Anda di halaman 1dari 6

CHARLES BABBAGE

Profil Charles Babbage

Tempat kelahiran Babbage sebenarnya agak misterius. Masih menjadi perdebatan apakah ia lahir
di daerah Southwark, Jalan Walworth, atau bagian London lainnya.Yang pasti, Charles Babbage
lahir pada 26 Desember 1791 di Kota London, Inggris, dari pasangan Benjamin Babbage and Betsy
Plumleigh Teape. Keluarga Babbage tergolong berada. Ayahnya merupakan seorang bankir di Praed’s &
Co dan pemilik tanah Bitton di Teignmouth. Sedangkan, kakeknya merupakan walikota Totnes di Inggris.

Sejak kecil, Babbage dikenal sebagai anak cemerlang yang penuh dengan rasa ingin tahu.
Ia sering bertanya kepada ibunya, Elizabeth, mengenai setiap mainan yang ia dapatkan. Bahkan,
Babbage juga suka membongkar mainannya sendiri untuk mencari tahu gimana sih cara kerja
mainan tersebut. Selain itu, Babbage juga udah menunjukkan ketertarikan terhadap pelajaran
Matematika sejak muda. Ia belajar aljabar sendiri. Berhubung Babbage berasal dari keluarga
kaya, ia bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Masih di tahun yang sama dengan kelulusannya, Babbage menikahi Georgiana Whitmore di
Gereja St. Michael’s di Teignmouth, Devon. Walau pernikahan ini bertentangan dengan
keinginan ayah Babbage, mereka hidup bahagia sebagai suami istri. Sayangnya, pada tahun
1827, Babbage kehilangan ayahnya, istrinya, dan dua anaknya. Kemudian di tahun 1834,
Babbage kembali kehilangan satu putri. Dari delapan anak di keluarga Charles dan Georgina,
hanya tiga orang yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.

Latar Belakang Pendidikan

Masa kecil Babbage diwarnai dengan perjuangan melawan penyakit mematikan. Kabarnya,
Babbage menderita demam parah sejak umur lima tahun. Sangking parahnya, Babbage kecil
pernah hampir tiada. Agar bisa fokus dengan proses penyembuhan penyakit tersebut, Babbage
yang saat itu menginjak umur delapan tahun dipindahkan ke sekolah di pedesaan yang terletak di
daerah Alphington. 

Pada tahun 1808, Keluarga Babbage pindah ke rumah Rowdens di Teignmouth Timur. Babbage
sempat mengenyam pendidikan di King Edward VI Grammar School di Totnes, Devon Timur.
Namun, lagi-lagi kesehatannya memburuk sehingga ia akhirnya beralih ke pendidikan dengan
tutor privat. Walau didukung dengan finansial yang kuat, perjuangan pendidikan Babbage
ternyata nggak semulus itu ya. Kerennya, ia tetap semangat buat belajar terutama pelajaran
Matematika walau tengah diserang penyakit. Babbage kemudian ikut belajar Akademi
Holmwood yang terletak di Baker Street, Enfield, Middlesex. Nah, di sini ia bisa menikmati
perpustakaan yang mendukung semangat belajarnya akan Matematika. Setelah meninggalkan
akademi, Babbage sempat belajar dari dua tutor privat lainnya sebelum akhirnya mengenyam
pendidikan di Trinity College, Cambridge. Pada awalnya, Babbage mulai mengenyam
pendidikan lanjut di Trinity College, Cambridge University, sejak bulan Oktober di tahun 1810.
Namun, ternyata ia merasa kecewa dengan pendidikan yang ia terima di situ. Charles Babbage
dari dulu memang udah suka banget sama Matematika. Jadi, ia sebenarnya udah belajar banyak
banget materi dan baca buku atau tulisan dari berbagai matematikawan terdahulu. 

Selama kuliah di Trinity College, ia merasa udah belajar dan tahu apa yang diajarkan. Selain itu,
ternyata Babbage lebih pintar atau lebih mengerti Matematika dibandingkan pengajar di sana.
Beranjak dari ketidakpuasan Babbage akan pelajaran Matematika di sana, pada tahun 1812,
Charles Babbage bersama teman-temannya  termasuk  John Herschel dan George Peacock
memulai Analytical Society, sebuah organisasi yang mempromosikan penggunaan notasi
Leibnizian untuk diferensiasi dalam kalkulus.

Di tahun yang sama, Babbage pindah ke Peterhouse College, Cambridge University.  Dua tahun
kemudian, ia lulus pada 1814 tanpa ujian. Babbage dikenal sebagai salah satu matematikawan
paling top di sana. Walau Babbage dikenal cerdas dan hebat banget dalam Matematika, ia nggak
pernah menerima diploma atau sertifikat kelulusannya lho. Ia juga nggak lulus secara cum laude
padahal pasti nilainya bagus.

Hal ini dikarenakan tesis yang dibuat Babbage yang membahas sudut pandang lain akan agama
dan secara tegas menyatakan bahwa Tuhan lebih seperti instrumen dunia dibandingkan sebuah
kekuatan rohani. Karena tesisnya, Babbage dituduh menghina Tuhan. Akhirnya, tesis tersebut
nggak diterima sebagai syarat ujian kelulusan.

Konstribusi Yang Dihasilkan

Sebagai Pendidik

Walau nggak punya sertifikat kelulusan universitas, Babbage tetap bisa memulai karirnya di
dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Berkat reputasi dan kecerdasannya, ia sudah mulai
memberikan kuliah tentang astronomi sebagai matematikawan di The Royal Institution of Great
Britain pada tahun 1815. Bisa mengajar di institusi bergengsi tersebut tentu sangat
membanggakan. Apalagi banyak tokoh ilmuwan terkenal dan riset dilakukan di sana. Sayangnya,
karir Babbage nggak semulus itu. 

Babbage memang terpilih untuk menerima penghargaan Fellow of the Royal Society, yang
berarti dianggap berkontribusi baik untuk dunia ilmu pengetahuan umum.  Namun, ia berkali-
kali ditolak ketika melamar untuk posisi pengajar permanen. Mungkin kenyataan bahwa ia nggak
punya sertifikat kelulusan membuatnya kalah bersaing dengan calon pengajar lainnya.
Contohnya, ketika ia melamar untuk menjadi pengajar di Haileybury College di tahun 1816,
Babbage harus menerima bahwa Henry Walter akhirnya dipilih untuk posisi tersebut. Padahal,
Babbage sudah dibekali rekomendasi dari matematikawan  James Ivory dan John Playfair.

Di tahun 1819, Babbage mencoba untuk melamar sebagai profesor di University of Edinburgh.
Namun, ia lagi-lagi nggak berhasil mendapatkan posisi tersebut walau udah mengantongi
rekomendasi dari ilmuwan Pierre Simon Laplace. Perjalanan karir Babbage ini membuatnya
kesulitan secara finansial. Ia harus bergantung pada ayahnya untuk mendukungnya dalam hal
keuangan.

Kemudian di tahun 1820, Charles Babbage ikut andil dalam pembentukan Astronomical Society
yang kemudian disebut Royal Astronomical Society. Nah, saat itu Babbage udah mulai seru
memikirkan mesin penghitung atau komputer yang kemudian membuat namanya dikenal di
khalayak luas. Babbage pernah mengisi posisi Lucasian Professor of Mathematics at Cambridge
dari tahun 1828 hingga 1839 lho. Keren banget kan bisa jadi profesor matematika di Universitas
Cambridge Posisi ini hanya bisa diisi oleh satu orang untuk satu periode waktu. Beberapa contoh
figur terkenal seperti Isaac Barrow, Isaac Newton, dan Stephen Hawking pernah mengisi posisi
ini juga.

penemuan komputer oleh Charles Babbage.

Jadi, Charles Babbage itu sebenarnya hidup di era Revolusi Industri Inggris. Saat itu lagi gencar
banget pemakaian matematika buat berbagai sektor industri, entah untuk navigasi, sains, hingga
manufaktur. Saat itu belum belum ada mesin hitung praktis. Sehingga, perhitungan masih
menggunakan tabel penghitungan dan metode konvensional yang boros waktu, tenaga, dan uang.
Banyak banget kalkulasi yang perlu dilakukan. Dari sini, Babbage mulai punya ide buat bikin
sebuah mesin yang bisa melakukan penghitungan untuk menyelesaikan berbagai persoalan
matematika di tahun 1819. Hasilnya, sebuah mesin bernama Difference Engine 0 berhasil dibuat
pada tahun 1922. Bentuknya kira-kira seperti ini.

ini sebenarnya cikal bakal komputer modern yang sekarang dipakai kita semua. Intinya, ini alat
yang bisa melakukan komputasi atau penghitungan angka. Itu adalah konsep utama dari
komputer. Mesin penghitung Difference Engine ini menggunakan sistem desimal dan
dioperasikan dengan memutar pegangan yang berada di bagian samping.

Keberhasilan awal mesin ini menarik perhatian pemerintah untuk memberikan dana. Namun,
ternyata pembuatan mesin ini benar-benar butuh dana yang besar karena banyak banget
komponen-komponen yang harus dibuat sendiri dari awal. Setelah 10 tahun berlalu, Babbage
berhasil mengembangkan mesin kalkulasi sebelumnya dengan nama Difference Engine 1.
Namun, mesin yang memakan dana sebanyak 17.000 Poundsterling ini pun belum sempurna dan
perlu pengembangan lebih lanjut.

Akhirnya pemerintah memutuskan untuk nggak mendanai pengembangan mesin ini lebih lanjut.
Walau begitu, Babbage  tetap bersemangat melanjutkan pengembangan mesin ciptaannya.
Bahkan, Babbage kembali merancang mesin yang lebih modern dengan nama Analytical Engine.
Berbeda dengan Difference Engine, Analytical Engine bisa dibilang komputer digital untuk
kebutuhan umum yang sepenuhnya dikontrol melalui program.

Mesin Analytical Engine bisa dibilang tepat jika disebut sebagai pendahulu komputer digital
modern yang sekarang.  Mesin ini nggak cuma punya kemampuan untuk menyelesaikan
persoalan matematika yang rumit, tapi juga dipakai buat berbagai kebutuhan lainnya.

Selanjutnya pada 1846, Difference Engine 2 selaku penerus Difference Engine 1 yang
merupakan komputer mekanik pertama di dunia berhasil dibuat. Walau rancangan-rancangan ini
menarik berbagai ilmuwan, hanya Ada Lovelace, programmer pertama di dunia, yang benar-
benar percaya dan melihat potensi dari Differential dan Analytical Engine. 

Lovelace kemudian ikut berkontribusi mengembangkan cikal bakal komputer ini. Sayangnya,
perjuangan Babbage ini banyak tersendat terutama karena masalah keuangan. Bahkan, mesin-
mesin ciptaan Babbage nggak selesai hingga akhir hayatnya. Jadi, Babbage nggak pernah benar-
benar melihat hasil produk akhir rancangan-rancangannya.

Karya Lainnya

Penemuan komputer oleh Charles Babbage merupakan karya yang sangat menonjol di kehidupan
Babbage. Sebenarnya selain penciptaan komputer, Babbage banyak berkontribusi di bidang lain.

Babbage cukup aktif memublikasikan berbagai karya di bidang ekonomi dan filosofi.
Berikut ini beberapa contoh karya Babbage yang sudah dipublikasi.

Table of Logarithms of the Natural Numbers from 1 to 108,000 (1827), yang dari judulnya
sudah jelas sekali bahwa ini berisikan logaritma untuk angka 1 hingga 108.000 dan disuguhkan
dalam bentuk tabel. Dedikasi yang menakjubkan ya!
On the Economy of Machinery and Manufactures (1832), membahas produksi industri
sehubungan dengan riset operasional industri. Dari tulisan ini dikenal ‘Prinsip Babbage’
mengenai manfaat komersial dari pembagian divisi buruh. Buku yang juga membahas desain
rasional untuk pabrik dan pembagian penghasilan ini laku banget lho di zamannya. Bahkan, buku
ini sampai dicetak hingga edisi ke-4.

Kemudian ada Ninth Bridgewater Treatise (1837), yang membahas soal teologi natural.
Sebenarnya tulisan ini adalah bentuk respons terhadap Bridgewater Treatises, serial yang
membahas teologi dan sains. Inti isi tulisan ini menunjukkan pandangan pribadi Babbage tentang
Tuhan dan sains

Passages from the Life of a Philosopher (1864), merupakan buku autobiografi dari Charles
Babbage sendiri. Buku ini terdiri dari 36 bab yang menceritakan kehidupan pribadi, pangalaman,
serta pandangan Babbage.

Selain tulisan, Babbage juga menciptakan crow-catcher yang dalam bahasa Indonesia disebut
penghalau rintangan untuk lokomotif pada tahun 1838. Kalo lo penasaran, ini gambar crow-
catcher. Walau nggak banyak diangkat, Babbage juga digadang-gadang berkontribusi dalam
penciptaan ophthalmoscope, sebuah alat yang digunakan untuk mengecek bagian dalam mata.
Ia pernah membuat desain instrumen yang mirip dengan ophthalmoscope di tahun 1847.

Ketika bekerja untuk Great Western Railway of Great Britain, Babbage juga pernah
menciptakan dynamometer car, sebuah gerbong yang ditujukan untuk pemeliharaan rel kereta
api. Dynamometer car ini bisa mengukur kinerja kereta lokomotif dari segi kekuatan, kecepatan,
gaya tarik, dan lain sebagainya.

Kematian dan Peninggalan

Setelah tinggal dan bekerja selama lebih dari 40 tahun di Jalan Dorset, Marylebone, London,
Inggris, Charles Babbage dikabarkan meninggal di usianya yang ke-79, pada 18 Oktober
1871 di sana akibat masalah ginjal dan peradangan pada kandung kemih. Babbage dimakamkan
di Kensal Green Cemetery, London. Selama masa hidupnya, ia menolak gelar ksatria dan
baronet. Ia memang nggak setuju dengan gelar bangsawan turun temurun. Menurutnya, gelar
seharusnya didasari dari kehidupan seseorang.

Otak Babbage di Museum

Babbage sendiri memang bersedia untuk mendonasikan otaknya untuk ilmu pengetahuan. Saat
ini otaknya dibagi dua dan disimpan di dua museum berbeda: Hunterian Museum dan Science
Museum.

Quote/ Kutipan Penting

"Setengah menit yang kami habiskan setiap hari untuk memutar jam tangan kami adalah tenaga yang
hampir tidak masuk akal; namun, dengan bantuan beberapa roda, efeknya tersebar selama dua puluh
empat jam penuh."
--- Charles Babbage

Daftar Pustaka https://www.zenius.net/blog/biografi-charles-babbage

https://azsayings.com/kutipan-penulis/charles-babbage-8223?page=2

Anda mungkin juga menyukai