Tor Bok Sumbul Kunjungan Lapangan Bumil Kek Anemia Bumil Risti BBLR 2023
Tor Bok Sumbul Kunjungan Lapangan Bumil Kek Anemia Bumil Risti BBLR 2023
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah
b. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
d. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
e. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
f. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Penggunaan
Dana Alokasi Khusus Dak Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2021
2. Gambaran Umum
Kabupaten Dairi adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Sumatera Utara dengan 15
Kecamatan dan 161 desa dan 8 Keluarahan Sesuai dengan rumusan visi dalam RPJMD Kabupaten
Dairi Tahun 2019-2024 adalah Mewujudkan Dairi Unggul Yang Menyejahterakan Warga Dalam
Harmoni Keberagaman dan dalam rangka mensukseskan misi keduanya yaitu UNGGUL dalam
kualitas dan kuantitas pelayanan yang menjadi pelayanan dasar kebutuhan masyarakat yang
diwujudkan dalam arah pembangunan pilar sosial, yang salah satunya meliputi bidang kesehatan.
Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
yang tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan.
Pada hakekatnya keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin ketatnya
persaingan di era globalisasi. Keberhasilan pembangunan tersebut merupayakan upaya yang
dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan,
kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap warga.
Permasalahan kesehatan di Indonesia umumnya dan Kabupaten Dairi khususnya masih
didominasi oleh Penyakit Tidak Menular seperti Penyakit Kardiovaskular, Kanker, Diabetes Melitus,
Gangguan Pernafasan Kronis, yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak seimbang dan tidak
sehat. Disamping itu masalah malnutrisi pada balita dan ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronis) juga
masih tinggi serta penyebab-penyebab tidak langsung lainnya seperti masalah jamban, penyakit
menular, pandemic Covid-19 yang masih belum berakhir yang memerlukan penanganan serius.
Untuk mendukung terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal tersebut perlu
adanya advokasi lintas program dan lintas sektoral serta kemitraan dengan organisasi masyarakat
dengan melakukan pendekatan kepada para pemimpin atau pengambil keputusan agar dapat
memberikan dukungan, kemudahan, dan perlindungan pada upaya pembangunan kesehatan.
Dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dinyatakan bahwa
kesehatan merupakan satu investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif baik
secara sosial maupun ekonomi. Sehat merupakan hak dan kebutuhan dasar manusia. Sehat
menjadi salah satu faktor penentu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam Rencana Strategis
Kementerian Keshatan 2015-2019, yang tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomr
HK.02.02/MENKES/52/2015, telah menetapkan tujuan pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan 5 (lima) indikator utama yang harus dicapai dan
2 (dua) indikator diantaranya adalah : 1) Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif. 2) Meningkatnya
upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Upaya meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, bukanlah merupakan proses yang mudah.
B. PENERIMA MANFAAT
TOTAL 7,320,000