Anda di halaman 1dari 10

1 Jika bertemu dengan SKS secara langsung, dia aan tahu bahwa saya 1 2 3 4 5

penggemar beratnya
2 Salah satu alasan saya tetap tertarik pada SKS karena saya dapat 1 2 3 4 5
lari sesaat dari masalah hidup
3 SKS sangat sempurna dalam segala hal 1 2 3 4 5
4 Saya dan SKS memiiki hubungan spesial yang tidak dapat 1 2 3 4 5
dijelaskan dengan kata-kata
5 Mengetahui SKS berarti mencintainya 1 2 3 4 5
6 Ketika sesuatu yang buruk terjadi pad SKS saya merasa seperti itu 1 2 3 4 5
terjadi juga pada saya
7 Ketika SKS gagal atau kehilangan sesuatu, saya juga akan 1 2 3 4 5
merasakan hal yang sama
8 Keberhasilan SKS adalah kesuksesan saya juga 1 2 3 4 5
9 Saya menganggap SKS sebagai jodoh saya. 1 2 3 4 5
10 Ketika SKS meninggal (atau sudah meninggal) saya akan merasa 1 2 3 4 5
(atau saya merasa) ingin mati juga
11 Jika seseorang memberi saya beberapa ribu dolar untuk dihabiskan 1 2 3 4 5
sesuka saya, saya akan mempertimbangkan membelanjakannya
untuk barang pribadi (seperti serbet atau piring kertas) yang pernah
digunakan oleh SKS
12 Ketika sesuatu yang baik terjadi pada SKS saya merasa seperti itu 1 2 3 4 5
terjadi pada saya
13 Saya terobsesi dengan detail kehidupan SKS 1 2 3 4 5
14 Saya memiliki gambar dan/atau suvenir SKS yang selalu saya 1 2 3 4 5
simpan di tempat yang persis sama
15 Saya suka berbicara dengan orang lain yang mengagumi SKS. 1 2 3 4 5
Mengikuti berita tentang SKS adalah kegiatan yang menghibur.
16 Mengikuti berita tentang SKS adalah kegiatan yang menghibur 1 2 3 4 5

17 Sangat menyenangkan bisa bersama orang lain yang menyukai SKS 1 2 3 4 5

18 Saya menikmati menonton, membaca, atau mendengarkan SKS 1 2 3 4 5


karena itu berarti waktu yang menyenangkan
19 Mempelajari cerita kehidupan SKS itu sangat menyenangkan. 1 2 3 4 5
20 Saya suka menonton dan mendengar tentang SKS ketika saya 1 2 3 4 5
bersama sekelompok besar orang
21 Teman-teman saya dan saya suka mendiskusikan apa yang telah 1 2 3 4 5
dilakukan SKS
22 Saya akan dengan senang hati mati untuk menyelamatkan nyawa 1 2 3 4 5
SKS
23 Jika saya cukup beruntung untuk bertemu SKS, dan dia meminta 1 2 3 4 5
saya untuk melakukan sesuatu yang ilegal sebagai bantuan, saya
mungkin akan melakukannya
24 Jika saya berjalan melewati pintu rumah SKS tanpa undangan, dia 1 2 3 4 5
akan senang melihat saya
25 Saya sering memikirkan selebriti saya, bahkan ketika saya tidak 1 2 3 4 5
mau
26 Saya sering merasa terdorong untuk mempelajari kebiasaan pribadi 1 2 3 4 5
SKS
27 SKS akan segera datang untuk menyelamatkan saya jika saya 1 2 3 4 5
membutuhkan bantuan
28 SKS dan saya memiliki kode kami sendiri sehingga kami dapat 1 2 3 4 5
berkomunikasi satu sama lain secara diam-diam (seperti melalui TV
atau kata-kata khusus di radio
29 Jika SKS dituduh melakukan kejahatan maka tuduhan itu pasti 1 2 3 4 5
salah
30 Jika SKS mengabsahkan obat legal tetapi mungkin tidak aman yang 1 2 3 4 5
dirancang untuk membuat seseorang merasa baik, saya akan
mencoba nya
31 Berita tentang selebriti saya adalah istirahat yang menyenangkan 1 2 3 4 5
dari dunia yang keras
32 Jika SKS menemukan saya duduk di mobilnya, dia akan kesal 1 2 3 4 5
33 Akan bagus jika saya dan SKS dikunci di kamar selama beberapa 1 2 3 4 5
34 jika SKS melihat saya di restoran dia akan meminta saya untuk 1 2 3 4 5
duduk dan bercakap-cakap

A. Skala Pengukuran Celebrity Worship

Disarankan oleh: Maltby, J., Day, L., McCutcheon, L.E., Houran, J. & Ashe, D.
(2006). Extreme celebrity worship, fantasy proneness and dissociation: Developing the
measurement and understanding of celebrity worship within a clinical personality context.
Personality and Individual Differences, 40, 273-283.
Keterangan:
SKS = Selebriti Kesukaan Saya
Skala berikut dalam menanggapi item :
5 = Sangat Setuju;
4 = Setuju;
3= Tidak yakin atau netral
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
Blue Print Tryout Skala Celebrity Worship

No Tipe Celebrity Worship No Item Jumlah

1 Entertainment-Social 5, 13, 17, 19, 21(f), 9


23, 26(f), 29, 31

2 Intense-Personal 1, 2, 3, 6, 8, 9(f), 16
10(f), 11, 12, 14,
16, 18, 24, 28,
32(f), 33

3 Borderline-Pathological 4, 7, 15, 20, 22, 25, 9


27(f), 30(f), 34(f),

Total 34

Teori yang mendukung


Pengukuran ini disebut dengan Celebrity attitude scale atau CAS yang mengacu pada
teori yang dikemukakan oleh Maltby dkk. berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Maltby mengenai tipe-tipe dari Celebrity Worship. Adapun tipe-tipe tersebut adalah
a. Entertainment Social (Hiburan Sosial)
Tingkatan ini merupakan tipe paling rendah dalam celebrity worship. Pada
tingkatan ini fans biasanya mencari informasi mengenai idolanya melalui internet atau
media sosial lainnya. Selain itu, para fans juga suka menceritakan perihal idolanya
kepada teman-temannya. Para fans ini biasanya membuat sekelompok yang biasa
disebut fandom di media sosial untuk saling bertukar informasi mengenai idolanya.
Pendapat lain dari Stever dalam (Maltby J. C., 2004) yang menjelaskan bahwa fans
pada tingkat ini tertarik pada idola karena kemampuan idola dalam memberikan
hiburan sehingga menarik perhatian. Hal ini membuat para fans ingin selalu melihat
performance dari idolanya. Pada tipe ini (Maltby J. H., 2003) mencirikan perilaku
fans terhadap idola, sebagai berikut
1. Fans tertarik untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai idolanya.
Hal ini pasti tidak asing lagi bagi penggemar K-Pop, fans yang mengidolakan
artis K-Pop sudah pasti mencari tahu mengenai idolanya melalui media sosial
seperti twitter, snapchat, instagram ataupun melalui media cetak seperti
majalah remaja.
2. Fans senang membicarakan idola kepada teman-temannya, terutama jika
teman-temannya juga penggemar K-Pop. Mereka akan selalu membicarakan
mengenai album sampai gosip-gosip terbaru mengenai idolanya.
3. Saling bertukar informasi kepada teman-temannya. Mereka suka berbagi atau
tukar-menukar film, lagu, dan drama yang mereka download. Para fans ini
biasanya membuat suatu kelompok atau fandom di media sosial.
4. Fans merasa tertarik untuk melihat lagi penampilan dari sang idola. Fans akan
akan tetap menonton penampilan dari idolanya walaupun itu tayangan ulang.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
hiburan sosial merupakan tipe terendah dalam celebrity worship. Pada tipe ini,
terdapat ciri-ciri perilaku fans terhadap idola yaitu: fans tertarik untuk
mendapatkan informasi lebih banyak mengenai idolanya, senang
membicarakannya kepada teman-temannya, saling bertukar informasi kepada
teman-temannya, fans merasa tertarik untuk melihat lagi penampilan dari sang
idola.
b. Intense-Personal Feeling (Perasan Pribadi yang Intens)
Pada tipe ini fans memiliki pemikiran bahwa selebriti idolanya merupakan
bagian dari dirinya serta selalu memikirkan idolanya meskipun dia tidak
menginginkannya (Maltby, 2004). Pada tipe ini Maltby dkk (2003) mencirikan
perilaku fans terhadap idola, sebagai berikut:
1. Empati. Fans yang sudah memiliki rasa empati terhadap idolanya biasanya
merasakan apa yang dirasakan idola, bahkan lebih dalam dibandingkan
dengan perasaan sang idola. Sebagai contoh, jika sang idola mengalami
kecelakaan, maka fans akan ikut menangis meraung-raung dan mendatangi
rumah sakit tempat idola dirawat.
2. Imitasi. Fans akan berusaha meniru mulai dari segi penampilan sampai cara
berbicara dari sang idola. Sebagai contoh, fans mengubah gaya rambut agar
terlihat mirip degan idolanya.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pada tahap intense
personal feeling para fans merasa ada ikatan antara dirinya dengan idola favoritnya.
Pada tipe ini terdapat ciri-ciri perilaku fans terhadap idola yaitu empati dan imitasi
c. Borderline Patological Tendency (Patologis)
Tipe ini merupakan tingkatan paling ekstrim dari hubungan parasosial dengan
selebriti atau celebrity worship. Maltby dkk (2004) mencontohkan bentuk hubungan
ini seperti fans dipengaruhi oleh idola mereka. Apapun yang digunakan oleh idola
(baju, sepatu, bahkan sapu tangan) ingin dimiliki oleh fans juga.
Pada tipe ini fans akan suka rela melakukan apapun yang diminta oleh
idolanya, walaupun permintaan itu ilegal (Maltby J. D., 2006). Fans bersedia untuk
melakukan demi selebriti favoritnya meskipun tindakan tersebut ilegal atau melanggar
hukum. Terlihat sekali bahwa fans dengan celebrity worship pada tingkatan ini
memiliki pemikiran yang tidak terkontrol dan cenderung irasional.
Menurut Maltby (2006), tipe ini ditandai dengan ciri-ciri perilaku fans
terhadap idola sebagai berikut:
1) Fans memiliki perilaku dan fantasi tidak terkontrol terhadap idolanya. Para
fans ini juga kerap berkhayal bahwa idola merupakan pacarnya.
2) Fans berperilaku obsesif terhadap idolanya. Fans ini merasa idola adalah
miliknya dan tidak ada yang bisa merebut idola darinya.
3) Fans kerap histeris jika melihat ataupun mendengar nama idolanya. Fans ini
akan kehilangan kendali akan dirinya jika melihat idola secara langsung atau
bahkan hanya dengan mendengar nama sang idola bisa membuatnya menjerit
histeris.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat ini
adalah tingkat ekstrem dimana remaja bisa berbuat sesuatu yang ilegal karena
memiliki pikiran yang tidak terkontrol dan cenderung irasional. Pada tipe ini terdapat
ciri-ciri perilaku fans terhadap idola yaitu fans memiliki perilaku dan fantasi tidak
terkontrol terhadap idolanya, fans berperilaku obsesif terhadap idolanya, fans kerap
histeris jika melihat ataupun mendengar nama idolanya.
Berdasarkan uraian diatasdapat disimpulkan secara keseluruhan ciri-ciri
celebrity worship menurut Maltby dkk yaitu: fans tertarik untuk mendapatkan
informasi lebih banyak mengenai idolanya, fans senang membicarakan idola kepada
teman-temannya, saling bertukar informasi mengenai idolanya,fans merasa tertarik
untuk melihat lagi penampilan dari sang idola, empati, imitasi, fans memiliki perilaku
dan fantasi tidak terkontrol terhadap idolanya, fans berperilaku obsesif terhadap
idolanya dan fans kerap histeris jika melihat ataupun mendengar nama idolanya.

B. Skala pengukuran Komitmen beragama

No Pernyataan STS TS S SS
1 Setiap tingkah laku yang kita lakukan, akan
dipertanggungjawabkan keada Allah SWT
2 Ketika berada dalam kondisi sulit, saya berdoa
kepada Allah, karena dialah yang maha kuasa
3 Saya yakin dengan melakukan usaha yang maksimal,
saya mampu mengubah takdir saya
4 Saya senang membaca ramalan zodiak tentang karir,
keuangan, dan percintaan, karena ha tersebut sering
sesuai dengan kondisi saya
5 Saya melaksanakan puasa ramadhan sebagai
kewajiban dalam agama saya
6 Saya sering membaca Al-Qur’an
7 Saya melewatkan shalat ashar karena sedang ujian
tengah semester
8 Saya tertidur lelap hingga pagi sehingga tidak
melaksanakan shalat subuh
9 Saya merasakan kedamaianketika beribadah karena
menjadi dekat dengan Allah SWT
10 Saya senang melakukan shalat Tahajjud karena
seakan-akan dapat berkomunikasi dengan-Nya
11 Saya mengetahui bahwa bank konvensional memiliki
riba, namun saya tetap menjadi nasabahnya
12 Qadha puasa merupakan hal yang wajib saya lakukan
13 Saya menutup aurat ketika sudah akhil baligh
14 Saya tidak membayar hutang saya senilai Rp. 1000
karena orang tersebut pasti sudah mengikhlaskannya
15 Ketika di dzholimi orang lain, saya tidak akan
memaafkannya jika orang tersebut tidak meminta
maaf
16 Membaca Al-Fatihah adalah hal yang wajib bagi
kesempurnaan shalat
17 Saya mengetahui bahwa Al-Qur’an terdiri atas 144
surah
18 Saya melaksanakan shalat sunnah rawatib ba’da
Ashar sebanyak dua rakaat

Blue Print Tryout Skala Religiusitas


Butir Soal
No Aspek Favorable Unfavorable Total
1 Ideologi 1, 2 3, 4 4
2 Ritual 5, 6 7, 8 4
3 Pengalaman 9, 10 11 3
4 Intelektual 16 17, 18 3
5 konsekuensial 12, 13 14, 15 4
Total 18

Dimensi Komitmen Beragama yang diungkapkan oleh Glock & Stark dalam buku Suroso
(1995) adapun dimensi tersebut adalah:

a. Dimensi ideologi (the ideological dimension)

Religious belief (the ideological dimension) atau disebut juga dengan dimensi
keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang dogmatik
dalam agamanya, misalnya kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka.
Meskipun harus diakui setiap set keyakinan yang berbeda secara doktriner dengan agama
lainnya, bahkan untuk agama saja terkadang paham yang berbeda dan tidak muncul
berlawanan. Pada dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya ketidakpatuhan
terhadap setiap pengikutnya. Dalam begitu adapun agam yang dianut oleh seseorang,
makna yang terpenting adalah kemauan untuk mematuhi aturan agama yang berlaku
dalam ajaran yang dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktrin yang harus
ditaati oleh Penganut agama (Suroso, 1995).

b. Dimensi Ritualistik (The Ritualistic Dimension)

Praktik keagamaan (dimensi ritual) yaitu tingkat mana seseorang kewajiban-


kewajiban ritual dalam agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup
pemujaan, budaya serta hal-hal yang lebih menunjukkan komitmen seseorang dalam
agama yang dianutnya. Wujud dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat penganut
agama tertentu dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama. Dimensi
praktek dalam agama Islam dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah shalat, puasa,
zakat, haji atau praktek muamalah lainnya (Suroso, 1995).

c. Dimensi Perasaan (The feeling Dimension)


Religious Feeling adalah perasaan-perasaan atau pengalaman yang pernah dialami
dan dirasakan. Misalnya merasa dekat dengan Tuhan, merasa takut melakukan dosa,
merasa doanya dikabulkan, dihargai oleh Tuhan, dan sebagainya. Ancok dan Suroso
(1995) mengatakan kalau dalam Islam dimensi ini dapat terwujud dalam perasaan dekat
atau akrab dengan Allah, perasaan bertawakal (pasrah diri dalam hal yang positif) kepada
Allah. Perasaan khusyuk ketika melaksanakan shalat atau berdoa, perasaan bergetar
ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al Qur'an, perasaan berterima kasih kepada Allah,
perasaan mendapat peringatan atau pertolongan dari Allah.

d. Dimensi Intelektual (The Intellectual Dimension)

Pengetahuan Keagamaan (The Intellectual Dimension) atau dimensi pengetahuan


agama adalah dimensi yang dijelaskan seberapa jauh seseorang mengetahui tentang
ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci manapun yang lainnya.
Paling tidak seseorang yang beragama harus mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar-
dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi ini dalam Islam
menunjuk kepada seberapa tinggi pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran-
ajaran agamanya terutama mengenai ajaran pokok agamanya, sebagaimana termuat dalam
kitab sucinya (Suroso, 1995).

e. Dimensial (The Consequential Dimension)

Yaitu sejauh mana seseorang sesuai dengan ajaran agamanya. Dari kelima aspek
Komitmen Beragama diatas, semakin tinggi penghayatan dan pelaksanaan seseorang
terhadap kelima dimensi tersebut, maka semakin tinggi tingkat Komitmen Beragamanya.
Tingkat Komitmen Beragama seseorang akan dari sikap dan perilakunya sehari-hari yang
mengarah pada perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama. Dimensi konsekuensial
yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang dimotivasi oleh ajaran-
ajaran agamanya dalam kehidupan sosial, misalnya apakah ia mengunjungi tetangganya
sakit, membantu orang yang kesulitan, mendermakan hartanya, dan sebagainya (Suroso,
1995). dalam Islam, dimensi ini dapat diwujudkan dengan melakukan perbuatan atau
perilaku yang baik sebagai amalan sholeh sebagai muslim, yaitu meliputi perilaku suka
menolong, menolong, berderma, mensejahterakan dan menumbuh kembangkan orang
lain, kebenaran dan keadilan, jujur, jujur, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat,
tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak meminum minuman yang memabukkan,
mematuhi norma-norma Islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses
menurut Islam dan sebagainya (Suroso, 1995).

DAFTAR PUSTAKA
Glock, C. Y & Stark, R (1995). American Piety: The Nature Of Religious Commitment.
Berkeley: University of california Press

Maltby, J. C. (2004). Celebrity Worship, Cognitive Flexibility, and Social Complexity.


Journal of Personality and Individual Differences.
Maltby, J. D. (2006). Extreme celebrity worship, fantasy proneness and dissociation:
Developing the measurement and understanding of celebrity worship within a clinical
personality context. Personality and Individual Differences,, 273-283.
Maltby, J. H. (2003). A Clinical Interpretation of Attitudes and Behaviors Associated with
Celebrity Worship. The Journal of Nervous and Mental Deseases.

Anda mungkin juga menyukai