Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

SENI BUDAYA

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 2

Anggota Kelompok
1. Muhammad Rasya
2. Andi Muhammad Shafwan Faruq Utama
3. Farel Keiza Athaya
4. Hqi Al-hadid Makalalag
5. Anastasya Manika
6. Khalifah Nur Aziza Paputungan
7. Jihan Alisya
8. Nursifa Mokodenseho
9. Safrullah Masloman
10. Auliya Putri Raiyah
11. Tirsya Keyla Olola
“Good Rona, Bad Mona”
Tema : Pentingnya menjaga tali persaudaraan
Latar Tempat : SMP Putri Mulia
Penokohan / Karakter :
• Rona :Baik hati

• Mona :Licik

• Orang Tua Rona dan Mona

– Mama :Penyayang

– Papa :Bijaksana

• Bu Gia :Adil (Guru Kesenian)

• Teman Rona:Baik hati

– Tala

– Fasya

– Kinan

• Teman Mona:Licik

– Syila

– Mei

– Olla

Naskah Dialog
Suatu hari setelah lonceng berbunyi, siswi SMP Putri Mulia bergegas masuk ke kelas masing-masing.

Bu Gia : Anak-anak, hari ini Ibu akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok
terdiri dari 4 orang dan harus mengerjakan tugas yang sudah Ibu tentukan.

Setelah mengumumkan pembagian kelompok, Rona menjadi ketua dalam Grup 1 bersama Tala,
Fasya dan Kinan. Sedangkan Mona tergabung dalam Grup 2 bersama Syila, Mei dan Olla yang telah
menjadi sahabatnya sejak awal masuk sekolah.

Bu Gia :Oke, untuk masing-masing kelompok memiliki tugas yang sama, yaitu mengerjakan sebuah
lukisan dengan tema yang bebas. Apa ada pertanyaan?

Rona : Bu, batas akhir pengumpulan tugasnya kapan ya?

Bu Gia : Hari ini di akhir pelajaran nanti.

Mona : Dapet hadiah ga Bu? Hahaha males banget bikin lukisan ga ada keuntungannya.

Tala : Mon, kamu ga sopan banget sama Bu Gia, ayo minta maaf.

Syila : Eh jangan ikut campur deh, Tal!


Bu Gia : Sudah, sudah jangan diributkan. Oh ya Ibu lupa belum menjelaskan bahwa kelompok
dengan lukisan terbaik akan mendapat trophy dan hadiah menarik yang masih dirahasiakan. Ketua
grup juga akan mendapat reward special.

Mona : Asik, gitu dong Bu. Grup 2 pasti menang! Iya kan guys?

Mei : Ya iyalah Mon, secara kita seleranya tinggi, ga kayak grup yang lain. Hahaha.

Bu Gia : Sudah, tunjukkan saja kemampuan kalian maisng-masing dan jangan lupa kerjasama harus
kompak ya.

Semua : Iya Buuu…

Kemudian, Rona dan teman-temannya membahas konsep lukisan seperti apa yang akan dibuat,
begitu pula dengan Mona dan kawan-kawan.

Rona : Menurut kalian, seandainya tema lukisan kita tentang potret keluarga bahagia gimana?

Fasya : Aku setuju, Ron soalnya tema pemandangan pasti udah banyak diambil grup yang lain.

Kinan : Iya bener, tema keluarga kan jarang banget digambarkan ke dalam sebuah lukisan.

Tala : Aku juga setuju, terus backgroundnya sebuah rumah sederhana gitu pasti bagus deh hasilnya.

Rona : Oke kita harus buat semaksimal mungkin, ya. Kemenangan bukan hal utama tapi yang penting
kita harus tampilkan yang terbaik. Oke??!!

Grup 1 : Okeee!!!

Sengaja mendengar pembicaraan Grup 1, ide licikpun tercipta di benak Mona.

Mona : Guys, Rona punya ide bikin lukisan tentang keluarga bahagia gitu, gimana kalo kita bikin yang
mirip-mirip kayak mereka? (sambil berbisik)

Olla : Yakin lo, Mon? Nanti kalo bikinan kita lebih jelek gimana?

Syila : Duh please deh Olla, masa lo ga ngerti maksud Mona sih? Biarin aja lukisannya beda dikit,
yang penting tema dan konsepnya sama. Jadi kalo mereka yang menang, kita bisa klaim kalo Grup
mereka curi ide kita.

Mona : Nah itu dia maksud gue.

Olla : Oh gitu ya, ih Syila pinter banget.

Syila : Iyalah gue gituloh.

Mei : Oke, gua setuju banget. Dan gua jamin kita pasti menang!

Mona : Yup, semangat girls! Hahahaha.

Hari itupun berlalu, semuanya menanti hasil penjurian Bu Gia.

Bu Gia : Oke anak-anak, setelah Ibu lihat semua karya kalian sangat bagus dan menarik. Tapi hanya
ada satu grup yang menjadi pemenangnya, yaitu… Grup 1, selamat Rona, Tala, Fasya dan Kinan
kalian menjadi pemenangnya.

Mona : Ga bisa gitu Bu, coba Ibu perhatikan, lukisan mereka mirip dengan lukisan grup saya. Pasti
ada kecurangan Bu!
Bu Gia : Apa benar itu, Rona?

Rona : Tidak, Bu. Kami tidak melakukan kecurangan sedikitpun.

Saking geramnya dengan sikap Mona, akhirnya Tala, Fasya dan Kinan terpancing emosi sehingga
terjadi perdebatan dan perselisihan antara kedua grup tersebut.

Bu Gia : Sudah cukup! Ibu akan memanggil orang tua kalian besok atas kegaduhan dan kekacauan
ini.

Rona : Tapi Bu…

Bu Gia : Tidak ada pengecualian!

Keesokan harinya, kedua orang tua Rona dan Mona datang ke sekolah dengan panik dan kecewa. Di
samping itu, Tala, Fasya, Kinan, Syila, Olla dan Mei terkejut karena mengetahui bahwa Rona dan
Mona memiliki orang tua yang sama.

Papa : Rona, Papa kecewa sama kamu. Kenapa kamu sampai berbuat licik seperti ini?

Rona : Aku berani sumpah Pa, aku ga berbuat seperti itu. (sambil menangis)

Mama : Sudah Pa, mungkin hanya salah paham saja antara Rona dan Mona.

Tak tega melihat Rona dimarahi sang Ayah, Olla akhirnya berinisiatif membeberkan kejadian
sebenarnya pada Bu Gia di hadapan semua orang bahwa kelompoknya yang telah mencuri ide Rona.

Mona : La, lo mau jebak gue ya?

Olla : Maaf Mon, aku ga tega lihat Rona disalahkan atas perilaku kita.

Papa : Mona, kamu sadar kan bahwa perbuatan kamu ini salah?

Mona : Maaf Pa. Aku cuma pengen Papa dan Mama bangga sama aku, sama seperti Rona. Aku ga
suka dibanding-bandingkan dengan Rona. Rona memang segalanya untuk Papa dan Mama.

Mama :Mona, kamu dan Rona sama saja di mata Mama dan Papa, sayang.

Rona : Iya Mon, kita saudara. Bahkan saudara kembar. Sama sekali ga ada niatan aku buat bikin
Mama dan Papa lupain kamu. Kita semua sayang sama kamu, Mon.

Bu Gia : Oke semuanya kan sudah jelas, sebaiknya kita saling bermaafan dan menjadikan hal ini
sebagai pelajaran untuk kita semua karena persaudaraan sangat berarti di atas segalanya.

Dengan penuh haru, akhirnya Mona meminta maaf atas perilakunya kepada Rona. Begitu pula
dengan teman-teman yang lain. Papa dan Mama juga sepakat untuk tidak lagi membedakan
keduanya sehingga tidak ada perselisihan dan kesalahpahaman yang terjadi untuk kedua kalinya.

Anda mungkin juga menyukai