Anda di halaman 1dari 3

Peci Miring

Fastabiqul Khoirot…! Berlomba-lombalah dalam kebaikan, motivasi ini yang sering


disampikan oleh Ustadzku. Disetiap akhir pelajaran ngajiku di Madrasahku “Nurul Hidayah”
yang lokasinya dekat dengan rumahku sekitar 500 meter.

Matahari mulai tergelincir ke barat awan merah secara otomatis mengikutinya muncul
dengan menawan. Angin semilir menggoyangkan rerumputan dihalaman madrasah kekanan
dan kekiri seraya berdzikir kepada Allah SWT. Rumput aja suka berdzikir, kita gimana?
Dalam pikirku kalah sama rumput. Pecah lamunan ku ketika ada sosok panutanku menepuk
pundaku

“Kang Tidak Pulang?” Tanya Kyai. Jamah pada ku

“Dereng Bah, masih nunggu adzan sekalian,”jawab ku

“Gitu ya kang? Ya sambil nugu sana baca-baca al-quran, biar tambah banyak
hikmahnya puasa,” sambung Kyai. Jamah

“Enggeh Bah”, sambil malu-malu langsung aku menuju ke dalam masjid dan
mengambil Al-qur’an ku yang sengaja saya taruh di masjid madrasah.

“Kang adzan”, dari balik pintu Kyai menyuruh ku untuk adzan.

“Enggeh , langsung aku hentikan bacaanku dan tak lupa aku beri tanda untuk saya
lanjukan besok, tak terasa udah waktunya berbuka, dengan gerak cepat aku pukul kentongan
dan beduk yang ada diluar masjid kemudian kembali ke dalam menyalakan ampli ku mulai
kumandang adzan magrib sore itu, dengan mendayu-dayu aku kumandangkan adzan magrib.
Maklumlah suaraku lumayan cukup merdu dari barisan para santri. Karena waktu itu hanya
aku yang di madrasah hehehe.

Setelah selasai sholat Magrib berjamaah saya pun langsung pulang kerumah dan
menyantap hidangan berbuka yang sudah disiapkan oleh ibuku. Dengan lahap tapi pasti
hidangan malam itu pasti habis.

Sambil menunggu waktu sholat Isya’ dan tarawih perkenalkan nama Syahrul sering
dipanggil Ayung sama teman-teman saya. Sekrang sudah duduk dibangku kelas 9 SMP kalo
di Madrasah Lumayanlah kelas 1 Wustho. Saya anak no 4 dari 4 bersaudara,

”tok…tok tok ttok tok… tok…. Dum dum dum dum…. Suara beduk berbunyi
waktunya meluncur ke Masjid nih… Bismilah. “Bu Saya berangkat ke Masjid dulu,
Assalamu’alaikum” , pamitku kepada ibu, karena ibu Cuma traweh di Mushola Utara Rumah.
“wa’alaikumsalam hati-hati” dengan semangat ku kayuh sepedah tua milik Bapak menuju ke
masjid Madrasah, berbekal Sarung yang aku lingkarkan ke pundak dan Kitab Ta’lim
Muta’alim yang tenang berada dalam tas jadulku, tak lupa kopyah hitam yang mulai ada
motif putih kekuning-kuningan. Karena setelah tarawih kita langsug mengaji Kitab Kuning.
Selam bulang Ramadhan ini
Sampai di Masjid saya langsung menuju tempat wudhu dan masuk ke masjid yang
adzan ternyata Arif pantes merdu banget, aku mendekatinya ketika dia sedang “pujian”, Rif
Pecimu miring tak benain ya”, dia Cuma ngangguk karena lagi konsentrasi dengan
mikrophonya. Dalam sekejap jamaah sholat pun sudah penuh.sholatpu dimulai, Kyai
memberi isyarat pada Arif untuk segera mengumandangkan Iqomah sebagai tanda sholat
berjamaah akan dimulai, “Rif Iqomah”.

Sholat taraweh ditempatku dilakukan dengan 23 rokaat beserta witirnya. Dengan


waktu 30 menti lebih 5 menit. Alhamdulilah tarawehnya selesai. Semua teman-teman sudah
bersiap dengan kitabnya masing-masing di serambi masjid karena kelas tidak bisa
menampung santri yang ikut Pasan Kitab Kuning bulan ramadhan kali ini, ya akhirnya kita
ngajinya di serambi, sambil nunggu Abah, percakapan kecil dengan teman-teman aku mulai
disitu ada Arfi, Niwan, Piky, Agus, dan saya, maklum yang putra satu angkatan hanya lima
ini yang lain cewek semua. Pembahsan kali ini tentang setelah ini kita mau lanjut sekolah
dimana, di SMK, SMA, MAN ataukah Mondok. Saya pun mengawali percakapan dengan
pertanyaan itu.

“saya mungkin mondok di Tambak Beras Jombang, sama bapakku aku disuruh mondok
brow, tapi Alhamdulillah itu jadi keinginanku sejak dulu”, Arif menjawab,

“Kalo kamu Gus Sekolah Pa Mondok?”Tanya Niwan pada Agus,

“saya pinginya di SMK Negri Bos, ambil Jurusan Tehnik mesin, Biar bisa bengkel” Jawab
Agus

“Aamiin kami serempak menjawab itu” ternyata ustadz Anwar yang datang, Ngaji dimulai
dengan “Assalamualaikum, monggo Kang – Neng Kitabnya di buka pun halaman berapa?”
Tanya Ustadz . Karena beliau mbadal i Abah yang lagi ada tamu.

“halam 4 tadz” jawab salah satu santri.

“oh.. iya sudah silahkan dibuka” ngaji pun dimulai tentang niat kita dalam mencari ilmu dan
cara memilih ilmu, guru, teman dan ketekunan.

Tik tok tik tok tak terasa jam dinding sudah bergeser 40 menit, akhirnya ngaji malam
itu diakhiri dengan penjelasan tentang Ilmu. Tiba-tiba ustadz Anwar melemparkan
pertanyaan pada kita tentang apa cita-cita kita kelak? Ada yang menjawab ingin jadi Guru,
ada yang ingin jadi Polisi, Ingin jadi Dokter, Pengusaha, Pedagang, Ustadz, dll.

Jawaban ustadz Anwar yang sampai sekarang tetap aku ingat dan akan tetap jadi
pedoman dalam hidupku adalah “silahkan kalian jadi apa saja, Pedagang, Pengusaha,
Pengacara,Polisi, Tentara, Anggota DPR, Bupati, Gurbenur bahkan Presiden sekalipun yang
penting adalah jadi orang yang sholeh dulu, karena apa ketika kalian tidak jadi orang sholeh
atau taqwa kepada Allah SWT percuma, hanya sia-sia. Kalian memang kelihatan bahagia di
Dunia, tapi buat apa kalo bahagia di Dunia tapi Di akhiratnya kalian sengsara. Jadi sekalipun
kalian menuntut ilmu setinggi-tingginya jangan pernah lupakan tekad untuk jadi orang yang
Sholeh jadi orang yang Taqwa kepada Allah dengan cara memperbanyak ilmu agama dengan
cara mengaji di Madrasah dengan orang-orang yang sholeh. Semoga kalia semua jadi anak-
anak yang sholeh Athi’ullah Wa Athi’u rasulullah. Aamiin. “Rif Peci mu Miring Itu
dibenakne dhisik….!!” Tiba-tiba ustadz Anwar, karena begitu konsentrasinya Arif
memperhatikan perkataan Ustadz Anwar

Sepontan tawa malam itu pecah dan begitu riuh. Dan ngaji pun di akhiri
Wassalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.

“Perkaya Ilmu duniamu untuk kebahagian kamu di dunia, dan perkaya Ilmu
Agamamu Untuk kebahagiaan Hidupmu di Dunia hingga Akhirat.”

TULUNGAGUNG 7 JUNI 2017

AGUS RIYANTO, S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai