bagi para ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selama ini, nilai#nilai dasar ASN masih bervariasi di setiap instansi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Pada 27 Juli 2021 lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan nilai-nilai dasar (core values) dan employer branding bagi ASN. Nilai-nilai dasar tersebut dituangkan dalam akronim “ASN BerAKHLAK” dengan employer branding atau semboyan “Bangga Melayani Bangsa”. Ada tujuh nilai dasar bagi ASN yang termaktub dalam BerAKHLAK, yakni: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Dengan diluncurkannya core values dan employer branding ASN tersebut boleh dikata merupakan langkah perubahan besar dan menjadi momentum percepatan transformasi ASN di seluruh Indonesia. Mengingat pentingnya core values dan employer branding ASN tersebut, maka Majalah Pengawasan SOLUSI kali ini mengangkat tema laporan utamanya tentang jalan menuju ASN BerAKHLAK. Dalam laporan utama ini kami coba mengupas makna yang terkandung dalam nilai-nilai dasar ASN tersebut, termasuk juga komitmen untuk mengimplementasikannya dalam tugas#tugas kedinasan, khususnya terkait dengan percepatan reformasi birokrasi. Selain laporan utama tentang nilai#nilai dasar ASN BerAKHLAK, kami juga menyajikan laporan khusus seputar sektor industri. Kali ini kami mengulas tentang upaya menjaga ketahanan industri. Mengingat industri manufaktur merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional, maka upaya menjaga dan meningkatkan ketahanan industri nasional perlu mendapat perhatian dari seluruh stakeholder. Secara umum, pemerintah berusaha menjaga ketahanan industri antara lain dengan meningkatkan investasi; serta meningkatkan daya saing industri. Selaku pembina sektor industri manufaktur, Kementerian Perindustrian tentunya sangat concern dalam menjaga ketahanan industri nasional. Salah satu unit kerja yang bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan di bidang pengamanan dan penyelamatan industri adalah Ditjen Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) cq Direktorat Ketahanan dan Iklim Usaha Industri. Dalam merumuskan berbagai kebijakan menjaga ketahanan industri dilakukan melalui kolaborasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait, baik pelaku usaha industri maupun instansi pemerintah lainnya.