Anda di halaman 1dari 87

Fondasi Dalam

(…… dari perspektif seorang) Aksan KAWANDA


SNI 8460-2017 - Bab 9. Fondasi

9 Fondasi
Persyaratan perancangan
9.1 Ruang lingkup pekerjaan fondasi
9.2 Persyaratan perancangan fondasi
Persyaratan Struktural, safety factor, Perancangan
9.3 Persyaratan struktur kekuatan struktur dari fondasi serta persyaratan material
9.4 Kriteria laporan perancangan fondasi fondasi harus mengacu pada SNI 1726 untuk bangunan
9.4.1 Laporan analisis perancangan fondasi gedung dan SNI 2833 untuk jembatan konvensional.
9.4.2 Laporan perancangan fondasi dangkal
Kriteria Perancangan Fondasi
9.4.3 Laporan perancangan fondasi rakit
9.4.4 Laporan perancangan fondasi tiang
Survey Lapangan, Pengumpulan data
9.4.5 Laporan perancangan sistem fondasi tiang-rakit
9.4.6 Laporan penyelidikan lapangan
9.5 Survei lapangan Daya dukung tiang tunggal, aksial
& lateral, kelompok (Pancang &
9.6 Fondasi dangkal Bor)
9.7 Fondasi tiang
9.8 Uji fondasi tiang (pembebanan dan integritas)
9.8.1 Uji pembebanan aksial tekan pada fondasi tiang
9.8.2 Uji pembebanan aksial tarik pada fondasi tiang Uji beban & integritas
9.8.3 Uji pembebanan horizontal/lateral pada fondasi tiang
9.8.4 Uji pembebanan dinamik (Pile Driving Analyzer, PDA) pada fondasi tiang
9.8.5 Uji integritas tiang pada fondasi tiang
9.8.6 Uji integritas metode Sonic Echo (Pile Integrity Test, PIT) pada fondasi tiang
“The Art of Preparing Foundations”

Rekayasa Fondasi merupakan kombinasi SENI dan SAINS; sangat berbahaya jika
melihat ilmu ini hanya suatu kumpulan persamaan dan grafik yang diikuti
berdasarkan ‘resep’ tertentu dalam melakukan perancangan. Memahami PERILAKU
tanah-struktur, DASAR teori, dan BATASAN menjadi sangat penting dalam
melakukan PERANCANGAN
Konsep Perancangan Fondasi Tiang

1. Fungsi Fondasi Tiang


2. Klasifikasi Fondasi Tiang
3. Persyaratan Fondasi Tiang
4. Penyelidikan Tanah
5. Kondisi Lapangan
6. Prosedur Perancangan Fondasi Tiang
7. Aspek Terkait pada Pelaksanaan Fondasi Tiang
8. Pertimbangan untuk Pemilihan Fondasi Tiang
1. Fungsi Fondasi Tiang:
• Transfer beban struktur atas (a & b).
• Menahan gaya tarik (uplift), lateral dan
kombinasi di pile cap (c, d & e)
• Menahan gaya untuk struktur tunggal dan
beban menerus (f)
• Mengantisipasi reaksi saat scour terjadi (g)
• Mengantisipasi potensi likuifaksi saat
gempa (h)
• Perkuatan fender (i)
• Dinding penahan tanah – galian atau
lereng alami (j)
• Menahan pergerakan seasonal (k)
• Mengurangi amplitudo getaran dan
frekuensi alamiah dari sistem pada
fondasi mesin
2. Klasifikasi Fondasi Tiang:

Fondasi Tiang Pancang Fondasi Tiang Bor


3. Persyaratan Fondasi Tiang

Fondasi tiang utuh untuk memenuhi fungsinya

Kekuatan fondasi mampu secara struktural


dan geotechnical

Deformasi yang terjadi tidak mengakibatkan


kerusakan pada struktur

Konstruksi fondasi tidak mengakibatkan kerusakan


pada perimeter sekitar
4. Penyelidikan Tanah:

• Pengeboran + SPT (Standard • Index properties (DISTURBED SAMPLES)


Penetration Test) + UnDisturbed Sieve analysis, berat jenis, specific
Sampling (UDS) gravity, water content, Atterberg limit (PL
& LL)
• CPT(u) (Cone Penetration Test) /Sondir
 qc, friction ratio  jenis tanah • Kuat geser tanah (Su, c, f)
• Pengukuran air tanah (Piezometer) • Parameter konsolidasi untuk tanah
kohesif (Pc, e0, Cc, Cr)
• Pressuremeter test
• Vane Shear test (Su soft clay)
• Dilatometer test (MDMT, K0, OCR, Cu, f)

UJI LAPANGAN UJI LABORATORIUM


5. Kondisi Lapangan & Hasil Penyelidikan Tanah

R1 R2 R3 R4 R4 R3 R5 R5 R2 R1

36.95 38.20 31.00 43.20 31.00 38.20 38.20 38.20 36.95

BT-1




































Profil Tanah


Profil Parameter Tanah


6. Prosedur Perancangan Fondasi Tiang

1. Profil Tanah (stratigrafi)


2. Kedalaman Fondasi (berdasarkan pada lapisan
tanah DAN arah beban)

3. Jenis dan Dimensi


4. PERANCANGAN
5. Konfigurasi Tiang
6. Pengaruh Konstruksi pada Bangunan
sekitar Proyek
PERANCANGAN
KAPASITAS TEKAN
Daya Dukung Fondasi Tiang

Daya Dukung Aksial Tiang

Analisis Tiang Kelompok


Daya Dukung Lateral Tiang
Daya Dukung Fondasi Tiang

Qall = [Qselimut + Qujung] / FK


Daya Dukung Fondasi Tiang

Qs= D l ( cu) + D l (k v tan)


t
l 𝐮 𝐩+ 𝐬

𝐮
𝐚𝐥𝐥

Qp=Ap(c Nc +q Nq)
qp
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Lempung)

Qs= D l ( cu) + D l (K0 ’v tan)


t Qp=Ap(c Nc +q Nq)

Dimana,
 = Koefisien adhesi antara tanah dan tiang
Cu = Cohesion (Undrained)
 li = Tebal lapisan tanah
P (D ) = Keliling tiang

qp
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Lempung)

Qs= D l ( cu) + D l (K0 ’v tan)


t

 – tiang pancang
Adhesion Factor, 

API 2, 1986
qp Undrained Shear Strength, Cu (kPa)
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Lempung)

Qs= D l ( cu) + D l (K0 ’v tan)


Undrained Shear Strength, Cu (kPa)
t

 – tiang pancang
Adhesion Factor, 

Tomlinson, 1977
qp
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Lempung)

Qs= D l ( cu) + D l (K0 ’v tan)

Undrained Shear Strength, Cu (kPa)


t (kN /m ) 2

T o m lin s o n , 1 9 5 7 ( c o n c r e t e p ile s ) S h a f t s in u p lif t


D a ta g ro u p 1
D a ta g ro u p 2

 – tiang bor
D a ta g ro u p 3

Kulhawy, 1984
S h a f t s in c o m p r e s s io n
AdhesionFactor,

D a ta g ro u p 1
factor ( )

D a ta g ro u p 2
D a ta g ro u p 3
6 5 U 8 4 1 C lo a d t e s t s
Adhesion

 = 0 .2 1 + 0 .2 6 p a / su ( < 1 )

qp
U n d r a in e d S h e a r in g R e s is t a n c e
u , s (ts f)
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Lempung)

Qs= D l ( cu) + D l (K0 ’v tan)

Undrained Shear Value of 


t Strength, su (tsf)
<2 0.55

Reese & O’Neill, 1988


 – tiang bor
2–3 0.49
3–4 0.42
4–5 0.38
5–6 0.35
6–7 0.33
7–8 0.32
8–9 0.31
qp >9 treat as rock
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Pasir)

Qs= D li ( cu) + D li (K0 ’v tan)


t Qp=Ap(c Nc +q Nq)

Dimana,
Ks = Koefisien tanah lateral (K0 – 1.75 K0)
’v = tegangan vertikal efektif (dianggap konstan setelah 15D)
tan = sudut geser terdrainase (2/3 f)
 li = Tebal lapisan tanah
P (D ) = Keliling tiang Bahan  Ks untuk Ks untuk
Tiang Dr rendah Dr tinggi
Baja 20° 0.5 1.0
Beton 0.75 f 1.0 2.0
qp
Kayu 0.67 f 1.5 4.0
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Pasir)

Qs= D l ( cu) + D l (qs)

Naval Engineering Facilities Command


t
Tiang Pancang :
qs = 0.2 x (NSPT) (ton)

NSPT
Tiang Bor :
qs = 0.1 x (NSPT) (ton)

qp
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Selimut – Tanah Pasir)

Qs= D l ( cu) + D l (qs)

Rojiani, Duncan and Barker (1991)


t

NSPT
qp
Standar Penetration Test (SPT)
Cara Uji SPT Jenis Hammer

N-SPT = Jumlah pukulan untuk memasukkan split spoon sedalam 2x15 cm


c (t/m2) = 2/3 N
Hubungan SPT – Kohesi

2/3 N
Hubungan SPT - Sudut Geser
Faktor Koreksi N – SPT Lapangan
berdasarkan Metoda Pelaksanaan Test

Estimated Rod Correction Factor fo r


Countr Hammer Hammer Release Energy (%) 60% Rod Energy
y Type
Donut Free Fall 78 78/60 = 1.30
Japan Donut Rope an Pulley with 67 67/60 = 1.12
special throw release
Safety Rope and Pulley 60 60/60 = 1.00
US
Donut Rope and Pulley 45 45/60 = 0.75
A
Argentina Donut Rope and Pulley 45 45/60 = 0.75
Donut Free Fall 60 60/60 = 1.00
China
Donut Rope and Pulley 50 50/60 = 0.83
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Ujung)

Qp=Ap(c Nc +q Nq)

t
Dimana,
Ap = Luas Penampang Tiang
C = kohesi (Undrained)
q = Tekanan overburden
Nc, Nq = Faktor daya dukung

qp
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Ujung – Tanah Lempung)

Qp=Ap(c Nc +q Nq)
1000
800

t
600

Kondisi undrained (f = 0) 400

qe = cu Nc = 9 cu

Meyerhof, 1976
200

dimana cu= kohesi (undrained),

Nc, Nq
100
Nc= 9 80
dengan catatan bahwa pile tertanam pada 60
kedalaman paling sedikit 5D kedalam lapisan 40

and
pendukung.

Qe = qe Ae = 9 cu Ae
20

10
8

Bila ratio antara kedalaman dan


6
4
diameter tiang lebih kecil dari 4,
maka nilai Nc = 6. 2

qp
1
0 10 20 30 40 45
Soil friction an gle, Ø (deg)
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Ujung – Tanah Lempung)

Qp=Ap(c Nc +q Nq) 1 0 00
800
600

400

t Kondisi undrained (f = 0)
qe = cu Nc = 9 cu
200

Janbu, 1976
100
dimana cu= kohesi (undrained), 80

Nc, Nq
Nc= 9
60

40
dengan catatan bahwa pile tertanam pada

a nd
kedalaman paling sedikit 5D kedalam lapisan
pendukung. 20

Qe = qe Ae = 9 cu Ae 10
8
6

Bila ratio antara kedalaman dan 4

diameter tiang lebih kecil dari 4, 2


maka nilai Nc = 6.
1
0 10 20 30 40 45

qp S o i l fr i c t i o n a n g l e , Ø ( d e g )
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Ujung – Tanah Pasir)

Qp=Ap(c Nc +q Nq)

Faktor daya dukung, Nq

Kulhawy, 1983
Nq
qp Sudut geser, f
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Ujung – Tanah Pasir)

Qp=Ap(40 x N SPT )

NSPT - Pancang
Meyerhof, 1956
Nilai NSPT = ½ (N1 +N2)

qp
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Ujung – Tanah Pasir)

Qp=Ap(qp)

NSPT – Tiang Bor


Various
 7 N (T/m2)

 400 (T/m2)

qp
Summary
Lempung Pasir
Pancang Tiang Bor Pancang Tiang Bor

c c 0.2 N < 2 tsf


t
0.1 N < 2 tsf
Selimut

 -API-2  - Kulhawy, 84 (Meyerhof) (Rata2 antara


Reese, 88 Meyerhof, 76 dan
Reese+Wright, 77)

9 Cu < 170 ~ 200 T/m2) 40 N < 1600 t/m2 7 N < 400 (T/m2)
Ujung

Navg=(N1+N2)/2
(Meyerhof) (Reese &Wright, 77)
qp

Qult = D  li t + r2 qp


Batasan Nilai qp dan qs (various)

Tiang pancang
• qp ≤ 50 Nq tan f (kN/m2) atau qe (kN/m2) ≤ 400 Ncor (pasir)
• qs (kN/m2) ≤ 100 (pasir)
• qs (kN/m2) ≤ 107 (Tomlinson-pasir)
• qs (kN/m2) ≤ 120 (DNV-pasir) dan qs (kN/m2) ≤ 200 (DNV-lempung)
• qs (kN/m2) ≤ 170 (Ensoft)

Tiang bor
• Coduto berdasarkan penurunan 5% Diameter, qp (kN/m2) ≤ 2900 (pasir)
• qe (kN/m2) ≤ 3830 (ASCE-lempung)
• O’Neill, qs (kN/m2) ≤ 190 (pasir)
• qs (kN/m2) ≤ 120 (DNV-pasir) dan qs (kN/m2) ≤ 200 (DNV-lempung)
• qs (kN/m2) ≤ 170 (Ensoft)
• DKI qe (kN/m2) ≤ 4500 (pasir) dan qe (kN/m2) ≤ 4000 (lempung)
KAPASITAS LATERAL
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Lateral)

Beban lateral pada fondasi


merupakan masalah interaksi
tanah-struktur dimana
pergeseran fondasi tergantung
pada perilaku tanah dan
sebaliknya (Reese, 1993) sehingga
kapasitas lateral tiang dapat
ditentukan dengan
mempertimbangkan mekanisme
kegagalan:
• Gagal struktur tiang
• Gagal tanah sekitar
• Tiang tidak mampu akibat
terlampauinya pergeseran yang
mampu ditanggung
Daya Dukung Fondasi Tiang
(Lateral)

Beberapa metode analisis yang dapat digunakan adalah:

• Metode Broms (1964 a, b, 1965)

• Metode Reese – Matlock (1960)

• Metode p-y (Reese, 1984)  LPile


TIANG PENDEK & TIANG PANJANG

Tanah lempung teguh


.
𝑅=
.

Tanah lempung terkonsolidasi


normal dan tanah pasiran
.
𝑇=

Pada rasio panjang tiang L dibagi


R atau T kurang dari 2, tiang
berperilaku kaku
Metode Reese and Matlock, 1960 (1)

● Metode dengan pendekatan modulus subgrade


reaction dengan asumsi tanah bekerja seperti
pegas elastis yang tidak saling berkaitan dengan
lapisan di sekitarnya
● dapat menggabungkan beberapa hal seperti tanah
yang tidak seragam, variasi subgrade reaction
terhadap kedalaman maupun tanah berlapis
● metode ini tidak dapat memodelkan kontinuitas
tanah
● analisanya cenderung hanya pada defleksi ijin dan
ukuran tiang bukan pada properties tanah yang unik
Metode Reese and Matlock, 1960 (2)

Secara umum, solusi untuk menggambarkan perilaku tiang dapat


diperlihatkan melalui persamaan berikut
Metode Reese and Matlock, 1960 (3)

Efek dari beban lateral P pada deformasi y a dan efek dari momen M pada
deformasi yb dapat ditentukan secara terpisah dengan total defleksi yx pada

kedalaman x dinyatakan sebagai berikut:


y x  y a  yb ( 2.18 )

di mana:
ya
 f1 x, T , L, k h , EI 
P
yb
 f 2  x, T , L, kh , EI 
P
Metode Reese and Matlock, 1960 (4)

f 1 dan f 2 adalah dua fungsi yang berbeda dari hubungan yang sama. Dalam

persamaan diatas terdapat 6 hubungan dan dua dimensi yang terlibat, yaitu gaya

dan panjang. Oleh karena itu, hubungan keempat nondimensional tersebut dapat

ditentukan (Matlock and Reese, 1962).


y A EI x L khT 4
, , , ( 2.19 )
QgT 3 T T EI
yB EI x L khT 4
, , , ( 2.20 )
M gT 2 T T EI
Metode Reese and Matlock, 1960 (5)

Selanjutnya, simbol tersebut dapat ditentukan menjadi hubungan non-


dimensional berikut:
y A EI
 A y (koefisien defleksi untuk beban lateral)
Q gT 3

y B EI
 B y (koefisien defleksi untuk momen)
M gT 2

x
 Z (koefisien kedalaman)
T
L
 Z max (koefisien kedalaman maksimum)
T
4
k hT
 f  x  (fungsi modulus tanah)
EI
kh  E py
Metode Reese and Matlock, 1960 (6)

Dari persamaan diatas dapat ditentukan:


Qg T 3 M gT 2
y x  y A  y B  Ay  By ( 2.21 )
EI EI
M x  M A  M B  Am PT  Bm M ( 2.22 )
Qg T 2 M gT
S x  S A  S B  AS  By ( 2.23 )
EI EI
Mg
Vx  VA  VB  AvQg  By ( 2.24 )
T
Qg Mg
px  p A  pB  Ap  Bp ( 2.25 )
T T2
Metode Reese and Matlock, 1960 (7)

kh x
Dengan mensubsitusikan nilai y A dan y B , dan dari persamaan di atas akan
EI T
diperoleh:
d 4 Ay
 f x  Ay  0 ( 2.26 )
dz 4
d 4 By
 f x  B y  0 ( 2.27 )
dz 4

Untuk tanah non-kohesif di mana modulus tanah diasumsikan meningkat terhadap


x
kedalaman k h  n h x , f  x  dapat disamakan menjadi Z  . Sehingga fungsi
T
modulus tanah dapat ditulis ulang menjadi:
n h xT 4 x
 ( 2.28 )
EI T
Koefisien A untuk tiang Panjang (Zmax ≥ 5) kondisi kepala tiang bebas
(R.J. Wood et al., 1972)
Koefisien B untuk tiang Panjang (Zmax ≥ 5) kondisi kepala tiang bebas
(R.J. Wood et al., 1972)
Contoh Soal 1

Pertimbangkanlah sebuah tiang-H (HP 250 x 0.834)


dengan panjang 25 m dimasukkan keseluruhannya ke
dalam tanah pasir.
Asumsikan h= 12000 kN/m3. Perpindahan yang
diijinkan pada kepala tiang adalah 8 mm.
Tentukanlah beban lateral ijin, Qg. Anggaplah Mg
adalah nol.
Contoh Soal 1

● Untuk tiang HP 250 x 0.834


I = 123 x 10 m (pada sumbu terkuat)
E = 207 x 10 kN/m

● Periksa kategori tiang (panjang / pendek)


𝐸 𝐼 207𝑥10 123𝑥10
𝑇= = = 1.16𝑚
𝑛 12000

● L/T = 25/1,16 = 21,25 > 5 , sehingga ini adalah tiang panjang.


Karena Mg = 0 , maka:
𝑄 𝑇
𝑥 𝑧 =𝐴
𝐸 𝐼

● Sehingga
𝑥 𝑧 𝐸 𝐼
𝑄 =
𝐴 𝑇
Contoh Soal 1
● Diketahui xz (z ) = 8 mm = 0.008 m. Pada z = 0, Ax = 2.435 (lihat Tabel 1).
Maka:
0.008 207𝑥10 123𝑥10
𝑄 = = 53.59𝑘𝑁
2.435 1.16
● Nilai Qg = 53,59 kN ditentukan berdasarkan hanya pada kondisi
perpindahan dibatasi. Namun nilai Qg berdasarkan kapasitas momen
tiang perlu juga ditentukan. Untuk itu mengacu pada Pers. (2.22) dengan
Mg = 0 ,
𝑀 𝑧 =𝐴 𝑄 𝑇
● Berdasarkan Tabel, nilai maksimum untuk Am pada setiap kedalaman
adalah 0,772. Maka momen ijin maksimum yang dapat dipikul tiang
menjadi
𝐼
𝑀 =𝜎
𝑑
2
Contoh Soal 1

● Ambillah σall = 125000 kN/m2 . Ip = 123,5 10-6 m4 dan d1= 0.254 m sehingga:
𝐼 123𝑥10
= = 968.5𝑥10 𝑚
𝑑 0.254
2 2

● Dengan demikian
𝑀( ) 968.5𝑥10 125000
𝑄 = =
𝐴 𝑇 0.772 1.16

● Nilai Qg = 135,2 kN lebih besar dari 53.59 kN, maka digunakan kriteria
lendutan, sehingga Qg = 53,59 kN.
Contoh Soal 2:

Tiang beton 30x30 cm, L = 5 m diberi gaya horizontal 5 kN dan momen 4 kNm di
muka tanah.
Ambil h = 20000 kN/m3. Cari maksimum bending momen dan defleksi pada kondisi:
a. Free head
b. Fixed head

Solusi:
1 1
𝐼= 𝑏ℎ = . 30. 30 = 6.75𝑥10 𝑐𝑚
12 12
𝐸 = 3𝑥10 𝑘𝑁/𝑚
𝐸𝐼 = 20.25𝑥10 𝑘𝑁/𝑚
 = 20000 𝑘𝑁/𝑚
𝐸𝐼
𝑇= ≈ 100 𝑐𝑚
𝜇

Lp = 5 m = 500 cm → Zmax = = = 5 → 𝑡𝑖𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔


Contoh Soal 2:
z = 0, Ay = 2.435 dan By = 1.623
Ymax = -yA + yB
. .
= 𝐴𝑦 + 𝐵𝑦
. .
= 2.435 + 1.623
. .
= 6x10-4 + 3.2x10-4
= 9.2x10-4 m

Bending momen maksimum:


Mmax = (Am x Pt x T) + (Bm x Mt)
Pt x T = 5.1 = 5 kN.m
Mt = 4 kN.m

Mmax = (5 x Am) + (4 x Bm)


dimana kedalaman z terjadinya Mmax?  Saat Mmax = (5 x Am) + (4 x Bm)
𝒙
Tabulasikan Z= Am 5Am Bm 4Bm (5 x Am) + (4 x Bm)
𝑻

1 0.727 3.64 0.852 3.14 7.05


x = ZT = 1 m di bawah muka tanah sehingga Mmax = (5 x Am) + (4 x Bm) = 7.05 kN.m
Contoh Soal 2:
Untuk kondisi fixed head;
Fixed head berarti: tidak ada putaran sudut θ @ muka tanah (z = 0)
S = SA + SB = 0
𝑃𝑡. 𝑇 𝑀𝑡. 𝑇
𝐴𝑠 + 𝐵𝑠 =0
𝐸𝐼 𝐸𝐼
. .
Sehingga: 𝑀𝑡 = −
Untuk z = 0; As = -1.623 dan Bs = -1.750
.
Maka 𝑀𝑡 = − 𝑃𝑡. 𝑇 = −0.93 𝑃𝑡. 𝑇 = −0.93 . 5
.
= −4.65𝑘𝑁. 𝑚

Maximum deflection at z = 0
y = yA + y B
. .
= Ay + 𝐵𝑦 →untuk Mt = -0.93Pt.T; maka:
. . .
y = Ay + 𝐵𝑦
.
= 𝐴𝑦 − 0.93𝐵𝑦
= 2.4 x 10-4 (Ay – 0.93By)
pada z = 0, Ay = 2.435 dan By = 1.623
maka y = 2.4 x 10-4 [2.435 – (0.93 x 1.623)] = 2.24 x 10-4 m
Tiang Kelompok
Tiang Kelompok
Tiang Kelompok

• Tiang tunggal tidak memadai


• Deviasi pada instalasi tiang
• Timbulnya eksentrisitas menambah momen
• Satu tiang gagal, dibantu tiang lain (prinsip redundancy)
• Pemadatan ke arah lateral pada pemancangan
Tiang Kelompok

Pengaruh Zona Tegangan pada Kelompok Tiang


Bearing capacity Pile Group < Single Pile

Settlement Pile Group > Single Pile


Tiang Kelompok

 Efisiensi dipengaruhi oleh:

• Jumlah tiang, panjang, diameter, pengaturan tiang, dan jarak


• Pola transfer beban
Efisiensi

• Prosedur instalasi (pancang atau bor)


• Urutan instalasi
• Jangka waktu setelah pemancangan
• Interaksi pile cap dan tanah permukaan
Tiang Kelompok
Daya dukung batas kelompok tiang
Efisiensi

Daya dukung batas tiang tunggal


Tiang Kelompok
Efisiensi
Tiang Kelompok
Efisiensi
Tiang Kelompok
Efisiensi
Tiang Kelompok

Untuk perhitungan block failure digunakan


formula berikut,

𝑄 𝑏𝑙𝑜𝑐𝑘 = 𝐿 × 𝐵 × 𝑐 × 𝑁 ∗ + 𝑓 ×𝑝×𝐻

Untuk lapisan lempung fs diganti dengan 


x cu
Efisiensi

Nilai Nc* diperoleh dari Gambar berikut.


Penurunan TIANG
Penurunan Tiang
Konsep
Penurunan Tiang

s = s1 + s2 + s3
Dimana:
s = penurunan tiang total
s1 = penurunan elastik tiang
s2 = penurunan tiang akibat beban di dasar
s3 = penurunan tiang akibat beban yang tersalur sepanjang selimut
Elastik
Penurunan Tiang

s = s1 + s2 + s3

𝑄 + 𝜀𝑄 𝐿
𝑠 =
Elastik

𝐴 𝐸

Qwp = beban yang dipikul ujung tiang di bawah kondisi beban kerja
Qws = beban yang dipikul kulit tiang di bawah kondisi beban kerja
Ap = luas penampang tiang
L = panjang tiang
Ep = modulus Young bahan tiang
Penurunan Tiang

s = s1 + s2 + s3

𝑞 𝐷
𝑠 = 1−𝜇 𝐼
𝐸
𝑄
Elastik

𝑞 =
𝐴

D = lebar atau diameter tiang


qwp = beban titik per satuan luas ujung tiang
Es = modulus Young tanah
μs = angka Poisson tanah
Iwp = faktor pengaruh
Penurunan Tiang

s = s1 + s2 + s3

𝑄 𝐶
𝑠 =
𝐷𝑞
Elastik

Metode Vesic

qp = tahanan ujung batas tiang


Cp = koefisien empiris
Penurunan Tiang

s = s1 + s2 + s3 Vesic:
𝑄 𝐶
𝑠 =
𝐿𝑞

𝑄 𝐷 𝐿 Cs = sebuah konstanta empiris


𝑠 = 1−𝜇 𝐼 →𝐼 = 2 + 0.35
𝑝𝐿 𝐸 𝐷
Elastik

= 0.93 + 0.16 𝐶
p = keliling tiang
L = panjang tiang yang tertanam
Iws = faktor pengaruh
Penurunan Tiang

𝐵
𝑠 ( ) = 𝑠
𝐷

Dimana:
sg(e) = elastic settlement of group piles
Kelompok

Bg = width of group pile section


D = width or diameter of each pile in the group
se = elastic settlement of each pile at comparable working load
Penurunan Tiang

𝐶 ( )𝐻 𝑝 ( ) + ∆𝑝
Normally consolidated ∆𝑠 = 𝑙𝑜𝑔
1+𝑒 () 𝑝 ()

Overconsolidated Kondisi 1 𝑝 () + ∆𝑝 < 𝑝 ()


𝐶 ( )𝐻 𝑝 ( ) + ∆𝑝
Konsolidasi

∆𝑠 = 𝑙𝑜𝑔
1+𝑒 ( ) 𝑝 ()

Kondisi 2 𝑝 () <𝑝 () <𝑝 () + ∆𝑝


𝐶 ( )𝐻 𝑝 () 𝐶 ( )𝐻 𝑝 ( ) + ∆𝑝
∆𝑠 = 𝑙𝑜𝑔 + 𝑙𝑜𝑔
1+𝑒 ( ) 𝑝 () 1+𝑒 ( ) 𝑝 ()

∆𝑠 ( ) = ∆𝑠
Penurunan Tiang
Case
Penurunan Tiang

PERHITUNGAN PENURUNAN SEKETIKA (Si) PADA PILE CAP

D 0.6 m S=2.5D 1.5 m


nB 6 Bg 8.1 m
nL 6 Lg 8.1 m
n-tiang 36

Penurunan seketika dihitung dengan formula : Si = m v x q x H, dimana m v = (1+n)(1-2n)/E(1-n)

Elevasi (m) Nomor Z gsat g' H (tebal lapis) E ∆q Si


Jenis tanah Sub lapis 3 3 2 2 n mv
Top Bottom lapis (m) (ton/m ) (ton/m ) (m) (ton/m ) (ton/m ) (m)
Case

Silty Clay -20.00 -26.00 1 1 3.00 1.60 0.60 6.00 3,070.20 5.09 0.4000 0.0002 0.0046
Clayey Silt -26.00 -34.00 2 1 10.00 1.70 0.70 8.00 3,612.00 2.87 0.3000 0.0002 0.0047
Silty Clay -34.00 -37.00 3 1 15.50 1.60 0.60 3.00 3,792.60 2.01 0.4000 0.0001 0.0007
Clayey Silt -37.00 -40.00 4 1 18.50 1.70 0.70 3.00 3,250.80 1.69 0.3000 0.0002 0.0012

Σ Si = 0.0113
Catatan : z : kedalaman titik yang ditinjau dari dasar equivalent raft
Penurunan Tiang

PERHITUNGAN PENURUNAN KONSOLIDASI (SC) PADA PILE CAP

Penurunan konsolidasi (Sc) dihitung dengan kententuan sebagai berikut :


a. Kondisi tanah terkonsolidasi normal :
Sc = [(Cc * H)/(1+eo)] * log [(Po + ΔP)/Po]
b. Kondisi tanah terkonsolidasi berlebih, dengan Po+ΔP > Pc:
Sc = [(Cr * H)/(1+eo)] * log [Pc/Po]+[(Cc*H)/(1+eo)]*log[Po+ΔP)/Pc]
c. Kondisi tanah terkonsolidasi berlebih, dengan Po+ΔP ≤ Pc:
Sc = [(Cr * H)/(1+eo)] * log [Po+ΔP)/Po]
Case

Elevasi (m) Nomor Z gsat g' H (tebal lapis) Po ∆P Pc Sc


Jenis tanah Sub lapis 3 3 2 2 Cc Cr eo 2
Top Bottom lapis (m) (ton/m ) (ton/m ) (m) (ton/m ) (ton/m ) (ton/m ) (m)
Silty Clay -20.00 -26.00 1.00 1.00 3.00 1.60 0.60 6.00 22.36 5.09 0.200 0.051 1.632 18.003 0.0406
Clayey Silt -26.00 -34.00 2.00 1.00 10.00 1.70 0.70 8.00 23.36 2.87 0.100 0.060 1.920 21.180 0.0138
Silty Clay -34.00 -37.00 3.00 1.00 15.50 1.60 0.60 3.00 21.46 2.01 0.200 0.063 2.016 22.239 0.0024
Clayey Silt -37.00 -40.00 4.00 1.00 18.50 1.70 0.70 3.00 21.61 1.69 0.100 0.054 1.728 6.707 0.0036

Σ Sc = 0.0604
Total Settlement = 0.0717 m = 7.17 cm
7. Aspek Terkait pada Pelaksanaan Fondasi Tiang

1. Aspek LEGAL 2. Permasalahan Saat Konstruksi


• Legalitas Perencana • Urutan konstruksi sesuai
• Proteksi bangunan sekitar dokumen
proyek • Stabilitas galian
• Pengawasan pekerjaan • Pengaruh pemancangan
• Keselamatan umum tiang
• Pengaruh timbunan / stock
pile
• Pengaruh dewatering
• Penyembulan (heaving)
• Utilitas di bawah bangunan
8. Pertimbangan untuk Pemilihan Fondasi Tiang

1. Desain 2. Beban Kerja 3. Koordinasi 4. Memahami Tugas &


Struktur - Geoteknik Tanggung Jawab

a. Pertimbangan a. Beban Biasa a. Pemilihan Jenis a. PENGAMATAN


Teknis b. Beban Tidak b. Batas Deformasi lapangan
b. Kepentingan Biasa c. Stratigrafi b. PETUNJUK
Bangunan c. Beban Luar d. Masalah akibat Pekerjaan
c. Definisi Biasa Kondisi & Lapangan: asumsi
Keruntuhan d. Mekanisme Perimeter vs aktual, urutan
d. Faktor Transfer Beban e. Jarak & Bias konstruksi, informasi
Keamanan e. Safety Factor f. Kapasitas kondisi kritis
e. Interaksi g. Drivability
Tanah-Strurtur (pancang)
f. Uji Beban h. Uji Beban
i. Pengawasan
PROBLEMS (?)
Tiang Tidak
Mencapai
Kedalaman
Rencana
Tiang
Mengalami
Heave
Tiang pada
area Lereng
Jarak antar Tiang
Negative Skin-Friction
Pelaksanaan
&
KOORDINASI
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Aksan KAWANDA aksan.geotech@gmail.com

0811.851.613 aksankawanda

Anda mungkin juga menyukai