Anda di halaman 1dari 14

“LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ULKUS DM“

PRAKTIK KLINIK KMB I


SEMESTER V T.A. 2022/ 2023

NAMA : ZHAFIRA REFANZA


NIM : P032014401083

CLINICAL TEACHER CLINICAL INSTRUCTUR

Ns.Yoza Misra Fatmi ,Sp Kep.M.B Ns. Revina Indika P, S.Kep

PRODI D-III KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RIAU
T. A. 2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dengan judul “Ulkus DM” tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari laporan pendahuluan ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Selain itu, laporan pendahuluan ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Ulkus DM bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Revina Indika selaku Clinical Instructur
Ruang Bedah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga Penulis dapat
menyelesaikan laporan pendahuluan ini. Penulis menyadari, laporan pendahuluan yang penulis
tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis nantikan demi kesempurnaan laporan pendahuluan ini.

Bukittinggi, 25 September 2022

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................................3
A. KONSEP MEDIK..............................................................................................................4
1. Definisi................................................................................................................ 4
2. Anatomi dan Fisiologi.........................................................................................4
3. Etiologi.................................................................................................................4
4. Patofisiologi..........................................................................................................5
5. Patoflow................................................................................................................6
6. Manifestasi Klinik...............................................................................................7
7. Komplikasi...........................................................................................................7
8. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................7
9. Penatalaksanaan Medis......................................................................................8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN..........................................................................9
1. Pengkajian...........................................................................................................9
2. Diagnosis Keperawatan......................................................................................10
3. Intervensi Keperawatan.....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA

3
A. KONSEP MEDIK

1. Definisi
Ulkus diabetikum merupakan infeksi, tukak, dan destruksi jaringan kulit pada kaki
penderita diabetes melitus yang disebabkan karena adanya kelainan saraf dan rusaknya arteri
perifer. Alasan utama penderita diabetes melitus untuk berobat kerumah sakit adalah karena
ulkus diabetikum dan sudah dikenal sebagai beban pada aspek ekonomi, sosial, maupun medis
(Rizqiyah, 2020).

2. Anatomi dan Fisiologi


Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya mirip dengan kelenjar ludah,
panjang lebih kurang 15 cm mulai dari duodenum sampai limpa. Pankreas menempel pada
duodenum dan terdapat lebih kurang 200.000 – 1.800.000 pulau Langerhans. Pulau Langerhans
memiliki 4 sel :
a. Sel A : jumlah 20-40%, memproduksi glucagon yang menjadi factor
hiperglikemik
b. Sel B : jumlah sekitar 60-80%, membuat insulin
c. Sel D : jumlah sekitar 5-15%, membuat somatostatin yang menghambat
perlepasan insulin glucagon
d. Sel pankreatik

Fungsi pankreas yaitu :


a. Fungsi ensokrin : Membentuk getah pancreas yang berisi enzim dan elektrolit
b. Fungsi endokrin : Pulau Langerhans yang bersama-sama membentuk organ
endokrin mensekresikan insulin

3. Etiologi
Faktor penyebab penderita diabetes bisa mengalami komplikasi ulkus diabetikum adalah :
a. Lamanya penyakit diabetes melitus yang dialami klien.
Hiperglikemia yang lama dapat menyebabkan hiperglosa atau sel pada tubuh
penderita diabetes melitus bisa kebanjiran glukosa dan dapat menyebabkan
terbentuknya komplikasi kronik diabetes lainnya.

4
b. Neuropati
Neuropati dapat mengakibatkan gangguan pada saraf motorik, sensorik dan otonom.
Gangguan motorik dapat mengakibatkan deformitas pada kaki, perubahan
biomekanika pada kaki, atrofi otot, dan distribusi tekanan pada kaki terganggu
akhirnya dapat menyebabkan angka kejadian ulkus tinggi.
c. Peripheral artery disease
Atherosklerosis menyebabkan terjadinya penyumbatan arteri di ektremitas bawah,
iskemia otot dan iskemia yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri saat istirahat
dapat menyebabkan klaudikasio intermitten yang merupakan gejala klinis yang
sering ditemui.
d. Ketidak patuhan diet pada penderita diabetes melitus.
e. tidak teratur melakukan perawatan kaki.
f. Sembarangan menggunakan alas kaki.
g. Gaya hidup.
Pola makan yang tidak sehat, merokok dan obesitas dapat mempengaruhi terjadinya
ulkus diabetikum

4. Patofisiologi
Salah satu penyebab penderita diabetes mengalami ulkus diabetikum, berupa penurunan
sensasi pada kaki yang berhubungan dengan luka pada kaki Dan dapat menjadikan Kehilangan
sensasi di daerah distal tungkai, hingga amputasi adalah neuropati perifer. Neuropati diabetikum
yang khas atau sering dijumpai adalah Neuropati sensori, motorik dan otonom. Ulkus kaki yang
disebabkan oleh neuropati biasanya terjadi pada permukaan plantar kaki, yaitu di area yang
mengalami tekanan tinggi, seperti di area atas tulang atau area lain di atas deformitas tulang.
Ulkus kaki diabetik sering menyebabkan lebih dari 50% penderitanya mengalami nyeri dan
memar. penyebab ulkus yang sulit dikendalikan pada kaki penderita diabetes adalah neuropati
perifer. Hilangnya sensasi menyebabkan berkurangnya rasa sakit, dan dapat mengakibatkan
kerusakan kulit akibat trauma atau tekanan dari sandal dan sepatu sempit yang dikenakan oleh
pasien, yang dapat menimbulkan luka dan infeksi.
Pada DM type 1 dan type 2 keduanya dapat memicu munculnya kelainan profil lipid dalam
darah yang menyebabkan gangguan kardiovaskular, nefropati dan hipertensi. Luka yang terbuka

5
mampu menghasilkan gas gangren yang berakibat terjadinya osteomielitis yang disebabkan
karena Luka yang timbul secara spontan ataupun karena trauma. Penyebab dari dilakukannya
amputasi kaki nontraumatik adalah genggren kaki. Penderita diabetes rawan mengalami
amputasi karena kondisi penyakit yang kronik dan risiko komplikasi yang sangat besar

5. Patoflow

6
6. Manifestasi Klinik
Penderita ulkus diabetikum akan mengalami tanda dan gejala ini :
a. Sering merasakan kesemutan
b. Nyeri pada kaki saat istirahat
c. Sensasi rasa pada kaki berkurang
d. Kerusakan pada Jaringan atau nekrosis
e. Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea
f. Kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal
g. Kulit menjadi kering.

7. Komplikasi
Ulkus dapat menyebabkan amputasi dan bisa meningkatkan risiko kematian tiga kali lipat
hanya dalam waktu 18 bulan. Infeksi dari ulkus diabetikum yang diikuti amputasi juga dapat
menyebabkan penderita mengalami depresi yang berat (Rizqiyah, 2020).
Salah satu infeksi kronik Diabetes yang paling ditakuti adalah ulkus diabetikum, karena
dapat menyebabkan kecacatan atau amputasi dan bahkan bisa menyebabkan kematian (Tut Wuri
Prihatin, 2019).

8. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada pasien dengan ulkus diabetikum
sebagai berikut :
a. Darah lengkap
b. Kadar gula darah
c. Urine
d. Kultur pus
Untuk melihat jenis kuman yang menginfeksi luka dan menentukan antibiotik yang
sesuai dengan kuman.
e. Pemeriksaan leukosit
Untuk melihat adanya risiko infeksi pada luka ulkus (Muhartono, 2017; Arsa,
2020).

7
9. Penatalaksanaan Medis
Hampir 85% kasus ulkus diabetikum harus diamputasi, berikut penatalaksanaan dalam
memanajemen infeksi kaki diabetik agar meminimalisir terjadinya amputasi :
a. Pembedahan
Tujuan pembedahan adalah untuk mengalirkan pus, dan meminimalkan kerusakan
jaringan dengan pengurangan tekanan di kaki dan mengangkat jaringan yang
terinfeksi.
b. Antibiotik
Antibiotik hanya digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi bukan untuk
penyembuhan luka, jadi Meskipun luka belum sembuh Terapi antibiotik dapat
dihentikan jika tanda dan gejala infeksi sudah menghilang.
c. Perawatan pada luka
Kebanyakan kasus ulkus diabetikum membutuhkan perawatan debridement untuk
mempercepat penyembuhan luka dengan cara mengangkat jaringan yang terinfeksi
dan jaringan nekrotik (Hutagalung, 2019).

8
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pada langkah pengkajian klien ulkus diabetikum ini dilakukan dengan cara mengumpulkan
data :
a. Riwayat penyakit
1) Keluhan utama
Keluhan yang sering dirasakan klien seperti luka yang lama sembuh dan
berbau, terdapat rasa kesemutan pada kaki atau tungkai bawah, rasa raba
menurun, serta terdapat nyeri pada luka.
2) Riwayat penyakit sekarang kapan luka itu terjadi, penyebab adanya luka dan
upaya mengatasinya.
3) Riwayat kesehatan lalu
Terdapat riwayat penyakit yang berkaitan dengan defisiensi insulin seperti
penyakit pancreas, obesitas, riwayat penyakit jantung, artero klerosis,
diabetes, ataupun obat-obatan yang sering diminum penderita dan tindakan
medis yang pernah dijalani.
4) Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga bisa dilihat pada genogram keluarga, apakah
ada salah satu anggota keluarga yang mengalami DM ataupun penyakit
keturunan yang dapat mengakibatkan terjadinya defisiensi insulin.
5) Riwayat psikososial
Mencakup informasi tentang prilaku, perasaan dan emosi yang sedang
dialami klien dan berhubungan dengan penyakitnya sekarang serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit klien.
b. Pemeriksaan fisik
1) Aktivitas dan istirahat
Lelah, kelemahan, sulit bergerak atau berjalan, kram pada otot, penurunan
kekuatan otot dan tonus otot.
2) Sirkulasi
Riwayat klaudikasi, AMI, hipertensi, kesemutan, kebas, ulkus kaki, dan
lama penyembuhan. Selain itu menunjukkan gejala takikardi, perubahan TD

9
postural, penurunan atau absen nadi, disritmia JVP, kulit yang kering,
hangat dan mata cekung.
3) Integritas ego
Merasa cemas dan stres
4) Pola Eliminasi
Perubahan pola berkemih, nyeri tekan pada perut yang biasanya ditandai
dengan urine berkabut, bau busumk (infeksi) atau adanya asites
5) Makan dan Minum
Meliputi gejala penurunan nafsu makan, anoreksia, mual muntah, berat
badan turun, haus dan penggunaan deuretik biasanya ditandai oleh tugor
kulit yang jelek dan bersisik atau distensi perut.
6) Neurosensory
Pusing, sakit kepala, kesemutan , kebas kelemahan pada otot, parastesia, dan
gangguan penglihatan.
7) Nyeri atau kenyamanan
Merasakan nyeri pada perut dan kembung. Tanda yang muncul yaitu
ekspresi muka menyeringai saat palpasi abdomen dan sikap melindungi.
8) Pernafasan
Menunjukkan nafas cepat (DKA), batuk dengan atau tanpa sputum purulen
(terganggunya adanya infeksi atau tidak).
9) Keamanan
Sering mengeluh gatal, kulit kering dan ulkus pada kulit

2. Diagnosis Keperawatan
Sesuai hasil pengkajian dan penelitian yang didapatkan dari standar diagnosis keperawatan
indonesia (2017) dengan masalah ulkus diabetikum adalah :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pecendera fisiologis.
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan neuropati perifer.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin

10
3. Intervensi Keperawatan
NO. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
dengan agen pecendera keperawatan selama … x 24 Observasi :
fisiologis. jam diharapkan tingkat nyeri - Identifikasi lokasi,
menurun dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas,
1. Keluhan nyeri intensitas nyeri
menurun - Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun - Identifikasi respons nyeri
3. Gelisah menurun nonverbal
4. Kesulitan tidur - Identifikasi factor
menurun memperingan dan
5. Frekuensi nadi memperberat nyeri
membaik - Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik :
- Berikan teknik
nonfarmakologis (terapi
music, aromaterapi, terapi
bermain)
- Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(suhu ruanagan,
pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat tidur
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan

11
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
- Pemberian analgetik, jika
perlu
2. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan Perawatan Integritas Kulit
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 Observasi :
neuropati perifer. jam diharapkan integritas - Identifikasi penyebab
kulit meningkat dengan gangguan integritas kulit
kriteria hasil : Terapeutik :
1. Kerusakan lapisan - Ubah posisi tiap 2 jam jika
kulit menurun tirah baring
2. Kerusakan jaringan - Gunakan produk berbahan
menurun petroleum atau minyak pada
3. Nyeri menurun kulit kering
4. Elastisitas meningkat - Gunakan produk berbahan
ringan/alami dan
hipoalergik pada kulitt
sensitive
- Hindari peroduk berbahan
dasar alcohol pada kulit
kering
Edukasi :
- Anjurkan penggunaan
pelembab

12
- Anjurkan minum yang
cukup
- Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan menghindari
terpapar suhu yang ekstrim
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 Observasi :
penurunan hemoglobin jam diharapkan tingkat - Monitor tanda dan gejala
infeksi menurun dengan infeksi
kriteria hasil : Terapeutik :
1. Demam menurun - Batasi jumlah pengunjung
2. Kemerahan menurun - Berikan perawatan kulit
3. Nyeri menurun pada area edema
4. Bengkak menurun - Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan
pasien
- Pertahankan teknik aseptic
pada pasien berisiko tinggi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara cuci tangan
yang benar
- Ajarkan etika batuk
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka
- Anjurkan meningkatkan
nutrisi dan cairan

13
DAFTAR PUSTAKA

Hutagalung. (2019). Diabetic Foot Infection ( Infeksi Kaki Diabetik ): Diagnosis dan
Tatalaksana. 414-418.
PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luara Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Rizqiyah. (2020). Pola Bakteri Ulkus Diabetikum Pada Penderita Diabetes Melitus
Bacteriological Profile of Diabetic Foot Ulcer in RSUD Dr . H . Abdul Moeloek. 128-
135.
Tut Wuri Prihatin. (2019). Senam Kaki Diabetes Berpengaruh Terhadap Nilai Ankle Brachial
Index (ABI) Pada Pasien Diabetes Melitus. 571-576.

14

Anda mungkin juga menyukai