0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang etika dan hukum dalam keperawatan. Terdapat perbedaan kode etik antara PPNI, ICN, dan ANA. Kode etik berfokus pada perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan profesi, serta perawat dan rekan kerja. Strategi menjadikan kode etik menjadi nilai meliputi pimpinan sebagai role model dan sosialisasi. Sanksi pelanggaran kode etik terbagi menjadi ringan
Dokumen tersebut membahas tentang etika dan hukum dalam keperawatan. Terdapat perbedaan kode etik antara PPNI, ICN, dan ANA. Kode etik berfokus pada perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan profesi, serta perawat dan rekan kerja. Strategi menjadikan kode etik menjadi nilai meliputi pimpinan sebagai role model dan sosialisasi. Sanksi pelanggaran kode etik terbagi menjadi ringan
Dokumen tersebut membahas tentang etika dan hukum dalam keperawatan. Terdapat perbedaan kode etik antara PPNI, ICN, dan ANA. Kode etik berfokus pada perawat dan klien, perawat dan praktik, perawat dan profesi, serta perawat dan rekan kerja. Strategi menjadikan kode etik menjadi nilai meliputi pimpinan sebagai role model dan sosialisasi. Sanksi pelanggaran kode etik terbagi menjadi ringan
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2022 A. Perbedaan Kode Etik PPNI, ICN, dan INA 1. Kode Etik PPNI Berdasarkan Standar Profesi dan Kode Etik Perawat Indonesia (2010) adapun kode etik yang berlaku saat ini yaitu: a) Perawat dan Klien 1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien, dan tidak berpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial. 2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari klien. 3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan 4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh berwenang sesuai dengan ketentuan hukum.
b) Perawat dan Praktik
1) Perawat memelihara dan meningkatkan kompetisi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus. 2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuanserta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. 3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain. 4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku profesional. c) Perawat dan Masyarakat Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat. d) Perawat dan Teman Sejawat 1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh. 2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan seacara tidak kompeten , tidak etis dan ilegal. e) Perawat dan Profesi 1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keprawatan. 2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan. 3) Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
2. Kode Etik ICN
International Council of Nurses (ICN) telah membuat kode etik perawat untuk pertama kalinya pada tahun 1953 dan beberapa kali direvisi hingga terakhir pada tahun 2012. Menurut ICN, kode etik perawat adalah panduan terstandar yang digunakan untuk mengambil keputusan atau tindakan berbasis nilai serta kebutuhan sosial yang tidak dapat ditawar. Kode etik internasional ini berfokus pada pelayanan yang diberikan perawat untuk mencapai kepuasan dan keamanan klien atau pasien. CN mempunyai empat elemen paling penting untuk mengatur perawat sesuai dengan standar etis yang berlaku secara internasional, yaitu: Perawat dan Klien, Perawat dan Praktik, Perawat dan Profesi, Perawat dan Rekan Kerja.
3. Kode etik ANA
a) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah kesehatan. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang bersifat rahasia b) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau illegal c) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan masing-masing individu d) Perawat memelihara kompetensi keperawatan e) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain. f) Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi g) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningfkatkan standar keperawatan h) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas i) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat j) Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik. (Febri, 2012).
B. Pendapat strategi menjadikan kode etik bisa menjadi nilai-nilai, budaya
dan prilaku bagi para anggotanya 1. Pimpinan Sebagai Role Model Pimpinan dalam suatu kelompok berperan penting dalam penerapan kode etik dan kode perilaku. Salah satu fungsi efektivitas seseorang dalam memimpin ialah dapat memberikan keteladanan kepada anggotanya. Sikap keteladanan yang dilakukan oleh pemimpin akan dicpontoh oleh anggotanya, oleh karena itu pimpinan juga menjadi cerminan dalam penerapan kode etik dan kode perilaku. 2. Metode Sosialisasi Peraturan kode etik dan kode perilaku yang telah disusun harus disosialiasikan melalui berbagai metode yang menarik. 3. Manajemen Perubahan Budaya Perubahan budaya dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan bagi anggota teladan agar menarik anggota lainnya untuk mematuhi kode etik atau memberikan hukuman bagi anggota yang melanggar aturan. Terkadang peraturan harus bersifat memaksa dan disepakati oleh anggotanya agar seiring berjalannya waktu anggota suatu organisasi menjadikan kode etik menjadi suatu kebiasaan dan mengikat.
C. sangsi pelanggaran kode etik bagi para anggotanya
Menurut Standar Profesi dan Kode Etik Perawat Indonesia (2010), sanksi untuk pelanggaran etik keperawatan terbagi atas 1. Sanksi pelanggaran ringan a. Berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi b. Meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan
2. Sanksi pelanggaran sedang
a. Harus mengembalikan barang atau uang yang diminta kepada pasien atau keluarganya b. Meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan c. Membuat surat pernyataan diatas kertas segel bermaterai tidak akan mengulanginya lagi. 3. Sanksi pelanggaran berat a. Harus meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan b. Membuat surat pernyataan diatas kertas segel bermaterai tidak akan mengualanginya lagi. c. Dilaporkan pada pihak kepolisian dan diberhentikan dari kedinasan dengan tidak hormat