A. Pemberdayaan Masyarakat
B. Promosi Kesehatan
C. Kemitraan
D. Advokasi
E. Supervisi
A. Faktor Lingkungan
B. Faktor Perilaku
C. Faktor Pelayanan Kesehatan
D. Faktor Genetik
E. Faktor Individual
Pembahaan: Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya
4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat. faktor lingkungan adalah ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara
lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak (kandang).
3. Perawat melakukan pengkajian data disuatu desa dan didapatkan data: 35% masyarakat
ternyata menderita hipertensi; 30% masih produktif, 10% penderita hipertensi pernah
mengalami stroke ringan; Penduduk desa biasa makan dengan makanan asin dan tinggi
natrium; Banyak pemilik warung menjual ikan asin dan laris didesa tersebut; Karakteristik
masyarakat: 39% Pendidikan tidak lulus SD; 80% bekerja sebagai Petani; kader kesehatan
mengatakan 80% masyarakat tidak pernah berolah raga.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?
Pembahasan:
Rasional A: 35% masyarakat men-galami hipertensi; 30% berusia produktif, 10% penderita
pernah men-galami stroke ringan;
Rasional B: kader kesehatan menga-takan 80% masyarakat tidak pernah berolah raga
Rasional E:
Referensi: Efendi F & Makfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
4. Data pengkajian di suatu desa menunjukkan : 35% masyarakat terkena hipertensi; 25%
berusia produktif, 15% penderita stroke ringan; Masyarakat didesa sudah biasa makan
makanan yang tinggi natrium seperti ikan asin dan telur asin; masyarakat belum perah
mendengar informasi ataupun penyuluhan tentang kesehatan.
Apakah topik penyuluhan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pola makan yang sehat di masyarakat
B. Penurunan berat badan pada penderita hipertensi
C. Pembatasan konsumsi alkohol pada hipertensi
D. Pengurangan konsumsi natrium pada penderita hipertensi
E. Cara mengatasi stress pada hipertensi
Kunci Jawaban : D. Pengurangan konsumsi natrium pada penderita hipertensi
Pembahasan:
Rasional D:
Referensi: Efendi & Makfudll. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan Jakarta: Salemba Medika
5. Data dari pengkajian didalam suatu kelurahan menunjukkan : 30% masyarakat terkena
hipertensi; 25% berusia produktif, 20% penderita stroke ringan; 10% masyarakat meminum
alkoloh dalam kesehariannya; Masyarakat juga biasa memakan makanan yang tinggi
natrium seperti ikan asin; Perawat melakukan implementasi keperawatan dengan cara
memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita hipertensi.
Apakah hasil evaluasi dari implementasi pada kasus diatas?
Pembahasan:
Rasional A: Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan makanan
tinggi: natrium/asin
Rasional B: 30% masyarakat mengalami hipertensi; 25% berusia produktif, 20% penderita;
Rasional C: 45% Pendidikan tidak lulus SD;
Rasional D:
30% masyarakat mengalami hipertensi;
25% berusia produktif;
20% penderita; Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan
makanan tinggi natrium / asin;
Rasional E: Perawat memberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok penderita hipertensi
di masyarakat diwilayah tersebut.
Referensi: Efendi & Makfudll. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
6. Pengkajian didalam suatu desa menunjukkan data : 33% masyarakat mengalami hipertensi;
25% masih produktif, 20% mengalami stroke ringan; 45% Pendidikan tidak tamat SD;
Masyarkat biasa menyediakan keseharian dengan makanan tinggi natrium dan masakan asin;
Masyarakat belum pernah diberikan pendidikan ataupun informasi tentang kesehatan.
Apakah peran utama perawat pada kasus tersebut?
A. Conselor
B. Educator
C. Motivator
D. Care giver
E. Advocator
Pembahasan:
Rasional B: 33% masyarakat mengalami hipertensi; 25% berusia produktif, 20% penderita
stroke ringan; 45% Pendidikan tidak lulus SD; Masyarakat di wilayah tersebut pada
umumnya terbiasa menyediakan makanan tinggi natrium / asin; Masyarakat mengatakan
belum pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan.
Referensi: Efendi & Makfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Pembahasan:
Kondisi lingkungan yang jelek dipilih sebagai jawaban dikarenakan pengkajian di sebuah
Kelurahan, dan mendapatkan data bahwa dalam 5 tahun terakhir sudah 2 kali mengalami
kejadian KLB Demam Berdarah Dengue (DBD), bulan Mei 2009 ditemui 20 kasus DBD, 15
warga dirawat di RS dan 5 diantaranya meninggal.
8. Dalam suatu Desa didapatkan data pengkajian: 39% masyarakat mengalami hipertensi; 25%
masih dalam usia produktif, 20% penderita pernah mengalami stroke ringan; Masyarakat
sudah terbiasa dengan makan-makanan yang serba tinggi natrium atau makanan asin;Kader
Posyandu anak dan lansia mengatakan bahwa hanya 10% dari masyarakat yang mau dan
rutin untuk periksa kesehaan di posyandu setempat.
Bagaimana strategi pemecahan masalah untuk membentuk perilaku sehat dan mandiri pada
masyarakat tersebut?
A. Pemberdayaan
B. Proses kelompok
C. Binasuasana
D. Kemitraan
E. Partisipasi
Pembahasan:
Rasional B:
Referensi: Efendi & Makfudli. (2009), Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
9. Didalam suatu desa menunjukkan data: Kebanyakan penduduk sudah memasuki lansia yaitu
40% dari total penduduk, 10% Lansia menderita Hipertensi; 20% Lansia mengalami nyeri
persendian kaki ataupun tangan; Penduduk terbiasa mengkonsumsi makanan yang tinggi
natrium; Tingkat Pendidikan masyarakat menunjukkan 30% tidak lulus SD ; 5% Lansia juga
mengeluh nyeri tulang belakang. Serta 5% lansia yang selalu dan rutin memeriksakan
kesehatan ke Posyandu lansia setiap bulan. Kader posyandu lansia mengatakan kebanyakan
lansia didesa tersebut sangat jarang periksa kesehatan di posyandu.
Apakah pengkajian lebih lanjut terhadap data utama dalam kasus diatas?
Pembahasan:
Rasional C: Hanya 5% Lansia rutin me-meriksakan kesehatan ke Posyandu lansia yang ada
di-wilayah tersebut. Kader kesehatan mengatan lansia diwilayah tersebut sangat jarang
memeriksakan kesehatannya.
Rasional D: Penduduk lansia 40% dari total penduduk, 10% Lansia menderita Hip. ertensi;
20% Lansia mengeluhkan nyeri pada persendian Kaki ataupun tangan; 5% Lansia juga
mengeluh-kan nyeri pada tulang be-lakang. Masyarakat pada umumnya menyajikan
makanan yang kandungan natrium tinggi Tingkat Pendidikan di-wilayah ini 30% tidak lulus
hanya 5% Lansia rutin me-meriksakan kesehatan ke Posyandu lansia yang ada diwilayah
tersebut. Kader kesehatan mengatan lansia diwilayah tersebut sangat jarang memeriksakan
kesehatannya.
Rasional E: Hanya 5% Lansia rutin memer-iksakan kesehatan ke Posyan-du lansia yang ada
diwilayah tersebut.
Referensi: Efendi & Makfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
10. Seorang perawat melakukan pengkajian di sebuah desa. Dari hasil pengkajian, didapatkan
data bahwa 35% lansia di salah satu RT menderita hipertensi. Warga menyatakan bahwa
mereka jarang mengunjungi puskesmas terdekat karena jarak yang relative jauh dan sulitnya
fasilitas transportasi. Mereka juga menyatakan bahwa belum pernah ada penyuluhan
kesehatan oleh puskesmas terkait.
Apa diagnosis keperawatan berdasarkan kasus diatas?
A. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d rendahnya pengetahuan
ttg hipertensi
B. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d tidak adekuatnya
pelayanan kesehatan
C. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada tidak adekuatnya pelayanan kesehatan
D. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada rendahnya pengetahuan ttg hipertensi
E. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia pada tidak adekuatnya pelayanan
kesehatan
Kunci Jawaban : B. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d
tidak adekuatnya pelayanan kesehatan
Pembahasan:
Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d tidak adekuatnya pelayanan
kesehatan dikarnakan jarang mengunjungi puskesmas terdekat karena jarak yang relative
jauh dan sulitnya fasilitas transportasi. Mereka juga menyatakan bahwa belum pernah ada
penyuluhan kesehatan oleh puskesmas terkait.
Referensi: Efendi, Fery.(2013). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam
keperawatan. EGC: Jakarta
SOAL KELUARGA
1. Orang tua dari anak berusia 4 tahun mengatakan kepada perawat bahwa mereka khawatir
karena anaknya sudah mengalami masturbasi.
Bagaimanakah respons perawat yang paling tepat?
Pembahasan:
Berdasarkan tingkat perkembangannnya Seksual Freud, Anak tersebut berada fase falik
dengan rentang usia 3-6 tahun. Pada usia ini, anak mencurahkan energinya untuk memeriksa
genitalianya, mealkukan masturbasi, dan mengekspresikan ketertarikan seksualnya. Oleh
karena itu, pilihan-pilihan lainnya adalah tidak benar.
Referensi: McKinney, E. S. dkk. 2013. Maternal – Child Nursing. Kanada: Elsevier
2. Perawat sedang merawat klien dengan kanker terminal yang sudah dekat dengan kematian.
Saat menyusun rencana perawatan, intervensi manakah yang dipilih perawat sebagai
prioritas?
A. Tetap mempeetahankan klien dalam kondisi sedasi sehingga tidak sadar dengan apa
yang sebenarnya terjadi.
B. Pastikan bahwa keluarga memiliki privasi dan mendapatkan informasi tentang apa yang
terjadi sepanjang waktu
C. Pertahankan kehormatan dan harga diri klien, buat klien senyaman mungkin
D. Kelola resep diri tenaga kesehatan
E. Dengan baik sehingga semua perawatan yg diberikan resep dilakuka tepat waktu
Kunci Jawaban : C. Pertahankan kehormatan dan harga diri klien, buat klien
senyaman mungkin.
Pembahasan: Perawat perlu fokus pada kebutuhan klien, menjaga klien tetap nyaman, dan
mempertahankan kehormatan serta harga diri klien. Meskipun perawat perlu mengontrol
nyeri yang dirasakan, tetapi tidak perlu melakukan sedasi klien secara terus-menerus
sehingga klien tidak sadar dengan apa yang terjadi. Klien harus bisa berinteraksi dengan
anggota keluarganya dan membuat keputusan. Kebutuhan keluarga itu penting, tetapi
kebutuhan klien lebih penting. Resep dan perawatan harus dilakukan, tetapi membuat klien
nyaman serta mempertahankan kehormatannya adalah prioritas utama.
Referensi: Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2013). Fundamentals of
nursing. 8th ed.St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby
3. Orang tua anak berusia 8 tahun mengatakan kepada perawat bahwa mereka khawatirkarena
anaknya lebih memperhatikan teman-temannya dibandingkan dengan orang lain.
Bagaimana respon perawat yang paling tepat?
Pembahasan: Berdasarkan Erikson, usia 7-12tahun, anak mulai menerima dukungan dari
kelompok dan teman-temannya serta menjauh dari orang tuanya. Selain itu, anak mulai
mengembangkan minat khusus yang merefleksikan perkembangan kepribadiannya sendiri
dan bukan dari orang tuanya. Oleh karena itu, pilihan lainnya menunjukkan respon yang
salah.
Referensi: Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Wong's essentials of pediatric
nursing9: Wong's essentials of pediatric nursing. Elsevier Health Sciences.
4. Seorang anak berusia 16 tahun MRS dengan apendisitis akut, dan tindakan apendiktomi
telah dilakukan. Manakah intervensi yang paling tepat untuk tetap mepertahankan
pertumbuhan dan perkembangan normalnya?
Pembahasan: Pada anak remaja seringnya tidak yakin ingin bersama orang tunya ketikan
dirawat. Karena yang paling penting adalah dukungan dari teman sebayanya, berpisah dari
teman-temannya dapat menimbulkan kecemasan. Idealnya teman-teman sebayanya akan
menyemangati temannya yang sedang sakit. Pilihan A, B, dan C menghindari anak dari
kelompok sebayanya.
5. Orang tua dari anak berusia 3 tahun mengatakan kepada perawat bahwa anaknya terus-
menerus memberontak dan memiliki sifat temper tantrum (suka marah dang mengamuk).
Manakah intruksi perawat yang harus ditekankan kepada orang tua?
Pembahasan: Berdasarkan teori Erikson, anak fokus pada kemandirian antara usia 1-3
tahun. Mendapatkan kemandirian sering diartikan anak harus memberontak terhadap
keinginan orang tua Mengatakan hal-hak seperti "tidak" dan "milikku" dan mempunyai
sikap temper tantrum umum terjadi pada periode perkembangan ini. Menjadi konsisten dan
menetapkan batasan perilaku anak adalah hal yang paling dibutuhkan. Menghukuk anak
setiap kali mengatakan tidak memberikan dampak yang negatif.
Referensi: Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Wong's essentials of pediatric
nursing9: Wong's essentials of pediatric nursing. Elsevier Health Sciences.
6. Tn. A umur 47 tahun di bawa ke puskesmas oleh keluarganya, mengalami efek samping
seperti mual, diare, setelah meminum obat OAT yang sering dikonsumsi setiap hari,
sehingga sering dilaporkan sebagai alergi, tetapi pada kenyataannya tidak ada mekanisme
imunologi yang terlibat sama sekali.
Faktor yang mengidentifikasi pemberian pengobatan dengan memperhatikan?
A. Benar obat-obatan
B. Benar dosis
C. Benar waktu
D. Benar rute
E. Benar kadaluarsa obat
Pembahasan: Benar rute untuk mengatasi efek samping seperti mual, diare, setelah meminum
obat OAT yang sering dikonsumsi setiap hari, sehingga sering dilaporkan sebagai alergi,
tetapi pada kenyataannya tidak ada mekanisme imunologi yang terlibat sama sekali.
Referensi: Karen, Barbara & Viswabath (2008) Theory, Research and Practice Health
Behaviour and health education
7. Perawat sedang memberikan perawatan pada klien dengan sakit terminal telah
mengembangkan hubungan yang dekat dengan keluarga klien. Mnakah intervensi yang
sebaiknyatidak dicampuri perawat selama keluarga mengalami masa-masa sulit tersebut?
Pembahasan: Menjaga komunikasi yang efektif dan terbuka di antara keluarga yang
dipengaruhi oleh kematian dan kesedihan sangat penting. Perawat perlu mempertahankan
dan meningkatkan komunikasi sejalan dengan kontrol dan sefl direction keluarga. Pilihan
jawaban yang tidak tepat menghilangkan otonomi dan pengambilan keputusan dari keluarga
pada saat mereka sudah mengalami perasaan kehilangan kotrol. Intervensi yang tidak efektif
ini dapat mengganggu komunikasi. Mendorong keluarga mendiskusikan perasaan dan
menjaga komunikasi antara anggota keluarga diharapkan dapat meningkatkan komunikasi.
Menerima ekspresi kemarahan keluarga, serta menjaga kontrol dan self-direction keluarga
merupakan teknik yang efektif, sehingga keluarga tahu ada seseorang yang mendukung dan
tidak menghakimi.
8. Perawat mempersiapkan perawatan klien yang sedang sekarat dan beberapa anggota
keluarga berada di samping tempat tidur klien. Yang manakah teknik terapeutik yang
seharusnya digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga?
Pembahasan: Perawat harus menentukan apakah ada juru bicara keluarga dan berapa banyak
yang ingin di ketahui oleh klien dan keluarga. Perawat perlu memberikan kesemapatan
kepada keluarga dan klien untuk mendapatkan informasi dan membantu proses pengambilan
keputusan jikan diminta. Perawat seharusnya mendorong keluarga untuk mengungkapkan
perasaan keingintahuan, ketakutannya, serta menenangkan klien.
Referensi: Potter, A & Perry, A 2012, Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses,
dan praktik, vol.2, edisi keempat, EGC, Jakarta.
9. Manakah intervensi yang paling tepat untuk memberikan perawatan pada bayi?
i. Bedong bayi
iv. Gantung mainan berwarna hitam putih dengan desain yang kontras
Pilihan jawaban
A. i, iii, vi
B. ii, iv, vi
C. iii, iv, v
D. ii, iii, vi
E. i, iv, v
10. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal bersama keluarga, mengeluh nyeri pada sendi
lutut kanan, mempunyai riwayat jatuh sekitar 1 tahun yang lalu, sekarang menggunakan alat
bantu jalan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kaki kanan tampak bengkak. Klien
mengalami penurunan status kognitif mudah lupa. Klien juga jarang mengunjungi posbindu
(posyandu lansia) karena tidak ada keluarga yang mengantar.
Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan yang akan diberikan berdasarkan 5 tugas
perawatan keluarga?
Referensi: Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2003). Family nursing:
research, theory, & practice. New Jersey: Pearson Education, Inc.