Anda di halaman 1dari 4

Pengantar

 Seorang calon siaga dapat dilantik menjadi siaga mula kalau rajin mengikuti latihan dan
sudah berhasil menyelesaikan SKU Siaga Mula (lihat entri SKU Siaga Mula). Untuk
menjadi siaga mula, calon siaga akan melalui upacara pelantikan terlebih dahulu. 
 Upacara merupakan salah satu alat pendidikan di dalam Gerakan Pramuka. Upacara
dalam Gerakan Pramuka pada hakekatnya memiliki sasaran tertentu. Seorang
pembina siaga diharapkan agar pelantikan ke Siaga Mula ini merupakan peristiwa yang
akan selalu diingat oleh seorang siaga.
 Upacara pelantikan harus mampu menjadi kenangan indah dan tak terlupakan
sepanjang hidup. Ketika para siaga telah menjadi seorang warga negara biasa dan
menjadi profesional di berbagai bidang, ia  akan selalu ingat  saat  mengucapkan janji 
untuk pertama kali dalam hidupnya.

Waktu Pelaksanaan
Pelantikan kenaikan tingkat dari calon siaga ke siaga mula, dari siaga mula ke siaga bantu
dari siaga bantu ke siaga tata selalu dilakukan pada akhir upacara pembukaan.
Pelaksanaan
 Pada upacara pembukaan  setelah Pemimpin Upacara selesai membacakan Dwi
Dharma siaga,  dan setelah pemimpin upacara  kembali ke barungnya,
 Yanda mengumumkan adanya kawan calon Siaga yang akan dilantik menjadi Siaga
Mula.  Yanda memberi pengantar : "Anak-anak Siap, Hari ini adalah hari yang
berbahagia karena minggu yang lalu di antara kawanmu ada yang telah menyelesaikan
SKU-nya dan hari ini siap untuk dilantik". 
 Pak Cik masuk membawa penampan berisi kelengkapan pelantikan. Yanda lalu minta
kepada pemimpin barung (Pinrung) yang anggotanya ada yang dilantik : "Pemimpin
barung………. (nama barung) harap siaga yang akan dilantik diantar ke hadapan
Yanda”. Pemimpin barung,  mengantar anggotanya yang akan dilantik ke dekat Pusaka
Perindukan berhadapan dengan Yanda, dan menyerahkan kepada Yanda.
              Pinrung  : "Saya hadapkan Calon Siaga ....... (nama) siap untuk dilantik.
              Yanda     : ….. (nama calon) masih ingatkah engkau akan lagu kebangsaan
Indonesia Raya?”
              Calon     : “Masih ingat, Yanda”.
              Yanda     : “Masih ingatkah engkau kepada siapa Siaga memberi hormat/salam?”
              Calon      : “Masih, Yanda”
              Yanda      : “Sudah hafal benarkah engkau akan Dwi Dharma?”
              Calon      : “Sudah, Yanda”
              Yanda      :”Coba engkau lisankan!”

              Calon    : “Dwi Dharma :


                               1.    Siaga itu menurut Ayah dan lbundanya.
                               2.    Siaga itu berani dan tidak putus asa".
 Setelah calon selesai mengucapkan Dwi Dharma, Yanda menekankan kembali arti Dwi
Dharma secara singkat, untuk mengingatkan kembali kewajiban para Siaga maupun
calon Siaga.
 Yanda lalu mengajak anggota Perindukan untuk berdo'a bersama bagi calon Siaga
yang akan dilantik, sederhana, pendek dan mudah dimengerti.  
Contoh doa :  Yanda : "Putra-putraku . .! Marilah kita berdiam sejenak dan
menundukkan kepala kita dan berdoa khusus untuk……… (nama calon) yang sebentar
lagi akan dilantik dan mengucapkan Dwi Satya".
 Setelah anak-anak Siaga menundukkan kepalanya semua, Yanda melanjutkan :

“Ya Tuhan Kami ...! Yang detik ini ikut mendengar dan menyaksikan upacara Pelantikan
yang segera kami laksanakan, Berilah kekuatan agar. . . . . . .(calon) setelah
mengucapkan janiinya benar-benar melaksanakan janji kami sebagai kewajiban kami.
Ya Tuhan kami, berilah keselamatan dan kesejahteraan kepada kami di dunia maupun di
akhirat nanti! Aamiin!”

 Setelah berdoa Yanda minta calon untuk maju selangkah mendekati Pusaka
Perindukan (Sang Merah Putih)
 Yanda mengadakan dialoog lagi dengan calon mengenai kesukarelaannya.
Yanda    : “… (nama calon) Adakah yang memaksamu untuk menjadi Siaga ? ".
Calon    : “Tidak ada yang memaksa, Yanda "
Yanda    : “Sanggupkah engkau secara sukarela mengucapkan janji, yang disaksikan
oleh kawan-kawanmu, Yanda, Pak Cik, Bu Cik dan orang tuamu?”.
Calon    : “Sanggup Yanda”.
 Selanjutnya Yanda mengambil ujung Pusaka Perindukan (Sang Merah Putih) dengan
tangan kanannya dan berkata: “Putraku,…  (nama calon) letakkan tangan kananmu di
atas tangan tangan Yanda ! Kuterima engkau secara resmi kedalam keluarga besar
Perindukan Siaga”.
 Setelah berkata demikian Yanda membalikkan tangannya, sehingga posisi nenjadi
sebaliknya, tangan Yanda di atas tangan calon di bawah.
 Selaniutnya Yanda mengatakan : "Setelah engkau menjadi anggota keluarga besar
Perindukan Siaga nanti, engkau dalam naungan Pusaka Perindukan, dalam naungan
Yanda, Pak Cik dan Bu Cik dan seluruh anggota Perindukan". lni merupakan adat tata
cara setelah menerima melindunginya.
           Yanda    :  “ ….( nama calon), kini ikuti ucapan Yanda ! “.
Calon    :  “Siap, Yanda". Semua Siaga memberikan hormat
Yanda    : “Aku berjanji“.
Calon     : ”Aku berjanji”.
Yanda    :  “Akan bersungguh-sungguh”
Calon    :  "Akan bersungguh-sungguh…….." menjalankan kewajibanku……..
terhadap Tuhan (berhenti sejenak untuk diresapkan ke dalam jiwa calon) ………  dan
Negara Kesatuan Republik lndonesia………  Menurut Aturan Keluarga………. Setiap hari
berbuat kebaikan ………."
 Selesai pengucapan janji, Yanda melepaskan tangan yang baru dilantik, dan masing-
masing mundur selangkah. Yang memberikan hormat kemudian  menurunkan
tangannya.
 Yanda mengambil tanda pelantikan berupa setangan leher dari nampan yang telah
disiapkan oleh Pak Cik/Bu Cik dan mengkalungkannya ke leher Siaga baru, seraya
mengucapkan kata-kata pesan (misal) :

". . . . . .(nama Siaga baru), Engkau baru saja mengucapkan Dwi Satya dengan memegang
Pusaka Perindukan Siaga, yang berarti, engkau telah dilantik sebagai Siaga Mula. Sebagai
tanda, pada seragammu dikalungkan warna Pusaka Perindukan, agar engkau selalu
menjunjung tinggi Pusaka Perindukan yang menjadi Pusaka seluruh Bangsa lndonesia.
Berusahalah untuk selalu memenuhi janjimu".
 Berikutnya Pak Cik memasang lambang Gerakan Pramuka (Tunas Kelapa) di dada
kirinya (bertepatan dengan letak jantung) disertai pesan-pesannya (misal) :
"Kupasang Lambang Gerakan Pramuka di dada kirimu, tepat di jantungmu berdetak.
Gantungkan cita-citamu seperti menjulangnya pohon kelapa, dan jadilah manusia yang
serbaguna seperti kelapa. lngatlah setiap jantungmu berdetak, bahwa engkau adalah seorang
Siaga yang selalu berusaha untuk menjadi Siaga yang baik dan terus maju ".
 Selanjutnya Bu Cik/Pak Cik mengenakan tutup kepala (baret yang sudah ada lambang
pramukanya dengan pesan-pesannya (misal) :

“………… (nama Siaga) Ku kenakan baret Siaga di atas kepala mu. Tutup kepala ini bukan
sekedar melindungimu dari panas matahari tetapi sejak engkau dilantik tadi, berusahalah
untuk dapat melindungi adik-adikmu, orang-orang yang lemah maupun makhluk lainnya”

 Selanjutnya orang tuanya yang diundang untuk mengunjungi pelantikan itu, diminta
untuk memasang “Tanda Siaga Mula” dengan pesannya (misal) :

“Anakku, lbu bangga bahwa engkau telah dilantik sebagai Siaga  Mula dan engkau 
berjanii akan selalu menurut aturan keluarga dan selalu berbuat kebaikan. Tepatilah dan
laksanakanlah janjimu itu sebaik-baiknya, Anakku . . .!”

 Terakhir pemimpin barung diminta Yanda untuk menyematkan Tanda Barung kepada
anggota barungnya yang baru dilantik. Selanjutnya penghormatan umum kepada Siaga
baru, yang dimulai dari Siaga yang di mukanya dan ia berputar sarnpai kembali ke arah
semula. 
 Ucapan do'a sebelum dibawa kembali ke dalam barungnya oleh pinrung. Yanda, Pak
Cik, Bu cik dan orang tuanya memberi selamat. Ketika Siaga baru dibawa pulang ke
dalam barungnya serentak seruruh perindukan Siaga menyanyikan lagu: “Alangkah
gagahnya………”
 Selesai pelantikan Pak Cik/Bu Cik memanggil Siaga dengan panggilan "Siaga" untuk
melanjutkan acara latihan hari itu.

Selamat memandu. Salam Siaga.


Membahagiakan siaga, membahagiakan Indonesia.

Lihat entri/topik terkait :


Upacara sebagai media pendidikan dalam Gerakan Pramuka, Upacara di perindukan pramuka
siaga.

Sumber :
Buku Pedoman Pembina Siaga, Kwarnas Gerakan Pramuka, Jakarta, 1983

Anda mungkin juga menyukai