Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ANTROPOLOGI KESEHATAN
Tentang implikasi transkultural dalam praktek keperawatan

Dosen pengampu:

Ns. Citra indah fitriwati,M.kep

Disusun Oleh :

1. Septiani
2. Elvia junita
3. Asni fauziah
4. Indah agnelis nadia
5. Elisa
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan ALLAH SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah antropologi kesehatan dengan tepat waktu yang berjudul “implikasi transkultural
dalam praktek keperawatan”. Penulis makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah antropologi kesehatan ibuk Ns. Citra indah
fitriwati,M.kep

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, memang makalah ini masih kurang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah
selanjjutnya. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi
atau pengetahuan bagi pembaca dan dapat menjadi literature guna membantu mahasiswa
dalam belajar mata kuliah antropologi kesehatan.

Muara bungo, 18 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL_____________________________________________ i

KATA PENGANTAR_____________________________________________ ii

DAFTAR ISI_____________________________________________________ iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang___________________________________________________ 1

1.2 Tujuan_________________________________________________________ 1

BAB 11 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian implikasi transkultural dalam praktik keperawatan_______________ 2

2.2 Teori leininger_____________________________________________________ 2

2.3 Aplikasi teori leininger______________________________________________ 3

2.4 Konsep teori budaya dalam keperawatan________________________________ 4

2.5 Kaitan keragaman budaya dan nilai-nilai dalam keperawatan________________ 5

2.6 Berbagai akibat ketidak pahaman perawat terhadap budaya klien dalam

melaksanakan asuhan keperawatan_______________________________________ 6

2.7 Implikasi Transkultural dalam asuhan keperawatan________________________ 6

BAB 111 PENUTUP

3.1 Kesimpulan________________________________________________________ 8

3.2 Saran_____________________________________________________________ 8

DAFTAR PUSTAKA__________________________________________________ 9
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Trancultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang focus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002). Asumsi
mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari keperawatan,
membedakan, mendominasi serta mempersatukan tindakan keperawatan. Tindakan Caring
dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu
secara utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur
dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

Mempertahankan budaya yaitu strategi yang pertama dilakukan bila budaya pasien-pasien
tidak bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan
sesuatu nilai-nilai yang relavan yang telah dimiliki klien, sehingga klien dapat meningkatkan
atau mempertahankan status kesehatannya. Negoisasi budaya merupakan strategi yang kedua
yaitu intervensi dan implementasi keperawatan untuk membantu klien beradaptasi terhadap
budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatannya.

3.2 TUJUAN

1. Memenuhi tugas mata kuliah antropologi kesehatan

2. Untuk mengetahui implikasi transkultural dalam praktik keperawatan

3. Untuk mengetahi teori leininger’s

4. Untuk mengetahui aplikasi teori leininger’s

5. Untuk mengetahui konsep teori budaya dalam keperawtan

6. Untuk mengetahui kaitan keragamaan budaya dan nilai-nilai dalam keperawatan

7. Untuk mengetahui berbagai akibat ketidak pahaman perawat terhadap budaya klien dalam
melaksanakan keperawatan

8. Untuk mengetahui implikasi transkultural dalam asuhan keperawatan


BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Trancultural Nursing

Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda , ras yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien /
pasien (Leininger, 1991).

Transcultural nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002)

2.2 Teori Leininger’s

Teori Madeleine Leninger menyatakan bahwa kesehatan dan care dipengaruhi oleh
elemen-elemen berikut yaitu: Struktur sosial seperti teknologi, kepercayaan dan faktor
filosofi, sistem sosial, nilai-nilai kultural politik dan faktor” pendidikan. Faktor sosial ini
berhubungan dengan konteks lingkungan, bahasa dan searah etnis, masing” sistem ini
merupakan bagian struktur sosial.

Pada setiap kelompok masyarakat; pelayanan kesehatan, pola-pola yang ada dalam
masyarakat dan praktek-praktek. Yang merupakan bagian integral dari aspek-aspek struktur
sosial (Leininger dan MC Farland 2002). Dalam model sunrisenya leininger menampilkan
visualisasi hubungan antara beberapa konsep yang signifikan.

Ide pelayanan pelayanan dan perawatan (yang dilihat Leininger sebagai bentuk tindakan dari
asuhan) merupakan inti idenya tentang keperawatan. Memberikan asuhan keperawatan
merupakan jantung dari keperawatan. Tindakan membantu didefenisikan sebagai perilaku
yang mendukung .

Menurut Leininger bantuan semacam itu baru dapat benar-benar efektif jika latar belakang
budaya pasien juga dipertimbangkan, dan bahwa perencanaan dan pemberian asuhan selalu
dikaitkan dengan budaya.

Beberapa inti dari model teorinya :

1. Asuhan membantu, mendukung atau membuat seorang atau kelompok yang memiliki
kebutuhan nyata agar mampu memperbaiki jalan hidup dan kondisinya.

2. Budaya diekspresikan sebagai norma-norma dan nilai-nilai kelompok tertentu.


3. Asuhan transkultural perawat secara sadar memplajari norma-norma dan nilai-nilai dan
cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan dengan tujuan
untuk membantu individu mempertahankan tingkat kesejahteraanya.

4. Diversitas asuhan kultural, keaneka ragamaan asuhan kultural mengakui adanya variasi
dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan dan dukungan. Universalitas
asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal.

5. Universalitas asuhan kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal,


dalam hal memberikan bantuan dan dukungan.

2.3 Aplikasi Teori Leininger’s

A. Pengkajian

Pengkajian dilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan
dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budayanya. Pengkajian dirancang berdasarkan
7 komponen yang ada pada “Leininger’s Sunrise models” dalam teori keperawatan
transkultural leininger yaitu:

1. Faktor teknologi

2. Faktor agama dan Falsafah hidup

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan

4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup

5. Faktor kebijakan dan peraturan rumah sakit

6. Faktor ekonomi

7. Faktor pendidikan

B. Diagnosa Keperawatan

Perawat merumuskan masalah yg dihadapi pasien dan keluarganya adalah

1. perlunya perlindungan, kebutuhan akan kehadiran orang lain dan rasa ingin berbagi
sebagai nilai yg penting untuk pasien dan keluarganya

2. perkembangan dari pola ini adalah kesehatan dan kesejahteraan yg bergantung pada ketiga
aspek aspek tersebut.

3. hal lain yg ditemukan adalah suatu pola yg dapat membangun kehidupan social dan aspek
penting lainnya yaitu masalah kerohanian, kekeluragaan, dan ekonomi yg sangat besar
mempengaruhi kesehtan dan kesejahteraan.
C. Perencanaan dan Implementasai

Perencanann dan implementasi keperawatan transkultural menawarkan tiga strategi


sebagai pedoman leininger (1984) ; Andrew dan Boyle, 1995 yaitu:

1. perlindungan/mempertahankan budaya (Cultural care preservation/maintance).

2. mengakomodasi/menegoisasi budaya (Cultural Care accommodation atau negotiation).

3. mengubah dan mengganti budaya pasien dan keluarganya (Cultural Care repartening).

D. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap:

1. keberhasilan pasien mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan.

2. negosiasi terhadap budaya tertentu yg lebih menguntungkan kesehatannya.

3. Resktruktusi budaya yang bertentangan dengan kesehatan.

2.4 Konsep Teori Budaya Dalam Keperawatan

1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan
dibagi serta member petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.

2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.

3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal dari
pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan keperawatan
yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu,
kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang
dan individu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).

4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa budaya
nya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.

5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.

6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal


muasal manusia.

7. Etnografi adalah ilmu yang memplajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada
perbedaan budaya pada setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk memplajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbale balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan baik
actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.

9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat,
berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan
damai

10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing, mendukung atau member
kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat,
berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan
daamai.

11. Cultural imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk


memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena percaya bahwa
ide yang dimilikioleh perawat lebih tinggi dari pada kelompok lain.

2.5 Kaitan Keragamaan Budaya Dan Nilai-Nilai Dalam Keperawatan

Perawat kerap kali memiliki latar belakang budaya, etnik dan agama yang berbeda
dengan klien itulah mengapa penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien. Itulah
mengapa penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien memiliki budaya dan
keyakinan yang berbeda. Jika kesadaran dan kepekaan klien terhadap keunikan keyakinan
dan praktik kesehatan serta penyakit yang disampaikan kepada perawat, maka terbinalah
hubungan yang baik antara perawat dan klien.

Ketika mengalami atau mengantisipasi suatu penyakit atau kritis, individu bisa saja
menggunakan pendekatan modern ataupun tradisional untuk pencegahan, mencapai
kesembuhan atau memadukan keduanya. Agar perawat berhasil dalam memberikan asuhan
bagi klien dengan latar belakang budaya dan etnik yang berbeda maka diperlukan pengajuan
beberapa pertanyaan berikut sebagai respek terhadap latar belakang budaya perawat dan
klien.

1. Siapa perawat dipandang aspek kultural ?


2. Siapa klien dipandang aspek kultural ?
3. Apa warisan budaya perawat ?
4. Apa warisan budaya klien ?
5. Apa tradisi kesehatan dari warisan budaya perawat ?
6. Apa tradisi kesehatan budaya klien

Hal ini juga akan meningkatkan hubungan komunikasi transkulturan yang efektif.
Komunikasi ini akan berjalan bila setiap individu berupaya memahami sudut pandang orang
lain dari rujukan budaya dan etnik seseorang. Perawat harus mempertimbangkan aspek-aspek
budaya ketika memberikan asuhan keperawatan.
2.6 Berbagai Akibat Ketidakpahaman Perawat Terhadap Budaya Klien Dalam
Melaksanakan Asuhan Keperawatan

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing-masing melalui
proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya yang
akhirnya akan memperkaya budaya-budaya mereka. Bila perawat tidak memahami budaya
klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara perawat
dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitasa
keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik dan tindakan
intervensi berjalan dengan lancar.

Maka dari itu perawat harus dimulai penilaian dengan mencoba untuk menentukan warisan
budaya klien dan kemampuan bahasa. Klien harus diminta jika ada keyakinan kesehatannya
berhubungan dengan penyebab penyakit atau masalah. Perawat itu kemudian harus
menentukan apa, jika ada, pengobatan rumah orang itu mengambil untuk mengobati gejala.
Perawat harus mengevaluasi sikap mereka terhadap asuhan keperawatan etnis. Beberapa
perawat mungkin percaya bahwa mereka harus memperlakukan semua klien yang sama dan
hanya bertindak secara alami, namun sikap ini gagal untuk mengakui bahwa perbedaan
budaya memang ada dan bahwa tidak ada satu “alam” perilaku manusia perawat tidak dapat
bertindak sama dengan semua klien dan masih berharap untuk memberikan efektif,
individual, perawatan holistik.

2.7 Implikasi Transkultural dalam Asuhan Keperawatan

Penerapan proses keperawatan mempunyai implikasi atau dampak terhadap:

1. Profesi

Secara profesional proses keperawatan menyajikan suatu lingkup praktik keperawatan.


Penerapan secara maksimal proses keperawatan dalam proses transkultural lebih
dikedepankan aspek, budaya. Meliputi adat istiadat, kebiasaan.

2. Klien

1) Penggunaan proses Keperawatan sangat bermanfaat bagi klien dan Keluarga

2) Klien dan Keluarga berpartisipasi secara aktif dalam keperawatan dengan melibatkan
kedalam 5 langkah proses keperawatan

3) PK meningkatkan suatu pengembangan dan kreatifitas dalam penjelasan masalah klien.


Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam pelayanan kesehatan sebelum mengetahui
lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa arti kebudayaan terlebih dahulu.
Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan, hasil karya manusia yang diperoleh
dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat,1986) Wujud-
wujud kebudayaan antara lain :

1. kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan.

2. kompleks aktivitas atau tindakan.

3. Benda-benda hasil karya manusia.

Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat


dikembangkan dan diaplikasikan dalam bentuk praktek keperawatan. Teori transkultural dan
keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks
keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep keperawatan yang didasari oleh
pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat dalam masyarakat.

Budaya latar belakang mempengaruhi kesehatan seseorang dalam semua dimensi, sehingga
perawat harus mempertimbangkan latar belakang budaya klien ketika merencanakan
keperawatan. Meskipun kebutuhan dasar manusia adalah sama bagi semua orang, cara
seseorang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dipengaruhi oleh budaya. Untuk
meningkatkan kesadaran cara dimana sistem iman mereka sendiri. Menyediakan sumber daya
untuk pertemuan dengan penyakit, penderitaaan dan kematian.

Untuk mendorong pemahaman, penghormatan dan penghargaan atas individualitas dan


keragaman keyakinan pasien, nilai-nilai, spiritualitas dan budaya tentang penyakit, artinya,
penyebab, pengobatan, dan hasil.

Untuk memperkuat komitmen mereka untuk hubungan-obatberpusat yang menekankan


mengurus orang yang menderita bukan hanya perhatian lebih pada patofisiologi penyakit, dan
mengakui dokter sebagai komponen dinamis dari hubungan itu. Untuk memudahkan dalam
mengenali peran pendeta pendeta rumah sakit dan pasien sebagai mitra dalam tim perawatan
kesehatan dalam memberikan perawatan bagi pasien.

Untuk mendorong dalam mengembangkan dan mempertahankan program fisik, emosional


dan spiritual terapi perawatan memperkenalkan diri dari timur, seperti ayurveda dan pancha
karma Leininger (1991,2002) telah mendefenisikan keperawatan transkultural sebagai studi
perbandingan budaya untuk memahami kesamaan (budaya universal) dan perbedaan ( budaya
tertentu) diseluruh kelompok manusia.
BAB 111

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Transkultural adalah lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu
mempengaruhi budaya yang lain. Atau pertemuan kedua nilai-nilai budaya yang berbeda
melalui proses interaksi sosial.

Transcultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar dan
praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Transcultural dalam praktek keperawatan meliputi:

 Keperawatan
 Mempertahankan budaya
 Perilaku sehat sakit
 Negoisasi budaya
 Restrukturisasi
 Budaya
 Proses keperawatan (pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan dan pelaksanaan
evaluasi).

3.2 SARAN

Bagi mahasiswa sebaiknya dapat mengetahui dan memahami tentang kebudayaan dan
pengaruhnya terhadap status kesehatan masyarakat, karena sangat berpengaruh dengan
kehidupan individu maupun kelompok. Bagi pembaca sebaiknya dapat menerapkan mengenai
penjelasan yang telah diuraikan dalam makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

http://supyan.stikeskuningan.ac.id/2012/02/01/konsep-keperawatan-lintas-budaya-
transcultural-nursing/

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Keperawatan%20Transkultural-SP.pdf

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/transkulturalnursing.pdf.

Anda mungkin juga menyukai