Anda di halaman 1dari 79

Rapat Koordinasi Nasional

Dengan Tema “HASIL PENGAWASAN KPAI TERKAIT PERSIAPAN PTM


(PEMBELAJARAN TATAP MUKA) DAN PROGRAM VAKSINASI ANAK
USIA 12-17 TAHUN BERBASIS SENTRA SEKOLAH”

Komisi Perlindungan Anak Indonesia


Hasil Pengawasan PTM di Masa Pandemi (2020)
• Pada tahun 2020, KPAI melakukan pengawasan penyiapan buka
sekolah di 49 sekolah pada 21 kabupaten/kota di 9 Provinsi.
• 9 Provinsi : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten,
D.I Yogjakarta, Bengkulu, dan NTB;
• 21 Kabupaten/Kota : kota Bekasi, kab. Bekasi, kota Bogor, kab. Bogor,
Subang, Bandung, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan,
Jakarta Pusat, Solo, Semarang, Magelang, kab. Tegal, kota Yogjakarta,
Madiun, kab. Seluma, kota Bengkulu, kota Mataram, Lombok Barat
dan kab. Bima
• Hasilnya, hanya 16,7% sekolah yang siap PTM di masa pandemi;
Hasil Pengawasan PTM di Masa Pandemi (2021)
• Januari – Agustus 2021, KPAI melakukan pengawasan PTM terbatas
di 46 sekolah dan Madrasah (tahun 2020 belum pengawasan di
Madrasah)
• 7 Provinsi : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Banten (KPAI pengawasan langsung). Sedangkan 2 Provinsi, yaitu
Kepri dan Kalimantan Barat dilakukan oleh KPAD
• 12 Kabupaten/Kota : Kota Batam, Pangandaran, Pandeglang, Serang,
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Kota Cimahi, kota
Bandung, kab. Wonosobo, dan Kab. Mojokerto, dan Kab. Ketapang
• Hasilnya, 79,54% sekolah yang diawasi siap menggelar PTM di masa
pandemi;
Indikator Pengawasan
No Indikator Pengawasan Poin Keterangan

Infrastruktur Adaptasi Kebiasaan


1 30% Bila Tersedia dengan jumlah yang memadai
Baru
SOP/Protokol Adaptasi Kebiasaan
2 30% Bila Tersedia
Baru
Bila memiliki Tim gugus tugas covid sekolah,
3 Faktor Pendukung 30% Sudah melakukan Sosialisasi Prokes dan Sudah
menerapkan Jaga Jarak
Bila sudah meakukan MOU atau Nota
4 Faktor Pendukung 10% Kesepahaman dengan Fasilitas Kesehatan
terdekat
Instrumen Penilaian Pengawasan Persiapan Buka Tatap Muka 2021

INFRASTRUKTUR
No Infrastruktur Tersedia Tidak Jumlah Keterangan Nilai
Tersedia
1 Wastafel/tempat cuci tangan dengan
air mengalir tersedia di setiap kelas
Wastafel/tempat cuci tangan dengan
2 air mengalir tersedia di setiap
laboratorium/bengkel
3 Tersedia sabun di toilet dan di
seluruh wastafel/tempat cuci tangan
Tersedia Tisu atau pengering tangan
4 di setiap toilet dan wastafel/tempat
cuci tangan
Tersedia toilet bersih yang
jumlahnyamemenuhi rasio standar
5
nasional pendidikan (SNP) tentang
sarana di
satuan pendidikan
Tersedia air yang mengalir di
6 setiaptoilet dan wastafel/tempat
cuci
tangan
7 Thermogun dalam kondisi baik dan
jumlah yang cukup
8 Disinfektan untuk orang
9 Disinfektan untuk kendaraan
bermotor dan barang
10 Ruang ganti
Tersedia ruang isolasi jika ada siswa
yang suhunya di atas 37.3 derajat,
11
sampai yang bersangkutan dijemput
orangtuanya

12 Handsanitizer
13 Banner mengenai covid-19
14 Tanda Panah
15 Tanda Silang
PROTOKOL/SOP
No Protokol/SOP Tersedia Tidak Jumlah Keterangan Niali
Tersedia
1 Protokol memasuki lingkungan
sekolah

2 Protokol/SOP proses belajar


mengajar

3 Protokol/SOP rapat/pertemuan
Dinas

4 Protokol/SOP kehadiran guru


5 Protokol/SOP kehadiran karyawan

6 Protokol/SOP pelayanan
administrasi Tata Usaha

7 Protokol/SOP kantin sekolah


8 Protokol/SOP pelayanan PPDB
9 Protokol/SOP pelayanan Humas
10 Protokol/SOP pelayanan
perpustakaan

11 Protokol/SOP pelayanan BK
12 Protokol/SOP warga sekolah yang
naik kendaraan umum dan motor

13 Protokol/SOP penggunaan tempat


ibadah

Protokol/SOP Keadaan
14 Darurat/khusus Suhu siswa/ tamu
di atas 37.3 derajat

15 Protokol/SOP Kepulangan sekolah


FAKTOR PENDUKUNG
No Faktor Pendukung Tersedia Tidak Jumlah Keterangan Nilai
Tersedia
1 Tim gugus tugas covid sekolah
2 SK tim gugus tugas covid sekolah

Sosialisasi Prokes/SOP
a.Guru + Karyawan
3 b.Peserta didik
c.Orangtua

Jaga jarak
a.Ruang guru
b.Ruang Tata Usaha
4 c.Ruang kelas
d.Ruang lab/bengkel
e.Ruang perpustakaan

5 MOU/Nota kesepahaman dengan


fasilitas Kesehatan terdekat
PERTANYAAN TAMBAHAN
No Pertanyaan Tambahan Ya Jumlah Keterangan
Tidak

Anak Putus Sekolah:


Apakah ada siswa yang putus
1
sekolah selama belajar dari rumah
di masa pandemi?
Mengapa?
a.Menikah
b.Bekerja
2
c.Menunggak SPP
d.Tidak memiliki alat daring
e.Lainnya
3 Layanan Kesehatan:
Apakah selama Pandemi Vaksin yang
diberikan untuk peserta didik sudah
dilakukan

4. Mengapa?
a.Alasan Ya
b.Alasan Tidak
Hasil Pengawasan Ujicoba PTM Terbatas (2021)
No Nama Sekolah Wilayah Bulan Nilai
1 SDN 03 Belakang Padang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau Januari 66

Januari
2 MA Amanatull Ummah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau 65

Januari
3 SMPN 02 Belakang Padang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau 69

Januari
4 SMPN 01 Belakang Padang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau 70

Januari
5 SDN 01 Belakang Padang Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau 70

Januari
6 MI Ammanatul Ummah Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau 65
Hasil Pengawasan Ujicoba PTM Terbatas (2021)
No Nama Sekolah Wilayah Bulan Nilai
7 SMKN 57 Jakarta Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta Januari 58

8 SMKN 9 Kota Bandung Kota Bandung, Jawa Barat Februari 98


9 SMPN 5 Kota Cimahi Kota Cimahi, Jawa Barat Februari 76

10 SMPN 106 Jakarta Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta Maret 63

11 SMAN 1 Wonosobo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah April 93

12 SMPN 1 Wonosobo Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah April 89

13 SDN 08 Kenari Jakarta Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta April 82

14 MTSN 32 Jakarta Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta April 92


Hasil Pengawasan Ujicoba PTM Terbatas (2021)
No Nama Sekolah Wilayah Bulan Nilai
15 SMKN 32 Jakarta Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta April 90

16 SMA 1 Diponegoro Jakarta Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta April 88
17 SMP Mahatma Gandhi Jakarta Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta Mei 82

18 MAN 10 Jakarta Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta Mei 94

19 MAN 2 Kota Serang Kota Serang, Provinsi Banten Mei 58

20 SDN 4 Kabupaten Pandeglang Kab. Pandeglang, Provinsi Banten Mei 55

21 SMPN 1 Kota Serang Kota Serang, Provinsi Banten Mei 54

22 SMPN 1 Karang Tanjung Kab. Pandeglang, Provinsi Banten Mei 60


Hasil Pengawasan Ujicoba PTM Terbatas (2021)
No Nama Sekolah Wilayah Bulan Nilai
MTSN Model 1 Kab.
23 Kab. Pandeglang, Provinsi Banten Mei 57
Pandeglang
24 SMAN 1 Parigi Pangandaran Kota Pangandaran, Jawa Barat Mei 86
25 SMPN 1 Parigi Pangandaran Kota Pangandaran, Jawa Barat Mei 84

26 SDN 1 Karangbenda Kota Pangandaran, Jawa Barat Mei 69

27 SD Gunung Gendangan 1 Kota Mojokerto, Jawa Timur Mei 82

28 SMPN 2 Kota Mojokerto Kota Mojokerto, Jawa Timur Mei 96

29 MAN Kota Mojokerto Kota Mojokerto, Jawa Timur Mei 96


Hasil Pengawasan Ujicoba PTM Terbatas (2021)
Nama Sekolah Wilayah Bulan Nilai
30 SD PL Santo Yosef Ketapang Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 82

31 SD NEGERI 07 DELTA PAWAN Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 83


32 SD NEGERI 09 DELTA PAWAN Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 78

33 SD NEGERI 04 BENUA KAYONG Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 80

34 MIN 1 KETAPANG Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 80

35 SMP PL SANTO AGUSTINUS Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 95

36 SMP PL SANTO ALBERTUS Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 95

37 SMP NEGERI 1 KETAPANG Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 78


Hasil Pengawasan Ujicoba PTM Terbatas (2021)
Nama Sekolah Wilayah Bulan Nilai
38 SMP NEGERI 3 KETAPANG Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 96

39 SMP NEGERI 4 KETAPANG Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 89


40 SMA PL SANTO YOHANES Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 96

41 SMA NEGERI 1 KETAPANG Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 94

42 SMK NEGERI 2 KETAPANG Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat Juni 88

43 SMAN 77 Jakarta Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Juli 68


Jakarta
44 SMAN 13 Jakarta Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Juli 64
Jakarta
45 SMAN 38 Jakarta Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Agustus 78
Jakarta
46 SMAN 109 Jakarta Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Agustus 78
Jakarta
Nilai rata-rata
Rata-rata dari keseluruhan nilai pengawasan
persiapan buka sekolah tatap muka 2021 dari
bulan Januari – Juni 2021 adalah 79,54
Foto-Foto Pengawasan SMKN 57 Jakarta
Foto-Foto Pengawasan MAN 2 Kota Serang
Foto-Foto Pengawasan SMKN 9 Bandung
Foto-Foto Pengawasan SMPN 1 Kota Serang
Foto-Foto Pengawasan SMPN 5 Cimahi
Foto-Foto Pengawasan SDN 4 Kabupaten Pandeglang
Foto-Foto Pengawasan SMPN 106 Jakarta
Foto-Foto Pengawasan SMPN 1 Karang Tanjung Pandeglang
Foto-Foto Pengawasan SMAN 1 Wonosobo
Foto-Foto Pengawasan SD Gunung Gendangan 1
Foto-Foto Pengawasan SMPN 1 Wonosobo
Foto-Foto Pengawasan SMPN 2 Kota Mojokerto
Foto-Foto Pengawasan SDN Kenari 08 Jakarta
Foto-Foto Pengawasan SDN 1 Karangbenda
Foto-Foto Pengawasan MTSN 32 Jakarta
Foto-Foto Pengawasan SMPN 1 Parigi Pangandaran
Foto-Foto Pengawasan SMKN 32 Jakarta
Foto-Foto Pengawasan SMAN 1 Parigi Pangandaran
Foto-Foto Pengawasan SMA Diponegoro Jakarta
Foto-Foto Pengawasan SMP Mahatma Gandhi
Foto-Foto Pengawasan MAN 10 Jakarta
Foto-Foto Pengawasan MTsN Model 1 Pandeglang
Latar Belakang

Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia belum juga mereda. Tambahan kasus


baru justru terus terjadi, bahkan menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa hari
terakhir. Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia pada Juni-Juli 2021 diduga akibat
varian Delta mutasi India, membuat kasus penularan terjadi begitu cepat. Anak-anak
yang terinfeksi covid juga sangat tinggi, sudah mencapai 12,6 persen pada Juni 2021.

Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terjadi lonjakan yang
signifikan pada kelompok anak-anak (dalam rentang usia 0-18 tahun) baik angka
keterpaparan maupun angka kematian. Terdapat 1 anak diantara 8 kasus konfirmasi
Covid-19 secara umum dan bahkan IDAI mengklaim bahwa kematian anak Indonesia
yang terpapar Covid-19 adalah kematian tertinggi kelompok anak di dunia.
Indikatornya adalah fatality rate sekitar 3-5 persen dari jumlah pasien anak yang
terpapar Covid-19.
Latar Belakang
Tentu saja pemerintah Indonesia tak berdiam diri atas situasi
tersebut. Keputusan untuk menyertakan anak-anak di usia 12-17 tahun
sebagai kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19 merupakan langkah
yang harus diapresiasi.

Rentang usia tersebut adalah kelompok usia pelajar yang selama ini
mengalami perubahan metode pembelajaran dari tatap muka menjadi
pembelajaran online (daring). Harus diakui bahwa perubahan metode
pembelajaran ini mengurangi kuantitas dan kualitas pendidikan di masa
usia emas ini. Perubahan ini juga membuka kotak pandora ketimpangan
pendidikan bukan hanya di Indonesia tetapi juga secara global.
Latar Belakang
Pada Maret 2021, Unicef merilis data tentang dampak penutupan sekolah di masa
pandemi. Data tersebut menyatakan bahwa 168 juta pelajar kehilangan masa
pembelajaran tatap muka akibat penutupan sekolah, sementara proses pembelajaran
secara daring sebagai bentuk kedaruratan tidak berlangsung secara maksimal.
Negara-negara miskin yang tidak memiliki kemewahan infrastruktur jaringan
internet yang memadai makin mengalami kemerosotan pendidikan dan bahkan
memaksa anak-anak keluar (drop out) dari sekolah. Dan ketika anak-anak terpaksa
harus keluar dari sekolah, potensi kerentanan yang dihadapi adalah masuk dalam dua
perangkap eksploitasi anak, yaitu menjadi pekerja anak atau pengantin anak.
Oleh karena itu, dalam rangka melindungi anak-anak dan pemenuhan hak atas
pendidikan, pembukaan sekolah tatap muka dapat dilakukan jika 70-80 persen warga
sekolah sudah di vaksin, karena jumlah tersebut dapat membentuk kekebalan
kelompok. Survei vaksinasi anak usia 12-17 tahun serta pengawasan lapangan untuk
program vaksinasi harus dilakukan KPAI agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat
digelar segera ketika peserta didiknya sudah divaksin minimal 70%.
PANDUAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PROGRAM
VAKINASI ANAK USIA 12-17 TAHUN UNTUK SEKOLAH
(DINAS PENDIDIKAN)

IDENTITAS :

Nama :

Jabatan :

Instansi :

No. HP :
NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN
1. Bagaimana mekanisme a. Penunjukkan
penunjukansekolah Bapak/Ibu sebagai langsung oleh
salahsatu sentra vaksin sekolah untuk DinasPendidikan
melayani vakinasi anak usia 12-17 b. Sekolah
tahun? mengajukan diri ke
DinasPendidikan
c. lainnya
(sebutkan)…..
2. Apakah sentra vaksin di sekolah a. YA
Bapak/Ibu hanya melayani b. TIDAK
vaksinasi anak usia 12-17 tahun?
3. Sentra vaksin di sekolah Bapak/ibu a. Peserta didik di
melayani: (jawaban boleh lebih dari sekolah kami saja
satu) b. Peserta didik dari
sekolah lain yang
berdekatan
c. vaksin untuk
umum (semua
usia)
d. lainnya
(sebutkan)……
4. Apa saja yang harus disiapkan a. Menyiapkan tempat atau
ruangan
sekolah yang menjadi sentra
b. Menyiapkan tempat dan
vaksin? (jawaban boleh lebih dari petugas administrasi
satu) (pendaftaran, pemanggilan
giliran, dll)
c. Mengirimkan undangan dan
surat ijin vaksin kepada
orangtua peserta didik
d. Melakukan pendataan peserta
didik yang akan di vaksin, yang
sudah divaksin ditempat lain
dan yang tidak bisa di vaksin
karena masalah medis;
e. Lainnya (sebutkan)……..
5. Berapa jumlah peserta didik dari ……. Dari …… peserta didik
sekolah Bapak/ibu yang bersedia di
vaksin ?

6. Bagaimana teknis pelaksanaan a. Menyampaikan undangan vaksinasi


vaksinasi peserta didik di sekolah kepada para siswa melalui walikelas
bapak/ibu? (jawaban boleh lebih dengan melampirkan surat ijin dari
dari satu) orangtua siswa
b. Undangan dijadwalkan bergantian
untuk peserta didik dari tiap tingkatan
kelas
c. Pihak sekolah memastikan kehadiran
peserta didik saat hari vaksinasi
d. Menyampaikan jumlah peserta didik
yang bisa divaksin kepada Dinas
Kesehatan melalui Dinas Pendidikan
e. Lainnya (sebutkan)…….
7. Apakah para pendidik di a. Sudah
sekolah b. Belum
Bapak/ibu sudah di vaksin?

8. Jika sudah, berapa a. Kurang Dari 70%


persentasenya? b. 70%
c. Diatas 70%
PANDUAN PENGAWASAN PELAKSANAAN PROGRAM VAKINASI ANAK
USIA 12-17 TAHUN UNTUK PUSKESMAS (DINAS KESEHATAN)

IDENTITAS :
Nama :
Jabatan :
Instansi :
No. HP :
NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa Saja yang disiapkan oleh a. Berkoordinasi dengan PIC dari
Dinas Kesehatan (Puskesmas) Dinas Pendidikan DKI Jakarta
untuk melaksanakan vaksinasi atau Sudin pendidikan setempat
anak usia 12-17 tahun di sentra b. Menyiapkan tenaga medis untuk
vaksin sekolah? (jawaban boleh skrining dan menyuntikan vaksin
lebih dari satu) c. Menyiapkan tenaga administrasi
untuk menginput data peserta
didik yang sudah divaksin dan
diberikan kartu vaksin
d. Lainnya (sebutkan)…..
2. Berapa target pemberian vaksinasi a. Kurang dari 300
dalam satu hari di sentra vaksin b. 300 – 400
sekolah? c. 400-500
d. Diatas 500
3. Kendala apa yang dihadapi dalam a. Tenaga kesehatan yang terbatas
pelaksanaan pemberian vaksin karena banyak yang sedang
anak usia 12-17 tahun? (jawaban terinkesi covid-19 (isoman
boleh lebih dari satu) maupun perawatan di fasilitas
kesehatan)
b. Tidak sesuai target karena peserta
didik tidak hadir, tanpa
pemberitahuan, sehingga target
harian tidak tercapai
c. Kekurangan tenaga Kesehatan
karena banyak yang tertular covid-
19 sehingga pmbukaan sentra
vaksin menjadi minim;
d. d. Lainnya (sebutkan)……………
Tujuan Survei Singkat Vaksin Anak

1.Mengumpulkan data anak usia 12-17 tahun yang sudah di vaksin


2.Mendapatkan alasan anak usia 12-17 tahun yang bersedia di vaksin
3.Mendapatkan alasan anak usia 12-17 tahun yang menolak di vaksin
4.Mendapatkan data kendala pemberian vaksinasi anak usia 12-17 tahun

Waktu Pelaksanaan Survei


1. Ujicoba kuisioner 30-31 Juli 2021
2. Pengumpulan data survey 3 – 9 Agustus 2021
3. Olah data survei 12-22 Agustus 2021
4. Analisis Data 23-27 Agustus 2021
Tujuan Pengawasan Vaksinasi Anak Berbasis Sekolah

1. Mengumpulkan data peserta didik yang sudah di vaksin di


sekolah yang diawasi;
2. Mengumpulkan data peserta didik yang menolak di vaksin di
sekolah yang diawasi;
3. Memastikan ada sinergi Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan
di daerah setempat dalam pemberian vaksin anak usia 12-17
tahun
4. Mekanisme pelaksanaan vaksin anak berbasis sentra sekolah
5. Mengumpulkan informasi kendala apa saja dalam menuntaskan
vaksin anak
Dokumentasi Pengawasan Vaksinasi Berbasis Sentra
Sekolah 2021
Dokumentasi Pengawasan Vaksinasi Berbasis Sentra
Sekolah 2021
Dokumentasi Pengawasan Vaksinasi Berbasis Sentra
Sekolah 2021
Dokumentasi Pengawasan Vaksinasi Berbasis Sentra
Sekolah 2021
Hasil Survei Persepsi
Vaksinasi Anak Usia 12-
17 Tahun
Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Sub Komisi Pemenuhan Hak Anak
Survei Diikuti Peserta Didik Dari 34 Provinsi dan Luar negeri

KPAI melakukan survey singkat tentang “Persepsi Peserta Didik


Terkait Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun”.
Survei yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi google form ini
diikuti oleh 86.286 partisipan/responden dari jenjang pendidian
SD/MI, SMP/Mts, MA/SMA/SMK, termasuk Sekolah Luar Biasa
(SLB).
Adapun asal daerah para partisipan berasal dari 34 Provinsi di
Indonesia, bahkan diikuti juga peserta didik dari Sekolah Indonesia
Luar negeri (SILN).
Responden Berdasarkan
Jenjang Pendidikan

10%

SD/MI/SLB
SMP/MTs/SLB
50%
SMA/SMK/MA/SLB
40%
Responden Berdasarkan Wilayah

15%

JAWA
LUAR JAWA

85%
RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN

LAKI - LAKI
43%
PEREMPUAN LAKI - LAKI
57%
PEREMPUAN
Apakah responden mengetahui tentang vaksin
untuk anak usia 12 - 17 tahun?

3%

Ya, Mengetahui
Tidak Mengetahui

97%
Sumber Informasi Responden Tentang Vaksin Anak Usia 12-17 Tahun

4% 2%

30%
21%

6%

37%

Sekolah/Madrasah Orangtua Media Massa Media Sosial Teman Sebaya Lainnya


Jawaban Lainnya terkait sumber informasi
mengenai vaksin untuk anak usia 12 - 17 tahun?

Saya tidak mengetahui bahwa ada


vaksin untuk anak 12-17 tahun

16%
Untuk menambah daya tahan tubuh
dan imun agar kuat serta terhindar
dari virus
44%
20% Mengetahui dari RT, RW, Teman atau
kerabat, Orang Tua, Media, Berita
TV, Tetangga, Ibu-ibu PKK,
puskesmas, dll.
20% Untuk mencegah adanya atau
mencegah terpapar COVID-19
Saat ini pemerintah sedang menggencarkan vaksinasi covid-19 untuk
anak usia 12-17 tahun. Jika Anda masuk usia tersebut, apakah anda
bersedia melakukan vaksinasi?

9%
3%

Bersedia
Tidak Bersedia
Ragu - Ragu
88%
Kesediaan Di vaksin
Data survey menunjukkan bahwa dari 86,286 responden menyatakan :
1. 88 % bersedia di vaksin,
2. 9% ragu-ragu di vaksin
3. 3% tidak bersedia di vaksin

Walau bersedia di vaksin, namun baru 35% yang sudah beruntung


mendapatkan vaksin, sedangkan 64% diantaranya belum divaksin.

Dari jumlah 64% yang belum divaksin tersebut, 57% responden menyatakan
belum divaksin karena belum berkesempatan mendapatkan vaksin.

Kemungkinan data ini menggambarkan bahwa ada persoalan vaksinasi anak


yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia”.
Alasan Bersedia mengikuti Vaksinasi anak usia 12-17
tahun

Lainnya Agar saya aman


2% mengikuti
Pembelajaran Tatap
Muka (PTM)
Bujukan orangtua 24%
untuk mau
melakukan vaksin
2%

Agar tubuh saya memiliki


antibodi terhadap virus
Covid-19 sehingga bila ketika Agar saya memiliki
tertular Covid-19 hanya kekebalan dari virus
bergejala ringan saja corona
47% 25%
Alasan Bersedia Di vaksin
1. 47% menyatakan bahwa keinginannya vaksin agar tubuhnya memiliki
antibody terhadap virus covid-19 sehingga jika tertular gejalanya
menjadi ringan;
2. 25% menyatakan agar memiliki kekebalan dari virus corona;
3. 24%menyatakan agar segera dapat mengikuti Pembelajaran Tatap
Muka (PTM), karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini dinilai
kurang efektif, serta susah untuk di mengerti;
4. 2% karena dibujuk orangtua untuk ikut vaksinasi anak;
5. 2% Responden menyatakan alasan lainnya, misalnya merasa ini
kewajiban, agar bisa berpergian kemana saja, dan ada yang
menyatakan agar terus dapat bantuan social dari pemerintah.
Apa alasan anda belum melakukan vaksinasi Covid-
19?
Tidak bisa di vaksin Tidak bisa di vaksin
karena masalah karena memiliki
media riwayat komorbid
0% (penyakit penyerta)
4%

Sedang Isolasi
Mandiri
1%
Belum 3 bulan sejak
Lainnya terinfeksi Covid -19
30% 8%

Belum dapat
kesempatan Vaksin
57%
Alasan Bersedia Di vaksin
1. 57% belum mendapatkan kesempatan di vaksin;
2. 8% belum 3 bulan sejak dinyatakan sembuh dari covid-19;
3. 4% tidak bisa divaksin kerena memiliki komorbid;
4. 1% sedang isolasi mandiri;
5. 30% jawaban lainnnya, diantaranya menyatakan khawatir pada efek
vaksin sebanyak; merasa tidak perlu divaksin yang penting
menerapkan protocol kesehatan; tidak yakin dengan merek vaksin
tertentu; yakin bahwa kalau anak terinfeksi covid-19 gejalanya ringan
bahkan kadang tidak bergejala; divaksin juga tidak menjamin tidak
tertular covid-19; dan tidak diijinkan orangtuanya untuk vaksin.
Sudah Atau Belum Divaksin

Sudah
36%

Belum Belum
64% Sudah
Bila anda sudah melakukan vaksinasi covid-19, apa efek atau
yang dirasakan pada tubuh setelah melakukan vaksinasi covid-19
tersebut?
4% 3%

1% 11%
24%

41% 16%

Demam Lainnya
Merasa Lapar/Haus Merasakan nyeri di tempat suntikan dilakukan
Mual atau muntah Rasa lelah
Sakit kepala
Rekomendasi
1. KPAI mendorong daerah untuk jujur pada data kasus covid 19 di wilayahnya. Ketika
membuka madrasah/sekolah tatap muka, maka positivity rate covid-19 di daerah
tersebut menjadi pertimbangan utama bagi pemenuhan hak hidup yang didalamnya
termasuk hak sehat para peserta didik, selain faktor kesiapan infrastruktur dan protokol
kesehatan/SOP adaptasi kebiasaan baru (AKB) di satuan pendidikan. Jangan membuka
PTM di sekolah/madrasah hanya dengan pertimbangan gurunya sudah di vaksin;
2. KPAI mendorong Pemerintah Daerah melibatka ahli penyakit menular dan IDAI di
daerahnya untuk meminta pertimbangan saat hendak memutuskan membuka
madrasah/sekolah tatap muka pada Juli 2021 nanti. Jika positivity rate diatas 10%
sebaiknya pemerintah daerah menunda pembukaan sekolah tatap muka;
3. KPAI mendorong dukungan alokasi anggaran APBD dan APBN untuk mempersiapkan
Pembelajaran Tatap Muka dan keberlangsungan pendidikan selama pandemi.
Rekomendasi
4. KPAI mendorong 5 SIAP menjadi dasar bagi pembukaan sekolah di Indonesia, yaitu Siap
aerahnya, Siap sekolahnya, Siap gurunya, Siap orang tuanya dan Siap Anaknya. Jika salah
satu dari lima tersebut belum siap, sebaiknya tunda buka sekolah tatap muka di masa
pandemi covid-19;
5. KPAI mendorong Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota perlu
melakukan nota kesepahaman terkait pendamping sekolah dalam PTM. Sekolah perlu
mendapat edukasi dan arahan dalam penyusunan protokol kesehatan/SOP AKB di
satuan pendidikan. Selain itu, sekolah dapat mengakses layanan fasilitas kesehatan
terdekat ketika ada situasi darurat, misalnya ditemukan kasus warga sekolah yang
suhunya di atas 37,3 derajat atau ada warga sekolah yang pingsan saat PTM
berlangsung;
Rekomendasi
6. KPAI mendorong daerah untuk membuka sekolah tatap muka pada setiap jenjang
pendidikan secara bertahap pada setiap jenjang pendidikan. Sedangkan untuk PAUD
dan SD kelas 1-3, sekolah harus memperhatikan kesiapan siswa taat protokol kesehatan.
7. KPAI mendorong adanya edukasi tentang protokol kesehatan kepada pendidik, tenaga
kependidikan, siswa, dan orang tua secara komprehensif dan terus menerus agar semua
pihak memiliki kesadaran tentang menjalankan protokol kesehatan dalam situasi
pandemi. Semua warga sekolah harus jujur dengan kondisi kesehatannya, tidak
berangkat jika memiliki tanda-tanda infeksi covid, dan atau menyampaikan kepada
gugus tugas covid di sekolah sehingga dapat menghindarkan terjadinya kluster baru.
Rekomendasi
8. KPAI mendukung Pemerintah Daerah yang membuka sekolah tatap muka di pulau-pulau
kecil atau wilayah-wilayah pelosok yang kasus covidnya nol atau sudah di bawah 5%
positivity ratenya, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan siswa yang masuk
hanya 50%. Apalagi di wilayah-wilayah ini memiliki kendala besar dalam melaksanakan PJJ
secara daring. Artinya, kebijakan membuka atau tidak PTM di Indonesia memang tidak
bisa diseragamkan.
9. KPAI mengapresiasi ujicoba PTM di provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah
karena sangat hati-hati membuka sekolah meskipun hanya ujicoba di semua jenjang mulai
dari SD sampai SMA/SMK. Sekolah yang terlibat kurang dari 5% dan hanya sekitar
seperlima jumlah siswa yang mengikuti PTM secara terbatas. Untuk SD Hanya siswa
kelahs 4-6 yang mengikuti ujicoba PTM, sedangkan siswa kelas 1-3 SD belum dilibatakan
dalam PTM, karena tidak mudah mendidik anak-anak dengan kebiasaan baru di sekolah
saat masih masa pandemic covid-19;
Rekomendasi
10.KPAI mendorong kebijakan Belajar dari Rumah (BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
harus diperbaiki agar dapat melayani semua anak dan mengatasi turunnya kualitas
pendidikan. Selama pandemi, sekolah harus menerapkan PJJ dan PTM secara bergiliran,
oleh karena itu Pemerintah ahrus terus menerus mengevaluasi dan memperbaiki PJJ
dengan melakukan pemetaan kesenjangan akses digital antar sekolah dan antar daerah,
serta pemetaan variasi PJJ atau BDR antar sekolah dan antar daerah.
11.KPAI mendorong PTM diselenggarakan dengan mengedepankan pembahasan pada
materi-materi yang sulit dan sangat sulit di seluruh mata pelajaran, serta mengutamakan
materi praktik yang sulit didaringkan;
12. KPAI juga mendorong PTM dapat digunakan untuk memberdayakan para guru Bimbingan
dan Konseling (BK) melayani konseling anak-anak yang mengalami tekanan psikologis
selama pandemi covid-19.
Rekomendasi
13. KPAI mendorong peningkatan pengawasan Pembelajaran Tatap Muka pada bulan
Juli dengan mengoptimalkan fungsi Pengawas Sekolah dan Komite Sekolah.
14. KPAI mendorong keterlibatan dan partisipasi anak dalam pengambilan keputusan
terkait anak khususnya dalam proses PTM, serta melakukan edukasi kepada sesama
siswa diantaranya melalui organisasi intra sekolah seperti OSIS dan Pramuka.

Anda mungkin juga menyukai