Anda di halaman 1dari 4

Kampung PHBS mencermikan masyarakat yang mempunyai sifat gotong royong dan peduli akan

lingkungan. Seperti di Kampung Pulo RW 09 Kelurahan, Kota Depok yang telah menerapkan
program kampung PHBS di wilayahnya.

dengan diterapkannya kampung PHBS ini, di harapkan warga dapat membudayakan perilaku hidup
sehat dan bersih di kehidupan sehari – hari.”Sehingga terwujudnya kemandirian
warga dalam menciptakan keluarga sehat yang berkualitas

Kampung PHBS Gerendeng tersebut melahirkan berbagai macam program kreatif yang di buat oleh
warga setempat seperti, program 1 rumah 1 biopori, pojok rokok disetiap gang, penghijauan melalui
penanaman pohon, pengecetan jalan lingkungan sampai pembentukan kader cilik.

;Manfaatnya sangat dirasakan oleh warga sekitar, lingkungan yang tadinya kotor sekarang berubah
menjadi bersih dan tertata rapih

salah satu anggota Kader Cilik menambahkan dirinya sangat senang bisa berpartisipasi dalam
menjaga kebersihan.”Kita membantu agar lingkungan tetap bersih melalui gerakan pungkut
sampah

Diharapkan program Kampung PHBS yang sudah ada dapat terus terlaksana guna mendukung
program Pemkot Depok yakni Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)

Covid-19 atau yang biasa disebut virus corona merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
coronavirus. Virus ini bisa dikatakan virus atau penyakit baru karena sebelumnya belum dan tidak
pernah terjadi sama sekali. Virus ini berasal dari Wuhan, Cina pada bulan Desember 2019 dan terus
berlangsung sampai sekarang ini.  Covid-19 merupakan pandemic global dimana virus ini sudah
menyebar dan merata ke seluruh dunia dan tentunya harus diselesaikan secara bersama-sama.

COVID-19 adalah kepanjangan dari sebuah pandemic coronavirus disease 2019. Penyakit menular
dan mematikan yang disebabkan oleh SARSCoV-2, salah satu jenis dari koronavirus. Virus ini pertama
kali diumumkan kepada masyarakat dunia pada tanggal 1 Desember  2019 di china, tepatnya di
daerah Wuhan Provinsi Hubei, China (Ulya, 2020). Mulai merambah dan memasuki wilayah
Indonesia pada awal Maret tahun 2020, dimana proses penularannya virus tersebut sangat cepat
menyebar dan dapat menular di berbagai kalangan. Indonesia saat ini menghadapi pandemi Covid-
19 kurang memuaskan karena setiap hari selalu ada kasus positif yang bertambah.

Dalam menghadapi kondisi pandemi seperti sekarang ini, pada dasarnya banyak hal yang harus
dipahami dan kemudian diterapkan oleh masyarakat. Untuk itu, perlunya edukasi kepada
masyarakat mengenai beberapa kebiasaan-kebiasaan baru yang perlu diperhatikan karena minimnya
pengetahuan masyarakat yang nantinya secara tidak langsung dapat berpengaruh pada laju
penyebaran covid-19. Langkah yang dapat dilakukan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru era
pandemi antara lain mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun, menghindari
sentuhan pada bagian wajah (mata, hidung dan mulut), melakukan social distancing dengan
setidaknya memberikan jarak satu meter dengan orang lain, jika batuk ataupun bersih ditutupi
dengan sesuatu seperti sapu tangan, menghindari kerumunan, menerapkan pola hidup bersih dan
sehat maupun gerakan masyarakat yang lain misalnya penggunaan disinfektan denga rutin terhadap
benda yang terbiasa disentuh didalam rumah seperti gagang pintu, saklar lampu, dan lain sebagainya
(Astuti, 2020).

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah cara yang harus dilakukan dalam mencapai kesehatan
yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat harus senantiasa diupayakan demi terciptanya
lingkungan yang sehat. PHBS merupakan upaya memberikan pengaruh pengalaman tentang perilaku
hidup sehat melalui individu, kelompok maupun masyarakat dalam cakupan luas dengan
menggunakan media sebagai jalur komunikasi dan informasi (Kemenkes, 2016). Tujuan utama dari
PHBS tidak lain untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses sosialisasi dengan
menyadarkan indivdiu agar berkontribusi dalam menjalankan kegiatan sehari-hari dengan pola hidup
bersih dan sehat. Sedangkan manfaat dari PHBS sendiri tidak lain untuk menciptakan masyarakat
yang sadar akan pentingnya kesehatan dan memiliki pengetahuan serta kesadaran untuk menjaga
kebersihan dan sesuai dengan standar kesehatan yang ada.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah cara yang harus dilakukan dalam
mencapai kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi sehat harus senantiasa
diupayakan demi terciptanya lingkungan yang sehat. PHBS merupakan upaya
memberikan pengaruh pengalaman tentang perilaku hidup sehat melalui individu,
kelompok maupun masyarakat dalam cakupan luas dengan menggunakan media
sebagai jalur komunikasi dan informasi (Kemenkes, 2016). Tujuan utama dari PHBS
tidak lain untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses sosialisasi dengan
menyadarkan indivdiu agar berkontribusi dalam menjalankan kegiatan sehari-hari
dengan pola hidup bersih dan sehat. Sedangkan manfaat dari PHBS sendiri tidak
lain untuk menciptakan masyarakat yang sadar akan pentingnya kesehatan dan
memiliki pengetahuan serta kesadaran untuk menjaga kebersihan dan sesuai
dengan standar kesehatan yang ada.

perilaku manusia merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi antara
manusia dengan lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dan
lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 
dua, yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup pengetahuan, kecerdasan, emosi,
inovasi dan sebagainya yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Faktor ekstern
meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non fisik separti iklim, sosial ekonomi,
kebudayaan dan sebagainya.

Perilaku yang terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama, yaitu stimulus yang
merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal) dan respon yang merupakan
faktor dari dalam diri orang yang bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal atau
stimulus adalah faktor lingkungan, baik lingkungan fisik maupun non fisik dalam bentuk
sosial budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor eksternal yang paling besar perannya
dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial dan budaya tempat seseorang
tersebut berada. Faktor internal yang menentukan seseorang merespon stimulus dari luar
adalah perhatian, pengamatan, persepsi motivasi, fantasi, sugesti dan sebagainya.

Terdapat empat cara untuk membentuk perilaku, yaitu melalui penguatan positif, penguatan
negatif, hukuman dan pemunahan. Bila suatu respon diikuti dengan sesuatu yang
menyenangkan, respon tersebut penguatan positif. Bila suatu respon diikuti oleh
dihentikannya atau ditarik kembalinya sesuatu yang tidak menyenangkan, disebut penguatan
negatif. Kedua penguatan positif dan negatif tersebut akan menentukan hasil dari proses
belajar. Keduanya memperkuat respon dan meningkatkan kemungkinan untuk mengulangi
perilaku yang dipelajari. Penghukuman akan mengakibatkan suatu kondisi yang tidak enak
dalam suatu usaha untuk menyingkirkan suatu perilaku yang tidak diinginkan. Proses
pembentukan sikap dan perilaku berlangsung secara bertahap dan melalui proses belajar yang
diperoleh dari berbagai pengalaman atau menghubungkan pengalaman dengan hasil belajar.
Pendapat lain menyatakan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya stimilus terhadap organisme
dan kemudian organisme tersebut merespon (teori Skinner atau teori Stimulus-Organism-Response).
Berdasarkan teori S-O-R perilaku manusia dikelompokan menjadi dua, yaitu   perilaku tertutup dan perilaku
terbuka.Perilaku tertutup (covert behavior), terjadi jika respon terhadap stimulus masih belum
dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam
bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Bentuk covert behavior yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
Sedangkan perilaku terbuka (overt behavior), terjadi jika respon terhadap stimulus sudah
berupa tindakan atau praktek yang dapat diamati orang dari luar.
Perilaku adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya.
Perilaku seseorang ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang
dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga yang
dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Perilaku merupakan respon seseorang
terhadap stimulus yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Respon ini dapat bersifat
pasif atau tanpa tindakan seperti berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif atau
melakukan tindakan.

Menurut Bloom perilaku dapat dipilah dalam 3 domain, yaitu domain kognitif (cognitive),
domain afektif (affective) dan domain psikomotor (psychomotor).

Terbentuknya perilaku dimulai pada domain kognitif, yaitu dimulai tahu terlebih dahulu
terhadap stimulus sehingga menumbulkan pengetahuan baru. Pengetahuan baru ini
selanjutnya akan menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap baru yang pada akhirnya
akan menimbulkan respon yang lebih tinggi lagi yaitu adanya tindakan sehubungan dengan
stimulus atau objek tadi.

Terdapat beberapa teori determinan perilaku, atau faktor yang menentukan atau membentuk
perilaku menurut misalnya teori Green, dan teori WHO. Berdasarkan teori Green (didasarkan
pada masalah kesehatan), membedakan dua determinan masalah kesehatan yaitu faktor
perilaku  (behavioral factors) dan faktor non perilaku (non behavioral factors ). Sedangkan
faktor pembentuk perilaku, antara lain : Predisposing factors, adalah faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan,
sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai dan tradisi. Faktor berikutnya adalah enabling
faktor, yaitu faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Antara lain umur, status sosial ekonomi, pendidikan, prasarana dan sarana serta sumberdaya.
Sedangkan faktor terakhir berupa faktor pendorong atau penguat (reinforcing factors), yaitu
faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku misalnya dengan adanya contoh
dari para tokoh masyarakat yang menjadi panutan.

Sedangkan menurut teori WHO, beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku antara lain


pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) atau pertimbangan pribadi seseorang terhadap
objek atau stimulus. Faktor selanjutnya adalah faktor  personal references, faktor sumber
daya (resourcesserta faktor sosial budaya (culture) setempat.

Anda mungkin juga menyukai