Anda di halaman 1dari 8

Materi : Teks Eksplanasi

Pertemuan : Tujuh, Kamis 08 Oktober 2020

Kompetensi Dasar :
3. 21 Mengidentifikasi informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi
secara lisan dan tulisan.
3. 22 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksplanasi

Tujuan Pembelajaran :

 Siswa mampu memahami kalimat fakta dan gagasan pokok.


 Siswa mampu memahami penjabaran kaidah kebahasaan teks eksplanasi.
 Siswa mampu menganalisis bagian-bagian teks eksplanasi
Catatan penting : Siapkan buku catatan mapel Bahasa Indonesia. Catat atau ringkas isi
materi dan tugas yang sudah diberikan, saat ini juga!
Tidak perlu tergesa-gesa saat membaca materi. Kecermatan dan
ketelitian membaca adalah modal utama untuk bisa memahami
isi materi dengan baik dan benar. Gunakan waktu 3 jam
pertemuan (120 menit) dengan bijak.

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuhu.


Salam hangat untuk anak-anakku sekalian. Semoga hari ini kita semua dalam keadaan sehat
dan bersemangat.
Minggu lalu, telah kita pelajari bersama mengenai analisis struktur dan kaidah teks eksplanasi.
Adapun materinya masih dijabarkan secara umum. Oleh karena itu, pada pertemuan kali ini,
akan saya jelaskan lebih detail sedikit agar kalian memahami dengan tepat struktur ataupun
kaidah kebahasaan dalam teks eksplanasi
Jadi pada dasarnya yang membedakan teks eksplanasi dengan teks lainnya adalah pada
model fakta yang disajikan beserta pola pengmbangan paragrafnya.

Fakta yang terangkum dalam teks eksplanasi adalah fakta yang sudah pernah terjadi. Karena
eksplanasi itu sendiri menjelaskan suatu fenomena atau kejadian yang pernah terjadi
sebelumnya. Seperti kejadian alam: terjadinya banjir, gempa bumi, pelangi, gerhana, dll.
Masalah sosial yang terjadi di masyarakat saperti penyebab kemiskinan, SDM Indonesia yang
masih rendah, ketimpangan ekonomi di masyarakat Indonesia, dll.

Fakta yang bisa dijabarkan pada permasalahan fenomena di atas, antara lain: kapan banjir,
gempa bumi dan gerhana itu terjadi. Bagaimana proses terjadinya fenomena tersebut. Apa
yang menjadi masalah paling utama dari kemiskinan dan SDM yang rendah. Apa saja akibat
yang ditimbulkan jika masih banyak masyarakat Indonesia yang miskin dan bodoh?

Semua informasi yang ada pada teks eksplanasi merupakan fakta yang benar-benar terjadi
dan bukan karangan. Jadi, berita hoax mengenai suatu fenomena alam dan sosial tidak
termasuk ke dalam teks eksplanasi. Sudah paham ‘kan?

Lalu bagaimana dengan gagasan utama?


Gagasan utama (ide pokok) marupakan inti cerita dalam sebuah paragraf. Inti cerita ini
biasanya terdapat pada kalimat utama. Dan kalimat utama ini lah yang nantinya bisa kalian
jabarkan ke dalam gagasan pendukung (kalimat-kalimat penjelas)
Bagaimana menentukan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam suatu
teks?

Untuk menemukan gagasan pokok dan gagasan pendukung dalam suatu teks, kita dapat
melakukan beberapa cara, contohnya:

 Membaca di awal dan akhir paragraf (tersurat).


 Membaca keseluruhan teks dan menyimpulkan apa yang menjadi gagasan (tersurat).
 Mencari kalimat utama dan kalimat pendukung terlebih dahulu lalu menyimpulkan
menjadi gagasan pokok dan gagasan pendukung.

Buka kembali materi minggu kemarin. Perhatikan dengan seksama teks yang berjudul
“BANJIR”. Di bawah ini adalah contoh tabel penjabaran dari teks eksplanasi.

Contoh 1 : BANJIR
GAGASAN PENDUKUNG (INFORMASI TAMBAHAN)
GAGASAN UTAMA (INTI
CERITA) (Paragraf 1, mulai dari kalimat ke 3 dan
seterusnya)
(Paragraf 1) Fenomena alam yang Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan
bersumber dari curah hujan manusia.
dengan intensitas tinggi dan durasi
lama pada daerah aliran sungai GAGASAN PENDUKUNG (INFORMASI TAMBAHAN)
(DAS).
(Paragraf 2, mulai dari kalimat ke 2 dan
(Paragraf 2) Sebagai akibat seterusnya)
perubahan tata guna lahan, terjadi Penjelasan tentang penyebab alami banjir
erosi sehingga sedimentasi masuk
ke sungai dan daya tampung GAGASAN PENDUKUNG (INFORMASI TAMBAHAN)
sungai menjadi berkurang.
(Paragraf 3, mulai dari kalimat ke 2 dan
(Paragraf 3) Perubahan tata guna seterusnya)
lahan merupakan penyebab utama (Paragraf 4, mulai dari kalimat ke 1 dan
banjir dibandingkan dengan yang seterusnya)
lainnya Penjelasan tentang penyebab banjir karena faktor
sosial

Perhatikan contoh ke 2 berikut ini!

Contoh 2 : BATIK
Batik

Batik merupakan kain tradisional Indonesia. Kain batik dihasilkan dengan cara dilukis
atau dicetak menggunakan malam (lilin yang dipanaskan). Kain batik berasal dari
Pulau Jawa. Seiring berkembangnya waktu. batik tidak hanya ada di Pulau Jawa.
Beberapa daerah di luar Pulau Jawa juga menggunakan batik sebagai pakaian
tradisional, contohnya batik bali.
Kalimat Utama
Batik merupakan kain yang memiliki motif tradisional asli Indonesia.
Kalimat Penjelas
1. Kain batik dihasilkan dengan cara dilukis atau dicetak menggunakan malam
2. Kain batik berasal dari Pulau Jawa.
3. Kain batik tidak hanya ada di Pulau Jawa.
4. Beberapa daerah di luar Pulau Jawa juga menggunakan batik sebagai pakaian
tradisional, contohnya batik bali.

Gagasan Pokok
Batik merupakan kain asli Indonesia (dari kalimat utama)

Gagasan Pendukung
1. Cara membuat kain batik. (dari kalimat penjelas no. 1)
2. Tempat asal kain batik. (dari kalimat penjelas no. 2)
3. Persebaran kain batik. (dari kalimat penjelas no. 3 dan 4)

Sampai di sini untuk pembahasan identifikasi teks eksplanasi (kalimat fakta dan gagasan
utama). Sudah bisa memahaminya kan? Jadi jangan lagi menyamakan antara kalimat fakta
dan kalimat opini. Karena kalimat opini belum tentu kebenarannya.

Lanjut ke pembahasan berikutnya. Minggu lalu kalian telah mendapatkan tugas mandiri untuk
menjelaskan tentang kaidah kebahasaan teks eksplanasi. Saya berharap semua anak sudah
selesai mengerjakan dan mencatat tugas tersebut di buku Bahasa Indonesia.

Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

A. Pemakaian kalimat pasif


Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya sesudah predikat. Kalimat pasif
adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau aktivitas. Kalimat pasif
biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-.
Adapun ciri-ciri dari kalimat pasif adalah:
1. Subjeknya sebagai penderita.
2. Predikatnya berimbuhan di-, ter-, atau ter-kan.
3. Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja
yang kehilangan awalan).

Kalimat pasif terdiri dari dua:


Kalimat pasif transitif adalah kalimat pasif yang memiliki objek.
 Jambu dilempar Tono.
 Ikan mas dimasak Bu Susi.
 Ayam dipukul Udin.
 Novel dibaca Andi di kamar.
 Baju yang bersih telah disetrika Ibu.
Kalimat pasif intransitif adalah kalimat pasif yang tidak memiliki objek.
 Buku dibeli.
 Mobil sedang dicuci.
 Mobil itu kemarin tertabrak.
 Budi terlempar ke sungai.

B. Ada konjungsi kausal dan waktu

(1) Konjungsi kausal adalah suatu konjungsi yang menghubungkan dua kata,
frasa, klausa, dan kalimat yang bersifat saling memberi sebab.
(2) Konjungsi kausal atau konjungsi sebab merupakan konjungsi yang
menjelaskan bahwa suatu peristiwa dapat terjadi karena diakibatkan oleh
suatu sebab.
(3) Adapun kata-kata yang biasa digunakan pada konjungsi ini
adalah sebab dan karena.

Jenis-Jenis Konjungsi Kausal Beserta Contohnya

Konjungsi ini mempunyai sejumlah jenis, di mana jenis-jenis konjungsi kausal tersebut
antara lain:

Konjungsi Kausal Syarat: merupakan konjungsi kausal yang menghubungkan suatu


akibat di dalam suatu sebab dengan menggunakan syarat terjadinya akibat tersebut.
Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi ini adalah jika, bila, dan kalau.

1. Aku akan menyumbangkan sebagian hartaku jika aku kaya nanti.


2. Jalanan ini selalu becek bila hujan deras tengah turun.
3. Aku akan melanjutkan S2 di luar negeri kalau pengalaman kerjaku sudah cukup.

Konjungsi Kausal Alasan: merupakan konjungsi kausal yang menyebutkan suatu


alasan atau penyebab dari terjadinya suatu akibat. Adapun kata-kata yang termasuk
ke dalam salah satu jenis konjungsi kausal ini adalah karena.

1. Rumah itu terbakar karena aurs listrik yang konslet.

Konjungsi Kausal Simpulan: merupakan konjungsi kausal yang berisi kesimpulan


dari sebuah sebab yang berbentuk akibat. Adapun kata-kata yang termasuk konjungsi
ini adalah jadi, dengan demikian.

1. Jadi, bisa disimpulkan bahwa konjungsi temporal adalah konjugsi yang


menyatakan keterangan waktu diantara dua kalimat.
2. Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa kandungan protein pada tahu jauh
lebih rendah dibanding dengan tempe.

Konjungsi Kausal Akibat: merupakan konjungsi kausal yang berisi hubungan suatu
akibat yang terdapat di dalam sebuah sebab. Kata-kata yang termasuk konjungsi ini
adalah sehingga, maka, oleh sebab itu, dan oleh karena itu.

1. Para penonton konser itu membuat kericuhan sehingga membuat konser tersebut
harus diberhentikan.
2. Jika Radit tidak lulus ujian UTS, maka dia harus mengikuti remedial sesudah UTS.
3. Oleh karena itu, kita mesti bisa lebih bijak dalam mengelola penghasilan kita.
4. Oleh sebab itu, sebaiknya kita tidak mudah terpancing oleh pemberitaan-
pemberitaan palsu yang kian hari kian marak.

Konjungsi Kausal Untuk: konjungsi kausal yang menyatakan bahwa suatu sebab
harus membentuk suatu akibat yang direncanakan atau yang diharapkan. Kata-kata
yang termasuk konjungsi ini adalah untuk itu, dan agar.

1. Untuk itu, program pendaurulangan sampah elektronik mesti digalangkan agar


jumlah sampah elektronik bisa dikurangi.
2. Kegiatan kerja bakti itu dilakukan agar lingkungan pemukiman kita menjadi lebih
bersih.

Konjungsi Waktu

Konjungsi waktu yang biasa ditemukan dalam teks eksplanasi di antaranya:


Sebelum
Setelah
Sesudah
Ketika
Sambil
Kemarin
Waktu itu

Contoh paragraf
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulan
kelima rambut-rambut mulai tumbuh pada kepala. Selama bulan keenam, alis dan
bulu mata timbul. Setelah tujuh bulan, fetus mirip kulit orangtua dengan kulit merah
berkeriput. Selama bulan kedelapan dan kesembilan, lemak ditimbun di bawah kulit
sehingga perlahan-lahan menghilangkan sebagian keriput pada kulit. Kaki membulat.
Kuku keluar pada ujung-ujung jari. Rambut asli rontok dan terus menjadi sempurna
dan siap dilahirkan.

C. Terdapat istilah ilmiah

Istilah ilmiah yang sesuai konteks kerap digunakan untuk memperjelas definisi,
hubungan sebab akibat, ataupun kronologi terjadinya suatu fenomena.

Contoh:
Salju berawal dari uap air yang berkumpul di atmosfer bumi. Kumpulan uap air
mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu temperatur gas bentuk menjadi
cair atau padat), kemudian menggumpal membenuk awan.

D. Banyak memakai kata kerja material dan relasional

1. Kata kerja material adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan
perbuatan fisik atau peristiwa.

Contoh kata kerja material yaitu:


 Oleh produsen, energi cahaya matahari diubah menjadi energi kimia.
 Energi masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen.
 Hujan di Ibu Kota menjadi penyebab banjir di sebagian wilayah Jakarta.
 Resapan air di daerah yang telah ditentukan kini telah berubah fungsinya sebagai
tempat hiburan.
 Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan
angin.

2. Kata kerja relasional adalah kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan
hubungan sebab-akibat.

Contoh kata kerja relasional yaitu:


 Fosil yang ditemukan biasanya tidak selalu utuh. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor seperti aktivitas organisme pengurai, aktivitas geologis kulit bumi,
pelapukan oleh cuaca dan air, dan dimakan oleh organisme lain.
 Selain itu, jenis tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi
lembek jika terkena air dan pecah jika udara terlalu panas.
 Terjadinya hujan sangat dipengaruhi oleh konveksi di atmosfer bumi dan lautan.
 Air yang ada di permukaan bumi mengalami proses penguapan akibat adanya
panas sinar matahari.
 Dengan demikian, produsen merupakan sumber energi utama bagi organisme
lain, yaitu konsumen.

E. Bersifat informatif
Semua teks eksplanasi harus mengandung sebuah informasi baru. Karena teks
ini digunakan untuk menambah wawasan pembaca.

Rincian pembahasan materi mengenai fakta, gagasan pokok dan kaidah kebahasaan teks
eksplanasi kali ini mungkin masih cukup asing bagi kalian. Oleh karena itu, ada baiknya materi
ini dipelajari beberapa kali agar pemahaman kalian semakin bertambah.

Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman kalian akan materi


teks eksplanasi yang sudah bu guru sampaikan, silahkan buka buku
paket Erlangga halaman 31-32, mengenai analisis teks eksplanasi.

3. 22 ANALISIS STRUKUR DAN KEBAHASAAN TEKS EKSPLANASI


Menganalisis teks eksplanasi adalah kegiatan mencermati dan memahami lebih dalam terkait
teks yang sudah dibaca. Tujuan kegiatan ini adalah memahami lebih dalam lagi isi teks yang
telah disajikan.
Untuk membantu menganalisis teks eksplanasi, kalian dapat mengajukan beberapa
pertanyaan terkait teks tersebut. Pertanyaan mencakup struktur da nisi dari bacaa. Dari
pertanyaan itu kemudian bisa kalian cari jawabnnya.
1. Bagaimana struktur yang terdapat dalam teks tersebut?
2. Tema apakah yang dibahas dalam teks tersebut?
3. Apa yang dijelaskan pada bagian (1) Pernyataan Umum (2) Urutan sebab-akibat/ Deret
Penjelas (3) Interpretasi (Opsional)
4. Bagaimana dengan kaidah kebahasaannya? Adakah unsur-unsur di bawah ini?
a. Pemakaian kalimat pasif
b. Konjungsi kausal dan waktu
c. Terdapat istilah ilmiah
d. Banyak memakai kata kerja material dan relasional
e. Bersifat informatif

Kerjakan teks eksplanasi yang berjudul “Moyang Buaya Ternyata Beranak, Bukan
Bertelur”, buku paket Erlangga halaman 31-32. Akan kita bahas pada pertemuan
berikutnya.

Demikian untuk materi pertemuan kali ini.

Anda mungkin juga menyukai