Anda di halaman 1dari 28

Bab 5

Administrasi dan Logistik


A. Administrasi
Berdasarkan peraturan BNPB No.2 Tahun 2018 tentang Penggunaan Dana Siap Pakai
(DSP), Berikut ini prosedur pemberian DSP di Diskar PB Kota Bandung :
1. Prosedur pemberian DSP melalui usulan permohonan, terlebih dahulu dilakukan
verifikasi.
2. Pemberian DSP berdasarkan persetujuan Kepala Diskar PB atau pejabat yang
diberikan kuasa oleh Kepala Diskar PB Kota Bandung.
3. Pemberian bantuan DSP sebagai tindak lanjut hasil rapat koordinasi kementerian/
lembaga berdasarkan atas:
a. Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari Diskar PB Kota
Bandung atau BPBD propinsi terdampak.
b. Surat keputusan bupati/ wali kota, gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana.
c. Rincian biaya untuk kegiatan penanganan darurat bencana
d. Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala Diskar PB Kota Bandung.
4. Pemberian bantuan DSP melalui inisiatif Diskar PB Kota Bandung berdasarkan atas:
a. Laporan ancaman atau kejadian bencana yang diterima dari Diskar PB Kota
Bandung atau BPBD propinsi terdampak.
b. Surat keputusan bupati/ wali kota, gubernur atau Presiden tentang penetapan
status keadaan darurat bencana.
c. Hasil pengkajian cepat yang menjelaskan kebutuhan rincian biaya untuk kegiatan
penanganan darurat bencana yang dinyatakan secara tertulis oleh pejabat eselon I
yang berwenang.
d. Surat persetujuan pemberian DSP dari Kepala Diskar PB Kota Bandung

B. Pelaksanaan penyaluran DSP


Penyaluran DSP dilakukan dengan :

1. KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) Diskar PB Kota Bandung memerintahkan


bendahara pengeluaran untuk memindahbukukan sejumlah dana UP dari rekening
bendahara pengeluaran ke rekening BPP pengelola pada unit kerja Diskar PB Kota
Bandung dan/ atau kementerian/ lembaga terkait.
2. Pemindahbukuan DSP kepada unit kerja Diskar PB Kota Bandung atau
kementerian/ lembaga terkait dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang telah
disetujui KPA.
3. Penyaluran bantuan DSP untuk Diskar PB Kota Bandung tau propinsi harus
dilengkapi dengan Perjanjian Kerja Sama antara KPA Diskar PB Kota Bandung
dengan Kepala Diskar PB Kota Bandung atas nama pemerintah daerah.

71
4. Penyaluran bantuan DSP untuk kementerian/ lembaga harus dilengkapi dengan
Perjanjian Kerja Sama antara KPA Diskar PB Kota Bandung dengan pejabat
setingkat eselon I dari kementerian/ lembaga terkait.
5. Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada pemerintah
kabupaten/ kota atau propinsi melalui pengelola DSP Diskar PB Kota Bandung
dilengkapi dengan bukti penerimaan berupa kuitansi, berita acara serah terima.
6. Penyaluran bantuan DSP dapat diserahkan secara langsung kepada unit kerja
Diskar PB Kota Bandung dan kementerian/ lembaga terkait melalui pengelola DSP
yang ditunjuk dilengkapi dengan bukti penerimaan berupa kuitansi dan berita acara
serah terima.
7. Waktu penyaluran bantuan DSP disesuaikan dengan ketersediaan UP DSP yang ada
pada rekening bendahara pengeluaran Diskar PB Kota Bandung
8. Penyaluran bantuan DSP dapat pula diberikan dalam bentuk barang/ jasa dengan
mempertimbangkan aspek kemudahan, ketersediaan, dan kelancaran distribusi.
9. Pelaksanaan penyaluran DSP dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai mekanisme pelaksanaan anggaran penanggulangan
bencana.

Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
bertugas sebagai koordinator logistik bidang kesehatan dan Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat ditunjuk sebagai Gudang C tempat penyimpanan
logistik kesehatan. Pendistribusian ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah
Sakit dilakukan oleh PT POS Logistik dengan MOU antara Gugus Tugas dan PT POS
Logistik.

Provinsi Jawa Barat Menerima donasi bagi Stakeholder yang ingin berkontribusi
dalam memberikan donasi berupa Obat- obatan dan Alat Kesehatan untuk
Penanganan Covid -19 melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid 19
Provinsi Jawa Barat dengan ketua Gubernur Jawa Barat. Instalasi Farmasi Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat bertugas untuk mengambil Rapid Tes dan Reagen
Laboratorium untuk pemeriksaan covid 19 ke Litbangkes Jakarta serta
mendistribusikan barang-barang tersebut ke Dinas Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan
kesehatan sesuai Kebutuhan.

5.1 Pengaturan Logistik


Bahan Logistik terpusat di Gudang Farmasi Dinas Kesehatan dan Gudang Gedung
Pakuan Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat Untuk persediaan Rapid Test yang dimiliki
oleh Provinsi Jawa Barat s.d tanggal 15 Juni 2020 sebanyak 31.166, Swab Kit
(Vtm+Dacron) Sebanyak 27.962 Pcs, Reagent Pcr Sebanyak 83.667 Pcs, Reagent Rna
Sebanyak 77.724 Pcs, Coverall Fasyankes Sebanyak: 36.720 Pcs, Masker Kn95 Sebanyak
72
9.138 Pcs, Masker N95 Sebanyak 520 Pcs, Ventilator Sebanyak 31 Unit.

Intervensi farmasi berkaitan dengan pengadaan, distribusi obat dan alat kesehatan,
dengan menggunakan jalur rutin atau pun jalur alternatif dalam penanggulangan
Covid-19. Kegiatan yang dilaksanakan adalah perencanaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pencatatan dan pelaporan sediaan farmasi dan alat kesehatan.
Perencanaan dilaksanakan dengan berkoordinasi dengan Divisi Fasyankes dan
Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Barat. SDM Instalasi Farmasi dan Tim Pos
Logistik melaksanakan distribusi sediaan Farmasi dan alat kesehatan kebutuhan Covid-
19 ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit yang melayani pasien Covid-
19. Pendistribusian logistik kesehatan dilaksanakan dengan cara pengiriman oleh
Instalasi Farmasi Provinsi Jawa Barat dan PT POS Logistik serta pengambilan secara
mandiri oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Rumah Sakit.

Penyimpanan Logistik Kesehatan ada di tiga tempat yaitu Gudang A dan B di Gedung
Pakuan (Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat) dengan alamat Jl. Cicendo No. 1 Kel.
Babakan Ciamis, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung dan Gudang C di Instalasi
Farmasi Provinsi Jawa Barat

Gudang A merupakan Ruang Rapat Besar dengan ukuran 12 m x 8,4 m yang diubah
menjadi tempat penyimpanan logistic kesehatan dengan suhu ruangan terpantau
digunakan diantaranya untuk menyimpan Rapid Tes.

Gudang B merupakan Lapang Tenis dengan ukuran 36 M x 18 m yang juga diubah


menjadi tempat penyimpanan logistic umum dan logistic kesehatan yaitu Alat
73
Pelindung Diri (APD) seperti cover all, masker, kaca mata google, face shield dll.

Gudang C merupakan Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yang
beralamat di Jalan Ibrahim Aji (Kiaracondong) No. 30 A Kel. Kebonwaru, Kec.
Batununggal, Kota Bandung 40272.

Obat – obat yang tersedia untuk penanggulangan Covid-19 adalah:


a. Oseltamivir tablet 75 mg;
b. Klorokuin tablet 150 mg;
c. Azithromycin tablet 500 mg;
d. Aluvia tablet 200 mg/50 mg (Program HIV dan berdasarkan surat dari Kemenkes RI
tidak boleh digunakan untuk pengobatan Covid-19).
e. Obat Herbal, donasi dari Cina
f. Obat Tradisional yang mengandung kunyit, darah biru kepiting tapal kuda
g. Minuman probiotik (kefir)

Alat Kesehatan yang tersedia untuk penanggulangan Covid-19 adalah :


Alat Kesehatan Elektromedik Non radiasi :
• Ventilator
• CPAP
• Hepafilter
• Patien Monitor
• Thermal Scanner

Alat Kesehatan Non Elektromedik Non Steril :


• Coverall
• Cover Shoes
• Masker
• Masker N95
• Sarung Tangan
• Kaca Mata Google
• Hair Cap

Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro :


• Rapid Test
74
• Alkohol Swab
• Blood Lancet
• VTM
• Reagen PCR tes

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)


• Hand sanitizer liquid
• Hand sanitizer tablet
• Desinfektan

Seksi Kefarmasian Dan Alat Kesehatan berperan dalam memastikan jaminan kualitas
produk diawali dengan pemeriksaan sediaan farmasi dan alkes antara lain pada
saat :

Penerimaan
Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan kesesuain Faktur dengan sediaan
Farmasi, meliputi :
a. Nama produk,
b. Nomor Izin Edar,
c. Nomor Batch,
d. Tanggal, Bulan dan Tahun Kadaluarsa,
e. Nama Perusahaan dan
f. Pemeriksaan secara organoleptis, seperti kebocoran, kemasan utuh atau
tidak, untuk Vaksin dan Reagen diperiksa juga Data Loger (pengecekan
suhu).

Penyimpanan
Disimpan sesuai karakteristik Zat aktif sediaan Farmasi dan pada suhu yang sesuai
pada petunjuk kemasan, Labeling untuk Alat Kesehatan donasi, untuk
mempermudah pengadministrasian penyimpanan sesuai sumber anggaran, dibuat
kartu stok baik manual maupun soft copy pada komputer.

Pedistribusian
75
Sediaan Farmasi dan alkes yang akan di distribusikan diperiksa :
a. Nama Produk
b. Jumlah
c. Tanggal, Bulan dan Tahun Kedaluarsa
d. Nomor Batch
e. Organoleptis

Kelengkapan dokumentasi ( Kartu Stok, SBBK)


Kendaraan yang digunakan untuk distribusi dilakukan pengecekan :
a. Kebersihan tempat penyimpanan, kendaraan dicek dan dibersihkan secara
berkala dan dilengkapi Hand Sanitizer,
b. Hyeginitas dan Sanitasi, petugas menggunakan masker dan sarung Tangan.
c. Untuk Kendaraan Vaksin selain kebersihan di periksa juga Temperature.

5.2 Perhitungan Kebutuhan Logistik Penanggulangan dan Mitigasi Covid-19


Perhitungan perkiraan logistik penanggulangan dan mitigasi covid-19, didasarkan
kepada program/aplikasi ESFT (ess supplies forecasting tools) yang dikembangkan
oleh WHO yang kemudian diadopsi oleh Kementerian Kesehatan sebagai tools yang
dianjurkan untuk digunakan oleh Dinas Kesehatan. Adapun perhitungan perkiraan
logistik sampai dengan bulan Desember adalah sebagai berikut di bawah.

76
Grouping Item Unit Total quantity Estimated total price
Hygiene Chlorine, HTH 70% Kg 4,671 $ 16,347
Hygiene Alcohol-based hand rub Lt 44,767 $ 371,567
Hygiene Liquid soap Lt 23,016 $ 20,714
Hygiene Bio-hazardous bag Each 272,586 $ 40,888

PPE Gown, protective Each 671,532 $ 537,226


PPE Scrubs, tops Each 8,729 $ 22,695
PPE Scrubs, pants Each 8,729 $ 22,695
PPE Apron, disposable Each 265,943 $ 53,189
PPE Apron, heavy duty, reusable Each 1,752 $ 7,008
PPE Gum boots Pair 1,752 $ 8,059
PPE Gloves, heavy duty Pair 1,752 $ 3,154
PPE Gloves, examination Pair 7,472,096 $ 448,326
PPE Gloves, surgical Pair 265,943 $ 106,377
PPE Goggles, protective Each 9,001 $ 25,202
PPE Face shield Each 400,427 $ 240,256
PPE Respirator Each 265,943 $ 398,915
PPE Mask, medical / surgical for healthworker Each 2,180,281 $ 1,526,197
PPE Mask, medical / surgical for patient Each 3,365,976 $ 2,356,183

Diagnostics Triple packaging boxes Unit 876 $ 26,280


Diagnostics Swab and Viral transport medium Unit 168,000 $ 117,600
Diagnostics Safety box Each 19,008 $ 15,206
Diagnostics Extraction kit Unit - $ -
Diagnostics RT-PCR reaction kit (manual) 100T/kit - $ -
Diagnostics Test kits - high-throughput PCR 1T/kit - $ -
Diagnostics For near patient PCR machine - RT-PCR cartridge 1T/kit 2,934 $ 58,690
Diagnostics Test kits - biorad + Rotorgene Each 165,066 $ 7,741,572
Diagnostics Thermocyclers for RT-PCR Each - $ -
Diagnostics Near patient PCR machine, 2 modules instrument Each - $ -
Diagnostics Near patient PCR machine, 4 modules instrument Each - $ -

Drugs and consumables Drugs modules 40 patients (severe + critical) Each 1,154 $ 9,235,166
Drugs and consumables Medical supply, consumables, 40 patients (severe + Each
critical) 1,154 $ 2,077,912
Please note that supplies forecast for biomedical equipment, consumables and accessories do not take into consideration requisite infrastructure capacity or personnel for use
and maintenance. This includes but is not limited to: existing available oxygen sources, electrical power, health workforce capabilities, biomedical engineers, technicians etc.. As a
result, this forecast may be an overestimate.
Monitoring Infrared thermometer Each
438 $ 10,950
Monitoring Pulse oximeter (adult + paediatric probes) Each
4,380 $ -
Monitoring Patient monitor, multiparametric with ECG, with Each
accessories
219 $ 1,730,319
Monitoring Patient monitor, multiparametric without ECG, with Each
accessories 1,040 $ 1,352,325
Oxygen therapy Oxygen source (i.e., concentrator, cylinder, or pipe Each
supply) 4,380 $ -
Airway Management & Laryngoscope (direct or video type) Each
Intubation 146 $ 11,680
Mechanical Ventilation Patient ventilator, intensive care, with breathing Each
circuits and patient interface 146 $ 4,144,064
Non-Invasive Ventilation CPAP, with tubing and patient interfaces, with Each
accessories 37 $ 204,619
Non-Invasive Ventilation High Flow Nasal Cannula, with tubing and patient Each 37 $ 73,000
IV Infusion Electronic drop counter, IV fluids Each
4,161 $ 680,324
IV Infusion Infusion pump Each 1,040 $ 1,040,250
Blood Chemistry Blood Gas Analyser, portable with cartridges and Each
control solutions 219 $ 105,120
Imaging Ultrasound, portable, w/ transducers and trolley Each
219 $ 1,752,000
ICU Drill, for vascular access, w/accessories, w/transport Each
bag 219 $ 186,150
ICU Electrocardiograph, portable w/accessories Each 219 $ 317,550
ICU Suction pump Each 1,259 $ 2,266,650
Oxygen therapy Bubble humidifier, non-heated Each 4,577 $ 16,020
Oxygen therapy Tubing, medical gases, int. diam. 5 mm Each 110 $ 296
Oxygen therapy Flow splitter, 5 flowmeters 0-2 L/min, for paediatric Each 110 $ 15,002
Oxygen therapy use
Flowmeter, Thorpe tube, for pipe oxygen 0-15 L/min Each
72 $ 7,227
Oxygen therapy Filter, heat and moisture exchanger (HMEF), high Each 2,602 $ 10,407
Imaging Conductive gel, container Each
66 $ 80
Oxygen delivery devices Catheter, nasal, 40cm, with lateral eyes, sterile, single Each
use; different sizes: 10 Fr, 12 Fr, 14 Fr, 16 Fr, 18 Fr
2,374 $ 18,284
Oxygen delivery devices Nasal oxygen cannula, with prongs, adult and Each
paediatric 29,908 $ 20,936
Oxygen delivery devices Mask, oxygen, with connection tube, reservoir bag and Each
valve, high-concentration single use (adult) 29,908 $ 56,825
Oxygen delivery devices Venturi Mask, with percent O2 Lock and tubing (adult) Each
29,908 $ 38,880
Airway Management & Compressible self-refilling ventilation bag, capacity > Each
Intubation 1500 mL, with masks (small, medium, large) 73 $ 4,526
Airway Management & Airway, nasopharyngeal, sterile, single use, set with Each
Intubation sizes of: 20 Fr, 22 Fr, 24 Fr, 26 Fr, 28 Fr, 30 Fr, 32 Fr, 34
Fr, 36 Fr 1,752 $ 718
Airway Management & Airway, oropharyngeal, Guedel, set with sizes of: No. 2 Each
Intubation (70 mm), No. 3 (80 mm), No. 4 (90 mm), No. 5 (100
mm) 1,752 $ 350
Airway Management & Colorimetric End Tidal CO2 detector single use (adult) Each
Intubation 1,752 $ 22,776
Airway Management & Cricothyrotomy, set, emergency, 6 mm, sterile, single Each
Intubation use 146 $ 80,300
Airway Management & Endotracheal tube introducer Each
Intubation 1,752 $ 1,296
Airway Management & Tube, endotracheal Each
Intubation 1,752 $ 1,910
Airway Management & Laryngeal mask airway (LMA) Each
Intubation 1,752 $ 5,221
Airway Management & Lubricating jelly - for critical patient gastro-enteral Each
Intubation feeding and airway management & intubation 66 $ 226

Hygiene $ 449,516
PPE
Diagnostics
$
$ 77
5,755,482
7,959,348
Drugs and consumables $ 11,313,079
Biomedical Equipment $ 13,891,020
Biomedical Consumables & Accessories $ 285,259
Total
Estimated total price $ 39,653,705
Bab 6

Komando dan Perhubungan

Dalam Rencana Respon Operasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat tahun 2020, Dinas
Kesehatan bertugas sebagai koordinator sekaligus sebagai pelaksana harian percepatan
penanganan Covid-19 bidang kesehatan. Bidang ini mengkoordinir segala aktivitas dalam
penanganan di bidang kesehatan. Seluruh komponen penanggulangan yang terkait dengan
kesehatan berkoordinasi dengan Bidang Kesehatan. Bidang Kesehatan akan melakukan
koordinasi melalui jalur komando gugus tugas apabila memerlukan sumber daya
tambahan.

Gugus Tugas (Algoritma) sesuai Keputusan Gubernur Jawa Barat no. 443/Kep.199-
Hukham/2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Coronavirus Disease
(COVID-19) di Jawa Barat.

78
Sistem komando dan koordinasi meliputi pemenuhan sumber daya dan koordinasi
Internasional. Dalam pelaksanaan komando koordinasi harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:

a. Penetapan status darurat bencana berdasarkan analisis risiko tim teknis, penyusunan
rencana respon operasi, komando respon dan monitoring respon.
b. Provinsi Jawa Barat Menerima donasi bagi Stakeholder yang ingin berkontribusi dalam
memberikan donasi berupa Obat- obatan dan Alat Kesehatan untuk Penanganan Covid -19
melalui Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid 19 Provinsi Jawa Barat dengan
ketua Gubernur Jawa Barat. Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
bertugas untuk mengambil Rapid Tes dan Reagen Laboratorium untuk pemeriksaan covid
19 ke Litbangkes Jakarta serta mendistribusikan barang-barang tersebut ke Dinas Kesehatan
dan Fasilitas Pelayanan kesehatan sesuai Kebutuhan.
c. Outline laporan komunikasi operasional antar stakeholder antara lain:
 Mengadakan pertemuan harian untuk melaporkan situasi perkembangan harian.
 Komunikasi melalui sistem informasi yang dibuat pada saat periode tanggap darurat.
 Hasil pertemuan harian disebarluaskan kepada stakeholder dan ditindaklanjuti oleh tim
pelaksana lapangan.

Pelaksanaan komando dan koordinasi.


a. Kerjasama antara gugus tugas dan SKPD
b. Review Rencana Operasi setiap minggu
c. Pelaksanaan komando dan koordinasi dengan stakeholder setiap minggu melibatkan
multisektor , termasuk organisasi Internasional dan partner.
d. Tugas pokok dan fungsi dari masing-masing divisi terdapat secara detil di dalam
lampiran keputusan Gubernur Jawa Barat Mengenai Gugus Tugas Covid-19 Jawa Barat

Kegiatan dari masing-masing divisi adalah sebagai berikut:


I. Ketua:
Menetapkan penanggulangan Covid-19 melalui sinergi antar instansi pemerintah,
badan usaha, akademisi, masyarakat, dan media. kebijakan untuk percepatan

79
II. Wakil Ketua:
1. membantu Ketua dalam penetapan kebijakan untuk percepatan
penanggulangan Covid-19 melalui sinergi antar instansi pemerintah, badan
usaha, akademisi, masyarakat, dan media; dan
2. mewakili Ketua dalam hal berhalangan.

III. Ketua Harian:


1. menetapkan rencana penanggulangan Covid-19;
2. mengkoordinasikan percepatan penanggulangan Covid-19;
3. melakukan pengawasan percepatan penanggulangan Covid-19;
4. mengerahkan sumber daya untuk percepatan penanggulangan Covid-19; dan
5. melaporkan pelaksanaan percepatan penanggulangan Covid-19 kepada Ketua.

IV. Wakil Ketua Harian


1. membantu Ketua Harian dalam pelaksanaan tugasnya; dan
2. mewakili Ketua Harian dalam hal Ketua Harian berhalangan.

V. Sekretaris:
1. memfasilitasi kebutuhan Gugus Tugas;
2. memimpin kesekretariatan; dan pelaksanaan tugas-tugas
3. memfasilitasi kebutuhan Gugus Tugas dalam melaksanakan aktivitasnya.

VI. Divisi Riset dan Epidemiologi Perencanaan ,:


1. melakukan pengelolaan data dan penyusunan pemodelan penanggulangan
Covid-19;
2. menyusun bahan kebijakan dan kajian epidemiologi; dan Protokol
3. menyusun protokol dan SOP mengenai penanggulangan Covid-19

A. Sub Divisi Pemodelan Data:


1. melakukan akuisisi data;
2. melakukan proyeksi dan pemodelan matematis; dan
3. melakukan analisis data.

B. Sub Divisi Kebijakan dan Kajian Epidemiologi:


80
1. mengeluarkan laporan harian laporan harian;
2. menyusun perencanaan tahapan penangulangan wabah; dan
3. menyusun laporan kajian epidemiologi.

C. Sub Divisi Protokol dan SOP


1. menyusun SOP pencegahan dan pengendalian dan SOP infeksi;
2. menyusun SOP manajemen penganggulanagan Covid-19;
3. menyusun panduan pencegahan dan edukasi masyarakat; dan
4. Merancang skenario lockdown sesuai kebijakan.

VII. Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian dan Manajemen Laboratorium:


1. menyelenggarakan deteksi dini dan kontak kontak;
2. menyelenggarakan pengujian massal; dan
3. mengkoordinasikan laoratorium pengujian Covid-19

A. Sub Divisi Deteksi dan Pelacakan Kontak


1. melakukan pengawasan di gerbang-gerbang Dini dan Pelacakan Kontak masuk
vital, seperti pelabuhan, bandara, atau gerbang batas antar Kabupaten / Kota
yang berbatasan dengan Provinsi lain; dan
2. melakukan pengawasan pasien demam / Influenza Like Illness / pneumonia.

B. Sub-Divisi Pengujian Massal


Mengelola manajemen pengujian masal
C. Sub-Divisi Manajemen Laboratorium:
Mengkoordinasikan laboratorium yang melakukan pengujian Covid-19.

VIII. Divisi Fasyankes Manajemen:


1. mengkoordinasikan Rumah Sakit Rujukan.
2. mengkoordinasikan Fasyankes pra-rujukan dan Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota; dan
3. mengkoordinasikan SDM Kesehatan.

A. Sub-Divisi Koordinasi Rumah Sakit Rujukan


Membuat grup / forum / sistem untuk memantau kondisi di Rumah Sakit
81
Rujukan, mengorganisasi komunikasi penghubung

B. Sub-Divisi Koordinasi Fasyankes Pra Rujukan dan Dinas Kesehatan Kab/Kota


Mengoordinasikan fasyankes pra-rujukan dan Dinas Kesehatan di Kabupaten /
Kota.

C. Sub-Divisi Manajemen SDM Kesehatan


1. memastikan SDM di Rumah Sakit cukup, dan kekurangan yang diupayakn
dipenuhi dari Sekolah Kesehatan dan / atau sumber lainnya;
2. mengupayakan SDM kesehatan yang terkait dengan penanggulangan Covid-19;
3. mendisitribusikan penanggulangan Covid-19;
4. mengupayakan keamanan SDM kesehatan dalam penanggulangan Covid-19;
dan
5. meningkatkan komunikasi dan koordinasi dalam penanggulangan Covid-19.

IX. Divisi Pengamanan dan Penanganan:


1. melaksanakan sterilisasi fasilitas publik;
2. melaksanakan penegakan aturan;
3. menyediakan tempat perawatan penduduk terpapar Covid-19 dan tempat
pemakaman penduduk meninggal akibat Covid-19; dan
4. mendorong partisipasi keluarga dan masyarakat dalam pengamanan dan
penanganan Covid-19.

A. Sub-Divisi Sterilisasi Fasilitas Publik


1. melaksanakan sterilisasi transportasi umum;
2. melaksanakan sterilisasi di pasar;
3. melaksanakan sterilisasi di restoran;
4. melaksanakan sterilisasi di fasilitas kesehatan;
5. melaksanakan sterilisasi di fasilitas publik lainnya; dan
6. melaksanakan pemeriksan rapid di perbatasan Jawa Barat.

B. Sub-Divisi Pengawasan Massa dan Penegakan Aturan


1. melaksanakan pengawasan massa pada acara public, dan
2. penegakan aturan menjaga jarak aman
82
C. Sub-Divisi Pengaturan Penyediaan Tempat Perawatan Penduduk terpapar
Covid-19
1. mencari dan menyediakan tempat perawatan penduduk terpapar Covid-19
berupa ruang isolasi baru dan tempat karantina; dan
2. mencari dan menyediakan tempat pemakaman penduduk yang meninggal
akibat Covid-19.

X. Divisi Pelayanan Informasi, Pusat Data dan TIK:


1. menyelenggarakan operasional dan pelayanan informasi Pusat Komando
Pikobar;
2. mengembangkan implementasi dan infrastruktur sistem;
3. menyelenggarakan riset dan analisis teknologi potensial; dan
4. menyelenggarakan Integrasi dan visualisasi data.

A. Sub-Divisi Operasional dan Pelayanan Informasi Komando Pikobar


1. mengoperasikan Pusat untuk percepatan penanggulangan Covid-19; dan
2. menerima dan mengetahui informasi terkait percepatan penanggulangan Covid-
19. Komando Pikobar

B. Sub-Divisi Pengembangan, Implementasi, dan Infrastruktur Sistem


1. mengembangkan aplikasi informatika untuk percepatan penanggulangan
Covid-19;
2. mengimplementasikan untuk percepatan penanggulangan Covid-19; dan
aplikasi informatika
3. mengembangkan Sistem infrastruktur TIK untuk percepatan penanggulangan
Covid-19. :

C. Sub-Divisi Riset dan Analisis Teknologi Potensial


1. menyelenggarakan riset percepatanpenanggulangan Covid-19; dan
2. menganalisis teknologi potensial untuk informasi percepatan penanggulangan
Covid-19.

D. Sub-Divisi Integrasi dan Visualisasi Data


1. mengintegrasikan data yang berkaitan dengan percepatan penanggulangan
83
Covid-19; dan
2. menyusun visualisasi informasi percepatan penanggulangan Covid-19.

XI. Divisi Komunikasi Publik


1. menyusun konten dan kreatif untuk publikasi mengenai percepatan
penanggulangan Covid-193;
2. mengedukasi masyarakat dan mempublikasikan percepatan penanggulangan
Covid-19 dengan menggunakan media lini; dan
3. mengedukasi masyarakat dan mempublikasikan percepatan penanggulangan
Covid-19 secara langsung kepada masyarakat.

A. Sub-Divisi Konten:
1. menyusun narasi untuk konten dan kecepatan kreatif untuk publikasi mengenai
percepatan penanggulangan Covid-19;
2. mengklarifikasi berita hoaks mengenai Covid-19; dan
3. memproduksi bahan promosi multimedia.

B. Sub-Divisi Edukasi Masyarakat dan Komunikasi melalui Media


1. menyusun bahan publikasi untuk media massa; Masyarakat dan Komunikasi
Melalui Media Massa dan Sosial Media dan
2. menyusun bahan publikasi untuk media sosial.

C. Sub-Divisi Edukasi Masyarakat dan Kampanye


1. Memberikan Masyarakat Kampanye edukasi kepada masyarakat mengenai
percepatan penanggulangan Covid-193; dan
2. Melaksanakan kampanye mengenai percepatan penanggulangan Covid-19.

XII. Divisi Pemberdayaan Aparatur, Non Aparatur dan Masyarakat:


mempersiapkan Sumber Daya Aparatur dan masyarakat untuk percepatan
penanggulangan Covid-19.

XIII. Divisi Logistik:


1. melaksanakan manajemen logistik kesehatan; dan
2. melaksanakan. manajemen logistik non
84
A. Sub-Divisi Manajemen Logistik Kesehatan:
1.mengelola logistik alat pelindung diri, alat kesehatan, serta sarana prasana
kesehatan; dan
2.mengelola logistik sediaan farmasi.

B. Sub-Divisi Manajemen Logistik Non Kesehatan:


1. organisasi kebutuhan pokok masyarakat;
2. organisasi logistik barang pokok dan penting mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan distribusi sampai ke penerima bantuan.

XIV. Divisi Kemitraan dan Penggalangan Bantuan Masyarakat


1. melakukan kerja sama dengan Organisasi Strategis untuk penanggulangan
Covid-19, Sakit termasuk mencari alternatif Rumah Darurat
2. mengumpulkan dana masyarakat; dan
3. menerima bantuan non tunai.

A. Sub-Divisi Kemitraan dengan Organisasi Strategis


mengkonsolidasikan organisasi-organisasi strategis mitra untuk dijadikan
penanggulangan Covid-19. dalam percepatan

B. Sub-Divisi Penggalangan Bantuan:


1. mencari sumber daya dari masyarakat baik bersifat tunai maupun non-tunai;
dan
2. mencari bantuan dalam bentuk lainnya.

XV. Divisi Stabilitas Ekonomi


1. mengupayakan stabilitas ekonomi dari aspek pangan; Ekonomi
2. mengupayakan stabilitas ekonomi dari distribusi;
3. mengupayakan jejaring pengaman sosial; dan
4. memberikan masukan dan pertimbangan kondisi ekonomi dan pemulihan
ekonomi pasca Covid-19.

A. Sub-Divisi Pangan:
mengupayakan jumlah pangan dengan jumlah yang cukup dan harga yang
terjangkau di seluruh Daerah Jawa Barat.
85
B. Sub-Divisi Distribusi:
mendistirbusikan barang kebutuhan pokok ke seluruh Jawa Barat.

C. Sub-Divisi Jaring:
engembangkan jaring pengaman sosial dalam Pengaman Sosial rangka stabilitas
ekonomi Jawa Barat.

XVI. Divisi Administrasi, Keuangan, Monitoring dan Evaluasi


1. melaksanakan administrasi dan pelaporan;
2. mengelola anggaran dan keuangan penanggulangan Covid-19;
3. melakukan percepatan pengadaan barang dan jasa dalam rangka
penanggulangan Covid-19; dan
4. melakukan monitoring dan evaluasi.

A. Sub-Divisi Administrasi dan Pelaporan


1. melakukan percepatan pengadministrasian penanggulangan Covid-19; dan
2. menyusun laporan Gugus Tugas.

B. Sub-Divisi Anggaran dan Keuangan:


melakukan percepatan pengalokasian anggaran dan keuangan Gugus Tugas.

C. Sub-Divisi Percepatan Pembiayaan dan Pengadaan:


melakukan percepatan pembiayaan dan pengadaan barang kebutuhan
penanggulangan Covid-19

D. Sub Divisi Monitoring dan Evaluasi


Melakukan monitoring dan evaluasi penanggulangan covid 19

XVII.Sekretariat
membantu Sekretaris dalam pelaksanaan tugas-tugas umum kesekretariatan.

86
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

87
Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri:
1. Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan, jam, Hp, pulpen, dll.)
2. Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti
3. Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi
4. Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan kualitasnya sesuai
5. Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan pengawasan pengamat
terlatih (kolega)
6. Mencuci tangan hingga bersih
7. Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril)
8. Kenakan baju steril
9. Kenakan masker penutup mulut
10. Kenakan pelindung wajah atau kacamata
11. Kenakan penutup kepala dan leher/ topi bedah yang menutupi leher dan sisi kepala
(disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung
12. Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan celemek berbahan berat,
atau celemek tahan air yang dapat digunakan kembali)

88
13. Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan yang panjang) di atas
manset

2. SOP Pelepasan APD


Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri:
1. Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan. Untuk apron yang bisa digunakan
kembali, letakkan di wadah yang berisi desinfektan
2. Jika mengenakan sepatu luar, lepaskan dengan tetap Anda menggunakan sarung tangan (jika
memakai sepatu karet, lihat langkah 4)
3. Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar dan buanglah ke tempat
yang aman
4. Jika menggunakan sepatu karet, lepaskan kedua sepatu (idealnya menggunakan boot
remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan Anda. Tempatkan sepatu dalam wadah
disinfektan.
5. Mencuci tangan/ membersihkan tangan
6. Jika mengenakan penutup kepala, lepaskanlah dimulai dari belakang kepala.
7. Melepaskan pelindung muka:

89
a. Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala). Tempatkan
pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses ulang
b. Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala. Saat melepaskan masker, lepaskan
ikatan tali pertama dan tali berikutnya.
8. Mencuci tangan/ membersihkan tangan

3. SOP Pengambilan Spesimen COVID-19


Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan, harus memperhatikan universal
precaution atau kewaspadaan universal untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dari
pasien ke paramedic maupun lingkungan sekitar. Hal tersebut meliputi:
1. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan SEBELUM
dan SESUDAH tindakan
2. Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini, mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD yang
digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD lengkap dengan menggunaan
masker minimal N95

A. Bahan Pengambilan Spesimen


1. Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak terjadi kesalahan)
jika pasien lebih dari satu
2. Spesimen Saluran Pernapasan
a. Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap pakai
atau dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS; Antifungal dan
Antibiotik dengan komposisi tertentu) untuk disatukan dalam satu wadah steril.
b. Swab Dacron atau Flocked Swab
c. Tongue Spatel
d. Kontainer Steril untuk Sputum
e. Parafilm
f. Plastik Klip
g. Marker atau Label
3. Spesimen Darah/Serum:
a. Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b. Wing needle (jika diperlukan)
c. Kapas alkohol 70%
d. Kapas Kering
e. Vial 1,8 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f. Marker atau Label
4. Bahan Pengepakan/Pengiriman Spesimen:
a. Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga lapis)
b. Label Alamat
c. Lakban/Perekat

B. Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring


85
1. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (Hanks BSS +
Antibiotika), dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai (pabrikan).
2. Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen. Jika label
bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan Marker/Pulpen pada
bagian berwarna putih di dinding cryotube. (Jangan gunakan Medium Hanks Bila
telah berubah warna menjadi Kuning).
3. Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik atau
jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan swab kapas atau
swab yang mengandung Calcium Alginat atau Swab kapas dengan tangkai kayu,
karena mungkin mengandung substansi yang dapat menghambat menginaktifasi
virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara molekuler.
4. Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung).
5. Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi swab pada
septum bawah hidung.
6. Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring.

Sumber: New England Journal of Medicine


Gambar XX Lokasi Pengambilan Nasofaring

7. Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan.


8. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM

Sumber: Dokumentasi Balitbangkes


Gambar 5.2 Pemasukkan Swab ke dalam VTM

86
9. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup
dengan rapat.
10. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11. Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip. Jika ada
lebih dari 1 pasien, maka Plastik Klip dibedakan/terpisah. Untuk menghindari
kontaminasi silang.

Sumber: Dokumentasi Balitbangkes


Gambar XX Pengemasan Spesimen

B. Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum


Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air, kemudian pasien diminta
mengeluarkan dahaknya dengan cara batuk yang dalam. Sputum ditampung pada
wadah steril yang anti bocor. Pengambilan sampel sputum dengan cara induksi
dapat menimbulkan risiko infeksi tambahan bagi petugas kesehatan.

C. Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum


Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi, dengan serum awal
dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang kedua idealnya
dikumpulkan 2-3 minggu kemudian. Jika hanya serum tunggal yang dapat
dikumpulkan, ini harus diambil setidaknya 14 hari setelah onset gejala untuk
penentuan kemungkinan kasus.
Anak-anak dan dewasa: dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan disentrifus untuk
mendapatkan serum sebanyak 1,5-3 mL. Sedangkan untuk bayi: Minimal 1 ml whole
blood diperlukan untuk pemeriksaan pasien bayi. Jika memungkinkan,
mengumpulkan 1 ml serum.

4. Pengepakan Spesimen
87
Spesimen pasien dalam pengawasan, probabel atau dikonfirmasi harus dilakukan
tatalaksana sebagai UN3373, "Substansi Biologis, Kategori B", ketika akan
diangkut/ditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi. Semua spesimen
harus dikemas untuk mencegah kerusakan dan tumpahan. Adapun sistem yang
digunakan adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai dengan
pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA)

88
Sumber: WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious substances 2019–
2020
Gambar XX Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus, harus disimpan dan dikirim pada
suhu yang sesuai. Spesimen harus tiba di laboratorium segera setelah pengambilan.
Penanganan spesimen dengan tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting.
Sangat disarankan agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam
cool box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman lebih dari
tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry ice).

5. Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan
dilakukan oleh petugas rumah sakit/dinas kesehatan/laboratorium kesehatan lainnya
dengan menyertakan formulir pemeriksaan spesimen pasien dalam
pengawasan/orang dalam pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak
erat harus menyertakan salinan formulir pemantauan harian.

Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi pengiriman


spesimen ke PHEOC. Untuk wilayah di luar Jakarta pengiriman spesimen dapat
dilakukan menggunakan jasa kurir door to door. Pada kondisi yang memerlukan
pengiriman port to port, dapat melibatkan petugas KKP setempat. Pengiriman port to port
hanya dilakukan jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P
berkoordinasi dengan PHEOC Ditjen P2P

89
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam. Spesimen dikirim
danditujukan ke Laboratorium pemeriksa COVID-19 sesuai dengan wilayah masing-
masing Sesuai KMK Nomor HK.01.07/MENKES/214/2020 tentang Jejaring
Laboratorium Pemeriksaan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

6. Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium, akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan COVID-19 dilakukan
dengan menggunakan metode RT-PCR dan sekuensing. Adapun algoritma
pemeriksaannya adalah sebagai berikut:

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19


Spesimen yang tiba di laboratorium, akan segera diproses untuk dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam pengawasan, orang dalam
pemantauan, dan kontak erat risiko tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT-
PCR dan sekuensing. Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain
tetapi negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan pemeriksaan
ulang. Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum diketahui.

Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19 menunjukkan hasil


positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Oemijati – Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.

Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke Badan


Litbabangkes dan Dirjen P2P cq. PHEOC untuk kemudian diteruskan ke Emergency
Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BPBD.
PHEOC mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus. Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan berbagai
pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut. Jika hasil pemeriksaan laboratorium
positif, IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam.

90
SOP Pemasukkan Obat di Indonesia

a. SOP Special Access Scheme (SAS)

Proses Penerbitan Proses upload ke INSW


Permohonan SAS dari Persetujuan SAS di (Indonesia national
Program/IF BPOM single window)&
10 hari kerja Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM Pendistribusian ke


10 Hari Kerja Daerah pandemik
Pelaporan efek samping

b. Alur SAS Obat Program


1. Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2. Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat permohonan
atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima donasi dan ditujukan ke
Ditjen Farmalkes
3. Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan akan
menerbitkan surat SAS
4. Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program dan
ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses clearence obat
yang dikirim di bea cukai
5. Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan

91
KOMANDO, KENDALI, KOORDINASI, DAN KOMUNIKASI

a. Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi Diskar PB Kota Bandung
b. Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komandan Penanggulangan Bencana
wabah COVID-19 (Diskar PB Kota Bandung)
c. Pos Komando
Kedudukan Pos Komando selama operasi berada di Pusdalop Dinas Kesehatan
Provinsi J a w a B a r a t :
Jl. Pasteur No.25, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat 40171
d. Komunikasi
1) Call Center Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat :

2) Email : diskes@jabarprov.go.id
4) Faksimile : (022) 4230353

5) Website :
https://diskes.jabarprov.go.id

92
93

Anda mungkin juga menyukai