Anda di halaman 1dari 14

SOAL KOMUNITAS

1. Suatu kelurahan berada di lingkungan industri yang menghasilkan limbah asap, 20 %


masyarakat menderita ISPA, 10 % diantaranya adalah anak-anak Masyarakat mengatakan
tidak mau menggunakan masker karena merasa tidak nyaman. Perawat memberikan
pendidikan kesehatan tentang pentingnya penggunaan masker

Apakah strategi intervensi yang dilakukan oleh perawat?

A. Pemberdayaan Masyarakat
B. Promosi Kesehatan
C. Kemitraan
D. Advokasi
E. Supervisi

Kunci Jawaban : B. Promosi Kesehatan.

Pembahasan: Promosi Kesehatan. Promosi Kesehatan. Lawrence Green (1984) merumuskan


definisi promosi kesehatan sebagai segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan
intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk
memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan (Strategi
implementasi keperawatan komunitas menurut Kemenkes, 2016)

2. Seorang perawat melakukan survey komunitas di suatu kecamatan. Hasil pengkajian


terdapat suatu desa yang memiliki kandang ternak yang berdempetan dengan rumah, sampah
berserakan di pekarangan rumah dan sungai sebagai sumber air untuk kebutuhan mandi, cuci
dan kakus.

Apakah faktor determinan yang mempengaruhi kesehatan masayarakat?

A. Faktor Lingkungan
B. Faktor Perilaku
C. Faktor Pelayanan Kesehatan
D. Faktor Genetik
E. Faktor Individual

Kunci Jawaban: A. Faktor Lingkungan.

Pembahaan: Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya
4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat. faktor lingkungan adalah ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara
lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak (kandang).
3. Perawat melakukan pengkajian data disuatu desa dan didapatkan data: 35% masyarakat
ternyata menderita hipertensi; 30% masih produktif, 10% penderita hipertensi pernah
mengalami stroke ringan; Penduduk desa biasa makan dengan makanan asin dan tinggi
natrium; Banyak pemilik warung menjual ikan asin dan laris didesa tersebut; Karakteristik
masyarakat: 39% Pendidikan tidak lulus SD; 80% bekerja sebagai Petani; kader kesehatan
mengatakan 80% masyarakat tidak pernah berolah raga.
Apakah masalah keperawatan pada kasus tersebut?

A. Defisiensi kesehatan komunitas


B. Ketidak efektifan manajemen kesehatan
C. Kesiapan untuk meningkatkan peng etahuan
D. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
E. Defisit pengetahuan komunitas
Kunci Jawaban : E. Defisit pengetahuan komunitas

Pembahasan:

Rasional A: 35% masyarakat men-galami hipertensi; 30% berusia produktif, 10% penderita
pernah men-galami stroke ringan;

Rasional B: kader kesehatan menga-takan 80% masyarakat tidak pernah berolah raga

Rasional C: 39% Pendidikan tidak lulus SD

Rasional D: kader kesehatan mengatakan 80% masyarakat tidak pernah berolahraga

Rasional E:

 Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan makanan tinggi


natrium/asin;
 Pemilik warung-warung mengatakan menjual ikan asin laris diwilayah tersebut;
 39% Pendidikan tidak lulus SD;
 Kader kesehatan mengatakan 80% masyarakat tidak pernah berolah raga

Referensi: Efendi F & Makfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

4. Data pengkajian di suatu desa menunjukkan : 35% masyarakat terkena hipertensi; 25%
berusia produktif, 15% penderita stroke ringan; Masyarakat didesa sudah biasa makan
makanan yang tinggi natrium seperti ikan asin dan telur asin; masyarakat belum perah
mendengar informasi ataupun penyuluhan tentang kesehatan.
Apakah topik penyuluhan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Pola makan yang sehat di masyarakat
B. Penurunan berat badan pada penderita hipertensi
C. Pembatasan konsumsi alkohol pada hipertensi
D. Pengurangan konsumsi natrium pada penderita hipertensi
E. Cara mengatasi stress pada hipertensi
Kunci Jawaban : D. Pengurangan konsumsi natrium pada penderita hipertensi

Pembahasan:

Rasional A: Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan makanan


tinggi natrium;

Rasional B: 35% masyarakat mengalami hipertensi; 15% penderita stroke ringan

Rasional C: 35% masyarakat mengalami hipertensi;

Rasional D:

 35% masyarakat mengalami hipertensi;


 25% berusia produktif,
 10% penderita stroke ringan
 Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan makanan tinggi
natrium/asin;
 Masyarakat mengatakan belum pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan

Rasional E: 35% masyarakat mengalami hipertensi; 15% penderita stroke ringan

Referensi: Efendi & Makfudll. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan Jakarta: Salemba Medika

5. Data dari pengkajian didalam suatu kelurahan menunjukkan : 30% masyarakat terkena
hipertensi; 25% berusia produktif, 20% penderita stroke ringan; 10% masyarakat meminum
alkoloh dalam kesehariannya; Masyarakat juga biasa memakan makanan yang tinggi
natrium seperti ikan asin; Perawat melakukan implementasi keperawatan dengan cara
memberikan penyuluhan kesehatan pada penderita hipertensi.
Apakah hasil evaluasi dari implementasi pada kasus diatas?

A. Masyarakat memahami pola makan yang sehat.


B. Mengetahu penurunan berat badan dilakukan
C. Penderita hipertensi pembatasan konsumsi alkohol.
D. Penderita hipertensi mengetahui kebutuhan natrium
E. Penderita hipertensi mengalami kesembuhan

Kunci Jawaban : D. Penderita hipertensi mengetahui kebutuhan natrium

Pembahasan:
Rasional A: Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan makanan
tinggi: natrium/asin
Rasional B: 30% masyarakat mengalami hipertensi; 25% berusia produktif, 20% penderita;
Rasional C: 45% Pendidikan tidak lulus SD;
Rasional D:
 30% masyarakat mengalami hipertensi;
 25% berusia produktif;
 20% penderita; Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan
makanan tinggi natrium / asin;
Rasional E: Perawat memberikan penyuluhan kesehatan pada kelompok penderita hipertensi
di masyarakat diwilayah tersebut.
Referensi: Efendi & Makfudll. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

6. Pengkajian didalam suatu desa menunjukkan data : 33% masyarakat mengalami hipertensi;
25% masih produktif, 20% mengalami stroke ringan; 45% Pendidikan tidak tamat SD;
Masyarkat biasa menyediakan keseharian dengan makanan tinggi natrium dan masakan asin;
Masyarakat belum pernah diberikan pendidikan ataupun informasi tentang kesehatan.
Apakah peran utama perawat pada kasus tersebut?

A. Conselor
B. Educator
C. Motivator
D. Care giver
E. Advocator

Kunci Jawaban : B. Educator

Pembahasan:

Rasional A: Masyarakat mengatakan belum pernah mendapa-tkan informasi tentang


kesehatan.

Rasional B: 33% masyarakat mengalami hipertensi; 25% berusia produktif, 20% penderita
stroke ringan; 45% Pendidikan tidak lulus SD; Masyarakat di wilayah tersebut pada
umumnya terbiasa menyediakan makanan tinggi natrium / asin; Masyarakat mengatakan
belum pernah mendapatkan informasi tentang kesehatan.

Rasional C: Masyarakat mengatakan belum pernah mendapa-tkan informasi tentang


kesehatan.

Rasional D: Masyarakat mengatakan belum pernah mendapa-tkan informasi tentang


kesehatan.

Rasional E: Masyarakat mengatakan belum pernah mendapa-tkan informasi tentang


kesehatan.

Referensi: Efendi & Makfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

7. Perawat komunitas melakukan pengkajian di sebuah Kelurahan, dan mendapatkan data


bahwa dalam 5 tahun terakhir sudah 2 kali mengalami kejadian KLB Demam Berdarah
Dengue (DBD), bulan Mei 2009 ditemui 20 kasus DBD, 15 warga dirawat di RS dan 5
diantaranya meninggal. Prevalensi kasus Bulan Mei sudah hampir melewati prevalensi
DBD tahun sebelumnya.
Apakah masalah keperawatan komunitas utama sesuai dengan kasus diatas?
A. Sosial ekonomi masyarakat rendah
B. Rendahnya pengetahuan masyarakat
C. Tingkat pendidikan yang rendah
D. Tidak ada voging
E. Kondisi lingkungan yang jelek

Kunci Jawaban : E. Kondisi lingkungan yang jelek

Pembahasan:

Kondisi lingkungan yang jelek dipilih sebagai jawaban dikarenakan pengkajian di sebuah
Kelurahan, dan mendapatkan data bahwa dalam 5 tahun terakhir sudah 2 kali mengalami
kejadian KLB Demam Berdarah Dengue (DBD), bulan Mei 2009 ditemui 20 kasus DBD, 15
warga dirawat di RS dan 5 diantaranya meninggal.

Referensi: Widuri, Hesti. 2010. Asuhan Keperawatan Komunitas

8. Dalam suatu Desa didapatkan data pengkajian: 39% masyarakat mengalami hipertensi; 25%
masih dalam usia produktif, 20% penderita pernah mengalami stroke ringan; Masyarakat
sudah terbiasa dengan makan-makanan yang serba tinggi natrium atau makanan asin;Kader
Posyandu anak dan lansia mengatakan bahwa hanya 10% dari masyarakat yang mau dan
rutin untuk periksa kesehaan di posyandu setempat.
Bagaimana strategi pemecahan masalah untuk membentuk perilaku sehat dan mandiri pada
masyarakat tersebut?

A. Pemberdayaan
B. Proses kelompok
C. Binasuasana
D. Kemitraan
E. Partisipasi

Kunci Jawaban : B. Proses kelompok

Pembahasan:

Rasional A: Hasil wawancara dengan kader kesehatan mengatakan penderita hipertensi di


wilayah tersebut hanya 10% yang mau datang untuk memeriksakan kesehatan pada saat ada
posyandu

Rasional B:

 39% masyarakat mengalami hipertensi;


 25% berusia produktif;
 Masyarakat di wilayah tersebut pada umumnya terbiasa menyediakan makanan tinggi
natrium/asin;
 Hasil wawancara dengan kader kesehatan mengatakan penderita hipertensi di wilayah
tersebut hanya 10% yang mau datang untuk memeriksakan kesehatan pada saat ada
posyandu.

Rasional C: Hasil wawancara dengan kader kesehatan menga-takan penderita hipertensi di


wilayah tersebut hanya 10% yang mau datang untuk me-meriksakan kesehatan pada saat ada
posyandu

Rasional D: Hasil wawancara dengan kader kesehatan menga-takan penderita hipertensi di


wilayah tersebut hanya 10% yang mau datang untuk memeriksakan kesehatan pada saat ada
posyandu

Rasional E: Hasil wawancara dengan kader kesehatan mengatakan penderita hipertensi di


wilayah tersebut hanya 10% yang mau datang untuk memeriksakan kesehatan pada saat ada
posyandu

Referensi: Efendi & Makfudli. (2009), Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

9. Didalam suatu desa menunjukkan data: Kebanyakan penduduk sudah memasuki lansia yaitu
40% dari total penduduk, 10% Lansia menderita Hipertensi; 20% Lansia mengalami nyeri
persendian kaki ataupun tangan; Penduduk terbiasa mengkonsumsi makanan yang tinggi
natrium; Tingkat Pendidikan masyarakat menunjukkan 30% tidak lulus SD ; 5% Lansia juga
mengeluh nyeri tulang belakang. Serta 5% lansia yang selalu dan rutin memeriksakan
kesehatan ke Posyandu lansia setiap bulan. Kader posyandu lansia mengatakan kebanyakan
lansia didesa tersebut sangat jarang periksa kesehatan di posyandu.
Apakah pengkajian lebih lanjut terhadap data utama dalam kasus diatas?

A. Pola makan masyarakat di wilayah tersebut


B. Tingkat pendidikan terakhir lansia
C. Perilaku sehat lansia
D. Jarak tempat layanan Kesehatan
E. Dukungan keluarga atau masyarakat pada lansia

Kunci Jawaban : D. Jarak tempat layanan Kesehatan

Pembahasan:

Rasional A: Masyarakat pada umumnya menyajikan makanan yang kandungan natrium


tinggi

Rasional B: Tingkat Pendidikan diwilayah ini 30% tidak lulus SD

Rasional C: Hanya 5% Lansia rutin me-meriksakan kesehatan ke Posyandu lansia yang ada
di-wilayah tersebut. Kader kesehatan mengatan lansia diwilayah tersebut sangat jarang
memeriksakan kesehatannya.

Rasional D: Penduduk lansia 40% dari total penduduk, 10% Lansia menderita Hip. ertensi;
20% Lansia mengeluhkan nyeri pada persendian Kaki ataupun tangan; 5% Lansia juga
mengeluh-kan nyeri pada tulang be-lakang. Masyarakat pada umumnya menyajikan
makanan yang kandungan natrium tinggi Tingkat Pendidikan di-wilayah ini 30% tidak lulus
hanya 5% Lansia rutin me-meriksakan kesehatan ke Posyandu lansia yang ada diwilayah
tersebut. Kader kesehatan mengatan lansia diwilayah tersebut sangat jarang memeriksakan
kesehatannya.

Rasional E: Hanya 5% Lansia rutin memer-iksakan kesehatan ke Posyan-du lansia yang ada
diwilayah tersebut.

Referensi: Efendi & Makfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

10. Seorang perawat melakukan pengkajian di sebuah desa. Dari hasil pengkajian, didapatkan
data bahwa 35% lansia di salah satu RT menderita hipertensi. Warga menyatakan bahwa
mereka jarang mengunjungi puskesmas terdekat karena jarak yang relative jauh dan sulitnya
fasilitas transportasi. Mereka juga menyatakan bahwa belum pernah ada penyuluhan
kesehatan oleh puskesmas terkait.
Apa diagnosis keperawatan berdasarkan kasus diatas?
A. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d rendahnya pengetahuan
ttg hipertensi
B. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d tidak adekuatnya
pelayanan kesehatan
C. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada tidak adekuatnya pelayanan kesehatan
D. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada rendahnya pengetahuan ttg hipertensi
E. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia pada tidak adekuatnya pelayanan
kesehatan

Kunci Jawaban : B. Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d
tidak adekuatnya pelayanan kesehatan

Pembahasan:

Risiko meningkatnya angka hipertensi pada lansia di desa b/d tidak adekuatnya pelayanan
kesehatan dikarnakan jarang mengunjungi puskesmas terdekat karena jarak yang relative
jauh dan sulitnya fasilitas transportasi. Mereka juga menyatakan bahwa belum pernah ada
penyuluhan kesehatan oleh puskesmas terkait.

Referensi: Efendi, Fery.(2013). Keperawatan kesehatan komunitas: Teori dan praktik dalam
keperawatan. EGC: Jakarta

SOAL KELUARGA

1. Orang tua dari anak berusia 4 tahun mengatakan kepada perawat bahwa mereka khawatir
karena anaknya sudah mengalami masturbasi.
Bagaimanakah respons perawat yang paling tepat?

A. "Ini adalah prilaku yang normal pada usianya"


B. "Anak biasanya mulai dengan prilaku ini pada usia 8 tahun"
C. "Ini adalah perilaku yang tidak normal. Sebaiknya anak dibawa ke klinik kesehatan
jiwa”
D. "Usia anak terlalu muda untuk mulai perilaku ini dan sebaiknya anak dibawa ke klinik
kesehatan jiwa”
E. Anda sebaiknya menegur anak Anda karena ini adalah perilaku yang buruk

Kunci Jawaban : A. "Ini adalah prilaku yang normal pada usianya".

Pembahasan:
Berdasarkan tingkat perkembangannnya Seksual Freud, Anak tersebut berada fase falik
dengan rentang usia 3-6 tahun. Pada usia ini, anak mencurahkan energinya untuk memeriksa
genitalianya, mealkukan masturbasi, dan mengekspresikan ketertarikan seksualnya. Oleh
karena itu, pilihan-pilihan lainnya adalah tidak benar.
Referensi: McKinney, E. S. dkk. 2013. Maternal – Child Nursing. Kanada: Elsevier
2. Perawat sedang merawat klien dengan kanker terminal yang sudah dekat dengan kematian.
Saat menyusun rencana perawatan, intervensi manakah yang dipilih perawat sebagai
prioritas?
A. Tetap mempeetahankan klien dalam kondisi sedasi sehingga tidak sadar dengan apa
yang sebenarnya terjadi.
B. Pastikan bahwa keluarga memiliki privasi dan mendapatkan informasi tentang apa yang
terjadi sepanjang waktu
C. Pertahankan kehormatan dan harga diri klien, buat klien senyaman mungkin
D. Kelola resep diri tenaga kesehatan
E. Dengan baik sehingga semua perawatan yg diberikan resep dilakuka tepat waktu

Kunci Jawaban : C. Pertahankan kehormatan dan harga diri klien, buat klien
senyaman mungkin.

Pembahasan: Perawat perlu fokus pada kebutuhan klien, menjaga klien tetap nyaman, dan
mempertahankan kehormatan serta harga diri klien. Meskipun perawat perlu mengontrol
nyeri yang dirasakan, tetapi tidak perlu melakukan sedasi klien secara terus-menerus
sehingga klien tidak sadar dengan apa yang terjadi. Klien harus bisa berinteraksi dengan
anggota keluarganya dan membuat keputusan. Kebutuhan keluarga itu penting, tetapi
kebutuhan klien lebih penting. Resep dan perawatan harus dilakukan, tetapi membuat klien
nyaman serta mempertahankan kehormatannya adalah prioritas utama.

Referensi: Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2013). Fundamentals of
nursing. 8th ed.St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby

3. Orang tua anak berusia 8 tahun mengatakan kepada perawat bahwa mereka khawatirkarena
anaknya lebih memperhatikan teman-temannya dibandingkan dengan orang lain.
Bagaimana respon perawat yang paling tepat?

A. Anda harus khawatir


B. Anda harus mengawasi perilaku anak dengan cermat
C. Pada usia ini, anak sedang mengembangkan kepribadiannya sendiri
D. Anda harus lebih sering memuji anak agar dapat menghentikan perilaku ini
E. Anda harus tegas dengan anak anda

Kunci Jawaban : C. Pada usia ini, anak sedang mengembangkan kepribadiannya


sendiri.

Pembahasan: Berdasarkan Erikson, usia 7-12tahun, anak mulai menerima dukungan dari
kelompok dan teman-temannya serta menjauh dari orang tuanya. Selain itu, anak mulai
mengembangkan minat khusus yang merefleksikan perkembangan kepribadiannya sendiri
dan bukan dari orang tuanya. Oleh karena itu, pilihan lainnya menunjukkan respon yang
salah.
Referensi: Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Wong's essentials of pediatric
nursing9: Wong's essentials of pediatric nursing. Elsevier Health Sciences.

4. Seorang anak berusia 16 tahun MRS dengan apendisitis akut, dan tindakan apendiktomi
telah dilakukan. Manakah intervensi yang paling tepat untuk tetap mepertahankan
pertumbuhan dan perkembangan normalnya?

A. Motivasi anak untuk istrahat dan membaca


B. Motivasi orang tuan untuk selalu bersama anak
C. Izinkan keluarga untuk memberikan mainan komputer kesukaan anak
D. Jika kondisi memungkinkan, berikan kesemapatan anak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan dengan kelompok usianya
E. Jangan birkan anak bersama klien lain

Kunci Jawaban : D. Jika kondisi memungkinkan, berikan kesemapatan anak untuk


berpartisipasi dalam kegiatan dengan kelompok usianya.

Pembahasan: Pada anak remaja seringnya tidak yakin ingin bersama orang tunya ketikan
dirawat. Karena yang paling penting adalah dukungan dari teman sebayanya, berpisah dari
teman-temannya dapat menimbulkan kecemasan. Idealnya teman-teman sebayanya akan
menyemangati temannya yang sedang sakit. Pilihan A, B, dan C menghindari anak dari
kelompok sebayanya.

Referensi: McKinney, E. S. dkk. 2013. Maternal – Child Nursing. Kanada: Elsevier

5. Orang tua dari anak berusia 3 tahun mengatakan kepada perawat bahwa anaknya terus-
menerus memberontak dan memiliki sifat temper tantrum (suka marah dang mengamuk).
Manakah intruksi perawat yang harus ditekankan kepada orang tua?

A. Mengatur pembatasan perilaku anak


B. Mengabaikan anak ketika perilaku ini terjadi
C. Membiarkan anak karena prilaku ini normal terjadi pada usianya
D. Menghukum anak setiap kali mengatakan "tidak" untuk mengubah perilaku
E. Memukul anak setiap kali mengalami temper tantrum

Kunci Jawaban : A. Mengatur pembatasan perilaku anak.

Pembahasan: Berdasarkan teori Erikson, anak fokus pada kemandirian antara usia 1-3
tahun. Mendapatkan kemandirian sering diartikan anak harus memberontak terhadap
keinginan orang tua Mengatakan hal-hak seperti "tidak" dan "milikku" dan mempunyai
sikap temper tantrum umum terjadi pada periode perkembangan ini. Menjadi konsisten dan
menetapkan batasan perilaku anak adalah hal yang paling dibutuhkan. Menghukuk anak
setiap kali mengatakan tidak memberikan dampak yang negatif.
Referensi: Hockenberry, M. J., & Wilson, D. (2013). Wong's essentials of pediatric
nursing9: Wong's essentials of pediatric nursing. Elsevier Health Sciences.

6. Tn. A umur 47 tahun di bawa ke puskesmas oleh keluarganya, mengalami efek samping
seperti mual, diare, setelah meminum obat OAT yang sering dikonsumsi setiap hari,
sehingga sering dilaporkan sebagai alergi, tetapi pada kenyataannya tidak ada mekanisme
imunologi yang terlibat sama sekali.
Faktor yang mengidentifikasi pemberian pengobatan dengan memperhatikan?
A. Benar obat-obatan
B. Benar dosis
C. Benar waktu
D. Benar rute
E. Benar kadaluarsa obat

Kunci Jawaban : D. Benar rute

Pembahasan: Benar rute untuk mengatasi efek samping seperti mual, diare, setelah meminum
obat OAT yang sering dikonsumsi setiap hari, sehingga sering dilaporkan sebagai alergi,
tetapi pada kenyataannya tidak ada mekanisme imunologi yang terlibat sama sekali.

Referensi: Karen, Barbara & Viswabath (2008) Theory, Research and Practice Health
Behaviour and health education

7. Perawat sedang memberikan perawatan pada klien dengan sakit terminal telah
mengembangkan hubungan yang dekat dengan keluarga klien. Mnakah intervensi yang
sebaiknyatidak dicampuri perawat selama keluarga mengalami masa-masa sulit tersebut?

A. Mengambil keputusan untuk keluarga


B. Mendorong keluarga mendiskusikan perasaannya
C. Menerima ekspresi kemarahan keluarga
D. Menjaga kontrol dan self-direction
E. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anggota keluarga

Kunci Jawaban : A. Mengambil keputusan untuk keluarga.

Pembahasan: Menjaga komunikasi yang efektif dan terbuka di antara keluarga yang
dipengaruhi oleh kematian dan kesedihan sangat penting. Perawat perlu mempertahankan
dan meningkatkan komunikasi sejalan dengan kontrol dan sefl direction keluarga. Pilihan
jawaban yang tidak tepat menghilangkan otonomi dan pengambilan keputusan dari keluarga
pada saat mereka sudah mengalami perasaan kehilangan kotrol. Intervensi yang tidak efektif
ini dapat mengganggu komunikasi. Mendorong keluarga mendiskusikan perasaan dan
menjaga komunikasi antara anggota keluarga diharapkan dapat meningkatkan komunikasi.
Menerima ekspresi kemarahan keluarga, serta menjaga kontrol dan self-direction keluarga
merupakan teknik yang efektif, sehingga keluarga tahu ada seseorang yang mendukung dan
tidak menghakimi.

Referensi: D., & Workman, M. L. (2013). Medical - Surgical Nursing:


Patient – Centered Collaborative Care. S (Sixth Edit). Saunders Elsevier.

8. Perawat mempersiapkan perawatan klien yang sedang sekarat dan beberapa anggota
keluarga berada di samping tempat tidur klien. Yang manakah teknik terapeutik yang
seharusnya digunakan saat berkomunikasi dengan keluarga?

A. Mengahlani keluarga untuk mengenang


B. Mengambil keputusan untu keluarga
C. .Mendorong keluarga untuk mengungkapkan, perasaan, keingintahuan dan
ketakutannya
D. Menjelaskan semua yang terjadi kepada semua anggota keluarga
E. Tidak menyentukh dan memeluk klien juga anggota keluarga

Kunci Jawaban : C. Mendorong keluarga untuk mengungkapkan, perasaan,


keingintahuan dan ketakutannya.

Pembahasan: Perawat harus menentukan apakah ada juru bicara keluarga dan berapa banyak
yang ingin di ketahui oleh klien dan keluarga. Perawat perlu memberikan kesemapatan
kepada keluarga dan klien untuk mendapatkan informasi dan membantu proses pengambilan
keputusan jikan diminta. Perawat seharusnya mendorong keluarga untuk mengungkapkan
perasaan keingintahuan, ketakutannya, serta menenangkan klien.

Referensi: Potter, A & Perry, A 2012, Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses,
dan praktik, vol.2, edisi keempat, EGC, Jakarta.

9. Manakah intervensi yang paling tepat untuk memberikan perawatan pada bayi?

i. Bedong bayi

ii. Berbicara dengan suara keras

iii. Sediakan 1 botol jus di waktu tidur siangnya

iv. Gantung mainan berwarna hitam putih dengan desain yang kontras

v. Rawat bayi ketika mandi dan mengganti popok

vi. Birkan bayi menangis selama 10 menit sebelum diberikan respon

Pilihan jawaban
A. i, iii, vi
B. ii, iv, vi
C. iii, iv, v
D. ii, iii, vi
E. i, iv, v

Kunci Jawaban : E. i, iv, v.

Pembahasan: Dengan memegang membelai dan membedong dapat memberikan kehangatan


dan stimulasi taktil pada bayi. Untuk memberikan stimulasi pendengaran perawat sebaiknya
berbicara pada bayi dengan suara lembut dan memberikan ibu untuk melakukannya juga.
Intervensi lainnya termasuk bermain denagn kotak musik, radio atau televisi, jam yang
berdetak, atau mainan yang menghasilkan suara. Gantung benda yang berwarna terang
dengan jarak 20-25 cm dari wajah bayi di bagian tengah dan gantung banda berwarna
kontras (hitam dan putih) untuk memberikan stimulasi penglihatan. Menangis adalah cara
bayi untuk berkomunikasi, oleh karena itu perawat sebaiknya berespon terhadap bayi
menangis dan sebaiknya ibu melakukan hal yang sama juga. Seorang bayi atau anak tidak
dianjurkan minum sesaat sebelum tidur, susus, jus, soda atau minuman manis lainnya
karena akan beresiko terjadinya karies gigi.

Referensi: McKinney, E. S. dkk. 2013. Maternal – Child Nursing. Kanada: Elsevier

10. Seorang perempuan berusia 60 tahun tinggal bersama keluarga, mengeluh nyeri pada sendi
lutut kanan, mempunyai riwayat jatuh sekitar 1 tahun yang lalu, sekarang menggunakan alat
bantu jalan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kaki kanan tampak bengkak. Klien
mengalami penurunan status kognitif mudah lupa. Klien juga jarang mengunjungi posbindu
(posyandu lansia) karena tidak ada keluarga yang mengantar. 
Apakah hasil yang diharapkan dari tindakan yang akan diberikan berdasarkan 5 tugas
perawatan keluarga?

A. Keluarga berpartisipasi dalam memutuskan perawatan kesehatan


B. Keluarga mampu meningkatkan status kognitif klien
C. Keluarga mampu asuhan keperawatan keluarga
D. Keluarga mampu mencapai derajat kesehatan optimal
E. Keluarga mengerti penggunaan alat bantu jalan

Kunci Jawaban : D. Keluarga mampu mencapai derajat kesehatan optimal

Pembahasan: Keluarga mampu mencapai derajat kesehatan optimal karena Seorang


perempuan berusia 60 tahun tinggal bersama keluarga, mengeluh nyeri pada sendi lutut
kanan, mempunyai riwayat jatuh sekitar 1 tahun yang lalu, sekarang menggunakan alat
bantu jalan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kaki kanan tampak bengkak. Klien
mengalami penurunan status kognitif mudah lupa. Klien juga jarang mengunjungi posbindu
(posyandu lansia) karena tidak ada keluarga yang mengantar. 

Referensi: Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2003). Family nursing:
research, theory, & practice. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai