Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS DEMAM TYPHOID

Disusun Oleh:
Santri Handayani
22222067

CI Pembimbing:
Msy. Fitrinda Meifitasari, S. Kep, Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS

1. Identitas penderita

Nama penderita : M,Khalid alqadri

Jenis kelamin : Laki-laki

Tempat & tanggal lahir : jl.pancasila, 14 september 2021

2. Identitas orang tua / wali

AYAH : Nama : Hanura daipmi

Pendidikan : s1 Pendidikan

Pekerjaan :

Alamat : Jl.pancasila

IBU : Nama : Nur Rahma

Pendidikan : s1 Pendidikan

Pekerjaan : Guru

Alamat : Jl. Pancasila

II. ANAMNESIS

Kiriman dari : ruanag IGD

Dengan diagnosa : Demam Thypoid

Aloanamnesa dengan :

Tanggal / jam : 27 September 2022 / 10.00 Wita

1. Keluhan utama : Panas


2. Riwayat penyakit sekarang :

Sejak 7 hari sebelum masuk Rumah Sakit, anak mulai panas, tidak

mendadak, muncul perlahan dan tidak terlalu tinggi, namun berangsur-

angsur meningkat setiap harinya. Oleh ibunya, anak diberi obat penurun

panas, panas turun beberapa saat setelah minum obat, namun kemudian

naik lagi. Panas terus-menerus sepanjang hari, meningkat terutama pada

malam hari dan tidak begitu panas pada pagi dan siang hari. Pada waktu

malam hari penderita tekadang mengigau, tidak berkeringat dan tidak ada

kejang. Kurang lebih 3 hari sebelum masuk Rumah Sakit, anak mengeluh

nyeri di daerah ulu hati, anak juga mengalami mual dan muntah, serta

tidak ada buang air besar hingga masuk Rumah Sakit. Muntah sering,

dengan frekuensi 2 hingga 4 kali dalam sehari. Isi muntahan berupa air

yang diminum, dan terkadang berisi apa yang dimakan. Nafsu makan anak

menurun sejak terjadinya demam, namun minum masih kuat. Buang air

kecil normal seperti biasa, berwarna kuning muda, dan tidak ada sakit

waktu buang air kecil. Anak tidak ada mengeluh nyeri otot atau nyeri

pinggang, serta tidak ada riwayat bepergian ke luar kota.

3. Riwayat penyakit dahulu :

 Campak  Diare  Sesak / manggah

 Batuk rejan  Kuning  Eksim

 DBD  Cacing  Urtikaria / liman

 Difteri  Kejang  Sakit tenggorokan

 Tetanus  Demam tifoid tidak pernah masuk RS


4. Riwayat kehamilan dan persalinan :

Riwayat antenatal :

Riwayat natal :

Spontan / tidak spontan :

Berat badan lahir :

Panjang badan lahir :

Lingkar kepala : -

Penolong :

Tempat :

Riwayat neonatal :

5. Riwayat perkembangan :

Tiarap :

Merangkak :

Duduk :

Berdiri :

Berjalan :

Saat ini :

6. Riwayat imunisasi

Nama Dasar Ulangan


(umur dalam hari/bulan) (umur dalam bulan)
BCG -
Polio - - - -
Hepatitis B - - -
DPT - - -
Campak -
7. Makanan :

8. Riwayat keluarga :

Ikhtisar keturunan : (Gambar skema keluarga dan beri tanda keluarga yang

menderita penyakit sejenis)

Ibu, 30 tahun
Ayah, 35 tahun

Pasien

ket : Riwayat keturunana demam thypoid dari ayah

Susunan keluarga

No Nama Umur L/P Jelaskan : Sehat, Sakit (apa)


Meninggal (umur, sebab)
1 Hanura 35 th L Sehat
Daipmi
2 Nur Rahma 30 th P Sehat
3 m.Khalid 9,4 th L Sakit
alqadri

9. Riwayat sosial lingkungan :

Anak tinggal bersama kedua orang tua di sebuah rumah yang berada

dijalan pancasila Palembang

III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : komposmentis

GCS : E4 – M6 – V5

2. Pengukuran

Tanda vital:Tensi :

Nadi : 116 X/menit, kualitas: kuat, reguler

Suhu : 36,7 OC

Respirasi : 22 X/menit, reguler

Berat badan : 10 kg

Panjang/tinggi badan : 78 cm

Lingkar lengan atas : 13 cm

Lingkar kepala : -

3. Kulit : Warna : Sawo matang

Sianosis : Tidak ada

Hemangioma : Tidak ada

Turgor : Cepat kembali

Kelembaban : Cukup

Pucat : Tidak ada

Lain-lain : -

4. Kepala : Bentuk :

UUB : Sudah menutup

UUK : Sudah menutup

Lain-lain : -
Rambut : Warna : Hitam

Tebal / tipis : Tebal

Jarang / tidak (distribusi) : Tidak

Alopesia : Tidak ada

Lain-lain : -

Mata : Palpebra : Tidak edem, tidak cekung

Alis dan bulu mata : Tidak mudah dicabut

Konjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak ikterik

Produksi air mata : Cukup

Pupil : Diameter : 3 mm / 3 mm

Simetris : Isokor

Reflek cahaya : +/+

Kornea : Jernih

Telinga : Bentuk : Simetris

Sekret : Tidak ada

Serumen : Minimal

Nyeri : Tidak ada Lokasi : -

Hidung : Bentuk : Simetris

Pernapasan cuping hidung : Tidak ada

Sekret : Tidak ada

Lain-lain : -
Mulut : Bentuk : Simetris

Bibir : Mukosa basah, berwarna merah muda

Gusi : - Mudah berdarah / tidak

- Pembengkakan : Tidak ada

Gigi-geligi : susu

Lidah : Bentuk : Simetris

Pucat / tidak

Tremor / tidak

Kotor / tidak

Warna : Badian tengah agak putih, dan tepinya

kemerahan

Faring : Hiperemi : Tidak ada

Edem : Tidak ada

Membran / pseudomembran : Tidak ada

Tonsil : Warna : Merah muda

Pembesaran : Tidak ada

Abses / tidak : Tidak ada

Membran / pseudomembran : Tidak ada

5. Leher :

- Vena Jugularis : Pulsasi : Tidak terlihat

Tekanan : Tidak meningkat

- Pembesaran kelenjar leher : Tidak ada

- Kaku kuduk : Tidak ada


- Masa : Tidak ada

- Tortikolis : Tidak ada

6. Toraks :

a. Dinding dada / paru

Inspeksi : Bentuk : Simetris

Retraksi : Tidak ada Lokasi : -

Dispnea : Tidak ada

Pernapasan : Gerakan simetris

Palpasi : Fremitus fokal : Simetris kanan – kiri

Perkusi : Sonor / sonor

Auskultasi : Suara napas dasar : Vesikuler

Suara napas tambahan: Tidak ada ronkhi dan tidak ada

wheezing

b. Jantung :

Inspeksi : Iktus : Tidak terlihat

Palpasi : Apeks : Tidak teraba Lokasi : -

Thrill : Tidak ada

Perkusi : Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra

Batas kiri : ICS V linea midklavikula sinistra

Batas atas : ICS II linea parasternalis dextra

Auskultasi : Frekuensi : 116 X / menit, Irama : Reguler

Suara dasar : -

Bising : Tidak ada Derajat : -


Lokasi : -

Punctum max : -

Penyebaran : -

7. Abdomen :

Inspeksi : Bentuk : Simetris, supel

Lain-lain : -

Palpasi : Hati : Tidak teraba

Lien : Tidak teraba

Ginjal : Tidak teraba

Masa : Tidak teraba

Ukuran : -

Lokasi : -

Permukaan : -

Konsistensi : -

Nyeri : Daerah epigastrika

Perkusi : Timpani / pekak : Timpani

Asites : Tidak ada

Auskultasi : Bising usus (+) menurun

8. Ekstremitas :

Umum : Akral atas dan bawah hangat, tidak

ada edem dan tidak ada parese

Neurologis

Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Normal Normal Normal Normal
Klonus - - - -
Reflek fisiologis + + + +
Reflek patologis - - - -
Sensibilitas Normal Normal Normal Normal
Tanda meningeal - - - -

9. Susunan saraf : Tidak ada kelainan

10. Genitalia : Tidak ada kelainan

11. Anus : Tidak ada kelainan

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM SEDERHANA

Darah : typhi o 1/320

Urin : -

Feses : -

V. RESUME

Nama : M.Khalid alqadri

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 1 tahun 2 bulan

Berat badan : 10 kg

Keluhan utama : panas

Uraian : Sejak + 7 hari SMRS anak mulai panas, tidak

mendadak, muncul perlahan dan tidak terlalu tinggi,

remitten. Setelah minum obat penurun panas, panas

turun namun kemudian naik lagi, terus naik, terutama


saat malam hari, mengigau (+), berkeringat (-),

kejang (-). 3 hari SMRS anak mengeluh nyeri di ulu

hati, mual (+), muntah (+), muntah sering dengan

frekuensi 2 – 4 X/hari, berisi air atau makanan. Nafsu

makan menurun namun minum tetap kuat. BAB (-)

hingga MRS, BAK (+) normal, ikterik (-), nyeri (-).

Tidak ada riwayat keluar kota atau ke hutan.

Pemeriksaan Fisik

Kesadaran umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Komposmentis GCS : 4 – 5 – 6

Tensi : mmHg

Denyut nadi : 116kali/menit

Pernapasan : 22 kali/menit

Suhu : 35,7 OC

Kulit : Turgor cepat kembali, pucat (-)

Kepala : Mesosefali, UUB dan UUK sudah menutup

Mata : Isokor, cekung (-), anemis (-), ikterik (-)

Telinga : Simetris, sekret (-)

Mulut : Mukosa bibir basah dan merah muda, oral thrush (+)

Toraks / paru : Simetris, sonor, sn. vesikuler, ronkhi (-),wheezing (-)

Jantung : S1 dan S2 tunggal, iktus (-), apeks (-), thrill (-)

Abdomen : Bising usus (+) menurun

Ekstremitas : Akral hangat, edem (-), parese (-)


Susunan saraf : Tidak ada kelainan

Genital : Tidak ada kelainan

Anus : Tidak ada kelainan

VI. DIAGNOSA

1. Hypertermi berhungan dengan pengaruh endotoksin pada hipotalamus.


2. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh,
intake cairan peroral yang kurang (mual, muntah)
3. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan  pada usus halus.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan immobilisasi 15

5. Status gizi : Gizi Normal (standar WHO NCHS)


VII. PENATALAKSANAAN

- Istirahat total

- IVFD kaen 1B

- Peroral -Paracetamol 400 mg 3 x /hari

- Diet lunak, rendah serat, tidak merangsang, tinggi kalori, tinggi protein.

VIII. PENCEGAHAN

- Menjaga kebersihan perorangan dan sanitasi lingkungan

- Imunisasi aktif
ANALISA DATA

NO SYMTOM ETIOLOGI PROBLEM


1 DO : a. Suhu 39°C Pengaruh Hypertermi
b. Nadi 120 x/ menit endotoksin pada
c. Turgor sedang hipothalamus
DS : intake yang kurang
a. Ibu Pasien mengatakan
Panasnya naik turun
b. Muntah
c. Lidah kotor intake yang kurang Ketidakseimbangan
d. Pasien tampak lemah nutrisi kurang dari
DS : e.ibu Pasien mengatakan nafsu kebutuhan tubuh
Makan anaknya berkurang

2 DO: a. Pasien tampak


meringis kesakitan jika
perutnya ditekan
b. Ekspresi wajah pasien tegang
c. Skala nyeri 3
d. Leukosit = 12.200 uI
DS : a. Pasien rnengeluh nyeri
epigastrium
b. Pasien mengatakan mual Nyeri  akut Peradangan usus
halus
DO : a. Gigi tampak kotor
b. Mulut bau
c. Kulit kotor
d. Pasien tampak lemah
DS :  Pasien mengatakan belum mandi
dan gosok gigi selama 2 hari         

Immobilisasi Defisit perawatan


diri

PRIORITAS MASALAH
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi
2. Nyeri b.d proses inflamasi
3.  Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia ( mual & muntah)

3.       RENCANA KEPERAWATAN


No Diagnoses Tujuan intervensi
1 Hipertermi Setelah dilakukan tindakan       Mengobserfasi  tanda – tanda vital
berhubungan keperawatan selama 2 x 24
       Pantau aktifitas kejang
dengan proses jam diharapkan suhu tubuh
ifeksi salmonella normal engan KH:       Pantau hidrasi
thypi Mempertahaankan suhu
       Berikan kompres air biasa
tubuh dalam batas normal
       Pemberian terapi 0bat anti piretik sesuai

program
2 Nyeri b.d proses Setelah dilakukan tindakan a.monitor KU
inflamasi keperawatan selama 2x24 b.kaji tingkat nyeri intensitas dan skala nyeri
jam diharapkan nyeri c.jelaskan penyebab nyeri
berkurang,dengan KH: d.ajarkan teknik distraksi relaksasi(nafas
Skala  nyeri menjadi 3 dalam)
Pasien nampak lebih rileks e.posisikan pasien senyaman mungkin
Pasien mampu mengontrol f.kolaborasi dengan tim medis  pemberian obat
      
nyeri
analgesik
3 Resiko nutrisi Setelah dilakukan tindakan       Kaji pola dan kebiasaan makan
kurang dari keperawatan selama 2 x 24
       Observasi adanya muntah
kebutuhan b.d jam kebutuhan nutrisi
anoreksia ( mual, adekuat dengan kriteria       Menganjurkan keluarga untuk memberi
muntah) hasil ;pasien tidak muntah
makanan dalam porsi kecil tapi sering dan
3.    Porsi makan yang
disediakan habis tidak merangsang produksi asam (biskuit)
       Memberikan terapi pemberian cairan dan
nutrisi sesuai program
       Memberikan terapi pemberian anti emetik
sesuai program

1.       IMPLEMENTASI
1.                   Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypi
Tgl Implementasi Respon pasien Ttd
      -Mengukur   tanda – tanda vital 1. S: 37,80 C, N: 100x/m,
R:20x/m.
   -Memantau  aktifitas kejang
   -Menganjurkan  keluarga untuk 2. Pasien tidak mengalami
memberikan sedikit minum tapi kejang
3. Klien sedikit-sedikit mau
sering
minum
  -Memberikan kompres hangat
  -Memberikan terapi sesuai 4. Pasien dikompres pake air
hangat
program 5.   Terapi diberikan

1.    Mengukur  kembali tanda


6.   S: 36,8C, N: 100x/m, R:20x/m.
– tanda vital
2.   Memantau  kembali 7. Pasien tidak mengalami kejang
aktifitas kejang
8.Klien sedikit-sedikit mau
3.  Menganjurkan  kembali minum
keluarga untuk memberikan
9. Pasien sudah tidak dikompres
sedikit minum tapi sering
10.Terapi diberikan
4. Memberikan kompres
hangat
5. Memberikan kembali
terapi sesuai program
       

2. Nyeri b.d proses inflamasi


                                       
Tgl Implementasi Respon pasien Ttd
1. Monitor KU / TTV Keadaan pasien lemah
2. Mengkaji skala nyeri N : 100 x/mnt
3.Memberikan posisi yang R : 20 x/mnt
nyaman. S : 37 C
4. Mengajarkan teknik relaksasi
5. Memberikan motivasi untuk Skala nyeri 4
kompres air hangat pada bagian
yang sakit -terapi masuk
6. Memberikan terapi obat
analgesik

      3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia ( mual, muntah)

Tgl Implementasi Respon pasien Ttd

1. Mengkaji pola dan Klien makan hanya 1-3sdm


kebiasaan makan
2. Mengobservasi  adanya klien sudah muntah 1x
muntah
3. Menganjurkan keluarga Ibu klien mengatakan anaknya
masih susah makan
untuk memberi makanan
dalam porsi kecil tapi
sering dan tidak
merangsang produksi
asam (biskuit)
4. Memberikan terapi
pemberian cairan dan
Infus RL terpasang  20tpm
nutrisi sesuai program
5. Memberikan terapi
pemberian anti emetik
sesuai program
Terapi diberikan
6.  Mengkaji kembali pola     Klien menghabiskan ¼  porsi dari
RS
dan kebiasaan makan
7. Mengobservasi  kembali
adanya muntah
     Klien sudah tidak muntah terus
8. Menganjurkan kembali
pada keluarga untuk
Klien terlihat
     makan
memberi makanan dalam biskuit,pisang
porsi kecil tapi sering dan
tidak merangsang produksi
asam
9.Memberikan kembali     Infus RL terpasang 20 tpm
terapi pemberian cairan
dan nutrisi sesuai program
10. Memberikan kembali
terapi pemberian obat anti     Terapi diberikan
emetik sesuai program

2.   EVALUASI

Hari / tanggal SOAP Ttd


S: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak panas
O: klien masih tampak lemas,
       klien sudah tdak muntah
       Suhu: 36 C
       Nadi: 90x/ menit
       RR: 20x/ menit
A: masalah teratasi sebagian
P: pertahankan intervensi

S: ibu Pasien mengatakan ,anak nya sudah tidak


nyeri perut
O: pasien nampak rileks
A: Masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
Motivasi pasien untuk tetap melakukan teknik
relaksasi distraksi (nafas dalam) bila nyeri timbul
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgesik

S: ibu klien mengatakan ,klien setiap habis makan


sudah berkurang muntah nya.
O: klien masih muntah 1x
Porsi makan dari RS hanya dimakan ¼ porsi
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai