Anda di halaman 1dari 3

TANAHAIR

(menjelang kemerdekaan)

Engkau Tanah Air


pemilik perut yang berbudi
penampung hujan penyedut sinar mentari
lahirlah anakmu dari semaian petani

Engkau Ibu Murni


dengan jasa abadi
berdetik didenyut nafas kami
kerna kita satu sama dipunyai

Telah kau rasa


segala seperti kami
dalam ngeri perang dadamu dibongkar besi
di mana-mana wajahmu tak pernah mati

Tapi begitu
sejarah hidup zaman berzaman
pernah merangkul pahlawan kemerdekaan
mereka sujud dalam kaku
mohon perlindungan

 Bukankah dengan
kasih dan harapan
kau tenggelamkan mereka dalam dakapan
di mana bunga ganti nisan bertaburan

Negara baru
di atas rongga jantungmu
akan tertegak bertapak dalam kebebasan
cinta antara kita wahyu dari Tuhan.

Tongkat Warrant
1956
PERTAMA DAN TERAKHIR

Jauh kita berjalan


mendukung semua kepercayaan
pertama dan terakhir
sekarang kita sampai
ke puncak tiada tercapai
keazaman pantang cair

Kita bersua hati


mengisi setiap janji
pertama dan terakhir
tiada hari kiranya
hingga bernanah dada
sumpah tiada termungkir

Gemuruh kita bersorak


bumi dan langit retak
pertama dan terakhir
berani kita bergerak
darah dan daging serentak
hingga ke saat akhir

padu kita berhasrat


hingga bumi kiamat
pertama dan terakhir
kuat jantung berdetak
untuk berpaling tidak
biar di gelegak air

Rela kita mengangkat


cita bangsa berdaulat
ke puncak murni berukir!

A. Samad Said
Mastika, April 1957
SAJAK KEMERDEKAAN: 31 OGOS TIBA LAGI

Setiap kali tibamu Ogos


mengerling monumen yang lusuh dan tugu berdarah
dalam matang akal fikir
semangat dan kudrat masih berbaki
merisik khabar pejuang yang jauh
dalam lipatan darmawisata merdeka
mahalnya nostalgia.

Manis dan comelmu Ogos ini tiba jua


menyentak lolong makrifat membiak musim
ceriteranya berderai plotnya berkecai
mengirai skrip duga yang tak sudah
atas aspal fatamorgana bumi bertuah.

Ogos yang sujud di kaki merdeka


tanggal tiga puluh satumu tidak pernah hilang
tetap menyimpul senyum
meskipun termateri kenangan pahit
yang mahal dan cantik.

Hari ini mentari 31 Ogos memancar lagi


bersama gemersik angin di bumi bertuah
mendewasakan ukhuwah dan ummah
siap siaga warga berdaulat memahat sejarah
dalam tamadun bangsa yang gah.

Terima kasih pejuang tanah merdeka


terima kasih aduhai tanah airku Malaysia!

WAN ZAHARI WAN ALI,


SMK Saujana, Setiu, Terengganu.

Anda mungkin juga menyukai