PROVINSI LAMPUNG
TENTANG
RENCANA KERJA TAHUNAN
KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2021
Menimbang Bahbabahwa
: : a.. a. dalam rangka untuk menjabarkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2016-2021 ke dalam rencana kerja
tahunan serta untuk menjamin konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan
pembangunan perlu disusun Rencana Kerja Tahunan
Kabupaten Pesisir Barat;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA TAHUNAN
KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2021.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
RENCANA KERJA TAHUNAN
Pasal 2
RKT Tahun 2021 merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Pesisir Barat
Tahun 2016-2021.
Pasal 3
RKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dirinci lebih lanjut dalam Lampiran
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
BAB III
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Ditetapkan di Krui
.pada tanggal 19 Agustus 2020
ttd.
AGUS ISTIQLAL
Diundangkan di Krui
pada tanggal 19 Agustus 2020
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT,
ttd.
N. LINGGA KUSUMA
Tim Penyusun
Kata Pengantar..............................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan ..................................................................................15
PENDAHULUAN
Rencana kinerja tahunan yang baik tentu akan memuat indikator kinerja yang
menjadi target pencapaian selama tahun anggaran tersebut. Sehingga rencana
kinerja tahunan yang telah disusun dapat digunakan untuk menganalisis capaian
kinerja sasaran dan kinerja keuangan selama tahun anggaran. Selain itu, terhadap
permasalahan yang ditemui selama pelaksanaan rencana kinerja tahunan akan dapat
dicarikan solusi yang tepat agar tidak terulang di tahun tahun yang akan datang.
Rencana kinerja mempunyai nilai strategis dalam perencanaan dan evaluasi kinerja
Pemerintah Kabupaten Pesisir Barat. Oleh karena itu, dalam desain rencana kerja
tahunan diperlukan objektivitas terhadap kemampuan dan daya dukung daerah.
Disamping itu, diperlukan pula partisipasi aktif dan keseriusan dari semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan dari program pembangunan daerah agar
rencana kinerja pemerintah Kabupaten Pesisir Barat dapat tercapai dengan baik.
A.1 Organisasi
Wilayah Kabupaten Pesisir Barat memilikiluas ± 2.907,23 Km2 atau 8,39% dari Luas Wilayah
Provinsi Lampung terdiri dari 11 Kecamatan, 2 kelurahan dan 118 desa (pekon). Di
bawah ini adalah luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat:
a. Posisi Astronomis
Kabupaten Pesisir Barat memiliki letak Astronomis 5°21’52”-5°28’62 LS dan:
105°48’20”- 105°48’24” BT, dengan demikian sama seperti daerah lainnya di
Indonesia, Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah tropis. Kabupaten Pesisir Barat
secara administratif terletak di ujung bagian Barat Provinsi Lampung yang bagian barat
wilayahnya merupakan garis pantai Samudera Hindia dengan letak wilayah bagian Utara
berbatasan dengan Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu dan Kabupaten Lampung Barat,
wilayah bagian Timur dan Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanggamus dan
b. Posisi Geostrategis
Kabupaten Pesisir Barat merupakan pintu gerbang Provinsi Bengkulu yang dihubungkan
dengan jalan Lintas Barat sumatera (Asean Road),Kabupaten Pesisir Barat sebagai lalu
lintas penghubung antara Provinsi Bengkulu – Kabupaten Pesisir Barat–Kabupaten
Lampung Barat – Kabupaten Tanggamus, sehingga dapat dikatakan sebagai kabupaten
yang mempunyai posisi strategis didukung dengan potensi wilayah yang melimpah.
Kabupaten Pesisir Barat dengan ibukota Krui adalah salah satu dari Lima belas
kabupaten/kota di wilayah Provinsi Lampung. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2012 (Lembaran Negara Nomor 231, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5364) tentang Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat Provinsi
Lampung, tanggal 16 November 2012 dan diundangkan pada 17 November 2012
Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2012.
Kabupaten Pesisir Barat merupakan daerah agraris yang ditunjukkan dengan mata
pencaharian utama penduduknya disektor pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Kabupaten Pesisir Barat memiliki garis pantai 221,5 Km (Daratan dan garis pulau –
pulau) dan garis pantai daratan 210 Km dengan jumlah penduduk sebesar ± 155.182
jiwa dengan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduknya sebagai petani dan
nelayan.
Kabupaten Pesisir Barat lebih dari 60% luas wilayahnya adalah kawasan hutan lebat
yang merupakan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dengan luas
± 185.200 Ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) ±H33.358 Ha dan Hutan Non Register
±9.692.1 Ha, hal ini menunjukan Kabupaten Pesisir Barat mempunyai peranan penting
sebagai Daerah Tampung air (catchment area), paru paru bagi provinsi lampung bahkan
dunia, sebagai wilayah konservasi ekosistem Hutan Tropis salah satunya adalah
Harimau Sumatera.
Kondisi di bagian tengah Kabupaten Pesisir Barat memiliki perbukitan dan daratan
rendah yang cukup luas 50% dari area wilayahnya menjadi wilayah pemukiman
penduduk dengan ketinggian 0 – 1250 mdpl yang mencakup Kecamatan Way Krui,
Pesisir Tengah, Krui Selatan, Pesisir Selatan, Ngambur hingga Bengkunat. Kondisi di
bagian tenggara Kabupaten Pesisir Barat merupakan daratan rendah yang luas dengan
ketinggian 0 – 750 mdpl mencakup Kecamatan Bengkunat Belimbing.
Batuan yang umum dijumpai di Kabupaten Pesisir Barat adalah endapan gunung api,
batu pasir neogen, granit batu gamping, metamorf, tufa Lampung, dan alluvium.
Formasi tufa masam dari debu gunung api di sekitar Bukit Barisan. Sedangkan endapan
gunung api menutupi sebagian besar wilayah dan kadang-kadang dijumpai endapan
emas dan perak serta mineral logam lainnya sebagai mineral ikutan.
Berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1 : 250.000 yang disusun oleh S.
Gafoer, TC Amin, Andi Mangga (1989) dalam Bakosurtanal (2004), Pesisir Barat terdiri
dari batuan Vulkan Tua (Old Quarternary Young), Formasi Simpang Aur, Formasi
4. Hidrologi
Wilayah Pesisir Barat di bagian barat mempunyai sungai-sungai yang mengalir pendek
dengan pola aliran dendritik yang menyebabkan daerah ini ditandai dengan jarangnya
banjir sebab pada saat musim hujan datang bersamaan air tidak terkonsentrasi dan
timing lagnya menjadi lambat. Delta marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan
aluvial vulkanik, hal ini menyebabkan bila air besar muara sungai sering berpindah
(meander). Sungai – sungai yang berukuran pendek dan mengalir di lereng terjal seperti
ini sukar dikembangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah mengalir di daerah delta
pantai, umumnya mudah dikembangkan walaupun masih terkena pengaruh pasang surut
laut.
Pada bagian timur Pesisir Barat merupakan daerah tangkapan air (catchment area)
sungai-sungai besar yang mengalir ke arah timur antara lain : Way Besai, Way Seputih
dan sebagainya. Proses erosi yang sudah lanjut, besarnya material yang terangkut
(sediment load) menyebabkan makin cepatnya daerah ini mengalami kemiskinan unsur
hara tanah. Dengan berkurangnya flora penutup tanah dan sifat drainase tanah yang baik
(terdiri dari lempung pesiran bergeluh) praktis daya simpan air daerah ini sangat kecil,
ini menyebabkan fluktuasi aliran permukaan (run off) makin besar, sungai-sungai yang
mengalir ke sebelah timur menjadi terganggu kestabilannya. Umumnya sungai-sungai
yang mengalir ke sebelah barat masih stabil karena didukung oleh banyaknya flora
penutup tanah dan belum terganggunya air tanah dangkal sebagai sumber mata
air.Untuk mengetahui Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir di wilayah
Kabupaten Pesisir Barat dapat dilihat pada tabel berikut ini;
Tabel 2.2 menunjukkan daerah aliran sungan di wilayah Kabupaten Pesisir Barat.
Daerah aliran sungai terpanjang adalah daerah aliran sungan Way Tenubang dengan
panjang 27.74 Km disusul Way Bambang dengan panjang 26,56. Sedangkan daerah
aliran sungai terpendek adalah Way Ngambur pangkalan dengan panjang 15,59 Km.
2. Tipe iklim Zona B, dengan jumlah bulan basah 7-9 bulan, yang terdapat dibagian
Timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.Secara umum curah hujan di daerah
ini berkisar antara 2500-3000 mm/tahun yang masuk dalam kategori sedang. Tingkat
kelembaban berkisar antara 50-80%, yang dikendalikan oleh regim sirhu dari panas
(isohypothermic) pada dataran pantai di bagian barat sampai dingin (iosthermic)
diwilayah perbukitan.
Secara umum Kabupaten Pesisir Barat beriklim tropis humid dengan cuaca laut lembab
yang bertiup dari Samudera Indonesia dengan 2 (dua) cuaca/musim setiap tahunnya.
Pada bulan November sampai dengan bulan Maret cuaca bertiup dari arah barat dan
barat laut, bulan Juli sampai dengan Agustus cuaca bertiup dari arah timur dan tenggara
dengan kecepatan cuaca rata-rata 70 km/hari. Temperatur udara maksimum 33°C dan
indikator minimum 22°C. Rata-rata kelembaban udara sekitar 80-88 persen, akan
semakin tinggi pada daerah yang lebih rendah.
6. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Pesisir Barat sebelum menjadi daerah otonom terbagi
atas sawah, bukan sawah dan non pertanian dengan luas, 15.558 ha sawah, 118.732
bukan sawah dan 2595.1 non pertanian. Rincian informasinya disajikan dalam tabel
berikut:
Rencana Kerja Tahunan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2018 disusun atas dasar :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Pembentukan
Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah;
Sebagai langkah awal pembangunan yang tersusun dalam Rencana Strategis dalam
bentuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Pesisir Barat Tahun 2016-2021, merupakan suatu proses dari rangkaian usaha
untuk mencapai tujuan. Dalam Rencana Strategis hal yang diperhatikan adalah
lingkungan Internal (Kekuatan dan Kelemahan) serta Lingkungan Eksternal
(Peluang dan Tantangan) suatu organisasi. Rencana Strategis meliputi penetapan
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran dengan
mengantisipasi perkembangan masa depan.
1. Visi
Perumusan Visi Kabupaten Pesisir Barat mencerminkan apa yang ingin
dicapai, memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi
perekat komponen Kabupaten Pesisir Barat, memiliki orientasi masa depan,
mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dan mampu menjamin
kesinambungan kepemimpinan organisasi.
Berdasarkan potensi permasalahan, tantangan, serta keterbatasan yang ada,
maka bupati menetapkan Visi Pembangunan Daerah Kabupaten Pesisir
Barat sebagai Penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2005 -2025 sebagai berikut:
Misi Pertama
Misi Kedua
Misi Ketiga: Meningkatkan Infrastruktur, Sumber Daya Energi dan Mitigasi Bencana
serta Penguatan Ketahanan Pangan Masyarakat yang Berwawasan Lingkungan dan
Berkelanjutan
Misi Ketiga
Misi Keempat: Mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat Sebagai Daerah Tujuan Wisata
yang Berpijak Pada Kearifan Lokal.
Misi Keempat
Misi Kelima
Misi 1: Mewujudkan Masyarakat Pesisir Barat yang Religius, Cerdas, Sehat, dan
Berahlak Mulya
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
1. Mewujudk 1. Peningkat 1. Internalisasi 1. Internalisasi
an an nilai-nilai nilai-nilai
masyaraka kualitas agama dalam agama pada
t yang kehidupa kehidupan seluruh siklus
beradab n bermasyarakat kehidupan
dan beragama (individu,
bermartab pada keluarga, dan
at semua masyarakat)
berlandask lapisan dan aktivitas
an nilai- masyarak masyarakat
nilai at
agama
2. Mewujud
kan
Penigkata
n
Ekonomi
Daerah
berbasis
pengemba
ngan
pertanian,
kehutanan
, dan
perikanan
3. Mewujud 1. Meningkat 1. Menumbuhkemba
kan kan ngkan kawasan
Pertumbu pertumbuh dan unit industri
han an yang dapat
ekonomi ekonomi menciptakan
masyarak masyaraka kesempatan kerja
at sebagai t sebagai dan
penopang penopang meningkatkan
perekono ekonomi nilai tambah
mian daerah komoditi
daerah unggulan
2. Meningkatkan
ketersediaan dan
kualitas
prasarana, sarana,
dan utilitas
pendukung
perdagangan
barang dan jasa
seperti pasar
rakyat dan pusat
distribusi lainnya
untuk menjamin
kelancaran
Arah kebijakan pembangunan dari ke-5 misi tersebut akan dilaksanakan dalam lima
tahun kedepan, yang dikelompokkan berdasarkan urusan. Adapun Urusan
Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Nomor 23 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Pesisir Barat Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Pesisir Barat Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Barat, yang terdiri dari 2 komponen yaitu
urusan wajib serta urusan pilihan. Pengelompokan berdasarkan urusan dan OPD yang
bertanggungjawab, sebagaimana tabel berikut:
Misi 4: Mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang
Berpijak Pada Kearifan Lokal
Sasaran Strategi Indikator Bidang Urusan SKPD
Kinerja Penanggung
Jawab
1. Pening 1. Pening 1. Jumlah Pariwisata Dinas
katan katan destina Pariwisata dan
kontrib daya si Ekonomi
usi saing dikemb Kreatif
sektor destina angkan
Pariwis si 2. Jumlah Kebudayaan Dinas
ata wisata Kunjun Pariwisata dan
terhada daerah gan Ekonomi
p pada wisata Kreatif; Dinas
perkon tingkat wan Pendidikan
omian regiona mancan dan
2. Permasalahan Infrastruktur
a. Pemenuhan kebutuhan energi listrik dari PLN dan pengembangan potensi energi
listrik minihidro;
b. Pembangunan akses jalan desa dan perkotaan dan akses-akses jalan untuk
pendistribusian hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan;
c. Pengembangan Bandara, pelabuhan perikanan dan penumpang, serta terminal
penumpang dan barang;
d. Pembangunan sarana perkantoran pemerintah dan kantor pelayanan masyarakat
yang mudah di akses;
e. Pembangunan infrastruktur pertanian (irigasi teknis dan non teknis).
RKT disusun setiap tahun yang merupakan penjabaran dari pada Renstra yang
memuat informasi tentang : (a) sasaran yang ingin dicapai dalam tahun yang
bersangkutan; dan (b) indikator kinerja sasaran dan target capaiannya. Adapun
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kabupaten Pesisir Barat, sebagai berikut :
MISI 4: Mewujudkan Kabupaten Pesisir Barat Sebagai Daerah Tujuan Wisata yang
Berpijak Pada Kearifan Lokal
1. Mengembangkan Peningkatan Jumlah Destinasi 12
potensi pariwisata kontribusi sektor Dikembangkan
3.2 SARAN-SARAN
Dengan tersusunnya RKT ini, diharapkan dapat memberikan gambaran
kinerja yang dicapai pada tahun 2021 dan bermanfaat sebagai dasar
penjabaran dari pelaksanaan tugas dan fungsi, sehingga pelaksanaan kegiatan
lebih terarah dan dapat dipahami seluruh pegawai dilingkungan Pemerintah
Kabupaten Pesisir Barat.
BUPATI PESISIR BARAT,
ttd