Anda di halaman 1dari 45

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA KELAS V
SD NEGERI BEDORO 3 SAMBUNGMACAN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh :

CHRISTINA SUPARTINAH
NIM X8806503

PROGRAM PJJ S-1 PGSD


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
DESEMBER, 2009
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(CLASSROOM ACTION RESEARCH)
1. Judul Penelitian Penerapan Metode Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri
Bedoro 3 Sambungmacan Tahun
Pelajaran 2009/2010
2. a. Mata Pelajaran Matematika
b. Bidang Kajian Desain Dan Strategi Pembelajaran Di
Kelas
3. Peneliti
a. Nama CHRISTINA SUPARTINAH
b. NIM X8806503
c. Program Studi PJJ S-1/PGSD
d. Jurusan Ilmu Pendidikan
e. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
f. Institut/Univertas Sebelas Maret Surakarta
g. Alamat rumah: Ngablak, RT 13/4, Kroyo,
Karangmalang, Sragen
Nomor telepon/HP 085642366417
Email: christinasupartinah03@yahoo.com
4. Lama Penelitian 6 Bulan/dari bulan Juli 2009 sampai
dengan Desember 2009
5. Biaya yang diperlukan: -

ii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Surakarta, Desember 2009


Mengetahui Peneliti
Supervisor

Sutarti, S.Pd Christina Supartinah


NIP 19600521 197911 2 003 NIM X8806503

iii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Metode Problem


Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan
Tahun Pelajaran 2009/2010”

Surakarta, Desember 2009


Mengetahui Supervisor
Dosen Pembibing

Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd Sutarti, S.Pd


NIP 19561009 198012 1 001 NIP 19600521 197911 2 003

iv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Christina Supartinah 2009. Penelitian Tindakan Kelas Penerapan Metode


Problem Base Learning untuk meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Tahun Pelajaran
2009/2010.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dengan menggunakan
langkah-langkah menyusun rencana, mengadakan tindakan, melakukan observasi,
serta mengerjakan refleksi.Tehnik sampling penelitian ini adalah studi populasi
dengan alasan bahwa semua populasi yang ada dijadikan sampel tanpa menyeleksi
informan. Sebagai sampel adalah siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kec.
Sambungmacan Kab. Sragen, Tahun Pelajaran 2009/2010. Yang berjumlah 22
siswa. Tehnik pengumpulan data dengan wawancara, observasi langsung dan hasil
nilai tes. Analisis data adalah deskriptif kwalitatif.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas adalah (1)Pelaksanaan penerapan Metode
Problem Base Learning (PBL) untuk meningkatakan kemampuan pemecahan
masalah Matematika siswa kelas 5 SD Negeri Bedoro 3, Kec. Sambungmacan,
Kab. Sragen Tahun pelajaran 2009/2010. Hal ini didukung dengan hasil nilai rata-
rata pre tes pada siklus I sebesar 65 pada siklus II sebesar 72 sedang hasil nilai
rata-rata pos tes siklus I sebesar 75 dan siklus II sebesar 78. KKM pada siklus I,
66 % sedang pada siklus II, 100 %. (2)Metode Problem Base Learning (PBL)
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika khususnya soal
cerita.

v
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat,
taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Usulan Penelitikan
Tindakan Kelas (PTK) ini dengan lancar dan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Usulan Penelitian Tindakan Kelas ini penulis
mendapatkan bantuan serta bimbingan yang sangat berharga dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan kemudahan dalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas;
3. Drs. H. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program PJJ S-1 PGSD yang
selalu memberikan petunjuk dan arahan serta sabagai Dosen Pembimbing
yang telah berkenan mengorbankan segala tenaga dan waktu guna
memberikan bimbingan dan arahan selama penulis menyusun Usulan PTK.
4. Sutarti, S.Pd selaku Kepala SDN Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab. Sragen
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
5. Bapak/Ibu Guru dan Penjaga SDN Bedoro 3 Kec. Sambungmacan Kab.
Sragen yang telah memberikan kemudahan, masukan, bimbingan, dan arahan
selama penulis menyusun Usulan PTK.
6. Segenap sahabat, handai taulan, dan semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan kerjasama kepada penulis demi terselesaikannya Usulan PTK
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan PTK ini masih banyak
kekurangannnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan. Semoga Usulan PTK ini bermanfaat bagi dunia
pendidikan.
Surakarta, Desember 2009
Penulis

vi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
ABSTRAK ................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahannya ......................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................. 5
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 8
C. Kerangka Pikir ............................................................................. 8
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 9
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 10
B. Subyek penelitian ......................................................................... 10
C. Prosedur penelitian ...................................................................... 11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 17
B. Pembahasan ................................................................................. 17
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 33
B. Saran ............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 35

vii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

No Nama Uraian Hal Ket

1 Tabel IV.1 Hasil Nilai Siklus 1 24

Rekapitulasi Nilai Pretest dan Past Test


2 Tabel IV.2 25
siklus I

3 Tabel IV.3 Hasil Nilai Siklus 2 30

Rekapitulasi Nilai Pretest dan Past Test


4 Tabel IV.4 31
siklus II

viii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

No Nama Uraian Hal Ket

1 Gambar II. 1 Kerangka Pemikiran 9

2 Gambar III. 2 Siklus I & 2 16

3 Gambar IV. 3 Grafik Siklus I & 2 32

ix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN

No Nama Uraian Hal Ket

1 Lampiran A Perangkat Pembelajaran 36

2 Lampiran B Instrumen Penelitian 54

3 Lampiran C Personalia Penelitian 66

4 Lampiran D Curriculum Vitae Peneliti 67

5 Lampiran E Data Penelitian 68

x
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.


Tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar dalam kurikulum
2006 (DEPDIBUD 2006:9.6) adalah “agar siswa dapat menggunakan
Matematika dan pola pikir Matematika dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur dan efektif”. Sehingga pengetahuan pola pikir, sikap dan
keterampilan yang diperoleh dari belajar Matematika diharapkan mampu
membantu siswa dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi. Matematika
dijadikan salah satu bidang studi yang penting, hal ini ditunjukkan dalam
banyaknya jam Matematika di Sekolah Dasar.
Namun kenyataan di lapangan pada saat ini Matematika merupakan:
(1) Salah satu pelajaran yang tidak disenangi sebagian siswa kelas V SD
Negeri Bedoro 3 sehingga Matematika dianggap pelajaran yang sulit dan
rumit. (2) Kemampuan memecahkan masalah sangat rendah sehingga timbul
kejenuhan dan sulit menganalisis soal cerita. (3) Pemilihan metode yang
kurang relevan sehingga minat belajar Matematika rendah. (4) Kurangnya
Pembiasaan motivasi belajar Matematika terhadap anak sehingga
pembelajaran kurang bermakna.
Pembelajaran Matematika akan dapat memberikan pengalaman yang
bermakna bagi siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 dalam proses belajar, bila
siswa memahami berbagai konsep untuk memecahkan masalah melalui
pembelajaran langsung dan terstruktur. Untuk itu menjadi tanggung jawab
guru untuk menerapkan metode problem based learning sebagai metode
pemecahan masalah agar memudahkan siswa dalam belajar Matematika dan
pembelajaran lebih bermakna. Akibatnya prestasi belajar kelas V SD Negeri
Bedoro 3 rendah dari mata pelajaran lainnya.
Bertolak dari kenyataan di atas maka dapat dikatakan salah satu
rendahnya kemampuan pemecahan masalah dalam Matematika adalah

xi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemilihan metode yang kurang memeberikan pemberdayaan dari


kompentensi siswa dan karakteristik bidang itu sendiri. Kegiatan pembelajaran
lebih berpusat pada guru sehingga pembelajaran belum optimal. Salah satu
bidang garapan pembelajaran Matematika proses menggunakan operasi dasar
perkalian dan pembagian. Ketrampilan ini harus ditingkatkan melalui latihan.
Dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih strategi yang
efektif dan efisien. Sudjana (2001:8), menjelaskan bahwa pembelajaran
hendaknya diupayakan oleh pendidik secara sistimatis untuk menciptakan
kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar. Metode
menurut Moelyono (1990:580), adalah cara kerja yang konsisten untuk
memudahkan melaksanakan suatu kegiatan guna untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Metode PBL adalah metode yang mempunyai peluang untuk
membangun kecakapan hidup life skill siswa. Siswa terbiasa mengatur dirinya
sendiri untuk berfikir metakognitif/reflektif pemikiran dan tindakan. Metode
PBL juga memepunyai manfaat untuk siswa akan meningkatkan kecakapan
pemecahan masalah lebih mudah mengingat, meningkatkan pemahaman,
membangun jiwa kepemimpinan serta kerjasama.
Metode pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang
terjadi adanya proses terjadinya kolaboratif perspektif menyusun pengetahuan
dengan membangun penalaran yang telah dimiliki selain itu PBL menekankan
formulasi permasalahan. Karena permasalahan adalah kunci keberhasilan
metode PBL. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mangadakan penelitian
tentang PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMETIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BEDORO 3
SAMBUNGMACAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

B. Perumusan Masalah dan Pemecahannya


Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diuraikan
rumusan masalah sebagai berikut

xii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Apakah penerapan metode problem based learning dapat untuk


meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam Metemetika siswa
kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan Tahun Pelajaran 2009 /
2010?
2. Bagaimana penggunaan metode PBL yang efisien untuk meningkatkan
pemecahan masalah Matematika siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 ?
Pemecahan masalah.
Berdasarkan teori PBL dan pemecahan masalah yang terjadi dalam
permasalahan kelas V SDN Bedoro 3 Tahun Pelajaran 2009/2010 perlu
diselesaikan melalui tindakan guru (1) Berupa penerapan metode PBL
untuk pemecahan masalah pada mata pelajaran Matematika.
(2)Penggunaan metode PBL yang efisien dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah Matematika kelas V.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk:
1. Membuktikan bahwa penerapan metode Problem Based Learning dapat
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dalam metemetika
siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3 Sambungmacan Tahun Pelajaran
2009 / 2010.
2. Membuktikan penggunaan metode Problem Based Learning secara
efisien dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Matematika kelas V SD Negeri Bedoro 3.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat:
1. Bagi Siswa
Menolong siswa untuk lebih berminat dalam belajar Matematika dalam
memecahkan masalah sehingga akan tercapai hasil belajar yang
maksimal.

xiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Bagi Guru
Menggunakan metode Problem Based Learning secara benar sebagai
tindakan untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3. Bagi Sekolah
Dapat mengembangkan kegiatan pemecahan masalah sesuai dengan
kondisi sekolah.

xiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Problem Based Learning http://jurnaljpi.files.wordpress.com/
2007/09/04-sudarman.pdf
Problem Based Learning adalah suatu metode intruksional yang
menantang siswa agar belajar untuk belajar bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi (pemecahannya). Masalah dikaitkan
dengan keingintahuan serta kemampuan analisis siswa untuk berpikir
kritis analisis dan untuk mencari serta menggunakan sumber
pembelajaraan yang sesuai. Proses pembelajaran Problem Based
Learning ini menggunakan pendekatan yang sistematis untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
dalam kerier dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Problem Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta
didik untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemcahan
masalah, serta memperoleh pengetahuan konsep yang esensial.
Landasan teori Problem Based Learning adalah kolaboratif yang
berpendapat bahwa siswa akan menyusun pengetahuan dengan cara
membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimiliki.
Problem Based Learning memiliki gagasan pembelajaran dapat dicapai
jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada permasalahan otentik. Menurut
KOLB (1976), pembelajaran akan efektif apabila dimulai dengan
pengalaman yang kongkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi serta
penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri
merupakan dasar pembelajaran.
Aspek penting dalam Problem Based Learning adalah bahwa
pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan akan
menentukan arah pembelajaran kelompok. Dengan tumpuan

xv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

permasalahan, siswa didorong untuk mencari informasi untuk


memecahakan permasalahan serta kecenderungan eksplorasi yang telah
dimilikinya kemudian mengembangkan sesuai dengan kemampuannya.
Hal tersebut dapat merupakan pembelajaran seumur hidup, karena
keterampilan dapat di transfer ke sejumlah topik pembelajaran lainnya.
Dengan Problem Based Learning yang memfokuskan pada permasalahan
yang mampu membangkitkan pengalaman pembelajaran maka siswa
dapat mencapai pembelajaran yang diinginkan.
2. Kemampuan memecahkan masalah.
Menurut Irmina umi Purwanti (2002) Kemampuan adalah suatu bentuk
pengertian yang sedang dibicarakan seseorang dapat dikatakan
kemampuan memahami, ia dapat menjelaskan suatu situasi, menafsirkan
grafis, mengubah hukum ke dalam persamaan matematis, mengubah
persaman matematis ke dalam suatu kalimat dan menafsirkan tabel.
Sedang menurut Slameto (1998) Kemampuan adalah kecakapan yang
terdiri dari kecakapan menghadapi, menyesuaikan diri secara cepat dan
efektif, relevan dengan mempelajari dengan cepat.
Chaplin (1989:1) berpendapat bahwa kemampuan (ability) merupakan
daya kekuatan untuk melakukan sesuatu perbuatan. Kemampuan
merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan
atau praktik. Kemampuan menunjukkan suatu kegiatan yang dapat
dilakukan sekarang, sedang aptitude menunjukkan adanya latihan atau
pendidikan sebelum suatu perbuatan dapat dilakukan pada waktu
mendatang. Kapasitas menyangkut suatu kemampuan yang sepenuhnya
bisa dikembangkan dimasa mendatang asal disertai pengkondisian secara
optimal.
Pada dasarnya kompentensi adalah kemampuan yang mencakup
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terdapat pada semua orang.
Untuk itu kemampuan dapat dikembangkan melalui beberapa aspek.
Aspek dari dalam diri sendiri dan aspek dari lingkungan serta adanya
pembiasaan latihan secara terus menerus dan berusaha sekuat tenaga dan

xvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pikiran sehingga kemampuan itu dapat berkembang dengan optimal.


Kemampuan pada seseorang sangatlah berbeda-beda ada yang condong
ke akademik ada yang condong ke keterampilan (skill) maka dengan
adanya perbedaan itu masing-masing individu, tingkat kemampuan akan
berbeda-beda.
3. Prosedur proses Problem Based Learning
Proses Problem Based Learning dapat dijalankan apabila pengajar siap
dengan perangkat yang diperlukan (masalah, pelengkap lainnya) untuk
membentuk kelompok-kelompok kecil. Ada tujuh langkah yang
diterapkan, yaitu:
a. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.
b. Merumuskan masalah.
c. Menganalisis masalah.
d. Menata gagasan siswa secara sistematis, menganalisanya lebih
dalam.
e. Menformulasikan tujuan pembelajaran.
f. Mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan
membuat laporan (individu/sub kelompok).
4. Pendekatan Pembelajaran Matematika
Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam proses belajar
Matematika. Pendekatan ini bersifat perkembangan yaitu, suatu
pembelajaran yang menekankan pada pengukuran kesiapan belajar siswa,
penyediaan, pengalaman dasar dan keterampilan. Pendekatan banyak
dipengaruhi oleh teori perkembangan Pieget, maka guru harus
menyesuaikan bahan pembelajaran dengan tahap perkembangan anak.
Teori ini menjelasakan perlunya pengajaran Matematika dimulai dengan
peristiwa konkrit menuju ke abstrak. Pendekatan pemecahan masalah
yaitu, pendeketan yang menekankan pada pembelejaran untuk berpikir
tentang memecahkan masalah dan penyelesaian informasi Matematika
khususnya soal cerita, siswa harus melakukan analisis dan interpretasi
informasi sebagai landasan untuk menentukan pilihan kepuasan.

xvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Penelitian yang relevan


Menurut KOLB (1976), pembelajaran akan efektif apabila dimulai
dengan pengalaman yang kongkrit. Pertanyaan, pengalaman, formulasi serta
penyusunan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri
merupakan dasar pembelajaran.
Aspek penting dalam Problem Based Learning adalah bahwa
pembelajaran dimulai dengan permasalahan dan permasalahan akan
menentukan arah pembelajaran kelompok. Dengan tumpuan permasalahan,
siswa didorong untuk mencari informasi untuk memecahakan permasalahan
serta kecenderungan eksplorasi yang telah dimilikinya kemudian
mengembangkan sesuai dengan kemampuannya..
C. Kerangka berfikir
Kemampuan memecahkan masalah Matematika merupakan usaha
kegiatan yang di capai siswa dalam periode tertentu dari belajar mata pelajaran
Matematika. Manusia menggunakan Matematika biasanya berhubungan
dengan kuantitatif dan keruangan yang memudahkan manusia dalam
memecahkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan
yang tidak disenangi oleh sebagian besar siswa, sehingga kemampuan
memecahkan masalah Matematika cenderung rendah. Oleh karena dicarikan
suatu upaya meningkatkan cara memecahkan masalah dengan mudah dan
optimal.
Suatu upaya yang dilakukan guru adalah melalui metode Problem
Based Learning. Guru dalam memberikan tugas didiskusikan untuk
dipecahkan bersama dengan memformulasikan pengalaman yang meraka
punyai. Sehingga dapat menemukan apa yang meraka cari dengan maksimal.
Sehingga Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah Matematika.
Supaya penelitian ini tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan,
maka peneliti memepunyai gambaran dalam skema sebagai berikut di bawah
ini.

xviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sebelum Pembelajaran Matematika Guru


belum menggunakan Metode PBL

· Kemampuan memecahkan masalah


KONDISI
rendah
AWAL
· Motivasi terhadap Matematika kurang
· Pembelajaran kurang menyenangkan

TINDAKAN
Dalam Pembelajaran Guru menggunakan
Metode PBL

Setelah Pembelajaran Matematika dengan


menggunkan metode PBL

· Siswa Antusias terhadap pembelajaran


KONDISI Matematika
AKHIR · Murid dapat meningkatkan memecahkan
masalah dengan baik
· Pembelajaran dapat menyenangkan

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiriran di atas maka peneliti
dapat mengajukan hipotesis tindakan bahwa penerapan Problem Based
Learning dapat untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
Matematika siswa kelas V SDN Bedoro 3, Kecamatan Sambungmacan,
Kabupaten Sragen, Tahun Pelajaran 2009/2010.

xix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian.


1. Tempat penelitian.
Penelitian dilakukan di SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan,
Kabupaten Sragen, karena:
a. SD Negeri Bedoro 3 kelas V belum pernah dijadikan tempat penelitian.
b. Pada tahun 2009/2010 dalam pembelajaran guru belum pernah
menggunakan metode PBL dalam pemecahan masalah Matematika.
2. Waktu penelitian.
Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu mulai bulan Juli
sampai bulan Desember 2009.

B. Subyek Penelitian.
Subyek penelitian dan Obyek Penelitian. Subyek penelitian adalah siswa
kelas V jumlah siswa 22, L: 11, P:11 SD Negeri Bedoro 3 Kec.
Sambungmacan, Kab. Sragen. Obyek penelitian adalah penerapan metode
Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah Matematika.
1. Sumber data.
Sumber data diperoleh dari data yang paling penting untuk dikumpulkan
dan dikaji dalam penelitian ini,sebagian besar data kualitatif pengumpulan
nya waktu diperoleh dari berbagai sumber
a. Nara sumber terdiri dari guru dan siswa kelas V.
b. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran.
c. Tes hasil belajar.
2. Tekhnik pengumpulan data.
Sesuai bentuk dan sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian
tindakan kelas ini, maka tehnik penelitian data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah

xx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Wawancara.
Wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru
terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode PBL.
b. Observasi.
Digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dan guru selama proses
pembelajaran. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar
observasi.
c. Tes tertulis.
d. Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
Bentuk tes yang digunakan adalah 5 soal pemecahan masalah setiap
siklus.
3. Teknik analisis data.
Dalam penelitian tindakan kelas, teknik analisis data yang digunakan
adalah tehnik deskriptif. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel
dan diagaram.
4. Indikator kinerja
Untuk mengetahui keberhasilan penelitian tindakan kelas peneliti
menetapkan indikator kinerja:
a. Rata-rata nilai hasil belajar pemecahan masalah diatas rata rata KKM
66.
b. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM harus 70 %.

C. Prosedur penelitian.
Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan rencana penelitian akan ditempuh dalam 2 siklus
yaitu siklus satu dan siklus dua. Jika dalam siklus I sudah mendekati
sempurna menurut peneliti, tidak dilaksanakan siklus beikutnya.
a. Siklus I.
1. Perencanaan.
1) Merangsang pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

xxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Menyusun soal-soal cerita (pemecahan masalah) untuk tugas di


kelas.
3) Menyusun soal-soal pemecahan masalah untuk tugas rumah (PR).
4) Menyusun soal-soal untuk evaluasi.
5) Menyiapakan lembar evaluasi siswa.
6) Menyiapkan buku nilai.
2. Pelaksanaan Tindakan.
Pada siklus I dilaksanakan 3X Pertemuan.
1) Pertemuan pertama diisi penyampaian materi opersi perkalian dan
pembagian pada pemecahan masalah. Dalam hal ini materi
pengulangan kelas IV, selanjutnya mengerjakan latihan-latihan
pada buku panduan. Bagi siswa yang belum jelas dijelaskan
sampai detail. Kemudian tindak lanjut adalah pemberian PR
materi yang sesuai dengan yang diajarkan.
2) Pertemuan ke dua dimulai dengan pembahasan tugas-tugas (PR)
secara klasikal dengan menunjuk beberapa siswa secara
bergantian mengerjakan di papan tulis. Guru menjelaskan
beberapa contoh soal cerita dalam pemecahan masalah kepada
siswa sampai pada akhirnya siswa jelas.
3) Pertemuan ke tiga menjelaskan kembali perkalian dan pembagian
dalam soal cerita untuk memecahkan masalah dengan alat peraga
metode Problem Based Learning lengkap berserta langkah-
langkahnya.
3. Observasi atau Pengamatan
Observasi yang dilakukan meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti
pelajaran dalam proses belajar mengajar (lembar observasi).
4. Analisis dan Refleksi Data
1) Analisis data
1.1 Reduksi data
Dari pengamatan data guru dan siswa serta nilai yang didapat
dari pemberian latihan pada siswa yang hasilnya diseleksi dan

xxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

difokuskan kearah tujuan penelitian. Data yang direduksi di


kelompokkan kedalam data siswa dan data guru.
1.1.1 Data Siswa
Data yang berhubungan dengan siswa dikelompokkan ke
dalam data pendukung. Data tersebut meliputi:
i. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.
ii. Keaktifan siswa dalam membahas tugas.
iii. Nilai yang diperoleh siswa dalam mengerjakan
tugas.
1.1.2 Data guru
Data tentang guru dikelompokkan pada data pendukung.
Data dalam kegiatan belajar mengajar:
i. Kegiatan memberikan tugas.
ii. Kegiatan membahas tugas.
iii. Kegiatan memotivasi siswa.
1.2 Kesimpulan
Dari sajian data dapat disimpulkan apakah metode Problem
Based Learning dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa dalam menyelesaikan soal-aosl cerita pada siswa
kelas V SDN Bedoro 3, Kec. Sambungmacan.
2) Refleksi data
Hasil analisa data dikaji dalam keberhasilan dan kegagalannya untuk
mencapai tujuan sementara. Apabila tindakan pada siklus I sudah
mendekati sempurna menurut peneliti, maka tidak dilaksanakan siklus
berikutnya.
b. Siklus II
1. Perencanaan
a) Membuat rencana pembelajaran dengan mempraktikan refleksi
siklus I.
b) Menyusun tugas-tugas di kelas.
c) Menyusun tugas-tugas di rumah (PR).

xxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d) Menyusun tugas-tugas evaluasi.


e) Menyusun lembar evaluasi untuk siswa.
f) Menyusun lembar evaluasi guru.
g) Menyusun buku nilai.
2. Pelaksanaan tindakan
Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari siklus I dengan
materi yang berbeda yaitu perkalian dan pembagian pada soal cerita
dalam pemecahan masalah yang berbeda. Dalam pelaksanaan tindakan
sama seperti pada siklus I, yaitu dilaksanakan 3X Pertemuan.
Pertemuan pertama dimulai dengan peragaan perkalian pembagian
dengan soal cerita dalam pemecahan masalah, siswa secara bergantian
mengerjakan soal cerita dilanjutkan pengembangan ke dalam beberapa
soal selanjutnya diberi tugas rumah (PR).
Pertemuan ke dua membahas soal-soal tugas rumah sebagai apersepsi
awal pelajaran , memberikan pejelasan pengertian tentang pembagian
dan perkalian dalam soal cerita untuk memecahkan masalah.
Selanjutnya memberikan evaluasi.
Pertemuan ke tiga membentuk kelompok dan pelaksanan metode PBL
dalam pemecahan masalah beserta langkah-langkahnya dengan
lengkap.
3. Obsevarsi atau pengamatan
Kegiatan yang dilakukan adalah pengamatan tindakan tindakan,
perbaikan -perbaikan dengan tetap memperhatikan analisa dan refleksi
pada siklus I.
4. Analisis dan refleksi data
Dalam siklus II dilakukan sama seperti analisa data dalam siklus I
yaitu meliputi reduksi data, ringkasan data, dan penyimpulan data.
Adapun data yang dianalisa adalah data dari hasil tindakan perbaikan
pada siklus II dengan tetap memperhatikan analisa data siklus I. Seperti
pada siklus satu hasil analisa data dikaji keberhasilannya dan

xxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

kegagalannya untuk mencapai tujuan sementara serta direfleksikan


untuk melakukan tindakan selanjutnya sampai mencapai tujuan akhir.
a. Data dan cara pengambilannya.
1) Sumber data
Sumber data siswa kelas V SD Negeri Bedoro 3dari guru yang
melakukan kegiatan belajar mengajar.
2) Jenis data
a) Data hasil belajar siswa (nilai).
b) Data situasi belajar mengajar.
c) Data keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan
3) Cara pengambilan data
a) Data hasil belajar diambil melalui evaluasi
b) Data situasi belajar mengajar yang diambil dengan
menggunakan lembar observasi.
c) Data keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan tindakan
diperoleh dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
b. Instrumen pengambilan data.
1) Rencana pembelajaran.
2) Kisi-kisi tes evaluasi.
3) Tes evaluasi.
4) Instrumen monitoring observasi siswa pada saat kegiatan
belajar mengajar.
Berdasarkan prosedur penelitian tersebut di atas, Penelitian Tindakan Kelas
yang akan dilaksanakan dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini.

xxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar III.2 Siklus 1 & 2

xxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian.
Penelitian tindakan kelas yang di laksanakan pada siswa kelas V SD
Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Tahun
Pelajaran 2009/2010, dilakukan secara kolaboratif artinya antara peneliti,
guru, dan supervisor (kepala Sekolah), partisipasi aktif bekerja sama dalam
penelitian. Proses refleksi kegiatan antara guru dan peneliti melaksanakan
sistim saling mengisi dan memberi masukan demi penyempurnaan kegiatan
berikutnya.
Meskipun kegiatan tersebut bersifat kolaboratif, tetapi peneliti tidak
membebani guru untuk proses penentuan instrument, karena semua
dilaksanakan oleh peneliti. Guru diharapkan mengelola proses pembelajaran
sampai melakukan tindakan berkelanjutan secara pereodik. Selanjutnya untuk
mengetahui keberhasilan penelitian ini adalah, apakah penerapan metode
Problem Based Learning dalam pembelajaran Matematika dapat berfungsi
untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran Matemtika. Hasil pemantauan
menunjukan bahwa metode Problem Based Learning dapat berfungsi
memecahkan masalah Matematika khususnya soal cerita dengan baik.

B. Pembahasan.
1. Perencanaan Penelitian.
Pada pelaksanaan kegiatan penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas V
SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten sragen,
peneliti sebelumnya megadakan wawancara dengan Kepala Sekolah dan
Guru kelas sebagai teman sejawat untuk menemukan kendala-kendala
yang kurang sesuai dengan proses pembelajaran Matematika.
Upaya untuk memeperoleh berbagai informasi, peneliti juga mengadakan
observasi baik di dalam kelas maupun di luar kelas, sehingga secara
matang dapat menentukan permasalahan dan pemecahanya. Adapun yang

xxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

di tempuh adalah (1) Melakukan identifikasi masalah, (2) Melakukan


analisis masalah dan perumusan masalah (3) Formulasi solusi dalam
bentuk hipotesis tindakan, dan (4) melakukan kelaikan solusi.
a. Melakukan identifikasi masalah.
Awal pertemuan antara peneliti dengan guru, Kepala Sekolah
mengungkapkan gagasan yang menyangkut keberadaan pembelajaran
Matematika pada kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan
Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010.
Temuan hasil diskusi disimpulkan bahwa kemampuan memecahkan
masalah Matematika kelas V khususnya semester I ada kekurangan
dalam pembelajaran Matematika. Setelah mengadakan observasi,
peneliti langsung mengadakan wawancara dengan Kepala Sekolah,
guru maupun siswa tentang pembelajaran Matematika yang
diharapkan. Dalam mengidentifikasi masalah kelemahan guru yang
masih secara konvensional. Dengan menggunakan metode PBL
diharapkan dapat meningkatkan pebelajaran secara utuh.
b. Melakukan analisis masalah.
Hasil identifikasi masalah menunjukkan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah Matematika
khususnya kelas V yaitu guru, siswa sendiri, alat peraga, metode dan
lingkungan belajar siswa. Akan tetapi yang lebih dominan adalah
metode yang kurang tepat. Maka tindakan selanjutnya dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah yang dilakukukan guru untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah Matematika kelas V.
2. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan metode Problem
Based Learning untuk meningkatkan kualitas dan keberhasilan
pembelajaran Matematika. Kaitanya dengan permasalahan
tersebut,pembelajaran Matematika ditekankan mnggunakan
metode PBL.

xxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Formulasi solusi dalam tindakan hipotesis.


Memperhatikan kajian teori yang ada dan relevan dengan
permasalahan yang diobservasi peneliti, maka dalam penelitian
tindakan kelas ini dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut
”Penerapan metode Problem Based Learning dapat meningkatakan
kemampuan pemecahan masalah Matematika kelas lima SD Negeri
Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun
palajran 2009/2010.
d. Analisis kelaikan solusi.
Penerapan pembelajaran Matematika setelah melakukan evaluasi
menggunakan metode PBL terhadap siswa kelas V maka peneliti
merencanakan hal-hal yang berkaitan dengan langkah menggunakan
metode PBL. Peneliti juga melakukan cara menggunakan metode PBL
yang dapat menggiring siswa menemukan konsep agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Implementasi Tindakan.
a. Deskripsi Data siklus I.
Pelaksanaan siklus I dilakukan sesuai gagasan guru , maka rencana
penelitian berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang
dilaksanakan di dalam kelas sebagai berikut:
1) Perencanaan
Sebelum melaksanakan siklus I, terlebih dahulu dilakukan pre tes
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
kelas V SD Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan,
Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010 telah memahami
materi pelajaran Matematika yang diajarkan oleh guru. Sedang
persiapan awal tindakan siklus I adalah sebagi berikut:
a) Keadaan awal wawancara dengan guru tentang proses
pembelajaran dalam kaitannya dengan metode PBL, sehingga
ditemukan beberapa masalah apa adanya.

xxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Peneliti memepersiapkan rencana tindakan untuk


penyempurnaan melakukan tindakan.
c) Guru melaksanakan metode kegiatan PBL apa adanya di kelas,
peneliti mengadakan pengamatan.
d) Refleksi, mendiskusikan temuan guru melaksanakan
pembelajaran.
e) Rencana siklus I, tindakan I, guru melaksanakan kegiatan
metode PBL dengan berpedoman hasil diskusi yang
diterangkan dalam rencana tindakan I digunakan sebagai
landasan dalam pelaksanaan tindakan kemudian diamati dan
direfleksikan hingga terjadi tindakan berikutnya.
f) Rencana siklus II, tindakan II guru melaksanakan kegiatan
metode PBL dengan berpedoman dari hasil refleksi I dengan
melakukan perubahan untuk mengatasi kelemahan pada
metode PBL sehingga pada siklus II dapat di gunakan sebagai
pijakan untuk pembelajaran Matematika melalui metode PBL.
g) Langkah tindakan selanjutnya adalah peneliti bersama dua
guru teman sejawat berkolaborasi dan berdiskusi menyusun
rencana pembelajaran dengan standar kompentensi Penerapan
KPK dan FPB dalam pemecahan masalah soal cerita .
b. Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Langkah dalam pelaksanaan siklus I memeberi penjelasan materi
pelajaran yang akan dibahas dengan menggunakan metode ceramah,
dikusi, Tanya jawab, tugas, demontrasi dan dominan metode PBL.
Pelaksanaan tindakan siklus I di mulai pada hari kamis tanggal 20
Agustus 2009.
1) Pra pendahuluan (5)
Mengkondisikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, berdoa,
absensi, penataan kelas, persiapan alat, media pembelajaran.
2) Kegiatan awal (apersepsi 5 ).
Pre tes secara lesan/mencongak.

xxx
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Kegiatan inti (50)


a) Penjelasan perkalian dasar dan pembagian sebagai acuan untuk
pemecahan masalah Matematika.
b) Beberapa siswa mengerjakan perkalian dan pembagian dasar
di depan kelas .
c) Pemberian konsep pemecahan masalah serta
mengklarifikasikan konsep yang belum jelas.
d) Pembentukan kelompok kecil terdiri lima orang, tiap
kelompok mengambil LKS dalam pemecahan masalah.
e) Pemecahan masalah tiap kelompok dalam soal cerita untuk
mencari solusi yang termudah untuk mengerjakan berdasarkan
pengalaman di dalam kelas dan di luar kelas.
f) Guru memantau dan membibing kelompok yang mengalami
kesulitan.
g) Tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
h) Siswa bersama guru membahas hasil pemecahan masalah dan
menarik kesimpulan serta tanya jawab.
i) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.
j) Guru menilai tiga tercepat,kemudian berikutnya sampai habis
waktu yang di tentukan.
4) Kgiatan akhir(10)
a) saran pesan penguatan materi.
b) Pemberian PR.
c) Siswa yang kurang 66 melakukan remidi/perbaikan.
d) Siswa yang lebih 66 melakukan pengayaan.

c. Proses observasi pelaksanaan siklus I


Proses observasi kegiatan belajar mengajar penelitian tindakan kelas I,
dua orang teman sejawat yang berpartisisapi melaksanakan observasi
bersama menggunakan lembar observasi. Obyek yang diobservasi
meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama kegiatan

xxxi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

berlangsung, dan rencana di dalam kelas sebagai berikut:


1) Proses Pembelajaran
a) Perencanaan tujuan di sebutkan dengan jelas, spesifik, dapat
diukur menujukan tingkah laku siswa, serta berkaitan dengan
pengalaman siswa, sesuai dengan materi.
b) Pengembangan pelajaran menunjukkan kemajuan yang logis
dalam pemberian waktu kepada siswa berpartisipasi dengan
baik serta seluruh waktu terisi kegiatan belajar.
c) Pengetahuan, penguasaan materi pelajaran baik, tingkat
kemudahan penjabaran gagasan sangat memadai.
d) Pengelola kelas dalam belajar dengan waktu yang efektif
sehingga tanpa ada gangguan dalam pelaksanaan kedisiplinan
dapat diawasi secara menyeluruh.
e) Hubungan siswa dengan guru ada komunikasi timbal balik
siswa aktif kreatif.
f) Hubungan antar siswa dalam keterlibatan tugas dari guru baik
saling shering.
g) Hasil belajar siswa baik karena sudah relevan dengan tujuan.

2) Keaktifan dalam diskusi kelompok.


Keaktifan kegiatan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah
dalam penelitian tindakan kelas di kelas V SD Negeri Bedoro 3
Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen tahun pelajaran
2009/2010 diikuti 22 siswa terdiri 11 siswa laki-laki, 11 siswa
perempuan. Dibagi menjadi empat kelompok. Hasil pengamatan
baik tapi masih didominir yang pandai yang lain aktif jadi
pengikut. Cara mengungkapkan agak ragu karena kurang ada
keberanian. Masih kurang serius cara berbicara sambil tertawa.
3) Keaktifan dalam kelas.
Aspek dalam kegiatan pengamatan dalam kelas secara
keseluruhan menujukkan semua siswa terpusat pada guru.

xxxii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keberanian dalam mejawab pertanyaan dan bertanya kurang


berani, dilihat dari respon yang kurang diberi pertanyaan harus
ditunjuk oleh guru. Dalam mencatat belum ada inisiatif sendiri,
ikut siswa yang pandai, mengerjakan tugas baik, sangat serius.
d. Refleksi.
1. Proses.
Hasil dalam proses pembelajaran mulai dari penyususnan rencana
pembelajaran sampai pelaksanaan evaluai, ada beberapa hal yang
perlu diperbaiki untuk peningkatan selanjutnya.
Guru dalam memeberikan materi pelajaran harus memakai alat
peraga yang konkrit agar dapat cepat memahami. Perhatian guru
diharapkan dapat menyeluruh dengan memeberi umpan balik yang
bervariasi. Pada saat melakukan diskusi guru hendaknya
memberikan dorongan supaya siswa aktif , berani mengemukakan
pendapatnya, secara tertib menanggapi permasalahan yang ada,
guru memancing agar siswa merespon positif.
2. Hasil.
Kegiatan akhir pembelajaran mengerjakan soal pre tes dan pos tes
dengan hasil di bawah ini:

xxxiii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel IV. 1: Hasil Nilai Siklus 1

xxxiv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel IV.2: Rekapitulasi Data Nilai Pre tes dan Postes siklus I

RATA- RATA-
PRE TES POS TES
RATA RATA
NO NILAI BANYAK BANYAK
PRE POS
SISWA SISWA
TES TES
1 40,0-59,9 7 2
2 60,0-69,9 12 6
65 75
3 70,0-79.9 3 7
4 80,0-89,9 - 7
JUMLAH 22 22

Data hasil penelitian di atas menunjukan bahwa rata-rata nilai pada


saat pre tes rata-rata 65 padahal KKM 66 sedang pos tes rata-rata
75 maka menunjukan bahwa banyak nilai yang dibawah KKM
artinya belum semuanya siswa dapat tuntas, maka harus
dilaksanakan siklus ke II, untuk mengetahui kesalahan dalam
pembelajaran yang diprediksi karena kesalahan konsep dalam
menerapkan langkah-langkah metode PBL.

a. Deskripsi Data Siklus II.


Siklus II dilakukan sesuai dengan gagasan guru, maka rencana penelitian
berupa prosedur kerja dalam penelitian tindakan yang di laksanakan
dalam kelas.
1. Perencanaan
Pelaksanaan kegiatan penelitian untuk siklus I telah usai dan hasilnya
belum memuaskan maka di adakan tindakan siklus II yang
dilaksanakan hari kamis tanggal 17 September 2009. Sebelum
mengadakan kegiatan pembelajaran siklus II mengadakan diskusi
dengan Supervisor dalam hal ini kepala sekolah beserta teman sejawat
untuk membahas masalah yang timbul dalam siklus I. Berdasarkan
identifikasi masalah yang timbul pada siklus I maka upaya dalam
pelaksanakan tindakan siklus II ini dapat diambil langkah-langkah
sebagai berikut. (1) Membuat rancangan perbaikan pelaksanaan
pembelajaran siklus II. (2) Mengulang pembuatan soal-soal cerita

xxxv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dalam pemecahan masalah untuk dikelas. (3) Mengulang pembuatan


soal cerita dalam pemecahan masalah untuk PR. (4) Mengulang tes
evaluasi. (5) Menyusun kembali lembar evaluasi. (6) Menyusun
lembar penilaian. (7). Mengadakan refleksi II.

2. Tindakan Siklus II.


Pelaksanaan tindakan siklus II dimulai pada hari kamis tanggal 17
September 2009.
a. Pra pendahuluan(5)
Mengkondisikan siswa dalam mengikuti pembelajaran, berdoa,
absensi, penataan kelas, persiapan alat, media pembelajaran.
b. Kegiatan awal (apersepsi(10 ).
Pre tes secara mencongak.
c. Kegiatan inti(40)
1) Penjelasan perkalian dasar dan pembagian sebagai acuan untuk
pemecahan masalah Matematika.
2) Beberapa siswa mengerjakan perkalian dan pembagian dasar
di depan kelas.
3) Pemberian konsep pemecahan masalah serta
mengklarifikasikan konsep yang belum jelas.
4) Pembentukan kelompok kecil terdiri lima orang, tiap
kelompok mengambil LKS dalam pemecahan masalah.
5) Pemecahan masalah tiap kelompok dalam soal cerita untuk
mencari solusi yang termudah untuk mengerjakan berdasarkan
pengalaman didalam kelas dan di luar kelas.
6) Guru memantau dan membibing kelompok yang mengalami
kesulitan.
7) Tiap kelompok untuk mempresentasikan hasilnya.
8) Siswa bersama guru membahas hasil pemecahan masalah dan
menarik kesimpulan serta tanya jawab.
9) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu.

xxxvi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

10) Guru menilai tiga tercepat, kemudian berikutnya sampai habis


waktu yang di tentukan.
d. Kgiatan akhir(15)
Saran, pesan, penguatan materi.
Pemberian PR
Siswa yang kurang 66 melakukan remidi/perbaikan (hanya 2
siswa).
Siswa yang lebih 66 melakukan pengayaan (20 siswa).
Karena pengalaman dari siklus I siswa telah mengenal cara
memahami makna kalimat maka siswa dapat memecahkan masalah
secara lancar. Dan hampir semua siswa dapat lebih paham.
Nilai yang diperoleh dalam siklus II ini sudah lebih baik dan
meningkat, karena nilai KKM 66 sudah melebihi 70 % sehingga
peneliti merasa berhasil.
3. Observasi siklus II
Kegiatan obervasi dimulai dari kegiatan guru dan siswa selama
kegiatan belajar mengajar berlansung di dalam kelas dengan hasil
sebagai berikut
a. Proses pembelajaran.
1) Perencanaan tujuan pelajaran baik dan jelas, spesifik,
operasional, dapat diukur dan menunjukkan perubahan tingkah
laku siswa, serta berkaitan dangan pengalaman siswa.
2) Pengembangan pelajaran, menunjukkan kemajuan dengan nilai
yang logis, pembagian waktu dalam memberi kesempatan siswa
untuk berpartisipasi sangat baik, dan seluruh waktu terisi dengan
kegiatan belajar yang efektif.
3) Pengetahuan tentang mata pelajaran penguasaannya materi
pelajaran sangat baik, dan tingkat kemudahan penjabaran
gagasan sangat memadahi.
4) Pengelola kelas dalam belajar dengan waktu yang efektif,
sehingga tanpa ada gangguan dalam pelaksanaan pembelajaran,

xxxvii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

serta tingkat pengawasan kedisiplinan yang baik, karena


pengawasannya menyeluruh.
5) Hubungan guru dengan siswa melalui komunikasi untuk
mengembangkan gagasan sebagai umpan balik yang baik, dan
guru member perhatian dan dorongan pada siswa, sehingga
siswa kelihatan aktif dan berpikiran kreatif.
6) Hubungan antar siswa sangat baik dan aktif dalam berpartisipasi
mengikuti kegiatan belajar, karena ketertibatannya dalam tugas
yang di berikan guru.
7) Hasil belajar yang di peroleh siswa sudah baik karena relefan
dengan tujuan yangditetapkan, semua pertanyaan telah di bahas,
sehingga pembinaan dalam meningkatkan hasil belajar siswa
sangat baik.
b. Keaktifan siswa dalam diskusi
Hasil pengamatan kegiatan diskusi siswa pada siklus II
menunjukkan kegiatan siswa dalam mengikuti diskusi rata-rata
sangat baik dan semua siswa aktif dan sungguh-sungguh. Hal ini
menunjukkan siswa dalam mengerjakan tugas melakukan sangat
baik, siswa dalam mengungkapkan pandapatnya sangat berani,
karena tidak ragu dalam mengutarakan pendapatnya. Siswa dalam
menanggapi teman yang mengungkapkan pendapatnya dalam kerja
kelompok sangat baik.
c. Keaktifan siswa dalam kelas
Aspek pengamat dalam kegiatan pembelajaran siswa di kelas
menunjukkan semua siswa perhatiannya sangat baik terhadap guru
dalam mengajar. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan
guru maupun bertanya pada guru menunjukkan sangat berani.
Siswa aktif dalam mencatat keterangan guru. Aktifitas siswa dalam
mengerjakan tugas dari guru di lakukan sangat baik dan sangat
serius dalam mengikuti pelajaran Matematika.

xxxviii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Refleksi Siklus II
Hasil kegiatan observasi pada siklus II sebagai berikut :
a. Proses
Hasil proses pembelajaran mulai dari penyusunan rencana
pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi, dilakukan dengan
sangat baik dan lancar jika dibandingkan dengan siklus I.
Kenyataan ini menunjukkan adanya perbaikan pada siklus
sebelumnya, begitu juga keaktifan guru dan siswa dalam kegiatan
belajar mengajar.
Keseriusan dan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas yang
diberikan guru sangat baik. Keberanian dalam mengungkapkan
pendapat terlihat sangat baik.
Siswa dalam menanggapi pendapat teman Nampak baik, dan siswa
dalam menyampaikan hasil diskusi dilakukan dengan baik.
b. Hasil
Hasil pre tes dan post tes pada kegiatan penelitian tindakan kelas
siklus II dengan hasil sebagai berikut :

xxxix
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel III: Hasil Nilai Sklus 2

DATA HASIL PENILAIAN SIKLUS II


HARI KAMIS TANGGAL 17 SEPTEMBER 2009.
KELAS V SD BEDORO 3 KEC SAMBUNGMACAN.

NO NAMA SISWA PRE TES POST TES KET.


1 Ani Surohman 70 75 Tuntas
2 Dandi Wahyu NU 65 70 Tuntas
3 Haris Candra F 70 75 Tuntas
4 Latief Kafi 70 80 Tuntas
5 Toni Budi P 65 70 Tuntas
6 Amirudin M 65 70 Tuntas
7 Afifah 80 90 Tuntas
8 Albi May D 80 90 Tuntas
9 Ackrizal f R 80 95 Tuntas
10 Evita n H 65 70 Tuntas
11 Galuh Werdiningsih 85 90 Tuntas
12 Helen Alisia J 85 90 Tuntas
13 Ichsan DA 65 70 Tuntas
14 Kusnul KH 70 75 Tuntas
15 Marantina S 80 85 Tuntas
16 Muh Yudha D 80 85 Tuntas
17 Nuri Isnaini 90 90 Tuntas
18 Nanda H 65 70 Tuntas
19 Selvia Dewi l 70 75 Tuntas
20 Sukma Fit 65 70 Tuntas
21 Sintia DP 65 70 Tuntas
22 Fakrut Ina W 66 66 Tuntas
Rata-rata 72 78 100 %

xl
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel IV.4: Rekapitulasi Data Pre Tes dan Pos Tes Siklus 2

BANYAKNY
RATA-RATA
NO NILAI A SISWA
PRE POS PRE
POS TES
TES TES TES
1 40,0-59,9 - -
2 60,0-69,9 1 1
3 70,0-79.9 14 12 72 78
4 80,0-89.9 3 3
5 90.0-99,9 4 6
JUMLAH 22 22

Data hasil penelitian menunujukkan rata-rata pre tes sebesar 72


hasil ini menujukan bahwa siswa sudah siap menerima pelajaran,
karena nilai rata-rata kelas sudah melebihi KKM 66 dari indikator
peneliti. Sedang rata-rata nilai pos tes sebesar 78 bahwa semua siswa
telah tuntas belajar secara klasikal peningkatan hasil belajar adalah
78-72 x 100 % = 60%.
Metode alat pemantauan yang dipakai yaitu: (1), Observasi
Partisipasi, yaitu peneliti menelti langsung pada kegiatan tindakan
kelas, sehingga dapat mengamati segala proses kegiatan, dilakukan
dengan acuan tour obsevasi: (2) Wawancara, yaitu melakukan
wawancara yang berkaitan dengan semua pihak yang terkaityang
dianggap perlu (guru, kepala sekolah, siswa dan personal lainnya);
dan (3) Rekaman audio visual menggunakan photo.

b. Refleksi Hasil Penelitian


Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas V SD
Negeri Bedoro 3 Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen Tahun
Pelajaran 2009/2010, dilakukan secara kolaboratif artinya antara peneliti
dan guru berpartisipasi aktif dan bekerja sama dalam penelitian. Proses
refleksi kegiatan antara guru dan peneliti melaksanakan system saling
mengisi dan memberi masukan demi penyempurnaan siklus berikutnya.

xli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Meskipun kegiatan tersebut bersifat kolaborasi-partisipatorik, tetapi


peneliti dan guru untuk penentuan instrumentnya, karena semua
dilaksanakan oleh peneliti. Guru diharapkan mengelola proses
pembelajaran sampai melakukan tindakan berkelanjutan secara periodik.
Selanjutnya untuk mengetahui kebehasilan penelitian ini ialah apakah
penerapan metode PBL dalam pembelajaran Matematika dapat berfungsi
untuk mengefektifkan kegiatan pembelajaran Matematika. Hasil
pemantauan menunjukan bahwa metode PBL dapat berfungsi untuk
mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika.
Grafik Hasil Siklus 1 (66 %)

70
60
50
40
30
20

Grafik Hasil Siklus 2 (100 %)

100

80

60

40

20

Grafik IV.3 Siklus 1 & 2

xlii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN.
Bedasarkan pada pembahasan dalam PenelitianTindakan
Kelas (PTK) ini, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Metode Problem Base Learning dapat meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah Matematika Kelas 5 SDN
Bedoro 3 Kec. Sambungmacan, Kab. Sragen. Hal ini di dukung
dengan hasil rata-rata nilai pre tes siklus I sebesar 66 dan siklus II
sebesar 72 sedangkan nilai rata-rata pos tes siklus I sebesar 75 dan
siklus II sebesar 78.
2. Metode Problem Base Learning (PBL) dalam proses pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kemampuan memecahkan
masalah secara kritis, serta dapat meningkatkan keaktifan dan
kreatifitas siswa dengan maksimal.

B. SARAN.
1. Kepala Sekolah.
Hendaknya menginstruksikan kepada para guru untuk
menggunakan metode Problem Base Learning (PBL) dalam
pembelajaran Matematika terutama dalam pemecahan masalah
matematika soal cerita.
2. Kepada Guru.
Dalam menerapkan metode Problem Base Learning (PBL)
hendaknya:
a. Dapat menampakan wujudnya dalam bentuk Problem Base
Learning (PBL), anak di butuhkan untuk kritis memahami makna
serta dapat memecahkan masalah dengan sendiri tidak boleh
mendominasi/menggantungkan diri kepada orang lain, serta
dapat memformulasikan dengan pengalamannya.

xliii
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Perlu ditanamkan norma bahwa sifat mendominasi pada


orang lain sama buruknya menggantungkan diri pada orang
lain.
c. Agar terjadi Interaksi dalam pemecahan masalah guru
menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk saling
shering membutuhkan melalui ketergantungan positif yang
menurut tiap siswa saling membantu memecahkan masalah
demi, keberhasilan siswa dalam penerapan pemikiran yang
kritis , dinamis, dan inovatif.
3. Kepada siswa.
Hendaknya selalu menggunakan waktu untuk mengikuti kegiatan
pemecahan masalah dalam belajar setiap hari.
4. Kepada peneliti lain.
Hendaknya melakukan penelitian sejenis dengan materi yang
standar kompetensi yang berbeda dan sampelnya lebih banyak.

xliv
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Hudaya, Herman (1990) Strategi Mengajar belajar matematika. IKIP


Bandung.
Mulyasa. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosda
Karya. Bandung.
Suharsimi Arikunto (1993) Prosedur Penelitian. Yogyakarta. Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, Suharjono, Supardi (2008) Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta. Bumi Aksara.
http://jurnaljpi.files.wordpress.com/2007/09/04-sudarman.pdf
diunduh 15 Juli 2009 jam 13.004

xlv

Anda mungkin juga menyukai