Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Gusi bengkak dan atau keluar bisul (abses) adalah benjolan atau bisul pada
gusi, disertai dengan ada atau tidaknya jalan keluar nanah, terjadi karena
peradangan menahun (kronis) dan pernanahan pada daerah akar gigi (periapical
abcess). Asal mula penyakit ini adalah terjadinya karies (lubang) pada gigi,
biasanya pada gigi geraha, namun bisa saja terjadi pada semua gigi
(Putrantoetal.,2020; Riskesdas, 2018).
Adapun faktor resiko gangguan kesehatan gigi atau mulut abses gusi yaitu :
konsumsi gula berlebih , merokok, konsumsi alkohol, kurang menjaga
kesehatan gigi dan mulut (Wongetal., 2019)
Abses adalah kumpulan pus atau nanah yang terletak dalam satu kantung
yang terbentuk dalam jaringan yang disebabkan oleh infeksi (Novialdi, 2019)
Abses submandibula didefinisikan sebagai terbentuknya abses pada ruang
potensial diregio submandibula yang disertai dengan nyeri ditenggorokan,
demam dan terbatasnya gerakan membuka mulut. Abses submandibula
menempati urutan tertinggi dari seluruh abses leher dalam. Abses leher dalam
terbentuk diruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai akibat penjalaran
infeksi dari berbagai sumber, seperti gigi, mulut, tenggorokan, sinus paranasal,
telinga tengah dan leher (Setiawan & Putra, 2020)
Abses submandibula adalah penyakit yang dapat berpotensi mengancam
nyawa jika proses infeksinya menyebar sampai kemediastrinun. Abses
mandibular sering disebabkan oleh peradangan didaerah rongga mulut atau gigi,
peradangan ini mengakibatkan adanya pembengkakan didaerah submandibular
namun tidak ada fluktuasi (Santoso A, 2017).
Pada kasus subandibular dapat ditangani dengan pemberian antibiotik dosis
tinggi namun pada beberapa kasus abses submandibular yang sudah kronis
ataupun parah diperlukan pembedahan atau mengeluarkan abses (Fauziah F,
2022). Akibat dari tindakan operasi tersebut menimbulkan beberapa
permasalahan dan terjadi komplikasi-komplikasi tertentu, seperti tibulnya nyeri,
bengkak (oedema), keterbatasan lingkup gerak sendi, keleahan otot serta
timbulnya trismus. Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan napas maka jalan napas
harus segera dilakukan trakceostomi yang dilanjutkan dengan insisi digaris
tengah dan eksplorasi dilakukan secara tumpul untuk mengeluarkan nanah,
kelainan ini disebutkan Angina ludoviva Selulitis submandibula (Fauziah F,
2022)

B. Rumusan Masalah
1. Mengetehui konsep teoritis Abses Submandibula
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada pasien Abses Submandibula
3. Mengetahui Evidence Based Practice Keperawatan Kritis Abses
Submandibula

C. Tujuan

a) Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami konsep teori dan asuhan keperawatan klien dengan
Nyeri pada Abses Submandibula.

b) Tujuan khusus
1) Konsep teori
a) Menjelaskan anatomi dan fisiologi Nyeri pada Abses
Submandibula
b) Mengetahui definisi Abses Submandibula
c) Mengetahui etiologi Abses Submandibula
d) Mengetahui patofisiologi Abses Submandibula
e) Mengetahui manifestasi klinis Abses Submandibula
f) Mengetahui penatalaksanaan Abses Submandibula
g) Mengetahui komplikasi Abses Submandibula
h) Mengetahui prognosis Abses Submandibula
i) Dapat memberikan asuhan keperawatan pada klienAbses
Submandibula

2) Asuhan keperawatan klien dengan gangguan pneumonia


a) Menjelaskan tentang pengkajian klien dengan Abses Submandibula
b) Menjelaskan tentang diagnosis keperawatan klien dengan Abses
Submandibula
c) Menjelaskan intervensi dan rasional tindakan kepada klien dengan
Abses Submandibula

D. Manfaat
1. Untuk memermudah mahasiswa dalam mencari sumber informasi
mengenai Abses Submandibula
2. Untuk menambah literatur/referensi mengenai Abses Submandibula

Daftar pustaka

Riskesdas.(2018).Laporan Provinsi Jawa Barat Riskesdas 2018.https://
r2kn.litbang.kemkes.go.id/handle/123456789/84359?show=full
Wong, J. J., Kwong, J. C., Tu, K., Butt, D. A., Copes, R., Wilton, A. S.,
Murray, B. J., Kopp, A., & Chen, H. (2019). Time Trends of the
Incidence, Prevalence, and Mortality of Parkinsonism. Canadian
Journal of
Neurological Sciences, 46(2), 184 191.https://doi.org/10.1017/CJN.20
18.387
Budiarti, D., &Widjiastuti, I.(2018)Penatalaksanaan Abses Periapikal yang
Besar pada Gigi Insisiv Sentral Rahang Atas: Laporan Kasus.In:
Prosiding Seminar Ilmiah Nasional IKORGI III (SINI III). PP
IKORGI,http://repository.unair.ac.id/id/eprint/90075
Setiawan, P. D. A., & Putra, I. D. A. E. (2020). Karakteristik penderita abses
submandibula di Departemen THT-KL RSUP Sanglah
Denpasar. Medicina, 51(2), 153158. https://doi.org/10.15562/medicina
.v51i2.762
Fauziah F.N & Wardani R, 2022 Pemodelan Poissin dan Binomial negatif
untuk menganalissa faktor penyebab angka penyebab kejaadian abses
gusi. Jurnal Kesehatan Silampari 2022.

Anda mungkin juga menyukai