Anda di halaman 1dari 6

LTKM

“ETIK DAN LEGAL DALAM KEPERAWATAN”

Oleh:
WINA SRIANDINI
NIM 226170100111020

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
A. Perbedaan Kode Etik PPNI, ICN, dan INA
1. Kode Etik PPNI
Berdasarkan Standar Profesi dan Kode Etik Perawat Indonesia (2010)
adapun kode etik yang berlaku saat ini yaitu:
a) Perawat dan Klien
1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai
harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak berpengaruh
oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis
kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.
2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya,
adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien.
3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang
membutuhkan asuhan keperawatan
4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika
diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum.

b) Perawat dan Praktik


1) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang
keperawatan melalui belajar terus menerus.
2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan
pengetahuanserta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
klien.
3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang
akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi
seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan
memberikan delegasi kepada orang lain.
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku profesional.
c) Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk
memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan dan kesehatan masyarakat.
d) Perawat dan Teman Sejawat
1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat
maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara
keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan seacara tidak kompeten , tidak etis
dan ilegal.
e) Perawat dan Profesi
1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam
kegiatan pelayanan dan pendidikan keprawatan.
2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan
profesi keperawatan.
3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun
dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya
asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

2. Kode Etik ICN


International Council of Nurses (ICN) telah membuat kode etik
perawat untuk pertama kalinya pada tahun 1953 dan beberapa kali direvisi
hingga terakhir pada tahun 2012. Menurut ICN, kode etik perawat adalah
panduan terstandar yang digunakan untuk mengambil keputusan atau
tindakan berbasis nilai serta kebutuhan sosial yang tidak dapat ditawar.
Kode etik internasional ini berfokus pada pelayanan yang diberikan
perawat untuk mencapai kepuasan dan keamanan klien atau pasien. CN
mempunyai empat elemen paling penting untuk mengatur perawat sesuai
dengan standar etis yang berlaku secara internasional, yaitu: Perawat dan
Klien, Perawat dan Praktik, Perawat dan Profesi, Perawat dan Rekan
Kerja.

3. Kode etik ANA


a) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh
pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak
masalah kesehatan. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan
memegang teguh informasi yang bersifat rahasia
b) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan
keselamatannya terancam oleh praktek seseorang yang tidak
berkompoten, tidak etis atau illegal
c) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan
perawatan yang dijalankan masing-masing individu
d) Perawat memelihara kompetensi keperawatan
e) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan
menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria
dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab dan
melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
f) Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan
pengetahuan profesi
g) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan
dan meningfkatkan standar keperawatan
h) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas
i) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi
publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta
mempertahankan integritas perawat
j) Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan
nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik. (Febri, 2012).

B. Pendapat strategi menjadikan kode etik bisa menjadi nilai-nilai, budaya


dan prilaku bagi para anggotanya
1. Pimpinan Sebagai Role Model
Pimpinan dalam suatu kelompok berperan penting dalam penerapan kode
etik dan kode perilaku. Salah satu fungsi efektivitas seseorang dalam memimpin
ialah dapat memberikan keteladanan kepada anggotanya. Sikap keteladanan
yang dilakukan oleh pemimpin akan dicpontoh oleh anggotanya, oleh karena itu
pimpinan juga menjadi cerminan dalam penerapan kode etik dan kode perilaku.
2. Metode Sosialisasi
Peraturan kode etik dan kode perilaku yang telah disusun harus disosialiasikan
melalui berbagai metode yang menarik.
3. Manajemen Perubahan Budaya
Perubahan budaya dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan bagi anggota
teladan agar menarik anggota lainnya untuk mematuhi kode etik atau
memberikan hukuman bagi anggota yang melanggar aturan. Terkadang
peraturan harus bersifat memaksa dan disepakati oleh anggotanya agar seiring
berjalannya waktu anggota suatu organisasi menjadikan kode etik menjadi suatu
kebiasaan dan mengikat.

C. sangsi pelanggaran kode etik bagi para anggotanya


Menurut Standar Profesi dan Kode Etik Perawat Indonesia (2010), sanksi
untuk pelanggaran etik keperawatan terbagi atas
1. Sanksi pelanggaran ringan
a. Berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi
b. Meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan

2. Sanksi pelanggaran sedang


a. Harus mengembalikan barang atau uang yang diminta kepada pasien
atau keluarganya
b. Meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan
c. Membuat surat pernyataan diatas kertas segel bermaterai tidak akan
mengulanginya lagi.
3. Sanksi pelanggaran berat
a. Harus meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan
b. Membuat surat pernyataan diatas kertas segel bermaterai tidak akan
mengualanginya lagi.
c. Dilaporkan pada pihak kepolisian dan diberhentikan dari kedinasan
dengan tidak hormat

Anda mungkin juga menyukai