Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Syair Istilah syair berasal dari bahasa Arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan

yang menyadari”. Kata syu’ur kemudian berkembang menjadi syi’ru yang berarti “puisi” dalam
pengertian umum.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Syair, Ciri-Ciri, Jenis dan
Contohnya" , https://katadata.co.id/safrezi/berita/61b2e9b33d9a1/pengertian-syair-ciri-ciri-jenis-dan-
contohnya
Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Safrezi

Perkembangan syair mengalami perubahan dan modifikasi. Jika sebelumnya syair berhubungan
dengan sastra dari negeri Arab, kini syair menjadi khas Melayu. Dalam buku Pantun dan Puisi Lama
Melayu dijelaskan, syi'r adalah satu bentuk puisi yang muncul sejak zaman pra-Islam.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Syair, Ciri-Ciri, Jenis dan
Contohnya" , https://katadata.co.id/safrezi/berita/61b2e9b33d9a1/pengertian-syair-ciri-ciri-jenis-dan-
contohnya
Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Safrezi

Ciri-ciri Syair Menurut publikasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berikut ciri-ciri syair.
Setiap bait terdiri dari empat baris. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata. Bersajak a-a-a-a. Semua
baris adalah isi. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan. Jenis-jenis Syair Mengutip buku
Membina Kompetensi Berbahasa dan Bersastra Indonesia, syair dibagi menjadi lima kelompok
menurut isinya. 1. Syair Panji Berisi atau bercerita tentang keadaan yang terjadi dalam istana
(kerajaan), keadaan orang-orang yang ada atau berasal dari dalam istana. Contohnya “Syair Ken
Tambuhan” yang menceritakan tentang seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan
persembahan untuk Ratu Kauripan. 2. Syair Romantis Berisi tentang percintaan, pelipur lara, dan
cerita rakyat. Contohnya adalah “Syair Bidasari” yang menceritakan seorang putri raja yang dibuang
lalu dicari oleh Putra Bangsawan, yaitu saudaranya untuk bertemu kembali dengan ibunya. Mereka
kembali bertemu dan Bidasari memaafkan dosa ibunya yang membuangnya. Ibu Bidasari menyesali
perbuatannya. BACA JUGA 7 Rekomendasi Film Thailand Lucu dan Romantis 3. Syair Kiasan Berisi
kisah percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan sebagai makna simbolis dari isi yang
terkandung atau sebagai kiasan dan sindiran terhadap suatu peristiwa. Contohnya adalah “Syair
Burung Pungguk”. Syair tersebut bercerita tentang kisah cinta yang gagal karena perbedaan
kedudukan atau derajat. Kiasan yang digunakan adalah “seperti pungguk merindukan bulan”, yaitu
ketika seorang pemuda biasa merindukan gadis yang derajatnya lebih tinggi dan hanya bisa
memandangnya dari kejauhan. 4. Syair Sejarah Syair yang berisikan peristiwa sejarah penting,
terutama perang. Contohnya “Syair Perang Mengkasar” yang dahulu bernama “Syair Sipelman”.
Isinya tentang perang antara orang Makassar dan Belanda. 5. Syair Agama Tergolong syair
terpenting dan dibagi menjadi empat, yaitu: Syair sufi oleh Hamzah Fansuri dengan penyair-penyair
satu zaman. Syair ajaran Islam, contohnya “Syair Sifat Dua Puluh”. Syair riwayat nabi (Syair Anbia),
contohnya “Syair Nabi Allah dengan Firaun”. Syair nasihat yang berisi nasihat bagi pembaca. BACA
JUGA Kumpulan Contoh Teks Narasi yang Bisa Menjadi Referensi Belajar Contoh Syair Agama
Syair Perahu Karya: Hamzah Fansuri Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu
indah Membetuli jalan tempat berpindah Di sanalah iktikat diperbetuli sudah   Wahai muda kenali
dirimu Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu  
Hai muda arif budiman Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan
membetuli insan   Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh
di situ Supaya laju perahumu itu   Sudahlah hasil kayu dan ayar Angkatlah pula sauh dan layar Pada
beras bekal jantanlah taksir Niscaya sempurna jalan yang kabir

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Pengertian Syair, Ciri-Ciri, Jenis dan
Contohnya" , https://katadata.co.id/safrezi/berita/61b2e9b33d9a1/pengertian-syair-ciri-ciri-jenis-dan-
contohnya
Penulis: Iftitah Nurul Laily
Editor: Safrezi

Patah lagu ialah tempat seorang pembaca memenggal barisnya, yang juga disebut jeda. Hal ini masuk dalam
bahagian intonasi. Intonasi ini amat penting di dalam penyampaian mesej.

Sebagai sebuah karya sastera, aspek penyampaian makna, maksud atau mesej karya sangat penting.Melagukan
syair adalah satu cara untuk menyampaikan sebuah karya kepada khalayak. Jika mesej ini tidak sampai,maka
pembacaan itu dianggap gagal.

Cuba baca syair di bawah dengan lagu Selendang Delima.Lagu Selendang Delima lebih popular kalau
dibandingkan dengan yang lain. Sebab utama ialah lagu ini mudah dikenali dan mudah diasingkan daripada
lagu yang lain. Lagu narasi dan Dan dan Setia tidak jauh berbeza dan jika tersilap pembawaannya akan mudah
terjadi campur aduk di antara kaduanya.

Pesan patik pada tuanku


Ini unjukkan pada Raden Inu
Kartabangsa menenentang belas dan pilu
Bagai dihiris dengan sembilu

Bila dibaca dengan lagu Selendang Delima, maka ia akan menjadi spt di bawah

Pe/san/ pa/tikkkkkk// pa/daaa/ tuan/kuuuuu// (8 sukukata).


I/niii/ un/juk/kannnnn// pa/da/ Raaaa/den /I/nuuuu (11 sukukata)
Kar/ta/bang/sa/ me/nen/tanggggg// be/lasss/ dan/ pi/luuu (13)
Ba/gai/ di/hiii/risss// de/ngannn/ sem/bi/luuu (10)

Biasanya jeda berlaku pada akhir perkataan yang kedua. Hal ini adalah mudah dilakukan untuk baris yang
mempunyai lapan sukukata. Pe/san/ pa/tikkkkkk// pa/daaa/ tuan/kuuuuu// (8 sukukata).

Pada baris pertama tiada masalah. Perkataan dipenggal pada sukukata ke empat. Masalah timbul pada baris
yang mempunyai lebih drpd 8 sukukata. Baris kedua mengandungi 11 sukukata. Pemenggalan dilakukan
selepas kata kedua iaitu sukukata ke empat. Selepas itu tempo dipercepatkan untuk menghabiskan 6 sukukata
lagi.

Masalah lebih besar ditemui pada baris ketiga: Kartabangsa menentang. Dua perkataan ini mengandungi 7
sukukata yang mesti dibaca sekali agar dapat menyampaikan maksud dan tidak janggal. Kartabangsa ialah
nama orang dan tidak boleh dipenggal. Yang kedua ialah perbuatan yang dilakukan oleh Kartabangsa iaitu
menentang. Ini juga perlu dihabiskan. Dengan itu pembaca syair harus pandai mengejar agar dapat menyebut 7
sukukata sebelum berjeda.

Hal ini menunjukkan seorang pembaca syair mesti meneliti teksnya terlebih dahulu sebelum menghadap
penonton.

Bandingkan baris-baris ini:


1-Dengarlah tuan ayahnda berperi
2-Dengarlah tuan tuan suatu perti

Walaupun pembacaan syair biasanya dipenggal pada akhir perkataan kedua.( Dengarlah tuan //ayahnda
berperi)

Tetapi hal yang sama tidak boleh dilakukan pada contoh kedua di atas. Pemenggalan mesti dilakukan pada
akhir perkataan yang ketiga. Dengarlah tuan tuan// suatu peri

Rangkap syair di atas adalah petikan drpd kisah pembunuhan Angerani. Ia membawa maklumat yang
menyedihkan, menggambarkan suasana sedih pilu ketika Anggerani hendak dibunuh. Pembaca harus
membangkitkan kesedihan dan kerinduan Angerani kepada suaminya Raden Menteri. Suasana sedih
(melankolik) dibina dengan memanjangkan getaran dan alunan melodi supaya kedengaran mendayu-dayu.

Di dalam pertandingan, anda akan diberikan satu teks yang mungkin mengandungi lima atau enam rangkap
dari sesebuah cerita. Seeloknya anda bacalah syair berkenaan sepenuhnya supaya dapat memahami dan
menghayati cerita yang sebenar. SELAMAT MENCUBA

Anda mungkin juga menyukai