yang memburumu
di meja perundingan
di atas kapalnya
ke pintu teluk
Akulah yang melepas Dharmawangsa
di hadapan manusia
lalu suara serak kyai yang tak henti membaca kitab suci
(April, 1998)
BERDIRI AKU
Di hadapanmu lawanmu
Tongkatnya melingkar merupa ular
Tangannya putih, putih penyakit
Kekayaanmu nyata, terlihat terang
Angkatan Baru
Gemuruh berderau kami jatuh,
Tuhanku,
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-
Tuhanku
Hatinya damai,
Setelah ia wafat
SAJAK RAJAWALI
(W.S. Rendra)
memandang dunia
duduk bertapa
mengolah hidupnya
Kita saksikan
Gunung memompa abu
Abu membawa batu
Batu membawa lindu
Lindu membawa longsor
Longsor membawa air
Air membawa banjir
Banjir membawa air
Air mata
Kita telah saksikan seribu tanda-tanda
Bisakah kita membaca tanda-tanda?
Allah
Kami telah membaca gempa
Kami telah disapu banjir
Kami telah dihalau api dan hama
Kami telah dihujani abu dan batu
Allah
Ampuni dosa-dosa kami
Beri kami kearifan membaca
Seribu tanda-tanda
Ayo.
Laut masih luas. dan bagi pemberontak-pemberontak Tak ada tempat di kapal ini”.
KARAWANG - BEKASI,
Karya Chairil Anwar
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
1966