Anda di halaman 1dari 2

Optimalisasi Pengelolaan dan Pemanfaatan

Barang Milik Negara Melalui Audit


Oleh : Rachmat Muhbianto
Auditor Muda pada Inspektorat I
Inspektorat Jenderal Kemenperin
Pemanfaatan Barang Milik Negara
Kementerian Keuangan melalui
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) telah mengeluarkan Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 115
Tahun 2020 tentang Pemanfaatan
Barang Milik Negara (BMN). Dalam hal
ini, pemanfaatan BMN dimaksudkan
sebagai pendayagunaan BMN yang tidak
digunakan untuk penyelenggaraan tugas
dan fungsi Kementerian/Lembaga, dan/
atau optimalisasi BMN dengan tidak
mengubah status kepemilikan.
Untuk menjaga keamanan dan tidak
terjadi penyalahgunaan dari pemanfaatan
BMN tersebut maka beberapa ketentuan
dan persyaratannya diatur dengan ketat.
Beberapa persyaratan diantaranya
adalah pemanfaatan BMN dapat
dilakukan sepanjang tidak mengganggu
pelaksanaan tugas dan fungsi
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Selanjutnya, pemanfaatan BMN dilakukan
dengan memperhatikan kepentingan
negara dan kepentingan umum; serta
dilakukan dengan tidak mengubah status
kepemilikan BMN.
Untuk melakukan pemanfaatan BMN
maka terhadap BMN tersebut terlebih
dahulu telah mendapat penetapan
status penggunaannya. Apabila belum
ditetapkan status penggunaannya,
pengelola barang yang menerima
permohonan pemanfaatan BMN terlebih
dahulu menetapkan status penggunaan
BMN tersebut. Selanjutnya, untuk biaya
pemeliharaan dan pengamanan BMN serta
biaya pelaksanaan yang berkaitan dengan
pemanfataan BMN dibebankan pada
mitra pemanfaatan BMN. Penerimaan
negara dari pemanfaatan BMN tersebut
merupakan penerimaan negara yang
wajib disetorkan seluruhnya ke rekening
Kas Umum Negara, kecuali ditentukan
lain oleh undang-undang dan ketentuan
perundang-undangan yang ditetapkan
Presiden.
Persyaratan lain menyebutkan bahwa
BMN yang menjadi objek pemanfaatan
BMN dilarang dijaminkan atau digadaikan;
serta mitra dari pemanfaatan BMN
dilarang mendayagunakan BMN selain
untuk peruntukan pemanfaatan BMN
sesuai perjanjian.
Di samping itu juga dilakukan penilaian
terhadap BMN dalam rangka pemanfaatan
BMN. Penilaian dilakukan oleh tim penilai,
baik oleh Penilai Pemerintah atau Penilai
Publik; kecuali untuk BMN selain tanah
dan/atau bangunan yang berada pada
Pengguna Barang dapat dilakukan oleh
tim yang dibentuk oleh Pengguna Barang.
Pemanfaatan BMN juga dapat dilakukan
dalam rangka penyediaan infrastruktur
yang meliputi pekerjaan konstruksi
untuk membangun atau meningkatkan
kemampuan infrastruktur; kegiatan
pengelolaan infrastruktur; dan/atau
pemeliharaan infrastruktur dalam rangka
mempertahankan atau meningkatkan
fungsi infrastruktur.
Adapun bentuk pemanfaatan BMN
yang dapat didorong untuk menambah
pendapatan negara meliputi: (a) Sewa; (b)
Pinjam Pakai; (c) Kerja Sama Pemanfaatan;
(d) Bangun Serah Guna; (e) Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur; (f) Kerja Sama
Terbatas untuk Penyediaan Infrastruktur

Anda mungkin juga menyukai