Anda di halaman 1dari 47

Makalah Bakteri Staphylococcus Aureus

Uploaded by
Ny Mohammad Ali 
Date uploaded
on Oct 04, 2019
0 ratings0% found this document useful (0 votes)
92 views
21 pages
Document Information
click to expand document information
Description:
good
Date uploaded
Oct 04, 2019
Copyright
© © All Rights Reserved
Available Formats
DOCX, PDF, TXT or read online from Scribd
Share this document
Share or Embed Document
Sharing Options
 Share on Facebook, opens a new window
Facebook

 Share on Twitter, opens a new window


Twitter

 Share on LinkedIn, opens a new window


LinkedIn

 Share with Email, opens mail client


Email

 Copy Text
Copy Link

Did you find this document useful?


0%0% found this document useful, Mark this document as useful
0%0% found this document not useful, Mark this document as not useful
Is this content inappropriate?
Report this Document
Download
SavedRemove Makalah Bakteri Staphylococcus Aureus from Saved
 
1
BAB IPENDAHULUAN1.1
 
Latar Belakang
Antibakteri adalah suatu senyawa yang digunakan untuk mengambat bakteri.
Antibakteri biasanya terdapat dalam suatu organisme sebagai metabolitsekuder.
Mekanisme senyawa antibakteri secara umum dilakukan dengan caramerusak
dinding sel, mengubah permeabilitas membran, mengganggu sintesis protein, dan
menghambat kerja enzim (Pelczar dan Chan, 2008).
Senyawa yang berperan dalam merusak dinding
sel antara lain fenol, flavonoid, dan alkaloid.Senyawa fitokimia tersebut berpotensi
sebagai antibakteri alami pada bakteri patogen, contohnya terhadap bakteri
Staphylococcus aureus
dan
 Escherichiacoli.Staphylococcus aureus
 merupakan salah satu bakteri penyebab infeksitersering di dunia. Tingkat
keparahan infeksinya pun bervariasi, mulai dariinfeksi minor di kulit (furunkulosis dan
impetigo), infeksi traktus urinarius,infeksi trakrus respiratorius, sampai infeksi pada
mata dan Central NervousSystem (CNS) (DeLeo etal , 2010). Menurut Kusuma
(2010),
 Escherichia coli
 merupakan bakteri yang bersifat patogen pada manusia ini menyebabkangangguan
pencernaan pada manusia serta mengganggu sistem kerja dari organlambung.
Bakteri ini juga sebagai penyebab utama dari morbiditas danmortalitas diseluruh
dunia.Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari
benang- benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-
cabangyangdisebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif
ada pula dengan cara generatif.Selain memiliki berbagai macam cara untuk berkem
bangbiak, jamur juga terdiri dari aneka macam jenis baik yang bermanfaat maupun y
ang berbahaya/beracun. Saat ini sebagian besar jamuryang dibudidayakan
masyarakat adalah jamur yang bermanfaat, khususnya jamur konsumsi yang bisa
dimakan atau dimanfaatkan sebagai obat.
 Penicillium
 sp dan
 Aspergilus
 sp adalah genus jamur ascomycetous
major pentingnya dalam lingkungan alam serta produksi makanan dan obat yangme
mbunuh atau menghentikan pertumbuhan beberapa jenis bakteri di dalamtubuh.
Spesies
 Penicillium
 adalah jamur tanah di mana-mana lebih suka iklimdingin dan moderat, biasanya
hadir dimanapun bahan organik yang tersedia.Spesies
 Penicillium
 yang hadir di udara dan debu dari lingkungan dalamruangan, seperti rumah-rumah
dan bangunan umum.Oleh sebab itu,makalah ini membahas tentang bakteri (
Staphylococcusaureus
dan
 Escherichia coli)
dan Jamur (
 Aspergilus
 sp dan
 Penicillin
 sp)
 
agarmasyarakat mengetahui bahaya bakteri dan jamur 
 
dan lebih berhati-hati dalammenjaga kesehatan lingkungan dan tubuh.

Trusted by over 1 million members


Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or
interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.
 
2
1.2
 
Rumusan Masalah
1.
 
Bagaimana konsep dasar dari bakteri
Staphylococcus aureus
dan
  Escherichia coli
?2.
 
Bagaimana konsep dasar dari jamur
 Aspergilus
 sp dan
 Penicillin
 sp?
1.3
 
Tujuan
1.
 
Untuk mengetahui konsep dasar dari bakteri
Staphylococcus aureus
dan
  Escherichia coli
?
 
2.
 
Untuk mengetahui konsep dasar dari jamur
 Aspergilus
 sp dan
 Penicillin
 sp?
 
 
3
BAB IIPEMBAHASANI.
 
 STAPHYLOCOCCUS AUREUS
 
1.1
 
Pengertian 
 Staphylococcus aureus
 (
S. aureus
) adalah bakteri gram positifyangmenghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob
fakultatif, tidak menghasilkansporadan tidak motil, umumnya tumbuh berpasangan
maupun berkelompok, dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm.
S. aureus
 tumbuhdengan optimum pada suhu 37
o
C dengan waktu pembelahan 0,47 jam.
S.aureus
 merupakanmikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanyaterdapat pada saluran
pernapasan atas dan kulit. Keberadaan
S. aureus
  pada saluran pernapasan atas dan kulit pada individu
jarang menyebabkan penyakit, individu sehat biasanya hanya berperan sebagai kari
er. Infeksiserius akan terjadi ketika resistensi inang melemah karena
adanya perubahan hormon; adanya penyakit, luka, atau perlakuan menggunakanste
roidatau obat lain yang memengaruhi imunitas sehingga terjadi pelemahan
inang.Infeksi
S. aureus
 diasosiasikan dengan beberapa kondisi patologi,diantaranya
bisul, jerawat,  pneumonia, meningitis, dan arthritits.Sebagian besar penyakit yang
disebabkan oleh bakteri ini memproduksi nanah, olehkarena itu bakteri ini disebut
piogenik.
S. aureus
 juga menghasilkankatalase, yaitu enzim yang mengkonversi H
2
O
2
 menjadi H
2
O dan O
2
, dankoagulase, enzim yang menyebabkanfibrin berkoagulasi danmenggumpal.
Koagulase diasosiasikan dengan patogenitas
karena penggumpalan fibrin yang disebabkan oleh enzim ini terakumulasi disekitar
bakteri sehingga agen pelindung inang kesulitan mencapai
bakteridan fagositosisterhambat.
 2.1
 
Morfologi dan identifikasi 
Bakteri
Staphylococcus
 berbentuk bulat menyerupai bentuk buah angguryang tersusun rapi dan tidak teratur
satu sama lain. Sifat dari bakteri iniumumnya sama dengan bakteri coccus yang lain
yaitu :
 
1.
 
Berbentuk bulat dengan diameter kira-kira 0,5
 – 
 1,5 µm. 2.
 
Warna koloni putih susu atau agak krem 3.
 
Tersusun dalam kelompok secara tidak beraturan. 4.
 
Bersifat fakultatif anaerobic 5.
 
Pada umumnya tidak memiliki kapsul 6.
 
Bakteri ini juga termasuk juga bakteri nonsporogenous (tidak berspora) 7.
 
Sel-selnya bersifat positif-Gram, dan tidak aktif melakukan pergerakan (non
motile) 8.
 
Bersifat pathogen dan menyebabkan lesi local yang oportunistik  9.
 
Menghasilkan katalase 
 
4
10.
 
Tahan terhadap pengeringan, panas dan Sodium Khlorida (NaCl) 9% 11.
 
Pertumbuhannya dapat dihambat dengan cepat oleh bahan
kimiatertentu seperti Hexachlorophene 3%. 12.
 
Sebagian besar adalah saprofit yang hidup di alam bebas,
namunhabibatAlamiahnya adalah pada permukaan epitel
golongan primate/mamalia.Bakteri yang memiliki genus
Staphylococcus
 ini mempunyai ciri-cirimorfologi sebagai berikut:

 
warna koloni putih susu atau agak krem, 

 
 bentuk koloni bulat, tepian timbul, 

 
sel bentuk bola, diameter 0,5-1,5 um, 

 
terjadi satu demi satu, berpasangan, dan dalamkelompok tidak teratur, 
3.1
 
Klasifikasi
 Staphylococcus aureus
 
a.
 
 Berdasarkan morfologi
 
Bentuknya bulat(kokus) atau lonjong (0,8 sampai 0,9), jenisyang tidak bergerak,
tidak berspora dan gram positif. Tersusundalam kelompok seperti buah anggur.
Pembentukan kelompok initerjadi karena pembelahan sel terjadi dalam tiga bidang
dan selanaknya cenderung dekat dengan sel induknya. Bersifat aerob dantumbuh
baik pada pembenihan yang sederhana pada temperaturoptimum 37
o
C dan pH 7,4. Merupakan salah satu bakteri yangcukup kebal diantara
mikroorganisme yang tidak berspora tahan panas pada suhu 60
o
C selama 30 menit, tahan terhadap fenol selama15 menit. b.
 
 Berdasarkan filogenik (garis keturunan)
 
Scientific Classificatin
Domain : BacteriaKingdom : EubacteriaPhylum : FirmicutesClass : BacilliOrder : Baci
llalesFamily : StaphylococcaceaeGenus : 
Staphylococcus
 Species :
 S. aureus
 

 
5
c.
 
 Berdasarkan sifat pewarnaan
 
Staphylococcusaureus(S. aureus)
adalah bakteri gram positif yangmenghasilkan pigmen kuning, bersifat
aerobfakultatif, tidakmenghasilkan spora dan tidak motil, umumnya tumbuh
berpasanganmaupun berkelompok,dengan diameter sekitar 0,8-1,0 µm.
S.aureus
 tumbuh dengan optimum pada suhu 37
o
C dengan waktu pembelahan0,47 jam.
S.aureus
 merupakan mikroflora normal manusia. Bakteri ini biasanyaterdapat pada saluran
pernafasan atas dan kulit. Keberadaan
S.Aureus
  pada saluran pernafasan atas dan kulit pada individu jarangmenyebabkan
penyakit, individu sehat biasanya hanya berperansebagai karier. Infeksi serius akan
terjadi ketika resistensi inangmelemah karena adanya perubahan hormon; adanya
penyakit,
luka,atau perlakuan menggunakan steroid atau obat lain yangmemengaruhi imunitas
sehingga terjadi pelemahan inang.d.
 
 Berdasarkan aktivitas metabolisme
 1.
 
Kebutuhan akan O2
Staphylococcus aureus
 tumbuh dengan baik
pada berbagai media bakteriologi di bawah suasana aerobic ataumicroaerofilik.
Koloni akan tumbuh dengan cepat padatemperatur 37ºC namun pembentukan
pigmen yang terbaikadalah pada temperatur kamar (20ºC-35ºC) koloni padamedia
padat akan berbentuk bulat, lembut dan mengkilat.Pada pembenihan cair
menyebabkan kekeruhan yangmerata tidak membentuk pigmen pada nutrien agar
setelah diinkubasi selama 24 jam kolonin berpigmen kuning emas,ukuran 2-4mm,
bulat, cembung tapi rata pada agar darah ataumedia BAP sekeliling koloni akan
terlihat zona betahemolisa (zona jernih) yang lebar.2.
 
Produksi toksin dan enzim
Staphylococcus aureus
 dapat menimbulkan penyakitmelalui kemampuan berkembang biak dan menyebar
luasdalam jaringan dan melalui pembentukan berbagai zat
 
6
ekstraseluler. Beberapa zat ini adalah enzim, sedangkan yanglain di duga
toksin,meskipun berfungsi sebagai enzimkebanyakan toksin berada di bawah
pengendalian
genetik plasmid atau DNA yang berbentuk cekuler yang terdapatdalam
kromosom.Hemolisa:
Staphylococcus aureus
 dapat di bedakanmenjadi 3 hemolisa yang di sebut alfa,beta dan
gama.Semuahemolisa ini antigennya berbeda.Hemolisa alfa dapatmenyebabkan
hemolisis sel darah merah kelinci dan dombadengan cepat, hemolisa alfa di
sebabkan oleh jenis koagulase positif dan penting pada patogenesis infeksi pada
manusia.Koagulase:
Staphylococcus aureus
 menghasilkankoagulase suatu protein yang mirip enzim yang dapatmenggumpalkan
plasma yang telah di beri oksalat atau sitratdengan bantuan suatu faktor yang
terdapat pada banyakserum. Faktor serum bereaksi dengan koagulase
untukmenghasilkan enterase dan menyebabkan
aktivitas pembekuan. Koagulase dapat mengendapakan fibrin pada permukaan
Staphylococcus
.
Staphylococcus aureus
 membentuk koagulase positif di anggap mempunyai potensimenjadi patogen
invasive.Katalase:
Staphylococcus
menghasilkan katalase yangmengubah
hydrogen peroksida
 (H
2
O
2
) menjadi air danoksigen.tes katalase membedakan
 Staphylococcus
 positif dari
Streptococcus
 yang negatif.
4.1
 
Struktur sel 
Staphylococcus aureus
 merupakan bakteri Gram-positif, tidak bergerak, tidak berspora dan
mampu membentuk kapsul, berbentuk kokusdan tersusun seperti buah anggur.
Ukuran Staphylococcus berbeda-bedatergantung pada media pertumbuhannya.
Apabila ditumbuhkan pada mediaagar,
Staphylococcus
 memiliki diameter 0,5-1,0

m dengan koloni berwarna kuning.
S. aureus
mempunyai dinding sel yang terdiri dari peptidoglikan, asam teikoik,
 fibronectin binding protein
,
clumping factors
 dan
collagen binding protein
.Komponen utama dinding sel adalah peptidoglikan yang menyusunhampir 50% dari
berat dinding sel. Peptidoglikan tersusun dari polimer polisakarida (asam N-
asetilglukosamin dan asam N-asetilmuramik), polipeptida (L-Ala, D-Glu, L-Lys, D-
Ala, D-ala) dan sebuah jembatan pentaglisin. Melalui katalisis transpeptidase oleh P
enicillin-BindingProtein (PBP), setiap peptidoglikan akan saling berikatan
dengan peptidoglikan lainnya dengan cara merubah rantai alanin agar berikatanden
gan jembatan pentaglisin dari peptidoglikan lainnya. Prosesmenghasilkan suatu
struktur dinding sel yang padat. Beberapa enzim jugadihasilkan oleh
S.aureus,
diantaranya koagulase,
clumping factor 
,hialuronidase dan

-laktamase.
 
7
Dinding sel
S. Aureus
 juga mengandung asam teikoat, yaitu sekitar40% dari berat kering dinding selnya.
Asam teikoat adalah beberapakelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat
mengandungaglutinogen dan N-asetilglukosamin.
Staphylococcus aureus
 adalah bakteri aerob dan anaerob fakultatifyang mampu menfermentasikan manitol
dan menghasilkan enzimkoagulase, hyalurodinase, fosfatase, protease dan lipase.
Staphylococcusaureus
 mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan lisisnya seldarah merah. Toksin
yang dibentuk oleh
Staphylococcus aureus
 adalahhaemolysin alfa, beta, gamma, delta dan epsilon. Toksin lain ialahleukosidin,
enterotoksin dan eksfoliatin. Enterotosin dan eksoenzim dapatmenyebabkan
keracunan makanan terutama yang mempengaruhi
saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuhaka
n menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulitdengan tanda-tanda
kulit terkena luka bakar.Suhu optimum untuk pertumbuhan
Staphylococcus aureus
 adalah35
o
 
 – 
 37
o
 C dengan suhu minimum 6,7
o
 C dan suhu maksimum 45,4
o
 C.Bakteri ini dapat tumbuh pada pH 4,0
 – 
 9,8 dengan pH optimum 7,0
 – 
 7,5.Pertumbuhan pada pH mendekati 9,8 hanya mungkin bila
substratnyamempunyai komposisi yang baik untuk pertumbuhannya. Bakteri
inimembutuhkan asam nikotinat untuk tumbuh dan akan distimulir pertumbuhannya
dengan adanya thiamin. Pada keadaan anaerobik, bakteriini juga membutuhkan
urasil. Untuk pertumbuhan optimum diperlukansebelas asam amino, yaitu valin,
leusin, threonin, phenilalanin, tirosin,sistein, metionin, lisin, prolin, histidin dan
arginin. Bakteri ini tidak dapattumbuh pada media sintetik yang tidak mengandung
asam amino atau protein.Selain memproduksi koagulase,
S. aureus
 juga dapat memproduksi berbagai toksin, diantaranya :

 
Eksotoksin-a yang sangat beracun.

 
Eksotoksin-b yang terdiri dari hemosilin, yaitu suatu komponen yangdapat
menyebabkan lisis pada sel darah merah.

 
Toksin F dan S, yang merupakan protein eksoseluler dan bersifatleukistik.

 
Hialuronidase, yaitu suatu enzim yang dapat memecah asamhyaluronat di dalam
tenunan sehingga mempermudah penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.

 
Grup enterotoksin yang terdiri dari protein sederhana.
Staphylococcus aureus
 hidup sebagai saprofit di dalam saluran-saluran pengeluaran lendir dari tubuh
manusia dan hewan-hewan sepertihidung, mulut dan tenggorokan dan dapat
dikeluarkan pada waktu batukatau bersin. Bakteri ini juga sering terdapat pada pori-
pori dan permukaankulit, kelenjar keringat dan saluran usus. Selain dapat
menyebabkanintoksikasi,
S. aureus
 juga dapat menyebabkan bermacam-macam infeksi

 
8
seperti jerawat, bisul, meningitis, osteomielitis, pneumonia dan mastitis pada
manusia dan hewan.
5.1
 
Daur hidup 
ket : MRSA :  Methicillin-resistant Staphylococcus aureus
 
 PVL : Panton-Valentine Leukocidin
 
 PMN :
Polymorphonuclear leukocytes, or granulocyte;Polymorphonuclear neutrophilMRSA
terdiri dari 2 bagian, yaitu lukS-PV dan lukF-PV yangkeduanya mengandung PVL.
PVL dimediasi oleh nekrosis sel epitel.Pada sel bakteri terdapat lapisan yang
mengandung PMN. KemudianPVL menempel pada lapisan terluar bakteri yang bisa
mengakibatkan 2kejadian, yaitu : jika kandungan PVL kecil, sel tersebut akan
mengalamiapositosis ; sedangkan bila kandungan PVL besar, sel akan
mengalamisitolisis. Jika mengalami sitolisis, mediator inflamasi atau ROS dirilisuntuk
membuat PVL menjadi lisis yang mengarah ke jaringan nekrosis
6.1
 
Epidemologi 
Staphylococcus aureus
 dapat menyebabkan penyakit
dengan produksi toksin preformed maupun oleh menginfeksi baik jaringan lokaldan
sirkulasi sistemik. Penularan penyakit dapat terjadi pada bagian- bagian di bawah
ini.
 
o
 
Gastrointestinal:
 
Staphylococcus aureus
dapat menyebabkaninfeksi akut keracunan makanan melalui
 preformed enterotoxins
.Bahan makanan mungkin terinfeksi oleh bakteri
Staphylococcusaureus
yang terdapat pada produk daging, unggas, produk telur,salad seperti telur, tuna,
ayam, kentang, dan makaroni, krim pengisiroti, kue pai, kue sus coklat, dan produk
susu.
o
 
Infeksi kulit dan rambut:
 
Staphylococcus aureus
 umumnya hidup berkoloni pada permukaan kulit nasofaring, dan perineum. Infeksi
di permukaan ini dapat terjadi terutama bila penghalang kulitmengalami gangguan
fungsi atau kerusakan.
 
9
o
 
Infeksi sistemik:
 Staphylococcus aureus pada umumnyamenyebabkan infeksi endokarditis pada
penderita
osteomyelitis, penderita infeksi sinus, dan penderita epiglotitis (biasanya anak-anak).
o
 
Infeksi nosokomial:
 resisten methicillin Staphylococcusstaphylococcal (MRSA) adalah strain bakteri
yang umumnya terlibatdalam infeksi nosokomial . Faktor risiko untuk kolonisasi
MRSAatau infeksi yang terjadi di rumah sakit antara lain sebelum paparanantibiotik,
saat masuk ke unit perawatan intensif, insisi bedah,maupun paparan pasien yang
terinfeksi.
7.1
 
Patogenesis 
Umumnya dapat menimbulkan penyakit pembekakan (abces) seperti :
1.
 
Jerawat
 
2.
 
Periapikal
 
3.
 
Abces
 
4.
 
Infeksi saluran kemih (primer)
 
5.
 
Infeksi ginjal (sekunder)
 
6.
 
Infeksi kulit
 
Kemampuan patogenik dari galur
Staphylococcus aureus
 adalah pengaruh gabungan antara faktor ekstraseluler dan toksin bersama
dengansifat daya sebar invasif. Pada satu sisi semata-mata diakibatkan olehingesti
enterotoksin dan pada sisi lain adalah bakteremia dan penyebaranabses pada
berbagai organ. Peranan sebagai bahan ekstraseluler pada patogenesis berasal dari
sifat masing-masing bahan tersebut.
Staphylococcus aureus
 yang patogenik dan hanya bersifat invasifmenghasilkan koagulase dan cenderung
untuk menghasilkan pigmenkuning dan menjadi hemolitik.
Staphylococcus aureus
 yang nonpatogenikdan tidak bersifat invasif seperti
Staphylococcus epidermidis
 adalahkoagulase negatif dan cenderung nonhemolitik. Organisme semacam
itu jarang menyebabkan supurasi tetapi dapat menginfeksi proteosa di
bidangortopedi atau kardiovaskular atau menyebabkan penyakit pada orang
yangmengalami penurunan daya tahan tubuh (Jawetz, dkk, 2005 : 322).
Staphylococcus aureus
 ini terbawa di hidung, tenggorokan, aksila,sela jari kaki, dan perineum pada 30-50%
orang sehat tanpa menyebabkaninfeksi klinis. Pembawa asimtomatik ini penting
secara klinis
karena bakteri dapat dipindahkan ke bagian tubuh yang rentan (misalnya darihidung
ke luka) atau dari individu asimtomatik sehat ke seseorang yangkurang sehat yang
akan menderita infeksi klinis (Gould, 2003 : 152)Sebagian bakteri
Stafilokokus
 merupakan flora normal pada kulit,saluran pernafasan, dan saluran pencernaan
makanan pada manusia.Bakteri ini juga ditemukan di udara dan lingkungan sekitar.
S. aureus
yang patogen bersifat invasif, menyebabkan hemolisis, membentuk koagulase,dan
mampu meragikan manitolInfeksi oleh
S. aureus
ditandai dengan kerusakan jaringan yangdisertai abses bernanah. Beberapa
penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.
 
10
S. aureus
adalah bisul, jerawat, impetigo, dan infeksi luka. Infeksi yanglebih berat diantaranya
pneumonia, mastitis, plebitis, meningitis, infeksisaluran kemih, osteomielitis, dan
endokarditis.
S. aureus
 juga merupakan penyebab utama infeksi nosokomial, keracunan makanan, dan sind
romasyok toksik (Ryan,
et al.,
1994; Warsa, 1994). Bisul atau abses setempat,seperti jerawat dan borok
merupakan infeksi kulit di daerah folikel rambut,kelenjar sebasea, atau kelenjar
keringat. Mula-mula terjadi nekrosis jaringan setempat, lalu terjadi koagulasi fibrin di
sekitar lesi dan pembuluhgetah bening, sehingga terbentuk dinding yang membatasi
proses nekrosis.Infeksi dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui pembuluh
getah bening dan pembuluh darah, sehingga terjadi peradangan pada vena,trombosi
s, bahkan bakterimia. Bakterimia dapat menyebabkan terjadinyaendokarditis,
osteomielitis akut hematogen, meningitis atau infeksi paru- paruKontaminasi
langsung
S. aureus
 pada luka terbuka (seperti luka pascabedah) atau infeksi setelah trauma (seperti ost
eomielitis kronissetelah fraktur terbuka) dan meningitis setelah fraktur
tengkorak,merupakan penyebab infeksi nosokomial Keracunan makanan
dapatdisebabkan kontaminasi enterotoksin dari
S. aureus
. Waktu onset darigejala keracunan biasanya cepat dan akut, tergantung pada daya
tahantubuh dan banyaknya toksin yang termakan. Jumlah toksin yang dapat
menyebabkan keracunan adalah 1,0 μg/gr makanan. Gejala keracunan
ditandai oleh rasa mual, muntah-muntah, dan diare yang hebat tanpadisertai demam
.Sindroma syok toksik (SST) pada infeksi
S. aureus
timbul secara tiba-tiba dengan gejala demam tinggi, muntah, diare, mialgia, ruam,
danhipotensi, dengan gagal jantung dan ginjal pada kasus yang berat. SSTsering
terjadi dalam lima hari permulaan haid pada wanita muda yangmenggunakan
tampon, atau pada anakanak dan pria dengan luka yangterinfeksi stafilokokus.
S. aureus
dapat diisolasi dari vagina, tampon, lukaatau infeksi lokal lainnya, tetapi praktis tidak
ditemukan dalam alirandarah
a.
 
Faktor Virulensi
 S. Aureus
 
S. aureus
dapat menimbulkan penyakit melaluikemampuannya tersebar luas dalam jaringan
dan melalui pembentukan berbagai zat ekstraseluler. Berbagai zat yang
berperansebagai faktor virulensi dapat berupa protein, termasuk enzim dantoksin,
contohnya :1)
 
 Katalase
 
Katalase adalah enzim yang berperan pada daya
tahan bakteri terhadap proses fagositosis. Tes adanya aktivtiaskatalase menjadi
pembeda egnus
Staphylococcus
dari
Streptococcus
(Ryan
et al.,
1994; Brooks
et al.,
1995).
 
2)
 
 Koagulase
 Enzim ini dapat menggumpalkan plasma oksalat
atau plasma sitrat, karena adanya faktor koagulase reaktif dalam
Trusted by over 1 million members
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or
interruptions!

Start Free Trial

Cancel Anytime.

 
11
serum yang bereaksi dengan enzim tersebut. Esterase yangdihaslki an dapat
meningkatkan aktivitas penggumpalan,sehingga terbentuk deposit fibrin pada
permukaan sel bakteriyang dapat menghambat fagositosis.3)
 
 Hemolisin
 Hemolisin merupakan toksin yang dapat membentuksuatu zona hemolisis di sekitar
koloni bakteri. Hemolisin pada
S. aureus
terdiri dari alfa hemolisin, beta hemolisisn,dan delta hemolisisn. Alfa hemolisin
adalah toksin yang bertanggung jawab terhadap pembentukan
zona hemolisis disekitar koloni
S. aureus
 pada medium agar darah. Toksin inidapat menyebabkan nekrosis pada kulit hewan
dan manusia.Beta hemolisin adalah toksin yang terutama dihasilkanStafilokokus
yang diisolasi dari hewan, yang menyebabkanlisis pada sel darah merah domba dan
sapi. Sedangkan deltahemolisin adalah toksin yang dapat melisiskan sel
darahmerah manusia dan kelinci, tetapi efek lisisnya kurangterhadap sel darah
merah domba4)
 
 Leukosidin
 Toksin ini dapat mematikan sel darah putih
pada beberapa hewan. Tetapi perannya dalam patogenesis padamanusia tidak
jelas, karena Stafilokokus patogen tidak dapatmematikan sel-sel darah putih
manusia dan dapatdifagositosis5)
 
Toksin eksfoliatif 
 Toksin ini mempunyai aktivitas proteolitik dan dapatmelarutkan matriks
mukopolisakarida epidermis, sehinggamenyebabkan pemisahan intraepithelial pada
ikatan sel distratum granulosum. Toksin eksfoliatif merupakan penyebab
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
, yang ditandaidengan melepuhnya kulit6)
 
Toksin Sindrom Syok Toksik
Sebagian besar galur
S. aureus
yang diisolasi
dari penderita sindrom syok toksik menghasilkan eksotoksin pirogenik. Pada manusi
a, toks in ini menyebabkan demam,syok, ruam kulit, dan gangguan multisistem
organ dalamtubuh7)
 
 Enterotoksin
 Enterotoksin adalah enzim yang tahan panas dantahan terhadap suasana basa di
dalam usus. Enzim inimerupakan penyebab utama dalam keracunanmakanan,
terutama pada makanan yang mengandungkarbohidrat dan protein.
 
12
b.
 
Pengobatan
 Pengobatan terhadap infeksi
S. aureus
dilakukan melalui pemberianantibiotik, yang disertai dengan tindakan bedah, baik
berupa pengeringan abses maupun nekrotomi. Pemberian antiseptik lokalsangat
dibutuhkan untuk menangani furunkulosis (bisul)
yang berulang. Pada infeksi yang cukup berat, diperlukan pemberianantibiotik
secara oral atau intravena, seperti penisilin, metisillin,sefalosporin, eritromisin,
linkomisin, vankomisin, dan rifampisin.Sebagian besar galur Stafilokokus sudah
resisten terhadap berbagaiantibiotic tersebut, sehingga perlu diberikan antibiotik
berspektrumlebih luas seperti kloramfenikol, amoksilin, dan tetrasiklin
c.
 
Tempat berkembang biak bakteri
 Staphylococcus aureus
 Adapun tempat berkembang biaknya bakteri
 staphylococcus
 yaitu pada rongga mulut,hidung dan saluran kemih.
II.
 
E S C H E R I C H I A   C O L I  
 
1.2
 
Pengertian
Escherichia coli 
 
 Escherichia coli
 atau biasa disingkat
 E. coli
, adalah salah satu jenisspesiesutama bakterigram negatif. Pada umumnya, bakteri
yangditemukan olehTheodor Escherichini dapat ditemukan dalamusus
besarmanusia. Kebanyakan
 E. Coli
 tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti
 E.Coli
 tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang
serius pada manusia yaitudiare berdarah karenaeksotoksinyang
dihasilkan bernamaverotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan
satu basa adenindari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan
sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum
masak,seperti daging hamburger yang belum matang.
 E. Coli
 yang
tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksivitaminK 
2
, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus.
 E. coli
 banyakdigunakan dalam teknologirekayasa genetika. Biasa digunakan
sebagaivektoruntuk menyisipkangen-gentertentu yang diinginkan
untukdikembangkan.
 E. coli
 dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat danmudah dalam penanganannya.
Negara-negara di eropa sekarang sangatmewapadai penyebaran bakteri
 E.Coli
 ini, mereka bahkan melarangmengimpor sayuran dari luar.
2.2
 
Klasifikasi Ilmiah
Escherichia coli 
 Domain : BacteriaPhylum : ProteobacteriaOrdo : EnterobacterialesFamily : Enteroba
cteriaceaeGenus :
 Eschericha
Spesies :
 Escherichia coli
 
 
13
3.2
 
Morfologi
Escherichia coli 
 
 Escherichia coli
 umumnya merupakan bakteri pathogen yang banyakditemukan pada saluran
pencernaan manusia sebagai flora normal.Morfologi bakteri ini adalah kuman
berbentuk batang pendek (coccobasil),gram negatif, ukuran 0,4
 – 
 0,7 µm x 1-3 µm, sebagian besar gerak positifdan beberapa strain mempunyai
kapsul.
 E. Coli
dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0
 – 
 
6,0 μm dan lebar 1,1 – 
 
1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk
seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidakditemukan
spora
 E. Coli
 batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai
pendek, biasanya tidak berkapsul.bakteri iniaerobic dan dapat juga anerobic
fakultatif.
 E. Coli
merupakan penghuni normal usus, seringkali menyebabkaninfeksi. Kapsula atau
mikrokapsula terbuat dari asam
 – 
 asam polisakarida.Mukoid kadang
 – 
 kadang memproduksi pembuangan ekstraselular yangtidak lain adalah sebuah
polisakarida dari speksitifitas antigen K tententuatau terdapat pada asam
polisakarida yang dibentukoleh banyak
 E. Coli
seperti pada Enterobacteriaceae. Selanjutna digambarkan sebagai antigenM dan
dikomposisikan oleh asam kolanik. Biasanya sel ini bergerakdengan flagella
petrichous.
 E. Coli
memproduksi macam
 – 
 macam fimbriaatau pili yang berbeda, banyak macamnya pada struktur dan
speksitifitasantigen, antara lain filamentus, proteinaceus, seperti rambut appendages
disekeliling sel dalam variasi jumlah. Fimbria merupakan rangkaianhidrofobik dan
mempunyai pengaruh panas atau organ spesifik yang bersifat adhesi. Hal itu
merupakan faktor virulensi yang penting.
 E. Coli
merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik,mempunyai tipe
metabolisme fermentasi dan respirasi
tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaananaerob.pertumbuha
n yang baik pada suhu optimal 370 C pada mediayang mengandung 1% peptone
sebagai sumber karbon dan nitrogen.
 E.

 
14
Coli
memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakanuntuk
mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air.
 E. coli
 berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn padanutrie
nt dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C selama15 menit atau
pada 550C selama 60 menit.
4.2
 
Kelebihan Dan Kekurangan
 a.
 
KekuranganKekurangan dari bakteri eschericia coli jika jumlahnya melebihikapasitas
maka akan bersifat pathogen sehingga menyebabkan berbagai penyakit, yaitu:

 
diare akut

 
infeksi saluran kemih

 
kerusakan sel darah merah

 
gagal ginjal b.
 
KelebihanSelain dari kekurangan di atas E.Coli juga memiliki bebepa
kelebihan.Bakteri
 E.Coli
 bisa dimanfaatkan untuk kesehatan manusia. Manfaatdari bakteri
 E.Coli
antara lain adalah :

 
membantu tubuh untuk memprodukti vitamin K2

 
membunuh bakteri lain dalam saluran usus manusia

 
membantu saluran pencernaan dalam pembusukan sisa makanan

 
dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetik karena pertumbuhannya yang sangt
cepat.
5.2
 
Patogenesis
 
1.
 
ETEC (Enterotoxigenic
Escherichia coli 
)
 ETEC merupakan sebagian kecil dari spesies
 E. coli,
yang sesuaidengan asal katanya, menyebabkan sakit diare yang diderita olehorang
dari segala umur dari berbagai lokasi di dunia. Organisme inisering menyebabkan
diare pada bayi di negara-negara
kurang berkembang dan pada para pengunjung dari negara-negara maju.Penyebab
penyakit yang mirip dengan kolera ini telah dikenali selamasekitar 20 tahun.
Gastroenteritis merupakan nama umum dari penyakityang disebabkan oleh ETEC,
walaupun penyakit ini sering jugadijuluki
travelers’ diarrhoea
(diare pada orang yang melakukan perjalanan).Gejala klinis yang paling sering
terjadi dalam kasus infeksi ETECantara lain diare berair, kram perut, demam ringan,
mual, dan rasatidak enak badan. Dosis infektif 
 — 
Penelitian pada sukarelawanmengindikasikan bahwa diperlukan dosis ETEC yang
relatif besar(100 juta hingga 10 milyar bakteri) sehingga bakteri ini dapatmembentuk
koloni di dalam usus halus, dapat berkembang biak dandapat menghasilkan
racun.Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan.Dengan dosis
infektif yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam
 
15
setelah infeksi. Untuk bayi, dosis infektif organisme ini mungkin lebihsedikit.
2.
 
EPEC (Enteropathogenic
Escherichia coli 
)
 EPEC didefinisikan sebagai
 E. coli
yang termasuk
 serogroup
yang secara epidemiologi merupakan patogen, tetapi mekanismevirulensinya (cara
bakteri ini menimbulkan penyakit) tidak terkaitdengan ekskresi/dihasilkannya
enterotoxin
 E. coli
yang khas. Diare bayi (
 Infantile diarrhoea
) merupakan nama penyakit yang biasanyadisebabkan oleh EPEC. EPEC
menyebabkan diare berair atau berdarah.Diare berair umumnya disebabkan oleh
perlekatan bakteri dan perubahan integritas usus secara fisik. Diare berdarah
disebabkan oleh perlekatan bakteri dan proses perusakan jaringan yang
akut, mungkindisebabkan oleh racun yang mirip dengan racun
Shigelladysenteriae,
yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-strain ini, racun yang mirip
dengan racun Shigella tersebut
lebih berkaitan dengan keberadaan sel daripada ekskresi dari sel. Dosisinfektif
 — 
 EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosisinfektifnya diduga sangat
rendah.Dalam beberapa kasus penyakit pada orang dewasa, dosisinfektifnya diduga
mirip dengan penghuni usus besar (
colonizer 
) yanglain (total dosis lebih dari 10
6
 ).
3.
 
EIEC (Enteroinvasive
Escherichia coli 
)
 Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi sumber jenis-
jenis EIEC patogenik yang menyebabkan penyakit disentri(bacillary dysentery).
Enteroinvasive
 E. coli
(EIEC)/
 E. coli
 penyerang saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit yangdikenal sebagai
bacillary dysentery
(disentri yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Jenis-
jenis EIEC yang menyebabkan penyakit ini berhubungan dekat dengan
Shigella
spp.Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIECmenyerang sel
epithel (sel-sel pada permukaan dinding usus bagiandalam), dan menimbulkan
gejala disentri ringan, yang sering salahdidiagnosa sebagai disentri yang disebabkan
oleh jenis
Shigella
.Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individuyang terinfeksi.
Dosis infektif
 – 
 Dosis infektif EIEC diduga hanyasekitar 10 organisme (sama dengan
Shigella
).
4.
 
EHEC (Enterohemorrhagic
Escherichia coli 
)
 EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yangtercemar, khususnya
di negara berkembang. Pangan asal hewan yangsering terkait dengan wabah EHEC
di Amerika Serikat, Eropa, danKanada adalah daging sapi giling (ground beef).
Selain itu, daging babi, daging ayam,
daging domba, dan susu segar (mentah). Serotipeutama yang berkaitan dengan
EHEC adalah E. coli O157:H7,
yang pertama kali dilaporkan sebagai penyebab wabah foodborne disease pada
tahun 1982-1983.
 
16
EHEC ini menghasilkan Shiga-like toxins sehingga disebut pulasebagai
Shiga Toxin Producing E. coli
 (STEC). Shiga toxin inimematikan sel vero, sehingga disebut pula
Verotoxin-Producing E.coli
 (VTEC). Bakteri ini umumnya tinggal di usus hewan, khususnyasapi, tanpa
menimbulkan gejala penyakit. Bakteri ini juga dapatdiisolasi dari feses ayam,
kambing, domba, babi, anjing, kucing, dansea gulls. Infeksi EHEC sering
menimbulkan diare berdarah yang parah dan kram bagian perut, namun
kadang tidak menimbulkan diare berdarah atau tanpa gejala sama sekali.Pada anak
di bawah umur 5 tahun dan orang tua seringmenimbulkan komplikasi yang disebut
 Hemolytic Uremic Syndrome
 (HUS), yang ditandai dengan rusaknya sel darah merah dan kegagalanginjal. Kira-
kira 2-7% infeksi EHEC mengarah ke HUS. Di AmerikaSerikat, anak-anak yang
mengalami kegagalan ginjal akut banyakdisebabkan oleh HUS akibat EHEC. Infeksi
EHEC ini dapat jugamenimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan orang
tua, berkaitan dengan timbulnya
 Hemorrhagic Colitis
 (HC), HUS, dan
thrombotic thrombocytopenic purpura
.
5.
 
EAEC (Enteroaggregative
Escherichia coli 
)
 EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini.Transmisinya dapat
 food-borne
maupun
water-borne.
PatogenitasEAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat pada bagian
mukosaintestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinyadiare
yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapidiperkirakan menghasilkan
sitotoksin yang menyebabkan terjadinyadiare. Beberapa
 strain
EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAECmenyebabkan diare berair pada anak-
anak dan dapat berlanjut menjadidiare persisten. Masa inkubasi diperkirakan kurang
lebih 20
 – 
 48 jam.
6.
 
DAEC (Diffuse-Adherence
Escherichia coli 
)
  Nama ini diberi berdasarkan ciri khas pola perekatan bakteri inidengan sel-sel
HEP-2 dalam kultur jaringan. DAEC adalah kategori
 E.coli
 penyebab diare yang paling sedikit diketahui sifat-
sifatnya. Namun demikian data dari berbagai penelitian epidemiologi dilapangan
terhadap diare pada anak-anak di negara-negara berkembangmenemukan DAEC
secara bermakna sebagai penyebab diare yangumum ditemukan dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Sedangkanstudi lain gagal menemukan perbedaan
ini. Namun bukti-bukti awal menunjukkan bahwa DAEC lebih patogenik pada anak pr
asekolah dibandingkan dengan pada bayi dananak di bawah tiga tahun (Batita).
Pada penelitian lain ada strainDAEC yang dicobakan pada sukarelawan tidak
berhasil menimbulkandiare dan belum pernah ditemukan adanya KLB (Kejadian
LuarBiasa) diare yang disebabkan oleh DAEC. Sampai saat ini belumdiketahui
reservoir bagi DAEC, begitu pula belum diketahui cara-cara penularan dan faktor
risiko serta masa penularan DAEC.
 
17
III.
 
P E N I C I L L I U M
 
CYCLOPIUM
 
1.3
 
Klasifikasi Ilmiah
Penicillium
 
Cyclopium
 Kingdom:FungiFilum:AscomycotaKelas:EurotiomycetesOrdo:EurotialesFamili:Tricho
comaceaeGenus:
Penicillium
 Gambar
 penicillium
 sp
2.3
 
Karakteristik morfologi dan fisiologi mikroba penicillium cylopium
 Penicillium hidup sebagai saprofit pada substrat yang banyak
mengandung gula, seperti nasi, roti, dan buah yang telahranum. Pada substrat gula
tersebut, fungi ini tampak seperti noda biruatau kehijauan.
 Penicillium
 sp. merupakan jamur yang berkembang biaksecara aseksual dengan membentuk
konidium yang berada di ujung hifa.Setiap konidium akan tumbuh menjadi jamur
baru. Konidium berwarnakehijauan dan dapat hidup di makanan, roti, buah-buahan
busuk, kain, ataukulit.
 Penicillin
 juga banyak tersebar di alam secara alami dan pentingdalam mikrobiologi pangan.
Kapang ini sering menyebabkan kerusakan pada sayuran, buah-buahan dan
serealia.
 Penicillium
 juga digunakan dalamindustri untuk memproduksi antibiotik. Kebanyakan spesies
yangditemukan pada makanan, penisillinnya berbentuk kompleks dan tidaksimetris.
Ciri-ciri spesifik
 penicillium
 adalah:a. Berhifa septat, miselium bercabang, biasanya
tidak berwarna. b. Konidiofora septat dan muncul di atas permukaan, berasal dari hif
a di bawah permukaan, bercabang atau tidak bercabang.c. Konidia pada waktu
masih muda berwarna hijau, kemudian berubahmenjadi kebiruan atau kecoklatan

 
18
Sifat mitokondria dari
 Penicillium cyclopium
 dan tanggapan merekaterhadap kalsium dan k Sifat pernapasan mitokondria
terisolasi dari
 P.cyclopium
 dipelajari dengan perhatian khusus pada respon merekaterhadap ion kalsium. Hasil
yang diperoleh menunjukkan stimulasitergantung konsentrasi NADH oksidasi oleh
ion kalsium. Efek yang sama juga dapat diperoleh dengan kation divalen lainnya.
3.3
 
Peran mikroba
Penicilliumcylopium
 dalam kehidupan manusia
 Mikroba
 penicillium
 banyak memiliki peran dalam kehidupanterutama pada pembuatan atau sebagai
penghasil zat antibiotik yangdikenal dengan nama penisillin, dimanfaatkan untuk
meningkatkankualitas keju. Penisilin tidak akan bertahan cukup lama di dalam
tubuhmanusia ( in vivo), untuk membunuh bakteri secara
efektif. Banyaknya penelitian yang tidak bisa di simpulkan, mungkin karena penisilin l
ebih banyak digunakan sebagai antiseptik. Mikroba
 penicillium
 memiliki perandibidan industri yaitu untuk memproduksi susu, dan bisa juga
untuk pengawetan jus buah.
 Penicillin
 memiliki keunggulan yang sangatmenonjol dalam mengeluarkan tindakan
mematikan pada organisme yangrentan dengan menghambat sintesis peptidoglikan
dinding selmikroorganisme sehingga dinding sel bakteri yang terbentuk
akanmelemah yang akhirnya dapat mematikan bakteri tersebut.Mikroba
 penicillium cylopium
 dalam kehidupan menyebabkan kerusakan pada bahan bakar dan mesin.
IV.
 
 ASPERGILLUS
 sp.1.4
 
Pengertian
 Aspergillus
 sp.
 
 Aspergillus
adalah suatu jamur yang termasuk dalam kelas
 Ascomycetes
yang dapat ditemukan dimana
 – 
mana khususnya di alam.
  Aspergillus
 tumbuh sebagai saprofit pada tumbuh-tumbuhan yangmembusuk dan terdapat pula
pada tanah, debu organik, makanan danmerupakan kontaminan yang lazim
ditemukan di rumah sakit danlaboratorium.
 Aspergillus sp.
 dapat tumbuh dengan cepat, memproduksi hifa aerialyang membawa struktur
konidia yang khas yaitu konidiofora yang panjangdengan vesikel-vesikel terminal
dimana phialid menghasilkan rantaikonidia basipetal. Spesies ini diidentifikasi
menurut perbedaan morfologisdalam struktur ini, yang meliputi ukuran, bentuk,
tekstur dan warnakonidia (Jawetz, 2012).
 
2.4
 
Klasifikasi Ilmiah
 Aspergillus
 sp.
Kingdom : MyceteaeDivisi : AmastigomycotaKelas : AscomycetesOrdo : EurotialesF
amili : EuroticeaeGenus :
 Aspergillus
Spesies :
 Aspergillus fumigatus
 
19
 Aspergillus flavus Aspergillus clavatus Aspergillus nidulans Aspergillus
niger Aspergillus oryzae Aspergillus yermus Aspergillus wentii
 
Gambar Aspergillus sp
3.4
 
Morfologi
 Aspergillus sp.
 
a.
 
Makroskopis
 Aspergillus sp.
Pada media SDA,
 Aspergillus sp.
dapat tumbuh cepat pada suhuruang membentuk koloni yang granular, berserabut
dengan beberapawarna sebagai salah satu ciri identifikasi.
 Aspergillus fumigatus
koloni berwarna hijau
 , Aspergillus niger
 berwarna hitam dan
 Aspergillus flavus
koloni berwarna putih atau kuning (Jawetz, 2005) b.
 
Mikroskopis
 Aspergillus sp.
 
 Aspergillus sp.
 mempunyai hifa bersekat dan bercabang, pada bagianujung hifa terutama pada
bagian yang tegak membesar merupakankonidiofornya. Konidiofora pada bagian
ujungnya membulatmenjadi fesikel. Pada fesikel terdapat batang pendek yang
disebutsterigmata Sterigmata atau filadia biasanya sederhana berwarna atautidak
berwarna. Pada sterigmata tumbuh konidia yang membentukrantai yang berwarna
hijau, cokelat atau hitam (Jawetz, 2005)
4.4
 
Patogenitas
 Aspergillus sp.
 Spesies dari
 Aspergillus sp.
diketahui terdapat di mana-mana danhampir tumbuh pada semua substrat.
Beberapa jenis spesies ini termasuk jamur patogen, misalnya yang disebabkan
 Aspergillus sp.
 disebut
 Aspergillosis,
 beberapa diantaranya bersifat saprofit sebagaimana banyak ditemukan pada
bahan pangan.Toksin yang dihasilkan oleh
 Aspergillus sp.
 berupa mikotoksin.Mikotoksin adalah senyawa hasil sekunder metabolisme jamur.M
ikotoksin yang dihasilkan oleh
 Aspergillus sp.
lebih dikenal denganaflatoxin, dapat menyerang sistem saraf pusat, beberapa
diantaranya

 
20
 bersifat karsinogenik menyebabkan kanker pada hati, ginjal, dan perut(Buckle,
K.A,2007).
5.4
 
Epidemiologi
 Aspergillus sp.
 
 Aspergillus sp.
 terdapat di alam sebagai saprofit, hampir
semua bahan dapat ditumbuhi jamur tersebut , terutama daerah tropik dengankelem
baban yang tinggi dan dengan adanya faktor predisposisimemudahkan jamur
tersebut menimbulkan penyakit (Ramona, 2008).Masuknya spora jamur
 Aspergillus sp.
 pada manusia umumnyamelalui inhalasi dan masa inkubasinya tidak diketahui,
Aspergillosis dapatmengenai semua ras dan semua usia.
 
Dari laporan diketaui bahwalingkungan rumah sakit sering terkontaminsi dengan
spora
 Aspergillus sp,
 kontaminasi ini dapat dijumpai pada konstruksi rumah sakit dimanadijumpai
peningkatan jumlah spora
 Aspergillus sp,
 pada sistem ventilasi,daerah sekitar kateter intravena juga merupakan jalan
masuknya
 Aspergillus sp
, penggunaan plester serta penutupan luka yang terlalu lama
 
(Ramona, 2008).

Trusted by over 1 million members


Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or
interruptions!

Start Free Trial


Cancel Anytime.

 
21
BAB IIIPENUTUP1.3
 
Kesimpulan
Staphylococcus aureus
 adalah bakteri gram positifsedangkan
 Escherichia coli
 adalah salah satu jenis spesiesutama bakteri gram negatif 

 Penicillium
 sp dan
 Aspergilus
 sp adalah genus jamur ascomycetousmajor pentingnya dalam lingkungan alam
serta produksi makanan dan obatyang membunuh atau menghentikan pertumbuhan
beberapa jenis bakteri didalam tubuh.
2.3
 
Saran
Kami sebagai penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Kami juga menyadari masih banyak kekurangan di dalam makalahya
ng kami buat. Untuk itu kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan
maupunkekurangan di dalam makalah ini. Sebagai bahan perbaikan kami
memintakritik maupun saran kepada para pembaca agar menjadi pertimbangan
dalam penulisan makalah selanjutnya.
 
Share this document

Share or Embed Document


Sharing Options
 Share on Facebook, opens a new window
 Share on Twitter, opens a new window
 Share on LinkedIn, opens a new window
 Share with Email, opens mail client
 Copy Text
You might also like

263598683 Askep Gadar Asma


Ny Mohammad Ali

Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Pada Pasien Ny


Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


lp
Ny Mohammad Ali

Magazines

Podcasts
o

Sheet Music

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


LP FEBRIS.docx
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN Tn contoh.docx
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA SCROTALIS DEXTRA.docx
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


ASKEP HERNIORAPHY.docx
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


TERAPI PERNAPASAN BUTEYKO
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Pencegahan Asma Bronchial
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


hernia
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


ASKEP HERNIORAPHY.docx
Ny Mohammad Ali

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Laporan Pendahuluan Hernia Scrotalis Dextra
Ny Mohammad Ali

Show more
Footer menu
Back to top
About

 About Scribd
 Press
 Our blog
 Join our team!
 Contact us
 Invite friends
 Gifts
 Scribd for enterprise

Legal

 Terms
 Privacy
 Copyright
 Cookie Preferences

Support

 Help / FAQ
 Accessibility
 Purchase help
 AdChoices
 Publishers

Social

 InstagramInstagram
 TwitterTwitter
 FacebookFacebook
 PinterestPinterest

Get our free apps

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.

Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


 Books
 Audiobooks
 Magazines
 Podcasts
 Sheet Music
 Documents
 Snapshots
 Directory

Language:

English

Copyright © 2021 Scribd Inc.


What is Scribd?

Anda mungkin juga menyukai