Anda di halaman 1dari 24

BAB 6

ADMINISTRASI DAN LOGISTIK

1. Anggaran dan Pelaksanaan

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2020

Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2021,

bahwa Penggunaan belanja tidak terduga dalam rangka antisipasi, penanganan dan dampak

pandemi atau wabah penyakit tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya, dalam rangka antisipasi, penanganan dan dampak pandemi atau wabah penyakit

tertentu, Pemerintah Daerah memperhatikan tata cara penggunaan belanja tidak terduga dalam

rangka penanganan pandemi atau wabah penyakit tertentu, yaitu :

1) Kepala SKPD yang secara fungsional terkait dengan antisipasi dan penanganan pandemi

atau wabah penyakit tertentu, mengajukan RKB untuk mengantisipasi dan menangani

pandemi atau wabah penyakit tertentu, paling lama 1 (satu) hari kepada PPKD selaku BUD;

2) PPKD selaku BUD melakukan verifikasi dan mencairkan BTT kepada kepala SKPD yang

secara fungsional terkait penanganan pandemi atau wabah penyakit tertentu, paling lama 1

(satu) hari terhitung sejak diterimanya RKB;

3) Kepala SKPD yang secara fungsional terkait, dapat membuka rekening untuk menampung

pencairan sebagaimana dimaksud dalam angka 2) sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

4) Pencairan dana penanganan pandemi atau wabah penyakit tertentu dilakukan dengan

mekanisme LS atau TU sesuai dengan sistem dan prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

yang diatur dalam Peraturan Kepala Daerah;

5) Pencairan sebagaimana dimaksud dalam angka 3) diserahkan kepada bendahara pengeluaran

perangkat daerah yang mengajukan RKB;

6) Penggunaan dana dicatat pada buku kas umum tersendiri oleh Bendahara Pengeluaran

SKPD yang mengajukan RKB;

7) Kepala SKPD yang mengajukan RKB, bertanggungjawab secara formal dan material

terhadap belanja penanganan pandemi atau wabah penyakit tertentu yang dikelolanya;

8) Pertanggungjawaban atas penggunaan dana penanganan pandemi atau wabah penyakit

tertentu, disampaikan oleh kepala SKPD yang mengajukan RKB, kepada PPKD dengan

melampirkan rekapitulasi penggunaan belanja dan surat pernyataan tanggung jawab belanja

sedangkan bukti pengeluaran yang sah dan lengkap tetap berada di SKPD;

9) Berdasarkan rekapitulasi penggunaan belanja, PPKD menyusun masing-masing pos laporan


keuangan yang diungkapkan secara memadai pada CaLK; dan

10) Dalam hal terdapat usulan RKB baru sesuai dengan rencana penanganan pandemi atau

wabah penyakit tertentu oleh SKPD terkait dapat diajukan kembali tanpa menunggu

pertanggungjawaban RKB sebelumnya selesai.

2. Pengaturan Logistik

Pengaturan Logistik di Kota Bandung dilakukan melalui :

1. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup logistik;

2. Melaksanakan dukungan logistik peralatan darurat, penyiapan potensi sumber daya daerah dan

penyiapan serta penggunaan alat kesehatan;

3. Pelaksanaan dukungan logistik peralatan darurat, penyiapan potensi sumber daya daerah dan

penyiapan serta penggunaan alat kesehatan; dan

4. Penyiapan laporan pelaksanaan penanganan logistik.

Adapun dalam penyiapan dan penggunaan Alat Kesehatan dilakukan dengan pemusatan

penyimpanan di gudang Farmalkes Dinas Kesehatan Kota Bandung dengan system satu pintu,

yang bersumber dari Anggaran APBD, Donasi/Hibah CSR Sektor Swasta dan Kementerian

Kesehatan, BPBD dan Dinas Kesehatan Provinsi. Model Pendistribusiannya dilakukan dengan

dua acara yaitu Secara Divergen berdasarkan alokasi dari usulan Bidang Yankes, Bidang P2P,

dan Bidang Kesmas. Secara Konvergen berdasarkan surat permohonan dari UPT Puskesmas,

Rumah Sakit, dan Instansi Pelayanan Kesehatan Swasta di Lingkungan Dinas Kesehatan Kota

Bandung. Jenis Logistik yang ada di Farmalkes Dinas Kesehatan Kota Bandung terdiri dari Obat

termasuk vaksin dan BMHP (barang medis habis pakai) terlampir. Untuk Pengambilan logistik

SOP terlampir.
BAB 7

KOMANDO DAN PERHUBUNGAN

Dalam Rencana Respon Operasi Covid-19 Provinsi Jawa Barat tahun 2020, Dinas Kesehatan

Kota Bandung bertugas sebagai koordinator sekaligus sebagai pelaksana harian percepatan penanganan

Covid-19 bidang kesehatan. Bidang ini mengkoordinir segala aktivitas dalam penanganan di bidang

kesehatan. Seluruh komponen penanggulangan yang terkait dengan kesehatan berkoordinasi dengan

Bidang Kesehatan. Bidang Kesehatan akan melakukan koordinasi melalui jalur komando gugus tugas

apabila memerlukan sumber daya tambahan. Komite Kebijakan Satuan Tugas Penanganan Corona

Virus Disease 2019 (Covid-19) sesuai Keputusan Walikota Nomor 443/Kep.239-Dinkes/2020 dengan

uraian tugas sebagai berikut ;

A. Ketua:
1 Menetapkan rencana aksi dan melaksanakan percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19;
2 Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan
percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
3 Melakukan pengawasan pelaksanaan percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19;
4 Mengerahkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19; dan
5 Melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan kepada Gugus Tugas Tingkat Kota
Bandung.

B. Wakil Ketua I:
1. Membantu Ketua dalam mengoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
pengawasan pelaksanaan kegiatan Penanganan dan Pencegahan Coronavirus Disease
19;
2. Mewakili Ketua dalam hal Ketua berhalangan; dan
3. Melaporkan kepada Ketua mengenai pelaksanaan kegiatan Penanganan dan
Pencegahan Coronavirus Disease 19.

C. Wakil Ketua II:


1. Membantu Ketua dalam mengoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
pengawasan pelaksanaan kegiatan Pemulihan dan Layanan Dasar serta Pengamanan dan
Penegakkan Hukum dalam rangka percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
2. Mewakili Ketua dalam hal Ketua berhalangan; dan
3. Melaporkan kepada Ketua mengenai pelaksanaan Pemulihan dan Layanan Dasar serta
Pengamanan dan Penegakkan Hukum dalam rangka percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19.
D. Wakil Ketua III:
1. Membantu Ketua dalam mengoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
pengawasan pelaksanaan kegiatan Bidang Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis,
Bidang Hubungan Masyarakat, Bidang Logistik, serta Bidang Administrasi dan
Keuangan;
2. Mewakili Ketua dalam hal Ketua berhalangan; dan
3. Melaporkan kepada Ketua mengenai pelaksanaan kegiatan Bidang Perencanaan, Data,
Kajian dan Analisis, Bidang Hubungan Masyarakat, Bidang Logistik, serta Bidang
Administrasi dan Keuangan.

E. Wakil Ketua IV:


1. Membantu Ketua dalam mengoordinasikan, mengendalikan dan melaksanakan
pengawasan pelaksanaan kegiatan Bidang Akuntabilitas dan Pengawasan;
2. Mewakili Ketua dalam hal Ketua berhalangan; dan
3. Melaporkan kepada Ketua mengenai pelaksanaan kegiatan Bidang Akuntabilitas dan
Pengawasan.

F. Ketua Pelaksana Harian:


1. Membantu Ketua dalam penyiapan bahan penetapan kebijakan rencana aksi percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19;
2. Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan teknis operasional percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19;
3. Mengoordinasikan pelaksanaan teknis operasional percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19;
4. Menyiapkan sumber daya untuk pelaksanaan percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19; dan
5. Melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan Coronavirus Disease 19 kepada Ketua
Gugus Tugas Tingkat Kota Bandung.

G. Wakil Ketua Pelaksana Harian I:


1. Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam penyiapan bahan penetapan
rencana aksi dan melaksanakan percepatan penanganan Coronavirus Disease 19 Bidang
Hubungan Masyarakat, Bidang Logistik, serta Bidang Administrasi dan Keuangan;
2. Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan teknis operasional percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19 Bidang Hubungan Masyarakat, Bidang Logistik,
serta Bidang Administrasi dan Keuangan;
3. Mengoordinasikan pelaksanaan teknis operasional percepatan penanganan Coronavirus
Disease 19 Bidang Hubungan Masyarakat, Bidang Logistik, serta Bidang Administrasi
dan Keuangan;
4. Menyiapkan sumber daya untuk pelaksanaan percepatan penanganan Coronavirus
Disease 19 Bidang Hubungan Masyarakat, Bidang Logistik, serta Bidang Administrasi
dan Keuangan; dan
5. Melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan Coronavirus Disease
19 kepada Ketua Gugus Tugas Tingkat Kota Bandung melalui Ketua Pelaksana Harian.

H. Wakil Ketua Pelaksana Harian II:


1. Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam penyiapan bahan penetapan
rencana aksi dan melaksanakan percepatan penanganan Coronavirus Disease 19 Bidang
Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis;
2. Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan teknis operasional percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19 Bidang Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis;
3. Mengoordinasikan pelaksanaan teknis operasional percepatan penanganan Coronavirus
Disease 19 Bidang Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis;
4. Menyiapkan sumber daya untuk pelaksanaan percepatan penanganan Coronavirus
Disease 19 Bidang Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis; dan
5. Melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan Coronavirus Disease
19 kepada Ketua Gugus Tugas Tingkat Kota Bandung melalui Ketua Pelaksana Harian.

I. Wakil Ketua Pelaksana Harian III:


1. Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam penyiapan bahan penetapan
rencana aksi dan melaksanakan percepatan penanganan Coronavirus Disease 19 Bidang
Akuntabilitas dan Pengawasan serta Bidang Operasi;
2. Mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan teknis operasional percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19 Bidang Akuntabilitas dan Pengawasan serta Bidang
Operasi;
3. Mengoordinasikan pelaksanaan teknis operasional percepatan penanganan Coronavirus
Disease 19 Bidang Akuntabilitas dan Pengawasan serta Bidang Operasi;
4. Menyiapkan sumber daya untuk pelaksanaan percepatan penanganan Coronavirus
Disease 19 Bidang Akuntabilitas dan Pengawasan serta Bidang Operasi; dan
5. Melaporkan pelaksanaan percepatan penanganan Coronavirus Disease
19 kepada Ketua Gugus Tugas Tingkat Kota Bandung melalui Ketua Pelaksana Harian.

J. Sekretaris
1 Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam pelaksanaaan tugas penyiapan
seluruh kebutuhan administrasi dan kesekretariatan dalam percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19;
2 Mengoordinasikan kegiatan protokoler dalam menunjang kegiatan percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19; dan
3 Mengoordinasikan penyusunan laporan Gugus Tugas percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19 Tingkat Kota Bandung.

K. Bidang Akuntabilitas dan Pengawasan


Koordinator :
Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam mengoordinasikan:
1. Penyiapan bahan penetapan rencana pengawasan, pembinaan dan pendampingan
administrasi serta kinerja percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
2. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup Bidang Akuntabilitas dan
Pengawasan;
3. Pelaksanaan pengawasan, pembinaan dan pendampingan kegiatan percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19;
4. Penyiapkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan pengawasan percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19; dan
5. Penyiapan laporan pelaksanaan akuntabilitas dan pengawasan dalam rangka percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19 kepada Ketua Pelaksana Harian melalui Wakil
Ketua Pelaksana Harian III.

Anggota :
Membantu Koordinator Bidang sesuai tugas, fungsi dan wewenang masing- masing secara
terintegrasi dan terpadu dalam:
1. Penyiapan bahan penetapan rencana pengawasan, pembinaan dan pendampingan
administrasi serta kinerja percepatan penanganan Coronavirus Disease 19 ;
2. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup
Bidang Akuntabilitas dan Pengawasan;
3. Pelaksanaan pengawasan, pembinaan dan pendampingan kegiatan percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19;
4. Penyiapkan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan pengawasan percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19; dan
5. Penyiapan laporan pelaksanaan akuntabilitas dan pengawasan dalam rangka
percepatan penanganan Coronavirus Disease 19.

K. Bidang Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis:


Koordinator :
Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam mengoordinasikan:
1. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup Perencanaan, Data, Kajian
dan Analisis;
2. Penyiapan bahan Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis dalam percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19;
3. Pelaksanaan pengumpulan data, analisa, policy brief, protokol nasional,
perencanaan, pelaporan percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
4. Menyusun kajian dan analisa berdasarkan data dan informasi berkenaan dengan
penyebaran Coronavirus Disease 19; dan
5. Penyiapan laporan pelaksanaan Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis dalam
rangka percepatan penanganan Coronavirus Disease 19 kepada Ketua Pelaksana
Harian melalui Wakil Ketua Pelaksana Harian II.

Anggota:
Membantu Koordinator Bidang sesuai tugas, fungsi dan wewenang masing- masing
secara terintegrasi dan terpadu dalam:
1. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup Perencanaan, Data, Kajian
dan Analisis;
2. Penyiapan bahan Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis dalam percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19;
3. Pelaksanaan pengumpulan data, analisa, policy brief, protokol nasional,
perencanaan, pelaporan percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
4. Menyusun kajian dan analisa berdasarkan data dan informasi berkenaan dengan
penyebaran Coronavirus Disease 19; serta dampak sosial dan ekonomi bagi
masyarakat;
5. Menyusun strategi dan rancana penanganan dampak dari Coronavirus Disease
19;
6. Penyiapan laporan pelaksanaan Perencanaan, Data, Kajian dan Analisis dalam
rangka percepatan penanganan Coronavirus Disease 19.
L. Bidang Hubungan
Masyarakat: Koordinator:
Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam mengoordinasikan:
1. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup Hubungan Masyarakat;
2. Penyiapan bahan komunikasi publik, agenda setting, strategi komunikasi, media
monitoring dan juru bicara percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
3. Pelaksanaan komunikasi publik, agenda setting, strategi komunikasi, media
monitoring dan juru bicara percepatan penanganan Coronavirus Disease 19; dan
4. Penyiapan laporan pelaksanaan Hubungan Masyarakat dalam rangka percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19 kepada Ketua melalui Ketua Pelaksana
Haria I.

Anggota:
Membantu Koordinator Bidang sesuai tugas, fungsi dan wewenang masing- masing
secara terintegrasi dan terpadu dalam:
1. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup Hubungan Masyarakat;
2. Penyiapan bahan komunikasi publik, agenda setting, strategi komunikasi, media
monitoring dan juru bicara percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
3. Pelaksanaan komunikasi publik, agenda setting, strategi komunikasi, media
monitoring dan juru bicara percepatan penanganan Coronavirus Disease 19; dan
4. Penyiapan laporan pelaksanaan Hubungan Masyarakat dalam rangka percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19.

M. Bidang Operasi Koordinator:


Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam mengoordinasikan:
5. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup operasi Melaksanakan
pencegahan, penanganan, pemulihan dan layanan dasar serta pengamanan dan
penegakkan hukum dalam percepatan penanganan Coronavirus Disease 19;
6. Pelaksanaan pencegahan, penanganan, pemulihan dan layanan dasar serta
pengamanan dan penegakkan hukum dalam percepatan penanganan Coronavirus
Disease 19;
7. Penganturan pembentukan relawan dalam rangka pencegahan penyebaran dan
penularan Coronavirus Disease 19; dan
8. Penyiapan laporan pelaksanaan Operasi dalam rangka percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19 kepada Ketua Pelaksana Harian melalui Wakil Ketua
Pelaksana Harian III.
a. Sub Bidang Pencegahan:
1. Menyusun rencana aksi lingkup pencegahan sebagai bahan penetapan rencana
aksi Bidang Operasi;
2. Melaksanakan upaya pencegahan secara menyeluruh dan terkoordinasi antar
Instansi dalam rangka pencegahan penyebaran dan penularan Coronavirus
Disease 19 sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangan masing-masing
Perangkat Daerah/Instansi masing- masing;

3. Melaksanakan sosialisasi dan edukasi dalam rangka pencegahan penyebaran


dan penularan Coronavirus Disease 19 sesuai dengan tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing Perangkat Daerah/Instansi masing-masing;
4. Mengoordinasikan relawan dalam rangka pencegahan penyebaran dan
penularan Coronavirus Disease 19 sesuai dengan tugas, fungsi dan
kewenangan masing-masing Perangkat Daerah/Instansi masing- masing; dan
5. Melaporkan pelaksanaan pencegahan kepada Koordinator Bidang.

b. Sub Bidang Penanganan:


1. Menyusun rencana aksi lingkup penanganan sebagai bahan penetapan rencana
aksi Bidang Operasi;

2. Melaksanakan upaya penanganan penyebaran dan penularan Coronavirus


Disease 19 secara menyeluruh dan terkoordinasi antar Instansi; dan
3. Melaporkan pelaksanaan penanganan kepada Koordinator Bidang.

c. Sub Bidang Pemulihan dan Layanan Dasar:


1. Menyusun rencana aksi lingkup pemulihan dan layanan dasar sebagai bahan
penetapan rencana aksi Bidang Operasi
2. Melaksanakan upaya pemulihan dan pemenuhan layanan dasar secara
menyeluruh dan terkoordinasi antar Instansi; dan
3. Melaporkan pelaksanaan pemulihan dan pemenuhan layanan dasar kepada
Koordinator Bidang.

d. Sub Bidang Pengamanan dan Penegakkan Hukum:


1. Menyusun rencana aksi lingkup pengamanan dan
penegakkan hukum sebagai bahan penetapan rencana aksi Bidang Operasi
2. Melaksanakan upaya pengamanan dan penegakkan hukum secara menyeluruh
dan terkoordinasi antar Instansi; dan
3. Melaporkan pelaksanaan pengamanan dan penegakkan
hukum kepada Koordinator Bidang.
N. Bidang Logistik Koordinator

Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam mengoordinasikan:


a. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup logistik;
b. Melaksanakan dukungan logistik peralatan darurat, penyiapan potensi sumber
daya daerah dan penyiapan serta penggunaan alat kesehatan;
c. Pelaksanaan dukungan logistik peralatan darurat, penyiapan potensi sumber
daya daerah dan penyiapan serta penggunaan alat kesehatan; dan
d. Penyiapan laporan pelaksanaan penanganan logistik kepada Ketua Pelaksana
Harian melalui Wakil Ketua Pelaksana Harian I.

a. Sub Bidang Penyiapan Potensi Sumber Daya Daerah:


1. Menyusun rencana aksi lingkup penyiapan potensi sumberdaya daerah
sebagai bahan penetapan rencana aksi bidang logistik;

2. Melaksanakan mobilisasi dan pengerahan potensi sumber daya daerah; dan


3. Melaporkan pelaksanaan Penyiapan Potensi Sumber Daya Daerah kepada
Koordinator Bidang.

b. Sub Bidang Penyiapan dan Penggunaan Alat Kesehatan:


1. Menyusun rencana aksi lingkup penyiapan dan penggunaan alat kesehatan
sebagai bahan penetapan rencana aksi bidang logistik;
2. Melaksanakan penyiapan logistik peralatan darurat dalam rangka percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19; dan
3. Melaporkan pelaksanaan Penyiapan dan Penggunaan Alat Kesehatan kepada
Koordinator Bidang.

O. Bidang Administrasi dan Keuangan:


a. Merumuskan dan menetapkan rencana aksi lingkup administrasi dan keuangan;
b. Membantu Ketua dan Ketua Pelaksana Harian dalam melaksanakan
administrasi dan pengelolaan keuangan dalam rangka percepatan penanganan
Coronavirus Disease 19;
c. Mengoordinasikan pelaksanaan administrasi dan pengelolaan keuangan dalam
rangka percepatan penanganan Coronavirus Disease 19; dan
d. Melaporkan pelaksanaan Administrasi dan Keuangan kepada Ketua Pelaksana
Harian melalui Wakil Ketua Pelaksana Harian I.
a. Sub Bidang Administrasi:
1. Menyusun rencana aksi lingkup administrasi sebagai
bahan penetapan rencana aksi bidang administrasi dan keuangan
2. Melaksanakan tata usaha administrasi dalam rangka percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19; dan
3. Melaporkan pelaksanaan administrasi dalam rangka percepatan
penanganan Coronavirus Disease 19 kepada Koordinator Bidang.

b. Sub Bidang Keuangan


1. Menyusun rencana aksi lingkup keuangan sebagai bahan
penetapan rencana aksi bidang administrasi dan keuangan;
2. Melaksanakan perencanaan kebutuhan anggaran dalam rangka
percepatan penanganan Coronavims Disease 19;
3. Memfasilitasi Perangkat Daerah dalam penyediaan sumber
pendana dalam rangka percepatan penanganan Coronat›irus
Disease 19 ; dan Melaporkan pelaksanaan pengelolaan keuangan
dalam rangka percepatan penanganan Coronotzirus Disease 19
kepada Koordinator Bidang
Lampiran Logistik Farmalkes

Lampiran dalam Format Excel


Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

1. SOP Pemakaian APD (Alat Pelindung Diri)

Langkah-Langkah Pemakaian Alat Pelindung Diri:

1. Lepaskan semua perlengkapan pribadi (Perhiasan, jam, Hp, pulpen,


dll.)
2. Kenakan scrub suit dan sepatu boot karet di ruang ganti
3. Pindah ke area bersih di pintu masuk unit isolasi
4. Pastikan bahwa semua ukuran perangkat APD sudah benar dan
kualitasnya sesuai
5. Melakukan prosedur mengenakan APD di bawah bimbingan dan
pengawasan pengamat terlatih (kolega)
6. Mencuci tangan hingga bersih
7. Kenakan sarung tangan (sarung tangan pemeriksaan nitril)
8. Kenakan baju steril
9. Kenakan masker penutup mulut
10. Kenakan pelindung wajah atau kacamata
11. Kenakan penutup kepala dan leher/ topi bedah yang menutupi leher
dan sisi kepala (disarankan dengan pelindung wajah) atau tudung
12. Kenakan celemek tahan air sekali pakai (jika tidak tersedia gunakan
celemek berbahan berat, atau celemek tahan air yang dapat
digunakan kembali)
13. Kenakan sepasang sarung tangan (lebih disarankan sarung tangan
yang panjang) di atas manset

2. SOP Pelepasan APD


Langkah-Langkah Pelepasan Alat Pelindung Diri:

1. Lepaskan celemek tahan air dan buang untuk keselamatan. Untuk


apron yang bisa digunakan kembali, letakkan di wadah yang berisi
desinfektan
2. Jika mengenakan sepatu luar, lepaskan dengan tetap Anda
menggunakan sarung tangan (jika memakai sepatu karet, lihat langkah
4)
3. Lepaskan jubah dan sarung tangan dengan cara gulung kearah luar
dan buanglah ke tempat yang aman
4. Jika menggunakan sepatu karet, lepaskan kedua sepatu (idealnya
menggunakan boot remover) tanpa menyentuhnya dengan tangan
Anda. Tempatkan sepatu dalam wadah disinfektan.
5. Mencuci tangan/ membersihkan tangan
6. Jika mengenakan penutup kepala, lepaskanlah dimulai dari belakang
kepala.
7. Melepaskan pelindung muka:
a. Lepaskan pelindung wajah atau kacamata (dari belakang kepala).
Tempatkan pelindung mata ke dalam wadah terpisah untuk diproses
ulang
b. Lepaskan masker dimulai dari belakang kepala. Saat melepaskan
masker, lepaskan ikatan tali pertama dan tali berikutnya.
8. Mencuci tangan/ membersihkan tangan

3. SOP Pengambilan Spesimen COVID-19


Sebelum kegiatan pengambilan specimen dilaksanakan, harus
memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan universal untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien ke paramedic maupun
lingkungan sekitar. Hal tersebut meliputi:

1. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan


SEBELUM dan SESUDAH tindakan
2. Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini, mekanisme penularan masih dalam investigasi
maka APD yang digunakan untuk pengambilan specimen adalah APD
lengkap dengan menggunaan masker minimal N95

A. Bahan Pengambilan Spesimen


1. Form Pengambilan Spesimen (lampiran 6)
Dapat ditambah daftar nama pasien (supaya saat pengambilan tidak
terjadi kesalahan) jika pasien lebih dari satu
2. Spesimen Saluran Pernapasan
a. Viral Transport Media (VTM)
Dapat digunakan dengan beberapa merk komersil yang sudah siap
pakai atau dengan mencampur beberapa bahan (Hanks BBS;
Antifungal dan Antibiotik dengan komposisi tertentu) untuk disatukan
dalam satu wadah steril.
b. Swab Dacron atau Flocked Swab
c. Tongue Spatel
d. Kontainer Steril untuk Sputum
e. Parafilm
f. Plastik Klip
g. Marker atau Label
3. Spesimen Darah/Serum:
a. Spuit disposable 3ml atau 5 ml atau Sistem Vacutainer
b. Wing needle (jika diperlukan)
c. Kapas alkohol 70%
d. Kapas Kering
e. Vial 1,8 ml atau tabung tutup ulir (wadah Spesimen Serum)
f. Marker atau Label

4. Bahan Pengepakan/Pengiriman Spesimen:


a. Ice pack dan Cold Box (diutamakan sudah menggunakan Sistem tiga
lapis)
b. Label Alamat
c. Lakban/Perekat

B. Tata Cara Pengambilan Spesimen Nasofaring


1. Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (Hanks
BSS + Antibiotika), dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai
(pabrikan).
2. Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen.
Jika label bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan
Marker/Pulpen pada bagian berwarna putih di dinding cryotube.
(Jangan gunakan Medium Hanks Bila telah berubah warna menjadi
Kuning).
3. Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai
plastik atau jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur). Jangan
menggunakan swab kapas atau swab yang mengandung Calcium
Alginat atau Swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin
mengandung substansi yang dapat menghambat menginaktifasi virus
dan dapat menghambat proses pemeriksaan secara molekuler.
4. Pastikan tidak ada Obstruksi (hambatan pada lubang hidung).
5. Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi
swab pada septum bawah hidung.
6. Masukkan swab secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring.
Sumber: New England Journal of Medicine

Gambar 6.1
Lokasi Pengambilan Nasofaring

7. Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan.


8. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi
VTM

Sumber: Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 6.2
Pemasukkan Swab ke dalam VTM

9. Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat


ditutup dengan rapat.
10. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir
11. Cryotube kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik
Klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka Plastik Klip
dibedakan/terpisah. Untuk menghindari kontaminasi silang.

Sumber: Dokumentasi Balitbangkes

Gambar 6.3
Pengemasan Spesimen

C. Tata Cara Pengambilan Spesimen Sputum


Pasien berkumur terlebih dahulu dengan air, kemudian pasien
diminta mengeluarkan dahaknya dengan cara batuk yang dalam. Sputum
ditampung pada wadah steril yang anti bocor. Pengambilan sampel
sputum dengan cara induksi dapat menimbulkan risiko infeksi tambahan
bagi petugas kesehatan.

D. Tata Cara Pengambilan Spesimen Serum


Sampel serum berpasangan diperlukan untuk konfirmasi, dengan
serum awal dikumpulkan di minggu pertama penyakit dan serum yang
kedua idealnya dikumpulkan 2-3 minggu kemudian. Jika hanya serum
tunggal yang dapat dikumpulkan, ini harus diambil setidaknya 14 hari
setelah onset gejala untuk penentuan kemungkinan kasus.
Anak-anak dan dewasa: dibutuhkan whole blood (3-5 mL) dan
disentrifus untuk mendapatkan serum sebanyak 1,5-3 mL. Sedangkan
untuk bayi: Minimal 1 ml whole blood diperlukan untuk pemeriksaan
pasien bayi. Jika memungkinkan, mengumpulkan 1 ml serum.

4. Pengepakan Spesimen
Spesimen pasien dalam pengawasan, probabel atau dikonfirmasi
harus dilakukan tatalaksana sebagai UN3373, "Substansi Biologis,
Kategori B", ketika akan diangkut/ ditransportasikan dengan tujuan
diagnostik atau investigasi. Semua spesimen harus dikemas untuk
mencegah kerusakan dan tumpahan. Adapun sistem yang digunakan
adalah dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Pacakging) sesuai
dengan pedoman dari WHO dan International Air Transport Association
(IATA)
Sumber: WHO-Guidance on regulations for the transport of infectious
substances 2019–2020

Gambar 6.4
Contoh Pengepakan Tiga Lapis

Spesimen dari pasien yang diduga novel coronavirus, harus disimpan


dan dikirim pada suhu yang sesuai. Spesimen harus tiba di
laboratorium segera setelah pengambilan. Penanganan spesimen dengan
tepat saat pengiriman adalah hal yang sangat penting. Sangat disarankan
agar pada saat pengiriman spesimen tersebut ditempatkan di dalam cool

box dengan kondisi suhu 2-8oC atau bila diperkirakan lama pengiriman
lebih dari tiga hari spesimen dikirim dengan menggunakan es kering (dry
ice).

5. Pengiriman Spesimen
Pengiriman spesimen orang dalam pemantauan dan pasien dalam
pengawasan dilakukan oleh petugas rumah sakit/dinas
kesehatan/laboratorium kesehatan lainnya dengan menyertakan formulir
pemeriksaan spesimen pasien dalam pengawasan/orang dalam
pemantauan Sedangkan pengiriman spesimen pada kontak erat harus
menyertakan salinan formulir pemantauan harian.
Pengiriman ke laboratorium penerima harus memberikan informasi
pengiriman spesimen ke PHEOC. Untuk wilayah di luar Jakarta
pengiriman spesimen dapat dilakukan menggunakan jasa kurir door to
door. Pada kondisi yang memerlukan pengiriman port to port, dapat
melibatkan petugas KKP setempat. Pengiriman port to port hanya dilakukan
jika spesimen dikirim ke Balitbangkes oleh petugas Ditjen P2P
berkoordinasi dengan PHEOC Ditjen P2P
Pengiriman spesimen sebaiknya dilakukan paling lama 1x24 jam.
Spesimen dikirim d a n d i t u j u k a n ke Laboratorium pemeriksa COVID-19
sesuai dengan wilayah masing-masing Sesuai KMK Nomor
HK.01.07/MENKES/214/2020 tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).

6. Konfirmasi Laboratorium
Spesimen yang tiba di laboratorium, akan segera diproses untuk
dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien dalam
pengawasan COVID-19 dilakukan dengan menggunakan metode RT-PCR
dan sekuensing. Adapun algoritma pemeriksaannya adalah sebagai
berikut:

Gambar Alur Pemeriksaan Spesimen COVID-19

Spesimen yang tiba di laboratorium, akan segera diproses untuk


dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium terhadap pasien
dalam pengawasan, orang dalam pemantauan, dan kontak erat risiko
tinggi dilakukan dengan menggunakan metode RT- PCR dan sekuensing.
Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi
negatif COVID-19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan
kontak erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus
dilakukan pemeriksaan ulang. Karena kemungkinan terjadinya infeksi
sekunder belum diketahui.
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium pemeriksa COVID-19
menunjukkan hasil positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh
Laboratorium Pusat Penyakit Infeksi Prof. Dr. Oemijati – Puslitbang
Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan.
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan
ke Badan Litbabangkes dan Dirjen P2P cq. PHEOC untuk kemudian
diteruskan ke Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis
Kesehatan dan diteruskan ke Pusdalop BPBD. PHEOC mengirimkan
hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang merawat
kasus. Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan
berbagai pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut. Jika hasil
pemeriksaan laboratorium positif, IHR Nasional Fokal Poin memberikan
notifikasi ke WHO dalam 1x24 jam.
SOP Pemasukkan Obat di Indonesia
a. SOP Special Access Scheme (SAS)

Proses Penerbitan Proses upload ke INSW


Permohonan SAS dari Persetujuan SAS di (Indonesia national
Program/IF BPOM single window)&
10 hari kerja Clearance Bea Cukai

Proses Rilis di BPOM Pendistribusian ke


10 Hari Kerja Daerah pandemik
Pelaporan efek samping

b. Alur SAS Obat Program


1. Instansi pemerintah pemilik program membuat surat permohonan ijin
pemasukan obat donasi melalui SAS ke Ditjen farmalkes
2. Industri farmasi yang ditunjuk sebagai importir membuat surat
permohonan atas dasar surat dari Instansi Pemerintah penerima
donasi dan ditujukan ke Ditjen Farmalkes
3. Ditjen Farmalkes akan mengevaluasi dokumen yang disubmit dan
akan menerbitkan surat SAS
4. Surat SAS akan diberikan ke Instansi pemerintah pemilik program
dan ditembuskan ke industri farmasi selaku importir untuk proses
clearence obat yang dikirim di bea cukai
5. Obat akan diberikan kepada pemilik program untuk di distribusikan
KOMANDO, KENDALI, KOORDINASI, DAN KOMUNIKASI

a. Komando
Komando selama operasi dalam koordinasi Walikota Bandung

b. Kendali
Kendali taktis selama operasi berada pada Komite Kebijakan, Satuan Tugas
Penanganan Coronavirus Disease 2019 ( Covid-19) Kota Bandung

c. Pos Komando
Satuan Tugas Penanganan Coronavirus Disease 2019 ( Covid-19) Kota
Bandung

d. Komunikasi
1) Call Center:
2) Email :
3) Faksimile :
4) Website :
SOP DISTRIBUSI OBAT DAN BMHP
SOP PERHITUNGAN PERENCANAAN KEBUTUHAN OBAT DAN BMHP

Anda mungkin juga menyukai