balik

Mba? Iyah Fitri memanggil ku dengan sebutan mba,


yang artinya aku sedikit lebih tua dari nya, tetapi aku
dari kecil tumbuh dan berkembang dengannya makanya
aku sedekat itu dengannya, semua organisasi yang aku
ikuti pasti juga di ikuti oleh Fitri yah salah satu nya
organisasi PMI

"Bukanya tidak yakin, tpi mana mungkin bisa kami


menjalin hubungan tanpa berkemunikasi?"

Lanjut ku
42
"Mba tenang saja, aku yakin mas Tomo orangnya
konsisten, tak mudah untuk mas Tomo menyatakan
cintanya ke seseorang, melihat keberaniannya
menyatakan cintanya ke mba, itu sudah suatu bukti
bahwa mas Tomo hanya mencintai mba"

Ucapnya "Apa iya?" Ragu ku

"Sudah mba tunggu saja, bagaimana cara mas Tomo

berjuang mempertahankan kemerdekaan sekaligus


mempertahankan mba, yah sudah kita lanjut lari ajah yuk
mba"

tutupnya dan kami pun melanjutkan ritual lari subuh


kami.

                     . ***********

Sebulan berlalu ,kini tak kunjung juga aku mendapat


kabar dari mas Tomo, apa iya semudah itu mas Tomo
melupakan ku,

"Sulis, ayo sarapan dulu"

ajak ibu yang entah kapan ada di balik pintu kamar ku

43
"Iyah Bu"

jawab ku lalu bergegas mengikuti ibu ke meja makan,

Nasi , sayur asin, ikan goreng, itulah menu sarapan pagi


kami, sederhana namun sangat nikmat.

"Umur mu sudah 21 tahun sudah mantap untuk berumah


tangga, tapi ayah belum pernah melihat mu dekat dengan
lelaki manapun, "

tutur ayah

"Ayah ngomong dengan ku?"

Tanya ku memastikan

"Yah Iyah Lis, mana mungkin ayah mu ngomong sama


ibu"

lanjut ibu

Iya juga si, kan aku cuman sarapan bertiga dengan ibu
dan juga ayah, aku bukan anak tunggal, aku memiliki 2
orang kakak perempuan,  kebetulan keduanya sudah
berkeluarga dan mengikut dengan suaminyib

"Ayah, aku belum kepikiran ke sana"

44
jawab ku

"Mana mungkin bisa nak, kamu harusnya sudah


memikirkan itu, apa kamu ingin jadi perawan tua"

lawakan ayah yang di tertawakan oleh ibuku, tidak


dengan ku,

"Aku sudah punya pacar ayah"

jawab ku tak sadar, iya aku kecoplosan

"Pacar?"

Sontak ayah dan ibu

"Ehh, iy aaa"

jawab ku ragu, aku takut ayah akan memarahi ku karena


sudah pacaran tanpa seizinnya

"Yah baguslah, suruh dia datang menemui ayah"

ucap ayah, yang membuat aku sedikit kebingungan,


bagaimana bisa aku menyuruhnya datang berkemunikasi
saja aku bingung harus bagaimana

"Hmmm, tidak bisa ayah"

45
jawab ku

"Mengapa tidak bisa?, Memangnya pacar mu itu tinggal


dimana?"

tanya ayah lagi

"Surabaya, dia adalah pemimpin pasukan perwira


Surabaya, aku bertemu dengannya saat kegiatan PMI
bulan lalu di sana, tapi sampai sekarang aku belum
mendapatkan kabar apapun dari dia lagi"

jelas ku

"Sulis, Sulis, lelaki seperti itu tidak pantas untuk kamu


tunggu, dan hubungan pacaran kamu dengan nya itu
hanya sesaat hanya waktu kamu di Surabaya saja, dan
mungkin dia sudah punya pacar baru di sana"

ucap ayah

"Hei, mas tidak boleh souzon begitu, mungkin juga dia


sedang sibuk mempertahankan kemerdekaan negara kita,
jadi belum sempat menghubungi mu" bela ibu

Aku bingung harus mendengarkan siapa? Yang ibu


bilang ada benarnya, tapi yang ayah bilang juga tidak
46
salah, kebimbangan kembali menyentuh pikiran ku, dan
pada akhirnya aku memutuskan untuk pergi
mengunjungi Fitri di rumahnya, siapa tau dia bisa
meringankan sedikit beban di pikiran ku

              ***********

"Fit, tadi aku sudah ngomong dengan ayah dan juga ibu
ku tentang mas Tomo?" Curhat ku

"Terus, mereka ngomong apa? Gini yah mba, kalau mau


mendapatkan jalan keluar yang baik, itu harus nurut
sama orang tua, jadi menurut aku apapun keputusan
orang tua mba, yah itu yang terbaik mba harus ngikutin
itu"

tutur Fitri

"Nah itu masalah Fit, ayah dan ibu punya pendapat yang
berbeda, jadi aku harus pilih siapa?"

jelas ku

"Berbeda? Maksudnya?"

Tanya Fitri

47
"Iya berbeda ayah bilang kalau mas Tomo tidak mungkin
bisa serius dengan ku, tapi menurut ibu, mungkin saja
mas Tomo belum punya kesempatan untuk menghubungi
ku"

jelas ku

"Hmmm ( berfikir) Menurut aku yah mba, yang ayah


mba bilang itu bisa jadi benar, tapi yang ibu mba bilang
juga ada benarnya , lah kok aku lagi si yang bingung"
ucap Fitri

Bukannya mendapatkan jawaban Untuk semua beban


pikiran ku, malah makin nambah.:(

48
KEJUTAN

"hai mba Sulis"

sAPA Fitri

"Hai Fit"

respon ku

"Kelihatannya mba Sulis tidak begitu ceria hari ini, ohw


aku lupa, mba Sulis memang tidak pernah ceria lagi
semasa pulang dari Surabaya" ejek Fitri

"Fit, tidak usah di bahas ya, " sewot ku

"Mba, sudahlah mba, lupakan saja mas Tomo itu, tidak


pantas mba mengharapkan nya lagi"

pinta Fitri

" Iya Fit aku sudah tidak memikirkan itu lagi, biarlah
tuhan saja yang mengatur jalan hidup ku"

"Kalau begitu,Yo mba kita ikut ke SMA 1 malang,"

ajak Fitri

"Ngapain ke sana?" tanya ku

49
"Aku dengar dengar di sana lagi ada pengukuhan calon
palang merah remaja yang baru, kita bisa lah membagi
pengalaman ke mereka" jelas Fitri

"Wah kayanya seru, ya udah ayo, "

kami pun bergegas menuju ke lokasinya

                 .     **********

//Sma 1 malang

"Mendarmakan bakti bagi Ampera,tunaikan tugas suci


tujuan PMI di bersada bunda Pertiwi, untuk umat
manusia di seluruh dunia PMI menghantarkan jasa......".

Itulah semangat para adik adik PMR SMA 1 malang


menyanyikan lagu mars PMI

"Assalamu'alaikum"

ucap ku serentak dengan Fitri,

"Wa'alaikumussalam, ehh mba Sulis ,mba Fitri, wahh


kita kedatangan tamu spesial hari ini teman-teman"

ucap Lola pembina PMR SMA 1 malang

50
"Bagaimana Lol? Apa boleh kami memberikan sedikit
arahan untuk adik adik di sini" tawar ku

"Mba Sulis nih yah, tentu sangat boleh, rencana kami


memang ingin mengundang anggota PMI cabang
Malang, tapi aku mengira mba mba sekalian belum
kembali dari Surabaya" jelas Lola,

Acara pun di mulai, satu demi satu susunan acara di


bacakan, mulai dari pembacaan tri bakti PMR, 7 prinsip
dasar kepalang merahan hingga pemasang slayer tanda si
siswa resmi menjadi anggota baru PMR SMA 1 malang,
dan tibalah di akhir acara pesan dan kesan dari kami,
senior PMR 1 malang, iya aku dan Fitri juga tamatan
dari SMA 1 malang, aku sempat menjadi ketua PMR
juga di sana

"Bismillahirrahmanirrahim, apa kabar PMR?"

Seruh ku dengan dengan penuh semangat

"Luar  biasa , pantastis bombastis yes yes yes, kasih W


jadi O kasih W ...wow"

51
sahut suluruh anggota PMR yang ada, tanpa terkecuali
Fitri yang juga ikut meramaikan.

"Wahh. Hari ini Sangat semangat yah adik adik, pertama


Tama saya ingin memperkenalkan diri saya, mungkin
kalian semua  belum ada yang tau nama saya"ucap ku

"Nama saya Lies Sulistina, panggil saja mba Sulis, aku


mantan anggota PMR SMA 1 malang angkatan pertama,
kalau boleh tau ini sudah angkatan ke berapa ya?"

Tanya ku basa basi.

"5 mba" sahut mereka bersamaan

"Wah, sudah 5 angkatan ya, baiklah mba lanjut, sekarang


mba mengabdikan diri di markas PMI malang sebagai
salah satu anggota PMI di sana, mungkin ada di antara
adik adik yang ingin bertanya terkait pengalaman mba di
organisasi PMI?" Lanjut ku

" Mba, saya mau tanya apa sih enaknya jadi anggota
PMI?"

Tanya salah satu siswa

52
"Enaknya? Menurut mba menjadi anggota PMI itu tidak
ada yang tidak enak semua enak,. Mulai dari makanan
nya minumannya semua enak enak"

lawak ku yang jelas membuat orang orang di situ semua


tertawa

"Aduh mba mba, bukan itu to mba maksudnya, mba ini


yah" sahut Fitri yang masih dalam kondisi tertawa.

"Iya iya, aku hanya bercanda, enaknya? Menjadi anggota


PMI itu sangat menyenangkan, banyak pengalaman yang
bisa kita dapatkan di sana, di sana kita juga di ajarkan
tentang cara mengobati, pertolongan pertama, tidak
hanya itu kita juga bisa di ajaran sebagai manusia yang
sesungguhnya, saling membantu, dan masih banyak lagi,
mba cuman bisa bilang menjadi anggota PMI itu tidak
akan pernah “Menjadi suatu penyesalan bagi kita"

tutur ku yang di respon senyuman oleh semua

"Ohw iya mba tambahin sedikit, kita juga bisa ketemu


jodoh Lo di organisasi PMI, tidak sedikit anggota
anggota PMI bisa mendapatkan kekasih lewat organisasi
ini, entah itu dengan sesama teman organisasi ataupun

53
dengan orang orang yang kita temui saat melakukan
kegiatan PMI"

lanjut Fitri yang sontak membuat aku kembali kepikiran


tentang mas Tomo.

"Wah, kayanya habis dari sini aku juga mau daftar jadi
anggota PMI"

"Iya, aku juga mau"

"Aku juga"

"Aku juga mau"

"Aku juga"

Jawab seluruh siswa yang sangat semangat,

Acara hari ini pun selesai.

"Terima kasih banyak yah mba, sudah mau hadir hari


ini"

ucap Lola

"Iya, sama sama, kami juga senang bisa berbagi cerita


dengan adik adik yang lain, "

54
ucap ku

"Lain kali , kalau mau adakan latihan dasar untuk adik


adik, jangan lupa ajak kami yah," lanjut Fitri

"Pasti mba" jawab Lola

"Kalau begitu kami pamit dulu yah "

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam" 

                       **************

//Pagi hari di markas PMI cabang Malang

Aku berangkat dari rumah Sangat pagi banyak yang


harus aku selesaikan di markas, file file pendonor darah
Minggu lalu belum aku kirim ke pusat makanya hari ini
harus aku selesaikan semua.

"Tok tok tok, permisi mba"

ucap salah satu anggota PMI di balik pintu ruangan

"Iya, silahkan masuk, ada apa?"

55
jawab ku singkat yang tentu saja pandangan tetap fokus
ke berkas berkas yang ada  di depan ku

"Ini mba, saya mau menghantarkan surat dari seseorang"

lanjut nya. "Dari siapa?" Tanya ku lagi

"Saya tidak tau mba,ini suratnya, kalau begitu saya pamit


keluar lagi"

lanjut nya dengan memberikan surat ke aku

"Ohw iya terima kasih banyak yah"

ucap ku lalu memasukkan surat itu ke dalam tas , aku


belum tau surat itu dari siapa tapi palingan dari orang
orang yang tidak penting ohw iya, akhir akhir ini aku
memang sering sekali mendapatkan surat surat dari
orang orang yang mencoba merayu ku, aku masih di
fokus kan dengan kegiatan ku.

"Mba, pulang yuk, sudah jam makan siang nih,"

ajak Fitri yang entah sejak kapan berada dalam ruangan


ku

56
"Hei Fit, sejak kapan kamu ada di situ, bentar lagi Fit
aku harus menyelesaikan Dulu berkas berkas ini” jawab
ku

"Besok ajah la mba di selesaikan nya, kita pulang dulu


saja" keluh Fitri

"5 menit lagi, kamu tunggu 5 menit lagi yah"

ucapku dengan tatapan tetap fokus ke berkas berkas,


yang hanya di balas dengan duduk lesuh oleh Fitri

Setelah 5 menit berlalu aku dan juga Fitri memutuskan


untuk pulang, perjalanan pulang kami banyak bercanda,
bercerita hal hal lucu,  tertawa dorong dorongan hingga
kejar kejaran, dan tibalah aku di rumah,

"Fit, tidak mampir dulu?"

Ajak ku ke Fitri, rumah ku memang lebih dulu di


banding kan dengan rumah Fitri, tapi jaraknya juga tidak
begitu jauh cuman terbaut tiga rumah saja

"Tidak usah mba, aku langsung saja, nanti malam aku


main ke sini ok?"

Jawab Fitri "Yah sudah, dadah"


57
ucap ku sambil melambaikan tangan ke Fitri yang sudah
mulai berjalan menuju rumahnya

"Dadah" balas Fitri

             **************

//Sore hari

Aku baru saja selesai mandi , membersihkan tas ,


mengeluarkan semua sesuatu yang tidak penting dari
dalam tas sambil mengeringkan rambut dengan sehelai
handuk, surat? Yah aku meraih surat dari dalam tas ku,

aku hanya menaruhnya di meja, menurut ku tidak begitu


penting membaca surat itu, namun terlintas lagi di
pikiran ku siapa tau suratnya penting, dan pada akhirnya
aku memutuskan untuk membuka dan membacanya

     *Hai seng ayu Dewe ku, bagaimana dengan kabar mu


sekarang? Maaf selama ini aku tidak pernah memberi mu
kabar, tapi ketahuilah bahwa aku tidak sedikit pun
melupakan mu, dengan membayangkan Wajah mu di
setiap hari itu menjadi semangat Hari hari ku, dalam
mempertahankan kemerdekaan ini, sudah 2 hari ini aku

58
mencoba menghubungi mu, tapi aku bingung harus
mengirimkan mu surat lewat mana aku tidak tahu alamat
mu di mana,tidak lucu bukan jika aku harus menyuruh
pak pos mengelilingi malang untuk menemui alamat mu,
hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk
mengirimkan mu surat ke markas PMI malang, aku tau
kamu pasti di sana, sekian surat dari aku, tetap bahagia
yah ayu Dewe ku:)

              ~Tomo kekasih mu~ *

"Mas Tomo?"

Aku tidak pernah menyangka bahwa surat yang hampir


aku abaikan itu adalah surat dari mas Tomo, Iya mas
Tomo tidak pernah melupakan ku (senyum bahagia)

"Hei mba ngapain senyum senyum sendiri"

ucap Fitri yang tiba tiba saja ada di balik pintu kamar
ku , tapi aku tidak memikirkan hal itu , aku hanya lebih
memilih loncat memeluk Fitri

"Ahhh Fit, aku Sangat senang" girang ku

59
"Ehh mba, ada apa si" tanya Fitri yang tentu saja kaget
dengan tingkah ku yang tiba tiba memeluk nya dengan
erat "Mas Tomo mengirimkan ku surat, yang artinya dia
tidak pernah melupakan ku"

jawab ku melepas pelukan dari Fitri

"Ahh serius mba, ahh aku juga senang"

lanjut Fitri yang kembali gantian memeluk ku sambil


loncat loncat, aku hanya membalas pelukan dari Fitri
walaupun itu sakit karena Fitri memeluk ku dengan
sangat erat, tapi aku tidak lagi memikirkan itu aku sudah
terlanjur di buat bahagia dengan surat dari mas Tomo, itu
merupakan kejutan terindah buat ku hari ini.

60
KOMUNIKASI

Setelah mendapatkan surat dari mas Tomo kemarin, aku


memutuskan untuk membalasnya

   *Untuk Mas Tomo;

Aku baik baik saja mas aku selalu saja menunggu kabar
dari mu, aku merindukan mu, kapan kita bisa bertemu?,
Dan mengapa selama dua bulan ini kamu tidak
mengirimkan ku surat?

           ~Sulistina~ *

Ketika selesai menulis surat itu aku melipatnya lalu


memasukkan nya ke dalam amplop, ketika sudah siap
aku meletakkan nya di meja lanjut untuk bersiap siap
membawanya ke kantor pos.Setibanya di kantor pos tak
perlu berlama-lama lagi aku meminta tolong ke salah
satu petugas kantor pos dengan memberikan alamat
tempat surat akan di tujukan "Permisi pak, ini saya mau
mengirim surat untuk teman saya yang ada di Surabaya,
ini alamanya"

61
( memberikan surat ke orang itu)

Teman? Iya sengaja aku bilang teman , tidak ada alasan


yang akurat aku hanya malu jika harus mengatakan
bahwa surat itu untuk pacar ku mas Tomo

"Ohw iya baik mba" sahut si petugas

"Kira kira, berapa lama suratnya bisa sampai?"

Tanya ku lagi "5-6 hari mba" jawabannya singkat.

Aku diam membisu mendengar Jawaban dari si petugas,


5-6 hari? Jadi kemungkinan aku akan mendapatkan surat
balasannya lagi bisa sampe 2 Minggu, tapi tidak apa apa
setidaknya aku bisa mengobati rasa rinduku ke mas

****************

//Markas PMI cabang Malang

"Mba, kamu dari mana saja itu pak Rukto dari tadi
mencari mu"

sapa Fitri

"Ohw yah? Kalau begitu aku ke ruangan pak Rukto dulu


yah"

62
jawab ku lalu bergegas menemui pak Rukto

"Ehh malah di tinggal, aku kan sedang bertanya mba dari


mana, ini tidak di jawab jawab malah di tinggal lagi"

omel Fitri yang masih sempat terdengar oleh ku, aku


hanya tersenyum tipis mendengar itu semua, dan tibalah
aku di depan pintu ruangan pak Rukto

"Permisi pak"

sapa ku

"Ehh, Sulis silahkan masuk"

jawabnya

"Fitri, bilang bapak memanggil saya?"

Tanya ku

"Iya, ada yang harus saya bicarakan dengan mu"

tutur nya

"Apa pak?"

"Organisasi kita dapat undangan bergabung bersama


PMI cabang Sulawesi untuk mengadakan latihan

63
bersama sekaligus ada program bagus yang akan mereka
adakan dan kita di undang untuk itu, jadi bagaimana?
Apa kamu siap?"

Tutur nya

"Wah kayanya itu bakal seruh, aku mau pak, Fitri ikut
kan pak?"Jawab ku

"Sebenarnya yang di undang itu cuman kepala markas


dan wajib membawa satu anggotanya, saya yakin
memilih kamu untuk mendampingi saya di sana sebagai
anggota terbaik cabang Malang"

jelas pak Rukto, yang secara tidak langsung mengatakan


bahwa Fitri tidak ikut, bagaimana mungkin aku bisa
pergi tanpa Fitri.

"Hmmm, kalau begitu saya belum tau pak, saya akan


fikir fikir terlebih dahulu, tapi kalau bapak mau
mengajak orang lain saya tidak masalah" jawab ku
sedikit kecewa

"Baiklah kalau begitu, kamu pikir pikir saja dulu, diskusi


dengan Fitri lagi pula saya yakin Fitri bisa memahami ini

64
semua, nanti kalau sudah punya keputusan kabari saya
yah," ucap pak Rukto yang sepertinya sudah memahami
kekecewaan ku, bagaimana tidak aku dan Fitri memang
sulit untuk di pisahkan."Baik pak kalau begitu saya
pamit keluar dulu"

pamit ku

Dengan beban pikiran di kepalaku, aku hampir saja


menabrak tiang yang ada di depan ku untung saja ada
Fitri yang tiba tiba saja menarik tangan ku untuk
menghindar, Fitri memang suka muncul tiba tiba sudah
seperti hantu saja

"Mba, mikirin apa si, hampir saja kecedot, duduk dulu


yuk" omel Fitri

( duduk di kursi koridor)

"Nah, tadi mba belum jawab pertanyaan ku" lanjut Fitri

"Pertanyaan apa si Fit?" Tanya ku

"Ituloh tadi itu mba dari mana?" Tutur Fitri

"Dari ruangan pak Rukto"

65
"Bukan itu mba, tadi sebelum itu, mba dari mana kenapa
jam segini baru ke markas?" Kesal Fitri

"Ohw itu ,aku baru dari kantor pos" jawab ku singkat

"Kantor pos? Ngapain ke sana, ohw aku tau sekarang


mba main kirim kiriman surat yah sama mas Tomo, wah
kisah asmara mba dengan mas Tomo itu sangat sangat
romantis ,aku jadi ingin punya kekasih seperti mas
Tomo"

ucap Fitri panjang kali lebar, yang membuat aku hanya


geleng-geleng melihatnya.

"Memangnya mba tulis surat apa ke mas Tomo"

lanjut nya

"Kepo banget si Fit" jawab ku singkat

"Tapi tunggu tunggu mengapa aku melihat dari mata


mba, kelihatannya sedang tidak bahagia?"

Tanya Fitri dengan tatapan tajam ke aku

"Memangnya terlihat yah Fit, kalau aku lagi sedih?"

Tanya ku balik

66
"Iya atuh mba, mba kenapa si?"

"Tadi itu pak Rukto bilang kalau PMI cabang Malang itu
dapat undangan latihan bersama dengan PMI cabang
Sulawesi," jawab ku

"Lah, bagus dong mba, kita bisa menelusuri Sulawesi


lagi" lanjutnya

"Itu dia masalahnya Fit, cuman aku yang di ajak sama


pak Rukto" jawab ku ragu Ragu

"Ko gitu si, aku nggak di ajak gitu, wah tuh bapak bapak
tua, punya dendam apa yah sampai sampai aku tidak di
ajak"

Omongan sewot Fitri yang membuat aku sontak tertawa,


Fitri orangnya memang suka gitu mulutnya selalu saja
ngomongin orang, tapi yang dia bilang bukan suatu
kesalahan si memangnya faktanya begitu pak Rukto
memang sudah tua.

"Bukan gitu fit, sebenarnya yang di ajak itu memang


cuman ketua markas saja, tapi mereka di wajibkan
membawa satu anggotanya dan pak Rukto bilang dia

67
mau ngajak aku" jelas ku yang akhirnya bisa di terima
oleh Fitri "Ohw gitu, yah sudah mba pergi saja, tapi apa
mba yakin bisa pergi tanpa aku" ( senyum jahat)

"Nah itu dia kayanya tidak bisa deh" jawab ku dengan


senyum tipis

"Tuh kan, tapi terserah mba si, itu pilihan mba, apa pun
keputusan mba aku pasti dukung"Support Fitri.

******************

/Dua Minggu berlalu

"Permisi mba, ini ada surat lagi" ucap salah seorang


anggota PMI " Ohw iya terima kasih yah,"

jawab ku sontak dengan secepat mungkin membuka


surat itu karena aku yakin sekali bahwa surat itu dari mas
Tomo

  *Maaf sebelumnya membuat ayu Dewe ku menunggu


kabar dari ku, aku selama 2 bulan terakhir lagi di
sibukkan dengan peperangan mempertahankan
kemerdekaan, jadi tidak sempat berpikir untuk
mengirimkan mu surat melalui apa, aku juga sangat

68
merindukan mu, ayu Dewe ku, aku berjanji secepatnya
mungkin akan datang menemui  mu dan orang tua, salam
rindu dari ku:)

                   ~tomo~*

Lagi lagi aku dibuat begitu bahagia dengan membaca


surat dari mas Tomo, menemui orang tua ku?, Apa iya

mas Tomo akan datang untuk melamar ku?, Ahh pikiran


ini mungkin saja hanya silaturahmi...

Tanpa berlama-lama aku membalas kembali surat dari


mas Tomo, dua Minggu kedepannya aku mendapat
balasannya lagi dari mas Tomo, lalu aku membalasnya
lagi, begitulah seterusnya, dengan cara ini aku merasa
berkomunikasi dengan baik bersama mas Tomo,
sekarang tidak ada lagi alasan ku untuk meragukan
keseriusan mas Tomo.

69
KESETIAAN

ari ini aku dan kedua orang tua sedang menikmati makan
malam bersama, sebelum itu aku dan juga ibu,
menyiapkan beberapa peralatan makan, seperti piring,
cuci tangan, sendok, gelas, lain sebagainya , sedangkan
ayah hanya diam menunggu di meja makan, setelah
sudah ritual menyiapkan makanan, dan dilanjutkan
dengan menghantam nya, ketika sedang asik asiknya
menikmati masakan ibu, yang juga sedikit di bantu oleh
ku, yah walaupun hanya membantu motongin bawang si,
tapi kan sama saja, aku juga ikut serta dalam itu, tiba tiba
saja terdengar ketukan pintu dari luar rumah.

      "Siapa tu Bu".Tanya ku

      "Tidak tau, biar ibu buka dulu yah"

Pamit ibu, lalu menuju membuka pintu

        "Assalamualaikum" (Suara dari luar rumah)

"Wa'alaikumussalam,"

Jawab ibu, lalu membuka pintu, dan mendapati seorang


pria yang mungkin bisa saja sederajat dengan ku

70
     "Iya, cari siapa mas?" Lanjut ibu

      "Ohw iya, Bu apa benar ini rumah mba Sulis?"

Tanya orang itu

      "Iya, benar itu anak saya, ada apa yah mas, mencari
anak ku" Tanya balik ibu

      "Ohw iya, Bu, saya Arya, teman Sulis waktu di


Surabaya"

(Menyalim tangan ibu,)

      "Ohw, apa ini  pacarnya Sulis" (Batin ibu)

     "Maaf bu sebelumnya apa Sulis nya ada,?"

Tanya pak Arya lagi

     "Ohw iya, Sulis ada di dalam, lagi makan, ayo masuk,


kita makan malam bersama" Ajak ibu

     "Ha, apa boleh bu?" Canggung pak Arya

    "Tentu saja boleh, ayo silahkan masuk"

Ajak ibu, lalu menuju kembali ke meja makan,

Aku dan juga ayah, hanya bisa menunggu kabar dari ibu

71
    "Ayah, itu siapa si yang datang kok ibu lama sekali"

Kepo ku

    "Tidak tau, mungkin teman gosib ibu mu"

Lawak ayah, yang membuat aku tertawa.

   "Sulis, ini kejutan untuk mu, pacar mu dari serabaya


telah tiba" Ucap ibu tiba tiba nongol

   "Pacar?"

Heran ku, apa itu mas Tomo?

   "Assalamualaikum Sulis, pak” Sapa pak Arya

     "Pak Arya?" Kaget ku

    "Silahkan duduk, nak, calon menantu ku"

Pinta ayah. Aku bingung dengan semua ini, mungkin


begitu juga dengan pak Arya, soalnya kelihatan dari rauk
wajahnya

    "Ayah, ibu, ini tuh pak Arya, ketua PMI cabang


Surabaya, bukan pacar ku"

Jelas ku

72
   "Sudah sudah tak usah berdebat di Depan makanan itu
tidak baik, sebaiknya kita makan saja dulu" Pinta ibu, tak
ada satu kata lagi yang terucap di bibir ku, ayah, ataupun
pak Arya kami semua di fokuskan dengan makanan di
hadapan kami

   //Ruang tamu

"Silahkan diminum dulu" Ucap ku membawa baki berisi


2 gelas kopi dan meletakkan nya di meja depan ayah dan
juga pak arya, lalu hendak kembali ke dapur menyusul
ibu

    " Ohw iya, nak Arya saya mau minta maaf, tadi sudah
lancang memanggil mu calon menantu, " Tutur ayah

     "Tidak masalah paman, tujuan saya kemari memang


ingin melamar Sulis, sebagai pendamping hidup saya"

Balas pak Arya, yang spontan membuat ku kaget dan


menghentikan langkah tidak jauh dari mereka berdua,
tak lupa baki yang tadi aku pegang terjatu ke lantai,
suaranya lumayan keras membuat ibu yang ada di dapur
juga merasakan kaget dan berlari ke arah kami.

73
"Ini kenapa"

Ucap ibu, keluar dari dapur    "Melamar ku?"

Tanya ku memastikan sambil mengambil posisi duduk di


samping ayah

      "Iya, saya ingin jujur ,pertama kali bertemu dan


kenal dengan mu waktu itu, aku sudah tertarik terhadap
mu, dan aku ingin memutuskan untuk menemui orang
tua mu dan melamar mu" Jelas pak Arya

       "Tapi pak, saya sudah mempunyai pacar , saya tidak


bisa menerima lamaran bapak lagi” Tegas ku

       "Siapa pacar mu?, Aku dengar juga orang Surabaya


bukan?"

Tanya pak Arya

"Sudahlah Sulis, dia tidak pernah serius dengan mu,


sekarang kita pake logika, kalau memang dia serius
dengan mu, pasti sekarang sudah menemui ayah dan ibu
mu, tapi kenyataannya hanya aku yang berani melakukan
itu ,bukan begitu paman?"

Lanjut pak Arya


74
       "Maaf nak  Arya, saya hanya bisa mendukung
keputusan putri saya" Jawab ayah

    "Iya, nak Arya, kami tidak bisa memaksa akan hal itu,
lantas Sulis yang akan menjalani semuanya jadi
keputusan hanya ada di tangan Sulis" Lanjut ibu

     "Maaf pak  sebelumnya, saya sudah mengikat


komitmen dengan mas Tomo, dan secepatnya dia akan
datang menemui orang tua ku dan juga melamar ku"

Jelas ku    "Kamu menolak lamaran ku?"

Tanyanya memastikan

    "Sekali lagi saya minta maaf, dan saya tidak bisa


menerima lamaran babapak” Tegas ku

    "Baiklah tidak apa apa, saya paham, kalau begitu saya


pamit, assalamualaikum"

Ucapanya lalu bergegas keluar dari rumah,

    "Sulis Kemar dulu yah, Bu"

Pamit ku lalu menuju ke kamar.

     "Bukanya tak baik menolak niat baik orang mas?"

75
Tanya ibu ke ayah

       "Seharusnya begitu, tapi kita tidak bisa memaksa


Sulis kan Bu"

Jelas ayah yang hanya di anggukan oleh ibu.

76
PERJANJIAN

Hujan semakin deras membasahi bumi bahkan sudah


memenuhi kaca jendela kamar ku, suaranya juga sangat
janduh  untuk di dengar, kembali lagi aku memikirkan
kejadian tadi, dimana pak Arya mencoba datang untuk
melamar ku, teringat dengan kata kata pak Arya, bahwa
tak ada lelaki yang serius jika belum menemui orang tua
ku, yah, itu kalimat yang benar, tapi apa iya, mas Tomo
tidak serius dengan ku? , Dan pada akhirnya aku
memutuskan untuk menuliskan surat untuk mas Tomo
yang ada di Surabaya   *~untuk mas Tomo~

Mas, kapan mas bisa datang menemui orang tua ku,


sudah beberapa kali orang orang datang melamar ku,
tetapi aku selalu menolak, aku menunggu dirimu yang
datang, aku akan selalu setia untuk mu mas, tapi di sisi
lain aku juga bingung harus menjawab apa setiap kali
ayah dan ibu menanyai ku tentang keseriusan mu.

          ~Sulistina~*

77
Kurang lebih begitulah isi surat ku, aku melipat nya
Serapi mungkin dan meletakkan nya di atas tas ku, agar
besok aku tidak lupa untuk membawanya ke kantor pos,
ku baringkan tubuh ku di kasur tanpa sadar aku pun
lahap dalam tidur.

//Surbaya

Pagi ini mas Tomo sudah membaca surat yang aku kirim
dua Minggu lalu , dia tampak bingung dengan surat itu,

   "Ada apa bung kelihatanya sedang sedih"

Tanya salah satu anggota pimpinannya  "Ohw tidak, saya


mendapat surat dari pacar ku, dia meminta agar aku
segera melamarnya"  Jelas mas Tomo  "Tapi bukannya
bung Tomo sudah membuat janji agar tak ada yang
boleh melangsungkan pernikahan pada saat revolusi, apa
bung akan tetap melamarnya?"

Tanyanya lagi ,Janji? Yah mas Tomo memang sudah


membuat janji ketika terangkat sebagai pemimpin
pasukan Surablag

/Flashback on

78
Inilah dia pemimpin pasukan Surabaya......
Sutomo.............!!!!!!!!!!

Teriak MC yang di iringi tepukan tangan gemuru oleh


semua pemuda, dengan gagah perkasa mas Tomo maju,
memperlihatkan diri sekaligus mengucapkan pepata satu
demi satu. "Saya Sutomo, sangat sangat berterima kasih
atas kepercayaan yang telah di berikan untuk saya untuk
memimpin perwira Surbaya ini, dengan penuh
keyakinan, saya ingin mengajukan beberapa persyaratan
yang wajib untuk kita patuhi, yang pertama tak ada
keluhan untuk Indonesia, ke dua berani menerima resiko
apapun untuk Indonesia, dan yang ke tiga saya tidak
ingin ada

pernikahan di masa masa revolusi Indonesia,  itulah


ketiga persyaratan dari saya, dengan tujuan untuk di

laksanakan dan terapkan agar kita semua bisa fokus dan


semangat dalam mempertahankan kemerdekaan ini"

Tutur mas Tomo dengan tegas, dan di setujui oleh semua


anggota perwira lainnya.

/Flashback off

79
"Apa bung melupakan itu?" Tanya si perwira

"Tentu tidak, aku tidak akan pernah lupa dengan ucapan


ku"

                 .     **********

Tak ada hujan dan ada panas, mas Tomo sedang di


sibukkan dengan kegiatan memasukkan baju baju ke
dalam tas "Bung mau kemana" Tanya si perwira"Ada hal
yang harus saya selesaikan, saya pamit pergi dulu, 2
Minggu ke depan saya akan kembali lagi"

Tutur mas Tomo, lantas kemana mas Tomo akan pergi?


"Bung, bung, seragangan dari Belanda telakh memasuki
wilayah Surabaya, mereka mengincar para pedagang
pedagang pasar" Ucap salah perwira yang tiba tiba saja
muncul menghalangi jalan mas Tomo, dengan berat hati
mas Tomo meletakkan kembali tas yang berisi baju itu,
lalu membuka lemari mengambil senjata siap bertempur,

  "Kumpul kan pasukan, kita ke lokasi sekarang"

Pinta mas Tomo yang di setujui oleh semua.

                           **************

80
//Lokasi kejadian

"Dor...dor...dor..., Piyu Piyu Piyu piyuuuu...."

Suara tembakan dimana mana, berguling,


berlari,berlompat bahkan bersembunyi menggambarkan

yang di lakukan oleh para perwira tak terkecuali mas

Tomo,

     "Dorrrrrr"

Satu kali tembakan mas Tomo telah berhasil


menggugurkan satu anggota Belanda, yang membuat
Belanda marah besar dan melakukan serangan balik.

//Markas perwira

"Bung Tomo, saya bangga melihat aksi bung yang tadi"


"Saya juga sangat bangga bung"

Puji para perwira lainnya, yang hanya di balas senyum


oleh mas Tomo,Kini mas Tomo telah melakukan
perjalanan dari Surabaya ke malang hanya untuk
menemui ku dan memenuhi janji nya untuk bertemu
dengan orang tua ku, dan tibalah dia di malang.

81
LAMARAN

Kini mas Tomo sedari tadi berbincang bincang bersama


ibu dan juga ayah ku di ruang tamu, aku yang sudah dari
penasaran dengan apa yang mereka bincang kan, dan
pada akhirnya aku memutuskan untuk menguping
pembicaraan mereka, namun sayangnya dengan
ketelodoran ku membuat semuanya berantakan, dengan
jatuhnya vas bunga mungil ibu yang tak sengaja
tersenggol oleh tangan ku, membuat aksi ku si ketahui

"Sinilah, nak tak baik menguping pembicaraan orang"

Nyinyir ibu, membuat aku terpaksa memperlihatkan


tubuh ku.   "Ehh, maaf maaf tadi aku tidak sengaja lewat
dan menyenggol vas bunga ibu"Ngeles ku.    "Baiklah
nak, langsung saja maksud dan tujuan kamu datang
menemui ku dan juga ibu Sulis itu apa? Apakah hanya
sekedar silaturahmi atau ada maksud lain?"

Tutur ayah, yang spontan saja membuat aku deg degan,


bagaimana tidak, aku sangat penasaran dengan jawaban
dari mas Tomo.       "Iya, paman sebenarnya maksud
saya datang ke sini hanya untuk silaturahmi"

82
Jawab mas Tomo, tentu membuat aku sedikit nyesek,
Silaturahmi? Apa hanya itu? Bagaimana bisa penantian
ku selama ini tak kunjung di kasih kepastian, apa iya aku
harus menunggu lagi? Hampir saja air mata menetes di
pipi ku, namun tercegah dengan lanjutan kalimat dari
mas Tomo

       "Tapi itu bukan tujuan saya paman, Karena tujuan


saya ke sini cuman satu ingin melamar putri mu sebagai
calon pendamping saya"

Rasa haru, bahagia pun mengusik hati ku,

     "Alhamdulillah, kami hanya bisa menyetujui apa bila


Sulis juga setuju"   "Bagaimana nak? Kamu menerima
lamaran darinya"

Tanya ibu

      (Mengangguk) " iya mas, aku menerima mu sebagai


calon pendamping ku" Jawab ku tanpa sedikit keraguan.

       "Alhamdulillah terima kasih banyak Sulis"

83
Tutur mas Tomo, tumben dia tidak memanggil ku
dengan nama sayang ayu Dewe, apa iya dia malu dengan
ayah dan ibu, ( senyum manis)

    "Jadi kapan kamu bisa menikahi putri ku?"

Tanya ayah tegas

      "Iya nak, jangan tunggu lama lama lagi, pernikahan


kalian harus di langsung kan secepat mungkin, tak baik
bila di tunda tunda lagi, " Lanjut ibu         "In syah Allah
secepatnya, secepatnya saya akan membicarakan hal ini
ke orang tua saya, dan menikahi putri paman dan juga
bibi"

Jawab mas Tomo

************

"Mba sulisssssssss"

Sapa Fitri yang tiba-tiba saja memeluk ku dengan sangat


erat

     "Rindu sekali aku sama mba" Lanjut nya

84
     "Ohw ya, sama aku juga sangat rindu dengan mu,
gimana liburannya seruh ngak?"

Tanya ku, ohw iya, Sulis baru saja pulang kampung


nengokin Oma nya yang lagi sakit di Bogor

   "Yah gitu de mba, lagi pula aku hanya diam di rumah


tidak kemana mana"    "Ohw yah, ngk seruh dong"

   "Gitu de, tapi kelihatannya mba ceria bangat hari ini"

Tanya Fitri yang memang sudah ahli menebak ekspresi


orang lain

"Ohw ya, jadiiiiiii"

(Menarik tangan Fitri, untuk duduk)

   "Aku habis di lamar sama mas Tomo"

Lanjut ku, yang jelas membuat Fitri kaget bahagia

   "Dilamar?, mas Tomo?" Tanyanya sambil melotot

   "Iya" "Ahh mba akhirnya"

Girangnya

85
  "Tapi mba, bagaimana bisa apa mas Tomo susul mba
ke malang?"

  "Iya, kemarin dia susul aku ke sini, sekarang masih ada


kok di sini, nginap di rumah pak desa, mungkin dua hari
lagi baru kembali ke Surabaya, dan besok aku rencana
mau ajak mas Tomo main ke sini, sekalian kenalan sama
teman-teman yang lain.

"Ke sini? Markas PMI? Ngapain mba , kan masih


banyak tu tempat tempat yang romantis"

  "Bukan gitu juga Fit, aku cuman mau kenalin


lingkungan kerja aku ke mas Tomo, biar dia tau, kalau
aku tuh kerjanya seperti ini"

  "Ohw gitu, yah udah de mba, tapi kalau di pikir pikir,


bentar lagi dong mba nikahnya, terus mba bakal ikut mas
Tomo ke Surabaya, yah kita bakal pisah dong mba"

"Fit , tak baik ngomong seperti itu," (Memeluk Fitri)

                    **************

Keesokan harinya aku mengajak mas Tomo untuk


bermain ke markas PMI cabang Malang, sambil

86
menelusuri nya   "Tempat bagus, damai"

Puji mas Tomo, melihat keindahan markas kami

    "Iya mas, makanya aku pilih kerja di sini"

"Maksud mas , damai karena ada kamu di sini"

Lagi lagi mas Tomo menggombal ku

  "Mas Tomo suka nge Ngomal yah, lama lama aku bisa
kenyang Lo dengan gombalan mas Tomo"

  "Tidak akan, gombalan aku kan fakta, bukan opini


semata kan?"   "Iya iya deh mas"

"Pagi mba Sulis, wah jarang jarang aku lihat mba Sulis
bawa pria ke markas, tampan pula"

Sapa salah anggota PMI

  "Ehh iya, ini mas Tomo, calon suami saya"

"Halo, saya Sutomo" Tutur mas Tomo,

"Halo mas Sutomo, wah calon suami mba Sulis ini


sangat tampan yah, kalau nikahan jangan lupa ngundang
yah, mas, mba"  "Pasti di undang"

87
Jawab ku dengan mas Tomo

.     ************

//Rumah ku

"Mas, ayo dong mas nasinya mana" Suara ibu,

   "Iya, Bu ini Lo"

Membawa wadah yang berisi nasi dan diletakkan di


meja, tak lupa meja sudah dilengkapi dengan makanan
yang lainnya yaitu sayur asin ala ibu, sambel, tempat,
tahu,ikan, banyak bukan? Iya, hari ini ibu masak banyak
berhubung hari ini mas Tomo pulang ke Surabaya, ibu
sengaja masak untuk bekal mas Tomo, sekaligus
memperkenalkan masakan terlezatnya,

"Assalamualaikum" Salam ku dan juga mas Tomo,

"Wa'alaikumussalam , nah itu dia mas yang di tunggu-


tunggu, ayo nak masuk ibu sama bapak lagi di dapur
nih,"

Teriak ibu dari dalam rumah

   "Wah, banyak sekali masakannya" Tutur mas Tomo

88
  "Iya Bu, tumben masakanya banyak benar" Lanjut ku

   "Iniloh, ibu ini mau memperkenalkan masakannya ke


calon mantu, biar di dapat pujian juga"

  "Ehh tidak begitu, mas ini suka souzon saja, ibu cuman
masak biar nak Sutomo bisa makan dulu sebelum
berangkat ke Surabaya" Jelas ibu

"Wah jdi ngerepotin nih,"

"Tidak bakal repot, ayo silahkan makan"

Kami semua pun menatap masakan ibu dengan penuh


kenikmatan

  "Wah lezat sekali"

Puji mas Tomo

  "Yah, sudah lanjutkan makanya, ibu dan ayah ke depan


dulu"

Pamit ayah, mungkin saja mereka memang sengaja biar


aku dan mas Tomo bisa berduaan heheheh:)

   "Benar enak mas?" Tanya ku memastikan

89
  "Benar ini enak sekali, rasanya persis dengan sayur asin
kamu waktu itu, tapi lebih enakan yang ini si"

  "Mas ini, jelas dong mas, aku kan Bru belajar, nanti aku
belajar lagi yah, sama ibu biar bisa bikin yang lezat
juga,"

   "Iya, ayu Dewe ku"

"Ngomong ngomong dengan panggilan ayu Dewe, kok


mas Tomo tidak memanggil ku dengan nama itu di
depan ayah dan ibu" Tanya ku"Tidak apa apa, menang
ayah dan ibu mu ngerti dengan panggilan itu? Tidak kan,
jadi aku cuman tidak ingin mereka pusing saja"

Jelas mas Tomo, itu si cuman alasan mas Tomo saja,


bilang malu apa Susanya si mas

  "Terus waktu tadi  kenapa mas Tomo memperkenalkan


diri dengan nama Sutomo, ke teman-teman PMI aku"

  "Apanya yang salah si ayu Dewe, nama aku memang


Sutomo kan"

"Yah iya mas, tapi kan bisa nama panggilan ajah mas
Tomo" Tegas ku

90
    "Tidak, panggilan mas Tomo itu cuman spesial di
gunakan oleh calon istri ku saja"
Ucap mas Tomo, membuat aku lagi lagi tertawa, aku
Sangat bahagia bisa menghabiskan waktu seharian lagi
dengan mas Tomo, walaupun habis ini mas Tomo bakal
pergi lagi, tapi setidaknya dia sudah menepati janji
pertamanya, datang menemui orang tua ku, dan kini aku
tinggal menunggu janji ke dua mas Tomo datang untuk
menikahi ku.

91
DISALAHKAN

//Surabaya

11.24, kini mas Tomo telah tiba di Surabaya

Kembali melakukan rutinitasnya yaitu menyusun


rencana untuk kemerdekaan Indonesia.  "Selamat siang
bung"

  "Siang, bagaimana selama aku tinggal apa semua baik


baik saja"

  "Siap, baik baik saja bung, tidak ada serangan balik


dari Belanda"

  "Bagus , tetap perketat keamanan, kita semua wajib


waspada" Tegas mas Tomo

    "Saya ingin menyampaikan sesuatu ke kalian semua,


sekarang kumpul kan semua perwira ke ruang rapat"

Lanjut mas Tomo  "Siap, laksanakan bung"

**************

"Selamat siang semua" Sapa mas Tomo

92
  "Siangg!!!"

Jawab para perwira dengan lantang

  "Maaf Bung sebelumnya, mengapa rapat dadakan di


laksanakan" Tanya salah perwira

  "Iya ,saya ingin meminta maaf sebelumnya atas rapat


mendadak ini, sebenarnya ini bukan rapat saya cuma
mau mengumumkan sesuatu" Jelas mas Tomo

   "Oh kalau begitu saya minta maaf bung"

"Baiklah langsung saja , kemarin saya ke Malang untuk


menemui orang tua kekasih saya, sekaligus melamar nya,
jadi dalam waktu dekat ini saya akan menikah dengan

nya, saya cuman minta kerja sama kalian agar

ketika saya sedang melangsungkan pernikahan


pertahanan Indonesia tetap berjalan"

  "Tapi bung, bukanya bung sudah berjanji agar tidak ada


pernikahan dalam masa revolusi , "

"Iya bung, bung sendiri yang membuat perjanjian itu,


mana mungkin bisa Bung yang mengingkari nya"

93
  "Memang tidak ada hitam di atas putih, dengan
perjanjian itu, tapi kita semua mendengar nya"

   "Betul itu, bung tidak bisa mengingkari nya begitu


saja" Sewot para perwira

   "Diam diam semua!" Murka mas Tomo

  "Saya tidak pernah membuat perjanjian seperti itu"

Lanjutnya  "Bagaimana mungkin bung mengatakan itu,


jelas jelas kami semua saksinya" "Betul itu"

"Yah itu benar"

"Diam!!!!! Sekali lagi, saya katakan saya tidak bicara


seperti itu, saya cuman mengatakan kalau bisa, jangan
mengadakan pernikahan di masa revolusi, itu bukan
suatu perjanjian ataupun peraturan, semua berhak
menikah, dengan syarat tetap memikirkan kemerdekaan
negara, karena itu sudah menjadi tugas kita sebagai
perwira Indonesia" Jelas mas Tomo

"Bung adalah pemimpin, bebas membolak balikan


perjanjian, tapi kami juga punya hak menuntut kembali
sesuatu yang bung ucapkan, sudah lah teman teman,

94
bung sudah tidak bisa memegang janji nya sebaiknya
kita pergi saja"

Mereka semua pun pergi meninggalkan mas Tomo yang


lagi di Landa kebingungan, kini nama mas Tomo telah

buruk di depan semua perwira lainnya, bung Tomo telah


di cap sebagai pemimpin yang tak bertanggung jawab,

hari hari mas Tomo selalu mendapat kan Omongan


sindiran dari teman-temannya.

"Kalau sudah kenal cinta, semua terlupakan"

"Iya, sampai sampai perjanjian yang di buat sendiri pun


seakan akan terlupakan"

Kurang lebih begitulah sindiran yang tiap hari di dapati


oleh mas Tomo,

                               ***********

Terik matahari sangat menyengat membuat aku


kegerahan Untung saja ibu sangat baik membuatkan ku
es teh manis, sambil duduk membaca koran di teras
rumah ku nikmati es teh bikinan ibu ini  "Permisi mba"

95
Sapa seseorang yang sepertinya tidak asing,

   "Iyah, ada apa pak?" "Ini ada surat dari kantor pos
buat mas mba Sulis"

Ucap orang itu yang merupakan pegawai dari kantor pos   


"Surat?, Pasti dari mas Tomo," Dengan cepat mungkin
aku menerima surat itu, dan tak lupa untuk mengucapkan
terima kasih kepada si bapak tadi, sebelum dia pergi, aku
pun membuka dan membaca surat itu, dan memang
benar dugaan aku tidak salah, surat itu dari mas Tomo,
Bru seminggu dia kembali sudah kirim surat saja

        *~untuk ayu Dewe ku sulistina

Bagaimana kabar mu,? Baik kan, hari ini aku Sangat


merasa bingung , semua perwira marah dan kecewa
padaku, aku mengatakan kalau akau akan menikahi mu
tetapi mereka teringat dengan ucapan ku yang me
mengatakan bahwa tak ada pernikahan di masa revolusi
ini, tapi ketahuilah bahwa itu bukan suatu janji aku
mengatakan itu semata mata dengan tujuan agar semua
fokus dengan mempertahankan kemerdekaan, tapi kalau
mereka sudah bertemu jodoh nya mana mungkin bisa

96
aku melarangnya untuk menikah, tapi tenang saja ayu
Dewe ku, aku akan melakukan segala cara agar
pernikahan kita tetap berlangsung dan perwira perwira
Indonesia akan tetap bersatu, aku tidak akan membuat
mu menunggu lebih lama lagi.

         ~sutomo~ *

Kasihan mas Tomo, sepertinya dia sedang dalam


kebingungan, aku juga tidak tau harus membantu nya
dengan cara apa, "Ada apa si, Sulis kelihatannya kamu
murung" Tanya ibu yang tiba tiba saja datang

  "Ini Bu, aku baru saja mendapatkan surat dari mas


Tomo, anggota perwira nya tidak setuju dengan niat mas
Tomo untuk menikahi ku" "Bagaimana bisa mereka
tidak setuju"

"Mereka teringat dengan janji mas Tomo agar tidak ada


pernikahan dalam masa revolusi ini, sekarang mas Tomo

di cap tidak baik di sana, aku ingin membantu mas


Tomo, tapi tak tau caranya bagaimana"

97
"Sudahlah nak, tak ada cara lain untuk membantunya
salain Dengan doa,  percaya kan semua dengan mas
Tomo, ibu yakin dia bisa menyelesaikan masalah ini, dia
kan seorang pemimpin yang bijak" Jelas ibu

"Iya Bu, kalau begitu aku izin masuk ke rumah dulu,


belum sholat asar soalnya,"

Pamit ku yang hanya di anggukan oleh ibu, kini aku


melaksanakan sholat asar dengan sangat khusyu,

   "Yah, Allah maha pangasih lagi maha penyayang,


terimah kasih atas segala nikmat yang engkau berikan
kepadaku dan juga keluarga, hari ini niat mas Tomo
untuk menikahi ku sedang terhalang ya Allah, bantu dia
agar bisa keluar dari masalah kami ini, lindungi selalu
dia ya Allah, aamiin ya rabbal Al-Amin"

Begitulah doa Yang aku panjatkan di setiap sholat ku,


aku hanya bisa berharap agar mas Tomo bisa
menyelesaikan masalahnya, setelah melaksanakan sholat
aku kembali duduk di meja rias ku sambil menulis surat
balasan untuk mas Tomo.

98
PERNIKAHAN

*~teruntuk mas Tomo

Assalamualaikum mas, tidak masalah jika pernikahan


kita akan di tunda mas, yang penting mas baik baiknya
di sana, aku selalu di sini menunggu kabar baik dari mas,
aku selalu mendoakan mas agar semua beban mas bisa di
ringankan

               ~sulistina

Mas Tomo hanya bisa tersenyum membaca surat dari


aku, dengan segala tindakan telah di lakukan mas Tomo
agar pernikahan kami tetap berlangsung,    "Permisi
bung" Sapa seseorang dari balik pintu, dan itu adalah pak
Karto, penjaga pintu gerbang markas para perwira

   "Iya, silahkan masuk pak"

"Ada apa bung, kelihatannya sedang bersedih"

    "Tidak apa apa pak, saya cuman sedikit bingung, saya


punya niat baik untuk menikahi kekasih saya"

  "Wah bagus tu bung, segerakan saja niat baik bung"

99
    "Iya pak, tapi masalahnya anggota perwira lain tidak
menyetujui i, mereka semua marah terhadap saya"

    "Kenapa begitu?" Tanya pak karto

"Ohw tidak, cuman salah paham saja"

Jawab mas Tomo, dalam kesadaran, dia tersadar sudah


menceritakan kisah dia dan juga perwira lain terlalu
dalam terhadap pak Karto, harusya itu tidak terjadi.

  "Ohw iya maaf bung, tapi bung kalau saya boleh kasih
saran sebaiknya bung, bicara ke perwira lain untuk
menyelesaikan masalah ini,"Respon pak Karto yang juga
merasa bersalah melihat tingkah mas Tomo.

       "Iya terima kasih banyak pak sarannya"

Dengan penuh semangat akhirnya mas Tomo


memutuskan untuk mengumpulkan kembali para
perwira, walaupun awalnya sempat tidak di hiraukan
karena sudah di anggap tak konsisten akan tetapi pada
akhirnya mereka menuruti perintah mas Tomo, karena
bagaimanapun mas Tomo tetap lah pemimpin

100
      "Ada apa lagi bung mau mengumpulkan kami di
sini"

Tanya salah perwira

      "Saya cuman ingin menegaskan sekali lagi dan


meminta kalian untuk kembali mengingat masa lalu,
dimana saya mengucapkan bahwa agar di usahakan tak
ada pernikahan di masa revolusi ini, dengan tujuan agar
kita semua bisa fokus dalam hal kemerdekaan, bukan
mengatakan itu sebuah janji, jadi dalam hal ini saya tidak
bersalah apa lagi mengingkar janji "

Jelas mas Tomo, yang kelihatannya membuat semua


perwira berfikir "Itu memang bukan sebuah janji tapi
bukan kah itu adalah peraturan, apa iya bung bakalan
melanggar aturan yang bung buat sendiri"

   "Itu bukan peraturan, tak ada hitam di atas putih,


terserah kalian mau bilang apa yang jelas saya akan tetap
menikah, dan saya tidak butuh persetujuan dari kalian
semua, dan satu lagi kalau memang kalian mau
mengajukan agar saya di ganti menjadi pemimpin
Surabaya , saya tidak masalah lakukan yang kalian suka"

101
Tegas mas Tomo sekali lagi dan hendak meninggalkan
ruang rapat

    "Tunggu bung" Seketika menghentikan langkahnya.

  "Kami tak ingin mengganti pemimpin baru, baiklah


kami bisa menerima penjelasan dari bung, akan tetapi
sesuai dengan yang bung bilang tadi, untuk fokus akan
kemerdekaan itu bagaimana?" Lanjut salah seorang
perwira "Yah, saya akan tetap fokus dengan hal itu, itu
tujuan hidup dan mati saya , saya berjanji dengan
pernikahan saya nanti akan menjadi semangat baru bagi
saya untuk kemerdekaan"

"Untuk memegang janji dari bung, kami meminta agar


setelah menikah bung melakukan puasa 40 hari , sebagai
janji bung terhadap kami"

  "Iya, bung, ayo berjanji lah" Pinta perwira lainnya 


Dengan sedikit berfikir akhirnya mas Tomo menyetujui
hal itu, dan sempat di beritahukan ke aku melalui surat,
aku hanya bisa menyetujui keputusan tersebut,
setidaknya kami bisa menikah. 

        

102
**************

Tak terasa sudah tepat hari ini dimana aku dan juga mas
Tomo akan melangsungkan pernikahan Semua ini di
langsung kan di rumah ku, tepatnya di kota malang,
dengan resepsi yang sangat sederhana dan hanya
mengundang keluarga besar dan teman teman terdekat
saja. Di sini di kamar ku aku berdiri di depan cermin
menatap tubuh ku yang sudah terbalut oleh gaun putih
dengan bagian belakang agak panjang di serati make up
yang tidak begitu menor, membuat aku terlihat elegan .

   "Masya Allah, mba cantik sekali"

Ucap Fitri yang sedari tadi menemani ku di kamar, aku


tersipu malu mendengar perkataan Fitri.

  "Fit, sudah siap? Ayo kita keluar semua sudah


menunggu " Ucap ibu, yang tiba-tiba muncul di balik
pintu kamar ku, aku hanya mengangguk, dan melangkah
keluar kamar di dampingi oleh ibu dan juga Fitri.Di
ruangan lain, sudah terdengar suara para tamu yang
menghadiri pernikahan ku dan juga mas Tomo, kini
semua mata tertuju pada ku, tak terkecuali mas Tomo

103
yang seakan-akan tak berkedip melihat ku, dengan
sedikit kecanggungan aku duduk di samping mas Tomo,
di hadapan penghulu dan juga para saksi, akad nikah pun
di mulai

      "Saya terima nikah dan kawinnya lies sulistina binti


Retno dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai"

Suara tegas dari mas Tomo terdengar jelas di telinga ku .

    "SAHHH" Suara lantang para tamu pun terdengar,

  Tanpa sadar aku menjatuhkan air mata, sekarang aku


telah sah menjadi istri dari mas Tomo, mengingat
kembali awal kami bertemu di mana aku jatuh hati ke
atas dasar surat cinta dari mas Tomo, suamiku

              ~TAMAT~

104
  BIOGRAFI PENULIS

Tahun terbit; 19 Oktober 2021

105
106

Anda mungkin juga menyukai