Anda di halaman 1dari 19

BAB III

ANALISA IMPLEMENTASI BPMS DAN


PENGEMBANGANNYA

Bab ini akan membahas analisa terhadap tinjuan terintegrasi tentang sistem
informasi peduli proses, implementasi BPMS yang tersedia saat ini untuk
menemukan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh implementasi tersebut
dan beberapa kemungkinan pengembangan.

III.1 Tinjauan Terintegrasi Sistem Informasi Peduli Proses

Apabila dilakukan tinjauan terintegrasi terhadap sistem informasi peduli proses,


maka dapat komponen-komponen yang terdapat dalam sistem informasi peduli
proses dapat digambarkan seperti pada gambar III-1.

:: Struktur Organisasi

Enterprise

Divisi A Divisi B Divisi C

:: Struktur Data

Table B Table D

Table A
Table C

:: Proses Bisnis
Task 2
Task 1

Task 3

:: Aplikasi Yang Sudah Ada dan Aplikasi Khusus

App Server 1 App Server 3


App Server 4
App Server 2

Gambar III-1. Tinjauan terintegrasi terhadap sistem informasi peduli proses

21
Dari gambar III-1, terlihat bahwa ada 4 lapisan utama dalam sistem informasi
peduli proses. Lapisan-lapisan tersebut adalah :
1. Struktur Organisasi
Lapisan struktur organisasi menggambarkan bagaimana staf dibagi
menjadi unit-unit yang bertanggung jawab menyelesaikan tugas-tugas
yang tercantum dalam deskripsi kerja unit tersebut. Struktur organisasi
juga menggambarkan hubungan hierarki satu unit dengan unit yang lain.
2. Struktur Data
Lapisan struktur data menggambarkan data-data yang dimiliki oleh
perusahaan dan hubungan antara data satu dengan data yang lainnya. Data-
data tersebut adalah data yang dipakai oleh unit-unit perusahaan dalam
melaksanakan tugas-tugas unit. Selama pelaksanaan proses, data-data
tersebut akan dialirkan dari satu tugas suatu unit kerja ke tugas unit kerja
yang lain.
3. Proses Bisnis
Lapisan proses bisnis menggambarkan urut-urutan pelaksanaan tugas unit
kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
4. Aplikasi yang Sudah Ada dan Aplikasi Khusus
Lapisan yang menggambarkan aplikasi-aplikasi yang sudah sudah dimiliki
oleh perusahaan dan aplikasi-aplikasi khusus untuk mengolah data-data
perusahaan yang memiliki karakteristik tertentu. Lapisan ini belum tentu
ada dalam sebuah sistem informasi perusahaan, tetapi dengan semakin
besar dan kompleksnya proses bisnis yang dimiliki oleh sistem informasi
perusahaan, kemungkinan lapisan ini muncul semakin besar.

Hubungan antara lapisan-lapisan diatas adalah sebagai berikut :


1. Struktur Organisasi – Struktur Data
Hubungan antara struktur organisasi dengan struktur data terletak pada
tugas unit kerja organisasi yang mempergunakan satu atau lebih data yang
dimiliki oleh perusahaan.

22
2. Struktur Organisasi – Proses Bisnis
Hubungan antara struktur organisasi dengan proses bisnis terletak pada
tugas unit kerja organisasi yang akan ditentukan urut-urutan
pelaksanaannya oleh proses bisnis. Hubungan struktur organisasi dan
proses bisnis juga terdapat pada penentuan jalur eskalasi apabila suatu
tugas perlu di serahkan ke staf yang mempunyai kewenangan lebih tinggi.
3. Proses Bisnis – Struktur Data
Hubungan proses bisnis dengan struktur data terletak pada aliran urut-
urutan tugas dalam proses bisnis akan mengalirkan data-data yang
berhubungan dengan pelaksanaan instan proses yang sedang dilakukan.
4. Proses Bisnis – Aplikasi Khusus
Hubungan proses bisnis dengan aplikasi khusus terletak pada tugas dalam
proses bisnis yang mungkin memerlukan fungsi-fungsi tertentu yang
disediakan oleh aplikasi khusus.

Dalam proses pembangunan sistem informasi peduli proses, lapisan-lapisan diatas


dianalisa dan dirancang untuk dijadikan dasar dalam pengimplementasian oleh
divisi teknologi informasi.

III.2 Analisa Implementasi BPMS Saat Ini

Saat ini banyak penyedia perangkat lunak yang mengimplementasikan BPMS.


Dari sekian banyak implementasi tersebut, banyak kemiripan antara satu
implementasi dengan implementasi yang lain. Analisa berikut ini adalah analisa
terhadap beberapa implementasi dari penyedia perangkat lunak yang memiliki
pangsa pasar relatif besar. Implementasi yang masuk dalam analisa dalam thesis
ini adalah implementasi komersial Lombardi Blueprint [9] dan implementasi
opensource Intalio BPM 2.0 [10].

III.2.1 Langkah Pembangunan Perangkat Lunak Menggunakan BPMS


Langkah pembangunan perangkat lunak proses bisnis menggunakan BPMS dapat
digambarkan seperti pada gambar III-2.

23
Gambar III-2. Langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS

Proses pembangunan perangkat lunak proses bisnis mempergunakan BPMS


dimulai dari desainer proses yang akan mendesain proses dengan mempergunakan
perangkat lunak pendesain proses yang disediakan BPMS. Desain proses
dilakukan dengan mempergunakan diagram proses yang akan terus dimanfaatkan
dalam tahapan pembangunan perangkat lunak selanjutnya. Desainer proses pada
tahap ini juga dapat melakukan simulasi pelaksanaan proses untuk menentukan
jalur proses dan jumlah staf yang diperlukan tiap tugas yang paling efektif.

Hasil dari desain proses kemudian akan dipergunakan oleh developer untuk
mengkostumisasi BPMS berdasarkan diagram proses yang telah dibangun oleh
desainer proses. Kostumisasi meliputi pembuatan form-form tugas untuk setiap
tahap proses, penentuan data-data yang dialirkan dan pembuatan kode-kode skrip
untuk operasi-operasi khusus. Proses kostumisasi ini dilakukan melalui perangkat
lunak bantu kostumisasi yang disediakan BPMS.

Hasil kostumisasi oleh developer kemudian dipergunakan oleh staf untuk


melaksanakan proses. Pelaksanaan proses oleh staf ini dibantu oleh perangkat
lunak antarmuka staf dan workflow engine yang disediakan BPMS. Urut-urutan

24
pelaksanaan tugas ditentukan oleh workflow engine sesuai dengan interpretasi
diagram proses yang dibuat oleh desainer proses.

Selama perlaksanaan proses oleh staf, manajer akan melakukan pengawasan


terhadap performansi pelaksanaan proses. Hasil analisa terhadap pengawasan
tersebut dapat diserahkan ke desainer proses untuk dijadikan dasar
penyempurnaan proses.

Dari penjelasan cara kerja BPMS diatas, terlihat bahwa penggunaan diagram
proses yang dapat diinterpretasikan langsung oleh beberapa subsistem BPMS
menjadi inti pengimplementasian perangkat lunak proses bisnis mempergunakan
BPMS.

III.2.2 Diagram Pemodelan Proses BMPS Saat Ini


Seperti metode pembangunan sistem informasi peduli proses yang konvensional,
pembangunan perangkat lunak proses bisnis mempergunakan BPMS juga akan
menganalisa dan mendesain 4 lapisan utama yaitu lapisan struktur organisasi,
struktur data, proses bisnis dan aplikasi khusus. Akan tetapi, dengan karakteristik
diagram proses BPMS saat ini seperti yang terlihat pada gambar III-3, maka
pemodelan yang dapat dilakukan dengan mempergunakan lingkungan yang
disediakan BPMS hanya terbatas pada pemodelan proses bisnis dan pemodelan
struktur organisasi sederhana. Sedangkan pemodelan struktur data, hubungan
perangkat lunak yang dibangun dengan perangkat lunak lain dan pemodelan
struktur organisasi yang lebih kompleks memerlukan perangkat lunak bantu lain.

25
Gambar III-3. Pembagian area diagram proses BPMS

Penggunaan perangkat lunak bantu lain untuk menganalisa dan mendesain bagian-
bagian sistem informasi yang seharusnya terintegrasi tentu saja akan membawa
konsekuensi seperti sulitnya untuk memandang sistem informasi peduli proses
yang dibangun menjadi satu kesatuan yang terintegrasi oleh desainer proses dan
developer yang mengimplementasikan sistem informasi tersebut. Konsekuensi
lainnya adalah model yang dibangun mempergunakan perangkat bantu lain tentu
saja tidak dapat langsung diinterpretasikan oleh subsistem-subsistem BPMS
sehingga memerlukan banyak kostumisasi manual berupa penulisan kode-kode
skrip oleh developer. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi jangka waktu dan
biaya pembangunan perangkat lunak proses bisnis mempergunakan BPMS.

Hubungan cara kerja BPMS dengan perangkat lunak bantu yang dipergunakan
dapat digambarkan seperti pada gambar III-4.

26
Gambar III-4. Langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS dan
perangkat bantu yang dipergunakan

III.2.3 Arsitektur Sistem BPMS Saat Ini


Arsitektur BPMS yang diimplementasikan saat ini sebagian besar berkiblat pada
model arsitektur BPMS yang dikeluarkan oleh Workflow Management Coalition
(WfMC), yaitu sebuah organisasi nirlaba yang berkutat pada penstandaran
terminologi dan teknologi yang berhubungan dengan manajemen proses bisnis.
Model referensi arsitektur BPMS yang dikeluarkan oleh WfMC terlihat seperti
pada gambar III-5 [2]. Model referensi ini dipengaruhi oleh karakteristik diagram
proses yang dipergunakan BPMS saat ini.

Gambar III-5. Arsitektur umum BPMS saat ini

27
Seperti yang terlihat pada gambar III-5, sistem BPMS terdiri dari beberapa
komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah :
1. Process Definition Tools
Komponen ini berguna untuk membantu desainer proses untuk
menggambar diagram model proses bisnis yang akan dipergunakan dalam
pelaksanaan implementasi proses bisnis.

2. Workflow Engine
Workflow engine bertugas untuk menciptakan instan proses baru setelah
kejadian yang dapat menginisialisasi instan proses dan bertanggung jawab
terhadap pengontrolan aliran urut-urutan tugas selama instan proses
berjalan. Pengontrolan urut-urutan tugas dilakukan berdasarkan
interpretasi terhadap diagram proses yang telah dibuat oleh desainer
proses.

3. Workflow Client Application


Komponen ini berguna untuk memberikan antarmuka ke staf yang
berkepentingan dengan pelaksanaan proses bisnis. Komponen ini
mendaftar proses-proses yang dapat dimulai oleh staf tersebut dan
mendaftar tugas yang telah ditugaskan ke staf tersebut sesuai dengan
perannya dalam pelaksanaan proses bisnis.

4. Invoked application
Komponen ini adalah aplikasi-aplikasi lain yang dipergunakan oleh BPMS
selama pelaksanaan proses.

5. Workflow Interoperability
Komponen ini adalah sistem BPMS lain yang dapat dihubungi oleh sistem
BPMS untuk tujuan peningkatan skalabilitas.

28
6. Administration and Monitoring
Komponen menyediakan fasilitas untuk memasukkan nilai-nilai parameter
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses dan fasilitas untuk mengawasi
pelaksanaan proses.

Terlihat dari gambar arsitektur BPMS saat ini seperti yang terlihat pada gambar
III-5, sistem hanya mengakomodasi interpretasi diagram proses yang hanya
memodelkan proses bisnis. Bila dipetakan antara arsitektur BPMS saat ini dengan
tinjauan terintegrasi terhadap sistem informasi peduli proses, BPMS saat ini hanya
beroperasi pada lapisan proses bisnis. Sedangkan hubungan dengan lapisan-
lapisan lain seperti struktur data, struktur organisasi dan hubungan dengan
aplikasi khusus dilakukan dengan penulisan kode secara manual dengan
mengunakan Application Programming Interface (API) yang disediakan. Metode
hubungan ini bukan sebuah metode yang efektif untuk menghadapi dinamika
proses bisnis yang sering berubah secara cepat.

III.3 Analisa Pengembangan BPMS

Tujuan dari tesis ini adalah untuk membangun BPMS yang memiliki proses
pembangunan perangkat lunak dengan abstraksi lengkap untuk hubungan antara
struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dan aplikasi khusus. Untuk
memenuhi tujuan tersebut, maka dilakukan pengembangan terhadap cara kerja,
diagram model proses dan arsitektur sistem BPMS.

III.3.1 Pengembangan Langkah Pembangunan Perangkat Lunak


Mempergunakan BPMS
Langkah pembangunan perangkat lunak menggunakan BPMS yang
dikembangkan didasarkan pada langkah pembangunan menggunakan BPMS yang
ada saat ini. Perbedaan antara langkah pembangunan yang ada saat ini dengan
langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS yang telah dikembangkan
adalah keseluruhan langkah pembangunan akan mempergunakan perangkat lunak
bantu yang disediakan oleh BPMS. Hal ini disebabkan diagram proses yang

29
dipergunakan akan memodelkan lapisan struktur data, struktur organisasi, proses
bisnis dan hubungan dengan aplikasi khusus secara lengkap.

Langkah pembangunan perangkat lunak dengan BPMS yang dikembangkan dan


perangkat bantu yang dipergunakan dapat dilihat pada gambar III-6.

Gambar III-6. Pengembangan langkah pembangunan perakat lunak dengan BPMS

III.3.2 Pengembangan Diagram Pemodelan Proses


Pengembangan BPMS dalam tesis ini berpusat pada pengembangan diagram
proses yang akan dipergunakan. Hal ini disebabkan pelaksanaan pembangunan
dan implementasi perangkat lunak menggunakan BPMS berpusat pada
penggunaan diagram proses yang dapat diinterpretasi langsung oleh subsistem-
subsistem BPMS.

Pengembangan pertama yang dilakukan adalah penambahan area pemodelan


dalam diagram model proses sehingga diagram proses mampu memodelkan
abstraksi hubungan lapisan-lapisan yang terdapat sistem informasi peduli proses
secara lengkap. Jika di diagram proses BPMS saat ini hanya terdapat area untuk

30
pemodelan proses, maka dalam diagram pengembangan akan ada area untuk
pemodelan struktur organisasi, struktur data, proses bisnis dan hubungan dengan
aplikasi khusus. Pembagian area diagram proses bisnis yang telah dikembangkan
terlihat seperti pada gambar III-7.

Gambar III-7. Diagram model proses pengembangan

Pertimbangan urut-urutan penempatan area model adalah urutan pelaksanaan


pemodelan yang dilakukan secara konvesional. Pelaksanaan pemodelan secara
konvensional dimulai dari pemodelan struktur organisasi beserta deskripsi kerja
dan staf tiap unit. Langkah selanjutnya adalah pemodelan data yang dibutuhkan
untuk mengerjakan tugas tiap unit. Langkah selanjutnya adalah
penginventarisasian aplikasi-aplikasi yang sudah dimiliki dan aplikasi-aplikasi
khusus yang diperlukan untuk mengolah data-data tertentu. Dan pada akhir
langkah pemodelan baru ditentukan urut-urutan pelaksanaan tugas menjadi proses
bisnis yang lengkap.

Pemodelan struktur organisasi dilakukan dengan menggunakan penggambaran


struktur organisasi hierarki yang bentuknya menyerupai pohon. Penggunaan

31
struktur organisasi hierarki ini disebabkan sebagian besar organisasi membagi
divisi-divisi kerjanya mempergunakan struktur organisasi hierarki.

Pembagian organisasi menjadi unit-unit organisasi membagi area diagram


menjadi kolom-kolom dimana satu kolom menjadi area untuk memodelkan tugas-
tugas untuk satu unit pada area pemodelan proses bisnis. Oleh karena itu,
penggambaran struktur organisasi tidak boleh menyebabkan area yang tumpang
tindih antara satu unit dengan unit yang lain. Contoh penggambaran struktur
organisasi dan hubungannya dengan area pemodelan proses bisnis bisa dilihat di
gambar III-8.

:: Struktur Organisasi

Enterprise

Area Model
Struktur Organisasi

Divisi A Divisi B Divisi C

:: Struktur Data
:: Aplikasi Khusus
:: Proses Bisnis

Area Tugas Area Tugas Area Tugas Area Tugas Area Model
Divisi A Divisi B Enterprise Divisi C Proses Bisnis

Gambar III-8. Penggambaran struktur data dan pembagian kolom diagram

Satu unit di struktur organisasi di wakilkan dengan notasi berupa kotak. Didalam
kotak terdapat nama unit sebagai identifikasi unit, daftar tugas unit, daftar form
tugas dan daftar staf. Penggambaran notasi unit dapat dilihat di gambar III-9.

Nama Unit

[Daftar Tugas]

[Daftar Form Tugas]

[Daftar Staff]

Gambar III-9. Penggambaran unit

32
Pemodelan data dilakukan dengan menggambarkan tabel-tabel data yang terlibat
dalam pelaksanaan proses beserta hubungan antara satu tabel dengan tabel yang
lain. Satu tabel digambarkan dengan notasi berupa kotak. Didalam kotak terdapat
nama tabel sebagai identifikasi tabel dan daftar field dari tabel tersebut. Field
yang menjadi key dari tabel tercetak dalam huruf tebal. Contoh penggambaran
tabel terlihat pada gambar III-10.

Gambar III-10. Penggambaran tabel

Hubungan antar tabel yang digambarkan adalah hubungan referensi dari field satu
tabel ke field table lainnya. Contoh penggambaran hubungan antar tabel terlihat
pada gambar III-11.

Gambar III-11. Penggambaran hubungan relasional tabel

Untuk area proses bisnis, notasi yang dapat dipergunakan terlihat pada tabel III-1.
Jumlah notasi proses bisnis relatif sedikit dan mempergunakan simbol gambar
atau icon. Tujuannya adalah untuk mempermudah pengguna BPMS untuk
mempelajari dan membaca diagram proses. Walaupun jumlah notasi yang
disediakan sedikit, tetapi notasi-notasi ini mampu untuk memodelkan proses
bisnis kompleks. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar notasi-notasi kompleks
dapat dimodelkan mempergunakan notasi-notasi dasar yang ada dalam tabel
berikut ini.

33
Tabel III-1. Notasi Diagram Proses Pengembangan
Notasi Nama Deskripsi
Mulai Titik awal pelaksanaan proses,
berjumlah satu

Selesai Titik akhir pelaksanaan proses, bisa


berjumlah lebih dari satu

Tugas Staf Tugas yang melibatkan proses


interaktif dengan staf
Pilihan Pilihan berdasarkan kondisi yang
dimiliki proses
Pemanggilan Pemanggilan terhadap fungsi yang
Fungsi disediakan oleh aplikasi khusus
Delay Menunda pelaksanaan proses sampai
waktu tertentu
Pemecahan Percabangan yang menyebabkan
Paralel terciptanya sub proses yang
dilaksanakan secara paralel
Penggabungan Penggabungan sub proses dengan
Paralel proses proses utamanya
Mengirirm Mengirim email ke alamat email
Email tertentu
Mengirim Mengirim sms ke nomer telepon
SMS selular tertentu
Koneksi Menggambarkan urutan tugas yang
akan dilakukan selanjutnya

Penggambaran antar area terlihat seperti pada gambar III-12. Hubungan antara
area struktur organisasi dengan struktur data digambarkan dengan menggunakan

34
garis dari unit organisasi ke tabel-tabel yang dipergunakannya. Hubungan antara
unit tabel tercipta melalui form tugas yang dimiliki unit yang mempergunakan
tabel data.

Hubungan antara area struktur data dan area proses bisnis digambarkan melalui
perpanjangan kolom yang mewakilkan area dari satu unit. Penempatan satu notasi
tugas interaktif staf di satu kolom unit tertentu menunjukkan bahwa tugas
interaktif tersebut akan dilaksanakan oleh staf dari unit pada kolom tersebut.
Sedangkan penempatan notasi-notasi lain pada area proses bisnis tidak
berhubungan dengan pembagian unit.

:: Struktur Organisasi
Enterprise

Divisi A Divisi B Divisi C

:: Struktur Data

table1 tableRef
- KeyField : type - KeyField : type
- outRefField : type - otherField1 : type
- otherField2 : type - otherField2 : type

:: Aplikasi Khusus

AppServer1 AppServer2

:: Proses Bisnis

Start
Task 1 From Div B Call AppServer 2 Stop

Gambar III-12. Penggambaran hubungan antar area diagram

35
Hubungan antara area proses bisnis dengan area struktur data digambarkan
dengan mempergunakan garis dari tugas interaktif staf ke tabel yang
dipergunakan. Hubungan ini tercipta dari tugas interaktif yang akan dilakukan
akan mempergunakan form tugas tertentu yang selanjutnya akan mempergunakan
data dari tabel.

Hubungan antara area proses bisnis dengan area aplikasi khusus digambarkan
dengan garis yang menghubungkan notasi pemanggilan fungsi di area proses
bisnis ke notasi server yang dimaksud.

III.3.3 Arsitektur Sistem Pengembangan


Penambahan beberapa fitur pada diagram proses membawa konsekuensi
perubahan arsitektur sistem BPMS yang mengimplementasikan diagram proses
tersebut. Arsitektur yang dikembangkan untuk pengimplementasian diagram
proses dengan abstaksi hubungan lengkap antara struktur organisasi, struktur data,
proses bisnis dengan aplikasi khusus dapat dilihat pada gambar III-13.

Gambar III-13. Arsitektur sistem BPMS pengembangan

36
Komponen, tugas dan interaksi masing-masing komponen yang terdapat dalam
arsiterktur pengembangan ini adalah sebagai berikut :
1. Workflow Engine
Sama seperti arsitektur BPMS saat ini, workflow engine bertugas menciptakan
instan proses, menggerakkan instan dari satu state ke state berikutnya dan
menyimpan data internal proses. Komponen ini mengalami pengembangan
dengan tujuan untuk menambahkan kemampuan menginterpretasikan diagram
proses yang memiliki pemodelan lengkap struktur organisasi, struktur data,
proses bisnis dan aplikasi khusus.

2. Unit Server
Komponen ini adalah representasi satu divisi dari organisasi. Pada komponen
ini disimpan tugas-tugas yang dapat dikerjakan oleh divisi tersebut, form tugas
yang berkaitan dengan pengerjaan tugas dan daftar staf dari divisi tersebut.
Komponen ini bertugas untuk melakukan penunjukan staf yang akan
melaksanakan suatu tugas saat workflow engine menerbitkan suatu tugas baru
bagi divisi tersebut.

3. Process Modeling Tool & Form Builder


Sama seperti arsitektur BPMS saat ini, komponen ini berguna untuk membuat
diagram spesifiksi proses. Akan tetapi diagram yang dipergunakan adalah
diagram dengan pemodelan struktur organisasi, struktur data, proses bisnis
dan aplikasi khusus yang lengkap. Komponen ini juga dilengkapi kemampuan
untuk membangun form tugas bagi tugas unit tertentu.

4. Administration & Monitoring Tool


Komponen ini berguna untuk memasukkan parameter-parameter yang
diperlukan oleh workflow engine dan unit server dan menentukan daftar staf
dari suatu divisi. Komponen ini juga menyediakan fasilitas untuk memonitor
performansi pelaksanaan proses bisnis.

37
5. Workflow Client Application
Komponen ini berfungsi untuk mendaftarkan proses yang dapat diinstanisasi
oleh staff. Komponen ini juga mendaftarkan tugas-tugas yang telah ditugaskan
ke staf yang sedang membuka komponen ini dan menjalankan form untuk
tugas-tugas tersebut.

6. Internal & External Database


Komponen ini adalah server basis data yang terintegrasi dengan sistem
BPMS. Koneksi dan proses pembacaan dan penulisan data secara otomatis
dilakukan oleh sistem BPMS.

7. Remote API Function


Berupa kumpulan fungsi yang dapat dipanggil secara remot oleh subsistem-
subsistem internal BPMS. Fungsi-fungsi yang disediakan berada pada domain
fungsi untuk pembuatan dan pelaksanaan proses bisnis.

8. Unit Remote Function


Komponen yang berupa kumpulan fungsi untuk menghubungin server-server
unit yang dapat tersebar di tempat yang terpisah atau bahkan pada organisasi
yang berbeda.

9. Database Driver
Komponen ini adalah kumpulan fungsi untuk menghubungi database. Driver
yang dimiliki BPMS data ditambahkan sesuai dengan jumlah jenis database
yang ingin diintegrasikan kedalam sistem BPMS.

10. Application Driver


Komponen ini adalah kumpulan fungsi untuk menghubungi aplikasi lain
diluar sistem BPMS. Fungsi-fungsi yang terdapat di komponen ini dapat
ditambahkan sesuai dengan jumlah protokol aplikasi yang ingin diintegrasikan
di sistem BPMS.

38
11. Invoked External Application
Komponen ini adalah aplikasi eksternal yang dipanggil oleh workflow engine.

12. Other BPMS


Komponen ini adalah sistem BPMS lain yang dapat mempergunakan unit
server secara bersama-sama. Dengan menggunakan fitur ini juga maka
skalabilitas sistem menjadi semakin tinggi sebab memungkinkan
pendistribusian beban ke beberapa server yang berbeda lokasi atau
pemanggilan fungsi dari sistem di organisasi lain.

39

Anda mungkin juga menyukai