Anda di halaman 1dari 2

Bab V

Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang hidrolisis Pati secara kimiawi dan enzimatis.
hidrolisis adalah proses ikatan dekomposisi kimia dengan menggunakan air yang untuk memisahkan
ikatan kimia dari substansinya. Hidrolisis Pati merupakan proses pemecahan molekul amilum menjadi
bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana, seperti dekstrin, isomaltosa, maltosa dan glukosa.
hidrolisis asam juga dapat dikenal hidroksida secara non enzimatik. hidrolisis Pati dilakukan menjadi 2
metode. hidrolisis asam yang dapat dikenal hidrolisa secara non enzimatis, hidrolisa ini menggunakan
asam sebagai katalisnya, biasanya yang dipakai adalah asam kuat, misalnya HCL. pada hidrolisis Pati
dengan hidrolisa enzim, dilakukan menggunakan bantuan enzim amilase dan enzim glukamilase. Enzim
amilase digunakan pada proses likusifikon sedangkan, glukomilase digunakan pada proses sertifikasi.
hidrolisa enzim lebih banyak memberikan keuntungan dibandingkan dengan hidrolisa

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang hidrolisis Pati secara kimiawi dan enzimatik.
Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui adanya senyawa karbohidrat secara umum untuk
mengetahui adanya gula pereduksi dalam karbohidrat melalui uji Benedict dan untuk mengetahui
adanya polisakarida dalam karbohidrat melalui uji iodin. Adapun alat-alat yang digunakan pada
praktikum kali ini yaitu erlenmeyer, gelas beker, kertas label, penangas air, tetes, penjepit tabung reaksi,
rak tabung, dan tabung reaksi. Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu
amilum dalam kurung Pati 1%, aquades glukosa 1% HCL 0,1 m larutan iodin, dan pereaksi (reagen)
benedict.

Adapun prosedur kerjanya ada dua yaitu yang pertama uji Benedict. pertama, disiapkan 3 tabung reaksi
yang telah bersih. Kedua dimasukkan masing-masing 1 ml berturut-turut larutan glukosa 1%, aquades
dan Pati 1%, ke dalam tabung reaksi titik ketiga, ditambahkan 2 ML pereaksi Benedict. Keempat,
dipanaskan pada pemanas air selama 5 menit dan dimati perubahan warnanya. Prosedur kedua uji
iodine. pertama, disiapkan 3 tabung reaksi. kedua dimasukkan masing-masing 1 ml berturut-turut
larutan glukosa 1%, aquades dan Pati amilum 1% ke dalam tabung reaksi. ketiga, ditambahkan 3-5 tetes
larutan HCl encer, kemudian dimasukkan larutan iodin pada masing-masing tabung. lalu dipanaskan
pemanas air selama 5 -10 menit dan dicatat perubahan warna yang terjadi.

Hasil yang didapatkan pada uji Benedict. Didapatkan hasil pada setiap larutan berbeda-beda. Hal ini
menandakan bahwa kandungan gula pereduksi pada setiap larutan tidak sama. Pada larutan glukosa 1%
terjadi perubahan warna menjadi warna merah bata. Hal ini sesuai dengan literatur dimana dijelaskan
bahwa larutan tersebut mengandung gula pereduksi sebesar 0,5 1 sampai 1%. pada larutan Pati 1% tidak
terjadi perubahan warna menjadi merah bata hanya tetap warna biru. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur karena pada Pati mengandung gula pereduksi dan larutan terakhir yaitu aquades tidak terjadi
perubahan warna. Hal ini sudah sesuai dengan literatur karena pada aquades tidak mengandung gula
pereduksi (Sahlan, 2016)
Untuk hasil yang didaptkan pada uji iodin yang dilakukan dengan tambahan larutan HCL dan iodin pada
larutan glukosa 1% terjadi perubahan warna bening, larutan Pati 1% terjadi perubahan warna bening
kekeruhan dan larutan aquades terjadi perubahan warna bening. Hal ini sesuai dengan literatur karena
pada ketiganya tidak mengandung karbohidrat (Ariani, 2018)

Hasil yang didapatkan pada uji iodin yang ditambahkan iodium. Pada larutan glukosa 1% terjadi
perubahan warna bening. Hal ini tidak sesuai dengan literatur karena ketika glikosida ditambahkan iodin
dan dipanaskan akan menghasilkan warna biru, larutan Pati (amilum ) 1% terjadi perubahan warna
bening kekeruhan. Hal ini sesuai dengan literatur karena suatu amilum yang telah ditetesi iodin
kemudian dipanaskan,warnanya yang dihasilkan sebagai hasil reaksi akan menghilang. Larutan aquades
terjadi perubahan warna bening. Hal ini sudah sesuai dengan literatur karena pada aquades tidak
terdapat karbohidrat sehingga tidak terjadi perubahan warna biru (Ariani, 2018)

Alasan digunakan HCL pada penambahan uji iodin berfungsi untuk menghidrolisis polisakarida menjadi
monosakarida. Amilum yang telah ditambahkan dengan asam klorida ketika diuji dengan amilum larutan
iodium menunjukkan hasil yang negatif. Maka dapat disimpulkan bahwa amilum telah terhidrolisis
sempurna (Nisa, 2015)

Adapun faktor yang mengubah mengakibatkan hasilnya tidak sesuai dengan literatur atau faktor yang
mempengaruhi hidrolisis yaitu suhu, mempengaruhi jalannya reaksi hidrolisis, terutama pada kecepatan
reaksi yang berbeda-beda untuk setiap jenis pati, katalisator yang biasa digunakan sebagai katalisator
untuk mempercepat hidrolisis, waktu, reaksi mempengaruhi konversi yang dihasilkan semakin lama
waktu reaksi maka semakin tinggi pula konversi yang dihasilkan. Faktor selanjutnya PH sebagai besar
aktivitas enzim tertentu tidak selalu konstan, dan faktor terakhir yaitu kadar suspensi Pati pada kadar
suspensi tinggi menggambarkan kekentalan campuran semakin meningkat sehingga jumlah kandungan
partikel Pati tidak larut semakin meningkat (aufialulu 2017)

Prinsip hidrolisis enzimatis merupakan proses penguraian suatu polimer yang kompleks menjadi
monomer penyusunannya dengan menggunakan enzim. enzim memiliki kemampuan mengaktifkan
senyawa lain secara spesifik dan dapat meningkatkan kecepatan reaksi sehingga proses hidrolisis akan
lebih cepat dibandingkan hidrolisis kimia.

Anda mungkin juga menyukai