Anda di halaman 1dari 2

CONTOH LANGKAH-LANGKAH PENDAMPINGAN PASTORAL

1. DATA UMUM
- Nama : Ny. Ris
- Umur : 60 tahun
- Jenis kelamin : perempuan
- Agama : Kristen
- Suku : Jawa
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
- Status : janda
2. DATA FISIK
- Keadaan tubuh: normal
- Diagnosa : darah tinggi dan penyakit jantung
- Perawatan : rawat inap selama seminggu
3. KETERANGAN LAIN
- Pasien didatangi oleh konselor dua kali (konseling 1 dan 2)
4. DATA PENTING UNTUK ANALISIS SITUASI KONSELING
a. Analisis psikologis
- Emosi konseli : sedih, sepi, rindu, kehilangan, ..........
- Pola pemikiran : mengenai cucu yg menggantikan nama suami sekaligus merupakan
representasi suami
- Pergumulan pribadi: ditinggal suami
b. Analisis sosiologis
- Situasi tempat kerja: kesibukan menjaga kios menyebabkan salah satu faktor
penyebab sakit
- Hubungan keluarga : suaminya tiba-tiba meninggal menyebabkan hubungan mereka
tiba-tiba terputus sehingga menimbulkan perasaan sedih.
5. KESIMPULAN
- Masalah psikis sangat dominan dalam diri konseli. Mungkin rasa kehilangan suami
membuat konseli terlalu aktif dengan mengurus kios shingga menyebabkan tubuh
lemah, ditunjang dengan faktor uasia yang sudah mulai tua.
6. PERCAKAPAN (VERBATIM)
Konselor (Ko) : selamat pagi bu
Konseli (Ki) : selamat pagi ....
Ko : kelihatan ibu sudah bisa duduk dengan kuat
Ki : iya, hari ini saya masih latihan duduk, karena kata dokter besok saya boleh
pulang
Ko : wah ..... berita yang menggembirakan tentunya
Ki : (tersenyum ) iya.....kepingin ketemu cucu
Ko : rupanya cucu kesayangan ya bu...
Ki : iya.... karena dia punya nama suami saya....jadi anggap saja dia pengganti
nama ......
Ko : jadi ibu merasa kehadiran bapak lagi ya...
Ki : ia ..... suami saya sudah meninggal enam bulan yang lalu ....jadi belum
lama...saya masih merasa dia ada.
Ko : mengangguk-angguk) ....boleh saya duduk dan berbincang dengan ibu?
Ki : boleh.....boleh...dengan senang hati.
Ko : sejak bapak meninggal ibu ditemani siapa?
Ki : anak perempuan yang suaminya pelaut dan anaknya mempunyai nama
suami saya.....
Ko : oh....jadi ibu benar-benar tidak sendirian ya.....
Ki : iya ....(tersenyum hambar)
Ko : tapi memang untuk melupakan 100 persen sulit ya bu....
Ki : (menggeleng) ....sulit untuk melupakan (menangis)
Ko : (memegang bahunya).....
Ki : waktu bapak sakit....kira-kira dua tahun saya sudah pasrah kalau dia
meninggal....ternyata setelah meninggal saya justru sulit untuk pasrah
begitu saja.
Ko : hmm.....(mengangguk-angguk)
Ki : kesedihan itu tidak dapat habis sekejap saja nak....susah....susah sekali
untuk melupakan bapak...karena ibu sama bapak tidak pernah pisah lama,
selalu berkumpul terus....
Ko : apakah ibu merasa ini membuat ibu begitu sedih shingga akhirnya ibu
jatuh sakit?
Ki : saya rasa mungkin.....iya
KO : (sambil mengusap tangannya) ...saya dapat mengerti perasaan
itu...tapi...hanya ibu sajalah yang dapat mengatasi rasa sedih dan sepi.
Mungkin ada ketrampilan lain yang bisa ibu lakukan seperti menyulam atau
merajut?
Ki : (mengangguk-angguk) ....saya mau merajut saja....baju hangat untuk cucu
(sambil tersenyum)
Ko : (lonceng jam kunjung berbunyi). Yah ibu, saya pamit dulu, besok saya
datang lagi untuk ngobrol.....
Ki : oh .....iya nak.....datang besok ya....ibu ingin ada teman ngobrol karena ibu
sendirian.....suster-suster semua sibuk....
Ko : baik bu.....saya akan datang besok...mari bu permisi....selamat siang
Ki : ya nak...terimakasih (sambil tersenyum dan melambaikan tangan). Selamat
siang.

Anda mungkin juga menyukai