Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA

I. KASUS DEFISIT PERAWATAN DIRI


A. Definisi
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000).
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan
diri,makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil sendiri
(toileting) (Keliat B.A dkk, 2011)
B. Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
1. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh atau
mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air mandi,mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian ,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,memilih
pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan
makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman.
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk
toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram toilet atau
kamar kecil.
C. Tingkatan
Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri
D. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang Tidak melakukan


diri seimbang perawatan diri perawatan diri
tidak seimbang

Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri


Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
E. Faktor Predisposisi (Biologis, Psikologis, Social)
1. Biologis
Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan ketidakseimbangan dari
neurotransmiternya. Dampak yang dapat dinilai sebagai manifestasi adanya
gangguan adalah pada perilaku maladaptif pasien (Townsend, 2005).
2. Psikologis
Faktor psikologis meliputi konsep diri, intelektualitas, kepribadian, moralitas,
pengalaman masa lalu, koping dan keterampilan komunikasi secara verbal
(Stuart & Laraia, 2005).
3. Sosial
Faktor sosial budaya meliputi status sosial, umur, pendidikan, agama, dan
kondisi politik. Menurut Townsend (2005).
F. Faktor Presipitasi (Biologis, Psikologis, Social)
Faktor presipitasi ini meliputi empat hal yaitu sifat stresor, asal stresor, lamanya
stresor yang dialami, dan banyaknya stresor yang dihadapi oleh seseorang (Stuart &
Laraia, 2005).
1. Biologis, misalnya: penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan struktur otak.
2. Psikologis, misalnya: stresor terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan
seperti adanya abuse dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan dalam
hidup.
3. Sosial budaya, misalnya: adanya aturan yang sering bertentangan antara individu
dan kelompok masyarakat, tuntutan masyarakat yang tidak sesuai dengan
kemampuan seseorang, ataupun adanya stigma dari masyarakat terhadap
seseorang yang mengalami gangguan jiwa sehingga klien melakukan perilaku
yang terkadang menentang hal tersebut yang menurut masyarakat tidak sesuai
dengan kebiasaan dan lingkungan setempat.
G. Mekanisme koping
Stuart (2006) menjelaskan bahwa pencetus dapat berupa kejadian yang
memalukan, seperti masalah interpersonal, dipermalukan di depan umum. Selain itu,
mengetahui seseorang yang mencoba atau melakukan bunuh diri atau terpengaruh untuk
bunuh diri juga membuat individu semakin rentan untuk melakukan perilaku bunuh diri.
Faktor seseorang melakukan bunuh diri yaitu perasaan terisolasi karena kehilangan
hubungan interpersonal dan gagal atau tidak dapat menghadapi stres yang dialami,
perasaan marah / bermusuhan, sehingga bunuh diri menjadi hukuman pada diri sendiri,
serta cara untuk mengakhiri keputusan.
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
Defisit perawatan diri atau kurang perawatan diri menurut (Damaiyanti dan
iskandar, 2012) yaitu berawal dari kurangnya atau penurunan motivasi, kerusakan
kognisi (kepercayaan seseorang tentang yang didapatkan dari proses berpikir tentang
seseorang atau sesuatu), cemas, lelah atau lemas yang menyebabkan defisit perawatan
diri sehingga menimbulkan gangguan pada diri, seperti gangguan integritas kulit,
gangguan mukosa mulut, gangguan kebutuhan rasa nyaman, gangguan kebutuhan
harga diri dan gangguan interaksi sosial.
III. KEMUNGKINAN DATA FOKUS PENGKAJIAN
1. Status mental
a. Penampilan tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara pakai tidak
seperti biasanya
b. Kebutuhan sehari-hari
1) Makan
2) Mandi
3) Defekasi/berkemih
4) Berpakaian/berhias
IV. MASALAH KEPERAWATAN
Defisit Perawatan Diri
V. ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF MASALAH
Data Subyektif: Defisit perawatan diri
- Menyatakan malas mandi
- Merasa tak berdaya
- Merasa rendah diri dan hina
Data Obyektif
- Badan bau, pakaian kotor
- Rambut dan kulit kotor
- Kuku panjang dan kotor
- Gigi kotor serta mulut bau
- Penampilan tidak rapih
- Cara makan tidak teratur
- bab/bak sembarang tempat
- interaksi kurang
- kegiatan kurang
- tidak mampu berprilaku sesuai norma

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Defisit Perawatan Diri b.d Kurangnya Motivasi
VII. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Perencanaan
DX
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Defisit Pasien mampu: Setelah …. SP.1 Latihan untuk
Peraw  Melakukan Pertemuan pasien (Tgl………………….) pasien cara-
atan kebersihan dapat menjelaskan  Identifikasi cara
Diri diri secara pentingnya: - Kebersihan diri perawatan
mandiri  Kebersihan diri - Berdandan kebersihan
 Melakukan  Berdandan/ - Makan diri agar
berhias/berdan berhias - BAB/BAK pasien dapat
dan secara  Makan  Jelaskan pentingnya termotivasi
baik  BAB/BAK kebersihan diri untuk
 Melakukan  Dan mampu  Jelaskan alat dan memenuhi
makan dengan melakukan cara cara kebersihan diri kebutuhan
baik merawat diri  Masukkan dalam perawatan
 Melakukan jadwal kegiatan diri secara
BAB/BAK pasien mandiri.
secara mandiri
SP.2 Meningkatka
(Tgl………………….) n kebersihan
 Evaluasi SP.1 dan kerapian
 Jelaskan pentingnya klien
berdandan
 Latih cara
berdandan
a. Untuk pasien
laki-laki
meliputi cara:
- Berpakaian
- Menyisir
rambut
- Bercukur
b. Untuk pasien
perempuan:
- Berpakaian
- Menyisir
rambut
- Berhias
 Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP.3 Melatih
(Tgl………………….) pasien makan
 Evaluasi kegiatan secara
SP.1 dan SP.2 mandiri akan
 Jelaskan cara dan meminimalka
alat makan yang n
benar ketergantunga
- Jelaskan cara n pasien
mempersiapkan terhadap
makan orang lain.
- Jelaskan cara
merapihkan
peralatan makan
setelah makan
- Jelaskan cara
merapihkan
peralatan makan
setelah makan
- Praktek makan
sesuai dengan
tahapan makan
yang baik
 Latih kegiatan
makan
 Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP.4 Meningkatka
(Tgl………………….) n kemampuan
 Evaluasi pasien dalam
kemampuan pasien melakukan
yang lalu (SP 1, 2 kegiatan
dan 3) eiminasi
 Latih cara BAB dan sehari-hari
BAK yang baik
- Menjelaskan
tempat
BAB/BAK yang
sesuai
- Menjelaskan
cara
membersihkan
diri setelah
BAB/BAK
Keluarga Setelah .... SP.1 Dengan
mampu : pertemuan keluarga (Tgl………………….) mengetahui
Merawat anggota mampu :  Identifikasi masalah tentang
keluarga yang meneruskan melatih keluarga dalam defisit
mengalami pasien dan merawat pasien perawatan
masalah kurang mendukung agar dengan masalah : diri keluarga
perawatan diri kemampuan pasien  Kebersiahan klien dapat
dakam merawat diri’berdandan mengerti
dirinya meningkat  Makan pentingnya

 BAB/BAK kebersihan

 Jelaskan defisit diri.


perawatan diri
 Jelaskan cara
merawat :
 Kebersiahan
diri’berdandan
 Makan
 BAB/BAK
 Bermain peran cara
merawat
 RTL keluarga/
jadwal merawat
pasien
SP.2 Meningkatka
(Tgl………………….) n kemampuan
 Evaluasi kegiatan keluarga
yang lalu (SP 1) dalam
 Latih keluarga merawat
merawat langsung klien dan
ke pasien meningkatkan
kebersihan diri dan kerjasama
berdandan antar
 RTL keluarga / keluarga dan
jawal keluarga perawat.
untuk merawat
pasien
SP.3 Membiasakan
(Tgl………………….) keluarga
 Evaluasi SP1 & 2 klien dalam
 Latih keluarga merawat
langsung ke pasien klien.
cara makan
 RTL keluarga /
jawal keluarga
untuk merawat
pasien
SP.4 Mengidentifi
(Tgl………………….) kasi tingkat
 Evalusi kemampuan
kemampuan keluarga
keluarga dalam
 Evaluasi merawat
kemampuan pasien klien.
 RTL keluarga :
 Follow up
 Rujukan

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B.A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN (Basic Course).
Jakarta: EGC.
Fitria, N.(2009),Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluandan Strategi
PelaksanaanTindakan Keperawatan.Jakarta : SalembaMedika
Stuart & Laraia. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemahan). Jakarta: EGC.
Yosep Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai